BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Harga Saham Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas. Perusahaan yang telah menerbitkan sahamnya disebut perusahaan terbuka atau go public. Terdapat dua jenis saham yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham biasa merupakan jenis saham yang mempunyai hak suara, hak mendapatkan dividen, hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi, dan hak memesan efek terlebih dahulu sebelum ditawarkan kepada masyarakat, sedangkan saham preferen merupakan jenis saham yang mempunyai hak istimewa seperti pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap, hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi, dan saham preferen dapat dikonversikan menjadi saham biasa. Harga saham adalah harga yang terjadi pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham di pasar 9

2 10 modal. Perubahan harga saham dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar sekunder (Anisma, 2012). Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin naik, dan sebaliknya jika banyak investor yang menjual sahamnya maka akan berdampak pada turunnya harga saham. Ketika ada informasi baru maka investor akan melakukan penyesuaian dengan membeli, menahan, atau menjual saham yang dimiliki, sehingga harga terbaru dari saham tersebut merepresentasikan perkembangan terbaru di pasar modal. Pasar yang memiliki kondisi tersebut disebut pasar modal yang efisien. Menurut konsep pasar modal yang efisien, harga sekuritas sepnuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia dan tidak mungkin untuk memprediksi keuntungan masa mendatang yang didasarkan pada informasi keuangan dan kinerja masa lalu (Rehman dan Khidmat, 2013). Harga saham akan cepat merespon informasi terbaru yang tidak dapat diduga sehingga arah gerakannya tidak dapat ditentukan. Menurut (Fama, 1970) terdapat tiga bentuk efisiensi pasar berdasarkan tingkat penyerapan informasi, yaitu: 1) Efisiensi Pasar

3 11 Lemah, yaitu harga sekuritas sepenuhnya mencerminkan informasi di masa lalu (sudah terjadi). Sehingga informasi masa lalu tidak dapat digunakan lagi untuk memprediksi harga saham di masa mendatang; 2) Efisiensi Pasar Semi Kuat, yaitu harga sekuritas sepenuhnya mencerminkan informasi masa lalu dan informasi publik yang tersedia bagi seluruh investor. Sehingga investor yang memiliki informasi privat dapat memperoleh abnormal return; 3) Efisiensi Pasar Kuat, yaitu harga sekuritas sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang ada di pasar, baik informasi historis, publik, maupun privat. Dalam pasar kuat ini tidak memungkinkan investor memperoleh abnormal return. Pasar modal bentuk ini merupakan pasar dengan kondisi paling ideal. Meskipun hipotesis pasar yang efisien telah menjadi konsep yang diterima dibidang keuangan, tetapi pada kenyataannya beberapa penelitian menunjukkan adanya anomali pasar yang bertentangan dengan hipotesis pasar yang efisien, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian DeBondt dan Thaler (1985); Fitriyan dan Sari (2013). Ketika anomalitas pasar terjadi, investor dapat berpotensi sangat signifikan untuk memperoleh tingkat abnormal return (Andreas dan Daswan, 2011).

4 12 Harga saham sering mengalami perubahan setiap harinya, oleh karena itu investor perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham. Perubahan harga saham dipengaruhi oleh faktor internal (fundamental) dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Semua informasi yang dipublikasikan mengenai perusahaan dapat mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut, seperti informasi laporan keuangan, investasi, struktur manajemen perusahaan, dan merger/akuisisi, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang disebabkan oleh faktor di luar perusahaan seperti kondisi ekonomi yaitu suku bunga, inflasi, kurs rupiah; kebijakan pemerintah, dan berbagai isu di dalam maupun di luar negeri. Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diamati menjadi perkiraan tentang harga saham. Analisis harga saham dibutuhkan untuk meminimalkan resiko investasi yang dilakukan. Analisis tersebut dilakukan dengan dasar sejumlah informasi yang diterima oleh investor. Secara umum ada dua

5 13 analisis yang biasa digunakan dalam menganalisis harga saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal Analisis Fundamental Menurut Pandansari (2012) analisis fundamental merupakan estimasi nilai faktor-faktor internal emiten dan ekonomi pada saat ini untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan memproyeksikan data dan informasi aktual agar dapat mengestimasi nilai intrinsik dari harga saham saat ini, sehingga analis atau investor dapat mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan di pasar dengan membandingkan nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Analisis fundamental dapat dilakukan dengan menganalisis kondisi keuangan perusahaan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan. Secara umum faktor fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham adalah rasio keuangan dan rasio pasar. Rasio keuangan yang digunakan untuk memprediksi harga saham seperti ROA (Return On Assets), DER (Debt Equity Ratio), BVS (Book Value per Share), dan rasio pasar yang sering dikaitkan dengan harga saham yaitu PBV (Price Book Value)

6 14 (Yunanto dan Henny, 2009). Dengan analisis tersebut dapat diprediksi harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga dapat diperoleh perkiraan harga saham Analisis Teknikal Analisis teknikal pertama kali diperkenalkan oleh Charles H. Dow pada tahun 1884 yang dinamakan Dow Theory. Dow Theory bertujuan untuk mengidentifikasi harga pasar untuk jangka panjang berdasarkan data historis harga pasar di masa lalu. Teori ini pada dasarnya menjelaskan tren (kecenderungan) pergerakan harga saham berdasarkan kerangka waktu yang dikelompokkan menjadi: 1) Primary trend yaitu pergerakan harga saham dalam jangka waktu yang lama (tahunan); 2) Secondary trend yaitu pergerakan harga saham yang terjadi selama pergerakan dalam primary trend, biasanya antara dua minggu sampai tiga bulan; 3) Minor trend yaitu pergerakan harga saham harian. Analisis teknikal adalah analisis terhadap pola pergerakan harga di masa lalu dengan tujuan untuk meramalkan pergerakan harga di masa yang akan

7 15 datang (Alwiyah dan Liyanto, 2012). Analisis teknikal merupakan analisis yang memperhatikan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli, menahan atau menjual saham dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun mengunakan analisis grafis. Analisis teknikal bertentangan dengan hipotesis pasar yang efisien, karena dalam pengambilan keputusan investasinya didasari atas data harga dan volume perdagangan saham di masa lalu. Data masa lalu dipercaya berisi informasi penting mengenai pergerakan harga saham di masa yang akan datang. Asumsi yang mendasarinya adalah nilai pasar barang dan jasa ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran. Ketika return saham dapat diprediksi, analisis teknikal dapat sebagai nilai tambah dalam berinvestasi dengan proporsi tetap. Penggunaan analisis teknikal akan lebih optimal dan dapat menambah nilai kepercayaan atas ketidakpastian hasil prediksi (Zhu dan Zhou, 2009). Dalam prakteknya, semua perusahaan pialang mempublikasikan komentar tekniks dan memberikan layanan konsultasi yang didasarkan pada analisis teknikal.

8 16 Analisis teknikal akan tepat digunakan apabila kondisi pasar modal tidak efisien dalam bentuk lemah, sehingga sesuai dengan salah satu asumsi analisis teknikal yaitu history tends to repeat it self, maka analisis teknikal akan bermanfaat bagi investor. Beberapa indikator analisis teknikal yang berasal dari data time series harga saham yaitu indikator filter, indikator momentum, analisis garis tren, teori siklus, indikator volume, analisis gelombang, dan analisis pola (Lawrence, 1997). Indikator-indikator tersebut dapat memberikan informasi dalam melakukan investasi jangka pendek atau jangka panjang, membantu mengidentifikasi tren atau siklus dalam pasar modal, serta menunjukkan kekuatan harga saham. 2.2 Peramalan (Forecasting) Secara umum pengertian peramalan adalah perkiraan atau dugaan mengenai sesuatu di masa yang akan datang, namun dengan menggunakan teknik-teknik tertentu maka peramalan bukan hanya sekedar perkiraan atau dugaan. Peramalan dapat dilakukan menggunakan teknik-teknik statistik untuk mendapatkan gambaran masa depan berdasarkan pengolahan data historis. Peramalan

9 17 tidak dapat memberi jawaban pasti akan apa yang terjadi di masa mendatang, tetapi memberi jawaban sedekat mungkin akan apa yang akan terjadi. Pola peramalan bersifat stabil sehingga tidak akan bertahan dalam jangka waktu yang lama, dan akan merugikan ketika diterapkan pada kondisi pasar yang tidak normal (Timmermann dan Granger, 2004). Tingkat kepercayaan pada hasil peramalan tidak hanya ditentukan oleh teknik yang digunakan tetapi juga ditentukan oleh data atau informasi yang digunakan. Berdasarkan waktu pengumpulannya, data dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: (1) Data time series, adalah jenis data yang dikumpulkan menurut urutan waktu dalam suatu periode waktu tertentu, misalnya data harian, mingguan, dan tahunan; (2) Data cross section, adalah jenis data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu yang dapat menggambarkan keadaan atau kegiatan pada waktu tersebut; (3) Data panel, adalah gabungan data time series dan cross section. Berdasarkan jangka waktunya, peramalan dibagi menjadi tiga periode, yaitu: (1) Peramalan jangka panjang (long-term forecasting) yaitu peramalan yang jangka waktunya beberapa tahun ke depan; (2) Peramalan jangka

10 18 menengah (mid-term forecasting) yaitu peramalan dalam jangka waktu bulanan atau mingguan; (3) Peramalan jangka pendek (short-term forecasting) yaitu peramalan dalam jangka waktu harian. Peramalan merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memprediksi suatu nilai di masa mendatang dengan menggunakan informasi periode sekarang dan sebelumnya. Berdasarkan sifatnya, peramalan dibagi atas dua kategori, yaitu: (1) Peramalan Kualitatif. Teknik peramalan ini tidak bergantung pada perhitungan matematika tetapi pada orang yang menyusunnya, karena hasil peramalan didasarkan pada penilaian, pendapat, intuisi, emosi, dan pengalaman pribadi. Peramalan kualitatif yang biasa digunakan adalah pendapat manajemen eksekutif dan hasil survei lapangan; (2) Peramalan Kuantitatif. Teknik peramalan ini didasarkan atas data kuantitatif masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat tergantung pada teknik yang digunakan dalam melakukan peramalan. Peramalan kuantitatif yang biasa digunakan dibagi atas dua bagian yaitu:

11 19 a) Metode Deret Waktu (Time Series Method) Time series merupakan teknik yang melakukan peramalan berdasarkan pola masa lalu dari data yang digunakan. Teknik peramalan time series dibagi menjadi dua bagian. Pertama, model peramalan yang didasarkan pada model matematika statistik seperti moving average, exponential smoothing, regresi, ARIMA (Box-Jenkins). Kedua, model peramalan yang didasarkan pada kecerdasan buatan seperti neural network, algorima genetika, simulated annealing, genetic programming, klasifikasi, dan hybrid (Wiyanti et al. 2012), dengan demikian peramalan dengan time series tidak hanya dilakukan menggunakan ilmu statistik tetapi juga dengan jaringan saraf. Makridakis et al. (1983) mengungkapkan bahwa langkah penting dalam menggunakan time series adalah dengan mempertimbangkan jenis pola datanya, sehingga dapat ditentukan teknik yang paling tepat sesuai dengan pola datanya. Pola data dalam peramalan menggunakan time series terbagi atas empat pola yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

12 20 Gambar 2.1 Pola Pergerakan Data - Pola Tren (trend), yaitu ketika pergerakan data naik atau turun secara bertahap dalam waktu yang lama. - Pola Musiman (seasonality), yaitu ketika pergerakan data bergerak bebas dan muncul secara periodik dalam jangka pendek serta berulang. Pola ini dipengaruhi oleh faktor musiman seperti cuaca dan liburan. - Pola Siklus (cycles), yaitu ketika pergerakan data menunjukkan adanya fluktuasi bergelombang (naik dan turun) yang berulang dan terjadi dalam waktu yang lama. - Pola Horizontal, yaitu ketika pergerakan data berfluktuasi di sekitar nilai mean secara acak

13 21 tanpa membentuk pola yang jelas seperti pola tren, musiman ataupun siklus. b) Metode Sebab Akibat (Causal Method) Metode Sebab Akibat merupakan metode yang melakukan peramalan berdasarkan pola hubungan antara variabel yang akan diprediksikan (variabel dependen) dengan variabel lain yang mempengaruhinya (variabel independen). Metode peramalan yang biasa digunakan dalam analisis sebab akibat adalah: Simple Regression, dan Multiple Regression (Arch/Garch). 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa mendatang akan sangat berguna dalam pengambilan keputusan investasi yang menguntungkan. Untuk itu, seorang investor sebaiknya mempertimbangkan beberapa indikator ekonomi makro yang dapat membatu dalam membuat keputusan investasi. Indikator ekonomi makro yang seringkali dihubungkan dengan pasar modal adalah inflasi, kurs, dan BI rate. Inflasi dapat diartikan sebagai

14 22 peningkatan harga secara umum dan terus menerus. Inflasi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi suatu Negara, inflasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan daya beli dan dapat mengurangi tingkat pendapatan investor. Kurs merupakan variabel makroekonomi yang turut mempengaruhi harga saham. Kurs atau nilai tukar valuta asing adalah harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam harga mata uang lain, yang berarti jika nilai rupiah semakin kuat (USD terdepresiasi) maka harga saham akan naik, dan begitu pula sebaliknya. Demikian pula halnya dengan tingkat BI rate yang merupakan suku bunga acuan yang mencerminkan kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Tingkat pengembalian yang diharapkan investor pada investasi saham seringkali dipengaruhi oleh pendapatan yang diperoleh investor pada alternatif investasi lain. Weston dan Brigham (1990) berpendapat bahwa tingkat bunga mempengaruhi harga saham dengan dua cara yaitu: 1) Tingkat bunga mempengaruhi laba perusahaan karena tingkat bunga merupakan biaya; 2) Tingkat bunga yang tinggi akan menyebabkan investor menarik

15 23 investasi sahamnya dan memindahkannya pada investasi lain yang menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi. Indikator makro ekonomi yang dapat mempengaruhi harga saham seperti inflasi, kurs, dan BI rate dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2010), Kurnia (2010), Azwir dan Achmad (2011). 2.4 Analisis Time Series Uji Stasioneritas Dalam analisis time series, kestasioneran merupakan hal yang penting, begitu juga dalam analisis menggunakan Arima dan Arch/Garch yang mensyaratkan setiap variabel yang disertakan dalam model harus stasioner. Deret data dikatakan stasioner jika data series tidak memiliki tren dan unsur musiman atau dengan kata lain mean dan variansnya tetap. Jika data tidak stasioner terhadap mean maka dilakukan differencing, tetapi jika tidak stasioner terhadap varians maka dilakukan transformasi log. Differencing adalah perubahan atau selisih nilai data pada suatu periode dengan nilai data periode sebelumnya. Hasil data setelah differencing diuji lagi apakah sudah stasioner atau belum. Jika belum

16 24 stasioner maka dilakukan differencing lagi. Suatu series non-stasioner yang diubah menjadi stasioner yang melalui proses differencing disebut series nonstasioner yang homogen Model AR (Autoregressive) Persamaan Autoregressive: Y t = b 0 + b 1 Y t 1 + b 2 Y t b n Y t n + e t... (2.1) Model autoregressive adalah model yang menggambarkan bahwa variabel dependen dipengaruhi oleh variabel dependen itu sendiri pada periode dan waktu sebelumnya. Suatu model regresi dikatakan model regresi yang bersifat autoregressive jika mengandung satu atau lebih lag dependent variables. Banyaknya lag (nilai lampau) yang digunakan menunjukkan tingkat dari model ini. Jumlah observasi masa lampau yang digunakan dalam AR dikenal dengan orde p, apabila hanya digunakan satu lag dependen maka model ini dinamakan autoregressive tingkat satu (first-order autoregressive) atau AR(1), sedangkan bila nilai yang digunakan sebanyak p lag dependen, maka model ini dinamakan model autoregressive tingkat p atau AR(p).

17 Model MA (Moving Average) Persamaan Moving Average : Y t = a 0 - a 1 e t 1 - a 2 e t a n e t n + e t... (2.2) Perbedaan model moving average dengan model autoregressive terletak pada jenis variabel independennya. Variabel independen pada model autoregressive adalah nilai sebelumnya (lag) dari variabel dependen (Y t ), sedangkan variabel independen model moving average adalah nilai residual pada periode sebelumnya. Orde dari nilai MA (diberi notasi q) ditentukan oleh jumlah periode variabel independen yang masuk dalam model. Banyaknya residual yang digunakan pada model ini menandai tingkat dari model moving average, jika pada model digunakan dua residual masa lalu (lag), maka dinamakan model moving average tingkat 2 dan dilambangkan sebagai MA (2) Model ARMA (Autoregressive Moving Average) Persamaan Autoregressive Moving Average Y t = b 0 + b 1 Y t b n Y t n a 1 e t 1 + a n e t n + e t... (2.3) Proses random stasioner seringkali tidak dapat dengan baik dijelaskan oleh model moving average

18 26 atau autoregressive saja, karena proses itu mengandung keduanya, oleh karena itu gabungan kedua model yang dinamakan autoregressive moving average dapat lebih efektif, sehingga pada model ini data periode sekarang dipengaruhi oleh data periode sebelumnya dan nilai residual pada periode sebelumnya (Mulyono, 2000). Model ARMA yang berorde p dan q ditulis ARMA (p,q) atau ARIMA (p,0,q). Jika model menggunakan dua lag dependen dan tiga lag residual maka model dilambangkan dengan ARMA (2,3) ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Persamaan Autoregressive Integrated Moving Average: Y t = b 0 + b 1 Y t b n Y t n - a 1 ε t a n ε t n + ε t...(2.4) Arima atau yang juga dikenal dengan Box- Jenkins merupakan teknik yang dikembangkan oleh George Box dan Gwilym Jenkins pada tahun Arima merupakan model univariate yang mengabaikan variabel independen dalam membuat peramalan dan menggunakan nilai masa lalu dan sekarang dari variabel dependen untuk menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat (Wang, 2008). Sebagian besar data series bersifat

19 27 non-stasioner sedangkan Arima hanya dapat digunakan pada data series yang stasioner. Karena series stasioner tidak mempunyai unsur trend, maka yang dijelaskan dengan teknik ini adalah unsur sisanya yaitu residual/ error. Arima non-seasonal biasanya dilambangkan dengan notasi ARIMA (p,d,q), p menunjukkan orde/derajat autoregressive (AR), d menunjukkan orde/derajat differencing (I), dan q menunjukkan orde/derajat moving average (MA). Orde d (I) menunjukkan bahwa data time series telah ditransformasikan menjadi data yang stasioner. Teknik ini akan lebih akurat jika digunakan untuk peramalan jangka pendek kurang dari 1 tahun (Stellwagen dan Tashman, 2013). Beberapa penelitian yang melakukan peramalan harga saham menggunakan teknik time series Arima telah banyak dilakukan, seperti penelitian Mulyaono (2000) yang melakukan peramalan jangka pendek di BEJ dengan periode data harian selama tiga bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Arima cocok digunakan untuk peramalan jangka pendek. Didukung oleh penelitian Yani (2004) yang melakukan peramalan di IHSG di BEJ dengan periode data harian selama 1 tahun juga

20 28 menunjukkan bahwa Arima cocok digunakan untuk peramalan dengan tingkat kesalahan sebesar 1.61%. Sadeq (2008) melakukan penelitian mengenai prediksi IHSG menggunakan Arima dengan periode harian 2 Januari 2006 sampai 28 Desember Hasil penelitian menunjukkan bahwa peramalan IHSG dengan metode Arima terbukti akurat dengan tingkat kesalahan peramalan rata-rata sebesar 4,14% ARCH/GARCH Persamaan dari model Arch : 2 2 σ t = α 0 + α 1 ε t (2.5) Persamaan dari model Garch : σ t = α 0 + α 1 ε t α p ε t p + λ 1 σ t λ q σ t q (2.6) Dimana, 2 σ t = varian residual ε t = residual 2 α 1 ε t 1 = komponen Arch Pada umumnya, pemodelan time series dilakukan dengan asumsi residual ε t konstan (homokedastisitas) yaitu sebesar σ 2 t. Tetapi pada kenyataannya banyak data time series khususnya dibidang keuangan mempunyai variance residual

21 29 yang tidak konstan (heterokedastisitas) yang menyebabkan pemodelan dan peramalan menggunakan Arima Box Jenkins tidak lagi valid. Salah satu asumsi yang mendasari estimasi dengan OLS adalah residual harus terbebas dari autokorelasi dan bersifat konstan dari waktu ke waktu. Apabila residual tidak bersifat konstan maka data tersebut mengandung heterokedastisitas. Arch pertama kali diperkenalkan oleh Engle (1982) untuk menganalisis time series yang memperbolehkan adanya heterokedastisitas. Arch mengasumsikan bahwa conditional variance hari ini dipengaruhi oleh waktu sebelumnya, akan tetapi pada data finansial dengan tingkat volatilitas yang lebih besar Arch memerlukan orde yang besar pula dalam memodelkan variance-nya. Hal tersebut mempersulit proses identifikasi dan pendugaan model, sehingga Bollerslev (1986) mengembangkan Arch menjadi Generalized Arch (Garch) untuk mengatasi orde yang terlalu besar pada model Arch. Pada Garch, perubahan variance bersyaratnya dipengaruhi oleh nilai pada periode sebelumnya dan variance bersyarat dari periode sebelumnya. Garch lebih tepat digunakan untuk

22 30 memodelkan data dengan tingkat volatilitas yang tinggi. Arch/Garch digunakan untuk memprediksi volatilitas yang akan memberikan hasil yang akurat yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menganalisis return dan resiko, serta menyeleksi portofolio (Engle, 2001). Varian residual Garch memiliki dua komponen yaitu konstanta dan residual periode sebelumnya. Hal ini yang menyebabkan teknik ini disebut sebagai teknik bersyarat (conditional), karena varian residual periode sekarang (t) dipengaruhi oleh periode-periode sebelumnya (t-1, t-2, dan seterusnya). Persamaan yang pertama disebut conditional mean (persamaan rata-rata bersyarat), dan persamaan kedua disebut conditional variance (persamaan varian bersyarat). Selain menganalisis harga saham, Garch juga dapat digunakan untuk meramalkan berbagai pilihan investasi lain yang ada di pasar keuangan seperti kurs, harga minyak, risk premium dan tingkat pendanaan pemerintah (Villalba dan Flores, 2013). Volatilitas pasar terjadi akibat masuknya informasi baru ke dalam pasar, akibatnya para pelaku pasar melakukan penilaian kembali terhadap aset yang mereka perdagangkan. Volatilitas harga

23 31 saham yang bervariasi menyebabkan return dan resiko yang diterima oleh investor menjadi tidak pasti, sehingga banyak analis yang mencoba untuk meramal harga saham di masa mendatang. Volatilitas pasar saham di negara-negara berkembang umumnya jauh lebih tinggi daripada negara-negara maju (Bekaert dan Harvey, 1997; Wang, 2007). Beberapa faktor yang menyebabkan volatilitas harga saham yaitu inflasi, BI rate, nilai tukar rupiah, volume perdagangan, harga minyak, dan jumlah uang beredar (Hugida, 2011; Kewal, 2012; Lawrence, 2013). Engle (2001) menyebutkan bahwa ketika suatu data mengandung heterokedastisitas maka keakuratan hasil peramalan akan sulit untuk dipercaya. Hal ini yang menyebabkan keakuratan hasil peramalan menggunakan Arima tidak lagi valid dan uji OLS tidak efektif lagi digunakan untuk data tersebut. Sehingga Engla dan Bollerslev mengembangkan Arch dangarch yang mampu menganalisis data yang mengandung heterokedastisitas dengan cara memodelkan variansnya. Kemampuan Arch/Garch dalam meramalkan harga saham dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Marvillia (2013)

24 32 mengenai pemodelan dan peramalan penutupan harga saham PT. Telkom dengan Arch/Garch, yang menunjukkan bahwa peramalan dengan Arch/Garch untuk periode mingguan sejak September 2008 hinga Desember 2012 terbukti akurat dengan tingkat kesalahan sebesar 0.223%. Beberapa penelitian yang menunjukkan tingkat akurasi Arima dan Arch/Garch dalam meramalkan harga saham yaitu, penelitian yang dilakukan oleh Nachrowi (2007) tentang prediksi gerakan IHSG dengan model Arima di BEJ dengan periode estimasi 1 tahun dan kemudian membandingkan daya prediksinya, didapatkan bahwa Arima memiliki kesalahan yang lebih kecil dibandingkan Garch. Didukung oleh penelitian Grestandhi (2012) yang melakukan perbandingan Arima dan Ols-Arch/Garch dalam meramalkan IHSG pada periode 4 Januari September 2011 dengan menambah variabel nilai tukar rupiah juga menunjukkan hasil penelitian bahwa analisis Arima lebih baik dibandingkan Garch dengan kesalahan peramalan sebesar 2.08% dan kesalahan Garch sebesar 4.1%. Murwaningsari (2008) juga mendukung penelitian sebelumnya bahwa Arima lebih baik dibandingkan Garch, dengan periode data bulanan

25 33 selama 20 tahun dan menggunakan variabel volume perdagangan harga saham, deposito, dan nilai tukar rupiah. Hasil prediksi 1 bulan berikutnya menunjukkan model Arima memiliki kesalahan yang lebih kecil sebesar 2.69% dibandingkan Garch sebesar 14.7%. Penelitian lainnya dilakukan oleh Nugroho (2012) yang membandingan Arima dan Garch untuk memprediksi IHSG periode data harian sejak didapatkan hasil yang sama bahwa Arima memiliki akurasi prediksi lebih baik dari Garch. Hasil peneltian yang berbeda ditemukan oleh Sparks dan Yurova (2006) yang melakukan penelitian dengan membandingkan performa Arima dan Arch/Garch pada perusahaan besar di Amerika dengan periode 10 tahun. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa performa Arch/Garch lebih baik dibandingkan Arima.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham dalam suatu periode, dengan adanya indeks maka dapat diketahui tren yang

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 110 117 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 1 8 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan utama, yaitu investasi dalam bentuk real assets dan investasi dalam bentuk financial assets (Bodie, 2005).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) IHSG di BEI meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. IHSG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel ARIMA menggunakan variabel dependen harga saham LQ45 dan variabel independen harga saham LQ45 periode sebelumnya, sedangkan ARCH/GARCH menggunakan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Pemegang saham merupakan pemlik sebenarnya dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Iklim Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Curah hujan ialah suatu jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah pada kurun waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan pada dasarnya merupakan proses menyusun informasi tentang kejadian masa lampau yang berurutan untuk menduga kejadian di masa depan (Frechtling, 2001:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI LULIK PRESDITA W 1207 100 002 APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI 1 Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes BAB I PENDAHULUAN 2 LATAR BELAKANG 1. Stabilitas ekonomi dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tukar uang tersebut dinamakan kurs atau exchange rate. uang tersebut merupakan salah satu aset finansial yang dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. tukar uang tersebut dinamakan kurs atau exchange rate. uang tersebut merupakan salah satu aset finansial yang dapat mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang memegang peranan penting dalam perekonomian setiap negara. Aktifitas ekonomi yang dapat dilakukan suatu negara dengan menggunakan uang adalah perdagangan, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sering terjadi ketidak-akuratan hasil peramalan, tetapi mengapa peramalan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sering terjadi ketidak-akuratan hasil peramalan, tetapi mengapa peramalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan adalah salah satu input penting bagi para manajer dalam proses pengambilan keputusan investasi. Dalam proses peramalan dapat disadari bahwa sering terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia sejak tahun enam puluhan telah diterapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Jakarta menjadi suatu direktorat perhubungan udara. Direktorat

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Greis S. Lilipaly ), Djoni Hatidja ), John S. Kekenusa ) ) Program Studi Matematika FMIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal merupakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA 1) Nurul Latifa Hadi 2) Artanti Indrasetianingsih 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara tentang kegiatan pasar modal saat ini tidak terlepas dari apa yang disebut sebagai indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada semua pemegang

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada semua pemegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang dilakukan. Para investor yang bertransaksi di pasar modal, khususnya

Lebih terperinci

Analisis Statistik Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Menggunakan Regresi Time Series

Analisis Statistik Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Menggunakan Regresi Time Series Analisis Statistik Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Menggunakan Regresi Time Series Theresia Desy M ), Haryono ) ) Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manfaat Peramalan Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suatu dugaan atau perkiraan tentang terjadinya suatu keadaan dimasa depan, tetapi dengan menggunakan metode metode tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Data time series merupakan serangkaian data pengamatan yang berasal dari satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan interval

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari- hari sering dijumpai data time series yang terdiri dari beberapa variabel yang saling terkait yang dinamakan dengan data time series

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 25 32 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang II.. TINJAUAN PUSTAKA Indeks Harga Konsumen (IHK Menurut Monga (977 indeks harga konsumen adalah ukuran statistika dari perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang didapatkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi berkaitan dengan penempatan dana ke dalam bentuk aset yang lain selama periode tertentu dengan harapan tertentu. Aset yang menjadi objek investasi seseorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DATA MINING Data Mining adalah analisis otomatis dari data yang berjumlah banyak atau kompleks dengan tujuan untuk menemukan pola atau kecenderungan yang penting yang biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era informasi seperti sekarang ini kebutuhan akan informasi semakin meningkat, terutama dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2009) investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi

Lebih terperinci

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan METODE BOX JENKINS Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan utk semua tipe pola data. Dapat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 27 PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG BANDARA I GUSTI NGURAH RAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA)

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG BANDARA I GUSTI NGURAH RAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) M-11 2) PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG BANDARA I GUSTI NGURAH RAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) Naili Farkhatul Jannah 1), Muhammad Bahtiar Isna Fuady 2), Sefri

Lebih terperinci

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah sesuatu kegiatan situasi atau kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk. PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. Djoni Hatidja ) ) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 955 email: dhatidja@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah investasi dalam bentuk saham. Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang semakin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esti Pertiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esti Pertiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama sebagai salah satu faktor dalam pengambilan keputusan. Peramalan biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat. Hal ini mendorong manusia untuk terus berupaya memanfaatkan kemajuan teknologi di antaranya diwujudkan

Lebih terperinci

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Ledi Lasni Jurusan Akuntansi Falkultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor properti merupakan sektor yang menarik mengingat sektor ini sangat ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan dengan peningkatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan sifatnya peramalan terbagi atas dua yaitu peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif. Metode kuantitatif terbagi atas dua yaitu analisis deret berkala

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada

Lebih terperinci

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Ni Kadek Sukerti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan

Lebih terperinci

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian IV.1 Statistika Deskriptif Pada bab ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif dari variabel yang digunakan yaitu IHSG di BEI selama periode 1 April 2011 sampai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR KOSA KATA

DAFTAR ISI JUDUL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR KOSA KATA DAFTAR ISI JUDUL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR KOSA KATA i ii iii iv v 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 6 1.3 Tujuan Penelitian 7 1.4 Manfaat Penelitian 8 1.5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI

2. BAB II LANDASAN TEORI 2. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu variabel berdasarkan nilai yang diketahui dari variabel tersebut pada masa lalu atau variabel yang berhubungan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini didasari oleh gejolak/volatilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (valuta asing).pada nilai transaksi jual beli valuta asing yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instrumen keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar modal diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen lainnya. Saham merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan

Lebih terperinci

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010 Statistika, Vol., No., Mei PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI Reksa Nila Anityaloka, Atika Nurani Ambarwati Program Studi S Statistika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

2016 VOLATILITAS HARGA SAHAM EMERGING MARKET PADA

2016 VOLATILITAS HARGA SAHAM EMERGING MARKET PADA 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Investasi merupakan penanaman dana pada salah stau atau lebih obyek investasi yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang (Reilly

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Time Series atau deret waktu merupakan barisan suatu nilai pengamatan yang diukur dalam rentang waktu tertentu dalam interval waktu yang sama. Analisis data deret waktu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stasioner Analisis ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average umumnya mengasumsikan bahwa proses umum dari time series adalah stasioner. Tujuan proses stasioner adalah rata-rata,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Seminar Hasil. Disusun oleh: Inayatus Sholichah. Dosen Pembimbing: Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Dr. Suhartono, M.Sc

Seminar Hasil. Disusun oleh: Inayatus Sholichah. Dosen Pembimbing: Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Dr. Suhartono, M.Sc Seminar Hasil Analisis Volatilitas dan Value at Risk pada Saham Blue Chip dengan Metode ARCH- GARCH. Disusun oleh: Inayatus Sholichah Dosen Pembimbing: Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Dr. Suhartono, M.Sc

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS PEMODELAN RETURN PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS SKRIPSI Disusun Oleh : MUHAMMAD ARIFIN 24010212140058 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER 6.1. Analisis Pola Data Penjualan Ayam Broiler Data penjualan ayam broiler adalah data bulanan yang diperoleh dari bulan Januari 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana terpenting dalam perdagangan efek pada suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan tambahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan berdasarkan data series bulan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS), diantaranya adalah

Lebih terperinci

MODEL DINAMIS PREDIKSI HARGA SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA (STUDI KASUS SEKTOR PERTANIAN, SEKTOR PERTAMBANGAN, DAN SEKTOR INDUSTRI DASAR)

MODEL DINAMIS PREDIKSI HARGA SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA (STUDI KASUS SEKTOR PERTANIAN, SEKTOR PERTAMBANGAN, DAN SEKTOR INDUSTRI DASAR) MODEL DINAMIS PREDIKSI HARGA SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA (STUDI KASUS SEKTOR PERTANIAN, SEKTOR PERTAMBANGAN, DAN SEKTOR INDUSTRI DASAR) Irna Diniasari/13210623/Manajemen Pembimbing: Dr. Mohammad

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik analisa data berdasarkan model regresi linier berganda menggunakan variabel makro ekonomi yaitu inflasi,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU Kelas A Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins No Nama Praktikan Nomor Mahasiswa Tanggal Pengumpulan 1 29 Desember 2010 Tanda Tangan Praktikan

Lebih terperinci

PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) SKRIPSI Oleh : PRISKA RIALITA HARDANI 24010211120020 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Risiko adalah besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Pengukuran

Lebih terperinci

Penerapan Metode ARCH/GARCH Dalam Peramalan Indeks Harga Saham Sektoral

Penerapan Metode ARCH/GARCH Dalam Peramalan Indeks Harga Saham Sektoral Jurnal Sains Matematika dan Statistika, Vol 2, No I, Januari 206 Penerapan Metode ARCH/GARCH Dalam Peramalan Indeks Harga Saham Sektoral Ari Pani Desvina, Nadyatul Rahmah 2,2 Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, karena keberhasilan suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh pilihan desain atau model penelitian.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M Oleh: Nurkhoiriyah 1205100050 Dosen pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M. Kes. Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan. meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan. meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa mendatang. Proses penilaian investasi memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari 1 (satu)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat kegiatan perusahaan untuk mencari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat kegiatan perusahaan untuk mencari dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat kegiatan perusahaan untuk mencari dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal merupakan suatu usaha penghimpunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) yang meningkat pada triwulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus fungsi keuangan. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Desy Yuliana Dalimunthe Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 1 ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2003-2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Syarat-syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saham adalah surat berharga yang menjadi bukti seseorang berinvestasi pada suatu perusahaan. Harga saham selalu mengalami perubahan harga atau biasa disebut

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 80 88 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) Liana Kusuma Ningrum dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, karena terkadang faktor-faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Isu globalisasi memang tidak dapat dielakkan lagi. Isu ini terus berkembang dan semakin terasa wujudnya terutama pada tahun-tahun terakhir dekade 90-an.

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PERAMALAN PENUTUPAN HARGA SAHAM PT. TELKOM DENGAN METODE ARCH - GARCH

PEMODELAN DAN PERAMALAN PENUTUPAN HARGA SAHAM PT. TELKOM DENGAN METODE ARCH - GARCH PEMODELAN DAN PERAMALAN PENUTUPAN HARGA SAHAM PT. TELKOM DENGAN METODE ARCH - GARCH BUNGA LETY MARVILLIA Matematika, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, UNESA Jl. Ketintang villy_cute_7@yahoo.com 1, raywhite_vbm@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber kas negara yang digunakan untuk pembangunan. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Harga saham dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang dapat dihitung (faktor fundamental) ataupun yang tidak dapat dihitung (contoh: gosip atau

Lebih terperinci

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS S-9 PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si Jurusan Matematika FMIPA UNS ABSTRAK. Pada data finansial sering terjadi keadaan leverage effect,

Lebih terperinci