BAB I PENDAHULUAN. kedua negara berada pada tingkat yang bisa dibilang sangat baik. Hubungan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Walaupun hubungan Indonesia dengan Tiongkok banyak mengalami pasang surut sejak pertama kali kedua negara menggalang hubungan diplomatik 65 tahun silam tepatnya pada hari senin 13 April 1950, saat ini hubungan antara kedua negara berada pada tingkat yang bisa dibilang sangat baik. Hubungan kerja sama tersebut semakin intens dengan adanya ASEAN-Cina Free Trade Area ( ACFTA ) yakni persetujuan kerjasama ekonomi regional yang mencangkup perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan Tiongkok sejak 1 Januari 2010 lalu. 1 Hal tersebut juga dibenarkan oleh Presiden Xi Jinping yang mengatakan bahwa Tiongkok bersedia mengintensifkan kerja sama dengan Indonesia di bidang energi, tenaga listrik, baja, pembuatan kapal, bahan bangunan, photovoltaic, dan finansial (Xi Jinping, pembicaraan telepon dengan Presiden Jokowi, 23 Juni 2015). Seperti yang disebutkan oleh Presiden Xi Jinping, Indonesia dan Tiongkok telah bekerja sama di berbagai sektor yang ada, salah satunya adalah sektor industri baja. Industri baja merupakan industri strategis yang berhubungan langsung dengan pembangunan suatu negara (Atmokirono 2006, 2). Sektor ini memainkan peran utama dalam memasok bahan-bahan baku vital untuk pembangunan diberbagai bidang mulai dari penyediaan infrastruktur 1 Fitriah Namsa, Pentingnya ACFTA (Asean-China Free Trade Area) bagi Indonesia. Tesis Hubungan Politik/Hubungan Internasional, UGM, 2013 hlm.12. 1

2 2 (pembangunan gedung, jalan, jembatan, jaringan listrik, telekomunikasi), produksi barang modal (mesin pabrik dan material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi, otomotif hingga persenjataan. 2 Indonesia termasuk salah satu konsumen sekaligus produsen baja yang besar. Permintaan akan baja nasional juga akan terus meningkat didukung oleh pebangunan infrastruktur yang direncanakan dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), tingginya pembangunan infrastruktur oleh pihak swasta dan meningkatnya kebutuhan perumahan bagi masyarakat (Hartati 2014, 2). Tingginya permintaan baja nasional berdampak pada meningkatnya jumlah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri baja di Indonesia. Kenaikan jumlah perusahaan yang terjadi yaitu dari jumlah 269 perusahaan pada tahun 2005, bertambah menjadi 279 perusahaan pada tahun 2006, hingga 287 perusahaan pada tahun Diantara banyak nya perusahaan yang bergerak dalam industri baja, sampai dengan saat ini, PT Krakatau Steel adalah pabrik baja pertama, terbesar, dan terintegrasi di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. PT Krakatau Steel juga memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan daerah Cilegon pada khususnya dan Provinsi Banten pada umumnya. Karena sampai saat ini PT Krakatau Steel masih merupakan industri baja terbesar dan terpadu di Indonesia, tentulah juga memberikan kontribusi yang besar bagi kelancaran pembangunan nasional. 4 2 Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Profil Industri Baja Indonesia 2014, hlm Arni Yusnita, Strategi Peningkatan Daya Saing Industri Baja Nasional, Tesis S2 Magister Manajemen Fakultas Ekononika dan Bisnis, UGM, 2009, hlm Mukti Atmokirono, Analisis Strategi Bisnis PT Krakatau Steel,Tesis S2 Magister Managemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UGM, 2007, hlm.2,hlm.90.

3 3 Sumber daya alam yang digunakan sebagai bahan baku dalam industri baja adalah bijih besi dan pasir besi. Namun karena ketersediaan akan sumber daya alam yang semakin menipis, sementara harganya cenderung meningkat jika harus terus dilakukan impor, maka PT Krakatau Steel bekerja sama dengan Capital Engineering & Research Incorporation Limited ( MCC-CERI ), dan ACRE Coking & Refractory Engineering Consulting Corporation ( MCC - ACRE ) sebagai kontraktor pelaksana proyek asal Tiongkok yang terpilih berdasarkan tender terbuka membangun sebuah pabrik Blast Furnace Complex. 5 Proyek yang diperkirakan akan menelan biaya kurang lebih hingga USD 621,81 juta 6 ini tentu diharapkan berjalan dengan lancar dan meminimalisir kendala yang ada, termasuk kendala dalam komunikasi. Dikarenakan kontraktor pelaksana proyek tersebut berasal dari Tiongkok serta komunikasi merupakan salah satu penentu keberhasilan yang tidak dapat diabaikan dalam sebuah kerja sama antara 2 negara, maka kendala komunikasi tersebut haruslah menjadi salah satu prioritas sebelum memulai agenda lainnya untuk menghindari adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak. Untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam hal komunikasi tersebut dibutuhkanlah penerjemah bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin sebagai bahasa yang usianya sudah lebih dari 3000 tahun dengan pengguna bahasa kurang lebih juta orang 7 tentu saja 5 Anonim, PRESS RELEASE - Ground Breaking Proyek Pembangunan Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. diakses pada 8 Desember Ibid., 7 Martin Jacques, When China Rules the World (Ketika China Menguasai Dunia): Kebangkitan Dunia Timur dan Akhir Dunia Barat (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2011), hlm

4 4 memiliki perbedaan dengan bahasa Indonesia diantaranya adalah perbedaan pelafalan, tata bahasa dan cara penulisan. Mengacu pada kondisi ini, terntulah peran penerjemah tulis dan penerjemah lisan sangat dibutuhkan untuk menjembatani perbedaan 2 bahasa tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut, PT Krakatau Konsultan (PT KK) sebagai salah satu anak perusahaan PT Krakatau Steel juga berperan sebagai salah satu Konsultan Local Portion untuk mendukung kelancaran proyek pembangunan Blast Furnace Complex. Salah satu Local Portion yang disiapkan PT KK adalah menyiapkan tenaga ahli khusus penerjemah bahasa Mandarin untuk menjembatani komunikasi antara PT Krakatau Steel sebagai pemilik proyek dengan kontraktor pelaksana dari MCC CERI dan PT Krakatau Engineering. Dalam proses penerjemahan proyek pembangunan pabrik Blast Furnace Complex terdapat dua macam jenis penerjemahan yang dilakukan, yakni penerjemahan tertulis ( translation) dan penerjemahan lisan ( interpreting). Penerjemahan tertulis berupa penerjemahan notulen rapat, manual instruction equipment, dokumen operasi seperti emergency plan dan standar operasi, juga desain standar yang berhubungan dengan proyek tersebut. Sementara untuk penerjemahan lisan, interpreter ditugaskan untuk menerjemahkan saat berlangsungnya rapat, diskusi, dan konstruksi lapangan yang melibatkan ahli teknik Tiongkok. Walaupun terdapat dua jenis penerjemahan yang dilakukan dalam proyek, penulis memfokuskan untuk mengkaji proses penerjemahan lisan yang dilakukan dalam proyek tersebut. Dengan memfokuskan mengamati secara menyeluruh dan mendalam mengenai proses berlangsungnya

5 5 penerjemahan lisan dalam proyek ini, penulis dapat mengetahui sejauh mana pengaruh faktor teknis dan faktor non teknis dalam penerjemahan lisan yang dilakukan di proyek pembangunan pabrik Blast Furnace Complex PT Krakatau steel. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah profil PT Krakatau Steel dan MCC-CERI? 2. Apakah pengertian dan kegunaan Blast Furnace Complex itu sendiri? 3. Bagaimanakah proses penerjemahan lisan dalam proyek pembangunan pabrik Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel? 4. Bagaimana pengaruh faktor teknis dan faktor non teknis serta dampaknya terhadap hasil terjemahan dalam proyek pembangunan pabrik Blast Furnace Complex? 1.3 Tujuan Penulisan Setiap penulisan yang dilakukan bertujuan untuk mencapai tujuantujuan tertentu. Begitu pula penulisan tugas akhir dengan judul Analisis Penerjemahan Bahasa Mandarin Lisan pada Proyek Pembangunan Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel ini untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

6 6 1. Mengetahui profil serta gambaran umum PT. Krakatau Steel dan MCC- CERI asal Tiongkok dalam industri baja. 2. Mengetahui pengertian dan kegunaan Blast Furnace Complex dalam industri baja. 3. Mengetahui proses penerjemahan lisan pada proyek pembangunan pabrik Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel. 4. Mengetahui pengaruh faktor teknis dan faktor non teknis serta dampaknya terhadap hasil terjemahan di proyek pembangunan pabrik Blast Furnace Complex. 1.4 Manfaat Penulisan Penulisan ini mempunyai manfaat diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Memberikan gambaran kepada penulis secara pribadi mengenai proses penerjemahan lisan suatu proyek, serta diharapkan juga dapat bermanfaat bagi adik-adik mahasiswa Prodi Bahasa Mandarin Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada juga masyarakat umum yang ingin mengetahui bagaimana proses penerjemahan bahasa Mandarin lisan dalam suatu proyek, khususnya proyek pembangunan Blast Furnace Complex. 2. Dapat menjadi tambahan bahan referensi bagi penelitian di masa yang akan datang dibidang penerjemahan lisan. 3. Dapat menjadi acuan untuk mengetahui sejauh mana peran penerjemah lisan (interpreter) pada proyek pembangunan pabrik Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel.

7 7 1.5 Batasan Masalah Tugas Akhir yang berjudul Analisis Penerjemahan Bahasa Mandarin Lisan pada Proyek Pembangunan Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel ini hanya membahas mengenai Profil PT Krakatau Steel, MCC- CERI, dan PT Krakatau Konsultan, serta memberikan penjelasan mengenai penerjemahan bahasa Mandarin lisan dalam proyek pembangunan pabrik Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel. 1.6 Metode Penulisan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi, studi pustaka, dan wawancara. Metode observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan dan turun langsung pada objek yang diteliti agar mendapatkan gambaran tentang keadaan yang sebenarnya serta untuk membandingkan keterangan yang diperoleh dengan kenyataan yang ada di lapangan. Metode studi pustaka dilakukan dengan membaca dan mempelajari permasalahan yang dirumuskan, sehingga memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Metode wawancara yaitu penulis melakukan wawancara langsung dengan narasumber yang diangap berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan untuk memperoleh data yang akurat, kuantitatif dan informasi yang cukup.

8 8 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan Tugas Akhir dengan judul Analisis Penerjemahan Bahasa Mandarin Lisan pada Proyek Pembangunan Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel terdiri dari 5 bab meliputi: BAB I merupakan pendahuluan, pada bab ini berisikan latar belakang yang menguraikan alasan ditulisnya penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II berisi landasan teori mengenai sejarah penerjemahan, pengertian dan perbedaan translator dengan interpreter, kategori penerjemahan lisan dan kode etik penerjemahan lisan BAB III berisi gambaran umum mengenai PT Krakatau Steel, MCC-CERI, dan PT Krakatau Konsultan seperti sejarah singkat, lokasi, visi dan misi serta mendeskripsikan proyek Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel. BAB IV berisi analisis penerjemahan lisan yang di lakukan oleh penulis di proyek Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel.

9 9 BAB V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari uraian-uraian yang telah dibahas pada bab sebelumnya dan juga memberikan saran-saran yang terkait dengan keadaan yang dibahas.