EKONOMI GAHARU. Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan. Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EKONOMI GAHARU. Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan. Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat."

Transkripsi

1 EKONOMI GAHARU Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat. Hanya orangorang tertentu saja yang sudah membudidayakannya. Bukan karena tidak adanya penelitian, tetapi akibat lemahnya sosialisasi menyebabkan usaha pengembangannya jauh tertinggal dibandingkan jenis pohon lainnya. Padahal, gaharu bisa dibilang sebagai permata kehutanan yang terpendam. Keuntungan dari bisnis pohon gaharu juga dapat merubah tingkat kesejahteraan hanya dalam waktu beberapa tahun. Lalu, apa sebenarnya gaharu itu? Mengenal Gaharu Gambar 1. Aquilaria filaria Gambar 2. Gyrinops versteegii Gaharu sebenarnya merupakan substansi aromatik yang berbentuk gumpalan atau padatan berwarna coklat muda sampai kehitaman yang terbentuk pada lapisan dalam kayu tertentu serta memiliki kandungan kadar damar wangi. Timbulnya gaharu ini bersifat spesifik, dimana tidak semua pohon dapat menghasilkan substansi aromatik ini. Penyebaran alami pohon gaharu sangat luas mulai dari India, Pakistan, Myanmar, Thailand, sampai Indonesia. Akan tetapi perlu diingat, bahwa tidak semua pohon gaharu akan menghasilkan gaharu, hanya pohon yang terinfeksi cendawan tertentu saja yang dapat menghasilkan gaharu. Oleh karena itu diperlukan campur tangan manusia untuk mempercepat terbentuknya gaharu

2 Selain dapat tumbuh di kawasan hutan, pohon gaharu juga dapat tumbuh di pekarangan masyarakat. Tempat tumbuh yang cocok untuk tanaman penghasil gaharu adalah dataran rendah, sampai lereng-lereng bukit. Lahan tempat tumbuh yang perlu dihindari adalah lahan yang tergenang secara permanen, tanah rawa, lahan dangkal, pasir kuarsa, dan lahan yang mempunyai ph kurang dari empat. Produksi Gaharu Penanaman bibit penghasil gaharu dapat dilakukan secara sistem monokultur ataupun tumpangsari. Akan tetapi lebih disarankan dengan sistem tumpangsari. Pada tahap awal pertumbuhan di lapangan, bibit pohon gaharu memerlukan naungan. Pohon gaharu pada umur 1 s/d 3 tahun perlu dipelihara secara intensif, terutama mengurangi gangguan dari gulma. Pada umur tersebut, tanaman penghasil gaharu telah bermikoriza, sehingga penggunaan pupuk kimia dapat diminimalisir. Gambar 3. Hasil pemanenan Jarak tanam gaharu bersifat fleksibel dengan waktu penanaman diusahakan pada musim hujan. Hal ini agar bibit mendapatkan air yang cukup pada awal pertumbuhannya. Media tanam dapat berupa tanah dan kompos. Pada setiap lubang tanam dianjurkan untuk diberikan pupuk kompos minimum satu kg setiap lubang.

3 Setelah pohon gaharu berdiameter sepuluh sentimeter atau kira-kira pada umur 5 tahun, proses inokulasi untuk memperoleh gaharu dapat dilakukan dengan cara diantaranya dengan menyuntikkan mikroorganisme jamur Fusarium sp. Produksi gaharu mulai terbentuk setelah satu bulan penyuntikan dengan tanda-tanda pohon tampak merana, dedaunan menguning dan rontok, kulit batang rapuh, jaringan kayu berwarna coklat tua serta mengeras. Jika dibakar akan mengeluarkan aroma khas mirip kemenyan. Gaharu kemudian dapat dipanen 3 s/d 4 tahun kemudian. Jumlah produksi gaharu dapat beragam tergantung kualitas pohon dan tempat tumbuhnya dengan rata-rata 2 kg per pohon. Gambar 4. Gubal gaharu Gambar 5. Kemedangan Manfaat Gaharu Hasil turunan produk gaharu pun saat ini semakin hari semakin beragam, diantaranya ialah untuk bahan baku yang sangat mahal dan terkenal pada industri kosmetik seperti parfum, sabun, lotions, pembersih muka, aroma terapi serta obat-obatan seperti obat hepatitis, liver, alergi, obat batuk, penenang, sakit perut, rhematik, malaria, asma, TBC, kanker, tonikum. Gaharu juga merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat di negara-negara Timur Tengah yang digunakan sebagai dupa untuk ritual keagamaan. Berdasarkan hal tersebut maka bisa dikatakan bahwa gaharu memiliki banyak manfaat dan kegunaan gaharu sehingga

4 hampir semua bagian pohon gaharu ini dapat dimanfaatkan untuk bahan baku produk, sehingga tidak ada bagian yang terbuang sia-sia. Gambar 6. Teh dan parfum dari gaharu Gambar 7. Dupa/Hio dan Tasbih dari Nilai Ekonomi Gaharu Kontribusi gaharu terhadap penerimaan devisa negara menunjukkan grafik yang terus meningkat. Menurut BPS, nilai ekspor gaharu dari Indonesia tahun 1990 s/d 1998 adalah sebesar US $2 juta, dan pada tahun 2000 meningkat menjadi US $2,2 juta. Namun sejak tahun 2000 s/d 2002, ekspor gaharu menurun menjadi 30 ton dengan nilai US $ Penurunan ini disebabkan oleh semakin sulitnya gaharu ditemukan. Saat ini, harga gaharu bisa mencapai Rp 5 s/d 20 juta per kg. Harga itu tergantung dari jenis dan kualitas getah gaharu. Untuk gaharu yang memiliki kualitas rendah atau berwarna kuning laku dijual Rp 5 juta per kg, sedangkan untuk gaharu yang berwarga hitam atau kualitas baik laku dijual Rp 15 s/d 20 juta per kg. Bahkan dapat mencapai US $ per kg di tingkat pengguna akhir. Di Kalimantan harga gaharu dapat mencapai Rp per kg.

5 Dengan jarak tanam katakanlah sekitar 3 x 3 m atau 1100 pohon per ha, maka akan dihasilkan sekitar 2 ton per ha. Jika kita asumsikan bahwa gaharu yang dihasilkan hanya kualitas rendah dengan harga Rp 300 ribu per kg, maka akan diperoleh pendapatan Rp 600 juta per ha. Bagaimana jika yang dihasilkan tersebut adalah gaharu kualitas super dengan harga Rp 600 ribu per kg pada pedagang pengumpul. Maka akan diperoleh pendapatan minimal sekitar 1,2 milyar per ha. Suatu jumlah yang sangat fantastis untuk usaha kurang dari 10 tahun. Di pasaran dalam negeri, gaharu dikelompokkan menjadi beberapa kelas mutu. Diantaranya yaitu Gaharu Double Super senilai 30 s/d 40 juta per kg, Gaharu Super senilai 15 s/d 30 juta per kg, Gaharu AB senilai 5 s/d 15 juta per kg, Kemedangan sekitar 2 s/d 10 juta per kg, Gaharu Teri 1 s/d 2 juta per kg, dan Bubuk Gaharu per Kg. Sedangkan untuk pemasaran tidak perlu khawatir, karena banyak pembeli yang siap mendatangi mereka yang memiliki gaharu. Untuk Negara pemakai atau pengimpor gaharu banyak sekali diantaranya adalah Saudi Arabia, Kuwait, Yaman, United Emirat, Turki, Singapura, Jepang, dan USA. Penutup Berdasarkan hal tersebut, nilai jual dari gaharu yang sangat tinggi ini seharusnya dapat digunakan oleh pihak-pihak terkait untuk mendorong masyarakat agar mau membudidayakannya sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan. Melalui peningkatan kesejahteraan diharapkan ke depannya dapat mengurangi tekanan masyarakat terhadap sumber daya hutan.

TEKNIK BUDIDAYA GAHARU SERTA PERAN NYATA PENYULUH KEHUTANAN DALAM BUDIDAYA GAHARU

TEKNIK BUDIDAYA GAHARU SERTA PERAN NYATA PENYULUH KEHUTANAN DALAM BUDIDAYA GAHARU TEKNIK BUDIDAYA GAHARU SERTA PERAN NYATA PENYULUH KEHUTANAN DALAM BUDIDAYA GAHARU Oleh : Firmansyah, S.Hut, M.Si Penyuluh Kehutanan Ahli Pusat Penyuluhan BP2SDM Berdasarkan sifat fisiologis jenis-jenis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan. Gambir berasal dari. (Uncaria gambir Roxb.). Menurut Manan (2008), gambir merupakan tanaman

PENDAHULUAN. Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan. Gambir berasal dari. (Uncaria gambir Roxb.). Menurut Manan (2008), gambir merupakan tanaman PENDAHULUAN Latar Belakang Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan. Gambir berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan bernama gambir (Uncaria gambir Roxb.). Menurut Manan (2008), gambir

Lebih terperinci

BP2LHK Manabo Kampus Kreatif Sahabat Rakyat

BP2LHK Manabo Kampus Kreatif Sahabat Rakyat BP2LHK Manabo Kampus Kreatif Sahabat Rakyat GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN TEKNIK INOKULASI GAHARU oleh : Jafred E. Halawane Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado Jl. Adipura Kelurahan Kima

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU ketiak daun. Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN JENIS TANAMAN GAHARU DI KALIMANTAN SELATAN

PROSPEK PENGEMBANGAN JENIS TANAMAN GAHARU DI KALIMANTAN SELATAN PROSPEK PENGEMBANGAN JENIS TANAMAN GAHARU DI KALIMANTAN SELATAN Oleh : RINGKASAN Kehutanan merupakan sektor yang berkontribusi terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Provinsi Kalimantan Selatan.

Lebih terperinci

Pengembangan HHBK Jenis Gaharu (Aquilaria malaccensis ) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Pengembangan HHBK Jenis Gaharu (Aquilaria malaccensis ) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung BAB II Pengembangan HHBK Jenis Gaharu (Aquilaria malaccensis ) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Oleh: Ir. Sukandar, M.Si / Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Bangka Belitung. G aharu adalah produk Hasil

Lebih terperinci

GAHARU DAN CARA PENYUNTIKAN GUBAL GAHARU PADA POHON GAHARU OLEH SYUKUR, SP, MP

GAHARU DAN CARA PENYUNTIKAN GUBAL GAHARU PADA POHON GAHARU OLEH SYUKUR, SP, MP GAHARU DAN CARA PENYUNTIKAN GUBAL GAHARU PADA POHON GAHARU OLEH SYUKUR, SP, MP widyaisara MUDA BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2015 I. TANAMAN GAHARU A. PENGERTIAN GAHARU : Gaharu merupakan substansi aromatic

Lebih terperinci

Ekonomi Pertanian di Indonesia

Ekonomi Pertanian di Indonesia Ekonomi Pertanian di Indonesia 1. Ciri-Ciri Pertanian di Indonesia 2.Klasifikasi Pertanian Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri pertanian di Indonesia serta klasifikasi atau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gaharu merupakan hasil dari pohon atau kayu dengan famili. Thymeleaceae dan bermarga Aquilaria. Aquilaria malaccensis adalah sumber

TINJAUAN PUSTAKA. Gaharu merupakan hasil dari pohon atau kayu dengan famili. Thymeleaceae dan bermarga Aquilaria. Aquilaria malaccensis adalah sumber TINJAUAN PUSTAKA Gaharu merupakan hasil dari pohon atau kayu dengan famili Thymeleaceae dan bermarga Aquilaria. Aquilaria malaccensis adalah sumber utama gaharu (agarwood). Guna menghindari tumbuhan penghasil

Lebih terperinci

G A H A R U, SNI

G A H A R U, SNI G A H A R U, SNI 01-5009.1-1999 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi, lambang dan singkatan, istilah, spesifikasi, klasifikasi, cara pemungutan, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat

Lebih terperinci

PRATEK PERDAGANGAN GAHARU DI INDONESIA. Oleh : Sulistyo A. Siran Maman Turjaman. Bogor, 8 Desember 2015 DAFTAR ISI

PRATEK PERDAGANGAN GAHARU DI INDONESIA. Oleh : Sulistyo A. Siran Maman Turjaman. Bogor, 8 Desember 2015 DAFTAR ISI PRATEK PERDAGANGAN GAHARU DI INDONESIA Oleh : Sulistyo A. Siran Maman Turjaman Bogor, 8 Desember 2015 DAFTAR ISI A. PENDAHULUAN B. ASPEK PERDAGANGAN GAHARU 1. SPESIFIKASI PRODUK 2. PRODUSEN GAHARU 3. KONSUMEN

Lebih terperinci

.:::: Powered By Ludarubma ::::. G A H A R U

.:::: Powered By Ludarubma ::::. G A H A R U Page 1 of 5 Standar Nasional Indonesia SNI 01-5009.1-1999 G A H A R U 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi, lambang dan singkatan, istilah, spesifikasi, klasifikasi, cara pemungutan, syarat mutu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk menunjang pembangunan pertanian tidak terlepas dari kemampuan petani dalam menerapkan teknologi

Lebih terperinci

Islam sebagai agama yang Universal dan Konprehensif. Universal berarti bahwa

Islam sebagai agama yang Universal dan Konprehensif. Universal berarti bahwa 1 MEKANISME INVESTASI TANAMAN GAHARU DI KECAMATAN SINGINGI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus Petani Gaharu Dengan PT.Elang Samudra Abadi) A. Latar Belakang Islam

Lebih terperinci

ITTO CITES (Phase II-CFBTIR) PUSLITBANG HUTAN Bogor, 8 Desember 2015

ITTO CITES (Phase II-CFBTIR) PUSLITBANG HUTAN Bogor, 8 Desember 2015 Hariyatno Dwiprabowo AgustinusTampubolon ITTO CITES (Phase II-CFBTIR) PUSLITBANG HUTAN Bogor, 8 Desember 2015 Gaharu (Agarwood incense) telah dikenal sejak dahulu kala oleh empat peradaban kuno yakni India,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 02/01/12/Thn. XX, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN NOVEMBER SEBESAR US$723,68 JUTA Nilai

Lebih terperinci

Formulasi Inokulan Jamur Pembentuk Gubal Gaharu pada Tanaman Ketimunan (Gyrinops versteegii) 1

Formulasi Inokulan Jamur Pembentuk Gubal Gaharu pada Tanaman Ketimunan (Gyrinops versteegii) 1 AGROTROP, 2(2): 139-144 (2012) ISSN: 2088-155X C Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia Formulasi Inokulan Jamur Pembentuk Gubal Gaharu pada Tanaman Ketimunan (Gyrinops versteegii)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambir (Uncaria gambir Roxb.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi serta memiliki prospek yang baik bagi petani maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan Standar Nasional Indonesia Gaharu ICS 65.020.99 Badan Standardisasi Nasional Copyright notice Hak cipta dilindungi undang undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama November 2015, Nilai Ekspor US$ 106,27 Juta dan Impor US$ 87,33 Juta Selama November 2015, total ekspor senilai US$ 106,27 juta, naik US$ 21,06 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks. menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur.

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks. menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks yang menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur. Usaha mengisolasi senyawa baru pada tumbuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 02/01/12/Th.XIX, 04 Januari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR US$607,63 JUTA.

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 33/06/12/Thn. XX, 02 Juni PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN APRIL SEBESAR US$775,84 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR Selama il, Nilai Ekspor US$ 169,61 Juta dan Impor US$ 1,13 Juta No. 02/06/62/Th. XI, 2 Juni Selama il, total ekspor senilai US$ 169,61 juta,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 69/12/72/Th.XVIII, 01 Desember 2015 Selama Oktober 2015, Nilai Ekspor US$ 85,21 Juta dan Impor US$ 71,73 Juta Selama Oktober 2015, total ekspor senilai

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No.15/03/12/Thn. XX, 01 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI SEBESAR US$707,83 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 43/08/12/Thn. XX, 01 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JUNI SEBESAR US$632,13 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam

Lebih terperinci

Budidaya Pohon Penghasil Gaharu (Aquilaria malaccensis) Di Kenagarian Pilubang, Kecamatan harau, Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatra Barat

Budidaya Pohon Penghasil Gaharu (Aquilaria malaccensis) Di Kenagarian Pilubang, Kecamatan harau, Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatra Barat BUDIDAYA GAHARU Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 1 No.1 (2014) 001 004 http://www... Budidaya Pohon Penghasil Gaharu (Aquilaria malaccensis) Di Kenagarian Pilubang, Kecamatan harau, Kabupaten 50 Kota,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil rempah utama di dunia. Rempah yang dihasilkan di Indonesia diantaranya adalah lada, pala, kayu manis, vanili, dan cengkeh. Rempah-rempah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/03/62/Th. XI, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR Selama uari 2017, Nilai Ekspor US$ 206,16 Juta dan Impor US$ 12,43 Juta Selama uari 2017, total ekspor senilai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Manggis merupakan salah satu buah tropis yang sangat disukai baik oleh masyarakat dalam negeri maupun masyarakat luar negeri. Buah manggis memiliki beberapa kekhasan sehingga

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehutanan yang bernilai ekonomi tinggi. Gaharu digunakan sebagai bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. kehutanan yang bernilai ekonomi tinggi. Gaharu digunakan sebagai bahan baku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak lebih dari 15 abad yang lalu, gaharu telah dikenal sebagai produk kehutanan yang bernilai ekonomi tinggi. Gaharu digunakan sebagai bahan baku wewangian yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang cukup besar di dunia. Pada masa zaman pemerintahan Hindia-Belanda, Indonesia merupakan negara terkenal yang menjadi pemasok hasil

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PAKU BERPORI DALAM INOKULASI POHON GAHARU. (Inovasi Baru Dalam Teknologi Rekayasa Pembentukan Gubal Gaharu Yang Berkualitas)

PENGGUNAAN PAKU BERPORI DALAM INOKULASI POHON GAHARU. (Inovasi Baru Dalam Teknologi Rekayasa Pembentukan Gubal Gaharu Yang Berkualitas) PENGGUNAAN PAKU BERPORI DALAM INOKULASI POHON GAHARU (Inovasi Baru Dalam Teknologi Rekayasa Pembentukan Gubal Gaharu Yang Berkualitas) SENTOT ADI SASMUKO BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MATARAM Gaharu (agarwood)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/05/62/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR Selama et, Nilai Ekspor US$ 187,76 Juta dan Impor US$ 16,25 Juta Selama et, total ekspor senilai US$ 187,76 juta,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi

I. PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bawang merah merupakan komoditas sayuran yang sudah sejak lama di usahakan oleh petani secara intensif. Komoditas pertanian ini merupakan sumber pendapatan dan kesempatan

Lebih terperinci

D. 9. Ahad Fitriadi 1, Abubakar M. Lahjie 2 dan Rochadi Kristiningrum 3

D. 9. Ahad Fitriadi 1, Abubakar M. Lahjie 2 dan Rochadi Kristiningrum 3 D. 9 Produksi Kayu Bulat dan Nilai Harapan Lahan Hutan Tanaman Rakyat Gaharu (Aquilaria microcarpa) Di Desa Perangat Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara Ahad Fitriadi 1, Abubakar M. Lahjie

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 14/03/12/Thn. XIX, 01 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI SEBESAR US$574,08 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negri (ekspor). Sudah sejak lama tanaman pala dikenal sebagai tanamn rempah

BAB I PENDAHULUAN. negri (ekspor). Sudah sejak lama tanaman pala dikenal sebagai tanamn rempah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang sangat potensi sebagai komoditas perdagangan di dalam dan luar negri (ekspor).

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 PROSPEK PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF (BIOFUEL)

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 PROSPEK PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF (BIOFUEL) LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 PROSPEK PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF (BIOFUEL) Oleh : Prajogo U. Hadi Adimesra Djulin Amar K. Zakaria Jefferson Situmorang Valeriana Darwis PUSAT ANALISIS SOSIAL

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan

Lebih terperinci

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM Penanganan dan Pengelolaan Saat Panen Mengingat produk tanaman obat dapat berasal dari hasil budidaya dan dari hasil eksplorasi alam maka penanganan

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil,

BAB I PENDAHULUAN. penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman nilam (Pogostemon Cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil, dihasilkan oleh

Lebih terperinci

Perkembangan Ekspor dan Impor Kalimantan Barat Agustus 2017

Perkembangan Ekspor dan Impor Kalimantan Barat Agustus 2017 Perkembangan Ekspor dan Impor Kalimantan Barat tus No. 53/10/61/Th. XX, 2 Oktober BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT Perkembangan Ekspor dan Impor Kalimantan Barat tus A. PERKEMBANGAN EKSPOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan bahan pangan adalah ketersediaan bahan pangan secara fisik di suatu wilayah dari segala sumber, baik itu produksi domestik, perdagangan dan bantuan. Ketersediaan

Lebih terperinci

TEKNIK PENANAMAN, PEMELIHARAAN, DAN EVALUASI TANAMAN

TEKNIK PENANAMAN, PEMELIHARAAN, DAN EVALUASI TANAMAN TEKNIK PENANAMAN, PEMELIHARAAN, DAN EVALUASI TANAMAN Isi Materi Teknik Tk ikpenanaman Teknik Pemeliharaan Tanaman Evaluasi Hasil Penanaman Faktor Keberhasilan Penanaman Kesesuaian Tempat Tumbuh/Jenis Kesesuaian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 23/05/12/Thn. XX, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN MARET SEBESAR US$831,16 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Pertanian merupakan

Lebih terperinci

1. PERKEMBANGAN EKSPOR

1. PERKEMBANGAN EKSPOR BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 21/04/73/Th. X, 15 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI SELATAN MARET MARET EKSPOR SULAWESI SELATAN SENILAI US$ 76,35 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Selatan pada meningkat

Lebih terperinci

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 2.1. Iklim Ubi kayu tumbuh optimal pada ketinggian tempat 10 700 m dpl, curah hujan 760 1.015 mm/tahun, suhu udara 18 35 o C, kelembaban udara 60 65%, lama penyinaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Myrtaceae yang diketahui tumbuh pada areal dataran rendah berawa (coastal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Myrtaceae yang diketahui tumbuh pada areal dataran rendah berawa (coastal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pohon gelam (Melaleuca sp.) adalah salah satu jenis tumbuhan dari suku Myrtaceae yang diketahui tumbuh pada areal dataran rendah berawa (coastal swampy lowlands) di beberapa

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/02/62/Th. IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan sebesar US$62,45 juta, turun 29,68 persen dibanding

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR Selama, Nilai Ekspor US$ 140,55 Juta dan Impor US$ 2,67 Juta No. 02/09/62/Th. XI, 4 September Selama, total ekspor senilai US$ 140,55 juta,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari kemiringan rendah hingga sangat curam (Gumbira-Sa id et al., 2009).

I. PENDAHULUAN. dari kemiringan rendah hingga sangat curam (Gumbira-Sa id et al., 2009). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambir merupakan ekstrak daun dan ranting yang berasal dari tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb.) yang telah dikeringkan. Produk tersebut telah lama dikenal oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk ke dalam suku Liliaceae. Brebes yang merupakan sentra terbesar bawang merah.

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk ke dalam suku Liliaceae. Brebes yang merupakan sentra terbesar bawang merah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk ke dalam suku Liliaceae. Tanaman ini berasal dari Asia Selatan, yaitu daerah sekitar India, Pakistan sampai Palestina

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/06/62/Th. IX, 1 Juni PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan sebesar US$124,19 juta, turun 13,01 persen dibanding bulan yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR No. 02/01/62/Th. XI, 3 Januari 2017 Selama ember, Nilai Ekspor US$ 128,13 Juta dan Impor US$ 3,68 Juta Selama ember, total ekspor senilai US$ 128,13 juta, naik US$ 64,07 juta

Lebih terperinci

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI PENGEMBANGAN AGROFORESTRY

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI PENGEMBANGAN AGROFORESTRY PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI PENGEMBANGAN AGROFORESTRY BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MANADO 2016 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang

Lebih terperinci

Peluang Investasi Minyak Akar Wangi

Peluang Investasi Minyak Akar Wangi Halaman 1 Peluang Investasi Minyak Akar Wangi Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah Tingkat II di Jawa Barat yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang sangat baik, oleh karena itu daerah Garut sangat

Lebih terperinci

Ribuan mikroba penyebab penyakit disuntikkan

Ribuan mikroba penyebab penyakit disuntikkan 1 GAHARU Suntikan Maut Dibalas Aroma Harum Batang gaharu terinfeksi cendawan Ribuan mikroba penyebab penyakit disuntikkan ke sekujur gaharu. Pohon itu membalas dengan harum gubal sebelum meregang nyawa.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. Buah nenas merupakan produk terpenting kedua setelah pisang. Produksi nenas mencapai 20%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program pengembangan agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Benzil alkohol banyak. solvent, dan sebagai bahan untuk industri kimia yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Benzil alkohol banyak. solvent, dan sebagai bahan untuk industri kimia yang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, pembangunan di segala bidang makin diperhatikan. Salah satu jalan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa adalah dengan pembangunan

Lebih terperinci

Produksi Per musim tanam (kg)

Produksi Per musim tanam (kg) Lampiran 1. Umur Petani (Tahun), Lama Bertani (Tahun), Luas Lahan (Ha), Produksi Per Musim Tanam (Kg), Jumlah Bibit (Batang), dan Bibit Per Batang No Sampel Umur (tahun) Lama Bertani (tahun) Luas Lahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENGOLAHAN NILAM 1

PENDAHULUAN PENGOLAHAN NILAM 1 PENDAHULUAN Minyak nilam berasal dari tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu komoditi non migas yang belum dikenal secara meluas di Indonesia, tapi cukup popular di pasaran Internasional.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/07/62/Th. IX, 1 Juli 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015 Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Mei 2015 sebesar US$121,89 juta, turun 1,85 persen dibanding

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dibidang kehutanan saat ini terus ditingkatkan dan diarahkan untuk menjamin kelangsungan tersedianya hasil hutan, demi kepentingan pembangunan industri, perluasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaharu telah digunakan lebih dari 2000 tahun yang lalu secara luas oleh orang dari berbagai agama, keyakinan dan kebudayaan terutama di Negara-negara Timur Tengah, Asia

Lebih terperinci

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilam (Pogostemon sp.) merupakan salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri (essential oil). Di dalam dunia perdagangan Intemasional minyak nilam sering

Lebih terperinci

Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung

Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung Oleh: Agus Wahyudi (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (Sumber : SINAR TANI Edisi 17 23 November 2010)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR No. 02/04/62/Th. XI, 3 April Selama Februari, Nilai Ekspor US$ 164,57 Juta dan Impor US$ 1,29 Juta Selama Februari, total ekspor senilai US$ 164,57 juta, turun US$ 41,59 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. non kayu diantaranya adalah daun, getah, biji, buah, madu, rempah-rempah, rotan,

BAB I PENDAHULUAN. non kayu diantaranya adalah daun, getah, biji, buah, madu, rempah-rempah, rotan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil hutan non kayu merupakan hasil hutan dimana produk yang diambil bukan kayu atau hasilnya bukan berasal dari penebangan pohon. Produk hasil hutan non kayu diantaranya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR Selama, Nilai Ekspor US$ 58,98 Juta dan Impor US$ 2,88 Juta No. 02/09/62/Th. X, 1 September Selama, total ekspor senilai US$ 58,98 juta, turun

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Pertanian merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah dan kondisi alam yang subur untuk pertanian. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/05/62/Th. X, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR Selama et, Nilai Ekspor US$ 74,95 Juta dan Impor US$ 0,89 Juta Selama et, total ekspor senilai US$ 74,95 juta, turun

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL Gamal Nasir Direktorat Jenderal Perkebunan PENDAHULUAN Kelapa memiliki peran strategis bagi penduduk Indonesia, karena selain

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI UTARA BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI UTARA BULAN MARET 2017 . 25/4/71/Th.XI, 17 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI UTARA BULAN MARET EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 77,90 JUTA Nilai ekspor produk (nonmigas) Sulawesi Utara pada sebesar US$ 77,90 juta (angka

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG

VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG 1. Lokasi Penelitian Lapang Penelitian lapang dilakukan di Kabupaten Subang, Jawa Barat, khususnya usaha perkebunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dulu. Ada beberapa jenis tomat seperti tomat biasa, tomat apel, tomat keriting,

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Kedelai

Teknologi Budidaya Kedelai Teknologi Budidaya Kedelai Dikirim oleh admin 22/02/2010 Versi cetak Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH JUNI 2012

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH JUNI 2012 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 02/08/62/Th. VI,1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN TENGAH JUNI Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Kalimantan Tengah bulan Juni sebesar US$92,40 juta, turun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Salah satu tantangan terbesar yang dimiliki oleh Indonesia adalah ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan nasional adalah masalah sensitif yang selalu

Lebih terperinci