LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS AKUT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS AKUT"

Transkripsi

1 LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS AKUT A. Konsep Medik 1. Definisi Diare / GEA ( Mencret ) merupakan suatu keadaan di mana frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak yang di tandai dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau, dapat berwarna hijau, atau dapat pula bercampur lender dan darah atau hanya lender saja ( Ngastiyah, 2005 ). 2. Etiologi a. Faktor Infeksi Enteral - Infeksi Bakteri ( E.Coli, Salmonella dll ) - Infeksi Virus ( Protozoa, Enterovirus, Jamur ( Candida Albicans ) dll ) Parenteral merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. b. Faktor Malabsorbsi Mal absrobsi karbohidrat Mal absorbsi lemak Mal absorbsi protein. c. Faktor Nutrisi/Makanan Makanan Basi, Beracun, Alergi terhadap makanan. d. Faktor Psikologis Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas). 3. Patofisiologi Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis ialah: a. Gangguan Osmotik Faktor Malabsorbsi ( KH, Lemak, Protein ). Terdapat makanan yang tidak bisa di serap Tekanan osmosis dalam lumen usus meningkat Pergeseran cairan dan elektrolit ke dalam rongga usus KEPERAWATAN ANAK Page 1

2 Isi rongga usus berlebihan Berak berak b. Gangguan Sekresi Faktor Infeksi ( Enteral dan Parenteral ) Rangsangan tertentu pada dinding usus Peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus Isi usus berlebihan Berak berak c. Gangguan Motilitas Faktor Makanan ( Makanan Basi, Racun, atau Alergi terhadap jenis makanan ). Hiperperistaltik Kesempatan absorbs berkurang Berak berak Hipoperistaltik Bakteri tumbuh berlebihan Berak - berak 4. Manifestasi Klinik a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer b. Terdapat tanda dan gejala dehidaasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung membaran mukosa kering c. Kram abdominal d. Demam e. Mual dan muntah f. Anoreksia g. Lemah h. Pucat i. Perubahan tanda-tanda vital nadi adan pernapasan cepat j. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine (Suryadi Dan Yulani, R, 2001 : 86) 5. Komplikasi a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotoni, isotonik atau hipertonik b. Hipokalemia c. Hipoglkemia d. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik f. Mal nutrisi energi protein akibat muntah dan diare jika lama atau kronik KEPERAWATAN ANAK Page 2

3 (Ngastiyah, 1997 : 145) 6. Pemeriksaan Penunjang a. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah. b. Kultur tinja c. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, dan kalsium. d. Pemeriksaan tinja : PH, leukosait, glukosa dan adanya darah 7. Penatalaksanaan a. Terapi Rehidrasi Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti dengan cara memberikan oralit, cairan infus yaitu Ringer Laktat, Dekstrose 5%. Dekstrosa dalam salin, dll. b. Terapi Nutrisi Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada status gizi. c. Terapi Edukasi Memberikan penyuluhan pada keluarga dan nasehat kepada Orang tua / Pengasuh. B. Konsep Keperawatan 1. Pengkajian Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dalam proses keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini semua data/informasi tentang klien yang dibutuhkan, dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan. 1) Biodata Terdiri dari Nama, Tempat tanggal lahir, Umur, Jenis kelamin, Tanggal Mrs, Tanggal dikaji, No. Cm, No. Reg., penanggung jawab. 2) Riwayat Kesehatan (a) Riwayat kesehatan sekarang Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama yang dirasakan, riwayat keluhan utama, keluhan lain yang menyertai, diagnosa medik. (b) Riwayat kesehatan masa lalu Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit sebelumnya, kebiasaan. KEPERAWATAN ANAK Page 3

4 (c) Riwayat kesehatan keluarga yang terdiri dari genogram 3 generasi dan mengidentifikasi berbagai penyakit turunan 3) Riwayat Kehamilan dan Persalinan a. Antenatal (Pre Natal) Keadaan kesehatan selama hamil, terdapat tanda-tanda pre eklamsia ataupun eklamsia, penyakit yang pernah diderita selama masa hamil. b. Natal Usia kehamilan, berat badan waktu lahir, jenis persalinan, keadaan anak setelah lahir. c. Neonatal (post natal) Nilai apgar score, warna kulit, suhu tubuih, kejang memiliki kelainan kongenital, Setelah lahir bayi mengalami kesakitan menelan dan menghisap. 4) Riwayat Tumbuh Kembang (a) Cross motor (motorik kasar) (b) Fire Motor (motorik halus) (c) Languange (bahasa) 5) Imunisasi BCG, Polio 1,2,3,4, DPT1,2,3, Campak, Hepatitis 6) Pola kegiatan sehari-hari Apakah terjadi perubahan pola kegiatan sehari-hari yakni : pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat dan tidur, personal hygiene, aktivitas dan olah raga. 7) Aspek sosial Hubungan dengan keluarga, hubungan dengan perawat, keadaan ekonomi keluarga. 8) Pemerikasan fisik a) Keadaan umum : nampak sakit berat, sedang atau ringan. b) Kepala : bentuk, nyeri, pusing c) Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu badan, nadi dan pernafasan d) Sistem Penginderaan (1) Mata Konjungtiva, pupil, lapang pandang, hematom, adanya nyeri (2) Hidung Fungsi penciuman, simetris kiri dan kanan, keadaan septum, nyeri, peradangan. KEPERAWATAN ANAK Page 4

5 (3) Telinga Fungsi pendengaran simetris kiri dan kanan, nyeri, peradangan. (4) Lidah Fungsi pengecapan, kebersihan. (5) Kulit Respon terhadap panas dan dingin, nyeri dan sentuhan, turgor, kelembaban, warna, suhu. e) Sistem Pernafasan Apakah ada pernafasan cuping hidung, frekuensi pernafasan, bunyi nafas, nyeri dada, dispnoe, takipneu, cyanosis, adanya ronchi dan wheezing. f) Sistem Kardiovaskuler Apakah ada hipertensi, hipotensi, tekanan darah, frekuensi nadi, ictus cordis, riwayat penyakit jantung, tekanan vena jugularis. g) Sistem Pencernaan Adanya massa, peristaltik usus baik atau tidak, mual, muntah, nafsu makan, gangguan fungsi pengecapan, perut kembung. h) Sistem Neurologi Kesadaran, nyeri kepala, fungsi sensorik dan motorik, kesemutan, pusing, koordinasi gerakan i) Sistem Muskuloskeletal Kekuatan otot, gangguan pergerakan ekstremitas, adanya spasme otot, nyeri, tonus otot normal atau tidak. j) Sistem Perkemihan Apakah ada nyeri, warna urine, bau, anuria, tidak ada bising usus, inkontinensia urine, frekuensi BAK. k) Sistem Integumen Turgor kulit, perubahan warna pada daerah sekitar luka operasi, suhu pada area luka operasi, keadaan kulit. l) Sistem Endokrin Apakah ada riwayat penyakit DM. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat pada pasien gastroenteritis adalah (Wong D.L 2003) : KEPERAWATAN ANAK Page 5

6 1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kehilangan output yang berlebihan melalui feses atau emesis 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat 3. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroroganisme yang menembus saluran gastrointestinal 4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare 5. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan terhadap proses penyakitnya. 6. Perubahan proses keluarga berhubugnan dengan proses situasi. 3. Perencanaan Diagnosa I : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan output yang berlebihan melalui feses atau emesis Kriteria hasil : Hasil yang diharapkan Klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit Intervensi : 1. Kaji tanda tanda vital, turgor kulit, membran mukosa dan status mental Rasional : untuk mengkaji rehidrasi yang terjadi pada klien 2. Beri larutan oral Rasional : untuk rehidrasi dan pergantian kehilangan cairan melalui feces 3. Berikan dan pantau cairan IVFD sesuai ketentuan. Rasional : untuk mengobati dehidrasi dan muntahs. 4. Berikan posisi semi fowler. Rasional : posisi semi fowler dapat membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan 5. Timbang berat badan anak Rasional : untuk mengkaji rehidrasi 6. Instruksikan keluarga dalam memberikan terapi yang tepat, pemantauan masukan dan keluaran serta mengkaji tanda tanda rehidrasi Rasional : untuk menjamin hasil optimum dan memperbaiki kepatuhan terhadap aturan reapeutik Diagnosa II : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat Kriteria hasil : Hasil yang diharapkan Pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat Intervensi untuk mempertahankan berat badan yang tepat. 1. Observasi dan catat respon terhadap pemberian makanan Rasional : untuk mengkaji toleransi pemberian makanan. KEPERAWATAN ANAK Page 6

7 2. Instruksi kan keluarga dalam memberikan diit yang tepat Rasional : untuk meningkatkan kepatuhan terhadap program terapeutik 3. Dorong dan berikan periode istirahat sering. Rasional :membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan metabolik meningkat saat demam 4. Dorong makan sedikit tapi sering dengan makanan TKTP. Rasional : memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tidak perlu/kebutuhan energi dari makanan banyak dan menurunkan iritasi lambung 5. Kolaborasi dengan Ahli gizi Rasional : mempermudah intervensi selajutnya Diagnosa III : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran gastrointestinal Kriteria hasil : Infeksi tidak menyebar ke orang lain Intervensi : 1. Isolasi substansi tubuh atau praktek pengendalian infeksi rumah sakit, termasuk pembuangan feses dan pencucian yang tepat. Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi 2. Pertahankan pencucian tangan yang benar Rasional : untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi 3. Pakaian popok dengan tepat Rasional : untuk mengurangi kemungkinan penyebaran feses 4. Gunakan popok sekali pakai Rasional : untuk menampung feses dan menurunkan kemungkinan terjadinya dermatitis popok 5. Ajarkan anak tindakan perlindungan Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi 6. Intruksikan anggota keluarga dan pengunjung dalam praktek isolasi khususnya mencuci tangan Rasional : untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi Diagnosa IV : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare Kriteria Hasil : anak tidak mengalami bukti-bukti kerusakan kulit. KEPERAWATAN ANAK Page 7

8 Intervensi 1. Ganti popok dengan sering Rasional : untuk menhaga agar kulit tetap bersih dan kering 2. Bersihkan bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak Rasional : feses diare sangat mengiritasi kulit 3. Beri salep seperti sengoksida Rasional : untuk melindungi kulit dari iritasi 4. Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan paa udara jika mungkin. Rasional : untuk meningkatkan penyembuhan 5. Hindari menggunakan tisu basah yang di jual bebas yang mengandung alkohol pada kulit Rasional : dapat menyebabkan rasa menyengat 6. Berikan obat anti jamur yang tepat. Rasional : untuk mengobati infeksi jamur kulit Diagnosa V : Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan Kriteria hasil : Hasil yang diharapkan Orang tua klien tidak menunjukkan rasa cemas Intervensi : 1. Kaji tingkat kecemasan orang tua klien Rasional : Tingkat kecemasan yang tinggi dapat mempengaruhi perilaku individu dan terganggunya pola pikir sehingga dapat mengakibatkan kepanikan. 2. Catat petunjuk perilaku Rasional : Derajat indikator strees dapat diketahui dan dilihat dari perilaku individu. 3. Anjurkan orang tua untuk menyatakan perasaannya Rasional : Agar dapat tercipta hubungan yang terapeutik sehingga mempermudah dalam pemberian intervensi selanjutnya. 4. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit anak Rasional : Membantu mengurangi kecemasan orang tua dan menambah informasi tentang penyakit anaknya. 5. Beri umpan balik KEPERAWATAN ANAK Page 8

9 Rasional : Membantu orang tua klien dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan strees. 6. Tunjukan sikap empati pada waktu merawat Rasional : Agar dapat menimbulkan rasa percaya orang tua terhadap perawatan sehingga dapat tercipta kerja sama yang baik. 7. Anjurkan kepada orang tua agar senantiasa berdoa kepada tuhan yang maha esa untuk kesembuhan anaknya Rasional : Untuk memberikan perasaan tenang dan berharap diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menerima kenyataan. Diagnosa VI : Perubahan Proses keluarga berhubungna dengan krisis situasi Kritetia hasil : keluarga menunjukkan kemampuanuntuk merawat anak khususnya dirumah Intervensi : 1. Berikan informasi pada keluarga tentang penyakit anak dan tindakan terapeutik Rasional : untuk mendorong kepatuhan terhadap program terapeutik, khususnya jika sudah berada dirumah. 2. Izinkan anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan anak sebanyak yang mereka inginkan Rasional : untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga. 3. Instruksikan keluarga mengenai pencegahan Rasioanl : untuk mencegah penyebaran infeksi 4. Atur perawatan kesehatan pasca hospitalisasi Rasional : untuk menjamin pengkajian dan pengobatan yang kontinu 5. Rujuk keluarga pada lembaga perawatan kesehatan komunitas. Rasioanl : untuk pengawasan perawatan dirumah sesuai kebutuhan Diagnosa VII : Kurang Pengetahuan orang tua berhubugan dengan kurangnya informasi mengenai penyakit Kritetia hasil : Kurang pengetahuan orang tua teratasi Intervensi : 1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua klien KEPERAWATAN ANAK Page 9

10 Rasional : Tingkat pengetahuan orang tua klien dapat mempermudah proses penyuluhan kesehatan yang akan dilakukan 2. Berikan informasi tentang penyakit anak Rasional : Memberikan informasi awal kepada orang tua tentang penyakit yang diderita anaknya 3. Evaluasi pengetahuan orang tua tentang penyakit anaknya Rasional : Mengetahui tingkat pengetahuan klien mengenai penyakit DAFTAR PUSTAKA 1. Betz, C.L., Sowden, L.A Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. EGC. Jakarta 2. Carpenito, L.J Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta 3. Kliegman, R Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta 4. Wong, L. D Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. EGC. Jakarta KEPERAWATAN ANAK Page 10

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun. DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Gastroenteritis adalah peradangan dari lambung dan usus yang

BAB I KONSEP DASAR. Gastroenteritis adalah peradangan dari lambung dan usus yang BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Gastroenteritis adalah peradangan dari lambung dan usus yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan pathogen parasit (Wong, 1996: 403). Gastroenteritis adalah radang dari

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR A.

BAB I KONSEP DASAR A. BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Gastroenteritis adalah radang dari lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa muntah (muntah berak) (Junaedi, dkk. 1995:585). Diare adalah buang air

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk

Lebih terperinci

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan F. KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan Kaji TTV, catat perubahan TD (Postural), takikardia, demam. Kaji turgor kulit, pengisian kapiler dan

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna

Lebih terperinci

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan 5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Gastroenteritis adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair (Suharyono: 2008). Gastroenteritis

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya :

LAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya : LAPORAN PENDAHULUAN A. KONSEP MEDIK 1. DEFINISI Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yg ditemukan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare 2.1.1. Definisi Diare Menurut Latief, dkk. (2005), diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dan frekuensinya lebih banyak

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN KASUS

BAB III LAPORAN KASUS BAB III LAPORAN KASUS A. Biodata 1. Identitas Pasien Nama : An Y Umur : 1 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Agama : Islam Pekerjaan : tidak bekerja Pendidikan : belum sekolah

Lebih terperinci

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN An. H DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG LUKMAN RUMAH SAKIT MUHAMMADYAH SEMARANG

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN An. H DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG LUKMAN RUMAH SAKIT MUHAMMADYAH SEMARANG BAB III ASUHAN KEPERAWATAN An. H DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG LUKMAN RUMAH SAKIT MUHAMMADYAH SEMARANG A. PENGKAJIAN Tanggal 20 juni 2011, jam 10. 00 WIB 1. a) Biodata pasien Nama Usia Jenis kelamin

Lebih terperinci

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau ilieus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan tanggal 5 7 Juni 2007 pukul WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan tanggal 5 7 Juni 2007 pukul WIB. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan tanggal 5 7 Juni 2007 pukul 14.00 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Jenis Kelamin Umur Agama Suku Bangsa : An. R : Perempuan : 10 bulan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTROENTERITIS

BAB III TINJAUAN KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTROENTERITIS BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTROENTERITIS A. PENGKAJIAN I. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Alamat : An. A : 1,6 tahun :

Lebih terperinci

Pola buang air besar pada anak

Pola buang air besar pada anak Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diare a. Pengertian diare Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dibawah lima tahun (balita) dengan disertai muntah dan buang air besar

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 ) BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal

Lebih terperinci

KONSEP TEORI. 1. Pengertian

KONSEP TEORI. 1. Pengertian KONSEP TEORI 1. Pengertian Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gastroentritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang terjadi akibat salah makan, biasanya di sebabkan oleh penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL JUDUL. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan usia. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan jenis kelamin

DAFTAR TABEL JUDUL. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan usia. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan jenis kelamin DAFTAR TABEL NO JUDUL HAL 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 3.13 3.14 3.15 3.16 Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan usia Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan jenis kelamin Distribusi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g ASUHAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH By. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi

Lebih terperinci

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. MORBILI

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. MORBILI MORBILI I. A. Definisi Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio,psiko,sosial dan spiritual dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan melakukan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie

Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie Definisi Sakit perut yang terjadi paling sedikit 3 kali, cukup berat sampai tidak bisa melakukan kegiatan sehari hari dalam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. BIODATA 1. Identitas Pasien. Nama Umur Jenis kelamin Suku/Bangsa Agama : An. F : 3 tahun : Perempuan : Jawa / Indonesia : Islam Status pernikahan : - Pekerjaan : - Alamat : Kedung

Lebih terperinci

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit P e n g e r t i a n D i e t DASAR DIETETIK M u s l i m, M P H l m u D i e t I Cabang ilmu gizi yang mengatur pemberian makan pada kelompok/perorangan dalam keadaan sehat/sakit dengan memperhatikan syarat

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat Yusi Meilia, S.ST, M.Kes Halaman : 1 / 5 NIP A. Pengertian Buang air besar yang frekuensi, lebih sering dari biasnya pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair berlangsung < 7 hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Typhoid atau Typhus Abdominalis adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. Typhi dengan masa tunas 6-14

Lebih terperinci

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat) . KOMPLIKASI Ensefalopai hepaic terjadi pada kegagalan hai berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopai hepaik. Kerusakan jaringan paremkin hai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diare adalah peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi debit tinja dibandingkan dengan pola usus normal individu, merupakan gejala dari suatu penyakit sistemik

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Suku bangsa Agama Alamat : An. B : 6 tahun : lakilaki : Jawa/Indonesia : Islam : Gunung Pati, Semarang No. Register : 5526221

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi: Dehidrasi Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan Pengertian: Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan tanggal 16 18 juni 2011 pukul 08.00 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Suku bangsa Agama Status perkawinan : An. Y : 4 bulan 20 hari :

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi Diare Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Pengertian Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada lendir atau darah dalam faeces (Ngastiyah,

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. bayi dan lebih dari 3 kali pada anak-anak, konsistensi tinja sncer dapat

BAB I KONSEP DASAR. bayi dan lebih dari 3 kali pada anak-anak, konsistensi tinja sncer dapat 1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak-anak, konsistensi tinja sncer dapat berwarna hijau atau dapat

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA NIKEN ANDALASARI Pengertian Eklampsia Eklampsia adalah suatu keadaan dimana didiagnosis ketika preeklampsia memburuk menjadi kejang (Helen varney;

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Febris / demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama :Tn. G Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI OLEH : KELOMPOK 5 HAPPY SAHARA BETTY MANURUNG WASLIFOUR GLORYA DAELI DEWI RAHMADANI LUBIS SRI DEWI SIREGAR 061101090 071101025 071101026 071101027 071101028 Nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang 27 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang ditemukan pada pasien An.T adapun permasalahan tersebut sebagai berikut: A. Diagnosa 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif

Lebih terperinci

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Demografi Nama Umur Pekerjaan Alamat a. Aktifitas dan istirahat Ø Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal Ø Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga b. Sirkulasi

Lebih terperinci

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan BAB III TIJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada An. A dengan Gastroenteritis dehidrasi sedang di ruang luqman Rumah Sakit Roemani

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN HPP

ASUHAN KEPERAWATAN HPP 1. Pengertian Haemoragik Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi.hpp diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kurang kalori protein merupakan salah satu masalah gizi masyarakat yang utama di Indonesia. Upaya untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah dilaksanakan melalui

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR Mei Vita Cahya Ningsih D e f e n I s i Sejak tahun1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi berat lahir

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bronchopneumonia merupakan penyakit saluran nafas bagian bawah yang biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai dengan gejala awal

Lebih terperinci

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar Susah buang air besar atau lebih dikenal dengan nama sembelit merupakan problem yang mungkin pernah dialami oleh anda sendiri. Banyak yang menganggap sembelit hanya gangguan kecil yang dapat hilang sendiri

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA PENGERTIAN Suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. (Mizieviez). ETIOLOGI 1. Faktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Makanan Tambahan Dini a. Pengertian Makanan tambahan adalah makanan untuk bayi selain ASI atau susu botol, sebagai penambah kekurangan ASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terjadinya Diare Anak Usia Toodler (1-3 Tahun) 1. Pengertian Diare Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Lampiran CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan 1 Rabu 11.00 - Mengkaji fungsi pernafasan klien 19 Mei 2015 WIB - Mengkaji suara nafas klien - Mengkaji kemampuan klien untuk mengeluarkan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS Ny. Sunia 45 tahun masuk Rs.A dengan keluhan banyak kencing malam hari (nokturia), banyak minum 4-5 liter/hari. Keluarga mengatakan keluhan ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis. Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk

Lebih terperinci

1. Keadaan umum : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum klien lemah.

1. Keadaan umum : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum klien lemah. 8. SOAP Di dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah manajemen varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Sistim pendokumentasian asuhan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi

Lebih terperinci

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5

Lebih terperinci

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 Kepaniteraan Klinik Pediatri Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013

Lebih terperinci

HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS I. DEFINISI Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa darah puasa (true glucose) adalah 60 mg %, dengan dasar tersebut maka penurunan kadar glukosa darah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tergolong tinggi. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2011 mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan. 1. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

3. Potensial komplikasi : dehidrasi. 3. Defisit pengetahuan

3. Potensial komplikasi : dehidrasi. 3. Defisit pengetahuan ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA A. Definisi: Keadaan icterus yang terjadi pada bayi baru lahir, yang dimaksud dengan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir adalah meningginya

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360 POLITEKNIK KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ginjal punya peran penting sebagai organ pengekresi dan non ekresi, sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA A. Definisi Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit diare 1. Definisi Diare merupakan buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek dan dapat berupa air saja dengan frekuensi buang air besar lebih dari normalnya

Lebih terperinci

BAGIAN 1: MENGAPA PERLU DETOKS?

BAGIAN 1: MENGAPA PERLU DETOKS? BAGIAN 1: MENGAPA PERLU DETOKS? Dikutip dari tulisan Ibu Andang Gunawan, ADN, ND (Majalah NIRMALA Mei 2004) - sebagian kecil tulisan asli dibuang Anda punya masalah sembelit, demam, flu, kelebihan berat

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA Nur Hasanah* dan Heti Latifah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Biodata Pasien Pengkajian dilakukan pada hari Senin, tanggal 11 Mei 2009 jam 07.30 WIB dengan cara alloanamnesa, autoanamnesa, observasi pasien dan catatan medis

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus Analisis Data No Data Etiologi Masalah 1. Data Subjektif : Gangguan sekresi saliva Nyeri Penghentian/Penurunan aliran Nyeri menelan pada rahang saliva bawah (kelenjar submandibula) Nyeri muncul saat mengunyah

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif.

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan 1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2010 A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien a. Biodata Pasien Nama : An. A Tanggal lahir : 21 Agustus 2009 Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama

Lebih terperinci

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci