Lampiran 1. Karakteristik Petani

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Karakteristik Petani"

Transkripsi

1 63 Lampiran 1. Karakteristik Petani No. Umur (Tahun) Pendidikan Luas Lahan (Ha) 1 42 SMA SMP SD D S SMA SMA SMA SD SMK SMA SMA SMP SMA SMA SMK SD 0.25

2 64 Lampiran 2. Karakteristik Pedagang dan Reseller No. Umur (Tahun) Pendidikan Komoditi yang biasa dijual Pedagang 1 40 SMA Krisan 2 58 SMA Krisan dan Gladiol 3 53 D3 Krisan dan Gladiol 4 56 SMP Krisan dan Gladiol Reseller 1 49 SMP Krisan, Anggrek, mawar, sedap malam, Ester 2 40 SMA Krisan, mawar, anggrek, sedap malam, Gladiol 3 37 STM Krisan 4 53 SD Krisan, mawar, sedap malam, anggrek, gladiol 5 35 SMA Krisan, anggrek, mawar, terompet, sedap malam

3 65 Lampiran 3. Parameter Penilaian SWOT Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemasaran Bunga Potong No. Parameter Pernyataan Skor Strategis 4 1. Lokasi Pasar Cukup Strategis 3 Kurang Strategis 2 Tidak Strategis 1 Harga rata-rata yang berlaku di 4 pasar 80% x < 100% Harga rata-rata 3 2. Harga yang diterima yang berlaku di pasar petani 50% x < 80% Harga rata-rata 2 yang berlaku di pasar x < 50% Harga rata-rata yang 1 berlaku di pasar Harga rata-rata yang berlaku di 4 3. Harga yang diterima pasar pedagang dan reseller di 80% x < 100% Harga rata-rata 3 Pasar Bunga yang berlaku di pasar 50% x < 80% Harga rata-rata 2 yang berlaku di pasar x < 50% Harga rata-rata yang 1 berlaku di pasar Tinggi dan Kontinue 4 4. Jumlah permintaan pasar Tinggi dan Tidak Kontinue 3 Rendah dan Kontinue 2 Rendah dan Tidak Kontinue 1 5. Penetapan Sudah ditetapkan 4 GAP dan Masih diperkenalkan 3 Program perencanaan 2 Tidak ditetapkan 1 Setiap satu kali seminggu 4 6. Pengawasan pelaksanaan Setiap satu bulan sekali 3 GAP dan Sesuai dengan jadwal yang 2 ditentukan Tidak dilakukan pengawasan 1 7 Pelaksanaan GAP dan Semua jenis tanaman 4 Hanya tanaman tertentu 3 Sesuai dengan keinginan 2 Tidak dilaksanakan 1 8. Dukungan Pemerintah Mendukung 4 dalam penyediaan sarana Cukup mendukung 3 dan prasarana Kurang mendukung 2 Tidak mendukung 1 Ekspor Internasional 4 9. Jaringan pemasaran Ekspor Nasional 3

4 66 Ekspor Regional 2 Lokal 1 100% modal sendiri Permodalan 75% modal sendiri 3 50% modal sendiri 2 seluruh modal pinjaman 1 Selalu berubah Variasi permintaan 75% berubah 3 pasar tujuan 50% berubah 2 Tidak berubah 1 Mengikuti pangsa pasar 4 12 Jadwal tanam Rutin 3 Berubah-ubah 2 Sesuai keinginan 1 Baik Keahlian Pascapanen Cukup 3 Kurang 2 Tidak Baik 1 Ada dan Pelaksanaanya rutin Pembinaan tenaga Ada tapi pelaksanaanya tidak rutin 3 penyuluh Masih dalam program 2 Tidak ada pembinaan penyuluh 1 Sangat efektif Leaflet (selebaran) Efektif 3 Kurang efektif 2 Tidak efektif 1 Ada dan Pelaksanaanya rutin Pameran Ada tapi pelaksanaanya tidak rutin 3 Masih dalam program 2 Tidak ada pembinaan penyuluh 1 Keterangan 1. Strategis : Dijalan lintas, berada pada sentra produksi Cukup Strategis : tidak jauh dari jalan lintas, berada pada sentra produksi Kurang Strategis: Jauh dari jalan lintas, berada pada sentra produksi Tidak Strategis : Jauh dari jalan lintas, jauh dari sentra produksi 2.. Indikator Pelanggan Tetap: Hotel, restaurant, florist, reseller, dan Rumah tangga Tinggi dan : 70% Produksi<100%,/minggu, Memiliki semua indikator Kontinue indikator pelangga tetap Tinggi dan : 70% Produksi<100%,/minggu, memiliki < 3indikator Tidak Kontinue pelanggan tetap Rendah dan : Produksi <70%,/minggu, memiliki <2 indikator Kontinue pelanggan tetap

5 67 Rendah dan Tidak Kontinue : Produksi <70%,/minggu,tidak memiliki pelanggan tetap 3. Indikator Pelaksanaan GAP dan Ada, terlaksana : sudah ada penerapan GAP dan, petani yang melasanakan 80% Ada, cukup : sudah ada, petani yang melaksanakan 40%-80% Ada : sudah ada, petani yang melaksanankan <40% Tidak terlaksana : tidak ada penerapan GAP dan 4. Indikator dukungan Pemerintah dalam penyediaan sarana dan prasarana,: bantuan permodalan, bantuan alsintan, dan bantuan bibit Mendukung : Semua indikator diatas terpenuhi Cukup : Salah satu indikator diatas tidak terpenuhi Kurang : dua indikator diatas tidak terpenuhi Tidak : <3 indikator diatas tidak terpenuhi 5. Indikator keahlian pascapanen: Melakukan seleksi kultivar, penentuan saat panen yang tepat, cara panen yang tepat, perlakuan kimiawi, teknik peyimpanan dan pengangkutan yang tepat. Sangat baik : Semua indikator diatas terpenuhi Baik : Salah satu indikator diatas tidak terpenuhi Cukup : dua indikator diatas tidak terpenuhi Kurang : >3 indikator diatas tidak terpenuhi

6 68 Lampiran 4. Rata-rata harga bunga di Pasar Bunga/Juni 2015 No. Jenis Krisan Rata-rata Harga/Ikat Jumlah Batang 1. Kuning Rp Putih Rp Salju Rp

7 69 Lampiran 5. Rata-rata harga yang diterima Petani Sampel Rata harga yang diterima/jenis bunga (Rp/ikat) Rasio harga yang diterima dengan rata harga pasar (%) Ratarata (%) , ,6 60, , ,6 67, ,6 52, ,6 72, ,6 68, , , ,6 73, , ,6 72, ,6 53, , , ,3 47, ,6 67,22 Ratarata ,17 70,58 72,55 68,10 Keterangan: 1 = Krisan Kuning 2 = Krisan Putih 3 = Krisan Salju

8 70 Lampiran 6. Rata-rata harga yang diterima Pedagang dan Reseller Sampel Rata-rata harga yang diterima (Rp/ikat) Rasio Harga yang diterima (%) Ratarata (%) Pedagang > > > > > Ratarata Reseller > >100 >100 > >100 >100 > >100 > > Ratarata

9 71 Lampiran 7. Penilaian skor Parameter Faktor Internal Sampel Parameter Distan Ratarata Keterangan: Parameter 1 Parameter 2 Parameter 3 Parameter 4 Parameter 5 Parameter 6 Parameter 7 : Penetapan GAP dan : Pengawasan pelaksanaan GAP dan : Dukungan Pemerintah : Jaringan pemasaran : Pembinaan tenaga penyuluh : Leaflet (selebaran) : Pameran

10 72 Lampiran 8. Penilaian Skor Parameter Faktor Eksternal Sampel Parameter Petani Pedagang Reseller Total Rataan 3, ,7 2,

11 73 Keterangan: Parameter 1 Parameter 2 Parameter 3 Parameter 4 Parameter 5 Parameter 6 Parameter 7 Parameter 8 Parameter 9 : Lokasi Pasar : Harga yang diterima petani : Harga yang diterima pedagang dan reseller : Jumlah permintaan pasar : Permodalan : Variasi permintaan pasar : Jadwal tanam bunga : Keahlian pascapanen : Pelaksanaan GAP dan

12 74 Lampiran 9. Penilaian Tingkat Kepentingan Faktor Internal (IFAS) No. Faktor Skala Nilai Faktor 1. Penetapan GAP dan Pengawasan GAP dan 2. Penetapan GAP dan Dukungan Dinas Pertanian dalam sarana dan prasarana 3. Penetapan GAP dan Jaringan pemasaran 4. Penetapan GAP dan Pembinaan tenaga penyuluh 5. Penetapan GAP dan Leaflet (selebaran) 6. Penetapan GAP dan Pameran 7. Pengawasan pelaksanaan GAP dan Dukungan Dinas Pertanian dalam sarana dan prasarana 8. Pengawasan pelaksanaan GAP dan Jaringan pemasaran 9. Pengawasan pelaksanaan GAP dan Pembinaan tenaga penyuluh 10. Pengawasan pelaksanaan GAP dan 11 Pengawasan pelaksanaan GAP dan 12. Dukungan Dinas Pertanian 13. Dukungan Dinas Pertanian Leaflet (selebaran) Pameran Jaringan pemasaran Pembinaan tenaga penyuluh

13 Dukungan Dinas Pertanian 15. Dukungan Dinas Pertanian Leaflet (selebaran) Pameran 16. Jaringan pemasaran Pembinaan tenaga penyuluh 17. Jaringan pemasaran Leaflet (selebaran) 18. Jaringan pemasaran Pameran 19. Pembinaan tenaga penyuluh 20. Pembinaan tenaga penyuluh Leaflet (selebaran) Pameran 21. Leaflet (selebaran) Pameran

14 76 Lampiran 10. Penilaian Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal (EFAS) No. Faktor Skala Nilai Faktor 1. Lokasi pasar Harga yang diterima petani 2. Lokasi pasar Harga yang diterima pedagang dan reseller di pasar 3. Lokasi pasar Jumlah permintaan pasar 4. Lokasi pasar Permodalan 5. Lokasi pasar Variasi permintaan pasar 6. Lokasi pasar Jadwal tanam 7. Lokasi pasar Keahlian pascapanen 8. Lokasi pasar Pelaksanaan GAP dan 9. Harga yang diterima petani 10. Harga yang diterima petani 11. Harga yang diterima petani 12. Harga yang diterima petani 13. Harga yang diterima petani 14. Harga yang diterima petani 15. Harga yang diterima petani 16. Harga yang diterima pedagang dan reseller di pasar Harga yang diterima pedagang dan reseller di pasar Jumlah permintaan pasar Permodalan Variasi permintaan pasar Jadwal tanam Keahlian pascapanen Pelaksanaan GAP dan Jumlah permintaan pasar

15 77 No. Faktor Skala Nilai Faktor 17. Harga yang diterima pedagang dan reseller di pasar Permodalan 18. Harga yang diterima pedagang dan reseller di pasar 19. Harga yang diterima pedagang dan reseller di pasar 20 Harga yang diterima pedagang dan reseller di pasar Variasi permintaan pasar Jadwal tanam Keahlian pascapanen 21. Harga yang diterima pedagang dan reseller di pasar 22. Jumlah permintaan pasar 23. Jumlah permintaan pasar 24. Jumlah permintaan pasar 25. Jumlah permintaan pasar 26 Jumlah permintaan pasar Pelaksanaan GAP dan Permodalan Variasi permintaan pasar Jadwal tanam Keahlian pascapanen Pelaksanaan GAP dan 27. Permodalan Variasi permintaan pasar 28. Permodalan Jadwal tanam 29. Permodalan Keahlian pascapanen 30. Permodalan Pelaksanaan GAP dan 31. Variasi permintan pasar Jadwal tanam

16 78 No. Faktor Skala Nilai Faktor 32. Variasi permintaan pasar 33. Variasi permintaan pasar Keahlian pascapanen Pelaksanaan GAP dan 34. Jadwal tanam Keahlian pascapanen 35. Jadwal tanam Pelaksanaan GAP dan 36. Keahlian pascapanen Pelaksanaan GAP dan

17 79 Lampiran 11. Hasil Penilaian Faktor Internal Responsen 1 (Penyuluh) Parameter A B C D E F G A B C D E F 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1 1 G 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1 1 Total 5,66 5,66 5,66 5,66 5, Responden 2 (Pejabat Dinas Pertanian Karo) Parameter A B C D E F G A / B 1/ C D 3 1/3 1/ E 1 1/3 1/3 1/ F 1/3 1/3 1/3 1 1/3 1 1 G 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1 1 Total 7 6,33 4, , Keterangan: A B C D E F G : Penetapan GAP dan : Pengawasan pelaksanaan GAP dan : Dukungan Dinas Pertanian dalam sarana prasarana : Jaringan pemasaran : Pembinaan tenaga penyuluh : Leaflet (selebaran) : Pameran

18 80 Lampiran 12. Hasil Penilaian Faktor Eksternal Responden 1 (Penyuluh) Parameter A B C D E F G H I A 1 1/3 1/3 1/3 1/3 1/2 1/3 3 3 B C D 3 1/3 1/ E 3 1/2 1/2 1/ F /3 1/3 1 1/3 1/3 3 G /2 1/ H 1/3 1/2 1/2 1/2 1/3 3 1/3 1 3 I 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1 Total 18,66 5,99 5,99 9,49 8,82 15,83 8,32 16,66 25 Responden 2 (Pejabat Dinas Pertanian) Parameter A B C D E F G H I A 1 1/3 1/3 1 1/3 3 1/3 1/3 1/3 B /3 1/3 1/3 C 3 1/3 1 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 D /3 1/3 1/3 1/3 E 3 1/3 3 1/ /3 1/3 1/3 F 1/3 1/ /3 1 1/3 1/3 1/3 G H I Total 20,33 12,32 22,33 15, , Keterangan A B C D E F G H I : Lokasi pasar : Harga yang diterima petani : Harga yang diterima pedagang dan reseller : Jumlah permintaan pasar : Permodalan : Variasi permintaan pasar : Jadwal tanam : Keahlian pascapanen : Pelaksanaan GAP dan

19 81 Lampiran 13. Hasil Perhitungan Nilai Rata - Rata Geometris Faktor Internal (IFAS) Parameter A B C D E F G Ratarata A 1 1,7 1 0, ,61 B 0, ,7 1, ,71 C ,7 1, ,77 D 1,7 0,57 0,57 1 1,7 1,7 3 1,46 E 1 0,57 0,57 0, ,3 F 0,33 0,33 0,33 0,57 0, ,55 G 0,33 0,33 0,33 0,33 0, ,52 Total 5,93 5,5 4,8 6,11 7,76 15,7 17 8,91 Rumus: G = n x1 x2 x3... x n Ket : X 1 = Nilai sel i untuk sampel 1 X X X 2 3 n = Nilai sel i untuk sampel 2 = Nilai sel i untuk sampel 3 = Nilai sel i untuk sampel n Contoh perhitungan mencari nilai rata - rata geometris : G AB = 1 *1 = 1

20 82 Lampiran 14. Hasil Perhitungan Nilai Rata - Rata Geometris Faktor Eksternal (EFAS) Para meter A B C D E F G H I Ratarata A 1 0,33 0,33 1,7 0,33 1,2 0,33 0,99 0,99 0,8 B 3 1 1,7 1,7 2,4 1,7 0,57 0,81 0,99 1,54 C 3 0,57 1 0,99 0,81 0,57 0,57 0,81 0,99 1,03 D 1,7 0,57 0,99 1 2,4 0,99 0,81 0,81 0,99 1,14 E 3 0,4 1,22 1, ,81 0,99 0,99 1,42 F 0,81 0,57 1,7 0,99 0,33 1 0,33 0,33 0,99 0,78 G 3 1,7 1,7 1,22 1, ,7 1,7 1,8 H 0,99 0,81 0,81 0,81 0,99 3 0,57 1 1,7 1,18 I 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 0,57 0,57 1 0,89 Total 17,49 6,94 10,44 10,8 10,47 15,45 5,56 8,01 10,34 10,6 G = n x1 x2 x3... x n Ket : X 1 = Nilai sel i untuk sampel 1 X X 2 3 = Nilai sel i untuk sampel 2 = Nilai sel i untuk sampel 3 Xn = Nilai sel i untuk sampel n Contoh perhitungan mencari nilai rata - rata geometris : G AB = = 0,33

21 83 Lampiran 15. Normalisasi Bobot Faktor Internal Parameter A B C D E F G Ratarata A 0,16 0,3 0,2 0,09 0,12 0,19 0,17 0,18 B 0,09 0,18 0,2 0,27 0,21 0,19 0,17 0,19 C 0,16 0,18 0,2 0,27 0,21 0,19 0,17 0,2 D 0,16 0,1 0,11 0,16 0,21 0,1 0,17 0,15 E 0,16 0,1 0,11 0,09 0,12 0,19 0,17 0,14 F 0,05 0,06 0,06 0,09 0,04 0,06 0,05 0,06 G 0,05 0,06 0,06 0,05 0,04 0,06 0,05 0,05 Total 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Keterangan: A B C D E F G : Penetapan GAP dan : Pengawasan pelaksanaan GAP dan : Dukungan Dinas Pertanian dalam penyedia sarana prasarana : Jaringan pemasaran : Pembinaan tenaga penyuluh : Leaflet (selebaran) : Pameran

22 84 Lampiran 16. Normalisasi Bobot Faktor Eksternal Para meter A B C D E F G H I Ratarata A 0,05 0,04 0,03 0,15 0,03 0,07 0,05 0,12 0,09 0,08 B 0,17 0,14 0,16 0,15 0,22 0,11 0,1 0,1 0,09 0,14 C 0,17 0,18 0,09 0,09 0,07 0,03 0,1 0,1 0,09 0,1 D 0,09 0,08 0,09 0,09 0,22 0,06 0,14 0,1 0,09 0,11 E 0,17 0,05 0,11 0,12 0,09 0,19 0,14 0,12 0,09 0,13 F 0,04 0,08 0,16 0,09 0,03 0,06 0,05 0,04 0,09 0,08 G 0,17 0,24 0,16 0,11 0,11 0,19 0,17 0,21 0,16 0,16 H 0,05 0,11 0,07 0,07 0,09 0,19 0,1 0,12 0,16 0,11 I 0,05 0,14 0,09 0,09 0,09 0,06 0, ,09 0,09 Total 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Keterangan A B C D E F G H I : Lokasi pasar : Harga yang diterima petani : Harga yang diterima pedagang dan reseller : Jumlah permintaan pasar : Permodalan : Variasi permintaan pasar : Jadwal tanam : Keahlian pascapanen : Pelaksanaan GAP dan

No. Umur (Tahun) Pendidikan Luas Lahan (Ha) 1 47 SD SD SMA SD SMP SD S SMP 0.

No. Umur (Tahun) Pendidikan Luas Lahan (Ha) 1 47 SD SD SMA SD SMP SD S SMP 0. Lampiran 1. Karakteristik Petani No. Umur (Tahun) Pendidikan Luas Lahan (Ha) 1 47 SD 0.5 2 65 SD 0.4 3 48 SMA 0.5 4 53 SD 0.4 5 49 SMP 0.5 6 51 SD 0.5 7 37 S1 0.64 8 62 SMP 0.4 9 51 SMP 0.5 10 52 SMA 0.5

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing. No Indikator Parameter Skor

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing. No Indikator Parameter Skor 76 Lampiran. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing I. FAKTOR INTERNAL No Indikator Parameter Skor. Kondisi fisik dan mutu Kopi Mandailing Grade Grade Grade Grade. Produksi kopi Mandailing

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUNGA POTONG (Studi Kasus : Desa Raya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara) ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUNGA POTONG (Studi Kasus : Desa Raya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara) ABSTRAK ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUNGA POTONG (Studi Kasus : Desa Raya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara) Sri Sepriani Sinaga*), Diana Chalil**), Emalisa**) *) Alumni Program Studi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Faktor Internal. No Indikator Parameter Skor. 2 Pengalaman bertani >5 tahun 3-2 tahun 5-4 tahun < 1 tahun

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Faktor Internal. No Indikator Parameter Skor. 2 Pengalaman bertani >5 tahun 3-2 tahun 5-4 tahun < 1 tahun Lampiran. Indikator dan Parameter Faktor Internal No Indikator Parameter Skor Luas lahan > Ha,5 Ha,5 Ha < Ha Pengalaman bertani >5 tahun - tahun 5- tahun < tahun Produksi padi organik >7,5 ton/ha 7,5-6,5

Lebih terperinci

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Sektor

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Parameter No. Indikator SWOT 1 2 3 4 Faktor Internal 1. Modal (S) (W) 2. Produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi minyak bumi telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi manusia saat

BAB I PENDAHULUAN. Energi minyak bumi telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi manusia saat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi minyak bumi telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi manusia saat ini karena dapat menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin, minyak tanah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia. Perkembangan hortikultura di Indonesia dapat dilihat dari perkembangan produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bunga potong dapat diartikan sebagai bunga yang dipotong dari tanamannya dengan tujuan sebagai penghias ruangan atau karangan bunga. Menurut Widyawan dan Prahastuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki arti penting dalam bidang pertanian karena letaknya yang strategis.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki arti penting dalam bidang pertanian karena letaknya yang strategis. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan berbagai jenis tanaman hias. Di samping terkenal sebagai negara agraris juga merupakan salah satu negara yang memiliki

Lebih terperinci

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Agroindustri Salak. Lama Pendidikan (tahun)

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Agroindustri Salak. Lama Pendidikan (tahun) Lampiran 1 Karakteristik Sampel Agroindustri Salak Petani Salak Umur Pendidikan Tanggungan (orang) Bertani Luas Lahan (Ha) 1 43 12 3 15 1 2 48 12 4 19 3 3 38 12 4 6 2 4 39 12 4 11 1 5 43 9 4 12 2 6 53

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Usaha agribisnis tanaman hias saat ini sedang berkembang cukup pesat. Tanaman hias tidak hanya berperan dalam pembangunan sektor pertanian, akan tetapi juga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Faktor Internal. No Indikator Parameter Skor 1. Ketersediaan bahan baku obat tradisional

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Faktor Internal. No Indikator Parameter Skor 1. Ketersediaan bahan baku obat tradisional 9 Lampiran. Indikator dan Parameter Faktor Internal No Indikator Parameter Skor. Ketersediaan bahan baku obat tradisional. Ketersediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasinya. Ketersediaan bangunan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari fungsi tanaman hias yang kini

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Perikanan Gurameh. Oleh: Aji Cahya Diputra NIM: Kelas: 11-S1-TI-08. Abstraksi

Peluang Bisnis Perikanan Gurameh. Oleh: Aji Cahya Diputra NIM: Kelas: 11-S1-TI-08. Abstraksi Peluang Bisnis Perikanan Gurameh Oleh: Aji Cahya Diputra NIM: 11.11.5190 Kelas: 11-S1-TI-08 Abstraksi Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin sesuatu yang lebih ketika sudah tercapai keinginan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung salah satu kota besar yang ada di Indonesia, merupakan kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari 70% mata

Lebih terperinci

Gambar 3. Usia Responden

Gambar 3. Usia Responden 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Responden di Desa Kenteng berasal dari tiga dusun yang berbeda, diantaranya Dusun Jurang, Dusun Kenteng dan Dusun Karanglo. Pada umumnya, responden

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN WANITA PEDAGANG BUNGA POTONG SKRIPSI OLEH FEBRIANRI SIHOMBING /PKP

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN WANITA PEDAGANG BUNGA POTONG SKRIPSI OLEH FEBRIANRI SIHOMBING /PKP PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN WANITA PEDAGANG BUNGA POTONG (Studi kasus: Pusat Pasar Tradisional Kabanjahe, Kabupaten Karo) SKRIPSI OLEH FEBRIANRI SIHOMBING 040309013/PKP DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN yang telah diberlakukan pada akhir 2015 lalu tidak hanya menghadirkan peluang yang sangat luas untuk memperbesar cakupan bisnis bagi para pelaku dunia

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif (descriptive research) bermaksud

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif (descriptive research) bermaksud 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif (descriptive research) bermaksud membuat penyandaran secara sistematis, faktual, akurat mengenai usahatani bunga

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BERAS ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BERAS ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BERAS ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI OLEH : SRI ARIANI SAFITRI 090304038 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN. 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan

BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN. 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan 82 BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan Konsep pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Leuwiliang adalah dan mengembangakan kegiatan pertanian

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Florist

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Florist II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Florist Florist adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan perdagangan bunga profesional. Meliputi perawatan bunga dan penanganan, desain bunga atau merangkai bunga,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 37 IV. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor,

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor, PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu produk pertanian yang penting bagi ketahanan pangan nasional. Selain pangsa pasarnya yang terus meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG 5.1. Pasar Bunga Rawabelong 5.1.1. Sejarah Pasar Bunga Rawabelong Pasar Bunga Rawabelong merupakan salah satu pasar yang dijadikan Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura.

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENYEWAAN MOBIL PADA PT.MULIA SASMITA BHAKTI

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENYEWAAN MOBIL PADA PT.MULIA SASMITA BHAKTI PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENYEWAAN MOBIL PADA PT.MULIA SASMITA BHAKTI Nama : Chellshie Lia Prastika M. NPM : 11212589 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Makin menjamurnya

Lebih terperinci

Lampiran 1.Karakteristik Responden Pembudidaya Ikan Bandeng di Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Lestari Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal No. Resp.

Lampiran 1.Karakteristik Responden Pembudidaya Ikan Bandeng di Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Lestari Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal No. Resp. LAMPIRAN 7 8 Lampiran 1.Karakteristik Responden Pembudidaya Ikan Bandeng di Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Lestari Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal No. Resp. Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Pendidikan Jumlah

Lebih terperinci

IX. FORMULASI STRATEGI. pencocokkan, dan tahap keputusan. Tahap masukan menggunakan analisis

IX. FORMULASI STRATEGI. pencocokkan, dan tahap keputusan. Tahap masukan menggunakan analisis IX. FORMULASI STRATEGI Formulasi strategi dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap masukan, tahap pencocokkan, dan tahap keputusan. Tahap masukan menggunakan analisis matriks IFE dan EFE, tahap pencocokkan

Lebih terperinci

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan. Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Preferensi Konsumen Penduduk Bojonegoro sangat beragam dilihat dari kondisi sosial ekonominya antara lain tingkat pendidikan, umur, tingkat pendapatan dan jenis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran pembangunan nasional diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor pertanian memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan

BAB I PENDAHULUAN. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara Agraris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir semua

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

Usaha Merangkai Bunga

Usaha Merangkai Bunga Usaha Merangkai Bunga Seorang anak muda baru turun dan mobil bermerk dan langsung ke toko bunga dan lalu membisikkan sesuatu kepada penjaga toko bunga. Penjaga toko mengambil sebuah bunga mawar cukup bagus

Lebih terperinci

Bagian Ketujuh Bidang Pengembangan Usaha Pasal 20 (1) Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan

Bagian Ketujuh Bidang Pengembangan Usaha Pasal 20 (1) Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan Bagian Ketujuh Bidang Pengembangan Usaha Pasal 20 (1) Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengembangan usaha peternakan. pada

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Deskripsi Jeruk Siam Di Desa Suka

Deskripsi Jeruk Siam Di Desa Suka Lampiran 1. Deskripsi Jeruk Siam Di Desa Suka Deskripsi Jeruk Siam Di Desa Suka Asal : Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo Tinggi tanaman : 4-8 meter Bentuk tajuk : Perdu Keadaan tajuk : Rindang

Lebih terperinci

docking kapal perikanan; (2) mengkaji kelayakan finansial di bidang usaha pelayanan jasa docking kapal perikanan sebagai bagian upaya dalam

docking kapal perikanan; (2) mengkaji kelayakan finansial di bidang usaha pelayanan jasa docking kapal perikanan sebagai bagian upaya dalam RINGKASAN EKSEKUTIF WAHYUDIN. 2001. Perencanaan Strategis UPT. UPMB Muara Angke Dalam Bidang Pembinaan, Pelayanan Jasa Perawatan dan Docking Kapal Perikanan. Di bawah bimbingan SYAMSUL MA ARIF dan WAHYUDI.

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, dimana responden petani dipilih dari desa-desa penghasil HHBK minyak kayu putih,

Lebih terperinci

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih

Lebih terperinci

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b. 30 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PERTANIAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan pertanian, dalam pemenuhan kebutuhan hidup sektor ini merupakan tumpuan sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT Armenia Ridhawardani 1, Pandi Pardian 2 *, Gema Wibawa Mukti 2 1 Alumni Prodi Agribisnis Universitas Padjadjaran 2 Dosen Dept. Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PEMANFAATAN PEKARANGAN DALAM MENDUKUNG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SUBURBAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PEMANFAATAN PEKARANGAN DALAM MENDUKUNG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SUBURBAN STRATEGI PENGEMBANGAN PEMANFAATAN PEKARANGAN DALAM MENDUKUNG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SUBURBAN (Studi Kasus: Desa Suka Makmur, Kedai Durian, dan Mekar Sari, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI

Lebih terperinci

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR 45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Perumusan visi dan misi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Perumusan visi dan misi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Perumusan visi dan misi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lamandau tidak terlepas dari kondisi lingkungan internal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana strategis tahun 2010-2014 adalah terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Luas Wilayah Kecamatan Taluditi Kecamatan Taluditi merupakan salah satu dari 13 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan ini

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si rahmaniah_nia44@yahoo.co.id Abstrak Pengembangan kopi di Kabupaten Polewali Mandar dari tahun ke

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemasaran lebih efektif dan efisien bagi seorang peternak serta untuk. menyediakan fungsi fasilitas berupa pasar ternak.

I. PENDAHULUAN. pemasaran lebih efektif dan efisien bagi seorang peternak serta untuk. menyediakan fungsi fasilitas berupa pasar ternak. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan peternakan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan populasi ternak, meningkatkan produksi dan mutu hasil ternak agar dapat memenuhi permintaan pasar dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. L2. Kuesioner SWOT

LAMPIRAN. L2. Kuesioner SWOT L1 LAMPIRAN L1. Wawancara Berikut ini lampiran pertanyaan yang diberikan kepada perusahaan. Hasil dari pertanyaan-pertanyaan berikut, telah diolah dan dianalisis sehingga menjadi suatu karya skripsi. 1.

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN HIAS DAN TANAMAN SAYUR DI KOTA BATU JAWA TIMUR PENDAHULUAN

STUDI TENTANG PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN HIAS DAN TANAMAN SAYUR DI KOTA BATU JAWA TIMUR PENDAHULUAN P R O S I D I N G 360 STUDI TENTANG PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN HIAS DAN TANAMAN SAYUR DI KOTA BATU JAWA TIMUR Hendro Prasetyo¹ dan Robi atul Adawiyah² 1 ) Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

Deskripsi Mentimun Hibrida Varietas MAGI F M. Bentuk penampang melintang batang : segi empat

Deskripsi Mentimun Hibrida Varietas MAGI F M. Bentuk penampang melintang batang : segi empat Lampiran 1. Deskripsi Mentimun Hibrida Varietas MAGI F1 Golongan varietas : hibrida pesilangan 12545 F X 12545M Umur mulai berbunga : 32 hari Umur mulai panen : 41-44 hari Tipe tanaman : merambat Tipe

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Lebih terperinci

kurang penting sama penting lebih penting

kurang penting sama penting lebih penting 54 LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuesioner kajian strategi pemasaran dan pengembangan usaha perdagangan boneka untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal oleh manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan pengusaha yang lain bukanlah hal yang baru lagi, tetepi semakin lama semakin ketat. Ini terbukti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Melihat latar belakang, tujuan, manfaat, metodologi, dukungan teori dan analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa kesimpulan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

PENGERTIAN TANAMAN HIAS

PENGERTIAN TANAMAN HIAS PENGERTIAN TANAMAN HIAS Tanaman hias merupakan bidang hortikultura yg berhubungan dengan bunga potong, tanaman hias pot, tanaman hias bedeng, tanaman hias daun dsb atau sering disebut juga sbg Floriculture,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pada tiga kecamatan di Kabupaten Belitung, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu Kecamatran Tanjungpandan, Badau, dan Membalong pada bulan Agustus

Lebih terperinci

: Budi Utami, SE., MM

: Budi Utami, SE., MM STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO PAKAIAN OLAHRAGA ZOMBIE SOCCER NAMA NPM/KELAS PEMBIMBING : ARIF ASMAWI : 111109/EA : Budi Utami, SE., MM Latar Belakang Seiring berjalannya perkembangan ekonomi sehingga membuat

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN PEMASARAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS HESSA AIR GENTING KECAMATAN AIR BATU KABUPATEN ASAHAN TESIS. Oleh

STRATEGI PENINGKATAN PEMASARAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS HESSA AIR GENTING KECAMATAN AIR BATU KABUPATEN ASAHAN TESIS. Oleh STRATEGI PENINGKATAN PEMASARAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS HESSA AIR GENTING KECAMATAN AIR BATU KABUPATEN ASAHAN TESIS Oleh Yetty Fitri Yanti Piliang 107039009/MAG PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang terus menerus telah ikut mempengaruhi perekonomian Indonesia baik secara makro maupun

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses)

Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) 62 Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) No Indikator Parameter Rating I. Faktor Internal i Kekuatan ( Strengths ) 1. Penggunaan Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup Buah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 Disampaikan pada acara : Pramusrenbangtannas Tahun 2016 Auditorium Kementerian Pertanian Ragunan - Tanggal, 12 Mei 201 KEBIJAKAN OPERASIONAL DIREKTORATJENDERALHORTIKULTURA

Lebih terperinci

SKRIPSI DAVID HISMANTA DEPARI AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

SKRIPSI DAVID HISMANTA DEPARI AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo) SKRIPSI DAVID HISMANTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang strategis. Dilihat dari posisinya, negara Indonesia terletak antara dua samudera dan dua benua yang membuat Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat (Sugiarti, 2003).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat populer di mata dunia karena memiliki bunga yang cantik, indah dan menarik. Selain itu

Lebih terperinci

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1.1 Kelembagaan Agro Ekonomi Kelembagaan agro ekonomi yang dimaksud adalah lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan

Lebih terperinci

1. Pengembangan Komoditas Unggulan 2. Pengembangan Kawasan dan Sentra Produksi 3. Pengembangan Mutu Produk 4. Pengembangan Perbenihan

1. Pengembangan Komoditas Unggulan 2. Pengembangan Kawasan dan Sentra Produksi 3. Pengembangan Mutu Produk 4. Pengembangan Perbenihan KEBIJAKSANAAN UMUM 1. Pengembangan Komoditas Unggulan 2. Pengembangan Kawasan dan Sentra Produksi 3. Pengembangan Mutu Produk 4. Pengembangan Perbenihan 5. Pengembangan Perlindungan Hortikultura 6. Pengembangan

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sayuran Hidroponik Hidroponik (hydroponics) secara umum diartikan bertanam tanpa tanah. Hydroponics sendiri berasal dari kata Yunani hydro, yang berarti

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Karakteristik responden merupakan alat ukur statistik yang penting dalam

BAB V HASIL PENELITIAN. Karakteristik responden merupakan alat ukur statistik yang penting dalam BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan alat ukur statistik yang penting dalam suatu populasi. Karakteristik responden dalam penelitian ini digambarkan mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Salatiga yang berada di Jalan Pemuda 7-9 Salatiga. Penelitian berlangsung pada tanggal 18 Mei 2012

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura T.A 2015

Laporan Kinerja Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura T.A 2015 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tanaman florikultura merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomi, bahkan memberikan kontribusi yang besar dalam perdagangan dunia sekitar US $ 125 milyar. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga semakin banyak dan beranekaragam, yang kebanyakan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga semakin banyak dan beranekaragam, yang kebanyakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia telah banyak mencapai kemajuan di bidang teknologi terutama teknologi industri, dan tidak dapat dipungkiri lagi dengan kemajuan tersebut telah meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut data statistik Kementrian Perkebunan tahun 2012, produksi perkebunan karet rakyat (49.172 ton/tahun)

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pernyataan Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pernyataan Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh LAMPIRAN Lampiran 1. Pernyataan Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh 1. Menyelenggarakan kunjungan kepada kelompok tani A : 2 kali kunjungan per kelompok tani dalam sebulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, PDB komoditi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang 53 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang diberikan kepada variabel sebagai petunjuk dalam memperoleh

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU P R O S I D I N G 447 EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU Hendro prasetyo 1 dan Tri Oktavianto

Lebih terperinci