KETERSEDIAAN ANGGARAN DAN TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN
|
|
- Ratna Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 K E M E N T E R I A N R E P U B L I K K E U A N G A N I N D O N E S I A KETERSEDIAAN ANGGARAN DAN TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN DISAMPAIKAN DALAM RAKORBANGPUS JAKARTA, 11 APRIL 2017
2 Outline KETERSEDIAAN ANGGARAN PAGU INDIKATIF TAHUN 2018 TINDAK LANJUT PAGU INDIKATIF 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN 2
3 KEMENTERIAN KEUANGAN KETERSEDIAAN ANGGARAN 3 3
4 Berdasarkan perkembangan terkini perekonomian, arah kebijakan fiskal tahun 2018, dan outlook tahun 2017, asumsi dasar ekonomi makro bergerak positif terutama pertumbuhan ekonomi. APBN 2017 Pertumbuhan Ekonomi (%,yoy) 5,1 Inflasi (%,yoy) 4,0 Tingkat Bunga 5,3 SPN 3 Bulan (%) Proyeksi ,4-6,1 2,5-4,5 4,8-5,8 Nilai Tukar (Rp/US$) Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/Barel) Lifting Minyak (ribu barel per hari) Lifting Gas (ribu barel setara minyak perhari) KEMENTERIAN KEUANGAN
5 Dengan memperhatikan asumsi dasar ekonomi makro 2018, realisasi APBN 2016, dan outlook 2017, defisit proyeksi RAPBN 2018 diperkirakan dapat dijaga pada tingkat 1,9 2,3 % thd PDB, dengan indikasi pagu belanja K/L mencapai Rp780,9 triliun Uraian Rp Triliun I Pendapatan Negara 1.896, ,3 a.l. a. Penerimaan Perpajakan 1.610, ,1 b. PNBP 284,4 308,3 II Belanja Negara 2.187, ,0 a. Belanja Pemerintah Pusat 1.461, ,5 a.l. Belanja K/L 780,9 b. Transfer ke daerah 726,2 852,5 III Defisit Anggaran (% thd PDB) 1,9 2,3 Angka bersifat indikatif, dan dimungkinkan berubah sesuai dengan perkembangan terkini dan kebijakan yang akan diambil KEMENTERIAN KEUANGAN 5
6 KEMENTERIAN KEUANGAN PAGU INDIKATIF
7 Belanja K/L tahun 2018 diproyeksikan meningkat dari tahun 2017, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan percepatan pengurangan kemiskinan dan kesenjangan 2016 APBN 2017 Outlook 2017 **) ,0 Perkembangan Belanja K/L (Rp Triliun) Rp Trl RM 592,9 680,9 NonRM 88,0 RM 657,4 763,6 NonRM 106,1 RM 620,8 727,0 NonRM 106,1 780,9 RM NonRM 657,9 *) 123,1 800,0 700,0 600,0 500,0 400,0 577,2 66,7 26,9% 31,2% 732,1 62,3-7,0% 6,8% -11,5% 680,9 88,0 4,8% 727,0 106,2 7,4% 6,0% 780,9 123,1 300,0 669,9 592,9 620,8 657,9 510,4 PNBP/BLU 52,7 PHLN/PDN/ SBSN 35,3 PNBP/BLU 61,8 PHLN/PDN/ SBSN 44,4 PNBP/BLU 61,8 PHLN/PDN/ SBSN 44,4 PNBP/BLU 67,9 PHLN/PDN/ SBSN 55,2 200,0 100,0 PNBP 14,6 BLU 38,1 PHLN 19,9 PDN 1,3 SBSN 9,9 PNBP 25,0 BLU 36,7 PHLN 25,1 PDN 2,5 SBSN 16,8 PNBP 25,0 BLU 36,7 PHLN 25,1 PDN 2,5 SBSN 16,8 PNBP 26,1 BLU 41,7 PHLN 28,1 PDN 4,5 SBSN 22,5 - Real 2014 Real 2015 Real Update 2016 Outlook 2017 Proyeksi 2018 Non RM RM Pertumbuhan belanja K/L Pertumbuhan RM *) Termasuk rupiah murni pendamping (RMP) dan Local Cost **) Outlook 2017, dihitung dengan asumsi penyerapan 95% dan terdapat tambahan belanja mendesak KEMENTERIAN KEUANGAN 7
8 Arah Kebijakan Belanja K/L (1) 1. Belanja K/L bersifat baseline melanjutkan kebijakan yang telah diambil sebelumnya (tidak ada kebijakan baru) dan memperhatikan hasil review baseline K/L (berdasar realisasi 2016, outlook 2017, parameter, volume output); 2. Memperhitungkan dampak penerapan UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah terkait dengan pelimpahan wewenang untuk urusan pemerintahan konkuren dari Pemda ke Pemerintah Pusat; 3. Memperhatikan real income aparatur pemerintah serta peningkatan implementasi reformasi birokrasi; 4. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja K/L: i. Review Belanja Barang berbasis realisasi 2016; ii. Penerapan cap policy belanja barang operasional, dengan tetap memperhatikan: a. Maksimal sama dengan realisasi tahun 2016 (pagu 2017 apabila lebih rendah); b. Potensi efisiensi kebutuhan belanja operasional K/L (a.l. langganan daya/jasa); c. Menetapkan batas maksimal belanja aparatur KEMENTERIAN KEUANGAN 8
9 Arah Kebijakan Belanja K/L (2) iii. Penghematan belanja barang non operasional, antara lain: a. Belanja perjalanan dinas dengan tetap memperhatikan karakteristik K/L (contoh kegiatan pelatihan guru terpusat yang membutuhkan biaya perjalanan) pembatasan frekuensi dan jumlah pegawai, optimalisasi IT untuk monev b. paket meeting pengurangan konsumsi, pemanfaatan waktu yang efektif c. Belanja honor tim yang rasional honor tim hanya untuk tambahan penugasan yang tidak terkait tusi, pembatasan honor (jumlah keanggotaan) d. Belanja bahan dan non operasional lainnya - Go-green dengan penghematan ATK dan upaya ramah lingkungan Hasil penghematan dari pembatasan belanja barang tersebut dapat digunakan untuk belanja produktif, termasuk menambah volume output prioritas K/L. iv. Penguatan dan perbaikan kualitas belanja modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan: a. efisiensi belanja modal untuk peralatan dan mesin (a.l: kendaraan bermotor) serta pembangunan gedung kantor baru; b. diarahkan untuk belanja modal produktif antara lain: pariwisata, infrastruktur (pelabuhan, bandara, jalan, bendungan, irigasi dan listrik), sarana dan prasarana ekonomi produktif (pasar), serta daerah perbatasan. KEMENTERIAN KEUANGAN 9
10 Arah Kebijakan Belanja K/L (3) v. Sinergi program perlindungan sosial dan mempertajam sasaran Bantuan Sosial dan menghindari tumpang tindih antar program dengan pemanfaatan basis data terpadu (untuk meningkatkan akses, mutu layanan bidang pendidikan/kesehatan sekaligus sebagai perlindungan bagi masyarakat miskin). vi. Refocusing anggaran prioritas, antara lain: Bidang Pendidikan diarahkan untuk peningkatan akses, kualitas, dan pemerataan (Guru dan Sarpras), serta penguatan pendidikan vokasional; Bidang Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan supply side, akses dan mutu layanan kesehatan; Bidang Infrastruktur diarahkan untuk meningkatkan konektifitas dan kapasitas produksi vii. Pemanfaatan sistem pemantauan berbasis on-line seperti SMART. KEMENTERIAN KEUANGAN 10
11 Penyerapan Belanja K/L Per Jenis Belanja Pegawai Belanja Barang Triliun Rp Triliun Rp Triliun Rp 300,0 Triliun Rp 80,0 200,0 40,00 250,0 60,0 150,0 30,00 200,0 100,0 20,00 150,0 40,0 100,0 50,0 10,00 20,0 50,0 0,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des - 0,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des 0,0 Triliun Rp 250,0 Belanja Modal Triliun Rp 100,0 Triliun Rp 100,0 Bantuan Sosial Triliun Rp 18,0 16,0 200,0 80,0 80,0 14,0 12,0 150,0 60,0 60,0 10,0 100,0 40,0 40,0 8,0 6,0 50,0 20,0 20,0 4,0 2,0 0,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des 0,0 0,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des 0,0 Perencanaan harus dilaksanakan secara baik sehingga pelaksanaannya dapat dipercepat tanpa banyak perubahan atau revisi Pola penyerapan yang cenderung besar di belakang harus diperbaiki agar daya dorong terhadap perekonomian lebih efektif Mengurangi belanja-belanja kurang produktif. KEMENTERIAN KEUANGAN 11
12 Belanja KL per Jenis Belanja Barang (Triliun Rupiah) Belanja Modal (Triliun Rupiah) APBNP Realisasi APBNP Realisasi 304,2 259,4 238,8 233,3 252,8 215,4 206,6 166, Bantuan Sosial (Triliun Rupiah) PBI PKH PIP Bansos lainnya 57,65 25,5 24, , ,4 14,3 10,1 13,8 06 6,3 7,6 3,5 3,4 APBNP Real (Audited) APBNP Real (Unaudited) Belanja KL mendorong pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan efisien, yang terlihat dari: Pada belanja barang terdapat belanja berkarakteristik modal (belanja pemeliharaan dan belanja barang yang diserahkan kepada masyarakat) harus efektif dan tepat sasaran; Dua tahun terakhir belanj modal menurun harus ditingkatkan khususnya belanja modal infrastruktur produktiv; Bantuan Sosial harus ditingkatkan efisiensi dan efektifitasnya dengan memanfaatkan basis data KEMENTERIAN KEUANGAN 12
13 BELANJA K/L DALAM PAGU INDIKATIF 2018 MENINGKAT DIBANDINGKAN PAGU APBN 2017 BELANJA K/L 2018 Rp780,9 triliun (naik 2,3%) PHLN Rp28,1 triliun (naik 12,1%) RUPIAH MURNI Rp657,9 triliun (naik 0,1%) NON RUPIAH MURNI Rp123,1 triliun (naik 15,9%) PDN Rp4,5 triliun (naik 80,0%) PNBP + BLU Rp67,9 triliun (naik 9,9%) KEBUTUHAN DASAR Rp316,2 triliun (naik 4,1%) NON OPERASIONAL Rp341,7 triliun (turun 3,4%) Prioritas Lanjutan Tahun 2017 (Rp290,9 T) a.l. PBI, PKH, KIP, pembangunan jalan jembatan, sejuta rumah SBSN Rp22,5 triliun (naik 34,3%) Multi Years Contract (Rp28,3 T) Rupiah Murni Pendamping (Rp7,5 T) Kegiatan Prioritas K/L (Rp 305,9 T) Prioritas Baru Tahun 2018 (Rp15,0 T) a.l. Asian Games (% perubahan thd APBN 2017) KEMENTERIAN KEUANGAN 13
14 a.l: Gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji (termasuk gaji ke-13), uang makan PNS, dan tunjangan kinerja, serta gaji untuk pengalihan PNS daerah ke pusat (termasuk untuk reformasi perpajakan dan pengalihan urusan konkuren) Belanja Pegawai Operasional a.l: Belanja barang kebutuhan sehari-hari perkantoran Belanja langganan daya dan jasa Belanja pemeliharaan sarana dan prasarana kantor Belanja Barang Operasional a.l: Belanja pegawai (tunjangan khusus) Belanja barang operasional lainnya Belanja pemeliharaan gedung dan Alutsista Dukungan Operasional Pertahanan dan Keamanan: a.l: Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tunjangan profesi guru /dosen Non PNS Bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) Dukungan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan a.l: Bahan makanan narapidana/tahanan Pengadaan obat-obatan dan bahan medis habis pakai Pengadaan bahan baku SIM, paspor, dan buku nikah Pemeliharaan kapal Dukungan Operasional Tusi Unit BELANJA KEBUTUHAN DASAR K/L TAHUN 2018 (Rp316,2 T)
15 Belanja K/L (1) (triliun rupiah) No. KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Real Smtr APBN ) Proy Pagu Indikatif 1 KEMENHAN 96,1 108,0 106,9 2 KEMEN PUPR 82,4 101,5 106,0 3 POLRI 78,0 84,0 76,5 4 KEMENAG 53,0 60,2 63,7 5 KEMENKES 57,0 58,3 60,1 6 KEMENHUB 31,8 46,0 48,5 7 KEMENKEU 39,2 40,8 45,7 8 KEMENRISTEK DIKTI 37,4 39,7 41,2 9 KEMENDIKBUD 38,5 39,8 40,1 10 KEMENTAN 21,1 22,1 22,7 11 KEMENSOS 12,3 17,5 22,1 Kenaikan KemenPU PERA a.l tambahan untuk pembangunan jalan, jembatan, irigasi, rusun, SPAM Kenaikan Kemenag tunggakan TPG dan kenaikan SBSN untuk sarpras PT Agama, asrama haji dan KUA Kenaikan Kemenkes Penmabahan coverage PBI dan pembangunan RS UPT vertikal baru di Papua, Maluku dan NTT Kenaikan Kemenhub a.l alokasi PHLN dan PNBP Kenaikan Kemenkeu a.l a.l reformasi perpajakan dan kenaikan BLU kelapa sawit Kenaikan Kemensos a.l kenaikan jumlah peserta PKH (naik 4 juta) Penurunan POLRI dan Kemenhan tahun 2017 terdapat tambahan belanja dari hasil pembahasan DPR KEMENTERIAN KEUANGAN 15
16 Belanja K/L (2) (triliun rupiah) No. KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Real Smtr APBN 2018 Proy Pagu Indikatif 12 KEMENKUMHAM 10,6 9,4 9,9 13 MA 8,3 8,2 8,3 14 KEMEN LHK 4,9 6,8 8,1 15 KKP 6,5 9,3 7,3 16 KEMENLU 6,1 7,4 7,3 17 KEMEN ATR/BPN 5,2 5,5 7,1 18 KEMEN ESDM 5,9 7,0 6,5 19 BKKBN 2,6 3,4 5,5 20 KEMENPORA 2,3 3,1 5,0 21 KEMEN KOMINFO 3,6 4,8 4,9 Kenaikan Kemenkumham Pembangunan LAPAS over kapasitas, bantuan hukum rakyat miskin dan politeknik (imigrasi dan pemasyarakatan) Kenaikan Kemen LHK Reforma agraria tanah kehutanan dan tambahan penanganan kebakaran hutan Penurunan KKP Pembatasan pengadaan kapal ikan (kegiatan tidak berlanjut) Kenaikan Kemen ATR percepatan target reforma agraria Kenaikan BKKBN Pengalihan penyuluh KB dari daerah Kenaikan Kemenpora Asian Games 22 KEMEN DESA, PDT, TRANS 5,8 4,9 4,7 KEMENTERIAN KEUANGAN 16
17 Belanja K/L (3) (triliun rupiah) No. KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Real Smtr APBN 2018 Proy Pagu Indikatif 23 BPS 4,6 4,3 4,7 24 KEJAKSAAN RI 4,3 4,1 4,5 25 DPR 3,7 4,3 4,4 26 KEMEN NAKER 2,3 3,5 4,0 27 KEMEN PARIWISATA 3,3 3,8 3,7 28 KEMENDAG 2,8 3,4 3,5 29 KEMENDAGRI 2,9 3,3 3,1 30 KEMENPERIN 2,1 2,8 2,8 31 BPK 3,1 2,7 2,8 32 BASARNAS 2,3 2,2 2,0 33 BADAN POM 1,3 1,8 2,0 34 KEMENTERIAN SETNEG 2,1 1,7 1,9 35 BMKG 1,4 1,6 1,7 36 BIN 2,2 5,3 1,7 37 BPKPB BATAM 1,4 1,8 1,7 38 KPU 3,9 1,9 1,6 39 KEMEN PPN/BAPPENAS 1,9 1,4 1,5 40 BNN 1,8 1,3 1,3 41 LIPI 1,2 1,1 1,3 42 BPKP 1,5 1,4 1,5 43 KEMEN KUKM 1,0 1,0 1,0 44 DPD 0,8 1,0 1,0 Kenaikan BPS a.l tambahan survei Kenaikan Kejaksaan a.l renovasi kantor, jaksa masuk sekolah Kenaikan Kemenaker a.l peningkatan target pendidikan vokasi Kenaikan BPOM a.l Penguatan BPOM Penurunan BIN tahun 2017 terdapat tambahan belanja dari hasil pembahasan DPR Kenaikan LIPI a.l Revitalisasi peralatan riset dan analisa teknologi mineral KEMENTERIAN KEUANGAN 17
18 Belanja K/L (4) (triliun rupiah) No. KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Real Smtr APBN Proy Pagu Indikatif 45 LPP RRI 0,9 0,9 1,0 46 BPPT 0,9 1,1 1,1 47 MPR 0,7 0,9 1,0 48 BATAN 0,7 0,7 0,9 49 BIG 0,6 0,8 0,8 50 LPP TVRI 0,7 0,8 0,8 51 LAPAN 0,7 0,7 0,8 52 KPK 0,8 0,7 0,8 53 LSN 1,5 1,1 0,8 54 BNPB 2,9 1,2 0,7 55 BEKRAF 0,3 0,9 0,7 56 BKN 0,5 0,6 0,7 57 PERPUSNAS 0,6 0,6 0,6 58 BAKAMLA 0,8 1,0 0,6 59 KEMEN PP DAN PA 0,7 0,6 0,6 60 BKPM 0,4 0,5 0,5 61 BNPT 0,7 0,5 0,5 62 BAWASLU 1,0 0,5 0,4 63 BPLS 0,4 0,5 0,4 64 BNP2TKI 0,3 0,4 0,4 65 KEMENKO BID PEREKONOMIAN 0,3 0,4 0,4 66 KEMENKO BID PMK 0,2 0,4 0,4 Kenaikan BATAN a.l Penelitian bahan bakar nulir, pemeliharaan peralatan, agrotechno park Penurunan LSN, BNPB, Bakamla tahun 2017 terdapat tambahan belanja dari hasil pembahasan DPR KEMENTERIAN KEUANGAN 18
19 Belanja K/L (5) (triliun rupiah) No. KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 67 LAN 0,3 0,3 0,3 68 LEMHANAS 0,2 0,3 0,3 69 KEMENKO BID POLHUKAM 0,2 0,3 0,3 70 MK RI 0,3 0,3 0,3 71 BPWS 0,2 0,3 0,2 72 KEMEN PAN RB 0,2 0,2 0,2 73 KEMENKO BID KEMARITIMAN 0,3 0,4 0,3 74 BPKPB SABANG 0,1 0,2 0,2 75 SETKAB 0,2 0,2 0,2 76 LKPP 0,1 0,2 0,2 77 KEMEN BUMN 0,2 0,2 0,2 78 ARSIP NASIONAL 0,2 0,2 0,2 79 BSN 0,1 0,2 0,2 80 BAPETEN 0,2 0,2 0,2 81 BNPP 0,1 0,2 0,2 82 KPPU 0,1 0,1 0,1 83 OMBUDSMAN RI 0,1 0,1 0,1 84 PPATK 0,2 0,1 0,1 85 KY RI 0,1 0,1 0,1 86 KOMNAS HAM 0,1 0,1 0,1 87 WANTANAS 0,1 0,2 0,0 JUMLAH Real Smtr APBN 2018 Proy Pagu Indikatif 680,9 763,6 780,9 KEMENTERIAN KEUANGAN 19
20 KEMENTERIAN KEUANGAN TINDAK LANJUT PAGU INDIKATIF
21 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan...(1) 1. Belanja operasional wajib dialokasikan sesuai dengan kebutuhan: a. Belanja pegawai operasional (komponen 001), dengan memperhitungkan antara lain: Acres 3,1% untuk menyesuaikan perubahan status pegawai Pemberian gaji ke-13 Tunjangan kinerja dan tunjangan lainnya beserta penyesuaiannya, yang ditetapkan sampai dengan Maret 2017 b. Belanja barang operasional (komponen 002), dengan memperhitungkan antara lain: Standar biaya terbaru (2017) Biaya pemeliharaan tambahan aset 2. Belanja nonoperasional berkarakteristik operasional merupakan belanja yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai komponen 001 & komponen 002, tetapi wajib dipenuhi untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi K/L 3. Pengalokasian PHLN, PDN, PNBP, BLU, dan SBSN agar tetap mengacu pada surat bersama Menkeu dan MenPPN/Ka. Bappenas tentang Pagu Indikatif K/L tahun 2018; a. PNBP & BLU : unit penghasil, peruntukkan & besarannya sudah ditetapkan, tidak dapat berubah b. PHLN, PDN & SBSN : peruntukan dan besarannya sudah ditetapkan, tidak dapat berubah KEMENTERIAN KEUANGAN 21
22 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan...(2) 4. Pengalokasian untuk perjalanan dinas perlu dilakukan dengan efisien. 5. Dalam hal terdapat usul-usul baru yang lebih prioritas, maka pendanaannya dilakukan melalui penajaman prioritas, refocusing, dan realokasi dari dana yang ada, serta didiskusikan/disepakati di dalam forum trilateral meeting. 6. Alokasi yang dapat diperhitungkan sebagai anggaran pendididikan (sekurang-kurangnya 20% dari APBN) dan anggaran kesehatan (5% dari APBN), yang merupakan amanat UUD 1945 amandemen ke-4 dan UU Kesehatan, tidak boleh berkurang 7. Alokasi per program, di luar yang bersifat wajib dipenuhi dan wajib dialokasikan, merupakan ancar-ancar dan bersifat indikatif, sehingga dimungkinkan untuk dilakukan pergeseran antarprogram 8. Dalam pengalokasian memperhatikan sinergitas antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (sinkronisasi antara kegiatan dalam Renja K/L dan kegiatan daerah), dengan berpedoman pada pembagian urusan dan kewenangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan KEMENTERIAN KEUANGAN 22
23 Tindak Lanjut Pagu Indikatif 1. Dengan mengacu pada Surat Bersama Menkeu dan MenPPN/Ka. Bappenas tentang Pagu Indikatif K/L tahun 2018, K/L menyusun dan menyampaikan Rencana Kerja (Renja) K/L sebagai bahan penyusunan RKP Sesuai Pasal 8 ayat 7 PP 90 Tahun 2010 : Dalam proses penyusunan Renja KL dilakukan pertemuan 3 (tiga) pihak antara K/L, Bappenas, dan Kemenkeu. 3. Pertemuan tiga pihak dilaksanakan untuk: a. Menetapkan kegiatan prioritas yang akan didanai di TA 2018, beserta indikator kinerja, output, target, dan sasaran kinerja yang jelas dan terukur, yang mencerminkan kerangka logis dalam perencanaan dan penganggaran b. Menilai dan menetapkan prioritas yang belum didanai dalam Pagu Indikatif, untuk dapat diusulkan; c. Memutakhirkan Rancangan Awal RKP Tahun 2018 d. Salah satu bahan dalam penyusunan Pagu Anggaran Tahun 2018 Catatan : 1. Pertemuan tiga pihak dapat dilaksanakan di Bappenas, Kemenkeu, atau K/L, diharapkan tidak dilaksanakan di hotel 2. Untuk panduan/juklak perlu dikomunikasikan dengan DJA, khususnya terkait dengan tugas dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam TM 3. Penandatanganan kesepakatan hendaknya dilakukan segera setelah pertemuan, sebagai bahan penyusunan Renja K/L dan RKP 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN 23
24 Tahapan Pagu Indikatif Menuju Pagu Anggaran N0. Uraian Pihak Terkait Substansi dan Hal Penting 1. Penyusunan Renja K/L 2. Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting) 3. Penyampaian Renja K/L kepada Kemenkeu dan Kementerian PPN 4. Penyampaian KEM PPKF dan RKP Penetapan Pagu Anggaran K/L K/L K/L menyusun Renja berdasarkan Pagu Indikatif dan Rancangan Awal RKP K/L yang terkait langsung dengan pencapaian prioritas nasional, capaian kinerja program/kegiatan harus tercermin dalam umusan kinerjanya. Kemenkeu, Kem PPN, K/L Kemenkeu, Kem PPN, K/L Kemenkeu dan Kemen PPN Kemenkeu Tujuan: meningkatkan koordinasi dan kesepahaman 3 pihak terkait pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional, dan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kebijakan belanja tahun 2018; menjaga konsistensi kebijakan dalam RPJM, RKP, Renja K/L, serta RKA-K/L; K/L menyampaikan Renja dengan melakukan penyesuaian berdasarkan dokumen kesepakatan dalam forum Trilateral Meeting. Menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan rancangan Rencana Kerja Pemerintah di DPR yang menjadi dasar bagi penyusunan RAPBN 2018 dalam forum Pembicaraan Pendahuluan Menteri Keuangan menyampaikan surat mengenai pagu anggaran K/L dengan berpedoman pada kapasitas fiskal, besaran pagu indikatif, Renja K/L, dan hasil evaluasi kinerja K/L. KEMENTERIAN KEUANGAN
25 Upaya Peningkatan Efisiensi & Efektivitas Belanja K/L Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan Pelaporan & Pertanggungjawaban Penegasan tugas Menteri/pimpinan K/L setelah ditetapkan Pagu Indikatif (akhir Maret), Pagu Anggaran (Juni), dan Pagu Alokasi Anggaran (Okt) dalam penetapan output, lokasi prioritas KL/ terkait Pembatasan belanja aparatur (perjalanan dinas, paket meeting, honor) Sinkronisasi perencanaan & penganggaran; Integrasi data rencana kerja dan anggaran Pelelangan dini Penyampaian data kontrak ke KPPN Pembayaran pekerjaan segera dilakukan sesuai kemajuan pekerjaan (tidak menunggu akhir tahun) Pengendalian pengelolaan Uang Persediaa (UP)/Tambahan UP Menteri/pimpinan K/L memantau capaian anggaran dan output tiap bulan KSP, Kemenko, Bappenas, Kemenkeu memantau dan mengatasi bottleneck solusi atas masalah di lapangan yang menghambat pelaksanaan prioritas nasional, dan melaporkan ke Presiden secara berkala Penyederh anaan SPJ Pengintegr asian data LAKIP, LKPP Evaluasi Kinerja Output & Outcome, Realisasi Anggaran, dan Unit cost Permasalah an Evaluasi KEMENTERIAN KEUANGAN 25
26 Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Dalam rangka sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan sepakat untuk: melakukan berbagi pakai data (data sharing) perencanaan dan penganggaran serta realisasi belanja, dan menyelenggarakan sistem informasi perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi mulai Renja & RKA-KL Berkaitan dengan hal tersebut, untuk menyusun Renja dan RKA-KL 2018, akan digunakan aplikasi integrasi perencanaan, penganggaran, dan informasi kinerja K/L. Agar target-target yang terdapat dalam RKA-KL konsisten dengan target-target yang dituangkan dalam Renja, Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas akan melakukan penelaahan Renja dan RKA-K/L secara bersama-sama sesuai dengan kewenangan masing-masing. KEMENTERIAN KEUANGAN
27 KEMENTERIAN KEUANGAN TERIMA KASIH 27 27
Kebijakan Penganggaran TA 2018
Kebijakan Penganggaran TA 2018 Jakarta, 14 Juni 2017 1 Siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kemendes PDT dan Trans Pertemuan Tiga Pihak Forum Penelaahan Kemendes PDT dan Trans Kemendes
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 28 April 2017 FSDFSDFGSGSGSGSGSFGSF- DGSFGSFGSFGSGSG Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. April 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari)
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 31 Maret 2017 Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. Maret 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari) 5,1 5,01 4,0 3,61 5,3 5,2 13.300 13.348
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 31 Mei 2017 FSDFSDFGSGSGSGSGSFGSF- DGSFGSFGSFGSGSG Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. Mei 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari) 5,1
Lebih terperinciKebijakan Penganggaran Tahun 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN Kebijakan Penganggaran Tahun 2016 disampaikan oleh: Direktur Anggaran I dalam Rapat Konsolidasi Teknis Perencanaan Kementerian Kesehatan Tahun 2016
Lebih terperinciMultilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL Oleh : Direktur Keuangan Negara dan Analisa
Lebih terperinciRealisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35
Lebih terperinciSINERGI PENGELOLAAN APBN YANG LEBIH BERKUALITAS DISAMPAIKAN OLEH DIRJEN ANGGARAN BUDGET DAY 22 NOVEMBER 2017
SINERGI PENGELOLAAN APBN DISAMPAIKAN OLEH DIRJEN ANGGARAN BUDGET DAY 22 NOVEMBER 2017 YANG LEBIH BERKUALITAS 1 OUTLINE 01 PENGANTAR SINERGI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PUSAT DAN DAERAH 02 03 DUKUNGAN
Lebih terperinciPOKOK-POKOK NOTA KEUANGAN DAN RAPBN 2011
POKOK-POKOK NOTA KEUANGAN DAN RAPBN 2011 Paparan Menteri Keuangan Pada Konferensi Pers Jakarta, 16 Agustus POKOK BAHASAN DASAR HUKUM PENYUSUNAN RAPBN 2011 2 ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO, - 2011 3 POSTUR
Lebih terperinciPM-RB Sekretariat Jenderal DPR RI Jakarta, 30 Mei 2012
Penganggaran Reformasi Birokrasi PM-RB Sekretariat Jenderal DPR RI Jakarta, 30 Mei 2012 1 Mekanisme & Prinsip2 Penganggaran Reformasi Birokrasi Usulan RB KL mengusulkan Reformasi Birokrasi yang telah dilaksanakan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb.
KATA PENGANTAR Assalamualaikum, Wr. Wb. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 mengamanatkan kepada para pimpinan Kementerian/Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota untuk melakukan pemantauan terhadap
Lebih terperinciPress Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Press Briefing Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017) Jakarta, 13 April 2017 1 MENGAPA PERLU? DITETAPKAN PMK 50/PMK.07/2017 Adanya
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)
REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciTUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Anggaran Fungsi Pendidikan 2010-2014 KOMPONEN ANGGARAN PENDIDIKAN APBN 2010 APBN 2011 APBN
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
K E M E N T E R I A N K E U A N G A N PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA Budget Goes To Campus UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA, 21 NOVEMBER 2017 POKOK BAHASAN PENDAHULUAN PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Lebih terperinciPERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN 2011-2015 Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Implementasi Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015 Jakarta, 8 Mei
Lebih terperinciPerkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014 Jakarta, 10 Juni 2014 Kunjungan FEB UNILA Outline 1. Peran dan Fungsi APBN 2. Proses Penyusunan APBN 3. APBN
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Disampaikan pada Acara DJA Mendengar Jakarta, 8 Mei 2018
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN Disampaikan pada Acara DJA Mendengar Jakarta, 8 Mei 2018 OUTLINE 1. Transparansi Anggaran 2. Realisasi APBN Tahun 2017 dan Perkembangan Pelaksanaan APBN Tahun 2018
Lebih terperinciKEBIJAKAN ANGGARAN DAN PELAPORAN KEUANGAN. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 19 Agustus 2015
KEBIJAKAN ANGGARAN DAN PELAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 19 Agustus 2015 1 1 REALISASI ANGGARAN 2015 2 Kurva Target dan Realisasi Penyerapan Anggaran 2015 16 Agustus
Lebih terperinciPENGALAMAN PENANDAAN ANGGARAN PERUBAHAN IKLIM
PENGALAMAN PENANDAAN ANGGARAN PERUBAHAN IKLIM Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim & Multilateral Disampaikan pada Workshop Sinkronisasi Sistem Perencanaan & Penganggaran dalam Mendukung Pengurangan
Lebih terperinciALOKASI PADA PRIORITAS RANCANGAN AWAL RKP DAN PAGU INDIKATIF 2018
ALOKASI PADA PRIORITAS RANCANGAN AWAL RKP DAN PAGU INDIKATIF 2018 Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Pemerintah Pusat Jakarta, 11 April 2017 2 OUTLINE PAPARAN
Lebih terperinciPAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TA 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TA 2015 SOSIALISASI PAGU ALOKASI ANGGARAN K/L TA 2015 Jakarta, 30 September 2014 TOPIK BAHASAN 1. Pendahuluan 2.
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGANGGARAN
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DISAMPAIKAN PADA : RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TAHUN 2015 YOGYAKARTA, 12 AGUSTUS 2015 POKOK BAHASAN I DASAR PENYUSUNAN RAPBN II RPJMN, SASARAN PEMBANGUNAN,
Lebih terperinciKondisi LPP RRI. DasarHukum : UU no 32 tahun2002 tentangpenyiaran PP 11 tahun 2005 tentanglembagapenyiaranpublik PP 12 tahun 2005
OLEH : MARTOYO 1 DasarHukum : UU no 32 tahun2002 tentangpenyiaran PP 11 tahun 2005 tentanglembagapenyiaranpublik PP 12 tahun 2005 Kondisi LPP RRI dimana RRI dikukuhkansebagaisatu-satunya lembaga penyiaran
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)
REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TA 2014
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TA 214 Kedeputian Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH PERCEPATAN PEMBUKAAN BLOKIR ANGGARAN BELANJA K/L APBN 2013
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN LANGKAH-LANGKAH PERCEPATAN PEMBUKAAN BLOKIR ANGGARAN BELANJA K/L APBN 2013 Disampaikan Dalam Rapat
Lebih terperinciKebijakan Penganggaran Tahun 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan Penganggaran Tahun 2016 disampaikan oleh: Direktur Jenderal Anggaran dalam Konsultasi Regional Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2016
Lebih terperinciSetyanta Nugraha Kepala Biro Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR RI
Setyanta Nugraha Kepala Biro Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR RI Disampaikan dalam Konsultasi Badan Anggaran DPRD Kabupaten Sleman Jakarta, 29 Januari 2014 2/10/2014 BIRO ANALISA APBN SETJEN DPR RI
Lebih terperinciWEEK 4. Birokrasi Aparatur Sipil Negara
WEEK 4 Birokrasi Aparatur Sipil Negara 2 BASIC DEFINITIONS! Birokrasi merupakan seperangkat aturan yang dijalankan oleh para pejabat dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat! Birokrasi sebagai
Lebih terperinciDIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1
KEMENTERIAN KEUANGAN RI Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2017 tentang Tata Cara Revisi TA 2017 DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA 2015-2045 Disampaikan oleh: Ir. Rudy S. Prawiradinata, MCRP, Ph.D Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
Lebih terperinciEKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA EKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA PENDAHULUAN 1. Pemantauan dan evaluasi
Lebih terperinciI... 1 PENDAHULUAN... 1 BAB II... 2 TATA CARA PELAKSANAAN PERTEMUAN TIGA PIHAK...
ii DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH... iii BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 BAB II... 2 TATA CARA PELAKSANAAN PERTEMUAN TIGA PIHAK... 2 2.1 Mekanisme Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak... 2 2.2 Institusi Peserta Pertemuan
Lebih terperinciDalam Rangka Penyusunan RKP
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Pertemuan Tiga Pihak Dalam Rangka Penyusunan RKP dan Renja K/L Tahun 2013 Direktorat Jenderal Anggaran, Jakarta, April 2012 Pokok Bahasan 1. Tujuan Pelaksanaan;
Lebih terperinciPENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU 2019, 2020, DAN 2021 UNTUK KEPERLUAN PENYUSUNAN ANGKA DASAR PAGU INDIKATIF Jakarta, Februari 2018
PENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU 2019, 2020, DAN 2021 UNTUK KEPERLUAN PENYUSUNAN ANGKA DASAR PAGU INDIKATIF 2019 Jakarta, Februari 2018 PENDAHULUAN (1/2) Sesuai amanat Pasal 3 ayat (3) PMK No. 94 Tahun
Lebih terperinciRENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Disampaikan oleh: Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah Dr. Ahmad Yani, S.H., Akt., M.M., CA. MUSRENBANG
Lebih terperinciPerbaikan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas SDM
Perbaikan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas SDM Jakarta, 28 November 2017 oleh Direktur Penyusunan APBN Seminar Hasil Kajian Pendidikan Upaya Bersama Untuk Meningkatkan
Lebih terperinciRANCANGAN PAGU INDIKATIF TA 2010 DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN BAPPENAS
RANCANGAN PAGU INDIKATIF TA 2010 DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN BAPPENAS OUTLINE PAPARAN Tema dan Prioritas RKP 2010 Strategi Pemulihan Ekonomi dan Pemeliharaan Kesejahteraan Metode Alokasi Pendanaan
Lebih terperinciREVIU ANGKA DASAR (BASELINE) (Bagian 1)
REVIU ANGKA DASAR (BASELINE) (Bagian 1) Ada lima tahapan pokok dalam satu siklus APBN di Indonesia yaitu : 1). Perencanaan dan Penganggaran APBN; 2). Penetapan/Persetujuan APBN; 3). Pelaksanaan APBN; 4).
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI
TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI 1. Dasar Hukum : a. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Mengatur antara lain pemisahan peran,
Lebih terperinciKERANGKA PRIORITAS NASIONAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KERANGKA NASIONAL REFORMA AGRARIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciMONITORING TENGAH TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (DATA TRIWULAN II LAPORAN K/L BERDASARKAN PP 39/2006)
MONITORING TENGAH TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (DATA TRIWULAN II LAPORAN K/L BERDASARKAN PP 39/2006) DIREKTORAT EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN SEKTORAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS
Lebih terperinciRAPBN 2018 Kerja Bersama untuk Kesejahteraan Rakyat
RAPBN 2018 Kerja Bersama untuk Kesejahteraan Rakyat Disampaikan dalam Forum DJA Mendengar JAKARTA, 30 AGUSTUS 2017 1 POKOK BAHASAN 1 Pendahuluan 2 Postur RAPBN 2018 3 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan 2
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPENGHEMATAN ANGGARAN JILID II
PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II http://www.republika.co.id Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga
Lebih terperinciDisampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal April /3/2013 Biro Analisa APBN 1
Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal 15-17 April 2013 4/3/2013 Biro Analisa APBN 1 UUD 1945 Pasal 20: (1) Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan DPR (2) Jika sesuatu rancangan
Lebih terperinciPENGUATAN REFORMASI BIROKRASI
PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 Februari 2016 1 PERMASALAHAN BIROKRASI Mengapa Harus
Lebih terperinciPokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015 (Perubahan PMK No. 7/PMK.02/2014, tanggal 13 Januari 2014) 1 2 Pokok Bahasan 1 Dasar Pertimbangan draft
Lebih terperinciPOKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA POKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA Disampaikan oleh: MENTERI KEUANGAN RAPAT KOORDINASI PENYELESAIAN PEMBAHASAN RAPBN
Lebih terperinciPENGUATAN PERTUMBUHAN EKONOMI. Deputi Bidang Ekonomi Bappenas
PENGUATAN PERTUMBUHAN EKONOMI 2017 Deputi Bidang Ekonomi Bappenas PEREKONOMIAN GLOBAL: Tantangan dan Resiko 03 KONDISI GLOBAL 2017 Pertumbuhan ekonomi dunia meningkat moderat di 2017... Proyeksi Pertumbuhan
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Anggaran ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013 Disampaikan dalam Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Grand Sahid Jakarta
Lebih terperinciIPSUM LOREM APBNP 2017 DAN PERSIAPAN APBN 2018 EXECUTIVE GATHERING. Jakarta, 22 Januari 2018
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LOREM EXECUTIVE GATHERING KINERJA IPSUM REALISASI APBNP 2017 DAN PERSIAPAN PELAKSANAAN DOLOR APBN 2018 Jakarta, 22 Januari 2018 ASUMSI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciOleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan
Oleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan Disampaikan pada Focus Group Disscussion (FGD) Perspektif Stakeholder terhadap Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Jakarta, 5 Juni 2013 1 1 Analisis
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI
Kondisi yang memungkinkan dilakukan penyesuaian APBN melalui mekanisme APBN Perubahan atau pembahasan internal di Badan Anggaran berdasarkan UU No. 27/2009 1. Pasal 14 Undang-Undang No.47 Tahun 2009 tentang
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN R I
MENTERI KEUANGAN R I Yth. 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu 2. Jaksa Agung RI 3. Kepala Kepolisian RI 4. Para Kepala Lembaga Pemerintahan Non Departemen 5. Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
Lebih terperinciKeselarasan antara RPJMD dengan RPJMN DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR PERIODE
Keselarasan antara RPJMD dengan RPJMN 2015-2019 DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR PERIODE 2017-2022 OUTLINE 1. Sistem Manajemen Pembangunan Nasional 2. Strategi Pembangunan Nasional Periode
Lebih terperinciRakornas IG, Jakarta, 27 April 2016
KEBIJAKAN SATU P ETA (Perpres No. 9/2016) - Teknis Implementasi Renaksi Kebijakan Satu Peta - RKP Tahun 2017 UNTUK 19 K/L Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Ruang Lingkup Kebijakan
Lebih terperinciKebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY Disampaikan Oleh : Direktur Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan DJPK Kementerian
Lebih terperinciMEWUJUDKAN BIROKRASI BERSIH, KOMPETEN DAN MELAYANI. PROF. DR. WIRMAN SYAFRI, M.Si Dr. YUDI RUSFIANA, M.Si
MEWUJUDKAN BIROKRASI BERSIH, KOMPETEN DAN MELAYANI PROF. DR. WIRMAN SYAFRI, M.Si Dr. YUDI RUSFIANA, M.Si 2 2 26/09/2016 26/09/2016 3 Tujuan Reformasi Birokrasi 4 Menciptakan birokrasi pemerintah yg profesional
Lebih terperinciMULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Jakarta, 15 April 2016 Multilateral
Lebih terperinciMULTILATERAL MEETING II RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL DAERAH TERTINGGAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MULTILATERAL MEETING II RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL DAERAH TERTINGGAL Deputi Bidang Pengembangan Regional Jakarta, 14
Lebih terperinciSINERGI PENGELOLAAN APBN YANG LEBIH BERKUALITAS DISAMPAIKAN OLEH DIRJEN ANGGARAN BUDGET DAY 22 NOVEMBER 2017
SINERGI PENGELOLAAN APBN DISAMPAIKAN OLEH DIRJEN ANGGARAN BUDGET DAY 22 NOVEMBER 2017 YANG LEBIH BERKUALITAS 1 [OUTLINE] 01 PENGANTAR SINERGI PENGANGGARAN DAN PELAKSANAAN PUSAT DAN DAERAH 02 03 DUKUNGAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 137 /PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2007
Page 1 of 6 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 137 /PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPAGU ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN RI PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, 11 JULI 2014 DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1 POKOK BAHASAN 12 Dasar Hukum Penyusunan Pagu Anggaran TA 2015 2
Lebih terperinciDeputi Bidang Koordinasi, dan Sinkronisasi Perencanaan, Pendanaan Program, UP4B. Ikwanuddin Mawardi
Deputi Bidang Koordinasi, dan Sinkronisasi Perencanaan, Pendanaan Program, UP4B Ikwanuddin Mawardi Jakarta, 17 April 2013 Diagram Alur Rakorsus P4B dengan Musrenbang Rakorsus P4B Musrenbang RPJM 2010-2014
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 180/PMK.02/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciLanggeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran
Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Langgeng Suwito Kepala Subdirektorat Evaluasi Kinerja Penganggaran Direktorat Sistem Penganggaran
Lebih terperinciSOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015
KEMENTERIAN PERENCANAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015 Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Jakarta, 10 April 2015 AGENDA
Lebih terperinciPEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH.-05.PR.01.04 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Lebih terperinciINPRES NO. 10 TAHUN 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN November 2016
INPRES NO. 10 TAHUN 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017 14 November 2016 OUTLINE PAPARAN PENDAHULUAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 PEMANTAUAN DAN PELAPORAN PENAJAMAN TINDAK
Lebih terperinciPEMANFAATAN FISCAL SPACE DALAM APBN-P 2015 dan RAPBN 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PEMANFAATAN FISCAL SPACE DALAM APBN-P 2015 dan RAPBN 2016 Direktorat Jenderal Anggaran Jakarta, 25 Agustus 2015 POKOK BAHASAN 1 PENDAHULUAN 2 APBN-P 2015 3 RAPBN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN
Lebih terperinciPERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN disampaikan pada: Sosialisasi
Lebih terperinciSPENDING REVIEW 2013 Metodologi
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN SPENDING REVIEW 2013 Metodologi Jakarta, 29 Agustus 2013 PENGERTIAN
Lebih terperinciInspektur Jenderal Kementerian Keuangan. Peningkatan Akuntabilitas RKA-K/L melalui Reviu oleh APIP
Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Peningkatan Akuntabilitas RKA-K/L melalui Reviu oleh APIP Agenda 1 2 3 Peran APIP dalam Pengawasan Perencanaan & Penganggaran Strategi Reviu RKA-K/L oleh APIP Hal-halYang
Lebih terperinciDukungan DPR dalam Menangani Defisit JKN dan Keberlangsungan Program JKN. Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi, S.T, M.
Dukungan DPR dalam Menangani Defisit JKN dan Keberlangsungan Program JKN Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi, S.T, M.Si 2 JAMINAN KESEHATAN SEBAGAI HAK WARGA NEGARA Pembukaan UUD NRI Tahun
Lebih terperinci2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN
Lebih terperinciPENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD. Disampaikan oleh : Direktorat Penyusunan APBN, DJA
K E M E N T E R I A N R E P U B L I K K E U A N G A N I N D O N E S I A PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD Disampaikan oleh : Direktorat Penyusunan APBN, DJA GORONTALO, 5 MEI 2017 Pokok Bahasan
Lebih terperinciR a p a t K O N R E G 2017 J a k a r t a, 9 J u n i TEMA : Memacu Investasi Dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan Dan Pemerataan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT ARAHAN MENTERI PUPR Penutupan R a p a t K O N R E G 2017 J a k a r t a, 9 J u n i 2 0 1 7 TEMA : Memacu Investasi Dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan Dan
Lebih terperinciTata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015 (PMK No. 257/PMK.02/2014, tanggal 2014) 30 Desember (Perubahan PMK No. 7/PMK.02/2014, tanggal 13 Januari 2014) 1 Pokok
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAK TAHUN 2018
KEBIJAKAN TAHUN 2018 - DirekturOtonomi Daerah Bappenas - REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN REPUBLIK INDONESIA DEFINISI SESUAI UU No.33/2004 Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah
Lebih terperinciSINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAERAH UNTUK MENAJAMKAN KEBIJAKAN ASIMETRIS DI KAWASAN PERBATASAN NEGARA
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAERAH UNTUK MENAJAMKAN KEBIJAKAN ASIMETRIS DI KAWASAN PERBATASAN NEGARA DEPUTI BIDANG
Lebih terperinciUPAYA-UPAYA UNTUK MENJAGA EFEKTIVITAS DANA BANTUAN SOSIAL
UPAYA-UPAYA UNTUK MENJAGA EFEKTIVITAS DANA BANTUAN SOSIAL ABSTRAK LRA LKPP Tahun 2013 melaporkan hasil realisasi belanja Pemerintah sebesar Rp1.137,1 triliun yang diantaranya merupakan Belanja Bantuan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2040, 2014 KEMENKEU. Anggaran. 2015. Revisi. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciDATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja
Lebih terperinciSISTEM MONITORING DAN EVALUASI KINERJA TERPADU (SMART) ATAS PELAKSANAAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (RKA-K/L)
SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KINERJA TERPADU (SMART) ATAS PELAKSANAAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (RKA-K/L) (Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011) Jakarta,
Lebih terperinciSehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
KEMENTERIAN BAD AN USAHA MILIK NEGA REPUBLIK INDONESIA GEDUNG KEMENTERIAN BUMN LANTAI M, JALAN MEDAN MERDEKA SELATAN NO. 13, JAKARTA TELEPON (021) 29935678 FAKSIMILI (021) 29935740, SITUS www.bumn.go.id
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI KINERJA ATAS PELAKSANAAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA ATAS PELAKSANAAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PERUBAHAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 10/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TA 2017
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1 POKOK-POKOK PERUBAHAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 10/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TA 2017 Palembang, 12 Oktober 2017 POKOK BAHASAN
Lebih terperinciDATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK -P DAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : dan.......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan, 1994/1995.........
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Tantangan utama pengelolaan Anggaran Pendapatan
Lebih terperinciPOKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Bimtek Penganggaran Untuk PTN Baru dan Satker Kemristekdikti Lainnya Di Lingkup Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten Bandung 27 April 2018 Profil
Lebih terperinci