REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)"

Transkripsi

1

2

3 REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS 2012

4 ii

5 KATA PENGANTAR Pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2011 yang merupakan penjabaran pelaksanaan tahun kedua RPJMN telah berakhir. Berbagai program pembangunan telah dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga (K/L) untuk menjalankan tema pembangunan 2011, yaitu Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkeadilan Didukung oleh Pemantapan Tatakelola dan Sinergi Pusat Daerah. Tema pembangunan ini menjiwai pelaksanaan prioritas pembangunan yang telah digariskan dalam RPJMN , yang terdiri dari 11 Prioritas Nasional dan 3 Prioritas Lainnya. Sesuai dengan amanat UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang dijabarkan dalam PP 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, Bappenas perlu melakukan evaluasi pelaksanaan RKP sebagai bahan masukan dalam penyusunan RKP periode dua tahun berikutnya. Sehubungan dengan hal itu dan dengan berakhirnya tahun anggaran 2011, maka untuk mengetahui kinerja pelaksanaan pembangunan tahun 2011 perlu dilaksanakan Evaluasi Akhir Tahun RKP Evaluasi Akhir Tahun RKP 2011 dilaksanakan dengan memanfaatkan Laporan PP 39/2006 Triwulan IV Tahun 2011 yang telah disampaikan oleh K/L kepada Bappenas sampai dengan tanggal 1 Juni Meskipun belum seluruh K/L menyampaikan laporan, namun evaluasi ini tetap dilakukan mengingat tenggat waktu penyampaian Laporan PP 39/2006 sudah jauh terlampaui yaitu 14 hari kerja setelah berakhirnya triwulan IV (pertengahan Januari 2012). Sebagai konsekuensi, hasil evaluasi tidak dapat mencerminkan secara menyeluruh pelaksanaan RKP Namun, evaluasi dapat memberikan gambaran tingkat kedisiplinan K/L dalam melaksanakan PP 39/2006. Hasil analisis terhadap kinerja K/L maupun kinerja program dari setiap K/L, menunjukkan bahwa perlu upaya lebih keras lagi untuk mencapai kondisi kinerja yang optimal (realisasi fisik dan iii

6 realisasi anggaran di atas rata-rata) dan sekaligus meningkatkan ketercapaian program pembangunan baik fisik maupun anggaran di tahun mendatang. Akhirnya, semoga laporan Evaluasi Akhir Tahun RKP 2011 ini dapat bermanfaat sebagai umpan balik dalam proses perencanaan di waktu mendatang dan sebagai ukuran instrospeksi kinerja bagi K/L. Diharapkan di tahun-tahun mendatang dokumen perencanaan menjadi lebih berkualitas dengan mempertimbangkan berbagai hasil dan kendala pelaksanaan pembangunan yang telah dilalui. Jakarta, September 2012 Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Edi Effendi Tedjakusuma iv

7 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hubungan antara RKP 2011 dengan RPJMN Tujuan Evaluasi RKP Kelemahan dan Manfaat Evaluasi RKP BAB II CARA ANALISIS Sumber Data Cara Analisis Permasalahan dan Keterbatasan... 9 BAB III ANALISIS CAPAIAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN Pengantar Capaian Pelaksanaan Pembangunan Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Realisasi Anggaran Kinerja K/L (Kondisi Realisasi Fisik dan Realisasi Anggaran) Kinerja Program (Kondisi Realisasi Fisik dan Realisasi Anggaran) BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Rekomendasi iii v vi vii LAMPIRAN BAGIAN A. Kelompok K/L dengan Pagu Anggaran di Atas Rp3 Triliun.. 27 BAGIAN B. Kelompok K/L dengan Pagu Anggaran Rp1 S.D. 3 Triliun BAGIAN C. Kelompok K/L dengan Pagu Anggaran di Bawah Rp3 Triliun 123 v

8 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Persandingan Struktur Buku I RPJMN dengan RKP Tabel 3.1 Kategori K/L yang Menyampaikan Laporan Triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2011 Berdasarkan Besaran Pagu Anggaran 11 Tabel 3.2 Rata-Rata Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2010 dan Tabel 3.3 Kategori K/L Berdasarkan Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2010 dan Tabel 3.4 Perkembangan Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2010 dan Tabel 3.5 Rata-rata Realisasi Anggaran Tahun 2010 dan Tabel 3.6 Kategori K/L Berdasarkan Realisasi Anggaran Tahun 2010 dan Tabel 3.7 Perkembangan Realisasi Anggaran Tahun 2010 dan Tabel 3.8 Daftar K/L Berdasarkan Kondisi Kinerja Tahun Tabel 3.9 Persentase Program per K/L pada 4 Kondisi Kinerja Tahun Tabel 3.10 Ketercapaian Fisik dan Anggaran per K/L Tahun Tabel 4.1 Kondisi Kinerja Program dan K/L (49 K/L) Tahun Tabel 4.2 Ketercapaian Fisik dan Anggaran dari Program yang Dilaksanakan 49 K/L Tahun vi

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Siklus Perencanaan... 1 Gambar 3.1 Status Penyampaian Laporan Triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2010 dan Gambar 3.2 Daftar K/L Berdasarkan Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Tahun Gambar 3.3 Perkembangan Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan 32 K/L Tahun 2010 dan Gambar 3.4 Daftar K/L Berdasarkan Kategori Realisasi Anggaran Tahun Gambar 3.5 Perkembangan Realisasi Anggaran 32 K/L Tahun 2010 dan Gambar 3.6 Sebaran K/L Berdasarkan Kondisi Kinerja Tahun vii

10

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (selanjutnya disebut UU SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (selanjutnya disebut PP 39/2006) mengamanatkan perlunya dilakukan evaluasi pelaksanaan RKP yang hasilnya diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam penyusunan RKP periode dua tahun berikutnya. Evaluasi merupakan salah satu tahapan dalam perencanaan pembangunan, sebagaimana diamanatkan pula oleh UU SPPN. Dalam Pasal 8 UU SPPN, dikatakan bahwa tahapan perencanaan pembangunan nasional meliputi: (a) Penyusunan rencana; (b) Penetapan rencana; (c) Pengendalian pelaksanaan rencana; dan (d) Evaluasi pelaksanaan rencana. Gambar 1.1 Siklus Perencanaan Penetapan indikator kinerja dengan memperhatikan kaidah SMART agar kegiatan/program yang direncanakan dapat dievaluasi Pengembangan sistem dan mekanisme monitoring sebagai early warning pelaksanaan kegiatan/program pembangunan Monitoring/ Pengendalian PERENCANAAN/ PENGANGGARAN PELAKSANAAN Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan bagi penyusunan rencana/anggaran EVALUASI Evaluasi Kinerja Pembangunan - Pencapaian Kinerja - Kendala/Hambatan - Langkah Tindak Lanjut Pelaksanaan post evaluation dengan membandingkan apa yang sudah dikerjakan dengan yang direncanakan Sumber: Paparan Deputi Evaluasi Kinerja Pembangunan Bappenas pada berbagai forum,

12 PP 39 yang merupakan turunan dari UU SPPN lebih jauh mengemukakan bahwa kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana merupakan bagian dari fungsi manajemen, yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keempatnya saling melengkapi dan masing-masing memberi umpan balik serta masukan kepada yang lainnya. Sejalan dengan itu, dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumberdaya, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan program pembangunan, perlu dilakukan upaya pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan. Untuk melaksanakan amanat peraturan perundang-undangan sebagaimana diuraikan di atas, telah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan RKP, termasuk RKP Data dan informasi yang digunakan sebagai dasar evaluasi adalah Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Kementerian/Lembaga (K/L) Triwulan IV Tahun sesuai dengan PP 39 yang disampaikan oleh setiap K/L kepada Bappenas. Seyogyanya laporan tersebut diterima Bappenas selambat-lambatnya 14 hari kerja sejak triwulan bersangkutan berakhir, namun dari tahun ke tahun komitmen terhadap PP 39 semakin menurun. Oleh karena itu, evaluasi atas RKP 2011 hanya dapat dilakukan terhadap 49 dari 80 K/L (61 persen). 1.2 Hubungan antara RKP 2011 dengan RPJMN RKP 2011 adalah pelaksanaan tahun kedua dari RPJMN Format RKP 2011 disusun dalam 3 buku. Buku I memuat prioritas nasional, Buku II memuat prioritas bidang, dan Buku III memuat pembangunan berdimensi kewilayahan. Pemisahan ke dalam tiga buku semacam ini adalah sebuah langkah positif, karena penitikberatan arah kebijakan pembangunan menjadi lebih jelas. Buku I dititikberatkan pada rencana pembangunan nasional, yang mengelompokkan sejumlah kegiatan prioritas dan fokus dalam rangka tercapainya 14 Prioritas Nasional tahun Pengelompokan dimaksudkan agar gerak laju pembangunan nasional menjadi lebih terarah dan terfokus untuk Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis, Dan Berkeadilan-- sesuai dengan tema pembangunan tahun Buku II dititikberatkan pada rencana pembangunan bidang yang lebih bersifat sektoral dengan maksud arah dan gerak masing-masing K/L sebagai instansi pelaksana 2

13 pembangunan menjadi lebih terarah. Penjabaran kegiatan prioritas dan fokus dalam Buku II dikelompokkan ke dalam 11 bidang pembangunan. Buku III disusun sejalan dengan timbulnya kesadaran bahwa Indonesia adalah negara besar dengan wilayah luas, dan karakteristik wilayah yang berbeda satu sama lain, sehingga memerlukan penanganan yang tidak dapat digeneralisir. Dengan Buku III diharapkan rencana pembangunan pada masing-masing wilayah akan lebih tepat dan terarah. Terkait dengan struktur, RPJMN dan RKP tidak persis serupa. Secara singkat esensinya adalah sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan antar RKP dengan RPJMN dalam hal penamaan fokus prioritas, program, dan kegiatan. Di samping itu juga terdapat perbedaan dalam penentuan besaran target yang ditetapkan. 2. Meski RKP 2011 sudah berupa tiga buku: yakni Buku I berisi prioritas nasional, Buku II berisi prioritas bidang, dan Buku III berisi arah kebijakan pembangunan kewilayahan (sama dengan jumlah buku RPJMN ), namun secara struktur, masih terdapat perbedaan anatomi dengan RPJMN Sebagai ilustrasi, persandingan struktur Buku I RPJMN dengan RKP 2011 adalah sebagaimana Tabel 1.1 di bawah ini. Level Tabel 1.1 Persandingan Struktur Buku I RPJMN dengan RKP 2011 RPJMN RKP Prioritas 2. Substansi Inti 3. Kegiatan Prioritas 1. Prioritas 2. Fokus Prioritas 3. Kegiatan Prioritas Sasaran (level kegiatan) Ada Ada (namun berupa keluaran) Indikator Ada Ada Target Ada Ada Sumber: Hasil pencermatan terhadap Buku I RPJMN dengan RKP Tujuan Evaluasi RKP 2011 Evaluasi RKP 2011 dilakukan setidaknya diharapkan akan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi penyusunan RKP 2013 yang akan datang. Di samping itu juga diharapkan untuk menjadi bahan masukan bagi 3

14 pengembangan sistem monitoring dan evaluasi yang saat ini sedang dibangun oleh Bappenas. 1.4 Kelemahan dan Manfaat Evaluasi RKP 2011 Evaluasi Akhir Tahun RKP 2011 diharapkan mampu memberikan manfaat. Namun, evaluasi ini tidak pula terlepas dari berbagai kelemahan. Adapun, manfaat dan kelemahan yang teridentifikasi adalah sebagai berikut. Manfaat: 1. Mampu memberikan masukan dalam penyusunan RKP untuk periode waktu dua tahun mendatang; 2. Menggambarkan kondisi capaian kinerja dan penyerapan anggaran K/L dan program-program pembangunan; 3. Memberikan catatan untuk perbaikan dalam penyusunan RPJMN dan RKP periode mendatang; 4. Memberikan pembelajaran pentingnya evaluasi. Kelemahan: 1. Indikator pada level program tidak tersedia; 2. Evaluasi akhir tahun RKP 2011 tidak dapat memberikan gambaran utuh capaian pembangunan karena tidak semua K/L menyampaikan laporan triwulan IV PP 39/2006, sehingga evaluasi hanya berdasarkan laporan yang diterima Bappenas; 3. Terdapat perbedaan cara pengisian laporan triwulan IV PP 39/2006 oleh masing-masing K/L. 4

15 BAB II CARA ANALISIS 2.1 Sumber data Idealnya, yang menjadi dasar dari evaluasi RKP adalah hasil evaluasi Renja masing-masing K/L, sebagaimana peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar, yakni PP 39/2006, berikut ini: 1. Pimpinan K/L menyampaikan laporan hasil evaluasi pelaksanaan Renja K/L kepada Menteri paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir (Ps 13.4). 2. Menteri melakukan evaluasi pelaksanaan RKP periode sebelumnya berdasarkan laporan hasil evaluasi pelaksanaan Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (Pasal 13). Artinya, dengan asumsi semua K/L mematuhi tenggat waktu untuk mengumpulkan hasil evaluasi Renja masing-masing, evaluasi RKP paling cepat baru dapat dilaksanakan akhir Februari dan secepat-cepatnya tuntas dalam satu bulan (perkiraan optimis). Karenanya, evaluasi RKP baru akan selesai dilakukan pada akhir Maret. Padahal, jadwal penyusunan RKP 2 tahun berikutnya sudah dimulai pada Januari. Oleh karena itu, dengan semangat untuk mempercepat pelaksanaan, evaluasi RKP 2011 ini dicoba dilaksanakan dengan memanfaatkan laporan triwulan IV sebagaimana diatur dalam PP 39/2006 berikut ini. 1. Pimpinan K/L melakukan pemantauan pelaksanaan Renja K/L yang meliputi pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan kewenangannya (Ps 4.1) 2. Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (4), dan ayat (5) disusun dalam bentuk laporan triwulanan (Ps 4.7). 3. Pimpinan K/L Lembaga menyusun laporan triwulanan K/L dengan menggunakan laporan triwulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), laporan triwulanan SKPD Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2), dan laporan triwulanan SKPD Provinsi dalam rangka 5

16 pelaksanaan tugas dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) (Ps 9.3). 4. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir kepada: a. Menteri; b. Menteri Anggaran; dan c. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (Ps 9.4). 2.2 Cara Analisis Analisis dilakukan terhadap capaian pelaksanaan pembangunan tahun 2011 yang mencakup analisis hasil keseluruhan K/L yang menyampaikan laporan triwulan IV PP 39/2006. Fokus analisisnya meliputi: (1) Realisasi fisik/kapasitas pelaksanaan pembangunan, (2) Realisasi anggaran, dan (3) Kinerja K/L, dan (4) Kinerja Program per K/L. Analisis capaian pelaksanaan pembangunan dilakukan dalam langkahlangkah sebagai berikut: A. Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan 1. Menghitung rata-rata realisasi fisik yang sekaligus menggambarkan kapasitas pelaksanaan pembangunan atau kemampuan untuk melaksanakan dan atau menyelesaikan pembangunan. Angka realisasi fisik/kapasitas pelaksanaan pembangunan diperoleh dari data persentase realisasi fisik yang sudah ada dalam laporan triwulan IV PP 39/2006. Rata-rata realisasi fisik dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang (dengan pagu anggaran sebagai bobotnya). Formula yang digunakan adalah sebagai berikut: Rata-rata Realisasi Fisik = i = 1,2..,40 Σ (Persentase Realisasi Fisik K/Li x Total Pagu Anggaran K/Li) Σ Total Pagu Anggaran K/Li X Mengkategorikan K/L berdasarkan realisasi fisik/kapasitas pembangunan menjadi dua kelompok, yaitu: (1) Kelompok K/L dengan realisasi fisik/kapasitas di atas rata-rata, dan (2) Kelompok K/L dengan realisasi fisik/kapasitas di bawah rata-rata. 6

17 3. Menganalisis perkembangan realisasi fisik/kapasitas pelaksanaan pembangunan untuk tahun 2010 dan K/L yang dapat dilihat perkembangannya adalah K/L yang menyampaikan laporan triwulan IV pada tahun 2010 dan Tipe perkembangannya meliputi peningkatan, penurunan, atau tidak terdapat perubahan realisasi fisik/kapasitas. B. Realisasi Anggaran 1. Menghitung rata-rata realisasi anggaran yang dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang (dengan pagu anggaran sebagai bobotnya). Formula yang digunakan adalah sebagai berikut: Rata-rata Σ (Persentase Realisasi Anggaran K/Li x Total Pagu Anggaran K/Li) Realisasi = Anggaran Σ Total Pagu Anggaran K/Li i = 1,2..,40 X Mengkategorikan K/L berdasarkan realisasi anggaran menjadi dua kelompok, yaitu: (1) Kelompok K/L dengan realisasi anggaran di atas rata-rata, dan (2) Kelompok K/L dengan realisasi anggaran di bawah rata-rata. 3. Menganalisis perkembangan realisasi anggaran untuk tahun 2010 dan K/L yang dapat dilihat perkembangannya adalah K/L yang menyampaikan laporan triwulan IV pada tahun 2010 dan Tipe perkembangannya meliputi peningkatan, penurunan, atau tidak terdapat perubahan realisasi anggaran. C. Kinerja K/L Kinerja K/L dilihat dari kombinasi antara realisasi fisik dengan realisasi anggaran, yang menghasilkan 4 (empat) kondisi sebagai berikut: Kondisi 1: Kondisi 2: Kondisi 3: K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata K/L dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata 7

18 Kondisi 4: K/L dengan realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata Penjelasan lebih rinci mengenai kinerja setiap K/L terdapat pada bagian lampiran. D. Kinerja Program per K/L Kinerja program per K/L dilihat dari kombinasi antara realisasi fisik dengan realisasi anggaran, yang menghasilkan 4 (empat) kondisi sebagai berikut: Kondisi 1: Kondisi 2: Kondisi 3: Kondisi 4: Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata Program dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata Program dengan realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata Selain itu, kinerja program setiap K/L juga dilihat dari ketercapaian fisik dan ketercapaian anggaran, yang diperoleh dari perbandingan antara realisasi dengan sasaran dalam bentuk persentase. Agar dapat diperbandingkan dengan K/L lainnya (yang menyampaikan laporan triwulan IV PP 39/2006), maka dibagi menjadi 3 (tiga) kategori. 1. Ketercapaian 100%; artinya program tercapai yaitu realisasi fisik/anggaran lebih besar daripada sasaran. 2. Ketercapaian (99% rata-rata realisasi fisik/anggaran); artinya program tidak tercapai karena realisasi lebih kecil dari sasaran, namun ketercapaiannya masih di atas rata-rata realisasi fisik/anggaran K/L yang menyampaikan laporan. 3. Ketercapaian <rata-rata realisasi fisik/anggaran; artinya program tidak tercapai karena realisasi lebih kecil dari sasaran, dan ketercapaiannya di bawah rata-rata realisasi fisik/anggaran K/L yang menyampaikan laporan. Penjelasan lebih rinci mengenai kinerja program per K/L baik dalam hal kondisi kinerja program dan ketercapaian program terdapat pada bagian lampiran. 8

19 2.3 Permasalahan dan Keterbatasan Dalam pelaksanaan evaluasi RKP Tahun 2011 dengan menggunakan laporan triwulan IV PP 39/2006 dari K/L, dijumpai lima kendala utama, sebagai berikut: 1. Seluruh program dalam laporan triwulan IV PP 39/2006 tidak memiliki indikator sehingga capaian outcome sulit diukur. 2. Terdapat cukup banyak kegiatan dalam RKP 2011 yang tidak dijumpai dalam laporan triwulan IV PP 39/ Belum seluruh K/L menyampaikan laporan triwulan IV PP 39/2006 dengan tertib dan tepat waktu. Hingga laporan ini disusun, 1 Juni 2012, terhitung 49 dari 80 K/L yang telah menyampaikan laporan triwulan IV Data dari sejumlah kegiatan dipertanyakan validitasnya (misalnya angka capaian fisik atau penyerapan anggaran yang sangat rendah). 5. Terdapat banyak indikator dengan rumusan kalimat yang bukan rumusan indikator melainkan rumusan target/sasaran, atau bahkan indikator tidak sesuai dengan tingkatan kebijakan (seperti: seharusnya indikator outcome, namun ditempatkan sebagai indikator output). 9

20

21 BAB III ANALISIS CAPAIAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TAHUN Pengantar Seperti yang telah dikemukakan pada Bab II, evaluasi akhir RKP 2011 menggunakan data laporan triwulan IV PP 39/2006 yang disampaikan oleh K/L. Hingga 1 Juni 2012, dari 80 K/L yang ada, baru 49 K/L yang telah menyerahkan laporan triwulan IV PP 39/2006 ke Bappenas (Gambar 3.1). Seluruh laporan yang telah diserahkan ke Bappenas tersebut selanjutnya dicermati, diolah, dan dianalisis untuk mengetahui capaian pelaksanaan pembangunan tahun Gambar 3.1 Status Penyampaian Laporan Triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2010 dan 2011 Tahun Tahun Jumlah K/L yang tidak menyampaikan laporan Jumlah K/L yang menyampaikan laporan Jumlah K/L Sumber: Direkapitulasi dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2010 dan 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni 2012 Dengan basis besaran pagu anggaran, 49 K/L yang telah menyampaikan laporan triwulan IV PP 39/2006 ke Bappenas dikategorikan ke dalam tiga kelompok, sebagai berikut: (1) K/L dengan pagu anggaran sama atau lebih dari Rp3 triliun sebanyak 13 K/L, (2) K/L dengan pagu anggaran antara Rp1 triliun sampai dengan Rp3 triliun sebanyak 9 K/L, dan (3) K/L dengan pagu anggaran kurang dari Rp1 triliun sebanyak 28 K/L. Pagu anggaran tertinggi adalah Kementerian Pendidikan Nasional, sebesar Rp47,242 triliun, sedangkan pagu anggaran terendah adalah Komisi Nasional HAM, sebesar Rp64,203 miliar. Kategori lebih detail, dapat dilihat dalam Tabel

22 Tabel 3.1 Kategori K/L yang Menyampaikan Laporan Triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2011 Berdasarkan Besaran Pagu Anggaran No Kode Kementerian/Lembaga Pagu Dana (ribu Rp.) K/L dengan pagu anggaran Rp3 triliun atau lebih Kementerian Pendidikan Nasional , Kementerian Agama , Kementerian Pertahanan , Kementerian Perhubungan , Kementerian Keuangan , Kementerian Dalam Negeri , Kementerian Kesehatan , Kementerian Hukum dan HAM , Kementerian Kehutanan , Kementerian Luar Negeri , Kementerian Kelautan dan Perikanan , Kementerian Perumahan Rakyat , Kementerian Sosial ,00 K/L dengan pagu anggaran antara Rp1-3 triliun Kementerian Perdagangan , Badan Pusat Statistik , Dewan Perwakilan Rakyat , Kementerian Perindustrian , Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata , Sekretariat Negara , Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi , Badan Meteorologi. Klimatologi dan Geofisika , Badan SAR Nasional ,00 K/L dengan pagu anggaran di bawah Rp1 triliun Badan Narkotika Nasional , Komisi Pemilihan Umum , Kementerian Lingkungan Hidup , Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah , Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia , Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan , Lembaga Sandi Negara , Kementerian Riset dan Teknologi , Badan Tenaga Nuklir Nasional , Komisi Pemberantas Korupsi , Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi , Badan Pertanahan Nasional , Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional , Badan Koordinasi Penanaman Modal , Badan Kepegawaian Nasional , Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional , Perpustakaan Nasional , Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum Hankam , Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian , Lembaga Administrasi Nasional , Kementerian Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat , Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah , Kementerian Negara BUMN , Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan , Badan Standardisasi Nasional , Komisi Yudisial , Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ,00 Total Pagu Dana 49 K/L ,67 Sumber: Direkapitulasi dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni

23 3.2 Capaian Pelaksanaan Pembangunan Capaian pelaksanaan pembangunan tahun 2011 dianalisis melalui realisasi fisik dan realisasi anggaran. Kinerja K/L dan kinerja program dalam pelaksanaan pembangunan juga dianalisis untuk memberikan gambaran bagaimana posisi K/L dan program per K/L ke dalam empat kondisi capaian pelaksanaan pembangunan, yang tidak lain dilihat dari kombinasi kondisi realisasi fisik dengan realisasi anggaran Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Berdasarkan laporan triwulan IV PP 39/2006 tahun 2011, rata-rata realisasi fisik pelaksanaan pembangunan dari 49 K/L yang telah menyampaikan laporan adalah 85,94 persen. Angka ini lebih rendah dari tahun 2010, yakni sebesar 86,27 persen (Tabel 3.2). Angka realisasi fisik ini juga menggambarkan kapasitas pelaksanaan pembangunan, karena pengukuran dilakukan dengan melihat seberapa besar kemampuan K/L dalam menyelesaikan atau melaksanakan kegiatan pembangunan. Dengan demikian, besar kapasitas pelaksanaan pembangunan akan sama dengan capaian yang dihasilkan dari suatu pelaksanaan kegiatan pembangunan (realisasi fisik). Semakin besar nilai realisasi fisik menunjukkan semakin baik kapasitas K/L yang bersangkutan. Tabel 3.2 Rata-rata Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2010 dan 2011 Triwulan IV Rata-rata Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan 86,27 85,94 Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2010 dan 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni 2012 Kategori K/L berdasarkan realisasi fisik/kapasitas pembangunan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok K/L dengan realisasi fisik/kapasitas di atas rata-rata dan kelompok K/L dengan realisasi fisik/kapasitas di bawah rata-rata. Pada tahun 2011, 32 K/L (65,31 persen) memiliki kapasitas pelaksanaan pembangunan di atas rata-rata dan 17 K/L (34,69 persen) di bawah rata-rata (Tabel 3.3). Secara lebih rinci, daftar K/L berdasarkan realisasi fisik/kapasitas pembangunan tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar

24 Tabel 3.3 Kategori K/L Berdasarkan Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2010 dan Jumlah % Jumlah % K/L dengan realisasi fisik/kapasitas di atas rata-rata 27 67, ,31 K/L dengan realisasi fisik/kapasitas di bawah rata-rata 13 32, ,69 Jumlah , ,00 Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2010 dan 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni 2012 Gambar 3.2 Daftar K/L Berdasarkan Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2011 Bakosurtanal Komnas HAM KRT BATAN Kemenhut BPKP BPPT Kemenhan LAN BSN KY BPS Lemsaneg Kemenkokesra LIPI Setneg KemenBUMN BKN LAPAN Kemenperin KemenKUKM Kemendiknas LKPP Kemensos Kemenhukham Kemenkeu PPATK KKP BKPM Kemenag Basarnas Perpusnas Rata-rata BMKG Kemenbudpar Kemnakertrans BNN Kemenpera Kemenhub Kemenkes Kemendagri Kemenlu KPK DPR Kemenko KPU Kemendag KLH Kemenkopolhu Rata-rata 85.94% Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni 2012 Dalam menganalisis perkembangan realisasi fisik/kapasitas pelaksanaan pembangunan, dari 49 K/L yang menyampaikan laporan triwulan IV PP 39/2006 tahun 2011, hanya 32 K/L yang dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari 32 K/L tersebut, 15 K/L menunjukkan peningkatan dalam hal realisasi fisik/kapasitas pelaksanaan pembangunan. Sedangkan 16 K/L lainnya menunjukkan penurunan realisasi fisik/kapasitas pelaksanaan pembangunan dari tahun 2010 (Tabel 3.4 dan Gambar 3.3). 13

25 Setneg Kemenlu Kemenhan Kemenkeu Kemenperin Kemenhub Kemendiknas Kemenkes Kemnakertrans Kemensos Kemenkopolhukam Kemenko Perekonomian Kemenkokesra Kemenbudpar Kemen KUKM Lemsaneg Perpusnas BNN Komnas HAM BMKG KPU PPATK BATAN LAPAN Bakosurtanal BSN LAN BPKP KPK KY LKPP Basarnas Tabel 3.4 Perkembangan Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2010 dan 2011 Perkembangan Realisasi Fisik/Kapasitas Jumlah K/L Sama 1 Meningkat 15 Menurun 16 Jumlah 32 Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2010 dan 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni ,00 120,00 110,00 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 Gambar 3.3. Perkembangan Realisasi Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan 32 K/L Tahun 2010 dan ,00 Realisasi Fisik 2010 Realisasi Fisik 2011 Rata-rata Fisik 2010 Rata-rata Fisik 2011 Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2010 dan 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni Realisasi Anggaran Berdasarkan laporan triwulan IV PP 39/2006 tahun 2011, rata-rata realisasi anggaran pelaksanaan pembangunan dari 49 K/L yang telah menyampaikan laporan PP 39/2006 adalah 82,48 persen, lebih rendah dari tahun 2010, yaitu 84,68 persen (Tabel 3.5). 14

26 Tabel 3.5 Rata-rata Realisasi Anggaran Tahun 2010 dan 2011 Triwulan IV Rata-rata Realisasi Anggaran 84,68 82,48 Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2010 dan 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni 2012 Kategori K/L berdasarkan realisasi anggaran terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok K/L dengan realisasi anggaran di atas rata-rata dan kelompok K/L dengan realisasi anggaran di bawah rata-rata. Pada tahun 2011, 28 K/L (57,14 persen) memiliki realisasi anggaran pelaksanaan pembangunan di atas rata-rata dan 21 K/L (42,85 persen) di bawah rata-rata (Tabel 3.6). Secara lebih rinci, daftar K/L berdasarkan realisasi anggaran tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar 3.4. Tabel 3.6 Kategori K/L Berdasarkan Realisasi Anggaran Tahun 2010 dan Jumlah % Jumlah % Jumlah K/L dengan realisasi anggaran di atas rata-rata ,14 Jumlah K/L dengan realisasi anggaran di bawah rata-rata ,86 Jumlah , ,00 Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2010 dan 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni 2012 Dalam menganalisis perkembangan realisasi anggaran pelaksanaan pembangunan, dari 49 K/L yang menyampaikan laporan triwulan IV PP 39/2006 tahun 2011, hanya 32 K/L yang dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari 32 K/L tersebut, 17 K/L menunjukkan peningkatan dalam hal realisasi anggaran. Sedangkan 15 K/L lainnya menunjukkan penurunan realisasi anggaran dari tahun 2010 (Tabel 3.7 dan Gambar 3.5). Tabel 3.7 Perkembangan Realisasi Anggaran Tahun 2010 dan 2011 Perkembangan Realisasi Fisik/Kapasitas Jumlah K/L Sama 1 Meningkat 15 Menurun 16 Jumlah 32 Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2010 dan 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni

27 Setneg Kemenlu Kemenhan Kemenkeu Kemenperin Kemenhub Kemendiknas Kemenkes Kemnakertrans Kemensos Kemenkopolhukam Kemenko Perekonomian Kemenkokesra Kemenbudpar Kemen KUKM Lemsaneg Perpusnas BNN Komnas HAM BMKG KPU PPATK BATAN LAPAN Bakosurtanal BSN LAN BPKP KPK KY LKPP Basarnas Gambar 3.4 Daftar K/L Berdasarkan Realisasi Anggaran Tahun 2011 Kemenhan Lemsaneg BPPT BATAN KY KRT Perpusnas LAN BPS LAPAN BPPT KemenKUKM Kemenhukham Kemensos Kemenag BKPM KKP BSN BKN Kemenkokesra KLH Kemendag Kemenkeu Setneg Kemendiknas Kemen budpar Komnas HAM Kemnakertrans Rata-rata Kemenperin Kemenhut BMKG Bakosurtanal Basarnas Kemenkes LIPI KemenBUMN BNN Kemenhub LKPP Kemendagri DPR Kemenko perekonomian Kemenlu KPU Kemenpera KPK PPATK Kemenkopolhukam Rata-rata ,48% Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni Gambar 3.5 Perkembangan Realisasi Anggaran 32 K/L Tahun 2010 dan 2011 Realisasi Anggaran 2010 Realisasi Anggaran 2011 Rata-rata Anggaran 2010 Rata-rata Anggaran 2011 Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni

28 3.2.3 Kinerja K/L (Kondisi Realisasi Fisik dan Realisasi Anggaran) Kinerja K/L dapat dilihat dari sejauhmana kondisi realisasi fisik dan realisasi anggaran pada akhir TA Gambar 3.6 menunjukkan sebaran K/L berdasarkan 4 (empat) kondisi kombinasi antara realisasi fisik dan realisasi anggaran. Gambar 3.6 Sebaran K/L Berdasarkan Kondisi Kinerja Tahun 2011 Realisasi Fisik Di Bawah Rata-Rata Realisasi Anggaran Di atas/sama dengan Rata-Rata II 3 K/L 6,12% 120,00 95,00 25,00 45,00 65,00 85,00 105,00 70,00 Realisasi Fisik Di Atas/Sama dengan Rata-Rata Realisasi Anggaran Di Atas/Sama dengan Rata-Rata 24 K/L 48,98% I Rata-rata Realisasi Fisik III 14 K/L 28,57% Realisasi Fisik Di Bawah Rata-Rata Realisasi Anggaran Di Bawah Rata-Rata 45,00 20,00 Rata-rata Realisasi Anggaran IV 8 K/L 16,33% Realisasi Fisik Di Atas/Sama dengan Rata-Rata Realisasi Anggaran Di Bawah Rata-Rata Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni 2012 K/L dengan kinerja sesuai harapan berada pada kondisi 1 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata), sejumlah 24 K/L (48,98 persen). Sedangkan K/L dengan kinerja yang masih membutuhkan perhatian adalah K/L pada kondisi 3 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata), sejumlah 14 K/L (28,37 persen). Secara lebih mendetail, daftar K/L berdasarkan kondisi kinerja terdapat pada Tabel

29 Tabel 3.8 Daftar K/L Berdasarkan Kondisi Kinerja Tahun 2011 No Kode Kementerian/Lembaga Realisasi Fisik Realisasi Anggaran K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata (Kondisi 1) Kementerian Riset dan Teknologi 100,00 93, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 100,00 84, Badan Tenaga Nuklir Nasional 98,77 94, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan 98,05 91, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 97,30 94, Kementerian Pertahanan 96,67 97, Lembaga Administrasi Nasional 96,50 92, Badan Standardisasi Nasional 96,37 89, Komisi Yudisial 95,85 93, Badan Pusat Statistik 95,69 92, Lembaga Sandi Negara 94,92 96, Kementerian Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat 94,37 88, Sekretariat Negara 93,39 85, Badan Kepegawaian Nasional 93,22 88, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 93,00 92, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 92,31 91, Kementerian Pendidikan Nasional 92,24 85, Kementerian Sosial 91,63 89, Kementerian Hukum dan HAM 91,54 90, Kementerian Keuangan 90,21 85, Kementerian Kelautan dan Perikanan 89,23 89, Badan Koordinasi Penanaman Modal 88,93 89, Kementerian Agama 88,83 89, Perpustakaan Nasional 86,00 93,00 K/L dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata (Kondisi 2) Badan Pertanahan Nasional 85,31 86, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 85,08 85, Kementerian Lingkungan Hidup 45,16 87,77 K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata (Kondisi 3) Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 85,08 81, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 83,23 82, Badan Narkotika Nasional 81,57 77, Kementerian Perumahan Rakyat 79,76 68, Kementerian Perhubungan 78,09 77, Kementerian Kesehatan 77,02 77, Kementerian Dalam Negeri 76,43 76, Kementerian Luar Negeri 76,04 70, Komisi Pemberantasan Korupsi 73,39 51, Dewan Perwakilan Rakyat 71,79 71, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 66,06 70, Komisi Pemilihan Umum 62,02 70, Kementerian Perdagangan 50,23 86, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan 33,15 38,10 K/L dengan realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata (Kondisi 4) Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional 100,00 80, Kementerian Kehutanan 98,15 81, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 94,06 77, Kementerian Negara BUMN 93,23 77, Kementerian Perindustrian 92,89 81, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 92,07 77, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 89,84 48, Badan SAR Nasional 86,32 78,34 Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni

30 3.2.4 Kinerja Program (Kondisi Realisasi Fisik dan Realisasi Anggaran) Kinerja program per K/L dapat dilihat dari kondisi realisasi fisik dan realisasi anggaran setiap program pada akhir TA Tabel 3.9 menunjukkan persentase program K/L pada 4 (empat) kondisi capaian. 27 K/L memiliki lebih dari 50 persen program yang kinerjanya sesuai dengan harapan, yaitu berada pada kondisi 1 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata). 17 K/L memiliki lebih dari 50 persen program yang kinerjanya masih memerlukan perhatian, yaitu berada pada kondisi 3 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata). Apabila memperhatikan keseluruhan program (275 program) yang dilaporkan 49 K/L yang menyampaikan laporan triwulan IV PP 39/2006 tahun 2011, terdapat 155 program (56,36 persen) yang kinerjanya sesuai dengan harapan, berada pada kondisi 1 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata). Sementara itu, 56 program (20,36 persen) kinerjanya masih memerlukan perhatian, karena berada pada kondisi 3 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata). Dari sisi ketercapaian fisik dan anggaran, kinerja program per K/L menunjukkan 44 program (16,00 persen) berhasil mencapai target fisik yang ditetapkan dan 77 program (28,00 persen) berhasil mencapai target anggaran. Sebagian besar program berada pada kondisi di atas rata-rata realisasi fisik maupun realisasi anggaran, yaitu 158 program (57,45 persen) untuk ketercapaian fisik dan 165 program (60,00 persen) untuk ketercapaian anggaran. Tabel 3.10 menunjukkan ketercapaian fisik dan anggaran dari setiap K/L yang menyampaikan laporan triwulan IV PP 39/

31 Tabel 3.9 Persentase Program per K/L pada 4 Kondisi Kinerja Tahun 2011 No Kode Kementerian/Lembaga Persentase Program Pada Kondisi Total Program Dewan Perwakilan Rakyat 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% Sekretariat Negara 52,94% 5,88% 23,53% 17,65% Kementerian Dalam Negeri 53,85% 7,69% 30,77% 7,69% Kementerian Luar Negeri 63,64% 9,09% 27,27% 0,00% Kementerian Pertahanan 88,46% 0,00% 11,54% 0,00% Kementerian Hukum dan HAM 75,00% 0,00% 25,00% 0,00% Kementerian Keuangan 41,67% 8,33% 25,00% 25,00% Kementerian Perindustrian 63,64% 0,00% 27,27% 9,09% Kementerian Perhubungan 55,56% 11,11% 22,22% 11,11% Kementerian Pendidikan Nasional 42,86% 42,86% 0,00% 14,29% Kementerian Kesehatan 50,00% 12,50% 25,00% 12,50% Kementerian Agama 36,36% 0,00% 45,45% 18,18% Kementerian Tenaga Kerja & Trans. 44,44% 11,11% 33,33% 11,11% Kementerian Sosial 33,33% 16,67% 16,67% 33,33% Kementerian Kehutanan 25,00% 12,50% 37,50% 25,00% Kementerian Kelautan & Perikanan 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% Kemenko Bidang Politik, Hukum, Hankam 33,33% 0,00% 66,67% 0,00% Kemenko Bidang Perekonomian 33,33% 66,67% 0,00% 0,00% Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 62,50% 0,00% 37,50% 0,00% Kementerian Negara BUMN 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% Kementerian Riset dan Teknologi 33,33% 0,00% 66,67% 0,00% Kementerian Lingkungan Hidup 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% Kementerian KUKM 33,33% 0,00% 66,67% 0,00% Lembaga Sandi Negara 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% Badan Pusat Statistik 33,33% 33,33% 33,33% 0,00% Badan Pertanahan Nasional 25,00% 0,00% 74,00% 0,00% Perpustakaan Nasional 33,33% 33,33% 0,00% 33,33% Badan Koordinasi Penanaman Modal 66,67% 0,00% 33,33% 0,00% Badan Narkotika Nasional 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 60,00% 0,00% 40,00% 0,00% Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geo. 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% Komisi Pemilihan Umum 66,67% 0,00% 33,33% 0,00% Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keu 66,67% 0,00% 33,33% 0,00% Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 33,33% 33,33% 0,00% 33,33% Badan Tenaga Nuklir Nasional 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% Badan Pengkajian dan Penerapan Tek. 66,67% 0,00% 33,33% 0,00% Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nas. 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nas 50,00% 0,00% 0,00% 50,00% Badan Standardisasi Nasional 33,33% 33,33% 0,00% 33,33% Lembaga Administrasi Nasional 66,67% 0,00% 33,33% 0,00% Badan Kepegawaian Nasional 33,33% 0,00% 66,67% 0,00% Badan Pengawas Keuangan dan Pemb. 33,33% 33,33% 0,00% 33,33% Kementerian Perdagangan 44,44% 11,11% 11,11% 33,33% Kementerian Perumahan Rakyat 33,33% 33,33% 0,00% 33,33% Komisi Pemberantas Korupsi 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% Komisi Yudisial 33,33% 0,00% 66,67% 0,00% LKPP 0,00% 50,00% 0,00% 50,00% Badan SAR Nasional 66,67% 0,00% 33,33% 0,00% 3 Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni 2012 Keterangan: Program K/L yang kinerjanya sesuai harapan Program K/L yang kinerjanya memerlukan perhatian Kondisi 1 Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata Kondisi 2 Program dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata Kondisi 3 Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata Kondisi 4 Program dengan realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata 20

32 Tabel 3.10 Ketercapaian Fisik dan Anggaran per K/L Tahun No Kode Kementerian/Lembaga Total Ketercapaian Fisik Ketercapaian Anggaran Program 100% 99 82, 48% <82,48% 100% 99 85,94% <85,94% Dewan Perwakilan Rakyat 6 66,67% 0,00% 33,33% 50,00% 16,67% 33,33% Sekretariat Negara 17 47,06% 41,18% 11,76% 0,00% 58,82% 41,18% Kementerian Dalam Negeri 13 69,23% 15,38% 15,38% 61,54% 23,08% 15,38% Kementerian Luar Negeri 11 9,09% 45,45% 45,45% 9,09% 45,45% 45,45% Kementerian Pertahanan 26 53,85% 38,46% 7,69% 46,15% 50,00% 3,85% Kementerian Hukum dan HAM 12 8,33% 66,67% 25,00% 0,00% 75,00% 25,00% Kementerian Keuangan 12 33,33% 33,33% 33,33% 33,33% 58,33% 8,33% Kementerian Perindustrian 11 9,09% 90,91% 0,00% 9,09% 72,73% 18,18% Kementerian Perhubungan 9 11,11% 66,67% 22,22% 0,00% 77,78% 22,22% Kementerian Pendidikan Nasional 7 28,57% 71,43% 0,00% 14,29% 71,43% 14,29% Kementerian Kesehatan 8 37,50% 50,00% 12,50% 12,50% 62,50% 25,00% Kementerian Agama 11 18,18% 81,82% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Kementerian Tenaga Kerja & Trans. 9 11,11% 77,78% 11,11% 11,11% 77,78% 11,11% Kementerian Sosial 6 33,33% 66,67% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Kementerian Kehutanan 8 37,50% 50,00% 12,50% 0,00% 50,00% 50,00% Kemenko Bidang Politik, Hukum, Hankam 3 66,67% 0,00% 33,33% 33,33% 33,33% 33,33% Kemenko Bidang Perekonomian 3 33,33% 33,33% 33,33% 0,00% 0,00% 100,00% Kementerian Kelautan & Perikanan 10 0,00% 80,00% 20,00% 10,00% 90,00% 0,00% Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat 2 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 8 0,00% 75,00% 25,00% 0,00% 75,00% 25,00% Kementerian Negara BUMN 2 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,00% Kementerian Riset dan Teknologi 3 100,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Kementerian Lingkungan Hidup 2 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% 100,00% 0,00% Kementerian KUKM 3 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Lembaga Sandi Negara 2 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Badan Pusat Statistik 3 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Badan Pertanahan Nasional 4 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Perpustakaan Nasional 3 0,00% 100,00% 0,00% 33,33% 66,67% 0,00% Badan Koordinasi Penanaman Modal 3 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% 66,67% 33,33% Badan Narkotika Nasional 2 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 5 100,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 2 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% 50,00% 50,00% Komisi Pemilihan Umum 3 0,00% 33,33% 66,67% 0,00% 33,33% 66,67%

33 22 Total Ketercapaian Fisik Ketercapaian Anggaran No Kode Kementerian/Lembaga Program 100% 99 82, 48% <82,48% 100% 99 85,94% <85,94% Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 3 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 3 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 66,67% 33,33% Badan Tenaga Nuklir Nasional 2 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 3 33,33% 66,67% 0,00% 33,33% 66,67% 0,00% Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2 0,00% 50,00% 50,00% 0,00% 50,00% 50,00% Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional 2 100,00% 0,00% 0,00% 0,00% 50,00% 50,00% Badan Standardisasi Nasional 3 33,33% 66,67% 0,00% 0,00% 66,67% 33,33% Lembaga Administrasi Nasional 3 66,67% 33,33% 0,00% 33,33% 66,67% 0,00% Badan Kepegawaian Nasional 3 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan 3 33,33% 66,67% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Kementerian Perdagangan 9 0,00% 11,11% 88,89% 44,44% 44,44% 11,11% Kementerian Perumahan Rakyat 3 33,33% 33,33% 33,33% 0,00% 33,33% 66,67% Komisi Pemberantas Korupsi 2 50,00% 0,00% 50,00% 0,00% 0,00% 100,00% Komisi Yudisial 3 66,67% 33,33% 0,00% 33,33% 66,67% 0,00% Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 2 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Badan SAR Nasional 3 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% Total 49 K/L ,00% 57,45% 26,55% 28,00% 60,00% 12,00% Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni 2012 Keterangan: 1. Kriteria Ketercapaian Fisik a. Ketercapaian 100% = Tercapai b. Ketercapaian 99 85,94% = Tidak tercapai namun di atas rata-rata realisasi fisik pembangunan dari 49 K/L c. Ketercapaian <85,94% = Tidak tercapai dan di bawah rata-rata realisasi fisik pembangunan dari 49 K/L 2. Kriteria Ketercapaian Anggaran a. Ketercapaian 100% = Tercapai b. Ketercapaian 99 82,48% = Tidak tercapai namun di atas rata-rata realisasi anggaran pembangunan dari 49 K/L c. Ketercapaian <82,48% = Tidak tercapai dan di bawah rata-rata realisasi anggaran pembangunan dari 49 K/L

34

35 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan dan rekomendasi atas evaluasi akhir tahun RKP 2011, dengan menggunakan data laporan triwulan IV PP 39/2006 tahun 2011, adalah sebagai berikut: 4.1 Kesimpulan Hasil analisis evaluasi akhir tahun RKP 2011, berdasarkan 49 K/L yang telah menyampaikan laporan triwulan IV PP 39/2006, dapat disimpulkan dalam beberapa butir, sebagai berikut: 1. Jumlah K/L yang melaporkan hasil triwulan IV PP 39/2006 tahun 2011 meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun 2010, yaitu sebanyak 49 K/L (dari total 80 K/L), sebelumnya 40 K/L (dari total 77 K/L) 2. Rata-rata realisasi fisik pada triwulan IV tahun 2011 mencapai persen. Sebanyak 32 K/L (65,31 persen) memiliki realisasi fisik di atas rata-rata, sedangkan 17 K/L (34,69 persen) memiliki realisasi fisik di bawah rata-rata. 3. Selanjutnya, rata-rata realisasi anggaran pada triwulan IV tahun 2011 mencapai 82,48 persen. Dari 49 K/L, sebanyak 28 K/L (57,14 persen) memiliki realisasi anggaran di atas rata-rata dan 21 K/L (42,85 persen) di bawah rata-rata. 4. Terkait dengan kinerja K/L, kombinasi antara realisasi fisik dan realisasi anggaran pada triwulan IV tahun 2011 menunjukkan 24 K/L (48,98 persen) berada pada kondisi 1 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata). Sedangkan, 14 K/L (28,37 persen) masih membutuhkan perhatian, karena berada pada kondisi 3 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata) (Tabel 4.1). 5. Terkait kinerja program per K/L, terdapat 3 hal yang dapat disimpulkan: a. Dari persentase program K/L pada 4 kondisi capaian, 27 K/L memiliki lebih dari 50 persen program yang kinerjanya sesuai 23

36 dengan harapan, yaitu berada pada kondisi 1 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata). Sedangkan, sejumlah 17 K/L memiliki lebih dari 50 persen program yang kinerjanya masih memerlukan perhatian, yaitu berada pada kondisi 3 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata). b. Dari kinerja seluruh program (total 275 program yang dilaporkan), terdapat 56,36 persen program yang kinerjanya sesuai dengan harapan yaitu berada pada kondisi 1 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata), 20,36 persen program yang masih memerlukan perhatian karena berada pada kondisi 3 (realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata) (Tabel 4.1). c. Dari ketercapaian fisik dan anggaran (Tabel 4.2), kinerja program per K/L menunjukkan 16,00 persen program berhasil mencapai target fisik yang ditetapkan dan 28,00 persen program berhasil mencapai target anggaran. Sebagian besar program berada pada kondisi di atas rata-rata realisasi fisik maupun realisasi anggaran, yaitu 57,45 persen untuk ketercapaian fisik dan 60,00 persen untuk ketercapaian anggaran. Tabel 4.1. Kondisi Kinerja Program dan K/L (49 K/L) Tahun 2011 Kondisi Kinerja Program K/L Jumlah % Jumlah % , , ,55 3 6, , , , ,33 Total , ,00 Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni 2012 Tabel 4.2. Ketercapaian Fisik dan Anggaran dari Program yang Dilaksanakan 49 K/L Tahun 2011 Ketercapaian Program Ketercapaian Program Fisik Jumlah % Anggaran Jumlah % 100% 44 16,00 100% 77 28, ,94% , , 48% ,00 <85,94% 73 26,55 <82, 48% 33 12,00 Total ,00 Total ,00 Sumber: Diolah dari laporan triwulan IV PP 39/2006 Tahun 2011 yang diterima oleh Bappenas sampai dengan 1 Juni

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS

Lebih terperinci

MONITORING TENGAH TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (DATA TRIWULAN II LAPORAN K/L BERDASARKAN PP 39/2006)

MONITORING TENGAH TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (DATA TRIWULAN II LAPORAN K/L BERDASARKAN PP 39/2006) MONITORING TENGAH TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (DATA TRIWULAN II LAPORAN K/L BERDASARKAN PP 39/2006) DIREKTORAT EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN SEKTORAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb.

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamualaikum, Wr. Wb. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 mengamanatkan kepada para pimpinan Kementerian/Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota untuk melakukan pemantauan terhadap

Lebih terperinci

TABEL 4 * JUMLAH TENAGA PENGADAAN BERSERTIFIKAT DI PUSAT

TABEL 4 * JUMLAH TENAGA PENGADAAN BERSERTIFIKAT DI PUSAT Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 0 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 0 Kepresidenan 0 Mahkamah Agung 0 Mahkamah Konstitusi 0 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 0 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI 0 0 Dewan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN R I

MENTERI KEUANGAN R I MENTERI KEUANGAN R I Yth. 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu 2. Jaksa Agung RI 3. Kepala Kepolisian RI 4. Para Kepala Lembaga Pemerintahan Non Departemen 5. Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: 1. Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut:

MEMUTUSKAN: 1. Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut: KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 103 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: KEMENTERIAN BAD AN USAHA MILIK NEGA REPUBLIK INDONESIA GEDUNG KEMENTERIAN BUMN LANTAI M, JALAN MEDAN MERDEKA SELATAN NO. 13, JAKARTA TELEPON (021) 29935678 FAKSIMILI (021) 29935740, SITUS www.bumn.go.id

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 103 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA

Lebih terperinci

REKAPITULASI TARGET PNBP KEMENTERIAN/LEMBAGA TA

REKAPITULASI TARGET PNBP KEMENTERIAN/LEMBAGA TA REKAPITULASI TARGET PNBP KEMENTERIAN/LEMBAGA TA 2009-2012 BA KEMENTERIAN/LEMBAGA APBN TA 2009 APBN-P TA 2009 APBN TA 2010 APBN-P TA 2010 APBN TA 2011 APBN-P TA 2011 APBN 2012 001 Majelis Permusyawaratan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 103 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA LEMBAGA PEMERINTAH

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Page 1 of 5 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 110 TAHUN 2001 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 110 TAHUN 2001 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN PRESIDEN

Lebih terperinci

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 SELASA, 15 NOVEMBER 2016 RABU, 16 NOVEMBER 2016 KAMIS, 17 NOVEMBER 2016 JUM AT, 18 NOVEMBER 2016 RUANG RAPAT 3.2 - KSP RUANG RAPAT 3.2 - KSP RUANG RAPAT 3.2 -

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TA 2014

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TA 2014 LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TA 214 Kedeputian Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Efisien Akuntabel Efektif Adil/Tidak Diskriminatif Prinsip pengadaan barang/jasa Transparan Bersaing Terbuka KORUPSI dalam Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 110 TAHUN 2001 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 173 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 173 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 173 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA LEMBAGA PEMERINTAH

Lebih terperinci

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II http://www.republika.co.id Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN DAN PEMOTONGAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 9/2004, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 103 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN

Lebih terperinci

EKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA

EKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA EKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA PENDAHULUAN 1. Pemantauan dan evaluasi

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 103 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 103 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 110 TAHUN 2001 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN PRESIDEN

Lebih terperinci

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SIARAN PERS Terjadi Peningkatan Kualitas dalam Penyajian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga LKPP 2009 Wajar Dengan Pengecualian Jakarta, Selasa (1 Juni 2009) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL Oleh : Direktur Keuangan Negara dan Analisa

Lebih terperinci

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DI KEDEPUTIAN BADAN PENGAW

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DI KEDEPUTIAN BADAN PENGAW No.734, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Kedeputian. Pembagian Tugas. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN TUGAS

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Edi Effendi Tedjakusuma Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Jakarta, 7 Februari 2013.

Disampaikan oleh: Edi Effendi Tedjakusuma Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Jakarta, 7 Februari 2013. Disampaikan oleh: Edi Effendi Tedjakusuma Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Jakarta, 7 Februari 2013 1 Outline 1. Pengantar 2. Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan Kementerian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PP 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PP 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PP 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DIREKTORAT SISTEM DAN PELAPORAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 96, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 178 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TUGAS LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN PRESIDEN Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah) 2 A. Pendapatan Negara dan Hibah 995.271,5 1.210.599,7 1.338.109,6 1.438.891,1 1.635.378,5 1.762.296,0 I. Pendapatan Dalam Negeri 992.248,5 1.205.345,7 1.332.322,9 1.432.058,6 1.633.053,4 1.758.864,2 1.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 103 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA

Lebih terperinci

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia?

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia? PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia? Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran SEKNAS FITRA Bekerjasama dengan KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK KETERBUKAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PEMERINTAH

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 43 TAHUN 2001 (43/2001) TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 178 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TUGAS LEMBAGA PEMERINTAH NON

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK -P DAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : dan.......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan, 1994/1995.........

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN

DATA POKOK APBN DATA POKOK - DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan...... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995...... 2 Tabel 3 : Penerimaan

Lebih terperinci

Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Program Pembangunan Bidang Hukum 1. Perencanaan Hukum Tersusunnya kegiatan-kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

I. UMUM. Saldo...

I. UMUM. Saldo... PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2010 I. UMUM Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI 1. Dasar Hukum : a. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Mengatur antara lain pemisahan peran,

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK -P 2007 DAN -P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 :, 2007 dan 2008......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995 2008...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2001 Tentang : Perubahan Atas Keputusan Presiden No. 166 Tahun 2000 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008 I. UMUM Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2001 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 178 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TUGAS LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

Deputi Bidang Koordinasi, dan Sinkronisasi Perencanaan, Pendanaan Program, UP4B. Ikwanuddin Mawardi

Deputi Bidang Koordinasi, dan Sinkronisasi Perencanaan, Pendanaan Program, UP4B. Ikwanuddin Mawardi Deputi Bidang Koordinasi, dan Sinkronisasi Perencanaan, Pendanaan Program, UP4B Ikwanuddin Mawardi Jakarta, 17 April 2013 Diagram Alur Rakorsus P4B dengan Musrenbang Rakorsus P4B Musrenbang RPJM 2010-2014

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH Oleh: Kedeputian Bidang Pengembangan

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 2010 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005 2010.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005 2010..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK -P DAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : -.......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1989/1990...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan, 1989/1990...... 3 Tabel

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja

Lebih terperinci

BAB. Nilai-Nilai Pancasila dalam Kerangka Praktik Penyelenggaraan Pemerintahan Negara

BAB. Nilai-Nilai Pancasila dalam Kerangka Praktik Penyelenggaraan Pemerintahan Negara BAB 1 Nilai-Nilai Pancasila dalam Kerangka Praktik Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Selamat ya, atas keberhasilan kalian yang telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang sekolah menengah pertama/madrasah

Lebih terperinci

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 51 BELANJA PEGAWAI 52 BELANJA BARANG 53 BELANJA MODAL 57 BELANJA BANTUAN SOSIAL KEMENTERIAN/LEMBAGA, UNIT PAGU REALISASI PAGU

Lebih terperinci

KONFIGURASI KEANGGOTAAN DPR 560 ANGGOTA

KONFIGURASI KEANGGOTAAN DPR 560 ANGGOTA KONFIGURASI KEANGGOTAAN DPR 560 ANGGOTA 109 9 1 73 61 49 47 40 39 35 16 KELEMBAGAAN DPR DAN UNSUR PENDUKUNGNYA FUNGSI Legislasi Anggaran Pengawasan O UT PU T SEKRETARIAT JENDERAL DAN BKD TENAGA AHLI &

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017 K E M E N T E R I A N R E P U B L I K K E U A N G A N I N D O N E S I A KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, 10-21

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 178 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TUGAS LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENAMAAN, SINGKATAN, DAN AKRONIM INSTANSI PEMERINTAH

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENAMAAN, SINGKATAN, DAN AKRONIM INSTANSI PEMERINTAH PEDOMAN PENAMAAN, SINGKATAN, DAN AKRONIM INSTANSI PEMERINTAH KEMENTERIAN TAHUN 2012 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i PERATURAN MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENAMAAN, SINGKATAN,

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI PP 39/2006 TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN MENIMBANG untuk melaksanakan ketentuan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

Undang Undang Pelayanan Publik No. 25/2009

Undang Undang Pelayanan Publik No. 25/2009 1 Undang Undang Pelayanan Publik No. 25/2009 Pengelolaan Pengaduan ada didalam pasal 36,37, 40 s/d 50 Isinya membahas: (1) Kewajiban menyediakan sarana pengaduan dan menugaskan pelaksana yang kompeten

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DEFINISI UMUM Indikator Kinerja adalah kunci pelaksanaan dan evaluasi kerja Indikator Kinerja adalah uraian ringkas

Lebih terperinci

Langgeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran

Langgeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Langgeng Suwito Kepala Subdirektorat Evaluasi Kinerja Penganggaran Direktorat Sistem Penganggaran

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 281.961.663 34.630.463 0 337.698.323 10.833.500

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.571, 2015 OMBUDSMAN. Tata Kerja. Susunan Organisasi. Pecabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 305.536.058 24.747.625 0 351.389.880 13.550.500

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, BNN DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2001 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2001 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2001 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 79.185.200 117.232.724 20.703.396 0 217.121.320 13.993.473

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 81.406.623 88.821.300 25.893.402 0 196.121.325 14.349.217

Lebih terperinci

: s /PB/2014 : Penting/Segera : 1 (satu) Berkas : Perubahan Akun Belanja Barang Persediaan

: s /PB/2014 : Penting/Segera : 1 (satu) Berkas : Perubahan Akun Belanja Barang Persediaan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARDJO I, LANTAII, JALAN LAPANGAN BANTENG TIMUR NOMOR 2-4. JAKARTA 10710 TELEPON 021-3449230 FAKSIMILE

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017

NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH Jl.Pramuka No.33 Jakarta 320 Telepon 02-8584863 Faksimile 02-8590332 NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4//207 Tanggal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5341 KEUANGAN NEGARA. Pertanggungjawaban. APBN 2011. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 178) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Keputusan Presiden No. 43 Tahun 2001 Tentang : Perubahan Atas Keputusan Presiden No. 178 Tahun 2000 Tentang Susunan Organisasi Dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen Sebagaimana Telah Diubah Dengan

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARDJO III, LANTAI1, JL. BUDI UTOMO NO.6 JAKARTA 10710 TELEPON:

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

2017, No Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

2017, No Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor No.1963, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. RKA-K/L. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.02/2017 TENTANG PENGUKURAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERBENDAHARAAN GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARDJO I,LANTAI JALAN LAPANGAN BANTENG TIMUR NO. 2-4 JAKARTA 10710 TELEPON (021) 3449230 PSW 5200 FAKSIMILE

Lebih terperinci

Sistem Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Nasional

Sistem Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Nasional KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Sistem Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Nasional Disampaikan oleh : Deputi Evaluasi Kinerja Pembangunan Bappenas

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN. KEPUTUSANPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2001 TENTANG UNITORGANISASI DAN TUGAS ESELON I LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

EAS SISTEM AKUNTANSI HIBAH. Dit.EAS DITJEN PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO

EAS SISTEM AKUNTANSI HIBAH. Dit.EAS DITJEN PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO EAS SISTEM AKUNTANSI HIBAH Dit.EAS DITJEN PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO SEMARANG 26 Oktober 2016 SISTEM AKUNTANSI HIBAH AKUNTANSI HIBAH PELAPORAN HIBAH KONFIRMASI POTENSI TEMUAN 1. AKUNTANSI HIBAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN www.bpkp.go.id DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PM-RB Sekretariat Jenderal DPR RI Jakarta, 30 Mei 2012

PM-RB Sekretariat Jenderal DPR RI Jakarta, 30 Mei 2012 Penganggaran Reformasi Birokrasi PM-RB Sekretariat Jenderal DPR RI Jakarta, 30 Mei 2012 1 Mekanisme & Prinsip2 Penganggaran Reformasi Birokrasi Usulan RB KL mengusulkan Reformasi Birokrasi yang telah dilaksanakan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2015 tentang

5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2015 tentang KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PANITIA SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN STAF AHLI BIDANG PERATURAN DAN PENEGAKAN HUKUM PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016 GEDUNG DJUANDA I LANTAI19,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN PERPUSTAKAAN NASIONAL KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

2013, No.11 2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tent

2013, No.11 2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tent LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2013 ADMINISTRASI. Pemerintahan. Lembaga Pemerintah Non Kementerian. Unit Organisasi. Tugas Eselon I. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4

Lebih terperinci

HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS 10

HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS 10 REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

WEEK 4. Birokrasi Aparatur Sipil Negara

WEEK 4. Birokrasi Aparatur Sipil Negara WEEK 4 Birokrasi Aparatur Sipil Negara 2 BASIC DEFINITIONS! Birokrasi merupakan seperangkat aturan yang dijalankan oleh para pejabat dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat! Birokrasi sebagai

Lebih terperinci