NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY TERHADAP KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY TERHADAP KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY TERHADAP KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR Oleh: EKA KURNIA DEWI SONNY ANDRIANTO, S.Psi., M.Si PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2009

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY TERHADAP KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR Eka Kurnia Dewi Sonny Andrianto INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis apakah ada hubungan negatif antara self-efficacy dengan konformitas. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara self-efficacy dengan konformitas pada anggota klub motor. Semakin tinggi self-efficacy anggota klub motor maka semakin sedikit konformitas yang terjadi. Sebaliknya, semakin rendah self-efficacy pada anggota klub motor maka semakin meningkat konformitas yang terjadi. Subjek pada penelitian ini adalah para anggota klub motor yang ada di Yogyakarta. Subjek penelitian ini berjumlah 39 responden, yang semuanya terdiri laki-laki. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang disusun sendiri oleh peneliti. Adapun skala yang digunakan adalah skala konformitas dengan mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Kelman (Worchel & Cooper, 1983) dan skala self-efficacy dengan mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Bandura (1986). Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan program SPSS versi 15.0 for Windows. Hasil uji normalitas menunjukkan nilai dari variabel selfefficacy K-SZ = 0,850; p = 0,465, sedangkan nilai dari variabel konformitas K-SZ = 0,573; p = 0,898. Dari hasil kedua variabel ini menunjukkan sebaran data normal. Akan tetapi, hasil uji linieritas self-efficacy dengan konformitas menunjukkan nilai F = 0,498; p = 0,488 (p > 0,05). Dari hasil uji linieritas ini menunjukkan tidak linier karena p > 0,05. Sehingga metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik non-parametic dari Spearman. Hasil yang diperoleh dari analisis data menunjukkan angka korelasi sebesar r = -0,127 dan p = 0,441 (p > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara self-efficacy dengan konformitas pada anggota klub motor. Jadi hipotesis yang diajukan pada penelitian ini ditolak. Kata Kunci : Konformitas, Self-Efficacy

3 PENGANTAR Konformitas merupakan suatu jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada (Baron & Byrne, 2005). Di dalam suatu konformitas ada tekanan yang tidak kelihatan dari lingkungan sekitar yang memaksa seseorang agar bertingkah laku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kelompok. Bahkan, tingkat konformitas itu beragam, mulai dari yang sekedar ikut- ikutan sampai pada ketaatan total. Misalnya fenomena negatif dari geng motor Bandung yang mewajibkan anggotanya mengikuti aturan- aturan yang ekstreem seperti melawan orang tua, mencuri, meminum darah anjing. Namun, geng motor tersebut justru banyak melahirkan generasi-generasi penerus untuk tetap mempertahankan aturan- aturan yang sudah ada sejak awal berdirinya geng tersebut ( 11/11/08). Tekanan melakukan konformitas berakar dari kenyataan bahwa diberbagai konteks ada aturan- aturan eksplisit ataupun tidak terucap yang mengindikasikan bagaimana manusia seharusnya atau sebaiknya bertingkah laku (Baron, dkk, 2005). Aturan- aturan ini yang dikenal sebagai norma sosial (social norms), dan aturanaturan ini seringkali menimbulkan efek yang kuat pada tingkah laku kita. Berdasarkan kutipan dari tabloid OTO PLUS edisi 46/V minggu kedua Mei 2008 menyatakan bahwa cabang olahraga otomotif, slalom kembali diminati seperti era 80 sampai 90-an. Hal ini terlihat pada event Djarum Black Night Slalom Seri III Kejurnas 2008 di sirkuit Stasiun Kota Baru Malang tanggal 10 mei lalu tercatat jumlah starter melonjak menjadi 212. Pada seri I di Palembang terdiri 151 starter, dan

4 seri berikutnya hanya 148 starter. Aturannya adalah dimana peslalom yang sudah mahir harus menggunakan mobil produksi tahun 2000 ke atas, sedangkan pemula bebas memakai mobil apa saja. Hal ini membuat ketertarikan para penggemar slalom untuk ikut bergabung karena mereka tidak harus mengeluarkan biaya yang besar dan berpeluang mendapatkan sponsor dari produk- produk merk ternama. Pada dasarnya, orang menyesuaikan diri karena dua alasan utama. Pertama, perilaku orang lain memberikan informasi yang bermanfaat. Amerika Serikat memberlakukan peraturan individu mengendarai kendaraan di sebelah kanan dan di Inggris di sebelah kiri karena orang lain melakukan itu, dan perilaku tersebut memberikan informasi tentang bagaimana cara menghindari kecelakaan. Kedua, individu menyesuaikan diri karena ingin diterima secara sosial dan menghindari celaan. Salah satu alasan mengapa seseorang tidak bersendawa di tengah keramaian adalah untuk menghindari cemoohan dari orang- orang di sekitar (Sears dkk, 1991). Sejak masa awal kehidupan, manusia belajar dengan menyetujui orang- orang yang ada disekitarnya dan bertindak seperti mereka akan dapat membuat manusia itu disukai (Baron & Byrne, 2005). Orang tua, guru, teman- teman dan orang lain sering menimbun kita dengan pujian dan persetujuan karena menunjukkan kesamaan tersebut. Jadi, salah satu alasan penting mengapa manusia melakukan konformitas adalah manusia belajar bahwa dengan melakukannya bisa membantu manusia untuk mendapatkan persetujuan dan penerimaan yang didambakan. Sumber konformitas ini dikenal sebagai pengaruh sosial normatif (normative social influence), karena

5 pengaruh sosial ini meliputi perubahan tingkah laku manusia untuk memenuhi harapan orang lain. Diduga, konformitas hanya terjadi dalam situasi yang ambigu, yaitu bila orang merasa tidak pasti mengenai apa standar perilaku yang benar. Menurut Asch (Sears dkk, 1991), bila situasi rangsang sudah jelas, konformitas hanya akan muncul sedikit saja atau tidak muncul sama sekali. Bila seseorang mampu melihat suatu realitas dengan gamblang dia akan mempercayai persepsinya sendiri dan tetap teguh pada pendiriannya meskipun anggota kelompok lain menentangnya. Karena itu Asch (1951) merancang sebuah eksperimen untuk menguji dugaan ini. Pada subjek penelitiannya diperlihatkan empat buah garis secara bersamaan, dan diminta menunjukkan garis yang paling mirip dengan garis X. Keempat subjek pertama adalah rekan peneliti dan mereka memberikan tanggapan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh peneliti. Maka, kemungkinan subjek yang sebenarnya akan cenderung menyesuaikan jawabannya dengan subjek yang lain adalah 35 persen. Individu yang memiliki tingkat konformitas yang tinggi akan banyak tergantung pada aturan- aturan dan norma yang berlaku dalam kelompoknya, termasuk dalam berperilaku. Hal ini terjadi karena pengaruh kelompok terhadap individu sangat kuat, dan perilaku yang dilakukan oleh individu tersebut adalah agar dirinya diterima oleh di dalam kelompoknya (Oktarina, 2008). Demikian juga dalam hal otomotif, misalnya konformitas yang terjadi pada anggota klub motor. Perilaku menyimpang yang dilakukan individu merupakan bagian dari perilaku konformitas individu terhadap kelompok teman sebaya, dimana individu cenderung

6 bertindak berdasarkan stimulus eksternalnya, yaitu lingkungan atau kelompok yang memegang peranan cukup besar. Besarnya pengaruh lingkungan atau kelompok tersebut mampu membentuk norma tingkah laku kelompok. Remaja sulit untuk tidak ikut dalam tindakan konformis karena apabila mereka tidak ikut-ikutan maka akan dimusuhi oleh orang lain dan tersingkir atau ditolak oleh kelompok, padahal di sisi lain remaja perlu mengaktualisasikan dirinya dengan lingkungan. Rasa kebersamaan, persaudaraan, dan sikap konformitas remaja sangat tinggi dan mereka bisa keliru menggunakan perasaan tersebut untuk melakukan hal-hal yang sifatnya negatif (Talenta, 1996). Tentu saja, situasi konformitas dirancang secara sempurna guna meningkatkan rasa takut individu untuk menjadi orang yang menyimpang. Dengan mengikuti kelompok, setidak- tidaknya individu dapat menghindari perbedaan dengan orang lain. Efek yang saling berkaitan antara kurangnya kepercayaan terhadap pendapat sendiri dan rasa takut menjadi orang yang menyimpang membuat individu menyesuaikan diri. Hal ini tampak dalam penelitian yang dilakukan oleh Schachter (1951) menyatakan bahwa individu yang mengubah posisinya akan diterima dan diperlukan seperti anggota kelompok yang lain. Sedangkan individu yang tetap bertahan pada posisi yang menyimpang pada akhirnya tidak akan dipedulikan. Konformitas juga dipengaruhi oleh eratnya hubungan antara individu dengan kelompoknya. Istilah kekompakkan digunakan untuk menyatakan hal-hal tersebut. Maksudnya adalah jumlah total kekuatan yang menyebabkan orang tertarik pada suatu kelompok dan yang membuat mereka ingin tetap menjadi anggotanya. Semakin

7 besar rasa suka anggota yang satu terhadap anggota yang lain, dan semakin besar harapan untuk memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok, serta semakin besar kesetiaan mereka, akan semakin kompak kelompok itu (Sears dkk, 1991). Menurut Fauzi Bowo selaku Gubernur DKI Jakarta ( 11/11/08), bikers sejati yang tergabung dalam klub motor memiliki kesetiakawanan yang kuat baik antar anggota maupun masyarakat. Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi. Kemungkinan untuk menyesuaikan diri atau tidak menyesuaikan diri akan semakin besar bila kita mempunyai keinginan yang kuat untuk menjadi anggota kelompok tersebut. Kesepakatan kelompok juga merupakan salah satu pengaruh yang sangat penting dalam konformitas. Orang yang dihadapkan pada keputusan kelompok yang sudah bulat akan mendapatkan tekanan yang kuat untuk menyesuaikan pendapatnya. Namun, bila kelompok tidak bersatu akan tampak adanya penurunan tingkat konformitas. Menurut Acenk, hal yang membuat individu tidak nyaman dalam klub motor adalah kemungkinan berasal dari ketidak harmonisan anggota klub itu sendiri yang bermasalah, adanya konflik dari anggota klub, jadwal kegiatan klub yang bertabrakan dengan kegiatan pribadi lainnya. Akibatnya, akan terjadi penurunan konformitas yang disebabkan oleh perbedaan pandangan dan pendapat dari masingmasing individu di dalam kelompok itu sendiri (Sears dkk, 1991). Sisi yang lain adalah bahwa sesuatu yang meningkatkan kepercayaan individu terhadap penilaiannya sendiri akan menurunkan konformitas. Salah satu faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri dan tingkat konformitas adalah tingkat keyakinan

8 orang tersebut pada kemampuannya sendiri untuk menampilkan suatu reaksi. Ini berarti bahwa individu dapat menurunkan konformitas dengan membuat seseorang merasa lebih menguasai suatu persoalan. Menurut penelitian Snyder dkk (1960), segala sesuatu yang meningkatkan rasa percaya individu terhadap penilaiannya sendiri akan menurunkan tingkat konformitas karena kemudian kelompok bukan merupakan sumber informasi yang unggul lagi. Salah satu faktor yang mempengaruhi keyakinan individu terhadap kecakapannya adalah tingkat kesulitan penilaian yang dibuat. Semakin sulit penilaian tersebut, semakin rendah rasa percaya yang dimiliki individu dan semakin besar kemungkinan bahwa dia akan mengikuti penilaian orang lain (Sears dkk, 1991). Berdasarkan fakta-fakta maupun data-data di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti seberapa jauh hubungan antara self-efficacy terhadap konformitas pada anggota klub motor. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah para anggota klub motor JOTC (Jogja Thunder Club), Pulsarian Jogjakarta, YVCY (Yamaha Vixion Club Yogyakarta), dan FRC (FXR Racing Club).

9 B. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Peneliti akan menggunakan dua buah skala untuk mengukur kedua variabel, yaitu: 1. Skala Konformitas Skala konformitas yang digunakan merupakan skala modifikasi dari Sidqon (2001) berdasarkan teori-teori konformitas yang dijelaskan oleh Baron (2005). Skala konformitas di sini terdiri dari tiga aspek; compliance (pemenuhan), acceptance (penerimaan), dan identification (identifikasi). Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti menurut kriteria-kriteria yang sesuai dengan aspek yang hendak diukur. 2. Skala Self-Efficacy Skala self-efficacy disusun berdasarkan teori-teori self-efficacy. Skala selfefficacy di sini menyangkut aspek tingkat (Magnitude), kekuatan (strength), dan keluasan (generality) yang dikemukakan oleh Bandura (Fadhillawati, 2008). Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti menurut kriteriakriteria yang sesuai dengan aspek yang hendak diukur. C. Metode Analisis Data Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, yaitu mencari hubungan negatif antara self-efficacy terhadap konformitas pada anggota klub motor. Untuk metode analisis data, peneliti menggunakan analisis statistik. Penelitian ini akan

10 menggunakan statistik korelasi product moment Pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara self-efficacy terhadap konformitas pada anggota klub motor. Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan program komputer SPSS 15.0 for Windows. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan analisis data. Uji asumsi ini meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas dan uji linieritas merupakan syarat sebelum dilakukannya pengetesan nilai korelasi, dengan maksud agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik (Hadi, 2000). a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel penelitian ini terdistribusi secara normal atau tidak. Kaidah yang digunakan yaitu jika p > 0,05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p < 0,05 maka sebaran data tidak normal. Hasil uji normalitas ini menunjukkan bahwa hasil sebaran skor variabel konformitas adalah normal dengan nilai K-SZ = 0,573 atau p = 0,898 (p > 0,05). Untuk sebaran variabel self-efficacy juga menunjukan hasil yang normal dengan nilai K-SZ = 0,850 atau p = 0,465 (p > 0,05). b. Uji Linieritas

11 Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel self-efficacy dan konformitas memiliki hubungan yang linear. Hubungan antara kedua variabel dikatakan linier apabila p < 0,05 begitu pula sebaliknya, hubungan antara kedua variabel dikatakan tidak linier apabila p > 0,05. Hasil uji linearitas terhadap variabel self-efficacy dengan konformitas diperoleh hasil F = 0,498 dengan p = 0,488 maka dapat dikatakan bahwa variabel self-efficacy dengan konformitas mempunyai korelasi yang tidak linear karena p > 0, Uji Hipotesis Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi nonparametric dari Spearman, karena kedua variabel tidak memenuhi syarat uji uji linearitas, yaitu skor kedua variabel berdistribusi normal tetapi kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan yang linear dengan bantuan program SPSS 15.0 for windows. Analisis yang digunakan menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara variabel self-efficacy dan konformitas sebesar rxy = -0,127 dengan p = 0,441 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara self-efficacy terhadap konformitas, dengan demikian hipotesis yang diajukan ditolak. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan hipotesis bahwa tidak ada hubungan antara selfefficacy terhadap konformitas pada anggota klub motor. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis korelasi menggunakan non-parametric dari Spearman yaitu koefisien korelasi

12 (r) sebesar -0,127 dengan p = 0,441 atau p > 0,05. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ditolak. Hasil analisis yang mengatakan tidak ada hubungan negatif antara self-efficacy terhadap konformitas dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti dapat dikarenakan oleh data yang diperoleh tidak linear (F = 0,498 dengan p = 0,488; p > 0,05). Tidak linear ini penelitian ini dikarenakan subjek yang digunakan adalah anggota klub motor yang rata- rata adalah mahasiswa. Padahal jumlah anggota klub motor yang ditemui mayoritas berusia 25 tahun ke atas. Sehingga sebaran dari data-data tersebut tidak merata dan banyak data yang tidak mengikuti garis lurus. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Hadi (2000) bahwa data dapat dikatakan linear apabila dibuat diagram pencaran (scatter diagram) dari nilai-nilai variabel X dan Y, maka dapat ditarik garis lurus pada pancaran titik-titik kedua nilai variabel tersebut. Hal ini dapat dilihat dari struktur organisasi yang dibentuk oleh klub motor tersebut, dimana adanya ketua dan para pengurus organisasi memiliki usia lebih tua dari subjek. Sehingga subjek bertingkah laku sebagaimana yang dikehendaki oleh pemimpinnya. Tidak konsistennya subjek dalam menjawab pernyataan-pernyataan dalam angket penelitian khususnya pada skala konformitas dapat sebagai penyebab hipotesis ini ditolak. Dimana hasil observasi dan interview dalam latar belakang masalah menunjukkan tingkat konformitas yang tinggi dalam perusahaan ini, sedangkan pada hasil analisis menunjukkan tingkat konformitas yang sedang. Selain itu, tingkat konformitas yang sedang dan tingkat self-efficacy yang tinggi juga kemungkinan dapat ditunjukkan dari solidaritas kelompok. Solidaritas itu

13 sendiri menurut Ahmad & Santoso (1996) berarti sifat satu rasa atau perasaan setia kawan. Adanya solidaritas yang tinggi apabila tiap- tiap kelompok mengalami bahwa tugas kewajiban yang diserahkan kepada masing- masing, dalam berbagai macam keadaan, memang dikerjakan oleh teman- teman kelompok dan diri sendiri dengan baik. Dengan kata lain, terdapatnya solidaritas yang tinggi di dalam kelompok bergantung pula pada kepercayaan anggota- anggotanya akan kemampuan temantemannya untuk melaksanakan tugas dengan baik. Solidaritas juga memiliki hubungan yang erat dengan sikap- sikap anggota kelompok terhadap norma pedoman kegiatan kelompok (Gerungan, 2002). Tidak adanya hubungan antara self-efficacy terhadap konformitas ini kemungkinan disebabkan oleh banyaknya faktor- faktor lain yang lebih mempengaruhi konformitas subjek. Faktor yang mempengaruhi konformitas selain self-efficacy yaitu faktor karakteristik kelompok, kebulatan suara dalam kelompok, kurangnya informasi, ukuran kelompok, kepercayaan kelompok, dan kekompakan kelompok. Feldman (1993) mengungkapkan bahwa karakteristik kelompok ditujukan pada kelompok atau pihak lain yang menarik bagi individu, maka semakin besar kemungkinan konformitas yang terjadi. Apabila suatu kelompok memiliki daya tarik atau pun ciri khas yang menarik bagi individu maka tingkat konformitas akan meningkat. Kebulatan suara di dalam kelompok juga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dari konformitas (Feldman, 1993). Ketika sebuah kelompok mempunyai pendapat yang bulat ataupun sesuatu yang telah menjadi kesepakatan bersama, maka ketika individu masuk ke dalam kelompok tersebut akan cenderung

14 berpendapat yang sama. Hal ini yang dapat meningkatkan konformitas, sebaliknya jika pendapat tersebut tidak disepakati oleh yang lainnya atau kelompok tidak bersatu maka akan tampak adanya penurunan tingkat konformitas (Sears dkk, 1991). Sears dkk (1991) mengemukakan faktor kurangnya informasi ditunjukkan oleh keinginan individu untuk memperoleh suatu kebenaran yang tidak diketahui sebelumnya dengan melakukan apa yang dilakukan orang lain. Apabila informasi tersebut bermanfaat bagi individu maka kecenderungan untuk melakukan konformitas semakin besar, sebaliknya apabila informasi yang diperoleh tidak bermanfaat bagi individu, maka tingkat konformitas akan mengalami penurunan. Begitu juga halnya dengan kepercayaan terhadap kelompok yang dikemukakan oleh Sears dkk (1991). Semakin besar kepercayaan individu terhadap kelompok sebagai sumber informasi yang benar, semakin besar pula kemungkinan untuk menyesuaikan diri terhadap kelompok. Selain itu ukuran kelompok juga mempengaruhi tingkat konformitas, namun menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Wilder menunjukkan bahwa pengaruh ukuran kelompok terhadap tingkat konformitas tidak terlalu besar. Konformitas akan meningkat bila ukuran mayoritas yang sependapat terhadap suatu kelompok juga meningkat (Sears dkk, 1991). Konformitas juga sangat dipengaruhi oleh eratnya hubungan antara individu dengan kelompoknya. Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi, jika dalam suatu kelompok terjadi banyak perselisihan maka kemungkinan tingkat konformitas yang terjadi mengalami penurunan.

15 Faktor lain yang mempengaruhi konformitas yaitu rasa takut terhadap celaan sosial (Sears dkk, 1991). Celaan sosial memberikan efek yang sangat signifikan terhadap individu karena pada dasarnya setiap manusia cenderung mengusahakan persetujuan dan menghindari celaan kelompok dalam setiap tindakannya. Maka individu akan memilih untuk tetap berada di dalam lingkaran kelompok agar tidak terlihat berbeda dengan orang lain. Faktor-faktor konformitas yang telah diungkapkan di atas menggambarkan seberapa besar keyakinan anggota klub motor untuk memutuskan meninggalkan ataupun bertahan pada kelompoknya tersebut. Dengan adanya sikap tersebut, hal ini didukung dengan sikap normatif yaitu keyakinan untuk mengambil keputusan melakukan tindakan konformitas yang didukung oleh keadaan lingkungannya dan bukan dikarenakan faktor self-efficacy. Penelitian ini menggunakan subjek anggota- anggota klub motor yang ada di Yogyakarta yaitu JOTC (Jogja Thunder Club), Pulsarian Jogjakarta, YVCY (Yamaha Vixion Club Yogyakarta), dan FRC (FXR Racing Club). Dalam penelitian ini memiliki banyak keterbatasan diantaranya adalah jumlah subjek yang digunakan tidak terlalu banyak oleh peneliti, hal ini dikarenakan subjek penelitian sibuk dengan pekerjaannya dan aktivitas yang dilakukan di luar komunitas. Banyaknya aitem yang gugur pada variabel konformitas juga merupakan kelemahan dari penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan peneliti kurang cermat dalam menyusun aitem sehingga kurang dapat mengukur self-efficacy yang dialami subjek penelitian. Selain itu, pada saat uji coba maupun pengambilan data penelitian membutuhkan waktu yang cukup lama, hal

16 ini dikarenakan subjek penelitian yang peneliti gunakan banyak menjalankan tugas dan aktivitasnya di luar komunitas klub motor. Namun begitu, secara keseluruhan penelitian ini telah berjalan lancar. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara self-efficacy terhadap konformitas pada anggota klub motor yang berada di Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis korelasi non- parametrik dari Spearman dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,127 dengan p = 0,441 atau p > 0,05. SARAN 1. Bagi subjek Subjek diharapkan dapat mempertahankan rendahnya konformitas pada klub motor yang diikuti. Tujuannya agar subjek dapat menghindari terjadinya hal-hal negatif yang ditimbulkan akibat konformitas yang dilakukan. 2. Bagi komunitas klub motor Kelompok hendaknya lebih memperhatikan penyebab faktor- faktor lain yang mempengaruhi anggota untuk melakukan konformitas, selain faktor self-efficacy. Faktor- faktor yang lain yang mempengaruhi konformitas yaitu faktor karakteristik kelompok, kesepakatan kelompok, kurangnya informasi, ukuran kelompok, kepercayaan kelompok, dan kekompakan di dalam kelompok. Hal ini berguna untuk perkembangan klub motor ke arah yang lebih positif.

17 3. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk menggali lebih lanjut mengenai konformitas disarankan untuk lebih memperluas tema dari sudut pandang yang berbeda, yaitu meneliti hubungan antara konformitas dengan faktor- faktor yang lain. Disarankan juga untuk menggunakan metode kualitatif agar memperoleh data yang lebih mendalam.

18 DAFTAR PUSTAKA Ahmad, H dan Santoso, A Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar Mulya Azwar, S Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baron, R.A dan Byrne Donn Psikologi Sosial Jilid ke- 2 (terjemahan). Jakarta: Erlangga Fadhillawati, F Hubungan Antar Efikasi Diri dengan Motivasi Berprestasi Akademik Pada Remaja di Madrasah Tsanawiyah Yogyakarta. Sripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Gerungan, W.A Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama Hadi, S Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset Octarina, M Hubungan Antara Konformitas Dengan Perilaku Merokok. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial BudayaUniversitas Islam Indonesi Sears, D.O., Freedman, J.L., dan Peplau, L.A Psikologi Sosial Jilid ke- 2. Jakarta: Erlangga Sidqon, M Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Konformitas Pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

19 Soekanto, S Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Sumanto Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset Talenta, S Biarkan Kami Bicara Tentang Orang Tua dan Pergaulan. Jogjakarta: Pustaka Remaja Tim penyusun Pedoman Penyusunan Usulan Skripsi dan Penyusunan Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesi Mengapa Harus Sama Mengintip Kiprah Klub Motor Di Malang, Kelompok Mafia Ajak Anggota Kreatif Dan Inovatif Tahun 2008, Klub-Klub Motor Bertekad Perbaiki Citra Dua Klub Motor Memberikan Paket Bantuan Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembentukan kepribadian akan sangat ditentukan pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembentukan kepribadian akan sangat ditentukan pada masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembentukan kepribadian akan sangat ditentukan pada masa perkembangan dimana manusia berada pada rentan umur 12 hingga 21 tahun. Masa transisi dari kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang diamati secara umum atau objektif. Hal tersebut senada dengan pendapat Sarwono (2001)

BAB II LANDASAN TEORI. yang diamati secara umum atau objektif. Hal tersebut senada dengan pendapat Sarwono (2001) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Merokok 2.1.1 Pengertian Perilaku Merokok Chaplin (2001) memberikan pengertian perilaku terbagi menjadi 2: pengertian dalam arti luas dan pengertian sempit. Dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian kepada remaja yang berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment untuk mencari hubungan antara konformitas teman sebaya dengan perilaku agresif

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN BERAFILIASI DENGAN KONFORMITAS PADA MAHASISWA SEMESTER PERTAMA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN BERAFILIASI DENGAN KONFORMITAS PADA MAHASISWA SEMESTER PERTAMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN BERAFILIASI DENGAN KONFORMITAS PADA MAHASISWA SEMESTER PERTAMA Oleh: Dahlia Rahayu Kusumadwewi Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 dan VII 7 di SMP Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda ( Turmudi, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

PENGARUH PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS 5 DI SD N PREMULUNG NO 94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS 5 DI SD N PREMULUNG NO 94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS 5 DI SD N PREMULUNG NO 94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1) Prokrastinasi Akademik. Kolmogorov Smirnov Z dengan bantuan Statistcal. Packages for Social Sciences (SPSS) Release 16.0.

BAB V PEMBAHASAN. 1) Prokrastinasi Akademik. Kolmogorov Smirnov Z dengan bantuan Statistcal. Packages for Social Sciences (SPSS) Release 16.0. 36 BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian untuk mengetahui prokrastinasi akademik pada pelajar SMP ditinjau dari konformitas teman sebaya adalah sebagai berikut: 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Ciri-ciri sebuah penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI TUGAS PERAWAT DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI TUGAS PERAWAT DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI TUGAS PERAWAT DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN Oleh : DIYAN PRATIWI SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa kelas XI SMK Saraswati Salatiga yang populasinya berjumlah 478 siswa. Kelas XI SMK Saraswati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Konformitas 2. Variabel Bebas : Nilai Budaya Jawa B. Definisi Operasional 1. Konformitas Konformitas merupakan tendensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 8 Tabel Subjek penelitian berdasarkan kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 8 Tabel Subjek penelitian berdasarkan kelas A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di MTS Sullamul Hidayah Probolinggo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y) BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Korelasi (hubungan) dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hubungan dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Kemandirian dalam pengambilan keputusan Pengertian kemandirian dalam pengambilan keputusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA Kemandirian dalam pengambilan keputusan Pengertian kemandirian dalam pengambilan keputusan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kemandirian dalam pengambilan keputusan 2.1.1. Pengertian kemandirian dalam pengambilan keputusan Kemandirian menurut Elkind dan Weiner (Nuryoto, 1993) mencakup pengertian kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan untuk terbawa arus adalah remaja. Remaja memiliki karakteristik tersendiri yang unik, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Data setiap variabel diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) Release 13.0.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji Asumsi dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis, uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Tujuan dari uji asumsi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA Oleh: Iffah Savitri Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasi. Penelitian dengan teknik korelasi merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak permasalahan seperti persoalan ketertiban, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. banyak permasalahan seperti persoalan ketertiban, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dunia motor otomotif di Indonesia semakin pesat, disertai tuntutan masyarakat modern untuk mempunyai mobilitas yang tinggi, hal ini mendorong terjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian PT PLN (Persero) adalah merupakan BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi perlu dilakukan dalam menganalisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan korelasi Product Moment. Uji

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasional. Menurut Arikunto (1998) tujuan penelitian korelasional untuk mengemukakan ada tidaknya hubungan, apabila ada seberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah dukungan sosial orang tua, harga diri (self-esteem) sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat.

Lebih terperinci

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Abstract This study aims to determine whether there is a relationship between the density (density) in a boarding house with student learning

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan penelitian Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa pendekatan dan rancangan penelitian.pendekatan penelitian digunakan sesuai dengan bagaimana pola pikir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kuantitatif, penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2012), adalah metode berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara memecahkan persoalan dalam penelitian. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang digunakan. 1 Kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menentukan tempat atau kancah penelitian. Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan. Suatu penelitian akan memberi hasil dan kesimpulan yang benar bila

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan. Suatu penelitian akan memberi hasil dan kesimpulan yang benar bila BAB III METODE PENELITIAN Kebenaran hasil dan kesimpulan dari suatu penelitian sangat ditentukan oleh metode yang digunakan. Suatu penelitian akan memberi hasil dan kesimpulan yang benar bila penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian meliputi : (a) Identifikasi Variabel Penilitian, (b)

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian meliputi : (a) Identifikasi Variabel Penilitian, (b) BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian meliputi : (a) Identifikasi Variabel Penilitian, (b) Defenisi Operasional Variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan presentasi maupun diskusi biasanya melibatkan guru dan siswa maupun siswa dengan siswa dalam suatu proses belajar mengajar, di dalam kegiatan presentasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Korelasional adalah satu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Korelasional adalah satu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Korelasional adalah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengajukan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEBAHAGIAAN PADA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEBAHAGIAAN PADA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEBAHAGIAAN PADA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN Nama : Eka Fitri Nuraeni NPM : 12512404 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Dr. Mahargyantari Purwani Dewi, S.Psi., M.Si Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka Bluto Sumenep

Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka Bluto Sumenep Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka Bluto Sumenep Oleh : Roziana Amalia (10410057) Dosen Pembimbing : Drs. H. Yahya.,MA Santri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya suatu periode khusus dan periode sulit, dimana pada tahun-tahun awal. masa dewasa banyak merasakan kesulitan sehingga mereka

BAB I PENDAHULUAN. adanya suatu periode khusus dan periode sulit, dimana pada tahun-tahun awal. masa dewasa banyak merasakan kesulitan sehingga mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan salah satu elemen masyarakat yang sedang melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi. Menurut Hurlock, masa dewasa awal dimulai pada umur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1 Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai. 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan penelitian agar tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitain Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Subjek dari penelitian kuantitatif ini adalah sesuai fenomena yang telah diteliti yaitu subjek yang telah melakukan proses Rehabilitasi di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tingkat perbedaan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : RIZKY OKTARIA F 100 080 149 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Azwar (2007; 59) menjelaskan, setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada fenomena

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi interpersonal dan keharmonisan keluarga. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan tempat penelitian. Orientasi tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data dan linear atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam pembahasan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yaitu mengumpulkan data langsung dari lokasi penelitian. Dalam

Lebih terperinci

BAB lll METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat

BAB lll METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat 33 BAB lll METODE PENELITIAN Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat bantu statistik sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. 2003). Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. 2003). Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis 1 BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang menekankan analisisnya pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam psikologi sosial disebut konformitas (Sarwono, 2006).

BAB II LANDASAN TEORI. dalam psikologi sosial disebut konformitas (Sarwono, 2006). BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Konformitas 2.1.1.Pengertian Konformitas Manusia mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup. Cara yang termudah adalah melakukan tindakan sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang Sejarah keberadaan MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang, bermula dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID Oleh: Ardiles Delta Asmara 1) Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2) Sjenny A. Indrawati, Ed.D. 3) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipergunakan guna menjawab permasalahan yang diselidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

KONFORMITAS. Konformitas dan Norma SoSial. Konformitas dan Penelitian Solomon Asch. Pengaruh Sosial dan Kontrol Pribadi (bag 1) Halaman 1

KONFORMITAS. Konformitas dan Norma SoSial. Konformitas dan Penelitian Solomon Asch. Pengaruh Sosial dan Kontrol Pribadi (bag 1) Halaman 1 1 KONFORMITAS dan Norma SoSial adalah Suatu jenis pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada. dan Norma Sosial Tekanan untuk melakukan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH NGASEM TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH NGASEM TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH NGASEM TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

JUDUL PENELITIAN ILMIAH Disusun oleh : Siti Shara Npm : Pembimbing : Faisal Rachmat S.psi, M.A.

JUDUL PENELITIAN ILMIAH Disusun oleh : Siti Shara Npm : Pembimbing : Faisal Rachmat S.psi, M.A. JUDUL PENELITIAN ILMIAH Disusun oleh : Siti Shara Npm : 19511056 Pembimbing : Faisal Rachmat S.psi, M.A. HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA UNIVERSITAS X Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pola asuh otoriter) dan variabel terikat (perilaku bullying) sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. pola asuh otoriter) dan variabel terikat (perilaku bullying) sehingga 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang padat dengan kemacetan lalu lintas sampai dengan jalanan kecil

BAB I PENDAHULUAN. yang padat dengan kemacetan lalu lintas sampai dengan jalanan kecil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era perkembangan zaman saat ini, seseorang dituntut untuk mobilitas yang tinggi. Dengan didukung dengan adanya sarana transportasi yang baik. Seperti yang terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kecemasan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kecemasan masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya setiap manusia memiliki kecemasan masing-masing dalam dirinya, baik untuk menghadapi masalah dalam dirinya sendiri atau dalam bersosialisasi dengan teman-teman

Lebih terperinci