Analisis Statistik Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Menggunakan Regresi Time Series

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Statistik Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Menggunakan Regresi Time Series"

Transkripsi

1 Analisis Statistik Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Menggunakan Regresi Time Series Theresia Desy M ), Haryono ) ) Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA ITS ) Dosen Jurusan Statistika FMIPA ITS Abstrak Analisis mengenai pergerakan saham perusahaan pada umumnya dilakukan meng Analisis mengenai pergerakan saham perusahaan pada umumnya dilakukan menggunakan analisis deret waktu. Akan tetapi, di dunia perekonomian hasil analisis tersebut cenderung kurang menarik bagi para investor. Hal ini disebabkan selain sulit di interpretasikan juga kurang informatif bagi investor karena terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pergerakan saham. Salah satu analisis yang dapat dilakukan terhadap data respon dan predictor dimana keduanya dipengaruhi oleh waktu adalah analisis regresi time series menggunakan Autoregressive dan Generalized Regression Heteroscedasticity (GARCH). Analisis menggunakan GARCH akan dilakukan jika masih terdapat efek heterokedastisitas setelah dilakukan penanganan autokorelasi pada residual yang dihasilkan dari regresi. Kata kunci : Regresi Time Series, GARCH.. Pendahuluan Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil (tanah, emas, mesin atau bangunan), maupun aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan. Investasi dalam bentuk saham dapat dilakukan oleh para investor di pasar modal. Harga saham yang selalu bergerak membuat tingkat pengembalian saham atau return tidak menentu tiap waktunya. Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham diantaranya tingkat inflasi, nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang domestik dan tingkat bunga yang disebut variabel ekonomi makro. Selain itu kondisi fundamental perusahaan juga berpengaruh terhadap pergerakan harga suatu saham seperti Earning per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER). Faktor lain yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah beta saham yaitu ukuran risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar. Sehingga diketahui bahwa saham merupakan investasi yang memiliki resiko dan terdapat beberapa faktor beragam yang mempengaruhi pergerakan harga saham, dimana hal ini terkait dengan tingkat pengembalian investasi saham yang akan diperoleh investor di pasar modal. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Haryono (00) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menggunakan regresi berganda dengan pendekatan Ordinary Least Square, akan tetapi model yang diperoleh kurang sesuai. Terdapat beberapa pelanggaran asumsi klasik yang terjadi yaitu terjadinya autokorelasi dan heterokedastisitas pada residual. Sehingga dalam penelitian ini digunakan metode regresi time series untuk menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model regresi dari harga saham dengan variabel indikator ekonomi, harga saham dengan variabel faktor fundamental serta harga saham dengan variabel risiko sistematis. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai faktor faktor yang mempengaruhi harga saham sehingga dapat dijadikan acuan oleh investor dalam mengambil kebijakan.. Regresi Time Series Regresi time series merupakan fungsi antara satu variabel tak bebas (Y) dengan satu atau lebih variabel bebas (), dimana kedua variabel tersebut syarat dengan waktu. Adapun bentuk umum regresi time series dapat dikatakan secara statistik sebagai berikut. (Wei, 00) Y t = β,t + β,t β k k,t + ε t () Atau dapat dituliskan sebagai berikut ' Yt t t dimana : β k = koefisien regresi time series ε t = error term Y t = variabel tak bebas t = vektor variabel independen

2 . Model Error Autoregressive First Order Model regresi berganda secara umum ketika mengikuti autoregresif orde pertama adalah sebagai berikut. Y t = β 0 + β t + β t β p t,p + ε t (.) () u t Salah satu langkah utama perbaikan ketika terjadi autokorelasi pada error adalah dengan melakukan transformasi terhadap variabel. Transformasi terhadap variabel dependen dan independen adalah sebagai berikut. ' t t t Y Y Y ' t t t t. Autokorelasi dan Heterokedastisitas Autokorelasi berarti terdapat korelasi antar anggota sampel atau data pengamatan yang diurutkan berdasarkan waktu. Deteksi autokorelasi dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan metode Durbin Watson. H : 0 (residual tidak independen) Statistik uji: d n i e e i n i e i i t () Daerah penolakan: tolak H 0 jika d hitung d L,α/ atau d L,α/ (-d hitung ) d U,α/. Heterokedastisitas artinya varians error term dalam model tidak sama (konstan) (Algifari, ). Deteksi heterokedastisitas salah satunya dapat dilakukan dengan melihat plot ACF dan PACF kuadrat residual (Tsay, 00).. Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity(GARCH) Model Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (GARCH) diperkenalkan pertama kali oleh Engle dan Bollerslev pada tahun. Model ini merupakan bentuk umum atau generalisasi model Autoregressive Conditional Heteroskedascity (ARCH). Varian residual untuk model GARCH(p,q) adalah sebagai berikut. (Wei, 00) σ t = θ 0 + θ ε t + + θ p ε t p + σ t + + q σ t q p = θ 0 + θ i ε t i i= q + j σ t j dimana :,,, q : nilai parameter dari GARCH, σ t, σ t,, σ t q : nilai varians. p > 0, q > 0 α 0 > 0, α i 0 ; i =,,, p ω j 0 ; j =,,, q. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Saham Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah sebagai berikut. a. Faktor Fundamental Dua dari beberapa variabel yang terkait dalam penilaian harga saham yaitu Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER).. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share adalah besarnya jumlah keuntungan yang diperoleh dari setiap lembar saham biasa. Untuk menghitungnya dapat menggunakan rumus sebagai berikut. Earning Perusahaan (Laba bersih Dividen saham preferen) EPS = Jumlah lembar saham yang beredar. Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio adalah perbandingan antara harga per lembar saham terhadap earning per lembar saham perusahaan. PER = Harga per lembar saham Earning per lembar saham j= ()

3 b. Indikator Ekonomi Beberapa variabel yang merupakan indikator ekonomi diantaranya nilai tukar rupiah terhadap dolar, inflasi dan suku bunga. Nilai tukar adalah mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri (Rupiah) maupun mata uang (US $). (Haruman dkk, 00). Inflasi adalah meningkatnya jumlah uang yang beredar di masyrakat tanpa diikuti peningkatan arus barang sebagai imbangannya pada suatu periode tertentu. (Haruman dkk, 00). Suku bunga atau BI rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. (Bank Indonesia) c. Risiko sistematis Risiko sistematis merupakan resiko yang tidak dapat didiversivikasikan atau risiko yang tidak dapat dihilangkan. Beta saham adalah ukuran risiko yang menunjukkan hubungan antara tingkat hasil atau keuntungan suatu aset berisiko (saham) terhadap tingkat hasil pasar. (Haruman dkk, 00). Untuk mengestimasi besarnya koefisien beta, bisa digunakan market model menggunakan regresi.. Metodologi Penelitian Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder harga penutupan saham PT. Indofood (INDF), PT. Gudang Garam (GGRM) dan Bank Negara Indonesia (BBNI). Perusahan tersebut dipilih dari perwakilan sektor makanan, industri dan perbankan dalam saham LQ yang eksis pada periode Juli 00 sampai Desember 00. Data sekunder kurs rupiah terhadap dolar dan suku bunga bunga periode Juli 00 sampai Desember 00 yang diperoleh dari Bank Indonesia serta inflasi periode Juli 00 sampai Desember 00 dari BPS. Data primer EPS, PER dan beta saham dengan perhitungan yang didapat berdasarkan data sekunder laba bersih perusahaan PT. Indofood, PT. Gudang Garam dan Bank Negara Indonesia (BNI) dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 00, 00, 00. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari variabel respon (Y) dan variabel prediktor () seperti pada Tabel. Tabel Variabel Penelitian Model Indikator Ekonomi Faktor Fundamental Risiko Sistematis Variabel dependen Y=Harga Penutupan Saham (Rupiah) Y=Harga Penutupan Saham (Rupiah) Y=Harga Penutupan Saham (Rupiah) Variabel independen = Inflasi = Kurs = Suku Bunga = EPS = PER = Beta Saham Skala Data Ratio Ratio Satuan % per bulan Rupiah %per bulan Rupiah % per bulan Pada penelitian ini dilakukan olah data sebelum melakukan penentuan model regresi seperti berikut.. Mengolah data variabel kurs ( ) dari data harian menjadi bulan.. Mengolah data variabel EPS ( ) yaitu pendapatan bersih perusahaan tiap bulan dibagi dengan jumlah saham yang beredar bulan ke-i.. Mengolah data variabel PER ( ) yaitu harga saham bulan ke-i dibagi dengan EPS bulan ke-i.. Mengolah data variabel beta saham ( ) yaitu koefisien regresi antara IHSG dengan saham masing-masing saham. Tahap berikut adalah penenentuan model regresi time series saham dengan langkah-langkah sebagai berikut. Membuat Scatter plot antara variabel respon dan prediktor. Melakukan transformasi variabel respon jika model dugaan awal tidak linier atau multiplikatif.. Melakukan regresi linier sederhana.. Menguji adanya efek autokorelasi dan heterokedastisitas pada residual regresi linier sederhana. Pengujian autokorelasi menggunakan uji statistik Durbin-Watson dan mendeteksi efek heterokedastisitas menggunakan ACF plot kuadrat residual. Apabila terdapat autokorelasi dan bersifat heteroskedastisitas, maka dilakukan pengangan autokorelasi terlebih dahulu.. Jika terbukti terdapat efek aotokorelasi dan heterokedastisitas, maka dilakukan penganan autokorelasi dengan metode autoregressive. Ratio -

4 Y Y Y. Menguji adanya efek autokorelasi dan heterokedastisitas pada residual yang terbentuk dari metode autoregressive. Apabila masih terdapat efek heterokedastisitas, maka dilakukan analisis ARCH-GARCH. Apabila efek heterokedastisitas tidak terjadi maka model regresi saham adalah AR.. Melakukan estimasi parameter untuk model regresi saham tiap perusahaan. Analisis Regresi Harga Saham dengan Indikator Ekonomi Dalam penelitian ini indikator ekonomi diukur oleh inflasi ( ), kurs ( ) dan suku bunga ( ) yang akan diregresikan dengan harga saham (Y). Harga saham akan diregresikan terhadap variabel tersebut untuk saham INDF, BBNI dan GGRM. a. Saham INDF Langkah pertama yang dilakukan sebelum penentuan model regresi adalah melihat scatter plot dari variabel respon dan prediktor untuk mengetahui apakah data memiliki hubungan linier atau non linear seperti pada Gambar. Scatterplot of Harga Saham vs Inflasi Scatterplot of Harga Saham vs Kurs Scatterplot of Harga Saham vs Suku Bunga Gambar Scatter Plot Harga Saham INDF dengan Inflasi, Kurs dan Suku Bunga Gambar menunjukkan bahwa pola hubungan antara harga saham INDF dengan variabel indikator ekonomi yaitu inflasi, kurs dan suku bunga adalah non linier sehingga dimungkinkan model regresi yang terbentuk adalah multiplikatif atau intrinsik sebagaimana yang banyak terjadi pada kasus-kasus ekonomi lain seperti berikut. Y 0 e Dari model tersebut didapatkan model dugaan regresi OLS antara dari harga saham dengan inflasi, kurs dan suku bunga dengan melakukan uji signifikan parameter secara parsial terlebih dahulu dan hipotesis sebagai berikut. H 0 : β k = 0 H : β k 0; k =,,, Nilai p tiap variabel kurang dari α yaitu maka tolak H 0 atau dapat dikatakan semua variabel indikator ekonomi berpengaruh terhadap harga saham. Sehingga didapatkan model dugaaan regresi OLS sebagai berikut.... y e Uji autokorelasi dilakukan terhadap residual yang terbentuk dari regresi OLS dengan hipotesis sebagai berikut. H : 0 (residual tidak independen) Dengan uji statistik Durbin-Watson sebesar 0., dimana nilai d tabel dengan α sebesar yaitu d L sebesar., maka d hitung kurang dari d L,α/ (0.<.) yang berarti tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error mengalami efek autokorelasi dengan korelasi (r) sebesar 0. Selain uji autokorelasi, uji heterokedastisitas juga dilakukan pada residual dengan melihat ACF dan PACF plot dari kuadrat residual seperti pada Gambar P Gambar ACF dan P OLS Saham INDF dengan Indikator Ekonomi Gambar. menunjukkan bahwa tidak terdapat lag yang signifikan sehingga dinyatakan tidak 0

5 autokorelasi terlebih dahulu dengan model autoregressive yaitu melakukan regresi terhadap variabel respon dan prediktor yang telah ditransformasi seperti berikut ' ' ' ' y y ry r r r dimana: t t t y t = Ln y t t t t t = Ln t t t t y t = Ln y t t t t t = Ln t t = Ln t t = Ln t t = Ln t t = Ln t model regresi yang terbentuk dari variabel dependen dan independen hasil transformasi adalah sebagai berikut. ' ' ' ' y t b0 b b b Berdasarkan hasil regresi pada Lampiran diketahui bahwa nilai durbin watson sebesar., maka d hitung lebih dari d L,α/ (. >.) yang berarti gagal tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error tidak mengalami efek autokorelasi. Uji heterokedastisitas juga dilakukan dengan melihat ACF dan PACF plot kuadrat residual hasil regresi tersebut seperti pada Gambar. PACF Kuadrat Residual Gambar ACF dan P Model Autoregressive Saham INDF dengan Indikator Ekonomi Gambar menunjukkan bahwa tidak terdapat lag yang signifikan sehingga dinyatakan tidak terdapat efek heterokedastisitas pada residual. Maka model yang terbentuk adalah model autoregressive. Estimasi parameter untuk model autoregressive harga saham dengan variabel indikator ekonomi untuk saham INDF sebagai berikut. Tabel Estimasi Parameter Model Autoregressive Harga saham INDF dengan Indikator Ekonomi Prediktor Koefisien P-value konstan Uji parsial parameter model dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut. H 0 : b k = 0 H : b k 0; k =,,, Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa variabel kurs dan suku bunga memiliki nilai p kurang dari α sebesar maka tolak H 0 atau dapat disimpulkan variabel kurs dan suku bunga berpengaruh terhadap pergerakan harga saham INDF. Sehingga model autoregressive untuk harga saham INDF dengan variabel indikator ekonomi adalah sebagai berikut. y =. -. t t -. t- -. t -. 0 t- y t- b. Saham BBNI Pertama, melihat scatter plot dari variabel respon dan prediktor pada Gambar. untuk mengetahui apakah data memiliki hubungan linier atau non linear. 00 Scatterplot of harga saham vs inflasi(x) 00 Scatterplot of harga saham vs kurs(x) 00 0 Scatterplot of harga saham vs sukubunga(x) harga saham 00 harga saham 00 harga saham inflasi(x) kurs(x) Gambar Scatter Plot Harga Saham BBNI dengan Inflasi, Kurs dan Suku Bunga Gambar menunjukkan bahwa pola hubungan antara harga saham BBNI dengan variabel indikator ekonomi yaitu inflasi, kurs dan suku bunga adalah non linier sehingga dimungkinkan model regresi yang terbentuk adalah multiplikatif atau intrinsik sebagaimana yang banyak terjadi pada kasus-kasus ekonomi lain seperti berikut sukubunga(x)

6 Y 0 e Dari model tersebut didapatkan model dugaan regresi OLS antara dari harga saham dengan inflasi, kurs dan suku bunga dengan melakukan uji signifikan parameter secara parsial terlebih dahulu dan hipotesis sebagai berikut. H 0 : β k = 0 H : β k 0; k =,,, Nilai p variabel inflasi dan kurs pada Lampiran kurang dari α yaitu maka tolak H 0 atau dapat dikatakan variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah inflasi dan kurs. Sehingga didapatkan model dugaaan regresi OLS sebagai berikut y e Uji autokorelasi dilakukan terhadap residual yang terbentuk dari regresi OLS dengan hipotesis sebagai berikut. H : 0 (residual tidak independen) Dengan uji statistik Durbin-Watson sebesar 0., dimana nilai d tabel dengan α sebesar yaitu d L sebesar., maka d hitung kurang dari d L,α/ (0.<.) yang berarti tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error mengalami efek autokorelasi dengan korelasi (r) sebesar 0.. Selain uji autokorelasi, uji heterokedastisitas juga dilakukan pada residual dengan melihat ACF dan PACF plot dari kuadrat residual seperti pada Gambar. P Gambar ACF dan P OLS Saham BBNI dengan Indikator Ekonomi Gambar menunjukkan bahwa tidak terdapat lag yang signifikan sehingga dinyatakan tidak autokorelasi terlebih dahulu dengan model autoregressive yaitu melakukan regresi terhadap variabel respon dan prediktor yang telah ditransformasi seperti langkah transformasi pada saham INDF. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa nilai durbin watson sebesar., maka d hitung lebih dari d L,α/ (. >.) yang berarti gagal tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error tidak mengalami efek autokorelasi. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ACF dan PACF plot kuadrat residual hasil regresi tersebut seperti pada Gambar. 0 PACF Kuadrat Residual Gambar ACF dan P Model Autoregressive Saham BBNI dengan Indikator Ekonomi Gambar menunjukkan bahwa tidak terdapat lag yang signifikan sehingga dinyatakan tidak terdapat efek heterokedastisitas pada residual. Maka model yang terbentuk adalah model autoregressive. Estimasi parameter untuk model autoregressive harga saham dengan variabel indikator ekonomi untuk saham BBNI sebagai berikut. Tabel Estimasi Parameter Model Autoregressive Harga saham BBNI dengan Indikator Ekonomi Prediktor Koefisien P-value konstan

7 Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa variabel yang berpengaruh terhadap pergerakan harga saham adalah kurs karena memiliki nilai p kurang dari α sebesar. Sehingga model autoregressive untuk harga saham BBNI dengan variabel indikator ekonomi adalah sebagai berikut t 00. t t yt y c. Saham GGRM Langkah pertama adalah melihat scatter plot dari variabel respon dan prediktor untuk mengetahui apakah data memiliki hubungan linier atau non linear. Gambar. menunjukkan pola hubungan antara variabel respon dengan masing-masing variabel prediktor adalah non linier. Scatterplot of hargasaham(y) vs inflasi(x) Scatterplot of hargasaham(y) vs kurs(x) Scatterplot of hargasaham(y) vs sukubunga(x) hargasaham(y) hargasaham(y) hargasaham(y) inflasi(x) kurs(x) Gambar Scatter Plot Harga Saham GGRM dengan Inflasi, Kurs dan Suku Bunga Gambar menunjukkan bahwa pola hubungan antara harga saham GGRM dengan variabel indikator ekonomi yaitu inflasi, kurs dan suku bunga adalah non linier sehingga dimungkinkan model regresi yang terbentuk adalah multiplikatif atau intrinsik sebagaimana yang banyak terjadi pada kasus-kasus ekonomi lain seperti berikut. Y 0 e Dari model tersebut didapatkan model dugaan regresi OLS antara dari harga saham dengan inflasi, kurs dan suku bunga seperti pada Lampiran dengan melakukan uji signifikan parameter secara parsial terlebih dahulu dan hipotesis sebagai berikut. H 0 : β k = 0 H : β k 0; k =,,, Nilai p variabel inflasi dan suku bunga pada Lampiran kurang dari α yaitu maka tolak H 0 atau dapat dikatakan variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah inflasi dan suku bunga. Sehingga didapatkan model dugaaan regresi OLS sebagai berikut..0. y e Uji autokorelasi dilakukan terhadap residual yang terbentuk dari regresi OLS dengan hipotesis sebagai berikut. H : 0 (residual tidak independen) Dengan uji statistik Durbin-Watson sebesar 0., dimana nilai d tabel dengan α sebesar yaitu d L sebesar., maka d hitung kurang dari d L,α/ (0.<.) yang berarti tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error mengalami efek autokorelasi dengan korelasi (ρ) sebesar 0.. Selain uji autokorelasi, uji heterokedastisitas juga dilakukan pada residual dengan melihat ACF dan PACF plot dari kuadrat residual seperti pada Gambar P sukubunga(x) Gambar ACF dan P OLS Saham GGRM dengan Indikator Ekonomi Gambar. menunjukkan bahwa terdapat lag yang signifikan sehingga dinyatakan terdapat efek heterokedastisitas pada residual. Langkah selanjutnya adalah menangani efek autokorelasi terlebih dahulu dengan model autoregressive seperti pada Lampiran yaitu melakukan regresi terhadap variabel respon dan prediktor yang telah ditransformasi seperti langkah transformasi yang dilakukan pada saham INDF dan BBNI. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa nilai durbin watson sebesar., maka d hitung lebih dari d L,α/ (. >.) yang berarti gagal tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error tidak mengalami efek autokorelasi. Uji heterokedastisitas dilakukan kembali 0

8 pada residual dari model autoregresive dengan melihat ACF dan PACF plot kuadrat residual hasil regresi tersebut seperti pada Gambar. P Gambar ACF dan P Model Autoregressive Saham GGRM dengan Indikator Ekonomi Gambar menunjukkan bahwa terdapat lag yang signifikan yaitu pada lag ke- sehingga dinyatakan terdapat efek heterokedastisitas pada residual. Maka pembentukan model GARCH dapat dilakukan. Identifikasi orde model GARCH dilakukan dengan melihat ACF PACF pada Gambar. Pembentukan model GARCH dilakukan dengan program SAS yaitu menggunakan perintah model ARIMA dan dihasilkan parameter yang signifikan adalah AR[] sehingga model ARCH yang merupakan model varian adalah sebagai berikut. σ t = 0. 0.ε t + a t. Analisis Regresi Harga Saham dengan Faktor Fundamental Dalam penelitian ini faktor fundamental diukur oleh EPS () dan PER (). Harga saham akan diregresikan terhadap variabel tersebut untuk saham INDF, GGRM dan BBNI. a. Saham INDF Langkah pertama dalam penentuan model regresi adalah melihat scatter plot dari variabel respon dan prediktor pada Gambar.0 untuk mengetahui apakah data memiliki hubungan linier atau non linear. 0 Scatterplot of harga saham(y) vs eps(x) Scatterplot of harga saham vs per(x) harga saham(y) harga saham eps(x) Gambar 0 Scatter Plot Harga Saham INDF dengan EPS dan PER Gambar 0 menunjukkan bahwa pola hubungan antara harga saham INDF dengan variabel faktor fundamental yaitu EPS dan PER adalah non linier. Beberapa analisis tentang saham kebanyakan melakukan melakukan transformasi Ln terhadap harga saham. Selanjutnya dilakukan regresi OLS antara dari Ln harga saham dengan EPS dan PER. Uji autokorelasi dilakukan terhadap residual yang terbentuk dari regresi OLS dengan hipotesis sebagai berikut. H : 0 (residual tidak independen) Dengan uji statistik Durbin-Watson sebesar 0., dimana nilai d tabel dengan α sebesar yaitu d L sebesar., maka d hitung kurang dari d L,α/ (0.<.) yang berarti tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error mengalami efek autokorelasi dengan korelasi (r) sebesar 0.. Uji heterokedastisitas juga dilakukan pada residual dengan melihat ACF dan PACF plot dari kuadrat residual seperti pada Gambar per(x) 00 P Gambar ACF dan P OLS Saham INDF dengan Faktor Fundamental Gambar menunjukkan bahwa terdapat lag yang signifikan sehingga dapat dinyatakan bahwa autokorelasi terlebih dahulu dengan model autoregressive yaitu melakukan regresi terhadap variabel 0

9 respon dan prediktor yang telah ditransformasi dengan ρ menggunakan metode Hidrat-Lu sebesar 0. seperti berikut. ' ' ' y y ry r r t t t y t t t t t t t dimana: y t = Ln t y = Ln y t Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa nilai durbin watson sebesar.0, maka d hitung lebih dari d L,α/ (.0 >.) yang berarti gagal tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error tidak mengalami efek autokorelasi. Uji heterokedastisitas juga dilakukan dengan melihat ACF dan PACF plot kuadrat residual hasil regresi tersebut seperti pada Gambar. P Gambar ACF dan P Model Autoregressive Saham BBNI dengan Faktor Fundamental Gambar menunjukkan bahwa tidak terdapat lag yang signifikan sehingga dinyatakan tidak terdapat efek heterokedastisitas pada residual. Maka model yang terbentuk adalah model autoregressive. Estimasi parameter untuk model autoregressive harga saham dengan variabel indikator ekonomi untuk saham INDF sebagai berikut. Tabel Estimasi Parameter Model Autoregressive Harga saham INDF dengan Faktor Fundamental Prediktor Koefisien P-value konstan Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa variabel yang berpengaruh terhadap pergerakan harga saham adalah PER karena nilai p variabel tersebut kurang dari α sebesar. Sehingga model autoregressive untuk harga saham INDF dengan variabel faktor fundamental adalah sebagai berikut. y = exp( t -0. t- + 0.Lny t- ) t b. Saham BBNI Pertama, melihat scatter plot dari variabel respon dan prediktor pada Gambar untuk mengetahui apakah data memiliki hubungan linier atau non linear. 0 Scatterplot of harga saham(y) vs eps(x) Scatterplot of harga saham(y) vs per(x) harga saham(y) harga saham(y) eps(x) Gambar Scatter Plot Harga Saham BBNI dengan EPS dan PER Gambar menunjukkan bahwa pola hubungan antara harga saham BBNI dengan variabel faktor fundamental yaitu EPS dan PER adalah non linier. Beberapa analisis tentang saham kebanyakan melakukan melakukan transformasi Ln terhadap harga saham. Selanjutnya dilakukan regresi OLS antara dari Ln harga saham dengan EPS dan PER. Uji autokorelasi dilakukan terhadap residual yang terbentuk dari regresi OLS dengan hipotesis sebagai berikut. H : 0 (residual tidak independen) Dengan uji statistik Durbin-Watson sebesar 0., dimana nilai d tabel dengan α sebesar yaitu d L sebesar., maka d hitung kurang dari d L,α/ (0.<.) yang berarti tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error mengalami efek autokorelasi dengan korelasi (r) sebesar 0.. Uji heterokedastisitas juga dilakukan pada residual dengan melihat ACF dan PACF plot dari kuadrat residual seperti pada Gambar per(x)..0.

10 P Gambar ACF dan P OLS Saham BBNI dengan Faktor Fundamental Gambar menunjukkan bahwa terdapat lag yang signifikan sehingga dapat dinyatakan bahwa autokorelasi terlebih dahulu dengan model autoregressive yaitu melakukan regresi terhadap variabel respon dan prediktor yang telah ditransformasi seperti langkah transformasi pada saham INDF. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa nilai durbin watson sebesar., maka d hitung lebih dari d L,α/ (. >.) yang berarti gagal tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error tidak mengalami efek autokorelasi. Uji heterokedastisitas juga dilakukan dengan melihat ACF dan PACF plot kuadrat residual hasil regresi tersebut seperti pada Gambar. 0 P Gambar ACF dan P Model Autoregressive Saham BBNI dengan Faktor Fundamental Gambar menunjukkan bahwa tidak terdapat lag yang signifikan sehingga dinyatakan tidak terdapat efek heterokedastisitas pada residual. Maka model yang terbentuk adalah model autoregressive. Estimasi parameter untuk model autoregressive harga saham dengan variabel indikator ekonomi untuk saham BBNI sebagai berikut. Tabel Estimasi Parameter Model Autoregressive Harga saham BBNI dengan Faktor Fundamental Prediktor Koefisien P-value konstan Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa tidak ada variabel faktor fundamental terhadap pergerakan harga saham yaitu dengan nilai p lebih dari 0. Sehingga model autoregressive untuk harga saham BBNI dengan variabel indikator ekonomi adalah sebagai berikut. yt exp( 0. 0.Lnyt ) c. Saham GGRM Langkah pertama adalah melihat scatter plot dari variabel respon dan prediktor pada Gambar untuk mengetahui apakah data memiliki hubungan linier atau non linear. 00 Scatterplot of hargasaham(y) vs eps(x) 00 Scatterplot of hargasaham(y) vs per(x) hargasaham(y) hargasaham(y) eps(x) Gambar Scatter Plot Harga Saham GGRM dengan EPS dan PER Gambar menunjukkan bahwa pola hubungan antara harga saham GGRM dengan variabel faktor fundamental yaitu EPS dan PER adalah non linier. Beberapa analisis tentang saham kebanyakan melakukan melakukan transformasi Ln terhadap harga saham. Selanjutnya dilakukan regresi OLS antara dari Ln harga saham dengan EPS dan PER. Uji autokorelasi dilakukan terhadap residual yang terbentuk dari regresi OLS dengan hipotesis sebagai berikut. H : 0 (residual tidak independen) 0 per(x) 0. 0

11 Dengan uji statistik Durbin-Watson sebesar 0., dimana nilai d tabel dengan α sebesar yaitu d L sebesar., maka d hitung kurang dari d L,α/ (0.<.) yang berarti tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error mengalami efek autokorelasi dengan korelasi (r) sebesar 0.. Uji heterokedastisitas juga dilakukan pada residual dengan melihat ACF dan PACF plot dari kuadrat residual seperti pada Gambar. P Gambar ACF dan P OLS Saham GGRM dengan Faktor Fundamental Gambar menunjukkan bahwa terdapat lag yang signifikan sehingga dapat dinyatakan bahwa autokorelasi terlebih dahulu dengan model autoregressive seperti pada Lampiran yaitu melakukan regresi terhadap variabel respon dan prediktor yang telah ditransformasi dengan ρ menggunakan metode Hidrat-Lu sebesar 0.. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa nilai durbin watson sebesar., maka d hitung lebih dari d L,α/ (. >.) yang berarti gagal tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error tidak mengalami efek autokorelasi. Uji heterokedastisitas juga dilakukan dengan melihat ACF dan PACF plot kuadrat residual hasil regresi tersebut seperti pada Gambar. 0 P Gambar ACF dan P Model Autoregressive Saham GGRM dengan Faktor Fundamental Gambar menunjukkan bahwa terdapat lag yang signifikan sehingga dinyatakan terdapat efek heterokedastisitas pada residual. Maka pembentukan model GARCH dapat dilakukan. Identifikasi orde model GARCH dilakukan dengan melihat ACF PACF pada Gambar. Pembentukan model GARCH dilakukan dengan program SAS yaitu menggunakan perintah model ARIMA dan dihasilkan parameter yang signifikan adalah AR(,), sehingga model ARCH yang merupakan model varian adalah sebagai berikut. σ t =. + 0.ε t + a t 0. Analisis Regresi Harga Saham dengan Risiko Sistematis Dalam penelitian ini risiko sistematis diukur oleh beta saham. Harga saham akan diregresikan terhadap variabel tersebut untuk saham INDF, BBNI dan GGRM. a. Saham INDF Langkah pertama dalam penentuan model regresi adalah melihat scatter plot dari variabel respon dan prediktor pada Gambar untuk mengetahui apakah data memiliki hubungan linier atau non linear. 00 Scatterplot of hargasaham(y) vs beta saham (x) hargasaham(y) beta saham (x) Gambar Scatter Plot Harga Saham INDF dengan Beta Saham Gambar menunjukkan bahwa pola hubungan antara harga saham INDF dengan variabel risiko sistematis yaitu beta saham adalah non linier. Beberapa analisis tentang saham kebanyakan melakukan melakukan transformasi Ln terhadap harga saham. Selanjutnya dilakukan regresi OLS antara dari Ln harga saham dengan beta saham. Uji autokorelasi dilakukan terhadap residual yang terbentuk dari regresi OLS dengan hipotesis sebagai berikut.

12 Y H : 0 (residual tidak independen) Dengan uji statistik Durbin-Watson sebesar 0., dimana nilai d tabel dengan α sebesar yaitu d L sebesar., maka d hitung kurang dari d L,α/ (0.<.) yang berarti tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error mengalami efek autokorelasi dengan korelasi (r) sebesar 0.. Uji heterokedastisitas juga dilakukan pada residual dengan melihat ACF dan PACF plot dari kuadrat residual seperti pada Gambar 0. P Gambar 0 ACF dan P OLS Saham INDF dengan Beta Saham Gambar 0 menunjukkan bahwa terdapat lag yang signifikan sehingga dapat dinyatakan bahwa autokorelasi terlebih dahulu dengan model autoregressive yaitu melakukan regresi terhadap variabel respon dan prediktor yang telah ditransformasi dengan ρ menggunakan metode Hidrat-Lu sebesar 0.. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa nilai durbin watson sebesar.0, maka d hitung lebih dari d L,α/ (.0 >.) yang berarti gagal tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error tidak mengalami efek autokorelasi. Uji heterokedastisitas juga dilakukan dengan melihat ACF dan PACF plot kuadrat residual hasil regresi tersebut seperti pada Gambar. P Gambar ACF dan P Model Autoregressive Saham INDF dengan Beta Saham Gambar menunjukkan bahwa tidak terdapat lag yang signifikan sehingga dinyatakan tidak terdapat efek heterokedastisitas pada residual. Maka model yang terbentuk adalah model autoregressive. Estimasi parameter untuk model autoregressive harga saham dengan variabel indikator ekonomi untuk saham INDF sebagai berikut. Tabel Estimasi Parameter Model Autoregressive Harga saham INDF dengan Beta Saham Prediktor Koefisien P-value konstan Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa variabel beta saham tidak signifikan terhadap pergerakan harga saham yaitu dengan nilai p kurang dari. Sehingga model autoregressive untuk harga saham INDF dengan variabel beta saham adalah sebagai berikut. y t exp( 0. 0.Lnyt ) b. Saham BBNI Pertama, melihat scatter plot dari variabel respon dan prediktor pada Gambar untuk mengetahui apakah data memiliki hubungan linier atau non linear. 00 Scatterplot of Y vs x x Gambar Scatter Plot Harga Saham BBNI dengan Beta Saham

13 Gambar menunjukkan bahwa pola hubungan antara harga saham BBNI dengan variabel risiko sistematis yaitu beta saham adalah non linier. Beberapa analisis tentang saham kebanyakan melakukan melakukan transformasi Ln terhadap harga saham. Selanjutnya dilakukan regresi OLS antara dari Ln harga saham dengan beta saham seperti pada Lampiran. Uji autokorelasi dilakukan terhadap residual yang terbentuk dari regresi OLS dengan hipotesis sebagai berikut. H : 0 (residual tidak independen) Dengan uji statistik Durbin-Watson sebesar 0., dimana nilai d tabel dengan α sebesar yaitu d L sebesar., maka d hitung kurang dari d L,α/ (0.<.) yang berarti tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error mengalami efek autokorelasi dengan korelasi (r) sebesar 0.. Uji heterokedastisitas juga dilakukan pada residual dengan melihat ACF dan PACF plot dari kuadrat residual seperti pada Gambar. P Gambar ACF dan P OLS Saham BBNI dengan Beta Saham Gambar menunjukkan bahwa terdapat lag yang signifikan sehingga dapat dinyatakan bahwa autokorelasi terlebih dahulu dengan model autoregressive seperti pada Lampiran yaitu melakukan regresi terhadap variabel respon dan prediktor yang telah ditransformasi. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa nilai durbin watson sebesar., maka d hitung lebih dari d L,α/ (. >.) yang berarti gagal tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error tidak mengalami efek autokorelasi. Uji heterokedastisitas juga dilakukan dengan melihat ACF dan PACF plot kuadrat residual hasil regresi tersebut seperti pada Gambar. 0 P Gambar ACF dan P Model Autoregressive Saham BBNI dengan Beta Saham Gambar menunjukkan bahwa tidak terdapat lag yang signifikan sehingga dinyatakan tidak terdapat efek heterokedastisitas pada residual. Maka model yang terbentuk adalah model autoregressive. Estimasi parameter untuk model autoregressive harga saham dengan variabel indikator ekonomi untuk saham BBNI sebagai berikut. Tabel Estimasi Parameter Model Autoregressive Harga saham BBNI dengan Beta Saham Prediktor Koefisien P-value konstan ' 0 Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa tidak ada variabel faktor fundamental terhadap pergerakan harga saham yaitu dengan nilai p lebih dari 0. Sehingga model autoregressive untuk harga saham BBNI dengan variabel risiko sistematis adalah sebagai berikut. y t exp( 0. Ln t Ln t 0.Lnyt ) c. Saham GGRM Langkah pertama adalah melihat scatter plot dari variabel respon dan prediktor pada Gambar untuk mengetahui apakah data memiliki hubungan linier atau non linear. 0

14 Y Scatterplot of Y vs x Gambar Scatter Plot Harga Saham GGRM dengan Beta Saham Gambar menunjukkan bahwa pola hubungan antara harga saham GGRM dengan variabel risiko sistematis yaitu beta saham adalah non linier. Beberapa analisis tentang saham kebanyakan melakukan melakukan transformasi Ln terhadap harga saham. Selanjutnya dilakukan regresi OLS antara dari Ln harga saham dengan beta saham. Uji autokorelasi dilakukan terhadap residual yang terbentuk dari regresi OLS dengan hipotesis sebagai berikut. H : 0 (residual tidak independen) Dengan uji statistik Durbin-Watson sebesar 0., dimana nilai d tabel dengan α sebesar yaitu d L sebesar., maka d hitung kurang dari d L,α/ (0. <.) yang berarti tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error mengalami efek autokorelasi dengan korelasi (r) sebesar 0.. Uji heterokedastisitas juga dilakukan pada residual dengan melihat ACF dan PACF plot dari kuadrat residual seperti pada Gambar. x P Gambar ACF dan P OLS Saham GGRM dengan Beta Saham Gambar menunjukkan bahwa terdapat lag yang signifikan sehingga dapat dinyatakan bahwa autokorelasi terlebih dahulu dengan model autoregressive yaitu melakukan regresi terhadap variabel respon dan prediktor yang telah ditransformasi dengan ρ menggunakan metode Hidrat-Lu sebesar 0. seperti berikut. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa nilai durbin watson sebesar., maka d hitung lebih dari d L,α/ (..) yang berarti gagal tolak hipotesis nol sehingga dinyatakan bahwa error tidak mengalami efek autokorelasi. Uji heterokedastisitas juga dilakukan dengan melihat ACF dan PACF plot kuadrat residual hasil regresi tersebut seperti pada Gambar. 0 ACF Kuadrat Residual PACF Kuadrat Residual Gambar Saham GGRM Model Autoregressive Saham GGRM dengan Beta Saham Gambar menunjukkan bahwa terdapat lag yang signifikan setelah dilakukan transformasi, hal ini menunjukkan bahwa terdapat efek heterokedastisitas sehingga pembentukan model GARCH dapat dilakukan. Identifikasi orde model GARCH dilakukan dengan melihat ACF PACF pada Gambar. Pembentukan model GARCH dilakukan dengan program SAS yaitu menggunakan perintah model ARIMA dan dihasilkan parameter yang signifikan adalah MA(,) sehingga model GARCH yang merupakan model varian adalah sebagai berikut. σ t = σ t + a t. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, diantaranya : 0

15 . Variabel indikator ekonomi yang signifikan berpengaruh terhadap pergerakan saham INDF adalah kurs dan suku bunga dengan model regresi sebagai berikut. y t =. -. t -. t- -. t -. 0 t- Y t- Variabel indikator ekonomi yang signifikan berpengaruh terhadap pergerakan saham BBNI adalah kurs dengan model regresi sebagai berikut. y t = t. 0. t- Y t- Variabel indikator ekonomi yang signifikan berpengaruh terhadap pergerakan saham GGRM adalah kurs dengan model ARCH sebagai berikut. σ t = 0. 0.ε t + a t. Variabel faktor fundamental yang signifikan berpengaruh terhadap pergerakan harga saham INDF adalah PER dengan model regresi sebagai berikut. y t = exp( t -0. t- + 0.Lny t- ) Variabel faktor fundamental yang signifikan berpengaruh terhadap pergerakan harga saham GGRM adalah EPS dan PER dengan model sebagai berikut. σ t =. + 0.ε t + a t. Beta saham signifikan pada model regresi harga saham BBNI dengan model sebagai berikut y t = exp(0. Ln t- +Ln t + 0.Lny t- ) Saran untuk penelitian selanjutnya, data harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sebaiknya tidak secara parsial yaitu menggunakan menggunakan regresi panel atau multirespon agar informasi yang ditangkap lebih tampak dalam model yang terbentuk nantinya. Selain itu harga saham yang digunakan untuk diregresikan terhadap variabel indikator ekonomi yaitu inflasi, kurs dan suku bunga sebaiknya harga saham gabungan atau IHSG bukan saham individu. Daftar Pustaka Algifari.. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. BPFE, Yogyakarta. Awat NJ.. Metode Statistik dan Ekonometri. Liberty, Yogyakarta. Fox, John. Time Series Regression and Generalized Least Square. USA Levy, H. dan Sarnat, M. 00. Capital Investment and Financial Decisions. Willey & Sons, New York. Manurung, J dan Manurung, H dan Sragih,M. 00. Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Gramedia. Jakarta. Neter, J. and Kutner, M.. Applied Linear Statistical Models.. McGraw-Hill Companies, USA Greene, WH.. Econometric Analysis. Prentice Hall International Inc. New York Husnan, S. dan Pudjiastuti, E.. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Universitas Indonesia, Jakarta Rupert, D. 0. Statistics and Data Analysis for finance engineering. Springer, New York. Ryan P, T.. Modern Regression Methods. Willey & Sons, Canada. Wei, W. 00. Time Series Analysis Univariate and Multivariate Methods. Person Education Inc. New York

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 110 117 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 1 8 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. i ABSTRAK Fella (0552228) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997, berakibat

Lebih terperinci

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 25 32 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan berdasarkan data series bulan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS), diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mencari dan mengumpukan data yang berhubungan dengan masalah penelitian ini baik dari sumber dokumen atau buku-buku,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 80 88 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, dan faktorfaktor tersebut adalah

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN 82 BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kausalitas yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan utama, yaitu investasi dalam bentuk real assets dan investasi dalam bentuk financial assets (Bodie, 2005).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2009) investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, waktu penelitian ini direncanakan mulai bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan eceran yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii vi vii viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 6 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

Suma Suci Sholihah, Heni Kusdarwati, Rahma Fitriani. Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya

Suma Suci Sholihah, Heni Kusdarwati, Rahma Fitriani. Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya PEMODELAN RETURN IHSG PERIODE 15 SEPTEMBER 1998 13 SEPTEMBER 2013 MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (TGARCH(1,1)) DENGAN DUA THRESHOLD Suma Suci Sholihah,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI LULIK PRESDITA W 1207 100 002 APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI 1 Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes BAB I PENDAHULUAN 2 LATAR BELAKANG 1. Stabilitas ekonomi dapat dilihat

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 18

1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 18 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 27 PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang mempengaruhi hampir seluruh sektor perekonomian. Akibat dari ketidakstabilan tersebut banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data 3.1.1 Populasi dan Pemilihan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah tingkat pengembalian indeks saham sektoral yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penetapan Objek, Waktu dan Lokasi Penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Earning Per Share

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penetapan Objek, Waktu dan Lokasi Penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Earning Per Share BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penetapan Objek, Waktu dan Lokasi Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Earning Per Share (EPS) dan Return Saham pada PT. Astra International, Tbk Periode

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanatif asosiatif, di mana hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Menurut Suad Husnan (1994), pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen

Lebih terperinci

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS S-9 PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si Jurusan Matematika FMIPA UNS ABSTRAK. Pada data finansial sering terjadi keadaan leverage effect,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel ARIMA menggunakan variabel dependen harga saham LQ45 dan variabel independen harga saham LQ45 periode sebelumnya, sedangkan ARCH/GARCH menggunakan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Reksa dana yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah reksa dana yang dikelola oleh PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia. Dari 15 reksa dana yang dikelola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomenafenomena. Teori-teori

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Menurut Ghozali (2011: 19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, tingkat suku bunga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN DI LQ45 PERIODE JANUARI 2010 JULI 2015 Nama : Hendriyansyah NPM : 18212059 Pembimbing : Dr,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank 53 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank Indonesia selaku bank sentral berdasarkan pasal 4 ayat 1 UU RI No. 23 tahun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham yang tercatat dalam Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs www.bi.go.id dan www.idx.co.id. Sedangkan waktu yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari- hari sering dijumpai data time series yang terdiri dari beberapa variabel yang saling terkait yang dinamakan dengan data time series

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Jenis Penelitian ini termasuk penelitian kausal, yang bertujuan menguji hipotesis tentang pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Penelitian kausal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitan ini dilakukan di Jakarta, provinsi DKI Jakarta, pada bulan November 2016 sampai dengan Januari 2017. Sumber penelitian dari Bursa Efek

Lebih terperinci

Jurnal Matematika Integratif ISSN Volume 9 No 1, April 2013, pp 19-27

Jurnal Matematika Integratif ISSN Volume 9 No 1, April 2013, pp 19-27 Jurnal Matematika Integratif ISSN 141-6184 Volume 9 No 1, April 013, pp 19-7 Analisis Pengaruh IHSG, Inflasi, BI Rate dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Fluktuasi Harga Saham Bank Di Indonesia Menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji 35 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II akan dibahas konsep-konsep yang menjadi dasar dalam penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji ACF, uji PACF, uji ARCH-LM,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio

Lebih terperinci

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KURS, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN INFLASI TERHADAP PERGERAKKAN INDEKS HARGA SAHAM

ANALISIS PENGARUH KURS, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN INFLASI TERHADAP PERGERAKKAN INDEKS HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH KURS, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN INFLASI TERHADAP PERGERAKKAN INDEKS HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Periode 2013-2015) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, KURS, INFLASI, INDEKS KLSE, INDEKS PSEI DAN INDEKS STI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, KURS, INFLASI, INDEKS KLSE, INDEKS PSEI DAN INDEKS STI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, KURS, INFLASI, INDEKS KLSE, INDEKS PSEI DAN INDEKS STI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Sugeng Priyanto 1, Mia Laksmiwati 2 Dosen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE PENGARUH EPS (EARNING PER SHARE), ROE (RETURN ON EQUITY) DAN TINGKAT BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : JOHANSYAH

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 34 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi harga komoditas kakao dunia tidak ditentukan. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya. Berdasarkan tingkat penjelasan dari kedudukan variabelnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham dalam suatu periode, dengan adanya indeks maka dapat diketahui tren yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. diperoleh dari Yahoo Finance dan Bank Indonesia (BI). Data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. diperoleh dari Yahoo Finance dan Bank Indonesia (BI). Data yang digunakan 60 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Yahoo Finance dan Bank Indonesia (BI). Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil analisis

Lebih terperinci

MODEL NON LINIER GARCH (NGARCH) UNTUK MENGESTIMASI NILAI VALUE at RISK (VaR) PADA IHSG

MODEL NON LINIER GARCH (NGARCH) UNTUK MENGESTIMASI NILAI VALUE at RISK (VaR) PADA IHSG E-Jurnal Matematika Vol. 4 (2), Mei 215, pp. 59-66 ISSN: 233-1751 MODEL NON LINIER (N) UNTUK MENGESTIMASI NILAI VALUE at RISK (VaR) PADA IHSG I Komang Try Bayu Mahendra 1, Komang Dharmawan 2, Ni Ketut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Harga saham dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang dapat dihitung (faktor fundamental) ataupun yang tidak dapat dihitung (contoh: gosip atau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Size

Lebih terperinci

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Ledi Lasni Jurusan Akuntansi Falkultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005:01 2012:12 yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan tahunan perusahaan. keuangan tahunan perusahaan yang dimuat di Indonesia Capital Market

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan tahunan perusahaan. keuangan tahunan perusahaan yang dimuat di Indonesia Capital Market BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. return on equity, earning per share, price earning ratio, price book value, dan

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. return on equity, earning per share, price earning ratio, price book value, dan BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Berdasarkan dari tujuan penelitian, maka variabel yang dianalisis adalah; return on equity, earning per share, price earning ratio, price book

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: 1. Data laporan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN KURS TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN PADA INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN KURS TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN PADA INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN KURS TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN PADA INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI INI DIAJUKAN SEBAGAI PERSYARATAN GELAR SARJANA ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek BAB IV HASIL PENGUJIAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh size, financial leverage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pendanaan suatu perusahaan bisa didapatkan dari dua jenis pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui sistem perbankan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan perbankan yang terdaftar ( listing) di Bursa Efek Indonesia tahun

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan perbankan yang terdaftar ( listing) di Bursa Efek Indonesia tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karekteristik tertentu. Populasi pada penelitian ini meliputi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian yang berkaitan dengan fenomena market overreaction di Bursa Efek Indonesia ini, yang menjadi objeknya adalah seluruh saham yang pernah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M PENGGUNAAN METODE VaR (Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT. TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M Oleh: Nurkhoiriyah 1205100050 Dosen pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M. Kes. Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikiran Dalam pengambilan keputusan investasi untuk membeli saham suatu perusahaan, seorang investor seharusnya memperhatikan hal-hal yang lebih fundamental

Lebih terperinci

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ),

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ), 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel penelitian a. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pasar Bunga Rawabelong, Jakarta Barat yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Promosi dan Pemasaran Holtikultura

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, karena keberhasilan suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh pilihan desain atau model penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Indonesia periode Penelitian ini menggunakan PBV, ROE, dan PER

III. METODE PENELITIAN. Indonesia periode Penelitian ini menggunakan PBV, ROE, dan PER 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian ini adalah sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2010. Penelitian ini menggunakan PBV, ROE, dan PER dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM) pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 0.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang diperlukan dan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numeric(angka).

Lebih terperinci

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Bab IV. Metode dan Model Penelitian Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan 56 BAB IV 4.1 Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Uji Asumsi Klasik Analisis data yang dilakukan yaitu analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 18.0. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Vol. 9, No., 9-5, Januari 013 Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Fitriani, Erna Tri Herdiani, M. Saleh AF 1 Abstrak Dalam analisis deret waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun 1997/1998 merupakan tahun terberat dalam tiga puluh tahun pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis yang berat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI. Teknik pengambilan sampel penelitian didasarkan pada purposive

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 221-227 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel bebas net profit margin, return on asset,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel bebas net profit margin, return on asset, BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, berdasarkan permasalahan yang diteliti, penelitian ini digolongkan kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini pasar modal merupakan salah satu sarana informasi yang banyak diminati oleh para investor. Pasar modal sebagai sarana investasi, dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data IV. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data adalah semua hasil observasi atau pengukuran yang telah dicatat untuk suatu keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi,

Lebih terperinci

earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis

earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN Sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya bahwa tujuan peneilitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel makro ekonomi (tingkat inflasi, tingkat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Bentuk penelitian ini merupakan penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas merupakan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara 2 variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis pada penelitian ini akan penulis sajikan dalam bentuk tabelaris sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 110 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan

Lebih terperinci