CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN
|
|
- Johan Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN - Ukuran dasar epidemiologi RATE - Penyusunan rate perlu 3 hal: 1. Jumlah orang yang terserang penyakit / meninggal 2. Jumlah penduduk tempat asal penderita 3. Waktu/ periode terserang penyakit Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Ada tiga cara pengukuran angka kesakitan yang digunakan dalam epidemiologi yaitu ; 1. Insidensi, 2. Prevalensi, 3. Indeks Kesehatan. 1.INSIDENSI Adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yg ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Rasio (Ratio) Nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut. Proporsi (Proportion) Perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Angka (Rate) Proporsi dalam bentuk khusus: Perbandingan pembilang dan penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu. Apabila pembilang terbatas pada umur, sex, atau gol. tertentu maka penyebut juga harus terbatas pada umur, sex atau gol yang sama. Bila penyebut terbatas pada mereka yang dapat terserang atau terjangkit penyakit, penyebut tersebut dinamakan populasi yang mempunyai resiko (population at risk).
2 Ukuran Kesakitan - Incidence Rate - Prevalence Rate - Point Prevalence Rate - Period Prevalence Rate - Attack rate - Dan lain-lain. Ukuran Kematian - Crude Death Rate - Age Specific Death Rate - Infant Mortality Rate - Maternal Mortality Rate - Child Mortality Rate - Case Fatality Rate - Disease-specific Death Rate - Disease-specific Fatality Rate - Adjusted death rate - Dan lain-lain. INCIDENCE RATE - Jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu. - Incidence rate = (Jumlah kasus baru sesuatu penyakit Populasi yang menjadi resiko) Selama satu periode waktu Incidence rate: - Dinyatakan dalam periode waktu tertentu: Bulan, tahun, dll. Attack rate: - Adalah Incidence rate pada epidemi - Attack rate = (Jumlah kasus selama epidemik Populasi yang menjadi resiko) Bila periode waktunya panjang, populasi yang menjadi resiko juga dapat berubah, maka digunakan penduduk pada pertengahan periode sebagai populasi yang menjadi resiko * Incidence rate untuk mengetahui etiologi.
3 2.PREVALENCE RATE (POINT PREVALENCE RATE) - Mengukur jumlah orang dikalangan penduduk yang menderita sesuatu penyakit pada satu titik waktu tertentu. - Prevalence rate = (Jumlah kasus-kasus penyakit yang ada Jumlah penduduk seluruhnya)pada suatu titik tertentu. Prevalence rate tergantung pada: - Jumlah orang yang telah sakit pada waktu yang lalu - Berapa lama mereka sakit Meski sedikit yang sakit dalam setahun tetapi bila kronis, jumlahnya akan meningkat dari tahun ke tahun, maka prevalence rate akan > incidence rate. Bila penyakit akut (lama sakit pendek karena sembuh atau mati) prevalence relatif < incidence. Kegunaan point prevalence (terutama penyakit kronis): Perencanaan kebutuhan fasilitas, tenaga, dan pemberantasan penyakit. Period Prevalence Rate Point Prevalence Rate = (Jumlah kasus penyakit yang ada selama satu periode Penduduk rata-rata dari periode tersebut atau mid periode population) 3.INDEKS KESEHATAN - Indeks Fertilitas 1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate) 2. Angka Fertilitas Menurut Golongan Umur (Age Specific Fertility Rate) 3. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate) - Indeks Mortalitas dan Morbiditas 1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) 2. Angka Kematian berhubungan dengan sebab tertentu: Angka Kematian karena sebab tertentu, Case Fatality Rate, Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)
4 3. Angka kematian berhubungan dengan umur: Angka Kematian menurut golongan umur, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Kematian Neonatal, Angka Kematian Perinatal, Proporsi Kematian Balita 4. Angka Morbiditas - Derajat Kesehatan: 1. CDR (Crude Death Rate) 2. IMR (Infant Mortality Rate) = AKABA 3. CMR (Child Mortality Rate) 4. MMR (Maternal Mortality Rate) 5. LE (Life Expectancy) Crude Death Rate (CDR) (Jumlah kematian dikalangan penduduk di suatu daerah dalam satu tahun Jumlah penduduk rata-rata (pertengahan tahun) di daerah dan tahun yang sama) x 1000 Age Specipic Death Rate (ASDR) Misalnya: Age specific death rate pd gol usia tahun ASDR = (Jumlah kematian antara umur tahun di suatu daerah dalam waktu satu tahun Jumlah peduduk rata-rata (mid year) pada daerah dan tahun sama) x Case Fality Rate(CFR) CFR = (Jumlah seluruh kematian karena penyakit tertentu dalam jangka waktu tertentu Jumlah seluruh penderita penyakit di daerah dalam jangka waktu yang sama) x 1000 Disease Specific Death Rate (DSDR) Misalnya: Penyakit tuberkulosis (TB) DSDR = Jumlah kematian penyakit TB di satu daerah dalam jangka waktu tertentu Jumlah kasus-kasus TB di daerah dalam jangka waktu yang sama) x 1000 Perinatal Mortality Rate (PNMR) (Jumlah seluruh kematian bayi usia 1 minggu di suatu daerah dalam satu tahun Jumlah seluruh kelahiran hidup) x 100% Neonatal Mortality Rate (NMR) (Jumlah seluruh kematian bayi <28 hari di suatu daerah dalam satu tahun Jumlah seluruh kelahiran hidup) x 100% Infant Mortality Rate (IMR) (Jumlah seluruh kematian bayi <1 tahun di suatu daerah dalam satu tahun Jumlah seluruh kelahiran hidup) x 100% Child Mortality Rate (CMR) (Jumlah seluruh kematian anak <5 tahun di suatu daerah dalam satu tahun Jumlah
5 seluruh anak <5 tahun di suatu daerah yang sama dalam satu tahun yang sama) x 100% Maternal Mortality Rate (MMR) (Jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan, dan nifas di suatu daerah dalam satu tahun Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama) x Sumber Kesalahan dalam pengukuran Dalam pengukuran frekwensi masalah kesehatan dapat terjadi kesalahan kesalahan yang berasal dari 2 sumber yaitu : 1 Kesalahan akibat penggunaan data yang tidak sesuai : Menggunakan sumber data yang tidak representative, hanya data dari pelayanan kesehatan saja, padahal diketahui bahwa cakupan pelayanan kesehatan sangat terbatas dan tidak semua masyarakat datang berobat ke fasilitas pelayanan tersebut. Memanfaatkan data dari hasil survey khusus yang pengambilan respondennya tidak secara acak. 2 Kesalahan karena adanya factor BIAS : BIAS adalah perbedaan antara hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Sumber BIAS : a. Dari pengumpulan data menggunakan alat ukur yang berbeda/ tidak standar menggunakan teknik pengukuran yang berbeda. b. Dari masyarakat adanya persepsi yang berbedaterhadap penyakit yang ditanyakan, adanya perbedaan respon terhadap alat test yang digunakan.
6 Kata Pengantar Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul CARAPENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN. Demikian makalah ini dibuat agar dapat membantu tidak salah lagi dalam pengukuran angka kesakitan dan kematian. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Penulis
7 Pendahuluan Untuk mengetahui angka kesakitan dan kematian juga memerlukan data-data yang jelas baik dari pelayanan kesehatan. Disinipun dijelaskan cara cara mengukur angka kesakitan dan angka kematian. Agar tidak salah dalam mengukur angka kesakitan dan kematian harus menggunakan sumber sumber data yang representative.
8 Kesimpulan Ada tiga cara megukur angka kesakitan yang digunakan dalam epidemiologi yaitu ; 1. Insidensi, 2. Prevalensi, 3. Indeks Kesehatan. 1.INSIDENSI Adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yg ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. 2.PREVALENCE RATE (POINT PREVALENCE RATE) - Mengukur jumlah orang dikalangan penduduk yang menderita sesuatu penyakit pada satu titik waktu tertentu. 3.INDEKS KESEHATAN Bila kita melakukan smua sesuai dengan aturan maka kita tidak akan melakukan kesalahan dalam pengukuran angka kesakitan dan angka kematian.
9 Daftar Pustaka Irdan, S.Pd, M.Kes. Materi Perkuliahan Epidemiologi Sutrisna Bambang, Epidemiologi, Dian Rakyat, Jakarta
10 Daftar Isi Kata Pengantar..1 Pendahuluan.. 2 Daftar isi...3 Pembahasan...4 Kesimpulan....9 Daftar Pustaka..10
11 CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN DI SUSUN OLEH : NOVITA INDRIANI DIV. KEBIDANAN UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG 2013
12
PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT
PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT Dalam epidemiologi ukuran yg banyak digunakan dlm menentukan morbiditas dan mortalitas adalah: Angka, Rasio, dan Proporsi RASIO merupakan nilai relatif yg dihasilkan dari
Lebih terperinci2. Proporsi Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh: Proporsi 12/(12+20)= 0,375
OLEH KELOMPOK IV 1. Rasio merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut Contoh: Keracunan makanan terdapat 32 orang
Lebih terperinciUKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI
UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI 1. PROPORSI Proporsi adalah perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasi Rumus
Lebih terperinciDASAR DASAR EPIDEMIOLOGI &
DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI & APLIKASINYA (UKURAN 2 EPIDEMIOLOGI) DALAM KEBIDANAN PENGUKURAN FREKUENSI MASALAH KESEHATAN Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi
Lebih terperinciEpidemiologi Kesehatan Reproduksi - 2
Pengertian, tujuan dan kegunaan Terjadinya penyakit / masalah kesehatan reproduksi Faktor resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi Ukuran-ukuran status kesehatan epidemiologi yang terkait dalam kespro
Lebih terperinci30/10/2015. Tujuan epidemiologi kebidanan :
Pengertian, tujuan dan kegunaan Terjadinya penyakit / masalah kesehatan reproduksi Faktor resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi Ukuran-ukuran status kesehatan epidemiologi yang terkait dalam kespro
Lebih terperinciMORTALITAS & MORBIDITAS
MORTALITAS & MORBIDITAS Angka Kematian o Death Rate (crude death rate) adalah jumlah kematian per 1000 penduduk pada tahun tertentu o CDR= ΣD P tengah tahun x k o CDR=crude death rate o D= jumlah kematian
Lebih terperinciOleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU
Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU Ukuran Frekuensi; Ukuran Asosiasi; Ukuran Dampak. Ukuran frekuensi merupakan ukuran dalam epidemiologi deskriptif; Ukuran
Lebih terperinciStudi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation
Demografi formal Pengumpulan dan analisis statistik atas data demografi Dilakukan ahli matematika dan statistika Contoh : jika jumlah perempuan usia subur (15-49) berubah, apa pengaruhnya pada tingkat
Lebih terperinciUKURAN-UKURAN DEMOGRAFI
UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI 1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan banyak jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Sex
Lebih terperinciMORTALITAS (KEMATIAN)
MORTALITAS (KEMATIAN) Pengantar: Kematian terkait dengan masalah sosial dan ekonomi Komitmen MDGs pada tahun 2015: - Angka Kematian Bayi menjadi 20 per 1000 kelahiran hidup - Angka Kematian Ibu menjadi
Lebih terperinciMUSLIM, MPH 5/8/2010. Akademi Kebidanan Anugerah Bintan
EPIDEMIOLOGI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN MUSLIM, MPH Blog: muslimpinang.wordpress.com Blog: akbidanugrahbintan.wordpress.com Email: muslimmph@yahoo.co.id HP. 081 27768269 Akademi Kebidanan Anugerah Bintan
Lebih terperinciBAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI
BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI Pendahuluan Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif. Contoh dampak negatif dari era globalisasi
Lebih terperinciMORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M
MORTALITAS Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M 1 Mortalitas Salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah
Lebih terperinciTUTORIAL EPIDEMIOLOGI : 1. FREKUENSI MASALAH KESEHATAN DAN PENGUKURAN
TUTORIAL EPIDEMIOLOGI : 1. FREKUENSI MASALAH KESEHATAN DAN PENGUKURAN Tutorial Epidemiologi : 1 Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran Tujuan Pembelajaran Definisi istilah rate, ratio, proportion Membedakan
Lebih terperinciTutorial Epidemiologi : 1. Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran
Tutorial Epidemiologi : 1 Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran Tujuan Pembelajaran Definisi istilah rate, ratio, proportion Membedakan : incidence rate vs prevalence Point prevalence vs period prevalence
Lebih terperinciASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami perhitungan angka kelahiran.
Lebih terperinciUKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
UKURAN MORTALITAS Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Pengukuran mortalitas membutuhkan ketepatan dalam: 1. Kelompok
Lebih terperinciPENGUKURAN KEJADIAN PENYAKIT ETIH SUDARNIKA LABORATORIUM EPIDEMIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN IPB
PENGUKURAN KEJADIAN PENYAKIT ETIH SUDARNIKA LABORATORIUM EPIDEMIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN IPB Tujuan: Memberikan gambaran kuantiatif seberapa besar kejadian suatu penyakit pada populasi Populasi
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI GIZI. Saptawati Bardosono
EPIDEMIOLOGI GIZI Saptawati Bardosono Pendahuluan Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari frekuensi penyakit pada manusia Epidemiologi mempelajari distribusi penyakit
Lebih terperinciKONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI. Putri Ayu Utami S. Kep, Ns.
KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI Putri Ayu Utami S. Kep, Ns. Pengertian Epidemiologi berasal dari kata Yunani yaitu: Epi : Di antara / di atas / tentang Demos : Masyarakat Logos : Ilmu / Doktrin Ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai upaya pembangunan di bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi dan anak. Bayi menjadi fokus dalam setiap program kesehatan karena
Lebih terperinciSTANDARISASI UKURAN DEMOGRAFI. Standarisasi Ukuran RATE 11/30/2013. Rate sering digunakan utk mgbrkan kejadian (dlm demografi; epidemiologi)
STANDARISASI UKURAN DEMOGRAFI Standarisasi Ukuran RATE Rate sering digunakan utk mgbrkan kejadian (dlm demografi; epidemiologi) Dlm aplikasinya ada kebutuhan membandingkan rate antar populasi yg berbeda
Lebih terperinciUkuran-Ukuran dalam Kesehatan dan Epidemiologi
Ukuran-Ukuran dalam Kesehatan dan Epidemiologi Oleh : Suyatno, Ir. MKes Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: 08122815730 / 024-70251915 Ukuran-ukuran/Indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gastroenteritis hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO
KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi : DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMENEP Visi Misi : : MASYARAKAT KABUPATEN SUMENEP SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
Lebih terperinciUKURAN FREKUENSI PENYAKIT
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT ade.heryana24@gmail.com 6 Desember 2015 Universitas Esa Unggul - Jakarta Jenis Ukuran dalam Epidemiologi Tipe Matematik Dengan denominator Tanpa denominator Tipe Epidemiologik
Lebih terperinciMortalitas (Kematian)
Mortalitas (Kematian) Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Tingkat Kematian Menurut Jenis Kelamin dan Umur (ASDRi) Tingkat kematian yang mempergunakan ukuran yang lebih spesifik,
Lebih terperinciMORTALITAS DAN MORBIDITAS
MORTALITAS DAN MORBIDITAS PEMBAHASAN MORTALITAS MORBIDITAS PENGUKURAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS PERKEMBANGAN ANGKA KEMATIAN ANAK DAN IBU DI INDONESIA KLIK BACK MORTALITAS Mortalitas diartikan sebagai kematian
Lebih terperinciUKURAN-UKURAN FREKUENSI EPIDEMIOLOGI
UKURAN-UKURAN FREKUENSI EPIDEMIOLOGI 1 Definisi Epidemiologi Last (1988) Epidemiologi adalah studi distribusi dan determinan kesehatan yang terkait keadaan atau peristiwa dalam populasi tertentu, dan aplikasi
Lebih terperinciPertumbuhan Populasi. Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth)
Pertumbuhan Populasi Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth) Pertumbuhan Aritmetik populasi 0 5000 10000 15000 20000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 tahun
Lebih terperinciBAHAN AJAR MATA KULIAH: PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI. (Frekuensi Masalah Kesehatan)
BAHAN AJAR MATA KULIAH: PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI (Frekuensi Masalah Kesehatan) OLEH LIA AMALIA JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERITAS NEGERI GORONTALO
Lebih terperinciUKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI
UKURAN FREKWENSI KEJADIAN PENYAKIT UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI FITRA YELDA Secara garis besar kejadian dapat berupa : Morbiditas /kesakitan Mortalitas / kematian Ada 3 macam parameter matematis yang digunakan
Lebih terperinciMORTALITAS. 1. Pengantar
MORTALITAS 1. Pengantar Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat
Lebih terperinciPertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR
Pertumbuhan Penduduk Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR Pertumbuhan Penduduk adalah keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurang
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA MEDAN Jalan Pintu Air IV Pasar 8 Kel. Kwala Bekala, Kec. Medan Johor - Medan
MH RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA MEDAN Jalan Pintu Air IV Pasar 8 Kel. Kwala Bekala, Kec. Me Johor - Me RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KODE BOBOT (SKS) SEMESTER
Lebih terperinciD x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian.
6. MORTALITAS (KEMATIAN). 6.1 Parameter Mortalitas Mortalitas atau Kematian ada!ah salah satu dan tiga komponen proses yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Dua komponen proses demografi Iainnya
Lebih terperinciBioStatistik. Amiyella Endista Website :
Amiyella Endista E-mail : amiyella.endista@yahoo.com Website : www.berandakami.wordpress.com 1. Statistik Kelahiran 2. Statistik Kematian 3. Statistik Kesakitan Konsep Angka Kelahiran Tahunan Indikator
Lebih terperinciMAKALAH STATISTIK 1. Disusun Oleh : Kelompok 6 Sesi : 12
MAKALAH STATISTIK 1 Disusun Oleh : Kelompo 6 Sesi : 12 1. Adzanny belina nusha (201466043) 2. Via ariesti Audini (201466140) 3. Meldiana agustin putri (201466063) 4. Ramdhan setiawan (201466117) 5. Miftahul
Lebih terperinciBeberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan
Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Ukuran-ukuran Demografi Angka absolut (count) adalah banyaknya peristiwa demografi tertentu di suatu wilayah dalam jangka
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN 1
Bab 1 PENDAHULUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN 1 Bab 1 PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan Kesehatan di Provinsi Riau adalah Riau Sehat 2020. Dengan rumusan ini dimaksudkan bahwa pada tahun 2020
Lebih terperinciBAB III INDIKATOR PEMANTAUAN
BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN Indikator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA, seperti yang diuraikan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.
7 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas anak di dunia. Diare menjadi penyebab kedua kematian pada anak di bawah lima tahun, sekitar
Lebih terperinciBAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN KOTA BOGOR
29 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN KOTA BOGOR Pembangunan kesehatan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat semua orang sehingga terwujudnya derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN KOTA BOGOR
29 BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN KOTA BOGOR Pembangunan kesehatan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat semua orang sehingga terwujudnya derajat kesehatan
Lebih terperinciUU kes no 36 tahun 1992 NILUH WINDA ANGGRIANI
UU kes no 36 tahun 1992 29 juni 2013 Ukuran-ukuran epidemiologi Frekuensi penyakit (masalah kes) adalah keterangan ttg banyaknya suatu msalah kes yg ditemukan dlm kelompok manusia yg dpt dinyatakan dgn
Lebih terperinciK A T A P E N G A N T A R
K A T A P E N G A N T A R Puji dan Syukur kita Panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga buku Profil Perkembangan Kependudukan Kota Serang Tahun 2017 ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidup manusia dan derajat kesehatan masyarakat dalam aspek pencegahan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional Indonesia bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia dalam mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Pembangunan
Lebih terperinciJuknis Operasional SPM
DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Lebih terperinciDATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN
DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2007-2011 PUSAT DATA DAN INFORMASI DEPARTEMEN KESEHATAN RI JAKARTA 2009 KATA PENGANTAR Salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum ada kesepakatan
Lebih terperinciPENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka
DATA PARAMETER KEPENDUDUKAN PROV. DIY BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2012 PENDUDUK POPULATION (Penduduk) Jumlah orang yang mendiami suatu daerah pada waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fertilitas (kelahiran) sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan misalnya bernafas,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH
KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Supiati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Abstract: Age, Parity, Incidence of LBW. One indicator
Lebih terperinciLATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN
Http://arali2008.wordpress.com LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN OLEH Arsad Rahim Ali Staf Dinas Kesehatan Kab Polewali Mandar Analisa kependudukan dibatasi pada analisa distribusi jenis kelamin dan usia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang telah lama di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global utama. Hal ini menyebabkan gangguan kesehatan pada jutaan orang setiap tahunnya dan merupakan peringkat kedua
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
Bab 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Anemia adalah kondisi dimana terdapat penurunan kadar hemoglobin (hb) atau jumlah eritrosit dalam darah (Taseer et al, 2011). Anemia telah menjadi salah satu masalah
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015
Lebih terperinciUKURAN FREKUENSI PENYAKIT. Bentuk Dasar ukuran frekuensi Penyakit Jenis Ukuran frekuensi Penyakit
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT Bentuk Dasar ukuran frekuensi Penyakit Jenis Ukuran frekuensi Penyakit Seberapa besar masalah flu burung di Indonesia? Tidak terlalu banyak Mulai banyak? Tentu Tidak Paling sederhana
Lebih terperinciPengukuran dalam Demografi
Pengukuran dalam Demografi Demografi (Kependudukan) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Pengukuran dalam Demografi Ukuran Absolut Awal data demografi disajikan dalam bentuk bilangan atau jumlah absolut
Lebih terperinciAsal kata : Status (Latin) = Negara State (English) = Negara
Asal kata : Status (Latin) = Negara State (English) = Negara Statistik = Negara Pada awalnya digunakan untuk data2 yg berhubungan dengan negara seperti : statistik tenaga kerja, statistik kehutanan, statistik
Lebih terperinciTUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas
Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi
Lebih terperinciKONSEP DASAR PENYAKIT PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR PENYAKIT PADA BAYI DAN BALITA TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa diharapkan megetahui: 1. Definisi bayi dan balita. 2. Gambaran keadaan kesehatan anak (bayi dan balita) di Indonesia. 3. Angka kesakitan
Lebih terperinciABSTRAK. Yuliana Elisabeth Eluama, 2015 Pembimbing I : dr. Dani, M.Kes Pembimbing II: dr. Jeanny E. Ladi, M.Kes., PA
ABSTRAK HUBUNGAN KEMATIAN IBU MELAHIRKAN DENGAN FAKTOR RISIKO DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG-NUSA TENGARA TIMUR PERIODE 2012-2014 Yuliana Elisabeth Eluama, 2015 Pembimbing I
Lebih terperinciTREND PEMBANGUNAN KESEHATAN
TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI
Lebih terperinciUKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair
UKURAN FERTILITAS Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair Permasalahan Pengukuran Fertilitas Sulit menentukan jumlah bayi yang lahir hidup banyak bayi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan fertilitas, gaya hidup, dan sosial ekonomi yang memacu semakin
Lebih terperinciDETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAHANAN HIDUP BAYI NEONATAL DI INDONESIA
DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAHANAN HIDUP BAYI NEONATAL DI INDONESIA lngan Ukur Tarigan1, dan Tati Suryati1 ABSTRACT Background: Health care for children under five year in Indonesia was still
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang, terutama di Indonesia baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis
Lebih terperincifertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester
fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester 2 2012 outline PENDAHULUAN 1 2 3 MORTALITAS FERTILITAS MIGRASI perhitungan konsep konsep dasar tipe angka mortalitas konsep dasar ukuran fertilitas
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak (WHO, 2002). Di Amerika Serikat, angka mortalitas neonatus dan bayi kulit hitam
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI K3 UKURAN-UKURAN FREKUENSI PENYAKIT
DR.. RobianaModjo, SKM, MKes S-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi.. PDMOLOG K3 UKURAN-UKURAN FRKUNS PNYAKT PNDAHULUAN. Definisi pidemiologi Last (988) pidemiologi adalah studi distribusi
Lebih terperinciAnalisa Situasi Kesehatan Masyarakat
Analisa Situasi Kesehatan Masyarakat Salmani, ST., MS., MT. Poliban Perencanaan program kesehatan Penyusunan rencana Penyusunan program Pelaksanaan rencana Pengawasan atas pelaksanaan rencana evaluasi
Lebih terperinciRPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47
2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai
Lebih terperinci1. UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGY
1. UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGY Ada bermacam-macam jenis satuan ukuran, diantaranya: Mengukur Jarak meter, kilometer Mengukru Waktu jam, hari bulan Mengukur Kejadian Kasus Mengukur Hubungan Rasio Odds,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN
KARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN 2011-2012 Rivando Fernandus 1 ; Sori Muda Sarumpaet 2 ; Hiswani 2. 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Arah kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang diamanatkan dalam ketetapan MPR R.I No. IVMPR/1999 tentang GBHN 1999/2004 salah satunya adalah meningkatkan mutu sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai dengan penduduknya
Lebih terperinciJUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN
TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI
Lebih terperinciApa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas?
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk selain fertilitas dan migrasi. Tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi buang air besar. Diare dapat juga didefinisikan bila buang air besar tiga kali atau lebih dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan dan penghidupan masyarakat baik materil maupun spiritual yang
2.1 Teori Kesejahteraan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Undang-undang No 13 tahun 1998 tentang ketentuan pokok kesejahteraan masyarakat memuat pengertian kesejahteraan masyarakat sebagai suatu tata kehidupan dan
Lebih terperinciKebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan dalam Menanggapi Angka Kematian Ibu di Indonesia
Kebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan dalam Menanggapi Angka Kematian Ibu di Indonesia Abstrak Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu aspek yang diperhatikan oleh pemerintah, karena hal ini berhubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu dengan adanya transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan
Lebih terperinci06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi
TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif Pertemuan 4 - Epidemiologi Adalah studi yang menggambarkan karakteristik & sebaran masalah kesehatan/ penyakit;
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014 Ady Muhammad Hartono, 1210218 Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., Mkes Pembimbing II: Winsa Husin,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini umumnya menyerang pada paru, tetapi juga dapat menyerang bagian
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng
KATA PENGANTAR Puja Angayu bagia kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas waranugraha-nya maka penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Buleleng
Lebih terperinciMengukur Kemunculan dan Risiko Penyakit
Mengukur Kemunculan dan Risiko Penyakit Mengapa mengukur penyakit? Tujuannya adalah deskripsi dan komparasi Jenis pertanyaannya mencakup: Seperti apa mortalitas dan morbiditas yang khas pada kelompok unggas
Lebih terperinciPERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA
PERTEMUAN 8 : FERTILITAS Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan adalah periode kritis sekaligus unik dari seluruh daur hidup manusia. Ibu dan janin merupakan satu kesatuan yang erat, sejak konsepsi hingga masa kelahiran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menyerang paru paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat menular melalui udara atau sering
Lebih terperinciINDIKATOR KESEHATAN. pengertian, definisi operasional, dan formula perhitungannya
INDIKATOR KESEHATAN pengertian, definisi operasional, dan formula perhitungannya Pendahuluan Berbagai upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat telah dilakukan Namun, bila dibandingkan
Lebih terperinciDEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1
DEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1 Firdawsyi Nuzula, S.Kp.,M.Kes Prodi DIII Keperawatan Akes Rustida Definisi Kata Demografi dari bhs Yunani, Demos, artinya rakyat/penduduk Grafein, artinya menulis Demografi
Lebih terperinciILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:
ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan: 1. Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan perubahannya; perubahannya; 2. Menerangkan sebab sebab perubahan; 3. Menganalisis
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tanda-tanda awal berupa salesma disertai konjungtivitis, sedangkan tanda khas
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala bercak kemerahan berbentuk makulo popular selama 3 hari atau lebih yang sebelumnya didahului panas badan 38
Lebih terperinciMAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia
MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia 11:06 Rafless bencoolen 1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan jumlah penduduk yang banyak. Dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin
Lebih terperinciPROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012
PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH
Lebih terperinci