Urusan Wajib Penataan Ruang... Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Urusan Wajib Penataan Ruang... Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan..."

Transkripsi

1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... i BAB I PENDAHULUAN... A. Dasar Hukum... B. Gambaran Umum Kota Semarang Kondisi Geografis Gambaran Umum Demografi Kondisi Ekonomi... 6 KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG... 0 A. Visi dan Misi... B. Strategi Pembangunan Kota Semarang... 3 C. Prioritas Pembangunan Daerah... 4 RINGKASAN... 4 BAB II A. B. Ringkasan Urusan Desentralisasi Ringkasan Urusan Wajib Ringkasan Urusan Pilihan Ringkasan SKPD Pelaksana Prioritas Urusan Wajib Yang Dilaksanakan... 7 Urusan Wajib Pendidikan Urusan Wajib Kesehatan Urusan Wajib Pekerjaan Umum Urusan Wajib Perumahan Urusan Wajib Penataan Ruang Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan Urusan Wajib Perhubungan Urusan Wajib Lingkungan Hidup Urusan Wajib Pertanahan Urusan Wajib Kependudukan dan Capil Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Urusan Wajib Sosial... 5 DAFTAR ISI

2 4 Urusan Wajib Ketenagakerjaan Urusan Wajib Koperasi dan UMKM Urusan Wajib Penanaman Modal Urusan Wajib Kebudayaan Urusan Wajib Pemuda dan Olah Raga Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 24 2 Urusan Wajib Ketahanan Pangan Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat Urusan Wajib Statistik Urusan Wajib Kearsipan Urusan Wajib Komunikasi dan Informasi Urusan Wajib Perpustakaan C. D. Prioritas Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan Urusan Pilihan Pertanian Urusan Pilihan Kehutanan Urusan Pilihan Energi dan Sumberdaya Mineral Urusan Pilihan Pariwisata Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan Urusan Pilihan Perdagangan Urusan Pilihan Perindustrian Urusan Pilihan Transmigrasi Indikator Kinerja Kunci (terlampir) BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN BAB VI PENUTUP DAFTAR ISI

3 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN II. LAMPIRAN II.2 : : FORMAT IKK II. KOTA SEMARANG TATARAN PENGAMBIL KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA DALAM RANGKA TERHADAP LPPD TAHUN 206 FORMAT IKK II.2 KOTA SEMARANG TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ADMINISTRASI UMUM DALAM TERHADAP LPPD TAHUN 206 LAMPIRAN II.3 : (8 RANGKA UNTUK EKPPD ASPEK) EKPPD FORMAT IKK II. 3 KOTA SEMARANG TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 206 DAFTAR ISI

4 DAFTAR ISI

5 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat disebutkan bahwa setiap berakhirnya tahun anggaran, Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) selambatnya bulan ketiga tahun selanjutnya. Atas dasar tersebut, maka disusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 206 yang merupakan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah selama (satu) tahun anggaran yang disampaikan Walikota kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Jawa Tengah Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memuat capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pelaksanaan Tugas Pembantuan. Sebagai sebuah wilayah otoritas pemerintahan, Kota Semarang ditetapkan sebagai Kotapraja di wilayah Provinsi Jawa Tengah sebagai bagian dari Negara Kesatuan RepubIik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam perkembangannya, Kota Semarang mengalami penambahan kecamatan hingga terakhir pada tahun 992 wilayah administrasi kecamatan di Kota Semarang menjadi 6 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) ini disusun dalam enam bab sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 2007, yang terdiri dari: Bab I Pendahuluan Bab II Kebijakan Pemerintah Daerah Bab III Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Bab IV Penyelenggaraan Tugas Pembantuan Bab V Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Bab VI Penutup BAB I PENDAHULUAN Page

6 B.. GAMBARAN UMUM KOTA SEMARANG GAMBARAN WILAYAH Kota Semarang adalah ibukota pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah sebesar 373,70 km2 (BPS, 206) yang lokasinya berbatasan langsung dengan Kabupaten Kendal di sebelah barat, Kabupaten Semarang di sebelah selatan, Kabupaten Demak di sebelah timur dan Laut Jawa di sebelah utara dengan panjang garis pantai berkisar 3,6 km. Kota Semarang terletak antara garis 6º 50-7º 0 Lintang Selatan dan garis 09º 50-0º 35 Bujur Timur. Secara administratif Kota Semarang terdiri atas 6 wilayah kecamatan dan 77 Kelurahan Gambar. Peta Administratif Kota Semarang Kota Semarang sebagai salah satu kota yang berada di garis pantai utara pulau Jawa memiliki ketinggian antara 0,75 sampai dengan 348,00 di atas permukaan laut. Pada daerah perbukitan mempunyai ketinggian meter di atas permukaan laut (mdpl) yang diwakili oleh titik tinggi yang berlokasi di Jatingaleh dan Gombel wilayah Semarang Selatan. Tugu, Mijen, dan Gunungpati. Untuk dataran rendah mempunyai ketinggian 0.75 mdpl. Secara topografis, Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai. Daerah pantai 65,22 wilayahnya adalah dataran dengan kemiringan 25 dan 37,78 merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu : Lereng I (0-2) meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara, Tugu, sebagian wilayah Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Mijen. Lereng II (2-5) meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan. Lereng III (5-40) meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo (Kecamatan Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon) dan sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Candisari. BAB I PENDAHULUAN Page 2

7 Lereng IV (> 50) meliputi sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah tenggara) dan sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati terutama disekitar Kali Garang dan Kali Kripik. Kondisi klimatologi Kota Semarang sama seperti kondisi klimatologi di Indonesia pada umumnya. Kota Semarang memiliki iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh angin muson barat dan muson timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Lebih dari 80 dari curah hujan tahunan, turun pada periode ini. Berdasarkan titik pantau pos hujan, curah hujan di Kota Semarang di tahun 205 rata-rata mencapai 202 mm (BPS, 206). Sedangkan untuk temperatur, pada tahun 205 suhu udara rata-rata mencapai 28, dengan kelembaban udara mencapai 76 (BPS, 206). Berdasarkan posisi lokasinya, Kota Semarang terletak pada jalur lalu lintas ekonomi Pulau Jawa. Selain itu, berdasarkan posisinya, Kota Semarang memiliki lokasi strategis sebagai koridor pembangunan di Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yaitu koridor pantai utara, koridor selatan, koridor timur dan koridor barat. Lokasi strategis Kota Semarang juga didukung dengan keberadaan Pelabuhan Tanjung Mas, Bandar Udara Ahmad Yani, Terminal Terboyo, Stasiun Kereta Api Tawang dan Poncol, yang menguatkan peran Kota Semarang sebagai simpul aktivitas pembangunan di Provinsi Jawa Tengah dan bagian tengah Pulau Jawa, Indonesia. 2. GAMBARAN DEMOGRAFI Secara demografi, berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Kota Semarang di tahun 206 berjumlah jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sejumlah jiwa (49,7) dan penduduk perempuan sejumlah jiwa (50,29). Jika dibandingkan dengan penduduk di tahun 205, penduduk di tahun 206 mengalami pertumbuhan sebesar 0,6 atau bertambah 9.52 jiwa. Dari sebaran penduduk per kecamatan, Kecamatan Pedurungan adalah kecamatan dengan penduduk terbanyak, dan Kecamatan Tugu adalah kecamatan dengan penduduk paling sedikit. Secara rinci, sebaran penduduk di tiap kecamatan terlihat pada tabel berikut: JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG PER KECAMATAN TAHUN 206 NO KECAMATAN Kecamatan Semarang Selatan Kecamatan Semarang Utara Kecamatan Semarang Barat Kecamatan Semarang Timur Kecamatan Semarang Tengah Kecamatan Gunungpati Kecamatan Tugu Kecamatan Mijen Kecamatan Genuk Kecamatan Gajahmungkur Kecamatan Tembalang Kecamatan Candisari Kecamatan Banyumanik Kecamatan Ngaliyan Kecamatan Gayamsari Kecamatan Pedurungan JUMLAH JUMLAH (JIWA) PERSENTASE () 5,35 8,22 0,26 5,0 4,64 4,77,95 3,59 5,82 4,07 9, 5,5 8,25 7,7 4,74, Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 206 (data sementara, data diolah) BAB I PENDAHULUAN Page 3

8 Jika dilihat dari sebaran penduduk berdasarkan kelompok umurnya, jumlah penduduk usia produktif (usia 5-64 tahun) di tahun 206 sejumlah jiwa, dan jumlah penduduk usia tidak produktif (0-5 tahun dan 65 tahun keatas) sejumlah jiwa. Dengan membandingkan antara jumlah penduduk tidak produktif dengan penduduk yang produktif, maka akan dapat diketahui Angka Beban Ketergantungan (dependency ratio). Angka beban ketergantungan Kota Semarang pada tahun 206 adalah sebesar 28,47. Secara rinci, jumlah penduduk Kota Semarang di tahun 206 dapat dilihat pada tabel berikut ini : JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASAR KELOMPOK UMUR KONDISI TAHUN 206 KELOMPOK UMUR JUMLAH (JIWA) PERSENTASE () , , , , , , , , , , , , , ,7 JUMLAH Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 206 (data sementara, data diolah) Berdasarkan tingkat pendidikannya, komposisi penduduk Kota Semarang hampir merata pada pendidikan dasar dan menengah (SD/MI sederajat, SMP/MTs sederajat, SMA/MA sederajat) dengan persentase terbesar adalah tamatan SD/MI sederajat sebesar 22,88. Sedangkan penduduk yang menamatkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi jumlahnya hanya sekitar 8,78, yang terdiri dari tamatan Diploma I/II/III sebesar 4,33 dan tamatan D IV, S, S2, dan S3 sebesar 4,44. Berikut ini tabel penduduk Kota Semarang dirinci berdasar tingkat pendidikan formal. JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASAR PENDIDIKAN TAHUN 206 NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (JIWA) Tidak / belum sekolah Tidak / belum tamat SD Tamat SD/MI sederajat Tamat SLTP/MTs / sederajat Tamat SLTA/MA / sederajat Tamat Diploma I / II / III Tamat D IV / S / S2 / S JUMLAH Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 206 (data sementara, data diolah) PERSENTASE () 6,54 20,40 22,88 20,29 2,2 4,34 4,44 Berdasarkan mata pencahariannya, penduduk Kota Semarang sebagian besar bekerja sebagai buruh industri (25,69), PNS/TNI/POLRI (3,77), pedagang (2,53) dan buruh bangunan (2,03). Sementara itu, jenis mata pencaharian petani dan buruh tani (3,9) serta nelayan (0,37) adalah mata pencaharian yang paling sedikit di Kota Semarang. Jumlah penduduk menurut mata pencahariannya secara lengkap dapat terlihat pada tabel di bawah ini : BAB I PENDAHULUAN Page 4

9 JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN TAHUN 206 NO JUMLAH JENIS MATA PENCAHARIAN Petani Sendiri Buruh Tani Nelayan Pengusaha Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Angkutan PNS/TNI/POLRI Pensiunan Lainnya JUMLAH PERSENTASE (JIWA) () ,89 2,67 0,36 7,73 25,70 2,03 2,53 3,70 3,78 5,76, Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 206 (data sementara, data diolah) Untuk mengukur kualitas hidup, terutama yang terkait dengan kualitas pembangunan manusia di suatu wilayah, digunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunansuatu wilayah/negara. Sejak data tahun 204, IPM dilihat dengan menggunakan indikator metode pengukuran yang berbeda dari sebelumnya. Jika sebelumnya IPM diukur dengan Angka Melek Huruf (AMH), Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-Rata Lama Sekolah dan Konsumsi Per Kapita, dari tahun 204 digunakan indikator Angka Harapan Hidup (AHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), dan Paritas Daya Beli. Di tahun 206, diperkirakan nilai IPM Kota Semarang meningkat menjadi 80,28. GRAFIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA SEMARANG TAHUN *) Keterangan : *) Target pada RPJMD Sumber : BPS Kota Semarang, Bappeda Kota Semarang ( data diolah ) BAB I PENDAHULUAN Page 5

10 3. a. KONDISI EKONOMI POTENSI DAERAH Selain berdasarkan posisinya dalam kontekks nasional, Kota Semarang memiliki lokasi strategis sebagai koridor pembangunan di Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yaitu koridor pantai utara, koridor selatan, koridor timur dan koridor barat. Lokasi strategis Kota Semarang juga didukung dengan keberadaan Pelabuhan Tanjung Mas, Bandar Udara Ahmad Yani, Terminal Terboyo, Stasiun Kereta Api Tawang dan Poncol, yang menguatkan peran Kota Semarang sebagai simpul aktivitas pembangunan di Provinsi Jawa Tengah dan bagian tengah Pulau Jawa, Indonesia. Dalam konteks pembangunan Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang juga merupakan bagian dari rangkaian kawasan strategis nasional KEDUNGSAPUR bersama dengan Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Grobogan. Sebagai kota metropolitan, Kota Semarang dalam kedudukannya di kawasan strategis nasional KEDUNGSAPUR menjadi pusat aktivitas perdagangan dan jasa, industri dan pendidikan. Fungsi inilah yang kemudian berdampak pada perkembangan pembangunan yang ada di Kota Semarang karena sebagaimana yang diketahui, aktivitas perdagangan dan jasa, industri dan pendidikan menjadi aktivitas yang paling banyak mengundang manusia untuk beraktivitas di dalamnya. Oleh karenanya, Kota Semarang menjadi salah satu kota yang memiliki daya tarik bagi penduduk pendatang untuk beraktivitas di dalamnya. Dengan letaknya yang strategis, Kota Semarang merupakan pintu gerbang bagi arus barang dan penumpang dari udara, darat dan laut. Kota Semarang memiliki Pelabuhan Tanjung Emas yang merupakan pintu utama Jawa Tengah dari jalur laut, serta bandara Ahmad Yani yang merupakan bandara tersibuk di Provinsi Jawa Tengah. Selama tahun 206, kinerja penumpang dan bongkar muat barang di Bandara Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Emas dapat terlihat pada tabel berikut ini: JUMLAH PENERBANGAN, ARUS BARANG DAN PENUMPANG MELALUI BANDARA AHMAD YANI DAN PELABUHAN TANJUNG EMAS DI TAHUN 206 *) BANDARA AHMAD YANI PELABUHAN TANJUNG EMAS JUMLAH ARUS BARANG JUMLAH ARUS BARANG JUMLAH PERDAGANGAN DALAM PERDAGANGAN LUAR JUMLAH BULAN PENERBA NEGERI NEGERI PENUMPANG -NGAN **) BONGKAR BONGKA MUAT **) MUAT (TON) (TON) R (TON) (TON) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November JUMLAH Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah Tahun 206 (data sementara, data diolah) *) data sampai dengan bulan November 206 **) data keberangkatan (embarkasi) BAB I PENDAHULUAN JUMLAH PENUMPANG **) Page 6

11 Dari sisi jumlah penerbangan dan penumpang, Bandara Ahmad Yani melayani lebih banyak penerbangan dan penumpang dibandingan dengan Bandara Adi Sumarmo Surakarta. Selama tahun 205 (hingga November 206), jumlah penerbangan di Bandara Ahmad Yani mencapai penerbangan dengan jumlah penumpang orang. Di kurun waktu yang sama, bandara Adi Sumarmo hanya melayani penerbangan dengan penumpang. Dengan kondisi tersebut, pengembangan bandara Ahmad Yani menjadi keniscayaan untuk lebih meningkatkan koneksitas di Jawa Tengah. b. GAMBARAN EKONOMI Kinerja perekonomian suatu wilayah salah satunya dapat dilihat dari seberapa besar nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan produksi yang dihasilkan oleh suatu masyarakat dalam kurun waktu satu tahun yang berada di daerah atau regional tertentu. Penyajian PDRB dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. Dari tahun 204, BPS menggunakan metode dan lapangan usaha baru dalam penghitungan PDRB. Penyesuaian ini dilakukan sesuai dengan System of National Accounts 2008 (SNA2008) atau Sistem Neraca Nasional (SNN) yang merupakan rekomendasi internasional tentang bagaimana menyusun ukuran aktivitas ekonomi yang sesuai dengan standar neraca baku yang didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi. Jika sebelumnya terdapat 9 jenis lapangan usaha, di penghitungan PDRB yang baru digunakan 7 jenis lapangan usaha. Selain itu, hal baru pada penghitungan PDRB dari tahun 204 adalah penggunaan tahun dasar penghitungan harga konstan dari sebelumnya tahun 2000 menjadi tahun 200. Nilai PDRB pada tahun 206 adalah sebagai berikut ini: PDRB KOTA SEMARANG TAHUN 205 DAN TAHUN 206 LAPANGAN USAHA HARGA BERLAKU (milyar rupiah) 205*) 206**) Pertanian, Kehutanan, dan.362,22.423,98 Perikanan Pertambangan dan 2 270,2 285,04 Penggalian 3 Industri Pengolahan , ,4 4 Pengadaan Listrik, Gas 22,3 20,5 5 Pengadaan Air 3,66 08,75 6 Konstruksi , ,3 Perdagangan besar dan eceran , ,77 reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor Transportasi dan , ,63 Pergudangan Penyediaan Akomodasi , ,7 dan Makan Minum 0 Informasi dan Komunikasi 9.488, ,85 Jasa Keuangan 5.950, ,29 2 Real Estate 3.697, ,98 3 Jasa Perusahaan 828,57 898,04 Administrasi , ,02 Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5 Jasa Pendidikan 3.676, ,57 Jasa Kesehatan dan 6.04,38.0,49 Kegiatan Sosial 7 Jasa lainnya.464,64.52,23 PRODUK DOMESTIK , ,04 REGIONAL BRUTO (PDRB) Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang Tahun 206 (data sementara, data diolah) keterangan : *) Angka sementara **)Angka sangat sementara BAB I PENDAHULUAN HARGA KONSTAN 200 (milyar rupiah) 205*) 206**).04,93.085,32 83,86 88, ,50 24,26 04, , , ,29 29,87 04, , , , , , ,5 0.34, , ,25 658, ,77.30, ,3 3.53,56 77, , ,83 765, ,96 836,35.229, ,55.290, ,45 Page 7

12 Berdasarkan harga konstan tahun 200, pada tahun 206 sumbangan terbesar berasal dari lapangan usaha Industri Pengolahan yang sebesar 26,64. Kontributor tertinggi kedua adalah dari lapangan usaha Konstruksi yang sebesar 25,74. Kontribusi terbesar ketiga berasal dari sektor Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Dan Perawatan Mobil Dan Sepeda Motor, yaitu sebesar 4,79. Gambaran lengkap distribusi lapangan usaha PDRB Kota Semarang dapat terlihat pada tabel berikut ini : DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 200 DI KOTA SEMARANG TAHUN LAPANGAN USAHA 202 () 203 () 204 () Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan,0 0,99 0,96 Pertambangan dan Penggalian 0,9 0,8 0,8 Industri Pengolahan 25,96 26,45 26,65 Pengadaan Listrik, Gas 0,3 0,3 0,3 Pengadaan Air 0, 0,0 0,0 Konstruksi 26,80 26,49 26,02 Perdagangan besar dan eceran, reparasi 5,78 5,43 5,20 dan perawatan mobil dan sepeda motor 8 Transportasi dan Pergudangan 3,40 3,52 3,64 Penyediaan Akomodasi dan Makan 9 3,4 3,4 3,8 Minum 0 Informasi dan Komunikasi 8,57 8,67 9,3 Jasa Keuangan 4,7 4,0 4,02 2 Real Estate 2,89 2,93 2,96 3 Jasa Perusahaan 0,54 0,57 0,58 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 4 3,4 3,30 3,5 dan Jaminan Sosial Wajib 5 Jasa Pendidikan 2,3 2,9 2,27 6 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,65 0,66 0,69 7 Jasa lainnya,0,3,5 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang Tahun 206 (data sementara, data diolah) keterangan : *) Angka sementara **)Angka sangat sementara () *) 0,95 0,7 26,33 0, 0,0 26,08 5, ()**) 0,94 0,6 26,64 0, 0,09 25,74 4,79 3,60 3,20 3,65 3,22 9,48 4,09 3,0 0,60 3,3 9,74 4,02 3,03 0,62 3,0 2,30 0,70,3 2,42 0,72, DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU DI KOTA SEMARANG TAHUN LAPANGAN USAHA 202 () 203 () 204 () Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan,00,04,0 Pertambangan dan Penggalian 0,9 0,8 0,9 Industri Pengolahan 27,5 27,24 27,62 Pengadaan Listrik, Gas 0, 0, 0,0 Pengadaan Air 0,0 0,09 0,09 Konstruksi 26,7 26,56 26,88 Perdagangan besar dan eceran, reparasi 5,8 4,9 4,30 dan perawatan mobil dan sepeda motor 8 Transportasi dan Pergudangan 3,27 3,48 3,64 Penyediaan Akomodasi dan Makan 9 3,24 3,4 3,40 Minum 0 Informasi dan Komunikasi 7,66 7,33 7,6 Jasa Keuangan 4,4 4,42 4,33 2 Real Estate 2,70 2,70 2,72 3 Jasa Perusahaan 0,55 0,59 0,59 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 4 3,53 3,47 3,35 dan Jaminan Sosial Wajib 5 Jasa Pendidikan 2,46 2,68 2,75 6 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,69 0,7 0,74 7 Jasa lainnya,05,09,2 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang Tahun 206 (data sementara, data diolah) keterangan :*) Angka sementara **)Angka sangat sementara BAB I PENDAHULUAN 205 () *),0 0,20 27,55 0,09 0,08 27,03 4,2 206 ()**),0 0,20 28,0 0,09 0,08 26,87 3,70 3,72 3,4 3,78 3,48 7,07 4,43 2,75 0,62 3,34 6,85 4,43 2,72 0,64 3,26 2,74 0,76,09 2,94 0,79,07 Page 8

13 Indikator lain yang digunakan untuk melihat perkembangan ekonomi Kota Semarang juga dapat terlihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang merupakan kenaikan output agregat (keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan perekonomian). Jika pada tahun 205 LPE Kota Semarang mencapai 5,80, maka pada tahun 206 angka LPE mencapai 5,85. Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan LPE nasional (5,02) dan LPE Provinsi Jawa Tengah (5,28). PERKEMBANGAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI (LPE) KOTA SEMARANG DAN NASIONAL TAHUN *) *) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Kota Semarang Tahun 206 Dari sisi inflasi, pada tahun 206 inflasi mengalami penurunan dibandingkan inflasi tahun 205. Inflasi Kota Semarang di tahun 206 tercatat sebesar 2,32 menurun dibandingkan inflasi di tahun 205 yang mencapai 2,56. LAJU INFLASI DI KOTA SEMARANG Sumber: BPS Kota Semarang, 206 (data sementara, data diolah) Inflasi di Kota Semarang akan terus dikendalikan agar dapat tetap berada di bawah angka pertumbuhan ekonomi. Upaya-upaya untuk mengendalikan inflasi dengan menjaga kelancaran distribusi serta ketersediaan barang menjadi hal yang yang menjadi prioritas Pemerintah Kota Semarang. BAB I PENDAHULUAN Page 9

14 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Untuk memberikan arahan pada pelaksanaan pembangunan daerah, maka daerah memiliki visi, misi serta prioritas yang terjabarkan dalam dokumen perencanaannya. Bagi Kota Semarang yang melaksanakan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota di tahun 206 yang merupakan pemilihan Kepala Daerah serentak, maka tahun 206 ini merupakan transisi pasca pelaksanaan RPJMD Tahun Kebijakan arahan pembangunan untuk tahun 206 yang tertuang Peraturan Walikota Semarang Nomor 9 Tahun 205 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 206 disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun , karena belum adanya RPJMD Sedangkan pada Peraturan Walikota Semarang Nomor 28 Tahun 206 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 9 Tahun 205 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 206, kebijakan arahan pembangunan telah disesuaikan dengan RPJMD Tahun Dalam RPJMD Tahun , tahun 206 merupakan tahun dasar (baseline) bagi pelaksanaan pembangunan untuk lima tahun ke depan. Program dan kegiatan di tahun 206 disusun dalam rangka menyiapkan landasan bagi pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota sampai dengan tahun 202 sesuai dengan target-target dalam RPJMD Tahun yang merupakan penjabaran dari tahapan pembangunan periode ketiga pada RPJPD Tahun A. VISI DAN MISI Visi dan misi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah diperlukan sebagai arahan bagi penyusunan program dan kegiatan selama lima tahun. Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan akan terwujud pada akhir periode perencanaan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu. Visi dilaksanakan melalui sejumlah misi yang merupakan serangkaian upaya yang dilakukan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Dalam konteks pelaksanaan pembangunan, suatu pemerintahan membutuhkan adanya visi dan misi sebagai panduan bagi penyusunan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Sebagaimana tercantum dalam RPJMD Tahun , visi Kota Semarang adalah : SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota metropolitan berwawasan lingkungan akan menjadi kota yang handal dan maju dalam pedagangan dan jasa, dengan dukungan infrastuktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan politik, keamanan, sosial, ekonomi, dan budaya. HEBAT, mengandung arti masyarakat Kota Semarang yang bergerak untuk mencapai keunggulan dan kemuliaan, serta kondisi perkotaan yang kondusif dan modern dengan tetap memperhatikan lingkungan berkelanjutan demi kemajuan perdagangan dan jasa. BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Page 0

15 SEJAHTERA, mengandung arti bahwa dalam lima tahun ke depan masyarakat Kota Semarang akan semakin meningkat kesejahteraannya dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar maupun sarana dan prasarana penunjang. Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan semangat baru dalam pelaksanaan pembangunan yang berlandaskan nilai dasar bangsa Indonesia dan masyarakat Semarang khususnya, yakni kegotongroyongan. Semangat baru tersebut tertuang dalam slogan Bergerak Bersama Membangun Semarang. Slogan tersebut diartikan sebagai satu sikap yang terwujud dalam bentuk inisiatif dan penuh semangat untuk menyumbangsihkan tenaga dan pikiran dalam rangka membangun Kota Semarang. Sikap ini diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan aparatur dan masyarakat terhadap kotanya. Melalui pernyataan ini akan timbul sikap kepeloporan, sinergi dan kolaborasi untuk menjaga kotanya dan melakukan inovasi dan kreativitas dalam membangun kota dengan tidak meninggalkan budaya dan karakter lokal. Dalam mewujudkan Visi dirumuskan 4 (empat) misi pembangunan daerah, yaitu :. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi serta menjunjung tinggi budaya asli Kota Semarang. 2. Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik Penyelenggaraan pemerintahan diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi daerah secara nyata, efektif, efisien dan akuntabel dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sehingga mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang disertai dengan penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia. 3. Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan. Pembangunan diprioritaskan pada optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah yang terencana, selaras, serasi, seimbang dan berkeadilan dengan tetap memperhatikan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. 4. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kemampuan perekonomian daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang berbasis pada potensi ekonomi lokal, berorientasi pada ekonomi kerakyatan dansektor ekonomi basis yang mempunyai daya saing baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional serta meningkatkan investasi pada sektor industri besar untuk menyerap tenaga kerja (Penanaman Modal Asing) yang didukung oleh keberadaan kawasan berikat, kawasan industri dan pergudangan serta dibangunnya sentra-sentra industri kecil dan rumah tangga. BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Page

16 Untuk memudahkan pemahaman terhadap kesinambungan pembangunan setiap tahun dalam jangka 5 (lima) tahun, maka disusun agenda atau tema pembangunan setiap tahun di masing-masing tahap. Atas dasar tema pembangunan inilah disusun arah kebijakan lebih jelas agar RPJMD mudah dituangkan dalam RKPD. Selanjutnya, tahapan-tahapan dimaksud dijadikan sebagai dasar dan disesuaikan dengan pentahapan RKPD. Tahapan-tahapan tersebut adalah:. Tahun 207 : Penyiapan infrastruktur untuk mendukung Kota Metropolitan yang sejahtera dan melayani 2. Tahun 208 : Pengembangan infrastruktur untuk memecahkan masalah besar perkotaan dan daya saing SDM 3. Tahun 209 : Penguatan struktur ekonomi didukung oleh peningkatan sektor perdagangan dan jasa 4. Tahun 2020 : Pemantapan Semarang Sehat, Cerdas, Tangguh, Melayani dan Berdaya Saing Tahun 202 : Perwujudan Semarang Hebat 5. B. STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA SEMARANG Visi dan misi membutuhkan implementasi nyata untuk mewujudkannya melalui penetapan serangkaian strategi pembangunan yang merupakan langkah-langkah berisikan program-program indikatif. Rumusan strategi tersebut berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Strategi pembangunan berikut ini merupakan strategi dalam RPJMD dalam rangka pencapaian visi dan misi. Rumusan strategi pembangunan tersebut adalah sebagai berikut :. 2. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas. Strategi untuk mewujudkan misi ini meliputi: ) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan 2) Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan 3) Perluasan kesempatan kerja 4) Pemberdayaan masyarakat miskin 5) Pemberdayagunaan peran serta masyarakat dalam berbagai pembangunan 6) Pengembangan budaya lokal sektor Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik Strategi dalam mewujudkan pemerintahan kota yang semakin handal meliputi: ) Reformasi birokrasi 2) Peningkatan kualitas dan manajemen pelayanan publik 3) Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga ketertiban dan kenyamanan 3. Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan Strategi dalam mewujudkan kota metropolitan yang dinamis dan berwawasan lingkungan dilaksanakan melalui pembenahan penataan kota yang berwawasan lingkungan. BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Page 2

17 4. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Membangun Iklim Usaha yang Kondusif Strategi penguatan perekonomian meliputi: ) Peningkatan Produksi Pangan 2) 3) C. Keunggulan Lokal dan Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa Penguatan dan Pengembangan Sektor Unggulan PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas pembangunan di tahun 206 disusun berdasarkan kondisi, potensi, permasalahan, dan isu strategis serta dengan berpedoman pada dokumen perencanaan lainnya. Prioritas-prioritas tersebut adalah:. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas, dengan prioritas pada: ) Peningkatan Kualitas Pendidikan 2) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat 3) Peningkatan Pelayanan Puskesmas dan RSUD 4) Menuju Semarang Kota Sehat 5) 6) 7) 8) 9) Peningkatan nilai budaya masyarakat Pemenuhan kebutuhan dasar warga miskin Peningkatan Akses Modal & Peralatan bagi Usaha Produktif Warga Miskin Pemantapan penurunan angka pengangguran Peningkatan kesetaraan & keadilan gender 2. Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik, dengan prioritas pada: ) Peningkatan kualitas manajemen tata kelola pemerintahan 2) Keterbukaan Informasi Publik 3) Peningkatan kualitas SDM Aparatur 4) Peningkatan sarana prasarana untuk mendukung pelayanan publik 3. Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan, dengan prioritas pada: ) Peningkatan Infrastruktur dan utilitas kota 2) Pengendalian banjir dan rob 3) Peningkatan Kualitas Wilayah 4) Peningkatan Ekosistem Pesisir dan Laut 5) 6) 7) 4. Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan Hidup Pengembangan transportasi massal Peningkatan sarpras & manajemen transportasi Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif, dengan prioritas pada: ) Peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan lokal 2) Peningkatan dukungan terhadap pengembangan sektor ekonomi kerakyatan BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Page 3

18 A. RINGKASAN Pola hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Sebagai konsekuensi sebuah negara kesatuan, diperlukan adanya pembagian wewenang antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Penyerahan kewenangan kepada Pemerintah Daerah diselenggarakan melalui desentralisasi. Sedangkan dekonsentrasi dan tugas pembantuan diselenggarakan karena tidak semua wewenang dan tugas pemerintahan dapat didistribusikan dengan menggunakan asas desentralisasi. Pemerintah Kota Semarang melaksanakan 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan. Urusan-urusan wajib dan pilihan yang dilaksanakan Pemerintah Kota Semarang akan diuraikan pada penjelasan berikut ini :. ANGGARAN BELANJA, DAN PELAKSANA URUSAN WAJIB ANGGARAN TAHUN 206 NO URUSAN WAJIB DAN SKPD PAGU ANGGARAN ANGGARAN.0 Urusan Wajib Pendidikan ,46.02 Urusan Wajib Kesehatan ,00.03 Urusan Wajib Pekerjaan Umum ,55.04 Urusan Wajib Perumahan ,96.05 Urusan Wajib Penataan Ruang ,39.06 Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan Urusan Wajib Perhubungan ,6.08 Urusan Wajib Lingkungan Hidup ,67.09 Urusan Wajib Pertanahan ,87.0 Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil ,56. Urusan Wajib Pemberdayaan Peremp dan PA ,2.2 Urusan Wajib Keluarga Berencana dan KS ,2.3 Urusan Wajib Sosial ,9.4 Urusan Wajib Ketenagakerjaan ,9.5 Urusan Wajib Koperasi dan UKM ,3.6 Urusan Wajib Penanaman Modal ,09.7 Urusan Wajib Kebudayaan ,09.8 Urusan Wajib Pemuda dan Olah Raga ,24.9 Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Poldagri ,98.20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pem Um ,25.2 Urusan Wajib Ketahanan Pangan ,07.22 Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat ,84.23 Urusan Wajib Statistik Urusan Wajib Kearsipan ,56.25 Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika ,26.26 Urusan Wajib Perpustakaan ,04 JUMLAH Page 4

19 2. ANGGARAN BELANJA, DAN PELAKSANA URUSAN PILIHAN NO URUSAN WAJIB DAN SKPD 2.0 Urusan Pilihan Pertanian 2.02 Urusan Pilihan Kehutanan 2.03 Urusan Pilihan Energi dan Sumberdaya Mineral 2.04 ANGGARAN TAHUN 205 PAGU ANGGARAN ANGGARAN , Urusan Pilihan Pariwisata ,22 96, Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan , Urusan Pilihan Perdagangan , Urusan Pilihan Industri , , Urusan Pilihan Transmigrasi Pelaksanaannya secara mata anggaran menempel pada Urusan Ketenagakerjaan dengan SKPD Pelaksana adalah DInas Tenaga Kerja dan Transmigrasi SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Untuk melaksanakan urusan-urusan pemerintahan sebagaimana tersebut di atas, penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan tugas-tugas lainnya, Pemerintah Kota Semarang dipimpin oleh seorang Walikota dengan dibantu oleh seorang Wakil Walikota dan perangkat daerah. Organisasi perangkat daerah Kota Semarang terdiri dari : a. Sekretariat Daerah yang terdiri dari 4 Asisten, 3 Bagian dan 39 Sub Bagian sebagai unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi Walikota Semarang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor Tahun b. Sekretariat DPRD yang terdiri dari 3 Bagian dan 9 Sub Bagian sebagai unsur staf yang mendampingi DPRD dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi Walikota Semarang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor Tahun c. Dinas Daerah yang terdiri dari 9 Dinas, sebagai unsur pelaksana urusan daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2008 d. Lembaga Teknis Daerah terdiri dari 7 Badan, 3 Kantor, RSUD, Inspektorat dan Satpol PP, sebagai unsur pendukung tugas Walikota dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun e. Kecamatan dan Kelurahan terdiri dari 6 Kecamatan dan 77 Kelurahan, sebagai unsur kewilayahan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun Page 5

20 Jumlah PNS pada SKPD secara terperinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini : NO UNIT KERJA 2 Sekretariat Daerah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Lingkungan Hidup Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Badan Kepegawaian Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dinas Bina Marga Dinas Kesehatan Dinas Pendidikan Dinas Pertanian Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Kebakaran Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dinas Penerangan Jalan dan Pengelolaan Reklame Dinas Tata Kota dan Perumahan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Pasar Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi SDM Kantor Pendidikan dan Pelatihan Kantor Ketahanan Pangan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kecamatan Genuk Kecamatan Gayamsari Kecamatan Pedurungan Kecamatan Semarang Timur Kecamatan Semarang Tengah Kecamatan Semarang Utara Kecamatan Banyumanik Kecamatan Semarang Selatan Kecamatan Candisari Kecamatan Gajahmungkur Kecamatan Tembalang Kecamatan Gunungpati Kecamatan Mijen Kecamatan Ngaliyan Kecamatan Tugu Kecamatan Semarang Barat Rumah Sakit Umum Daerah Inspektorat SATPOL Pamong Praja JUMLAH JML GOL I 3 0 JML GOL II 67 3 PNS JML GOL III JML GOL IV 29 8 JUMLAH PNS CPNS PNS+ CPNS Page 6

21 B.. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN URUSAN WAJIB PENDIDIKAN.. PROGRAM DAN KEGIATAN Sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 206 adalah Penguatan Kualitas Pelayanan Dasar melalui Pelaksanaan Pembangunan Yang Berkelanjutan, Inklusif dan Partisipatif Menuju Kota Semarang yang Sejahtera dan Berbudaya. Memperhatikan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 050/854/SJ tanggal 4 April 206 tentang Skala Prioritas Penyusunan RKPD Tahun 206. Prioritas bidang pendidikan adalah sebagai berikut : Peningkatan Kualitas Pendidikan, yang difokuskan pada:. Peningkatan kualitas dan kuantitas ruang kelas SD/MI, SMP/MTs; 2. Peningkatan kualitas sarana prasarana sekolah (toilet, perpustakaan, tempat olahraga, UKS, lab. IT, laboratorium, dan lain-lain); 3. Pemanfaatan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar; 4. Pendidikan karakter siswa di sekolah; 5. Penelusuran minat bakat siswa; 6. Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; 7. Peningkatan pelaksanaan pendidikan inklusi (Pendidikan Untuk Semua-PUS); 8. Peningkatan kualitas penyelenggaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) melalui peningkatan sarana prasarana PAUD, peningkatan mutu tenaga pendidik PAUD, pengaturan dan penetapan regulasi PAUD; 9. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan luar sekolah. Adapun Program dan Kegiatan yang dilaksanakan pada Urusan Wajib pendidikan pada Tahun 206 adalah sebagai berikut :. Program Pendidikan Anak Usia Dini, program ini diarahkan pada kesempatan yang sama kepada semua anak usia dini (0-6 Tahun) umumnya dan khususnya anak usia dini (3-6 Tahun) untuk tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi dan tahap perkembangan usianya. 2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, program ini diarahkan pada peningkatkan pemerataan dan perluasan layanan pendidikan dasar yang bermutu dan terjangkau, serta pendidikan untuk berkebutuhan khusus atau inklusi yang meliputi SD sampai SMP juga mewujudkan wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun. 3. Program Pendidikan Menengah, program ini diarahkan pada Peningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan menengah umum dan kejuruan dalam upaya mewujudkan rintisan wajib belajar pendidikan menengah 2 (dua belas) tahun, yang meliputi SMA dan SMK 4. Program Pendidikan Non Formal, program ini diarahkan pada pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat yang belum sekolah, tidak pernah sekolah atau buta Page 7

22 5. aksara, putus sekolah, dan masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui jalur pendidikan formal serta pendidikan life skill Program Peningkatan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan, program ini diarahkan pada pengembangan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam keterampilan. rangka peningkatan potensi diri, pengetahuan dan.2. HASIL PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN Sesuai dengan RPJMD Tahun pada Misi. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas, maka Pembangunan diprioritaskan pada sasaran peningkatan kualitas sumberdaya manusia dengan indikator Rata-rata lama sekolah dan harapan Lama Sekolah terdapat peningkatan. Rata-rata lama sekolah dari 0,35 tahun meningkat menjadi,94 tahun dengan capaian sebesar 5,36, sedang Harapan lama sekolah sampai hari ini masih sama dengan tahun 205 yaitu 4,33karena belum ada data resmi dari BPS untuk Tahun 206 sebagaimana terlihat data dibawah : TAHUN 206 INDIKATOR KINERJA 2 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Harapan Lama Sekolah (HLS) 0,35 4,36,94 4,33 5,36 99,79 Selama Tahun 206, pelaksanaan Urusan Wajib Pendidikan sebagai berikut : TAHUN 205 0,20 4,33 menghasilkan kinerja a. PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (0-6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untukmembantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohaniagar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebihlanjut. Pendidikan PAUD dilayani dengan satuan pendidikan/lembaga Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD sejenis.salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan program PAUD terutama untuk usia 3-6 tahun dapat diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD.Pada Tahun 205 APK PAUD 60,36 meningkat menjadi 76,78 di tahun 206. Perkembangan PAUD dapat dilihat pada tabel dibawah : INDIKATOR KINERJA 2 3 APK PAUD 3-6 tahun Jumlah lembaga PAUD Holistik Jumlah Siswa pada jenjang TK / RA TAHUN ,40 76, ,48 TAHUN , Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 206 Page 8

23 Pada Tahun 206 ini pendidikan PAUD diarahkan pada pendidikan PAUD holistik integrative merupakan pendidikan anak usia dini yang mengintegrasikan segala aspek dan nilai-nilai dalam pendidikan seperti nilai moral, etis, religius, psikologis, filosofis, dan sosial dalam kesatuan yang dilakukan secara menyeluruh antara jiwa dan badan serta aspek material dan aspek spiritual untuk memenuhi kebutuhan esensial anak. Disebut PAUD holistik integratif karena pelayanan yang diberikan dalam PAUD holistik integratife tidak hanya dalam satu bidang pendidikan saja, akan tetapi pelayanan yang mencakup kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi, pola pengasuhan dan perlindungan untuk anak. Satuan PAUD yang melaksanakan pendidikan PAUD Holistik Integratif meningkat pesat pada Tahun 206 sudah ada 26 satuan PAUD. b. PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN Selama tahun 206 hasil yang dicapai yang dihasilkan sangat tinggi di atas 90. Bisa dilihat antara lain SD berakreditasi minimal B dari target 90,00 realisasi tahun 206 sebesar 89,65 sehingga capaian kinerja 99,6. Demikian juga SMP berakreditasi Minimal B target yang dipasang 85,04 realisasi tahun 206 sebesar 8,76 capaian kinerjanya sebesar 96,4. Capaian akreditasi dipengaruhi oleh : (i) sekolah SD mengalami merger (ii) Sekolah Baru, (iii) masa berlakunya akreditasi yang harus di tinjau lagi akreditasinya. Bahkan ada yang belum dipasang target akan tetapi tahun 206 sudah ada realisasi. Jumlah SD yang melaksanakan pendidikan karakter Tahun 206 belum dipasang target akan tetapi pendidikan karakter ada di dalam mata pelajaran yang diajarkan di setiap satuan pendidikan. Akan tetapi ada yang capaiannya hanya 50,425 yaitu Jumlah Siswa SMP penerima Beasiswa prestasi/miskin, akan tetapi ini di karenakan jumlah siswa miskin/keluarga miskin yang menerima beasiswa berkurang. Sedangkan bagi yang berprestasi mendapatkan penghargaan pada saat menjuarai lomba prestasi baik tingkat Kota, tingkat Provinsi, tingkat Nasional dan tingkat Internasional. INDIKATOR KINERJA SD berakreditasi minimal B SMP berakreditasi Minimal B Jumlah SD yg melaksanakan muatan local pendidikan karakter dan pembelajaran luar kelas Jumlah SMP yg melaksanakan muatan local pendidikan karakter dan pembelajaran luar kelas dan pengembangan nasionalisme substansi Jumlah Siswa SD penerima Beasiswa prestasi/miskin 90,00 85,04 TAHUN ,65 8,76 99,6 96,4 TAHUN ,4-52 sekolah sekolah siswa miskin siswa miskin 99, siswa miskin Page 9

24 INDIKATOR KINERJA 6 Jumlah Siswa SMP penerima Beasiswa prestasi/miskin Jumlah SD Inklusi Jumlah SMP Inklusi Rasio guru / murid (SD) Rasio guru / murid per rata-rata (SD) 2 Rasio guru/ murid (SMP) Rasio guru / murid per rata-rata (SMP) 3 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik Kondisi Sekolah SMP/MTs Angka Kelulusan SD/MI () Angka Kelulusan SMP/MTs () siswa miskin 6 sekolah 6 sekolah 544,6 (:8),702 (:20:32) 700,7 (:7) 2,366 (:7:30) 93,94 98,48 99,98 99,82 TAHUN siswa miskin 25 sekolah 5 sekolah 544,6 (:8),702 (:20:32) 50,42 56,25 83,33 TAHUN siswa miskin 544,6 (:8),702 (:20:32) 700,7 (:7) 2,366 (:7:30) 700,7 (:7) 2,366 (:7:30) 94,82,93 93,36 98,74 99,98 99,95,26,3 98,43 99,98 99,82 Sumber Data : Dinas Pendidikan Tahun 206 c. PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH Capaian yang dihasilkan pada Tahun 206 program pendidikan menengah sangat tinggi bisa dilihat bahwa capaian program pendidikan menengah diatas 99 atau minimal. Pada sekolah berakreditasi minimal B untuk SMA dari target 69,00 realisasi tahun 206 sebesar 73,26 sehingga capaian kinerjanya sebesar 06,7 dan untuk SMK pada Tahun 206 dari target 25,00 realisasi tahun 206 sebesar 78,4 sehingga capaian kinerjanya sebesar 33,6. Ini dikarenakan perhitungan akreditasi SMK berdasarkan akreditasi masing-masing jurusan atau program keahlian pada satuan pendidikan bukan di hitung berdasar satuan pendidikan itu sendiri. Capaian kinerja dapat dilihat seperti dibawah ini : INDIKATOR KINERJA SMA berakreditasi minimal B SMK berakreditasi minimal B Jumlah SMA yg melaksanakan muatan lokal pendidikan karakter dan pembelajaran luar kelas Jumlah SMK yg melaksanakan muatan lokal pendidikan karakter dan pembelajaran luar kelas dan pengembangan nasionalisme substansi Jumlah Siswa SMA/K penerima Beasiswa prestasi/miskin Jumlah SMA Inklusi Jumlah SMK Inklusi Rasio guru / murid (SM) Rasio guru / murid per rata-rata (SM) Kondisi Sekolah SMA/SMK/ MA 69,00 TAHUN ,26 06,7 TAHUN ,23 25,00 78,4 33,6 75, siswa miskin 2 sekolah sekolah 863,93 (:4) 2,880 (:4:30) 99,4 4.8 siswa miskin 2 sekolah sekolah 863,93 (:4) 2,880 (:4:30) 24,9.952 siswa miskin 863,93 (:4) 2,880 (:4:30) 99,28,4 99,06 Page 20

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memuat capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Untuk memberikan arahan pada pelaksanaan pembangunan daerah, maka daerah memiliki visi, misi serta prioritas yang terjabarkan dalam dokumen perencanaannya. Bagi

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB III URUSAN DESENTRALISASI

BAB III URUSAN DESENTRALISASI BAB III URUSAN DESENTRALISASI A. RINGKASAN URUSAN DESENTRALISASI Pola hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Dinas Penerangan Jalan & Pengelolaan Reklame. Rumah Sakit Umum Daerah. Dinas Tata Kota & Perumahan. Uraian Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Kota

Dinas Penerangan Jalan & Pengelolaan Reklame. Rumah Sakit Umum Daerah. Dinas Tata Kota & Perumahan. Uraian Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Kota Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Kota Rumah Sakit Umum Daerah Dinas Bina Marga Dinas PSDA & ESDM Dinas Kebakaran Dinas Tata Kota & Perumahan Dinas Penerangan Jalan & Pengelolaan Reklame 1,113,103,189,641

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60- BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1.Kota Metro Kota Metro secara geoafis terletak pada 105,170-105,190 bujur timur dan 5,60-5,80 lintang selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Aspek Geografi, Topografi, dan Hidrologi Secara geografi, luas dan batas wilayah, Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km 2. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode VISI, MISI dan AGENDA PRIORITAS Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Periode 2016-2021 1 INDIKATOR MAKRO KOTA SAMARINDA TARGET TAHAP 3 RPJPD KOTA SAMARINDA 2005-2025 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang terletak 6 55-7 6 LS dan 110 15-110 31 BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah utara : Laut Jawa sebelah selatan : Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 28 TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 9 TAHUN 215 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA SEMARANG TAHUN PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1 I.I. Latar Belakang... 1 I.2. Dasar Hukum Penyusunan... 3 I.3. Hubungan Antar Dokumen... 4 I.4. Sistematika Dokumen RKPD... 6 I.5. Maksud dan Tujuan... 7 BAB II. EVALUASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI ( PPID ) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG WALIKOTA SEMARANG,

KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI ( PPID ) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG WALIKOTA SEMARANG, KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 821.29/265 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI ( PPID ) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vii xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) PROVINSI BANTEN TAHUN 2013 I. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PERIODE : 2017-2022 NO 1 1 1106 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DPRD DAN DINAS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera BAB - V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Misi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Malang 2014 SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 1 Penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJPD Provinsi Jawa Timur dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah PAPARAN MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2014 Bekasi, 18 Maret 2013 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI PENDAHULUAN RENCANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH -67- BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1. Arah Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 Tujuan Rencana Jangka Panjang tahun 2005-2025 adalah mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Kabupaten Grobogan pada saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2015 DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR....

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci