Judul dari Essay ini adalah Study Excursie "Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya" di Kabupaten Lamongan Jawa Timur.

Transkripsi

1 1.1 Judul Judul dari Essay ini adalah Study Excursie "Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya" di Kabupaten Lamongan Jawa Timur. 1.2 Pengantar Pertama-tama marilah kita terlebih dahulu mempersembahkan Puji Syukur ke Hadirat Tuhan YME atas berbagai karunianya yang dilimpahkan kepada kita sehingga dapat melaksanakan Study Excursie ini dalam keadaan lancar. Kegiatan ini dimaksudkan untuk dapat mencapai pengalaman belajar di luar kelas bagi peserta pembelajaran baik Dosen maupun mahasiswa matakuliah PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) yang diselenggarakan oleh MKWU (Mata Kuliah Wajib Universitas) Direktorat Pendidikan dan Direktorat Kemahasiswaan Universitas Airlangga. Sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran sudah selayaknya pula kami menyampaikan terima kasih atas segala kepedulian berbagai pihak terutama bagi panitia dan teman-teman peserta Study Excursie. Kami selaku peserta ingin juga menyampaikan kesan dan pesan kami dalam mengikuti acara ini yang selayaknya berguna untuk meningkatkan kualitas kinerja panitia. Kami sebagai penyusun essay juga sangat berharap untuk mendapatkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang terlibat dalam acara ini, agar kekurangan yang ada bisa terpenuhi dan bisa menjadi koreksi satu sama lain. Tiada gading yang tak retak, essy ini juga tentunya tidak luput dari kekurangan oleh karenanya terimalah permohonan maaf kami. Study Excursie pada kesempatan kali ini dilaksanakan pada Hari Sabtu- Minggu tanggal Oktober 2012 di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Tema Dialog untuk kesempatan kali ini adalah mengenai Peradaban Lintas Agama dan Budaya : Kebhinnekaan, etnisitas, gaya hidup, dan solidaritas sosial terbuka. hmadib2011@gmail.com 1

2 1.3 Konsep Pokok Konsep Pokok dalam kegiatan study excursie ini adalah belajar sambil berdarmawisata dan sekaligus mencari ilmu. Terutama yang berkaitan dengan Wawasan Kebangsaan dan kesesuaian tema kita dengan kegiatan yang kita adakan. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat bhinneka. Kunci utama masyarakat bhinneka adalah berbasis pada budaya, etnisitas,dan keagamaan. Atribut kenegaraan dengan lambang Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagaimana termaktub dalam konstitusi Negara RI 1945 Pasal 36 A adalah merupakan pernyataan yang eksplisit untuk menegaskan kehidupan bhinneka yang harus ditumbuhkembangkan di nusantara ini. Berbasis pada konsep tersebut, maka kehidupan masyarakat bhinneka di Indonesia adalah merupakan suatu keniscyaan yang harus ditumbuhkembangkan. Dalam pertumbuhkembangan kehidupan masyarakat bhinneka, selayaknya terus mangakomodir berbagai keberagaman baik etnisitas, agama, bahasa, dan adat istiadat. Sehingga kebhinnekaan dan keberagaman merupakan mozaik yang semakin memperindah peradaban kabangsaan Indonesia. Hal tersebut pula yang hendak dicapai dalam kebangsaan Indonesia yang digagas oleh para founding father yakni suatu konsep yang dimaksudkan untuk mengakomodirdam memfasilitasi tumbuh kembangnya keberagaman. Negara tidak berdiri atas satu golongan saja, melainkan semua golongan. Realitas perbedaan ini harus diketahui dan disadari oleh mahasiswa. Dan mahasiswa juga perlu memperoleh pengalam riil tentang situasi perbedaan tersebut untuk membangun kebersamaan (togetherness). Itulah sebabnya proses penyadaran akan kesadaran kebinnekaan tidak cukup hanya dilakukan dengan pendekatan kognitif dalam ruang-ruang kelas. Belajar tidak boleh dipersempit hanya dalam ruang kelas, tapi juga belajar di luar kelas (outbond) dengan melihat wujud nyata dari realitas keberagaman dan kebhinnekaan tersebut. Kenapa diputuskan di Kabupaten Lamongan karena Kabupaten ini dikenal dengan latar kebudayaan pesisir utara pulau Jawa, yang merupakan asal muasal dinamika kehidupan bhinneka yang dimotori oleh para wali yang menyerukan keagungan ajaran Tuhan (Islam) yaitu Sunan Drajat. hmadib2011@gmail.com 2

3 1.4 Pembahasan Tujuan dari kegiatan ini adalah diantaranya memberikan pengalaman riil kepada kita para mahasiswa tentang keidupan masyarakat bhinneka di lokasi kegiatan, membangun kesadaran solidaritas bhinneka yang terbuka, membentuk karakter mahasiswa sebagai insan yang bermoralitas bhinneka yang terbuka dan toleran. Waktu dan tempat kegiatannya adalah dimulai pada Hari/Tanggal Sabtu-Minggu, Oktober 2012 dan tempatnya ada empat yaitu Kantor/Pendopo Bupati Lamongan, Desa "Pancasila" Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Pondok Pesantren "Sunan Drajat",Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Lokasi Wisata religi "Makam & Museum Sunan Drajat" Lamongan. Kami semua diberangkatkan di Kampus C, Alhamdulilah saya menjadi tuan rumah karena tak perlu jauh-jauh ke kampus lain karena saya adlah salah satu mahasiswa baru angkatan 2012 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Surabaya. Check in dimulai pada pukul setelah tanda tangan kehadiran di Lobi Rektorat, kami semua mendaptkan 2 buku yang pertama yaitu buku panduan Dialog, yang kedua yaitu buku karangan Pak Adib yang membahs tentang Excellence with Morality, kaos bertuliskan Study Excursie dan Snack. Senang sekali bisa mendaptkan banyak barang tanpa membayar sepeserpun alias gratis. Usut punya usut ini adalah kerja keras dari panitia Dosen dan Direktur Kemahasiswaan yang dikatakatan masih muda dalam umur dan kepemimpinannya tetapi sudah menunjukkan adanya keseriusan dalam mengelola kegiatan mahasiswa seperti salah satunya Study Excursie gratis ini. Hari ke-1 : Kita berbaris sesuai dengan Fakultas massing-masing, mendengarkan sambutan dari beberapa orang, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan juga yang psti lagu Hymne Airlangga bersama-sama dan dipimpin oleh salah satu diantara anak dari Fakultas Sains dan Teknologi, tak lupa kita semua berdoa demi keselatan dan kelancaran bersama. Setelah itu kita semua masuk bus sesuai dengan fakultas masing-masing dan beruntungnya bus yang kita naiki adalah tidak ada campuran dari Fakultas manpun kecuali Fakultas Keperawatan. Jadi serasa rekreasi milik sendiri, tapi jangan salah, beberapa panitia juga ada di bus kami dan beruntungnya lagi bahwa staff dan karyawan tersbut adalah panitia konsumsi sehingga hmadib2011@gmail.com 3

4 logistik melimpah di bus kami yaitu bus 7. Senang sekali bisa memakai jas almamater walaupun hanya pinjaman dari kakak kelas yang satu kos dengan saya, terlihat bangga, dewasa dan cocok sekali meskipun harus memikul tanggung jawab membawa nama baik Universitas Airlangga. Tujuan pertama adalah pendopo Kabupaten Lamongan. Saat di atas bus saya tertidur dan tiba-tiba ada kabar jika bus yang kita tumpangi salah jalan dan kebablasan sampai daerah Gresik. Sehingga perjalanan kami bertambah satu jam karena harus putar balik untuk ke tujuan semula. Sesampainya di Pendopo kabupaten kami disambut dan di foto oleh fotografer di pendopo tersebut dan sambutannya sangatlah baik serta ramah pada kami semua. Acara yang pertama jelas psti ada sambutan-sambutan yang paling penting ada sambutan dari Bupati Laongan yaitu H.Fadeli,SH, ada pembacaan deklarasi yang diwakili oleh satu anak dari tiaptiap fakultas dan pastinya menyanyikan lagu Hymne Airlangga. Setelah itu ada pertukaran cinderamata dan kenang-kenangan dari pemerintah Lamongan kepada Unair begitu juga sebaliknya. Setelah itu waktu yang ditunggu-tunggu pastinya adalah makan dan sebelum makan kami diberi instruksi untuk berkelompok sesuai dengan nomor urut dan membentuk kelompok lagi berangggotakan lima orang harus dari fakultas yang berbeda. Tujuannya adalah untuk membuat kami saling mengenal satu sama lain. Disana saya mendapatkan teman Anita dari FKG, Filly dari Farmasi, Mbak Binti dari FIB, dan Puji dari FEB. Mereka sangat ramah sekali, meskipun kita dari jurusan yang berbeda tetapi keramahan setiap dari mereka bisa saya rasakan dan kami pun saling bertukar nomor handphone dan sudah cepat akrab karena memang perempuan semua. Setelah selesai makan sayur asem dan ayam bakar serta mendaptkan snack dari sana, kami semua ke masjid untuk shalat dzuhur dan juga dijamak. Setelah itu melanjutkan ke perjalanan yang kedua yaitu di Desa Pancasila yaitu Desa Balun yang ternyata hanya sekitar 30 menit dari pendopo Kabupaten Lamongan. Sesampainya disana kami menjadi pusat perhatian karena sangat banyak mahasiswa yang datang kesana. Di Bali Desa sudah di pasang terop/tenda serta lagu-lagu dangdut yang menyambut kedatangan kami semua. Warga serta para petugas keamanan disana berjaga-jaga juga di sekitar Balai Desa Balun. Sesampainya disana kami memulai untuk dialog interaktif Lintas Agama dengan para tokoh agama yang berebeda yang ada disana. Dimulai dari 4

5 Narasumber yang pertama yaitu Bapak Lurah Desa Balun yang memberikan sambutannya dan juga menjelakan sedikit uraian mengenai seperti apa penduduk Desa Balun, mata pencaharian, statistik dan yang pasti adalah agama yang dianut oleh penduduk Desa Balun. Beliau menjelaskan kenapa Desa Balun disebut sebagai Desa Pancasila, hal itu dikarenakan bahwa ada tiga agama berbeda yang hidup saling berdampingan dan menghargai serta bisa toleransi antar umat beragama yaitu agama Islam, agama Kristen dan agama Hindu.Dimana hal tersebut tercermin dalam beberapa perwujudan yaitu berupa tempat peribadahan yang saling berdekatan letaknya yaitu dimana masjid dibatasi tanah lapang dan ada gereja, sedangkan ada pura di belakang masjid serta ada makam mbah Alun yang merupakan babad desa di Balun. Balun adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Lamongan bagian tengah tepatnya Kevamatan Turi dan hanya memiliki jarak 4 kilometer dari Kota Lamongan. Desa Balun merupakan daerah yang terletrak di dataran rendah yang banyak terdapat tambak dan bonorowo sehingga masuk daerah yang rawan banir seperti umumnya daerah lain di Kabupaten Lamongan. Desa Balun juga dibelah oleh sebuah sungai yang bermuara di Bengawan Solo. Budaya di Desa Balun ini adalah interaksi sosial yang melahirkan budaya-budya yang khas, serta budaya asli yang juga dapat memengaruhi interaksi multi agama yang terjadi. Suatu misal pada saat datang ke hajatan untuk menyumbang/membantu para perempuan banyak yang memakai kerudung (jilbab) dan bapak-bapak banyak memakai songkok atau kopyah,padahal agama mereka belum tentu Islam sebagaimana pada masyarakat lain. Hal ini berarti kerudung/kopyah lebih digunakan untuk menghormati acara hajatan/syukuran. Contoh lain yang membuktikan kebersamaan dan saling menghargai di antara mereka adalah semisal saat hari Jum'at ada acara Sholat Jum'at di Masjid tetapi di saat bersamaan ada acara Nyepi di Pura Hindu. Maka secara otomatis masjid pun menyesuaikan dengan tidak memakai speaker keras saat berkhutbah Jum'at seperti itu. Kebiasaan lain dari masyarakat Balun ini adalah penyambutan bulan Agustus yang dimeriahkan dengan banyak acara yang biasanya atas inisiatif/arahan pihak desa. Untuk agustusan tahun ini acara yang diadakan dalam lingkup desa dan mencakup semua masyarakat adalah pentas seni dan donor darah masal yang dipelopori oleh kalangan pemuda hmadib2011@gmail.com 5

6 (karang taruna). Sebagai ciri khas masyarakay yang multi agama adalah seni yang dimainkan dalam pentas seni. Adanya kolaborasi dari tri-agama, dimana Islam dengan seni bermain terbang,kristen dengan band, dan Hindu dengan gamelannya. 6

7 Hari ke 2 : Perjalanan berlanjut hingga larut malam dari keberangkatan pukul dari Desa Balun menuju tempat tujuan study terakhir yaitu Ponpes Sunan Drajat di Paciran. Sampai di pondok hari sudah mulai gelap yaitu sudah masuk waktu maghrib. Saat pertama kali sampai disana kami sangat kaget karena yang sedang mengaji di luar massjid kebanyakan adalah santri laki-laki dan memandang kita semua dengan tatapan yang aneh. Tetapi ternyata setalah masuk bagian asrama putri, kita semua disambut oleh para santriwati di depan gerbang dan bersalaman. Setelah sholat magrib kita semua diberi tugas untuk mewawancarai bagaimana hidup keberagaman di pondok pada salah satu santri. Ponpes ini merupakan ponpes ytang terkenal karena banyak dari tokoh lintas agama yang berkunjung kesini untuk bersilaturahmi maupun berdoa. Di Masjid agung ponpes ini tepat di tengah-tengah masjid di bawah kubah terdapat CAKRA, cakra ini adalah hasil pencampuran budaya yang ada dari Agama islam dan agama Hindu. Cakra ini dipercaya mampu melantarkan doa kita yang sungguh-sungguh sampai langit shaf 7. Subhanallah. Wallahualam. Di pondok ini banyak sekali wirausaha yang dikembangkan yang omsetnya minimal 6 milyar perbulannya. Sungguh sangat luas dan ada 900 santri di ponpes ini, selalu saja memperbaiki fasilitas namun tidak pernah sampai meminta-minta belas kasihan dari donatur. Karena memang usaha yang dikembangkan ponpes ini sangatlah maju dan berkembang. 1.5 Simpulan Kesimpulan dari study excursie ini adalah bagaimana masih adanya kebersamaan dan toleransi dalam keberagaman yang terjadi di sekitar kita. Perlu kita tularkan pada daerah daerah lain yang memang harusnya seluruh rakyat melaksanakan semua ini agar terciptanya kebhinnekaan yang berguna untuk semua golongan. 1.6 Saran -Koordinasi transportasi sebelum pemberangkatan agar tidak ada yang miskomunikasi sampai slah jalan -Makanan/konsumsi yang diberikan perhatikan kebersihannya. Jangan telur yang sudah hampi jadi ayam, sudah ada matanya kok diberikan kan ya nggak enak itu. -Kurangnya penjelasan tentang sapa saja yang harus dibawa -Kurangnya penjelasan tentang tujuan tiap-tiap acara -Waktu sholat untuk ditambah lagi hmadib2011@gmail.com 7

8 1.7 Daftar Pustaka LP3Jatim.2012.Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya : Kebhinnekaan, Etnisitas, Gaya Hidup, dan Solidaritas Sosial Terbuka. Surabaya : Universitas Airlangga hmadib2011@gmail.com 8