MONITORING TENGAH TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (DATA TRIWULAN II LAPORAN K/L BERDASARKAN PP 39/2006)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MONITORING TENGAH TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (DATA TRIWULAN II LAPORAN K/L BERDASARKAN PP 39/2006)"

Transkripsi

1 MONITORING TENGAH TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (DATA TRIWULAN II LAPORAN K/L BERDASARKAN PP 39/2006) DIREKTORAT EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN SEKTORAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS 2011

2 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2011 merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem perencanaan Pembangunan Nasional. Sebagai penjabaran dari RPJMN , dan dengan memperhatikan realisasi pembangunan tahun 2009 dan perkiraan pencapaian tahun 2010, serta permasalahan dan tantangan yang dihadapi tahun 2011, maka pembangunan tahun 2011 dilaksanakan dengan tema: Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkeadilan Didukung oleh Pemantatapan tata Kelola dan Sinergi Pusat dan Daerah. Untuk mewujudkan tema tersebut ditetapkan 11 Prioritas Nasional dan 3 Prioritas Lainnya: (1) Prioritas 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; (2) Prioritas 2: Program Aksi Bidang Pendidikan; (3) Prioritas 3: Program Aksi Bidang Kesehatan; (4) Prioritas 4: Program Aksi Bidang Penanggulangan Kemisikinan; (5) Prioritas 5: Program Aksi di Bidang Pangan; (6) Prioritas 6: Program Aksi di Bidang Infrastruktur; (7) Prioritas 7: Program Aksi Bidang Iklim Investasi dan Iklim Usaha; (8) Prioritas 8: Program Aksi Bidang Energi; (9) Prioritas 9: Program Aksi Di Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana; (10) Prioritas 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-Konflik; (11) Prioritas 11: Program Aksi Bidang Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi; (12) Prioritas Lainnya: Program Aksi Bidang Politik, Hukum dan Keamanan; (13) Prioritas Lainnya: Bidang Perekonomian; (14) Prioritas Lainnya: Program Aksi Bidang Kesejahteraan rakyat. Guna mengetahui perkembangan pencapaian sasaran pembangunan yang tercantum dalam dokumen RKP tahun 2011, maka dilakukan Monitoring Tengah Tahun RKP Hasil Monitoring ini selain berguna sebagai laporan pelaksanaan RKP, juga dapat dipergunakan sebagai early warning bagi pencapaian pelaksanaan pembangunan tahun Monitoring Tengah Tahun RKP 2011 dilaksanakan dengan memanfaatkan Laporan Triwulan II K/L berdasarkan PP 39/2006. Secara umum, analisis yang dilakukan terhadap kegiatan pada masing-masing K/L menunjukkan hasil yang cukup baik, meskipun masih banyak yang perlu diperbaiki dalam rangka mencapai target pembangunan tahun ii

3 Akhirnya, diharapkan laporan Monitoring Tengah Tahun RKP 2011 ini dapat memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai kinerja K/L, sehingga hasil tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan dalam penyusunan RKP yang akan datang. Jakarta, Oktober 2011 Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Pembangunan Sektoral Dr. Yohandarwati Arifiyatno, MA iii

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... ii iv v vi Bab I. Pendahuluan... 1 Bab II. Data dan Cara Analisis... 3 Bab III. Analisis Capaian Pelaksanaan Pembangunan Bab IV. Kesimpulan Lampiran iv

5 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Status Penyampaian Laporan PP 39 Tahun 2006 Triwulan II Tahun Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Kategori K/L Berdasarkan Besaran Pagu Anggaran Definitif TA Kategori K/L Berdasarkan Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Daftar K/L Berdasarkan Kategori Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Perkembangan Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2010 dan Tahun Tabel 3.6 Kategori K/L Berdasarkan Anggaran Tabel 3.7 Daftar K/L Berdasarkan Kategori Anggaran Tabel 3.8 Perkembangan Anggaran Tahun 2010 dan Tahun Tabel 3.9 Daftar K/L Berdasarkan Fisik dan Anggaran Tabel 3.10 Kinerja Program Per K/L Berdasarkan Kondisi Fisik dan Anggaran v

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tahunan.. 2 Gambar 3.1 Perkembangan Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan per K/L Tahun 2010 dan Tahun Gambar 3.2 Perkembangan Anggaran per K/L Tahun 2010 dan Tahun Gambar 3.3 Sebaran K/L Berdasarkan Kondisi Fisik dan Anggaran Gambar 3.4 Kinerja Program Berdasarkan Fisik dan Anggaran vi

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011 merupakan rencana kerja tahun kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Seperti telah diketahui, dokumen RKP merupakan pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya merupakan acuan dalam penyusunan APBN, dan merupakan pedoman pembangunan baik bagi Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam RKP 2011 antara lain: (1) Bidang Perekonomian menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3%, pengangguran terbuka 7,0 % dan tingkat kemiskinan 11,5-12,5%; (2) Bidang Pendidikan adalah menurunnya angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas 5,17%; meningkatnya APM SD/SDLB/ MI/Paket A 95,3%; meningkatnya APM SMP/SMPLB/MTs/Paket B 74,7%; meningkatnya APK SMA/SMK/ MA/Paket C 76,0%; (3) Bidang pangan dengan sasaran produksi Padi 68,8 juta ton GKG; produksi Jagung 22,0 juta ton, dan produksi Kedelai1,6 juta ton. Dalam upaya mencapai sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dalam RKP 2011, kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan merupakan kelengkapan mutlak dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, seperti diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembanguan. Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa monitoring dan evaluasi perlu dilakukan terhadap pelaksanaan pembangunan yang sedang berjalan, guna menjamin pelaksanaan pembangunan sesuai dengan perencanaan rencana yang telah ditetapkan. 1.2 Tujuan Monitoring RKP 2011 Monitoring Tengah Tahun pelaksanaan RKP 2011 ditujukan untuk: 1) Menilai perkembangan pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh K/L dalam Tahun Anggaran 2011, 2) Memperoleh gambaran pencapaian 1

8 RKP 2011, 3) Melihat kinerja K/L, dan 4) Mengidentifikasi permasalahan dan kendala dalam pelaksanaan RKP Dasar Hukum MTT RKP 2011 Ketentuan mengenai keharusan melakukan monitoring dan evaluasi pembangunan atas pelaksanaan RKP, dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Pasal 10 menyebutkan bahwa Menteri menghimpun dan menganalisis laporan pemantauan triwulanan kementerian/lembaga dan laporan triwulanan Bappeda Provinsi untuk menilai kemajuan pelaksanaan rencana serta mengidentifikasi permasalahan yang memerlukan tindak lanjut. Pasal 14. Menteri melakukan evaluasi pelaksanaan RKP periode sebelumnya berdasarkan laporan evaluasi pelaksanaan Renja-KL yang akan dipergunakan sebagai masukan dalam penyusunan rancangan RKP berikutnya. Dalam peraturan tersebut pelaksanaan evaluasi dilakukan secara berjenjang, dimulai pelaksanaan evaluasi Renja-KL oleh kementerian/lembaga, dilanjutkan Bappenas melakukan evaluasi RKP berdasarkan bahan yang disampiakan kementerian/lembaga, sebagaimana terlihat dalam Gambar 1.1. Gambar 1 Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tahunan Menteri/ Kepala Lembaga Evaluasi Renja-KL Evaluasi Laporan Evaluasi Pelaksanaan Renja-KL Menteri Perencanaan 2 Bulan setelah anggaran berakhir RKP Evaluasi Evaluasi Laporan Evaluasi Pelaksanaan RKP 2

9 BAB II DATA DAN CARA ANALISIS 2.1 Sumber data Idealnya, yang menjadi dasar dari evaluasi RKP adalah hasil evaluasi Renja masing-masing Kementerian/Lembaga (Selanjutnya disebut K/L), sebagaimana peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar, yakni PP 39/2006, berikut ini: 1. Pimpinan Kementerian/Lembaga menyampaikan laporan hasil evaluasi pelaksanaan Renja-KL kepada Menteri paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir (Pasal 13 ayat 4). 2. Menteri melakukan evaluasi pelaksanaan RKP periode sebelumnya berdasarkan laporan hasil evaluasi pelaksanaan Renja-KL sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 ayat (1). Artinya, dengan asumsi semua K/L mematuhi tenggat waktu untuk mengumpulkan hasil evaluasi Renja masing-masing, evaluasi RKP paling cepat baru dapat dilaksanakan akhir Februari dan secepat-cepatnya tuntas dalam satu bulan (perkiraan optimis). Karenanya, evaluasi RKP baru akan selesai dilakukan pada akhir Maret. Padahal, jadwal penyusunan RKP 2 tahun berikutnya sudah dimulai pada Januari. Oleh karena itu, dengan semangat untuk mempercepat pelaksanaan, evaluasi RKP 2011 ini dicoba dilaksanakan dengan memanfaatkan laporan triwulan II sebagaimana diatur dalam PP 39/2006 berikut ini. 1. Pimpinan Kementerian/Lembaga melakukan pemantauan pelaksanaan Renja-KL yang meliputi pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan kewenangannya (Pasal 4 ayat 1) 2. Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (4), dan ayat (5) disusun dalam bentuk laporan triwulanan (Pasal 4 ayat 7). 3. Pimpinan Kementerian/Lembaga Lembaga menyusun laporan triwulanan Kementerian/ Lembaga dengan menggunakan laporan triwulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), laporan triwulanan SKPD Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2), dan laporan triwulanan SKPD Provinsi dalam rangka pelaksanaan tugas dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) (Pasal 9 ayat 3). 3

10 4. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan berakhir kepada: a. Menteri; b. Menteri Anggaran; dan c. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (Pasal 9 ayat 4). 2.2 Cara Analisis Analisis dilakukan terhadap capaian pelaksanaan pembangunan tahun 2011 yang mencakup analisis hasil keseluruhan K/L yang menyampaikan Laporan PP 39/2006. Fokus analisisnya meliputi: (1) fisik/kapasitas pelaksanaan pembangunan, (2) anggaran, dan (3) Kinerja K/L, dan (4) Kinerja Program per K/L. Selain itu, juga dilakukan analisis terhadap kesesuaian antara dokumen RKP dengan pelaksanaannya. Analisis capaian pelaksanaan pembangunan dilakukan dalam langkahlangkah sebagai berikut: A. Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan 1. Menghitung rata-rata realisasi fisik yang sekaligus menggambarkan kapasitas pelaksanaan pembangunan atau kemampuan untuk melaksanakan dan atau menyelesaikan pembangunan. Angka realisasi fisik/kapasitas pelaksanaan pembangunan diperoleh dari data persentase realisasi fisik yang sudah ada dalam Laporan PP 39. Rata-rata realisasi fisik dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang (dengan pagu anggaran sebagai bobotnya). Formula yang digunakan adalah sebagai berikut: Rata-rata Σ (Persentase Fisik K/Li x Total Pagu X = Anggaran K/Li) 100 Fisik Σ Total Pagu Anggaran K/Li i = 1,2..,40 2. Mengkategorikan K/L berdasarkan realisasi fisik/kapasitas pembangunan menjadi dua kelompok, yaitu (1) Kelompok K/L dengan realisasi fisik/kapasitas di atas rata-rata, dan (2) Kelompok K/L dengan realisasi fisik/kapasitas di bawah rata-rata. 4

11 3. Menganalisis perkembangan realisasi fisik/kapasitas pelaksanaan pembangunan untuk tahun 2010 dan K/L yang dapat dilihat perkembangannya adalah K/L yang menyampaikan laporan triwulan II pada tahun 2010 dan Tipe perkembangannya meliputi peningkatan, penurunan, atau tidak terdapat perubahan realisasi fisik/kapasitas. B. Anggaran 1. Menghitung rata-rata realisasi anggaran yang dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang (dengan pagu anggaran sebagai bobotnya). Formula yang digunakan adalah sebagai berikut: Rata-rata Σ (Persentase Anggaran K/Li x Total = Pagu Anggaran K/Li) Anggaran Σ Total Pagu Anggaran K/Li i = 1,2..,40 X Mengkategorikan K/L berdasarkan realisasi anggaran menjadi dua kelompok, yaitu (1) Kelompok K/L dengan realisasi anggaran di atas rata-rata, dan (2) Kelompok K/L dengan realisasi anggaran di bawah rata-rata. 3. Menganalisis perkembangan realisasi anggaran untuk tahun 2010 dan K/L yang dapat dilihat perkembangannya adalah K/L yang menyampaikan laporan triwulan II pada tahun 2010 dan Tipe perkembangannya meliputi peningkatan, penurunan, atau tidak terdapat perubahan realisasi anggaran. C. Kinerja K/L Kinerja K/L dilihat dari kombinasi antara realisasi fisik dengan realisasi anggaran, yang menghasilkan 4 (empat) kondisi sebagai berikut: Kondisi 1: Kondisi 2: Kondisi 3: K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata K/L dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata 5

12 Kondisi 4: K/L dengan realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata Penjelasan lebih rinci mengenai kinerja setiap K/L terdapat pada bagian lampiran. D. Kinerja Program per K/L Kinerja program per K/L dilihat dari kombinasi antara realisasi fisik dengan realisasi anggaran, yang menghasilkan 4 (empat) kondisi sebagai berikut: Kondisi 1: Kondisi 2: Kondisi 3: Kondisi 4: Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata Program dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata Program dengan realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata E. Identifikasi kesesuaian RKP 2011 dengan dokumen pelaksanaannya Analisis kesesuaian dilakukan dengan melihat kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam Buku I RKP dengan kegiatan-kegiatan pembangunan yang terdapat dalam dokumen DIPA melalui Laporan PP 39/2006 yang disampaikan Kementerian/Lembaga. 1.3 Permasalahan dan Keterbatasan Dalam pelaksanaan MTT RKP Tahun 2010 dengan menggunakan Laporan PP 39 /2006 Kementerian/Lembaga ini, dijumpai lima kendala utama, sebagai berikut: a. Seluruh program dalam Laporan PP 39/2006 tidak memiliki indikator sehingga capaian outcome sulit diukur. b. Terdapat kegiatan-kegiatan dalam RKP 2010 yang tidak terdapat dalam Laporan PP 39/2006. c. Belum seluruh K/L menyampaikan Laporan PP 39/2006 dengan tertib dan tepat waktu. Hingga laporan ini disusun, baru 40 dari 77 K/L yang menyampaikan Laporan Triwulan II

13 d. Banyak kegiatan yang datanya dipertanyakan validitasnya (misalnya angka capaian fisik atau penyerapan anggarannya di atas 100%). e. Terdapat banyak indikator yang rumusannya bukan rumusan indikator melainkan target/sasaran, atau indikator yang tidak sesuai dengan tingkatan kebijakannya (misalnya: seharusnya indikator outcome, namun ditempatkan sebagai indikator output). 7

14 BAB III ANALISIS CAPAIAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN Pengantar Monitoring Tengah Tahun RKP 2011 dilakukan dengan mempergunakan data laporan PP 39 yang disampaikan oleh K/L. Hingga saat ini, dari 80 K/L yang ada, baru 37 K/L yang telah menyerahkan Laporan PP 39 ke Bappenas (Tabel 3.1). Seluruh laporan yang telah diserahkan ke Bappenas tersebut selanjutnya dicermati, diolah, dan dianalisis untuk mengetahui capaian pelaksanaan pembangunan tahun Tabel 3.1 Status Penyampaian Laporan PP 39 Tahun 2006 Triwulan II Tahun 2011 Status Penyampaian Laporan K/L yang menyampaikan laporan lengkap K/L yang tidak menyampaikan laporan Jumlah Dengan basis besaran pagu anggaran, 37 K/L yang telah menyampaikan Laporan PP 39/2006 ke Bappenas dikategorikan ke dalam tiga kelompok, sebagai berikut: (1) K/L dengan pagu anggaran sama atau lebih dari Rp 3 triiun - 9 K/L, (2) K/L dengan pagu anggaran antara Rp 1 triliun - Rp 3 triliun - 7 K/L, dan (3) K/L dengan pagu anggaran kurang dari Rp 1 triliun - 21 K/L. Pagu anggaran tertinggi adalah Kementerian Pekerjaan Umum, sebesar Rp 58,09 triliun, sedangkan pagu anggaran terendah, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoardjo (BPLS) Rp 23,68 miliar. Lebih detail mengenai kategori K/L menurut urutan/rangking besarnya pagu anggaran, disajikan pada Tabel

15 Tabel 3.2 Kategori K/L Berdasarkan Besaran Pagu Anggaran Definitif TA 2011 No Kode Kementerian/Lembaga Pagu Dana (000) K/L dengan pagu anggaran Rp 3 triliun atau lebih Kementerian Pekerjaan Umum 58,099,951, Kementerian Pertahanan 25,707,340, Kementerian Agama 25,673,463, Kementerian Perhubungan 12,375,019, Kementerian Kesehatan 11,286,931, Kementerian Kehutanan 6,000,023, Kementerian Luar Negeri 5,665,862, Kementerian Hukum dan HAM 4,931,934, Kementerian Sosial 3,184,169, K/L dengan pagu anggaran antara Rp 1-3 triliun Mahkamah Agung 2,855,117, Kementerian Perumahan Rakyat 2,759,490, Kementerian Perindustrian 2,227,254, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2,154,508, Sekretariat Negara 2,138,176, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1,883,558, Badan Meteorologi dan Geofisika 1,317,341, K/L dengan pagu anggaran di bawah Rp 1 triliun Badan Narkotika Nasional 963,610, Kementerian Lingkungan Hidup 863,319, Kementerian Koperasi dan UKM 728,793, BPKP 714,004, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 624,016, Badan Tenaga Nuklir Nasional 601,567, Kementerian PPN/Bappenas 586,228, Lembaga Sandi Negara 550,000, Badan Koordinasi Penanaman Modal 426,184, Kementerian Koordinator Bidang Polkam 356,830, xxx Bakorkamla 356,830, Mahkamah Konstitusi RI 287,700, Kementerian Koordinator Perekonomian 252,091, Lembaga Administrasi Negara 244,128, Kementerian Koordinator Kesra 233,819, LKPP 208,597, Kementerian PAN 153,900, Kementerian PP dan PA 151,494, Arsip Nasional RI 141,751, Badan Standardisasi Nasional 82,621, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo 23,679, Sumber: : Laporan Kementerian/Lembaga Triwulan II Tahun

16 3.2 Capaian Pelaksanaan Pembangunan Pencapaian pelaksanaan pembangunan Triwulan II TA 2011 dilakukan dengan menganalisis realisasi fisik, realisasi anggaran, kinerja K/L dan kinerja program Fisik / Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Berdasarkan Laporan Triwulan II tahun 2011, rata-rata realisasi fisik dari 37 K/L adalah 31.88%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 35.18%. fisik menggambarkan kapasitas pelaksanaan pembangunan, pengukurannya dilakukan dengan melihat seberapa besar kemampuan K/L dalam menyelesaikan atau melaksanakan kegiatan pembangunan. Dengan demikian, besarnya kapasitas pelaksanaan pembangunan akan sama dengan besarnya capaian yang dihasilkan dari suatu pelaksanaan kegiatan pembangunan (realisasi fisik). Semakin besar nilai realisasi fisik menunjukkan semakin baiknya kapasitas K/L yang bersangkutan. Kategori K/L berdasarkan realisasi fisik/kapasitas pembangunan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok K/L dengan realisasi fisik/kapasitas di atas rata-rata dan kelompok K/L dengan realisasi fisik/kapasitas di bawah rata-rata. Dari hasil analisis terhadap realisasi fisik pada Triwulan II tahun 2011, 14 K/L (37.84%) memiliki kapasitas pelaksanaan pembangunan di atas rata-rata dan 23 K/L (62.16%) di bawah rata-rata (Tabel 3.3). Hal tersebut menggambarkan adanya penurunan kapasitas pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh K/L dibandingkan dengan pelaksanaan kegiatan pada tahun 2010, dimana K/L dengan realisasi fisik realisasi fisik di atas rata-rata 39,02% dan dibawah rata rata sebesar 60.98%. Tabel 3.3 Kategori K/L Berdasarkan Fisik/ Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Jumlah % Jumlah % fisik/kapasitas K/L di atas rata-rata fisik/kapasitas K/L di bawah rata-rata Jumlah Daftar K/L berdasarkan pembagian kelompok kategori tersebut untuk Triwulan II TA 2011 dapat dilihat pada Tabel

17 Tabel 3.4 Daftar K/L Berdasarkan Kategori Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan No Kode Kementerian/Lembaga Fisik K/L dengan realisasi fisik/kapasitas di atas rata-rata Lembaga Administrasi Negara Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Pertahanan Mahkamah Konstitusi RI Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kementerian Kehutanan BPKP Badan Tenaga Nuklir Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Badan Koordinasi Penanaman Modal Sekretariat Negara Badan Standardisasi Nasional Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Perindustrian K/L dengan realisasi fisik/kapasitas di bawah rata-rata Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PAN Kementerian Koordinator Perekonomian Kementerian Luar Negeri Kementerian Perhubungan Arsip Nasional RI Kementerian Koperasi dan UKM Mahkamah Agung Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian PPN/Bappenas Lembaga Sandi Negara Badan Narkotika Nasional Badan Meteorologi dan Geofisika Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan PA Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Kesehatan Kementerian Perumahan Rakyat Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan xxx Bakorkamla Kementerian Lingkungan Hidup Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo 3.37 Rata-rata Fisik/Kapasitas TW II Sumber: : Diolah dari Laporan Kementerian/Lembaga Triwulan II Tahun

18 Dari hasil analisis terhadapa perkembangan realisasi fisik/kapasitas pelaksanaan RKP 2011, dari 37 K/L yang menyampaikan Laporan PP 39/2006 Triwulan II TA 2011, hanya 25 K/L yang dapat diperbandingkan dengan tahun Dari 25 K/L tersebut, 11 K/L menunjukkan peningkatan realisasi fisik/kapasitas pelaksanaan pembangunan dibandingkan tahun Sedangkan 14 K/L lainnya menunjukkan penurunan realisasi fisik/kapasitas pelaksanaan pembangunan dari tahun 2010 (Tabel 3.5). Tabel 3.5 Perkembangan Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan Tahun 2010 dan Tahun 2011 Perkembangan Fisik/Kapasitas Jumlah K/L Tahun 2010 dan Tahun 2011 Sama 0 Meningkat 11 Menurun 14 Jumlah 25 Sumber: : Diolah dari Laporan Kementerian/Lembaga Triwulan II Tahun 2010 dan Tahun 2011 Gambar 3.1 memperlihatkan perkembangan 25 K/L dalam hal realisasi fisik/kapasitas pelaksanaan pembangunan selama dua TA, 2010 dan Gambar 3.1 Perkembangan Fisik/Kapasitas Pelaksanaan Pembangunan per K/L Tahun 2010 dan Tahun SETNEG 011 KEMENLU 012 KEMENHAN 013 KEMENHUKHAM 019 KEMENPERIN 022 KEMENHUB 024 KEMENKES 027 KEMENSOS 029 KEMENHUT 033 KEMEN PU 034 MENKO POLHUKHANKAM 035 MENKO PEREKONOMIAN 040 KEMENBUDPAR 044 KEMEN KUKM 047 KEMEN PP DAN PA 066 BNN 075 BMKG 077 MK RI 079 LIPI 080 BATAN 087 ANRI 106 LKPP 025 KEMENAG 065 BKPM 091 KEMENPERA Fisik TW II 2010 Fisik TW II 2011 Fisik TW II 2010 Fisik TW II 2011 Sumber: : Diolah dari Laporan Kementerian/Lembaga Triwulan II Tahun

19 3.2.2 Anggaran Berdasarkan Laporan Triwulan II TA 2011, rata-rata realisasi anggaran untuk melaksanakan pembangunan oleh 37 K/L yang telah menyampaikan laporannya adalah 29.48%, lebih rendah dari tahun 2010 (32.18%). Kategori K/L berdasarkan realisasi anggaran terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok K/L dengan realisasi anggaran di atas rata-rata dan kelompok K/L dengan realisasi anggaran di bawah rata-rata. Pada tahun Triwulan II 2011, 11 K/L (29.73%) memiliki realisasi anggaran pelaksanaan pembangunan di atas rata-rata dan 26 K/L (70.27%) di bawah rata-rata (Tabel 3.6). Tabel 3.6 Kategori K/L Berdasarkan Anggaran Jumlah % Jumlah % K/L dengan realisasi Anggaran di atas rata-rata K/L dengan realisasi Anggaran di bawah rata-rata Jumlah Kementerian/Lembaga dengan realisasi anggaran terbesar adalah Badan Standarisasi Nasional 46.50%, Kementerian Hukum dan HAM 45,12%, Kementerian Pertahanan 41.66%, Lembaga Adminsitrasi Negara 41.54%, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 36.03%, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal 35.80%. Sedangkan kementerian/lembaga yang mempunyai daya serap anggaran terendah adalah Lembaga Sandi Negara realisasinya sebesar 6.80%, Kementerian Perumahan Rakyat 7.65%, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 7.65, Badan Koordinasi Keamanan Laut 10.19, Kementerian Koordinasi Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 10.19, dan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo dengan realisasi anggaran sebesar 11.44%. Secara lebih rinci daftar K/L berdasarkan realisasi anggaran pada Triwulan II TA 2011 dapat dilihat pada Tabel

20 Tabel 3.7 Daftar K/L Berdasarkan Kategori Anggaran No Kode Kementerian/Lembaga Anggaran K/L dengan realisasi Anggaran di atas rata-rata Badan Standardisasi Nasional Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Pertahanan Lembaga Administrasi Negara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Badan Koordinasi Penanaman Modal BPKP Kementerian Kehutanan Mahkamah Agung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan PA Kementerian Agama K/L dengan realisasi Anggaran di bawah rata-rata Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Perhubungan Badan Tenaga Nuklir Nasional Kementerian Koperasi dan UKM Kementerian Sosial Arsip Nasional RI Kementerian Luar Negeri Kementerian PPN/Bappenas Mahkamah Konstitusi RI Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sekretariat Negara Kementerian Kesehatan Kementerian Perindustrian Kementerian PAN Kementerian Lingkungan Hidup Kementerian Koordinator Perekonomian Badan Meteorologi dan Geofisika Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Badan Narkotika Nasional Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Xxx Bakorkamla Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kementerian Perumahan Rakyat Lembaga Sandi Negara 6.80 Anggaran Sumber: : Diolah dari Laporan Kementerian/Lembaga Triwulan II Tahun

21 Dari sisi perkembangan realisasi anggaran per K/L, dari 25 K/L yang dapat dibandingkan dengan tahun 2010, 7 K/L menunjukkan peningkatan realisasi anggaran pelaksanaan pembangunan. Sedangkan 18 K/L lainnya menunjukkan penurunan realisasi anggaran dari tahun 2010 (Tabel 3.8). Tabel 3.8 Perkembangan Anggaran Tahun 2010 dan Tahun 2011 Perkembangan Anggaran Jumlah K/L Tahun 2010 dan Tahun 2010 Sama 0 Meningkat 7 Menurun 18 Jumlah 25 Gambar 3.2 memperlihatkan perkembangan realisasi fisik dan realisasi anggaran 25 K/L selama dua tahun anggaran, 2010 dan Gambar 3.2 Perkembangan Anggaran per K/L Tahun 2010 dan Tahun SETNEG 011 KEMENLU 012 KEMENHAN 013 KEMENHUKHAM 019 KEMENPERIN 022 KEMENHUB 024 KEMENKES 027 KEMENSOS 029 KEMENHUT 033 KEMEN PU 034 MENKO POLHUKHANKAM 035 MENKO PEREKONOMIAN 040 KEMENBUDPAR 044 KEMEN KUKM 047 KEMEN PP DAN PA 066 BNN 075 BMKG 077 MK RI 079 LIPI 080 BATAN 087 ANRI 106 LKPP 025 KEMENAG 065 BKPM 091 KEMENPERA Anggaran TW II 2010 Anggaran TW II 2011 Anggaran TW II 2010 Anggaran TW II 2011 Sumber: : Diolah dari Laporan Kementerian/Lembaga Triwulan II Tahun 2010 dan Tahun

22 3.2.3 Kinerja K/L (Kondisi Fisik dan Anggaran) Penilaian kinerja K/L diukur dengan melihat kombinasi pencapaian realisasi fisik dan realisasi keuangan yang digambarkan dalam kuadran yang menggambar kondisi capaian kinerja K/L. Kuadran I menggambarkan kondisi K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata. Kuadran II, kondisi K/L dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata. Kuadran III, kondisi, K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah ratarata, dan Kuadran IV, kondisi 4, K/L dengan realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata Dari hasil analisis terhadap kinerja K/L sebagaimana pada Gambar 3.3 menunjukkan sebaran K/L berdasarkan 4 (empat) kondisi kombinasi antara realisasi fisik dan realisasi anggaran. K/L yang kinerjanya sesuai dengan harapan sejumlah 8 K/L (21.62%), yaitu yang berada pada kondisi 1. K/L yang kinerjanya masih membutuhkan perhatian adalah K/L pada kondisi 3, yaitu sejumlah 20 K/L (54.05%), secara lebih terinci dapat dilihat pada Tabel 3.9. Gambar 3.3 Sebaran K/L Berdasarkan Kondisi Fisik dan Anggaran Fisik Di Bawah A nggaran Di atas/sama dengan Fisik Di Atas/Sama dengan A nggaran Di A tas/sama dengan II 3 K/L (8.11%) Kemen PP dan PA M A Kemenhub Kemen KUKM Kemensos ANRI Kemenlu Bappenas Kemenkes Kemenakert rans Kemen PAN KLH BM KG Kemenko Ekonomi BPLS Bakorkamla Kemenbudpar Kemenpera Kemenko Kesra BNN Lemsaneg Kemenag BSN Kemenhukham Kemenhan LAN BKPM LIPI BPKP Kemenhut Kemen PU Batan Setneg M K RI Kemenperin LKPP 8 K/L (21.62%) I R at a- Rat a Fisik III 20 K/L (54.05%) Fisik Di Bawah Anggaran Di Bawah R at a- R at a Anggaran K/L (16.22%) IV Fisik Di Atas/Sama dengan A nggaran Di Bawah 16

23 Tabel 3.9 Daftar K/L Berdasarkan Kondisi Fisik dan Anggaran No Kode Kementerian/Lembaga Fisik Anggaran Kondisi K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata (Kondisi 1) Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Kehutanan Badan Koordinasi Penanaman Modal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Badan Standardisasi Nasional Lembaga Administrasi Negara BPKP K/L dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata (Kondisi 2) Mahkamah Agung Kementerian Agama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan PA K/L dengan realisasi fisik dan realisasi Anggaran di bawah rata-rata (Kondisi 3) Kementerian Luar Negeri Kementerian Perhubungan Kementerian Kesehatan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Koordinator Bidang Polhukam Kementerian Koordinator Perekonomian Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Lingkungan Hidup Kementerian Koperasi dan UKM Kementerian PAN Lembaga Sandi Negara Kementerian PPN/Bappenas Badan Narkotika Nasional Badan Meteorologi dan Geofisika Arsip Nasional RI Kementerian Perumahan Rakyat Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo xxx Bakorkamla K/L dengan realisasi di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata (Kondisi 4) Sekretariat Negara Kementerian Perindustrian Kementerian Pekerjaan Umum Mahkamah Konstitusi RI Badan Tenaga Nuklir Nasional LKPP Sumber: : Diolah dari Laporan Kementerian/Lembaga Triwulan II Tahun

24 3.2.4 Kinerja Program (Kondisi Fisik dan Anggaran) Hasil analisis terhadap 222 program pembangunan yang terdapat pada 37 K/L, menunjukkan bahwa 91 program (40,99%) mempunyai kinerja yang memuaskan dimana program mempunyai realisasi fisik dan anggaran di atas rata-rata (Kondisi 1), 22 program (9,91%) realisasi fisik di bawah ratarata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata (Kondisi 2), 90 program (40,54%) realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata (Kondisi 3), dan 19 program (8,56%) realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata (Kondisi 4). (Gambar 3.4) Gambar 3.4 Kinerja Program Berdasarkan Fisik dan Anggaran 19 Program 8,56% 90 Program 40,54% 91 Program 40,99% 22 Program 9,91% Kondisi 1 Kondisi 2 Kondisi 3 Kondisi 4 Hasil analisis kinerja program per K/L, menunjukkan dari 37 K/L yang dievaluasi terdapat 20 K/L mempunyai 50% kinerja programnya menunjukkan pencapaian yang sudah baik, yaitu berada pada kondisi 1 dimana realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata. Sedangkan 16 K/L kinerja programnya masih memerlukan perhatian lebih lanjut dimana, lebih dari 50% kinerja programnya mempunyai capaian realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata. Analisis terhadap seluruh K/L secara rinci dapat dilihat dalam Tabel

25 Tabel 3.10 Kinerja Program per K/L Berdasarkan Kondisi Fisik dan Anggaran No Kementerian/Lembaga Persentase Program Pada Kondisi Total Program Mahkamah Agung 50.00% 0.00% 25.00% 25.00% 8 2 Sekretariat Negara 17.65% 17.65% 47.06% 17.65% 17 3 Kementerian Luar Negeri 63.64% 9.09% 18.18% 9.09% 11 4 Kementerian Pertahanan 50.00% 0.00% 50.00% 0.00% 26 5 Kementerian Hukum dan HAM 14.29% 0.00% 85.71% 0.00% 14 6 Kementerian Perindustrian 54.55% 18.18% 27.27% 0.00% 11 7 Kementerian Perhubungan 14.29% 0.00% 57.14% 28.57% 7 8 Kementerian Agama 54.55% 9.09% 36.36% 0.00% 11 9 Kementerian Kesehatan 12.50% 25.00% 12.50% 50.00% 8 10 Kementerian Tenaga Kerja dan 66.67% 0.00% 33.33% 0.00% 9 Transmigrasi 11 Kementerian Sosial 50.00% 16.67% 16.67% 16.67% 6 12 Kementerian Kehutanan 25.00% 25.00% 50.00% 0.00% 8 13 Kementerian Pekerjaan Umum 50.00% 11.11% 38.89% 0.00% Kemenko Polhukkam 100.0% 0.00% 0.00% 0.00% 1 15 Kemenko Perekonomian 0.00% 33.33% 66.67% 0.00% 3 16 Kemenko Kesra 50.00% 0.00% 50.00% 0.00% 2 17 Kementerian Kebudayaan dan 75.00% 0.00% 25.00% 0.00% 8 Pariwisata 18 Kementerian Lingkungan Hidup 0.00% 33.33% 33.33% 33.33% 3 19 Kementerian Koperasi dan UKM 66.67% 0.00% 33.33% 0.00% 3 20 Kementerian Pemberdayaan 0.00% 33.33% 0.00% 66.67% 3 Perempuan dan PA 21 Kementerian PAN 33.33% 0.00% 33.33% 33.33% 3 22 Lembaga Sandi Negara 50.00% 0.00% 50.00% 0.00% 2 23 Kementerian PPN/Bappenas 25.00% 25.00% 50.00% 0.00% 4 24 BKPM 66.67% 0.00% 33.33% 0.00% 3 25 Badan Narkotika Nasional 50.00% 0.00% 50.00% 0.00% 2 26 Badan Meteorologi dan Geofisika 50.00% 0.00% 50.00% 0.00% 2 27 Mahkamah Konstitusi RI 75.00% 0.00% 25.00% 0.00% 4 28 LIPI 50.00% 0.00% 50.00% 0.00% 2 29 Badan Tenaga Nuklir Nasional 50.00% 0.00% 50.00% 0.00% 2 30 Badan Standardisasi Nasional 33.33% 0.00% 66.67% 0.00% 3 31 Lembaga Administrasi Negara 33.33% 0.00% 66.67% 0.00% 3 32 Arsip Nasional RI 33.33% 0.00% 66.67% 0.00% 3 33 BPKP 33.33% 0.00% 66.67% 0.00% 3 34 Kementerian Perumahan Rakyat 33.33% 33.33% 33.33% 0.00% 3 35 Badan Penanggulangan Lumpur 0.00% 50.00% 0.00% 50.00% 2 Sidoarjo 36 LKPP 0.00% 66.67% 0.00% 33.33% 3 37 Bakorkamla 100.0% 0.00% 0.00% 0.00% 1 Persentase 40.99% 9.91% 40.54% 8.56% 222 Sumber: : Diolah dari Laporan Kementerian/Lembaga Triwulan II Tahun

26 BAB IV KESIMPULAN Analisis terhadap capaian pelaksanaan pembangunan RKP 2011 dilakukan dengan memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu: 1) Keterbatasan RKP 2010 seperti telah dijelaskan pada Bab 1, dan (2) Permasalahan dan keterbatasan Laporan PP 39 sebagai sumber data analisis seperti telah dijelaskan pada Bab 2. Berikut ini adalah kesimpulan atas hasil analisis berikut rekomendasi atau tindak lanjut Kesimpulan Hasil analisis terhadap 37 K/L yang menyampaikan laporan Triwulan II TA 2011 berdasarkan PP 39 tahun 2006, secara ringkas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Analisis realisasi fisik sekaligus menggambarkan kapasitas pelaksanaan pembangunan pada Triwulan II TA 2011, 31.88%. Kelompok K/L yang memiliki realisasi fisik/kapasitas di atas rata-rata 14 K/L (37,84%) sedangkan kelompok K/L yang di bawah rata-rata 23 K/L (62,16%). Hal ini menunjukkan bahwa pada Triwulan II TA 2011, sebagian besar K/L belum memiliki kapasitas pembangunan yang sesuai dengan harapan. 2. Hasil analisas terhadap realisasi anggaran dengan rata-rata 29,48%. Dari 37 K/L, 29,73% ( 11 K/L) realisasi anggaran di atas rata-rata dan 26 K/L (70,27%) berada di bawah rata-rata. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan anggaran belum dilaksanakan secara optimal. 3. Dari sisi kinerja K/L yang ditentukan berdasarkan kombinasi kondisi realisasi fisik dan realisasi anggaran pada Triwulan II TA 2011, menunjukkan hanya 8 K/L (21.62%) telah sesuai dengan harapan yaitu memiliki realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas atau sama dengan rata-rata. Sedangkan 20 K/L (54.05%) kinerjanya masih membutuhkan perhatian karena memiliki realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata. 4. Dari sisi kinerja program yang dilaksanakan oleh K/L, berdasarkan kombinasi kondisi realisasi fisik dan realisasi anggaran pada akhir TA 20

27 2011 menunjukkan, bahwa dari 222 program, 91 program (40,99%) mempunyai kinerja yang cukup baik dan 90 program (40,54%) kinerjanya belum memuaskan. Pada sisi K/L, sebanyak 20 K/L realisasi fisik dan anggaran cukup baik dimana lebih dari 50% program di atas atau sama dengan rata-rata. Sementara itu, terdapat 16 K/L yang memiliki realisasi fisik dan anggaran 50% dari kinerja program di bawah rata-rata. 21

28 LAMPIRAN 22

29 BAGIAN A KELOMPOK K/L DENGAN PAGU ANGGARAN DI ATAS 3 TRILIUN RUPIAH 23

30 A.1 Kementerian Pekerjaan Umum A.1.1 Analisis Umum Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) mendapatkan alokasi pagu anggaran sebesar 58,09 triliun rupiah pada TA Berdasarkan Laporan Triwulan II yang masuk, rata-rata realisasi fisik dan realisasi anggaran Kemen PU pada Triwulan II tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu masing-masing % dan 94.06% pada tahun 2010 menjadi 89.29% dan 86.79% pada tahun 2011 (Tabel A.1.1). Jika dibandingkan dengan rata-rata realisasi fisik dan rata-rata realisasi anggaran dari 40 K/L yang menyampaikan laporan PP 39 pada Triwulan II TA 2011, yaitu masing-masing 86.27% dan 84.68%, Kemendiknas memiliki realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata (kondisi 1). Tabel A.1.1 Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum Pagu Anggaran (Rp) 35,136,595, ,099,951, Fisik /Kapasitas (%) Anggaran (%) A.1.2 Analisis Program Kemen PU terlibat dalam 4 Prioritas Nasional yakni Prioritas 3: Program Aksi Bidang Kesehatan, melalui 1 Program, yakni Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman; Prioritas 4: Program Aksi Bidang Penanggulangan Kemiskinan, melalui 1 Program, yakni Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman; Prioritas 5: Program Aksi Di Bidang Pangan, melalui 1 Program, yakni Program Pengelolaan Sumber Daya Ai; dan Prioritas 6: Program Aksi Di Bidang Infrastruktur, melalui 4 Program, yakni: (1) Program Penyelenggaraan Jalan, (2) Program Pengelolaan Sumber Daya Air, (3) Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman, Dan (4) Program Penyelenggaraan Penataan Ruang. Secara keseluruhan, Kemen PU melaporkan 18 (empat belas) Program. Berdasarkan nilai rata-rata realisasi fisik dan rata-rata realisasi anggaran Kemen PU pada Triwulan II tahun 2011 (33.17% dan 28.57%), diperoleh 9 24

31 Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata (50.00%), 2 Program dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata (11.11%), dan 7 Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran dibawah rata (38.89%). (Gambar A.1.1) Gambar A.1.1 Sebaran Program Kementerian Pekerjaan Umum Berdasarkan Fisik dan Anggaran, Tahun 2011 Fisik Di Bawah Anggaran Di atas/sama dengan Fisik Di Atas/Sama dengan Anggaran Di Atas/Sama dengan II 2 Program 11.11% Program 50.00% I Fisik III 7 Program 38.89% Fisik Di Bawah Anggaran Di B awah Anggaran IV 0 Program 0.00% Fisik Di A tas/sama dengan A nggaran Di B awah Selanjutnya, Tabel A.1.2 berikut ini menyajikan kinerja Program untuk 9 Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata, 2 Program dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata, dan 7 Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran dibawah rata-rata. 25

32 No. Tabel A.1.2 Daftar Program Kementerian Pekerjaan Umum Berdasarkan Fisik dan Anggaran, Tahun 2011 Program Fisik (%) Anggaran (%) I Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata 1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pekerjaan Umum 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pekerjaan Umum 3 Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum (Pelayanan Umum Lainnya) 4 Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (Pelayanan Umum Lainnya) 5 Program Penyelenggaraan Penataan Ruang (Pelayanan Umum Lainnya) 6 Program Pengelolaan Sumber Daya Air (Pelayanan Umum Lainnya) 7 Program Pengelolaan Sumber Daya Air (Pengairan) Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (Penyediaan Air Minum) 9 Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (Perumahan dan Fasilitas Umum Lainnya) II Program dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata 1 Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum (Ekonomi Lainnya) 2 Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (Pemberdayaan Komunitas Permukiman) III Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran dibawah ratarata 1 Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (Lembaga Eksekutif dan Legislatif, Masalah Keuangan dan Fiskal, serta Urusan Luar Negeri) 2 Program Penyelenggaraan Jalan (Pelayanan Umum Lainnya) Program Pembinaan Konstruksi Program Penyelenggaraan Jalan (Transportasi) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pekerjaan Umum 6 Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (Manajemen Limbah) 7 Program Penyelenggaraan Penataan Ruang (Tata Ruang dan Pertanahan) Kementerian

33 A.2 Kementerian Perhubungan A.2.1 Analisis Umum Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendapatkan alokasi pagu anggaran sebesar Triliun rupiah pada Triwulan II tahun Berdasarkan Laporan Triwulan II yang masuk, rata-rata realisasi fisik dan realisasi anggaran Kemenhub pada tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu masing-masing 24.81% dan 22.59% pada tahun 2010 menjadi 29.17% dan 28.46% pada tahun 2011 (Tabel A.2.1). Jika dibandingkan dengan rata-rata realisasi fisik dan rata-rata realisasi anggaran, dari 37 K/L yang menyampaikan laporan PP 39 pada TW II tahun 2011, yaitu masing-masing 31.88% dan 29.48%, Kemenhub memiliki realisasi fisik di bawah rata-rata dengan realisasi anggaran yang juga di bawah rata-rata (kondisi 3). Tabel A.2.1 Kinerja Kementerian Perhubungan Pagu Anggaran (Rp) 12,045,459, ,375,019, Fisik /Kapasitas (%) Anggaran (%) A.2.2 Analisis Program Kemenhub terlibat dalam 3 Prioritas Nasional yakni Prioritas 6 Program Aksi Di Bidang Infrastruktur, melalui 4 Program, yakni: (1) Program Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Transportasi Darat; (2) Program Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Transportasi Perkeretaapian; (3) Program Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Transportasi Udara; dan (4) Program Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Transportasi Laut, Prioritas 7: Program Aksi Di Bidang Iklim Investasi Dan Iklim Usaha, melalui 1 Program, yakni Program Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Transportasi Laut, dan Prioritas 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, Dan Pasca-Konflik melalui 3 Program, yakni: 3 Program, yakni: (1) Program Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Transportasi Darat; (2) Program Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Transportasi Udara; dan (3) Program Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Transportasi Laut. 27

34 Secara keseluruhan, Kemenhub melaporkan 7 (tujuh) Program. Adapun 3 Program lainnya adalah: (1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perhubungan, (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perhubungan, (3) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perhubungan. Gambar A.2.1 Sebaran Program Kementerian Perhubungan Berdasarkan Fisik dan Anggaran, Tahun 2011 Fisik Di Bawah Anggaran Di atas/sama dengan Fisik Di Atas/Sama dengan A nggaran Di Atas/Sama dengan II 0 Program 0.00% Program 14.29% Fisik I 15 III 4 Program 57.14% Fisik Di Bawah Anggaran Di B awah 10 5 Anggaran IV 2 Program 28.57% Fisik Di Atas/Sama dengan A nggaran Di B awah Berdasarkan nilai rata-rata realisasi fisik dan rata-rata realisasi anggaran Kemenhub pada Triwulan II tahun 2011 (29.17% dan 28.46%), diperoleh 1 Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata (14.29%), 4 Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran dibawah rata-rata (57.14%), dan 2 Program dengan realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata (28.57%). (Gambar A.2.1). Selanjutnya, Tabel A.3.2 berikut ini menyajikan kinerja Program untuk 1 Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata, 4 Program dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata, dan 2 Program dengan realisasi 28

35 fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah ratarata. Tabel A.2.2 Daftar Program Kementerian Perhubungan Berdasarkan Anggaran dan Fisik, Tahun 2011 No. Program Fisik (%) Anggaran (%) I Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata 1 Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Laut II Program dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata 1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perhubungan 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perhubungan 3 Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Udara 4 Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan IV Program dengan realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata. 1 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perhubungan 2 Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Perkeretaapian Kementerian Perhubungan

36 A.3 Kementerian Pertahanan A.3.1 Analisis Umum Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memiliki pagu sebesar Triliun. Berdasarkan Laporan Triwulan yang masuk, rata-rata realisasi fisik dan rata-rata realisasi anggaran Kemenhan pada tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu masing-masing 46.96% dan 46.23% pada tahun 2010 menjadi 42.12% dan 41.66% pada tahun 2011 (Tabel A.3.1). Sementara itu, jika dibandingkan dengan rata-rata realisasi fisik dan ratarata realisasi anggaran dari 40 K/L yang menyampaikan laporan PP 39 pada TW II tahun 2011, yaitu masing-masing 31.88% dan 29.48%, Kemenhan memiliki realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas rata-rata (kondisi 1). Tabel A.3.1. Kinerja Kementerian Pertahanan Pagu Anggaran (Rp) 21,837,811, ,707,340, Fisik /Kapasitas (%) Anggaran (%) A.3.2 Analisis Program Kemenhan terlibat dalam 2 Prioritas Nasional yakni Prioritas 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, Dan Pasca-Konflik melalui 2 Program, yakni: (1) Program Manajemen Pembangunan Sarana Prasarana Pertahanan, dan (2) Program Penggunaan Kekuatan Pertahanan Integratif, dan Prioritas Lainnya Program Aksi Bidang Bidang Politik, Hukum, Dan Keamanan melalui 4 Program, yakni: (1) Program Penelitian Dan Pengembangan Dephan; (2) Program Pengembangan Teknologi Dan Industri Pertahanan; (3) Program Penggunaan Kekuatan Pertahanan Integratif; dan (4) Program Dukungan Kesiapan Matra Darat Secara keseluruhan, Kemenhan melaporkan 26 (dua puluh enam) Program. Adapun 22 Program lainnya adalah: (1) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur; (2) Program Profesionalisme Prajurit Integratif; (3) Program Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional Integratif; (4) Program Modernisasi Alutsista dan Non Alutsista/ Sarana dan Prasarana Matra Darat; (5) Program Peningkatan Profesionalisme Personel Matra Darat; (6) Program Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional Matra Darat; (7) Program Peningkatan Profesionalisme 30

37 Personel Matra Laut; (8) Program Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional Matra Laut; (9) Program Dukungan Kesiapan Matra Udara; (10) Program Modernisasi Alutsista Dan Non Alutsista Serta Pengembangan Fasilitas Dan Sarpras Matra Udara; (11) Program Peningkatan Profesionalisme Personel Matra Udara; (12) Program Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional Matra Udara; (13) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya; (14) Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur; (15) Program Pendidikan dan Pelatihan Kemenhan/TNI; (16) Program Strategi Pertahanan; (17) Program Perencanaan Umum dan Penganggaran Pertahanan; (18) Program Potensi Pertahanan; (19) Program Kekuatan Pertahanan; (20) Program Modernisasi Alutsista/ Non-Alutsista/ Sarpras Integratif; (21) Program Dukungan Kesiapan Matra Laut; (22) Program Modernisasi Alutsista (Alat Utama Sistem Pertahanan) dan Non Alutsista Serta Pengembangan Fasilitas dan Sarana Prasarana Matra Laut. Gambar A.3.1 Sebaran Program Kementerian Pertahanan Berdasarkan Fisik dan Anggaran, Tahun 2011 Fisik Di B awah Anggaran Di atas/sama dengan Fisik Di Atas/Sama dengan Anggaran Di Atas/Sama dengan II III 0 Program 0.00% 13 Program 50.00% Anggaran Program 50.00% Fisik IV 0 Program 0.00% I Fisik Di B awah Anggaran Di Bawah Fisik Di Atas/Sama dengan A nggaran Di B awah Berdasarkan nilai rata-rata realisasi fisik dan rata-rata realisasi anggaran Kemenhan pada tahun 2011 (42.12% dan 41.66%), diperoleh 13 Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata (50.00%), dan 13 Program lainnya memiliki realisasi fisik dan realisasi anggaran dibawah rata-rata (50.00%) (Gambar A.3.1). 31

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)

REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb.

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamualaikum, Wr. Wb. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 mengamanatkan kepada para pimpinan Kementerian/Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota untuk melakukan pemantauan terhadap

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN R I

MENTERI KEUANGAN R I MENTERI KEUANGAN R I Yth. 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu 2. Jaksa Agung RI 3. Kepala Kepolisian RI 4. Para Kepala Lembaga Pemerintahan Non Departemen 5. Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga

Lebih terperinci

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II http://www.republika.co.id Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN DAN PEMOTONGAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI 1. Dasar Hukum : a. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Mengatur antara lain pemisahan peran,

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 DASAR HUKUM EVALUASI HASIL RENCANA

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 2010 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005 2010.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005 2010..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005

Lebih terperinci

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 SELASA, 15 NOVEMBER 2016 RABU, 16 NOVEMBER 2016 KAMIS, 17 NOVEMBER 2016 JUM AT, 18 NOVEMBER 2016 RUANG RAPAT 3.2 - KSP RUANG RAPAT 3.2 - KSP RUANG RAPAT 3.2 -

Lebih terperinci

TABEL 4 * JUMLAH TENAGA PENGADAAN BERSERTIFIKAT DI PUSAT

TABEL 4 * JUMLAH TENAGA PENGADAAN BERSERTIFIKAT DI PUSAT Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 0 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 0 Kepresidenan 0 Mahkamah Agung 0 Mahkamah Konstitusi 0 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 0 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI 0 0 Dewan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel

Lebih terperinci

EKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA

EKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA EKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA PENDAHULUAN 1. Pemantauan dan evaluasi

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 281.961.663 34.630.463 0 337.698.323 10.833.500

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 305.536.058 24.747.625 0 351.389.880 13.550.500

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 79.185.200 117.232.724 20.703.396 0 217.121.320 13.993.473

Lebih terperinci

REKAPITULASI TARGET PNBP KEMENTERIAN/LEMBAGA TA

REKAPITULASI TARGET PNBP KEMENTERIAN/LEMBAGA TA REKAPITULASI TARGET PNBP KEMENTERIAN/LEMBAGA TA 2009-2012 BA KEMENTERIAN/LEMBAGA APBN TA 2009 APBN-P TA 2009 APBN TA 2010 APBN-P TA 2010 APBN TA 2011 APBN-P TA 2011 APBN 2012 001 Majelis Permusyawaratan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017 K E M E N T E R I A N R E P U B L I K K E U A N G A N I N D O N E S I A KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, 10-21

Lebih terperinci

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 51 BELANJA PEGAWAI 52 BELANJA BARANG 53 BELANJA MODAL 57 BELANJA BANTUAN SOSIAL KEMENTERIAN/LEMBAGA, UNIT PAGU REALISASI PAGU

Lebih terperinci

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah) 2 A. Pendapatan Negara dan Hibah 995.271,5 1.210.599,7 1.338.109,6 1.438.891,1 1.635.378,5 1.762.296,0 I. Pendapatan Dalam Negeri 992.248,5 1.205.345,7 1.332.322,9 1.432.058,6 1.633.053,4 1.758.864,2 1.

Lebih terperinci

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SIARAN PERS Terjadi Peningkatan Kualitas dalam Penyajian Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga LKPP 2009 Wajar Dengan Pengecualian Jakarta, Selasa (1 Juni 2009) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

I. UMUM. Saldo...

I. UMUM. Saldo... PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2010 I. UMUM Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2006 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2006... 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2006... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara dan Hibah, 2006...

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2006 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2006 2012... 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2006 2012... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK -P 2007 DAN -P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 :, 2007 dan 2008......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995 2008...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan,

Lebih terperinci

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: KEMENTERIAN BAD AN USAHA MILIK NEGA REPUBLIK INDONESIA GEDUNG KEMENTERIAN BUMN LANTAI M, JALAN MEDAN MERDEKA SELATAN NO. 13, JAKARTA TELEPON (021) 29935678 FAKSIMILI (021) 29935740, SITUS www.bumn.go.id

Lebih terperinci

Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Program Pembangunan Bidang Hukum 1. Perencanaan Hukum Tersusunnya kegiatan-kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN

DATA POKOK APBN DATA POKOK - DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan...... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995...... 2 Tabel 3 : Penerimaan

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK -P DAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : dan.......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan, 1994/1995.........

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH Oleh: Kedeputian Bidang Pengembangan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008 I. UMUM Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN disampaikan pada: Sosialisasi

Lebih terperinci

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK REPUBLIK INDONESIA DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004 Dana

Lebih terperinci

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia?

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia? PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia? Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran SEKNAS FITRA Bekerjasama dengan KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK KETERBUKAAN

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010 www.hukumonline.com INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam upaya percepatan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5341 KEUANGAN NEGARA. Pertanggungjawaban. APBN 2011. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 178) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 81.406.623 88.821.300 25.893.402 0 196.121.325 14.349.217

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010 INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010 PRESIDEN, Dalam upaya percepatan pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, dengan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TA 2014

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TA 2014 LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TA 214 Kedeputian Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK -P DAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : -.......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1989/1990...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan, 1989/1990...... 3 Tabel

Lebih terperinci

HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS 10

HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS 10 REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN 2007 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN 2007 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2007 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2007... 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2007... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara dan Hibah, 2007...

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 96, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Menteri Keuangan RI KLASIFIKASI MENURUT ORGANISASI

Menteri Keuangan RI KLASIFIKASI MENURUT ORGANISASI KLASIFIKASI MENURUT ORGANISASI 1 01 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 01 01 SEKRETARIAT JENDERAL 01 02 M A J E L I S 02 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 02 01 SEKRETARIAT JENDERAL 02 02 D E W A N 04 BADAN PEMERIKSA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DEFINISI UMUM Indikator Kinerja adalah kunci pelaksanaan dan evaluasi kerja Indikator Kinerja adalah uraian ringkas

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala RAKORBANGPUS Jakarta, 7 April 2010

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PEDOMAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2011 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam upaya percepatan

Lebih terperinci

NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017

NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH Jl.Pramuka No.33 Jakarta 320 Telepon 02-8584863 Faksimile 02-8590332 NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4//207 Tanggal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH

Lebih terperinci

PENYEMPURNAAN ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA

PENYEMPURNAAN ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA PENYEMPURNAAN ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA Jakarta, November 2014 ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA STRUKTUR ORGANISASI NASIONAL KABINET K/L K/L ESELON 1 ESELON 2 Setiap

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH Drs. Eduard Sigalingging, M.Si Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PEMERINTAH

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-047.01-0/2016 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BNPP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Nasional

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DI KEDEPUTIAN BADAN PENGAW

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DI KEDEPUTIAN BADAN PENGAW No.734, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Kedeputian. Pembagian Tugas. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN TUGAS

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018 KEBIJAKAN TAHUN 2018 - DirekturOtonomi Daerah Bappenas - REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN REPUBLIK INDONESIA DEFINISI SESUAI UU No.33/2004 Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

... Lanjutkan & Mantapkan Pembangunan Menuju Masyarakat Kabupaten Gunung Mas Yang SEJAHTERA, MANDIRI, BERDAYA SAING dan BERMARTABAT...

... Lanjutkan & Mantapkan Pembangunan Menuju Masyarakat Kabupaten Gunung Mas Yang SEJAHTERA, MANDIRI, BERDAYA SAING dan BERMARTABAT... ... Lanjutkan & Mantapkan Pembangunan Menuju Masyarakat Kabupaten Gunung Mas Yang SEJAHTERA, MANDIRI, BERDAYA SAING dan BERMARTABAT... Atau 1 BERdaya saing, Sejahtera, MaNdiri & BermARtabat KERANGKA PIKIR

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 Disampaikan pada: Rapat Konsolidasi DAK Bidang Dikmen TA 2014 Nusa Dua, 28 November 2013 AGENDA PAPARAN 1. Postur Dana Transfer

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-1 1.3. GAMBARAN UMUM JAWA BARAT... I-4 1.3.1.

Lebih terperinci

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL Oleh : Direktur Keuangan Negara dan Analisa

Lebih terperinci

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Rapat dibuka pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Rapat dibuka pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum. 1 LAPORAN SINGKAT KOMISI V DPR RI (BIDANG PERHUBUNGAN, PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN RAKYAT, PEMBANGUNAN PEDESAAN DAN KAWASAN TERTINGGAL, BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, BADAN SAR NASIONAL,

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (LAMPIRAN Ia : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

Akuntabilitas Kinerja. Laporan. Laporan. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Akuntabilitas Kinerja. Laporan. Laporan. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional i Tahun 2013 KATA PENGANTAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) Tahun 2013 merupakan wujud pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN DESEMBER TAHUN 2014

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN DESEMBER TAHUN 2014 Nomor 07 Bulan Desember 2014 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN DESEMBER TAHUN 2014 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU

TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU Disampaikan Dalam Acara Kick Off Meeting Penyusunan RKP 2012 DEPUTI BIDANG PENDANAAN

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, pencapaian tujuan pembangunan nasional diprioritaskan untuk terwujudnya Indonesia

Lebih terperinci

KONFIGURASI KEANGGOTAAN DPR 560 ANGGOTA

KONFIGURASI KEANGGOTAAN DPR 560 ANGGOTA KONFIGURASI KEANGGOTAAN DPR 560 ANGGOTA 109 9 1 73 61 49 47 40 39 35 16 KELEMBAGAAN DPR DAN UNSUR PENDUKUNGNYA FUNGSI Legislasi Anggaran Pengawasan O UT PU T SEKRETARIAT JENDERAL DAN BKD TENAGA AHLI &

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI,

Lebih terperinci