BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan berkembangnya jaman yang ditandai dengan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Maka kehidupan manusia juga mengalami perubahan yang sangat pesat. Kehidupan manusia juga semakin kompleks, penuh dengan persaingan dan situasi-situasi di mana manusia bisa mengalami saat-saat krisis, depresi, stress, gangguan kejiwaan, dan lain-lain. Dikatakan dalam Dictionary of Pastoral Care, sejak jaman pencerahan, manusia terus berupaya untuk menemukan jalan dan cara untuk mengatasi penderitaan manusia dan peningkatan ketrampilan untuk menangani kebutuhan manusia dalam konteks psikis maupun spiritual 1. Berbagai macam cara di berbagai bidang kehidupan dikembangkan, dan salah satunya adalah pengembangan sistem rujukan di bidang pastoral. Istilah rujukan tersebut sering digunakan dalam pemberian pelayanan medis kepada pasien, seperti contoh seorang dokter yang merujuk pasiennya kepada dokter lain. Jadi, akhirnya secara umum kita mengenal istilah rujukan digunakan dalam bidang medis. Adapun definisi dari sistem rujukan atau juga dikenal dengan referral system menurut Totok, yaitu: berasal dari istilah Bahasa Inggris yaitu to refer yang berarti menyerahkan, mengirim untuk permintaan tolong, berpaling ke/ pergi ke.., merujuk. Dengan demikian, sistem rujukan atau referral system adalah kegiatan menyerahkan atau mengirim persoalan atau orang yang ditolong (konseli) kepada pihak lain yang dipandang dapat membantu proses pertolongan 2. Dari pemahaman Totok tersebut akan definisi rujukan, dapat dipahami bahwa sistem rujukan dan istilah rujukan itu tidak hanya terbatas untuk digunakan pada bidang atau konteks medis saja. Tetapi lebih kepada aktivitas konselor untuk menangani persoalan konselinya. Jika demikian, sistem rujukan ini juga terdapat dalam konteks pelayanan pastoral di gereja, di mana pendeta selaku gembala yang memiliki peran sebagai konselor memiliki kebijakan untuk menerapkan hal ini baik dalam proses pendampingan maupun konseling pastoral. Di dalam gereja, pendeta memang menjadi kunci utama untuk bisa menganjurkan maupun menerapkan sistem ini kepada anggota jemaat yang menjadi konselinya. Hal ini dikarenakan pendeta memiliki status sebagai pemimpin jemaat yang dipercaya 3 dan memiliki pengaruh terhadap jemaatnya. Oleh sebab itu sebagai seorang pastor, pendeta berkewajiban memberikan pertolongan yang tepat bagi jemaatnya yang sedang menghadapi masalah. Dimaksudkan pertolongan yang tepat karena dengan sistem rujukan ini, pendeta dapat mengkonsultasikan Rodney J. Hunter, Dictionary of Pastoral Care and Counseling, Abingdon Press, Nashville, 1990, hlm Totok S.WS, Merujuk dalam : A.M. van Beek, Konseling Pastoral, Satya Wacana, Semarang, 1987, hlm. 99. Howard Clinebell, Tipe-tipe Dasar Pendampingan Pastoral, BPK GM Jakarta dan Kanisius Yogyakarta, 2006, hlm

2 masalah ataupun membawa konselinya kepada orang atau pihak yang memang mengerti dan ahli di bidang yang sama dengan permasalahan yang dihadapi konseli tersebut. Contoh kasus, misalnya seorang jemaat menderita sakit dan dia menjadi resah karena penyakitnya tersebut maka secara jiwa dan rohani, pendeta dapat hadir untuk membantunya. Tetapi secara raga, orang ini akan memerlukan bantuan atau pertolongan dokter ahli. Saat itulah pendeta berkewajiban memberikan pertolongan rujukan bagi dia untuk menemui dokter yang mampu mengobati penyakitnya. Jadi, sebagai pendeta tampaknya harus mengerti benar bahwa dalam kehidupan ini, terkhususnya dalam bidang pelayanan, pendeta memiliki keterbatasan kemampuan 4. Tidak semua bidang dalam kehidupan manusia dapat dikuasai oleh seorang pendeta. Oleh sebab itu, pendeta membutuhkan bantuan orang lain atau bantuan sesama profesional untuk menolong mengatasi permasalahan kehidupan jemaatnya. Seperti pada contoh kasus tersebut yang bersifat medis, pendeta yang memiliki keterbatasan pengetahuan akan hal-hal medis harus berbagi perannya sebagai penolong dengan para ahli medis 5. Penerapan sistem rujukan ini tidak hanya terbatas jika pendeta menghadapi masalah konseli yang berhubungan dengan hal medis saja, tetapi sistem rujukan ini memiliki cakupan yang luas dalam segala bidang seperti hukum, sosial, dan sebagainya. Sehingga, seharusnya ini juga bisa membantu pendeta untuk memperlancar dan meningkatkan mutu pelayanannya terkait dengan penggembalaan jemaat yang terkait dengan kasus-kasus di gerejanya maupun nantinya akan berkembang kepada pelayanan penggembalaan jemaat di kotanya. Namun, sistem rujukan ini tidak akan tercipta secara otomatis. Pertama, pendeta dan para pelaku pelayanan pastoral lainnya di dalam gereja harus menyadari bahwa sistem ini sangat penting untuk diterapkan pada bidang pelayanan pastoral agar mereka mampu memberikan pertolongan yang tepat bagi jemaat. Dengan adanya sistem rujukan dalam bidang pelayanan pastoral yang mereka lakukan maka mereka akan mampu menolong konseli secara utuh dan sesuai dengan apa yang konseli perlukan. Kedua, mereka bersama-sama mulai membangun atau menciptakan apa yang dinamakan jaringan rujukan. Jaringan rujukan merupakan hal yang crusial dalam suatu sistem rujukan 6. Sebab, jaringan rujukan adalah wadah di mana jalinan kerjasama antara pendeta dan para pelaku pastoral lainnya dengan orang-orang ataupun lembaga yang memiliki keahlian-keahlian atau spesialisasi lainnya dibentuk. Jaringan rujukan bisa tercipta jika baik itu pendeta maupun pelaku pastoral lainnya di dalam gereja tersebut membangun sebuah komunikasi yang luas dengan para tenaga ahli atau Walter E. Wiest; Elwyn A. Smith, Ethics in Ministry: A Guide for The Professional, Fortress Press, Minneapolis Lihat pembagian peran antara Pendeta dan staff medis pada buku Sharon Fish; Judith A. Shelly: Sejenak Bersama Pasien, Yakkum Press, Totok S.WS, Merujuk dalam : A.M. van Beek, Konseling Pastoral, Satya Wacana, Semarang, 1987, hlm

3 profesional di sekitarnya, maupun yang berjauhan. Semakin banyak dan kokoh jaringan rujukan, maka proses sistem rujukan akan optimal. 1.2 Permasalahan Terkait dengan latar belakang masalah yang diajukan sebelumnya, maka penulis melihat bahwa gereja-gereja di Malang, khususnya GKJW memiliki potensi di mana dapat melakukan sistem rujukan pada bidang pelayanan pastoralnya. Alasannya adalah kota Malang merupakan kota yang sudah cukup berkembang. Malang juga memiliki status sebagai Kota Pelajar, karena banyak memiliki instansi pendidikan. Sehingga, hal ini juga merupakan faktor penyebab banyaknya pendatang dari luar kota yang datang untuk menempuh jalur pendidikan dan juga mencari lapangan pekerjaan. Dengan adanya pendatang dan perkembangan jaman, maka aspek budaya, sosial, ekonomi, politik, teknologi, pendidikan, profesi dan sebagainya di Malang juga mengalami perkembangan. Pemerintah juga tidak pernah berhenti terus melakukan pembangunan di segala bidang dengan tujuan dapat memberikan kepuasan pada apa yang menjadi setiap kebutuhan warganya. Maka, tidak heran jika pemerintah dan warga Malang sendiri juga terus mendirikan atau memperbaiki layanan fasilitas-fasilitas umum seperti Rumah Sakit, Lembanga Bantuan Hukum, dll. Sebagai kota Pelajar, kota Malang juga memiliki Sumber Daya Manusia yang baik. Banyak sekali tenaga-tenaga profesional atau ahli-ahli dalam bidang kesehatan, ekonomi, hukum tersedia untuk bisa memberikan jasa pelayanannya pada masyarakat. Di sinilah sebagai kota besar, Malang memiliki tuntutan kehidupan yang tinggi. Persaingan di bidang bisnis, pendidikan, karier dan segala macam bidang kehidupan lainnya juga sangat ketat. Berbagai macam permasalahan kehidupan yang menjadi ancaman pada banyak kota-kota besar lainnya juga dapat kita temukan di kota ini. Pergaulan bebas, pemakaian narkoba dan penjualan miras menjadi kasus utama yang terus diperangi oleh aparat hukum dan pemerintahan. Persoalan-persoalan kehidupan seperti perceraian, kemiskinan, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual masih menjadi permasalahan utama bagi sebagian penduduknya. Permasalahan-permasalahan itu kemudian menekan dan menghimpit sebagian orang dan membawa mereka dalam keadaan depresi, stress, trauma yang juga bisa menyebabkan meningkatnya kasus-kasus seperti gangguan jiwa dan bunuh diri. Berangkat dari keadaan masyarakat dan keadaan kehidupan kota Malang, penulis berkeinginan untuk mengetahui tindakan penggembalaan para pendeta dalam hal menangani persoalan kehidupan yang dihadapi jemaatnya. Atas dasar tersebut, penulis mempersempit pokok permasalahan yang akan diteliti, dengan berusaha mengetahui lebih lanjut sistem rujukan dalam bidang pendampingan dan konseling pastoral berdasarkan fakta penelitian 3

4 pelayanan pastoral di gereja-gereja GKJW kota Malang yang dilakukan dengan tujuan untuk bisa menjawab atau menangani persoalan/permasalahan hidup warga jemaatnya ataupun lingkungan sekitarnya sebagai bagian rangkaian karya pelayanannya di kota tersebut. Ruang lingkup yang dipilih untuk penulisan skripsi ini adalah gereja-gereja GKJW yang berada dalam areal Kodya dan Kabupaten Malang dan yang masih termasuk wilayah Majelis Daerah GKJW Malang I dan III. Adapun rumusan permasalahan yang diangkat dalam pembahasan skripsi ini adalah, sebagai berikut: a. Seperti apakah proses penerapan sistem rujukan dalam rangkaian pelayanan pastoral yang dilakukan oleh para pendeta jemaat di gereja-gereja GKJW Kota Malang? b. Apakah dampak yang ditimbulkan dan kendala dari sistem rujukan yang dikembangkan di gereja-gereja GKJW Kota Malang? c. Alasan teologis mengapa sistem rujukan itu perlu dilakukan dalam mengatasi permalahan jemaat dalam bidang pastoral di gereja-gereja GKJW Kota Malang? 2. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk: a. Mengetahui penerapan sistem rujukan dalam rangkaian pelayanan pastoral gereja-gereja GKJW Kota Malang. b. Menggali dan menganalisa dampak yang ditimbulkan dan kendala dari sistem rujukan yang dikembangkan oleh gereja-gereja GKJW Kota Malang. c. Mengetahui, memahami dan merefleksikan alasan teologis yang menyebabkan sistem rujukan itu menjadi perlu untuk dilakukan dalam mengatasi permasalahan jemaat dalam bidang pastoral di gereja-gereja GKJW Kota Malang. 3. Alasan Pemilihan Judul Atas permasalahan yang akan dibahas pada skripsi ini, maka penulis memberikan judul skripsi ini adalah: Sistem Rujukan dalam Pelayanan Pastoral Di GKJW Kota Malang Adapun alasan pemilihan judul di atas dilakukan mengingat bahwa gereja-gereja GKJW di Malang ini terdiri dari jemaat yang menyebar secara topografi di daerah yang luas. Gereja-gereja tersebut juga memiliki keberagaman dalam hal prosentase jemaat yang mempengaruhi proses pelayanan pastoral kepada warga jemaatnya. Dengan diadakannya pengamatan langsung di lapangan maka dapat diketahui persoalan-persoalan pastoral seperti apa yang muncul di jemaat. Kemudian bagaimana para pendeta mengatasinya terkait dengan 4

5 sistem rujukan yang menjadi pokok permasalahan pada skripsi ini, serta hambatan yang mereka temui dalam penanganan kasus tersebut. Hal lain yang menjadi pertimbangan bagi penulis adalah masa jabatan pendeta jemaat yang beragam, latar belakang pengalaman, dan pendidikan mereka. Menurut penulis hal-hal itu akan mempengaruhi cara masing-masing pendeta dalam melakukan sistem rujukan dan bagaimana jaringan rujukan tersebut mereka ciptakan. 4. Metode Penulisan Dalam membahas permasalahan tersebut diatas, penulis melakukan pengumpulan data, menggunakan pendekatan kualitatif 7, dengan menggunakan pendekatan ini, penulis berharap menemukan fakta-fakta di lapangan yang mampu menggambarkan keadaan dan peta sistem rujukan dalam pelayanan pastoral di GKJW Kota Malang. Pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan cara wawancara 8. Dengan wawancara, penulis akan memperoleh gambaran dan hasil yang lebih mendalam dari data-data yang didapat untuk memenuhi tujuan penulisan skripsi ini. Kemudian, studi literatur digunakan untuk menemukan teori-teori serta pendapat-pendapat mengenai permasalahan dan konteks jemaat, yang selanjutnya dapat dipergunakan dalam menganalisa serta mencari solusinya. Penulis memilih 6 responden yang memiliki jabatan sebagai pendeta jemaat di GKJW Kota Malang. Enam orang responden ini diambil dari 6 jemaat yang berada di kotamadya dan kabupaten Kota Malang. 3 jemaat dari MD Malang I dan 3 jemaat dari MD Malang III. Kriteria pemilihan responden ditentukan dari lama menjabat sebagai pendeta di jemaat terkait dan pengalaman jabatan di luar sebagai pendeta jemaat. Metode wawancara dilakukan dengan cara wawancara terstruktur dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan untuk menggali informasi terkait penerapan rujukan yang dilakukan oleh para pendeta jemaat serta dinamikanya di masing-masing jemaat, sehingga, bisa memetakan sistem rujukan dalam pelayanan pastoral yang dilakukan oleh jemaat GKJW di Kota Malang. Untuk mendukung data dan informasi yang diperoleh dari para pendeta jemaat, maka dipilih lagi responden pendukung yang berasal dari para pendeta jemaat dan rekan rujukan yang nantinya akan diambil dari hasil wawancara yang dilakukan oleh para pendeta jemaat. Bagi para responden pendukung ini disebarkan angket dan wawancara. 7 8 Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hlm. 41. Prof. Dr. S. Nasution, M.A., Metode Research (Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hlm

6 5. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Membahas latar belakang masalah, permasalahan dan tujuan penulisan, alasan pemilihan judul serta metode penelitian. Bab II Teori-teori Sistem rujukan dan Pembentukan Jaringan rujukan Dalam bab ini, penulis akan memaparkan beberapa pandangan para ahli yang terkait dengan pemikirannya atas definisi ataupun gambaran tentang sistem rujukan, beserta peranan pendeta sebagai seorang gembala di dalam suatu sistem rujukan yang ia kembangkan pada pelayanan pastoral di gereja. Bab III Sistem Rujukan dalam Pelayanan Pastoral di GKJW Kota Malang Dalam bab ini, penulis akan memaparkan hasil wawancara sistem rujukan dari gereja-gereja GKJW di Malang beserta analisis dari penulis. Bab IV Refleksi Teologis Penulis akan memberikan refleksi teologis terkait dengan kenyataan pendampingan dan konseling pastoral di jemaat. Bab V Penutup Pada bagian ini, penulis akan menarik kesimpulan dari keseluruhan pembahasan dan juga relevansinya bagi kenyataan kehidupan saat ini dari keseluruhan penulisan, dan juga usulan-usulan terkait dengan hasil penulisan. 6

1. LATAR BELAKANG MASALAH

1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1 1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dalam kehidupannya memiliki banyak kebutuhan, antara lain : kebutuhan untuk diperhatikan, mendapatkan bimbingan, pemeliharaan, asuhan, penghiburan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia hidup tidak selamanya berada dalam kondisi dimana semuanya berjalan lancar sesuai dengan apa yang direncanakan dan diingininya. Ada saat dimana muncul ketegangan-ketegangan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi.

BAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi. BAB I P E N D A H U L U A N 1. LATAR BELAKANG Konseling pastoral adalah salah satu bentuk pertolongan dalam pendampingan pastoral yang hingga kini mengalami perkembangan. Munculnya golongan kapitalis baru

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam perjalanannya akan selalu mengalami perubahan. Perubahan ini dapat dikarenakan perkembangan dan pertumbuhan normal sebagai pribadi, maupun

Lebih terperinci

UKDW. Bab I. Pendahuluan

UKDW. Bab I. Pendahuluan Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang Permasalahan Tak dapat dipungkiri bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, maka dari itu kehidupan seorang manusia yang dimulai dari kelahiran dan diakhiri dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a

BAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Kanker sebetulnya bukanlah nama penyakit atau rasa sakit. Kanker merupakan sebuah nama untuk sekelompok besar bermacam-macam perasaan tidak sehat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Rasa sakit ternyata tidak hanya dipahami sebagai alarm bagi tubuh kita. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa teologi (frater) pada beberapa rumah

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI

BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI Permasalahan hidup yang dihadapi oleh warga jemaat Pola Tribuana Kalabahi meliputi beberapa aspek, yaitu aspek fisik, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm.

Bab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm. Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah Selama ini di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) dilakukan Perjamuan Kudus sebanyak empat kali dalam satu tahun. Pelayanan sebanyak empat kali ini dihubungkan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang di dunia lahir dan tumbuh dalam keluarga, baik keluarga inti maupun keluarga asuh. Peran keluarga memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua orang agar merasakan dan mengalami sukacita, karena itu pelayan-pelayan

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua orang agar merasakan dan mengalami sukacita, karena itu pelayan-pelayan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Sumba (GKS) Nggongi adalah salah satu dari sekian banyak gereja yang ada di Indonesia. Gereja hadir untuk membawa misi menyampaikan kabar baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah mitra kerja Tuhan Allah dalam mewujudkan rencana karya Tuhan Allah yaitu untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam memenuhi panggilan-nya tersebut,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap manusia pasti menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Namun dalam kenyataan kehidupan ini, manusia tidak bisa terhindar dari pergumulan hidup. Manusia

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1. Permasalahan

Bab I Pendahuluan 1. Permasalahan 1 Bab I Pendahuluan 1. Permasalahan Tidak ada yang kekal dalam kehidupan ini selain perubahan. Artinya, manusia setiap hari diperhadapkan pada serangkaian perubahan baik itu perubahan di dalam maupun di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah persekutuan umat Tuhan Allah yang baru. Ungkapan ini erat hubungannya dengan konsep tentang gereja adalah tubuh Kristus. Dalam konsep ini

Lebih terperinci

Pelayanan Konseling Pastoral Di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat

Pelayanan Konseling Pastoral Di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat FAKULTAS TEOLOGI PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013 Pelayanan Konseling Pastoral Di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat TESIS: Diajukan kepada: Program

Lebih terperinci

UKDW. Bab 1 Pendahuluan. 1. Latar Belakang

UKDW. Bab 1 Pendahuluan. 1. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan yang dialami oleh setiap individu sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Menurut Erik

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan hal yang penting berada dalam gereja. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan gereja sebagai organisasi. Dalam teori Jan Hendriks mengenai jemaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada dasarnya setiap orang memiliki suatu gambaran tentang keluarga dan keluarga harmonis. Keluarga merupakan sistem sosial dari hubungan utama, yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II GEREJA DAN PASTORAL

BAB II GEREJA DAN PASTORAL BAB II GEREJA DAN PASTORAL 2.1. Pengertian Gereja Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada ditengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pernikahan merupakan suatu hal yang dinantikan dalam kehidupan manusia karena melalui sebuah pernikahan dapat terbentuk satu keluarga yang akan dapat melanjutkan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan bergereja (berjemaat) tidak dapat dilepaskan dari realita persekutuan yang terjalin di dalamnya. Dalam relasi persekutuan tersebut, maka setiap anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL DAN REFLEKSI TEOLOGIS Dalam Bab ini akan dipaparkan analisa

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kasus hamil sebelum menikah saat ini bukan lagi menjadi hal yang aneh dan tabu dalam masyarakat. Dalam pemikiran banyak orang hasil akhirnya yang sangat menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Dilihat dari sudut pandang psikologi, pernikahan adalah ikatan resmi antara perempuan dan lakilaki sebagai pasangan suami-isteri, yang mempersatukan kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap budaya dari suatu kelompok masyarakat, pada dasarnya memiliki cara untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap budaya dari suatu kelompok masyarakat, pada dasarnya memiliki cara untuk BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Setiap budaya dari suatu kelompok masyarakat, pada dasarnya memiliki cara untuk menghadapi siklus kehidupan, salah satunya kematian. Didalamnya terdapat nilai-nilai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Edisi 55, Fakultas Teologi UKDW, Yogyakarta, 1999, hal

Bab I Pendahuluan. Edisi 55, Fakultas Teologi UKDW, Yogyakarta, 1999, hal 1 Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang Permasalahan Kesetaraan laki-laki dan perempuan sudah seringkali dibicarakan dan diperjuangkan. Meski demikian, tetap saja kita tidak bisa mengabaikan kodrat seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Gereja merupakan lembaga keagamaan yang ada dalam dunia ini. Sebagai sebuah lembaga keagamaan tentunya gereja juga membutuhkan dana untuk mendukung kelancaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menjalani proses kehidupan, peristiwa kematian tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Namun, peristiwa kematian sering menjadi tragedi bagi orang

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar belakang permasalahan

BAB I. A. Latar belakang permasalahan BAB I A. Latar belakang permasalahan Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap manusia mendambakan dirinya selalu sehat agar bisa melakukan segala aktivitasnya tanpa adanya

Lebih terperinci

KONSELING PASTORAL, MENGAPA TAKUT?

KONSELING PASTORAL, MENGAPA TAKUT? JTA 4/6 (Maret 2002) 15-24 KONSELING PASTORAL, MENGAPA TAKUT? Agung Gunawan D i pertengahan tahun 30an, ada beberapa pemimpin gereja mulai tertarik dalam bidang konseling untuk dipakai di dalam pelayanan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. LASILING, pada tanggal 20 dan 21 September 2005.

Bab I Pendahuluan. LASILING, pada tanggal 20 dan 21 September 2005. Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menjalani kehidupan di dunia ini manusia seringkali harus berhadapan dengan berbagai macam permasalahan. Permasalahan yang ada bisa menjadi beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja sebagai suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus 1 hadir di dunia untuk menjalankan misi pelayanan yaitu melakukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend. BAB V PENUTUP Setelah melalui tahap pembahasan dan analisis, maka selanjutnya pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Gereja memiliki tugas untuk memelihara kehidupan warga jemaatnya secara utuh melalui berbagai kegiatan yang meliputi dimensi fisik, sosial, psikologis dan spiritual.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Peran pendeta secara umum dapat dilihat dalam fungsi konseling pastoral, yakni menyembuhkan, menopang, membimbing, memperbaiki hubungan, dan mengasuh. Dari hasil penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung. BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perasaan khawatir pada umumnya dikenal sebagai perasaan takut atau cemas. Tetapi perasaan khawatir akan lebih tepat apabila dimaknai sebagai perasaan cemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus

BAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pernikahan merupakan salah satu fase dari kehidupan manusia. Memasuki jenjang pernikahan atau menikah adalah idaman hampir setiap orang. Dikatakan hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN

@UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Manusia adalah mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial manusia tidak sempurna dan ia tidak bisa hidup pada dirinya sendiri, ia memerlukan orang lain sebagai penolong bagi dirinya sendiri.

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran seorang pendeta sangat penting di dalam kehidupan sebuah gereja. Demikian juga halnya di Greja Kristen Jawi Wetan (selanjutnya disingkat GKJW). Pendeta dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam organisasi 1 setiap individu mendapatkan peranan. Paling tidak ada dua peran individu dalam organisasi, yaitu peran sebagai pemimpin dan peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30 1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan A.1. Latar belakang permasalahan Harus diakui bahwa salah satu faktor penting di dalam kehidupan masyarakat termasuk kehidupan bergereja adalah masalah kepemimpinan.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lih. Kis 18:1-8 2 The Interpreter s Dictionary of the Bible. (Nashville : Abingdon Press, 1962). Hal. 682

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lih. Kis 18:1-8 2 The Interpreter s Dictionary of the Bible. (Nashville : Abingdon Press, 1962). Hal. 682 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Rasul Paulus merupakan salah seorang rasul yang berperan sangat penting dalam kelahiran dan pertumbuhan jemaat Kristen mula-mula, terutama bagi kalangan

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT JUDUL : Memahami Pengalaman Komunikasi Konselor dan Perempuan Korban KDRT Pada Proses Pendampingan di PPT Seruni Kota Semarang NAMA : Sefti Diona Sari NIM : 14030110151026 Abstraksi Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Pastoral Remaja Pemuda. Ii Varia Indahyani. Penerbit Joy Publishing

Pastoral Remaja Pemuda. Ii Varia Indahyani. Penerbit Joy Publishing Pastoral Remaja Pemuda Ii Varia Indahyani Penerbit Joy Publishing Pastoral Remaja Pemuda Oleh: (Ii Varia Indahyani) Copyright 2014 by (Ii Varia Indahyani) Penerbit (Joy Publishing) (iivariaindahyani@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vol.65, Jakarta: YPJ, 2010), hal. 17 1

BAB I PENDAHULUAN. vol.65, Jakarta: YPJ, 2010), hal. 17 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya Tuhan menciptakan mahluk ciptaannya secara sempurna, termasuk manusia sebagai salah satu di antaranya, bahkan dikatakan sebagai mahluk segambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Memberitakan Injil dalam wacana kekristenanan dipandang sebagai tugas dan tanggung jawab melanjutkan misi Kristus di tengah dunia. Pemahaman

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Masih segar dalam ingatan bangsa Indonesia, ketika Ambon membara begitu juga Poso dan seterusnya, ratusan jiwa melayang dan sebagian dari mereka tidak tahu kenapa

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tidak dapat dipungkiri bahwa ada begitu banyak tuntutan, tanggungjawab dan kewajiban yang tidak bisa diabaikan oleh seorang pendeta jemaat. Dengan berbagai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat, seperti perubahan pola pikir, perubahan gaya hidup, perubahan sosial, perubahan teknologi, dan sebagainya, memiliki

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pengangguran merupakan salah satu masalah terbesar bagi pemerintah, setiap tahun pemerintah memusatkan perhatiannnya pada pengangguran yang tersebar luas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bab ini dipaparkan tentang (1) kesimpulan dan (2) saran :

BAB V PENUTUP. Pada bab ini dipaparkan tentang (1) kesimpulan dan (2) saran : BAB V PENUTUP Pada bab ini dipaparkan tentang (1) kesimpulan dan (2) saran : 5.1 Kesimpulan Pernikahan yang harmonis, bahagia, dan terjadi sekali untuk selamanya merupakan idaman setiap orang yang menikah.

Lebih terperinci

1. Pendahuluan PENDAMPINGAN PSIKOLOGIS DI PUSKESMAS CEMPAKA PUTIH

1. Pendahuluan PENDAMPINGAN PSIKOLOGIS DI PUSKESMAS CEMPAKA PUTIH Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 PENDAMPINGAN PSIKOLOGIS DI PUSKESMAS CEMPAKA PUTIH 1 Rina Rahmatika, 2 Dilfa Juniar, 3 Ratih Arruum L, 4 Titi Sahidah F 1,2,3,4 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

Pendampingan Pastoral Holistik di Megachurch (Sebuah Studi Tentang Pendampingan Pastoral Gereja Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan di Semarang)

Pendampingan Pastoral Holistik di Megachurch (Sebuah Studi Tentang Pendampingan Pastoral Gereja Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan di Semarang) Pendampingan Pastoral Holistik di Megachurch (Sebuah Studi Tentang Pendampingan Pastoral Gereja Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan di Semarang) Tesis Diajukan Kepada Program Pascasarjana Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Tentang Klinik Bidan IIS JONI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Tentang Klinik Bidan IIS JONI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Tentang Klinik Bidan IIS JONI Praktek klinik bidan IIS JONI berdiri pada tahun 1992. Klinik bidan ini didirikan oleh Ibu Hj. Iis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Dalam era globalisasi yang sarat dengan teknologi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Dalam era globalisasi yang sarat dengan teknologi dan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam era globalisasi yang sarat dengan teknologi dan perkembangan informasi sekarang ini, disadari atau tidak, gereja di tengah-tengah dunia sedang diperhadapkan

Lebih terperinci

BAB IV PINDAH AGAMA DITINJAU DARI PERSPEKTIF KONSELING PASTORAL

BAB IV PINDAH AGAMA DITINJAU DARI PERSPEKTIF KONSELING PASTORAL BAB IV PINDAH AGAMA DITINJAU DARI PERSPEKTIF KONSELING PASTORAL 1. Faktor-faktor pendorong Pindah agama dan analisisnya Dari paparan umum tentang GKJW Ponorogo, fenomena perkawinan beda agama, dan kasus

Lebih terperinci

Dalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut :

Dalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jika melihat sekilas tentang bagaimana Gereja menjalankan karyanya -khususnya Gereja Kristen Jawa (GKJ)-, memang sangat tampak bahwa Gereja merupakan sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Dampak skizofrenia bagi keluarga sangatlah besar, ini menyebabkan seluruh keluarga ikut merasakan penderitaan tersebut. Jika keluarga tidak siap dengan hal ini,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 LATAR BELAKANG MASALAH Peristiwa kematian pada umumnya menimbulkan luka bagi kehidupan. Sebuah peristiwa kematian orang yang dikasihi biasanya diikuti oleh rasa kehilangan dan dukacita

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam gereja ditemukan berbagai kepentingan yang berbeda. Sebagai akibat, perbedaan itu dapat memunculkan konflik yang selanjutnya dinilai sebagai sesuatu yang wajar. 1 Ketika

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN Pengiriman tenaga kerja migran ke luar negeri sudah terjadi sebelum Indonesia merdeka, pada saat pemerintahan Hindia-Belanda proses pengiriman tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya (Hurlock, 1993). Sedangkan menurut Brooks (dalam Rahmad, 1985) mengatakan bahwa konsep

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang yang merencanakan untuk berkeluarga biasanya telah memiliki impian-impian akan gambaran masa depan perkawinannya kelak bersama pasangannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dra.Ny.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1988 hal. 82

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dra.Ny.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1988 hal. 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang berpendapat bahwa siklus hidup manusia adalah lahir, menjadi dewasa, menikah, mendapatkan keturunan, tua dan mati. Oleh karena itu pernikahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Penanganan anak Korban kekerasan seksual di PPT SERUNI

Lebih terperinci

TESIS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA DENGAN ORANG TUA BEDA AGAMA DI JEMAAT GKMI SALATIGA

TESIS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA DENGAN ORANG TUA BEDA AGAMA DI JEMAAT GKMI SALATIGA TESIS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA DENGAN ORANG TUA BEDA AGAMA DI JEMAAT GKMI SALATIGA DI SUSUN OLEH ENDANG AYU PURWANINGTYAS (752013020) MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. American Psychological Association (APA) mengartikan keluarga sebagai:

BAB I PENDAHULUAN. American Psychological Association (APA) mengartikan keluarga sebagai: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang American Psychological Association (APA) mengartikan keluarga sebagai: Suatu unit kekerabatan yang terdiri dari sekelompok individu yang disatukan oleh darah atau perkawinan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Asal Daerah Prosentase Jumlah. Jawa Timur 62,35% 1285 orang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Asal Daerah Prosentase Jumlah. Jawa Timur 62,35% 1285 orang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pahlawan Devisa merupakan sebuah istilah yang seringkali kita dengar untuk menyebut para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. TKI tidak selalu kaum

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN DI GKJW SE-KABUPATEN JEMBER (Suatu Analisa dengan Menggunakan Teori Pertukaran Sosial) Tesis Diajukan kepada Program Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama Universitas

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Secara umum gereja berada di tengah dunia yang sedang berkembang dan penuh dengan perubahan secara cepat setiap waktunya yang diakibatkan oleh kemajuan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Gereja yang ada dan hadir dalam dunia bersifat misioner sebagaimana Allah pada hakikatnya misioner. Yang dimaksud dengan misioner adalah gereja mengalami bahwa dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering menjadi bahan perbincangan setiap orang. Perempuan sering kali menjadi korban diskriminasi, pelecehan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Prinsip dasar bahwa untuk beriman kita membutuhkan semacam jemaat dalam bentuk atau wujud manapun juga. Kenyataan dasar dari ilmu-ilmu sosial ialah bahwa suatu ide atau

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. 5.1 Kesimpulan 1. Tidak dapat dipungkiri persoalan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. Sebagai pemberian pelayanan kesehatan yang komplek, mutu

Lebih terperinci

I. UMUM. menjadi...

I. UMUM. menjadi... PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI I. UMUM Anak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebagai jemaat dewasa di GKJ, pasti mengenal tentang istilah pamerdi. 1 Jemaat awam menganggap bahwa pamerdi adalah semacam perlakuan khusus yang diberikan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH. A.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH. A.1. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH A.1. Latar belakang masalah Gereja merupakan sebuah kehidupan bersama yang di dalamnya terdiri dari orang-orang percaya yang tumbuh dan berkembang dari konteks yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN POSO PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN, PELAYANAN DAN PEMULIHAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

UKDW. Bab I PENDAHULUAN Bab I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 1.1 Krisis Dalam Pelayanan Jemaat Dalam kehidupan dan pelayanan jemaat tak pernah luput dari krisis pelayanan. Krisis dapat berupa perasaan jenuh dan bosan dalam

Lebih terperinci