BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan:"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan: metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, rancangan penelitian, instrumen penelitian, teknik pengolahan data dan analisis data, serta prosedur penelitian. A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, mengingat pada tujuan penelitian yaitu untuk melukiskan variabel atau kondisi yang ada dalam suatu situasi. Pendapat ini sesuai dengan pernyataan Sudjana dan Ibrahim, (007: 64) bahwa dalam penelitian deskriptif peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya, untuk kemudian digambarkan atau dilukiskan sebagaimana adanya. Sedangkan jenis penelitiannya adalah deskriptif analitik, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis keterkaitan antara variabel-variabel dalam suatu fenomena yang diteliti (Ali, 1993: 15). Variabelvariabel yang dimaksudkan adalah skor penilaian peer dengan skor penilaian guru, dan skor penilaian peer dengan skor penilaian peer. Di dalam penelitian ini dilakukan studi komparatif untuk melihat perbedaan yang signifikan antara skor penilaian guru dengan skor penilaian peer terhadap kinerja siswa; studi korelasi untuk mengetahui hubungan antara skor penilaian guru dengan skor penilaian 46

2 47 peer; dan studi komparatif dan korelasi antara skor penilaian peer dengan skor penilaian peer untuk mengetahui reliabilitas peer assessment. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 00: 108). Apabila populasi yang diteliti besar, dan disebabkan adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, maka peneliti dapat mengambil sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel adalah keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap populasi dan diambil dengan menggunakan teknik sampling (Panggabean, 1996: 48). Pada penelitian ini, yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X yang terdistribusi dalam 9 kelas di salah satu SMA Negeri Kab. Bandung, sedangkan sampelnya adalah siswa-siswi kelas X-A sebanyak 40 orang. Kemudian kelompok sampel yang terpilih dikelompokkan menjadi beberapa kelompok praktikum yang terdiri dari tiga sampai empat orang siswa setiap kelompok praktikum. Cara penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling yaitu merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 006: 57). Teknik probability sampling yang digunakan adalah cluster sampling, yaitu merupakan penarikan sampel berkelompok, karena satuansatuan yang dipilih bukanlah individu-individu, melainkan sekelompok individu yang secara alami berada bersama-sama di suatu tempat (Furchan, 004: 01).

3 48 C. Definisi Operasional 1. Penilaian kinerja ini menggunakan lembar observasi penilaian kinerja yang terdiri dari enam buah kriteria yaitu: menyiapkan alat percobaan, menyusun rangkaian percobaan, membaca alat ukur, menuliskan data hasil pengamatan, menggunakan waktu dengan efektif, dan membereskan alat setelah percobaan Kinerja siswa ini diukur melalui observasi selama kegiatan praktikum berlangsung. Penilaian kinerja ini dilakukan oleh guru dan juga dilakukan oleh peer (teman sebaya dalam satu sekelompok). Dalam penilaian ini, guru berfungsi sebagai kontrol hasil penilaian peer, sehingga hasil penilaian peer untuk setiap siswa akan dibandingkan dengan penilaian guru. Selain itu, hasil penilaian peer dengan peer juga akan dianalisis untuk mencari reliabilitas peer assessment.. Peer assessment adalah suatu teknik penilaian yang dilakukan oleh siswa lain (peer). Dalam penelitian ini, siswa melakukan penilaian kinerja terhadap dua orang temannya dalam kelompoknya yang bekerja secara bergantian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian ini menggunakan lembar observasi kinerja siswa. D. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan peer assessment untuk menilai kinerja siswa dalam kegiatan praktikum. Dalam penelitian ini, peneliti membuat rancangan umum tentang persiapan dan

4 49 pelaksanaan peer assessment. Adapun rancangan yang disiapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Kegiatan Pelatihan Peer assessment merupakan teknik penilaian yang berupa observasi oleh teman sebaya. Kegiatan observasi bukanlah merupakan hal yang mudah, karena manusia banyak dipengaruhi oleh minat dan kecenderungan-kecenderungan yang ada padanya. Padahal kegiatan observasi harus objektif. Maka untuk menghindari dan meminimalisir faktor subjektifitas, sebelum kegiatan uji coba akan diadakan pelatihan terlebih dahulu kepada siswa. Arikunto (00: 184) menyatakan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah untuk: a) mengetahui tingkat kepahaman instrumen; b) memperoleh pengalaman melaksanakan pengumpulan data; c) mengidentifikasi masalah yang mungkin dijumpai; d) mengetahui perkiraan waktu pelaksanaan; dan e) merevisi dan memperjelas bahasa yang digunakan berdasarkan umpan balik yang diperoleh. Kegiatan pelatihan ini terdiri dari tiga tahap yaitu: Tahap pertama, materi pelatihan yang diberikan adalah penyamaan persepsi tujuan penilaian dengan teknik peer assessment serta mempelajari alat ukur listrik dengan kegiatan praktikum secara berkelompok. Tahap kedua, materi yang diberikan adalah mendiskusikan format observasi, indikator, dan kriteria penilaian, menjelaskan dengan contoh-contoh kejadian dan gerak untuk setiap item, memahami apa yang harus diamati, serta menjelaskan strategi pengamatan dan penilaian. Sedangkan tahap ketiga, siswa melaksanakan latihan praktik peer assessment melalui kegiatan praktikum dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati

5 50 sebelumnya. Pada kegiatan tahap ketiga ini, siswa berlatih mengamati sekaligus mencatat. Kegiatan ini berupa simulasi dimana salah seorang anggota tiap kelompok melakukan praktikum, sedangkan, anggota yang lain menjadi pengamat dan mengisi format penilaian. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Dua orang peer/siswa yang menjadi penilai memegang satu lembar format yang sama. Sambil mengamati kinerja temannya, mereka berunding untuk menentukan kinerja yang muncul termasuk kategori yang mana, lalu dicatat bersama. b. Lalu, peer tersebut terpisah dan memegang format serta mengadakan pencatatan. Sesudah penilaiannya berakhir, lalu hasil pencatatannya didiskusikan oleh mereka untuk mencari persamaan dan perbedaannya.. Teknik Pelaksanaan Peer Assessment Pelaksanaan kegiatan peer assessment dilakukan selama tiga seri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan variabel-variabel yang dianalisis untuk setiap serinya. Dalam penilaian ini, siswa akan menilai dan dinilai oleh temannya dalam satu kelompok. Pada kegiatan praktikum ini siswa duduk secara berkelompok yang anggotanya terdiri dari 3 orang, dimana setiap siswa memiliki nomor dada 1,, dan 3, nomor ini berlaku selama penelitian. Pembagian anggota kelompok didistribusikan secara homogen yaitu terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Sebelum kegiatan praktikum dilaksanakan, guru menjelaskan gambaran umum praktikum yang akan dilakukan dan melakukan

6 51 modeling. Selanjutnya, setiap siswa diberi LKS dan lembar observasi peer assessment. Siswa melakukan tugas dalam LKS itu secara bergantian sesuai dengan nomor urut dalam kelompok dengan waktu yang sama yaitu 0 menit/siswa. Tugas dalam LKS itu sama, jadi setiap siswa melakukan kegiatan praktikum yang sama. Ketika salah satu siswa melakukan praktikum, maka siswa lain mengamatinya dan melakukan penilaian. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian, sehingga setiap siswa mendapatkan pengalaman sebagai objek dan subjek penilaian. Alur penilaian kinerja pada penelitian ini diadopsi dari Bostock dalam Ariyanti (005) yang digambarkan pada gambar 3.1 berikut Gambar 3.1 Alur Penilaian Kinerja Keterangan: Tanda = Menilai; 1,, 3 = Menggambarkan siswa. Teknis pelaksanaan peer assessment dalam penelitian ini adalah perbaikan dari teknis penilaian yang dilakukan oleh Ariyanti (005) yaitu siswa diberikan lembar observasinya saat kegiatan praktikum telah selesai. Padahal, hal ini membuat konsentrasi siswa menjadi terpecah karena selain harus mengerjakan tugas dalam kelompoknya, mereka juga harus tetap memperhatikan kinerja rekan dalam kelompoknya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini siswa mendapatkan lembar observasinya ketika awal kegiatan praktikum. Selain itu, agar sistem penilaian ini adil, maka urutan siswa yang mengerjakan LKS/dinilai berubah pada setiap seri. Pada seri pertama urutan

7 5 penilaiannya adalah siswa 1 - siswa - siswa 3, pada seri kedua urutannya adalah siswa - siswa 3 - siswa 1, dan pada seri ketiga urutannya adalah siswa 3- siswa - siswa 1. Ada hal yang paling penting bahwa ketika salah seorang dari siswa mendapatkan giliran untuk dinilai, maka lembar observasi yang dia miliki harus diserahkan terlebih dahulu kepada masing-masing guru pendamping kelompok agar tidak terjadi kecurangan. Penelitian ini dibantu oleh enam orang observer yang bekerja secara independen selama penelitian. Peran observer ini pada penelitian ini adalah sebagai guru atau pembanding nilai yang diberikan oleh siswa dan setiap observer memegang dua kelompok (sebanyak 6 siswa). Sebelum melakukan penelitian, peneliti bersama observer melakukan pelatihan untuk penyamaan persepsi. Hasil penilaian siswa pada setiap seri akan diuji perbedaannya dan dikorelasikan dengan penilaian guru/observer dan penilaian teman sebaya dalam kelompoknya. Selain itu juga, penilaian siswa ini akan dicari reliabilitasnya. E. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data terdiri dari tiga macam bentuk instrumen penelitian, yaitu: 1. Observasi Observasi ini digunakan untuk mengungkap dan mengumpulkan data skor kinerja siswa selama kegiatan praktikum berlangsung. Observasi ini mengguankan lembar lembar observasi kinerja siswa yang didalamnya terdapat rubrik penilaian kinerja dan daftar cek (checklist). Kriteria pemberian skor kinerjanya merunut

8 53 kepada kriteria (rubrik) yang terdapat pada Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Psikomotor SMA (Depdiknas, 003: 15) yaitu: a. Siswa mendapat skor 1, jika aspek keterampilan yang dinyatakan itu memang ada dan benar. b. Siswa mendapat skor 0, jika aspek keterampilan itu muncul tetapi tidak benar atau aspek itu tidak muncul sama sekali. Kinerja yang dinilai pada penelitian ini meliputi: menyiapkan alat percobaan, menyusun rangkaian percobaan, membaca alat ukur, menuliskan data hasil pengamatan, menggunakan waktu dengan efektif, dan membereskan alat setelah percobaan. Setiap siswa harus mengerjakan 19 tugas (task) dan kualitas tugas yang dilakukan siswa tersebut dinilai oleh peer (teman sebayanya dalam satu kelompok) dan observer dengan memberikan checklist ( ) pada lembar observasi. Lembar observasi kinerja yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi dengan meminta pertimbangan (judgement) dari ahli sebanyak tiga orang. Dua orang dosen dari Jurusan Pendidikan Fisika dan satu orang guru fisika dari sekolah tempat penelitian ini dilakukan. Dalam penelitian ini, observasi kinerja siswa dilakukan bersama peer (siswa) dan dibantu oleh observer lainnya yang terdiri dari guru fisika dan mahasiswa fisika yang menjadi penilai tetap selama penelitian ini berlangsung. Untuk menghindari subjektivitas, peneliti melakukan pelatihan terhadap siswa dan observer tentang prosedur peer assessment terutama pembahasan lembar observasi dan rubrik yang digunakan, sehingga semua siswa dan observer mempunyai kriteria yang sama dalam memberikan skor.

9 54. Angket Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan penilaian kinerja dengan teknik peer assessment pada kegiatan praktikum. Angket tersebut dibagikan kepada setiap siswa setelah seluruh kegiatan penelitian selesai dilakukan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berisi 6 pertanyaan. Untuk menjawab pertanyaan, siswa cukup memberikan jawaban ya dan tidak pada setiap pernyataan yang dikemukakan dalam instrumen dengan memberi tanda checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan posisinya. Jawaban ya menunjukkan bahwa pernyataan tersebut cocok atau sesuai dengan pengalaman siswa. Sedangkan jawaban tidak menunjukkan bahwa pernyataan tersebut tidak atau kurang cocok dengan pengalaman siswa Validasi instrumen ini dilakukan dengan cara berkonsultasi langsung kepada Dosen Pembimbing Skripsi I dan II. 3. Wawancara Wawancara digunakan untuk mengungkap secara mendalam tentang tanggapan siswa mengenai pelaksanaan penilaian kinerja dengan teknik peer assessment. Wawancara ini berfungsi sebagai alat untuk triangulasi yaitu upaya untuk mengadakan pengecekan kebenaran data melalui cara lain (Arikunto, 00: 187), jadi wawancara ini merupakan data penunjang penelitian. Validasi instrumen dilakukan dengan cara berkonsultasi langsung kepada Dosen Pembimbing Skripsi I dan II. Secara garis besar, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.

10 55 Tabel 3.1. Instrumen Penelitian No Jenis Data Sumber Data Instrumen a Kinerja siswa saat praktikum Siswa Observasi b Tanggapan siswa terhadap penerapan penilaian kinerja dengan teknik peer assessment pada kegiatan praktikum Siswa Angket Wawancara F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian dikumpulkan berdasarkan kelompoknya untuk kemudian diolah dan dianalisis. Data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari pedoman penilaian kinerja dan angket, sedangkan data yang bersifat kualitatif diperoleh dari pedoman wawancara. Perhitungan dan analisis data dibantu dengan menggunakan software SPSS 13 for windows. Masingmasing data tersebut diolah sebagai berikut: 1. Lembar Observasi Kinerja Siswa Data hasil kinerja siswa yang dianalisis berasal dari lembar observasi guru (observer) dan lembar observasi siswa/peer. Data dari lembar observasi guru yang berdasarkan pada rubrik penilaian kinerja untuk setiap siswa diskor total, sehingga didapatkan skor penilaian guru. Sedangkan data dari lembar observasi siswa/peer, diskor total lalu dirata-ratakan sehingga didapatkan skor penilaian peer untuk setiap siswa. Skor ideal yang dapat diperoleh setiap siswa adalah 19. Setelah mendapatkan skor total dari masing-masing penilaian guru dan siswa, kemudian dilakukan analisis data. Analisis data ini dibantu dengan menggunakan program SPSS 13 for windows. Teknik analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

11 56 a. Uji Normalitas Kedua skor yang berasal dari guru dan peer, masing-masing dicari nilai rata-ratanya, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum, kemudian diuji normalitasnya dengan menggunakan analisis Chi Kuadrat ( χ ) dengan rumus sebagai berikut. χ hitung ( O E ) = i E i i (Panggabean, 001: 134) Keterangan: O i : Frekuensi observasi atau hasil pengamatan E i : Frekuensi ekspektasi k : Jumlah kelas interval Hipotesis: Ho: data berdistribusi normal Kriteria Pengujian: Bila χ hitung < χ tabel, maka disimpulkan H o diterima. b. Uji Keragaman Varians (Homogenitas) Untuk berbagai keperluan dalam penghitungan statistika selanjutnya, maka kelompok data akan diuji dulu apakah mempunyai varians yang sama atau tidak. Syarat agar pengujian keragaman vasians (homogenitas) ini adalah kelompok data yang akan diuji harus berdistribusi normal. Salah satu cara pengujiannya adalah dengan

12 57 membandingkan varians terbesar dengan varians terkecil jika ada dua buah kelompok data yang diuji. Varians Terbesar F = Varians Terkecil Usman dan Akbar (003: 134) Hipotesis: Ho: data berdistribusi homogen Kriteria Pengujian: Bila F hitung < F tabel, maka disimpulkan H o diterima. c. Perbedaan Skor Penilaian Guru dengan Skor Penilaian Peer Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara skor penilaian guru dengan skor penilaian peer, maka diperlukan uji perbedaan dua buah rata-rata. Skor penilaian guru dengan skor penilaian peer merupakan variabel yang bebas/ tidak terikat (independen) karena merupakan sampel dengan subjek yang berbeda. Oleh karena itu, untuk mengujinya menggunakan uji t independen. Rumus yang digunakan adalah: t = X X 1 ( n1 1) s1 + ( n 1) s n1 + n n1 n (Sugiyono, 006: ) dengan dk=n 1 +n - Keterangan: X 1= Rata-rata sampel 1;

13 58 X = Rata-rata sampel ; s 1 = Simpangan baku sampel 1; s = Simpangan baku sampel ; n 1 =Jumlah sampel 1; dan n =Jumlah sampel. Hipotesis: Ho: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor penilaian guru dengan peer. Kriteria Pengujian: Bila -t tabel < t hitung < t tabel, maka disimpulkan H o diterima. d. Korelasi Penilaian Guru dengan Penilaian Peer Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan yang terjadi antara skor penilaian guru dengan skor penilaian peer. Jenis hubungan yang terjadi antara skor penilaian guru dengan skor penilaian peer pada penelitian ini merupakan hubungan simetris, yaitu hubungan yang terjadi jika sebuah variabel berhubungan dengan variabel yang lain dimana adanya variabel tersebut bukan disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lain (Nazir, 1988: 4). Derajat hubungan yang terjadi antara dua variabel yang diteliti dinamakan korelasi yang diukur dengan indeks korelasi atau koefisien korelasi. Teknik korelasi yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi adalah korelasi pearson product moment dengan rumus:

14 59 r xy = N ( ΣXY ) ( ΣX )( ΣY ) ( ΣX ) N ΣY { N ΣX } { ( ) } Σ Y (Sugiyono, 006:1) Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y Σ X Σ Y = jumlah skor item = jumlah skor total N = jumlah responden Hipotesis: Ho: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara skor penilaian guru dengan peer. Kriteria pengujian: Bila -r tabel < r hitung <r tabel, maka disimpulkan H o ditolak. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel 3. berikut. Tabel 3.. Pedoman Interpretasi dari Nilai Koefisien Korelasi r Interpretasi 1 Sangat tinggi 0,81 0,99 Tinggi 0,61 0,80 Cukup 0,41 0,60 Agak Rendah 0,1 0,80 Rendah 0,01 0,0 Sangat Rendah 0.00 Tidak berkorelasi (Usman dan Akbar, 003: 01)

15 60 e. Interrater Reliability Interrater reliability adalah konsistensi skor yang diberikan dua orang penilai atau lebih yang independen. Interrater reliability merupakan kesepakatan antar penilai, semakin tinggi kesepakatan maka semakin objektif penilaian. Rumus yang digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh H.J.X Fernandes sebagai berikut. S KK = N + N 1 (Arikunto, 001:176) Keterangan: KK = Koefisien Kesepakatan; S = Jumlah kode yang sama untuk objek yang sama; N 1 = Jumlah kode yang dibuat pengamat 1; dan N = Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien kesepakatan yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel 3. sebelumnya. f. Intrarater Reliability Intrarater reliability yang merupakan konsistensi skor yang diberikan seorang penilai untuk waktu yang berbeda. Analisis intrarater reliability menggunakan uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t berpasangan dan uji korelasi dengan menggunakan korelasi pearson product moment.

16 61 Uji t berpasangan dilakukan terhadap rata-rata skor peer pada seri pertama dengan kedua, seri kedua dengan seri ketiga, dan seri pertama dengan seri ketiga. Rumusnya adalah: t = X X 1 s1 s s1 s + r( )( ) N N N N 1 1 (Panggabean, 1996: 110) Dengan dk=n=n 1 =n =n-1 Keterangan: X 1 = rata-rata sampel 1; X = rata-rata sampel ; s 1 = simpangan baku sampel 1; s = simpangan baku sampel ; n 1 =jumlah sampel 1; n =jumlah sampel ; dan r = koefisien korelasi Hipotesis: Ho: tidak terdapat perbedaan antara skor penilaian guru dengan peer. Kriteria Pengujian: Bila -t tabel < t hitung < t tabel, maka disimpulkan H o diterima.

17 6 Setelah melakukan uji t berpasangan, maka dicari korelasi antara rata-rata skor peer antar seri tersebut dengan uji korelasi Pearson Product Moment, dengan rumus: r xy = N ( ΣXY ) ( ΣX )( ΣY ) ( ΣX ) N ΣY { N ΣX } { ( ) } Σ Y Keterangan: (Sugiyono, 006:1) r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y Σ X Σ Y = jumlah skor item = jumlah skor total N = jumlah responden Hipotesis: Ho: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara skor penilaian guru dengan peer. Kriteria pengujian: Berdasarkan r hitung : Bila -r tabel < r hitung <r tabel, maka disimpulkan H o ditolak. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel 3. sebelumnya. Apabila tidak ada perbedaan yang signifikan dan hubungan antara keduanya signifikan, maka dapat disebutkan bahwa skor peer tersebut reliabel.

18 63. Angket Data yang diperoleh dari angket merupakan skor atas tanggapan siswa mengenai pelaksanaan penilaian kinerja dengan teknik peer assessment. Jawaban Ya diberi skor 1 dan jawaban Tidak diberi skor 0. Kemudian skor ini dipersentasikan dengan cara melakukan perhitungan sederhana dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: S P= N P = Nilai persen yang dicari untuk jawaban Ya atau Tidak ; S = Jumlah jawaban siswa pada kolom Ya atau Tidak ; N = Jumlah seluruh siswa yang menjawab. Selanjutnya, data hasil pengolahan angket diinterpretasikan dengan mengacu pada aturan Koentjaraningrat (1997: 51) sebagai berikut. Tabel 3.3. Interpetasi Skor Angket 3. Wawancara Presentase Kategori 0 % Tidak ada 1%-5% Sebagian kecil 6%-49% Hampir separuhnya 50% Separuhnya 51%-75% Sebagian besar 76%-99% Hampir seluruhnya 100% Seluruhnya Data yang diperoleh dari pedoman wawancara merupakan tanggapan siswa mengenai pelaksanaan penilaian kinerja dalam kegiatan praktikum dan kendala-kendala yang dihadapi selama melakukan penilaian kinerja. Data ini

19 64 merupakan data yang bersifat kualitatif. Jawaban dari hasil wawancara dengan siswa diuraikan secara deskriptif dari catatan selama wawancara. G. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu : 1. Tahap Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi : a. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji. b. Telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian, hal ini dilakukan untuk mengetahui tujuan/kompetensi dasar yang hendak dicapai. c. Menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan skenario pembelajaran mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. d. Menyusun instrumen penilaian kinerja dan rubriknya. e. Melakukan judgement lembar penilaian kinerja, kriteria penilaian, angket dan pedoman wawancara. f. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. g. Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan. h. Survai ke lapangan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui observasi, angket dan wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika yang

20 65 ada di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan, hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa di sekolah tempat penelitian dilaksanakan, kondisi sekolah seperti sarana dan prasarana yang tersedia, kondisi sistem pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika di sekolah tersebut. i. Menentukan sampel penelitian. j. Melakukan pelatihan kegiatan penilaian. Kegiatan ini dilakukan untuk membiasakan siswa untuk melakukan penilaian.. Tahap Pelaksanaan Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain : a. Melaksanakan kegiatan penilaian kinerja dengan teknik peer assessment dalam kegiatan praktikum sebanyak tiga kali seri pembelajaran. b. Melakukan pengambilan data tanggapan siswa mengenai pelaksanaan peer assessment berupa angket setelah tiga kali seri pembelajaran.. c. Melakukan wawancara dengan siswa setelah melakukan pengambilan data tanggapan siswa melalui angket. 3. Tahap Akhir Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain : a. Mengolah data skor penilaian kinerja hasil penilaian peer dan guru. b. Mengolah data skor tanggapan siswa mengenai pelaksanaan penilaian kinerja dengan teknik peer assessment dalam kegiatan praktikum fisika. c. Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data yang diperoleh.

21 66 d. Memberikan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil yang diperoleh dari data utama dan data penunjang. Prosedur di atas secara garis besar diilustrasikan oleh gambar 3. berikut. Studi Literatur: Penilaian Kinerja dengan teknik peer assessment Telaah Kurikulum KTSP Fisika kelas X semester Penentuan materi pokok dan penyusunan perangkat pembelajaran Survai Lapangan: Kondisi Siswa Kondisi Sarana dan Prasarana Pembelajaran Kondisi Pembelajaran Fisika TAHAP PERSIAPAN Penyusunan Instrumen Judgement Instrumen Revisi Pelatihan penilaian kinerja dengan menggunakan teknik peer assessment Layak Kurang Layak Pelaksanaan kegiatan penilaian dengan menggunakan teknik peer assessment TAHAP PELAKSANAAN Pengambilan Data Pengolahan dan analisis Data Pembahasan hasil TAHAP AKHIR Penarikan Kesimpulan Gambar 3.. Alur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode deskriptif digunakan dalam meneliti status suatu objek, kondisi, atau kejadian untuk memberikan gambaran atau lukisan mengenai fakta-fakta secara akurat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data, 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data, dan menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa Program Keahlian Kontrol Proses SMK Negeri 1 Kota Cimahi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan yaitu metode Deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian bukan eksperimen karena tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan yaitu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) diawali dengan studi pendahuluan sampai tahap uji produk dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Arikunto (2010: 173) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian penelitian adalah seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi Eksperimen (quasi experiment) atau Eksperimen Semu (Arikunto, 008: 7). Penelitian kuasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan peer assessment. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan peer assessment. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif karena penelitian ini hanya bertujuan untuk mendapatkan gambaran penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Pre Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- Postes Design

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang diberikan sebagai metode pembelajaran dimana siswa akan mengenal, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan rancangan penelitian menjadi dua kelompok yaitu, pre experimental design (eksperimen yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan adanya metode penelitian, metode penelitian ini berfungsi sebagai pendekatan dalam mendapatkan data dari penelitiannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data valid yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu metode yang bertujuan membuat deskriptif gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi pembelajaran Tandur terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi tulisan dan kemampuan berkomunikasi lisan. Kemampuan berkomunikasi secara tulisan meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna memperoleh data yang diperlukan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada : Waktu : Oktober 00 Tempat : MTs U 0 Cepiring

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Syaodih Sukmadinata, N (2005:52) metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi dasar,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis quasi experiment. Sedangkan disain penelitian yang akan diterapkan berupa static group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 4 Gorontalo yang terletak di Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel-variabel yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan mengenai variabel tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Tahap Analisis Tahap analisis dimulai dari menetapkan tujuan pengembangan media pembelajaran serta pemilihan materi yang akan disajikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen. Menurut Sugiono (010:109) bahwa penelitian pre-eksperimen hasilnya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menitikberatkan pada tiga aspek, yaitu jurnal kegiatan siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara terperinci,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini yang digunakan adalah pre-experimental, yang merupakan metode untuk memperoleh data yang akurat dari data yang akan diteliti dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan masalah dalam proses penyelidikan. Metode merupakan cara seseorang dalam melakukan sesuatu

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran Dalam penelitian ini penulis mengambil 5 tahap pengembangan multimedia menurut Munir (2003), yaitu: (1) analisis, (2) desain, (3) pengembangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau percobaan semu yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas suatu perlakuan tertentu sebagai variabel bebas, terhadap hal yang lain sebagai variabel terikat. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan di dalam suatu penelitian untuk mencapai suatu tujuan. Dalam melakukan penelitian, diperlukan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random, tetapi menerima keadaan sampel apa adanya. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Profil merupakan suatu gambaran secara umum atau secara terperinci tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Profil merupakan suatu gambaran secara umum atau secara terperinci tentang 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Profil merupakan suatu gambaran secara umum atau secara terperinci tentang keadaan siswa berkaitan dengan potensi yang terdapat di dalam setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda mengenai definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: Suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen semu (Arikunto, 003:7). Metode penelitian kuasi eksperimen berbeda dengan metode eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar Bangunan Gedung II terhadap Kesiapan Siswa SMK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran atau mix method, yaitu kuantitatif-deskriptif. Dimana pada penelitian ini data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment Design dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya, Best

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya, Best BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jalan Kliningan No. 6 Buah Batu Bandung, Jawa Barat. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode kuasi eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif. Menurut 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif. Menurut Ruseffendi (1988) penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan istilah penggabungan dua metode yang termasuk ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai metode eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Kemudian desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design yaitu variabel luar dapat ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin. 0 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari 90 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment dan metode deskriptif. Gambaran peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi operasional dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Metode SQ3R dan writing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang 57 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Melalui Metode Diskusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Industri. Penelitian dilakukan di SMK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Dalam penelitian ini terdapat lima tahap pengembangan multimedia yaitu: 1. Tahap Analisis Pada tahap ini diawali dengan menetapkan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan kinerja adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan kinerja adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan kinerja adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam kelompok selama berlangsung kegiatan praktikum, yang diharapkan muncul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian penulis

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Tabel 3.1 Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini hanya memiliki satu variabel, yaitu implementasi ujian berbasis online pada kurikulum 2013 di SMA Negeri Kota Bandung. Sebagaimana yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi menurut Suharsimi (2010) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi/ Sampel, dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi Utara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Bandung yang beralamat di daerah Jalan Ir. H. Juanda Nomor 93 Bandung dengan lokasi yang cukup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen semu. (McMillan & Shumacher, 001). Tahap studi pendahuluan dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jl. Kliningan No.6 Buah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan harapan derajat kepastian jawaban tinggi. Metode yang digunakan penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan harapan derajat kepastian jawaban tinggi. Metode yang digunakan penulis 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen melihat ke depan dan bersifat prediktif kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi operasonal Untuk memperjelas variabel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan tentang: 1. Hasil Belajar Hasil belajar yang dimaksud dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN, LOKASI, DAN SUBJEK PENELITIAN 1. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran mengenai kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 9 Garut yang beralamatkan di Jalan Raya Bayongbong Km.07 Desa Panembong Tlp. (0262) 4772522 Garut. B. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan bentuk evaluasi dari kurikulum Cambridge

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran 3.1.1 Tahap Analisis Tahap analisis dimulai dari menetapkan tujuan pengembangan multimedia pembelajaran serta pemilihan materi yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan/dikelompokkan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai karena menyangkut langkah-langkah yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini mengadopsi metode penelitian kuasi eksperimen yang menurut Panggabean (1996) merupakan eksperimen dimana variabel-variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen digunakan untuk mengetahui perbandingan pemahaman

Lebih terperinci