STANDART OPERATIONAL PROCEDURE UNTUK PROSES DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY TRANSMISSION POWER SHIFT CAT D6H TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STANDART OPERATIONAL PROCEDURE UNTUK PROSES DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY TRANSMISSION POWER SHIFT CAT D6H TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 STANDART OPERATIONAL PROCEDURE UNTUK PROSES DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY TRANSMISSION POWER SHIFT CAT D6H TUGAS AKHIR DiajukanUntukMemenuhiSyarat MemperolehGelar Diploma III (Ahli Madya) Pada JurusanTeknikMesinPoliteknikNegeri Padang Disusun Oleh: ROFIQI HASAN PROGRAM STUDI TEKNIK ALAT BERAT JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PADANG 2017

2 LEMBARAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR STANDART OPERATIONAL PROCEDURE UNTUK PROSES DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY TRANSMISSION POWER SHIFT CAT D6H Disusun oleh: Nama : Rofiqi Hasan No. Bp : Jurusan : Teknik Mesin Program Studi : Teknik Alat Berat Tugas Akhir Ini Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh : Pembimbing I Pembimbing II Ir. Darman Dapersal Dinar, MPd Hanif, ST., MT NIP NIP Disahkan oleh: Ketua Jurusan Teknik Mesin Kepala Program Studi Teknik Alat Berat Dr. Junaidi, ST., MP Rino Sukma, ST.,MT NIP NIP

3 STANDART OPERATIONAL PROCEDURE UNTUK PROSES DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY TRANSMISSION POWER SHIFT CAT D6H TUGAS AKHIR INI TELAH DIUJI DAN DIPERTAHANKAN DI DEPAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR DIPLOMA III POLITEKNIK NEGERI PADANG TANGGAL 26 SEPTEMBER 2017 DEWAN PENGUJI Ketua/Penguji I Sekretaris/Penguji II Ir. Darman Dapersal Dinar, MPd Andriyanto, ST., MT NIP: NIP: Anggota I/Penguji III Anggota II/Penguji IV Dr. Ir. Drs. Rusmardi, MBA., MPd Rino Sukma, ST., MT NIP : NIP :

4 ...Sesungguhnya, Allah tidakakanmengubahkeadaansuatukaum (seseorang), sehinggakaum (seseorang) itu sendiri yang mengubahkeadaanpadadirinyasendiri (Ar-Rad 13:11) Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orangorang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (Fussilat 41:35) Dunia itu kendaraan Jika kamu yang mengendarainya, maka akan diantarnya sampai tujuan. Tapi jika dunia yang justru mengendaraimu, maka akan hancur badan dan kehormatan. Wong nrimo, uripe dowo Wong sabar, rejekine jembar Wong ngalah, uripe bakal berkah Sopo sing jujur, uripe bakal makmur Sopo sing suloyo, uripe sengsoro Sopo sing sombong, amale bakal kobong Sopo sing telaten, bakal panen Ojo podo nggresulo, mundak gelis tuwo Sing wis lungo, lalekno Sing durung teko, entenono Sing wis ono, syukurono Alhamdu lillahi rabbil 'alamin segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah melimpahkan segala nikmat islam dan iman kepada hamba. Dengan ini Tugas Akhir ini Penulis persembahkan kepada: Keluarga Terimakasihuntukkedua orang tua saya, bapak Daliman Wardi Rahmanto dan almarhumah ibuk Raminah yang telah mendidik saya sampai saat ini dan atas segala jasa terbaik yang tidak bisa dihitung dan takkan mampu menghitungnya

5 sampai akhir hayat nanti. Kedua adik saya Icha Yuliana dan Nur Melita Mumtahanah yang telah sudi berbagi kasih sayang. Istriku Ana Muslimati Amalia dan Putriku Ken Shanum Amalia Hasan Sebuah anugerah karunia yang tiada tara bisa memiliki kalian kesayanganku. Melengkapi sunah dan ibadahku. Menjadi tanggung jawabku yang inshaallah kita gapai surga kita bersama. Menjadi motivasi untuk terus berkarya, belajar, bekerja dan beribadah. PT Trakindo Utama Terima kasih telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk melanjutkan jenjang pendidikan diploma ini. Inshaallah proses tidak akan menghianati hasilnya. Semoga terus menjadi perusahaan yang bonafit dan memajukan bangsa Indonesia serta mencerdaskan anak bangsa. Bapak Darman Dapersal Dinar Dan Bapak Hanif Terima kasih telah membimbing dan mengajarkan penulis untuk berusaha dan mewujudkan hasil terbaik. Terima kasih atas bimbingannya yang telah mengorbankan waktu dan moril untuk penulis menyelesaikan tugas akhir ini. Heavy Equipment Engineering Coop Class Terimakasihbuat semua rekan rekan satu angkatan baik coop maupun reguler. Tiga tahun tidak terasa buat kita, kayaknya baru kmaren kita di secata di botakin eh tau taunya hari ini kita udah mau berpisah aja. Kalo dilihat umur sih emg gue paling tua tapi kalo masalh rekreasi dan petualangan gue ngrasa paling muda dan sering bercanda yg mngkin it bikin kalian sakit hati karena becanda gue yang keliwatan. Maaf maaf lah ya gaes. Kus, sem, rio, samid, madek, ucup, mr t, ambon, jack, ndika, kakek, darmo, ojan, aanakan, olan, guruh, gendut, kombut, agid, muktar, micel, adit. Kita mulai bareng dan kita akhiri bareng nih kuliah, tapi pulangnya pada sendiri sendiri ga kompak kalian gaes. Rencang rencang Buat kalian semua temen temen yang ada di padang makasih uda bantuin ngartiin bahasa minang, udah mau jadi guide naik gunung dan udah mau diajak seneng seneng main futsal. Kita semua selevel boys dimata sang pencipta jadi gada deh yang namanya senior junior. Kalo kalian pengen sharing langsung aja ya japri gausah ragu atau bimbang ane siap membantu kalian semua. Kalo bisa. Eh harus bisa dong... Terus jaga shalat kalian karena itu yang akan membedakan kualitas kita dimata Allah SWT.

6 ROFIQI HASAN No. Alumni Politeknik Negeri Padang... Biodata a). Tempat/Tanggal Lahir : Sleman/ 15 Mei b). Nama Orang Tua: Daliman Wardi Rahmanto dan Raminah. c). Universitas: Politeknik. d). Jurusan: Teknik Mesin. e). No. BP: f). Tanggal Lulus: 26 September g). Predikat Lulus: Sangat Memuaskan. h). IPK: 3.85 i). Lama Studi: 3 tahun. j). Alamat Orang Tua: Ngipiksari RT 002 RW 012 Hargobinangun Pakem Sleman D.I. Yogyakarta. Standart Operational Procedure Untuk Proses Disassembly Dan Assembly Transmission Power Shift CAT D6H Tugas Akhir DIII oleh: Rofiqi Hasan Pembimbing 1: Ir. Darman Dapersal Dinar, MPd. Pembimbing 2: Hanif, ST., MT ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang standart operational procedure untuk proses disassembly dan assembly transmission power shift caterpillar d6h sehingga nantinya akan ada panduan dan alat penunjang mengenai proses pekerjaan disassembly dan assembly transmission power shift Caterpillar D6H yang sesuai dengan standart operational procedure. Tujuan dari tulisan ini adalah memberikan informasi tentang power train system dan khususnya pada transmission power shift pada Caterpillar D6H. Transmission adalah salah satu komponen utama power train yang berfungsi sebagai pengubah arah gerak, pengubah kecepatan gerak dan pengubah torsi. Selain itu juga diharapkan standart operational procedure untuk proses disassembly dan assembly transmission power shift caterpillar d6h dapat menjadi panduan proses praktek pada power train system. Kata kunci: Transmission, Caterpillar D6H, Standart Operational Procedure, Disassembly dan Assembly Tugas akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal : 26 September Abstrak telah disetujui oleh penguji: Tanda Tangan Nama Terang Ir. Darman Dapersal Dinar, MPd Andriyanto, ST.,MT Dr. Ir. Drs. Rusmardi,MBA.,MPd Rino Sukma, ST.,MT Mengetahui: Ketua Jurusan Teknik Mesin Dr. Junaidi, ST., MP Nama Tanda Tangan Alumni telah mendaftar diri ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatkan nomor alumni : Nomor Alumni Politeknik Negeri Padang.... Petugas Fakultas / Universitas Nama Tanda Tangan

7 LEMBARAN URAIAN TUGAS AKHIR POLITEKNIK NEGERI PADANG Nama : Rofiqi Hasan No. BP : Jurusan : Teknik Mesin Program Studi : TeknikAlatBerat Judul Tugas Akhir : Standart Operational Procedure untuk ProsesDisassemblydan Assembly Transmission Power Shift Caterpillar D6H Uraian Tugas : DimulaiTanggal SelesaiTanggal :.. :.. Pembimbing I Pembimbing II Ir. DarmanDapersal Dinar, MPd Hanif, S.T.,M.T. NIP NIP

8 KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI POLITEKNIK NEGERI PADANG JURUSAN TEKNIK MESIN FORMULIR LEMBARAN ASISTENSI TUGAS AKHIR MAHASISWA No. Dokumen Edisi Revisi Berlaku Efektif Halaman 1 dari 2 Halaman NAMA / NO.BP ROFIQI HASAN / JURUSAN / PRODI TEKNIK MESIN / TEKNIK ALAT BERAT PEMBIMBING I Ir. DARMAN DAPERSAL DINAR,MPd PEMBIMBING II HANIF, ST.,MT STANDART OPERATIONALPROCEDURE JUDUL TUGAS AKHIR UNTUK PROSES DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY TRANSMISSION POWER SHIFT CAT D6H DIBERIKAN TGL DAN SELESAI TGL S/D NO HARI/ TGL KETERANGAN PARAF PEMBIMBING

9 NO HARI/ TGL KETERANGAN PARAF PEMBIMBING

10 Mengetahui, Ketua Program Studi Pembimbing I Padang, Pembimbing II RinoSukma ST,.MT NIP Ir. DarmanDapersal Dinar, MPd NIP Hanif, S.T.,M.T. NIP

11 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan karunia-nya Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul: Standart Operational ProcedureUntuk Proses Disassembly Dan AssemblyTransmission Power Shift CAT D6H Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, pengikut dan orang-orang yang berada di jalan- danmotivasidaribanyakpihak, DalamkesempataniniPenulismenyampaikanucapanterimakasihkepada: 1. Bapak AidilZamri, ST.,MT. selakudirekturpolitekniknegeri Padang. Nya hingga akhir zaman. DalampenyusunanTugasAkhirinipenulisbanyaksekalimendapatkanbantuan 2. Kedua orang tuapenulisdansaudarapenulisyang selalumemberikan support, motivasi, do a, nasehatsertakasihsayangnyakepadapenulis. 3. Bapak Ir. DarmanDapersal Dinar, MPd sebagaipembimbingg I Penulis yang telahmemberikanbimbingansertanasehatkepadapenulisselamapenyusunantuga sakhirini. 4. Bapak Hanif, ST.,MT. sebagaipembimbing II yang telahmemberikanbimbingansertanasehatkepadapenulisselamapenyusunantuga sakhirini. 5. BapakDr. Junaidi, ST.,MPselakuKetuaJurusanTeknikMesin. 6. BapakRinoSukma, ST.,MTselakuKepalaProgramStudiTeknikAlatBerat. 7. BapakdanIbustafpengajarlainnya yang telahmembantupenulisbaikdarisegimoril, spritual danadministrasi, sehinggapenulisantugasakhirinidapatberjalandenganlancar. 8. Teman-temanseperjuangan yang telahbanyakmembantupenulismemberikankritikdan saran. 9. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas akhir ini. i

12 10. Ana Muslimati Amalia dan Ken Shanum Amalia Hasan yang telah menyempurnakan nikmat Islam dan nikmat Imanku. Penulismenyadaribahwatugasakhirinimasihbelumsempurnabaikdalampenu lisanmaupundariisinya.olehkarenaitupenulissangatmengharapkankritikdan saran darisemuapihak yang sifatnyauntukmenyempurnakanataumembangungunakesempurnaandimasa yang akandatang. Penulisjugaberharapsemogatugasakhirinidapatbermanfaatbagikitasemuaterutamab agipenulissendiridanmahasiswajurusanmesin, terkhususuntuk program studiteknikalatberat (amin). Padang, 23 Agustus 2017 ii

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBARAN PENGESAHAN KATA PERSEMBAHAN ABSTRAK LEMBARAN TUGAS AKHIR LEMBARAN ASISTENSI TUGAS AKHIR LEMBARAN REVISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan Metoda Pengumpulan Data Sistematika Penulisan... 4 BAB II TEORI DASAR 2.1. Caterpillar Transmission Manual Shift Transmission Power Shift Transmission Hydrostatic Transmission Power Train Hydraulic System Manual Transmission Control Valve Electronic Clutch Selection Transmission Control Valve Individual Clutch Modulation Electronic Clutch Pressure Control System Operation Cat D6H Power Shift Transmission Neutral Position iii

14 2.3.2 First Speed Forward Position Second Speed Forward Position Third Speed Forward Position First Speed Reverse Position Second Speed Reverse Position Third Speed Reverse Position Caterpillar Transmission Maintenance Management Schedule Oil Sampling Fluid Analysis Preventive Maintenance Contamination Control General Inspection Transmission Maintenance Tips BAB III METODOLOGI 3.1 Perencanaan Pembuatan Alat Stand Disc Plate dan Disc Clutch Stand Repair Transmisi Perencanaan Pembuatan Standart Operational Procedure Disassembly and Assembly Procedure Transmission Rebuild Book CAT D6H Anggaran Biaya BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Standart Operational Procedure Stand Repair Transmission Standart Operational Procedure Stand Disc Plate And Clutch Standart Operational Procedure Disassembly and Assembly Transmission CAT D6H Part Replacement Testing And Adjusting Skill Achievment BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA iv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar Sliding Gear Transmission... 6 Gambar Collar Shift Transmission... 7 Gambar Synchromesh Transmission... 8 Gambar Collar Shift Transmission... 9 Gambar 2.1.5Power Shift Transmission... 9 Gambar Planetary Transmission Gambar Aliran Tenaga Pada Planetary Transmission Gambar Countershaft Transmission Gambar 2.1.9Hydraulic Clucth Gambar Power Train Hydraulic System Gambar Transmission Control Valve Gambar Transmission Control Valve Neutral Position Gambar Transmission Control Valve First Speed Forward Position Gambar Transmisison Control Valve D8R Gambar 2.2.6Neutralizer Valve Gambar Electronic Transmission Control Valve Gambar Transmission ICM Hydraulic System Gambar 2.2.9Off Highway Truck(OHT) Valve Station Gambar OHT 797B Transmission Clutch Engagement Gambar Transmission Modulating Valve & Proportional Solenoid Gambar Power Train Component Gambar 2.3.2CAT D6H Transmission Components Gambar Komponen Neutral Position Gambar Komponen First Speed Forward Gambar Komponen First Speed Reverse Gambar 3.1.1Alat Pelindung Diri Gambar Tool Box Gambar 3.1.3Hand ToolYang Diperlukan Gambar 3.1.4Hand ToolYang Diperlukan vi

16 Gambar 3.1.5Special Tool Yang Digunakan Gambar Power Tool Yang Digunakan Gambar Measuring Tool Yang Digunakan Gambar Stand Disc Plate dan Disc Clutch Gambar 3.1.9Stand Transmission Gambar Desain Stand Transmission Caterpillar Version Gambar Desain StandRepair Transmission Gambar Contoh SOP Rebuild Komponen Gambar Stand Repair Transmission Gambar Penopang Stand Repair Transmission yang Fleksibel Gambar Stand Repair Transmission Gambar Stand Disc Plate dan Disc Clutch Gambar Penyimpanan Komponen Sebelum Ada Stand Disc Plate dan DiscClutch Gambar Penyimpanan Komponen Setelah Ada Stand Disc Plate dan DiscClutch vii

17 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Combination Clutch Tabel 2.2 Dozer CAT D6H Clutch Engagement Tabel 2.3 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear First Speed Forward Tabel 2.4 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Second Speed Forward 30 Tabel 2.5 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Third Speed Forward Tabel 2.6 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear First Speed Reverse Tabel 2.7 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Second Speed Reverse.. 32 Tabel 2.8 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Third Speed Reverse Tabel 2.9 Indikator Kerusakan Transmisi Tabel 3.1 Bahan Baku Yang Diperlukan Versi Caterpillar Tabel 3.2 Ukuran Pipa Dan Profil L Tabel 3.3 Ukuran Plat Tabel 3.4 Peralatan Pembongkaran Tabel 3.5 Langkah-Langkah Pembongkaran Tabel 3.6 Peralatan Yang Digunakan Tabel 3.7 Langkah-Langkah Perakitan Tabel 3.8 Estimasi Biaya Komponen Tabel 4.1 Langkah-Langkah Pembongkaran Tabel 4.2 Langkah-Langkah Perakitan Tabel 4.3 Komponen Yang Harus Diganti Tabel 4.4 Langkah Pengujian Dinamik Test Transmisi Tabel 4.5 Skill Yang Dapat Tercapai Terkait Pekerjaan Ini viii

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Politeknikmerupakanlembagapendidikanprofesional yang diarahkanpadakesiapanpenerapansuatukeahliantertentu.selainitu, Politeknikmerupakanperguruantinggi yang menyelenggarakanpendidikanterapandalambidangkhusus.gunamendukungsistem yang ada, makatugasakhirmenjadisyaratwajibbagisetiapmahasiswa.dengantujuanlulusanpoli tekniknantinyatidakhanyasebagaipenikmatlahirnyateknologi,namunjugasebagaibagiandaripenciptateknologi. Didalamduniaalatberat, perkembanganteknologisemakinharisemakinpesat, jikakitatidaksanggupmengikutinyamakakitaakansemakintertinggal. Gunamendukungkemajuanteknologiitumakaperluditanamkanpondasi yang kuatdalamdiribaikdariknowledge, ketrampilanmaupunskill.telahdiajarkanmaterifundamentaldanintermediatedalamp erkuliahan.itusemuahanyabersifatteorisedangkanuntukprakteknyaharusmenunggu saatpelaksanakan OJT (on job training).jadiperluditambah jam untukprakteknya agar benar-benarlulusansiapuntukbekerja. Mahasiswaprodialatberatwajibmenguasaimateridasar yang telahdiberikanbaiksecaraknowledgemaupunskill, yang akanmenjadidasarpenguasaanmateri-materiintermediateberikutnya. Dan dapatdipraktekkansecaramaksimalsaatmelakukanon Job Training. Dari permasalahan yang terjadidiatas, penulistertarikuntukmembahaspadatugasakhirinidenganjudul Standart Operational Procedure untuk proses disassemblydanassembly transmission power shift Cat D6H.Untuk membantu proses belajar mengajar di kemudian hari khususnya untuk meningkatkan kegiatan pratikum dari intermediate power traindi dalam kuliah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkanlatarbelakangdiatasmakarumusanmasalahnyaadalahbagaima namenerapkanstandart operational proceduredalammelakukan 1

19 praktekdisassemblydanassemblytransmisi Cat D6H, gunamendukungpemahamansaat proses belajarmengajardanmengasahketrampilandanskillpraktek. Agar pembahasantidakmeluas, makabatasanpenerapanstandart operational procedure disassemblydanassemblytransmisiiniadalahsebagaiberikut : 1) Pemahamanterhadapfundamentaldanintermediate power train. 2) Pemahamanterhadapkomponendasartransmisi. 3) Pemahamanterhadapschematic hydraulic. 4) Pemahamanterhadapliterature Caterpillar. 5) Penerapan proses pembongkarandanpemasangan yang benarsesuaidenganstandarpabrikdan dealer. 6) Melaksanakansafetydancontamination controldalampekerjaan. 7) Menggunakanperalatanpekerjaan yang standar. 1.3 Tujuan Adapuntujuandaripenerapanstandart operational procedure disassemblydanassemblytransmisiiniadalah : TujuanUmum 1) Untukmemenuhipersyaratandalamrangkapenyelesaianstudi Diploma III TeknikMesin, Prodi AlatBerat, PoliteknikNegeri Padang. 2) Mengembangkanilmupengetahuan yang diperolehselamabelajar di program studialatberat TujuanKhusus 1) Dapatmenjelaskanfungsitransmisidanmenjelaskansistemoperasitransm ission power shift. 2) Dapatmelakukan proses disassemblydanassemblytransmission power shiftsecarabenar. 3) Dapatmembuat SOP ( standart operational procedure) sebagaipanduanpraktek yang bisa di manfaatkan didalam proses belajarmengajar di kemudianhari. 2

20 4) Dapatmenerapkan SOP ( standart operational procedure) dalamkegiatanpraktek disassembly dan assembly transmission power shift. 1.4 Manfaat Adapunmanfaatdaripenerapanstandart operational procedure disassembly danassemblytransmisiiniadalah : 1) Memperdalammaterisistempower train, khususnyatransmisi cat D6H, sehinggadapatmenerapkanstandart operational procedure disassemblydanassemblytransmisi. 2) Bergunabagisemua pembacadalam proses belajarmengajarkhususnyadalampengenalankomponentransmisidan proses praktekdisassemblydanassemblytransmisi. 3) Mampumenerapkansafetydancontamination controldidalampekerjaandisassemblydanassemblytransmisi. 4) Mampumelakukanpekerjaandisassemblydanassemblytransmisisecaraef isiendanefektif. 1.5 MetodePengumpulan Data Data-data dan informasi yang diperoleholehpenulisdikumpulkanmelaluiberbagaicarayaitu : 1) Studi literature Dalam metode ini penulismengumpulkan data dengan cara mempelajari buku-buku referensi, service manual,caterpillarliterature dan literature lain yang berhubungan dengan penulisan. 2) Observasi Dalam metode ini penulis mengumpulkan data dan informasi mengenai material yang akan digunakan, baik secara bentuk, ukuran dan bahan kepada pihak yang terkait dan mengenai buku panduan yang digunakan untuk menyusun rebuild book. 3) Konsultasi 3

21 Dalam metode ini penulis mengumpulkan data dengan cara penulis melakukan bimbingan dengan dosen pembibing berdasarkan teori yang didapatkan dalam perkuliahan dan juga berdasarkan saran kritik masukan dari senior kerja dan teman. 4) Eksperimen Dalam metode ini penulis juga melakukan pengumpulan data dengan cara eksperimen selama proses perancangan dan pembuatan alat bantu proses disassembly dan assembly dengan tujuan mempermudah dalam proses pengerjaan. 5) Praktis Dalam metode ini penulis juga melakukan pengumpulan data berdasarkan atas pengalaman langsung penulis selama melakukan On Job Training (OJT) di Workshop PT.Trakindo Utama dan juga praktik di bengkel Politeknik. 1.6 SistematikaPenulisan Dalam penyusunan tugas akhir ini, untuk memudahkan penyelesaianagar dapat lebih jelas dan mudah dimengerti, maka penulis mencoba untuk menguraikan pembahasandalam tugas akhir ini ke dalam beberapa bab, yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat penulisan, metode pengumpulan data, metodologi dan sistematika penulisan. BAB II TEORI DASAR Bab ini membahas tentang teori dasar power train sistem, teori hydraulic control valve, teori transmisi dan transmisi power shift, system operasi dan management perawatan transmisi. BAB III METODOLOGI 4

22 Bab ini membahastentanganalisis secara teoritis mengenai cara atau metode yang digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini membahastentangsop ( standart operational procedure) dalamkegiatanpraktek disassembly dan assembly transmisi, pembuatan alat bantu dan juga pencapaian skill yang terkait dengan pembuatan tugas akhir ini. BAB V PENUTUP Bab ini berisikantentangkesimpulandan saran-saran pembahasan pada bab sebelumnya. dari hasil DAFTAR PUSTAKA Pada bagian ini berisi tentang sumber-sumber atau rujukan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. 5

23 BAB II TEORI DASAR 2.1 Caterpillar Transmission Transmission adalah salah satu komponen utama power train yang berfungsi sebagai pengubah arah gerak,pengubah kecepatan gerak dan pengubah torsi. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada materi fundamental power train, Caterpillar menggunakan tiga jenis transmission, yaitu : 1) Manual Shift transmission 2) Power Shift transmission 3) Hydrostatic transmission Manual Shift Transmission Manual transmission menggunakan gear dan shaft untuk mendapatkan berbagai perbandingan gear. Gear train adalah istilah untuk sekumpulan gear yang saling berhubungan (engage). Gear train memindahkan dan menyerap tenaga engine menuju roda penggerak atau track pada machine. Kecepatan putar output shaft bervariasi untuk setiap posisi gear. Hal ini memungkinkan operator merubah jumlah torsi menuju final drive. Pada gigi rendah, torsi akan dinaikkan dan kecepatan geraknya dikurangi. Pada gigi tinggi, kecepatan geraknya dinaikkan sedangkan torsinya diturunkan. Terdapat tiga jenis manual transmission yang umum digunakan, yaitu : 1) Sliding Gear Gambar 2.1.1Sliding Gear Transmission 6

24 Manual transmission jenis ini memiliki dua shaft atau lebih yang terpasang secara parallel atau sejajar dengan sliding gear spur yang disusun saling bertautan satu sama lain.sliding gear transmission dapat ditemukan pada machine yang digunakan di ladang pertanian. Beberapa tracktor Caterpillar D3, D4 dan D6 model lama menggunakan transmission jenis ini. Sliding gear transmission dapat dikenali dengan adanya input dan output shaft yang parallel (sejajar). Output shaft akan meneruskan tenaga. Biasanya ada shaft ketiga (reverse idler idler shaft pada gambar diatas) sebagai pengubah arah untuk mundur atau untuk variasi aliran tenaga. Ketiga shaft tersebut sejajar dan berhubungan saat terjadi perubahan kecepatan. Susunan gear pada gambar diatas menghasilkan 3 kecepatan maju dan satu kecepatan mundur. Pemilihankecepatan dan arah gerak dilakukan dengan cara menggerakkan fork. Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai sliding gear : - Semua gear, kecuali idler gear, di-spline dengan shaft - Bentuk gear adalah spur gear dimana gigi-giginya sejajar dengan shaft - Hanya akan mengunci pada saat memindahkan tenaga. 2) Collar Shift / Sliding Collar Gambar Collar Shift Transmission Collar shift transmission terdiri dari shaft sejajar dengan gear yang bertautan secara tetap (constant mesh). Perpindahan gigi didapatkan dengan cara mengunci gear yang berputar bebas terhadap shaft-nyamenggunakan 7

25 sliding collar.collar shift transmission dapat ditemukan pada beberapa tractor Caterpillar D7 dan D8 model lama. Transmission jenis ini memiliki shaft yang sejajar dan gear yang berhubungan tetap (constant mesh). Saat neutral, gear-gear ini berputar bebas dan saat machine bergerak dikunci pada shaft oleh sliding collar. Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai collar shift : - Bentuk gear-nya helical - Saling bertautan/berhubungan secara tetap dan gear tidak bergeser maju ataupun mundur - Posisi sliding collar menentukan gear set mana yang bekerja - setiap driven gear memiliki sliding collar disampingnya. 3) Synchromesh Gambar Synchromesh Transmission Pada dasarnya synchromesh transmission inisama dengan collar shift transmission yang ditambah dengan alat tambahan yaitu (clutch gesek khusus yang disebut synchronizer) yang berguna untuk menyamakan putaran gear yang akan berhubungan. Synchronizer digunakan pada semua jenis manual automotive transmission dan pada machine lain dimana diperlukan perpindahan gigi saat 8

26 machine bergerak (untuk menghindari perubahan kecepat an gerak saat perpindahan gigi). Gambar 2.1.4Collar Shift Transmission Synchromesh transmission juga memiliki gear yang bertautan secara tetap (constant mesh). Kecepatan putar pasangan gear di samakan sebelum mereka dihubungkan untuk mengurangi suara berisik Power Shift Transmission Gambar 2.1.5Power Shift Transmission Power shift transmissionadalah transmisiyang menggunakan clutchyang diaktifkan secara hidrolis untuk mengatur aliran tenaga dimana proses perpindahan giginya berlangsung tanpa harus memutuskan hubungan antara enginedengan transmission.keuntungan utama power shift transmissionadalah responnya yang cepat pada saat perpindahan gigi. Transmissiondapat berpindah gigi walaupun pada saat beban berat tanpa kehilangan produktifitas. 9

27 Ada dua jenis power shift transmission gear trainyaitu : 1) Planetary Transmission Planetary transmissionmenggunakan planetary gearuntuk meneruskan tenaga dan mengubah kecepatan dan arah gerak. Hydraulic clutchmengatur putaran komponen planetary gearyang memungkinkanplanetary gearbekerja sebagai penghubung langsung, penurun kecepatan putar dan pembalik arah putar. Gambar 2.1.6Planetary Transmission Pada planetary gear set, beban disebarkan pada beberapa gearsehingga dapat menurunkan beban pada setiap gear tooth.planetary sistem juga menyebarkan beban secara merata pada sekeliling sistem sehingga dapat mengurangi sideway stress(tegangan samping) pada shaft. Pada pl anetary transmissionterdiri dari beberapa planetary gear setdan clutch packyang ditempatkan pada masing-masing housing-nya. Gigi bagian dalam discbertautan dengan gigi luar ring gear. Notch(takik) pada bagian luar plateberhubungan dengan pin pada clutch housing. Pin berfungsi sebagai penahan agar platetidak berputar. Untuk dapat menghasilkan outputdari planetary gearada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu : 1) Ada komponen input 2) Ada komponen yang ditahan Berikut ini beberapa contoh kombinasi planetary gear set : 1) Bila input-nyaadalah sun geardan komponen yang ditahan adalah carrier, maka output-nyaadalah ring geardengan arah putaran berlawanan dengan arah putaran input. 10

28 2) Bila input-nyaadalah sun geardan komponen yang ditahan adalah ring gear, maka output-nyaadalah carrierdengan arah putaran searah dengan putaran input. 3) Bila input-nyaadalah carrierdan yang ditahan adalah ring gearmaka output-nyaadalah sun geardengan arah putaran searah dengan putaran input. Pada gambar planetary transmissiondibawah terdapat 6 buah clutchyang terdiri dari 5 buah planetary gear set(#1, #2, #3, #4 dan #6) dan satu buah rotating clutch (#5). Gambar2.1.7Aliran tenaga pada planetary transmission Keenam buah clutchtersebut adalah : 1) Clutch#1 untuk reverse(gigi mundur) 2) Clutch#2 untuk forward(gigi maju) 3) Clutch#3 untuk 4th speed(kecepatan empat) 4) Clutch#4 untuk 3rd speed(kecepatan tiga) 5) Clutch#5 untuk 2nd speed(kecepatan dua) 6) Clutch#6 untuk 1st speed(kecepatan satu) Clutch#1 dan #2 disebut sebagai directional clutch. Sedangkan clutch#3, #4, #5 dan #6 disebut sebagai speed clutch.untuk dapat meneruskan tenaga, maka pada transmissionharus ada dua clutchyang engage, yaitu satu speed clutchdan satu directional clutch. Karenanya, pada machineyang menggunakan planetary transmissiondiatas akan memiliki 4 tingkat kecepatan maju dan 4 tingkat kecepatan mundur, dengan kombinasi clutch engagedapat dilihat pada tabel dihalaman berikut : 11

29 Tabel 2.1 Kombinasi Clutch Aliran Tenaga Pada Planetary Power Shift Pada gambar diatas clutchyang engageadalah clutch#2 dan #5.Tenaga dari enginediteruskan melalui input shaft, dimana pada input shafttersebut terdapat sun gearuntuk planetary gear set#1 dan #2. Pada planetary gear set#2, ring gearditahan. Input-nyaadalah sun gearsehingga tenaga keluar melalui carrierpada planetary gear set#2.carrierpada planetary gear set#2 terhubung dengan planetary gear set#3 dan #4. Karena sun gearpada planetary gear set#4 masih tertahan oleh output shaftmaka tenaga mengalir menuju ring gear. Ring gearberhubungan dengan rotating housing#5. Karena clutch#5 juga engage, maka antara rotating housingdengan sun gearmenjadi berhubungan. Sun geardi-splinedengan output shaft, karenanya output shaft-punakan berputar. 2) Countershaft Transmission Countershaft transmissionmenggunakan clutchuntuk memindahkan tenaga melalui gear. Transmissionjenis ini menggunakan constant mesh spur geartetapi tidak memiliki sliding collar.kecepatan dan arah gerak machinedidapatkan dengan cara meng-engage-kan secara hidrolis berbagai clutch pack. Keuntungan transmisijenis ini adalah komponennya lebih sedikit dan lebih ringan. Gambar diatas memperlihatkan komponen-komponen pada countershaft transmissionsaat posisi neutral. Terdapat tiga buah shaft clutchyang utama. 1) Low forward/high forwarddan reverse/second shaftberhubungan secara tetap dan digerakkan oleh input shaft. 2) Reverse/second shaftberhubungan dan menggerakkan third/first shaft. Low 12

30 forward/high forward shafttidak berhubungan dengan third/first shaft. 3) Third / first shaftberhubungan dengan dan menggerakkan output shaft, yang akan menggerakkan drive axle depan dan belakang. Saat transmisi pada posisi netral, tidak ada satupun clutch yang engage. Gambar Countershaft Transmission Torsi dari engine disalurkan melalui torque converter output shaft menuju transmisi. Karena reverse clutchdan forward clutchtidak ada yang engagemaka tidak ada torsi yang disalurkan dari input shaft menuju output shaft.dari kedua jenispower shift transmission gear traintadi memanfaatkan hydraulic clutch untuk menghubungkan dan memutuskan tenaga. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini yaitu contoh sebuah hydraulic clutch dan komponen utamanya Hydrostatic Drive System Hydrostatic drive system adalah suatu sistem hidrolik rangkaian tertutup (closed loop hydraulicsystem) yang menyediakan variasi kecepatan machine yang tidak terbatas.hydrostatic drive system terdiri dari pompa, motor, control valve, reservoir tank dan saluran yangmenghubungkan komponen-komponen tersebut.perbedaan utama antara hydraulic drive system dengan hydrostatic drivesystem adalah : - Pada hydrostatic drive system, arah aliran oli dari pompa menentukan arah gerak machine(maju/mundur) 13

31 - Pada hydrostatic drive, oli dari motor mengalir menuju pompa (closed loop) sementara padahydraulic drive kembali menuju tangki melalui control valve. Hydrostatic drive system mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga hidrolis dan merubahkembali tenaga hidrolis menjadi tenaga mekanis menggunakan sistem hidrolik rangkaian tertutup.oli hidrolik mengalir dari pompa menuju motor dan kembali menuju pompa. Control valvemengarahkan kerja pompa dan aliran oli. Kelebihan oli yang tidak digunakan oleh sistem mengalirmelalui oil cooler dan kembali ke tangki. Gambar 2.1.9Hydraulic Clucth Hydraulic clutchterdiri dari clutch pack (disc danplate)danclutch piston. Clutchakanengageapabila oli bertekanan mendorong clutch pistonmelawan discdan plate. Saat discdan plateterdorong bersama-sama, gesekan yang timbul akanmemungkinkan tenaga mengalir melewati clutchini. Discterhubung dengan ring geardan plateterhubung dengan clutch housing. Power shift transmissionmenggunakan oli bertekanan untuk meng-engagekan clutch.saat operator memilih gigi tertentu, oli akan meng-engage-kan clutchyang akan mengalirkan tenaga ke gearyang dipilih. Setiap kombinasi clutchmenghasilkan perbandingan gearyang berbeda sehingga menghasilkan kecepatan yang berbeda pula.saat clutchengagetidak lagi diperlukan, oli berhenti mengalir dan clutchrelease(bebas). Gaya springakan menggerakkan clutch pistonmenjauhi discdan platesehingga keduanya menjadi bebas bergerak. Aliran tenagapun akan terhenti. 2.2Power Train Hydraulic System 14

32 Power train hydraulic systemmenyuplai dan mengatur oli menuju hydraulic clutchdan melumasi serta mendinginkan komponen-komponen transmisi. Pada power train hydraulic systemterdapat transmission control valveuntuk mengatur proses engage-nyaclutch. Jenis-jenis dari transmission control valveini antara lain adalah Manual transmission control valve, Electronic clutch selection transmission control valve (ECS), Individual clutch modulation (ICM), Electronic clutch pressure control (ECPC).Caterpillar D7H ini menggunakan jenis manual transmission control valve. Gambar 2.2.1Power Train Hydraulic System Manual Transmission Control Valve Pada manual transmission control valveterdapat 5 komponen utama yaitu : 1) Speed selector spool, berfungsi untuk mengarahkan aliran oli menuju speed clutch (P1). 2) Modulation relief valvedan load pistonberfungsi menaikkan tekanan oli secara bertahap dan membatasi tekanan maksimumnya. 3) Torque converter inlet ratio valveberfungsi membatasi tekanan maksimum oli yang akan memasuki torque converter. 4) Differential valveberfungsi untuk membedakan tekanan oli antara speed clutch dandirectional clutch. 5) Directional selector spoolberfungsi mengatur arah aliran oli menuju 15

33 directional clutch (P2). Gambar Transmission Control Valve Speed dandirectional selector spooldihubungkan dengan transmission control leveryang berada pada ruangan operator menggunakan kabel atau tuas. Posisi kedua selector spoolini akan menentukan clutchmana yang terhubung dengan saluran suplai oli dari pompa dan juga clutchmana yang akan terhubung dengan tangki.pada saat transmission pada posisi neutral maka clutch #3 akan engage. Oli dari pompa mengalir menuju modulating relief valve dan directional selector spool. Pada modulating relief valve oli masuk ke orifice sebelah kanan mengisi ruangan disebelah kanan ball check, kemudian mengalir menuju torque converter. Oli juga masuk melalui orifice sebelah kiri pada modulating relief valve mengisi slug chamber. Oli yang menuju directional selector spool kemudian mengalir ke dua arah yaitu : 1) Menuju inlet ratio valve dan mengisi slug chamber pada inlet ratio valve, menyebabkan inlet ratio valve bergerak ke kiri menutup saluran buangan oli. Selain menuju inlet ratio valve, oli juga mengalir menuju dan mengisi ruangan sebelah kiri differential valve serta mengalir juga menuju bagian belakang load piston melewati screened orifice. Pada transmission control valve diatas, pada saat neutral oli tidak akan dapat mengisi directional clutch karena tekanan oli tidak akan mampu mendorong differential valve lebih jauh karena begitu differential valve bergeser sedikit saja 16

34 ke kanan maka saluran ke drain akan terbuka (mengalir keatas melalui speed selector spool) 2) Oli juga mengalir melewati directional selector spool menuju dan melewati speed selector spool dan kemudian mengisi clutch #3. Gambar Transmission Control Valve Neutral Position Setelah clutch terisi oli maka tekanannya akan naik. Kenaikkan tekanan oli juga terjadi pada slug chamber pada modulating relief valve yang akan mendorong modulating relief valve ke kanan melawan gaya spring.oli dari pompa kemudian mengalir ke torque converter. Pada saat yang bersamaan, tekanan oli pada clutch akan berbeda dengan tekanan oli dibelakang load piston. Ini dikarenakan ada nya screened orifice. Pada saat tekanan oli dibelakang load piston meningkat, load piston akan bergerak ke kiri mendorong spring dan modulating relief valve sehingga saluran dari pompa menuju torque converter menutup. Karena saluran menuju torque converter menutup maka tekanan pada clutch akan naik lagi dan modulating relief valve akan bergerak ke kanan membuka saluran menuju torque converter. Sementara itu load piston tidak dapat bergerak ke kanan karena dibelakangnya terdapat oli. Karenanya, spring akan tertekan yang menyebabkan tekanan spring-nyamenjadi naik. Tekanan oli pada load piston, beberapa saat kemudian, akan naik lagi dan akan menggerakkan load piston, spring dan modulating relief valve ke kiri, menutup 17

35 saluran menuju torque converter. Proses ini terjadi berulang-ulang, tekanan oli akan naik secara perlahan sampai tekanan pada clutch mencapai tekanan maksimumnya. Disebut dengan istilah modulasi yaitu proses menaikkan tekanan pada clutch secara bertahap.tekanan maksimum dibatasi oleh orifice D, dimana pada saat load piston mencapai orifice ini tekanan oli tidak akan dapat naik lagi karena olinya terbuang ke drain Torque Converter Inlet Ratio Valve Cara kerja inlet ratio valve adalah menggunakan perbandingan antara tekanan oli dari pompa dan luas penampang bagian dalam valve dengan tekanan oli yang menuju torque converter dan luas penampang kiri bagian luar valve Modulating Valve Terdapat beberapa jenis modulating valve, diantaranya adalah modulating relief valve dan modulating reducing valve Differential Valve Differential valve memiliki fungsi : 1) Membedakan tekanan oli P1 (speed clutch pressure) dengan P2 (directional clutch pressure) sebesar 55 psi 2) Menahan aliran oli menuju P2 pada saat transmission di posisi neutral 3) Membuang oli dari belakang load piston (ruangan sebelah kanan load piston) pada saat perpindahan gigi 4) Sebagai pengaman apabila engine dihidupkan dan posisi transmission tidak dalam posisi neutral, maka machine tetap tidak akan dapat bergerak Initial/Primary Pressure Initial atau primary pressure adalah tekanan oli pada saat proses modulasi dimulai. Pada saat itu, clutch sudah terisi oli akan tetapi load piston belum bergerak mendorong spring dan modulation valve. Bila nilai initial pressure berubah (lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan spesisikasinya) maka maximum pressure juga akan ikut berubah.bila maximum pressure berubah, maka yang harus distel adalah initial pressure- 18

36 nya,bukan maximum pressure-nya.penyetelan dilakukan dengan cara menambah atau mengurangi shim yang terdapat pada load piston Screened Orifice Orifice ini berfungsi sebagai pengatur jumlah aliran oli menuju bagian belakang load piston. Sehingga pada saat yang bersamaan, tekanan oli pada clutch dan pada modulation valve akan berbeda dengan tekanan oli dibelakang load piston. Hal ini mengakibatkan terjadinya proses modulasi. Speed selector spool bergeser ke kanan membuka saluran oli dari clutch #3 menuju drain dan juga membuka saluran oli dari pompa menuju clutch #5.Gerakkan speed selector spool juga mengakibatkan tertutupnya saluran oli dari sebelah kiri differential valve menuju drain sehingga differential valve dapat bergerak penuh ke kanan. Saat tekanan oli di ruangan sebelah kiri differential valve tersebut melebihi tekanan spring pada differential valve (nilainya biasanya sebesar 55 psi), maka differential valve akan bergerak ke kanan sehingga oli dapat mengalir menuju directional clutch. Maka, kini clutch #2 dan #5 terisi oli sehingga transmission bergerak pada kecepatan 1 maju.gambar dibawah menunjukkan transmission control valve padaposisi 1st forward speed (maju kecepatan satu). Gambar Transmission control valve first speed forward position 19

37 Gambar Transmisison Control Valve D8R Gambar diatas menunjukkan varian lain dari transmission control valve yang digunakan pada Track Type Tractor D8R.Pada transmission control valve diatas posisi neutral terdapat pada directional selector spool, bukan pada speed selector spool seperti pada pembahasan sebelumnya.cara kerja masing-masing komponennya adalah sama dengan transmission control valve jenis sebelumnya Neutralizer Valve Gambar 2.2.6Neutralizer Valve Transmission control valve diatas adalah versi yang biasanya digunakan pada 20

38 Wheel Loader. Pada control valve ini dilengkapi dengan neutralizer valve yang berfungsi untuk mengeluarkan oli dari ruangan disebelah kiri differential valve. Pada saat neutralizer valve mendapatkan sinyal oli, spool pada neutralizer valve akan bergerak kebawah sehingga membuka saluran oli dari ruangan sebelah kiri differential valve menuju tangki. Akibatnya, differential valve bergerak ke kiri dan mengeluarkan oli dari directional clutch ke drain melewati ujung kanan differential valve. Karena oli dari directional clutch di buang maka hanya speed clutch saja yang engage sehingga transmission menjadi neutral walaupun transmission control lever berada pada posisi gigi tertentu. Neutralizer diaktifkan dengan cara menginjak pedal sebelah kiri pada ruang operator. Saat pedal diinjak, oli mengalir menuju neutralizer valve dan mendorong spool pada neutralizer valve kebawah Electronic Transmisson Control Valve Gambar 2.2.7Electronic Transmission Control Valve 21

39 Transmission control valve jenis ini memiliki struktur komponen yang sama dengan yang terdapat pada manual transmission control valve. Perbedaanya terletak pada cara menggerakkan speed selector spool dan directional selector spoolnya.penggerakkan selector spool dilakukan dengan cara mengalirkan oli ke salah satu dari kedua ujung selector spool. Aliran oli ini diatur oleh on/off solenoid. On/off solenoid dikirim arus oleh transmission electronic control module (ECM). Pengaturan solenoid mana yang akan dikirim arus dilakukan oleh ECM setelah ECM menerima input dari berbagai komponen input elektronik. Pada gambar diatas terdapat lima buah on/off solenoid yaitu : Solenoid #1 untuk mengaktifkan directional clutch #1 Solenoid #2 untuk mengaktifkan directional clutch #2 Solenoid #3 untuk mengaktifkan speed clutch #3 Solenoid #4 untuk mengaktifkan speed clutch #4 Solenoid #5 untuk mengaktifkan speed clutch #5 Komponeninput akan mengirimkan sinyal ke ECM (Electronic Control Module). Pada ECM data-data ini diolah untuk menentukan komponen output mana yang akan dikirimi arus oleh ECM. Sebagai contoh, bila operator menginginkan first speed forward dengan menggerakkan STIC (Steering and Transmission Integrated Control) maka STIC akan mengirimkan sinyal ke ECM mengenai posisi transmission yang diminta operator. ECM kemudian, berdasarkan informasi dari STIC, mengirimkan arus ke solenoid #2 dan solenoid # Individual Clucth Modulation (ICM) Individual clutch modulation control valve digunakan pada semua OHT (kecuali 797), Articulated Truck, Wheel Tractor Scraper dan Challenger. ICM transmission hydraulic control unit terdiri dari beberapa valve, yaitu : 1) Downshift solenoid (untuk perpindahan gigi secara elektronis) 2) Upshift solenoid (untuk perpindahan gigi secara elektronis) 3) Rotary actuator 4) Selector valve group 5) Pressure control group 22

40 Yang membedakan transmission control valve jenis ini dengan jenis lainnya adalah tekanan pada setiap clutch dimodulasi secara individual (maka disebut Individual Clutch Modulation / ICM), untuk menghaluskan proses perpindahan gigi saat beban tinggi. Gambar Transmission ICM Hydraulic System Masing-masing individual control valve tersebut (selanjutnya disebut dengan istilah valve station) ditandai dengan huruf A sampai H ( valve station A, valve station B dan seterusnya). Setiap valve station memiliki setting nilai tekanan oli yang berbeda, sehingga antara tekanan oli clutch satu dengan lainnya akan berbeda pula. Valve station-valve station ini terletak pada pressure control group. Untuk proses perpindahan gigi digunakan tiga buah solenoid yaitu upshift solenoid, downshift solenoid dan lockup solenoid yang akan diatur oleh transmission ECM. Transmission ECM akan memantau berbagai faktor untuk menentukan kapan perpindahan gigi dapat dilakukan. Pada saat shift solenoid dialiri arus, oli pompa akan mengalir menuju rotary actuator. Rotor pada bagian tengah rotary actuator terhubung secara mekanis dengan rotary selector spool yang terdapat pada selector valve group. Posisi rotary selector spool akan menentukan valve station mana pada pressure control group yang akan dialiri oli dari pompa dan valve station mana yang olinya akan dibuang. Setiap valve station akan memodulasi tekanan untuk masing-masing clutch. 23

41 Gambar 2.2.9Off Highway Truck(OHT) Valve Station Pada setiap valve station terdapat modulation reduction valve, load piston, selector piston, decay orifice, load piston orifice, slug dan ball check valve.cara kerjanya pun sama, karenanya akan dibahas disini hanya satu buah valve station saja. Pada saat perpindahan gigi dimulai, pilot oil passage menerima aliran oli dari rotary selector spool.hal ini akan menyebabkan selector piston dan load piston bergerak melawan gaya spring dan modulation reduction valve pun terdorong ke kiri. Gerakan modulation reduction valve ke kiri akan membuka saluran oli dari pompa menuju clutch dan menutup saluran dari clutch menuju drain.oli juga akan mengisi ruangan antara selector piston dan load piston. Setelah clutch terisi penuh dengan oli, tekanan oli pada clutch akan naik dan menyebabkan load piston bergerak melawan gaya spring. Oli juga akan masuk melewati orifice pada modulation reduction valve, membuka ball check menuju slug chamber disebelah kiri modulation reduction valve. Tekanan oli pada slug chamber bekerja melawan tekanan dari load piston. Tekanan oli akan naik sampai load piston tidak lagi dapat bergerak ke kiri (menyentuh stopper). Pada saat tersebut maka tekanan pada clutch telah mencapai maksimum. Ada dua faktor yang mengatur berapa lama waktu yang diperlukan tekanan oli pada clutch untuk mencapai maksimum yaitu ukuran load piston orifice dan gaya spring. Perhatikan kode warna pada saat membongkar pressure control valve. Gaya spring dapat distel dengan cara menambah atau mengurangi shim pada 24

42 load piston. Pada saat clutch penuh oleh oli, modulation reduction valve akan bergerak ke kanan dan ke kiri untuk mempertahankan tekanan pada clutch agar konstan. Saat terjadi lagi perpindahan gigi maka posisi rotary selector spool akan menyebabkan pilot oil di-drain. Spring akan menggerakkan selector piston ke kanan. Saluran antara load piston dan selector piston akan terbuka ke drain. Spring juga akan mendorong load piston ke kanan. Decay orifice terletak pada saluran menuju drain untuk mengatur berapa lama waktu yang diperlukan untuk men-drain oli. Orifice ini juga diberi kode warna. Hanya clutch untuk reverse saja yang tidak memiliki decay orifice Electronic Clutch Pressure Control (ECPC) Gambar OHT 797B Transmission Clutch Engagement ECPC digunakan pada beberapa Track Type Tractor, Wheel Loader dan Off Highay Truck 797. Pada sistem ini, pengaturan modulasi pada clutch diatur oleh transmission ECM dengan cara mengatur besar kecilnya arus yang dikirimkan ke proportional solenoid pada transmission clutch. Transmission ECM memilih transmission clutch mana yang harus engage dan memodulasi tekanan pada clutch secara elektronis menggunakan proportional solenoid.proportional solenoid valve akan mengatur modulasi tekanan clutch. Setiap transmission clutch pada planetary group memiliki solenoid valve masing-masing. 25

43 Gambar diatas adalah skema ECPC yang digunakan pada OffHighway Truck 797B. Untuk mengatur kehalusan proses engagement pada transmission clutch, ECM menggunakan beberapa input antara lain dari transmission speed, engine speed dan power train oil temperature. Transmission clutch engage secara hidrolis dan di-release oleh tekanan spring. Transmission modulating valve solenoid di aliri arus oleh ECM untuk dapat mengirimkan oli ke clutch. Ketika solenoid di aliri arus, rod akan bergerak ke kanan mendorong ball mendekati orifice. Ball akan mulai menghambat aliran oli menuju drain. Gambar Transmission Modulating Valve & Proportional Solenoid Tekanan oli di ujung kiri spool akan naik dan mendorong spool ke kanan sehingga aliran oli dari pompa terbuka ke clutch. Bila arus menuju solenoid diputus, spool akan bergeser ke kiri akibat adanya tekanan dari spring ditambah tekanan oli dari pompa. Kondisi ini akan mengurangi tekanan oli menuju clutch. 2.3 Cat D6H Transmission Power Shift Component and System Operation Power daridiesel enginedikirim melaluitorque divider, main drive shaft, planetary transmission, transfer danbevel gears, steering clutchesdan brakes, final drives dan terakhirtracks.diesel enginemengirim tenaga melaluiflywheellmenuju torque divider. Torque dividermengirim tenaga kemain drive shaftmemanfaatkanplanetary gear system dan torqueconverter. Power melalui main drive shaft menuju ke transmission. Transmission memiliki 3 kecepatan untuk maju dan mundur yang dikontrol secara manual oleh 26

44 operator. Pada saat control lever untuk transmisi digerakan ke posisi speed dan direction, power dari transmisi akan diteruskan menujutransferdanbevel gears.transfer dan bevel gearsmemutar dua axle shaftsyang akan meneruskan tenaga menuju ke steering clutchesdanbrakes. Gambar Power Train Component Steering clutchdigunakan untuk memutar tractordanbrakesakan menghentikan tractorserta akan memberikan bantuan saat prosesberbelokpada steering clutch. Power yang melaluisteering clutchesdanbrakesdigunakan untuk memutar duaouter axle shaftsyang akan memutarfinal drives. Final drivesmemberikan doublereduction dengan memanfaatkanplanetary gearsdan power akan dikirimmenuju ke tracksyang akan menggerakan mesin itu sendiri. Transmisi ini terpasang pada case bagian belakang machine. Power dari torque divider dikirim menuju input shaftmelaluidrive shaft. Power mengalir pada transmisi, melewatioutput shaft, dan diteruskan ketransfer gears. ClutchNo. 1 danno. 2, yang ada di bagian belakang adalahdirection clutch. Clutch No. 1 adalah reverse clutch. Clutch No. 2 adalahforward clutch.clutch No. 3, No. 4 danno. 5 adalah speed clutch. Clutch No. 3 untuk third speed. Clutch No. 4 untuksecond speeddanclutch No. 5 untuk first speed. Dan hanya Clutch No. 5 yang dapat berubah. 27

45 Gambar 2.3.2CAT D6HTransmission Components Transmisi pada mesin model ini menggunakan limahydraulically activated clutchesyang akan menghasilkan kombinasi tigaspeeds forwarddantiga speeds reverse yang dikontrol secara manual oleh operator. Tabel2.2Dozer CAT D6HClutch Engagement Agar transmisi dapat mengalirkan tenaga makaspeed clutchdandirection clutchharus pada posisi engagedbersama. Pada tabel diatas menunjukan kombinasi dari clutch engageduntuk posisiforwarddanreverse speed. 28

46 2.3.1 Neutral Position 6 Gambar 2.3.3KomponenNeutral Position Pada saat transmisi pada posisi neutral, clutch No. 3 berada pada posisi engaged. Clutch No. 3 menahan ring gear untuk diam. Ring gear terhubung dengan carrier No. 2 dan No. 3. Karena hanya ada satu clutch, yaitu clutch No. 3, yang engaged, input shaft berputar tetapi output shaft akan tetap diam First Speed Forward Gambar 2.3.4KomponenFirst Speed Forward 29

47 Tabel2.3 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear First Speed Forward No Input Ditahan Output Speed Torque Direction 1 Sun gear Ring gear Carrier Reduksi maksimum Meningkat Sama dengan input 2 Carrier Sun gear 3 Carrier Sun gear 4 Sun gear Ring gear Carrier/Hub Reduksi maksimum Meningkat Sama dengan input Reduksi maksimum Meningkat Sama dengan input Reduksi maksimum Meningkat Sama dengan input Dan hasilnya, torsi untuk outputshaft ini terbagi melewati sun gear No. 3, sun gear No. 4, dan hub. Dari output shaft, power menuju transfer dan bevel gears dan diteruskan ke steering clutches dan brakes. Bila tidak ada anggota yang ditahan atau terkunci bersama, keluaran tidak terjadi. Hasilnya adalah kondisi netral Second Speed Forward Tabel2.4 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Second Speed Forward No Input Ditahan Output Speed Torque Direction 1 Sun gear Ring gear Carrier Reduksi maksimum Meningkat Sama dengan input 2 Carrier Sun gear Reduksi maksimum Meningkat Sama dengan input 3 Carrier Ring gear Sun gear Kenaikan maksimum Reduksi Sama dengan input Sehingga hasilnya adalah, torsi untuk output shaft terbagi untuk melewati sun gear No. 3 dan sun gear No. 4. Dari output shaft, power akan diteruskan menuju ke transfer dan bevel gears untuk diteruskan ke steering clutches dan brakes. Bila tidak ada anggota yang ditahan atau terkunci bersama, keluaran tidak terjadi. Hasilnya adalah kondisi netral. 30

48 2.3.3 Third Speed Forward Tabel2.5 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Third Speed Forward No Input Ditahan Output Speed Torque Direction 1 Sun gear Ring gear Carrier Reduksi maksimum Meningkat Sama dengan input 2 Carrier Ring gear Sun gear Kenaikan maksimum Reduksi Sama dengan input Sehingga hasilnya adalah, torsi untuk output shaft hanya terbagi untuk melewati sun gear No. 3 saja Dari output shaft, power akan diteruskan menuju ke transfer dan bevel gears untuk diteruskan ke steering clutches dan brakes. Bila tidak ada anggota yang ditahan atau terkunci bersama, keluaran tidak terjadi. Hasilnya adalah kondisi netral First Speed Reverse 2 10 Gambar 2.3.5KomponenFirst Speed Reverse Tabel2.6 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear First Speed Reverse No Input Ditahan Output Speed Torque Direction 1 Sun gear Ring gear Carrier Coupling Reduksi maksimum Meningkat Sama dengan input 2 Carrier Sun gear Reduksi maksimum Meningkat Sama dengan input 31

49 3 Carrier Sun gear Reduksi maksimum Meningkat Sama dengan input 4 Sun gear Carrier Ring gear/ Hub Reduksi maksimum Meningkat Sama dengan input Sehingga hasilnya, torsi untuk output shaft akan terbagi melewati sun gear No. 3, sun gear No. 4, dan hub. Dari output shaft, power menuju ke transfer dan bevel gears untuk selanjutnya diteruskan ke steering clutches dan brakes. Bila dua anggota ditahan bersama, kecepatan dan arah sama dengan input. Langsung 1:1 pergerakan terjadi. Namun karena ada coupling sehingga putaran akan berlawanan dengan arah input Second Speed Reverse Tabel2.7 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Second Speed Reverse No Input Ditahan Output Speed Torque Direction 1 Sun gear Ring gear Carrier Coupling Reduksi maksimum Meningkat Sama dengan input 2 Carrier Sun gear Reduksi maksimum Meningkat Sama dengan input 3 Carrier Ring gear Sun gear Kenaikan maksimum Reduksi Sama dengan input Sehingga hasilnya, torsi untuk output shaft akan terbagi melewati sun gear No. 3 dan sun gear No. 4. Dari output shaft, power menuju ke transfer dan bevel gears untuk selanjutnya diteruskan ke steering clutches dan brakes. Bila dua anggota ditahan bersama, kecepatan dan arah sama dengan input. Langsung 1:1 pergerakan terjadi. Namun karena ada coupling sehingga putaran akan berlawanan dengan arah input Third Speed Reverse Tabel2.8 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Third Speed Reverse No Input Ditahan Output Speed Torque Direction 1 Sun gear Ring gear Carrier Coupling Sama dengan input 2 Carrier Ring gear Sun gear Kenaikan maksimum Reduksi Sama dengan input 32

50 Sehingga hasilnya adalah, torsi untuk output shaft hanya terbagi untuk melewati sun gear No. 3 saja Dari output shaft, power akan diteruskan menuju ke transfer dan bevel gears untuk diteruskan ke steering clutches dan brakes. Bila dua anggota ditahan bersama, kecepatan dan arah sama dengan input. Langsung 1:1 pergerakan terjadi. Namun karena ada coupling sehingga putaran akan berlawanan dengan arah input. 2.4 Caterpillar Transmission Maintenance Management Dibawah ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan kepada dealer ataupun Caterpillar mengenai problem yang terjadi pada transmisi Caterpillar. 1) Apa saja yang menjadi indikasi kalau transmisi itu sedang mengalami suatu permasalahan? Overheating, slippage, ataujerky shiftingdapat mengindikasikan transmisi ini sedang terjadi kerusakan.segera hubungi dealer resmi terdekat agar segera dilakukan inspeksi danschedule Oil Sample fluid analysis. 2) Apa yang menjadi penyebab dan paling mungkin menyebabkan kegagalan transmisi dan atau mengurangi power output atau performa dari transmisi? Low oil pressuredapat meyebabkan clutch slippage. Periksa filter transmisi dan level oli transmisi. Jika memang bermasalah maka harus diganti.pressureyang tidak sesuai dapat menyebabkan kegagalan transmisi atau berkurangnya power output transmisi atau performanya. Transmisi ini dirancang untuk mampu bekerja pada pressure 200 lbs. Periksa semua tekanan untuk memastikan pada level yang benar.kontaminasi dari kegagalan komponen lain bisa menyebabkan tersumbatnya filter oli. Periksa semua komponen dari kontaminasi. 3) Apakah dianjurkan untuk menambah additives ke dalam oli transmisi? Caterpillar tidak merekomendasikanadditives karena itu sudah menjadi satu dengan lubricant Caterpillar. 4) Apa saja perubahan teknologi utama dalam desain transmisi dalam beberapa tahun terakhir dan bagaimana dampaknya terhadap pemeliharaan dan pemeliharaan transmisi? Harapannya adalah agar daya tahan dan umur mesin akan meningkat atau bertambah, Caterpillar engineerstelah menanggapi dengan membuat 33

51 banyak perubahan pada mechanical dan electricaluntuk meningkatakan kinerja atau produktifitasnya dan umur panjang dari produk Caterpillar. Namun, perubahan ini membutuhkan toleransi yang lebih kecil dan tekanan yang meningkat pada mesin yang akan membuat perawatan dan pemeliharaan transmisi itu menjadi penting. Karena perubahan mekanik dan elektrik ini terus berlanjut, mereka sering memerlukan pengujian dan perbaikan khusus yang hanya dapat dilakukan oleh dealer Caterpillar lokal secara akurat. 5) Bila sebuah perusahaan dengan populasi unit yang beragam hanya menggunakan satu atau dua minyak pelumas saja, bagaimana efeknya? Menggunakan oli pelumas yang tidak benar akan menyebabkan tekanan sitem yang tidak tepat, keausan atau slip. Hal ini juga memungkinkan aditif minyak pelumas yang terkandung mungkin tidak kompatibel atau cocok dengan semua bahan yang digunakan dalam berbagai komponen. 6) Apakah aplikasi dari berbagai jenis peralatan, memakai transmisi pada waktu yang berbeda-beda? Misalnya, bagaimana penggunaan transmisi pada operasi beban penuh dan operasi biasa tanpa beban? Transmisi akan memiliki tingkat keausan dengan perbedaan interval pemakaian atau peng-aplikasiannya. Jika ini digunakan secara konstan memindahkan dari gear ke gear atau dari forward ke reverse, makaclutchesdangearsakan mengalami keausan lebih cepat. Menggunakanhigh speedsecara terus-terusan pada single gearjuga akan menjadi awal terjadinyapremature wearpada gear itu. 7) Bisakah dengan cara memotong filter akan membantu men-diagnosa suatu masalah? Memotong dan membuka filter sangat penting untuk mengetahui sumber masalah. Dengan melihat serpihan dari metal yang ada didalam filter, kita dapat mengetahui kegagalannya. Dengan mengacu pada panduan pada saat perawatan berkala. 8) Apa yang terjadi dengan transmisi saat cairan terlalu panas? Aditif dari minyak pelumas transmisi akan memburuk dan kehilangan kemampuan mereka untuk mengendalikan keausan. Hasil sampel minyak 34

52 pelumas akan menunjukkan tingkat oksidasi tinggi dan peningkatan viskositas. Karena berbagai jenis aplikasi pekerjaan yang dilakukan, produk Caterpillar menggunakan beberapa jenis transmisi, termasuk planetary powershift, countershaft powershift, direct drive, danhydrostatic. Masing-masing dirancang untuk mengubah tenaga mesin menjadi kombinasi kecepatan, arah, dan torsi yang tepat yang diperlukan untuk aplikasi tertentu. Transmisi melakukan ini dengan berbagai cara hydraulic clutches atau hydrostatic/hydraulic drive. Transmisi bergantung pada engagement dari gear groupsuntuk melakukan transfer daya ke komponen mesin lainnya. Caterpillar mendesain semua bagian, termasuk gear groups, menjadi dalam tiga kategori pemakaian. Memahami bagian mana yang lebih cepat aus akan memudahkanuntuk memeriksa tanda-tanda keausan dan menjaga agar transmisi tetap berjalan lebih mulus dan lebih tahan lama.misalnya, roda gigi dan poros, jika dipelihara dengan benar, dirancang untuk bertahan melalui beberapa transmisi yang akan di overhaul. Tapi komponen seperti material gesekan, seal, gasket dan bearing akan lebih cepat aus. Selalu periksa komponen ini dari keausan dan ganti yang tidak normal bila diperlukan. Untuk meningkatkan produktivitas dan mencegah downtime, penting untuk memastikan bahwa semua komponen drive train selalu diperiksa. Lihatlah kondisi komponen untuk memastikan kontaminasi tidak memasuki sistem dan untuk memeriksa apakah teknik operasi yang benar sudah diterapkan. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa metode untuk transmission management maintenance Schedule Oil Sample Fluid Analysis Bertahun-tahun yang lalu, terlihat bahwa minyak pelumas yang digunakan untuk mencapai umur mesin yang maksimal tidak dapat menghasilkan transmisi yang memuaskan. Akibatnya, Caterpillar mengembangkan spesifikasi untuk oli transmisi seperti yang telah dilakukan dengan oli engine selama beberapa dekade. Caterpillar mengembangkan spesifikasi darioli transmisi untuk memaksimalkan kinerja dan daya tahan produk. Karena hanya engineer Caterpillar yang mengetahui tentang spesifikasi metalurgi yang dirancang dalam setiap bagian dan komponen, sehingga mereka juga yang dapat mengembangkan program analisis oli untuk mencapai tujuan ini. Saat memilih instrumen dan tes 35

53 laboratorium untuk analisis fluidaschedule Oil Sample, engineer Caterpillar memulai dengan menanyakan informasi dari sampel oli bekas yang terbaik untuk mengidentifikasi kondisi transmisi. Survei menunjukkan manfaat utama bagi pengguna yang secara teratur menggunakan analisis cairan Schedule Oil Sample. Dengan perbandingan 10:1 secara umum ketika membandingkan jumlah yang diinvestasikam pada biaya perbaikan dengan jumlah yang diinvestasikan dalam analisis cairan Schedule Oil Sample. Angka ini mungkin konservatif bila mempertimbangkan penurunan pada downtime mesin, produktivitas yang lebih besar danpeningkatan harga jual mesin bekas. Pengujian analisis fluidaschedule Oil Sample ini cepat dan mudah dilakukan di laboratorium dealer Caterpillar oleh teknisi terlatih yang menggunakan teknologi paling modern. Hasil laboratorium akan mengetahui yang terjadi di dalam transmisi dan bagaimana kaitannya dengan temuan sampel. Mereka juga menggunakan database dari informasi dan tabel keausan yang besar yang dikembangkan selama bertahun-tahun dalam pengujian dan evaluasi. Tabel keausan berikut menguraikan kegagalan transmisi dan indikator umum mereka menggunakan Schedule Oil Sample analisis fluida Schedule Oil Sample Transmission fluid analysis. 1) Friction Material Si, Cu, Pb (friction materials) Fe (separator plates) ISO Code (larger particles) Oxidations (caused by overheating the oil) Incorrect fluid (difficult to identify) 2) Sticking Control Valves ISO Code (larger particles) Fe (debris) Oxidation (caused by overheating the oil) 3) Bearing or Bushing Failure Cu, Pb and/or Sn (bronze bushing or thrust washer) Cr (rolling element bearing) 36

54 Fe (rolling element bearing, shaft, iron housing) ISO Code (larger particles) 4) Dirt Entry Si & Al (dirt) Fe (separator plates, gears) Cu, Pb, Sn (bronze bushings or thrust washers) Indikator Material Jika jumlah silikat (Si) dan aluminium (Al) yang berlebihan ditemukan di oli transmisi, itu berarti oli terkontaminasi dengan kotoran(dirt).bagian analisis fluidaschedule Oil Sample akan menyarankan untuk segera menggantioli dan menggantinya pada interval yang lebih sering di kemudian harinya. Kadar tembaga tinggi (Cu), besi (Fe) dan timbal (Pb) dapat mengindikasikan keausan abnormal dariperunggufriction disc(jika dilengkapi) dan plate. Rekomendasinya termasuk menghentikan mesin dan memeriksa transmisi. Juga, akan disarankan untuk membuka dan memeriksa filter oli untuk memeriksa partikel yang lebih besar Schedule Oil Sample Fluid Analysis Tests Schedule Oil Sample fluid analysisterdiri dariempat standard test: 1) Component Wear Rate. Komponen apa yang mengalami aus dan masuk dalam rating apa? 2) Oil Contamination Kontamianan apa yang terlihat di dalam oli? 3) Oil Condition Apakah pengoperasian transmisi secara benar? Apakah kondisi oli sudah mengalami panas berlebih? 4) Oil Identification Apakah ada kebocoran dari coolant tau air yang masuk ke dalam oli? Apakah oli yang digunakan sudah tepat? Keuntungan MenggunakanSchedule Oil Sample Fluid Analysis Hasil dari survey menunjukan bahwa keuntungan yang besar saat menggunakan Schedule Oil Sample fluid analysis ini yaitu: 37

55 1) Bagian yang sudah berpengalaman dapat memberikan analisa dan interpretasi dalam tren dan dapat meramalkan masalah keausan yang sedang terjadi. 2) Hasil dari pengetesan Schedule Oil Sample fluid analysisakan segera didapatkan 24 jam setelah sampel diterima di laboratorium. 3) Evaluasi diberikan dalam test report yang mudah dipahami, yang memerlukan tindakan spesifik dan / atau membuat rekomendasi yang diuraikan secara seksama. 4) Test reportsdapat mengidentifikasi bagian-bagian yang bermasalah seperti kesalahan saat perawatan atau operator yang mengoperasikan brake secara berlebihan. 5) MenggunakanSchedule Oil Sample fluid analysisakan menghemat waktu dan biaya karena kemungkinan terjadinya kerusakan yang besar dapat diidentifikasi sebelum masalah itu terjadi Preventive Maintenance Preventive Maintenanceyang dilakukan secara teratur adalah cara yang paling hemat biaya untuk menjaga agar operasi transmisi untuk tetap pada kinerja yang maksimal. Preventive Maintenance berfokus pada transmisi dan drive train oil, filter, analisis cairan Schedule Oil Sample dan kontaminasi kontrol. Keuntungan dari preventive maintenance: 1) Mampu untuk menjadwalkan downtime terjadi dan merencanakan biaya perawatan dan perbaikan. 2) Membantu mencegah kerusakan yang besar, termasuk kerusakankomponen terkait. 3) Hemat uang dengan mengatur dan mengendalikan lebih banyak perbaikan sebelum kegagalan terjadi. 4) Maksimalkan komponen yang bisa dipakai kembali. 5) Optimalkan umur peralatan untuk menjaga mesin tetap bekerja. 6) Meningkatkan harga jual kembali mesin. 38

56 Penggunakan Oli Oli memiliki tiga fungsi utama yaitu: cleaning, coolingdanlubricatinguntuk transmisi. Saat ini transmisi sudah dilengkapidengan new metals, elastomersdanfriction materialsyang membutuhkan pelumas lebih lanjut. Diharuskan untuk menggunakan oli yang tepat dan juga menggantinya secara berkala untuk menjaganya pada performa yang maksimal. Cat Transmission/Drive Train Oil (TDTO )adalah formula spesial yang bertujuan untuk meningkatkan umur dan performa dari komponen drive train. Oli ini akan mengurangi transmission slippage, controls brake chatter, menyediakanmachine rimpullyang lebih besar dan meningkatkan umur darifriction materiallebih dari 45%. Cat TDTOlebih unggul dibandingkan denganto-4didalam spesifikasinya danmenjadi rekomendasi untuk semua mesin Caterpillar. Caterpillar juga menawarkan formulasi multi-musim TDTO yang disebut TDTO (TMS). Produk eksklusif Caterpillar ini adalah pelumas dari bahan sintetis yang mengurangi interval pergantian saat terjadi perubahan musim. Akibatnya dapat menggunakan oli ini untuk seumur hidup, jadi pembuangan minyak bekas dapat dikurangi dan downtime akan berkurang untuk perawatan. Cat TDTO (TMS) ditujukan untuk meningkatkan kinerja dari transmisi pada saat musim dingin untuk mesin yang menggunakan kontrol elektronik. TDTO (TMS)sangat direkomendasikan untuk iklim dengan suhu lingkungan yang beragam untuk menghindari pergantian oli yang tidak perlu. Untuk iklim dingin yang ekstrim, Caterpillar menawarkancat TDTO Cold Weather oil. Oli ini terbuat dari campuran bahan sintetik dengan tujuan untuk menjaga performa yang prima dan melindungi transmisi, torque converters, final drives, hydraulics, dan atau wet brakespada temperature dibawah -40 F (-40 C). Formula spesial ini akan menciptakan performa gesekan yang optimal dan akan mengontrol transmission slippagesambil mengurangi atau menghilangkan clutch glazing. Beberapa model mesin Caterpillar digunakan untuk berbagai macam kerja atau multi fungsi traktor untuk transmisinya. Maka dari ituuntuk aplikasi ini Caterpillar menawarkancat MTO oil. 39

57 Change Oil Properly Penggantian oli secara tepat dan sesuai dengan interval waktu yang ditetapkan akan menjadi hal yang sangat kritikal untuk menjadikan umur komponen lebih lama dan awet. Kondisi atau umur oli secara aktual ditentukan oleh banyak faktor seperti kondisi peng-operasian mesin dan peng-aplikasian atau juga daricontamination control. Langkah-langkah mengurangi kontaminasi: 1) Bersihkan dan cuci transmissiontank and drain sebelum membuka cap. 2) Drain oli segera dengan cepat pada saat oli sudah tercampur dan pada saat oli masih dalam keadaan hangat. 3) Gunakanfiltered transfer cartuntuk menambahkan oli baru. 4) Pasang dan lepas filter dengan hati-hati. 5) Jaga filter tetap terbungkus sampai saat akan dipasang. 6) Buka dan periksa filter yang lama sebelum memasang filter yang baru Filters Filter Cat dirancang khusus dengan beberapa faktor kunci seperti sediment capacity, collapsibility, burst strength, dan pressure fatigue. Dengan mengganti filter secara benar dan teratur dan dengan memilih filter yang tepat, maka kebersihan sistem pengaman akan terjaga, mengurangi keausan komponen, dan biaya perawatan yang lebih rendah. Caterpillar telah memperkenalkan jenis filter transmisi yang baru, yang telah dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik aplikasi transmisi. Filter baru ini menampilkan media sintetis yang secara signifikan memberikan kapasitas pembuangan kotoran dan kinerja pendingin yang lebih baik. Sebelum filter ini, sistem transmisi Cat menggunakan filter yang sama dengan sistem hidrolik. Caterpillar juga menawarkan Ultra High Efficiency Filters yang dapat digunakan sebagai filter pembersih setelah melakukan perawatan, rebuild komponen, atau debris invasion, atau bila disarankan berdasarkan data jumlah partikel dari analisis cairan Schedule Oil Sample. Jika filter pembersih digunakan, 40

58 ingatlah untuk beralih kembali ke filter standar dalam interval jam yang dianjurkan. Saat mengganti filter transmisi lama, sangat penting untuk memotong saringan dan memeriksa tanda-tanda keausan komponen atau penyumbatan. Potongan logam dapat ditemukan di atau sekitar magnetik screen dan dapat mengindikasikan komponen tertentu yang gagal. Sumber-sumber dari serpihan material metal: 1) Aluminum torque converter 2) Bronze colored transmission clutches 3) Gray iron transmission housing or pistons 4) Brass rings in rotating clutches 5) Shiny metals gear teeth 6) Shiny flaky material bearings Breathers Breathers sangat penting dalam preventive maintenance transmisi. Jika breathersini tersumbat dan suhu turun saat malam hari, transmisi menjadi vakum karena udara dingin di dalam transmisi menyusut. Karena menyusut, ini akan menghisap udara, kotoran dan kontaminan lainnya melalui gasket dan seal. Jika ini sering terjadi, gasket dan seal dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar sehingga memungkinkan air dan kontaminan lainnya masuk ke dalam transmisi. Kotoran dan air bisa sangat berbahaya bagi barang elektronik. Solenoid dalam kontrol elektronik akan mempengaruhi bagaimana atau seberapa cepatclutches engage. Saat solenoid ini terkontaminasi akan berakibat menjadi slow respon dan clutch ini mungkin terlalu cepat atau mungkin meluncur. Untuk dapat menggunakan filter ini dalam waktu yang lama, tutupi breatherpada transmisi sebelum mencuci peralatan ini dan periksa breatherdarisumbatan saat memeriksa komponen mesin lainnya Contamination Control Kita pasti menuntut lebih banyak tenaga, waktu siklus lebih cepat dan pengoperasian yang lebih mudah. Caterpillar merespons dengan tekanan sistem yang lebih tinggi dan mesin yang lebih canggih dan produktif. 41

59 Pengendalian kontaminasi lebih penting daripada sebelumnya karena mesin berteknologi tinggi ini memerlukan clearence dan sistem fluida yang lebih rapat yang lebih sensitif terhadap kontaminasi. Kontaminasi menyebabkan berkurangnya efisiensi, waktu siklus meningkat, komponen yang dipersingkat dan masa pakai cairan, dan kegagalan bencana yang menyebabkan downtime dan perbaikan yang mahal. Kontaminasi dapat didapatkan di kilang, selama pengoperasian mesin atau selama perawatan. Kontaminasi meliputi: 1) Dirt 7) Grease 2) Heat 8) Water 3) Sealing material 9) Products from oil oxidation 4) Air 10) Rag fibers 5) Metals 11) Weld spatter 6) Paint flakes Efek dari kontaminan ini pada transmisi adalah: 1) Shifting problems from plugged control valves 2) Premature clutch wear from spinning 3) Leaks or premature wear 4) Premature bearing wear or bearing failure 5) Premature gear wear Langkah-langkah untuk menjaga kontaminasi kontrol ini adalah: 1) Housekeepingyang baik: a) Bersihkan lantai setiap hari. b) Segera bersihkan tumpahan limbah. c) Jaga kerja bangku dalam keadaan rapi,bersih dan bebas debu. d) Batasi penggunakan penyimpanan di lantai. 2) Metode Penyimpanan dan Transfer Minyak yang tepat: a) Filter oli baru dan gunakan high efficiency filtersuntuk extra filtration. b) Tempat penyimpanan drum olidi tempat yang sesuai. c) Gunakandrum covers. d) Gunakan kidney loop untuk transfer oli. 3) RepairdanAssembly: 42

60 a) Tempatkan penutup di atas kompartemen yang terbuka. b) Pastikan akar penyebab kegagalan telah diidentifikasi dan diperbaiki. c) Bersihkan komponen dengan benar sebelum dipasang kembali. 4) Particle Count Monitoring: a) Upayakan kebersihan minyak. b) Uji minyak pada mesin baru setelah perakitan di lapangan atau setelah menambahkan attachment baru. c) Uji minyak sebelum dan sesudah perbaikan General Inspection Bagan dibawah berikut merangkum indikator terencana dan masalah yang terkait dengan transmisi. Tabel 2.9 Indikator Kerusakan Transmisi 43

61 Program inspeksi yang baik menggabungkan inspeksi harian dengan analisis mendalam berkala. 1) Temukan potensial masalah sebelum terjadi kerusakan yang lebih besar. 2) Jadwalkan perawatan transmisi dan service. 3) Rencanakandan kendalikan biaya operasi dan downtime. Visual inspeksiharian secara rutin harus mencakup pemeriksaan visual dan operasional lengkap dari transmisi Transmission Maintenance Tips Perawatan transmisi yang harus dilakukan: 44

62 1) Gunakan panduan kontaminasi kontrol yang tepat dan sesuai. 2) Pastikan bahwa oli yang akan digunakan sudah memilikiiso standardssebelum digunakan kedalam mesin. 3) Gunakan oli transmisi yang benar. Caterpillar sudah merekomendasikan oli yang digunakan yang sudah tercantum padaoperation & Maintenance Manual. 4) Selalu gunakan Caterpillar filter. Caterpillar sudah merekomendasikan filter oli dan fuel yang digunakan yang sudah tercantum padaoperation & Maintenance Manual. 5) Potong filter yang lama untuk memeriksa indikasi dari kerusakan. 6) Jaga dan simpan keakurasian data. 7) Ikuti panduan kerja yang tepat dan sesuai. Perlakuan transmisi yang tidak boleh dilakukan: 1) Jangan membuka sistem transmisi di lokasi yang berdebu atau kotor. 2) Jangan menyalahgunakan mesin (application, operation, dll.). 3) Janganmelakukan pre-fill filtersmenggunakan apapun (fuel atau oil). Itulah tadi beberapa langkah-langkah dalam usaha untuk melakukan management perawatan transmisi, dengan tujuan untuk menjaga transmisi selalu dalam performa yang prima dan selalu siap untuk bekerja dengan maksimal. 45

63 BAB IV STANDART OPERATIONAL PROCEDUREUNTUK PROSES DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY TRANSMISSION POWER SHIFT CATERPILLAR D6H 4.1 Standart Operational Procedure for Stand Repair Transmission Gambar 4.1.1Stand Repair Transmission Stand repair transmission ini mengadopsi tool yang ada di Caterpillar yang digunakan untuk proses perbaikan transmisi saat sudah terlepas dari machine. Alat ini bisa digunakan untuk memperbaiki beberapa model transmisi dengan perbedaaan ukuran transmisi. Gambar Penopang Stand Repair Transmission yang Fleksibel 75

64 Cara kerja dari stand repair transmisi ini adalah sebagai berikut: 1. Memiliki 4 kaki penopang. 2. Empat kaki ini bisa bergerak menyesuaikan ukuran / diameter dari transmisi. 3. Empat kaki penopang ini bisa berputar 360º sehingga mempermudah saat memasang atau mencocokan dengan lubang baut di transmisi. 4. Alat ini memiliki empat kaki penopang transmisi dimana keempat kaki ini memiliki ruang bergerak yang berguna untuk mengatur jarak tumpuan pada jenis atau model transmisi yang berbeda. 5. Dengan menggeser kaki ini maka kita dapatkan diameter tumpuan transmisi yang bervariasi. 6. Memiliki desain yang sudah diatur dengan ergonomis tubuh saat bekerja. Gambar Stand Repair Transmission Harapannya dengan adanya stand repair ini bisa mempermudah pada saat proses disassembly dan assembly transmission power shift CAT D6H. Menjadi salah satu alat yang menunjang pekerjaan bongkar dan pasang transmisi model ini. Sebagai syarat pendukung menjadikan pekerjaan yang sesuai denganstandart operational procedure for disassembly and assembly transmission power shift Caterpillar D6Hyang telah ditetapkan oleh produsen maupun oleh dealer. 76

65 4.2 Standart Operational Procedurefor Stand Disc Plate and Clutch Gambar 4.1.4Stand Disc Plate dan Disc Clutch Peralatan ini dirancang sebagai salah satu inovasi menjaga komponen dari kontaminan, selain itu juga dijadikan salah satu langkah untuk menjaga komponen terhindar dari potensi kerusakan akibat penyimpanan yang tidak benar, karena selama ini untuk penyimpanan disc clutch dan friction disc tidak memiliki tempat penyimpanan khusus sehingga memiliki potensi terjadinya kerusakan. Gambar 4.1.5Penyimpanan Komponen Sebelum Ada Stand Disc Plate dan Disc Clutch 77

66 Pada saat proses pembongkaran transmisi, clutch dan disc yang sudah terlepas bisa langsung digantung di stand ini dan dikelompokkan sesuai dengan clutch pack masing-masing, tidak dicampur menjadi satu dengan clutch pack yang lainnya. Selain itu juga akan mempermudah prosesmeasuring dan inspeksi untuk membedakan mana yang sudah rusak (Out of Spec) dan atau mana yang masih bisa digunakan kembali (Reuse Part). Gambar Penyimpanan Komponen Setelah Ada Stand Disc Plate dan Disc Clutch Keuntungan menggunakan stand ini adalah: 1. Contamination controlpada komponen lebih baik. 2. Mengurangi resiko kerusakan komponen. 3. Mempermudah dalam proses inspeksi. 4. Mempermudah proses assembly. 5. Mempermudah proses penyimpanan. 6. Tidak membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. 7. Komponen terpisah sesuai dengan clutch pack(tidak tercampur). 8. Mempermudah proses measuring. Semoga dengan adanya alat ini akan meningkatkan hasil pekerjaan untuk memenuhi standart operational procedure for disassembly and assembly transmission power shift caterpillar D6H. 78

67 4.3 Standart Operational Procedure Disassembly and Assembly Transmission CAT D6H Disassembly Procedure Tabel4.1 Langkah-Langkah Pembongkaran Dikerjakan: No. Activity Status Picture Tidak Dikerjakan: Comments / Date 1 Mempersiapkan toolyang akan digunakan untuk pembongkaran transmisi. Prepare tool for disassemble. 2 3 Mempersiapkan service manual dan referensi lainnya. Prepare service manual and other reffferency. 79

68 No. Activity Status Picture Comments/Dat e 4 Lepaskan retaining ring (16) dari manifold dengan menggunakan tool (D). Pasang tool (C) untuk mengangkat manifold, berat manifold ini adalah 23 kg. Remove retaining ring from manifold 5 Lepaskan 10 bolt (15) d engan menggunakan handle dan socket ukuran 3/4. bila sudah terlepas gunakan soft hammer untuk mengeluarkan boltnya. Remove 10 bolts with wrench. 6 Lepaskan manifold(17). (perkiraan beratnya 10 kg) Remove Manifold (approximately weight 10 kg) 7 Gunakan tool (E) dan lepaskan retaining ring (19) dari manifold (17). Remove retaining ring from manifold. 80

69 No. Activity Status Picture Comments/Dat e 8 Lepaskan bearing (18) dari manifold. Remove bearing from manifold. 9 Lepaskan sepuluh spring (22) dan lima dowel (23). Remove 10spring and 5 dowel. 10 Lepaskan retaining ring (24) dengan screwdriverdari first speed clutch gear (20). Remove retaining ring fromfirst speed clutch gear. 11 Lepas housing assembly (25) dari first speed clutch gear (20). Gunakan hydraulic press untuk membuka housing assembly ini, namun carrier (*) akan rusak bila dilepas dari housing assembly. Remove housing assembly fromfirst speed clutch gear. 81

70 No. Activity Status Picture Comments/Dat e 12 Letakkan housing assembly (25) di tempat press seperti ditunjukan pada gambar. Tekan spring yang ada dibawah plate(26) secara perlahan dan lepasakan retaining ring (27) dan lepaskan press secara perlahan dan lepas tiga spring plate (26). Tidak ketersediaan tools dan potensi bahaya tinggi. 13 Lepaskan piston (29) dari housing (25). Lepaskan ring (28) dan seal (30) dari piston. Tidak ketersediaan tools dan potensi bahaya tinggi. Lepaskan tiga disc dan dua plate serta satu plate clutch dari first speed clutch gear (20). 14 Remove disc and plate from first speed clutch 15 Letakkan tiga disc dan dua plate pada stand disc and plate Put disc and clutch on stand disc and clutch. 82

71 No. Activity Status Picture Comments/ Date 16 Lepas first speed clutch gear (20). Remove first speed clutch gear. 17 Lepaskan dua disc dan satu plate (21) dimana ini adalah yang membentuk second speed clutch. Remove speed clutch gear, spring, disc and plate 18 Letakkan dua disc dan satu plate pada stand disc and plate Put disc and clutch on stand disc and clutch. 19 Lepaskan piston (35)dari housing assembly (33). clutch Remove piston from housing. 83

72 No. Activity Status Picture Comments/ Date 20 Berat dari clutch housing assembly (33) beserta piston adalah 46 kg. Gunakan tool (G) untuk mengangkat clutch housing assembly (33). Remove clutch housing assembly approximately weight 46 kg 21 Lepaskan piston(37) dari clutch housing assembly (33). Lepaskan seal teflon (34) dan (36) dari piston (35) dan (37). Remove piston and seal teflon Lepaskan sepuluh spring (38) 22 Remove 10 spring 23 Gunakan tool (D) untuk melepas retaining ring (40) danlepaskan gear (41). Remove retaining ring and gear. 84

73 No. Activity Status Picture Comments / Date 24 Lepaskan tiga disc (39) dan dua plate. Remove 3 disc and 2 plate 25 Letakkan tiga disc dan dua plate pada stand disc and plate Put disc and clutch on stand disc and clutch. Lepaskan planetarry carrier (42). 26 Remove gear and planetarry 27 Gunakan hammer dan punch untuk mendorong pin (46) masuk kedalam shaft. Push pin into the shaft. 85

74 No. Activity Status Picture Comments/ Date 28 Lepaskan shaft (43), gear (44), trust washer (45) dan (48) dari dalam carrier (42). Lepaskan bearing (47) dari dalam gear (44). Remove shaft, gear, washer and bearing from planetarry Lepaskan pin (46) dari dalam shaft (43). 29 Remove pinfrom shaft 30 Pasang obeng kecil untuk mendorong spring pada lokasi X dan lepaskan gear (49) dari planetarry carrier (42). Remove retaining ring, gear from planetarry 31 Letakkan balok kayu dibawah stand transmisi housing (52), yang berguna untuk menahan forward clutch housing saat baut penahan (50) dilepas. Put wood under transmission housing. 86

75 No. Activity Status Picture Comments/ Date 32 Lepaskan dua bolt penahan (5 0). padaforward clutch housing (51). Berat dari forward clutch housing (51) adalah 26 kg, gunakan tool (J) untuk mengangkat piston dan forward clutch housing (51). Remove bolt, piston and clutch 33 Lepaskan piston (53) dari forward clutch housing (51). Lepaskan seal teflon (54) dan (55) dari piston (53). Remove seal from the piston 34 Lepaskan ring gear (56) dari planetarry carrier. Remove ring gear. 35 Lepaskan tiga disc (57), dua plate, ring gear (56) dan plate assembly (59). Remove four disc and plate. 87

76 No. Activity Status Picture Comments/ Date 36 Letakkan tiga disc dan dua plate pada stand disc and plate Put disc and clutch on stand disc and clutch. 37 Lepaskan lima dowel (58) dan sepuluh spring (60). Remove five dowel and ten spring. Lepaskan plate assembly (59). 38 Remove plate assembly. 39 Lepaskan tiga disc (61) dan dua plate dari reverse clutch housing assembly (52). Remove four disc and plate 88

77 No. Activity Status Picture Comments/ Date 40 Letakkan tiga disc dan dua plate pada stand disc and plate Put disc and clutch on stand disc and clutch. 41 Gunakan tool (D) untuk melepas retaining ring (62) yang menahan planetarry dan shaft dengan reverse clutch housing assembly (52). Remove retaining ring Lepaskan retaining ring (73) yang menahan output shaft (63). 42 Remove retaining ring. 43 Lepaskan output shaft (63). Gunakan obeng atau crowfoot bar untuk melepas output shaft. Remove output shaft. 89

78 No. Activity Status Picture Comments/ Date 44 Gunakan tool (D) dan lepaskan retaining ring (82) yang menahan posisi gear (81) didalam shaft (80). Lepaskan gear (81). Remove output shaft. 45 Berat dari planet carrier (7 9) adalah 26 kg, lepaskan planet carrier (79) dari input shaft. Remove planetarry carrier. 46 Gunakan tool (K) untuk menekan retaining ring (83). Lepaskan gear (84) dari planetarry carrier. Remove gear 47 Lepaskan retaining ring (85) dan bearing (87) dan semua gear pada planetarry carrier. Gunakan hammer dan punch untuk mendorong pin (88) kedalam shaft. Remove bearing and gear 90

79 No. Activity Status Picture Comments/ Date 48 Lepaskan planet gear shaft (92), gear (89) (91) dan thrust washer (93) dari planetarry carrier. Lepaskan bearing (90) dari gear (89) dan (91). Lepaskan pin (94) dari planetarry shaft (92). Disassembly planetarry gear set 49 Lepaskan piston (64) dari reverse clutch housing assembly (52). Lepaskan seal teflon (65) dan (66) dari piston. Remove seal from the piston 50 Berat dari reverse clutch housing assembly (52) adalah 42 kg, putar housing ini untuk melepas retaining ring (67). Lepaskan bearing (68). Remove retaining ring and bearing 51 Lepaskan planetarry carrier (95) dari input shaft (80). Remove planetarry carrier 91

80 No. Activity Status Picture Comments/ Date 52 Gunakan tool (E) untuk melepas retaining ring (96), lepaskan bearing (97). Gunakan hammer dan punch untuk mendorong pin (98) kedalam shaft. Remove bearing 53 Lepaskan planet gear shaft (99), gear (100) dan thrust washer (102). Lepaskan bearing (101) dari gear (100). Disassembly planetarry gear set 54 Gunakan tool (D) dan lepas retaining ring (75) dari output shaft assembly (63). Lepaskan bearing (76) dan gear (77) dari output shaft asssembly (63). Remove bearing and gear. 55 Lepaskan bearing (77) dan (78) dari output shaft assembly (63). Akan rusak saat dilepas. 92

81 No. Activity Status Picture Comments/ Date 56 Lepaskan O-ring seal (105) dari input shaft (80). Carrier (104) akan rusak bila dilepas jadi bila memang dibutuhkan lepaskan. Akan rusak saat dilepas. Remove O-ring seal Visual Inspection And Measurement 1.Friction Disc AndPlateDisc Clutch pack no. 1 Spec. Clutch Pack : ± 0.56 mm (1.471 ±.022 in) Friction disc part number : 9P7390 Plate part number : 8P2051 Disc specification : 5.59 ±0.08 mm (.220 ±.003 in) Plate specification : 5.00 ±0.08 mm (.197 ±.003 in) Quantity : 4 Quantity : 3 Disc no. Actual (mm) Comment Use Again Yes No Disc no. Actual (mm) Comment Use Again Yes No Total : Total : TOTAL ALL THICKNESS DISC + PLATE : mm Clutch pack no. 3 Spec. Clutch Pack : ± 0.46 mm (1.054 ±.018 in) Friction disc part number : 6Y5911 Plate part number : 8P2051 Disc specification : 5.59 ± 0.10 mm (.220 ±.004 in) Plate specification : 5.00 ±0.08 mm (.197 ±.003 in) Quantity : 3 Quantity : 2 93

82 Disc no. Actual (mm) Comment Use Again Yes No Disc no. Actual (mm) Comment Use Again Yes No Total :10.00 Total : TOTAL ALL THICKNESS DISC + PLATE : mm Clutch pack no. 4 Spec. Clutch Pack : ± 0.28 mm (.637 ±.011 in) Friction disc part number : 6Y5911 Plate part number : 8P2051 Disc specification : 5.59 ± 0.10 mm (.220 ±.004 in) Plate specification : 5.00 ±0.08 mm (.197 ±.003 in) Quantity : 2 Quantity : 1 Disc Use Again Disc Use Again Actual (mm) Comment Actual (mm) Comment no. Yes No no. Yes No Total :5.00 Total : TOTAL ALL THICKNESS DISC + PLATE : mm Clutch pack no. 5 Spec. Clutch Pack : ± 0.64 mm (1.252 ±.025 in) Friction disc part number : 6Y5912 Plate part number : 8P1964 Disc specification : 4.95 ± 0.10 mm (.195 ±.004 in) Plate specification : 4.00 ±0.08 mm (.157 ±.003 in) Quantity : 4 Quantity : 3 Disc no. Actual (mm) Comment Use Again Yes No Disc no. Actual (mm) Comment Use Again Yes No Total :12.00 Total : TOTAL ALL THICKNESS DISC + PLATE : mm 94

83 No. Description Specification Actual Comment 4M9592 spring Quantity 20 Length Under Test Force (L) 35.1 mm (1.38 in) 7 Test Force (T) 117 ± 6 N (26.2 ± 1.3 lb) Free Length After Test (F) 44.7 mm (1.76 in) Outside Diameter (O) 14.2 mm (.56 in) No L T F O Berdasarkan visual inspeksi 6 spring OK dan 14 Not OK No L T F O No. Description Specification Actual Comment 3K2511 Dowel Quantity 10 8 Length (L) mm (6.938 in) Outside Diameter (O) 14.2 mm (.56 in) No L O No. Description Specification Actual Comment Diameter of shaft (new) for ± mm ( ± planet gears(9g 0289).0002 in) 9 No. Shaft 1 Shaft 2 Shaft

84 No. Description Specification Actual Comment Inside diameter of for planet ± mm ( ± gears (new)(8p 1916).0004 in) 10 No. Gear 1 Gear 2 Gear No. Description Specification Actual Comment Diameter of shaft (new)for ± mm ( ± planet gears (9P 8624).0003 in) 11 No. Shaft 1 Shaft 2 Shaft No. Description Specification Actual Comment Inside diameter of planet ± mm ( ± gears (new) (7G 2516).0004 in) 12 No. Gear 1 Gear 2 Gear No. Description Specification Actual Comment 7H7658 spring for no. Quantity Length Under Test Force (L) mm (4.16 in) Test Force (T) 187 ± 15 N (42.0 ± 3.3 lb) Free Length After Test (F) mm (5.53 in) Outside Diameter (O) 14.2 mm (.56 in) No L TIDAK BISA DIHITUNG KARENA KETERBATASAN SPEC TOOLS T F O Dari Hasil visual inspeksi hanya ada 4 pcs dowel yang bisa digunakan lagi (korosi) 96

85 No. Description Specification Actual Comment Inside diameter of planet ± mm ( ± gears (new) (6T 7882).0004 in) 14 No. Gear 1 Gear 2 Gear No. Description Specification Actual Comment Diameter of shaft (new) for ± mm ( ± planet gears (9P 8625).0002 in) 15 No. Shaft 1 Shaft 2 Shaft Torque Bolt Specification NoPi ct Activity Torque Specification Checked by Mark the bolt after giving torque Use clean partand tools for assembly 5 Torque for 10 bolt 115 ± 7 N.m (85 ± 5 lb ft) 6 Torque for 10 bolt 115 ± 7 N.m (85 ± 5 lb ft) 97

86 4.3.3 Assembly Procedure Tabel 4.2 Langkah-Langkah Perakitan Dikerjakan: No. Activity Status Picture Tidak Dikerjakan: Comments / Date 1 Mempersiapkan tool yang akan digunakan untuk assembly. Preapre tool for assemble. 2 3 Periksa semua part dari kerusakan dan ganti bila perlu. Berikan pelumasan oli saat melakukan pemasangan. Pastikan lubang oli pada shaft dan housing bersih tidak tersumbat Prepare all component and make sure all part good condition. 98

87 No. Activity Status Picture Jika seal carrier (4) dilepas dari input shaft (3),ikuti langkah pemasangan sebagai berikut. Panaskan carrier (4) dengan temperstur 127ºC sampai 166ºC (260ºF sampai 330ºF)atau maksimum 10 menit. Luruskan lubang carrier dengan 4 lubang di input shaft (3), dan pasang carrier ke dalam shaft. Pasang pin(1) ke dalam carrier dan input shaft. Pastikan pin (1) terpasang sehingga berada di bawah diameter luar dari carrier (4). Pasang O-ring seal (2) ke input shaft (3). Comments / Date 5 Pasang bearing (8) ke dalam gear (7). Pasang gear (7) ke dalam planet carrier (5) dengan satu thrust washer (9) pada setiap sisi gear. Pasang planet gear shaft (6) yang menahan gear pada planet carrier (5). Luruskan lubang pada planet gear shaft dan planet carrier, dan pasang pin (10). Ulangi prosedur ini pada semua planet gear. Assemble planetarry gear set. 99

88 No. Activity Status Picture Comments / Date 6 Pasang bearing (11) di planet carrier (5). Gunakan tool (A), dan pasang retaining ring (12) untuk menahan bearing pada posisinya. Install bearing to the planetarry carrier Pasang dua seal ring (35) pada seal carrier. Pasang O-ring seal (34) dan (2) pada input shaft (3). *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan *. 7 Install seal ring dan O-ring. Metode sebelum pemasangan seal ring ring Metode yang benar Metode yang salah. 8 Lumasi dengan oli pada O-ring seal (2) sesaat sebelum planet carrier (5) dipasang. Letakkan planet carrier (5) diposisi dalam input shaft (3). Lubricate the o-ring seal 100

89 No. Activity Status Picture Comments / Date 9 Pasang bearing (38) kedalam reverse clutch housing (37). Gunakan tool (A), dan pasang retaining ring (39). Install bearing and retaining ring. Letakkan reverse clutch housing (37) pada posisi di tool (E), dan letakkan balok kayu dibawahnya. 10 *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan komponen*. Put reverse clutch housingon tool (E). 11 Pasang teflon seal rings (41) dan (42) ke piston (40). Ujung bibir dari teflon seal rings harus searah dengan housing. Pastikan berikan oli bersih pada ujung bibir teflon seal rings. Pasang piston (40) di reverse clutch housing (37). Install seal teflon to piston. And install piston to clutch housing. 12 Letakkan input shaft (3) dan planet carrier (5 ) pada posisi reverse clutch housing (37) yang ada di atas toll E. (jangan lupa berikan pelumasan oli pada seal ring dan O ring seal (2) (34) (35). Install bearing and retaining ring. 101

90 No. Activity Status Picture Comments / Date Pasang coupling (43) pada reverse clutch housing (37). 13 Install coupling gear to housing and carrier. Pasang gear (19) pada carrier (5). Dan lumasi O-ring seal * dengan oli bersih. 14 *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan *. Install gear to carrier. 15 Pasang bearing (13) pada gear (15). Pasang gear (15) pada planet carrier (17) dengan thrust washers (14) pada setiap sisi gear. Assemble planetarry gear set. 16 Pasang gear shaft (16) yang menahan gear pada posisinya di planet carrier (17). Luruskan lubang oli planet gear shaft (16) dengan lubang oli planet carrier, dan pasang pin (18). Ulangi prosedur yang sama pada gear yang lain Install bearing, gear and pin shaft. 102

91 No. Activity Status Picture Comments / Date 17 Pasang bearing (19) gunakan hammer dan punchkedalam planet carrier (17). Pasang retaining ring (21) untuk menahan gear dan bearing pada posisi di planet carrier. Install bearing and retaining ring. 18 Pasang retaining ring (22) pada planet carrier (17). Gunakan tool (B), dan tekan retaining ring dengan bersamaan pasang planet carrier dengan gear (23). Lepaskan tool (B). Pastikan retaining ring duduk dengan sempurna pada groove di gear (23). Install gear and retaining ring. 19 Letakkan planet carrier (17) dan gear (23) di posisi pada input shaft (3). Install gear and retaining ring. 20 Pasang gear (24). Gunakan tool (C), dan pasang retaining ring (25). Install gear and retaining ring. 103

92 No. Activity Status Picture Comments / Date 21 Gunakan tool (D), dan pasang bearing (27) diujung output shaft (26). Pasang bearing dengan kedalaman 2.0 ± 0.5 mm (.079 ±.020 in). Ukuran inner bearing diameter setelah pemasangan harus ± mm (2.000 ±.002 in). Gunakan tool (D), dan pasang bearing (28) pada ujung output shaft (26). Pasang bearing dengan kedalaman 13.0 ± 0.5 mm (.519 ±.020 in). Ukuran inner diameter bearing setelah pemasangan harus ± mm (2.230 ±.020 in). Install bearing to output shaft. 22 Letakkan gear (30) pada posisi di output shaft (26). Gunakan tool (C), dan pasang retaining ring (29). Install gear and retaining ring. 23 Letakkan output shaft (26) diatas input shaft (3). Satukan gear (30) dengan planet gear pada carrier (17). Pasang O-ring seal (32) pada output shaft (26). Install output shaft and sun gear to planetarry gear. 104

93 No. Activity Status Picture Comments / Date 24 Pasang retaining ring (31) pada planet carrier (17) untuk menahan bearing dan output shaft (26) pada posisinya. Pasang seal ring (33) pada planet carrier. Remove piston and clutch 25 Gunakan tool (C), dan pasang retaining ring (44) pada input shaft (3). Install retaining ring. 26 Pasang tiga discs (45) dan dua plates (46), awali dan akhiri dengan disc. *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan disc and clutch*. Install disc and plate. 27 Pasang plate assembly (47). Pasang sepuluh springs (50) dan lima dowels (48). Install plate, dowel and spring. 105

94 No. Activity Status Picture Comments / Date Pasang tiga discs (49) dan dua plates ke plate assembly (47). Awali dan akhiri dengan disc. 28 *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan disc and clutch*. Install disc and plate. 29 Pasang ring gear (*) dengan P/N 9P-8518 pada carrier (17). Install ring gear. 30 Pasang teflon seal rings (52) dan (54) pada piston (51). Ujung bibir teflon seal rings harus searah dengan clutch housing. Berikan oli bersih pada teflon seal rings. Pasang piston (51) pada forward clutch housing (53). *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan *. 31 Install seal teflon and piston. Putar forward clutch housing(53), dan letakkan pada posisi di plate (47), dan luruskan lubang bolt untuk dua bolt (55). Pasang dua bolt (55) dan torque bolt 35 ±7 lb.ft Install forward clutch housing and tightening two bolt. 106

95 No. Activity Status Picture Comments / Date 32 Angkat reverse dan forward clutch housing (53) untuk memasang bolt pada plate (47). Pasang empat bolt pada plate (47) dan lepas dua balok penahan (a). Install and tightening four bolt. 33 Pasang bearing ke dalam gear (59). Pasang gear (59) pada planet carrier (56) dengan thrust washer pada setiap sisi gear. Luruskan lubang planet gear shaft dengan lubang planet carrier, dan pasang planet gear shaft (57). Pasang pin (61). Ulangi prosedur yang sama pada gear yang lain. *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan *. Assemble planetarry gear set. 34 Pasang retaining ring (58) pada planet carrier (56). Gunakan obeng kecil, dan tekan retaining ring pada planet carrier sekaligus pasang gear (60). Lepaskan obeng, dan pastikan dudukan retaining ring tepat duduk pada groove di gear (60). Assemble planetarry gear set. 107

96 No. Activity Status Picture Comments / Date 35 Pasang bearing (a) pada carrier (56) dan lanjutkan dengan pasang retaining ring (b). Install bearing and retaining ring. 36 Letakkan planet carrier (56) pada posisi di output shaft (26). Engage gear (60) dengan planet gears (17). Install carrier 37 Pasang sun gear (a) kedalam carrier (56) dan hub (62) ke dalam output shaft. Gunakan tool (C), dan pasang retaining ring (63). Install sun gear and hub. 38 Pasang tiga discs (65) dan dua plates awali dan akhiri dengan disc. *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan disc and clutch*. Pasang sepuluh springs (64). Install 10 springs. 108

97 No. Activity Status Picture Pasang teflon seal rings (67) dan (68) pada pistons (66) dan (69). Ujung bibir teflon seal rings harus searah dengan pusat dari clutch 39 housing. Lumasi dengan oli pada ujung seals. Dan pasang piston ke second clutch housing (70). Comments / Date Install piston and clutch 40 Angkat dan turunkan second dan third speed clutch housing (70) dengan pistons (66) pada output shaft. Pasangkan dowel pada clutch housing (70) dengan lubang dowel pada clutch housing (53). Install clutch housing to shaft. 41 Pasang pistons (69) pada second dan third speed clutch housing (70). Gunakan tool (H) untuk menahan piston (66) dan piston (69) pada posisinya. Pasang lima dowels (71). Install piston, clutch and dowel. Pasang dua discs (72) dan satu plate (73) pada second dan third speed clutch housing (70). 42 *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan disc and clutch*. Install two disc and a plate. 109

98 No. Activity Status Picture Pasang ring gear (74). Pasang plate clutch (*) 9P-8283 Pasang tiga discs (75) dan dua plates. Awali dan akhiri dengan 43 disc. *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan disc and clutch*. Comments / Date 44 Install ring gear,disc and clutch. Jika seal carrier (76) telah dilepas dari housing (77), ikuti langkah pemasangan berikut. Panaskan carrier (76) dengan temperatur 127 C sampai 166 C (260 F sampai 330 F) dengan maksimum 10 menit. Luruskan salah satu lubang pada carrier dengan lubang pada housing (77), dan pasang carrier ke dalam housing. Pasang pin (78) ke dalam carrier dan housing. Pastikan pin (78) terpasang tidak melebihi dari diameter luar carrier (76). Pasang 2 seal rings (79) pada carrier (76). Tidak dibongkar. 45 Install seal carrier to housing. Pasang teflon seal rings (80) dan (82) pada piston (81). Ujung bibir dari teflon seal rings harus searah dengan housing. Berikan oli bersih pada ujung dari seals. Pasang piston (81) ke dalam housing (77). Tidak dibongkar. Install piston. 110

99 No. Activity Status Picture Comments / Date 46 Pasang tiga springs (85) pada housing (77) dengan mengikuti: Pasang spring yang pertama dengan diameter luar dari spring bersentuhan dengan housing. Pasang spring yang keduadengan bersentuhan dengan spring yang lainnya. Pasang ring (84) diatas springs, dan harus ditekan. Tekan springs (85) sampai retaining ring (83) dapat dipasang. Pastikan retaining ring duduk pada groove di housing (77), perlahan lepaskan press dan lepaskan housing. Tidak dibongkar. Install springs to housing. 47 Pasang housing (77) pada gear (74). Pasang retaining ring (86). Gunakanlah screwdriver untuk mempermudah.proses.memasang retaining ring. Install housing to gear and install springs. 48 Pasang sepuluh springs (87) pada third clutch housing (70). Install springs. 111

100 No. Activity Status Picture Comments / Date 49 Pasang bearing (90) pada manifold (88) dengan tanda notch pada tanda (X) dibawah. Gunakan tool (A), dan pasang retaining ring (89). Install retaining ring. 50 Pasang tool (K), dan angkat dengan hoist. Sejajarkan tanda notch dengan tanda (X) pada bearing (90) dengan letak dari dowel pada housing (77). Pasang manifold (88). Lepaskan tool (K). Install manifold. 51 Pasang 10 bolts (92), dan kencangkan dengan torsi 115 ± 7 N m (85 ± 5 lb ft). Install retaining ring. 52 Gunakan tool (C), dan pasang retaining ring (91). Install retaining ring. 112

101 53 Proses assembly selesai dan dilanjutkan pemasangan control valve. 4.4 Analisa Hasil Disassembly and Assembly Transmission CAT D6H Dari hasil pekerjaan diatas maka kita dapatkan beberapa hasil inspeksi dan pengukuran dimana sudah tertera dalam hasil pengkuran, selain itu ada beberapa hal lagi yang harus kita kerjakan yaitu : 1. Penggantian Komponen Semua komponen CCR ( Component Certified Rebuild ) harus diganti yaitu yang meliputi komponen berikut ini, Tabel 4.3 Komponen Yang Harus Diganti No. Part number Part name Jumlah Keterangan Ring-Retaining Ring-Retaining 2 3 8H-5352 Ball Bearing 2 4 8M-5010 Seal 2 5 3F-5022 Plug-Cup 1 6 9G-0281 Ring-Seal 1 7 8P-2022 Ring-Seal 2 8 3K-2511 Dowel-Reaction 5 9 9P-7390 Disc As-Friction T-4968 Plug-Orifice E-8305 Disc-Thrust 6 113

102 12 5D-2989 Bearing S-2708 Pin-Spring P-2052 Seal-Ring Bolt ( ½-13x1.25 in) M-5130 Pin-Spring M-3038 Seal-O-Ring V-0473 Ring-Retaining T-8816 Ball Bearing E-8304 Disc-Thrust M-6126 Bearing M-5266 Seal-O-Ring P-2047 Lockring H-7658 Spring G-0286 Ring-Seal H-7201 Ring-Metal Seal P-2053 Seal-Ring Y-5911 Disc-Friction M-9592 Spring P-2022 Ring-Seal P-2019 Ring-Seal Ring-Retaining P-5296 Ring-Retaining T-8816 Ball Bearing V-0473 Ring-Retaining K-2511 Dowel-Reaction T-8729 Bearing-Sleeve G-6744 Bearing-Sleeve E-8299 Disc-Thrust P-3930 Bearing As-Roller S-2708 Pin-Spring P-2047 Lockring Y-5912 Disc-Friction V-2478 Ring-Retaining G-2343 Spring-Disc 3 114

103 46 8P-2023 Ring-Seal D-9739 Seal-Ring B-6863 Pin-Spring G-2830 Ring-Seal P-5045 Ball Bearing L-7388 Ring-Retaining P-5297 Ring-Retaining M-3038 Seal-O-Ring B-3028 Screw-Drive M-4355 Damper-Bolt 10 Pada saat melakukan recondition transmission maka komponen diatas adalah wajib untuk diganti namun tetap dalam kasus tertentu berlaku yang lain juga. Karena komponen diatas adalh yang menjadi anjuran dari pabrikan untuk diganti pada saat recondition. Komponen yang tidak tercantum pada tabel diatas juga wajib dilakukan inspeksi. Sebagai landasan dalam inspeksi bisa digunakan GRPTS (Guidlines for Reusable Parts) yaitu panduan konversi komponen apakah komponen tersebut masih layak digunakan atau sudah tidak bisa digunakan kembali. Panduan ini juga akan terlampir dalam lampiran nantinya. 2. Transmission Performance Test Setelah proses assembly selesai dikerjakan maka langkah yang terakhir adalah proses pengetesan dimana dalam langkah ini ada tiga metode yang digunakan yaitu: 1. Dinamik test 2. Statik test 3. On machine test Dinamik tes adalah cara pengujian transmisi secara manual yaitu dengan cara menguji langkah kerja piston transmisi apakah dapat berfungsi dengan baik ataukah tidak. Pada saat control valve terlepas maka untuk mengganti pressure oli digunakanlah pressure angin untuk mendorong piston. Disini dapat dilihat apakah 115

104 piston dapat bekerja secara baik atau bocor. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Langkah Pengujian Dinamik Test Transmisi No Langkah 1 Persiapkan alat dan transmisi yang akan diuji secara dinamik tes. Air gun Air pressure Transmission Oil can 116

105 2 Keterangan gambar 1 Speed 1 1 To Clutch No 1 1 Clutch pack 1 2 Speed 2 2 To Clutch No 2 2 Clutch pack 2 3 Speed 3 3 To Clutch No 3 3 Clutch pack 3 F Forward 4 To Clutch No 4 4 Clutch pack 4 R Reverse 5 To Clutch No 5 5 Clutch pack 5 Pada saat operator memilih speed 1 forward maka linkage akan membuka directional spool dan mengarahkan oli menuju transmisi melalui jalur nomer 2 menuju clutch nomer 2 dan speed spool akan membuka dan mengijinkan oli menuju jalur nomer 5 menuju clutch nomer 5. Begitu juga selanjutnya sesuai dengan kombinasi dibawah ini. 117

106 3 Pengujian pada piston clutch pack no. 1 Gunakan udara bertekanan untuk melakukan pengujian Berikan pelumasan oli bersih dan arahkan air gun ke lubang oli no.1 Perhatikan pergerakan piston pada clutch pack no.1 Gerak dari piston ini yang akan menjadi hasil pengujian, apakah seal teflon mengalami kebocoran atau bekerja dengan baik. 4 Pengujian pada piston clutch pack no. 2 Gunakan udara bertekanan untuk melakukan pengujian Berikan pelumasan oli bersih dan arahkan air gun ke lubang oli no.2 Perhatikan pergerakan piston pada clutch pack no.2 Gerak dari piston ini yang akan menjadi hasil pengujian, apakah seal teflon mengalami kebocoran atau bekerja dengan baik. 118

107 5 Pengujian pada piston clutch pack no. 3 Gunakan udara bertekanan untuk melakukan pengujian Berikan pelumasan oli bersih dan arahkan air gun ke lubang oli no.3 Perhatikan pergerakan piston pada clutch pack no.3 Gerak dari piston ini yang akan menjadi hasil pengujian, apakah seal teflon mengalami kebocoran atau bekerja dengan baik. 6 Pengujian pada piston clutch pack no. 4 Gunakan udara bertekanan untuk melakukan pengujian Berikan pelumasan oli bersih dan arahkan air gun ke lubang oli no.4 Perhatikan pergerakan piston pada clutch pack no.4 Gerak dari piston ini yang akan menjadi hasil pengujian, apakah seal teflon mengalami kebocoran atau bekerja dengan baik. 119

108 7 Pengujian pada piston clutch pack no. 5 Pada piston clutch no.5 ini tidak bisa dilakukan pengujian karena pada clutch ini memiliki model clutch housing yang tertutup sehingga pergerakan piston tidak bisa diidentifikasi seperti pada clutch yang lainnya. Metode pengujian yang kedua adalah statik test yaitu pengujian transmisi yang dilakukan dengan menggunakan dynamometer unit. Tidak semua branch memiliki alat pengujian ini sehingga ada keterbatasan untuk melakukan pengujian secara statik menggunakan dynamometer unit ini. Metode yang ketiga adalah dengan cara menguji secara langsung transmisi ini diatas machine. Jadi pengujian ini dilakukan sekalian dengan pemasangan setelah proses recondition. Pengujian ini wajib dilakukan pada saat pemasangan di unit. Performance test ini bertujuan menguji kondisi transmisi yang telah di rekondisi sudah sesuai dengan spesifikasi atau masih di bawah specifikasi. Selain itu pada proses ini juga dilakukan peng-adjustan dengan tujuan menyesuaikan kinerja transmisi dengan kinerja mesin. 3. Pencapaian Skill Setelah melakukan pekerjaan disassembly dan assembly transmisi yang sesuai dengan standart operational prosedure ini maka akan tercapai beberapa skill yang harus dikuasai, diantaranya skill yang ada didalam pekerjaan ini adalah, Tabel 4.4 Skill Yang Dapat Tercapai Terkait Pekerjaan Ini 120

OBJECTIVE. 1 I.1. Definisi

OBJECTIVE. 1 I.1. Definisi POWER TRAIN DAFTAR ISI OBJECTIVE i I. Dasar-Dasar Power Train 1 I.1. Definisi 1 I.2. Komponen Utama Power Train 1 I.2.1. Penghubung antara engine dengan transmission 1 I.2.1.1. Flywheel Clutch 1 I.2.1.2.Torque

Lebih terperinci

FUNGSI TRANSMISSI 1. MEMILIH PERBANDINGAN KECEPA KECEP T A AN

FUNGSI TRANSMISSI 1. MEMILIH PERBANDINGAN KECEPA KECEP T A AN TRANSMISSION FUNGSI TRANSMISSI 1. MEMILIH PERBANDINGAN KECEPATAN untuk dan yang SESUAI DENGAN BERBAGAI MACAM KECEPATAN GERAK/ TRAVEL MESIN. 2. MEMILIH ARAH GERAK MESIN untuk MAJU ATAU MUNDUR. 3. MENENTUKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis laporan praktek ini dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Transmisi Fungsi transmisi adalah untuk meneruskan putaran dari mesin ke arah putaran roda penggerak, dan untuk mengatur kecepatan putaran dan momen yang dihasilkan sesuai

Lebih terperinci

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T)

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) TRANSMISI OTOMATIS KENDARAAN TIPE FR BAGIAN UTAMA A/T 1. Torque Converter ( bagian depan) 2. Planetary Gear Unit (bagian tengah) 3. Hydraulic Control Unit (bagian bawah) Torque

Lebih terperinci

Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor

Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor menggunakan transmisi tipe constant mesh. Karakteristik Tipe

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Heavy Dump Truck (HD) merupakan produk Komatsu yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda dan salah satunya adalah Heavy Dump Truck Komatsu 465-7R, yang mempunyai arti:

Lebih terperinci

MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR POWER TRAIN

MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR POWER TRAIN KODE MODUL AMBR 011.20-1.A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ALAT BERAT MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR POWER TRAIN BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selaras dengan semakin berkembangnya zaman dan semakin bertambahnya kebutuhan manusia akan mobilitas yang semakin tinggi menjadi alasan yang tepat guna mengembangkan

Lebih terperinci

TROUBLESHOOTING TRANSMISSION PADA BACKHOE LOADER 428 CATERPILLAR MENGALAMI KERUSAKAN (GEAR CAN T SHIFTING) Oleh :

TROUBLESHOOTING TRANSMISSION PADA BACKHOE LOADER 428 CATERPILLAR MENGALAMI KERUSAKAN (GEAR CAN T SHIFTING) Oleh : TROUBLESHOOTING TRANSMISSION PADA BACKHOE LOADER 428 CATERPILLAR MENGALAMI KERUSAKAN (GEAR CAN T SHIFTING) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Oleh : Nama

Lebih terperinci

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM PENDAHULUAN Gambar 3.1 Jumlah bahan bakar yang terbakar pada sebuah engine berhubungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque yang dihasilkan. Secara umum,

Lebih terperinci

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. Output side to final drive unit (tires) Sun gear TOYOTA MOTOR CORPORATION. All right reserved.

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. Output side to final drive unit (tires) Sun gear TOYOTA MOTOR CORPORATION. All right reserved. Garis besar Input side from torque converter (engine) Clutches ( and ) Brakes (, and ) One-way clutches ( and ) Front planetary gear set Rear planetary gear set Output side to final drive unit (tires)

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL 4 KECEPATAN (PERAWATAN DAN PERBAIKAN)

RANCANG BANGUN ALAT PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL 4 KECEPATAN (PERAWATAN DAN PERBAIKAN) RANCANG BANGUN ALAT PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL 4 KECEPATAN (PERAWATAN DAN PERBAIKAN) LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KATUP PENGATUR TEKANAN PADA SISTEM HIDROLIK ( PENGUJIAN )

RANCANG BANGUN KATUP PENGATUR TEKANAN PADA SISTEM HIDROLIK ( PENGUJIAN ) RANCANG BANGUN KATUP PENGATUR TEKANAN PADA SISTEM HIDROLIK ( PENGUJIAN ) LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN)

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN) PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS) UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI DIPLOMA TEKNIK MESIN Jl. Yacaranda Sekip Unit IV, Yogyakarta RPKPM (Rencana Program dan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan - 3 Undercarriage and

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh NAMA : Pijar Prastian Sejati

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN BENDING HIDROLIK (SISTEM HIDROLIK)

RANCANG BANGUN MESIN BENDING HIDROLIK (SISTEM HIDROLIK) RANCANG BANGUN MESIN BENDING HIDROLIK (SISTEM HIDROLIK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh : WAHYU PRASETYA NIM. I8611034 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft.

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft. Garis Besar Converter Stator One-way clutch Torque converter Stator shaft Oil pump to input shaft Umum Konverter tenaga putaran (torque converter) menghantarkan dan menggandakan tenaga putaran dari mesin

Lebih terperinci

4. Komponen Alat Berat

4. Komponen Alat Berat 4. C. Torqflow Transmission Torqflow Transmission adalah suatu sistem pemindahan tenaga (daya dan putaran) dengan menggunakan oli sebagi pengendali atau disebut juga Hydraulic control. Dalam sistem ini

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI TRAVEL MOTOR PADA EXCAVATOR (PENGUJIAN)

RANCANG BANGUN SIMULASI TRAVEL MOTOR PADA EXCAVATOR (PENGUJIAN) RANCANG BANGUN SIMULASI TRAVEL MOTOR PADA EXCAVATOR (PENGUJIAN) LAPORAN AKHIR Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION

TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION TEST KEMAMPUAN AUTOMATIC TRANSMISSION Tes Jalan Berfungsi untuk memeriksa tingkat kecepatan yang digunakan pada posisi L, 2 atau D saat sistem pengontrolan perpindahkan gigi tidak berfungsi. Lakukan tes

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan BAB II DASAR TEORI Powertrain adalah sistem penyaluran daya dari mesin ke roda penggerak kendaraan (ban). Powertrain pada kendaraan dengan roda penggerak depan memiliki komponen penyusun utama yaitu clutch,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL 4 KECEPATAN (PEMBUATAN)

RANCANG BANGUN ALAT PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL 4 KECEPATAN (PEMBUATAN) RANCANG BANGUN ALAT PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL 4 KECEPATAN (PEMBUATAN) LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 System-Sytem pada Rear Axle Pada dasarnya rear axle berfungsi menghantarkan tenaga dari mesin untuk menuju ke poros roda penggerak. Seiring datangnya permasalahan yang timbul

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk

TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk Menyandang Gelar Ahli Madya Oleh Indra Sulistyo 5211312032 PROGRAM

Lebih terperinci

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft

PEMINDAH DAYA. 1. Uraian Tipe axle dan axle shaft PEMINDAH DAYA GARIS BESAR PEMINDAH DAYA..... 190 KOPLING 1. Uraian.......................... 191 2. Rangkaian kopling................ 191 3. Plat kopling...................... 193 4. Mekanisme penggerak............

Lebih terperinci

BAB III KONTRUKSI DAN SISTEM KERJA TRANSMISI ALLISON

BAB III KONTRUKSI DAN SISTEM KERJA TRANSMISI ALLISON BAB III KONTRUKSI DAN SISTEM KERJA TRANSMISI ALLISON 4 TH GENERATION SERI 1000 3.1.KONTRUKSI TRANSMISI. Transmisi Allison seri 1000 termasuk dalam jenis transmisi otomatis transmisi yang melakukan perpindahan

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Penerapan Close loop system A. Close loop System (sistem loop tertutup) Sistem loop

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA MEKANISME SWING DEVICE PADA EXCAVATOR KEIHATSU 921 C

TUGAS AKHIR ANALISA MEKANISME SWING DEVICE PADA EXCAVATOR KEIHATSU 921 C TUGAS AKHIR ANALISA MEKANISME SWING DEVICE PADA EXCAVATOR KEIHATSU 921 C Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS)

Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS) UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI DIPLOMA TEKNIK MESIN Jl. Yacaranda Sekip Unit IV, Yogyakarta RPKPM (Rencana Program dan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan -2 Undercarriage and Tyre

Lebih terperinci

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SMK KRTNEGR WTES K. KEDIRI SISTEM PEMINDH TENG (SPT) TRNSMISI MNUL . TRNSMISI MNUL PEMELIHRN / SERVICE TRNSMISI MNUL URIN. Saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak dibutuhkan momen yang besar.untuk

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL

RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL LAPORAN AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin Program Studi Alat Berat Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PRINSIP PEMINDAHAN TENAGA Sepeda motor dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTIK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTIK Satuan Pendidikan : SMK MUHAMMADIYAH PAKEM Kelas/Semester : XI/1 Mata Pelajaran : Chasis Otomotif Materi pokok : Prinsip Kerja Kopling Waktu : 5x45 menit

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA KERUSAKAN SISTEM HIDROLIK PADA CYLINDER HYDRAULIK DAN TRAVEL MOTOR PADA RUBBER CRAWLER CARRIER MOROOKA MST-600VD

TUGAS AKHIR ANALISA KERUSAKAN SISTEM HIDROLIK PADA CYLINDER HYDRAULIK DAN TRAVEL MOTOR PADA RUBBER CRAWLER CARRIER MOROOKA MST-600VD TUGAS AKHIR ANALISA KERUSAKAN SISTEM HIDROLIK PADA CYLINDER HYDRAULIK DAN TRAVEL MOTOR PADA RUBBER CRAWLER CARRIER MOROOKA MST-600VD Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak.

BAB III LANDASAN TEORI. Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Transmisi Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan moment poros engkol ke roda-roda penggerak. 1.Menghasilkan tenaga yang lebih

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI PROTOTYPE WHEEL LOADER PELEPAS RODA DENGAN SISTEM MEKANIS (PERAWATAN) Oleh : AGUNG RIZKI SALAS

RANCANG BANGUN SIMULASI PROTOTYPE WHEEL LOADER PELEPAS RODA DENGAN SISTEM MEKANIS (PERAWATAN) Oleh : AGUNG RIZKI SALAS RANCANG BANGUN SIMULASI PROTOTYPE WHEEL LOADER PELEPAS RODA DENGAN SISTEM MEKANIS (PERAWATAN) Oleh : AGUNG RIZKI SALAS 0610 3020 0840 Pembimbing I Menyetujui, Palembang, Juli 2014 Pembimbing II H.Azharuddin.

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN MIDDLE AXLE TRUK RENAULT KERAX DXI 440 TIPE 17 X 35

ANALISIS KERUSAKAN MIDDLE AXLE TRUK RENAULT KERAX DXI 440 TIPE 17 X 35 ANALISIS KERUSAKAN MIDDLE AXLE TRUK RENAULT KERAX DXI 440 TIPE 17 X 35 Abstrak Wahju Djalmono Putro, Anwar S. Ardjo, Munaputra Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto S.H.,

Lebih terperinci

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder

OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION. 1.Rear suspension cylinder OVH SUSPENSION I.STRUCTURE & FUNCTION 1.Rear suspension cylinder Hydro-pneumatic cylinder yang dipasang tegak pada bagian belakang unit, dimana bagian bawah cylinder dipasang dengan pin dan spherical bearing

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 9I 1 10 J A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) G. Clutch housing/rumah kopling C. Weight / Pemberat

Lebih terperinci

Undercarriage and Tyre

Undercarriage and Tyre Materi. Undercarriage and Tyre ( DTAB 2207, 2 SKS) Konsentrasi Alat berat. Teknik mesin Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada 2013 1 UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI DIPLOMA TEKNIK MESIN Jl. Yacaranda

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI UNDERCARRIAGE EXCAVATOR DENGAN SISTEM MEKANIK (PENGUJIAN)

RANCANG BANGUN SIMULASI UNDERCARRIAGE EXCAVATOR DENGAN SISTEM MEKANIK (PENGUJIAN) RANCANG BANGUN SIMULASI UNDERCARRIAGE EXCAVATOR DENGAN SISTEM MEKANIK (PENGUJIAN) LAPORAN AKHIR Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Mesin Konsentrasi

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

Alamat : Jl. Kusuma No.75 Telp.(0287) , , FAX.(0287) Kebumen Jawa Tengah 54316, MODUL PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

Alamat : Jl. Kusuma No.75 Telp.(0287) , , FAX.(0287) Kebumen Jawa Tengah 54316, MODUL PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018 LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU KABUPATEN KEBUMEN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KEBUMEN PROGRAM / KOMPETENSI KEAHLIAN 1. Teknik Audio Video ( Terakreditasi A ) 3. Teknik Kendaraan Ringan ( Terakreditasi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : SISTEM PEMINDAH TENAGA SKS : 2 teori, 1 praktik Kode Mata Kuliah : OTO 321 Smt : Genap/ Gasal *) Waktu Pertemuan : 2 x 50 Pertemuan ke : 1 I. Kompetensi Dasar : Mengingat,

Lebih terperinci

MEKANISME PENGGERAK PADA TROLLY ELECTRIC CRANE MANUAL

MEKANISME PENGGERAK PADA TROLLY ELECTRIC CRANE MANUAL MEKANISME PENGGERAK PADA TROLLY ELECTRIC CRANE MANUAL PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Oleh : RISING SINGGIH W NIM. I 8611043 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG Gambar 4.1, Alur proses perawatan 31 Mulai Masukkan Mobil ke stall Diteksi sistem yang mengalami kerusakan Pembongkaran

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS TIDAK BERFUNGSINYA FLAP PADA WAKTU DIGERAKKAN DARI 0 SAMPAI 25 UNIT PADA PESAWAT BOEING PK-CJT

ANALISIS TIDAK BERFUNGSINYA FLAP PADA WAKTU DIGERAKKAN DARI 0 SAMPAI 25 UNIT PADA PESAWAT BOEING PK-CJT ANALISIS TIDAK BERFUNGSINYA FLAP PADA WAKTU DIGERAKKAN DARI 0 SAMPAI 25 UNIT PADA PESAWAT BOEING 737-300 PK-CJT Achmad Kamil Fadilla 1, FX. Djamari 2 Program Studi Teknik Penerbangan Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR PERAKITAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER

LAPORAN PROYEK AKHIR PERAKITAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER LAPORAN PROYEK AKHIR PERAKITAN MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER PROYEK AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh: JOKO SUSILO NIM. I8610018 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK

Lebih terperinci

(Perawatan dan Perbaikan)

(Perawatan dan Perbaikan) Rancang Bangun Alat Simulasi Planetary Gear System Double Pinions (Perawatan dan Perbaikan) LAPORAN AKHIR Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Oleh : Eko Prasetiawan FT Otomotif UNY. Standar Kompetensi : Komponen-Komponen ABSHydraulic Control Unit (HCU)

Oleh : Eko Prasetiawan FT Otomotif UNY. Standar Kompetensi : Komponen-Komponen ABSHydraulic Control Unit (HCU) Oleh : Eko Prasetiawan FT Otomotif UNY 13 Program Keahlian Mata Diklat : Sitem Manajemen Chasis : Sitem Manajemen Chasis Standar Kompetensi : Komponen-Komponen ABSHydraulic Control Unit (HCU) HCU berfungsi

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK DISUSUN OLEH: AZANO DESFIANTO 4201417017 DODDY SETIAWAN 4201417018 JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Torqflow transmission merupakan alat pemindah tenaga yang menggunakan fluida dalam hal ini oli sebagai pengontrolnya. Torqflow transmission berfungsi untuk mengatur

Lebih terperinci

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2 No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : 07-07-07 Page 1 of 2 KOPLING PEGAS SPIRAL 2 x 50 Kompetensi : Memelihara/ servis, memperbaiki dan overhaul sistem pemindah tenaga pada kendaraan ringan Sub Kompetensi

Lebih terperinci

KURIKULUM SMK EDISI : Melaksanakan pekerjaan dasar power train : ABMR A A B C D E F G LEVEL KOMPETENSI KUNCI

KURIKULUM SMK EDISI : Melaksanakan pekerjaan dasar power train : ABMR A A B C D E F G LEVEL KOMPETENSI KUNCI KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Melaksanakan pekerjaan dasar power train : ABMR 011.20-1.A : 180 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 1 1 1 1 1 2 1 KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300

REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300 REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300 Disusun oleh : DHENI KRISTANTO I8611015 PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 REKONDISI

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SEPEDA RODA TIGA DENGAN KAPASITAS BEBAN ANGKUT MAKSIMAL 100 KG (PENGUJIAN)

RANCANG BANGUN SEPEDA RODA TIGA DENGAN KAPASITAS BEBAN ANGKUT MAKSIMAL 100 KG (PENGUJIAN) RANCANG BANGUN SEPEDA RODA TIGA DENGAN KAPASITAS BEBAN ANGKUT MAKSIMAL 100 KG (PENGUJIAN) LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMBELAJARAN KOPLING SISTEM HIDROLIK (Pembuatan)

RANCANG BANGUN ALAT PEMBELAJARAN KOPLING SISTEM HIDROLIK (Pembuatan) RANCANG BANGUN ALAT PEMBELAJARAN KOPLING SISTEM HIDROLIK (Pembuatan) Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri

Lebih terperinci

MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER

MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER MINIATUR LENGAN WHEEL LOADER (MEKANISME SISTEM HIDROLIK PENGGERAK BUCKET) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

DESAIN ULANG MESIN PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK (BAGIAN STATIS)

DESAIN ULANG MESIN PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK (BAGIAN STATIS) DESAIN ULANG MESIN PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK (BAGIAN STATIS) LAPORAN PROYEK AKHIR Oleh Fikri Amin 091903101013 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER 2014

Lebih terperinci

KEASLIAN : RADEN VITO BAGAS BINTORO PUTRA. : Teknik Mesin Otomotif & Manufaktur. Perguruan Tinggi : Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta

KEASLIAN : RADEN VITO BAGAS BINTORO PUTRA. : Teknik Mesin Otomotif & Manufaktur. Perguruan Tinggi : Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : RADEN VITO BAGAS BINTORO PUTRA NIM : 20133020008 Program Studi : Teknik Mesin Otomotif & Manufaktur Perguruan Tinggi : Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

TRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian

TRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian TRAKTOR RODA-4 Klasifikasi traktor roda-4 Konstruksi trakor roda-4 Penggunaan traktor di pertanian Klasifikasi Berdasarkan Daya Penggerak (FWP = fly wheel power) 1. Traktor kecil (

Lebih terperinci

Session 11 Steam Turbine Protection

Session 11 Steam Turbine Protection Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DONGKRAK GUNTING ELEKTRIK PADA MOBIL (Perawatan dan Perbaikan) LAPORAN AKHIR

RANCANG BANGUN DONGKRAK GUNTING ELEKTRIK PADA MOBIL (Perawatan dan Perbaikan) LAPORAN AKHIR RANCANG BANGUN DONGKRAK GUNTING ELEKTRIK PADA MOBIL (Perawatan dan Perbaikan) LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil Disusun oleh: 1. Deltama asparingga. N (09) Kelas : XII-TKR1 UPT.SMK NEGERI 1 KALIANGET Jl. By pass kertasada kalianget sumenep 69471 Telp. (1328) 667429 Email : smkn1kalianget@yahoo.com-web

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang. BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Data Awal setelah Overhoul differential Berikut adalah penampakan differential awal sebelum dilakukan pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA FINAL DRIVE PLANETARY GEAR WHEEL LOADER XCMG ZL 50 GN

TUGAS AKHIR ANALISA FINAL DRIVE PLANETARY GEAR WHEEL LOADER XCMG ZL 50 GN TUGAS AKHIR ANALISA FINAL DRIVE PLANETARY GEAR WHEEL LOADER XCMG ZL 50 GN Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses analisis pada sistem pemindahan tenaga sepeda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses analisis pada sistem pemindahan tenaga sepeda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga. Setelang melakukan proses analisis pada sistem pemindahan tenaga sepeda motor yamaha vixion berdasarkan standar dan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Standard Operational Procedure Flow chart proses honing tersebut disajikan pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1. Flow Chart SOP Proses Honing Teknik Industri

Lebih terperinci

TEKNIK ALAT JILID 2 SMK. Budi Tri Siswanto

TEKNIK ALAT JILID 2 SMK. Budi Tri Siswanto Budi Tri Siswanto TEKNIK ALAT BERAT JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari referensi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang di

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum Wr. Wb. yang telah memberikan Nikmat Iman dan Islam. Tiada Tuhan yang wajib kita sembah

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum Wr. Wb. yang telah memberikan Nikmat Iman dan Islam. Tiada Tuhan yang wajib kita sembah KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji dan Syukur Alhamdullilah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Nikmat Iman dan Islam. Tiada Tuhan yang wajib kita sembah selain

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA KERUSAKAN MAIN CONTROL VALVE 4.1 Pembahasan Penyebab Cylinder Drift... 63

BAB IV. ANALISA KERUSAKAN MAIN CONTROL VALVE 4.1 Pembahasan Penyebab Cylinder Drift... 63 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR JUDUL... ii LEMBAR NOMOR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO... v LEMBAR PERSEMBAHAN... vi LEMBAR PERNYATAAN... vii KATA PENGANTAR... viii ABSTRACT... x

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA 4.1. Analisa Data 4.1.1. Umum Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai pengontrol dari tenaga hydraulic untuk aileron, rudder,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

ANALISA MEKANISME SWING DEVICE PADA EXCAVATOR KEIHATSU 921 C

ANALISA MEKANISME SWING DEVICE PADA EXCAVATOR KEIHATSU 921 C ANALISA MEKANISME SWING DEVICE PADA EXCAVATOR KEIHATSU 921 C Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta oleh : MAHFUDDIN

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

BAB XII INDIRECT MAMOEVRING SYSTEM

BAB XII INDIRECT MAMOEVRING SYSTEM BAB XII INDIRECT MAMOEVRING SYSTEM Pada motor 2 takt dan motor 4 takt medium speed, sistem olah gerak baling baling untuk merubah arah putaran baling baling menggunakan indirect system atau Gear box system,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Transmisi berfungsi memindahkan tenaga gerak mesin ke roda dan mengatur besar kecepatan sudut putaran agar sesuai kebutuhan. Transmisi mengatur variasi perbandingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci