BAB Manajemen Proyek Teknologi Informasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB Manajemen Proyek Teknologi Informasi"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Proyek Teknologi Informasi Dalam setiap perusahaan pasti memiliki suatu usaha yang bersifat sementara untuk memajukan perusahaan tersebut, hal itu dinamakan proyek. Sebuah proyek yang ada di perusahaan harus memiliki manajemen yang baik sehingga proyek tersebut dapat sukses dilakukan. Proyek tersebut memiliki batasan-batasan sendiri, di mana seorang Project Manager wajib membuat batasan itu Proyek Menurut Schwalbe (2002, p4), proyek adalah suatu usaha temporer yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam setiap proyek ada 3 jenis batasan yaitu ruang lingkup, waktu, dan biaya. 1. Ruang Lingkup Merupakan batasan mengenai apa yang ingin dicapai dan produk atau jasa tertentu yang diharapkan oleh konsumen atau sponsor dari proyek. 2. Waktu Merupakan batasan mengenai berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek. 3. Biaya Merupakan batasan mengenai berapa biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek Manajemen Proyek 6

2 7 Menurut Schwalbe (2002,p7), manajemen proyek adalah aplikasi dari pengetahuan, keterampilan, alat bantu, dan teknik untuk aktivitas proyek dalam rangka memenuhi kebutuhan proyek Critical Success Factor (CSF) Menurut Olson (2003,p10), CSF adalah suatu bagian terpenting yang harus dilaksanakan agar suatu kegiatan (proyek) dapat berjalan dengan baik. Kesuksesan suatu proyek dapat dilihat dari apakah proyek tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi, biaya dan waktu yang diinginkan. Menurut Olson (2003, p12), tiga faktor yang diyakini sebagai faktor keberhasilan suatu proyek adalah (1) keikutsertaan klien dalam proyek; (2) dukungan dari manajemen tingkat atas; (3) objektifitas dari proyek yang jelas. Menurut Rakos (1990,p2), di dalam sebuah proyek piranti lunak ada masalahmasalah yang menyebabkan proyek piranti lunak mengalami kegagalan, yaitu: 1. kegagalan di saat suatu proyek dimulai Terkadang banyak proyek yang dijalankan tanpa mengetahui gambaran yang jelas tentang mengapa sebuah proyek harus dimulai dan tujuan akhir proyek yang telah diselesaikan. Sehingga sering terjadi penyimpangan di dalam aktivitas proyek dikarenakan tidak adanya arah yang jelas dari proyek tersebut. Itu disebabkan kurang baiknya dalam perencanaan proyek atau tidak adanya suatu rencana dalam suatu proyek. 2. kegagalan saat pembuatan

3 8 Setelah melakukan perencanaan yang baik, akan dilakukan sebuah analisis masalah yang terjadi pada sistem yang lama dan melakukan desain untuk sistem yang baru kemudian dimulailah tahap pembuatan sesuai desain yang telah dibuat. Kegagalan dapat terjadi bila hasil dari analisis dan desain tidak digambarkan dengan jelas, maka akan terjadi salah perkiraan dalam tahap pembuatan sistem yang baru. 3. kegagalan pada saat akhir proyek Kegagalan terjadi dikarenakan pada saat batas waktu yang telah ditentukan telah tiba, produk yang dijanjikan masih belum selesai atau produk sudah selesai, lalu diserahkan aplikasi yang dihasilkan kepada user tanpa adanya pengujian terlebih dahulu untuk mengetahui kegagalan yang akan terjadi dari aplikasi yang telah dihasilkan tersebut atau aplikasi tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan dan kinerja yang telah dijanjikan kepada user Sistem Informasi Dalam ilmu komputer, sistem informasi memiliki beberapa komponen penting di dalamnya seperti hardware, software, jaringan, data, serta informasi yang saling berintegrasi dan terorganisir dengan baik. Karena cakupan sistem informasi yang luas, maka hal-hal yang dijelaskan di bawah ini hanya mencakup pengertian data dan informasi, sistem, serta sistem informasi Data Menurut Williams dan Sawyer (2005, p12), data adalah fakta dan gambaran mentah yang diproses untuk menjadi informasi, sedangkan menurut McLeod et al (2001, p11), data adalah fakta-fakta dan angka-angka yang secara relatif kurang berarti

4 9 bagi penerimanya. Di sisi lain, menurut O Brien (2003, p38), data adalah fakta atau observasi mentah, yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Kesimpulan menurut kami, data adalah fakta berupa gambaran mentah, observasi mentah, dan angka-angka, yang biasanya tentang transaksi bisnis dan pada umumnya kurang berarti bagi penerimanya sehingga harus diproses menjadi informasi agar berguna bagi pemakainya Informasi Menurut Williams dan Sawyer (2005, p12), informasi adalah data yang telah dirangkum atau dimanipulasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan, sedangkan menurut McLeod et al (2001, p12), informasi didefinisikan sebagai data yang telah diproses ke dalam bentuk yang berarti bagi penerimanya dan memiliki nilai yang real maupun yang dipersepsikan dalam mengambil tindakan dan keputusan pada saat kini maupun yang akan datang. Kesimpulan menurut kami, informasi dapat didefinisikan sebagai data yang telah didapat oleh penerima dan telah diproses, dirangkum, atau dimanipulasi sehingga berarti bagi penerimanya serta dapat digunakan sebagai bahan pengambilan tindakan dan keputusan untuk saat ini maupun saat yang akan datang Sistem Menurut Williams dan Sawyer (2005, p457), sistem adalah kumpulan dari komponen-komponen yang berhubungan yang berinteraksi untuk menampilkan hal-hal atau tugas untuk menyelesaikan tujuan, sedangkan menurut McLeod et al (2001, p9), atau tugas untuk menyelesaikan tujuan, sedangkan menurut McLeod et al (2001, p9),

5 10 sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Di sisi lain, menurut Hall (2001, p5), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu, untuk mencapai tujuan yang sama. Kesimpulan menurut kami, sistem merupakan kumpulan atau sekelompok elemen-elemen berupa subsistem-subsistem yang terintegrasi dan berhubungan untuk menampilkan hal atau tugas dengan tujuan sama yang ingin dicapai Sistem Informasi Menurut Laudon (2002, p7), sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang bekerjasama mengumpulkan (mengambil), memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan dalam suatu organisasi, sedangkan menurut O Brien (2003, p5), sistem informasi dapat berupa penggabungan terorganisasi dari manusia, hardware, software, jaringan komputer, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Di sisi lain, menurut Whitten et al (2001, p8), sistem informasi adalah susunan dari orang, data, proses, penyajian informasi, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mendukung dan mengembangkan pengoperasian sehingga dapat membantu dalam penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan yang dibutuhkan oleh manajemen dan pengguna. Kesimpulan menurut kami, sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling bergabung dan berhubungan seperti manusia, hardware, software, jaringan,

6 11 dan sumber data yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan dalam suatu perusahaan Teknologi Informasi Era modernisasi ini teknologi semakin maju dan berkembang, di mana pada dasarnya arsitektur teknologi informasi itu sendiri mencakup tentang hardware, software, jaringan. Setiap arsitektur memiliki cakupan yang luas dan digunakan untuk mengembangkan sistem yang pada umumnya memakai pendekatan sistem berupa System Development Life Cycle (Siklus Hidup Pengembangan Sistem) Teknologi Informasi Menurut Williams dan Sawyer (2005, p3), teknologi informasi adalah teknologi yang membantu untuk memproduksi, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan informasi, sedangkan menurut Post dan Anderson (2006, p4), teknologi informasi menunjukkan berbagai tipe dari hardware dan software yang digunakan dalam sistem informasi, mencakup komputer dan peralatan jaringan. Di sisi lain, menurut Turban, Rainer, dan Potter (2003, p36), teknologi informasi adalah koleksi sumber daya informasi, pemakainya dan manajemen yang mengawasi dalam sebuah perusahaan, termasuk infrastruktur teknologi informasi dan sistem informasi lainnya. Kesimpulan menurut kami, teknologi informasi adalah kumpulan berbagai tipe dari hardware dan software yang digunakan dalam sistem informasi untuk memproduksi, memanipulasi, menyimpan, dan mengkomunikasikan informasi.

7 Hardware Menurut Williams dan Sawyer (2005, p12), perangkat keras (hardware) adalah seluruh mesin dan perlengkapan di dalam sistem komputer. Dalam setiap hardware terdapat 4 operasi standar dan 1 operasi tambahan, di antaranya yaitu input, processing, storage, output, dan communication. 1. Input Operation, adalah apapun yang dimasukkan ke dalam sistem komputer, dapat berupa macam-macam data (angka, huruf, simbol, warna, dll) atau fakta mentah yang perlu diproses. Alat yang termasuk dalam input hardware adalah keyboard dan mouse. 2. Processing Operation, adalah manipulasi yang dilakukan sebuah komputer untuk mengubah data menjadi informasi. Alat yang termasuk dalam processing hardware adalah processor chip, memory chips, dan motherboard. 3. Storage Operation, terbagi menjadi 2 macam yaitu primary storage dan secondary storage. Contohnya adalah floppy-disk, hard-disk drive, dan CD/DVD drive. 4. Output Operation, adalah apapun yang berupa keluaran dari sistem komputer hasil dari pemrosesan, biasanya informasi. Yang termasuk output hardware adalah video card, sound card, monitor, printer dan speakers. 5. Communications Operation, saat ini hampir semua komputer memiliki kemampuan berkomunikasi, misalnya melalui modem Software Menurut Williams dan Sawyer (2005, p12), perangkat lunak (software) adalah instruksi tahapan demi tahapan yang diberikan kode secara elektronikal yang memberitahu perangkat keras komputer untuk menampilkan tugas. Secara umum,

8 13 software dibagi menjadi 2 tipe, yaitu system software dan application software. System software membantu komputer untuk menjalankan tugas-tugas operasi yang penting dan mengijinkan software aplikasi untuk dijalankan, contohnya yaitu Windows XP, Linux. Sedangkan application software memberikan pengguna untuk dapat menjalankan hal spesifik memecahkan masalah atau menampilkan pekerjaan, contohnya yaitu Adobe Photoshop, Microsoft Word, dll Jaringan Menurut Williams dan Sawyer (2005, p319), jaringan atau yang disebut jaringan komunikasi adalah sebuah sistem yang menginterkoneksikan komputer, telepon, dan alat komunikasi lainnya yang dapat mengkomunikasikan dengan satu yang lainnya serta membagi aplikasi dan data Macam-macam Jaringan Jaringan yang terdiri dari banyak kombinasi komputer, alat penyimpanan dan alat komunikasi, dapat dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan jangkauan geografi, yaitu LAN, MAN, dan WAN. 1. Jaringan Setempat (Local Area Network LAN) LAN adalah sekumpulan komputer dan umumnya menghubungkan komputerkomputer yang dekat secara fisik, misalnya di ruang atau gedung yang sama. 2. Jaringan Metropolitan (Metropolitan Area Network MAN) MAN adalah jaringan dengan area yang cukup luas untuk mencakup suatu kota secara keseluruhan atau beberapa kota kecil yang berdekatan. Jarak fisiknya sekitar 30 mil.

9 14 MAN muncul ketika kebutuhan untuk menghubungkan beberapa komputer melampaui batas jarak LAN. 3. Jaringan Luas (Wide Area Network) WAN digunakan untuk menghubungkan berbagai komputer dan peralatan lain bila jaraknya melampaui batas LAN dan MAN Topologi Jaringan LAN Untuk menghubungkan komputer dan peralatan lainnya, jaringan LAN menggunakan 3 macam konfigurasi, yaitu bus, ring, dan star. a. Bus Network adalah suatu kabel tunggal dengan panjang terbatas; b. Ring Network adalah satu di mana seluruh mikrokomputer dan alat komunikasi lainnya dihubungkan dalam sebuah pengulangan yang berkelanjutan; c. Star Network adalah satu di mana seluruh mikrokomputer dan alat komunikasi lainnya dihubungkan secara langsung ke pusat server.

10 15 Gambar 2.1 Bus Network (Sumber : Williams dan Sawyer, 2005, p324) Gambar 2.2 Ring Network (Sumber : Williams dan Sawyer, 2005, p324)

11 16 Gambar 2.3 Star Network (Sumber : Williams dan Sawyer, 2005, p324) Internet dan Wi Fi Menurut Williams dan Sawyer (2005, p6), internet adalah jaringan komputer yang mendunia yang menghubungkan ratusan dari ribuan jaringan komputer yang lebih kecil yang digunakan untuk pengetahuan, akademik, komersial serta kepentingan individu. Menurut Williams dan Sawyer (2005, p308), WiFi yang merupakan singkatan dari wireless fidelity merupakan wireless digital standar jangka pendek yang bertujuan membantu komputer portable dan alat handheld wireless untuk mengkomunikasikan pada kecepatan tinggi dan membagi koneksi internet pada jarak sekitar 300 kaki. WiFi menghubungkan melalui akses poin ke LAN.

12 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle SDLC) adalah aplikasi penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer (McLeod et al, 2001, p133). Tahapan dalam siklus hidup digambarkan sebagai suatu pola serupa roda dalam Gambar 2.4. Empat tahap yang utama adalah perencanaan, analisis, rancangan dan penerapan. Tahap-tahap ini secara bersama-sama dinamakan siklus hidup pengembangan sistem. Tahap kelima adalah penggunaannya, yang berlangsung sampai sudah waktunya untuk merancang sistem itu kembali. Proses merancang kembali mengakibatkan siklus itu akan diulangi lagi. Gambar 2.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Sumber : McLeod, R Jr. dan Schell G., 2001)

13 18 Tahapan-tahapan siklus sistem tersebut yaitu : 1. Tahap Perencanaan, terdiri dari : a. Menyadari masalah yang biasanya dirasakan oleh manajer, non-manajer dan elemen dalam lingkungan perusahaan; b. Mendefinisikan masalah, dalam tahap ini manajer mengidentifikasikan di mana letak permasalahan dan penyebabnya yang dibantu oleh analis sistem; c. Menentukan tujuan sistem, di mana manajer dan analis sistem mengembangkan daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi untuk memuaskan pemakai; d. Mengidentifikasi kendala-kendala sistem; e. Membuat studi kelayakan, seperti kelayakan teknis, pengembalian ekonomis, nonekonomis, hukum dan etika, operasional serta jadwal; f. Mempersiapkan usulan penelitian sistem; g. Menyetujui atau menolak penelitian proyek; h. Menetapkan mekanisme pengendalian. 2. Tahap Analisis Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbarui yang terdiri dari : a. Mengumumkan penelitian sistem; b. Mengorganisasikan kebutuhan informasi; c. Mendefinisikan kebutuhan informasi; d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem; e. Menyiapkan usulan rancangan; f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek.

14 19 3. Tahap Rancangan Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru, yang terdiri dari : a. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci; b. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem; c. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem; d. Memilih konfigurasi yang terbaik; e. Menyiapkan usulan penerapan; f. Menyetujui atau menolak penerapan sistem. 4. Tahap Penerapan, yang terdiri dari : a. Merencanakan penerapan; b. Mengumumkan penerapan; c. Mendapatkan sumber daya perangkat keras; d. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak; e. Menyiapkan database; f. Menyiapkan fasilitas fisik; g. Mendidik peserta dan pemakai; h. Menyiapkan usulan cutover; i. Menyetujui atau menolak masuk ke sistem baru; j. Masuk ke sistem baru. 5. Tahap Penggunaan, yang terdiri dari : a. Menggunakan sistem; b. Audit sistem; c. Memelihara sistem;

15 20 d. Menyiapkan usulan rekayasa ulang; e. Menyetujui atau menolak rekayasa ulang sistem Manajemen Risiko Pola pembangunan suatu proses bisnis pada perusahaan terkadang mengindahkan faktor risiko yang dapat menyebabkan perusahaan mengalami kegagalan yang dapat menghambat proses pencapaian misi perusahaan. Konsep manajemen risiko berikut mencakup tentang pengertian risiko, pengukuran risiko, jenis-jenis risiko serta bagaimana pengendalian risiko Risiko Menurut Emmet J. Vaughan dan Curtis M. Elliot dalam bukunya Fundamentals of Risk and Insurance, istilah risiko telah dirumuskan dalam berbagai definisi (Kertonegoro, 1996, p1) yaitu (1) risiko adalah kans kerugian (the chances of loss); (2) risiko adalah kemungkinan kerugian (the possibility of loss); (3) risiko adalah ketidakpastian (uncertainty); (4) risiko adalah penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan (the dispersion of actual from expected result); (5) risiko adalah probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang diharapkan (the probability of any outcome different from the one expected). Sedangkan menurut Peltier (2001, p21), risiko adalah kemungkinan suatu ancaman tertentu akan memunculkan sebuah kelemahan tertentu. Kesimpulan menurut kami, risiko adalah suatu kemungkinan ancaman yang dapat merugikan karena terjadi suatu penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

16 Ancaman Menurut Peltier (2001, p21), ancaman adalah sebuah kejadian dengan potensi yang menyebabkan akses yang tidak terotorisasi, modifikasi, perusakan dari sumber daya informasi, aplikasi atau sistem Elemen Ancaman Ketika menentukan ancaman, para ahli mengidentifikasi 3 elemen yang berhubungan dengan ancaman (Peltier, 2001, p8) yaitu agent, motive, dan results. 1. Agent adalah yang memunculkan ancaman. Agen dapat berupa manusia, mesin, atau alam; 2. Motive adalah sesuatu yang menyebabkan agen untuk melakukan tindakan; 3. Results adalah hasil dari ancaman yang diaplikasikan. Contohnya : hilangnya akses, akses tak terotorisasi, perubahan, perusakan dari aset informasi Manajemen Risiko Menurut Djojosoedarso (2005, p4), manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/ perusahaan, keluarga, dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin/ mengkoordinir dan mengawasi (termasuk mengawasi) program penanggulangan risiko, sedangkan menurut Kertonegoro (1996, p15), manajemen risiko adalah proses untuk mengenali dan menilai risiko, memilih metode yang paling efisien untuk menangani eksposur kerugian, dan memonitor hasil-hasilnya secara berkelanjutan.

17 22 Program manajemen risiko dengan demikian mencakup tugas-tugas, seperti mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi, mengukur atau menentukan besarnya risiko tersebut, mencari jalan untuk menghadapi atau menanggulangi risiko, menyusun strategi untuk memperkecil ataupun mengendalikan risiko, dan mengkoordinir pelaksanaan penanggulangan risiko serta mengevaluasi program penanggulangan risiko yang telah dibuat. Kesimpulan menurut kami, manajemen risiko adalah suatu proses mengetahui risiko yang ada untuk ditanggulangi dengan cara menggunakan metode yang paling efisien Analisis Risiko Menurut Peltier (2001, p21), analisis risiko adalah proses mengidentifikasi asset dan ancaman, memprioritaskan kelemahan ancaman dan mengidentifikasi perlindungan yang tepat Pengukuran Risiko Menurut Darmawi (1994, p44), sesudah manajer risiko mengidentifikasikan berbagai jenis risiko yang dihadapi perusahaan, maka selanjutnya risiko itu harus diukur. Tujuan perlunya risiko untuk diukur adalah (1) untuk menentukan relativitas pentingnya; (2) untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko yang cocok untuk menanganinya Dimensi yang Harus Diukur Menurut Darmawi (1994, p44), informasi yang diperlukan berkenaan dengan dua dimensi risiko yang perlu diukur, yaitu frekuensi atau jumlah kerugian yang akan

18 23 terjadi dan keparahan dari kerugian itu. Paling sedikit untuk masing-masing dimensi itu, yang ingin diketahui adalah (1) rata-rata nilainya dalam periode anggaran; (2) variasi nilai itu, dari satu periode anggaran ke periode anggaran sebelum dan berikutnya; (3) dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian itu jika seandainya kerugian itu ditanggung sendiri, harus dimasukkan dalam analisis, jadi tidak hanya nilainya dalam rupiah saja Klasifikasi Risiko Menurut Sentanoe Kertonegoro (1996, p7), risiko dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori tertentu: 1. Risiko yang dapat diukur dan risiko yang tidak dapat diukur Risiko yang dapat diukur adalah risiko yang dapat diukur melalui analisis kuantitatif atau statistik, seperti tingkat kematian pada berbagai golongan umur manusia. Risiko yang tidak dapat diukur adalah risiko yang tidak dapat dikuantifikasi, seperti kegagalan suatu usaha. 2. Risiko finansial dan risiko non finansial Dalam setiap aspek dari kehidupan manusia, selalu terdapat unsur risiko. Istilah risiko termasuk setiap situasi yang mengandung eksposur terhadap sesuatu yang negatif. Dalam beberapa hal, sesuatu yang negatif itu menyangkut kerugian finansial, dan dalam hal-hal lain tidak menyangkut konsekuensi finansial. Dalam pembahasan ini, risiko yang dimaksud adalah yang menyangkut kerugian finansial.

19 24 3. Risiko statis dan risiko dinamis Risiko dinamis adalah risiko yang diakibatkan dari perubahan-perubahan dalam perekonomian. Risiko statis menyangkut kerugian-kerugian yang terjadi meskipun tidak ada perubahan dalam perekonomian. 4. Risiko fundamental dan risiko khusus Risiko fundamental menyangkut kerugian-kerugian yang sebab dan konsekuensinya bersifat nonpribadi. Risiko khusus menyangkut kerugian yang timbul dari peristiwa individual, dan yang dirasakan oleh individu daripada oleh seluruh kelompok. 5. Risiko murni dan risiko spekulatif Risiko murni menunjukkan situasi yang menyangkut kemungkinan antara kerugian atau tidak ada kerugian. Risiko murni dapat diklasifikasikan: a. Risiko personal, menyangkut kemungkinan hilangnya penghasilan atau kekayaan sebagai akibat hilangnya kemampuan bekerja; b. Risiko properti, menyangkut kemungkinan kehilangan: fisik benda-milik, penggunaan benda-milik, atau penghasilan benda-milik; c. Risiko liabilitas, menyangkut kemungkinan hilangnya kekayaan/ milik atau penghasilan mendatang yang diderita pihak lain baik disengaja maupun tidak disengaja, atau kewajiban hukum yang timbul dari kekerasan atas hak orang lain; d. Risiko karena kesalahan pihak lain, yaitu kegagalan pihak lain untuk memenuhi kewajibannya kepada kita sehingga menimbulkan kerugian finansial. Risiko spekulatif menunjukkan situasi di mana terdapat kemungkinan kerugian juga kemungkinan laba.

20 Peranan Manajemen Risiko Menurut Mark S. Dorfman dalam bukunya Introduction to Risk Management and Insurance, manajemen risiko merupakan pendekatan logis untuk menangani masalah-masalah yang dihadapi perusahaan karena terekspos terhadap kemungkinan kerugian (Kertonegoro, 1996, p15). Metode perencanaan dan penanganan kerugian dalam manajemen risiko menggunakan cara yang sistematis, logis, dan rasional sehingga bersifat ilmiah, yaitu melalui tiga langkah utama : (1) mengenali dan mengukur eksposur terhadap kerugian; (2) menyusun dan melaksanakan rencana untuk menangani potensi kerugian; (3) memonitor dan meninjau secara periodik program manajemen risiko Pengendalian Risiko Menurut McLeod dan Schell (2007, p219), pengendalian adalah sebuah mekanisme yang diimplementasikan untuk melindungi perusahaan dari risiko atau meminimalisir dampak dari risiko pada perusahaan Tipe-tipe Pengendalian Risiko Menurut McLeod dan Schell (2007, p ), ada 3 tipe pengendalian risiko yaitu pengendalian teknis, formal, dan informal. 1. Pengendalian Teknis Pengendalian teknis adalah pengendalian yang dibangun pada sistem oleh pengembang sistem selama siklus hidup pengembangan sistem.

21 26 2. Pengendalian Formal Pengendalian formal mencakup penetapan kode yang kerja, dokumentasi dari prosedur dan praktik yang diharapkan, mengawasi dan mencegah perilaku yang beragam dari pedoman yang ditetapkan. 3. Pengendalian Informal Pengendalian informal mencakup pendidikan dan program latihan dan program pembinaan manajemen. Pengendalian ini dilakukan untuk memastikan bahwa para karyawan memahami dan mendukung program keamanan perusahaan Metode Pengendalian Risiko Setelah manajer risiko mengidentifikasikan dan mengukur risiko yang dihadapi perusahaannya, maka ia harus memutuskan bagaimana menangani risiko tersebut. Ada dua pendekatan dasar untuk itu yaitu pengendalian risiko (risk control) dan pembiayaan risiko (risk financing). Pengendalian risiko, dijalankan dengan metode berikut: (1) menghindari risiko; (2) mengendalikan risiko; (3) pemisahan: (4) kombinasi atau pooling; (5) pemindahan risiko, sedangkan pembiayaan risiko (risk financing) meliputi pemindahan risiko melalui pembelian asuransi dan menanggung risiko (retention). Masing-masing peralatan itu dapat dan biasanya sebaiknya dipergunakan dalam kombinasi dengan 1 atau lebih peralatan tersebut. Jika exposure tidak dihilangkan, maka tidak ada alternatif lain, selain dari mempergunakan teknik financing. Dalam membahas masing-masing teknik perhatian akan dicurahkan pada karakteristik dasarnya, pertimbangan yang mempengaruhi penggunaannya, dan pengamatan-

22 27 pengamatan atas bagaimana mengimplementasikannya serta bagaimana mengevaluasi hasilnya Manajemen Risiko Teknologi Informasi Konsep manajemen risiko teknologi informasi mencakup tentang risiko pemakaian teknologi informasi di perusahaan, keamanan informasi, ancaman terhadap komputer, di mana hal-hal tersebut harus diidentifikasi dengan menggunakan suatu metode pengukuran risiko teknologi informasi, sehingga pada akhirnya dapat diberikan suatu rekomendasi atas risiko-risiko yang teridentifikasi tersebut Risiko Teknologi Informasi Menurut Jordan dan Silcock (2005, p48), risiko teknologi informasi adalah suatu kemungkinan kesalahan dengan teknologi informasi dan menyebabkan suatu dampak negatif pada bisnis Kelas-kelas Risiko Teknologi Informasi Menurut Jordan dan Silcock (2005, p 49-52), ada 7 kelas risiko TI, di mana dalam setiap kelasnya teknologi informasinya dapat salah, dan menyebabkan konsekuensi negatif untuk perusahaan. Tujuh kelas tersebut yaitu: 1. Proyek kegagalan untuk menyampaikan Kelas ini berfokus pada kegagalan proyek TI, mempertimbangkan penunjukan proyek TI dan proyek bisnis dengan suatu komponen TI yang kritis dan penting.

23 28 2. Kesinambungan pelayanan TI ketika operasi bisnis terhenti Kelas ini berkaitan dengan ketidakandalan pelayanan TI sehingga menyebabkan gangguan kepada bisnis. 3. Aset-aset informasi kegagalan untuk melindungi Kelas ini berhubungan secara khusus pada kerusakan, kehilangan atau eksploitasi dari aset informasi yang ada pada sistem TI. 4. Penyedia jasa layanan dan vendor kerusakan pada rantai nilai TI Dewasa ini penyedia jasa layanan dan vendor memegang peranan yang penting dalam pengiriman proyek TI dan operasi sehari - hari. Ketika sebuah penyedia jasa layanan gagal mengirimkan, maka akan muncul potensi dampak yang segera dan signifikan pada sistem TI dan layanan. Vendor dipercayakan untuk banyak aplikasi yang mengendalikan bisnis saat ini, bila ada kesalahan pada produk mereka, maka penyelesaian sengketa dengan penengahan kembali yang mereka ajukan bisa mungkin adalah setengah setengah dan mereka boleh memilih untuk menghapuskan setahap demi setahap aplikasi kunci perusahaan. 5. Aplikasi system flaky Kelas ini berhubungan dengan kagagalan aplikasi TI. Aplikasi adalah sistem khusus yang berinteraksi dengan user dan dalam kebanyakan organisasi merupakan kombinasi dari software paket dan software khusus yang tujuannya sampai tahap tertentu terintegrasi bersama-sama. 6. Infrastruktur fondasi yang rapuh Kelas ini berhubungan dengan kegagalan dalam infrastruktur TI. Infrastruktur adalah nama umum untuk berbagai komputer dan sumber daya jaringan terpusat dan terdistribusi di mana aplikasi dijalankan.

24 29 7. Strategis dan emergent dilumpuhkan oleh TI Kelas ini berhubungan dengan kemampuan TI membiarkan eksekusi menurun dari strategi bisnis. Dampaknya tidak segera terasa tetapi akan menjadi signifikan dalam perencanaan bisnis strategis Ancaman terhadap Komputer dan Sistem Komunikasi Isu terhadap keamanan komputer sering ditemui sehari-hari khususnya dalam sebuah perusahaan. Ancaman-ancaman tersebut dapat dibagi menjadi 7 macam kategori, di mana setiap kategori dibagi menjadi beberapa tipe ancaman yang dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Ancaman terhadap Komputer dan Sistem Komunikasi (Sumber : Brian K. Williams dan Stacey C. Sawyer, 2005, p385) Kategori Ancaman Kesalahan dan kecelakaan (Errors and Accidents) Tipe Ancaman Kesalahan manusia (human errors) Kesalahan prosedural (procedural errors) Kesalahan perangkat lunak (software errors) Masalah elekromagnetik (electromagnetic problems) Masalah data tidak benar (dirty data problems)

25 30 Bencana alam (Natural Hazards) Kerusuhan dan terorisme (Civil unrest and Terorism) Kejahatan melawan komputer dan komunikasi (Crimes against computers and communications) Pencurian perangkat keras (theft of hardware) Pencurian perangkat lunak dan data (theft of software and data) Pencurian waktu dan layanan (theft of time and services) Pencurian informasi (theft of information) Kejahatan atas dendam dan penghancuran (crimes of malice and destruction) Kejahatan menggunakan komputer dan komunikasi (Crimes using computers and communications) Worms dan Virus Kejahatan komputer (Computer Hackers dan Crackers

26 31 Criminals) Karyawan (employees) Pemakai luar (outside users) Kejahatan profesional (professional criminals) Virus, Worm, Hackers dan Crackers Menurut Williams dan Sawyer (2005, p390), virus adalah program yang menyimpang, yang disimpan ke dalam komputer floopy drive, hard drive, atau CD yang dapat menyebabkan efek yang tidak diharapkan, seperti menghancurkan data. Menurut Williams dan Sawyer (2005, p390), worm adalah program yang mengkopi dirinya sendiri secara berulang-ulang ke dalam memori komputer atau ke dalam disk drive. Menurut Williams dan Sawyer (2005, p393), hackers memiliki 2 arti dari sisi positif dan negatif. Dalam arti positif, hacker adalah orang yang menyukai belajar bahasa program dan sistem komputer. Sedangkan dalam arti negatif, hacker adalah orang yang ingin mendapatkan akses yang tidak terotorisasi ke dalam sistem komputer atau telekomunikasi, lebih sering digunakan untuk menantang. Menurut Williams dan Sawyer (2005, p393), crackers adalah orang yang secara ilegal masuk ke dalam komputer dengan tujuan yang jahat untuk mendapat informasi dengan tujuan keuangan, mematikan hardware, membajak software, atau menghancurkan data Keamanan Informasi Menurut Alberts dan Dorofee (2004, p5), keamanan informasi adalah menentukan apa yang perlu untuk dilindungi dan alasannya, dilindungi dari apa, dan

27 32 bagaimana melindungi selama informasi tersebut ada, sedangkan menurut McLeod dan Schell (2007, p212), keamanan informasi adalah perlindungan pada komputer dan peralatan non-komputer, fasilitas, data, dan informasi dari penyalahgunaan oleh pihakpihak yang tidak berhak. Kesimpulan menurut kami, keamanan informasi adalah suatu penentuan untuk melakukan perlindungan terhadap segala sesuatu data informasi yang bersifat penting dari suatu penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak berhak Elemen Keamanan Informasi Menurut McLeod dan Schell (2007, p212), keamanan informasi terdiri dari perlindungan terhadap 3 aspek yaitu kerahasiaan, ketersediaan, dan integritas. 1. Kerahasiaan Perusahaan berusaha untuk melindungi kerahasiaan data dan informasi mereka dari orang-orang yang tidak berkepentingan. 2. Ketersediaan Tujuan dari infrastruktur informasi perusahaan adalah untuk membuat data dan informasi mereka tersedia untuk pihak-pihak yang sah untuk menggunakan data dan informasi tersebut. 3. Integritas Semua sistem informasi seharusnya menyediakan sebuah penyajian yang akurat dari sistem fisik yang mereka sajikan.

28 Ancaman Keamanan Informasi Menurut McLeod dan Schell (2007, p213), ancaman keamanan informasi adalah orang, organisasi, mekanisme, atau peristiwa, yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerusakan pada sumber daya informasi perusahaan Risiko Keamanan Informasi Menurut McLeod dan Schell (2007, p215), risiko keamanan informasi adalah potensi hasil yang tidak diinginkan dari pelanggaran keamanan informasi oleh sebuah ancaman keamanan informasi Jenis-jenis Risiko Keamanan Informasi Tabel 2.2 Jenis-jenis Risiko Keamanan Informasi (Sumber : McLeod dan Schell, 2004, p212) Deskripsi Risiko Unauthorized Disclosure and Theft (Pengungkapan dan Pencurian Tak Terotorisasi) Keterangan Ketika database dan perpustakaan software juga terbuka untuk orang-orang yang tidak diberi hak (unauthorized), maka hasilnya adalah hilangnya informasi atau uang. Unauthorized Use (Penggunaan Tak Terotorisasi) Penggunaan oleh yang tidak berhak (unauthorized use) terjadi ketika orang yang biasanya tidak berhak untuk

29 34 menggunakan sumber daya perusahaan, juga bisa untuk menggunakanya. Unauthorized Destruction and Denial of Service (Perusakan dan Penolakan Servis Tak Terotorisasi) Unauthorized Modification (Perubahan Tak Teotorisasi) Seseorang bisa merusak hardware atau software, menyebabkan operasi komputer perusahaan mati. Perubahan bisa dibuat pada data, informasi, dan software perusahaan. Beberapa perubahan tidak ketahuan dan menyebabkan pengguna hasil sistem membuat keputusan yang salah Pengendalian Risiko Teknologi Informasi Menurut Gallegos et al (1987, p24), pengendalian (control) adalah prosedur prosedur dan pola- pola organisatoris yang dapat memastikan keandalan informasi yang dibuat oleh sistem informasi berbasis komputer. Jenis jenis pengendalian: 1. Berdasarkan tujuannya: a. Preventive Pengendalian yang bertujuan menghentikan sementara pemrosesan ketika sebuah eror atau kondisi perkecualian muncul atau terjadi. Merupakan pengendalian yang termahal namun juga yang paling handal. Karena pengendalian preventive harus diaplikasikan ke seluruh bagian yang sedang diproses dan usaha pengembangan memerlukan pengendalian yang menyeluruh.

30 35 b. Detective Pengendalian yang dirancang untuk melacak eror dan melaporkan eror yang terlacak serta informasi yang terkait. Secara umum merupakan pengendalian yang paling murah. Karena bisa diaplikasikan pada sebuah sampling basis atau exception basis. c. Corrective Pengendalian yang bertujuan melakukan pelacakan eror dan sekaligus melakukan tindakan perbaikan. Merupakan pengendalian yang lebih mahal daripada pengendalian detective, karena selain melacak juga melakukan tindakan perbaikan. Namun lebih murah dari preventive karena bisa diaplikasikan pada sebuah sampling basis atau exception basis. 2. Berdasarkan ruang lingkup: a. General Control Pengendalian yang diterapkan pada seluruh bagian dalam fasilitas Sistem Informasi berbasis komputer. b. Application Control Pengendalian yang beroperasi hanya di dalam 1 program aplikasi spesifik saja. Tipetipe utama dari application control : 1) Input control Mengelola persiapan data, pergerakan data, dan konversi data. 2) Programmed control Mengelola penggunaan komputer untuk mengubah input dalam sebuah pemrosesan yang sedang berjalan. Mencakup pengecekan label, perlindungan library, dan perlindungan memory.

31 36 3) Output control Mengelola keakuratan dan kelengkapan dari informasi yang dihasilkan, pendistribusian terotorisasi, dan pelacakan & re-entry eror. 4) Transmission Control Bertujuan memastikan bahwa data tidak diubah selama proses komunikasi Metode Standar Analisis Risiko Apapun proses analisis risiko yang digunakan, metodenya tetap sama, diantaranya yaitu (1) identifikasi aset yang akan direview; (2) mengetahui dengan pasti ancaman, risiko, perhatian atau isu yang ada pada aset; (3) memprioritaskan risiko atau menentukan kelemahan ancaman terhadap aset; (4) implementasikan pengukuran yang tepat, mengontrol, melindungi atau menerima risiko; (5) memonitor efektivitas pengendalian dan menaksir efektivitasnya Manajemen Risiko Proyek Menurut Schwalbe (2002, p302), manajemen risiko proyek adalah suatu seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan merespon risiko yang muncul selama hidup suatu proyek sehingga dapat mencapai sasaran proyek.

32 Faktor Risiko Proyek Teknologi Informasi Tabel 2.3 Risiko Proyek Teknologi Informasi (Sumber : Zhang Xian Lu dan Lee Jia Pei, 2008, p8 ) Level Kategori Definisi Risiko Risiko Ekonomi Risiko Ukuran Ukuran dan keragaman tim Ukuran dan keragaman user Ukuran proyek (waktu, biaya, departemen, pemasok) Risiko Sumber Daya Ketidakcukupan sumber daya Risiko Organisasi Risiko Perubahan Perubahan prosedur Perubahan keorganisasian Perubahan sumber daya proyek karena prioritas organisasi Perubahan tugas user Perubahan yang sering dilakukan dalam tim proyek Intensitas Konflik Konflik antara user Konflik antara sistem Konflik antara anggota-anggota tim pengembangan Kompleksitas Ketiadaan kejelasan batasan peranan Lingkungan Kerja Kompleksitas tugas Komunikasi yang tidak efektif Politik perusahaan yang menimbulkan efek negatif pada pengerjaan proyek Ketidakstabilan Lingkungan organisatoris yang tidak Lingkungan Kerja stabil Ketergantungan terhadap pemasok

33 38 dari luar Kurangnya Komitmen konsumen (user) Komitmen Komitmen manajemen puncak Komitmen diantara anggota tim pengembang Risiko Teknologi Kurangnya Keahlian Anggota tim yang kurang terlatih Pengetahuan tim SI terhadap tool dan metodologi pengembangan Pengetahuan tim SI terhadap aplikasi Pengetahuan tim SI terhadap tugas Pengetahuan user dalam SI & aplikasi Risiko Kepegawaian Kepegawaian yang tidak tepat Kepegawaian yang tidak cukup Pembaharuan Pembaharuan Perangkat Keras Teknologi (Hardware) Pembaharuan Perangkat Lunak (Software) Kompleksitas Jumlah penghubung ke sistem yang Teknologi berjalan Jumlah penghubung ke sistem di masa depan Kesulitan dalam mendefinisikan input & output sistem Banyaknya pemasok hardware dan software Risiko User Keterlibatan user Sikap / perilaku user

34 39 Risiko Ekonomi 1. Risiko Pengukuran Pembagian pengukuran risiko ini dimasukkan ke dalam tiga dimensi: ukuran tim, ukuran user, dan ukuran proyek. Pengukuran risiko tim berhubungan dengan keanekaragaman manusia dalam tim. Semakin besar suatu tim tersebut, maka akan semakin sulit dan berisiko untuk menangani orang-orang yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda tersebut. Sama halnya dengan ukuran user, faktor risiko ini berhubungan dengan jumlah dan keanekaragaman dari user yang terlibat dengan proyek TI. Ukuran risiko suatu proyek berkaitan dengan ketidakpastian yang muncul dari lamanya waktu implementasi proyek, jumlah departemen yang terlibat, alokasi budjet kepada proyek, dan banyaknya pemasok eksternal yang terlibat dalam proyek. 2. Risiko Sumber Daya Risiko sumber daya dihubungkan dengan ketersediaan sumber daya tersebut. Jika proyek tidak memiliki sumber daya yang cukup, maka proyek tersebut tidak akan dapat selesai tepat waktu. Risiko Organisasi 3. Risiko Perubahan Terdapat 5 kemungkinan perubahan yang dapat menjadi risiko terhadap proyek TI. (1) Perubahan prosedur, yang berarti adanya perubahan pada prosedur operasional dari departemen yang disebabkan karena adanya proyek TI. (2) Perubahan keorganisasian, yang mencakup suatu tingkat perubahan pada struktur organisasi, departemen, atau yang melibatkan fungsi dalam proyek TI. (3) Perubahan sumber daya proyek karena

35 40 prioritas organisasi. (4) Perubahan tugas user, yang mencakup suatu modifikasi dari tugas user yang dibutuhkan oleh proyek TI. (5) Frekuensi perubahan dalam tim proyek, yang akan mempengaruhi produktivitas dari tim dalam kaitannya untuk mendapatkan kembali kemampuan dan pengetahuan. 4. Intensitas Konflik Terdapat 3 macam konflik yang akan muncul di antara user, sistem, dan anggota tim pengembangan. User mungkin memiliki opini yang berlawanan selama pengembangan proyek TI; sistem akan tidak sesuai antara yang satu dengan yang lainnya; konflik dapat juga terjadi antar anggota tim pengembangan dalam kaitannya dengan perbedaan latar belakang mereka, sifat, dan metode pengembangan yang dikuasai. 5. Kompleksitas Lingkungan Kerja Ada beberapa risiko yang berhubungan dengan kompleksitas dalam lingkungan kerja. Yang pertama adalah ketiadaan kejelasan batasan peranan. Kalau peranan dari anggota tim dalam proyek tidak jelas maka anggota tim tidak akan memahami tanggung jawab mereka dan membuat pimpinan tim sulit mengontrol kualitas proyek. Risiko yang kedua berhubungan dengan kerumitan tugas. Semakin rumit tugas, maka akan semakin beresiko pula proyek tersebut. Risiko yang ketiga adalah komunikasi yang tidak efektif. Apabila komunikasi diantara pengguna, anggota tim, atau manajemen puncak tidak efektif, maka proyek akan memiliki resiko yang tinggi. 6. Ketidakstabilan Lingkungan Kerja Ada dua risiko yang berhubungan dengan ketidakstabilan lingkungan organisasi. Risiko dapat datang dari lingkungan organisatoris yang tidak stabil seperti cepatnya perubahan keinginan pelanggan dan kompetisi. Ketergantungan kepada pemasok dapat juga

36 41 menyebabkan risiko ketika pemasok memegang kendali yang berlebihan, menaikkan harga, diganti, atau menjadi tidak stabil atau tidak terkendali. 7. Kurangnya Komitmen Kurangnya komitmen dapat meningkatkan penolakan pemakaian sistem, kesulitan mendapatkan sumber daya dan kekuatan yang diperlukan untuk mendukung proyek. Ada tiga macam komitmen disini: (1) kurangnya komitmen pengguna, (2) kurangnya komitmen manajemen puncak, dan (3) kurangnya komitmen di antara anggota tim. Risiko Teknologi 8. Kurangnya Keahlian Ada lima risiko yang berhubungan dengan kurangnya keahlian. Yang pertama, risiko dapat datang dari anggota tim yang kurang terlatih. Anggota tim harus dilatih untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Risiko yang kedua berhubungan dengan pengetahuan tim sistem informasi terhadap tool dan metodologi pengembangan. Risiko dapat juga muncul ketika tim sistem informasi tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai aplikasi yang digunakan. Risiko dapat juga muncul ketika tim sitem informasi tidak mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai tugas. Yang terakhir kurangnya pengetahuan pengguna dalam sistem informasi dan aplikasi dapat juga membawa risiko. Tidak hanya tim pengembang yang memerlukan pengetahuan profesional, pengguna juga. Apabila pengguna tidak memiliki pengetahuan yang cukup mereka tidak akan mengidentifikasi kebutuhan yang jelas mengenai proyek, mempertimbangan perubahan prosedural yang perlu dibuat, atau mengumpulkan data yang akan dipergunakan dalam proyek.

37 42 9. Risiko Kepegawaian Ketidakcukupan atau ketidakjelasan dalam kepegawaian dapat menyebabkan risiko TI. Kepegawaian yang tidak tepat berarti penempatan peranan, tanggung jawab, atau persyaratan dalam tim proyek tidak tepat, sehingga performa tidak mencapai hasil yang baik. Kepegawaian yang tidak cukup berarti dalam tim tidak ada staf yang cukup untuk menjalankan tugas dan mencapai sasaran, yang dapat menyebabkan meningkatnya risiko-risiko. 10. Pembaharuan Teknologi Terdapat 2 risiko yang berkaitan dengan risiko ini, yaitu pembaharuan hardware dan pembaharuan software. Dalam proyek TI melibatkan hardware dan software baru, serta teknologi baru yang dibutuhkan untuk mendukung dalam penyelesaian masalah teknologi, oleh karena itu membutuhkan waktu dan sumber daya yang lebih dan membawa lebih banyak risiko dibandingkan proyek yang menggunakan teknologi yang sedang dipakai. 11. Kompleksitas Teknologi Ada 4 risiko yang berhubungan dengan kompleksitas teknologi, yaitu (1) beberapa penghubung ke sistem yang berjalan, menghubungkan sistem yang berjalan melibatkan banyak isu seperti bagaimana untuk mengintegrasikan dengan sistem yang sedang berjalan, bagaimana menjalankan sistem baru tanpa mempengaruhi sistem yang lama, fungsi apa saja yang tidak ubah dari sistem lama; (2) beberapa penghubung ke sistem di masa depan, proyek akan jauh lebih berisiko bila juga harus mampu menampung fleksibilitas sistem di masa depan, karena itu artinya arsitektur dasarnya harus didesain lebih hati-hati dibandingkan proyek yang didesain hanya untuk keperluan saat ini; (3) kesulitan dalam mendefinisikan input dan output sistem, penjelasan yang jelas tentang

38 43 input dan output dibutuhkan untuk menyiapkan data dan desain sistem, dan juga menyediakan pengukuran yang jelas untuk fungsi manajemen proyek; (4) banyaknya pemasok hardware / software, jumlah pemasok hardware / software secara langsung berhubungan dengan kerumitan dalam mengintegrasikan sistem dan menyebabkan risiko muncul. Semakin banyak pemasok hardware dan software, maka semakin banyak interface yang perlu untuk dikembangkan sehingga proyek akan semakin sulit dan berisiko. 12. Risiko User Ada 2 macam risiko yaitu keterlibatan user dan sikap / perilaku user. Sebuah proyek tidak akan berhasil jika user tidak terlibat khusus dalam proyek tersebut. Dalam hal lain, user yang memiliki pengertian dan sikap puas akan membantu proyek berjalan dengan lancar. Performa akan membawa pengaruh positif bagi keberhasilan proyek Proses-proses Manajemen Risiko Proyek Menurut Schwalbe (2002, p305), terdapat beberapa langkah dalam manajemen risiko proyek, antara lain: 1. Perencanaan Manajemen Risiko Mencakup menentukan pendekatan yang digunakan dan merencanakan aktivitas manajemen risiko untuk proyek. Hasil dari perencanaan manajemen risiko adalah rencana manajemen risiko yang mendokumentasikan prosedur untuk mengelola risiko pada proyek. 2. Identifikasi risiko Mencakup menentukan risiko mana yang akan mempengaruhi proyek dan mendokumentasi karakteristik dari masing-masing risiko tersebut dalam sebuah risk

39 44 register. Risk Register adalah sebuah dokumen yang berisi hasil dari berbagai prosesproses manajemen risiko, yang sering ditampilkan dalam sebuah tabel atau format spreadsheet. Tabel 2.4 Format Risk Register (Sumber : Schwalbe, 2002, p463) No Kategori Risiko Deskripsi Risiko Faktor Penyebab Kecenderungan Dampak Rating Pengendalian yang Ada Kecenderungan Dampak Rating Dalam Risk Register, terdapat beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengisi setiap kolom yang ada di risk register, diantaranya : a. Identifikasi kategori risiko berdasarkan level Langkah ini mengidentifikasikan kategori risiko yang ditemukan termasuk ke dalam kategori risiko yang mana, berdasarkan pada faktor risiko proyek teknologi informasi yang telah dicantumkan pada Tabel 2.1, Tabel 2.2, dan Tabel 2.3. b. Identifikasi risiko yang terkait dengan kategori risiko Langkah ini mengidentifikasikan deskripsi dari risiko yang dapat muncul berdasarkan kategori risiko yang telah teridentifikasi. Deskripsi risiko ini menjelaskan kelemahan dari proyek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proyek.

40 45 c. Analisa faktor penyebab risiko Dalam langkah ini dianalisa faktor penyebab timbulnya risiko-risiko yang dapat mempengaruhi jalannya proyek. d. Pengukuran probabilitas munculnya risiko Dalam langkah ini, dijelaskan kecenderungan atas kemungkinan munculnya risiko yang dapat mempengaruhi keberhasilan proyek. Pengukuran ini didasarkan pada frekuensi munculnya risiko. Hal ini dijelaskan dalam Tabel 2.5. Tabel 2.5 Kecenderungan Munculnya Risiko (Sumber : Audittindo Education, 2006, p26) Level Kecenderungan Munculnya Keterangan Risiko 5 Sangat sering Selalu terjadi 4 Sering Hampir selalu terjadi 3 Cukup sering Dapat terjadi 2 Jarang Mungkin terjadi 1 Sangat jarang Hampir tidak mungkin terjadi e. Pengukuran dampak risiko Dalam langkah ini, dilakukan analisa pengukuran dampak dari munculnya suatu risiko. Tingkat kerusakan ini dimulai dari yang berdampak kecil dalam keberhasilan proyek sampai dengan dampak besar yang menyebabkan proyek gagal. Tingkatan tersebut dijelaskan dalam Tabel 2.6.

41 46 Tabel 2.6 Dampak Risiko (Sumber : Audittindo Education, 2006, p26) Level Dampak dari Kemunculan Keterangan Risiko 5 Bencana Proses bisnis mengalami kegagalan total 4 Mayor Mengalami gangguan yang menyebabkan seluruh proses bisnis terhambat 3 Moderate Mengalami gangguan sehingga sebagian proses bisnis terhambat 2 Minor Mengalami gangguan namun proses bisnis tetap dapat berjalan 1 Tidak signifikan Tidak menyebabkan gangguan terhadap proses bisnis f. Menentukan rating risiko Penentuan rating didasarkan pada perbandingan dampak risiko terhadap kecenderungan munculnya risiko. Rating risiko memiliki 4 tingkatan yaitu Low, Medium, High, dan Extreme. Hal tersebut dijelaskan dalam Tabel 2.7.

42 47 Tabel 2.7 Rating Risiko (Sumber : Audittindo Education, 2006, p26) Dampak Kecenderungan H H E E E 4 M H H E E 3 L M H E E 2 L L M H E 1 L L M H H Keterangan : L = Low Risk; risiko yang dapat diterima; M = Medium Risk; memerlukan penanganan dari manajemen; H = High Risk; memerlukan perhatian dan penanganan dari Manajemen Senior; E = Extreme Risk; memerlukan tindakan yang secepatnya. g. Identifikasi pengendalian yang ada Dalam langkah ini dilakukan identifikasi terhadap pengendalian yang telah diimplementasikan dalam perusahaan dalam menangani risiko yang muncul. 3. Analisa risiko kualitatif Analisa risiko kualitatif mencakup perkiraan kecenderungan dan dampak dari risiko yang teridentifikasi untuk menentukan tingkat kepentingan atau prioritasnya. Dalam

43 48 analisa ini dapat digunakan beberapa cara seperti matriks probabilitas-dampak untuk menghasilkan tabel daftar prioritas risiko. 4. Analisa risiko kuantitatif Biasanya analisa risiko kuantitatif merupakan kelanjutan dari analisa risiko kualitatif, di mana kedua proses dapat dikerjakan secara bersamaan, atau secara terpisah. Namun pada beberapa proyek dapat dilakukan analisa risiko kualitatif saja tanpa diikuti analisa risiko kuantitatif. Analisa risiko kuantitatif mencakup pengukuran kemungkinan dan konsekuensi dari risiko secara numerik dan mengestimasi dampaknya pada tujuan proyek. 5. Perencanaan penanggulangan risiko Mencakup pengambilan langkah-langkah untuk meningkatkan kesempatan dan mengurangi ancaman untuk mencapai tujuan proyek. Setelah organisasi mengidentifikasi dan menghitung risiko-risiko, maka harus membangun sebuah respon yang tepat terhadap risiko-risiko tersebut. Ada 4 strategi respon dasar yaitu risk avoidance, risk acceptance, risk transference, dan risk mitigation. a. risk avoidance yaitu menghilangkan sebuah ancaman spesifik, yang biasanya dengan menghilangkan penyebab ancaman tersebut; b. risk acceptance yaitu menerima konsekuensi jika risiko muncul; c. risk tranference yaitu memindahkan konsekuensi dari sebuah risiko dan tanggung jawab manajemen kepada pihak ketiga;

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu 73 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Risiko Teknologi Informasi PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu pengerjaan proyek-proyek teknologi informasi dari perusahaan lain.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem IT dan internet, maka risiko dalam sistem-sistem

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT Informasi Komersial Bisnis, kami mengolah data berdasarkan wawancara kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan pengukuran risiko terhadap proyek teknologi informasi,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan pengukuran risiko terhadap proyek teknologi informasi, BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam melakukan pengukuran risiko terhadap proyek teknologi informasi, meliputi proses perusahaan secara umum serta proses proses dalam manajemen risiko proyek teknologi informasi

Lebih terperinci

MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI

MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI Pengertian Risiko Sesuatu yang buruk (tidak diinginkan), baik yang sudah diperhitungkan maupun yang belum diperhitungkan, yang merupakan suatu akibat dari suatu

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

PSI-SESI 4. Sistem Informasi Berbasis Komputer (bag.2)

PSI-SESI 4. Sistem Informasi Berbasis Komputer (bag.2) PSI-SESI 4 Sistem Informasi Berbasis Komputer (bag.2) REVIEW SISTEM DAN INFORMASI SISTEM adalah suatu totalitas himpunan bendabenda atau bagian-bagian yang satu sama lain berhubungan sedemikian rupa, sehingga

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah

Lebih terperinci

KOMPUTER SEBAGAI ALAT PEMECAHAN MASALAH

KOMPUTER SEBAGAI ALAT PEMECAHAN MASALAH KOMPUTER SEBAGAI ALAT PEMECAHAN MASALAH Arsitektur Komputer Komputer merupakan sebuah sistem, kombinasi beberapa komponen yang saling berhubungan yang melaksanakan fungsi dasar sistem, yaitu masukan, keluaran,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom ramadhan_rs@dsn.dinus.ac.id 085640989018 RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER W Pokok Bahasan 1 Pengenalan Teknologi Informasi 2 Konsep

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention) L1 Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan Arahan Strategi ( Strategic Intention) Untuk menjawab pertanyaan dibawah ini menggunakan format skor dengan skala ( 0-5 ) dan lingkari skor yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI BAB I PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI 1.1 PENGERTIAN TEKNOLOGI INFORMASI Teknologi Informasi adalah istilah terhadap berbagai macam hal dan kemampuan yang digunakan dalam pembentukan, penyimpanan, dan penyebaran

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Schwalbe (2010, p53), proyek teknologi informasi tidak seperti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Schwalbe (2010, p53), proyek teknologi informasi tidak seperti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Informasi Menurut Schwalbe (2010, p53), proyek teknologi informasi tidak seperti proyek di industri lainnya, karena proyek teknologi informasi dapat menjadi sangat berbeda,

Lebih terperinci

KONSEP JARINGAN KOMPUTER

KONSEP JARINGAN KOMPUTER KONSEP JARINGAN KOMPUTER Yoga Arie Wibowo yogaariewibowo@yahoo.com Abstrak Jaringan komputer merupakan sebuah system yang terdiri atas komputer komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan LAMPIRAN LAMPIRAN I. KUISIONER HUBUNGAN LIGHTS-ON DAN PROYEK DENGAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan dan staf senior dari departemen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis dan Penjelasannya 1.1 Tahapan dalam Sistem Tahapan proses dalam sistem mencakup langkah-langkah berikut : 1. Menentukan skor atas jawaban dari pengguna mengenai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sesuatu yang belum diketahui kepada user. bagi kehidupan manusia.

BAB 2 LANDASAN TEORI. sesuatu yang belum diketahui kepada user. bagi kehidupan manusia. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi Informasi 2.1.1. Pengertian Informasi Menurut McLeod (2007, p9), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti; biasanya informasi menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. Sifat Audit Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS 4.1 Perencanaan Audit Sebelum melakukan audit terhadap sistem aplikasi penjualan kredit di PT. Rodamas, kami terlebih dahulu membuat

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard. BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mardi (2011) pengertian sistem adalah suatu kesatuan komponen atau elemen yang di hubungkan bersama

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM. Haryanti Susanto ( )

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM. Haryanti Susanto ( ) AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM Haryanti Susanto (12210034) Bella Dona (122100 ) Tujuan Pembelajaran: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Mampu mengidentifikasi berbagai tahap dalam SDLC. Memahami

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 5/11/2016 nts/sia 1 Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi.

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi. Danny Kriestanto 2 Pengantar Jaringan Komputer Konsep Jaringan Komputer Sesi 1 Pengantar Jaringan Komputer Klasifikasi Jaringan Komputer Terminologi Jaringan Komputer Komponen Jaringan Komputer Kode MK

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian pengamanan system informasi berbasis computer ini meliputi: pengendalian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer berasal dari bahasa latin computer yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya menghitung.

Lebih terperinci

Pertemuan 1. Tujuan Teknik Komunikasi

Pertemuan 1. Tujuan Teknik Komunikasi Pertemuan 1 Tujuan Teknik Komunikasi Adalah bagaimana menyampaikan informasi ke tempat tujuan dengan cepat dan tepat (menukar informasi antara dua perantara), karena masalah utama dalam komunikasi adalah

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI 9/28/2011 PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PERTEMUAN - 1 GAMBARAN UMUM MANAJEMEN 1 2 1. Peserta memahami tentang proyek 2. Peserta memahami konsep-konsep manajemen yang diperlukan dalam manajemen proyek Fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan Risiko dalam investasi teknologi informasi (TI) yang diterapkan di PT TELKOM. Petunjuk:

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN DISUSUN OLEH NURAINI TRIWIJAYANTI E.47 2013 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa 1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa bumi Badai angin, dan perang 2. Ancaman karena kesalahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk 9 LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai korporasi perusahaan. Pertanyaan di bawah berhubungan dengan nilai-nilai dan resiko-resiko yang

Lebih terperinci

Standar Internasional ISO 27001

Standar Internasional ISO 27001 Standar Internasional ISO 27001 ISO 27001 merupakan standar internasional keamanan informasi yang memuat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam usaha menggunakan konsepkonsep keamanan informasi

Lebih terperinci

Mengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak

Mengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak Fakultas Teknik Prodi Teknik Informatika UNP PGRI KEDIRI 1 Mengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak RONY HERI IRAWAN Mengelola aset-aset Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Mengelola aset-aset

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Desain Sistem Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Desain Sistem Setelah tahap analisis selesai, maka analis sistem mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Setelah itu tiba waktunya

Lebih terperinci

KOMPONEN DAN AKTIVITAS SISTEM INFORMASI

KOMPONEN DAN AKTIVITAS SISTEM INFORMASI KOMPONEN DAN AKTIVITAS SISTEM INFORMASI Komponen-komponen utama dan aktivitas-aktivitas sistem informasi Komponen Utama Sistem Informasi People Hardware Software Data Networks End Users / users / clients

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Stair (2010:5), data adalah fakta atau kenyataan, contoh: nomor karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Infrastruktur Teknologi Informasi

Infrastruktur Teknologi Informasi Infrastruktur Teknologi Informasi Content Definisi Infrastruktur TI Layanan-layanan Infrastruktur TI Evolusi Infrastruktur TI Komponen-komponen Infrastruktur Tren Platform Peranti Keras Dan Teknologi Baru

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan. 97 BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI Pengendalian terhadap sistem informasi dalam suatu perusahaan adalah penting untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional

Lebih terperinci

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Oleh: Wahyu Nurjaya WK, S.T., M.Kom. Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan. 2.

Lebih terperinci

Sumber Daya Informatika Kesehatan. Surahyo Sumarsono

Sumber Daya Informatika Kesehatan. Surahyo Sumarsono Sumber Daya Informatika Kesehatan Surahyo Sumarsono surahyo.sumarsono@ugm.ac.id Komponen Sistem Informasi Prosedur Kerja Komponen SI Teknologi Informasi - Perangkat keras (hardware) - Perangkat lunak (software)

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA

BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA BAB 3 DESKRIPSI DAN PENGENDALIAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT CATRA NUSANTARA BERSAMA 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT Catra Nusantara Bersama adalah perusahaan yang bergerak di bidang chemical, didirikan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO

DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO DASAR-DASAR MANAJEMEN RISIKO/ RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO Manajemen Risiko ANDRI HELMI M, SE., MM. Pengertian Risiko Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott Kans kerugian the change of loss

Lebih terperinci

MATERI 03 : KEAMANAN INFORMASI

MATERI 03 : KEAMANAN INFORMASI MATERI 03 : KEAMANAN INFORMASI INFORMATION SECURITY Hastha Sunardi Universitas IGM Teknik Komputer Pertemuan [1.02-02] Keamanan Informasi Keamanan informasi digunakan untuk menggambarkan perlindungan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan Kantor kami yang berpusat di Los Angeles, California dan Jakarta, Indonesia, Mindreach memiliki posisi yang strategis dalam

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga kata yang mempunyai arti tersendiri, apabila ketiga kata tersebut digabungkan akan membentuk suatu rumusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Sistem dapat didefinisikan berdasarkan cara pendekatannya, yaitu berdasarkan prosedur dan elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER Materi Jaringan Komputer Dasar Rio Andrianto, S.Kom Mengenal Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainya yang terhubung

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP

MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP 1 MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP INFORMASI Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. Latar belakang (1) 2 The Standish Group research shows a staggering 31.1% of projects

Lebih terperinci

: ADRIAN YUDHA PRIATNA NIM : Bab 9

: ADRIAN YUDHA PRIATNA NIM : Bab 9 NAMA : ADRIAN YUDHA PRIATNA NIM : 09101003037 Bab 9 1. Apakah bentuk dan penggunaan informasi dan sistem pendukung keputusan untuk manajer dan profesional bisnis berubah dan berkembang? Mengapa atau mengapa

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Sistem Informasi Bisnis 1 Outline Materi Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pengertian Sistem Informasi Proses Bisnis Sistem Informasi Bisnis (e-bisnis) Jenis Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang terkait sistem informasi dan perancangan sistem informasi pelaporan kejadian untuk memonitor risiko operasional di perusahaan. Dimulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

KEAMANAN DAN KONTROL. A. PENTINGNYA KONTROL Salah satu tujuan CBIS adalah untuk memberi dukungan kepada manajer dalam mengontrol area operasinya

KEAMANAN DAN KONTROL. A. PENTINGNYA KONTROL Salah satu tujuan CBIS adalah untuk memberi dukungan kepada manajer dalam mengontrol area operasinya KEAMANAN DAN KONTROL A. PENTINGNYA KONTROL Salah satu tujuan CBIS adalah untuk memberi dukungan kepada manajer dalam mengontrol area operasinya B. HUBUNGAN KONTROL DENGAN KEAMANAN Keamanan adalah proteksi/perlindungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan Gambar 2.1 Logo PT Mindreach Consulting Sumber: www.mindreachconsulting.com Mindreach Consulting adalah perusahaan yang dinamis,

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI. Belajar SO?

SISTEM OPERASI. Belajar SO? SISTEM OPERASI Pendahuluan ruliriki@gmail.com http://blogriki.wordpress.com Belajar SO? Sistem Operasi masih menjadi bagian dari inti kurikulum bidang Ilmu Komputer? Mengapa ''hari gini'' (terpaksa) mempelajari

Lebih terperinci

Pengenalan Komunikasi Data

Pengenalan Komunikasi Data Konsep Sistem & Teknologi Informasi C Hal. 1 dari 5 Pengenalan Komunikasi Data Pengertian Komunikasi Data Komunikasi data adalah transmisi data elektronik melalui beberapa media. Media tersebut berupa

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Dalam melakukan manajemen risiko pada PT Saga Machie, penulis mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PT. NARAWATA MAKMUR. Dalam menjalankan kegiatan audit, pengendalian terhadap sistem informasi yang penting

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PT. NARAWATA MAKMUR. Dalam menjalankan kegiatan audit, pengendalian terhadap sistem informasi yang penting BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PT. NARAWATA MAKMUR Dalam menjalankan kegiatan audit, pengendalian terhadap sistem informasi yang penting sangat diperlukan, karena jika tidak terdapat pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2005, p29) sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR

SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR Infrastruktur informasi terdiri dari fasilitas fisik, jasa, dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputasi secara bersama dalam suatu organisasi.

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Minggu 2

Manajemen Proyek Minggu 2 Project Management Process Manajemen Proyek Minggu 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Initiating / Requirement :...awal siklus! Planning : perencanaan... Executing : Lakukan! Monitoring and Controlling

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users

JARINGAN KOMPUTER. APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users JARINGAN KOMPUTER APA ITU JARINGAN COMPUTER PENGGUNA JARINGAN COMPUTER Business application Home application Mobile users APA ITU JARINGAN KOMPUTER Jaringan komputer (jaringan) adalah jaringan telekomunikasi

Lebih terperinci

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia. Investasi untuk pengembangan teknologi informasi merupakan sebuah fenomena yang diyakini para pelaku bisnis akan menambah nilai

Lebih terperinci

Pengendalian Sistem Informasi Yang Berbasiskan Komputer Bag. II

Pengendalian Sistem Informasi Yang Berbasiskan Komputer Bag. II Pengendalian Sistem Informasi Yang Berbasiskan Komputer Bag. II Kelompok 2 : Ahmad Furqon Adhitya Yudha Kartika Agus Purnawan Bayu Nirwana Copyright @ SIA II - Kelompok 2 Pengendalian Risiko Dari Ancaman

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB I Gambaran Pemeriksaan SI (Overview of Information System Auditing)

BAB I Gambaran Pemeriksaan SI (Overview of Information System Auditing) BAB I Gambaran Pemeriksaan SI (Overview of Information System Auditing) Gbr.2.1. Performance Information System Reason AKS - bab 2 Hal : 1 Information System Auditing Defined Audit SI adalah proses mengumpulkan

Lebih terperinci

Θ KONSEP JARINGAN KOMPUTER Θ

Θ KONSEP JARINGAN KOMPUTER Θ Θ KONSEP JARINGAN KOMPUTER Θ A. Konsep Jaringan Komputer Computer Network atau jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang dihubungkan melalui media fisik dan software yang memfasilitasi komunikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHAPTER 5

DAFTAR ISI CHAPTER 5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Proyek Kumpulan orang-orang untuk menyelesaikan suatu permasalahan Sebuah aktivitas yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah hasil

Lebih terperinci

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM BAB V TINDAK LANJUT UNTUK ARSITEKTUR INFORMASI Tindak lanjut untuk arsitektur informasi BBM memberikan langkah berikutnya setelah dihasilkan rancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM. Tindak lanjut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat memiliki sejumlah tugas, diantaranya melakukan pengelolaan aset atau barang milik daerah meliputi 6 ketegori

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

KOMPUTER SEBAGAI ALAT BANTU PADA SISTEM INFORMASI

KOMPUTER SEBAGAI ALAT BANTU PADA SISTEM INFORMASI KOMPUTER SEBAGAI ALAT BANTU PADA SISTEM INFORMASI KOMPONEN POKOK HARDWARE KOMPUTER 1. INPUT 2. PEMROSES 3. PENYIMPANAN 4. OUTPUT INPUT DEVICE Peralatan yang berfungsi untuk memasukkan data kedalam komputer.

Lebih terperinci