BAB 2 LANDASAN TEORI. sesuatu yang belum diketahui kepada user. bagi kehidupan manusia.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. sesuatu yang belum diketahui kepada user. bagi kehidupan manusia."

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi Informasi Pengertian Informasi Menurut McLeod (2007, p9), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti; biasanya informasi menjelaskan sesuatu yang belum diketahui kepada user. Menurut Kenneth C. Laudon (2004, p8), informasi adalah data yang sudah berubah menjadi suatu bentuk yang bermakana dan berguna bagi kehidupan manusia. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang diproses atau dikonversikan menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti untuk diketahui atau digunakan oleh pengguna Pengertian Sistem Informasi Menurut O Brien (2008, p4), Sistem informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari orang orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber daya data, dan peraturan serta prosedur yang mengumpulkan, mengambil, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. 8

2 9 Menurut Kenneth C. Laudon (2004, p8), sistem informasi dapat diartikan sebagai seperangkat komponen yang saling berkaitan yang mengumpulkan atau menerima, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi Pengertian Teknologi Informasi Menurut Sawyer dan Williams (2006, p3), teknologi informasi adalah istilah umum yang menjelaskan berbagai teknologi yang membantu untuk memproduksi, manipulasi, penyimpanan, komunikasi dan menyebarluaskan informasi. Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2003, p3), teknologi informasi adalah kumpulan dari komponen teknologi individu yang secara khusus diatur dalam komputer berbasis sistem informasi Infrastruktur Teknologi Informasi Hardware dan Software Menurut Haag, Cummings, dan McCubbrey (2005, p15), ada dua Kategori dasar dalam teknologi yaitu hardware dan software. Hardware terdiri dari peralatan fisik yang menyusun sebuah Komputer (sering dikenal dengan Sistem Komputer). Software adalah kumpulan instruksi instruksi yang menjalankan hardware untuk menyelesaikan tugas tertentu. Hardware dibagi menjadi 6 kategori, yaitu (1) input device, (2) output device, (3) storage device, (4) CPU dan RAM, (5) telecommunications device, (6) connecting device.

3 10 Input device adalah peralatan yang digunakan untuk memasukkan informasi dan perintah yang terdiri dari keyboard, mouse, touch screen, game controller, dan bar code reader. Output device adalah peralatan yang digunakan untuk melihat, mendengar, atau sebaliknya mengenali hasil dari permintaan proses informasi yang terdiri dari printer, monitor, dan speaker. Storage device adalah peralatan yang digunakan untuk menyimpan informasi yang digunakan di lain waktu terdiri atas hard disk, flash memory card, dan DVD, CPU adalah hardware yang mengartikan dan menjalankan sistem dan instruksi instruksi aplikasi software dan mengatur pengoperasian dari keseluruhan hardware. RAM adalah sebuah tempat sementara untuk informasi bekerja seperti halnya sistem, dan instruksi aplikasi software yang dibutuhkan oleh CPU sekarang ini. Telecommunications device adalah peralatan yang digunakan untuk mengirim informasi dan menerima informasi dari orang lain atau komputer lain dalam satu jaringan, contohnya: Modem. Connecting hardware termasuk hal hal seperti terminal paralel yang menghubungkan printer, kabel penghubung yang menghubungkan printer ke terminal paralel dan peralatan penghubung internal yang sebagaian besar termasuk alat pengantar untuk perjalanan informasi dari satu bagian hardware ke bagian lainnya. Ada dua tipe utama dari software, yaitu application dan system. Application software yang memungkinkan untuk

4 11 menyelesaikan masalah maslah spesifik atau menampilkan tugas tugas spesifik. System software yaitu menangani tugas tugas spesifik untuk mengelola teknologi dan mengatur interaksi dari keseluruhan peralatan teknologi. Di dalam system software ditemukan operating system software dan utility software. Operating system software adalah software sistem yang mengendalikan software aplikasi dan mengelola bagaimana peralatan hardware bekerja bersama sama. Utility software adalah software yang menyediakan tambahan fungsionalitas untuk mengoperasikan sistem software, seperti antivirus software, screen savers, disk optimization software Jaringan Menurut Turban, Rainer, Porter (2003, p178), sebuah jaringan Komputer, terdiri atas media komunikasi peralatan peralatan dan software yang dibutuhkan untuk menghubungkan dua atau lebih sistem komputer dan peralatan. Ada dua ukuran jaringan yang umum, yaitu: LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). MAN (Metropolitan Area Network) berada diantara dua ukuran tersebut. LAN menghubungkan dua atau lebih alat komunikasi hingga 2000 kaki (biasanya dalam gedung yang sama). Jadi setiap pengguna alat dalam jaringan memiliki potensi untuk berkomunikasi dengan alat lainnya. WAN termasuk jaringan regional yang terdiri atas kumpulan telepon

5 12 atau jaringan internasional seperti penyedia layanan komunikasi global, mungkin milik komersial, swasta, atau publik Internet, Intranet, Ekstranet Menurut Turban, Rainer, Porter (2003, p200), Internet adalah jaringan komputer terbesar di dunia yang menghubungkan komputer bisnis, konsumen, instansi pemerintah, sekolah dan organisai lainnya diseluruh dunia, yang menggunakan pertukaran informasi secara terbuka. Internet adalah jaringan pribadi yang menggunakan jaringan Internet dan perangkat lunak protokol TCP/IP, umumnya berupa, Internet swasta, atau segmen kelompok swasta dari jaringan Internet public. Sedangkan ekstranet adalah jaringan yang aman yang menghubungkan mitra bisnis dan intranet lewat Internet dengan menyediakan akses ke wilayah masing masing perusahaan; ekstranet merupakan perpanjangan dari Internet Risiko Pengertian Risiko Menurut Peltier (2001, p21), risiko adalah seseorang atau sesuatu yang membuat atau menyarankan sebuah bahaya. Menurut Djojosoedarso (2003, p2), menguraikan pengertian risiko antara lain: 1. Risiko adalah suatu variasi dari hasil hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M.H).

6 13 2. Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss) (A. Abas Salim). 3. Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarto). 4. Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan (Herman Darmawi). 5. Risiko adalah probabilitas sesuatu hasil/outcome yang berbeda dengan yang diharapkan (Herman Darmawi). Dari definisi definisi tersebut disimpulkan bahwa risiko merupakan sesuatu yang mungkin tidak terduga dan dapat menimbulkan kerugian yang dapat berupa material dan non material Jenis Jenis Risiko Menurut Djojosoedarso (2003, p3), risiko dapat dibedakan dengan berbagai macam cara antara lain: 1. Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan kedalam: a. Risiko yang tidak disengaja (risiko murni) adalah risiko yang apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja; misalnya risiko terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan, pengacauan, dan sebagainya. b. Risiko yang disengaja (risiko spekulatif) adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadi ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya, misalnya risiko utang piutang, perjudian, perdagangan berjangka (hedging), dan sebagainya.

7 14 c. Risiko fundamental adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau beberapa orang saja, tetapi banyak orang, seperti banjir, angin topan, dan sebagainya. d. Risiko khusus adalah risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil, dan sebagainya. e. Risiko dinamis adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti risiko keuangan dan risiko penerbangan luar angkasa. Kebalikannya adalah risiko statis, contohnya seperti risiko hari tua dan juga risiko kematian. 2. Dapat tidaknya risiko tersebut dialihkan kepada pihak lain, maka risiko dapat dibedakan ke dalam: a. Risiko yang dapat dialihkan depada pihak lain, dengan mempertanggungkan suatu objek yang akan terkena risiko kepada perusahaan asuransi, dengan membayar sejumlah premi asuransi, sehingga semua kerugian menjadi tanggungan (pindah) pihak perusahaan asuransi. b. Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat diasuransikan); umumnya meliputi semua jenis risiko spekulatif.

8 15 3. Menurut sumber/penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan ke dalam: a. Risiko intern yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti kerusakan aktiva karena ulah karyawan, kecelakaan kerja, kesalahan manajemen, dan sebagainya. b. Risiko ekstern yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti risiko pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan kebijakan pemerintah, dan sebagainya Karakteristik dan Wujud Risiko Menurut Djojosoedarso (2003, p3), karakteristik risiko merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa dan bila terjadi maka akan menimbulkan kerugian. Menurut Djojosoedarso (2003, p3), wujud dari risiko itu dapat bermacam macam, antara lain: 1. Berupa kerugian atas harta milik/kekayaan atau penghasilan, misalnya diakibatkan oleh kebakaran, pencurian, pengangguran dan sebagainya. 2. Berupa penderitaan seseorang, misalnya sakit/cacat karena kecelakaan. 3. Berupa tanggung jawab hukum, misalnya risiko dari perubahan atau peristiwa yang merugikan orang lain. 4. Berupa kerugian karena perubahan keadaan pasar, misalnya terjadi perubahan harga, perusahan selera konsumen dan sebagainya.

9 Penanggulangan Risiko Menurut Djojosoedarso (2003, p4), upaya upaya untuk menanggulangi risiko harus selalu dilakukan, sehingga kerugian dapat dihindari atau diminimumkan. Sesuai dengan sifat dan objek yang terkena risiko, ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk meminimumkan risiko kerugian, antara lain: 1. Melakukan pengecekan dan pengurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian. 2. Melakukan retensi, artinya mentolerir membiarkan terjadinya kerugian, dan untuk mencegah terganggunya operasi perusahaan akibat kerugian tersebut disediakan sejumlah dana untuk menanggulanginya. 3. Melakukan pengendalian terhadap risiko. 4. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain. Tugas dari manajer risiko adalah berkaitan erat dengan upaya memilih dan menentukan cara cara/metode yang paling efektif dalam penanggulangan risiko yang dihadapi perusahaan Risiko Teknologi Informasi Kategori Risiko Teknologi Informasi Menurut Hughes (2006, p36), dalam penggunaan teknologi informasi berisiko terhadap kehilangan informasi dan pemulihan yang tercakup dalam 6 kategori, yaitu:

10 17 1. Keamanan Risiko yang informasinya diubah atau digunakan oleh orang yang tidak berwenang. Misalnya saja kejahatan komputer, kebocoran Internet dan terorisme cyber. 2. Ketersediaan Risiko yang datanya tidak dapat diakses setelah kegagalan sistem, karena kesalahan manusia (human error), perubahan konfigurasi, dan kurangnya pengamanan arsitektur. 3. Daya pulih Risiko dimana informasi yang diperlukan tidak dapat dipulihkan dalam waktu yang cukup, setelah terjadi kegagalan dalam perangkat lunak atau keras, ancaman eksternal, atau bencana alam. 4. Performa Risiko dimana informasi tidak tersedia saat diperlukan, yang diakibatkan oleh arsitektur terdistribusi, permintaan yang tinggi dan topografi informasi teknologi yang beragam. 5. Daya skala Risiko yang perkembangan bisnis, pengaturan bottleneck, dan bentuk arsitekturnya membuatnya tidak mungkin menangani banyak aplikasi baru dan biaya bisnis secara efektif. 6. Ketaatan Risiko yang manajemen atau penggunaan informasi melanggar keperluan dari pihak pengatur. Yang dipersalahkan dalam hal ini

11 18 mencakup aturan pemerintah, panduan pengaturan perusahaan dan kebijakan internal Kelas Kelas Risiko Teknologi informasi Menurut Jordan dan Silcock (2005, p49), risiko risiko teknologi didefinisikan dalam 7 kelas, dimana pada setiap kasus, teknologi informasi dapat juga melakukan kesalahan, tetapi konsekuensi konsekuensi dapat berakibat negatif bagi bisnis. Kelas kelas risiko, yaitu: 1. Projects Failing to deliver. Risiko ini bersangkutan dengan gagalnya suatu proyek TI. Beberapa contoh dari gagalnya penyampaian proyek adalah menyelesaikan proyek yang ada telat/tidak pada waktunya, sumber daya dan biaya yang dikonsumsi dalam penyelesaian proyek besar sehingga tidak efisien, mengganggu proses bisnis selama proses implementasi, dan juga fungsi dari proyek tidak sesuai dengan keinginan dari yang diharapkan user. 2. IT Service Continuity When business operations go off the air. Risiko ini berhubungan dengan pelayanan TI yang ketinggalan jaman dan tidak dapat diandalkan sehingga menganggu proses bisnis yang sedang berjalan. Biasanya berhubungan dengan sistem operasional dan produksi perusahaan serta kemampuan mereka untuk menyediakan kebutuhan dari user.

12 19 3. Information Assets Failing to protect and preserve. Risiko ini berhubungan khusus dengan kerusakan, kehilangan dan eksploitasi aset informasi yang ada dalam sistem. Dampaknya bisa sangat fatal bagi perusahaan, contohnya informasi yang penting bisa dicuri oleh perusahaan kompetitor, detail dari kartu kredit dapat dilihat oleh pihak yang tidak berwenang, sehingga dengan demikian akan merusak hubungan antara pelanggan dengan perusahaan. Ini tentunya akan sangat merugikan perusahaan. 4. Service Providers and Vendors Breaks in the IT value chain. Risiko ini berhubungan dengan kemampuan dari provider dan vendor. Bila mereka gagal dalam menyediakan pelayanan yang baik bagi kita, maka akan berdampak signifikan bagi sistem TI perusahaan. Dampak lainnya berhubungan dengan dampak jangka panjang, seperti kekurangan dalam penyediaan layanan TI bagi user perusahaan tersebut. 5. Applications Flaky systems. Risiko ini berhubungan dengan kegagalan aplikasi TI yang diterapkan. Aplikasi biasanya berinteraksi dengan user dan dalam suatu perusahaan biasanya terdapat kombinasi antara software paket dan software buatan yang diinteragrasikan menjadi satu. 6. Infrastructure Shaky foundations. Risiko ini berhubungan dengan kegagalan dalam infrastruktur TI. Infrastuktur adalah suatu nama yang umum bagi komputer maupun jaringan yang sedang dipakai dan berjalan di perusahaan tersebut. Di

13 20 dalam infrastruktur juga termasuk software, seperti Operation System dan Database Management System. Kegagalan infrastruktur TI bisa bersifat permanen, ketika suatu komponen terbakar, dicuri, rusak maupun koneksi jaringannya sedang putus, maka dampak dari kegagalan tersebut tergantung dari ketahanan sistem yang ada. Aplikasi terdapat sistem yang sudah tidak cocok dengan model yang baru, maka sistem tersebut perlu digantikan. Apabila risiko ini dapat digantikan secara rutin, maka itu merupakan suatu perencanaan jangka panjang yang baik. 7. Strategic and Emergent Disabled by IT. Risiko ini berhubungan dengan kemampuan TI untuk memberitahukan strategi bisnis yang dilakukan. Dampak dampak yang tidak langsung tetapi sangat signifikan dalam pelaksanaan bisnis secara luas. Risiko merupakan kemampuan dari perusahaan untuk terus bergerak maju ke arah visi strategi. Untuk tetap kompetitif diperlukan kemajuan TI untuk dipahami dan dicocokkan dengan potensi kesempatan eksploitasi bagi bisnis Langkah Pemecahan Risiko Teknologi Informasi Menurut Jordan dan Silcock (2005, p6), ada tiga langkah kunci dalam membuat risiko informasi teknologi berjalan untuk anda, dalam menempatkan diri anda dalam satu posisi dimana anda dapat hidup dengan risiko:

14 21 1. Anda perlu menempatkan kepemimpinan dan manajemen yang tepat pada tempatnya melalui teknologi informasi dan kerangka cara pengaturan risiko. 2. Anda perlu menggabungkan cara anda mengurus risiko informasi teknologi dengan mengadopsi sebuah pendekatan manajemen atas surat yang proaktif. 3. Anda perlu mengatur kompleksitas dengan secara aktif mengatur setiap jenis risiko informasi teknologi Manajemen Risiko Teknologi Informasi Pengertian Manajemen Risiko Menurut Alberts, C dan Dorofee, A (2004, p8), manajemen risiko adalah proses yang berkelanjutan dalam mengenal risiko dan mengimplementasikan rencana untuk menunjuknya. Menurut Djojosoedarso (2003, p4), manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin, dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko. Program manajemen risiko dengan demikian mencakup tugas tugas, seperti: 1. Mengidentifikasi risiko risiko yang dihadapi. 2. Mengukur atau menetukan besarnya risiko tersebut. 3. Mencari jalan untuk menghadapi atau menanggulangi risiko.

15 22 4. Menyusun strategi untuk memperkecil ataupun mengendalikan risiko. 5. Mengkoordinir pelaksanaan penaggulangan risiko serta mengevaluasi program penanggulangan risiko yang telah dibuat Fungsi fungsi Pokok ManaJemen Risiko Menurut Djojosoedarso (2003, p14), fungsi pokok menajemen risiko terdiri dari: 1. Menemukan Kerugian Potensial Artinya berupaya untuk menemukan atau mengidentifikasi seluruh risiko murni yang dihadapi perusahaan, yang meliputi: a. Kerusakan fisik dari harta kekayaan perusahaan. b. Kehilangan pendapatan atau kerugian lainnya akibat terganggunya operasi perusahaan. c. Kerugian akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain. d. Kerugian kerugian yang timbul karena penipuan, tindakan tindakan kriminal lainnya, tidak jujurnya karyawan. e. Kerugian kerugian yang timbul akibat karyawan kunci (key men) meninggal dunia, sakit atau cacat. 2. Mengevaluasi Kerugian Potensial Artinya melakukan evaluasai dan penilaian terhadap semua kerugian potensial yang dihadapi oleh perusahaan. Evaluasi dan penilaian ini akan meliputi perkiraan mengenai: a. Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian, artinya memperkirakan jumlah kemungkinan terjadinya kerugian selama

16 23 suatu periode tertentu atau berapa kali terjadinya kerugian tersebut selama suatu priode tertentu. b. Besarnya bahaya dari tiap tiap kerugian, artinya menilai besarnya kerugian yang diderita, yang biasanya dikaitkan dengan besarnya pengaruh kerugian tersebut, terutama terhadap kondisi finansial perusahaan. 3. Memiliki teknik/cara yang tepat atau menentukan suatu kombinasi dari teknik teknik yang tepat guna menanggulangi kerugian. Pada pokoknya ada empat cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi risiko, yaitu mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi, mengasuransikan, dan menghindari. Tugas dari manajer risiko adalah memilih satu cara yang paling tepat untuk menanggulangi suatu risiko atau memilih suatu kombinasi dari cara cara yang paling tepat untuk menanggulangi risiko Manajemen Identifikasi Risiko Menurut Bandyopadhyay dan Mykytyn (1999, p437), langkah awal pada pengenalan risiko adalah dengan menentukan lingkungan teknologi informasi. Lingkugan teknologi informasi terdiri dari tiga tingkat: 1. Tingkat Aplikasi Tingkat aplikasi berkonsentrasi pada risiko teknis atau kegagalan implementasi aplikasi informasi teknologi, risiko seperti ini dapat timbul dari sumber internal dan eksternal. Ancaman

17 24 eksternal adalah bencana alam, tindakan kompetitor, hacker, dan virus komputer. Ancaman internal kepada aset teknologi informasi dapat datang dari akses fisik berotoritas atau tanpa otoritas yang mengakibatkan penyalahgunaan sistem. Ancaman ancaman ini dapat merusak atau menghancurkan aset informasi teknologi seperti perangkat keras, perangkat lunak, data, personil, atau fasilitas. Sebuah studi empiris pada keamanan komputer mengungkapkan bahwa, pada tingkat aplikasi, manajer manajer menganggap bencana alam dan tindakan kecelakaan pegawai sebagai risiko dengan tingkat besar. Mereka juga melihat lingkungan komputer mainframe lebih aman dari pada lingkungan mikrokomputer. 2. Tingkat Organisasi Pada tingkat organisasi, fokusnya adalah pada pengaruh informasi teknologi di semua bagian fungsional organisasi daripada bagian aplikasi yang terisolasi. Bisnis bisnis menempatkan informasi teknologi secara bertingkat pada tingkat organisasi untuk mencapai keuntungan kompetitif. Ketergantungan yang semakin berkembang tehadap teknologi informasi demi mendapatkan keuntungan strategi untuk organisasi dapat membuat organisasi menjadi sasaran berbagai jenis risiko.

18 25 3. Tingkat Interorganisasi Pada tingkat interorganisasi, fokusnya adalah pada risiko teknologi informasi pada organisasi yang beroperasi pada lingkungan jaringan. Penggunaan teknologi informasi yang paling mutakhir dan kuat sekarang ini mencakup jaringan yang melewati batasan organisasi. Ini adalah sistem informasi otomatis yang dibagi oleh dua organisasi atau lebih. Perkembangan pada pemakaian sistem interorganisasi (Inter organization Systems IOS) belakangan ini telah meningkatkan produktivitas fleksibilitas, dan tingkat kompetitif Implementasi Kemampuan Manajemen Risiko Teknologi Informasi Menurut Jordan dan Silcock (2005, p60), kemampuan manajemen risiko teknologi informasi yang efektif adalah kemampuan manajemen yang memenuhi kebutuhan bisnis, dimana elemen desain penting yang harus dipertimbangkan adalah: 1. Strategi dan Kebijakan Strategi strategi dan kebijakan kebijakan manajemen risiko teknologi informasi diperlukan untuk menentukan tujuan dari manajemen risiko teknologi informasi secara keseluruhan, membangun priotitas dan pentingnya manajemen risiko teknologi informasi, memastikan cakupan area yang potensial dari risiko teknologi informasi dan menyediakan landasan peraturan dan prinsip prinsip untuk mengelola risiko. Kebijakan manajemen risiko teknologi informasi harus didokumentasi secara resmi dan didukung

19 26 oleh tim tata kelola teknologi informasi dan dikomunikasikan secara aktif kepada seluruh organisasi. 2. Peran dan Tanggung Jawab Peran perlu ditentukan terlebih dahulu dan sesudah itu orang yang tepat yang harus dipilih dan ditempatkan untuk melakukan peran tersebut. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah: a. Pemisahan tugas: untuk memastikan bahwa setiap peran kelas risiko independen menjalankan pemantauan dan melakukan tinjauan ulang. b. Menyeimbangkan kebutuhan masukan untuk spesialis: kontribusi pengertian proses, sistem dan risiko spesifik, pembuatan keputusan manajerial mempertimbangkan semua faktor dan menentukan tindakan. c. Mencocokan peran manajemen risiko teknologi informasi ke dalam struktur dimana dia seharusnya ditempatkan. Misalnya, aktivitas perawatan manajemen risiko teknologi informasi harus sejalan dengan manajer proyek untuk risiko proyek. d. Membuat peran manajemen risiko teknologi informasi yang baru ketika dibutuhkan, misalnya lintas fungsional bisnis dengan koordinasi peran secara berkelanjutan. e. Mengalokasikan tanggung jawab bersama jika diperlukan dan memastikan semua tempat telah diambil.

20 27 3. Proses dan Pendekatan Siklus hidup manajemen risiko memiliki beberapa langkah, yang dikembangkan dengan beberapa langkah yang berbeda untuk berbagai jenis risiko: a. Identifikasi/Penemuan Mendapatkan risiko teknologi informasi berdasarkan radar dari manajemen. b. Penilaian/analisis Mengerti risiko teknologi informasi dalam konteks tas surat keseluruhan risiko teknologi informasi dan menilai kemungkinan munculnya dan pengaruhnya pada bisnis. c. Perawatan Menentukan pilihan terbaik dari beberapa langkah tindakan yang memungkinkan untuk mengatasi risiko, merencanakan, dan menyelesaikan tindakan yang diperlukan. d. Pengamatan dan peninjauan Menindaklanjuti untuk memastikan apa yang direncanakan itu dikerjakan dan mengerti perubahan yang ada pada risiko teknologi informasi. 4. Orang dan Kinerja Manajemen risiko teknologi informasi juga tentang orang dan kinerja mereka. Kemampuan dan pengetahuan dari orang orang dalam manajemen risiko teknologi harus dikembangkan dan dipelihara. Pengembangan dan pemeliharaan ini memerlukan beberapa kombinasi pendidikan dan pelatihan penanggulangan risiko teknologi informasi sesuai dengan peran dan tanggung jawab yang ada.

21 28 5. Implementasi dan Pengembangan Orang tidak hanya akan menerima cara baru dalam pengelolaan risiko teknologi informasi tanpa pernah diberitahu mengapa diperlukan. Sebuah cerita yang meyakinkan pentingnya hal tersebut untuk organisasi dan apakah itu penting untuk organisasi Metode Pengukuran Risiko Teknologi Informasi Menurut Maulana dan Supangkat (2006, p121), terdapat banyak metode yang bisa digunakan dalam penerapan manajemen risiko teknologi informasi, diantaranya menggunakan metode OCTAVE. Metode OCTAVE memiliki varian yang lebih sederhana yang dikenal dengan nama OCTAVE S Pengertian OCTAVE S Menurut Alberts, Dorofee, Stevens, dan Woody. (2005, p5), OCTAVE S adalah bentuk evaluasi risiko keamanan informasi yang bersifat self directing. Metode ini memerlukan sebuah tim analisis untuk memeriksa risiko risiko keamanan terhadap aset kritis organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tujuan bisnis, pada akhirnya melibatkan strategi perlindungan dan rencana mitigasi risiko berbasis aset, pada tingkat organisasional. Dengan mengimplementasikan hasil dari OCTAVE S, sebuah organisasi dapat secara lebih baik melindungi semua aset terkait informasi dan meningkatkan posisi keamanan secara keseluruhan.

22 Fase, Proses, dan Aktivitas OCTAVE S OCTAVE S didasarkan pada tiga fase seperti yang dijelaskan pada kriteria OCTAVE [Alberts 01b], meskipun jumlah dan urutan aktivitasnya berbeda Fase 1: Membangun Profil Ancaman Berbasis Aset Fase 1: Membangun Profil Ancaman Berbasis Aset Proses S1: Mengidentifikasi Informasi Organisasi S1.1: Membangun Kriteria Evaluasi Dampak S1.2: Mengidentifikasi Aset Organisasi S1.3: Mengevaluasi Praktik Keamanan Proses S2: Menciptakan Profil Ancaman S2.1: Memilih Aset Kritis S2.2: Mengidentifikasi Kebutuhan Keamanan untuk Aset Kritis S2.3: Mengidentifikasi Ancaman terhadap Aset Kritis Gambar 2.1 Fase ke 1 OCTAVE S Fase pertama adalah evaluasi aspek organisasional. Pada fase ini, tim analisis mendefinisikan kriteria evaluasi dampak yang akan digunakan nantinya untuk mengevaluasi risiko. Fase ini juga mengidentifikasi aset kritis perusahaan dan mengevaluasi praktik keamanan yang ada di organisasi. Tim analis menyelesaikan semua tugasnya, dan mengumpulkan informasi hanya jika dibutuhkan. Tim analis lalu memilih tiga hingga lima aset kritis untuk dianalisa secara mendalam, berdasarkan

23 30 kepentingan relatifnya terhadap organisasi. Akhirnya, tim analis mendefinisikan kebutuhan keamanan dan membuat profil ancaman untuk setiap aset kritis Fase 2: Identifikasi Kerentanan Infrastruktur Fase 2: Identifikasi Kerentanan Infrastruktur Proses S3: Memeriksa Infrastruktur Komputer dalam Hubungannya dengan Aset Kritis S3.1: Memeriksa Jalur Akses S3.2: Menganalisa Proses Terkait Teknologi Gambar 2.2 Fase ke 2 OCTAVE S Pada fase ini, tim analis melakukan kaji ulang tingkat tinggi atas infrastruktur komputer di organisasi, berfokus pada keadaan dimana keamanan diperhatikan oleh pemelihara infrastruktur. Tim analis pertama tama menganalisa bagaimana orang orang menggunakan infrastruktur komputer untuk mengakses aset kritis, melibatkan kelas komponen kunci sebagaimana siapa yang bertanggungjawab untuk mengkonfigurasikan dan merawat komponen komponen itu. Tim analis lalu memeriksa keadaan dimana setiap pihak yang bertanggungjawab memasukkan keamanan dalam proses dan praktik teknologi informasinya.

24 Fase 3: Membangun Strategi dan Rencana Keamanan Fase 3: Mengembang kan Strategi dan Rencana Keamanan Proses S4: Mengidentifikasi dan Menganalisa Risiko S4.1: Mengevaluasi Dampak dari Ancam an S4.2: Membangun Kriteria Evaluasi Probabilitas Proses S5: Mengembangkan Strategi Perlindungan dan Rencana Mitigasi S5.1: Mendeskripsikan Strategi Perlindungan Sekarang S5.2: Memilih Pendekatan Mitigasi S5.3: Membangun Rencana Mitigasi Risiko S5.4: Mengidentifikasi Perubahan terhadap Strategi Perlindungan S5.5: Mengidentifikasi Langkah Selanjutnya Gambar 2.3 Fase ke 3 OCTAVE S Pada fase ketiga, tim analisis mengidentifikasi risiko dari aset kritis organisasi dan memutuskan apa yang akan dilakukan terhadapnya. Berdasarkan analisis dari informasi yang terkumpul, tim analis membuat strategi perlindungan untuk organisasi dan rencana mitigasi untuk mengatasi risiko aset kritis. Kertas kerja OCTAVE S yang digunakan di fase ketiga ini sangat terstruktur dan terhubung ketat kepada katalog praktik OCTAVE [Alberts 01c], membuat tim analis dapat mengkaitkan rekomendasinya untuk pengembangan menuju tolok ukur praktik keamanan yang disetujui.

25 32 Dari uraian tahap, proses dan aktivitas diatas, dapat dilihat penjabaran tiga puluh langkah OCTAVE S yang terdapat pada lampiran L1 sampai L6.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi informasi 2.1.1 Pengertian Informasi Menurut Turban (2003, p15), informasi adalah sebuah kumpulan dari data yang terorganisir dari berbagai cara yang bermanfaat bagi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko:

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: PENDAHULUAN Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: 1) Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya. 2) Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN.

PENDAHULUAN. PENDAHULUAN Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: 1) Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya. 2) Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi

Lebih terperinci

PENGERTIAN INVESTASI

PENGERTIAN INVESTASI MATERI 1 1 PENGERTIAN INVESTASI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. DEFINISI INVESTASI Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dengan penelitian kami. Oleh sebab itu kami membahas beberapa teori yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. dengan penelitian kami. Oleh sebab itu kami membahas beberapa teori yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Informasi Teknologi informasi merupakan salah satu variabel yang berhubungan dengan penelitian kami. Oleh sebab itu kami membahas beberapa teori yang menjelaskan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Informasi Menurut Laudon dan Laudon (2010) informasi adalah data yang telah dibuat ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.

Lebih terperinci

RESIKO DALAM ASURANSI

RESIKO DALAM ASURANSI RESIKO DALAM ASURANSI PENGERTIAN RISIKO Arthur Williams dan Richard, M.H Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode waktu tertentu. A.Abas Salim Risiko adalah ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadinya beberapa ancaman yang mudah menyerang. untuk mengurangi risiko. Sedangkan, menurut Dorfman (2004, p.

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadinya beberapa ancaman yang mudah menyerang. untuk mengurangi risiko. Sedangkan, menurut Dorfman (2004, p. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Manajemen Risiko 2.1.1 Pengertian Risiko Menurut Peltier (2001, p. 21), risiko merupakan kemungkinan terjadinya beberapa ancaman yang mudah menyerang. 2.1.2 Manajemen Risiko

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT Informasi Komersial Bisnis, kami mengolah data berdasarkan wawancara kepada

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem IT dan internet, maka risiko dalam sistem-sistem

Lebih terperinci

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah resiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan,

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah resiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan, Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah resiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan, risiko terkena banjir dimusim hujan dan sebagainya, dapat

Lebih terperinci

ASPEK RESIKO. aderismanto01.wordpress.com

ASPEK RESIKO. aderismanto01.wordpress.com ASPEK RESIKO Istilah resiko dalam manajemen mempunyai berbagai makna. Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu atau probabilitas sesuatu hasil/outcome yang

Lebih terperinci

BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI

BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu atau probabilitas sesuatu hasil/outcome yang ebrbeda dengan yang diharapkan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

MEMAHAMI INVESTASI, RESIKO, & RETURN. Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi.

MEMAHAMI INVESTASI, RESIKO, & RETURN. Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi. MEMAHAMI INVESTASI, RESIKO, & RETURN Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi. PENGERTIAN INVESTASI Semua pengorbanan sumberdaya (finansial/ non finansial) saat ini untuk mendapatkan manfaat di masa yang akan

Lebih terperinci

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: Fakultas 04PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut O brien (2006,p113), sistem informasi rangkaian orang, prosedur dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi didalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan

Lebih terperinci

MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI

MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI Pengertian Risiko Sesuatu yang buruk (tidak diinginkan), baik yang sudah diperhitungkan maupun yang belum diperhitungkan, yang merupakan suatu akibat dari suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. input serta menghasilkan output dalam proses transformasi teratur. Sistem mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI. input serta menghasilkan output dalam proses transformasi teratur. Sistem mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2008,p24), didefinisikan sistem sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan dengan batasan yang jelas, bekerja bersama

Lebih terperinci

BAB Manajemen Proyek Teknologi Informasi

BAB Manajemen Proyek Teknologi Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Proyek Teknologi Informasi Dalam setiap perusahaan pasti memiliki suatu usaha yang bersifat sementara untuk memajukan perusahaan tersebut, hal itu dinamakan proyek.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang memainkan peranan yang vital dan sangat membantu dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang memainkan peranan yang vital dan sangat membantu dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi teknologi, termasuk juga sistem informasi berbasis internet, saat ini merupakan suatu hal yang memainkan peranan yang vital dan sangat membantu dalam memperluas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah definisi-definisi yang terdapat pada skripsi ini:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah definisi-definisi yang terdapat pada skripsi ini: 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi-definisi Berikut ini adalah definisi-definisi yang terdapat pada skripsi ini: Analisa Risiko (Peltier, 2001, p21) adalah proses mengidentifikasi asset dan ancaman, memprioritaskan

Lebih terperinci

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa 1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa bumi Badai angin, dan perang 2. Ancaman karena kesalahan

Lebih terperinci

KOMPUTER SEBAGAI ALAT PEMECAHAN MASALAH

KOMPUTER SEBAGAI ALAT PEMECAHAN MASALAH KOMPUTER SEBAGAI ALAT PEMECAHAN MASALAH Arsitektur Komputer Komputer merupakan sebuah sistem, kombinasi beberapa komponen yang saling berhubungan yang melaksanakan fungsi dasar sistem, yaitu masukan, keluaran,

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS 4.1 Perencanaan Audit Sebelum melakukan audit terhadap sistem aplikasi penjualan kredit di PT. Rodamas, kami terlebih dahulu membuat

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu 73 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Risiko Teknologi Informasi PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu pengerjaan proyek-proyek teknologi informasi dari perusahaan lain.

Lebih terperinci

Standar Internasional ISO 27001

Standar Internasional ISO 27001 Standar Internasional ISO 27001 ISO 27001 merupakan standar internasional keamanan informasi yang memuat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam usaha menggunakan konsepkonsep keamanan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Informasi Menurut Williams dan Sawyer, teknologi informasi adalah setiap teknologi yang membantu, menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, berkomunikasi, dan/atau menyebarkan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah

Lebih terperinci

INFRASTRUCTURE SECURITY

INFRASTRUCTURE SECURITY INFRASTRUCTURE SECURITY 1 WHAT S INFRASTRUCTURE?? Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem sebagai

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, Muchlis, S.Kom., M.Si Ketua Tim Standar Sistem Informasi Yeni Yuliana, S.Sos.I., M.Pd.I Ariansyah, S.Kom., M.Kom Ketua Penjaminan

Lebih terperinci

Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem

Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem 1 Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Desain Sistem Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Desain Sistem Setelah tahap analisis selesai, maka analis sistem mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Setelah itu tiba waktunya

Lebih terperinci

Kerangka Lecture. Perangkat Keras Komputer. Dasar-Dasar Pemrosesan Komputer, Database & Komunikasi Data

Kerangka Lecture. Perangkat Keras Komputer. Dasar-Dasar Pemrosesan Komputer, Database & Komunikasi Data Dasar-Dasar Pemrosesan Komputer, Database & Komunikasi Data Yudi Agusta, PhD Sistem Informasi Manajemen, Lecture 08 Kerangka Lecture Perangkat Keras Komputer Perangkat Lunak Komputer Database, Pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI A. Definisi Risiko RISIKO adalah : a. Risiko adalah kans kerugian b. Risiko adalah kemungkinan kerugian c. Risiko adalah ketidak pastian d. Risiko adalah penyimpangan kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR PERANGKAT KERAS KOMPUTER

BAB I PENGANTAR PERANGKAT KERAS KOMPUTER BAB I PENGANTAR PERANGKAT KERAS KOMPUTER - 1 - Bab ini membahas tentang struktur dasar komputer yang meliputi unit dasar yang membentuk sistem komputer, dan jenis-jenis komputer yang ada. 1.1 STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

PSI-SESI 4. Sistem Informasi Berbasis Komputer (bag.2)

PSI-SESI 4. Sistem Informasi Berbasis Komputer (bag.2) PSI-SESI 4 Sistem Informasi Berbasis Komputer (bag.2) REVIEW SISTEM DAN INFORMASI SISTEM adalah suatu totalitas himpunan bendabenda atau bagian-bagian yang satu sama lain berhubungan sedemikian rupa, sehingga

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

Waktu yang lebih efisien. Lebih Aman. Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network

Waktu yang lebih efisien. Lebih Aman. Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network Mengapa memahami dan memilih Tool Manajemen network begitu penting? antara pemakaian dan performa berbagai macam tool manajemen network dalam grafik ditunjukkan

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD

PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD SPMI UBD Universitas Buddhi Dharma Jl. Imam Bonjol No. 41 Karawaci, Tangerang Telp. (021) 5517853, Fax. (021) 5586820 Home page : http://buddhidharma.ac.id Disetujui

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 2 SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

PERTEMUAN KE 2 SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER PERTEMUAN KE 2 SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. PENGANTAR Dewasa ini sistem informasi berbasis komputer sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sangat memerlukan informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara etimologis, kata teknologi berasal dari dua kata yaitu techno yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara etimologis, kata teknologi berasal dari dua kata yaitu techno yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Teknologi Secara etimologis, kata teknologi berasal dari dua kata yaitu techno yang berarti seni, dan logia (logos) yang berarti ilmu, teori. Jack Febrian (2000,p1),

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan. 97 BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI Pengendalian terhadap sistem informasi dalam suatu perusahaan adalah penting untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional

Lebih terperinci

RESUME PAPER PENGUKURAN RESIKO TEKNOLOGI INFORMASI (TI) DENGAN METODE OCTAVE-S

RESUME PAPER PENGUKURAN RESIKO TEKNOLOGI INFORMASI (TI) DENGAN METODE OCTAVE-S RESUME PAPER PENGUKURAN RESIKO TEKNOLOGI INFORMASI (TI) DENGAN METODE OCTAVE-S Disusun Oleh: Amalyanda Azhari 1111010079 LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Peran

Lebih terperinci

BAB 11 E-BUSINESS DAN E-COMMERCE

BAB 11 E-BUSINESS DAN E-COMMERCE BAB 11 E-BUSINESS DAN E-COMMERCE E-BUSINESS vs E-COMMERCE E-BUSINESS adalah proses bisnis yang dilaksanakan dengan memanfaatkan TI, terutama teknologi jaringan dan komunikasi, baik untuk proses internal

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN. Keberadaan Departemen Komunikasi dan Informatika (DepKementrian

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN. Keberadaan Departemen Komunikasi dan Informatika (DepKementrian BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran umum organisasi Gambaran organisasi mengenai latar belakang, visi dan misi, yang diperoleh pada saat wawancara tanggal 07 November

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALIS IS HAS IL PENGUKURAN RIS IKO TI

BAB 4 ANALIS IS HAS IL PENGUKURAN RIS IKO TI BAB 4 ANALIS IS HAS IL PENGUKURAN RIS IKO TI 4.1. Latar Belakang Pembahasan Dalam mengumpulkan data data yang dibutuhkan, kami melakukan wawancara dengan asisten direktur, (Ibu Irma) dan manajer TI (Bpk.

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan

Lebih terperinci

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Oleh: Wahyu Nurjaya WK, S.T., M.Kom. Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan. 2.

Lebih terperinci

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

Penganalan Routing dan Packet Forwarding Penganalan Routing dan Packet Forwarding Pengenalan Routing dan Packet Forwarding Pada saat ini jaringan komputer memiliki peran yang signifikan pada kehidupan manusia, jaringan komputer mengubah cara

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

KOMPUTER SEBAGAI ALAT BANTU PADA SISTEM INFORMASI

KOMPUTER SEBAGAI ALAT BANTU PADA SISTEM INFORMASI KOMPUTER SEBAGAI ALAT BANTU PADA SISTEM INFORMASI KOMPONEN POKOK HARDWARE KOMPUTER 1. INPUT 2. PEMROSES 3. PENYIMPANAN 4. OUTPUT INPUT DEVICE Peralatan yang berfungsi untuk memasukkan data kedalam komputer.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan

Lebih terperinci

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi.

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi. Danny Kriestanto 2 Pengantar Jaringan Komputer Konsep Jaringan Komputer Sesi 1 Pengantar Jaringan Komputer Klasifikasi Jaringan Komputer Terminologi Jaringan Komputer Komponen Jaringan Komputer Kode MK

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN

12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN 12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN Untuk mengkoordinasi pemrosesan yang sedang berjalan di seluruh area produksi Manajer Operasi Perencanaan dan Pengembangan ( Penjadwal ) Pengontrol Operasi Supervisor Pengembangan

Lebih terperinci

dalam teknologi informasi dan komunikasi Siswa dapat menunjukkan PENGENALAN KOMPUTER

dalam teknologi informasi dan komunikasi Siswa dapat menunjukkan PENGENALAN KOMPUTER Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pengenalan Komputer Mengenal perangkat Siswa dapat memahami dalam teknologi informasi keras (hardware) perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak dan perangkat

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNOLOGI KOMPUTER

PENGENALAN TEKNOLOGI KOMPUTER PENGENALAN TEKNOLOGI KOMPUTER Komputer berasal dari bahasa latin computare yang mengandung arti menghitung Penggolongan Komputer a. Berdasarkan Data Yang Diolah 1. Komputer Analog 2. Komputer Digital 3.

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 MKK-3161 E-BisnisE INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 Infrastruktur Dasar E-Bisnis Infrastruktur e-bisnis adalah arsitektur hardware, software, konten dan data yang digunakan untuk memberikan layanan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard. BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis dan Penjelasannya 1.1 Tahapan dalam Sistem Tahapan proses dalam sistem mencakup langkah-langkah berikut : 1. Menentukan skor atas jawaban dari pengguna mengenai

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR

SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR Infrastruktur informasi terdiri dari fasilitas fisik, jasa, dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputasi secara bersama dalam suatu organisasi.

Lebih terperinci

Mengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak

Mengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak Fakultas Teknik Prodi Teknik Informatika UNP PGRI KEDIRI 1 Mengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak RONY HERI IRAWAN Mengelola aset-aset Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Mengelola aset-aset

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

DASAR SISTEM DALAM BISNIS

DASAR SISTEM DALAM BISNIS DASAR SISTEM DALAM BISNIS SISTEM INFORMASI Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan (O Brien dan Marakas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem dan Definisi Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih

Lebih terperinci

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA (LKM)

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA (LKM) LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA (LKM) Program Studi : Matematika/Pend matematika Mata kuliah : Pengantar Ilmu Komputer Pokok Bahasan : Jaringan Komputer Waktu : 2 x 50 menit Standar Kompetensi : Setelah mengikuti

Lebih terperinci

PERATURAN TERKAIT PENGENDALIAN INTERNAL

PERATURAN TERKAIT PENGENDALIAN INTERNAL REGULASI PERATURAN TERKAIT PENGENDALIAN INTERNAL Kondisi global teknologi dan bisnis memaksa adanya standar dan regulasi yang mengatur bagaimana perusahaan bekerja dan pembagian informasi. Baik nasional,

Lebih terperinci

RESUME BUKU MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM 10/e CHAPTER 14: ENTERPRISE AND GLOBAL MANAGEMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY

RESUME BUKU MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM 10/e CHAPTER 14: ENTERPRISE AND GLOBAL MANAGEMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY RESUME BUKU MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM 10/e CHAPTER 14: ENTERPRISE AND GLOBAL MANAGEMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TAKE HOME TEST NOMOR 4 CAHYO DWI SULISTIYO

Lebih terperinci

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc MAKALAH KEAMANAN INFORMASI Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar 2110155027 Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc Pendahuluan Informasi merupakan aset yang sangat penting bagi Instansi penyelenggara

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Manajemen berkepentingan dalam menyediakan sistem informasi yang menyeluruh dan terintegrasi untuk mengambil keputusan berbagai tingkatan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Dalam melakukan manajemen risiko pada PT Saga Machie, penulis mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

Lebih terperinci

ELEKTRONIK DATA PROCESSING TEKNOLOGI KOMPUTER

ELEKTRONIK DATA PROCESSING TEKNOLOGI KOMPUTER ELEKTRONIK DATA PROCESSING TEKNOLOGI KOMPUTER Pertemuan 2 Tambahan SIM Alat Input : Alat input langsung : yaitu input yang dimasukkan langsung diproses oleh CPU, tanpa lewat suatu media lainnya lagi Keyboard

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

O JUDUL UNIT

O JUDUL UNIT KODE UNIT : O.842340.007.01 JUDUL UNIT : MengelolaUang Tunai DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan pengetahuan, keterampilan, dan sikapyang diperlukan untuk mengelola isu-isu penanganan uang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI. Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang. 6. Rencana Kontingensi/Pemulihan Bencana

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI. Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang. 6. Rencana Kontingensi/Pemulihan Bencana BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI 4.1 Temuan dan Rekomendasi Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang terdapat dalam OCTAVE-S yang meliputi : 1. Kesadaran keamanan dan pelatihan

Lebih terperinci

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat L1 Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu dan

Lebih terperinci

Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom

Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom Pertemuan 6 Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom 1 Pendahuluan Setelah tahap analisis sistem dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang No 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan menyebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

PENGANTAR DATA CENTER

PENGANTAR DATA CENTER Modul ke: 01 Hariesa Fakultas FASILKOM PENGANTAR DATA CENTER B.P, ST, MM Program Studi Sistem Informasi Pokok Bahasan Deskripsi pusat data. Pemilihan lokasi, layout dan setting gedung pusat data. Data

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI DOSEN Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. ANGKATAN E-47 NONI NOER KAISAR

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang peniliti lakukan. Adapun metodologi penelitian pada gambar dibawah ini : Gambar 3.1 Metodologi Penelitian 3.1 Tahap Perencanaan

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI Pada bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Audit Sistem Informasi Persediaan pada PT. Timur Jaya. 4. PROGRAM KERJA AUDIT 4.. Ruang Lingkup Audit Ruang Lingkup yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci