STUDY EXCURSIE DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA : KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

Transkripsi

1 STUDY EXCURSIE DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA : KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA Disusun oleh : Winda Kusumawardani ( ) Fakultas Keperawatan UNIVERSITAS AIRLANGGA TAHUN hmadib2011@gmail.com 1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Artikel Ilmiah Populer ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA Makalah ini berisikan tentang informasi Desa Balun Kabupaten Lamongan dan Kehidupan di Pondok Pesantren Sunan Drajat. Diharapkan Essay Bebas ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan essay bebas ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin. 2

3 A. Konsep Pokok Konsep pokok study excursie ini membahas dialog peradaban lintas agama dan budaya ini membahas tentang adanya keanekaragaman agama, budaya, gaya hidup dan kebhinekaan dalam satu tempat atau daerah. Perbedaan agama bukan merupakan suatu halangan untuk bersolidaritas antar sesama. Justru dengan adanya perbedaan agama kita bisa menghargai orang lain. Maksud menghargai disini yaitu kita sebagai umat beragama menghargai kepercayaan dan budaya beragama dari agama lain. Meskipun tidak semudah itu membangun kerukunan antar umat beragama, kita sebagai generasi penerus bangsa harus jadi pemimpin kebenaran dan kebaikan. Satu contoh yaitu Desa Balun Kabupaten Lamongan, di desa tersebut terdiri dari masyarakat yang beragama berbeda-beda bahkan tempat beribadahnya bersebelahan. Masyarakatnya sangat rukun dan saling menghargai. Desa ini patut dijadikan contoh dan dapat kita terapkan di lain daerah lainnya. B. pembahasan Study Excursie tahun 2012 dilaksanakan di Lamongan, Jawa Timur hari Sabtu-Minggu, Oktober Pesertanya kurang lebih 400 peserta yang terdiri dari beberapa mahasiswa dari beberapa fakultas dan prodi Universitas Airlangga. Mahasiswa berkumpul di depan Rektorat UNAIR kampus C hari Sabtu, 13 Oktober 2012 pada pukul WIB untuk mengambil kaos UNAIR dan konsumsi. Setelah itu jam WIB upacara pemberangkatan oleh Rektor UNAIR dan pembagian bus. Saya sebelumnya khawatir jika busnya dipisahkan dari teman-teman saya. Tetapi akhirnya busnya digabung dengan FISIP, tiba-tiba mahasiswa FISIP pindah di bus satunya. Dalam perjalanan mahasiswa FKp bernyanyi-nyanyi, mendengarkan lagu dangdut dan ada beberapa yang tidur. Sesampai di Tol bus kami tersesat, tujuannya ke Pendopo Lamongan tapi Pak Sopir menuju Makam Sunan Drajat. Pak Sopirnya lalu marah-marah dan menelfon temannya, akhirnya bus pun putar balik. Sesampai di Pendopo disambut oleh hmadib2011@gmail.com 3

4 Bapak Bupati Lamongan. Setelah beberapa menit menunggu, ternyata ada bus lain yang tersesat juga. Yang paling terakir datang adalah bis dari fakultas perikanaan dan kelautan. hal ini disebabkan kurannya koodrinasi antara pihak panitia dan para sopir bus. Di Pendopo Lamongan acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Hymne Airlangga. Setelah itu beberapa perwakilan mahasiswa ditunjuk ke depan untuk membacakan Deklarasi. Pembacaan deklarasi selesai dan dilanjutkan dengan sambutan Ketua Panitia, sambutan Direktur Kemahasiswaan UNAIR dan terakhir sambutan Bupati Lamongan. Setelah sambutan-sambutan, para mahasiswa berkelompok kecil acak dari berbagai prodi untuk kelompok tugas dan mengambil makan serta snack. Disela-sela makan para mahasiswa saling berkenalan sampai pukul dan sholat dhuhur. untuk mendapataknair wudhu kita perlu antri sangat lama, karena air wudhu dalam mushola pendopo hanya satu kran saja dan itu antara perempuan dan laki-laki disamakan, menurutkami harus ada pembaharuan untuk itu. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Desa Balun Pancasila Kabupaten Lamongan. Desa Balun adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Lamongan bagian tengah tepatnya Kecamatan Turi dan hanya mempunyai jarak 4 km dari kota Lamongan. Desa Balun sering sebagai desa kunjungan bagi para peneliti dan para wisatawan. Desa Balun terdapat 3 agama yang berbeda yaitu Islam, Kristen dan Hindu. Oleh sebab itu disebut dengan Desa Pancasila. Visi desa ini yaitu gotong royong. Dan disna pula terdapat mushola, greja dan pura yang bertetanggan. Luas Desa Balun adalah 621,103 Hektar (terluas se Kecematan Turi dan berkependudukan terpadat). Jumlah penduduk adalah 4736 jiwa yang terdiri dari 2319 lakilaki dan 2417 perempuan. Jumlah penduduk yang menganut agama islam adalah 3763 jiwa, agama kristen 690 jiwa dan agama Hindu 283 jiwa. Warga yang belum sekolah ada 130 jiwa, TK 23 jiwa, SD 2929 jiwa, lulus SMP 718 jiwa, lulus SMA 41 jiwa, lulus S1 180 jiwa dan lulus S2 2 jiwa. Kepala Desa Balun sebenarnya masa jabatannya sudah habis tetapi Bapak Kepala Desa mendaftarkan diri lagi karena tidak ada calon KepDes. Pada pembicara pertama yaitu Bapak Sumitro sebagai tokoh agama islam beliau menjelaskan setelah tahun 1965 ada berbagai agama di Desa Balun. Masyarakat sangat menghargai kerukunan dan toleransi agama yang sangat tinggi. Contohnya yaitu pada hari Minggu ada kegiatan di Gereja dan di Masjid ada perayaan Hari Raya Idul Adha. Penganut agama islam melaksanakan dahulu ibadahnya lalu setelah itu agama kristen melaksanakan hmadib2011@gmail.com 4

5 ibadahnya. Jarak antara gereja dengan masjid adalah ± 200 m sedangkan jarak masjid ke pura ± 4 m. Contoh yang lain yaitu jika umat islam sholat Tarawih maka umat agama hindu melakukan kegiatan saat setelah sholat Ashar/ Dhuhur. Dan sebaliknya saat umat Hindu merayakan nyepi, umat islam tidak menyalakan pengeras suara dan warga mematikan lampulampu dekat pura. Dalam satu perkumpulan ada kenduri pun semua umat menggunakan peci dan mengikuti kenduri tersebut namun jika yang mengadakan kenduri umat Hindu, maka yang umat agama lain berdoa dengan kepercayaannya, dan sebaliknya. Pembicara kedua yaitu Bapak Adi sebagai tokoh agama Hindu. Bapak Adi menyatakan kalau kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Desa Balun tidak perlu diragukan lagi. Semua berjalan seperti air mengalir. Meskipun umat Hindu sedikit <200 jiwa tetap bisa melaksanakan ibadah dengan tenang dan sebaliknya bagi umat lain. Pembicara ketiga yaitu Bapak Sutrisno yang bertindak sebagai tokoh agama kristen. Beliau mengatakan bahwa yang menjadikan Desa Balun rukun adalah peran Kepala Desa, para Tokoh Agama dengan memberikan aturan-aturan untuk dikembangkan kebaikannya. Selain itu yang paling berperan yaitu budaya. Perbedaan-perbedaan menurut masyarakat dibuat suatu yang indah bukan untuk pertentangan sehingga semua masyarakat bisa menerima perbedaan. Ada sebuah perkumpulan umat agama kristen yang dinamakan KAUM (Kerukunan Antar Umat Manusia) yang salah satu kegiatannya adalah berkunjung ke pondok pesantren untuk mencari informasi dan menambah pengetahuan tentang agama. Namun hanya mengunjungi pondok pesanntren yang mau menerima kedatangan umat kristen saja karena ada beberapa pondok pesantren yang mau menerima umat agama lain. Pembicara keempat atau yang terakhir yaitu seorang budayawan yang bernama Bapak Guntur. Beliau berkata bahwa toleransi menurut Surat Al-Kafirun ayat terakhir yang berarti Bagimu agamamu, Bagiku agamaku yang maksudnya jika umat agama islam sholat, maka tidak mungkin umat agama lain ikut sholat tetapi mereka akan beribadah sesuai kepercayaannya. Misalnya saat umat kristen merayakan natal didahului puji-pujian dan berdoa pada Tuhannya setelah selesai umat-umat agama lain masuk untuk mengikuti resepsi. Anak-anak di Desa Balun diberi kebebasan memeluk agamanya sendiri tetapi jika balita maka ia mengikuti kepercayaan atau agama dari orang tuanya. Setelah materi selesai, para mahasiswa dipersilahkan untuk berkeliling melihat tempattempat ibadah sekaligus untuk beribadah. Setelah selesai perjalanan dilanjutkan menuju hmadib2011@gmail.com 5

6 pondok pesantren Sunan Drajat. Butuh beberapa jam untuk sampai lokasi, di jalan mahasiswa FKp bercanda dan bernyanyi-nyanyi samapi tiba di tempat pada malam hari. Kesan saya saat menginjakkan kaki pertama kali ke pondok pesantren saya kagum. Banyak sekali anak-anak ponpes dan tempatnya luas. Saat tiba rombongan UNAIR disambut anak-anak ponpes dengan ramah dan baik. Kami dipersilahkan menuju kamar-kamar yang disediakan. Saya mendapatkan kamar bersama mahasiswa FKp dan 4 mahasiswa FKG. Jadi kamar saya berisi ± 25 orang. Apalagi kamarnya tidak ada kipas, jadinya kami kepanasan di dalamnya. Setelah itu mahasiswa antri untuk mandi tetapi saya memutuskan mandi jam 9 malam karena banyaknya mahasiswa yang antri. Mahasiswa diberi instruksi untuk mewawancarai pengurus atau anak-anak ponpes untuk mencari informasi tentang ponpes. Tadinya disuruh untuk berkelompok dengan kelompok mahasiswa kecil yang sudah dibentuk dari pusat. Karena saya tidak mempunyai nomer hp seua anggota saya jadi saya mewawancarai bersama teman-teman saya satu fakultas. Saya mewawancarai seorang yang ditunjuk sebagai narasumber informasi. Beliau mengatakan bahwa cara melatih anak-anak ponpes mandiri yaitu disediakan tempat-tempat diantaranya tempat makan, tempat belajar, maupun tempat bermain. Jadwal kegiatan di ponpes diantaranya adalah jam WIB anak-anak bangun untuk persiapan sholat tahajjud sampai jam WIB setelah itu berangkat ke masjid sekaligus untuk istighosah atau wiridan sambil menunggu sholat subuh setelah itu membaca kitab kuning yaitu kitab malam. Setelah itu antri untuk mandi dan makan dari jam WIB. Dilanjutkan sekolah sampai jam WIB. Di Ponpes ada sekolah-sekolah antara lain sekolah untuk Paud, TK, SD, SMP, MTS, SMA, MA, dan SMK yang terdiri dari 20 jurusan. Anak-anak Ponpes kebanyakan dari luar kota Lamongan. Kegiatan-kegiatan di Ponpes antara lain kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Kegiatan harian contohnya mengaji, sholat, dll. Kegiatan mingguan contohnya adalah 2 minggu ada 1 kali kegiatan ekstrakuliakuler. Lalu kegiatan bulanan contohnya studi banding kitab-kitab agama islam. Dan kegiatan tahunan contohnya adalah memperingati wafatnya Sunan Drajat. Pondok pesantren Sunan Drajat mempunyai banyak usaha diantaranya adalah PT. SDL, pertambangan dan persewaan alat-alat berat, air minum Sunan Drajat (AIDRAT), BMT (Baitul Mal wattamzil) Sunan Drajat, Peternakan sapi dan kambing, Kemiri Sunan, Garam Samudra, dsb. Dan yang mengolahnya adalah alumni-alumni Ponpes Sunan Drajat. Di sini hmadib2011@gmail.com 6

7 sekolah cowok dengan cewek dibedakan. Luas Ponpes adalah 65 Hektare. Pada tahun 80-an Ponpes dibangun hanya 1 yaitu di Sunan Drajat. Larangan-larangan di Ponpes antara lain dilarang membawa HP, sepeda motor, barang elektronik, dan dilarang melakukan hal-hal yang negatif. Ponpes Sunan Drajat dibangun dari batu kapur yang memiliki banyak manfaat dan batu kapur juga dapat dijadikan pupuk termahal. Makanan yang termujarab disini adalah Mengkudu. Mengkudu dapat menghindarkan dari segala macam penyakit sehingga menjadikan tubuh sehat. Hukuman-hukuman di Ponpes Sunan Drajat meliputi hukuman ringan dan berat. Hukuman ringan contohnya dipetal, membersihkan kamar mandi, halaman pondok, dll. Sedangkan hukuman berat yaitu di keluarkan dari Ponpes. Di Ponpes dilarang berpacaran sebelum lulus S1 karena haram. Merokok juga haram karena merupakan barang yang tidak ada manfaatnya sama sekali dan lebih baik uangnya digunakan untuk bersedekah. Prestasi anak-anak Ponpes yaitu juara rebana dan sholawat sejatim. Di Ponpes ada bermacam-macam bahasa yaitu bahasa arab, bahasa inggris, dan bahasa jawa. Setiap hari sabtu dan minggu menggunakan bahasa arab, senin dan selasa bahasa inggris, rabu dan kamis bahasa jawa, dan jumat adalah hari libur. Jika tidak menggunakan bahasa yang sudah ditentukan akan dihukum. Satu kamar di Ponpes berisi 50 orang dan tidak boleh membawa barang berlebihan. Penjabat-penjabat juga berkunjung disini. Presiden pun juga pernah datang ke Ponpes Sunan Drajat. Anak-anak Ponpes setahun dua kali ada 2 kali kelulusan. Setelah wawancara selesai, mahasiswa dipersilahkan untuk tidur. Pada jam WIB saya dan ketiga teman saya bangun untuk mandi agar tidak antri. Setelah mandi saya tidur lagi karena saya berhalangan sehingga tidak melakukan ibadah. Pada jam WIB mahasiswa diajak untuk mengunjungi makam Sunan Drajat. Jam WIB mahasiswa kembali dan makan pagi. Lalu jam WIB mahasiswa diperintahkan untuk datang ke aula untuk mengikuti materi 3 sampai jam WIB dilanjutkan berkeliling untuk melihat usaha-usaha Ponpes Sunan Drajat. Setelah itu kembali ke kamar untuk makan dan persiapan pulang menuju Surabaya. Dijadwalkan kita akan pulang rombongan UNAIR perajalanan pulang di Surabaya. Dalam perjalanan semua mahasiswa FKp tidur karena lelah. Tetapi ditengah jalan tiba-tiba saya terbangun, saya kira bis saya yang ban nya meledak ternyata bis dari fakultas dokter gigi yang ban nya meledak sopir kami dan beberapa orang dari keperawatan hmadib2011@gmail.com 7

8 membantu mengganti ban nya tersebut. setelah selesai kami melanjutkan perjalanan. Akhirnya pada jam WIB rombongan mahasiswa FKp sampai di depan rektorat UNAIR. Demikianlah perjalanan Study Excursie tahun 2012 UNAIR. Semoga bertemu kembali di tahun depan. Salam Universitas Airlangga, Excellence with Morality. C. Simpulan dan Saran Simpulan : Keragaman budaya serta perbedaan agama sesungguhnya bukan hal yang mustahil terjadi pada masyarakat yang madani seperti Indonesia, contohnya di desa balun lamongan bisa membuktikan hal tersebut bisa berjalan rukun dan damai. Saran : Semoga study excursie tahun depan lebih baik lagi, saya menyarankan study excursi tahun depan diadakan dikota ponorogo. karena disana juga sangat menarik ragam budaya dan keseniannnya untuk dipelajari. D. Daftar Pustaka Narasumber : - Bapak Sudarjo - Bapak Sumitro - Bapak Adi - Bapak Sutrisno - Bapak Guntur Dari Desa Balun, Kabupaten Lamongan. Buku DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA hmadib2011@gmail.com 8