BAB I. A. Latar belakang permasalahan
|
|
- Hendra Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I A. Latar belakang permasalahan Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap manusia mendambakan dirinya selalu sehat agar bisa melakukan segala aktivitasnya tanpa adanya gangguan baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya. Untuk memperoleh kesehatan itu tidaklah mudah. Manusia perlu berusaha untuk mendapatkan tubuh yang sehat dengan berbagai cara misalnya dengan memperhatikan kebersihan lingkungan, makan makanan yang bergizi untuk menjaga kebugaran tubuh, mengkonsumsi berbagai macam obat yang bisa menambah kebugaran tubuh dan mencegah dari serangan penyakit. Meskipun caracara tersebut telah dilakukan tidak menutup kemungkinan manusia bebas dari penyakit. Jika manusia jatuh sakit tubuhnya tidak dapat berfungsi dengan baik dan jiwanyapun mengalami hal yang sama. Manusia tidak bisa melakukan aktivitasnya karena adanya gangguan dari organ-organ tubuhnya 1. Dengan keadaan yang seperti ini manusia membutuhkan pertolongan orang lain untuk membantunya melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukannya sendiri karena sakit yang dialaminya. Untuk keluar dari permasalahan ini manusia membutuhkan suatu proses pengobatan yang dapat meringankan dan sekaligus menyembuhkan penyakitnya tersebut yaitu dengan cara memeriksakan dirinya ke dokter atau petugas medis lainnya untuk mendapatkan perawatana medis. Mengingat pentingnya arti kesehatan bagi masyarakat maka banyak didirikan rumah sakit, puskesmas, maupun poliklinik, baik yang dikelola oleh instansi pemerintah maupun swasta untuk melayani masyarakat umum. Pelayanan kesehatan juga di lakukan oleh yayasanyayasan kristen baik itu untuk menunjang finansial gereja maupun sebagai wujud pelayanan gereja terhadap masyarakat umum. Salah satu bentuk pelayanan gereja dalam pelayanan kesehatan adalah didirikannya poliklinik di tengah-tengah gereja. 1 Benyamin, Lumenta, Pasien, Citra, Peran dan Prilaku,Kanisius, Jogjakarta, 1989, p
2 B. Pokok permasalahan Pengadaan poliklinik juga di lakukan oleh Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) sebagai bentuk pengembangan sosial-ekonomi bagi penduduk Bali yang didukung secara hukum melalui Yayasan :Maha Bhoga Marga 2 yang didirikan pada tahun 1982, lembaga ini juga didirikan sebagai akibat dari keputusan-keputusan sinode tahun Salah satu pelayanan kesehatan dari Yayasan Maha Bhoga Marga berada di Jemaat GKPB Galang Ning Hyang Abianbase. Poliklinik itu berada di tengah-tengah jemaat Galang Ning Hyang Abianbase, karena di tengah-tengah jemaat Galang Ning Hyang Abianbase ada gedung yang digunakan untuk pengadaan poliklinik. Bangunan yang ditempati oleh poliklinik tersebut adalah milik Jemaat Galang Ning Hyang Abianbase. Mengingat poliklinik tersebut berada ditengah-tengah Jemaat Galang Ning Hyang Abianbase, Pendeta dan Majelis Jemaat menginginkan warga jemaat ikut terlibat dalam pelayanan poliklinik tersebut. Dengan adanya keinginan Pendeta dan Majelis jemaat turut melibatkan jemaat dalam pelayanan poliklinik, maka pengadaan poliklinik itu dimasukan sebagai program jemaat. Meskipun pengadaan poliklinik sudah di masukan kedalam salah satu program jemaat, tetapi jemaat Galang Ning Hyang Abianbase tidak ikut terlibat dalam pelayanan poliklinik baik secara materi maupun non materi.. Dengan realita yang seperti ini, penulis ingin mengetahui mengapa jemaat Galang Ning Hyang Abianbase tidak terlibat dalam pelayanan poliklinik sebagai bentuk pelayanan sosial gereja terhadap masyarakat umum. C. Judul dan alasan pemilihan judul Penulis memilih judul Menuju Gereja Yang Menyembuhkan ( Suatu Studi Tentang Hubungan Poliklinik Yayasan Maha Bhoga Marga Dengan Jemaat GKPB Galang Ning Hyang Abianbase ) Penulis mengambil judul ini dengan alasan : Jemaat GKPB Galang Ning Hyang Abianbase tidak terlibat dalam pelayanan poliklinik. Hal ini bisa dilihat dari tidak adanya dukungan jemaat baik yang berupa materi maupun non materi. Pengadaan poliklinik masih di kelola oleh Yayasan Maha 2 Yayasan Maha Bhoga Marga adalah Departemen Kesaksian dan Pelayanan Sinode GKPB. 3 Ulrich, Beyer, Bali Fajar Bagi Dunia, Departemen literatur YPPI, Malang, 2001, p
3 Bhoga Marga. Padahal pengadaan poliklinik tersebut sudah menjadi salah satu program jemaat. Penulis mengambil hipotesa sementara karena : 1. Pandangan jemaat tentang misi. Jemaat tidak melihat pelayanan kesehatan sebagai bagian dari misi dan pelayanan gerejawi. Jemaat mempunyai pandangan seperti ini kerena jemaat masih bersifat ekslusif yang memandang bahwa masyarakat yang berada di luar gereja/masyarakat non Kristen bukan merupakan tanggung jawab dari gereja. Selain itu juga karena jemaat mendapat tekanan dari agama mayoritas maupun pemerintah daerah setempat. Hal ini bisa dilihat dengan adanya peraturan dari Pemerintah Kabupaten tingkat II Badung yang mengeluarkan peraturan bahwa gereja baru bisa didirikan jika sudah mempunyai anggota 100 kepala keluarga. Hal ini bisa menimbulkan antipati jemaat terhadap masyarakat sekitar khususnya agama mayoritas, sehingga jemaat enggan untuk ikut berpartisipasi dalam pelayanan kepada masyarakat umum. 2. Karena jemaat belum memahami pandangan teologi terhadap pelayanan kesehatan. Jemaat masih beranggapan bahwa pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan jasmani yang tidak ada sangkut pautnya dengan gereja. Pandangan jemaat tentang gereja adalah tempat untuk bersekutu dan untuk memuliakan Tuhan, gereja adalah tempat religius untuk kebutuhan rohani. 3. Tidak dilibatkannya Jemaat Galang Ning Hyang Abianbase dalam proses pembentukan poliklinik. Jemaat mempunyai anggapan bahwa poliklinik itu bukan milik jemaat sehingga Jemaat Galang Ning Hyang Abianbase tidak terlibat dalam pelayanan poliklinik. Dalam penulisan ini, penulis memfokuskan pada peranan jemaat terhadap pelayanan kesehatan melalui poliklinik yang ada di Jemaat Galang Ning Hyang Abianbase. D. Metode pengumpulan data Untuk menyusun tulisan ini, penulis menggunakan dua bentuk metode pengumpulan data yaitu : 1. Metode penelitian lapangan dengan menggunakan instrumen angket (Questioner), yang di tujukan kepada Majelis Jemaat, pengurus-pengurus lembaga kategorial, dan 10% dari warga jemaat yang diambil secara acak. 3
4 2. Penelitian perpustakaan (Library Research) dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yaitu mengetahui dan mendapatkan landasan teori yang relevan dengan topik pembahasan, sehingga akan diperoleh hasil penulisan yang bersifat ilmiah dan komprehensif. E. Sistematika penulisan Bab I. Pendahuluan Bab I merupakan pengantar, di mana di dalamnya penulis bermaksud untuk membawa pembaca mengetahui dan mengerti ke arah mana dan hal apa, serta bagaimana pokok permasalahan skripsi ini dibahas. Bab ini meliputi hal- hal : Latar belakang permasalahan, judul yang penulis angkat dan alasannya, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.. Bab II. Gereja dan Dunia Medis. Dalam bab II penulis akan membahas tentang hubungan gereja dengan dunia medis untuk mengetahui bagaimana pandangan gereja terhadap dunia medis dan pandangan dunia medis terhadap gereja. Setelah itu akan dipaparkan tentang pelayanan penyembuhan holistik yang merupakan penghubung antara gereja dan dunia medis. Dalam bagian ini juga akan dipaparkan konsep gereja tentang kesehatan/penyembuhan yang merupakan landasan teologis terhadap pelayanan penyembuhan holistik, serta partisipasi gereja dalam pelayanan kesehatan. Bab III. Deskripsi jemaat dan poliklinik GKPB Galang Ning Hyang Abianbase. Dalam bab III penulis akan memaparkan deskripsi : A. Jemaat Galang Ning Hyang Abianbase, Sejarah berdirinya dan program-program pelayanan jemaat. B. Poliklinik yang ada di jemaat GKPB Galang Ning Hyang Abianbase, sejarah berdirinya, program-program, pendanaan dan struktur yang ada dalam poliklinik 4
5 Dalam bab ini juga akan di paparkan usaha yang dilakukan oleh Pendeta dan Majelis Jemaat agar warga jemaat terlibat dalam pelayanan poliklinik. Bab IV. LAPORAN HASIL PENELITIAN : PEMAHAMAN DAN PANDANGAN JEMAAT GALANG NING HYANG ABIANBASE TERHADAP POLIKLINIK Pada bab IV penulis akan memaparkan hasil penelitian. Setelah itu akan dianalisa dan diinterpretasikan untuk memperoleh alasan mengapa Jemat Galang Ning Hyang Abianbase tidak terlibat dalam pelayanan poliklinik. Setelah mengetahui alasan jemaat Galang Ning Hyang Abianbase tidak terlibat dalam pelayanan poliklinik, penulis akan mencoba untuk mengambil aksi pastoral. Bab V. Penutup Pada bab V penulis akan menyimpulkan apa yang telah di paparkan dari bab 1 sampai bab 4 dan memberikan saran-saran untuk peningkatan pelayanan jemaat dalam poliklinik. 5
BAB I PENDAHULUAN. 1 Awig-awig pesamuan adat Abianbase, p.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Desa pakraman, yang lebih sering dikenal dengan sebutan desa adat di Bali lahir dari tuntutan manusia sebagai mahluk sosial yang tidak mampu hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode penelitian dan pemahaman terhadap redesain GKPB Jemaat Philia di Amlapura. 1.1 Latar Belakang Gereja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja sebagai suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus 1 hadir di dunia untuk menjalankan misi pelayanan yaitu melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Penulis akan menggunakan dua pihak yang saling berhubungan dalam kehidupan beragama di Indonesia secara umum dan di Bali secara khusus. Dua pihak yang penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 M.M. Srisetyati Haryadi, PengantarAgronomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, p
BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN 1.1. Masalah Jemaat GKSBS Lembah Seputih merupakan jemaat yang sebagian besar pekerjaan warganya adalah di bidang pertanian. Sekelompok atau sekumpulan orang yang hidup
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30
1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan A.1. Latar belakang permasalahan Harus diakui bahwa salah satu faktor penting di dalam kehidupan masyarakat termasuk kehidupan bergereja adalah masalah kepemimpinan.
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan. Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut Gereja Bali atau singkatannya GKPB, adalah salah satu dari sedikit gerejagereja
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.
BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara
Lebih terperinciI.1. PERMASALAHAN I.1.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. PERMASALAHAN I.1.1. Latar Belakang Masalah Gereja adalah perwujudan ajaran Kristus. AjaranNya tidak hanya untuk diucapkan, melainkan juga untuk diperlihatkan secara nyata di dalam
Lebih terperinciPelayanan Konseling Pastoral Di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat
FAKULTAS TEOLOGI PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013 Pelayanan Konseling Pastoral Di GKP Jemaat Cimahi Tanpa Pendeta Jemaat TESIS: Diajukan kepada: Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Gereja merupakan lembaga keagamaan yang ada dalam dunia ini. Sebagai sebuah lembaga keagamaan tentunya gereja juga membutuhkan dana untuk mendukung kelancaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Nama Tsang Kam Foek (untuk seterusnya penyusun akan menyebut beliau dengan nama Tsang To Hang 1 ) tentunya tidak dapat dilepaskan dari sejarah pekabaran Injil
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Edisi 55, Fakultas Teologi UKDW, Yogyakarta, 1999, hal
1 Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang Permasalahan Kesetaraan laki-laki dan perempuan sudah seringkali dibicarakan dan diperjuangkan. Meski demikian, tetap saja kita tidak bisa mengabaikan kodrat seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah mitra kerja Tuhan Allah dalam mewujudkan rencana karya Tuhan Allah yaitu untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam memenuhi panggilan-nya tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. MASALAH. A.1. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH A.1. Latar belakang masalah Gereja merupakan sebuah kehidupan bersama yang di dalamnya terdiri dari orang-orang percaya yang tumbuh dan berkembang dari konteks yang berbeda-beda.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan hal yang penting berada dalam gereja. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan gereja sebagai organisasi. Dalam teori Jan Hendriks mengenai jemaat
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara
Lebih terperinciBab I Pendahuluan UKDW
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik itu organisasi profit maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. Kebijakan mutasi ini dalam organisasi profit berkaitan erat dengan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil dan ditempatkan di dunia ini mempunyai tugas. Tugas gereja adalah untuk menyatakan hakekatnya sebagai tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tana Toraja merupakan salah satu daerah yang memiliki penduduk mayoritas beragama Kristen. Oleh karena itu bukan hal yang mengherankan lagi jikalau kita menjumpai
Lebih terperinciBab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm.
Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah Selama ini di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) dilakukan Perjamuan Kudus sebanyak empat kali dalam satu tahun. Pelayanan sebanyak empat kali ini dihubungkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam perjalanannya akan selalu mengalami perubahan. Perubahan ini dapat dikarenakan perkembangan dan pertumbuhan normal sebagai pribadi, maupun
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada bab ini dipaparkan tentang (1) kesimpulan dan (2) saran :
BAB V PENUTUP Pada bab ini dipaparkan tentang (1) kesimpulan dan (2) saran : 5.1 Kesimpulan Pernikahan yang harmonis, bahagia, dan terjadi sekali untuk selamanya merupakan idaman setiap orang yang menikah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Secara umum gereja berada di tengah dunia yang sedang berkembang dan penuh dengan perubahan secara cepat setiap waktunya yang diakibatkan oleh kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan berkembangnya jaman yang ditandai dengan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Maka kehidupan manusia juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Dra.Ny.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1988 hal. 82
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang berpendapat bahwa siklus hidup manusia adalah lahir, menjadi dewasa, menikah, mendapatkan keturunan, tua dan mati. Oleh karena itu pernikahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Pemancar Injil (GKPI) lahir pada tanggal 30 Mei 1959 di Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau, Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah melakukan pembangunan kesehatan yang diarahkan terutama untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas dan taraf hidup,
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kajian
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kajian 1.1.1. Kemandirian Gereja, Antara Impian dan Kenyataan Hingga dewasa ini pada kenyataannya kita masih menemukan adanya gereja gereja yang belum dapat secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemandirian dalam bidang daya dan kemandirian dalam bidang dana. 1 Kemandirian dalam
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penatalayanan merupakan tanggung jawab gereja, ketika berada di tengah tengah dunia ini. Penatalayanan bukan merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh gereja.
Lebih terperinciBAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia
BAB IV Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia 4.1. Diakonia sebagai perwujudan Hukum Kasih Gereja dapat dikatakan sebagai gereja apabila dia sudah dapat menjalankan fungsinya, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan di kota saat ini mulai dipenuhi dengan aktivitas yang semakin padat dan fasilitas yang memadai. Kenyataan tersebut tidak dapat dipungkiri oleh gereja-gereja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Kemiskinan, yang hadir bersama dengan pluralitas agama, adalah konteks kehidupan gerejagereja di Indonesia secara umum, dan gereja-gereja di Jakarta,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentunya pernah merasakan dan berada dalam keadaan sakit, baik itu sakit yang sifatnya hanya ringan-ringan saja seperti flu, batuk, pusing
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN
BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL DAN REFLEKSI TEOLOGIS Dalam Bab ini akan dipaparkan analisa
Lebih terperinciDalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jika melihat sekilas tentang bagaimana Gereja menjalankan karyanya -khususnya Gereja Kristen Jawa (GKJ)-, memang sangat tampak bahwa Gereja merupakan sebuah organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah yang sejati seperti yang ditegaskan oleh Rasid Rachman 1 sebagai refleksinya atas Roma 12:1, adalah merupakan aksi dan selebrasi. Ibadah yang sejati tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Republik Indonesia mengakui ada 6 (enam) agama di Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Keenam agama tersebut juga merupakan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I ORGANISASI PASAL 1 Wilayah Pelayanan Wilayah pelyanan yang dimaksud adalah wilayah pelayanan PP. Kristiyasa yang tidak harus sama dengan pembagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menjalani proses kehidupan, peristiwa kematian tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Namun, peristiwa kematian sering menjadi tragedi bagi orang
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, warga jemaat GKJ (Gereja-Gereja Kristen Jawa) sesuai dengan tradisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, warga jemaat GKJ (Gereja-Gereja Kristen Jawa) sesuai dengan tradisi dogmatis yang dianutnya, memahami bahwa penderitaan merupakan akibat keterputusan hubungan
Lebih terperinciUKDW BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada jaman sekarang, tidak dapat dipungkiri bahwa Gereja berada di tengah-tengah konteks yang kian berubah dan sungguh dinamis. Hal tersebut tampak jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Mustopo Habib berpendapat bahwa kesenian merupakan jawaban terhadap tuntutan dasar kemanusiaan yang bertujuan untuk menambah dan melengkapi kehidupan. Namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan bergereja (berjemaat) tidak dapat dilepaskan dari realita persekutuan yang terjalin di dalamnya. Dalam relasi persekutuan tersebut, maka setiap anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pernikahan merupakan salah satu fase dari kehidupan manusia. Memasuki jenjang pernikahan atau menikah adalah idaman hampir setiap orang. Dikatakan hampir
Lebih terperinciBAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN
BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN 1.1 Kesimpulan Pada bab sebelumnya telah diuraikan pembahan mengenai Rumah Sakit Korban Lakalantas Kendal, sehingga dapat disimpulkan berbagai masalah, dan potensi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia
Lebih terperinciUKDW. Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan I. A. Latar Belakang Perbedaan merupakan hal yang selalu dapat kita temukan hampir di setiap aspek kehidupan. Beberapa perbedaan yang seringkali ditemukan misalnya perbedaan suku bangsa,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang. yang menulis dan meneliti tentang sumber daya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, banyak orang yang menulis dan meneliti tentang sumber daya manusia. Cardoso (2003) mengatakan salah satu sumber daya yang terdapat
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KRITIS TERHADAP MUTASI PENDETA DI GKBP
BAB IV TINJAUAN KRITIS TERHADAP MUTASI PENDETA DI GKBP 4.1. Pengantar Pada Bab IV ini penulis akan mengunakan teori-teori yang sudah dikemukakan dalam Bab II untuk meninjau permasalahan yang terjadi dalam
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.
BAB V PENUTUP Setelah melalui tahap pembahasan dan analisis, maka selanjutnya pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan
Lebih terperinciNama: Herna Dwiatna NPM: /A. Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Masyarakat. TEORI H.L blum
Nama: Herna Dwiatna NPM: 114101084/A Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Masyarakat TEORI H.L blum Konsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi sehat secara holistik bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi yang dikenal dengan banyaknya tradisi, ritual dan adat istiadat, yang membentuk identitas dari Minahasa. Salah
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang dijalani oleh manusia
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang dijalani oleh manusia yang ditata dalam empat tatanan dasar. Tatanan dasar itu berupa tatanan pengakuan,
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. muncul adalah orang yang beragama Hindu. Dan identitasnya seringkali terhubung
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Jika seseorang mendengar kata pura maka asosiasinya adalah pulau Bali dan agama Hindu. Jika seseorang mengaku berasal dari Bali maka asosiasi yang muncul adalah orang
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Gereja yang ada dan hadir dalam dunia bersifat misioner sebagaimana Allah pada hakikatnya misioner. Yang dimaksud dengan misioner adalah gereja mengalami bahwa dirinya
Lebih terperinciPEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB)
PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB) Diajukan Kepada Fakultas Teologi Sebagai Salah Satu Persyaratan Uji Kelayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Permasalahan. I.1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Permasalahan I.1.1 Latar Belakang Hari Minggu umumnya sudah diterima sebagai hari ibadah umat Kristen. Dikatakan umumnya karena masih ada kelompok tertentu yang menekankan hari Sabat
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang
1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Bagi orang Asia, adat merupakan hal yang tidak terpisahkan dengan melekatnya identitas sebagai masyarakat suku. Hampir setiap suku mengenal adat sebagai bagian integral
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tidak dapat dipungkiri bahwa ada begitu banyak tuntutan, tanggungjawab dan kewajiban yang tidak bisa diabaikan oleh seorang pendeta jemaat. Dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Handoyomarno Sir, Benih Yang Tumbuh 7, Gereja Kristen Jawi Wetan, Malang, 1976, hal.25
BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Permasalahan Sejarah awal berdirinya Greja Kristen Jawi Wetan atau GKJW adalah berasal dari proses pekabaran Injil yang dilakukan oleh Coenrad Laurens
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan semua kajian dalam bab-bab yang telah dipaparkan di atas, pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi. Rekomendasi ini terutama bagi gereja
Lebih terperinciBab Empat. Penutup. 1. Kesimpulan. Salah satu pokok yang seharusnya diputuskan dalam SSA GTM adalah
Bab Empat Penutup 1. Kesimpulan Salah satu pokok yang seharusnya diputuskan dalam SSA GTM adalah peraturan/tata gereja definitif yang berisi uraian teologis-eklesiologis tentang identitas GTM secara menyeluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Memberitakan Injil dalam wacana kekristenanan dipandang sebagai tugas dan tanggung jawab melanjutkan misi Kristus di tengah dunia. Pemahaman
Lebih terperinci1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1 1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dalam kehidupannya memiliki banyak kebutuhan, antara lain : kebutuhan untuk diperhatikan, mendapatkan bimbingan, pemeliharaan, asuhan, penghiburan,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. A. Permasalahan. A.1 Latar Belakang Masalah
1 Bab I Pendahuluan A. Permasalahan A.1 Latar Belakang Masalah Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) memiliki simbol eksistensi/keberadaan sebagai sebuah organisasi Gereja yang dituangkan dalam sesanti/ semboyan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan UKDW
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Greja Kristen Jawi Wetan (baca: Grejo 1, selanjutnya disebut dengan GKJW). GKJW merupakan salah satu gereja yang peduli dengan pendidikan bagi anak bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah persekutuan umat Tuhan Allah yang baru. Ungkapan ini erat hubungannya dengan konsep tentang gereja adalah tubuh Kristus. Dalam konsep ini
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,
Lebih terperinciREDESAIN GEREJA KRISTEN PROTESTAN DI BALI (GKPB) JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 REDESAIN GEREJA KRISTEN
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. LASILING, pada tanggal 20 dan 21 September 2005.
Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menjalani kehidupan di dunia ini manusia seringkali harus berhadapan dengan berbagai macam permasalahan. Permasalahan yang ada bisa menjadi beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gereja merupakan persekutuan orang-orang percaya di dalam Kristus.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Gereja merupakan persekutuan orang-orang percaya di dalam Kristus. Dasar kesaksian dan pelayanan gereja adalah Kristus. Kekuasaan dan kasih Kristus tidak terbatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Informasi tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sistem yang digunakan untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Informasi tersebut berupa informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang permasalahan Dalam diri manusia terdapat dua element dasar yang sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian manusia. Element tersebut adalah rasio dan rasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 8 Tgl 11 Agustus 1949 dengan jumlah jemaat sebanyak 83 jemaat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) merupakan organisasi agama (Religious Organization) yang resmi terbentuk dengan badan hukum 214 LN. No 8 Tgl 11 Agustus 1949
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perasaan khawatir pada umumnya dikenal sebagai perasaan takut atau cemas. Tetapi perasaan khawatir akan lebih tepat apabila dimaknai sebagai perasaan cemas
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang yang merencanakan untuk berkeluarga biasanya telah memiliki impian-impian akan gambaran masa depan perkawinannya kelak bersama pasangannya.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang di dunia lahir dan tumbuh dalam keluarga, baik keluarga inti maupun keluarga asuh. Peran keluarga memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan
Lebih terperinciUKDW. Bab I. Pendahuluan
Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang Permasalahan Tak dapat dipungkiri bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, maka dari itu kehidupan seorang manusia yang dimulai dari kelahiran dan diakhiri dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI
BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI Permasalahan hidup yang dihadapi oleh warga jemaat Pola Tribuana Kalabahi meliputi beberapa aspek, yaitu aspek fisik, sosial,
Lebih terperinci1. Apa yang dipahami pejabat gereja dalam hal ini Pendeta jemaat tentang PASTORAL? 3. Sejak kapan TIM DOA ini hadir ditengah-tengah Gereja?
LAMPIRAN INSTRUMENT PERTANYAAN KEPADA PENDETA JEMAAT 1. Apa yang dipahami pejabat gereja dalam hal ini Pendeta jemaat tentang PASTORAL? 2. Apa itu TIM DOA? 3. Sejak kapan TIM DOA ini hadir ditengah-tengah
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Indonesia (GKI) adalah sebuah gereja Kristen Protestan yang sudah lama berkembang dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Menurut pengamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a.) Kelayakan Proyek Pengertian Gereja adalah gedung tempat beribadah para penganut agama Kristen juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. begitu pesat baik dari sisi pelayanan maupun penemuaan-penemuan dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu dasawarsa belakangan ini dunia medis mengalami perkembangan begitu pesat baik dari sisi pelayanan maupun penemuaan-penemuan dalam bidang pengobatan. Bukan
Lebih terperinci