PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM MENGGUNAKAN EDMONS KARP ALGORITHM
|
|
- Erlin Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM MENGGUNAKAN EDMONS KARP ALGORITHM Fathimatuzzahro, Sapti Wahyuningsih, dan Darmawan Satyananda Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Tujuan penulisan ini mendeskripsikan, menerapkan, dan menganalisis algoritma Edmons Karp pada maximum flow. Metode yang digunakan: membandingkan algoritma Edmons Karp dengan algoritma Ford Fulkerson dalam kasus. Dari beberapa contoh, dapat disimpulkan bahwa cara dalam menambahkan aliran ke dalam lintasan penambah dan solusi yang diperoleh hasilnya sama, sedangkan perbedaan algoritma Ford Fulkerson dan algoritma Edmons Karp hanya terletak pada langkah ke-3, yaitu dalam pemilihan lintasan penambah. Pada algoritma Edmons Karp, digunakan algoritma BFS (Breadth First Search) untuk pemilihan lintasan penambah terpendek, namun pada algoritma Ford Fulkerson tidak menggunakan standar khusus dalam pemilihan lintasan penambahnya. Implementasi program dari algoritma Edmons Karp yang telah dibuat juga sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan maximum flow khususnya dengan banyak titik menggunakan program delphi. Kata Kunci: Aliran Maksimum, Edmons Karp Algorithm, ABSTRACT: The purpose of this paper is described, applied, and analyzed the Edmons Karp algorithm for maximum flow. A method that used of this study is compared Edmons Karp algorithm with Ford Fulkerson algorithm into a number of case. From the examples it can be concluded that the way in adding flow to shortest augmenting path and obtained the same result, while the Ford Fulkerson algorithm differences with Edmons Karp algorithm lies only in step 3, which is in the augmenting path selection. At Edmons Karp algorithm, BFS algorithm is used for the selection of the shortest augmenting path, but the Ford Fulkerson algorithm does not use a specific standard in the selection of the augmenting path. The implementation of the algorithm in computer is also helping in solving maximum problem, especially for large number of nodes with delphi program. Key Words: Maximum flow, Edmons Karp algorithm. Dalam kehidupan sehari-hari, teori graph, khususnya maximum flow sangat membatu menyelesaikan suatu permasalahan. Banyak persoalan yang dapat dimodelkan ke dalam bentuk maximum flow problem antara lain pendistribusian barang dari suatu perusahaan ke suatu kota. Terdapat beberapa algoritma yang dapat digunakan pada penyelesaian maximum flow, salah satu algoritma baru yang masih jarang digunakan dalam menyelesaikan maximum flow problem yaitu algoritma Edmons Karp. Algoritma ini merupakan penyempurnaan dari algoritma Ford Fulkerson, yakni pembatasan dalam pencarian lintasan residualnya. Dalam algoritma Edmons Karp, lintasan penambah yang dipilih merupakan lintasan penambah terpendek. Untuk memilih lintasan penambah terpendek yang dimaksud, digunakan algoritma BFS (Breadth First Search). Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam penyelesaian maximum flow, salah satunya adalah skripsi dengan judul Eksplorasi Algoritma Edmons Karp dalam Penyelesaian Maximum Flow Problem yang dilakukan oleh Ardanu 1
2 Pratama Putra pada tahun 2010 (Putra, Ardanu Pratama, 2010). Selain itu, dalam jurnal berjudul Edmons-Karp Algorithm yang ditulis oleh Tamal K Dey pada tahun 2009 dituliskan bahwa terdapat suatu algoritma yang merupakan pembatasan dari algoritma Ford Fulkerson (Dey, Tamal K.,2009). Algoritma yang dimaksud yakni algoritma Edmons Karp, dalam hal ini lintasan penambah yang dipilih merupakan lintasan penambah terpendek, yaitu lintasan dengan jumlah busur minimum. Untuk memilih lintasan penambah terpendek yang dimaksud, digunakan algoritma Breadth First Search (BFS). Sehingga hanya diperlukan sedikit iterasi dalam percarian maximum flow dalam suatu permasalahan yang ada dibandingkan dengan algoritma Ford Fulkerson. Disamping itu, terdapat alat bantu yang umum dan dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah maksimum flow yakni Giden dan Grin, akan tetapi kedua alat bantu tersebut tidak menggunakan algoritma Edmons Karp sebagai salah satu algoritma pendukung yang dapat menyelesaikan permasalahan maximum flow. Dari uraian di atas, artikel ini selain mengulas algoritma Edmons Karp dilengkapi implementasi dari algoritma Edmons Karp dalam bentuk program, sehingga dapat dijadikan alternatif dalam menyelesaikan maximum flow problem pada network dengan banyak titik. HASIL YANG DIHARAPKAN Berdasarkan latar belakang, penulisan ini mempunyai tujuan yaitu untuk (1) Mendeskripsikan langkah-langkah algoritma Edmons Karp dalam menyelesaikan maximum flow problem yang memiliki perbedaan dalam pencarian lintasan penambah dalam network dibandingkan dengan algoritma Ford Fulkerson (2) Menganalisa hasil dari penerapan algoritma Edmons Karp sehingga diperoleh kesimpulan dari beberapa contoh bahwa algoritma Edmons Karp lebih efisien dibandingkan dengan algoritma Ford Fulkerson (3) Mengimplementasikan program untuk algoritma Edmons Karp dengan menggunakan bahasa program delphi. PEMBAHASAN Algoritma Edmons Karp pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuan Rusia, Dinic, pada tahun 1970, dan dipopulerkan oleh Jack Edmonds dan Richard Karp pada tahun (Dey, Tamal K., 1993). Adapun untuk langkah-langkah dari algoritma Edmons Karp sebagai berikut: Input: suatu network N 1. Tentukan residual network dari N. 2. Inisialisasi flow untuk setiap busur ij pada N sebesar nol (F ij = 0) 3. Identifikasikan suatu lintasan penambah pada residual network dengan menggunakan algoritma BFS (Breadth First Search). 4. Jika telah diperoleh suatu lintasan penambah, maka tentukan kapasitas residu lintasan penambah tersebut yang dinotasikan dengan. 2
3 5. Tambahkan flow sebesar ke setiap busur pada lintasan penambah tersebut. Jika masih ada lintasan penambah yang lain, ulangi langkah 3 sampai dengan langkah 5. Jika tidak ada lintasan penambah yang lain, hitung aliran pada setiap busur, yaitu: F ij = C ji dengan: F ij = flow busur ij pada network asli C ji = kapasitas busur ij pada residual network Output: flow (F) pada N merupakan jumlah semua flow yang meninggalkan sumber, yaitu F. i F si Sedangkan untuk langkah-langkah dari algoritma BFS (Breadth First Search) sebagai berikut: Input: suatu residual network R dengan titik sumber s, titik tujuan t, dan himpunan semua titik V(R). 1. Inisialisasi himpunan V s = {s}. 2. Labeli titik s dengan nol (l(s)=0). 3. Inisialisasi label penghitung i = Selama V s tidak memuat t, lakukan langkah berikut : Jika terdapat busur yang titik awalnya termuat di V s dan titik akhirnya termuat di V(R) - V s, untuk selanjutnya disebut usable arc, sehingga misal e suatu usable arc dengan titik awal v yang memiliki label terkecil dan misalkan w adalah titik akhir dari e yang belum memiliki label, maka v sebagai backpoint dari w, l(w) = i V s = V s {w} i = i+1 Jika tidak terdapat usable arc, maka tidak ada lagi lintasan penambah di R. Susun ulang lintasan penambah Q dengan menelusuri backpoint dari titik t. Output: lintasan penambah Q Adapun langkah-langkah algoritma Ford Fulkerson (sebagai algoritma pembanding) untuk menyelesaikan masalah aliran maksimum pada dasarnya sama dengan langkah-langkah algoritma Edmons Karp. Perbedaan yang terdapat dari kedua algoritma tersebut adalah dalam langkah ke-3 yaitu pencarian lintasana penambah dalam network. Pada algoritma Edmons Karp, digunakan algoritma BFS untuk pemilihan lintasan penambah terpendek, namun pada algoritma Ford Fulkerson tidak menggunakan standar khusus dalam pemilihan lintasan penambahnya. Berikut langkah-langkah algoritma Ford Fulkerson adalah sebagai berikut (Dey, Tamal K., 2009): input: suatu network N 1. Tentukan residual network dari N. 3
4 2. Inisialisasi flow Untuk setiap busur ij pada N sebesar nol (F ij = 0) 3. Identifikasikan suatu lintasan penambah pada residual network. 4. Jika telah diperoleh suatu lintasan penambah, maka tentukan kapasitas residu lintasan penambah tersebut yang dinotasikan dengan. 5. Tambahkan flow sebesar ke setiap busur pada lintasan penambah tersebut. Jika masih ada lintasan penambah yang lain, ulangi langkah 3 sampai dengan langkah 5. Jika tidak ada lintasan penambah yang lain, hitung aliran pada setiap busur, yaitu: F ij = C ji dengan: F ij = flow busur ij pada network asli C ji = kapasitas busur ij pada residual network Output: flow (F) pada N merupakan jumlah semua flow yang meninggalkan sumber, yaitu F. i F si Analisa hasil yang didapatkan oleh Edmons Karp algorithm dengan algoritma Ford Fulkerson sebagai algoritma pembandingnya dari 3 contoh dengan menggunakan 5, 6, dan 17 titik, dapat disimpulkan beberapa perbedaan dan persamaan antara algoritma Edmons Karp dengan algoritma Ford Fulkerson. Dari contoh-contoh tersebut, dapat dilihat bahwa cara dalam menambahkan aliran ke dalam lintasan penambah serta solusi yang diperoleh hasilnya sama. Namun, cara pemilihan lintasan penambah pada kedua algoritma tersebut berbeda. Dari uraian tentang perbedaan dan persamaan dari algoritma Edmons Karp dan algoritma Ford Fulkerson, dapat disimpulkan bahwa algoritma Edmons Karp lebih efisien. Hal ini disebabkan karena pada algoritma Edmons Karp dalam pemilihan lintasan digunakan algoritma BFS, sedangkan dalam algoritma Ford Fulkerson tidak menggunakan standar khusus dalam pemilihan lintasan penambahnya. Oleh karena itu, algoritma Edmons Karp akan sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan maximum flow apabila diterapkan dalam suatu network yang memiliki kapasitas besar dan network yang memiliki banyak titik. Rancangan dan implementasi program dari algoritma Edmons Karp menggunakan bahasa pemrograman Delphi. Dalam rancangan program ini terdiri dari beberapa bagian yaitu data, proses dan tampilan program. Data yang akan digunakan pada program ini terbagi menjadi dua macam, yaitu data masukan (input) dan data hasil (output). Data masukan (input) yang digunakan pada program ini berupa titik (vertex), kapasitas busur (edge capacity), titik sumber (source) dan titik tujuan (sink). Data masukan titik (vertex) dilakukan dengan menggambar pada bidang yang tersedia. Setiap penambahan satu titik, jumlah baris dan kolom pada bidang input kapasitas akan bertambah masing-masing sebanyak satu. Setiap data masukan kapasitas busur akan menghubungkan titiktitik yang bersesuaian antara baris dan kolom dengan sebuah busur yang berarah, ditunjukkan dengan adanya panah dari sisi yang menghubungkan antar titik tersebut. Data masukan titik sumber dan titik tujuan masing-masing menentukan 4
5 titik-titik yang dijadikan sebagai titik sumber dan titik tujuan selama proses berlangsung. Data hasil (output) dari implementasi ini berupa lintasan penambah terpendek terpilih, delta, flow, serta maximum flow. Lintasan penambah terpilih merupakan suatu lintasan penambah terpendek yaitu lintasan dengan jumlah busur minimum. Delta merupakan hasil perhitungan dari kapasitas terkecil pada suatu lintasan penambah terpendek terpilih. Flow yang dihasilkan terbagi menjadi dua macam yaitu flow yang didapatkan pada setiap lintasan penambah dan flow maksimum yang merupakan jumlah seluruh flow pada network. Maximum flow merupakan hasil akhir dari perhitungan yaitu jumlah semua flow yang meninggalkan sumber. Terdapat beberapa proses yang berlangsung pada saat menjalankan program. Proses tersebut meliputi proses pencarian lintasan penambah terpendek menggunakan algoritma BFS, penghitungan, proses pencarian flow sekaligus pencarian maximum flow. Sedangkan untuk proses pencarian lintasan penambah menerapkan aturan lintasan penambah terpendek yaitu pemilihan lintasan dengan berdasarkan jumlah busur minimum. Proses penghitungan dilakukan dengan menentukan kapasitas terkecil dari lintasan penambah terpendek terpilih. Proses pencarian flow dilakukan berdasarkan lintasan penambah yang terpilih. Flow pada lintasan penambah terpendek terpilih merupakan kapasitas terkecil dari lintasan tersebut. Dan proses yang terakhir yakni pencarian maximum flow dengan menambahkan semua flow yang meninggalkan sumber. PENUTUP Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari permasalahan dalam penyelesaian masalah nilai aliran maksimum dengan menggunakan algoritma Edmons Karp adalah sebagai berikut : 1. Langkah-langkah Edmons Karp algorithm dengan menggunakan algoritma BFS (Breadth First Search) untuk menyelesaikan masalah aliran maksimum dapat dipahami sebagai berikut. Algoritma edmons karp ini dimulai dengan inisialisasi semua aliran dengan nol. Lalu dilanjutkan dengan pencarian lintasan penambah terpendek dengan menggunakan algoritma BFS (Breadth First Search). Setelah diperoleh suatu lintasan penambah terpendek, ditentukan kapasitas residu dari lintasan penambah terpendek tersebut yang dinotasikan dengan. Selanjutnya pada setiap busur dari lintasan penambah terpendek tersebut ditambahkan flow sebesar. Namun jika masih terdapat lintasan penambah yang lain, maka ulangi langkah-langkah tersebut. Namun, jika tidak ada lintasan penambah yang lain, maka algoritma berhenti dan lakukan penghitungan aliran pada setiap busur. 2. Analisa hasil yang didapatkan oleh Edmons Karp algorithm dengan algoritma Ford Fulkerson sebagai algoritma pembandingnya dari 3 contoh dengan menggunakan 5, 6, dan 17 titik yang telah dibahas dalam Bab III adalah bahwa cara dalam menambahkan aliran ke dalam lintasan penambah, serta hasil yang diperoleh sama. Perbedaan algoritma Edmons Karp dengan algoritma Ford Fulkerson terlihat hanya pada langkah ke-3 yaitu dalam pemilihan lintasan penambah. Pada algoritma Edmons Karp, digunakan algoritma BFS untuk menentukan lintasan penambah terpendek, namun 5
6 pada algoritma Ford Fulkerson tidak menggunakan standar khusus dalam pemilihan lintasan penambahnya sehingga dapat dikatakan bahwa algoritma Edmons Karp sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan maximum flow. 3. Implementasi program dari algoritma Edmons Karp ini adalah program Delphi dengan inputnya adalah input titik, input kapasitas, input titik sumber (source), dan input titik tujuan (sink). Hasil yang diperoleh berupa residual network beserta flow maksimum dalam network tersebut. Program ini menggunakan konsep array yang digunakan untuk menyimpan sejumlah nilai yang homogen (bertipe sama). Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan pada beberapa network dengan menggunakan 5, 6, 17, dan 41 titik, program yang dibuat sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan maximum flow khususnya dengan banyak titik. Beberapa saran sebagai masukan untuk perkembangan selanjutnya yang dapat disampaikan, antara lain: 1. Algoritma Edmons Karp merupakan salah satu algoritma untuk menyelesaikan maximum flow problem. Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa algoritma ini menjamin ditemukannya solusi (jika memang ada) dan solusi yang ditemukan pasti yang paling baik karena dalam pencarian lintasan penambah terpendeknya menggunakan algoritma BFS (Breadth First Search). Oleh karena itu algoritma Edmons Karp dapat menjadi alternatif dalam pencarian solusi untuk permasalahan maximum flow. 2. Implementasi program untuk algoritma Edmons Karp dapat membantu mempercepat pencarian solusi sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu alternatif untuk menyelesaikan permasalahan maximum flow. Walau masih terdapat kekurangan dalam program tersebut seperti yang dijelaskan pada Bab IV yaitu apabila lintasan penambah terpendek berganti, maka warna busur akan menimpa warna busur sebelumnya. Sehingga apabila hanya dengan melihat hasil akhir saja, maka tidak dapat diketahui apakah sisi yang telah berganti warna tersebut sebelumnya sudah terpilih atau belum. DAFTAR PUSTAKA Dey, Tamal K Edmons-Karp Algorithm (Advanced Algorithms (CSE 794)), (online), ( diakses 25 September 2012). Putra, Ardanu Pratama Eksplorasi Kerja Algoritma Edmons Karp dalam Menyelesaikan Maximum Flow Problem. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang. 6
7 Malang, Juli 2013 Penulis Pembimbing 1 Dra. Sapti Wahyuningsih, M.Si NIP Pembimbing 2 Darmawan Satyananda, S.T, M.T NIP Mahasiswa Fathimatuzzahro NIM
Elvira Firdausi Nuzula, Purwanto, dan Lucky Tri Oktoviana Universitas Negeri Malang
PENERAPAN ALGORITMA AUCTION UNTUK MENGATASI MASALAH LINTASAN TERPENDEK (SHORTEST PATH) Elvira Firdausi Nuzula, Purwanto, dan Lucky Tri Oktoviana Universitas Negeri Malang E-mail : elvira_firdausi@yahoo.co.id
Lebih terperinciANALISIS KINERJA ALGORITMA KARZANOV DALAM MENYELESAIKAN MAXIMUM FLOW PROBLEM
ANALISIS KINERJA ALGORITMA KARZANOV DALAM MENYELESAIKAN MAXIMUM FLOW PROBLEM Candrayani Methasari, Sapti Wahyuningsih, dan Susy Kuspambudi Andaini Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Tujuan penulisan ini
Lebih terperinciALGORITMA DOUBLE SCALING UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN MINIMUM COST FLOW DAN IMPLEMENTASINYA PADA PROGRAM KOMPUTER
ALGORITMA DOUBLE SCALING UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN MINIMUM COST FLOW DAN IMPLEMENTASINYA PADA PROGRAM KOMPUTER Agustina Ardhini 1, Sapti Wahyuningsih 2, Darmawan Satyananda 3 Jurusan Matematika,
Lebih terperinciALGORITMA CAPACITY SCALING DALAM MENYELESAIKAN MINIMUM COST FLOW PROBLEM DAN IMPLEMENTASI PROGRAMNYA
ALGORITMA CAPACITY SCALING DALAM MENYELESAIKAN MINIMUM COST FLOW PROBLEM DAN IMPLEMENTASI PROGRAMNYA Reni Dian Saputri, Sapti Wahyuningsih *), Darmawan Satyananda *) Universitas Negeri Malang E-mail: renidiansaputri@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA RELAKSASI PADA PERMASALAHAN MINIMUM COST FLOW
PENERAPAN ALGORITMA RELAKSASI PADA PERMASALAHAN MINIMUM COST FLOW Supiatun, Sapti Wahyuningsih, Darmawan Satyananda Universitas Negeri Malang E-mail: nuta_ipuzzz@yahoo.com Abstrak : Minimum cost flow merupakan
Lebih terperinciProsiding Matematika ISSN:
Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Aplikasi Aliran Maksimum Pada Jaringan Listrik Menggunakan Metode Ford-Fulkerson The Application of Maximum Flow in Electricity Network Using Ford-Fulkerson Method
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA COST SCALING PADA PERMASALAHAN MINIMUM COST FLOW DAN IMPLEMENTASINYA PADA PROGRAM
PENERAPAN ALGORITMA COST SCALING PADA PERMASALAHAN MINIMUM COST FLOW DAN IMPLEMENTASINYA PADA PROGRAM Fajar Prabowo Universitas Negeri Malang E-mail: fajar_sinyoo@yahoo.com Pembimbing: (I) Dra. Sapti Wahyuningsih,
Lebih terperinciAplikasi Teori Graf dalam Penggunaan Cairan Pendingin pada Proses Manufaktur
Aplikasi Teori Graf dalam Penggunaan Cairan Pendingin pada Proses Manufaktur Steffi Indrayani / 13514063 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciALGORITMA FORD-FULKERSON UNTUK MEMAKSIMUMKAN FLOW DALAM PENDISTRIBUSIAN BARANG
ALGORITMA FORD-FULKERSON UNTUK MEMAKSIMUMKAN FLOW DALAM PENDISTRIBUSIAN BARANG 1Fahrun Nisa, 2 Wahyu Henky Irawan 1 Jurusan Matematika, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 2 jurusan Matematika,
Lebih terperinciPEMBUATAN JADWAL PELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA FORD-FULKERSON
PEMBUATAN JADWAL PELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA FORD-FULKERSON TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Sidang Sarjana Program Studi Matematika Oleh Danny Chan 10100038 Program Studi Matematika
Lebih terperinciMatematika dan Statistika
ISSN 1411-6669 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika APLIKASI ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA CHEAPEST
Lebih terperinciCRITICAL PATH. Menggunakan Graph berbobot dan mempunya arah dari Critical Path: simpul asal : 1 simpul tujuan : 5. Graph G. Alternatif
CRITICAL PATH Menggunakan Graph berbobot dan mempunya arah dari Critical Path: simpul asal : 1 simpul tujuan : 5 Graph G Path Bobot Alternatif 1 4 5 16 1 2 5 15 1 2 3 5 24 1 4 3 5 19 1 2 3 4 5 29 1 4 3
Lebih terperinciPelabelan aliran maksimum dengan algoritma Ford-Fulkerson telah diperkenalkan pada pertengahan 1950,
1 Pelabelan aliran maksimum dengan algoritma Ford-Fulkerson telah diperkenalkan pada pertengahan 1950, Merupakan algoritma untuk memaksimumkan aliran (flow) dengan kapasitas dan biaya yang terbatas pada
Lebih terperinciPenyelesaian Maximum Flow Problem dengan Algoritma Cloning-Based
Penyelesaian Maximum Flow Problem dengan Algoritma Cloning-Based Setya Widodo, Purwanto, dan Subanji Universitas Negeri Malang E-mail: yambink@gmail.com ABSTRAK: Skripsi ini membahas tentang permasalahan
Lebih terperinciPENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FORD-FULKERSON TUGAS AKHIR
PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FORD-FULKERSON TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan
Lebih terperinciPEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP
PEMBERIAN NOMOR VERTEX PADA TOPOLOGI JARINGAN GRAF WHEEL, GRAF HELM DAN GRAF LOLLIPOP Oleh : MUHAMAD SIDIQ NIM. M0108095 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memeperoleh gelar
Lebih terperinciPENCARIAN ALIRAN MAKSIMUM DENGAN ALGORITMA FORD-FULKERSON DAN MODIFIKASINYA
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 01 (2017), hal 29-36. PENCARIAN ALIRAN MAKSIMUM DENGAN ALGORITMA FORD-FULKERSON DAN MODIFIKASINYA Fransiska Sumarti INTISARI Algoritma
Lebih terperinciMETODE BRANCH AND BOUND UNTUK MENEMUKAN SHORTEST PATH
METODE BRANCH AND BOUND UNTUK MENEMUKAN SHORTEST PATH Mira Muliati NIM : 35050 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro Informatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 0, Bandung E-mail
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013. Graf Berarah
SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Graf Berarah Graf Berarah Suatu graf berarah (Direct Graf/Digraf) D terdiri atas 2 himpunan : 1. Himpunan V, anggotanya disebut Simpul. 2. Himpunan A, merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
39 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang paling banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari hari. Salah satu bentuk dari graf adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Ada beberapa pengertian dari sistem informasi geografis, diantaranya yaitu: a) Purwadhi (1994) dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Graf G didefenisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis dengan notasi G = (V,E), yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul
Lebih terperinciOptimasi Jaringan. Masalah Optimasi Jaringan Model Optimasi Jaringan Penyelesaian Optimasi Jaringan dengan Simpleks
Optimasi Jaringan Masalah Optimasi Jaringan Model Optimasi Jaringan Penyelesaian Optimasi Jaringan dengan Simpleks Pendahuluan Sebuah model jaringan terdiri dari dua buah element utama, yaitu: Arc, marupakan
Lebih terperinciPENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU
PENDEKATAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN KNAPSACK 0/1 SKRIPSI SRI RAHAYU 060823001 PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL
PENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL Vera Apriliani Nawagusti 1), Ali Nurdin 2), Aryanti aryanti 3) 1),2),3 ) Jurusan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI
PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Jl.
Lebih terperinciMata Kuliah Penelitian Operasional II OPERATIONS RESEARCH AN INTRODUCTION SEVENTH EDITION BY HAMDY A. TAHA BAB 6.
Mata Kuliah Penelitian Operasional II OPERATIONS RESEARCH AN INTRODUCTION SEVENTH EDITION BY HAMDY A. TAHA BAB 6 Analisis Jaringan Dipresentasikan oleh: Herman R. Suwarman, S.Si Pendahuluan- Ilustrasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. barang, jaringan jalan raya, atau dalam masalah komputasi yaitu jaringan penjadwalan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia berkaitan erat dengan jaringan. Jaringan pendistribusian barang, jaringan jalan raya, atau dalam masalah komputasi yaitu jaringan penjadwalan. Dalam
Lebih terperinciMEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA DINIC DAN ALGORITMA PELABELAN FORD-FULKERSON UNTUK MASALAH ARUS MAKSIMUM. Nerli Khairani Jenny Sirait
176 MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA DINIC DAN ALGORITMA PELABELAN FORD-FULKERSON UNTUK MASALAH ARUS MAKSIMUM Nerli Khairani Jenny Sirait Abstrak Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari lintasan sederhana terpanjang maksimum dalam suatu graph yang diberikan. Lintasan terpanjang
Lebih terperinciPencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra
Volume 2 Nomor 2, Oktober 207 e-issn : 24-20 p-issn : 24-044X Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Muhammad Khoiruddin Harahap Politeknik Ganesha Medan Jl.Veteran No. 4 Manunggal choir.harahap@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS KINERJA ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK PADA MASALAH MULTISTAGE GRAPH. Kata Kunci: Algoritma, Multistage, Pemrograman Dinamik, Running Time
ANALISIS KINERJA ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK PADA MASALAH MULTISTAGE GRAPH Wawan Setiawan Universitas Negeri Malang E-mail : looney_waw@yahoo.co.id Pembimbing: (I) Dra. Susy Kuspambudi Andaini, M. Kom,
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENCARIAN JALAN (PATH-FINDING)
PENGGUNAAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENCARIAN JALAN (PATH-FINDING) R. Aditya Satrya Wibawa (NIM. 30064) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinci1. Minimal spanning tree 2. Shortest-route algorithm 3. Maximum flow algorithm
Model Jaringan 1 Topik Yang dibahas 1. Minimal spanning tree 2. Shortest-route algorithm 3. Maximum flow algorithm 2 Definisi Jaringan Jaringan (network) = (N, A); N=node, A=arc = sisi=busur. Arc (sisi)
Lebih terperinciBAB III ALGORITMA BRANCH AND BOUND. Algoritma Branch and Bound merupakan metode pencarian di dalam ruang
BAB III ALGORITMA BRANCH AND BOUND Algoritma Branch and Bound merupakan metode pencarian di dalam ruang solusi secara sistematis. Ruang solusi diorganisasikan ke dalam pohon ruang status. Pohon ruang status
Lebih terperinciAnalisis Kompleksitas Algoritma Untuk Menyelesaikan Permasalahan Maximum Flow
Analisis Kompleksitas Algoritma Untuk Menyelesaikan Permasalahan Maximum Flow Kevin Tanadi NIM: 13506120 1) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 40116, email: streptomicin2001@yahoo.com Abstract Makalah
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA GREEDY, ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTICS DAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM
PERBANDINGAN ALGORITMA GREEDY, ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTICS DAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Gea Aristi Program Studi Manajemen Informatika AMIK BSI Tasikmalaya
Lebih terperinciAplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf
Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Nur Fajriah Rachmah - 0609 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan
Lebih terperinciPenerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing
Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing Indra Siregar 13508605 Program Studi Teknik Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah dalam menentukan rantaian terpendek diantara pasangan node (titik) tertentu dalam suatu graph telah banyak menarik perhatian. Persoalan dirumuskan sebagai kasus
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan
Lebih terperinciPENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND
PENYEESAIAN TRAVEING SAESMAN PROBEM DENGAN AGORITMA BRANCH AND BOND Yogo Dwi Prasetyo Pendidikan Matematika, niversitas Asahan e-mail: abdullah.prasetyo@gmail.com Abstract The shortest route search by
Lebih terperinciABSTRACT. Keyword: Algorithm, Depth First Search, Breadth First Search, backtracking, Maze, Rat Race, Web Peta. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT In a Rat Race game, there is only one way in and one way out. The objective of this game is to find the shortest way to reach the finish. We use a rat character in this game, so the rat must walk
Lebih terperinciAPLIKASI ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN INTEGER PROGRAMMING. Enty Nur Hayati Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang
2010 Enty Nur Hayati 13 APLIKASI ALGORITMA BRANCH AND BOUND UNTUK MENYELESAIKAN INTEGER PROGRAMMING Enty Nur Hayati Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. IV, No. 1 Januari
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI
PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Prodi Teknik Informatika UPN eteran Yogyakarta Jl. Babarsari
Lebih terperinciAplikasi Graf pada Persoalan Lintasan Terpendek dengan Algoritma Dijkstra
Aplikasi Graf pada Persoalan Lintasan Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Adriansyah Ekaputra 13503021 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung Abstraksi Makalah
Lebih terperinciUJM 2 (1) (2013) UNNES Journal of Mathematics.
UJM 2 (1) (2013) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PENERAPAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN PRIM PADA PENDISTRIBUSIAN AIR DI PDAM KABUPATEN DEMAK Verly Zuli Prasetyo, Amin
Lebih terperinciIKI 20100: Struktur Data & Algoritma
IKI : Struktur Data & Algoritma Graph Ruli Manurung & Ade Azurat ( Setiawan (acknowledgments: Denny, Suryana Fasilkom UI Ruli Manurung & Ade Azurat Fasilkom UI - IKI 7/8 Ganjil Minggu Materi Motivasi Definisi
Lebih terperinciAlgoritma Pencarian Blind. Breadth First Search Depth First Search
Algoritma Pencarian Blind Breadth First Search Depth First Search Deskripsi Merupakan algoritma untuk mencari kemungkinan penyelesaian Sering dijumpai oleh peneliti di bidang AI Mendefinisikan permasalahan
Lebih terperinciALGORITMA PENCARIAN SIMPUL SOLUSI DALAM GRAF
ALGORITMA PENCARIAN SIMPUL SOLUSI DALAM GRAF Anthony Rahmat Sunaryo NIM: 3506009 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung email : if6009@students.if.itb.ac.id Abstract -- Makalah ini membahas tentang analsis
Lebih terperinciANALISIS DAN PERBANDINGAN ALGORITMA L-QUEUE DAN ALGORITMA FLOYD DALAM PENENTUAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAPH SKRIPSI
ANALISIS DAN PERBANDINGAN ALGORITMA L-QUEUE DAN ALGORITMA FLOYD DALAM PENENTUAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAPH SKRIPSI DHIKA HANDAYANI RANGKUTI 121401110 PROGRAM STUDI S-1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf
Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Rahadian Dimas Prayudha - 13509009 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciPENYELESAIAN MASALAH LINTASAN TERPENDEK FUZZY DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHUANG KUNG DAN ALGORITMA FLOYD
PENYELESAIAN MASALAH LINTASAN TERPENDEK FUZZY DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHUANG KUNG DAN ALGORITMA FLOYD 1 Anik Musfiroh, 2 Lucia Ratnasari, 3 Siti Khabibah 1.2.3 Jurusan Matematika Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN FUZZY LOGIC SUGENO PADA GAME ZOMBIE SHOOTER
IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 PENERAPAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN FUZZY LOGIC SUGENO PADA GAME ZOMBIE SHOOTER Andryano Pratama 1, Fadli Delta Rizky 2, Daniel Udjulawa 3 3 STMIK GI
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR KI IMPLEMENTASI ALGORITMA PENCARIAN K JALUR SEDERHANA TERPENDEK DALAM GRAF
PRESENTASI TUGAS AKHIR KI099 IMPLEMENTASI ALGORITMA PENCARIAN K JALUR SEDERHANA TERPENDEK DALAM GRAF (Kata kunci: Algoritma deviasi, algoritma Dijkstra, jalur sederhana, jalur terpendek) Penyusun Tugas
Lebih terperinciPembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion *
Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 204 Pembentukan Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma
Lebih terperinci2. Sebuah prosedur langkah demi langkah yang pasti untuk menyelesaikan sebuah masalah disebut : a. Proses b. Program c. Algoritma d. Prosesor e.
1. Dalam menyusun suatu program, langkah pertama yang harus dilakukan adalah : a.membuat program b. Membuat Algoritma c. Membeli komputer d. Proses e. Mempelajari program 2. Sebuah prosedur langkah demi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari lintasan sederhana terpanjang maksimum dalam suatu graph yang diberikan. Lintasan terpanjang
Lebih terperinciAlgoritma dan Pemrograman Pendekatan Pemrograman Modular
PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Algoritma dan Pemrograman Pendekatan Pemrograman Modular Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id Pendahuluan Teknik Pemrograman Penekanan
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Graf adalah suatu himpunan simpul yang dihubungkan dengan busurbusur. Pada sebuah graf hubungan antar simpul yang dihubungkan oleh busur memiliki sebuah keterkaitan.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DAN ANALISIS ALGORITMA DEPTH-FIRST SEARCH (DFS) DALAM PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG SKRIPSI SHEILA EKA PUTRI S
IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ALGORITMA DEPTH-FIRST SEARCH (DFS) DALAM PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG SKRIPSI SHEILA EKA PUTRI S 070803025 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciBAB I. MASALAH TRANSPORTASI KHUSUS
BAB I. MASALAH TRANSPORTASI KHUSUS Pada perkuliahan pemrograman linear telah dipelajari masalah transportasi secara umum, yaitu suatu masalah pemindahan barang dari beberapa tempat asal (sumber/origin)
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju toko Majestyk yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka
Lebih terperinciUnnes Journal of Mathematics. PENCARIAN ALIRAN MAKSIMUM DENGAN ALGORITMA FORD-FULKERSON (Studi Kasus pada Jaringan Listrik Kota Tegal)
UJM 3 (1) (2014) Unnes Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PENCARIAN ALIRAN MAKSIMUM DENGAN ALGORITMA FORD-FULKERSON (Studi Kasus pada Jaringan Listrik Kota Tegal) Thesa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Algoritma Algoritma adalah urutan atau deskripsi langkah- langkah penyelesaian masalah yang tersusun secara logis, ditulis dengan notasi yang mudah dimengerti sedemikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di tengah masyarakat dengan aktivitas yang tinggi, mobilitas menjadi hal yang penting.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di tengah masyarakat dengan aktivitas yang tinggi, mobilitas menjadi hal yang penting. Namun pada kenyataannya, terdapat banyak hal yang dapat menghambat
Lebih terperinciSEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM
SEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM Ditto Djesmedi ( 0222009 ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA PALGUNADI UNTUK MENYELESAIKAN SINGLE DAN MULTI PRODUCT VEHICLE ROUTING PROBLEM
IMPLEMENTASI ALGORITMA PALGUNADI UNTUK MENYELESAIKAN SINGLE DAN MULTI PRODUCT VEHICLE ROUTING PROBLEM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Strata Satu Jurusan Informatika HALAMAN
Lebih terperinciDiktat Algoritma dan Struktur Data 2
BB X GRF Pengertian Graf Graf didefinisikan sebagai pasangan himpunana verteks atau titik (V) dan edges atau titik (E). Verteks merupakan himpunan berhingga dan tidak kosongdari simpul-simpul (vertices
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Algoritma adalah teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata terbatas tetapi tersusun secara logis dan sitematis
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: graph,dynamic Travelling Salesman Problem (D-TSP), Algoritma Nearest Neighbor Heuristic. Nearest Insertion Heuristic.
ABSTRAK Palupi, Rizki Dinar. 2013. Permasalahan Dynamic Travelling Salesman Problem (D-TSP) dan Implementasi Programnya. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciAnalisis dan Optimalisasi Algoritma Minimum-Cost Flow
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 Analisis dan Optimalisasi Algoritma Minimum-Cost Flow Evan Leonardi 0600632034 Mhd Irvan 0600651273
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA PATHFINDING GREEDY BEST-FIRST SEARCH DENGAN A*(STAR) DALAM MENENTUKAN LINTASAN PADA PETA
ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA PATHFINDING GREEDY BEST-FIRST SEARCH DENGAN A*(STAR) DALAM MENENTUKAN LINTASAN PADA PETA Christophorus Yohannes Suhaili 1 ; Mendy Irawan 2 ; Raja Muhammad Fahrizal 3 ; Antonius
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai alur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini. Permasalahan pemilihan lintasan penerbangan antara dua kota
Lebih terperinciSimulasi Pencarian Rute Terpendek dengan Metode Algoritma A* (A-Star) Agus Gustriana ( )
Simulasi Pencarian Rute Terpendek dengan Metode Algoritma A* (A-Star) Agus Gustriana (0222182) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia E-mail
Lebih terperinciALGORITMA SEQUENTIAL INSERTION UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MULTIPLE TRIP VEHICLE ROUTING PROBLEM (MTVRP)
ALGORITMA SEQUENTIAL INSERTION UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MULTIPLE TRIP VEHICLE ROUTING PROBLEM (MTVRP) Nine Winda Yunita 1, Sapti Wahyuningsih 2, dan Darmawan Satyananda 3 Universitas Negeri Malang E-mail:
Lebih terperinciPertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH
Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH GRAPH Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah dalam menentukan lintasan terpendek di antara titik tertentu dalam suatu graph telah banyak menarik perhatian. Persoalan dirumuskan sebagai kasus khusus dan
Lebih terperinciBAB. Ill PEMBAHASAN BASIL PENELITIAN. Tindak lanjut dari teori yang telah dibahas pada bab terdahulu maka selanjutnya
BAB. Ill PEMBAHASAN BASIL PENELITIAN Tindak lanjut dari teori yang telah dibahas pada bab terdahulu maka selanjutnya akan di bahas hasii peneiltian ini, diantaranya model network, model aktifiti dan masahalah
Lebih terperinciREPRESENTASI ALGORITMA KUHN-MUNKRES PADA GRAF BIPARTIT UNTUK MENYELESAIKAN OPTIMAL ASSIGNMENT PROBLEM SKRIPSI DESNI RAHMALINA.
REPRESENTASI ALGORITMA KUHN-MUNKRES PADA GRAF BIPARTIT UNTUK MENYELESAIKAN OPTIMAL ASSIGNMENT PROBLEM SKRIPSI DESNI RAHMALINA. P 070823014 PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada pendefenisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan
Lebih terperinciPenerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze
Penerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze 1 Rakhmat Kurniawan. R., ST, M.Kom, 2 Yusuf Ramadhan Nasution, M.Kom Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Sains dan Teknologi
Lebih terperinciUpdate 2012 DESAIN DAN ANALISIS ALGORITMA SEARCHING
SEARCHING MENDEFINISIKAN MASALAH SEBAGAI SUATU RUANG KEADAAN Secara umum, untuk mendeskripsikan suatu permasalahan dengan baik harus: 1 Mendefinisikan suatu ruang keadaan. 2 Menerapkan satu atau lebih
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND DALAM MENENTUKAN RUTE TERPENDEK UNTUK PERJALANAN ANTARKOTA DI JAWA BARAT
PENERAPAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND DALAM MENENTUKAN RUTE TERPENDEK UNTUK PERJALANAN ANTARKOTA DI JAWA BARAT M. Pasca Nugraha Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Program Studi Teknik Informatika Institut
Lebih terperinciSyarat dan Ketentuan yang berlaku:
Syarat dan Ketentuan yang berlaku: Jawaban Quiz dikirimkan dalam format PDF. Untuk jawaban pilihan ganda tuliskan ABJAD beserta jawabannya. Sedangkan untuk soal ESSAY tuliskan jawaban beserta langkah-langkahnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Teori Graph 2.1.1 Graph Tak Berarah dan Digraph Suatu Graph Tak Berarah (Undirected Graph) merupakan kumpulan dari titik yang disebut verteks dan segmen garis yang
Lebih terperinciPENDISTRIBUSIAN BARANG FARMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (STUDI KASUS : PT. AIR MAS CHEMICAL)
ISSN : 1978-6603 PENDISTRIBUSIAN BARANG FARMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (STUDI KASUS : PT. AIR MAS CHEMICAL) Sulindawaty #1, Hendryan Winata #2,Trinanda Syahputra #3 #1,2 Program Studi Sistem Informasi,
Lebih terperinciTARGET BERORIENTASI METODE CABANG DAN BATAS UNTUK OPTIMISASI GLOBAL
TARGET BERORIENTASI METODE CABANG DAN BATAS UNTUK OPTIMISASI GLOBAL Mochamad Suyudi 1, Sisilia Sylviani 2 1,2 Departmen Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran moch.suyudi@gmail.com Abstrak: Fokus utama
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SIMULASI ALIRAN AIR PADA SALURAN DRAINASE KOTA MENGGUNAKAN PEMODELAN NETWORK FLOW
PENGEMBANGAN SIMULASI ALIRAN AIR PADA SALURAN DRAINASE KOTA MENGGUNAKAN PEMODELAN NETWORK FLOW Evi Septiana Pane NRP. 2208 206 004 Dosen Pembimbing : Dr.I Ketut Eddy P Diah Puspito W, M.Sc Program Magister
Lebih terperinciUNNES Journal of Mathematics
UJM 4 (1) (2015) UNNES Journal of Mathematics http://journalunnesacid/sju/indexphp/ujm PENGGUNAAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA OPTIMASI RUTE PENDISTRIBUSIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN Muchammad Rizki Ichwani,
Lebih terperinciPada perkembangannya ternyata model transportasi ini dapat juga digambarkan dan diselesaikan dalam suatu bentuk jaringan
MODEL ARUS JARINGAN DEFINISI Jaringan (network) = (N, A); N=node, A=arc = sisi=busur. Arc (sisi) terarah mempunyai arah. Jaringan terarah mempunyai semua sisi yang terarah. Path (lintasan) = sekumpulan
Lebih terperinciPENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI
PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION (Studi Kasus : Harga Penutupan Saham Unilever Indonesia Tbk. Periode September
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Algoritma Algoritma merupakan urutan langkah langkah untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis, algoritma dibuat dengan tanpa memperhatikan bentuk
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Graph Graf adalah struktur data yang terdiri dari atas kumpulan vertex (V) dan edge (E), biasa ditulis sebagai G=(V,E), di mana vertex adalah node pada graf, dan edge adalah rusuk
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Permasalahan transportasi yang terjadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang tinggi membuat para pengguna jasa transportasi berpikir untuk dapat meminimalisasi biaya yang dikeluarkan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
II LNSN TEORI Landasan teori dalam penyusunan tugas akhir ini menggunakan beberapa teori pendukung yang akan digunakan untuk menentukan lintasan terpendek pada jarak esa di Kecamatan Rengat arat. 2.1 Graf
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graph 2.1.1 Definisi Graph Menurut Dasgupta dkk (2008), graph merupakan himpunan tak kosong titik-titik yang disebut vertex (juga disebut dengan node) dan himpunan garis-garis
Lebih terperinciGRAF DIAMETER DUA DENGAN KOMPLEMENNYA DAN GRAF MOORE DIAMETER DUA
GRAF DIAMETER DUA DENGAN KOMPLEMENNYA DAN GRAF MOORE DIAMETER DUA SKRIPSI Oleh : ASTRIA J2A 006 006 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS
Pertemuan ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK 1 Pendahuluan Penjelasan mengenai ruang lingkup mata kuliah, sasaran, tujuan dan kompetensi lulusan 2 1. Dasar-dasar 1.1. Kelahiran Teori Graph
Lebih terperinci