Kata kunci : Six Sigma, SERVQUAL, Importance Performane Matrix, Sigma Level, Kepuasan Pelanggan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci : Six Sigma, SERVQUAL, Importance Performane Matrix, Sigma Level, Kepuasan Pelanggan."

Transkripsi

1 UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KERETA API ARGO MURIA DENGAN PENGINTEGRASIAN METODE SIX SIGMA DAN SERVQUAL [Studi Kasus PT. Kereta Api (Persero)] Naniek Utami Handayani, Haryo Santoso, Imelda Carolina Pardede Industrial Engineering Department, Diponegoro University Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang Phone/Fax ABSTRAK PT. Kereta Api (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi, dimana salah satu produk unggulannya adalah KA Argo Muria yang diharapkan dapat membawa kereta api sebagai sarana transportasi yang handal dan dipercaya oleh masyarakat dengan kualitas pelayanan yang tinggi sehingga mampu menjadi alternatif utama sarana transportasi, khususnya di wilayah Jawa. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan KA Argo Muria, maka dilakukan analisis dengan mengunakan metode Six Sigma dan SERVQUAL. SERVQUAL merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan atas jasa yang telah diterimanya yakni dengan cara membandingkan tingkat persepsi dan ekspektasinya, sedangkan metode Six Sigma merupakan suatu metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas dengan 5 tahapan proses yaitu Define, Measure, Analyze, Improve dan Control. Hasil pengukuran SERVQUAL dianalisis dengan menggunakan Importance Performance Matrix untuk mengetahui variabel-variabel kritis pelayanan KA Argo Muria, kemudian dilakukan perhitungan DPMO dan nilai sigma variabel-variabel kritis tersebut untuk mengetahui variabel mana yang menjadi prioritas perbaikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang menjadi prioritas perbaikan yakni variabel dengan nilai sigma (sigma level) terendah adalah variabel 39 yai tu ketepatan jadwal kedatangan kereta api dengan nilai sigma untuk keberangkatan dari stasiun Tawang dan untuk keberangkatan dari stasiun Gambir, variabel 34 yaitu kebersihan, kelengkapan dan kesiapan pakai fasilitas sanitasi (toilet) di stas iun Tawang dengan nilai sigma dan variabel 30 yaitu kemudahan memperoleh informasi tentang pelayanan KA melalui media cetak dan elektronik dengan nilai sigma Kata kunci : Six Sigma, SERVQUAL, Importance Performane Matrix, Sigma Level, Kepuasan Pelanggan. PENDAHULUAN Perubahan dunia industri yang semakin pesat, secara langsung akan memberikan konsekuensi pada peningkatan persaingan antar perusahaan. Sementara di sisi lain, masyarakat sebagai konsumen mulai beralih menjadi masyarakat yang semakin kritis sehingga menimbulkan semakin tingginya tuntutan untuk mendapatkan produk atau jasa yang berkualitas.

2 Menurut Schnaars (1991), pada dasarnya tujuan dari sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Komitmen akan kualitas jasa yang berorientasi pada pelanggan merupakan salah satu faktor utama dalam menunjang keberhasilan suatu bisnis, terutama pada industri jasa. Hal ini disebabkan kualitas jasa sangat tergantung dari siapa dan bagaimana jasa tersebut diberikan. Karena keberhasilan dari suatu industri jasa sangat tergantung dari penilaian konsumen, maka merupakan hal yang sangat penting untuk memperhatikan kepuasan dari konsumen. Philip Kotler (1996) mengemukakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja produk atau jasa yang ia rasakan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan ( perceived performance) dengan kinerja yang diharapkan (expectated performance). PT. Kereta Api (Persero) sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi tidak bisa tinggal diam untuk menjaga eksistensinya di mata masyarakat. Merupakan suatu keharusan bagi perusahaan untuk mengubah image masyarakat terhadap angkutan kereta api. PT. Kereta Api (Persero) sebagai badan usaha yang sebelumnya dikenal sebagai perusahaan yang hanya berorientasi bagaimana dapat mengoperasikan sarana yang ada untuk mengangkut penumpang dan barang, harus dirubah menjadi perusahaan yang berorientasi kepada kepuasaan pelanggan, tentu saja dengan penyediaan jasa transportasi yang berkualitas dan terpercaya. Salah satu strategi yang dilakukan oleh PT. Kereta Api (Persero) adalah dengan peluncuran produk Argo yang diharapkan dapat membawa kereta api sebagai sarana transportasi yang handal dan dipercaya oleh masyarakat dengan kualitas pelayanan yang tinggi sehingga mampu menjadi alternatif utama sarana transportasi, khususnya di wilayah Jawa. Salah satu produk argo yang dikeluarkan PT. Kereta Api (Persero) adalah KA Argo Muria yang di launch pertama kali pada tanggal 22 Desember 1997, dengan jalur Jakarta-Semarang dan sebaliknya. Dengan mengeluarkan dana yang lebih besar dibandingkan dengan jenis kereta api lainnya seperti kereta bisnis dan ekonomi, PT. Kereta Api (Persero) menjanjikan kualitas pelayanan yang lebih tinggi kepada penumpang kereta api jenis argo. Namun pada kenyataannya dengan kualitas pelayanan KA Argo Muria saat ini masih terdapat adanya keluhan pelanggan KA Argo Muria terhadap pelayanan yang diberikan oleh PT. Kereta Api (Persero). Hal ini tampak dari 43 kuesioner pendahuluan yang telah disebar, diperoleh 42 responden atau % menyatakan pernah mengalami ketidakpuasan terhadap pelayanan KA Argo Muria PT. Kereta Api (Persero), sedangkan sisanya yakni 1 orang responden atau 2.33 % menyatakan tidak pernah mempunyai keluhan terhadap pelayanan KA Argo Muria PT. Kereta Api (Persero) Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian terhadap kualitas pelayanan KA Argo Muria. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan KA Agro Muria. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Menentukan variabel-variabel kualitas yang bersifat kritis berdasarkan perhitungan nilai SERVQUAL dan Importance Performance Matrix. 2. Melakukan analisis penyebab ketidakpuasan pelanggan terhadap variabel-variabel kritis yang ada. 3. Mengukur tingkat DPMO dan nilai sigma variabel-varibel kritis untuk menentukan variabel yang menjadi prioritas perbaikan kualitas pelayanan jasa angkutan KA Argo Muria PT. Kereta Api (Persero). A-23-2

3 4. Mengusulkan usaha perbaikan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa angkutan KA Argo Muria PT. Kereta Api (Persero). METODE PENELITIAN Metode Servqual Metode ini dikembangkan oleh Zeithaml (1990) menggunakan pendekatan userbased approach, yang mengukur kualitas secara kuantitatif dalam bentuk kuisioner yang mengandung dimensi-dimensi kualitas jasa, yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty. Metode SERVQUAL membagi kualitas pelayanan ke dalam lima dimensi, yakni (Parasuraman, et.al.,1990): 1. Dimensi Tangibles (Nyata) Penampilan dan performansi dari fasilitas-fasilitas fisik, peralatan, dan materialmaterial komunikasi. 2. Dimensi Reliability (Keandalan) Kemampuan pihak penyedia jasa dalam memberikan jasa atau pelayanan secara tepat dan akurat sehingga pelanggan dapat mempercayai dan mengandalkannya. 3. Dimensi Responsiveness (Daya Tanggap) Kemauan atau keinginan pihak penyedia jasa untuk segera memberikan bantuan pelayanan yang dibutuhkan pelanggan dengan tepat. 4. Dimensi Assurance (Jaminan) Pemahaman dan sikap kesopanan dari karyawan ( contact personnel) dikaitkan dengan kemampuan mereka dalam memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa pihak penyedia jasa mampu memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya. Dimensi assurance terdiri dari empat subdimensi, yaitu : Competence (Kompetensi) : Keahlian dan keterampilan yang harus dimiliki penyedia jasa dalam memberikan jasanya kepada pelanggan. Credibility (Kredibilitas) : Kejujuran dan tanggung jawab pihak penyedia jasa sehingga pelanggan dapat mempercayai pihak penyedia jasa. Courtesy (Kesopanan) : Etika kesopanan, rasa hormat, dan keramahan pihak penyedia jasa kepada pelanggannya pada saat memberikan jasa pelayanan. Security (Keamanan/Keselamatan) : Rasa aman, perasaan bebas dari rasa takut serta bebas dari keragu-raguan akan jasa pelayanan yang diberikan oleh pihak penyedia jasa kepada pelanggannya. 5. Dimensi Emphaty (Empati) Tingkat perhatian atau tingkat kepedulian individual yang dapat diberikan pihak penyedia jasa kepada pelanggannya. Dimensi empathy terdiri dari tiga sub dimensi, yaitu : Access (Akses) : Tingkat kemudahan untuk dihubungi dan ditemuinya pihak penyedia jasa kepada pelanggannya. Communication (Komunikasi) : Kemampuan pihak penyedia jasa untuk selalu menginformasikan sesuatu dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pelanggan dan pihak penyedia jasa selalu mau mendengarkan apa yang disampaikan oleh pelanggan. Understanding Customer (Mengerti Pelanggan) : Tingkat usaha pihak penyedia jasa untuk mengetahui dan mengenal pelanggan beserta kebutuhankebutuhannya. A-23-3

4 Kelima dimensi kualitas pelayanan tersebut harus diramu dengan baik. Apabila tidak, hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan antara perusahaan dengan pelanggan, karena perbedaan persepsi mereka tentang wujud pelayanan. Gap atau kesenjangan tersebut terdiri dari lima macam, yaitu: 1. Gap 1 : Kesenjangan antara persepsi dari pihak penyedia jasa dengan harapan pelanggan. 2. Gap 2 : Kesenjangan antara persepsi dari pihak penyedia jasa dengan spesifikasi pelayanan. 3. Gap 3 : Kesenjangan antara spesifikasi kualitas pelayanan dengan proses pemberian/penyampaian pelayanan. 4. Gap 4 : Kesenjangan antara peyampaian pelayanan dengan komunikasi eksternal kepada palanggan. 5. Gap 5 : Kesenjangan antara persepsi pelanggan dengan ekspektasi yang dimilikinya. Six Sigma Strategi penerapan six sigma yang diciptakan oleh DR. Mikel Harry dan Richard Schroeder disebut sebagai The Six Sigma Breakthrough Strategy. Strategi ini merupakan metode sistematis yang menggunakan pengumpulan data dan analisis statistik untuk menentukan sumber-sumber variasi dan cara-cara untuk menghilangkannya (Harry dan Scroeder, 2000). Six sigma mempunyai 2 arti penting, yaitu: a. Six sigma sebagai filosofi manajemen Six sigma merupakan kegiatan yang dilakukan oleh semua anggota perusahaan yang menjadi budaya dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Tujuannya meningkatkan efisiensi proses bisnis dan memuaskan keiginan pelanggan, sehingga meningkatkan nilai perusahaan. b. Six sigma sebagai sistem pengukuran Six sigma sesuai dengan arti sigma, yaitu distribusi atau penyebaran (variasi) dari rata-rata ( mean) suatu proses atau prosedur. Six sigma diterapkan untuk memperkecil variasi (sigma). Six sigma sebagai sistem pengukuran menggunakan Defect per Million Oppurtunities (DPMO) sebagai satuan pengukuran. DPMO merupakan ukuran yang baik bagi kualitas produk ataupun proses, sebab berkorelasi langsung dengan cacat, biaya dan waktu yang terbuang. Terdapat lima tahapan dalam menerapkan strategi Six Sigma ini yaitu Define- Measure Analyze-Improve-Control (DMAIC), yang merupakan tahapan berulang atau membentuk siklus peningkatan kualitas dengan Six Sigma (Gambar 1). Gambar 1. Siklus DMAIC (Sumber: Pande, 2000) A-23-4

5 Adapun secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Define Define merupakan langkah pertama dalam pendekatan six sigma. Tahap define meliputi pendefinisian dan pemetaan proses serta menentukan input dan output dari proses. Langkah ini mengidentifikasi masalah penting dalam proses yang sedang berlangsung. Dari masalah tersebut diidentifikasi perlu atau tidak dilakukan suatu perbaikan. Mengapa perlu dilakukan suatu perbaikan? Siapa pelanggan? Apa yang menjadi persyaratan pelanggan? Bagaimana proses-proses saat ini dilakukan? Apa manfaat melakukan perbaikan ini? Merupakan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam langkah ini. Tools yang digunakan: Diagram Alir Proses, Input- Process-Output diagram dan Pareto diagram. 2. Measure Measure merupakan tindak lanjut dari langkah Define dan merupakan sebuah jembatan untuk langkah berikutnya yaitu Analyze. Tahap pengukuran ( measure) mencakup penentuan-penentuan karakteristik yang penting bagi kualitas atau critical to quality (CTQ) characteristics. Langkah measure memiliki dua sasaran utama, yaitu: 1. Mendapatkan data untuk memvalidasi dan mengkuantifikasi masalah atau peluang. 2. Memulai menyentuh fakta dan angka-angka yang memberikan petunjuk tentang akar masalah. Milestone (batu loncatan) pada langkah measure adalah mengembangkan ukuran sigma awal untuk proses yang sedang diperbaiki. 3. Analyze Dalam langkah ini, kita masuk kedalam hal-hal detail, meningkatkan pemahaman terhadap proses dan masalah, serta mengidentifikasi akar masalah. Pada langkah ini, pendekatan six sigma menerapkan statistical tool untuk memvalidasi akar permasalahan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui seberapa baik proses yang berlangsung dan mengidentifikasi akar permasalahan yang mungkin menjadi penyebab timbulnya variasi dalam proses. Untuk mengetahui seberapa baik proses berlangsung, maka perlu adanya suatu nilai atau indeks yaitu indeks kemampuan proses (Process Capability Index). 4. Improve Tahap Perbaikan ( Improve) meliputi penentuan faktor-faktor utama penyebab variasi dan pencarian akar penyebab masalah/variasi. Setelah mengukur dengan cermat dan menganalisa situasinya, maka dilakukan perbaikan proses atau output guna menyelesaikan masalah. Selama tahap ini, diuraikan ide-ide perbaikan atau solusi-solusi yang mungkin untuk dilaksanakan. Tools yang digunakan: Diagram Ishikawa, Diagram Cause-Failure Mode-Effect (CFME), Failure Mode and Effect analysis (FMEA). 5. Control Sebagai bagian dari pendekatan six sigma, perlu adanya pengawasan untuk menyakinkan bahwa hasil-hasil yang diinginkan sedang dalam proses pencapaian. Hasil dari tahap Improve harus diterapkan dalam waktu tertentu untuk dapat dilihat pengaruhnya terhadap kualitas produk yang dihasilkan. A-23-5

6 HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Define Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap Define adalah: 1. Mengidentifikasi siklus pelayanan penumpang di dalam stasiun maupun di dalam KA Argo Muria 2. Mendefinisikan kebutuhan spesifik pelanggan. No Dimensi/ Subdimensi 1. EMPHATHY Acces (Akses) Communicati on (Komunikasi) Understanding Customer (Pengertian) 2 ASSURANCE Credibility (Kredibilitas) Competence (Kompetensi) Courtesy (Kesopanan) Security (Keamanan) Tabel 1. Variabel-variabel Penelitian Atribut Pelayanan Variabel Kemudahan pelanggan dalam menghubungi atau menemui petugas loket penjualan tiket di stasiun. V2 Kemudahan pelanggan dalam menghubungi atau menemui petugas orter V9 Kemudahan pelanggan dalam menghubungi atau menemui kondektur KA V16 Kemudahan pelanggan dalam menghubungi atau pramugara/pramugari V23 Kemudahan pelanggan dalam mencari atau menjangkau letak fasilitasfasilitas pelayanan di stasiun V29 Kemudahan memperoleh informasi tentang pelayanan KA melalui media cetak dan elektronik V30 Kemudahan pelanggan dalam memperoleh informasi tiket yang masih tersedia V36 Kemudahan pelanggan dalam memahami penjelasan yang diberikan oleh petugas loket penjualan tiket V1 Kemudahan pelanggan dalam memahami penjelasan yang diberikan oleh petugas portir V8 Kemudahan pelanggan dalam memahami penjelasan yang diberikan oleh Kondektur V15 Kemudahan pelanggan dalam memahami penjelasan yang diberikan oleh pramugara/pramugari V22 Jadwal keberangkatan dan kedatangan KA sesuai dengan kebutuhan pelanggan Sikap jujur dan bertanggung jawab yang dimiliki oleh petugas loket penjualan tiket Sikap jujur dan bertanggung jawab yang dimiliki oleh petugas portir Sikap jujur dan bertanggung jawab yang dimiliki oleh kondektur Sikap jujur dan bertanggung jawab yang dimiliki oleh pramugara/pramugari Usaha PT. Kereta Api (persero) dalam memberantas calo. Kompetensi yang dimiliki petugas loket penjualan tiket dalam menjalankan tugas-tugas pelayanannya. Kompetensi yang dimiliki petugas portir dalam menjalankan tugas-tugas pelayanannya. Kompetensi yang dimiliki Kondektur dalam menjalankan tugas-tugas pelayanannya. Kompetensi yang dimiliki pramugara/pramugari dalam menjalankan tugas-tugas pelayanannya. Kesopanan/keramahan petugas loket penjualan tiket dalam melayani pelanggan Kesopanan/keramahan petugas portir dalam melayani pelanggan Kesopanan/keramahan Kondektur dalam melayani pelanggan Kesopanan/keramahan Pramugara/Pramugari dalam melayani pelanggan Terjaminnya keamanan dan keselamatan diri pelanggan dan barang bawaan pelanggan di stasiun Terjaminnya keamanan dan keselamatan diri pelanggan dan barang bawaan pelanggan di dalam kereta api. V35 V4 V11 V18 V25 V37 V5 V12 V19 V26 V3 V10 V17 V24 V33 V49 A-23-6

7 Tahap Measure Tabel 2. Perhitungan Servqual Hasil Perhitungan SERVQUAL untuk Gap 1 STASIUN TAWANG STASIUN GAMBIR Kesenjangan ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata SERVQUAL terbobot pada gap 1 masing-masing dimensi yaitu, dimensi Empathy (0.0173), dimensi Assurance (0.0265), dimensi Reliability ( ), dimensi Responsiveness (0.0390) dan dimensi Tangibles (0.0241). Kesenjangan ditunjukkan dengan nilai rata-rata SERVQUAL terbobot pada gap 5 untuk masingmasing dimensi yaitu, dimensi Empathy ( ), dimensi Assurance ( ), dimensi Reliability ( ), dimensi Responsiveness ( ) dan dimensi Tangibles ( ). Tahap Analyze Hasil Perhitungan SERVQUAL untuk Gap 5 Kesenjangan ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata SERVQUAL terbobot pada gap 1 masing-masing dimensi yaitu, dimensi Empathy (0.0327), dimensi Assurance (0.0360), dimensi Reliability ( ), dimensi Responsiveness (0.0496) dan dimensi Tangibles (0.0103). Kesenjangan ditunjukkan dengan nilai rata-rata SERVQUAL terbobot pada gap 5 untuk masingmasing dimensi yaitu, dimensi Empathy ( ), dimensi Assurance ( ), dimensi Reliability ( ), dimensi Responsiveness ( ) dan dimensi Tangibles ( ). Dari gambar terdapat empat kuadran yang masing-masing kuadran mempunyai pengertian dan tindakan manajemen yang berbeda, yaitu: 1. Kuadran A Variabel-variabel yang termasuk ke dalam kuadran A mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap kualitas pelayanan, sehingga perlu adanya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan untuk setiap variabel dalam kuadran A tersebut. Hal ini disebabkan variabel tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi, namun performansinya belum memuaskan. 2. Kuadran B Variabel-variabel dalam kuadran B mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi dengan performansi yang juga memuaskan. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan oleh pihak penyedia jasa adalah mempertahankan kualitas pelayanan yang menyangkut variabel-variabel dalam kuadran B. 3. Kuadran C Variabel-variabel dalam kuadran C mempunyai tingkat kepentingan yang rendah dengan performansi yang belum memuaskan. Oleh karena itu, variabel-variabel dalam kuadran ini mempunyai prioritas yang rendah untuk usaha-usaha perbaikan dan peningkatan kualitas. 4. Kuadran D Variabel-variabel dalam kuadran D mempunyai tingkat kepentingan yang rendah dengan performansi yang memuaskan. Oleh karena itu, usaha yang dapat dilakukan oleh pihak penyedia jasa adalah pengurangan penekanan usaha perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan. A-23-7

8 Tabel 3. Variabel-variabel Kritis untuk Pelayanan pada Stasiun Tawang No Atribut Pelayanan Indikator Variabel 1 Kebersihan ruang stasiun Tawang secara umum - Intensitas sampah - Jumlah alat-alat kebersihan V31 - Jumlah petugas kebersihan 2 Kenyamanan ruang tunggu di stasiun Tawang. - Jumlah tempat duduk V32 3 Terjaminnya keamanan dan keselamatan diri pelanggan dan barang bawaan pelanggan dalam stasiun Tawang. 4 Kebersihan, kelengkapan dan kesiapan pakai fasilitas sanitasi (toilet) di stasiun Tawang. - Temperatur ruangan - Jumlah petugas keamanan - Jumlah dan keberfungsian alat penanggulangan kecelakaan - Ketersediaan asuransi kecelakaan. - Kejernihan air - Jumlah dan jenis alat sanitasi - Keberfungsian alat sanitasi Tabel 4. Variabel-variabel Kritis untuk Pelayanan pada Stasiun Gambir No Atribut Pelayanan Indikator Variabel 1 Kebersihan ruang stasiun Gambir secara - Intensitas sampah umum - Jumlah alat-alat kebersihan V31 - Jumlah petugas kebersihan 2 Kenyamanan ruang tunggu di stasiun Gambir. - Jumlah tempat duduk V32 3 Terjaminnya keamanan dan keselamatan diri pelanggan dan barang bawaan pelanggan dalam stasiun Gambir 3 Kebersihan, kelengkapan dan kesiapan pakai fasilitas sanitasi (toilet) di stasiun Gambir. - Temperatur ruangan - Jumlah petugas keamanan - Jumlah dan keberfungsian alat penanggulangan kecelakaan - Ketersediaan asuransi kecelakaan. - Kejernihan air - Jumlah dan jenis alat sanitasi - Keberfungsian alat sanitasi Tabel 5. Variabel-variabel Kritis untuk Pelayanan Secara Umum No Atribut Pelayanan Indikator Variabel 1 Kemudahan memperoleh informasi tentang pelayanan KA melalui media cetak dan elektronik (internet, TV, radio) - Jumlah informasi atau iklan yang ada di media cetak dan elektronik V30 2 Kemudahan pelanggan dalam memperoleh informasi tiket yang masih tersedia 3 Usaha PT. Kereta Api (Persero) dalam memberantas calo 4 Ketepatan jadwal keberangkatan KA sesuai dengan yang dijanjikan pihak kereta api. 5 Ketepatan jadwal kedatangan KA sesuai dengan yang dijanjikan oleh pihak kereta api. 6 Kebersihan, kelengkapan dan kesiapan pakai fasilitas sanitasi (toilet) di dalam kereta api. 7 Terjaminnya keamanan dan keselamatan diri pelanggan dan barang bawaan pelanggan dalam kereta api. - Ketersediaan petunjuk yang dapat menginformasikan jumlah tiket yang masih tersedia. - Ketersediaan petugas layanan informasi. - Ada atau tidaknya calo di stasiun - Waktu keberangkatan yang tertulis pada tiket penumpang. - Waktu kedatangan yang tertulis pada tiket penumpang. - Kejernihan air - Jumlah dan jenis alat sanitasi - Keberfungsian alat sanitasi - Jumlah petugas keamanan - Jumlah dan keberfungsian alat penanggulangan kecelakaan - Ketersediaan asuransi kecelakaan. V33 V34 V36 V37 V38 V39 V45 V33 V34 V49 A-23-8

9 Tahap Improve Dari hasil perhitungan DPMO dan penentuan nilai sigma variabel-variabel kritis, maka diperoleh variabel dengan nilai sigma terendah adalah: 1. Gap 1 untuk Stasiun Tawang dan Stasiun Gambir Dari perhitungan nilai DPMO dan sigma level Gap 1 baik untuk Stasiun Tawang maupun Stasiun Gambir diperoleh bahwa nilai sigma terendah adalah variabel 39 yaitu mengenai ketidaktepatan jadwal kedatangan KA sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan. A. Beberapa hal yang dapat menyebabkannya adalah: 1) Penggunaan single track 2) Kerusakan teknis 3) Bencana alam 4) Keterlambatan keberangkatan kereta api B. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya keterlambatan kedatangan adalah: 1) Keberangkatan kereta api sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. 2) Pemeriksaan rangkaian kereta dan peralatan teknis lainnya beberapa jam sebelum keberangkatan kereta api. Gap 5 untuk Stasiun Tawang Dari perhitungan nilai DPMO dan sigma level baik untuk stasiun Tawang, diperoleh bahwa nilai sigma terendah adalah variabel 31 yaitu kebersihan, kelengkapan dan kesiapan pakai fasilitas sanitasi (toilet) di stasiun. A. Beberapa hal yang dapat menyebabkan kebersihan, kelengkapan dan kesiapan pakai fasilitas sanitasi (toilet) di stasiun Tawang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan adalah: 1) Air tidak jernih 2) Lantai kotor 3) Bau tidak enak (bau pesing) 4) Alat-alat sanitasi kotor B. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ketidakpuasan pelanggan terhadap fasilitas sanitasi (toilet) di stasiun Tawang adalah: 1) Pengisian bak dengan air bersih 2) Membersihkan lantai dan alat-alat sanitasi lainnya setelah selesai digunakan. 2. Gap 5 untuk stasiun Gambir Dari perhitungan nilai DPMO dan sigma level baik untuk stasiun Gambir, diperoleh bahwa nilai sigma terendah adalah variabel 30 yaitu kemudahan memperoleh informasi mengenai pelayanan KA melalui media cetak dan elektronik (internet, TV, radio). A. Beberapa hal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pelanggan terhadap kemudahan memperoleh informasi mengenai pelayanan KA melalui media cetak dan elektronik (internet, TV, radio) adalah: 1) Tidak adanya iklan di Surat Kabar 2) Tidak adanya iklan di Televisi 3) Kurang lengkapnya informasi pada situs PT. Kereta Api (Persero) A-23-9

10 B. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ketidakpuasan pelanggan kemudahan memperoleh informasi mengenai pelayanan KA melalui media cetak dan elektronik (internet, TV, radio) adalah: 1) Pembuatan iklan di surat kabar dan televisi tentang pelayanan dan fasilitasfasilitas berbagai jenis kereta api yang ada. 2) Informasi pada situs PT. Kereta Api (Persero) dibuat lebih lengkap dan lebih menarik. KESIMPULAN Pada bagian ini akan diuraikan beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pengolah data dan analisis hasil. Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : Stasiun Tawang 1. Pada gap 1, terjadi kesenjangan antara persepsi pihak manajemen dan karyawan PT. Kereta Api (Persero) mengenai kespektasi pel anggan dengan ekspektasi pelanggan KA Argo Muria yang sebenarnya. Kesenjangan ini ditunjukkan dengan nilai ratarata SERVQUAL terbobot pada gap 1 masing-masing dimensi yaitu, dimensi Empathy (0.0173), dimensi Assurance (0.0265), dimensi Reliability ( ), dimensi Responsiveness (0.0390) dan dimensi Tangibles (0.0241). 2. Kesenjangan pada gap 1 yang bernilai negatif menunjukkan bahwa pihak manajemen dan karyawan PT. Kereta Api (Persero) yang terlibat dalam proses pemberian pelayanan kepada pelanggan relatif belum peka terhadap keinginan pelanggan yang sebenarnya. 3. Prioritas perbaikan setiap dimensi kualitas untuk gap 1 ditentukan berdasarkan analisis Importance Performance Matrix dan nilai sigma. Variabel yang menjadi prioritas perbaikan adalah variabel yang berada pada kuadran A dan yang memiliki nilai sigma terendah, yakni mengenai ketepatan jadwal kedatangan KA (Variabel 39), dimana dari persentase kenaikan nilai sigma maka target 6 sigma akan dicapai pada triwulan ke Pada gap 5, terdapat kesenjangan antara persepsi dan ekspektasi pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa angkutan KA Argo Muria. Kesenjangan ditunjukkan dengan nilai rata-rata SERVQUAL terbobot pada gap 5 untuk masing-masing dimensi yaitu, dimensi Empathy ( ), dimensi Assurance ( ), dimensi Reliability ( ), dimensi Responsiveness ( ) dan dimensi Tangibles ( ). 5. Kesenjangan pada gap 5 yang bernilai negatif yang ditunjukkan oleh total nilai ratarata SERVQUAL terbobot menunjukkan bahwa secara umum kualitas pelayanan jasa angkutan KA Argo Muria belum memuaskan pelanggan. 6. Prioritas perbaikan setiap dimensi kualitas untuk gap 5 ditentukan berdasarkan analisis Importance Performance Matrix dan nilai sigmal. Variabel yang menjadi prioritas perbaikan adalah variabel yang berada pada kuadran A dan yang memiliki nilai sigma terendah, yakni mengenai kebersihan, kelengkapan dan kesiapan pakai fasilitas sanitasi (toilet) di stasiun (variabel 34), dimana dari persentase kenaikan nilai sigma maka target 6 sigma akan dicapai pada triwulan ke-22. A-23-10

11 Stasiun Gambir 1. Pada gap 1, terjadi kesenjangan antara persepsi pihak manajemen dan karyawan PT. Kereta Api (Persero) mengenai ekspektasi pelanggan dengan ekspektasi pelanggan KA Argo Muria yang sebenarnya. Kesenjangan ini ditunjukkan dengan nilai ratarata SERVQUAL terbobot pada gap 1 masing-masing dimensi yaitu, dimensi Empathy (0.0327), dimensi Assurance (0.0360), dimensi Reliability ( ), dimensi Responsiveness (0.0496) dan dimensi Tangibles (0.0103). 2. Kesenjangan pada gap 1 yang bernilai negatif menunjukkan bahwa pihak manajemen dan karyawan PT. Kereta Api (Persero) yang terlibat dalam proses pemberian pelayanan kepada pelanggan relatif belum peka terhadap keinginan pelanggan yang sebenarnya. 3. Prioritas perbaikan setiap dimensi kualitas untuk gap 1 ditentukan berdasarkan analisis Importance Performance Matrix. dan nilai sigma. Variabel yang menjadi prioritas perbaikan adalah variabel yang berada pada kuadran A dan yang memiliki nilai sigma terendah, yakni mengenai ketepatan jadwal kedatangan KA (Variabel 39), dimana dari persentase kenaikan nilai sigma maka target 6 sigma dicapai pada triwulan ke Pada gap 5, terdapat kesenjangan antara persepsi dan ekspektasi pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa angkutan KA Argo Muria. Kesenjangan ditunjukkan dengan nilai rata-rata SERVQUAL terbobot pada gap 5 untuk masing-masing dimensi yaitu, dimensi Empathy ( ), dimensi Assurance ( ), dimensi Reliability ( ), dimensi Responsiveness ( ) dan dimensi Tangibles ( ). 5. Kesenjangan pada gap 5 yang bernilai negatif yang ditunjukkan oleh total nilai ratarata SERVQUAL terbobot menunjukkan bahwa secara umum kualitas pelayanan jasa angkutan KA Argo Muria belum memuaskan pelanggan. 6. Prioritas perbaikan setiap dimensi kualitas untuk gap 5 ditentukan berdasarkan analisis Importance Performance Matrix dan nilai sigmal. Variabel yang menjadi prioritas perbaikan adalah variabel yang berada pada kuadran A dan yang memiliki nilai sigma terendah, yakni mengenai kemudahan memperoleh informasi tentang pelayanan KA melalui media cetak dan elektronik (Variabel 30), dimana dari persentase kenaikan nilai sigma maka target 6 sigma dicapai pada triwulan ke-14. DAFTAR PUSTAKA Gaspersz, Vincent. (2002), Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi dengan ISO 90001:2000, MBNQA, dan HACCP, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hadi, Sutrisno. (2001), Statistik Jilid 2, Andi Yogyakarta. Irmansyah, Muhammand. (2005), Analisis Kualitas Pelayanan Jasa Perpustakaan Perguruan Tinggi, Proceeding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I. Kotler, Philip. (1997), Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo, Jakarta. Mitra, Amitava. (1993), Fundamental of Quality Control and Improvement, Mcmiliian Publising Company, New York. Pande, Peter, et,al. (2002), The Six Sigma Way, Andi Yogyakarta. A-23-11

12 PT. Kereta Api (Persero). (1999), Standart Operasi Pelayanan di Stasiun, PT. Kereta Api (Persero). Santoso, Singgih, (2004). Jakarta. SPSS Statistik Multivariat, PT. Elex Media Komputindo, Sarjono, Utomo, dan, Rahmana, Arief. (2003), Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kepariwisataan, Jurnal Manajemen Teknologi ITB. Simamora, Bilson. (2004), Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sugiyono, DR. (2004), Statistika untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung. Sutarso, Yudi, (2003). Kepuasan Pelanggan pada Perguruan Tinggi : Mengukur Kinerja Kualitas dari Perspektif Pelanggan, Proceeding Seminar Teknik Industri dan Manajemen Industri III. Tjiptono, Fandy, dan, Candra, Gregorius, (2005), Service Quality Satisfaction, Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Windhyastiti, Irany, dan, Khouroh, Umu. (2003), Kualitas Pelayanan Jasa Pendidikan di fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Malang, Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Volume XV Nomor 2. Yamit, Zulian. (2004), Manajemen Produk dan Jasa, PT. Ekonomia, Yogyakarta. A-23-12

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Kereta Api Indonesia sebagai perusahaan pelayanan publik penyedia jasa transportasi kereta api turut terkena imbas goncangan perekonomian. Dalam kondisi persaingan bisnis transportasi yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi. PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA P.H. Saragi Abstrak Sekolah Tinggi Manajemen Industri telah membuka jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Layanan Kesehatan 1. Pengertian Kualitas Layanan Kesehatan Kualitas layanan adalah cara melayani, membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang

Lebih terperinci

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * ** B-1-1 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL SEBAGAI DASAR PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus di P.T. Sumber Bahtera Motor, Yogyakarta) * Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS JASA BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG (Studi Kasus di UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS JASA BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG (Studi Kasus di UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro) ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS JASA BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG (Studi Kasus di UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro) SKRIPSI Oleh : LISTIFADAH J2E 005 234 PROGRAM STUDI STATISTIKA

Lebih terperinci

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK COURSE MATERIAL: ANALISA SERVQUAL (Service Quality) RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER 2012 Model ServQual Metode ServQual adalah metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi yang semakin canggih mengakibatkan perubahan dan kemajuan disegala bidang serta menentukan peran aktif dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan kualitas pelayanan terhadap

Lebih terperinci

EVALUASI MODEL PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN PENDEKATAN SERVPERF SIX SIGMA (Studi Kasus: Kantor Bersama Samsat Manyar Surabaya Timur)

EVALUASI MODEL PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN PENDEKATAN SERVPERF SIX SIGMA (Studi Kasus: Kantor Bersama Samsat Manyar Surabaya Timur) EVALUASI MODEL PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN PENDEKATAN SERVPERF SIX SIGMA (Studi Kasus: Kantor Bersama Samsat Manyar Surabaya Timur) Remba Yanuar Efranto 1, Moses Laksono Singgih 2 dan Mokh. Suef

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, maupun lembaga yang berhubungan dengan perguruan tinggi, yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya kualitas yang tinggi diharapkan akan mendapat tingkat kepuasan pelanggan. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang berasal dari perbandingan antara

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI (STUDI DI PERPUSTAKAAN X )

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI (STUDI DI PERPUSTAKAAN X ) B-22-1 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI (STUDI DI PERPUSTAKAAN X ) MUHAMMAD IRMANSYAH Program Pascasarjana Manajemen Opersional Program Studi Teknik Industri, (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

EVALUASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU (PATEN) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL SIX SIGMA (STUDI KASUS DI KECAMATAN KURANJI, PADANG)

EVALUASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU (PATEN) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL SIX SIGMA (STUDI KASUS DI KECAMATAN KURANJI, PADANG) Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 118 127 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND EVALUASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU (PATEN) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL SIX SIGMA (STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy), BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mendalami tentang pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy), keandalan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA Oleh : DIAN ASRI SHOFIYATUN B 100 070 057 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Tanggapan terhadap kualitas pelayanan KA Parahyangan dapat disimpulkan cukup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. JASA 1. Pengertian Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa pelanggan adalah seseorang yang beberapa

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik suatu produk untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dapat dinyatakan langsung. Definisi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA 41 BAB V HASIL DAN ANALISA Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil yang diperoleh dari pengumpulan dan pegujian data, yang berupa nilai kepuasan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

PRIMA NAOMI. Kata kunci : Kepuasan Pelanggan, jasa pelayanan kesehatan, performance importance analysis

PRIMA NAOMI. Kata kunci : Kepuasan Pelanggan, jasa pelayanan kesehatan, performance importance analysis PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP JASA PELAYANAN KESEHATAN (Menggunakan Metoda Performance Importance Analysis Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sumedang) PRIMA NAOMI ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Dewasa ini konsep kualitas telah menjadi faktor yang sangat dominan terhadap keberhasilan suatu organisasi. Kualitas menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah analis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Jenis data ini didapat langsung dari sumber utamanya. Dalam penelitian ini, penulis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap

Lebih terperinci

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu Bab 1. Pendahuluan Tingginya tingkat persaingan telah membawa pengaruh yang signifikan dalam dunia usaha. Persaingan tidak hanya mengandalkan segi kualitas tetapi juga mengutamakan segi pelayanan. Parasuraman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan landasan atau acuan agar proses penelitian berjalann secara sistematis, terstruktur, dan terarah. Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN Faster, Better, Cheaper 8 Dimensi Kualitas: 1. Kinerja (Performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti: misal konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Kurniasari (2013:17) Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Jasa Pengiriman Paket Berdasarkan Hasil Pengukuran Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) Di PT.

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Jasa Pengiriman Paket Berdasarkan Hasil Pengukuran Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) Di PT. Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Jasa Pengiriman Paket Berdasarkan Hasil

Lebih terperinci

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) Nia Budi Puspitasari 1), Dyah Ika Rinawati 1), Retno Indriartiningtias 2) 1) Program Magister Teknik Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Pelanggan Perasaan puas pelanggan timbul ketika konsumen membandingkan persepsi mereka mengenai kinerja produk atau jasa dengan harapan mereka. Sementara itu kepuasan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Skor Servqual 1. No Pernyataan Persepsi Harapan. Bangunan Apotek memiliki desain eksterior yang menarik

BAB V PEMBAHASAN. Skor Servqual 1. No Pernyataan Persepsi Harapan. Bangunan Apotek memiliki desain eksterior yang menarik BAB V PEMBAHASAN 1.1 Analisa Service Quality Penilaian akan tinggi rendahnya Servqual akan bergantung pada bagaimana pelanggan merasa service performance yang diterimanya berada dalam service performance

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini kebutuhan akan transportasi menjadi sangat penting, terutama di kota-kota besar. Bagi kebanyakan orang yang memiliki kendaraan pribadi, hal tersebut bukanlah sesuatu yang sulit. Tetapi

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Layanan dengan Metode Servqual dan AHP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Surabaya

Analisis Kualitas Layanan dengan Metode Servqual dan AHP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Surabaya Analisis Kualitas Layanan dengan Metode Servqual dan AHP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Surabaya Erlina Purnamawati Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jatim Abstraksi Tujuan penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan suatu investigasi (inquiry) yang terorganisasi (organized), sistematis, berbasis data, kritis dan ilmiah, yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang maksimal. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN LAYANAN (STUDI KASUS DI PT BANK OCBC NISP CABANG PEMUDA SURABAYA)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN LAYANAN (STUDI KASUS DI PT BANK OCBC NISP CABANG PEMUDA SURABAYA) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN LAYANAN (STUDI KASUS DI PT BANK OCBC NISP CABANG PEMUDA SURABAYA) Nito Prabowo Arifianto Jurusan Manajemen Industri Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) : ARI W B RAHARJO, Ir. MM

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) : ARI W B RAHARJO, Ir. MM TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) DISUSUN OLEH: NAMA : ELDA IRAYANI NPM : 12213853 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : ARI W B RAHARJO, Ir. MM U N I V E

Lebih terperinci

Nora Tristiana Abstrak

Nora Tristiana Abstrak PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN FREKUENSI PENGGUNA PADA KERETA API BOGOWONTO EKONOMI AC JURUSAN PURWOREJO-JAKARTA Nora Tristiana raraalenna@yahoo.com Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK ABSTRAK Jimmy Email: jimmymannuel@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Service

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperusahaan nasional maupun perusahaan asing. Perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. diperusahaan nasional maupun perusahaan asing. Perusahaan berlomba-lomba untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi bisnis saat ini telah berubah dengan sangat cepat. Perkembangan teknologi telah membawa banyak kemajuan dalam upaya pengenalan produk baru dan perkembangannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN ANGGOTA KOPSYAKARDOS UNISBA A. Kepuasan Pelanggan Peluang usaha di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya

Lebih terperinci

#13 KEPUASAN PELANGGAN

#13 KEPUASAN PELANGGAN #13 KEPUASAN PELANGGAN Manusia pasti tidak terlepas dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kotler (2000), kebutuhan adalah deskripsi mengenai kehendak dasar manusia.

Lebih terperinci

KEPUASAN PELANGGAN #12

KEPUASAN PELANGGAN #12 #12 KEPUASAN PELANGGAN Manusia pasti tidak terlepas dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kotler (2000), kebutuhan adalah deskripsi mengenai kehendak dasar manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini mengalami perkembangan yang pesat khususnya didalam menjual produk atau jasa. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI Rinawati Anwar Rudi Kusubagio ABSTRACT The purpose of this study is to seek service

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisa

Lebih terperinci

#14 KEPUASAN PELANGGAN

#14 KEPUASAN PELANGGAN #14 KEPUASAN PELANGGAN Manusia pasti tidak terlepas dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kotler (2000), kebutuhan adalah deskripsi mengenai kehendak dasar manusia.

Lebih terperinci

Novita Sari, SE, MM Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi ABSTRAK

Novita Sari, SE, MM Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi ABSTRAK ANALISIS KUALITAS PELAYANAN BADAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAMBI Novita Sari, SE, MM Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi ABSTRAK Sebagaian masyarakat, terutama masyarakat pelajar, mahasiswa dan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY Dwi Novirani 1), Hendang Setyo R 2), Ali Muchtar 3) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan yang dilakukan di Indonesia pada saat ini semakin meningkat, disertai dengan pesatnya tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal tersebut

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN INDUSTRI JASA MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI METODA SERVQUAL-SIX SIGMA ATAU SERVQUAL-QFD

MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN INDUSTRI JASA MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI METODA SERVQUAL-SIX SIGMA ATAU SERVQUAL-QFD MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN INDUSTRI JASA MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI METODA SERVQUAL-SIX SIGMA ATAU SERVQUAL-QFD Haryo Santoso Abstraksi SERVQUAL merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017 PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG PADA BUS BANDARA KUALANAMO-BINJAI Oleh: Kristianus Boby A.M.S.,MSc.0026041005 (Politeknik Negeri Medan, Dohar Sinabutar, S.T, M.T.0013107907 (Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan diuraikan tahapan penelitian yang akan dilakukan sebagai pendekatan permasalahaan yang ada dalam menentukan tingkat kepuasan penumpang kereta-api

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori BAB II LANDASAN TEORI Dalam membuat sebuah aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori tersebut akan digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya merupakan suatu kondisi yang menguntungkan bagi dunia bisnis di Indonesia. Indikator membaiknya kondisi

Lebih terperinci

ODIE SUSILA YUDHA

ODIE SUSILA YUDHA TUGAS AKHIR 2011 ODIE SUSILA YUDHA - 2507100058 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Moses Laksono Singgih, MSc, PhD PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PELAYANAN PELANGGAN MELALUI PENDEKATAN ANALISIS CUSTOMER VALUE DAN

Lebih terperinci

USULAN PENINGKATAN KUALITAS JASA PELAYANAN PESERTA TASPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

USULAN PENINGKATAN KUALITAS JASA PELAYANAN PESERTA TASPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 USULAN PENINGKATAN KUALITAS JASA PELAYANAN PESERTA TASPEN DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan(SNTT)2 2014

Simposium Nasional Teknologi Terapan(SNTT)2 2014 ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMPORTANCE-PERFORMANCE MATRIX SEBAGAI DASAR PERBAIKAN STRATEGI PELAYANAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA SIAK PEKANBARU Satriardi Program

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

Non Financial Measures

Non Financial Measures Non Financial Measures Modul ke: Keluaran Organisasi, Proses Internal, Kemampuan Sumber Daya Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Teknik Industri www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Semester Ganjil 2005/2006 Analisis Kepuasan Pelanggan Bengkel Paten Ban Oleh Glenn Kurniawan NIM : 0500586430 Abstrak Usaha yang bergerak dalam

Lebih terperinci

Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja

Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja VARIABEL KINERJA Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja TAHAP 2: PERANCANGAN KELUARAN ORGANISASI PROSES INTERNAL VARIABEL KINERJA SISTEM MANAJEMEN KINERJA KEMAMPUAN SUMBER DAYA SEBAB AKIBAT KERANGKA KERJA

Lebih terperinci

STEFANUS YULIANTO E FAKULTAS TEKNIK INDUTRI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG INTISARI

STEFANUS YULIANTO E FAKULTAS TEKNIK INDUTRI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG INTISARI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CV. SMARTPHONE COMMUNITY DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS STEFANUS YULIANTO E12.2008.00288

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan

Lebih terperinci

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DI STASIUN PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI II BANDUNG MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL *

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DI STASIUN PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI II BANDUNG MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.003 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DI STASIUN PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan 62 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden Setelah dilakukan pengumpulan serta pengolahan data, langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE Tahun 2014, Hal 1-10

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE Tahun 2014, Hal 1-10 Pengaruh Nilai Pelanggan, Citra Merek (Brand Image) dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Kereta Api Kelas Ekonomi Tawang Jaya Jurusan Semarang-Jakarta (Studi Kasus di Stasiun Poncol DAOP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah Mulai Observasi Pendahuluan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Penetapan Tujuan Identifikasi atribut penelitian Pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Alur Penelitian Mulai Studi Pustaka Idenifikasi Masalah Pengumpulan Data Data Primer (Data Kuesioner) Data Responden Persepsi Pelanggan Harapan Pelanggan Data Skunder:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Pelayanan Menurut Moenir (2010) pelayanan didefinisikan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini sejalan dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi kedokteran dan keadaan sosial ekonomi masyarakat,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PELAYANAN PERBAIKAN GANGGUAN LISTRIK BERDASARKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN NGAGEL

ANALISIS KINERJA PELAYANAN PERBAIKAN GANGGUAN LISTRIK BERDASARKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN NGAGEL ANALISIS KINERJA PELAYANAN PERBAIKAN GANGGUAN LISTRIK BERDASARKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN NGAGEL Handoyo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA D-IV KEBIDANAN TERHADAP MUTU PELAYANAN DENGAN KONSEP SERVQUAL DI STIKIM

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA D-IV KEBIDANAN TERHADAP MUTU PELAYANAN DENGAN KONSEP SERVQUAL DI STIKIM DELIMA Vol.5 No.1 Januari Juni 2017 p ISSN = 2337-8158 e ISSN = 2580-295X HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA D-IV KEBIDANAN TERHADAP MUTU PELAYANAN DENGAN KONSEP SERVQUAL DI STIKIM Siti Rafika Putri *

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan dan loyalitas pengguna jasa kereta api argo gede di Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran hubungan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN TATA USAHA BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN TATA USAHA BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 2, Desember 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN TATA USAHA BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA Pendahuluan Muzakiyah 1, Siti Husna

Lebih terperinci

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi Petunjuk Sitasi: Suhartini, & Prayogo, S. B. (2017). Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA Moh Nur Irfanuddin Toto Sugiharto Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma E-mail : tsharto@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanannya agar mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanannya agar mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena semakin kompleksnya permasalahan yang dialami oleh perusahaan pelayanan jasa khususnya perbankan, mengharuskan setiap unit perbankan untuk selalu meningkatkan

Lebih terperinci

INTEGRASI SERVQUAL DAN QFD UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN ANGKUTAN MASSA TRANS JOGJA

INTEGRASI SERVQUAL DAN QFD UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN ANGKUTAN MASSA TRANS JOGJA INTEGRASI SERVQUAL DAN QFD UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN ANGKUTAN MASSA TRANS JOGJA Sonya Marliana, Rini Dharmastiti Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA Helmi Wahyudi A 1, Udisubakti Ciptomulyono 2 1 Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81)

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81) BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi Pemasaran One Stop Shopping 2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping Menurut Kotler (dalam www.sarjanaku.com, 2004 : 81) menyatakan bahwa strategi pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Layanan 2.1.1. Pengertian Kualitas Layanan Pengertian kualitas layanan atau kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan

Lebih terperinci