AUDIT OPERASIONAL FUNGSI PRODUKSI DALAM MENEKAN TINGKAT PRODUK CACAT (Studi Kasus Pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AUDIT OPERASIONAL FUNGSI PRODUKSI DALAM MENEKAN TINGKAT PRODUK CACAT (Studi Kasus Pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya)"

Transkripsi

1 AUDIT OPERASIONAL FUNGSI PRODUKSI DALAM MENEKAN TINGKAT PRODUK CACAT (Studi Kasus Pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya) Nery Eltriliani, Ali Rasyidi, Siti Rosyafah Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya ABSTRAK Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik selama tahun 2016 termasuk dalam kategori efisien. Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi masih terjadi kekurangan dalam memenuhi kebutuhan operasi. Pengendalian pembelian dan spesifikasi bahan baku mengalami permasalahan untuk memenuhi target bahan baku yang telah direncanakan. Inspeksi sampel dalam proses dan pengendalian laboratorium terjadi ketidaksesuaian pencapaian sasaran mutu dikarenakan permintaan spek pelanggan yang tidak sesuai dengan standar target produk. Pemeliharaan mesin dan fasilitas produksi penanganan perbaikan mesin tidak dapat tercapai. Serta manajemen tenaga kerja didalam proses produksi dan operasi masih terjadi kegagalan produk. Kata kunci : Audit operasional, Fungsi Produksi, Efektivitas dan Efisiensi ABSTRACT The results showed that the efficiency of raw material costs, labor costs, factory overhead costs during the year 2016 included in the category of efficient. Assessment of the use of production capacity is still a deficiency in meeting the needs of operations. Purchase control and raw material specifications have problems to meet the targeted raw materials. Inspection of samples in process and laboratory controls inconsistent achievement of quality objectives due to customer spec request that is not in accordance with the standard product targets. Maintenance of machines and production facilities handling machine repair can not be achieved. As well as workforce management in the production and operation process is still a product failure. Keywords: Operational Audit, Production Function, Effectiveness and Efficienc PENDAHULUAN Pemeriksaan merupakan sub bidang akuntansi yang meliputi aktivitas pemeriksaan terhadap kebenaran data data akuntansi secara bebas. Semakin berkembangnya perusahaan tentunya diikuti dengan semakin kompleks dan 412

2 luasnya aktivitas serta permasalahan yang dihadapi sehingga mendorong timbulnya suatu bidang baru dari auditing yaitu pemeriksaan operasional (audit operasional). Pemeriksaan operasional merupakan aktivitas operasi suatu organisasi yang bertujuan untuk memeriksa efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan."pimpinan perusahaan memerlukan audit operasional yang menyajikan informasi mengenai aktivitas operasional perusahaan dan tidak terbatas pada informasi keuangan dan akuntansi saja" (Nelpiani, 2013). PT. Teja Sekawan Cocoa Industries adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang perusahaan coklat. Audit operasional atau dikenal dengan istilah pemeriksaan operasional difokuskan pada fungsi produksi di PT. Teja Sekawan Cocoa Industries. Permasalahan yang terjadi pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries yaitu penilaian atas penggunaan kapasitas produksi terjadi kekurangan dalam memenuhi kebutuhan operasi hal ini disebabkan karena kondisi raw material yang sulit didapat, Pengendalian pembelian dan spesifikasi bahan baku di PT. Teja Sekawan Cocoa Industries terjadi efisiensi pencapaian sasaran mutu bagian produksi tidak sesuai dengan target produk, inspeksi sampel dalam proses dan pengendalian laboratorium di perusahaan terjadi ketidaksesuaian karena permintaan spek pelanggan yang tidak sesuai dengan standar produk perusahaan, Pemeliharaan mesin dan fasilitas produksi di PT. Teja Sekawan Cocoa Industries tidak dapat tercapai karena kurang meratanya skill personil bagian teknik maintenance, PT. Teja Sekawan Cocoa Industries memiliki kebijakan dan praktik mengenai masalah produktivitas dan nilai tambah yang meliputi tingkat cacat. Besarnya produk rusak yang boleh terjadi dinyatakan dalam suatu proporsi, yaitu perbandingan jumlah produk rusak dengan jumlah produk yang dihasilkan pada waktu tertentu. Namun kegagalan suatu produk masih terjadi pada perusahaan. Kegagalan produk terjadi karena faktor material (kualitas mutu kakao rendah), faktor manusia (kecerobohan karyawan), dan faktor mesin (mesin rusak secara tiba-tiba. Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut 413

3 "Bagaimana penerapan audit operasional fungsi produksi dalam menekan tingkat produk cacat pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya?". Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui penerapan audit operasional fungsi produksi dalam menekan tingkat produk cacat pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya. KAJIAN TEORI Audit Operasional Sukrisno Agoes (2014:11) audit operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan Pada dasarnya tujuan audit operasional yaitu untuk menentukan apakah proses produksi dan operasi yang berjalan saat ini sesuai dengan kriteria (peraturan, kebijakan, tujuan, rencana, standar) yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan konsisten dengan standard kualitas yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi wilayah (bagian) yang masih memerlukan perbaikan (IBK Bhayangkara, 2015:228). Fungsi Produksi Seperti telah diketahui bahwa kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan mentransformasikan masukan (inputs) menjadi keluaran (ouputs) yang berupa barang dan jasa. Dalam industri manufaktur, masukan (inputs) adalah berupa bahan baku, tenaga listrik, dan bahan bakar, sumber dana manusia dan dana atau modal, yang diproses transformasikan menjadi keluaran (outputs) yang berupa barang hasil jadi. Menurut Sofjan Assauri (2008:34) ada empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah : 1. Proses pengolahan 2. Jasa jasa penunjang 414

4 3. Perencanaan 4. Pengendalian atau pengawasan Untuk melaksanakan fungsi produksi, diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan keterkaitan dan menyatu serta menyeluruh sebagai suatu sistem. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan fungsi produksi dan operasi ini dilaksanakan oleh beberapa bagian yang terdapat dalam suatu perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan perusahaan kecil. METODE PENELITIAN Desain atau rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Menurut Yin (2011) penelitian studi kasus merupakan sebuah penyelidikan empiris yang menginvestigasi fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan nyata, khususnya ketika batas antara fenomena dan konteks tidak begitu jelas. Populasi dalam penelitian ini adalah aktivitas semua karyawan di PT. Teja Sekawan Cocoa Industries. Sedang penelitian ini mengambil sampel audit operasional fungsi produksi. Adapun penelitian ini terdapat variabel variabel operasi yaitu audit operasional, fungsi produksi, efektivitas dan efisiensi. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Metode pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini adalah survey pendahuluan yaitu merupakan langkah awal yaitu dengan mengadakan survey langsung pada perusahaan, Penelitian lapangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan observasi, wawancara, penyebaran kuesioner, dan dokumenter, Studi Kepustakaan yaitu data ini diperoleh dengan membaca literatur literatur dari perpustakaan. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini teknik analisa data yang digunakan oleh peneliti adalah tahap pertama dengan melakukan evaluasi terhadap proses produksi yang dilakukan yang dapat menyebabkan terjadinya produk cacat, tahap kedua melakukan evaluasi 415

5 terhadap semua kegiatan dalam proses produksi, tahap ketiga melakukan evaluasi terhadap fungsi produksi yang dimulai dari tahap produksi dan perencanaan produksi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Audit Operasional Fungsi Produksi Laporan Audit Operasional Fungsi Produksi pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries adalah sebagai berikut : Audit Pendahuluan Tahap pertama dalam melaksanakan audit operasional adalah dengan melakukan audit pendahuluan. Audit pendahuluan merupakan prosedur yang umum dilakukan oleh auditor untuk memperoleh informasi umum dari perusahaan, proses produksi, produk yang dihasilkan, dan operasi yang dijalankan, melakukan peninjauan terhadap pabrik (fasilitas produk), layout pabrik, dan berbagai sumber daya penunjang keberhasilan fungsi ini dalam mencapai tujuannya. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen atas Fungsi Produksi PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya Dalam melakukan penilaian terhadap pengendalian manajemen pada proses produksi dalam usaha menekan tingkat produk cacat perusahaan ini dalam mendukung pencapaian tujuan PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya dengan mengetahui bagaimana pengendalian internal pada setiap tahapan fungsi produksi. Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan yang terjadi pada struktur perusahaan, sistem manajemen kualitas, fasilitas yang digunakan dan/atau personalia kunci dalam perusahaan, sejak hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan, auditor melakukan penilaian terhadap tujuan utama fungsi produksi dan operasi serta variabel variabel yang mempengaruhinya. Variabel variabel ini meliputi berbagai kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan untuk setiap program/aktivitas, praktik yang sehat, dokumentasi yang memadai dan 416

6 ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan dalam menunjang usaha pencapaian tujuan tersebut. Audit Terinci Audit terinci atas fungsi produksi dalam menekan tingkat produk cacat pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya dimaksudkan untuk mengumpulkan bukti yang cukup kompeten untuk mendukung tujuan audit. Hasil audit terinci yang dilakukan oleh peneliti di PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya adalah sebagai berikut 1. Perencanaan atas Pengendalian Produksi a. Jadwal induk produksi Jadwal induk produksi telah mencerminkan kestabilan usaha perusahaan dalam mencerminkan kestabilan usaha perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. karena telah disusun dengan rencana penjualan dan pembentukan stok pengaman. Jadwal induk produksi didukung dengan menggunakan metode permintaan yang akurat. b. Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi Kapasitas produksi yang dimiliki PT. Teja Sekawan Cocoa Industries terserap dalam rencana produksi. Perusahaan telah memiliki kebijakan tertulis tentang pengelolaan kebutuhan produksi diatas kemampuan kapasitas yang tersedia. c. Tingkat Persediaan Perusahaan memiliki prosedur pengendalian persediaan secara tertulis dan telah disosialisasikan dengan memadai dan dipahami oleh petugas yang melaksanakan. d. Keseimbangan Lintas Produksi Untuk keseimbangan lintas produksi perusahaan memiliki pedoman pemeliharaan fasilitas produksi secara tertulis untuk mencegah terjadinya kemacetan produksi. 2. Pengawasan Persediaan a. Pengendalian Pembelian dan Spesifikasi Bahan Baku 417

7 Setiap pemasok telah diverifikasi sesuai dengan standar pengendalian produk dan operasi perusahaan, terdapat inspeksi berupa pemeriksaan jumlah, dan jenis barang untuk material yang diterima. b. Pengendalian Persediaan Perusahaan memiliki prosedur pengendalian tertulis yang tercantum dalam prosedur operasi dan instruksi kerja. Perputaran persediaan diawasi dengan ketat oleh personil quality control dan personil ppic untuk memastikan bahan baku yang dibeli lebih awal digunakan dalam proses produksi. c. Program Pengendalian Pemasok Perusahaan memiliki prosedur konfirmasi pemasok tertulis. Pemasok secara periodik hanya diinspeksi berkaitan dengan harga dan ketersediaan. 3. Pengendalian Kualitas a. Pengendalian Produksi Dalam Pengesahan proses operasi dan pengendalian perubahan pesanan produksi terdapat prosedur penilaian tertulis atas kesiapan mesin dan fasilitas produksi lainnya pada umumnya dilakukan oleh quality control sebelum melakukan penggunaan mesin. Perusahaan memiliki prosedur tertulis yang memandu pegujian barang dalam proses. Pengujian barang dalam proses telah dilakukan pada tahapan yang tepat untuk memastikan identitas, kekuatan, dan kualitas yang sesuai dengan standar pengendalian kualitas. b. Pengendalian Kualitas PT. Teja Sekawan Cocoa Industries telah memiliki kebijakan kualitas secara tertulis yang tertulis pada dokumen panduan mutu dan perusahaan memberikan pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas. Perusahaan telah mengidentifikasi secara terperinci tentang aktivitas aktivitas pencegahan, persiapan (penilaian), kegagalan internal, dan kegagalan eksternal yang berkaitan dengan proses pembentukan kualitas sesuai dengan kebijakan kualitas yang telah ditetapkan. c. Pengendalian Barang Jadi 418

8 Perusahaan memiliki prosedur tertulis dalam memeriksa kemasan dan container yang digunakan produk jadi selama proses akhir produk. 4. Pemeliharaan Mesin dan Fasilitas Produksi Semua peralatan yang digunakan dalam proses produksi sesuai dengan ukuran dan desain yang telah ditentukan. Fasilitas dan peralatan digunakan telah disetting sesuai dengan mata rantai produksi dan telah ditentukan tahapannya. 5. Produktivitas dan Nilai Tambah Dalam hal produktivitas dan nilai tambah perusahaan memiliki ukuran produktivitas standar yang bisa digunakan sebagai pedoman karyawan dalam beraktvitas yang tercantum dalam rencana mutu produk terdapat 17 parameter didalamnya dan perusahaan memiliki standar pencapaian hasil minimal yang harus dicapai setiap karyawan. Pelaporan Laporan hasil audit operasional adalah sebagai berikut 1. Jadwal Induk Produksi a. Efisiensi Biaya Bahan Baku Kondisi (condition) : Biaya bahan merupakan salah satu elemen terpenting dalam biaya produksi. Tingkat efisiensi biaya bahan baku selama tahun 2016 sebesar 0,12 % hal ini dapat dikatakan bahwa persentase efisiensi biaya bahan baku termasuk dalam kategori efisien. Kriteria (criteria) : Penilaian efisiensi biaya bahan baku menggunakan biaya standar tiap pesanan. Standar efisiensi biaya bahan baku antara 00% - 25%. Sebab (cause) : Terjadi efisiensi biaya bahan baku ini disebabkan karena adanya penurunan biaya bahan baku yang disebabkan oleh iklim pasar yang tidak kondusif serta bahan baku yang kurang baik. Akibat (effect) : 419

9 Realisasi biaya bahan baku lebih kecil dari anggaran yang telah ditetapkan, hal ini akan mengurangi biaya produksi. Saran (Recommendation) : Penetapan biaya standar bahan baku yang lebih realistis dan sesuai dengan keadaan pasar dan melakukan terobosan alternatif alternatif baru jika terdapat kenyataan yang tak sesuai dengan yang diprediksi. b. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Kondisi (condition) : Efisiensi biaya tenaga kerja langsung selama tahun 2016 sebesar 14,28 %. Kriteria (criteria) : Penilaian efisiensi biaya tenaga kerja langsung menggunakan biaya standar tiap pesanan. Standar efisiensi biaya bahan baku antara 00% - 20%. Sebab (cause) : Efisiensi biaya tenaga kerja yang terjadi menguntungkan karena para pekerja lebih cepat. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan project yang bersangkutan segera diperoleh sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan project lebih sedikit dari standar yang telah ditetapkan. Akibat (effect) : Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih sedikit dari yang dianggarkan sebelumnya. Saran (Recommendation) : Mengevaluasi ulang standar upah karyawan dan standar jam supaya tidak terjadi selisih yang besar. c. Efisiensi Biaya Overhead Pabrik Kondisi (condition) : Efisiensi Biaya overhead pabrik pada tahun 2016 sebesar 0,50 % hal ini termasuk dalam kategori efisien. Kriteria (criteria) : 420

10 Efisiensi biaya overhead pabrik anggaran tidak melebihi target yang dianggarkan. Sebab (cause) : Kebutuhan untuk biaya perawatan, perbaikan alat, biaya bahan penolong, biaya bahan bakar dan biaya lain-lain dalam biaya overhead pabrik sangat mudah berubah. Varians biaya overhead pabrik rata - rata mengalami selisih yang menguntungkan hanya pada varian biaya pemeliharaan mesin dan perlengkapan serta biaya pembelian lokal. Penyebab terjadinya biaya pemeliharaan mesin dan perlengkapan serta biaya pembelian lokal terjadi karena kenaikan sejumlah kebutuhan operasional sehingga pengeluaran atas biaya pemeliharaan mesin dan perlengkapan serta biaya pembelian lokal meningkat. Akibat (effect) : Dengan realisasi biaya overhead pabrik pada tahun 2016 yang lebih kecil dari target yang ditetapkan, perusahaan dapat mengurangi biaya produksi sehingga tidak mengurangi laba perusahaan. Saran (Recommendation) : Perusahaan sebaiknya menentukan atau menetapkan batas penyimpangan yang wajar agar perusahaan dapat mengetahui tingkatan penyimpangan yang terjadi. 2. Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi Kondisi (condition) : Tingkat penggunaan kapasitas yang dimiliki perusahaan dan dukungannya dalam merealisasikan rencana produksi memadai masih bisa tercapai akan tetapi masih terjadi kekurangan dalam memenuhi kebutuhan operasi. Kriteria (criteria) : Melakukan evaluasi supplier. Evaluasi akan mengakomodasikan dua jenis kriteria penilaian yaitu kriteria subjektif dimana nilai nilai yang diberikan evaluator dan kriteria objektif yaitu berdasarkan data data historis performa dari supplier. 421

11 Sebab (cause) : Kekurangan dalam memenuhi kebutuhan operasi disebabkan sulitnya mendapatkan bahan baku utama karena kakao merupakan tanaman musiman. Akibat (effect) : Bahan baku yang tidak terpenuhi maka akan mengalami penurunan pemesanan dan pendapatan perusahaan akan menurun. Saran (Recommendation) : Untuk menentukan tingkat kebutuhan bahan baku yang lebih tepat untuk masa yang akan datang sebaiknya perusahaan menggunakan peramalan penjualan terlebih dahulu. Dari ramalan penjualan tersebut dapat ditentukan berapa banyak barang yang harus diproduksi dan kemudian akan dapat diketahui berapa besarnya bahan baku yang akan dibutuhkan. 3. Pengendalian pembelian dan spesifikasi bahan baku Kondisi (condition) : Pencapaian sasaran mutu bagian produksi tidak sesuai dengan target. Dapat dilihat persentase efisiensi selama tahun 2016 menunjukkan bahwa efisiensi lemak kakao sebesar 8,13% dan efisiensi bubuk kakao sebesar 11,69 %. Kriteria (criteria) : 1. Sasaran mutu efisiensi untuk lemak kakao sebesar 34% dan bubuk kakao 44%. 2. Melalui uji laborat parameter waste, moisture content, bean count, mouldy, FFA (Free Fatty Acid), klaster dan kepengan. 3. Dokumen dokumen yang terkait merupakan penyempurnaan dari standar pengendalian dan spesifikasi bahan baku. Sebab (cause) : Penyebab tidak tercapainya efisiensi produksi dikarenakan bahan baku yang kurang baik atau rendahnya mutu kakao disebabkan adanya bahan baku yang terlalu basah atau moisture content tinggi, kandungan lemak 422

12 kakao rendah, cita rasa berkurang, serta mutu biji kakao yang tidak konsisten. Akibat (effect) : Kadar air terlalu tinggi akan rentan terhadap serangan jamur dan serangga dan bila biji berada diluar kisaran nilai kadar air maka akan menimbulkan efek buruk pada cita rasa dan aroma dasar yang tidak dapat diperbaiki pada proses berikutnya. Saran (Recommendation) : Perusahaan harus lebih selektif dalam pemilihan bahan baku agar dapat mencegah akibat bahan baku yang kurang baik. 4. Inspeksi sampel dalam proses dan pengendalian laboratorium Kondisi (condition) : Pencapaian sasaran mutu bagian laborat bisa diterima dengan catatan, ketidaksesuaian pencapaian sasaran mutu dikarenakan permintaan spek pelanggan yang tidak sesuai dengan standar target produk. Kriteria (Criteria) : Menetapkan prosedur kualitas produksi bersyarat. Perusahaan melakukan prosedur tertulis yang memandu pengujian barang dalam proses dimana ditulis dalam form analisa winnowing, analisa penyangraian, analisa cocoa liquor, analisa fat content, analisa cocoa kibbled cake, analisa cocoa powder, analisa cocoa butter. Sebab (Cause) : 1. Pada saat proses pemanasan kurang diatur tingkat suhu derajatnya. 2. Pemetaan mesin struktur peralatan diatur secara vertikal dari lantai 1 sampai 7 hal ini menyebabkan produk yang dihasilkan kurang optimal Akibat (effect) : 1. Jika proses pada pemanasan suhu derajat terlalu tinggi maka biji kakao akan berbau sangit dan jika suhu derajat terlalu rendah maka biji kakao pada saat proses winowwing (peniupan) tidak akan terpisah dengan kulit biji yang nantinya akan mengakibatkan fat content / kadar lemak tinggi. 423

13 2. Struktur peralatan yang diatur secara vertikal mengakibatkan produk yang dihasilkan tidak berjalan sesuai dengan standar target produk. Saran (Recommendation) : Hendaknya perusahaan melakukan training pada kepada karyawan mengadakan sosialisasi prosedur prosedur kepada karayawan yang terkait, agar seluruh aktifitas kerja mengacu pada instruksi SMM. 5. Pemeliharaan Mesin dan Fasilitas Produksi Kondisi (condition) : Program pembersihan mesin telah dilakukan sesuai dengan instruksi tertulis atau prosedur tertulis dengan dilakukan pembersihan total selama 15 hari sekali untuk membersihkan seluruh line produksi, akan Penanganan perbaikan mesin tidak dapat tercapai. Kriteria (criteria) : Memiliki instruksi tertulis tercatat dalam (IK ) penggunaan peralatan dan laboratorium dan kalibrasi serta jadwal peralatan ditulis dalam riwayat mesin (F ) dan jadwal perawatan mesin (F ) Sebab (cause) : Kurang meratanya skill personil bagian teknik dan maintenance. Akibat (effect) Sasaran mutu dalam penanganan perbaikan mesin kurang berjalan dengan baik sehingga efisiensi waktu perbaikan mesin tidak tercapai. Saran (Recommendation) : Perlunya diadakan training personil teknik maintenance dan dilakukan On Job Training bagi calon karyawan. 6. Produktivitas dan Nilai Tambah 1. Tingkat Cacat Kondisi (condition) : Persentase produk cacat selama tahun 2016 lebih rendah sebesar 0,2 % dibandingkan dengan tahun 2015 cukup tinggi yaitu sebesar 0,57 %. Berikut laporan produk jadi dan produk cacat PT. Teja Sekawan Cocoa Industries hasil produksi pada tahun 2015 menunjukkan sebesar

14 bags menjadi sebesar bags pada tahun Hal ini mengalami peningkatan penjualan dari tahun 2015 ketahun 2016 yaitu sebesar 50,84%. Kriteria (criteria) : Batas toleransi yang ditetapkan untuk produk gagal sebesar 0,5 % Sebab (cause) : Produk cacat disebabkan karena beberapa faktor yaitu faktor material (kualitas material yang rendah), faktor peralatan (mesin yang rusak secara tiba tiba), dan faktor manusia (kecerobohan karyawan / tingkat keterampilan buruh yang berbeda - beda). Akibat (effect) : Penurunan persentase tersebut membuat standar kualitas suatu produk menjadi baik. Hal ini berhubungan dengan kemampuan perusahaan memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen. Semakin rendah persentase produk gagal tersebut semakin rendah pula biaya produksi, pemborosan penggunaan bahan baku, dan penundaan waktu penyelesaian. Saran (Recommendation) : Salah satu yang dapat dilakukan agar proses produksi dapat berjalan dengan baik adalah dengan adanya perencanaan dan pengendalian produksi yang optimal dengan memperhitungkan aspek kualitas, biaya, dan ketepatan waktu penyelesaian produk. SIMPULAN Berdasarkan audit operasional yang dilakukan pada fungsi produksi PT. Teja Sekawan Cocoa Industries, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan fungsi produksi masih terdapat beberapa permasalahan disetiap fungsi produksi. Masalah yang dihadapi oleh PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya adalah terjadi karena adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecacatan pada suatu produk yang dibuat yaitu terjadinya kegagalan internal yang terdiri dari beberapa faktor yaitu faktor material, faktor peralatan, 425

15 dan faktor manusia. Faktor material yaitu terjadi kekurangan dalam memenuhi kebutuhan operasi yang disebabkan sulitnya mendapatkan bahan baku utama karena kakao merupakan tanaman musiman, dan kualitas material yang rendah seperti moisture content tinggi, kandungan lemak kakao rendah, cita rasa berkurang, serta mutu biji kakao yang tidak konsisten, faktor peralatan yaitu terjadi karena mesin yang rusak secara tiba tiba, dan faktor manusia yang disebabkan karena kecerobohan karyawan pada saat proses produksi berlangsung / tingkat keterampilan buruh yang berbeda - beda. SARAN Adanya kegagalan internal akan merugikan perusahaan yang mengakibatkan pendapatan perusahaan akan menurun dikarenakan upaya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen belum tercapai, serta terjadinya peningkatan biaya produksi yang pada akhirnya akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Dalam menekan tingkat produk cacat perlu dilakukan suatu perencanaan dan pengendalian secara kontinyu terhadap proses produksi. Melihat pentingnya kualitas sebagai salah satu faktor yang menentukan suatu produk tidak cacat, untuk mengetahui produk rusak atau cacat tersebut PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap produk yang dihasilkan dengan cara memisahkan produk yang memenuhi standar dan yang tidak memenuhi standar. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno, Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik, Edisi 4. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta. Arens, Alvin A, Elder Elder, Randal J. dan Beasley, Mark S, Auditing and Assurance Service. Pearson Education South Asia PTE. Akmal, Pemeriksaan Manajemen Internal Audit Edisi 2. Jakarta : PT Indeks Jakarta. 426

16 Assauri, Sofjan, Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : LPFEUI Bhayangkara, IBK, Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta. Bhayangkara, IBK, Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Salemba Empat. Jakarta. Boyton, William C ; Johnson, Walter G. dan Kell, Modern Auditing, Edisi 7 Jilid 2. Erlangga. Bustami, Bastian dan Nurlela, 2007, Akuntansi Biaya, Yogyakarta : Graha ilmu. Gasperz, Vincent, Total Quality Management (TQM). PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller Alih Bahasa : Benyamin Molan. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1 dan 2. Cetakan Keempat. PT. Indeks. Jakarta. Pangsuri, Abdul Aziz, Peranan Audit Operasional atas Fungsi Produksi untuk Mengurangi Produk Cacat pada Pabrik Genteng Ogan Permata Palembang. Skripsi. STIE MDP. eprints.mdp.ac.id/703/1/jurnal% %20abdul_aziz_pangsuri. pdf Prawirosentono, Suyadi, Filosofi Baru Tentang Mutu Terpadu. Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara. Purnomo, M Rizqi, Penerapan Audit Operasional atas Fungsi Produksi sebagai Alat Bantu Manajemen guna Meningkatkan Hasil dan Kualitas Produksi pada PR. Dwi Tunggal Sidoarjo. Skripsi. Universitas Bhayangkara Surabaya. Rahayu, Siti Kurnia, Suhayati, Ely, Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Rosdiyati, Audit Operasional atas Fungsi Produksi Perusahaan pada PT. Jaya Brix Indonesia. Skripsi. Universitas Islam Lamongan. Yin, Robert K, Studi Kasus:Desain dan Metode. Jakarta : P. Rajagrafindo Persada. 427

Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi

Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi Program Audit Perencanaan Produksi Nama Perusahaan : PT LASER METAL Periode Audit MANDIRI Persyaratan : Perencanaan Produksi 2013 No Jawaban ICQ

Lebih terperinci

Peranan Audit Operasional Atas Fungsi Produksi Untuk Mengurangi Produk Cacat Pada Pabrik Genteng Ogan Permata Palembang

Peranan Audit Operasional Atas Fungsi Produksi Untuk Mengurangi Produk Cacat Pada Pabrik Genteng Ogan Permata Palembang Peranan Audit Operasional Atas Fungsi Produksi Untuk Mengurangi Produk Cacat Pada Pabrik Genteng Ogan Permata Palembang Abdul Aziz Pangsuri (abdul_aziz_pangsuri@yahoo.com) Rika Kharlina (rikachan@stmik-mdp.net)

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIOANL ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA PT. PROTONINDO CITRA

AUDIT OPERASIOANL ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA PT. PROTONINDO CITRA AUDIT OPERASIOANL ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA PT. PROTONINDO CITRA Elita, Stefanus Ariyanto Binus University, Jl.K.H.Syahdan, 085289503769, elita.guo@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Panduan Wawancara dan Daftar Pertanyaan tentang Audit Produksi

Panduan Wawancara dan Daftar Pertanyaan tentang Audit Produksi LAMPIRAN 119 Panduan Wawancara dan Daftar Pertanyaan tentang Audit Produksi di Perusahaan PT Kripton Gama Jaya : 1. Melakukan pengamataan fasilitas fisik yang digunakan untuk proses produksi di Perusahaan

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI PRODUKSI PADA PT. DIMAS REIZA PERWIRA DI SURABAYA

AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI PRODUKSI PADA PT. DIMAS REIZA PERWIRA DI SURABAYA AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI PRODUKSI PADA PT. DIMAS REIZA PERWIRA DI SURABAYA Nur Halimah, Masyhad, Widya Susanti Nur805605@gmail.com Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti pada proses produksi di perusahaan, peneliti merumuskan beberapa kesimpulan terkait dengan pemeriksaan operasional

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN TANGERANG

AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN TANGERANG AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN TANGERANG ANNISA SYAFIRA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp:

Lebih terperinci

PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN EKONOMISASI BAGIAN PRODUKSI (Studi pada PG. Meritjan (Persero) Kediri)

PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN EKONOMISASI BAGIAN PRODUKSI (Studi pada PG. Meritjan (Persero) Kediri) PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN EKONOMISASI BAGIAN PRODUKSI (Studi pada PG. Meritjan (Persero) Kediri) Aditya Sanzana Tebety Moch. Dzulkirom AR Dwi Atmanto Fakultas

Lebih terperinci

PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK

PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK Retno Martanti Endah L Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap PT. FGG pada proses perencanaan dan pengendalian proses produksi dalam upaya menekan kecacatan, peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha semakin kompleks dan ketat. Keunggulan daya saing (competitive advantage) ditentukan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS AUDIT OPERASIONAL BAGIAN PRODUKSI (Studi pada PG. Wonolangan Kabupaten Probolinggo)

ANALISIS AUDIT OPERASIONAL BAGIAN PRODUKSI (Studi pada PG. Wonolangan Kabupaten Probolinggo) ANALISIS AUDIT OPERASIONAL BAGIAN PRODUKSI (Studi pada PG. Wonolangan Kabupaten Probolinggo) Mariska Okky Oktaviani Moch. Dzulkirom AR Dwiatmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan operasional yang dilakukan peneliti terhadap aktivitas penjualan di PT KKM maka peneliti dapat menyimpulkan : 1. Kebijakan dan prosedur

Lebih terperinci

PT DUNIA DAGING FOOD INDUSTRIES Internal Control Questionnaires Fungsi Produksi

PT DUNIA DAGING FOOD INDUSTRIES Internal Control Questionnaires Fungsi Produksi L1 PT DUNIA DAGING FOOD INDUSTRIES Internal Control Questionnaires Fungsi Produksi No Y T Keterangan A Perencanaan 1. Apakah rencana produksi dapat memenuhi kebutuhan pelanggan? 2. Apakah rencana produksi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil Audit Operasional yang Dilakukan Terhadap Fungsi Produksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil Audit Operasional yang Dilakukan Terhadap Fungsi Produksi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Hasil Audit Operasional yang Dilakukan Terhadap Fungsi Produksi Pada PT Kripton Gama Jaya Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat mengambil

Lebih terperinci

PERANAN AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI FUNGSI PEMASARAN PADA PT MERATUS LINE SURABAYA

PERANAN AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI FUNGSI PEMASARAN PADA PT MERATUS LINE SURABAYA PERANAN AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI FUNGSI PEMASARAN PADA PT MERATUS LINE SURABAYA Wahyudi, Ali Rasyidi, Arief Rahman Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Lebih terperinci

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

SISTEM HARGA POKOK STANDAR SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE INDONESIA (CABANG INSPIRING AGENCY)

AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE INDONESIA (CABANG INSPIRING AGENCY) AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE INDONESIA (CABANG INSPIRING AGENCY) RENDY IRAWAN Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email:

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: biaya kualitas, aktivitas pengendalian kualitas, dan efisiensi biaya produksi.

ABSTRAK. Kata kunci: biaya kualitas, aktivitas pengendalian kualitas, dan efisiensi biaya produksi. ABSTRAK Era globalisasi menyebabkan persaingan di berbagai bidang menjadi semakin ketat. Demikian juga dalam bidang industri khususnya industri tekstil. Masuknya pengusaha-pengusaha asing menuntut perusahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan operasional yang dilakukan, peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Kebijakan dan prosedur perusahaan terkait aktivitas produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM RANGKA EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL PADA BPR BANK PASAR KOTA BOGOR

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM RANGKA EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL PADA BPR BANK PASAR KOTA BOGOR PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM RANGKA EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL PADA BPR BANK PASAR KOTA BOGOR Tiara Timuriana Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Ani Ganitasari Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penulis telah melakukan pemeriksaan operasional terhadap aktivitas pengelolaan persediaan pada Twin Tulipware, terutama pada aktivitas pencatatan persediaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing II.1.1 Definisi Auditing Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo, H.(2006:4), Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SS DI SIDOARJO

ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SS DI SIDOARJO ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SS DI SIDOARJO Putri Sri Wulandari, Widya Susanti, Arief Rahman Progam Studi Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO Setiya Isna Pratiwi, Widya Susanti, Arief Rahman Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta dalam pembangunan di segala bidang agar mampu bersaing dengan negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan tingkat kemajuan yang begitu pesat. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan yang terus bermunculan, sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi yang semakin pesat beriringan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis pada PT.BINTANG ALAM SEMESTA, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa : 1. Perencanaan dan pengendalian pada aktivitas pembelian dan produksi

Lebih terperinci

Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 ISSN

Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 ISSN AUDIT FUNGSI PEMASARAN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI KINERJA PEMASARAN (Studi Kasus pada Perusahaan Kecap MURNI JAYA Kediri) Oleh: Novita Rahmawati ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dalam melakukan penelitian mengenai pengelolaan operasional PT Herlinah Cipta Pratama, peneliti

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dalam melakukan penelitian mengenai pengelolaan operasional PT Herlinah Cipta Pratama, peneliti BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dalam melakukan penelitian mengenai pengelolaan operasional PT Herlinah Cipta Pratama, peneliti menggunakan empat tahap audit manajemen yaitu tahap perencanaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BIMA KOMPUTER PEKANBARU

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BIMA KOMPUTER PEKANBARU ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BIMA KOMPUTER PEKANBARU Fadrul dan Mery Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pelita Indonesia Jalan Jend. A. Yani No. 78-88 Pekanbaru 28127

Lebih terperinci

KUESIONER AUDIT OPERASIONAL (Variabel Independen) No PERTANYAAN YA TIDAK

KUESIONER AUDIT OPERASIONAL (Variabel Independen) No PERTANYAAN YA TIDAK KUESIONER AUDIT OPERASIONAL (Variabel Independen) No PERTANYAAN YA TIDAK 1 INDEPENDENSI Apakah auditor merupakan staf khusus yang terpisah dari kegiatan opersional perusahaan? 2 Apakah auditor tidak bergabung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Terdapat beberapa definisi mengenai auditing. Salah satunya dikemukakan

BAB II LANDASAN TEORI. Terdapat beberapa definisi mengenai auditing. Salah satunya dikemukakan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Audit Terdapat beberapa definisi mengenai auditing. Salah satunya dikemukakan oleh ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) yang mendefinisikan auditing adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya dapat digunakan untuk tujuan pelaporan kepada pihak internal dan tujuan eksternal perusahaan. Untuk tujuan internal perusahaan dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti memaparkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta menjawab kelima rumusan masalah yang telah dirumuskan di bab 1. Setelah itu, peneliti

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENDUKUNG EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PERUSAHAAN (Studi pada Pabrik Gula Lestari, Patianrowo, Nganjuk)

ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENDUKUNG EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PERUSAHAAN (Studi pada Pabrik Gula Lestari, Patianrowo, Nganjuk) ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENDUKUNG EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PERUSAHAAN (Studi pada Pabrik Gula Lestari, Patianrowo, Nganjuk) Tiara Ayu Palupi Zahroh Z.A. M.G. Wi Endang NP. Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

COST OF QUALITY. EMA503 Manajemen Kualitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

COST OF QUALITY. EMA503 Manajemen Kualitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d #5 - of Quality 1 COST OF QUALITY Materi #5 EMA503 Manajemen Kualitas Definisi 2 of Quality biasa disingkat dengan COQ. Merupakan segala biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi tingkat mutu yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Jambi, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Jambi, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan telaah dan pembahasan terhadap penelitian tentang audit manajemen atas fungsi produksi di PTP. Nusantara VI Kayu Aro Kerinci, Jambi, maka penelitian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang

Lebih terperinci

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #5 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #5 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #5 EMA503 Manajemen Kualitas Definisi 2 of Quality biasa disingkat dengan COQ. Merupakan segala biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi tingkat mutu yang diinginkan dan yang diakibatkan karena tidak

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap PT ACB terhadap proses printing dalam upaya menekan tingkat kecacatan, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang sedang ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan yang semakin

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Al rasyid, Harun. Teknik Penarikan Sampel Dan Penyusunan Skala. Bandung : Program Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran, 1996.

DAFTAR PUSTAKA. Al rasyid, Harun. Teknik Penarikan Sampel Dan Penyusunan Skala. Bandung : Program Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran, 1996. DAFTAR PUSTAKA Al rasyid, Harun. Teknik Penarikan Sampel Dan Penyusunan Skala. Bandung : Program Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran, 1996. Agoes, Sukrisno. Auditing: Pemeriksaan Akuntansi oleh Kantor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan mempunyai beberapa permasalahan, yang sebagian diantara permasalahan tersebut

Lebih terperinci

DAFTAR REFERENSI. Ali, M. (2007). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pusaka Amani.

DAFTAR REFERENSI. Ali, M. (2007). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pusaka Amani. DAFTAR REFERENSI Adelin, Vani., dan Fauzihardani, Eka. (2013). Pengaruh Pengendalian Intern, Ketaatan pada Aturan Akuntansi dan Kecenderungan Kecurangan terhadap Perilaku Tidak Etis. WRA, 1 (2), hal, 265.

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN FUNGSI PRODUKSI DAN OPERASI PADA CV.LOGAM LESTARI DI DESA JATIMULYO TULUNGAGUNG

AUDIT MANAJEMEN FUNGSI PRODUKSI DAN OPERASI PADA CV.LOGAM LESTARI DI DESA JATIMULYO TULUNGAGUNG AUDIT MANAJEMEN FUNGSI PRODUKSI DAN OPERASI PADA CV.LOGAM LESTARI DI DESA JATIMULYO TULUNGAGUNG Marlena Fakultas Ekonomi cahayoe.n42@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) apakah

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5. Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen. Definisi Tingkat Kepentingan

Pembahasan Materi #5. Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen. Definisi Tingkat Kepentingan #5 - of Quality 1 EMA503 Manajemen Kualitas Pembahasan 2 Definisi Tingkat Kepentingan Alasan Penggunaan Dimensi Pengukuran Kategori Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen

Lebih terperinci

COST OF QUALITY PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

COST OF QUALITY PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL COST OF QUALITY PERTEMUAN #5 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merumuskan program pelaksanaan

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2017-2018 Kelompok Mata Kuliah : Mata Keahlian Berkarya (MKB) Nama / Kode Mata Kuliah : Pemeriksaan Akuntansi / EKO542 Bobot : 3 (dua) SKS 4 jam Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Sistem pengendalian internal pada PT. Winiharto secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan 81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan dalam Bab IV dan dikaitkan dengan rumusan masalah pada Bab I, maka dapat dihasilkan beberapa

Lebih terperinci

PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN FUNGSI SDM UNTUK MENILAI KINERJA KARYAWAN PADA PT.PIONEER FLOUR MILL INDUSTRIES SIDOARJO

PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN FUNGSI SDM UNTUK MENILAI KINERJA KARYAWAN PADA PT.PIONEER FLOUR MILL INDUSTRIES SIDOARJO PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN FUNGSI SDM UNTUK MENILAI KINERJA KARYAWAN PADA PT.PIONEER FLOUR MILL INDUSTRIES SIDOARJO Arie Hendra Septiani, A.Syafi i, Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

Fungsi Internal Quality Audit yang baik! Bukan sekedar Memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur/ persyaratan ISO 9001)

Fungsi Internal Quality Audit yang baik! Bukan sekedar Memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur/ persyaratan ISO 9001) Fungsi Internal Quality Audit yang baik! Bukan sekedar Memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur/ persyaratan ISO 9001) Tetapi dapat membantu melihat kelemahan dari sistem manajemen mutu 1 Perbandingan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha menuntut pimpinan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha menuntut pimpinan perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha menuntut pimpinan perusahaan untuk mengelola perusahaan sebaik-baiknya guna mempertahankan keberadaannya dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 KELOMPOK 1 1. Apa pengertian dari Audit Manajemen? Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG ELITA Perum BTN Buni Asih Jalan Delima B4 No.30 Cikarang, 085921680176, lita_niez@rocketmail.com Gatot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era saat ini, perekonomian adalah salah satu sektor pembangunan yang penting dan harus benar-benar diperhatikan dalam suatu negara. Apalagi

Lebih terperinci

MK - MANAJEMEN PEMASARAN* IT UMMU KALSUM

MK - MANAJEMEN PEMASARAN* IT UMMU KALSUM MK - MANAJEMEN PEMASARAN* IT - 021231 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 KONTRAK KULIAH Keterlambatan : MOHON KETERLAMBATAN TIDAK >15 MENIT Sanksi atau hukuman, sebagai contoh: Menguraikan pengetahuan

Lebih terperinci

Audit Operasional Atas Manajemen Sumber Daya Manusia Pada CV. Wijaya Kesuma Sarena

Audit Operasional Atas Manajemen Sumber Daya Manusia Pada CV. Wijaya Kesuma Sarena Audit Operasional Atas Manajemen Sumber Daya Manusia Pada CV. Wijaya Kesuma Sarena Talisda Tiara Tourisa (ti4r4_3007@yahoo.com) Rika Kharlina E (rikachan@stmik-mdp.net) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang semakin kompleks meyebabkan semakin banyaknya persaingan pada perusahaan sejenis, khususnya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT Liza Christina Garment Industry dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN UNTUK MENCEGAH KECURANGAN PADA FUNGSI PEMBELIAN DI PT. UACJ-INDAL ALUMINUM GRESIK

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN UNTUK MENCEGAH KECURANGAN PADA FUNGSI PEMBELIAN DI PT. UACJ-INDAL ALUMINUM GRESIK Hal 15-20 ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN UNTUK MENCEGAH KECURANGAN PADA FUNGSI PEMBELIAN DI PT. UACJ-INDAL ALUMINUM GRESIK Ketut Ariasna, Meri Zuanah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG STIE STAN Indonesia Mandiri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi Peranan manajemen dalam pelaksanaan sistem produksi adalah agar dapat dicapai tujuan yang diharapkan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA CV. ABADI JAYA SELULER

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA CV. ABADI JAYA SELULER AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA CV. ABADI JAYA SELULER EDWINSA Jln. Malaka No.25C Tambora, Jakarta Barat 087896455556 edwinsa21@yahoo.co.id Dosen Pembimbing : Ahmad Adri, Drs., Ak., MBA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN TERHADAP FUNGSI REKRUTMEN DAN SELEKSI PEGAWAI PADA BANK BNI 46

AUDIT MANAJEMEN TERHADAP FUNGSI REKRUTMEN DAN SELEKSI PEGAWAI PADA BANK BNI 46 AUDIT MANAJEMEN TERHADAP FUNGSI REKRUTMEN DAN SELEKSI PEGAWAI PADA BANK BNI 46 Putra Yudhistira Putra Jl. Tumaritis No 4B Cilandak Barat, Jakarta Selatan 081288150748 putra@resvogue.com Pembimbing Martin

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar bisa dibagi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kualitas Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau Holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan,

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

Pemeriksaan Operasional Pada Kegiatan Pemasaran PT Sekawan Kontrindo Palembang

Pemeriksaan Operasional Pada Kegiatan Pemasaran PT Sekawan Kontrindo Palembang Pemeriksaan Operasional Pada Kegiatan Pemasaran PT Sekawan Kontrindo Palembang Swanny Maretta (swannymaretta@yahoo.com) Rika Kharlina E (rikachan@stmik-mdp.net) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak : Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Penerapan..., Oktafianus, Fakultas Ekonomi 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Penerapan..., Oktafianus, Fakultas Ekonomi 2015 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis sekarang ini semakin ketat diantara perusahaan yang ada, khususnya perusahaan sejenis, maka dari pihak perusahaan dituntut untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian Produksi dalam menunjang Efektivitas Proses Produksi, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PADA PELANGGAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

AUDIT OPERASIONAL PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PADA PELANGGAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR AUDIT OPERASIONAL PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PADA PELANGGAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : ILVIA AULIA RACHMAH NIM : 2013411039 SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PENERAPAN AUDIT KINERJA UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI DAN OPERASI PADA CV.TRIAS ADHICITRA

PENERAPAN AUDIT KINERJA UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI DAN OPERASI PADA CV.TRIAS ADHICITRA PENERAPAN AUDIT KINERJA UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI DAN OPERASI PADA CV.TRIAS ADHICITRA Hizkia Rendy Sutantijo Gatot Imam Nugroho, Drs, Ak, MBA BINUS UNIVERSITY, Jl. Kemanggisan Ilir III/45,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci