PENGARUH DIAMETER POHON DAN JARAK LUBANG INOKULASI TERHADAP PEMBENTUKAN GUBAL GAHARU PADA TANAMAN Aquilaria Malaccensis Lamk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH DIAMETER POHON DAN JARAK LUBANG INOKULASI TERHADAP PEMBENTUKAN GUBAL GAHARU PADA TANAMAN Aquilaria Malaccensis Lamk"

Transkripsi

1 PENGARUH DIAMETER POHON DAN JARAK LUBANG INOKULASI TERHADAP PEMBENTUKAN GUBAL GAHARU PADA TANAMAN Aquilaria Malaccensis Lamk The Influence of Tree Diameter and Inoculation Holes Spacing On The Formation Gubal Agarwood (Aquilaria Malaccensis Lamk) Franciska Yesu Lisa Try, Abdurrani Muin, M. Idham Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak. Jln Imam Bonjol Pontianak ABSTRACT Agarwood is non-timber forest product which has high economic values, as raw material for the perfume industry, incense and medicine. This research aims to determine the best diameter of tree and inoculation hole distance to formation of gubal agarwood of Aquilaria malaccensis. The research had been conducted in Ngarak Village of Mandor Subdistrict, Landak Regency, in a periode of 3 months. The research method used factorial experiment with 5 replications. The first factor is diameter of tree with 6 treatments (17 cm, 18 cm, 21 cm, 23 cm. 24 cm and 27 cm). The second factor is distance of inoculation holes (5 cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm and 30 cm). the data collected were in the form of cross-sectional area of agarwood formed the results showed that the interaction of tree diameter of 3,86 with a inoculation hole spacing of 5cm was the best for the formation of the gubal agarwood compared to other treatments. Keywoods: Aquilaria malaccensis, Gubal Agarwood, Inoculation, Tree Diameter. PENDAHULUAN Gaharu merupakan hasil hutan bukan kayu yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, karena sebagai bahan baku untuk industri parfum, dupa dan obat-obatan. Karena manfaatnya yang begitu banyak, maka perlu dilakukan peningkatan produksi, sekaligus untuk melindungi ragam pohon penghasil gaharu di Indonesia (Mucharromah, 2010). Beberapa jenis pohon penghasil gaharu di Kalimantan Barat yang sudah dikenal antara lain Aquilaria malaccensis, Aquilaria micorcarpa, Aquilaria beccariana dan Aquilaria filarial. Dari beberapa jenis pohon yang berpotensi tersebut, Aquilaria malaccensis Lamk adalah pohon penghasil gaharu berkualitas terbaik dengan nilai jual yang tinggi (Siran, 2010). Pohon penghasil jenis gaharu ini cukup banyak penyebarannya di Kalimantan Barat yang disebut dengan nama daerah mengkaras, kepang, karas, galih, garu dan gaharu (Sitepu, et al. 2011). Gubal gaharu adalah bagian dari pohon yang terinfeksi cendawan, berwarna coklat kehitaman dan harum baunya bila dibakar (Santoso et al. 2007). Menurut Setyaningrum dan Saparinto (2014) terbentuknya gaharu pada pohon merupakan reaksi pertahanaan pohon terhadap infeksi pathogen yang timbul karena adanya perlukaan atau pengaruh fisik lain pada batang, cabang, maupun ranting. Infeksi 200

2 pathogen tersebut menyebabkan keluarnya resin. Semakin lama, resin terakumulasi pada jaringan kayu sehingga jaringan kayu menjadi keras dan berwarna cokelat. Getah (resin) yang menggumpal di dalam batang kayu ini dinamakan gubal gaharu yang aromanya sangat harum. Beberapa perubahan sifat yang terjadi selama proses pembentukan gaharu, di antaranya warna batang yang terinfeksi berubah dari putih menjadi cokelat, kehitaman, dan akhirnya hitam kehijauan. Berat jenis kayu semakin berat sehingga bisa tenggelam dalam air. Selain itu, terbentuk resin yang menggantikan serat kayu sehingga tidak tampak lagi pada akhir proses. Pemanfaatan teknologi inokulasi atau induksi untuk percepatan pembentukan gaharu sekarang ini mulai digalakkan, namun pada awal pelaksanaannya di lapangan masih ditemukan berbagai kendala. Kendala dalam kegiatan induksi pada pohon gaharu yang terjadi pada waktu itu menurut Muin dan Iskandar (2007 dan 2008) dan Muin, Indrayanti dan Artuti (2010) adalah : (1) luas penampang gubal gaharu yang terbentuk masih rendah dan lambat yakni rata-rata lebih dari satu setengah tahun, (2) persentase gubal gaharu yang terbentuk untuk setiap pohon masih rendah yakni hanya berkisar antara % per pohon, (3) jarak lubang inokulasi 10 cm yang masih terlalu jarang serta (4) diameter pohon yang diinokulasi sangat bervariasi mulai dari 20 sampai 50 cm. Atas dasar permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai ukuran diamater pohon serta jarak lubang untuk menginokulasikan inokulan agar gubal gaharu yang terbentuk lebih cepat dengan luas penampang yang lebih besar. Tujuan penelitian ingin menentukan diameter pohon dan jarak lubang inokulasi untuk pembentukan gubal gaharu pada tanaman Aquilaria malaccensis Lamk. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Desa Ngarak Kecamatan Mandor Kabupaten Landak, dengan waktu penelitian selama 3 bulan lapangan. Penelitian menggunakan percobaan faktorial yang terdiri : (1) faktor pertama berupa diameter pohon dengan perlakuan 17 cm, 18 cm, 21 cm, 23 cm, 24 cm, 27 cm, (2) faktor kedua berupa jarak lubang inokulasi dengan perlakuan 5 cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm dan 30 cm. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali, sehingga jumlah lubang inokulasi yang dibuat dalam penelitian adalah 6 x 6 x 5 = 180 lubang. Data yang dikumpulkan setiap bulan selama tiga bulan berupa luas infeksi lubang yang membentuk gubal gaharu. Tahap-tahap inokulasi pohon gaharu sebagai berikut : 1. Alat-alat untuk penyuntikan disiapkan dan sudah disterilkan terlebih dahulu dengan alkohol (mata bor, alat injeksi, lilin, pisau), 2. Setelah itu mengukur diameter pohon dan menentukan titik-titik pengeboran pohon gaharu dimulai 201

3 dengan jarak 20 cm dari permukaan tanah dan ditandai dengan spidol dilanjutkan dengan mementukan titik pengeboran dengan jarak 5 cm kearah vertikal dan disesuaikan dengan perlakuan lainnya. 3. Selanjutnya pohon dibor dengan menggunakan mesin bor (mata bor 4 mm) sedalam 5 cm dengan kemiringan 30 derajat. 4. Kemudian memasukan cairan inokulan dengan alat injeksi sebanyak 4 cc ke dalam lubang bor 5. Setelah itu lubang ditutup dengan lilin kemudian disemprot dengan alkohol dan di beri label. Analisis Data Data dianalisis untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan analisa percobaan RAL pola faktorial dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Faktor Koreksi (FK) = Y2 r.a.b = ( total jendral)2 banyak pengamatan JK total JK Perlakuan = Σ ijk Y2 r = (total perlakuan)2 r = Σ ijk Y 2 FK FK FK JK galat = JK total JK perlakuan JKA = = Σ(ai)2 FK rb (total jarak lubang)2 rb JKB = Σ(bi)2 F= ra (total diameter pohon)2 FK ra JKAB = JKP JKA JKB JKG = JKT JKP Db Total = rab 1 DB Perlakuan = ab-1 Db galat = ab(r-1) Db factor A (dba) = (a-1) Db factor B (dbb) = (b-1) KTA KTB KT AB = KT galat KK = = JKA a 1 = JKB b 1 JKAB (a 1)(b 1) = JKG dbg KTG x 100 Nilai tengah umum Tabel 1. Analisis Sidik Ragam data hasil penelitian Sumber keragaman Perlakuan A B AB Galat Total Derajat bebas ab-1 a-1 b-1 (a-1)(b-1) ab(r-1) rab-1 Jumlah kuadrat JKP JKA JKB JKAB JKG JKT Kuadrat tengah JKA/dbA JKB/dbB JKAB/dbAB JKG/dbG F-Hitung KTA/KTG KTB/KTG KTAB/KTG Hasil analisis sidik ragam jika F hitung > f tabel pada taraf 1%, maka pengaruh perlakuan sangat nyata. Jika F hitung > f tabel pada taraf nyata 5% dan < F tabel pada taraf 1%, maka pengaruh perlakuan nyata. Apabila F hitung < F tabel pada taraf 5%, maka pengaruh perlakuan dinyatakan tidak nyata. Jika hasil analisis keragaman dengan RAL pola faktorial menunjukkan berbeda sangat nyata atau nyata, maka untuk mengetahui perbedaan tersebut 202

4 dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji BNJ pada Tabel 1 dapat diketahui, bahwa perlakuan diameter pohon 27 cm membentuk luas infeksi gubal gaharu yang sangat besar dan berbeda sangat nyata dibandingkan dengan ukuran diameter lainnya. Selain itu ukuran diameter pohon 21 cm juga menunjukan luas infeksi yang lebih besar dibandingkan dengan diameter 23 cm, 17 cm, 18 cm dan 24 cm. Tabel 1. Uji beda nyata pengaru diameter pohon terhadap pembentukan gubal gaharu (Least Significant Difference (LSD) Test of tree diameter on the formation of the Gubal Agarwood) Diameter Luas Infeksi Beda cm 2 24 cm 17 cm 23 cm 18 cm 21 cm (24 cm) 2,12 (17 cm) 2,79 0,67** (23 cm) 2,80 0,68** 0,01 tn (18 cm) 2,82 0,70** 0,03 tn 0,02 tn (21 cm) 3,25 1,13** 0,46** 0,45** 0,43** (27 cm) 3,86 1,74** 1,07** 1,06** 1,04** 0,61** BNJ 5% = 0.08 BNJ 1% = 0.10 Keterangan: ** Berbeda Sangat Nyata ; tn Tidak berbeda Nyata Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 Hasil analisis keragaman pada Tabel 1 menunjukkan bahwa diameter pohon 27 cm, dan 21 cm berbeda sangat nyata dan menunjukan luas infeksi diameter pohon 27 cm sebesar 3,86 cm², dan merupakan yang terbaik untuk menginokulasikan inokulan pembentuk gubal gaharu. Hal tersebut karena tanaman gaharu mengalami akumulasi metabolit sekunder sebagai respon atas pelukaan dan infeksi patogen (Santoso et al., 2007). Luas infeksi bertambah dianggap sebagai gejala awal yang timbul akibat adanya seranggan agens biotik dan abiotik. Novryanti (2009) luas infeksi disebabkan oleh pengangkutan karbohidrat hasil fotosintesis ke bagian akar melalui pembuluh floem menjadi terhambat dengan demikian tanaman akan mengeluarkan senyawa pertahanan yaitu sesquiterpenoid, yang diketahui merupakan senyawa pertahanan tanaman tipe fitoaleksin. Sementara itu pada perlakuan diameter 17, cm, 18 cm dan 23 cm, berbeda tidak nyata. Hal tersebut diduga bahwa luasan infeksi yang terlihat adalah jejak infeksi yang sempat meluas, tetapi sebenarnya tanaman sudah masuk ke tahap pemulihan dimana infeksi patogen telah terhenti sehingga tanaman tidak memproduksi senyawa metabolit sekunder. Sumarna (2002) menyatakan bahwa penyakit pembentuk gaharu memiliki hubungan fisiologis antara jenis pohon dengan kondisi ekologis lingkungan sesuai sebaran tumbuh pohon, karena nilai endemik dan edafis tempat tumbuhnya memiliki keeratan hubungan dengan proses biofisiologis laju perkembangan tumbuh. 203

5 Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu mengenai gaharu yang lebih terfokus pada jamur spesifik yang dapat merangsang terbentuknya gaharu. Sejumlah penelitian ini menyebutkan bahwa jamur penyebab terbentuknya gaharu berlainan pada setiap pohonya. Sedangkan ukuran pohon diameter lebih kecil hanya membentuk luas infeksi gubal gaharu berkisar 2,12 cm² pada diameter pohon 24 cm. Hal ini terlihat dari perkembangan luas infeksi gubal gaharu yang terbentuk setelah satu bulan inokulasi yang terlihat sangat lambat Untuk jelasnya perbedaan luas infeksi diameter pohon dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Perbedaan pembentukan gubal gaharu antara diameter pohon 27 cm dan pohon diameter 24 cm (Differences in the foramtion of gubal agarwood between the tree with a diameter of 27 cm and that with a diameter of 24 cm.) Tabel 2. Uji beda nyata jujur pengaruh jarak lubang inokulasi terhadap pembentukan gubal gaharu(honest Significant Difference (HSD)of the effects of inoculation hole spacing on the formation of the Gubal Agarwood) Jarak Lubang luas Infeksi Beda (cm 2 ) 30 cm 25 cm 20 cm 15 cm 10 cm (30 cm) 2,76 (25 cm) 2,83 0,07 tn (20 cm) 2,87 0,11** 0,4 tn (15 cm) 2, ** 0,4 tn 0 tn (10 cm) 2,96 0,20** 0.13** 0,09* 0,09* (5 cm) 3,33 0,57** 0,50** 0,46** 0,46** 0,37** BNJ 5% = 0.08 BNJ 1% = 0.10 Keterangan : ** Berbeda sangat nyata; tn tidak berbeda nyata Sumber : Hasil Pengolahan Data 2015 Pengaruh Jarak Lubang Inokulasi Berdasarkan hasil uji BNJ pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa perlakuan jarak lubang inokulasi 5 cm berbeda sangat nyata sedangkan dengan perlakuan jarak lubang inokulasi 30 cm, 204

6 25 cm, 20 cm, tidak berbeda nyata dikarenakan kemungkinan inokulasi yang diberikan melalui berbagai perlakuan pada tanaman gaharu untuk infeksi akumulasi pembentukan gubal gaharu lebih rendah. Sementara jarak lubang inokulasi 5 cm membentuk luas infeksi gubal gaharu yang sangat besar terhadap pembentukan gubal gaharu. Hal ini di duga bahwa jarak lubang inokulasi 5 cm memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain. Hasil penelitian menunjukan bahwa jarak lubang inokulasi 5 cm, merupakan yang terbaik untuk pembentukan gubal gaharu. Hasil ini sama dengan dilakukan oleh (Muin, Indrayanti dan Atuti, 2010) yang menghasilkan bahwa gaharu yang terbentuk dengan mengunakan lubang inokulasi 5 cm. Dengan demikian jarak lubang inokulasi 5 cm merupakan yang terbaik untuk melakukan inokulasikan inokulan pembentuk gubal gaharu. Jika dilihat dari pengaruh jarak lubang inokulasi terhadap luas infeksi gubal gaharu yang terbentuk, ternyata semakin jauh jarak antar lubang inokulasi, maka luas infeksi gubal gaharu yang terbentuk semakin kecil. Untuk jelasnya perbedan pengaruh jarak lubang inokulasi terhadap luas infeksi gubal gaharu yang terbentuk dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Perbedaan gubal gaharu yang terbentuk antara jarak lubang inokulasi 5 cm dan 30 cm. The difference of gubal agarwood formed between the inoculation hole spacing of 5 cm and 30 cm Pengaruh Interaksi Ukuran Diameter Pohon dan Jarak Lubang Inokulasi Hasil analisis keragaman pada Tabel 3 menunjukkan perbedaan pengaruh interaksi dimater pohon dan jarak lubang inokulasi terhadap pembentukan gubal gaharu yang terbentuk dari setiap perlakuan. Dari hasil analisis keragaman pada Tabel 3 dapat diketahui interaksi diameter batang (A) dan jarak lubang inokulasi berpengaruh sangat nyata terhadap pembentukan gubal gaharu. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan perlakuan interaksi diameter pohon dan jarak lubang inokulasi, maka dilakukan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). 205

7 Tabel 3. Analisis keragaman pengaruh diameter pohon dan jarak lubang inokulasi terhadap pembentukan gubal gaharu (Diversity Analysis of the effect of tree diameter and inoculation hole spacing on the formation of the Gubal Agarwod) Sumber Keragaman DB JK KT F Hitung Ftabel 5% 1% Perlakuan 35 90,264 Diameter (A) 5 49,613 9,922 21,47** 2,29 3,15 Jarak lubang (B) 5 6,235 1,247 2,69* 2,29 3,15 Interaksi (A dan B) 25 34, 416 1, 376 2,97** 1,59 1,91 Galat ,528 0, 462 Total ,056 Ket : **) berbeda sangat nyata; *) sangat nyata KK= 23,11% Sumber: hasil analisis data 2015 Berdasarkan hasil uji BNJ tersebut, ternyata interaksi diameter pohon 21 cm dan 27 cm dengan jarak lubang 5 cm merupakan yang terbaik dan berpengaruh sangat nyata dibandingkan dengan perlakuan interaksi lainnya. Pada interaksi diameter pohon 21 cm dengan jarak antar lubang inokulasi terbentuk luas infeksi gubal gaharu sebesar 5 cm², sedangkan pada interaksi diameter 27 cm dengan jarak lubang inokulasi terbentuk luas infeksi sebesar 4,8 cm². Perbedaan gubal gaharu yang terbentuk akibat perlakuan interaksi tersebut dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Pengaruh interaksi diameter pohon 27 cm, 21 cm dan jarak lubang inokulasi 5 cm terhadap pembentukan gubal gaharu (Interactional effects of tree diameter of 27 cm and inoculation hole spacing of 5 cm on the formation og Gubal Agarwood) Berdasarkan hasil penelitian bahwa diameter pohon dan jarak antar lubang inokulasi berpengaruh terhadap pembentuknya gubal gaharu. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin rapat jarak lubang inokulasi, gubal gaharu yang terbentuk semakin cepat karena lebih cepat infeksinya terakumulasi. Demikian juga diameter pohon, ternyata gubal gaharu yang terbentuk lebih cepat pada diameter pohon yang lebih besar. Karena melalui diameter yang besar 206

8 memiliki keawetan yang tinggi, Hal ini disebabkan oleh adanya zat yang bersifat toxic dalam zat ekstraktif. Warna yang lebih gelap yang terletak pada bagian pusat bagian dalam batang pohon, membuktikan bahwa antar lubang yang rapat dan diameter pohon yang besar merupakan yang terbaik untuk menginokulasi pohon gaharu. Sementara itu luas infeksi gubal gaharu yang terbentuk lebih kecil pada pohon berdiameter 24 cm dengan jarak antar lubang inokulasi 30 cm. Peningkatan luas infeksi dari satu bulan setelah inokulasi terlihat lambat, hal ini diduga tingkat respon masuknya cendawam lebih rendah. Menurut Oetomo (1995) dalam Surata (2006) pembentukan gaharu akibat terjadi infeksi bakteri atau jamur pada inang gaharu yang terluka, sehingga menimbulkan kelainan dalam zat-zat ekstrasi, terjadi penumpukan zat yang berlebihan dan terjadi penyumbatan dalam saluran makanan. Faktor lain yang sangat mempengaruhi keberhasilan inokulasi adalah sifat genetis pohon yang merupakan kemampuan pohon untuk membentuk struktur-struktur yang tidak menguntungkan perkembangan patogen pada pohon tersebut. (Mucharromah,2010).Terbentuknya gaharu dari penghasilnya dapat di picu oleh faktor biotik dan abiotik. Pembentukan gaharu oleh faktor abiotik seperti pelukaan mekanis pada pohon, pengaruh bahan-bahan kimia dan lainnya tidak akan menyebabkan terjadinya penyebaran mekanisme pembentukan ke bagian pohon yang tidak terkena efek langsung faktor abiotik tersebut. Lain halnya jika pembentukan gaharu yang dipicu oleh faktor biotik seperti cendawan atau jasad renik lainnya, mekanisme pembentukan gaharu dapat menyebar ke bagian lain pada pohon sehingga mutu gaharu yang terbentuk akan lebih maksimal. PENUTUP Kesimpulan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter pohon dan jarak lubang inokulasi berpengaruh terhadap pembentukan gubal gaharu pada tanaman Aquilaria malaccensis Lamk 2. Berdasarkan hasil penelitian analisis keragaman, ternyata ukuran diameter pohon 27 cm dengan jarak lubang inokulasi 5 cm merupakan yang terbaik untuk pembentukan gubal gaharu. Saran 1. Sebaiknya inokulasi inokulan pembentuk gubal gaharu dilakukan dengan jarak lubang 5 cm pada pohon berdiameter lebih dari 21 cm. 2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat dalam mempercepat pembentukan gubal gaharu dengan kualitas yang tinggi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu penelitian yang lebih lama. DAFTAR PUSTAKA Herawati, E. S Pengaruh Jenis Bahan Media Terhadap Perkembangan Jamur Pembentuk Gaharu Pada Petridish Secara In Vitro. Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Pontianak. 207

9 Mucharromah Pengembangan Gaharu. Di Bengkulu, Sumatera: Fakultas Pertanian Jurusan Perlindungan Tanaman, Universitas Bengkulu Muin A dan Iskandar Teknologi Percepatan Pembentukan Gubal Gaharu pada Pohon Penghasil Gaharu di Kabupaten Kapuas Hulu. Laporan Hasil Peneitian Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dan Lembanga Penelitian Universitas Tanjungpura. Pontianak. Muin A dan Iskandar Teknologi Percepatan Pembentukan Gubal Gaharu pada Pohon Penghasil Gaharu di Kabupaten Ketapang. Laporan Hasil Penelitian Pemerintah Kabupaten Ketapang dan Lembanga Penelitian Universitas Tanjungpura. Pontianak. Muin A, Indrayanti Y., Artuti H., Penyedian bahan induksi yang cocok dan efektif untuk pembentukan gubal gaharu. Prosiding Seminar Nasional dan Rapat Tahuanan Dekan Bidang Ilmi-Ilmu Pertanian, Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat. Badan Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Hal Novriyanti E Kajian kimia gaharu hasil inokulasi Fusarium sp pada aquilaria microcarpa, makalah yang disajikan dalam seminar Pengembangan Teknologi Produksi Gaharu Berbasis pada Pemberdayaan Masyarakat di sekitar Hutan yang diselengarakan oleh Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam bekerjasama dengan ITTO PD 425/06 Rev. I (I) di Bogor, 29 April 2009 Santoso, E., Agustini, L., Sitepu, I., Turjaman, M Efektivitas Pembentukan Gaharu dan Komposisi Senyawa Resin Gaharu pada Aquilaria spp. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, Vol 4. No. 6. Pp Setyaningrum, H.D. dan C.Saparinto Panduan Lengkap Gaharu. Penebar Swadaya. Pp 172. Siran, S.A pengembangan teknologi gaharu berbasis pemberdayaan masyarakat. Pusat Penelitian Sekitar Hutan. Bogor. Sitepu, I.R., Santoso, E. and Turjaman, M Identification of Eaglewood (Gaharu) TreeSpecies Susceptibility.Technical Report No. 1.Forestry Research and Development Agency,Ministry of Forestry. Bogor. Sumarna, Budidaya gaharu, Seri agribisnis. Jakarta. Penebar Swadaya Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Surata, K Teknik Budidaya dan Produksi Gaharu. Makalah Utama pada Ekspose/Diskusi Hasil-Hasil Penelitian Balai Litbang.Kupang. 208

Pengacakan dan Tata Letak

Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan dan Tata Letak 26 Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan bisa dengan menggunakan Daftar Angka Acak, Undian, atau dengan perangkat komputer (bisa dilihat kembali pada pembahasan RAL/RAK/RBSL satu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS 49 Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS Prinsip Kerja berdasarkan penguapan larutan sampel. kemudian logam berat yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorbsi radiasi

Lebih terperinci

Contoh RAK Faktorial

Contoh RAK Faktorial 68 (1) Olah Tanah Pupuk Kelompok (K) Grand Total (A) Organik (B) 1 2 3 AB 1 0 154 151 165 470 10 166 166 160 492 20 177 178 176 531 30 193 189 200 582 2 0 143 147 139 429 10 149 156 171 476 20 160 164

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2015 di Kandang Percobaan UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru. III. BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan AprilAgustus 2013, di Rumah Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI Kelurahan

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Faktorial Faktor Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Ade

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pelaksanaan Eksperimen Pelaksanaan eksperimen adalah proses pembuatan paving block yang dilakukan langsung di CV. Riau Jaya Paving. Paving

Lebih terperinci

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc.

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc. Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial Arum Handini Primandari, M.Sc. Pendahuluan Dalam berbagai bidang penerapan perancangan percobaan diketahui bahwa respon dari individu merupakan akibat dari berbagai

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jalan H.R.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang Percobaan UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Ribuan mikroba penyebab penyakit disuntikkan

Ribuan mikroba penyebab penyakit disuntikkan 1 GAHARU Suntikan Maut Dibalas Aroma Harum Batang gaharu terinfeksi cendawan Ribuan mikroba penyebab penyakit disuntikkan ke sekujur gaharu. Pohon itu membalas dengan harum gubal sebelum meregang nyawa.

Lebih terperinci

INOKULASI FUSARIUM sp. PADA POHON KARAS (Aquilaria malaccencis Lamk.) TERHADAP PEMBENTUKAN GAHARU

INOKULASI FUSARIUM sp. PADA POHON KARAS (Aquilaria malaccencis Lamk.) TERHADAP PEMBENTUKAN GAHARU INOKULASI FUSARIUM sp. PADA POHON KARAS (Aquilaria malaccencis Lamk.) TERHADAP PEMBENTUKAN GAHARU Azwin Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning Jln. Yos Sudarso Km. 8 Rumbai Pekanbaru

Lebih terperinci

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Kuliah 12 Perancangan Percobaan (STK 222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Review Kapan rancangan split-plot digunakan? Apakah perbedaan split-plot dibandingkan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABUTAN ALAM GAHARU

PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABUTAN ALAM GAHARU PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABUTAN ALAM GAHARU ( Aquilaria malaccensis Lamk) (Auksin Effect on the Growth of Natural Breeding Scraped Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) Gusniar Purwanti,

Lebih terperinci

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. I.MATERI DAN METODE 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari 2014. Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : biji yang diperoleh dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : biji yang diperoleh dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan yaitu meliputi : 1) Benih tanaman sorgum yang digunakan adalah bibit sorgum dalam bentuk biji

Lebih terperinci

BP2LHK Manabo Kampus Kreatif Sahabat Rakyat

BP2LHK Manabo Kampus Kreatif Sahabat Rakyat BP2LHK Manabo Kampus Kreatif Sahabat Rakyat GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN TEKNIK INOKULASI GAHARU oleh : Jafred E. Halawane Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado Jl. Adipura Kelurahan Kima

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri I. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 17 Maret sampai dengan 17 April 2013 di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL Rancangan Petak Terpisah dalam RAL KULIAH 11 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Latar Belakang Sejarah : Rancangan ini awalnya berkembang pada bidang pertanian (Montgomery, 1997;

Lebih terperinci

UJI INOKULASI Fusarium sp UNTUK PRODUKSI GAHARU PADA BUDIDAYA A. Beccariana

UJI INOKULASI Fusarium sp UNTUK PRODUKSI GAHARU PADA BUDIDAYA A. Beccariana UJI INOKULASI Fusarium sp UNTUK PRODUKSI GAHARU PADA BUDIDAYA A. Beccariana Dudi Iskandar, Ahmad Suhendra Pusat Teknologi Produksi Pertanian, BPPT Gedung II BPPT, Lt. 17, Jl.MH. Thamrin 8, Jakarta Pusat

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 9 ANOVA (3) 9. ANOVA (3) Diagnosis Asumsi dalam Uji Hipotesis 1. bersifat bebas terhadap sesamanya. Nilai harapan dari nol, E 0 3. Ragam homogen, Var 4. Pola sebaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan Kehutanan dan rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selama 4 bulan di mulai dari

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU ketiak daun. Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini sudah dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2014 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April September 2014 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PAKU BERPORI DALAM INOKULASI POHON GAHARU. (Inovasi Baru Dalam Teknologi Rekayasa Pembentukan Gubal Gaharu Yang Berkualitas)

PENGGUNAAN PAKU BERPORI DALAM INOKULASI POHON GAHARU. (Inovasi Baru Dalam Teknologi Rekayasa Pembentukan Gubal Gaharu Yang Berkualitas) PENGGUNAAN PAKU BERPORI DALAM INOKULASI POHON GAHARU (Inovasi Baru Dalam Teknologi Rekayasa Pembentukan Gubal Gaharu Yang Berkualitas) SENTOT ADI SASMUKO BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MATARAM Gaharu (agarwood)

Lebih terperinci

Uji Infektivitas Fusarium sp. pada Tiga Kelas Umur dan Letak Titik Infeksi pada Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.)

Uji Infektivitas Fusarium sp. pada Tiga Kelas Umur dan Letak Titik Infeksi pada Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Uji Infektivitas Fusarium sp. pada Tiga Kelas Umur dan Letak Titik Infeksi pada Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Skripsi Oleh : Budi El Rodo Simanjuntak 031202026/Budidaya Hutan Departemen

Lebih terperinci

PERCOBAAN FAKTORIAL: RANCANGAN ACAK LENGKAP. Arum Handini Primandari

PERCOBAAN FAKTORIAL: RANCANGAN ACAK LENGKAP. Arum Handini Primandari PERCOBAAN FAKTORIAL: RANCANGAN ACAK LENGKAP Arum Handini Primandari PENDAHULUAN Dalam berbagai bidang penerapan perancangan percobaan diketahui bahwa respon dari individu merupakan akibat dari berbagai

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PUPUK NPK TABLET UNTUKPENANAMAN GAHARU (Aquilaria spp) PADA TANAH ULTISOL

PEMANFAATAN PUPUK NPK TABLET UNTUKPENANAMAN GAHARU (Aquilaria spp) PADA TANAH ULTISOL PEMANFAATAN PUPUK NPK TABLET UNTUKPENANAMAN GAHARU (Aquilaria spp) PADA TANAH ULTISOL (Utilization of Tablet NPK Fertilizer For Agarwood (Aquilaria spp) Planting On Ultisol Soil) Oktapiana, Abdurrani Muin,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU Aquilaria spp DENGAN PEMBERIAN MIKORIZA DAN MULSA PADA LAHAN TERBUKA DI TANAH ULTISOL

PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU Aquilaria spp DENGAN PEMBERIAN MIKORIZA DAN MULSA PADA LAHAN TERBUKA DI TANAH ULTISOL PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU Aquilaria spp DENGAN PEMBERIAN MIKORIZA DAN MULSA PADA LAHAN TERBUKA DI TANAH ULTISOL (The Growth Of Agarwood (Aquilaria spp) By Giving Mycorrhizal Fungi And Mulching In Open

Lebih terperinci

8 penghasil gaharu yang terkena infeksi penyakit hingga ke bagian tengah batang (Siran dan Turjaman 2010). Namun sering indikator ini tidak tepat dala

8 penghasil gaharu yang terkena infeksi penyakit hingga ke bagian tengah batang (Siran dan Turjaman 2010). Namun sering indikator ini tidak tepat dala 7 2 IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI AQUILARIA MICROCARPA YANG BERINTERAKSI DENGAN FUSARIUM SOLANI 2.1 Pendahuluan Tanaman A. microcarpa Bail memiliki batang tegak dan dapat mencapai ketinggian 40 m, diameter

Lebih terperinci

Teknologi Pemanfaatan Mikroba untuk Rehabilitasi Lahan & Rekayasa Produksi Gaharu

Teknologi Pemanfaatan Mikroba untuk Rehabilitasi Lahan & Rekayasa Produksi Gaharu Teknologi Pemanfaatan Mikroba untuk Rehabilitasi Lahan & Rekayasa Produksi Gaharu Forest Microbiology Research Group of The R&D Centre For Conservation & Rehabilitation of FORDA Ministry of Forestry Orientasi:

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen dan Laboratorium IImu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014 III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014 di Laboratorium Teknologi Pascapanen, Laboratorium Patologi, Entomologi dan

Lebih terperinci

KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH ROZA AZIZAH PRIMATIKA, M.Si KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH Pengantar Salah satu komponen penting dalam perancangan percobaan adalah analisis ragam (anova) Komponen utama dalam menyusun analisis ragam

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Tanaman Pangan, Balai Benih Induk Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan Pekanbaru,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

Lebih terperinci

PENGUJIAN MODEL INOKULASI FUSARIUM SP. PADA POHON GAHARU (AQUILARIA MICROCARPA)*

PENGUJIAN MODEL INOKULASI FUSARIUM SP. PADA POHON GAHARU (AQUILARIA MICROCARPA)* PENGUJIAN MODEL INOKULASI FUSARIUM SP. PADA POHON GAHARU (AQUILARIA MICROCARPA)* Ni matuljannah Akhsan 1, Maman Sutisna 2 dan Djumali Mardji 3 1 Fakultas Pertanian Unmul, Samarinda. 2 Laboratorium Silvikultur

Lebih terperinci

Pengaruh Stressing Terhadap Percepatan Pembentukan Gubal Gaharu Pada Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccencis, Lamk)

Pengaruh Stressing Terhadap Percepatan Pembentukan Gubal Gaharu Pada Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccencis, Lamk) Pengaruh Stressing Terhadap Percepatan Pembentukan Gubal Gaharu Pada Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccencis, Lamk) Effect of Stressing to Agarwood Producing at Gaharu (Aquilaria,alaccensis, lamk) Tree Agus

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan Simpang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PUPUK NPK MUTIARA UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU Aquilaria spp PADA LAHAN TERBUKA DI TANAH ULTISOL

PENGGUNAAN PUPUK NPK MUTIARA UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU Aquilaria spp PADA LAHAN TERBUKA DI TANAH ULTISOL PENGGUNAAN PUPUK NPK MUTIARA UNTUK PENINGKATAN PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU Aquilaria spp PADA LAHAN TERBUKA DI TANAH ULTISOL (The Use Of NPK Mutiara Fertilizer For Enhancement Growth Of Gaharu Plants Aquilaria

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Pertenakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di

Lebih terperinci

Rancangan Petak Berjalur

Rancangan Petak Berjalur Rancangan Petak Berjalur Ade Setiawan 009 Nama lain untuk Rancangan Split-Blok adalah Strip-Plot atau Rancangan Petak-Berjalur (RPB. Rancangan ini sesuai untuk percobaan dua faktor dimana ketepatan pengaruh

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan hujan tropika yang berlokasi di PT. Austral Byna, Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH Pengantar Salah satu komponen penting dalam perancangan percobaan adalah analisis ragam (anova) Komponen utama dalam menyusun

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Induk Hortikultura Jalan Kaharuddin Nasution Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, I. BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI INOKULASI GAHARU

TEKNOLOGI INOKULASI GAHARU TEKNOLOGI INOKULASI GAHARU Erdy Santoso dan Maman Turjaman Gelar Iptek Hasil Litbang Kehutanan Mendukung KPH, IPB Covention Center, Senin-12 Mei 2014 POHON PENGHASIL GAHARU ALAM A.malaccensis A. crassna

Lebih terperinci

Lampiran 1. Proses Kultur Cair Bacillus sp. yang Akan Digunakan Dalam Pakan. Alat dan Bahan yang Digunakan. Proses Pengambilan Bakteri

Lampiran 1. Proses Kultur Cair Bacillus sp. yang Akan Digunakan Dalam Pakan. Alat dan Bahan yang Digunakan. Proses Pengambilan Bakteri LAMPIRAN 40 41 Lampiran 1. Proses Kultur Cair Bacillus sp. yang Akan Digunakan Dalam Pakan Alat dan Bahan yang Digunakan Proses Pengambilan Bakteri Proses inokulasi bakteri ke media cair MRS Broth 42 Lampiran

Lebih terperinci

EKONOMI GAHARU. Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan. Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat.

EKONOMI GAHARU. Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan. Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat. EKONOMI GAHARU Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat. Hanya orangorang tertentu saja yang sudah membudidayakannya. Bukan karena tidak

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dimulai bulan April - Mei

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dimulai bulan April - Mei III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia ii dilaksaaka selama 2 bula dimulai bula April - Mei 2014 di Laboratorium Ilmu Nutrisi da Kimia Fakultas Pertaia da Peteraka Uiversitas Islam

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi

Lebih terperinci

JAMUR PEMBENTUK GAHARU SEBAGAI PENJAGA KELANGSUNGAN HIDUP TANAMAN GAHARU (Aquilaria sp)

JAMUR PEMBENTUK GAHARU SEBAGAI PENJAGA KELANGSUNGAN HIDUP TANAMAN GAHARU (Aquilaria sp) J. Tek. Ling Vol.11.2 Hal. 167-173 Jakarta, Mei 2010 ISSN 1441-318X JAMUR PEMBENTUK GAHARU SEBAGAI PENJAGA KELANGSUNGAN HIDUP TANAMAN GAHARU (Aquilaria sp) Yohanes Bernard Subowo Peneliti di Bidang Mikrobiologi,

Lebih terperinci

TEKNIK INOKULASI POHON PENGHASIL GAHARU & PERKEMBANGAN INDUSTRINYA

TEKNIK INOKULASI POHON PENGHASIL GAHARU & PERKEMBANGAN INDUSTRINYA TEKNIK INOKULASI POHON PENGHASIL GAHARU & PERKEMBANGAN INDUSTRINYA Erdy Santoso dan Maman Turjaman Centre for Conservation and Rehabilitation (CENCOR) Forestry Research & Development Agency (FORDA) Ministry

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO Imam Mahadi, Sri Wulandari dan Delfi Trisnawati Program

Lebih terperinci

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai : (3.1) Bahan Penelitian, (3.2) Alat Penelitian, dan (3.3) Metode Penelitian. 3.1. Bahan Penelitian Bahan baku penelitian pada proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian selama 2 bulan, yang dimulai Februari sampai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam perdagangan internasional, produk ini dikenal sebagai agarwood, aloeswood,

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam perdagangan internasional, produk ini dikenal sebagai agarwood, aloeswood, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Gaharu Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) merupakan nama perdagangan dari produk kayu (incense) yang dihasilkan oleh beberapa spesies pohon penghasil gaharu. Dalam perdagangan

Lebih terperinci

M 1 P 0.1 M 1 P 2.3 M 0 P 3.2 M 1 P 1.3 M 1 P 3.1

M 1 P 0.1 M 1 P 2.3 M 0 P 3.2 M 1 P 1.3 M 1 P 3.1 44 Lampiran 1. Tataletak Percobaan Penelitian U S M 0 P 0.2 M 1 P 1.3 M 1 P 0.2 M 0 P 3.1 M 0 P 2.3 M 1 P 2.3 M 0 P 2.1 M 1 P 3.3 M 1 P 3.1 M 1 P 1.2 M 1 P 1.1 M 0 P 3.3 M 0 P 0.3 M 0 P 1.1 M 1 P 0.3 M

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu dibuat tahapan-tahapan dari penelitian itu sendiri. Adapun tahapan dalam penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 10 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai Oktober 2012. Sampel gubal dan daun gaharu diambil di Desa Pulo Aro, Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten

Lebih terperinci

GAHARU DAN CARA PENYUNTIKAN GUBAL GAHARU PADA POHON GAHARU OLEH SYUKUR, SP, MP

GAHARU DAN CARA PENYUNTIKAN GUBAL GAHARU PADA POHON GAHARU OLEH SYUKUR, SP, MP GAHARU DAN CARA PENYUNTIKAN GUBAL GAHARU PADA POHON GAHARU OLEH SYUKUR, SP, MP widyaisara MUDA BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2015 I. TANAMAN GAHARU A. PENGERTIAN GAHARU : Gaharu merupakan substansi aromatic

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau Jl. H.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

n J enis il h hon t f

n J enis il h hon t f t a p e C k i id S Pemilihan Jenis Pohon Hut a n R a k y a t IPTEK Inovatif 4 i H rid BS-08 dan BS-09 Bibit Ulat Sutera ( B ombyx mori L.) Berkualitas Sistem Paku Berpori (SIMPORI) untuk Inokulasi Gaharu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru, III. BAHAN DAN METODE 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV. Ravi Nursery, di Jl. Kubang Raya Kab. Kampar, dan di Laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) UIN Suska Riau

Lebih terperinci

D E S A I N FA K TO R I A L 2 k A R U M H A N D I N I P R I M A N D A R I

D E S A I N FA K TO R I A L 2 k A R U M H A N D I N I P R I M A N D A R I D E S A I N FA K TO R I A L 2 k A R U M H A N D I N I P R I M A N D A R I PENDAHULUAN Desain faktorial digunakan secara luas dalam percobaan yang melibatkan beberapa faktor dimana di dalamnya penting dikaji

Lebih terperinci

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN Kelompok 11 : Devita Arum S. 12110101015 Saiful Fadillah 12110101027 Wafiyatul Khusna 12110101047 Firstyan Puguh N.C. 12110101051

Lebih terperinci

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH 74 LAMPIRAN 1 ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH Variasi Bahan Inokulum Ulangan Jumlah Rataan Baku (G) (F) 1 Perlakuan Perlakuan F1 4,4 4,5 8,900 4,450 G1 F 4,5 4,5 9,000 4,500

Lebih terperinci

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok)

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) KULIAH 13 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK 222) rahmaanisa@apps.ac.id Rancangan Split Blok Kedua faktor merupakan petak utama Pengaruh yang ditekankan adalah pengaruh interaksi

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas KM 15

Lebih terperinci

MAKALAH. Budidaya Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) sebuah alternatif dalam upaya peningkatan. pendapatan masyarakat. Oleh:

MAKALAH. Budidaya Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) sebuah alternatif dalam upaya peningkatan. pendapatan masyarakat. Oleh: 3 MAKALAH Budidaya Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) sebuah alternatif dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat. Disampaikan pada Seminar Nasional Agroforestri ke 4 : Pengembangan Teknologi Agroforestri

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO Delfi Trisnawati 1, Dr. Imam Mahadi M.Sc 2, Dra. Sri

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir, BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT)

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT) Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT) Ade Setiawan 009 Rancangan Petak-Petak Terbagi (RPPT/Split-split Plot) merupakan perluasan dari Rancangan Petak Terbagi (RPT). Pada RPT kita hanya melakukan percobaan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei 2013 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015 di III. MATERI DAN METODE 3.1. WaktudanTempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015 di Laboratorium Pascapanen Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Januari 2015. 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan

Lebih terperinci

PENAMBAHAN NAA DAN BAP TERHADAP MULTIPLIKASI SUBKULTUR TUNAS GAHARU

PENAMBAHAN NAA DAN BAP TERHADAP MULTIPLIKASI SUBKULTUR TUNAS GAHARU PENAMBAHAN NAA DAN BAP TERHADAP MULTIPLIKASI SUBKULTUR TUNAS GAHARU (Aquilaria malaccensis Lamk) (The Addition Of NAA and BAP On Bud Multipication Subculture Of Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk)) Julianti,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Sumber Data

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Sumber Data 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian pengaruh periode hari bulan terhadap hasil tangkapan dan tingkat pendapatan nelayan bagan tancap dilakukan selama delapan bulan dari bulan Mei 2009 hingga Desember

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juni 2012 di Perum Polda 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juni 2012 di Perum Polda 2 16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juni 2012 di Perum Polda 2 Gang Mawar no 7 Kelurahan Pinang Jaya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar

Lebih terperinci

REISOLASI DAN IDENTIFIKASI FUNGI PADA TANAMAN GAHARU (Aquilaria malaccencis Lamk.) YANG TALAH DIINOKULASI SKRIPSI

REISOLASI DAN IDENTIFIKASI FUNGI PADA TANAMAN GAHARU (Aquilaria malaccencis Lamk.) YANG TALAH DIINOKULASI SKRIPSI REISOLASI DAN IDENTIFIKASI FUNGI PADA TANAMAN GAHARU (Aquilaria malaccencis Lamk.) YANG TALAH DIINOKULASI SKRIPSI Oleh : LISDAYANI 081202058 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilaksanakan pada bulan November 2011-Februari 2012. Penelitian utama akan dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Januari 2015 di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. 3.2. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN MEDIA TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR (POC) NASA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN GAHARU (Aquilaria moluccensis)

PENGARUH PEMBERIAN MEDIA TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR (POC) NASA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN GAHARU (Aquilaria moluccensis) Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS Volume 13 No.1, 2017 PENGARUH PEMBERIAN MEDIA TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR (POC) NASA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN GAHARU (Aquilaria moluccensis) Ansoruddin

Lebih terperinci

PRATEK PERDAGANGAN GAHARU DI INDONESIA. Oleh : Sulistyo A. Siran Maman Turjaman. Bogor, 8 Desember 2015 DAFTAR ISI

PRATEK PERDAGANGAN GAHARU DI INDONESIA. Oleh : Sulistyo A. Siran Maman Turjaman. Bogor, 8 Desember 2015 DAFTAR ISI PRATEK PERDAGANGAN GAHARU DI INDONESIA Oleh : Sulistyo A. Siran Maman Turjaman Bogor, 8 Desember 2015 DAFTAR ISI A. PENDAHULUAN B. ASPEK PERDAGANGAN GAHARU 1. SPESIFIKASI PRODUK 2. PRODUSEN GAHARU 3. KONSUMEN

Lebih terperinci

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan II. Materi dan Metode 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan Januari-Mei 2013.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN CAMPURAN COCOPEAT DAN PUPUK KANDANG UNTUK PENANAMAN GAHARU (Aquilaria spp) PADA TANAH ULTISOL DI DESA PAK LAHENG KECAMATAN TOHO

PENGGUNAAN CAMPURAN COCOPEAT DAN PUPUK KANDANG UNTUK PENANAMAN GAHARU (Aquilaria spp) PADA TANAH ULTISOL DI DESA PAK LAHENG KECAMATAN TOHO PENGGUNAAN CAMPURAN COCOPEAT DAN PUPUK KANDANG UNTUK PENANAMAN GAHARU (Aquilaria spp) PADA TANAH ULTISOL DI DESA PAK LAHENG KECAMATAN TOHO (Using of mixed cocopeat and manure fertilizer to increament of

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi dan Seleksi Mikrob pada A. malaccensis Populasi bakteri dan fungi diketahui dari hasil isolasi dari pohon yang sudah menghasilkan gaharu. Sampel yang diambil merupakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1 cm SNI JIS. 1 cm. Gambar 4 Miselium yang menempel pada kayu contoh uji sengon longitudinal.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1 cm SNI JIS. 1 cm. Gambar 4 Miselium yang menempel pada kayu contoh uji sengon longitudinal. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengamatan Visual Kayu Pengamatan visual kayu merupakan pengamatan yang dilakukan untuk melihat dampak akibat serangan jamur pelapuk P. ostreatus terhadap contoh uji kayu

Lebih terperinci

PERCOBAAN RAK FAKTORIAL DENGAN MENGGUNAKAN R-STUDIO

PERCOBAAN RAK FAKTORIAL DENGAN MENGGUNAKAN R-STUDIO PERCOBAAN RAK FAKTORIAL DENGAN MENGGUNAKAN R-STUDIO RANCANGAN PERCOBAAN Anggota Kelompok : Wahyu Nikmatus Sholihah 121810101010 Vivie Aisyafi Fatimah 121810101050 Reyka Bella Desvandai 121810101080 Ratna

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dengan pengumpulan data di lapangan sejak tanggal 16 Agustus 2011 hingga 31 September 2011 di Desa Kertajaya, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Ekstrak pelepah pisang (Musa paradisiaca L.) memiliki kemampuan untuk menghambat

BAB V PENUTUP. 1. Ekstrak pelepah pisang (Musa paradisiaca L.) memiliki kemampuan untuk menghambat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwaekstrak pelepah pisang (Musa paradisiacal.) : 1. Ekstrak pelepah pisang (Musa paradisiaca L.) memiliki kemampuan untuk

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian Kamaludin Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang e-mail : kamaludinkamal27@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi kompos kotoran sapi yang terbaik dalam

Lebih terperinci