Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial"

Transkripsi

1 MODUL PERKULIAHAN Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial Langkah-Langkah Pencatatan Observasi dan Wawancara Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 04 MK61103 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan Langkah-Langkah Perencanaan Observasi dan wawancara dalam seting klinis dan sosial. Kompetensi Mampu menjelaskan dan memahami teknik-teknik perencanaan dan pencatatan dalam wawancara dan observasi dalam setting psikologi klinis dan sosial

2 Langkah-langkah Perencanaan Observasi dan Wawancara Tahap Persiapan Dalam tahap persiapa hal yang sangat penting dilakukan adalah membuat rancangan observasi. Rancangan observasi disusun memenuhi persyaratan observasi sistematis. Dalam menyusun rancangan observasi, terdapat hal-hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan agar kegiatan observasi berjalan dengan lancar dan dapat memenuhi tujuan observasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat rancangan observasi adalah sebagai berikut. Menetapkan maksud dan tujuan observasi. Langkah pertama dalam membuat rancangan observasi adalah menetapkan maksud dan tujuan observasi. Hal ini berkaitan dengan orientasi observer. Apakah observer melakukan observasi dengan maksud Keperluan penelitian, diagnostik, dan membuat program intervensi. Dalam Bentzen (dikutip dalam Kusdiyati & Fahmi, 2016), maksud dan tujuan adalah tugas pokok yang sangat penting sebelum melakukan observasi, karena tujuan observasi dapat menentukan sumber daya yang diperlukan, setting dan metode observasi tertentu yang digunakan Apabila maksud dilakukannya observasi sudah ditetapkan, maka selanjutnya adalah menetapkan tujuan observasi. Tujuan observasi harus didefinisikan secara tepat dan spesifik akan mengarahkan aktivitas observasi ke dalam unit-unit yang dapat diatur dan diorganisasikan dengan baik sesuai dengan tujuan. Terkait dengan maksud dan tujuan observasi harus diketahui pula objek yang akan diobservasi, seperti anak, remaja, dewasa, orangtua, individu atau kelompok. Apa yang akan diobservasi? Hal ini terkait Apa yang diobservasi, target behavior berupa tingkah laku spesifik apa yang akan diamati. Target behavior harus didefinisikan dengan objektif, terperinci atau spesifik, ke dalam definisi operasional. Definisi operasional yang jelas dan spesifik dari target behavior akan membantu observer dalam mengenali suatu tingkah laku yang dimaksud dan membedakannya dari tingkah laku lain yang tampaknya serupa (Sattler, 2006). Definisi operasional ini harus secara eksplisit dapat memberikan batasan tingkah laku yang dimaksud. Pentingnya deskripsi yang tepat dari suatu definisi operasional adalah untuk menambah keakuratan dalam mengobservasi dan menghasilkan interpretasi dengan tepat, sehingga dapat membuat keputusan dengan tepat pula. Berikut ini adalah contoh definisi operasional yang kurang jelas dan spesifik, serta definisi operasional yang jelas dan spesifik (Sattler, 2006). 2

3 Definisi Operasional yang Kurang Jelas dan Spesifik Definisi Operasional yang Kurang Jelas dan Spesifik Anak dapat melompat Anak menyukai sekolah Anak dapat berbagi Definisi Operasional yang jelas dan Spesifik Anak dapat melompat dalam jarak selangkah ke depan, dari posisi berdiri, dan mendarat dengan kedua kaki tanpa terjatuh. Anak dapat membuat pernyataan verbal, bahwa ia menyukai sekolah tanpa diarahkan. Ketika bermain dengan mainannya dan anak lain mendekati dan meminta mainannya, anak memberikan mainannya pad anaklain tersebut tanpa ada pernyaaab verbal yang negatif. Dalam Sattler (2006) memberikan panduan merumuskan definisi operasional, yakni observer merumuskan gambaran target behavior secara jelas dan setepat mungkin. Observer juga mencatat dan menyusun daftar contoh-contoh tingkah laku yang tercakup dalam target behavior. Observer diminta untuk menyempurnakan definisi yang mencakup berbagai contoh. Observer juga mencatat tingkah laku yang mirip, tetapi berbeda dengan target behavior. Observer juga harus mampu menyempurnakan kembali definisi, sehingga berbagai tingkah laku yang mirip tidak tercakup. Berikan definisi tersebut kepada observer yang tidak terlatih dan yang terlatih dan kaji apakah mereka mencapai reliabilitas yang sama terhadap pencatatan kemunculan target behavior. Tahap persiapan observasi harus ditentukan dimana observasi dilakukan. Apakah observasi akan dilakukan di sekolah, di rumah (natural setting), tempat kerja (simulasi kerja). Kapan observasi diselenggarakan. Hal ini berkaitan kapan sebaiknya observer dilakukan. Hal yang harus dipertimbangkan adalah observasi dilaksanakan pada saat yang tepat dimana tingkah laku tersebut sering terjadi. Ini berarti momennya harus tepat. Apabila kita mengobservasi tanpa mempertimbangkan saat tingkah laku tersebut sering muncul, maka dapat dikatakan bahwa sampel tingkah laku yang kita ambil tidak representatif dan ini mengakibatkan hasil observasi tidak valid (Kusdiyati & Fahmi, 2016) Bagaimana pengukuran atau teknik pencatatatn data observasi? Apakah tingkah laku diukur secara kualitatif atau kuantitatif? Hal ini disesuaikan dengan tujuan observasi. Menetapkan landasan teoretik. Observer menetapkan landasan teoretik yang akan dijadikan acuan dlm memahami tingkah laku yang akan diamati dan di ukur. Perspektif yang beragam sangat diperlukan, karena tingkah laku bersifat kompleks dan didasari oleh 3

4 beberapa variabel. Pada kenyataannya suatu tingkah laku tertentu muncul atau ditampilkan ditentukan oleh beberapa faktor dalam waktu yang bersamaan. Menentukan jenis data yang diamati. Jenis data yang diamati bisa berupa verbal behavior (tingkah laku verbal) atau nonverbal behavior (tingkah laku non verbal) atau keduanya. Tipe Pengukuran dan Pencatatan Data (a) Behavior Tallying dan Charting Dalam penelitian kualitatif terdapat suatu metode pengumpulan data dengan cara observasi.salah satu teknik observasi yaitu dengan behavioral tallying and charting. Salah satu teknik termudah bagi observer untuk mencatat perilaku yang terjadi adalah dengan membuat tally perilaku setiap waktunya. Informasi dikumpulkan dengan cara memberikan Tally pada perilaku yang kemudian digunakan untuk mendesain checklist atau rating scales, atau sebagai landasan untuk melengkapi checklist danrating scales (Cartwright & Cartright, 1984). Behavior diartikan sebagai perilaku dan tallying ialah perhitungan. Jadi behavioral tallyingmerupakan teknik pencatatan perilaku seseorang dengan menggunakan penghitungan. Perilaku yang bisa diobservasi ialah yang bisa dilihat, didengar, dihitung dan diukur. Chart dapat diartikan sebagai grafik, jadi apabila dihubungkan dengan behavioral tallying yaitu salah satu teknik observasi dengan menggunakan turus pada tabel, kemudian dapat dilakukan kuantifikasi atau perhitungan dari perilaku yang diobservasi. Selain itu, mampu merubah hasil kuantifikasi tersebutmenjadi bentuk grafik. Lebih spesifik metode ini mampu mengkuantifikasikan perilaku yang muncul dalam suatu rentang waktu yang ditentukan (Herdiansyah, ). Tallying dapat dilakukan dengan syarat batasan perilaku yang akan diobservasi harus jelastiap unitnya dan tidak tumpang tindih dengan perilaku lainnya yang menyebabkan sulitnya perilaku dihitung. Hal tersebut dilakukan karena tidak semua perilaku mudah untuk dihitung ataudikuantifikasikan karena beberapa perilaku tidak memiliki batasan yang jelas, atau tidak dpatdilihat perunitnya karena perilaku tersebut kompleks dan overlapping. satu sama lain (Herdiansyah, ), ada beberapa perilaku yang sulit dideskripsikan sebagai penilaian unit perilaku. Untuk tipe perilaku yang sulit dihitung, dapat dilakukan pencatatan durasi. Salah satu contoh, yaitu perilaku duduk di kursi yang melibatkan kegiatan verbal dan gerak-gerik perilaku dari pada hanyasekedar duduk di kursi, karena sulit untuk melakukan penilaian tersebut, prosedur semestinya yangsederhana bisa dilakukan ialah mencatat lamanya waktu subjek menghabiskan waktu duduk dikursi tanpa memperdulikan 4

5 Axis Title perilaku lain yang terjadi saat ia duduk di sana (Cartwright &Cartright, 1984).Beberapa contoh perilaku yang memenuhi syarat sebagai unit terpisah yang bisa dilakukan pen-tallyan adalah (Cartwright & Cartright, 1984): Menyentuh hidung, menendang bola, memukul. Contoh Teknik Pencatatan Behavior Tallying A. Behavior Tallying Nama : A Tingkah Laku: Memukul Teman di Kelas Hari Tally (Turus) Total 1 III IIII 8 2 II IIII IIII 12 3 IIII IIII 9 4 II IIII IIII 12 5 I IIII 6 Rata-Rata Per hari 9.4 Memukul Tampilan rata-rata : n t n : Berapa kali/jumlah TL yang muncul t: Lama/panjang periode observasi B. Charting atau Graphing Chart Title

6 (b) Checklist Suatu checklist adalah teknik pencatatan yang menyatakan keberadaan atau ketidakberadaan sesuatu. Metode Checklist adalah salah satu metode informal observasi dimana observer sudah menentukan indikator perilaku yang akan di observasi dari subjek dalam satu tabel. Metode Checklist yaitu mencatat tingkah laku objektif yang muncul pada proses observasi sedang berjalan, untuk mentukan ada atau tidaknya suatu tingkah laku tertentu dalam situasi tertentu. Teknik pencatatan ini apabila bentuk-bentuk perilaku sudah diketahui oleh observer dan tidak membutuhkan informasi frekuensi (Kusdiyati & Fahmi, 2016). Checklist merupakan metode dengan dua cara pencatatan yaitu tebuka dan tertutup. Metode ini memiliki derajat selektivitas yang tinggi karena perilaku yang diamati sudah sangat selektif, juga memiliki derajat inferensi yang tinggi karena observer hanya fokus pada kategori perilaku yang sudah ditentukan saja. Dalam memulai observasi dengan metode ini, terlebih dahulu observer harus menentukan indikator perilaku yang didapat melalui sumbersumber baik berupa buku, jurnal, artikel ilmiah, maupun literatur-literatur lain sebagai dasar teori. Setelah itu, observer menjadikan satu seluruh indikator tersebut dalam satu tabel indikator dan menambahkan tabel diskripsi, serta tabel koding di sampingnya. Tabel diskripsi berfungsi sebagai tempat pencatatan perilaku anak secara spesifik (Hadi, 2005) Ada beberapa jenis checklist yang dapat dikembangkan sebagai format perncatatan, yaitu (a) checklist yang digunakan untuk mengukur ada atautidak adanya perilaku yang dimaksud tanpa dibatas waktu dan konteks. (b) checklist yang dibuat dengan tujuan untuk mengukur ada atau tidaknya perilaku tertentu dengan dasar norma usia. Pada saat observasi berlangsung, observer hanya memberikan tanda berupa plus ( ) yang berarti perilaku muncul, atau minus (x) yang berarti perilaku tidak muncul pada tabel koding setiap kali perilaku yang tercantum dalam tabel indikator muncul dari subjek. Alasan dipilihnya metode ini adalah karena mudah dan sederhana serta mampu fokus hanya pada perilaku yang diinginkan terjadi. Bentuk pencatatan checklis juga dapat daftar pernyataan mengenai tingkah laku diharapkan muncul dengan ditandai (kolom Ya dan Tidak?) (Kusdiyati & Fahmi, 2016). Ada beberapa keuntungan dalam menggunakan teknik pencatatan checklis, yaitu efisien pada waktu dan pengerjaannya, lebih komprehensif (dapat mencakup beberapa area perkembangan dalam satu checklist), dapat mendokumentasi tahap perkembangan individu, merupakan dokumentasi individul untuk setiap anak, dan merupakan ilustrasi yang jelas mengenai kontinum perkembangan. Selain itu, adapula beberapa kelemahan pada teknik pencatatan checklist ini, yaitu dalam pencatatannya kurang mendetail atau terperinci dari suatu kejadian, mungkin dibiaskan oleh 6

7 observer, bergantung pada kriteria dari observable, dan memiliki banyak item sehingga dapat menghabiskan banyak waktu dalam proses observasinya. Berikut ini contoh teknik pencatatan checklist Checklist Perkembangan Motorik Halus Observee:... Observer:... Tanggal:... Petunjuk: Pada setiap item beri tanda ( ) di bawah kolom Ya apabila subjek menampilkan perilaku sesuai pernyataan, dan beri tanda (x) di bawah kolom tidak apabila subjek menampilkan perilaku sesuai pernyataan. No Tampilan Perilaku YA TDK A Aktivitas Menulis dan Menggambar 01 Memegang pensil/spidol dengan jari telunjuk, ibu jari, dan jari tengah sebagai tumpuan. 02 Menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali membentuk garis lurus vertikal sesuai contoh. 03 Menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali membentuk garis lurus horizontal sesuai contoh. 04 Menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali membentuk garis lengkung sesuai contoh. 05 Menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali membentuk garis lengkung sesuai contoh. 06 Menarik garis perlahan-lahan dengan gerakan lancar terkendali membentuk garis tajamsesuai contoh. 07 Menarik garis perlahan dengan gerakan lancar terkendali meniru huruf A 08 Menarik garis perlahan dengan gerakan lancar terkendali meniru huruf B 09 Menarik garis perlahan dengan gerakan lancar terkendali meniru huruf C 10 Menarik garis perlahan dengan gerakan lancar terkendali meniru huruf D 7

8 (c) Anecdotal Record Pengertian teknik pencatatan anecdotal record merupakan record atau catatan-catatan yang bersifat komulatif dari beberapa tingkah laku individu yang luar biasa (Suharsimi, 2006). Anecdotal record merupakan catatan yang dibuat oleh penyelidik mengenai kelakuan-kelakuan yang luar biasa (Hadi, 2005). Anecdotal Record adalah catatan tentang kejadian khusus yang bertalian dengan masalah yang sedang menjadi pusat perhatian pengamat, terutama tingkah laku individu yang diamati yang sifatnya typis (Diknas, 2005). The anecdote is a written account of a student s actual behavior as observed ia a specific situation (Mortensen & Schmuller, dikutipdalam Hadi, 2005). Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian Anecdotal Record ialah alat pencatat hasil observasi yang bersifat komulatif dari tingkah laku individu yang khusus/tipikal (typical behavior) Ada beberapa kelebihan teknik pencatatan Anecdotal Record yaitu, pencatatan teknik anecdotal record tidak membutuhkan format khusus. Memungkinkn pembaca mengetahui fakta dan detail setiap kejadian, sehingga dapat ditarik kesimpulan yang akurat. Teknik Anecdotal dapat memberikan gambaran secara singkat mengenai kejadian konstektual. Kemudian, memungkinkan penilaian atau penarikan kesimpulan yang terpisah atau berbeda setelah mengetahui kejadian. Selain itu, teknik anecdotal ini mampu memudahkan bagi pembaca untuk menginterpretasikan sesuai dengan tujuan observasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Kusdiyati & Fahmi, 2016) Selain itu, ada pula beberapa kelemahan-kelemahan teknik pencatatan anecdotal record yaitu, teknik pencatatan anecdotal sulit dalam memilih perilaku yang akan dicatat yang relevan dengan tujuan observasi. Kelemahan lainnya observer secara intensif menulis seluruh detail kejadian. Teknik anecdotal membutuhkan perhatian observer untuk mencatat interaksi antar individu. Kemudian, teknik ini hanya dapat difokuskan pada tindakan atau kejadian yang terjadi beberapa menit. Selain itu, teknik anecdotal hanya dapat difokuskan pada satu atau dua individu pada saat yang sama (Kusdiyati & Fahmi, 2016). Ciri - ciri Anecdotal Record yang Baik : Menerangkan tanggal, tempat dan waktu berlangsungnya kejadian tertentu, dan siapa yang menjadi observer. Melukiskan peristiwa yang faktuil dan obyektif. Peristiwa obyektif adalah laporan yang mempunyai gambar potret atau apa adanya agar tidak ada yang tertinggal. Segera dibuat setelah peristiwa itu terjadi, untuk menghindari kelupaan. Harus dibuat oleh beberapa observer. Harus bersifat selektif, dipilih peristiwa yang penuh arti dan yang ada hubungannya dengan perilaku target. Laporan harus faktual, dipisahkan antara data dan interpretasi. 8

9 Berikut contoh teknik pencatatan anecdotal record Anak yang diobservasi : Melissa Setting : Kelas TK Selama bermain Observer : Aulia Kirana Tanggal : 14 Agustus 2015 Melissa datang terlambat ke sekolah hari ini. Ia berdiri di jalan pintu masuk kelas dan hanya melihat sekelilingnya. Sementara anak-anak yang lain terlibat aktif dalam berbagai aktivitas. Ia kemudian berjalan melintasi ruangan menuju meja baca, terdengar ia berjalan 6 langkah dengan perlahan. Dan ketika ia sampai di meja baca ia kemudian duduk. Tina, Arif, dan Dafa baru saja duduk di meja itu. Tina melihat kedua temannya membaca buku bersama-sama. Kemudian tina menyapa melissa dengan ceria: Hai melissa, kamu mau tidak baca buku denganku?. Arif dan dafa tidak menoleh dan tidak berjata apa-apa. Melissa mengatakan bahwa ia tidak bisa membaca, tapi Tina menjawab bahwa ia bisa melihat gambar-gambar yang ada di buku itu. Melissa menyetujui dengan berkata OK dengan suara yang lirih, ia tidak melakukan kontak mata dengan Tina. Pada kenyataannya ia melihat ke area depannya. Ketika tina mengambil buku dari rak, Melissa mulai membuka halaman demi halaman sebuah buku yang tergeletak di meja baca. Tina kemudian kembali dengan mengatakan: aku suka buku yang ini, ayo kita lihat sama-sama. Tina mencoba duduk dekat-dekat dengan Melissa, tetapi Melissa menggeser duduknya dari Tina. Arif berkata: Hei kamu berdua lagi apa? Tina merespon dengan berkata: Kami lagi sibuk. Ketika Tina mengatakan hal itu ia mendongak kepalanya ke atas dan mengangkat dagunya. Melissa tidak memberikan respon apa-apa. Ia kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan ke area blok yang luas. Guru di kelas mengumumkan dari tempat duduknya dan berjalan dengan pelahan ke area blok yang luas. Guru kelas mengumumkan bahwa waktu telah habis dan sekarang waktunya untuk bersih-bersih, tetapi melissa lagi-lagi tidak memberikan respons yang sesuai. Ia tidak berpartisipasi untuk membereskan peralatan. Komentar Ini untuk kedua kalinya Melissa terlambat datang ke sekolah dalam 3 hari belakangan ini. Melissa tampak berbeda dari keadaan biasanya. Melissa berdiri di jalan masuk seakan-akan ia tidak mau beranjak dari situ. Saya berpendapat bahwa ia memang tidak mempunyai tempat dimanapun selain tempat ia berdiri itu. Respons Melissa kepada ajakan Tina untuk melihat gambar-gambar di buku memperlihatkan bahwa ia kurang bersemangat. Padahal ia biasanya senang melihat-lihat buku. 9

10 Saya tidak mengerti reaksi Melissa ketika Tina mencoba untuk duduk dekat-dekat dengannya. Hampir tampak bahwa Melissa menolak tina. Hal yang bertolak belakang tampak antara tingkah laku Melissa dan Tina. Catatan Saya akan melakukan observasi lanjutan terhadap Melissa. Ia tampak apatis, Tingkah laku sosialnya perlu diperiksa kembali. Melissa menjadi menarik diri dari lingkungan sosial beberapa hari belakangan ini. 10

11 Daftar Pustaka Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Hadi, A. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Herdiansyah, H. (). Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk ilmu-ilmu sosial. Jakata: Salemba Humanika Kusdiyati. S & Fahmi. I. (2016). Observasi psikologi : ada proses pengukuran dan berbagai teknik untuk mampu memahami dan mendiagnosis variabel psikologis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sattler, J.M & Hoge, R. D. (2006). Assessment of children behavior, social, andclinical foundations. San Diego: Jerome M. Sattler, Publisher, Inc. Suharsimi, A. ( 2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RINEKA CIPTA. 11

Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial

Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial Modul ke: Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial Langkah-Langkah Observasi dan Wawancara Klinis dan Sosial Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi.Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial

Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial MODUL PERKULIAHAN Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial Jenis-Jenis Perilaku dan Latar Belakang Psikologis Yang Diobservasi dan diwawancarai Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Lebih terperinci

METODE PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI. Yulia Ayriza Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIP, UNY

METODE PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI. Yulia Ayriza Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIP, UNY METODE PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI Yulia Ayriza Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIP, UNY Yulia_ayriza@uny.ac.id Pendahuluan Dalam pendidikan, hasil yang dicapai biasanya dinilai dengan

Lebih terperinci

Tes Inventori. Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 07

Tes Inventori. Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 07 MODUL PERKULIAHAN Tes Inventori Pengertian, Kegunaan dan Metode Tes Kepribadian Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Psikologi Psikologi 07 A61616BB Riblita Damayanti S.Psi., M.Psi Abstract

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment). dua variabel. Variabel-variabel tersebut adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment). dua variabel. Variabel-variabel tersebut adalah : BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian yaitu seorang anak autistik berusia tujuh tahun, lakilaki berinisial N. Subyek tersebut dipilih

Lebih terperinci

Metode Observasi. Wawancara Klinis & Sosial

Metode Observasi. Wawancara Klinis & Sosial MODUL PERKULIAHAN Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial Pengantar Observasi Wawancara Klinis & Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 MK61103 Abstract

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Pendekatan kualitatif berasumsi bahwa manusia adalah makhluk yang aktif, yang mempunyai kebebasan kemauan, yang perilakunya hanya dapat dipahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan pendekatan penelitian Pada hakekatnya, penelitian dilakukan untuk mendapatkan penemuan baru atau mencari suatu kebenaran. Dalam penelitian, kita mengenal dua bentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam setiap pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dalam setiap pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian pada dasarnya merupakan sebuah sumber penelitian dalam setiap pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN alamiah. 2 Penelitian ini digunakan untuk mendiskripsikan BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian tentunya diperlukan sebuah metode. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penenlitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, karena peneliti memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu diamati dalam penelitian. Dengan demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menitikberatkan pada tiga aspek, yaitu pelaksanaan peer assessment, model pembelajaran Jigsaw, dan kemampuan berkomunikasi lisan siswa.

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang pendekatan penelitian, tehnik pengumpulan data, sumber informasi, dan tehnik analisis data. A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari, 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Data Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 42 Adapun jenis metode penelitian

Lebih terperinci

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif sangat bergantung pada pandangan dan cara pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti informasi yang

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM KONSTRUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI. DISUSUN OLEH: IKA HERANI,S.Psi.,M.Si.,Psikolog

MODUL PRAKTIKUM KONSTRUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI. DISUSUN OLEH: IKA HERANI,S.Psi.,M.Si.,Psikolog MODUL PRAKTIKUM KONSTRUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI DISUSUN OLEH: IKA HERANI,S.Psi.,M.Si.,Psikolog PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 INSTRUKSI KERJA PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian Metode adalah cara cepat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang tepat harus digunakan agar peneliti dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

Lebih terperinci

Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo

Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo Khurotun (10261306) Maahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penelitian ini didasarkan pada permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif. Secara harfiah, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan: BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan: metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, rancangan penelitian, instrumen penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi secara kuantitatif dan kualitatif. Dimana analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam kaitannya dengan metodologi dan prosedur yang digunakan dalam penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis dimana yang ditekankan adalah aspek subjektif dari perilaku orang. Konsep diri merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Nanda Ceria yang beralamat di Jalan Raya Pantura Losarang Desa Losarang (samping Balai Desa Losarang) Kec.

Lebih terperinci

Observasi dan Wawancara

Observasi dan Wawancara Observasi dan Wawancara Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Rizka Putri Utami, M.Psi Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Observasi Suatu cara pengumpulan data dg melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisa 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan studi kasus dengan berorientasi pada pendekatan kualitatif. Yang dimaksud penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan. penjelajahan: kesimpulanya studi kasus deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan. penjelajahan: kesimpulanya studi kasus deskriptif. 39 BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus, dimana hanya melibatkan beberapa

Lebih terperinci

Metode Observasi dan Wawancara PIO dan Pendidikan

Metode Observasi dan Wawancara PIO dan Pendidikan Modul ke: Metode Observasi dan Wawancara PIO dan Pendidikan Pencatatan dalam observasi Fakultas Psikologi Riblita Damayanti Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Alat observasi Contoh check list

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah serta aturanaturan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA A. Variasi Pembelajaran 1. Pengertian Variasi Pembelajaran Membuat variasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam mengajar. Yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang diteliti, metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif sebagai mana yang dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi Keuangan Kelas XI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan

METODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian jenis ini dimaksudkan sebagai suatu cara yang tidak menggunakan prosedur statistik atau dengan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PBPP46201 Observasi dan Wawancara Disusun oleh: Herio Rizki Dewinda, M.Psi, Psikolog Zera Mendoza, M.Psi, Psikolog PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau sekelompok orang yang dianggap berasal dari masalah sosial atau

BAB III METODE PENELITIAN. atau sekelompok orang yang dianggap berasal dari masalah sosial atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan pendekatan Penelitian Jenis skripsi yang penulis teliti ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Creswell mendefinisikan metode kualitatif merupakan metodemetode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian kualitatif mengenai Gambaran Citra Diri (Body Image) pada

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian kualitatif mengenai Gambaran Citra Diri (Body Image) pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pada penelitian kualitatif mengenai Gambaran Citra Diri (Body Image) pada Crossplayer ini, metode yang dipergunakan diantaranya ialah wawancara dan observasi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan fakta dilapangan. Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa bentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan fakta dilapangan. Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa bentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekan kepada pencarian suatu makna dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu sebuah

BAB III METODE PENELITIAN. metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu sebuah 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu sebuah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitaif, yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam 44 BAB III METODE PENELITIAN Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam penelitian ilmiah, sebab dengan menggunakan metode akan mempengaruhi proses pengumpulan data, juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2009), pemilihan pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat penelitian penelitian lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas, atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangat di perlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu metode yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan secara objektif. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kolaboratif oleh peneliti dan pendidik sebagai praktisi dengan mengambil. 1. Lokasi penelitian dan waktu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kolaboratif oleh peneliti dan pendidik sebagai praktisi dengan mengambil. 1. Lokasi penelitian dan waktu penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dalam tiga siklus dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mengenai BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mengenai tingkat keterampilan dasar bola voli siswa artinya dalam penelitian ini peneliti hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi adalah ilmu tentang cara untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian ini adalah suatu proses yang sistematis dan analisis yang logis terhadap data

Lebih terperinci

STUDY GUIDE MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIK II (OBSERVASI) Oleh: TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI PSIKODIAGNOSTIK II

STUDY GUIDE MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIK II (OBSERVASI) Oleh: TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI PSIKODIAGNOSTIK II STUDY GUIDE MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIK II (OBSERVASI) Oleh: TIM PENGAJAR MATA KULIAH PSIKOLOGI PSIKODIAGNOSTIK II FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA 2016 TIM PENGAJAR MATA

Lebih terperinci

PENGERTIAN & KONSEP OBSERVASI

PENGERTIAN & KONSEP OBSERVASI PENGERTIAN & KONSEP OBSERVASI Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta OBSERVASI: DEFINISI & PENGERTIAN UMUM Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas (bounded context), meski batasbatas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas (bounded context), meski batasbatas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus didefinisikan sebagai fenomena khusus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erlin Herliana, 2014 Strategi Berbahasa Pada Anak Autis Di SLB Abcde Lob

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erlin Herliana, 2014 Strategi Berbahasa Pada Anak Autis Di SLB Abcde Lob BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Otak manusia secara genetik telah disiapkan untuk berbahasa. Salah satu alat dalam otak manusia untuk menerima bahasa disebut LAD (Language Acqusition Device).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisis daya tarik konsumen melalui sistem member produk Sophie Paris pada masyarakat desa Jurang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN adanya. 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Di tinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat pelaksanaan penelitian ini mengambil lokasi di SMK Wirakarya 1 Ciparay Jalan Raya Andir Nomor 17 Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung 40381.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Poerwandari (2005) menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif digunakan jika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, pemilihan subyek penelitian, metode pengumpulan data, prosedur penelitian, hambatan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan kinerja adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan kinerja adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan kinerja adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam kelompok selama berlangsung kegiatan praktikum, yang diharapkan muncul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah sistematis dan logis dalam mencari data yang berhubungan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

Laporan Observasi. : Warung nasi goreng dekat wonder lama. : Adinni Vibrananda Lisardika Tanggal : 19 November : Yohanes Rikky Dwi Santoso

Laporan Observasi. : Warung nasi goreng dekat wonder lama. : Adinni Vibrananda Lisardika Tanggal : 19 November : Yohanes Rikky Dwi Santoso Laporan Observasi Judul : Pengaruh Gadget terhadap Perilaku Sosial Identitas Observee : Nama : Adinni Vibranda Lisardika Jenis kelamin : Perempuan Usia : 21 tahun Pekerjaan : Mahasiswa Tujuan Observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Nama : MP Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999 Usia : 14 tahun. Alamat : Jln. H.Anwar No.34/189A Cijerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( fieldresearch),

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( fieldresearch), 91 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( fieldresearch), yang menggunakan pendekatan kualitatif, yakni sebuah penelitian yang cenderung bersifat

Lebih terperinci

dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman

dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian mengenai Proses Penyesuaian Diri di Lingkungan Sosial pada Remaja Putus Sekolah. Metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan karya ilmiah (skripsi) tidak lepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

Lebih terperinci

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI SOSIAL 1 Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 02 MK10230 Irfan Aulia, M.Psi. Psi Abstract Metode Penelitian Psikologi Sosial Kompetensi

Lebih terperinci

Bahan Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Kesmavet

Bahan Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Kesmavet Bahan Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Kesmavet Sahih (Valid) Konsisten (Reliable) Data primer Langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian Data sekunder

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 72) metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

Lebih terperinci

TUJUAN ASPEK YG DIUKUR CARA MENGUKUR DESKRIPSI KEPRIBADIAN

TUJUAN ASPEK YG DIUKUR CARA MENGUKUR DESKRIPSI KEPRIBADIAN TUJUAN ASPEK YG DIUKUR CARA MENGUKUR DESKRIPSI KEPRIBADIAN TUJUAN BERBEDA STRATEGI PEMERIKSAAN BERBEDA CARA DAN METODE PEMERIKSAAN BERBEDA A. PROSES DIAGNOSTIK Janis (1969) dua proses utama dalam psikodiagnostik:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam kategori jenis penelitian Field Research

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam kategori jenis penelitian Field Research BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penentuan jenis penelitian merupakan hal yang paling dasar yang harus dilakukan sebelum melakukan sebuah penelitian, karena apabila dari pemilihan jenis penelitian

Lebih terperinci

Metode Observasi dan Wawancara PIO dan Pendidikan

Metode Observasi dan Wawancara PIO dan Pendidikan Modul ke: Metode Observasi dan Wawancara PIO dan Pendidikan Bahasa tubuh dalam wawancara dan observasi Fakultas PSIKOLOGI Riblita Damayanti Komunikasi non verbal Gerakan kepala Gerakan Tubuh kewajah Program

Lebih terperinci

Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial

Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial Modul ke: Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial Konsep Dasar Observasi dan Wawancara Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi.Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Kontrak Perkuliahan

Lebih terperinci

Gambaran 26konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Metode Penelitian

Gambaran 26konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Metode Penelitian Gambaran 26konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, 2009 3. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memahami konsep pacaran dan perilaku pacaran pada remaja awal. Dalam bab ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

IFA HANIFAH MISBACH JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

IFA HANIFAH MISBACH JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA IFA HANIFAH MISBACH JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA METODE OBSERVASI SEBAGAI FUNGSI ASSESSMENT PADA ANAK TUNA GRAHITA O B S E R V A S I Pengamatan yang dilakukan untuk mengenal dan memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Miri, dengan subyek penerima tindakan kelas adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjenis deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat dari fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Tylor sebagaimana yang dikutip oleh Lexi Moleong menyebutkan bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Tylor sebagaimana yang dikutip oleh Lexi Moleong menyebutkan bahwa 105 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Pendekatan, dan Model Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriprif kualitatif naratif. Menurut Bogdan dan Tylor sebagaimana yang dikutip oleh Lexi Moleong

Lebih terperinci

Anak Autistik dan Anak Kesulitan Belajar. Mohamad Sugiarmin Pos Indonesia Bandung, Senin 27 April 2009

Anak Autistik dan Anak Kesulitan Belajar. Mohamad Sugiarmin Pos Indonesia Bandung, Senin 27 April 2009 Anak Autistik dan Anak Kesulitan Belajar Mohamad Sugiarmin Pos Indonesia Bandung, Senin 27 April 2009 Pengantar Variasi potensi dan masalah yang terdapat pada ABK Pemahaman yang beragam tentang ABK Koordinasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (dalam Lexy,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, karena beberapa alasan diantaranya yaitu, pendekatan ini berusaha memahami gejalagejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang faktor-faktor penyebab perceraian pada keluarga tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong, kecamatan

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI

KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI TES: suatu metoda untuk menjaring data berupa perilaku individu yang berlangsung dalam suatu situasi yang baku ( Sundberg, 1977) BAKU BAKU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memaparkan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memaparkan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perspektif Orang Tua maka peneliti menggunakan penelitian kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perspektif Orang Tua maka peneliti menggunakan penelitian kualitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan gambaran serta pemahaman yang lebih mendalam mengenai Gambaran Well Being Anak Usia 4 6 Tahun dalam Perspektif

Lebih terperinci

TEKNIK PENDAMPING AWAS

TEKNIK PENDAMPING AWAS TEKNIK PENDAMPING AWAS Oleh: Djadja Rahardja JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA A. TUJUAN Setelah menyelesaikan Unit 1 ini, anda diharapkan dapat: 1.

Lebih terperinci