BAB 2 LANDASAN TEORI. input serta menghasilkan output dalam proses transformasi teratur. Sistem mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. input serta menghasilkan output dalam proses transformasi teratur. Sistem mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu :"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pengertian Sistem Menurut O Brien (2008,p24), didefinisikan sistem sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan dengan batasan yang jelas, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi teratur. Sistem mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu : a. Input, merupakan bagian yang merakit berbagai elemen yang dimasukkan ke dalam sistem untuk diproses. b. Proses, merupakan bagian yang melakukan transformasi yang mengubah input menjadi output. c. Output, merupakan bagian yang meliputi perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan akhirnya Pengertian Teknologi Menurut Miarso (2007, p62), teknologi adalah proses yang meningkatkan nilai tambah, proses tersebut menggunakan atau menghasilkan suatu produk, produk yang dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu menjadi bagian integral dari suatu sistem. 10

2 11 Menurut Ellul dalam Miarso (2007, p131), Teknologi adalah keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia Pengertian Informasi Menurut Kelly Rainer (2011, p10), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Definisi tersebut merupakan definisi informasi dalam pemakaian system informasi Pengertian Sistem Informasi Menurut Kelly Rainer (2011, p10), sistem informasi merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi Pengertian Teknologi Informasi Menurut O brien (2007, p6) teknologi informasi adalah hardware, software, telekomunikasi, manajemen database, dan teknologi pemrosesan informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis komputer.

3 Infrastruktur Teknologi Informasi Hardware Menurut O Brien (2007, p6), Hardware mencakup semua peralatan fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Hardware berkaitan dengan peralatan keras dengan media komunikasi, yang menghubungkan berbagai jaringan, dan memproses paket-paket data sehingga transmisi data menjadi lebih efektif Software Menurut O Brien (2007, p104), software meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Konsep umun software ini meliputi tidak hanya rangkaian perintah informasi yang disebut program dengan hardware komputer pengendalian dan langsung, tapi juga rangkaian perintah pemrosesan informasi yang disebut prosedur yang dibutuhkan orang-orang Jaringan Menurut Kelly Rainer dan Casey (2011, p507), sebuah jaringan computer terdiri atas media komunikasi peralatan-peralatan dan software yang dibutuhkan untuk menghubungkan dua atau lebih sistem komputer dan peralatan. Ada 2 ukuran jaringan yang umum, yaitu LAN (Local Area Networks) dan WAN (Wide Area Networks). MAN (Metropolitan Area Network) berada diantara dua ukuran tersebut. LAN menghubungkan dua atau lebih alat komunikasi sampai 2000 kaki.

4 13 Sehingga setiap pengguna alat dalam jaringan memiliki potensi untuk berkomunikasi dengan alat lainnya. WAN termasuk jaringan regional yang terdiri atas kumpulan telepon atau jaringan internasional seperti penyedia layanan komunikasi global, mungkin milik komersial, swasta, atau publik Internet, Intranet, dan Ekstranet Menurut McLeod dan Schell (2007, p117), internet adalah jaringan komputer yang tumbuh cepat dan terdiri dari jutaan jaringan perusahaan, pendidikan, serta pemerintah yang menghubungkan ratusan juta komputer, serta pemakaian lebih dari dua ratus Negara. Menurut McLeod dan Schell (2007, p117), intranet adalah jaringan dalam organisasi yang menggunakan teknologi internet (seperti server, browser web, protokol jaringan, TCP/IP, database publikasi dokumen Hipermedia HTML, dan lain-lain) untuk menyediakan lingkungan yang mirip dengan internet di dalam perusahaan untuk memungkinkan saling berbagi informasi, komunikasi, kerjasama, dan dukungan bagi proses bisnis. Menurut McLeod dan Schell (2007, p117), ekstranet adalah hubungan jaringan yang menggunakan teknologi internet untuk saling menghubungkan intranet bisnis dengan intranet pelanggannya, supplier dan mitra bisnis lainnya.

5 Pengertian Firewall Menurut O brien (2007, p458) firewall adalah sebuah sistem atau perangkat yang mengizinkan pergerakan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk dilalui dan mencegah lalu lintas jaringan yang tidak aman. Metode penting yang digunakan untuk mengendalikan dan mengamankan internet dan berbagai macam jaringan merupakan kegunaan dari firewall. Firewall dapat disebut sebagai gatekeeper atau penjaga pintu gerbang, yang melindungi internet, perusahaan dan jaringan computer lainnya dari penyusup. Firewall pada umumnya juga digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapapun yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar Pengertian Down Time Menurut Brian K. Williams (2009, p. 141) Downtime merupakan istilah yang merujuk kepada periode dimana sebuah sistem tidak dapat berfungsi, tidak dapat menyediakan, atau tidak dapat melakukan fungsi utamanya. Sistem tersebut tidak dapat digunakan karena adanya gangguan hardware, software, ataupun komunikasi Pengertian Virus Menurut O brien (2007, p446), salah satu contoh kejahatan komputer yang paling bersifat merusak adalah virus komputer atau yang biasa disebut dengan worm. Virus adalah istilah yang paling popular, secara teknis, virus adalah kode program yang tidak dapat bekerja tanpa

6 15 disertai atau dimasukkan kedalam program yang lainnya. Worm sendiri merupakan program yang berbeda yang dapat berjalan tanpa bantuan. Dapat disimpulkan bahwa virus adalah program yang bersifat merusak dan akan aktif dengan bantuan orang dan tidak dapat mereplikasi sendiri, penyebarannya karena dilakukan oleh orang, seperti copy file, biasanya melalui attachment , game, program bajakan dan lain-lain Pengertian Server Menurut O brien (2007, p190), server diartikan sebagai komputer yang mendukung aplikasi dan telekomunikasi dalam jaringan, serta pembagian peralatan peripheral, software dan database di antara berbagai terminal kerja dalam jaringan, dan yang kedua diartikan sebagai versi software untuk pemasangan server jaringan uang di desain untuk mengendalikan dan mendukung aplikasi pada mikro komputer klien dalam jaringan klien atau server Pengertian Switch Menurut Brian K. Williams (2009, p. 147) Switch adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging (penjembatan) transparan (penghubung segementasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC). Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN). Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada satu

7 16 area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan multi-port bridge Pengertian Router Menurut Brian K. Williams (2009, p. 148) Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya Pengertian Prosedur Menurut O brien (2007, p564), prosedur adalah satu set yang terdiri dari berbagai instruksi yang digunakan oleh orang-orang untuk menyelesaikan suatu tugas. Dan menurut Steve Flick dalam artikel Writing Policies and Procedures (2011), prosedur adalah proses yang didokumentasikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama. Lebih tepatnya, kata ini bisa mengindikasikan kegiatan, tugas-tugas, langkah-langkah, proses-proses yang dijalankan.

8 Teori Flowchart Menurut Jogiyanto (2007, p672), Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Menurut Jogiyanto (2007, p678), Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam sistem. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. DiagramAlir (Flowchart) digunakan untuk membantu analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan membantu dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian Teori Rich Picture Menurut penelitian dari Stenlund dalam Using Grounded Theory Methodology and Rich Picture Diagrams in Analyzing Value Creation in Houses of Culture Projects in Sweden, vol. 3, special issue no (p. 18), That s rich picture diagrams are tools suitable for analyzing complex building process, yang artinya rich picture adalah alat yang sesuai untuk menganalisa berbagai pembentukan proses bisnis yang kompleks.

9 Teori Event Table Menurut Jones dan Rama (2006,p4), event adalah kejadian yang terjadi pada suatu waktu tertentu yang terdiri dari satu atau lebih objek. Dan event table dihasilkan dari aktivitas-aktivitas dari class. Bagian horizontal berisi class yang terpilih, bagian vertical berisi eventevent. Jadi dapat disimpulkan bahwa event table adalah suatu proses mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sutau rangkaian sistem yang berjalan dalam perusahaan Teori Overview Activity Diagram Menurut Jones dan Rama (2006, p61), overview activity diagram adalah The overview activity diagram, presents a high-level view of the business process by documenting the key events, the sequence of these events, and the information flows among these events, yang berarti diagram yang menggambarkan tampilan level tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan event-event yang penting urutannya, dan informasi yang menyertai event tersebut. Menurut Jones dan Rama (2006, p65) dalam menyiapkan overview activity diagram terdapat langkah-langkah sebagai berikut : a. Membaca narasi dan mengidentifikasi event-event yang penting. b. Mencatat narasi secara jelas untuk mengidentifikasi event-event yang terlibat di dalamnya.

10 19 c. Menggambarkan agent (aktor) yang terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. d. Membuat diagram event-event dan menunjukkan urutan event yang terjadi. e. Menggambarkan dokumen yang dibuat dan digunakan dalam proses bisnis, serta menggambarkan aliran informasi dari dokumen tersebut. f. Menggambarkan table files yang dibuat dan digunakan dalam proses bisnis, serta menggambarkan aliran informasi dari files tersebut. Jadi, berdasarkan pengertian para ahli yang mempunyai kesamaan arti, bahwa overview activity diagram adalah sekumpulan aliran aktivitas yang digambarkan dalam suatu diagram yang dimulai dari proses bisnis yang penting menuju ke proses bisnis yang biasa secara berurutan Teori Sequence Diagram Menurut Jones dan Rama (2006, p67), Sequence diagam adalah suatu diagram yang menggambarkan antar objek dan mengindikasikan komunikasi diantara objek-objek diagram ini juga menunjukkan serangkaian pesan yang dipertukarkan oleh objek-objek yang melakukan suatu tugas atau aksi tertentu. Komponen - Sequence Diagram a. Actor Menggambarkan seseorang atau sesuatu (seperti perangkat, sistem lain) yang berinteraksi dengan sistem.

11 20 b. Boundary Mengambarkan interaksi antara satu atau lebih actor dengan sistem, memodelkan bagian darisistem yang bergantung pada pihak lain disekitarnya dan merupakan pembatas sistem dengan dunia luar. c. Control Menggambarkan perilaku mengatur, mengkoordinasikan perilaku sistem dan dinamika dari suatu sistem, menangani tugas utama dan mengontrol alur kerja suatu sistem. d. Entity Menggambarkan informasi yang harus disimpan oleh sistem (struktur data dari sebuah sistem) e. Object Message Menggambarkan pesan/hubungan antar obyek yang menunjukkan urutan kejadian yang terjadi f. Message to Self Mengambarkan pesan/hubungan obyek itu sendiri, yang menunjukkan urutan kejadian yang terjadi g. Return Message Menggambarkan pesan/hubungan antar obyek, yang menunjukan urutan kejadian yang terjadi. h. Lifeline Eksekusi obyek selama sequence (message dikirim atau diterima dan aktifasinya).

12 Teori Khusus Pengertian Risiko Menurut A.V. Rameshkumar (2010), risiko didefinisikan sebagai kemungkinan kerusakan atau kerugian. Risiko juga berarti bahwa pengambil suatu keputusan telah mengetahui kemungkinan konsekuensi dari keputusan yang diambil Macam-macam Risiko Menurut Djojosoedarso (2005, p3), risiko dapat dibedakan dengan berbagai macam cara antara lain : a. Menurut sifat risiko dapat dibedakan ke dalam : 1) Risiko yang tidak disengaja (risiko murni) adalah risiko yang apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja. Misalnya risiko terjadi nya kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan, pengacauan, dan sebagainya. 2) Risiko yang disengaja (risiko spekulatif) adalah risiko yang disengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya, misalnya risiko utang-piutang, perjudian, perdagangan berjangka (hedging), dan sebagainya. 3) Risiko fundamental adalah risiko yang menyebabkan tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau beberapa orang saja, tetapi banyak orang, seperti banjir, angin topan, dan sebagainya.

13 22 4) Risiko khusus adalah risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil, dan sebagainya. 5) Risiko dinamis adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti risiko keusangan dan risiko penerbangan ruang angkasa. Kebalikannya adalah risiko statis, contohnya seperti risiko hari tua dan juga risiko kematian. b. Dapat tidaknya risiko tersebut dialihkan kepada piihak lain, maka risiko dibedakan ke dalam : 1) Risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain, dengan mempertanggungkan suatu objek yang akan terkena risiko kepada perusahaan asuransi, dengan membayar sejumlah premi asuransi, sehingga semua kerugian menjadi tanggungan (pindah) pihak perusahaan asuransi. 2) Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat diasuransikan). Umumnya meliputi semua jenis risiko spekulatif. c. Menurut Sumber/penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan ke dalam : 1) Risiko inten yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti kerusakan aktiva karena ulah karyawan, kecelakaan kerja, kesalahan manajemen, dan sebagainya.

14 23 2) Risiko ekstern yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, sepertu risiko pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan kebijakan pemerintah, dan sebagainya Karakteristik dan Wujud Risiko Menurut Djojosoedarso (2005, p3), karakteristik risiko merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa dan merupakan ketidakpastian bila terjadi akan menimbulkan kerugian. Menurut Djojosoedarso (2005, p3), wujud dari risiko itu dapat bermacam- macam, antara lain : a. Berupa kerugian atas harta milik/kekayaan atau penghasilan, misalnya diakibatkan oleh kebakaran, pencurian, pengangguran dan sebagainya. b. Berupa penderitaan seseorang, misalnya sakit/cacat karena kecelakaan. c. Berupa tanggung jawab hukum, misalnya risiko dari perbuatan atau peristiwa yang merugikan orang lain. d. Berupa kerugian karena perubahan keadaan pasar, misalnya terjadi perubahan harga, perubahan selera konsumen dan sebagainya Upaya Penanggulangan Risiko Menurut Djojosoedarso (2005, p4), upaya-upaya untuk menanggulangi risiko harus selalu dilakukan, sehingga kerugian dapat dihindari atau diminimumkan. Sesuai dengan sifat dan objek yang

15 24 terkena risiko, ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk meminimumkan risiko kerugian, antara lain : a. Melakukan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian. b. Melakukan retensi, artinya mentolerir membiarkan terjadinya kerugian, dan untuk mencegah terganggunya operasi perusahaan akibat kerugian tersebut disediakan sejumlah dana untuk menanggulanginya. c. Melakukan pengenadalian terhadap risiko. d. Mengalihkan / memindahkan risiko kepada pihak lain. e. Tugas dari manager risiko adalah berkaitan erat dengan upaya memilih dan menentukan cara-cara / metode yang paling efisien dalam penanggulangan risiko yang dihadapi perusahaan Risiko Teknologi Informasi Kategori Risiko Teknologi Informasi Menurut Hughes (2006, p36), kategori risiko teknologi informasi antara kehilangan informasi potensial dan pemulihannya, antara lain : a. Keamanan Risiko yang informasinya diubah atau digunakan oleh orang yang tidak berotoritas. Ini merupakan kejahatan komputer, kebocoran internal dan terorisme cyber.

16 25 b. Ketersedian Risiko yang datanya tidak dapat diakses, seperti setelah kegagalan sistem, karena kesalahan manusia, perubahan konfigurasi, kurangnya pengurangan arsitektur atau akibat lainnya. c. Daya pulih Risiko dimana informasi yang diperlukan tidak dapat dipulihkan dalam waktu yang cukup setelah sebuah kejadian keamanan atau ketersediaan seperti kegagalan perangkat lunak atau keras, ancaman eksternal, atau bencana alam. d. Performa Risiko dimana informasi tidak tersedia saat diperlukan yang diakibatkan oleh arsitektur terdistribusi, permintaan yang tinggi dan topografi informasi teknologi yang beragam. e. Daya skala Risiko perkembangan bisnis, peraturan bottleneck, dan bentuk arsitekturnya membuat tidak mungkin menangani banyak aplikasi baru dan biaya bisnis yang efektif. f. Ketaatan Risiko yang manajemen atau pengginaan informasinya melanggar keperluan regulator. Yang dipersalahkan dalam hal ini mencakup regulasi pemerintah, panduan pengaturann korporat dan kebijakan internal.

17 Kelas-kelas Risiko Teknologi Informasi Menurut Jordan dan Silcock (2005, p49), risiko-risiko teknologi didefinisikian dalam 7 kelas, dimana pada setiap kasus, teknologi informasi dapat juga melakukan kesalahan, tetapi konsekuensikonsekuensinya dapat berakibat negative bagi bisnis. Kelas kelas risiko: a. Projects failing to deliver Risiko ini bersangkutan dengan gagalnya suatu proyek TI. Beberapa contoh dari gagalnya penyampaian proyek adalah: menyelesaikan proyek yang ada telat/tidak tepat waktunya, sumber daya dan biaya yang di konsumsi dalam penyelesaian proyek besar sehingga tidak efisien, mengganggu proses bisnis selama proses implementasi, dan juga fungsi dari proyek tidak sesuai dengan keinginan yang diharapkan user. b. IT service continuity When Business operations go off the air Risiko ini berhunbungan dengan pelayanan TI yang ketinggalan jaman dan tidak dapat diandalkan sehingga menggangu proses bisnis yang sedang berjalan. Biasanya berhubungan dengan sistem operasional dan produk perusahaan serta kemampuan mereka untuk menyediakan kebutuhan dari user. c. Information assets failing too protect and preserve Risiko ini berhubungan khusus dengan kerusakan, kehilangan dan eksploitasi asset informasi yang ada dalam sistem. Dampaknya bisa sangat fatal bagi perusahaan, contohnya informasi yang penting bisa dicuri oleh perusahaan, contohnya informasi yang penting bisa di curi

18 27 oleh perusahaan competitor, detail dari kartu kredit dapat dilihat oleh pihak yang tidak berwenang. Sehingga dengan demikian akan merukak hubungan antara pelanggan dengan perusahaan. Ini tentunya akan sangat merugikan perusahaan. d. Service providers and vendors breaks in the IT value chain Risiko ini berhubungan dengan kemampuan provider dan vendor. Bila mereka gagal dalam menyediakan pelayanan yang baik bagi kita, maka akan berdampak signifikan bagi sistem TI perusahaan. Dampak lainnya berhubungan dengan dampak jangka panjang seperti kekurangan dalam penyediaan layanan TI bagi user perusahaan tersebut. e. Applications flaky systems Risiko ini berhubungan dengan kegagalan aplikasi TI yang diterapkan. Aplikasi biasanya berindikasi dengan user dan dalam suatu perusahaan biasanya terdapat kombinasi antara software paket dan software buatan yang diintigrasikan menjadi satu. f. Infrastructure shaky foundations Risiko ini behubungan dengan kegagalan dalam infrastuktur TI. Infrastruktur adalah suatu nama umum bagi komputer namun jaringan yang sedang dipakai dan berjalan diperusahaan tersebut. Di dalam infrastruktur juga termasuk software, seperti sistem operasi dan sistem database management. Kegagalan infrastruktur TI bisa bersifat permanen, ketika suatu komponen terbakar, dicuri, rusak maupun koneksi jaringannya sedang putus, maka dampak dari kegagalan

19 28 tersebut tergantung dari ketahanan sistem yang ada. Apabila terdapat sistem yang tidak kompatibel dengan model yang baru, maka sistem tersebut perlu diganti. Apabila risiko ini dapat ditangani secara rutin, maka ini merupakan suatu perencanaan jangka panjang yang baik. g. Strategic and emergent disabled by IT Risiko ini berhubungan dengan kemampuan TI untuk memberitahukan strategi bisnis yang dilakukan. Dampak-dampak yang tidak langsung tetapi sangat signifikan dalam pelaksanaan bisnis secara luas. Risiko merupakan kemampuan dari perusahaan untuk terus bergerak ke arah visi strategi. Untuk tetap kompetitif diperlukan kemajuan TI untuk dipahami dan dicocokan dengan potensi kesempatan eksploitasi bagi bisnis Pengukuran Risiko Teknologi Informasi Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, maka ditemukan metode pengukuran risiko teknologi informasi, yaitu dengan pendekatan FRAP Pengertian FRAP (Facilitated Risk Analysis Process) Menurut Thomas R. Peltier (2001, p69), FRAP (Facilitated Risk Analysis Process) merupakan suatu pendekatan dalam melakukan analisis risiko kualitatif. Dengan menggunakan FRAP diharapkan proses analisis risiko dapat dilakukan dalam hitungan hari, bukan mingguan atau bulanan. Dengan demikian analisis risiko bukan merupakan kendala, tetapi proses yang sangat mungkin dilakukan dan juga diperlukan. FRAP

20 29 bukan suatu metodologi, tetapi suatu pendekatan terhadap proses penentuan risiko dan dampaknya, proses penentuan prioritas, dan proses penentuan kontrol pengamanan Komponen Utama dalam FRAP Menurut Thomas R. Peltier (2001, p72), pendekatan FRAP (Facilitated Risk Analysis Process) adalah bentuk pendekatan analisis risiko kualitatif yang paling banyak digunakan saat ini. FRAP terdiri dari 3 komponen utama, diantaranya : 1. Pre-FRAP Meeting Pre-FRAP meeting ini merupakan kunci sukses dalam suatu proyek. Pada tahap ini pertemuan biasanya berlangsung sekitar satu jam dan biasanya dilakukan di kantor klien. Ada 5 komponen utama yang muncul dari sesi ini : a. Scope Statement Pemimpin proyek dan manajer bisnis membuat pernyataan mengenai peluang-peluang yang ada untuk kemudian ditinjau. b. Visual Model Pembuatan diagram proses (gambaran) mengenai pernyataan ruang lingkup untuk ditinjau kembali. c. Team Members Membangun tim FRAP yang terdiri atas 7 15 orang anggota yang berhubungan dengan sistem yang terkait.

21 30 d. Meeting Mechanics Manager bisnis bertanggung jawab dalam menyediakan ruangan meeting, menyusun jadwal, dan juga menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. e. Agreement of Definition Dalam sesi pre-frap dibutuhkan persetujuan terhadap definisi FRAP. Persetujuan tersebut haruslah berdasarkan pada adanya risk, control, impact, dan vulnerability. Selama sesi pre-frap sangatlah penting untuk mendiskusikan ancaman utama dalam proses bisnis. 2. FRAP Session Pada tahap ini pertemuan biasanya berlangsung selama empat jam. Komponen-komponen yang muncul dari tahap ini diantaranya adalah: a. Identified Risks Mengidenifikasi risiko yang mungkin terjadi pada sistem bisnis perusahaan. b. Priotized Risks Menentukan risiko utama dari semua risiko yang mungkin terjadi (yang memilki ancaman terbesar). c. Suggested Controls Memberikan solusi pengendalian untuk meminimalisir risiko dan juga ancaman yang mungkin terjadi.

22 31 Definisi-definisi dalam tahap ini yang harus dipahami diantaranya adalah : a. High Vulnerability : tingkat kelemahan yang sangat besar yang ada di dalam sistem atau operasional perusahaan dan berpotensi berdampak pada proses bisnis secara signifikan sehingga kontrol harus ditingkatkan. b. Medium Vulnerability : ada beberapa kelemahan dan berpotensi berdampak pada proses bisnis secara signifikan, kontrol dapat dilakukan dan harus ditingkatkan. c. Low Vulnerability : sistem sudah dibangun dengan baik dan dioperasikan dengan benar. Tidak ada kontrol tambahan yang dibutuhkan untuk mengurangi kerentanan. d. Severe Impact (High) : cenderung menempatkan perusahaan di luar dari bisnis atau sangat merusak prospek usaha dan pembangunan. e. Significant Impact (Medium) : akan menyebabkan kerusakan yang signifikan dan biaya, namun perusahaan akan bertahan. f. Minor Impact (Low) : operasional yang diharapkan mampu dikelola sebagai bagian dari business life cycle. Berikut merupakan Matriks Prioritas dalam menganalisa aksi dan kontrol yang harus diimplementasikan berdasarkan tipe tinggi atau rendahnya dampak bisnis dan tingkat kerentanan yang dapat terjadi pada sistem perusahaan.

23 32 Gambar 2.1 Matriks Prioritas Keterangan: A tindakan korektif harus diterapkan B tindakan perbaikan yang diusulkan C membutuhkan pemantauan D tidak ada tindakan yang diperlukan Setelah tahapan pertama dari FRAP session ini telah selesai, maka tim akan berlanjut melaksanakan tahapan kedua dari FRAP Session, yaitu : a) Mengidentifikasi kontrol yang ada b) Menentukan kontrol terhadap risiko high-level (dalam hal ini risiko yang memiliki prioritas A dan B), yang belum memiliki kontrol sebelumnya. c) Memilih kelompok atau orang yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan rekomendasi kontrol yang diusulkan sebelumnya.

24 33 3. Post FRAP Meeting Pada tahap ini pertemuan biasanya berlangsung sekitar 10 hari dan memiliki tiga elemen, yaitu : a. Creation on the Cross-References Sheet Membuat cross-reference sheet berdasarkan table risiko dan table kontrol untuk mengidentifikasi pengendalian yang cocok dengan risiko yang teridentifikasi. b. Creation on the Action Plan Untuk mendapatkan laporan lengkap, project leader dan fasilitator harus membuat action plan (rencana aksi), yaitu dengan menggabungkan risiko dari risk list dengan kontrol yang disarankan dari control list, dengan tujuan mengetahui tindakan apa yang dilaksanakan dan oleh siapa dilaksanakan, serta status dari rencana aksi tersebut agar dapat membantu perusahaan dalam melaksanakan penetapan kontrol yang diusulkan Tahapan FRAP Tahapan di dalam FRAP, yaitu : 1. The Pre FRAP Meeting a. Menjelaskan mengenai proses FRAP dan komponen sistem yang akan dianalisis. b. Menentukan ruang lingkup c. Menggambarkan ruang lingkup dalam bentuk diagram

25 34 d. Menentukan tim-tim yang akan ikut serta dalam proses FRAP e. Menentukan waktu, ruang dan berbagai kebutuhan lainnya yang dibutuhkan selama meeting berlangsung. f. Persetujuan terhadap definisi. 2. The FRAP Session a. Logistic : perkenalan anggota FRAP b. Overview pernyataan ruang lingkup (visual model) dan persetujuan definisi. c. Proses Brainstorming dilakukan dengan memberi kesempatan kepada tiap anggota tim untuk menulis risiko yang mungkin dari sistem yang didiskusikan pada selembar kertas kecil. Setelah 5 menit, fasilitator akan mengumpulkan kertas tersebut dan proses tersebut diulang sampai tidak ada risiko yang dapat teridentifikasi lagi. d. Kemudian fasilitator akan menyortir dan mengumpulkan risiko yang serupa serta menempelkannya pada papan. Sementara anggota tim lainnya diberi kesempatan untuk break selama 10-15menit. e. Proses dilanjutkan dengan menentukan prioritas dari risiko yang telah diidentifikasikan berdasarkan criteria dan juga definisi yang telah disepakati pada sesi Pre-FRAP Meeting. f. Langkah berikutnya yaitu penentuan kontrol, dimulai dari aset yang mempunyai risiko tinggi. Cara yang dilakukan

26 35 dapat seperti pada cara penentuan risiko (sample priority matrix) atau dengan cara memberikan daftar kontrol pengamanan yang biasa digunakan dalam sistem yang sejenis dan meinta tim untuk memilih kontrol pengamanan yang cocok serta menentukan orang yang berhak atau wajib melakukan kontrol tersebut. 3. The Post FRAP Meeting a. Membuat cross-references sheet yang berisikan masingmasing kontrol dan risiko-risiko apa saja yang dapat berkurang sebagai akibat dari pelaksanaan kontrol tersebut. b. Project leader dan fasilitator akan melihat kontrol mana saja yang sudah diterapkan pada risiko yang ada. c. Project leader dan fasilitator akan bertemu dengan manajer bisnis untuk meninjau ulang dan mengidentifikasi kontrol apa saja yang dapat digunakan untuk mengatasi risiko-risiko yang masih terbuka. d. Membuat action plan untuk risiko-risiko yang masih terbuka dan risiko-risiko yang akan diimplementasikan kontrolnya. Project leader, fasilitator dan manajer bisnis menentukan kontrol apa saja yang paling efektif dan menentukan pihak mana saja yang akan mengimplementasikan kontrol tersebut beserta dengan tanggal pelaksanaannya.

27 36 e. Setelah risiko tersebut telah dikontrol atau ternyata manajer bisnis telah mengidentifikasikan bahwa risiko tersebut dapat diterima maka final report akan dibuat Populasi dan Sampel Populasi Menurut Suharsini Arikunto (2010, p.173) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, makan penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus Sampel Menurut Suharsini Arikunto (2010, p.174) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sample apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Dengan rumus Jacob Cohen : N = L + u + 1 f 2

28 37 Dengan keterangan : N = Ukuran Sampel f 2 = Efek Size U = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian L = Fungsi power dari U, diperoleh dari tabel, t.s. 1%

29

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI), menurut O Brien (2007, p6) adalah hardware, software, telekomunikasi, manajemen database, dan teknologi pemrosesan informasi lainnya yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sesuatu yang belum diketahui kepada user. bagi kehidupan manusia.

BAB 2 LANDASAN TEORI. sesuatu yang belum diketahui kepada user. bagi kehidupan manusia. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi Informasi 2.1.1. Pengertian Informasi Menurut McLeod (2007, p9), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti; biasanya informasi menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Dalam melakukan manajemen risiko pada PT Saga Machie, penulis mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode analisa berupa

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode analisa berupa BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode analisa berupa pendekatan FRAP (Facilitated Risk Analysis Process) yang merupakan penciptaan Thomas Peltier.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang memainkan peranan yang vital dan sangat membantu dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang memainkan peranan yang vital dan sangat membantu dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi teknologi, termasuk juga sistem informasi berbasis internet, saat ini merupakan suatu hal yang memainkan peranan yang vital dan sangat membantu dalam memperluas

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian

Bab 3 Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 1.1. Metode Penelitian 1.1.1. Penelitian Kualitatif Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Informasi Menurut Laudon dan Laudon (2010) informasi adalah data yang telah dibuat ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi informasi 2.1.1 Pengertian Informasi Menurut Turban (2003, p15), informasi adalah sebuah kumpulan dari data yang terorganisir dari berbagai cara yang bermanfaat bagi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dengan penelitian kami. Oleh sebab itu kami membahas beberapa teori yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. dengan penelitian kami. Oleh sebab itu kami membahas beberapa teori yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Informasi Teknologi informasi merupakan salah satu variabel yang berhubungan dengan penelitian kami. Oleh sebab itu kami membahas beberapa teori yang menjelaskan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut O brien (2006,p113), sistem informasi rangkaian orang, prosedur dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi didalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekumpulan peralatan atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer terbagi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu 73 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Risiko Teknologi Informasi PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu pengerjaan proyek-proyek teknologi informasi dari perusahaan lain.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko:

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: PENDAHULUAN Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: 1) Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya. 2) Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi

Lebih terperinci

Standar Internasional ISO 27001

Standar Internasional ISO 27001 Standar Internasional ISO 27001 ISO 27001 merupakan standar internasional keamanan informasi yang memuat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam usaha menggunakan konsepkonsep keamanan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem IT dan internet, maka risiko dalam sistem-sistem

Lebih terperinci

PENGUKURAN RISIKO TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SAGA MACHIE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FRAP

PENGUKURAN RISIKO TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SAGA MACHIE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FRAP PENGUKURAN RISIKO TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SAGA MACHIE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FRAP Florensia Universitas Bina Nusantara, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia 11480, florensiaolen@yahoo.com Handajani

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis, bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan permasalahan yang ada dan landasan

Lebih terperinci

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: Fakultas 04PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT Informasi Komersial Bisnis, kami mengolah data berdasarkan wawancara kepada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut O Brien (2011: 5) lebih spesifik menyatakan bahwa, sistem informasi adalah merupakan kombinasi terorganisir dari people (orang),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN.

PENDAHULUAN. PENDAHULUAN Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: 1) Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya. 2) Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN RISIKO TI. IT. Hasil wawancara tersebut dimasukkan ke dalam lampiran kuisioner berbasis

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN RISIKO TI. IT. Hasil wawancara tersebut dimasukkan ke dalam lampiran kuisioner berbasis A 4 HASIL DAN PEMAHASAN MANAJEMEN RISIKO TI 4.1 Latar elakang Pembahasan Dalam manajemen risiko yang dilakukan pada PT. Cipta Sumber Sejahtera, kami mengolah data berdasarkan wawancara dengan apak William

Lebih terperinci

RESIKO DALAM ASURANSI

RESIKO DALAM ASURANSI RESIKO DALAM ASURANSI PENGERTIAN RISIKO Arthur Williams dan Richard, M.H Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode waktu tertentu. A.Abas Salim Risiko adalah ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Informasi Menurut Williams dan Sawyer, teknologi informasi adalah setiap teknologi yang membantu, menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, berkomunikasi, dan/atau menyebarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Hall (2013:5), sistem informasi merupakan serangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan, disimpan, diproses menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem dan informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan sistem informasi sangatlah berdampak terhadap dunia bisnis. Menurut O Brien (2011:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi informasi terasa sangat pesat, oleh sebab itu banyak kemudahan yang di tawarkan dalam perkembangan teknologi informasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi sepeda motor Y di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama PT. A. Pada tahun 2000 perusahaan

Lebih terperinci

ASPEK RESIKO. aderismanto01.wordpress.com

ASPEK RESIKO. aderismanto01.wordpress.com ASPEK RESIKO Istilah resiko dalam manajemen mempunyai berbagai makna. Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu atau probabilitas sesuatu hasil/outcome yang

Lebih terperinci

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat L1 Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu dan

Lebih terperinci

BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI

BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu atau probabilitas sesuatu hasil/outcome yang ebrbeda dengan yang diharapkan.

Lebih terperinci

KONSEP JARINGAN KOMPUTER

KONSEP JARINGAN KOMPUTER KONSEP JARINGAN KOMPUTER Yoga Arie Wibowo yogaariewibowo@yahoo.com Abstrak Jaringan komputer merupakan sebuah system yang terdiri atas komputer komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya yang

Lebih terperinci

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Oleh: Wahyu Nurjaya WK, S.T., M.Kom. Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan. 2.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Tingkat kepuasan konsumen ditentukan dengan membandingkan hasil yang diharapkan dari suatu produk atau jasa dengan hasil berdasarkan pengalaman dengan mengkonsumsi produk

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI KEAMANAN INFORMASI Saat pemerintah dan kalangan industri mulai menyadari kebutuhan untuk mengamankan sumber daya informasi mereka, perhatian nyaris terfokus

Lebih terperinci

Bab 4 Analisis dan Pembahasan

Bab 4 Analisis dan Pembahasan Bab 4 Analisis dan Pembahasan 4.1 Pre-FRAP Meeting 4.1.1. Scope Statement Pada tahap pre-frap meeting dijelaskan mengenai ruang lingkup yang akan dibahas. Penjelasan scope statement dilakukan pada BTSI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang sedang penulis jalani pada saat ini adalah dengan Analisis Sistem Informasi Penjulanan Tiket

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

3. apa yang anda ketahui tentang firewall? A. Pengertian Firewall

3. apa yang anda ketahui tentang firewall? A. Pengertian Firewall 3. apa yang anda ketahui tentang firewall? A. Pengertian Firewall Tembok api atau dinding api adalah suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk bisa melaluinya

Lebih terperinci

KONSEP & MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI M-02

KONSEP & MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI M-02 KONSEP & MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI M-02 Tujuan Pembelajaran 2 Memahami definisi Teknologi Informasi & Sistem Informasi Menjelaskan tentang komponen dari sistem informasi berbasis komputer (CBIS) Membedakan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, Muchlis, S.Kom., M.Si Ketua Tim Standar Sistem Informasi Yeni Yuliana, S.Sos.I., M.Pd.I Ariansyah, S.Kom., M.Kom Ketua Penjaminan

Lebih terperinci

Bab III. Landasan Teori

Bab III. Landasan Teori Bab III Landasan Teori Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

Penganalan Routing dan Packet Forwarding Penganalan Routing dan Packet Forwarding Pengenalan Routing dan Packet Forwarding Pada saat ini jaringan komputer memiliki peran yang signifikan pada kehidupan manusia, jaringan komputer mengubah cara

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian pengamanan system informasi berbasis computer ini meliputi: pengendalian

Lebih terperinci

Dasar Jaringan Komputer

Dasar Jaringan Komputer Pertemuan 1 Dasar Jaringan Komputer A. Sistem Komunikasi Sistem komunikasi membutuhkan medium sebagai pembawa sinyal (carrier). Sistem transmisi sinyal bisa berupa kabel, gelombang elektromagnetik (RF)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Membangun Aplikasi Database Oracle dengan VB. Koneksi database adalah sebuah modul (obyek) yang bekerja untuk

BAB II LANDASAN TEORI Membangun Aplikasi Database Oracle dengan VB. Koneksi database adalah sebuah modul (obyek) yang bekerja untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Database 2.1.1 Membangun Aplikasi Database Oracle dengan VB KONEKSI DATABASE Koneksi database adalah sebuah modul (obyek) yang bekerja untuk menghubungkan aplikasi dengan sebuah

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. 13 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS 4.1 Perencanaan Audit Sebelum melakukan audit terhadap sistem aplikasi penjualan kredit di PT. Rodamas, kami terlebih dahulu membuat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 1.1. Identifikasi Masalah Dari hasil wawancara dengan Tim Aset dan Tim Pengadaan Divisi TI Bank Indonesia, penulis mendapatkan beberapa masalah pada tata cara pencatatan

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Sistem dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Dari hasil studi di lapangan menunjukan bahwa sistem yang sedang berjalan di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 4/27/2016 nts/sia 1 Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan.

Lebih terperinci

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih Project Integration Management Binsar Parulian Nababan 201381156 Sutrisno 201381129 Diphda Antaresada 201581294 Adrian Kosasih 201581301 Kunci Sukses Proyek Keseluruhan: Manajemen Integrasi Proyek yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Pengertian sistem informasi menurut O brien & Marakas (2010) adalah kombinasi dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi,

Lebih terperinci

TASK 1 JARINGAN KOMPUTER

TASK 1 JARINGAN KOMPUTER TASK 1 JARINGAN KOMPUTER Draw Your Concept of the Internet Now Dibuat oleh : Nama : Ilham Kholfihim M NIM : 09011281419043 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Draw

Lebih terperinci

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi.

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi. Danny Kriestanto 2 Pengantar Jaringan Komputer Konsep Jaringan Komputer Sesi 1 Pengantar Jaringan Komputer Klasifikasi Jaringan Komputer Terminologi Jaringan Komputer Komponen Jaringan Komputer Kode MK

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD

PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD SPMI UBD Universitas Buddhi Dharma Jl. Imam Bonjol No. 41 Karawaci, Tangerang Telp. (021) 5517853, Fax. (021) 5586820 Home page : http://buddhidharma.ac.id Disetujui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Beberapa metode penelitian dilakukan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 3.1.1 Model Model diperlukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile. sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile. sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Company Profile Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile adalah sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda pengenal perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer yang sangat pesat telah membuat para pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer yang sangat pesat telah membuat para pemimpin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer yang sangat pesat telah membuat para pemimpin perusahaan untuk memperhatikan keamanan teknologi informasi. Hal ini sangat berbeda dengan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadinya beberapa ancaman yang mudah menyerang. untuk mengurangi risiko. Sedangkan, menurut Dorfman (2004, p.

BAB 2 LANDASAN TEORI. terjadinya beberapa ancaman yang mudah menyerang. untuk mengurangi risiko. Sedangkan, menurut Dorfman (2004, p. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Manajemen Risiko 2.1.1 Pengertian Risiko Menurut Peltier (2001, p. 21), risiko merupakan kemungkinan terjadinya beberapa ancaman yang mudah menyerang. 2.1.2 Manajemen Risiko

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah)

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1,

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS

BAB II PROSES BISNIS BAB II PROSES BISNIS 2.1. Proses Bisnis Utama PT Rahadjasa Media Internet (RadNet) merupakan perusahaan penyedia jasa layanan internet (Internet Service Provider-ISP). Seiring dengan berkembangnya waktu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jaringan telekomunikasi yang sedang berkembang adalah jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang sangat banyak digunakan baik

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam menentukan objek penelitian, penulis melakukannya pada Rental Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Soendoro dan Haryanto (2005), definisi dari sistem dapat

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Soendoro dan Haryanto (2005), definisi dari sistem dapat BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Soendoro dan Haryanto (2005), definisi dari sistem dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur

Lebih terperinci

Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil

Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : 120462201017 Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil 1. Pada dasarnya definisi audit manual dan audit EDP tidak ada perbedaan secara khusus dimana batasan batasan

Lebih terperinci

Modul Jaringan Komputer III

Modul Jaringan Komputer III Teori SNMP Disadur, dirangkum, dan diterjemahkan oleh I Putu Hariyadi (putu.hariyadi@stmikbumigora.ac.id) dari beberapa artikel di Internet antara lain: SNMP Tutorial - http://www.manageengine.com/network-monitoring/what-is-snmp.html

Lebih terperinci

Waktu yang lebih efisien. Lebih Aman. Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network

Waktu yang lebih efisien. Lebih Aman. Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network Mengapa memahami dan memilih Tool Manajemen network begitu penting? antara pemakaian dan performa berbagai macam tool manajemen network dalam grafik ditunjukkan

Lebih terperinci

PROJECT CHARTER APLIKASI WEB VOUCHER SELULER

PROJECT CHARTER APLIKASI WEB VOUCHER SELULER PROJECT CHARTER APLIKASI WEB VOUCHER SELULER TEMA DWI PRANATA (1301020731) BAYU HALOMOAN (1301021160) ABDURRACHMAN MUSLIM (1301021904) BASKORO INDRA GUNAWAN (1301022024) RESATAMA OCTAWIBAWA (1301022516)

Lebih terperinci

Langkah langkah FRAP. Daftar Risiko. Risk

Langkah langkah FRAP. Daftar Risiko. Risk L1 Langkah langkah FRAP Daftar Risiko Risk Risiko Tipe Prioritas Awal # 1 Kerusakan Database dikarenakan kegagalan INT B hardware 2 Staff internal sengaja memodifikasi data untuk INT C keuntungan kelompok

Lebih terperinci

Vpn ( virtual Private Network )

Vpn ( virtual Private Network ) Vpn ( virtual Private Network ) VPN ( Virtual Private Network ) VPN(Virtual Private Network) adalah sebuah jaringan yang menggunakan infrastruktur telekomunikasi publik, seperti internet untuk menyediakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. audit dari wawancara dengan manajer yang terkait dan bagian bagian yang

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. audit dari wawancara dengan manajer yang terkait dan bagian bagian yang BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI Pada bab ini dijelaskan mengenai pelaksanaan audit terhadap sistem informasi penjualan delivery fax pada PT Orindo Alam Ayu. Dalam pengumpulan temuan bukti audit dari wawancara

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai

Lebih terperinci

UAS 1. Rancangan ERP Sistem Penjualan yang terhubung dengan seluruh cabang dan kantor pusat disajikan dalam bentuk struktur :

UAS 1. Rancangan ERP Sistem Penjualan yang terhubung dengan seluruh cabang dan kantor pusat disajikan dalam bentuk struktur : UAS 1. Rancangan ERP Sistem Penjualan yang terhubung dengan seluruh cabang dan kantor pusat disajikan dalam bentuk struktur : Keterangan : - Pemilik perusahaan dagang a. Menyediakan modal,sarana dan prasarana

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI BISNIS. Infrastruktur, Integrasi dan Agensi Software di dalam B2B

SISTEM INFORMASI BISNIS. Infrastruktur, Integrasi dan Agensi Software di dalam B2B SISTEM INFORMASI BISNIS Infrastruktur, Integrasi dan Agensi Software di dalam B2B Definisi Ø Internet adalah kumpulan dari orang-orang yang menggunakan komputer secara berdiri sendiri namun terhubung antara

Lebih terperinci

PERATURAN TERKAIT PENGENDALIAN INTERNAL

PERATURAN TERKAIT PENGENDALIAN INTERNAL REGULASI PERATURAN TERKAIT PENGENDALIAN INTERNAL Kondisi global teknologi dan bisnis memaksa adanya standar dan regulasi yang mengatur bagaimana perusahaan bekerja dan pembagian informasi. Baik nasional,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 53 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi masalah, analisis sistem, perancangan sistem, rancangan pengujian dan evaluasi sistem dalam Rancang Bangun Sistem

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN. Keberadaan Departemen Komunikasi dan Informatika (DepKementrian

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN. Keberadaan Departemen Komunikasi dan Informatika (DepKementrian BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran umum organisasi Gambaran organisasi mengenai latar belakang, visi dan misi, yang diperoleh pada saat wawancara tanggal 07 November

Lebih terperinci

DAF WebProjector. Dynamic Application Form. Application Server. Service Control Manager (SCM) DB Connector RDBMS

DAF WebProjector. Dynamic Application Form. Application Server. Service Control Manager (SCM) DB Connector RDBMS EASY DAF whitepaper Pendahuluan EASY DAF adalah suatu kerangka kerja (framework) pengembangan aplikasi yang digunakan oleh perusahaan kami untuk mengembangkan aplikasi intenet, secara cepat, handal dan

Lebih terperinci

PENGERTIAN INVESTASI

PENGERTIAN INVESTASI MATERI 1 1 PENGERTIAN INVESTASI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. DEFINISI INVESTASI Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

SEJARAH UML DAN JENISNYA

SEJARAH UML DAN JENISNYA SEJARAH UML DAN JENISNYA Elya Hestika Asiyah e.hestika@yahoo.com :: http://penulis.com Abstrak UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menetukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. saling berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu.

BAB III LANDASAN TEORI. saling berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi 3.1.1 Pengertian Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci