KOMUNIKASI PEMASARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMUNIKASI PEMASARAN"

Transkripsi

1 Modul ke: 03Fakultas EKONOMI DAN Christina BISNIS KOMUNIKASI PEMASARAN PERANAN PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Program Studi MANAJEMEN

2 PENDAHULUAN KOMUNIKASI PEMASARAN PERANAN PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU

3 PENDAHULUAN Tujuan komunikasi pemasaran adalah agar pesan yang disampaikan dipahami dan diyakini oleh penerima pesan. Pemasar persuasif merupakan esensi dari komunikasi pemasaran. Komunikator pemasaran berupaya mengarahkan audiens untuk menerima kepercayaan, sikap, atau perilaku dengan menggunakan daya tarik logis (reasoning) serta emosional. Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang agar bertindak sesuai dengan yang diharapkan oleh komunikator.

4 SIFAT DAN PERANAN SIKAP KOMUNIKASI PEMASARAN PERANAN PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU

5 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Semua perilaku konsumen seperti konsistensi pembelian, merekomendasikan ke orang lain, keyakinan, evaluasi, dan niat (keinginan) berhubungan dengan sikap. Shimp (2003) mengartikan sikap sebagai sebuah perasaan umum, positif maupun negatif, yang berkelanjutan terhadap seseorang, obyek atau suatu masalah.

6 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Dalam konteks perilaku konsumen, Sciffman dan Kanuk (2007) memberikan pengertian tentang sikap : An attitude is a learned predisposition to behave in a consistently favourable or unfavorable way with respect to a given object (kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku secara konsisten dengan cara menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu).

7 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Setiap bagian dari definisi sikap sangat penting untuk memahami peran sikap dalam perilaku konsumen : Obyek sikap Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari Sikap memiliki konsistensi Sikap terjadi dalam suatu situasi

8 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Komponen Sikap Sikap adalah konstruksi hipotesis, dan teori psikologi klasik menyatakan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen : Komponen Kognitif Komponen Afektif Komponen Konatif

9 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Komponen Sikap Seorang individu menjadi sadar akan suatu obyek, misalkan merek baru, kemudian memperoleh informasi, dan membentuk kepercayaan mengenai kemampuan merek tersebut dalam meuaskan kebutuhannya (komponen kognitif). Setelah kepercayaan terbentuk, perasaan dan evaluasi atas produk kemudian dikembangkan (komponen afekti), lalu muncul niat untuk membeli atau tidak membeli produk baru tersebut (komponen konatif). Jadi terbentuknya sebuah sikap melalui alur berpikir (kognitif), merasa (afektif), dan berperilaku (konatif).

10 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Model Sikap Multi-Sifat Pendekatan ini memandang bahwa obyek memiliki banyak atribut yang berbeda, semuanya dirasakan dan diyakini oleh individu dengan perbedaan kekuatan dan intensitas. Analisis sifat adalah faktor penting dalam disain dan pesan komunikasi pemasaran yang konsisten. 1. Model sikap terhadap obyek, sikap merupakan fungsi evaluasi atas keyakinan terhadap produk tertentu. 2. Model sikap terhadap perilaku, sikap untuk berperilaku atau bertindak berkenaan dengan suatu obyek, daripada sikap terhadap obyek itu sendiri. 3. Teori model tindakan yang beralasan, sebuah model sikap yang menyeluruh dan terpadu.

11 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Intensi (Niat / Maksud) Cara terbaik untuk memprediksi perilaku adalah dengan mengukur niat individu untuk membeli (komponen konatif). Niat adalah sikap individu yang mengarah pada perilaku dan norma-norma subyektif. Dengan kata lain, konteks dimana pembelian yang diusulkan dipandang penting berdasarkan sikap yang dikembangkan terhadap suatu obyek. Norma subyektif adalah perasaan relevan lainnya yang diyakini tentang pembelian yang diusulkan, atau niat untuk membeli. Norma subyektif merupakan keyakinan yang dipegang seseorang yang menimbang seseorang untuk mengambil suatu tindakan.

12 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Intensi (Niat / Maksud) Intinya sikap individu pada tindakan pembelianlah yang penting, bukan obyek pembeliannya. Contoh : seorang manajer memiliki sikap positif terhadap tipe furnitur kantor yang mahal, tetapi sikap negatif terhadap tindakan menyetujui untuk membelinya.

13 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Model Penggantian (Compensatory) Melalui pendekatan ini, sifat yang dirasakan lemah dapat digantikan (diseimbangkan) dengan sifat yang dirasakan kuat. Sebagai hasilnya, sikap positif dihasilkan karena seseorang menilai puas atas semua sifat secara keseluruhan (walaupun ada sifat yang dibawah standar yang diharapkan), sehingga ia akan memilih penawaran yang memiliki total skor tertinggi (memilih paket 2 pada tabel 1 yang menunjukkan contoh sikap terhadap tiga paket produk hotel).

14 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Model Penggantian (Compensatory) Beberapa orang membuat keputusan tentang produk atas dasar kesempurnaan sifat-sifatnya (tidak boleh ada kelemahannya), sehingga mereka tidak akan mempertimbangkan suatu penawaran yang tidak mencapai standar kepuasan yang diharapkan, maka mereka akan memilih penawaran yang semua sifatnya memenuhi standar kepuasan walaupun total skor penawaran ini lebih rendah (paket 1).

15 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Model Penggantian (Compensatory) Pemahaman komponen sikap dan cara suatu sifat diukur, tidak hanya memungkinkan organisasi untuk menentukan sikap terhadap mereka dan pesaingnya tetapi juga menguatkan mereka untuk merubah sikap yang dianut oleh stakeholders lainnya, jika dipikir perlu.

16 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Model Compensatory dan Non-Compensatory Sumber : Fill, 2006, hal. 139

17 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Sumber-Sumber Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap Pembentukan sikap konsumen sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, pengaruh keluarga dan teman, pemasaran langsung (direct marketing), media massa, dan internet. Menyadari pentingnya pengalaman langsung konsumen dalam mencoba dan mengevaluasi produk, pemasar berusaha mendorong trial produk baru dengan memberikan kupon potongan harga (cent-off) atau sampel gratis.

18 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Sumber-Sumber Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap Setiap hari kita selalu melakukan kontak dengan keluarga, teman dekat, dan orang-orang yang kita kagumi. Khususnya dalam hal ini keluarga merupakan sumber terpenting yang mempengaruhi pembentukan sikap. Untuk itu pemasar dapat menggunakan pesan yang menyasar orang-orang yang terdekat dengan konsumen. Pemasar juga dapat meningkatkan penggunaan program direct marketing untuk menyasar segmen khusus (niches / micromarketing) dengan produk dan jasa yang sesuai dengan minat dan gaya hidupnya.

19 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Sumber-Sumber Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap Media massa (surat kabar, majalah, saluran televisi, dsb) dan internet juga berpengaruh penting dalam pembentukan sikap konsumen, terutama mereka yang kurang pengalamannya dalam menggunakan produk. Melalui media massa, pemasar dapat menggunakan daya tarik emosional (emotional appeal) yang dianggap paling efektif dalam membentuk sikap.

20 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Mengubah Sikap Dengan Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran penting untuk mempertahankan atau merubah sikap yang dianut oleh stakeholder. Tidak hanya elemen produk dan jasa, tetapi juga keputusan penetapan harga dan saluran distribusi memiliki peran penting dalam membentuk sikap yang dianut. Bagaimanapun juga, komunikasi pemasaran memiliki peran sebagai poros dalam membawa setiap aspek-aspek ini terhadap audiens sasaran. Sikap dapat terbentuk dan dipertahankan konsistensinya dengan branding melalui penggunaan alat-alat promotional mix. Sikap dapat terbentuk sebagai hasil dari interpretasi komunikasi pemasaran sehingga audiens memandang sifatsifat dan posisi produk / jasa menjadi berbeda dengan pesaing.

21 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Mengubah Sikap Dengan Komunikasi Pemasaran Sikap seseorang terhadap produk dan jasa tertentu dapat dipengaruhi oleh : Refleksi cara seseorang mengartikan komunikasi pemasaran disekitar mereka. Hasil dari pengalaman langsung menggunakan produk Hasil dari pesan informal yang diterima dari keluarga, teman dan sumber informasi yang dapat dipercaya lainnya. Semua ini mempengaruhi cara seseorang memposisikan produk dan jasa, dan cara mereka memahami produk dan jasa dibanding produk pesaing.

22 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Mengubah Sikap Dengan Komunikasi Pemasaran Mengelola sikap (terhadap merek) oleh karenanya sangat penting dan komunikasi pemasaran dapat memainkan peran penting dalam merubah atau mempertahankan sikap.

23 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Mengubah Sikap Dengan Komunikasi Pemasaran Fill (2006, hal ) menyarankan beberapa cara untuk merubah sikap : Merubah elemen fisik produk dan jasa Merubah kesalahpahaman Membangun kredibilitas Mengubah keyakinan kinerja Mengubah prioritas atribut (sifat) Mengenalkan atribut (sifat) baru Mengubah persepsi dari produk pesaing

24 SIFAT DAN PERANAN SIKAP Mengubah Sikap Dengan Komunikasi Pemasaran Fill (2006, hal ) menyarankan beberapa cara untuk merubah sikap : Mengubah atau mengenalkan asosiasi merek baru Menggunakan corporate branding Mengubah jumlah sifat yang digunakan

25 PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN KOMUNIKASI PEMASARAN PERANAN PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU

26 PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN Penjual berupaya meyakinkan pelanggan untuk membeli suatu produk, pengiklan berusaha menarik intelektualitas konsumen atau fantasi dan perasaan mereka sebagai upaya menciptakan citra yang diinginkan bagi merek mereka, agar konsumen suatu saat membelinya. Manajer merek menggunakan kupon, sampel, potongan harga dan lain-lain untuk mendorong konsumen mencoba produk mereka dan tidak menunda untuk melakukan pembelian saat itu juga.

27 PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN Persuasi merupakan inti dari komunikasi pemasaran. Komunikator pemasaran, berupaya mengarahkan orang untuk menerima keyakinan, sikap, atau perilaku dengan menggunakan daya tarik logis (reasoning) dan emosional.

28 PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN Persuasi bukanlah metode, praktik, atau teknik tunggal. Secara teoritis, ada banyak metode persuasi, di samping persuasi yang dilakukan para praktisi. Topik-topik persuasi dapat dilihat dari dua perspektif. 1. Perspektif pertama adalah melihat persuasi dari sudut pandang pihak yang melakukan persuasi dan mempelajari teknik-teknik persuasi yang digunakan para praktisi. 2. Perspektif kedua menekankan perhatian kepada pihak yang diberikan persuasi dengan mengeksplorasi faktor-faktor yang menyebabkan seseorang dapat dibujuk.

29 PERSPEKTIF PERSUADER KOMUNIKASI PEMASARAN PERANAN PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU

30 PERSPEKTIF PERSUADER Untuk memahami peran persuasif dalam komunikasi pemasaran, kita perlu mengenal istilah Persuader Persuadee.

31 PERSPEKTIF PERSUADER Dalam berbagai aspek kehidupan, persuader secara rutin menggunakan berbagai alat yang telah mengalami evolusi selama jutaan tahun untuk mempengaruhi orang lain. Alat ini kadang tersirat saja, namun telah dipahami secara luas oleh persuader.

32 PERSPEKTIF PERSUADER Sedangkan persuadee, yang dalam hal ini adalah konsumen, secara tersirat pula telah mempelajari taktik persuasi. Masyarakat memiliki intuisi yang kuat dan stabil mengenai upaya pemasar untuk mempengaruhi perilakunya dalam pembelian

33 PERSPEKTIF PERSUADER Ada enam perangkat yang digunakan dalam praktik persuasi menurut hasil studi dari Robert Cialdini, dalam Shimp (2003), yaitu (1) reciprocation, (2) komitmen dan konsistensi, (3) bukti sosial, (4) rasa suka, (5) otoritas, dan (6) kelangkaan. Manusia sering bertindak secara otomatis, seperti respon terhadap stimulus.

34 PROSES MEMPENGARUHI PERSPEKTIF PERSUADER KOMUNIKASI PEMASARAN PERANAN PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU

35 PROSES MEMPENGARUHI PERSPEKTIF PERSUADER Ada empat faktor yang mendasari cara melakukan persuasi, yaitu 1. Argumen pesan 2. Periferal dari sisi persuader 3. Keterlibatan penerima 4. Posisi awal dari sisi persuadee.

36 MODEL PERSUASI TERINTEGRASI KOMUNIKASI PEMASARAN PERANAN PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU

37 MODEL PERSUASI TERINTEGRASI Model persuasi terintegrasi ini didasarkan oleh elaboration likelihood model (ELM) yang dikembangkan oleh dua psikolog bernama Perry dan Cacioppo, serta kerangka kerja terpadu yang dikembangkan akademisi bidang pemasaran MacInnis dan Jaworski.

38 MODEL PERSUASI TERINTEGRASI Berdasarkan model ini, dapat dijelaskan beberapa hal penting berikut ini : Persuasi tidak terjadi dengan mekanisme tunggal, melainkan terdiri atas berbagai kemungkinan. Manusia mengelaborasi sebuah pesan ketika mereka berpikir mengenai apa yang dikatakan oleh pesan tersebut, mereka mengevaluasi argumen dalam pesan tersebut, dan mungkin bereaksi emosional terhadap klaim dari pesan tersebut. Elaborasi (elaboration) berkaitan dengan aktivitas mental sebagai respon atas sebuah pesan, misalnya iklan.

39 MODEL PERSUASI TERINTEGRASI Berdasarkan model ini, dapat dijelaskan beberapa hal penting berikut ini : Keterlibatan seseorang dalam elaborasi serta sejauh apa ia terlibat tergantung kepada motivasi diri, kemampuan, serta peluang untuk memproses (menangkap dan memahami) sebuah pesan pemasaran yang menjual klaim-klaim tertentu.

40 MODEL PERSUASI TERINTEGRASI Berdasarkan model ini, dapat dijelaskan beberapa hal penting berikut ini : Motivation (Motivasi), Opportunity (peluang), dan Ability (kemampuan) atau disingkat menjadi MOA menentukan kecenderungan elaborasi setiap individu atas sebuah pesan.

41 MODEL PERSUASI TERINTEGRASI Berdasarkan model ini, dapat dijelaskan beberapa hal penting berikut ini : Kecenderungan elaborasi (elaboration likelihood) merepresentasikan peluang atau prospek yang dimiliki seorang penerima pesan untuk mengelaborasi sebuah pesan, dengan berpikir mengenai dan bereaksi terhadap pesan serta membandingkannya dengan pemikiran dan kepercayaan yang telah ia miliki mengenai kategori produk.

42 MODEL PERSUASI TERINTEGRASI Berdasarkan model ini, dapat dijelaskan beberapa hal penting berikut ini : Alur kontinuitas kecenderungan elaborasi dimulai dari tingkat kecenderungan yang rendah di satu sisi, dan tingkat kecenderungan elaborasi yang tinggi di sisi lain.

43 MODEL PERSUASI TERINTEGRASI Berdasarkan model ini, dapat dijelaskan beberapa hal penting berikut ini : Kecenderungan elaborasi yang rendah dimungkinkan ketika faktor MOA juga rendah, yaitu ketika konsumen dihadapkan pada sebuah iklan untuk produk yang tidak menarik baginya (karena motivasi rendah). Kecenderungan elaborasi menjadi tinggi ketika faktor MOA tinggi.

44 MODEL PERSUASI TERINTEGRASI Berdasarkan model ini, dapat dijelaskan beberapa hal penting berikut ini : Dalam berbagai situasi di pasar, umumnya EL konsumen atas sebuah pesan berada pada tingkat moderat (tidak berada pada titik estrem). Secara keseluruhan, kekuatan kecenderungan elaborasi seorang individu akan menentukan jenis proses pebentukan sikap yang akan dilaluinya mengenai merek yang diiklankan (apakah ia akan membentuk atau mengubah sikapnya).

45 MODEL PERSUASI TERINTEGRASI Berdasarkan model ini, dapat dijelaskan beberapa hal penting berikut ini : Dalam model persuasi terintegrasi terdapat dua mekanisme (jalur) yaitu jalur utama dan jalur periferal. Sedangkan kombinasi dari jalur utama dan periferal disebut jalur ganda.

46 MODEL PERSUASI TERINTEGRASI Gambar 1. Model terpadu dari persuasi (Shimp, 2003, hal 238).

47 MENINGKATKAN MOTIVASI, PELUANG, DAN KEMAMPUAN KONSUMEN UNTUK MEMPROSES IKLAN KOMUNIKASI PEMASARAN PERANAN PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU

48 MENINGKATKAN MOTIVASI, PELUANG DAN KEMAMPUAN KONSUMEN UNTUK MEMPROSES IKLAN MENINGKATKAN MOTIVASI KONSUMEN UNTUK MEMPROSES PESAN 1. Menangkap pesan dengan : - Memberikan daya tarik kepada kebutuhan hedonis (appetive appeals, sex appeals) - Menggunakan novel stimuli (gambar-gambar yang tidak biasa, bentuk iklan yang berbeda, dan berbagai tempat) - Menggunakan intense atau prominent cue (tindakan, musik yang keras, iklan yang penuh warna, selebriti, gambar berukuran besar) - Meningkatkan kompleksitas iklan (gambar yang kompleks; edit and cuts)

49 MENINGKATKAN MOTIVASI, PELUANG DAN KEMAMPUAN KONSUMEN UNTUK MEMPROSES IKLAN MENINGKATKAN MOTIVASI KONSUMEN UNTUK MEMPROSES PESAN 2. Memproses informasi mengenai merek dengan : - Meningkatkan relevansi merek terhadap diri (menggunakan pertanyaan retorik, menggunakan fear appeal, menggunakan presentasi) - Meningkatkan rasa ingin tahu mengenai merek (memulai pesan dengan ketegangan atau kejutan, menggunakan humor, memberikan sedikit informasi dalam pesan)

50 MENINGKATKAN MOTIVASI, PELUANG DAN KEMAMPUAN KONSUMEN UNTUK MEMPROSES IKLAN MENINGKATKAN PELUANG KONSUMEN UNTUK MEMPROSES PESAN. 1. Menerjemahkan informasi dengan : - Mengulang-ulang informasi mengenai merek - Mengulang tema-tema kunci - Menempatkan iklan yang sama pada berbagai acara 2. Mengurangi waktu pemrosesan dengan : - Mengurangi Gestalt Processing (menggunakan berbagai gambar dan citra (image)

51 MENINGKATKAN MOTIVASI, PELUANG DAN KEMAMPUAN KONSUMEN UNTUK MEMPROSES IKLAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSUMEN UNTUK MEMPROSES IKLAN 1. Mengakses struktur pegetahuan dengan : - Menyediakan sebuah konteks (menggunakan verbal framing) yaitu menempatkan gambar-gambar iklan dalam konteks atau dibingkai oleh kata-kata dan frase yang sesuai. 2. Menciptakan struktur pengetahuan dengan : - Memfasilitasi pembelajaran berdasarkan eksemplar (menggunakan konkretisasi, demonstrasi, dan analogi)

52 TEORI REASON ACTION KOMUNIKASI PEMASARAN PERANAN PERSUASI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU

53 TEORI REASON ACTION Teori Reason Action dari Ajzen dan Fishben (1980), seperti yang ditulis kembali oleh Fill (2006) menunjukkan bahwa niat terdiri dari komponenkomponen yang saling berkaitan : Norma-norma subyektif yang terdiri dari keyakinan dan motivasi dari referent yang mengarahkan pada niat tertentu (niat untuk melakukan pembelian seperti yang disarankan). Sikap yang pada gilirannya meningkatkan keyakinan tentang hasil perilaku.

54 TEORI REASON ACTION Gambar 2. Teori Reasoned Action Model berdasarkan Ajzen dan Fishbein 1980 (Fill, 2006, hal 138).

55 TEORI REASON ACTION Pendekatan ini menyadari saling keterkaitan dari ketiga komponen sikap dan ini bukan sikap tetapi niat untuk bertindak atau berperilaku yang mendahului perilaku yang menjadi fokus dari perhatian. Ini harus dimengerti bahwa sikap tidak mendahului perilaku dan tidak dapat digunakan untuk memprediksi perilaku. Sikap adalah penting, tetapi bukan penentu satu-satunya dari perilaku, dan niat merupakan indikator yang lebih baik dari perilaku.

56 TEORI REASON ACTION Sikap berdampak pada pengambilan keputusan konsumen, dan tujuan komunikasi pemasaran adalah untuk menciptakan sikap positif terhadap produk dan / atau memperkuat atau mengubah sikap yang ada.

57 TEORI REASON ACTION Seseorang mungkin merasakan dan mengembangkan keyakinan pada dua merek yang berbeda. Kedua merek dirasakan memiliki atribut yang berbeda. Adalah penting untuk mengukur kekuatan dari keyakinan yang dianut tentang atribut-atribut penting dari produk-produk (merek-merek) yang berbeda. Ada dua proses utama dimana keyakinan dapat diproses dan diukur : 1) model compensatory 2) non-compensatory

58 TEORI REASON ACTION Proses yang digambarkan pada model persuasi terintegrasi telah dikembangkan menjadi sebuah teori terkenal yang disebut Theory of Reasoned Action (TORA). Menurut Shimp (2003), dalam teori ini semua bentuk perilaku yang timbul adalah direncanakan dan memiliki alasan tertentu (jadi bukan merupakan perilaku yang tidak terencana, spontan, maupun impulsif), serta memiliki dua determinan utama yaitu (1) sikap dan (2) pengaruh normatif.

59 TEORI REASON ACTION Pembentukan sikap menurut TORA digambarkan dalam bentuk persamaan berikut ini : n AB = bi ei i=1 Keterangan : AB = sikap terhadap merek tertentu bi = kepercayaan atau ekspektasi bahwa memiliki merek tersebuat akan menghasilkan i ei = evaluasi positif atau negatif terhadap outcome ke i

60 Terima Kasih Christina Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M.

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Merokok 1. Intensi Merokok Intensi diartikan sebagai niat seseorang untuk melakukan perilaku didasari oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi terhadap

Lebih terperinci

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan 20 Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan memperhatikan sebuah pesan, yaitu (Griffin, 1997:223)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku Konsumen Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam memproduksi dan meyalurkan barang-barang dan jasa. Dalam masyarakat industri yang sudah maju, seperti

Lebih terperinci

OLEH : MERTHA ARITONANG

OLEH : MERTHA ARITONANG OLEH : MERTHA ARITONANG Defenisi Sikap adalah cara seseorang berfikir, merasa, dan bertindak terhadap aspek-aspek lingkungannya Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku dengan cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sikap Konsumen Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk bersikap dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan

Lebih terperinci

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Sejarah Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen. BAB II LANDASAN TEORI A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku

Lebih terperinci

Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si

Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si Proses Komunikasi Persuasif menggambarkan alur kerja/ tahapan pesan persuasif dikirimkan dari komuniktor hingga diterima dan diolah oleh komunikan. KOMUNIKATOR PESAN CHANNEL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ukuran iklan (air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot atau full

BAB II LANDASAN TEORI. ukuran iklan (air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot atau full BAB II LANDASAN TEORI A. Daya Tarik Iklan Iklan yang disiarkan melalui media televisi haruslah mampu untuk menarik penonton maupun target pasarnya. Selain konsep dan tema iklan yang menarik, sebuah iklan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persuasi 2.1.1 Definisi persuasi Menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014), persuasi adalah sebuah ajakan yang dilakuakan pada seseorang dengan memberikan alasan

Lebih terperinci

Perilaku Konsumen. Pengantar. Hikmah Ubaidillah, M.IKom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Marketing Communication

Perilaku Konsumen. Pengantar. Hikmah Ubaidillah, M.IKom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Marketing Communication Modul ke: Perilaku Konsumen Pengantar Fakultas Ilmu Komunikasi Hikmah Ubaidillah, M.IKom Program Studi Marketing Communication www.mercubuana.ac.id Sikap Kecenderungan yang dipelajari untuk merespon sebuah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Baros (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh atribut produk terhadap terbentuknya citra merek (Brand Image) di PT. Radio Kidung Indah Selaras

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku bisnis beroperasi dalam perekonomian global, yakni segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku bisnis beroperasi dalam perekonomian global, yakni segala sesuatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaku bisnis beroperasi dalam perekonomian global, yakni segala sesuatu bergerak dalam hitungan detik, pasar diwarnai oleh persaingan yang luar biasa

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN PESAN PERSUASI APARTEMEN UTTARA THE ICON PADA WARGA DUSUN KARANGWUNI. Oleh: Odilia Kristiasih Yudi Perbawaningsih.

PROSES PENGOLAHAN PESAN PERSUASI APARTEMEN UTTARA THE ICON PADA WARGA DUSUN KARANGWUNI. Oleh: Odilia Kristiasih Yudi Perbawaningsih. 1 PROSES PENGOLAHAN PESAN PERSUASI APARTEMEN UTTARA THE ICON PADA WARGA DUSUN KARANGWUNI Oleh: Odilia Kristiasih Yudi Perbawaningsih Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut perangkat komunikasi yaitu ponsel (handphone) bukan lagi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut perangkat komunikasi yaitu ponsel (handphone) bukan lagi menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin mengalami kemajuan yang pesat. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan tersebut perangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Iklan Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan oleh perusahaan. Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen Dalam rangka memasarkan produknya, sangatlah penting bagi pemasar untuk mempelajari perilaku konsumen. Dengan mempelajari perilaku konsumen,

Lebih terperinci

Modul ke: Psikologi Sosial I SIKAP. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi

Modul ke: Psikologi Sosial I SIKAP. Fakultas Psikologi. Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Modul ke: 08 Setiawati Fakultas Psikologi Psikologi Sosial I SIKAP Intan Savitri,S.P., M.Si. Program Studi Psikologi Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian, pembentukan

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi pada objek penelitian, selanjutnya peneliti akan melakukan analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang terjadi saat ini sangat bergantung pada perubahan penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan masyarakat

Lebih terperinci

PERSUADER DAN PENGEMASAN PESAN PERSUASIF MELISA ARISANTY, S.I.KOM, M.SI

PERSUADER DAN PENGEMASAN PESAN PERSUASIF MELISA ARISANTY, S.I.KOM, M.SI PERSUADER DAN PENGEMASAN PESAN PERSUASIF MELISA ARISANTY, S.I.KOM, M.SI BECOME A PERSUADER AUTHORITY CREDIBILITY ATTRACTIVE COMMUNICATORS AUTHORITY Otoritas mempengaruhi orang lain melalui kepatuhan. Individu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Schiffman, et. all dalam Anoraga (2008) menyebutkan bahwa mempelajari dan memahami perilaku konsumen merupakan dasar dari manajemen pemasaran. Perilaku konsumen

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh laba, meningkatkan volume penjualan dan menjaga kesinambungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan banyak dipercaya oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat dunia tanpa harus keluar rumah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap saat konsumen distimulasi oleh banyak iklan di berbagai media.

I. PENDAHULUAN. Setiap saat konsumen distimulasi oleh banyak iklan di berbagai media. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap saat konsumen distimulasi oleh banyak iklan di berbagai media. Begitu banyak stimulus yang tersaji di hadapan konsumen dan terpapar pada pancainderanya, namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran dewasa ini telah mengalami begitu banyak perubahan, saat ini semakin disadari bahwa pemasaran tidak hanya usaha menjual produk yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Inovasi Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003). Periklanan

BAB II KERANGKA TEORI. menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003). Periklanan BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Periklanan Periklanan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 4.1.Hipotesis Pertama : Pengaruh Kreativitas Iklan Terhadap Minat Beli

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 4.1.Hipotesis Pertama : Pengaruh Kreativitas Iklan Terhadap Minat Beli BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1.Hipotesis Pertama : Pengaruh Kreativitas Iklan Terhadap Minat Beli Vaseline Men Hasil pengujian hipotesis pertama dapat membuktikan bahwa kreativitas

Lebih terperinci

berikut akan dipaparkan dimensi dimensi dalam Epic model.

berikut akan dipaparkan dimensi dimensi dalam Epic model. EPIC MODEL Epic model merupakan model analisis efektivitas periklanan yang dikembangkan oleh AC Nielsen, salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia. Epic Model dan mencakup empat dimensi

Lebih terperinci

KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION. INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 09 KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION / Hal.

KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION. INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 09 KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION / Hal. KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 09 KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION / Hal. 1 PENGERTIAN Menurut American Association of Advertising Agencies, IMC adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembahasan pada bab ini dimaksudkan untuk memberi penjelasan mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu berdasarkan variabel-variabel yang menjadi objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak (Grillo et al., 2008). Permasalahan lingkungan menjadi isu global bagi banyak

BAB I PENDAHULUAN. pihak (Grillo et al., 2008). Permasalahan lingkungan menjadi isu global bagi banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 1990-an mulai banyak muncul permasalahan lingkungan hidup yang diangkat sebagai permasalahan bersama yang perlu ditanggapi serius oleh banyak pihak

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi Konsumen Konsumen adalah seseorang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan dan penggunaan dari suatu produk dalam rangka memenuhi tujuan penggunaan, kebutuhan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumen saat ini tidak hanya puas dengan mendapatkan produk yang dia butuhkan, tetapi konsumen juga ingin memiliki suatu hal yang menarik yang akan memberikan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan endorser dalam komunikasi merek sangat penting. Karena menunjukan hasil positif, kebutuhan endorser pun semakin berkembang dalam bentuknya saat ini.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian

BAB II KERANGKA TEORI. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian BAB II KERANGKA TEORI Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sugiyono, 2006:55). Dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 30 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi Harga Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditimbang beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pada umumnya, setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan

Lebih terperinci

proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk (Kotler dan Armstrong, 2001:226). Pada tahap evalusi, konsumen

proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk (Kotler dan Armstrong, 2001:226). Pada tahap evalusi, konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian. Keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menciptakan produksinya. Intensi membeli yang dilakukan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menciptakan produksinya. Intensi membeli yang dilakukan konsumen 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intensi atau minat membeli pada konsumen merupakan tujuan perusahaan dalam menciptakan produksinya. Intensi membeli yang dilakukan konsumen semakin tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gratis kepada konsumen misalnya telepon gratis, internet gratis, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. gratis kepada konsumen misalnya telepon gratis, internet gratis, dan lain-lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi yang berkembang pesat dan meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam berkomunikasi menjadi faktor pendorong munculnya teknologi berbasis seluler. Munculnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Endorser Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang menyampaikan informasi mengenai suatu produk dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Dalam landasan teori ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian secara terperinci. Teori yang akan dibahas sebagai berikut: 2.1.1. Electronic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin selektif dalam melakukan pemilihan produk yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin selektif dalam melakukan pemilihan produk yang akan digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya iklan yang beredar di televisi nasional membuat konsumen semakin selektif dalam melakukan pemilihan produk yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Green Consumer Behavior Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku konsumen yang dalam setiap tindakan

Lebih terperinci

diungkapkan oleh Bambang Setiawan dengan judul "Analisis minat beli

diungkapkan oleh Bambang Setiawan dengan judul Analisis minat beli BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dengan topik iklan dengan unsur humor sudah pernah diungkapkan oleh Bambang Setiawan dengan judul "Analisis minat beli konsumen terhadap penggunaan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMASARAN

KOMUNIKASI PEMASARAN Modul ke: 14Fakultas EKONOMI DAN Christina BISNIS KOMUNIKASI PEMASARAN PACKAGING, KOMUNIKASI POINT OF PURCHASE, SIGNAGE Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Program Studi MANAJEMEN PENDAHULUAN KOMUNIKASI PEMASARAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler, (2002 :18) adalah Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran 6 BAB II LANDASAN TEORI 2. 2 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL. Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad Ardhya Harta S Ardiansyah Permana

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL. Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad Ardhya Harta S Ardiansyah Permana PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 Konsep marketing merupakan salah satu hal yang sangat

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit II. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Sejak orang mengenal kegitan pemasaran, telah banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran memiliki banyak arti secara sederhana ialah pengelolaan hubungan pelanggan yang mengutungkan. Secara luas definisi pemasaran adalah proses sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat ketat bagi para pelaku bisnis, sehingga berdampak pada adanya tuntutan bagi setiap manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Endorser Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang menyampaikan informasi mengenai suatu produk dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepatu menjadi produk yang sangat digemari di kalangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, setiap perusahaan sepatu bersaing menciptakan produk yang bermutu dan

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

Lebih terperinci

Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang. objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut

Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang. objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut 1. Pengertian Sikap Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu (Calhoun & Acocella,

Lebih terperinci

Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21

Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21 Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21 Ruang Lingkup Definisi pemasaran : Fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberi nilai kepada pelanggan dan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. Sikap. SUGI HANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING

PERILAKU KONSUMEN. Sikap. SUGI HANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING Modul ke: PERILAKU KONSUMEN Sikap Fakultas ILMU KOMUNIKASI www.mercubuana.ac.id SUGI HANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING PENGERTIAN SIKAP Allport (1956) dan dikutip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga membuat pelaku bisnis berlomba-lomba dalam memasarkan produk mereka dengan harapan agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang A. Teori Planned Behavior BAB II TINJAUAN PUSTAKA Theory of planned behavior merupakan teori yang dikembangkan oleh Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang dikemukakan oleh Fishbein

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 1.1. Komunikasi Massa

BAB II KAJIAN TEORI 1.1. Komunikasi Massa BAB II KAJIAN TEORI Sikap konsumen terhadap merek dapat timbul setelah mengenal merek. Upaya produsen untuk mengenalkan merek kepada konsumen dapat dilakukan melalui iklan. Sebuah iklan dianggap efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing. BAB I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Strategi untuk dapat memenangi pasar salah satunya adalah dengan menggunakan strategi merek. Merek merupakan salah satu faktor penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang

BAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Label Halal Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Konsumen Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 39 BAB II LANDASAN TEORI A. INTENSI MEMBELI 1. Definisi Intensi Teori perilaku berencana merupakan pendekatan teoritis yang digunakan untuk menjelaskan intensi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan keadaan perekonomian secara global memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan keadaan perekonomian secara global memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan keadaan perekonomian secara global memberikan dampak persaingan antar perusahaan untuk dapat tetap bertahan. Dalam hal ini, perusahaan harus bisa membuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Merek 1. Pengertian Loyalitas Merek Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is difined as non random purchase expressed over by some decision

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi menjelang era millennium tiga ini. Era tersebut diyakini pula sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel memilih perwakilan individu dari khalayak yang telah dipercaya

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel memilih perwakilan individu dari khalayak yang telah dipercaya 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berkembangnya perindustrian dibidang telekomunikasi, menimbulkan persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Hal ini menuntut Telkomsel sebagai salah satu penyedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah telah membawa paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Newell (2000) adalah dengan memahami hubungan antara minat beli konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Newell (2000) adalah dengan memahami hubungan antara minat beli konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan merupakan media komunikasi yang paling umum bagi perusahaan untuk mengenalkan produknya kepada konsumen. Iklan menurut Goldsmith, Lafferty dan Newell (2000) adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. INTENSI Intensi menurut Fishbein dan Ajzen (1975), merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Intensi didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diketahui dan dikenal (Sabdosih dan Djumillah, 2013). Celebrity endorser sering

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diketahui dan dikenal (Sabdosih dan Djumillah, 2013). Celebrity endorser sering BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Celebrity Endorser Celebrity endorser adalah salah satu metode promosi yang paling popular di dunia, dengan menggunakan celebrity

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS II. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Theory of Planned Behavior/TPB digunakan sebagai model dan kerangka teori karena sudah banyak diterapkan dan teruji dalam menangkap hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Mahasiswa dalam Mengambil Keputusan Terhadap Program Studi D3 Di Kota

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Mahasiswa dalam Mengambil Keputusan Terhadap Program Studi D3 Di Kota BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu Pardomuan (2003) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perilaku Mahasiswa dalam Mengambil Keputusan Terhadap Program Studi D3 Di Kota Pontianak.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan kegiatan bisnis lainnya. Pada kegiatan pemasaran para manajer

BAB II LANDASAN TEORI. dengan kegiatan bisnis lainnya. Pada kegiatan pemasaran para manajer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan bisnis yang berbeda dengan kegiatan bisnis lainnya. Pada kegiatan pemasaran para manajer berurusan dengan konsumen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Teori Tahapan Evolusi Pemasaran Teori-teori dalam pemasaran terus berkembang dan menurut Barnes (2003), perkembangan

Lebih terperinci

SOURCE AND MESSAGE FACTORS IN PERSUASION K O M U N I K A S I P E R S U A S I F P E R T E M U A N 6

SOURCE AND MESSAGE FACTORS IN PERSUASION K O M U N I K A S I P E R S U A S I F P E R T E M U A N 6 SOURCE AND MESSAGE FACTORS IN PERSUASION K O M U N I K A S I P E R S U A S I F P E R T E M U A N 6 MENJADI PERSUADER Harus punya Karisma? Apa itu karisma? A certain quality of the individual personality

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga media komunikasi antar penduduk dunia juga semakin mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. sehingga media komunikasi antar penduduk dunia juga semakin mengikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan transformasi sistem informasi yang semakin canggih, sehingga media komunikasi antar penduduk dunia juga semakin mengikuti perkembangan teknologi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sikap Terhadap Merek Sikap (attitude) adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMASARAN. Pertemuan 9

KOMUNIKASI PEMASARAN. Pertemuan 9 KOMUNIKASI PEMASARAN Pertemuan 9 Komunikasi Pemasaran Sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Intinya adalah promosi merupakan kegiatan yang dapat. produk yang dihasikan perusahaan (Kotler dan Keller, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Intinya adalah promosi merupakan kegiatan yang dapat. produk yang dihasikan perusahaan (Kotler dan Keller, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Persaingan bisnis saat ini semakin meningkat, sehingga para produsen dituntut untuk menciptakan produk dan memasarkannya dengan lebih kreatif. Promosi merupakan salah

Lebih terperinci