Kata kunci : mikrokontroller, quadrotor, accelerometer 3-axis MMA-7260, logika fuzzy, pendekatan berbasis perilaku

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci : mikrokontroller, quadrotor, accelerometer 3-axis MMA-7260, logika fuzzy, pendekatan berbasis perilaku"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL ATTITUDE PADA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) QUADROTOR DF-UAV1 DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER 3-AXIS DENGAN METODE FUZZY (Eko Tri Wasisto,Fitri Adi Iskandarianto, S.T, M.T, Ir. Matradji M.Sc) Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih Sukolilo, Surabaya phoenix13_kal_el@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini menghadirkan penerapan mikrokontroler pada suatu model UAV (Unmanned Aerial Vehicle) Quadrotor berbasis logika fuzzy untuk perilaku maju mundur, mengangguk ke depan belakang, miring ke kiri dan miring ke kanan. Kendali logika fuzzy yang dibangun menggunakan pendekatan berbasis perilaku (behavior-based approach) berdasarkan informasi dari sensor accelerometer 3-Axis MMA-726. Pendekatan berbasis perilaku ini diimplementasikan dalam beberapa perilaku individual yang memiliki tingkat prioritas yang berbeda. Adapun perilaku yang dibangun adalah : gerakan maju mundur, gerakan mengangguk ke depan dan kebelakang, gerakan miring ke kiri dan miring ke kanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa quadrotor DF-UAV1 mampu melakukan perilaku yang direncanakan dengan pada masing-masing motor yang telah dihasilkan dengan metode fuzzy logic untuk setiap perilaku. Kata kunci : mikrokontroller, quadrotor, accelerometer 3-axis MMA-726, logika fuzzy, pendekatan berbasis perilaku 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UAV (Unmanned Aerial Vehicle) merupakan salah satu teknologi yang sedang mengalami perkembangan yang pesat dan memiliki potensi yang sangat besar, baik untuk keperluan militer maupun sipil. Ada banyak tipe UAV yang dikenal. Contohnya adalah fixed wing, axial wing, coaxial wing, dan quadrotor. Quadrotor pertama dikabarkan memiliki massa yang besar dan hanya dapat mengangkat beban yang ringan untuk waktu yang singkat. Quadrotor pertama dikabarkan memiliki massa yang besar dan hanya dapat mengangkat beban yang ringan untuk waktu yang singkat. Quadrotor adalah helikopter yang tersusun atas empat buah rotor yang diletakkan simetris pada tepi-tepi ujungnya. Quadrotor memiliki kemampuan untuk melakukan pendaratan dan lepas landas secara vertikal, yang biasa dikenal dengan istilah Vertical Take-Off and Landing (VTOL). Quadrotor juga memiliki kemampuan untuk bergerak dalam arah sumbu x, y, dan z. Gerakan dan kecepatan quadrotor ditentukan oleh kecepatan masing-masing rotor. Disamping harus mengendalikan kecepatan masing-masing rotor, dalam Unmanned Aerial Vehicle harus diperhatikan juga mengenai pengendalian dalam hal attitude (sikap) dari quadrotor tersebut. Sikap tersebut antara lain yaitu gerakan akselerasi (throttle/heaving) yaitu gerakan menambah atau menurunkan kecepatan masingmasing rotor dengan besar yang sama. Dengan melakukan penambahan kecepatan tiap-tiap rotor dengan besar yang sama, quadrotor akan bergerak searah sumbu z dengan mengacu pada koordinat quadrotor. Gerakan mengguling (roll) yaitu pergerakan dengan cara meningkatkan (atau menurunkan) kecepatan putar rotor kanan pada quadrotor dan bersamaan dengan itu, menurunkan (atau meningkatkan) kecepatan putar rotor kiri. Gerakan mengangguk (pitch) yaitu pergerakan yang 1 sama dengan roll. Implementasi gerakan ini dilakukan dengan cara meningkatkan (atau menurunkan) kecepatan putar rotor depan pada quadrotor dan bersamaan dengan itu, menurunkan (atau meningkatkan) kecepatan putar rotor belakang. Gerakan memutar (yaw) yaitu pergerakan yang dilakukan dengan cara meningkatkan (atau menurunkan) kecepatan putar pasangan rotor kanan dan kiri pada quadrotor dan bersamaan dengan itu, menurunkan (atau meningkatkan) kecepatan putar pasangan rotor depan dan belakang. Oleh karena itu, disamping melakukan rancang bangun, pada tugas akhir ini akan dilakukan juga penelitian dan analisa mengenai pengendalian attitude (sikap) dari quadrotor. Karena pengendalian terhadap attitude ini sangat penting diantaranya untuk kestabilan quadrotor pada saat dia diam atau pada saat dia bergerak. Penelitian dan analisa yang dilakukan ditekankan pada dua buah sensor yang digunakan pada quadrotor yaitu sensor gyro yang digunakan untuk mengatur arah orientasi dari quadrotor (kecepatan dia akan mengoleng pada saat dia terbang) dengan bertumpu pada poros sumbu dan sensor accelerometer yang digunakan untuk sensor kecepatan. 1.2 Permasalahan Permasalahan yang diangkat untuk penyelesaian tugas akhir ini adalah bagaimana merancang bangun dan mengendalikan sistem control attitude (sikap) pada UAV Quadrotor dengan menggunakan metode fuzzy logic. 1.3 Batasan Masalah Batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

2 1. Tugas akhir ini hanya memfokuskan pengendalian pada sensor UAV yaitu accelerometer yang berfungsi sebagai control attitude. 2. Attitude (sikap) yang dianalisis adalah gerak majumundur dan gerak mengoleng ke kiri-kanan pada UAV Quadrotor. 3. Kondisi hardware digantungkan untuk mengkondisikan seolah-olah pada kondisi terbang. 4. Software yang digunakan antara lain : Visual Basic, Code Vision AVR. 1.4 Tujuan Tujuan dan manfaat dari pengerjaan tugas akhir ini adalah untuk mengontrol attitude (sikap) pada UAV Quadrotor untuk stabilitas penyearah. 1.5 Metodologi Penelitian Dalam perancangan ini, langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Studi literatur terhadap materi yang terkait dengan pelaksanaan tugas akhir yang akan dilakukan, mengenai: Pemahaman mengenai Quadrotor Pemahaman mengenai sensor accelerometer. Pemahaman mengenai system kontrol fuzzy logic untuk mengontrol attitude dari quadrotor. 2. Pra-eksperimen Pembuatan plant UAV quadrotor Merancang system kendali untuk sensor attitude dengan fuzzy logic. Penentuan kinerja dan penentuan range (set point) dari sensor accelerometer untuk mengontrol attitude (sikap) dari quadrotor. Pembuatan simulasi untuk control attitude quadrotor. 3. Eksperimen Pengujian terhadap sensor yang digunakan pada UAV quadrotor, accelerometer terhadap berbagai posisi, miring ke kanan dan miring ke kiri, condong ke depan dan ke belakang, maju dan mundur sehingga nanti didaptkan range nilai pada tiap posisi tersebut untuk dijadikan sebagai masukkan pada tahap selanjutnya. Pengujian dengan menggunakan pengendalian bertingkat berbasis logic solver dengan mensingkronkan software dan hardware. Dalam proses koneksi hardware dan software ini menggunakan perangkat mikrokontroler dan software Visual Basic atau bisa dengan menggunakan Lab. View. Pemvalidasian data. Pengintegrasian software dan hardware Pengujian Untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman terhadap laporan tugas akhir ini, maka diberikan sistematika penulisan laporan tugas akhir sebagai berikut: a. BAB I Pendahuluan Bab I ini terdiri dari latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, metodologi penelitian, dan sistematika laporan. b. BAB II Teori Penunjang Pada bab II ini dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, seperti UAV (Unmanned aerial vehicle), quadrotor, teori tentang sensor accelerometer, teori tentang sistem fuzzy. c. BAB III Metodologi Penelitian Pada bab ini berisi mengenai rancangan dari penelitian yang dilakukan, metode, dan langkah-langkah dalam penelitian. d. BAB IV Analisa Data dan Pembahasan Pada bab ini berisi tentang data hasil pengujian dari sensor accelerometer yang nantinya akan di olah kontroler logika fuzzy, uji performansi terhadap sensor accelerometer, dan simulasi program. e. BAB V Kesimpulan dan Saran Pada bab ini diberikan kesimpulan tentang tugas akhir yang telah dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh, serta diberikan saran sebagai penunjang maupun pengembangan tugas akhir selanjutnya. 2. TEORI PENUNJANG 2.1 UAV (Unmanned Aerial Vehicle) UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau kendaraan udara tanpa awak adalah salah satu teknologi yang sedang mengalami perkembangan yang pesat dan memiliki potensi yang sangat besar, baik untuk keperluan militer maupun sipil. Contoh aplikasinya adalah untuk survey, patroli, deteksi tambang mineral, riset, dan lain-lain. Kelebihan dari UAV adalah dapat digunakan pada misi-misi berbahaya tanpa membahayakan nyawa pilot. Penggunaan UAV pada bidang militer dimulai pada Perang Dunia I tahun Namun, pada masa itu, UAV yang dihasilkan masih kurang akurat dan belum bisa dikendalikan seperti yang diinginkan. Meskipun demikian, UAV dinilai memiliki prospek cerah di masa mendatang. Karena itu, dimulailah berbagai riset tentang UAV, yang mencapai puncaknya pada konflik Semenanjung Balkan tahun 199-an dan Operasi Badai Pasir tahun Setiap UAV memiliki fungsi yang berbeda satu dengan yang lain fungsi atau kegunaan UAV yaitu : 1. Pengindraan jarak jauh UAV fungsi penginderaan jauh mencakup sensor spektrum elektromagnetik, sensor biologis, dan sensor kimia. Sebuah UAV's dengan sensor elektromagnetik biasanya mencakup spektrum visual, inframerah, atau kamera dengan inframerah dan juga sistem radar. Detektor gelombang elektromagnetik lain seperti microwave dan sensor spektrum ultraviolet juga dapat digunakan, tapi tidak umum. Sensor sensor biologis mampu mendeteksi kehadiran udara berbagai mikroorganisme dan faktorfaktor biologi lainnya. Sensor kimia menggunakan spektroskopi laser untuk menganalisis konsentrasi dari setiap elemen di udara. 2

3 2. Transportasi UAV dapat mengangkut barang dengan menggunakan berbagai cara yang didasarkan pada konfigurasi dari UAV itu sendiri. Kebanyakan muatan disimpan dalam bagian pesawat, namun untuk uav dengan bentuk helikopter dapat mengangkut di bagian luarnya, kebanyakan UAV digunakan untuk mengangkut kargo kargo ringan yang membutuhkan kecepatan pengiriman dan memiliki resiko pengiriman tinggi 3. Penelitian Ilmiah pesawat tanpa awak mampu menembus daerah daerah berbahaya yang tidak memungkinkan bila menggunakan pesawat berpilot, misalnya daerah pusat badai, perburuan angin topan,penlitian terbang pada ketinggian tertentu yang berbahaya bagai manusia dan lain lain. 4. Penyerang Bersenjata, beberapa UAV seperti Predator RQ-1 telah dapat melakukan serangan ke target target darat, bahkan Predator RQ-1 juga telah dapat digunakan untuk mengadakan pertempuran antar pesawat, kemampuan yang dimiliki UAV ini sangat menguntungkan bagi negara negara maju karena resiko pengunaan pilot sebagai sandera atau tawanan perang telah dapat dihilangkan, dan juga dapat digunakan untuk misi misi rahasia dan yang bersifat sensitif dalam dunia politik internasional 5. SAR [ Search and Rescue] kemampuan UAV untuk terbang pada daerah berbahaya memungkinkan UAV dapat terbang bahakan dalam cuaca terburuk sekalipun, sehingga dapat meningkatkan efektifitas dalam pencarian korban kecelakanan ataupun korban cuaca buruk lainnya, dan daya terbang UAV yang tidak tergantung pada ketahanaan pilot mememungkinkan UAV terus menurus mencari korban tanpa berhenti. 2.2 Quadrotor Quadrotor adalah helikopter yang tersusun atas empat buah rotor yang diletakkan simetris pada tepi-tepi ujungnya. Quadrotor memiliki kemampuan untuk melakukan pendaratan dan lepas landas secara vertikal, yang biasa dikenal dengan istilah Vertical Take-Off and Landing (VTOL). Quadrotor juga memiliki kemampuan untuk bergerak dalam arah sumbu x, y, dan z, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.1. Gerakan dan kecepatan quadrotor ditentukan oleh kecepatan masing-masing rotor. Persamaan untuk mendapatkan posisi dapat dilihat pada persamaan berikut, s = ( (a)dt)dt... pers.2.1 Sensor accelerometer dapat mengukur percepatan dari 1,5 g sampai 6 g. Gambar 2.2 rangkaian sensor accelerometer MMA- 726Q 2.4 Fuzzifkasi Fuzzifikasi merupakan suatu proses merubah variabel non-fuzzy (crisp) kedalam variabel fuzzy, variable input (crisp) dipetakan ke bentuk himpunan fuzzy sesuai dengan variasi semesta pembicaraan input. Pemetaan titik-titik numerik ( crisp points) x = (x 1, x 2,, x n ) T є U ke himpunan fuzzy A pada semesta pembicaraan U. Data yang telah dipetakan selanjutnya dikonversikan ke dalam bentuk linguistik yang sesuai dengan label dari himpunan fuzzy yang telah terdefinisi untuk variabel input sistem [8]. Fuzzifikasi memiliki dua komponen yang utama, yaitu : Fungsi keanggotaan himpunan fuzzy. Fungsi keanggotaan merupakan sebuah kurva yang menggambarkan pemetaan dari input ke derajat keanggotaan antara dan 1. Melalui fungsi keanggotaan yang telah disusun maka dari nilai-nilai masukan tersebut menjadi informasi fuzzy yang berguna nantinya untuk proses pengolahan secara fuzzy pula. Banyaknya jumlah fungsi keanggotaan dalam fuzzy set menentukan banyaknya aturan yang harus dibuat [8]. Keanggotaan dalam himpunan fuzzy mempunyai bentuk yang berbeda-beda terdiri dari : Fungsi Segitiga Gambar 2.1 pengaturan kecepatan pada quadrotor µ A ( u) = 1 ( u a) b 2...(2.2) 2.3 Sensor Accelerometer MMA-726Q Sensor accelerometer MMA726Q dengan tiga sumbu pengukuran, yaitu terhadap sumbu x, sumbu y, dan sumbu z. Sensor accelerometer ini digunakan untuk mengukur percepatan benda dalam satuan gravitasi (g).untuk memperoleh data jarak dari sensor accelerometer, diperlukan proses integral ganda terhadap keluaran sensor. Gambar 2.3 Bentuk Fungsi keanggotaan Segitiga [8] 3

4 Trapesium b 1...; ( u a) a µ A( u) = 2 ( u a) b ; ( u a) b b 2...(2.3) rule akan aktif apabila kondisi input memenuhi aturan pernyataan IF. Pengaktifan aturan pernyataan IF menghasilkan output kontrol yang didasarkan pada aturan pernyataan THEN. Dalam sistem fuzzy digunakan banyak rule yang menyatakan satu atau lebih pernyataan IF. Suatu rule dapat pula mempunyai beberapa kondisi input, yang satu sama lainya dihubungkan dengan AND atau OR untuk mendapatkan rule output [8]. 2.7 Defuzzifikasi Defuzzifikasi merupakan proses merubah output fuzzy dari FIS (fuzzy inference system) menjadi output crips. Bentuk umum proses defuzzifikasi diyatakan dengan: Gambar 2.4 Bentuk Fungsi keanggotaan Trapesium [8] Label. Didalam Fuzzy set tentunya memiliki beberapa fungsi keanggotaan, jumlah dari keanggotaan inipun disesuaikan dengan banyaknya kebutuhan. Setiap fungsi keanggotaan dapat didefinisikan dengan label atau nama. Dapat dinyatakan dengan besar, sedang, kecil atau sesuai dengan keinginan [8]. 2.5 Rule Base Basis pengetahuan terdiri dari fakta (Data Base), dan kaidah atur (Rule Base). Fakta merupakan bagian pengetahuan yang memuat informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Fakta umumnya menyatakan kondisi statik dari suatu objek. Sedangkan kaidah (Rule base) berisi informasi tentang cara membangkitkan fakta baru atau hipotesa fakta yang sudah ada [8]. Basis Data (Data Base). Basis data berfungsi untuk mendefinisikan himpunanhimpunan fuzzy dari sinyal masukan dan sinyal keluaran agar dapat digunakan oleh variabel linguistik dalam basis aturan. Dalam pendefinisian tersebut biasanya dilakukan secara subjektif dengan menggunakan pendekatan heuristik dan didasarkan pada pengalaman dan pertimbangan yang menyangkut kerekayasaan, sehingga bergantung penuh pada perancang. Kaidah Atur (Rule Base). Kaidah atur dalam fuzzy ini biasanya tersusun dengan pernyataan : IF (antecedent) THEN (consequent) atau dapat juga IF x is A THEN y is B. Antecedent : berisi himpunan fakta input (sebab). Consequent : berisi himpunan fakta output (akibat). IF THEN dalam logika fuzzy akan melakukan pemetaan dari himpunan fuzzy input kehimpunan fuzzy output [8]. 2.6 Logika Pengambil Keputusan Sering pula disebut sebagai Fuzzy Inference system (FIS) merupakan bagian terpenting dalam logika fuzzy. Langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu mengevaluasi aturan, dimana mengevaluasi aturan mempunyai arti yaitu logika fuzzy mengolah dan menyimpulkan proses yang tersusun dari rule IF...THEN, setiap rule menghasilkan satu output. Pada dasarnya satu 4 Z = defuzzier (z) (2.4) dimana z adalah aksi pengendalian fuzzy, Z adalah aksi pengendali crisp, dan defuzzifier adalah operator defuzzifikasi. Terdapat beberapa macam metode defuzzifikasi, yaitu : Metode Titik Pusat (Center Of Area, COA). Metode ini membagi dua momen pertama fungsi keanggotaan, dan harga v yang menandai garis pembagi adalah harga V yang ter-defuzzifikasi. Secara algoritmik dinyatakan [8] : vµ v( v) dv v v = µ v( v) dv v (2.5) Sedangkan dalam semesta diskrit dapat dinyatakan : m k k = 1 = m v v µ ( v ) k = 1 v v k k µ ( v ) (2.6) Metode Rata-rata Maksimum (Midle Of Maximum, MOM). Merupakan metode defuzzifikasi yang merepresentasikan nilai tengah dari keluaran yang fungsi anggotanya maximum. Fungsinya ditunjukkan sebagai: n z = zi i= 1 l (2.7) Dimana z i adalah nilai pendukung dengan fungsi keanggotaan bernilai maximum dan l adalah banyaknya nilai pendukung [8]. Perkembangan logika fuzzy hingga saat ini terdapat beberapa jenis. Diantaranya adalah: Logika Fuzzy Murni Merupakan logika fuzzy dimana input-nya berupa linguistik dan output-nya linguistik pula. Kaidah fuzzy :

5 If Input x 1 is F 1 and Input x 2 is F 2, then Output y is G. Logika Fuzzy Mamdani Merupakan logika fuzzy dimana input-nya berupa Numerik dan output-nya Numerik pula. Logika Fuzzy Takagi-Sugeno Merupakan logika fuzzy dimana masukannya berupa linguistik dan keluarannya numerik. Kaidah fuzzy dari tipe ini dapat dinyatakan : L (l) : IF x 1 is F 1 1 and and x n is F 1 n, THEN Y 1 = c 1 + c x 1 + c n x n.. pers.(2.8) 4. Metodologi Penelitian Komputer USART PORT Mikrokontroler ATMEGA 8535 PORT1 (controller) PORT 2 Accelerometer X, Y, Z 3.1. Perancangan Perangkat Keras (Hardware) Pembuatan UAV quadrotor Bentuk quadrotor yang dibuat untuk tugas akhir ini dapat dilihat pada gambar berikut, Gambar 3.2 Diagram blok perancangan attitude pada quadrotor pendeteksi dengan menggunakan sensor accelerometer Tiap-tiap bagian dari diagram blok system pada gambar 3.4 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sensor accelerometer MMA 726 digunakan untuk memperoleh besaran percepatan dari ketiga poros putar, X, Y, dan Z. 2. Mikrokontroler ATmega 8535 digunakan menerima data dari sensor, mengubahnya menjadi data digital, memfilter data secara digital dan melakukan komunikasi serial dengan komputer. Gambar 3.1 plant quadrotor Plant Quadrotor UAV, ini merupakan desain dari quadrotor nantinya, quadrotor ini terdiri dari empat rotor untuk menjaga kondisi quadrotor agar stabil selama terbang, rotor pada bagian tengah nya digunakan untuk maneuvering baik maju dan mundur. Nantinya semua rangkaian elektriknya di hubungkan melalui kabel yang langsung ke hardware quadrotornya Sensor Accelerometer MMA-726 Accelerometer merupakan sensor percepatan, dengan keluaran berupa tegangan per gravitasi bumi (mv/g). Sensor accelerometer mengukur percepatan akibat gerakan benda yang melekat padanya. Pada saat diam percepatan suatu benda nol (tegangan accelerometer nol), ketika digerakkan percepatan positif (tegangan accelerometer relatif positsif dibandingkan tegangan offsetnya) dan kemudian negatif (tegangan accelerometer relatif negatif dibandingkan tegangan offset-nya), sehingga pada saat berhenti percepatannya kembali nol. Pada gerak tersebut, kecepatan suatu benda bertambah dan kemudian berkurang dan akhirnya menjadi nol saat berhenti.perancangan perangkat keras pada Tugas Akhir ini meliputi perancangan sistem minimum mikrokontroler ATmega8535 dan perancangan sensor accelerometer MMA-726Q. Secara umum perancangan perangkat keras dapat dilihat pada gambar berikut, 5 3.Komputer digunakan untuk mengolah data digital percepatan menjadi besaran jarak dan sudut dan menampilkan kedalam suatu HMI Mikrokontroller ATMega 8535 Rangkaian ini bekerja sebagai unit pengendali agar sistem bekerja sesuai dengan algoritma program. Bagian input mikrokontroler di dalam rangkaian ini pin - 2 Port A terhubung dengan rangkaian sensor, sehingga system dapat mengolah besarnya tegangan menjadi informasi besarnya iluminasi yang terukur oleh sensor. Berikut merupakan gambaran dari rangkaian mikrokontroller ATMega Gambar 3.3 Rangkaian mikrokontroller ATMega 8535

6 3.2 Perancangan Perangkat Lunak (Software) Perancangan simulasi control attitude dengan menggunakan software Visual Basic. Berikut merupakan tampilan dari HMI dari hasil keluaran sensor dan juga program fuzzy logic. Dari HMI ini ditampilkan nilai keluaran dari sensor accelerometer MMA-726 yang berupa nilai dari sumbu X, Y, dan Z dan juga grafik dari ketiga sumbu tersebut. Pada HMI ini juga akan ditampilkan hasil dari proses pengendalian fuzzy logic dari attitude quadrotor untuk nantinya hasil fuzzy logic ini digunakan sebagai inputan untuk masing-masing motor. akhir ini menggunakan metode inferensi (Logika Fuzzy Sugeno) yang dalam aturannya menggunakan aturan operasi Sugeno, dan defuzzifikasi SUM atau penjumlahan. Pada Gambar 3.8 diperlihatkan diagram alir kontroler logika fuzzy Proses Fuzzifikasi Sistem Pengendalian logika fuzzy KLF memiliki masukan adalah nilai X, Y, dan Z dari sensor accelerometer. Menggunakan sensor accelerometer ini dapat diketahui nilai perubahan pada ke tiga sumbu X,Y,dan Z pada posisi yang telah ditentukan. Keluaran dari sistem kendali logika fuzzy adalah suatu nilai yang nantinya akan digunakan sebagai masukan untuk ke lima motor pada quadrotor Fuzzy Masukan KLF yang digunakan adalah metode inferensi Sugeno karena menghasilkan keluaran surface yang lebih halus dibandingkan metode inferensi Mamdani. Perancangan KLF_Sugeno dapat dilihat pada Gambar 3.6 Gambar 3.4 HMI control attitude Perancangan system control attitude dengan fuzzy logic control MULAI PEMBANGKITAN DATA MASUKAN dan KELUARAN FUZZIFIKASI MEMBUAT RULE BASE CONTROL ATTITUDE INTERFERENSI FUZZY Gambar 3.6 Fuzzy Interferensi Sistem Fungsi keanggotaan untuk masukan X (range 91,15) adalah menggunakan segitiga karena bentuk segitiga sangat sederhana dan mudah digunakan untuk masukan yang tidak simetris dengan Xa = Maju Mundur Pelan, Xb= Maju Mundur Cepat, Xc = Miring Kiri Diam, Xd= Miring Kiri Gerak, Xe= Miring Kanan Diam, Xf= Miring Kanan Gerak, Xg= Mangguk depan belakang. DEFUZZIFIKASI HASIL KELUARAN SELESAI Gambar 3.5 Diagram alir pengendali fuzzy Perancangan pengendali logika fuzzy dilakukan melalui FIS (Fuzzy Inference System) editor dengan masukan pengendali logika fuzzy berupa nilai X, Y, dan Z dari hasil keluaran sensor yang diambil dari posisi yang telah ditentukan. Keluaran berupa suatu nilai yang nantinya menjadi set point untuk ke lima motor pada quadrotor. Metode pengambilan keputusan pada penelitian tugas 6 Gambar 3.9 Membership Function dari input X Fungsi keanggotaan untuk masukan Y (range 8,14) adalah menggunakan segitiga karena bentuk segitiga sangat sederhana dan mudah digunakan untuk masukan yang tidak simetris dengan YK1 = Maju

7 Mundur Pelan, YK2= Maju Mundur Cepat, YK3 = Miring Kiri Diam, YK4= Miring Kiri Gerak, YK5= Miring Kanan Diam, YK7= Miring Kanan Gerak, Xg= Mangguk Depan Belakang. Gambar 3.1 Membership Function dari input Y Fungsi keanggotaan untuk masukan Z (range 1,16) adalah menggunakan segitiga karena bentuk segitiga sangat sederhana dan mudah digunakan untuk masukan yang tidak simetris dengan Z6, Z7, Z8, Z9, Z1, Z11, Z12. Gambar 3.11 Membership Function dari input Z Membership Function keluaran dari fuzzy logic yang dirancang, MM= Maju Mundur MK= Miring Kiri Diam MKa= Miring Kanan Diam MKG= Miring Kiri Gerak MKaG= Miring Kanan Gerak MDB = Mangguk Depan Belakang, MBDc= Mangguk Depan Belakang Cepat. Gambar Membership Function dari keluaran Basis Aturan ( Rule Base ) KLF memiliki basis pengetahuan yang terdiri dari basis data dan basis aturan. Basis data meliputi parameter fuzzy itu sendiri, antara lain fungsi keanggotaan, dan semesta pembicaraan himpunan fuzzy. Sedangkan basis aturan (rule base) meliputi kumpulan aturan pengendali logika fuzzy untuk menyatakan aksi pengendali agar mencapai tujuan yang diharapkan. Penyusunan basis aturan berdasarkan pengamatan pada sensor terhadap posisi yang telah kita tentukan. Pengaruh perubahan ketiga nilai dari sensor accelerometer ini yaitu nantinya akan mempengaruhi attitude pada quadrotor DF-1. Algoritma fuzzy meliputi aturan seperti ditabelkan pada Tabel 3.1 dan dapat direpresentasikan dalam aturan berikut : 1. If (X is Xa) and (Y is YK1) and (Z is Z6) then (1 is MM) (1) 2. If (X is Xb) and (Y is YK2) and (Z is Z7) then (1 is MK) (1) 3. If (X is Xc) and (Y is YK3) and (Z is Z8) then (1 is MKG) (1) 4. If (X is Xd) and (Y is YK4) and (Z is Z9) then (1 is MKa) (1) 5. If (X is Xe) and (Y is YK5) and (Z is Z1) then (1 is MKaG) (1) 6. If (X is Xf) and (Y is YK6) and (Z is Z11) then (1 is MDB) (1) 7. If (X is Xg) and (Y is YK7) and (Z is Z12) then (1 is MDBc) (1) 7

8 mengubah nilai masukan ke dalam nilai fuzzy berdasarkan fungsi keanggotaan masing masing dan disesuaikan dengan variabel linguistiknya. berdasarkan pada basis aturan, diperoleh keluaran nilai fuzzy sinyal kendali berdasarkan besarnya nilai fuzzy X, Y, dan Z Defuzzifikasi Defuzzifikasi merupakan proses mengubah besaran fuzzy yang disajikan dalam bentuk himpunan - himpunan fuzzy keluaran dengan fungsi keanggotaannya untuk mendapatkan kembali bentuk data crisp (nilai sebenarnya/ nilai tegas). Poses pengubahan data fuzzy menjadi data crisp diperlukan karena plant hanya mengenal nilai tegas sebagai besaran sebenarnya untuk regulasi prosesnya. Metode defuzzifikasi yang digunakan adalah metode centroid. Gambar Rule Base Gambar Membership Function dari keluaran Metode Pengambilan Keputusan Pada Tugas Akhir ini, Metode pengambilan keputusan yang digunakan adalah metode Sugeno. Pada metode Sugeno, dalam penerapannya menggunakan aturan operasi Sugeno dan SUM. Proses pengambilan keputusan terjadi ketika pengendali logika fuzzy mendapat masukan nilai crisp X, Y, dan Z. Langkah awal pada proses pengambilan keputusan adalah SetPoint yang dirancang Gerak maju mundur 1. Motor 1 = rpm 3. Motor 1 = rpm Motor 2 = rpm Motor 2 = rpm Motor 3 = rpm Motor 3 = rpm Motor 4 = rpm Motor 4 = rpm Motor 5 = 45 rpm Motor 5 = 46 rpm 2. Motor 1 = 395 rpm Motor 2 = 395 rpm Motor 3 = 395 rpm Motor 4 = 395 rpm Motor 5 = 42 rpm Gerak miring ke kiri 1. Motor 1 = rpm 3. Motor 1 = rpm Motor 2 = rpm Motor 2 = rpm Motor 3 = 34 rpm Motor 3 = 3 rpm Motor 4 = 34 rpm Motor 4 = 3 rpm Motor 5 = 45 rpm Motor 5 = 44 rpm 2. Motor 1 = rpm Motor 2 = rpm Motor 3 = 25 rpm Motor 4 = 25 rpm Motor 5 = 42 rpm Gerak miring ke kanan 1. Motor 1 = 31 rpm 3. Motor 1 = 33 rpm Motor 2 = 31 rpm Motor 2 = 33 rpm Motor 3 = rpm Motor 3 = rpm Motor 4 = rpm Motor 4 = rpm Motor 5 = rpm Motor 5 = 35 rpm 2. Motor 1 = 31 rpm Motor 2 = 31 rpm Motor 3 = rpm Motor 4 = rpm Motor 5 = 42 rpm Gerak mengangguk ke depan 1. Motor 1 = rpm 3. Motor 1 = 37 rpm Motor 2 = 25 rpm Motor 2 = 3 rpm Motor 3 = rpm Motor 3 = 37 rpm Motor 4 = 25 rpm Motor 4 = 3 rpm Motor 5 = 49 rpm Motor 5 = rpm 2. Motor 1 = rpm Motor 2 = 22 rpm Motor 3 = rpm Motor 4 = 22 rpm Motor 5 = rpm

9 Gerak mengangguk ke belakang 1. Motor 1 = 32 rpm 3. Motor 1 = 33 rpm Motor 2 = rpm Motor 2 = rpm Motor 3 = 32 rpm Motor 3 = 33 rpm Motor 4 = rpm Motor 4 = rpm Motor 5 = 42 rpm Motor 5 = 44 rpm 2. Motor 1 = 3 rpm Motor 2 = rpm Motor 3 = 3 rpm Motor 4 = rpm Motor 5 = rpm 4.ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengambilan Data dan Respon Sistem pada Attitude Quadrotor Pada tahap ini diperoleh beberapa data tegangan offset, nilai keluaran dari system attitude quadrotor UAV yaitu sensor accelerometer MMA-726 dari berbagai posisi yang telah ditentukan Data Tegangan Offset pada Sensor Accelerometer MMA-726 Pada pengujian karakteristik accelerometer MMA726Q dilakukan pengujian tegangan offset dan pengujian respon keluaran sensor. Pengujian tegangan offset dilakukan dengan cara mengukur tegangan offset menggunakan multimeter. Tabel 4.1 Tabel pengukuran Voffset No Voffset sumbu X Voffset sumbu Y Voffset sumbu Z Ratarata percepatan (g) X 6 8 waktu (t second) Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa tegangan offset rata-rata untuk sumbu x sebesar 1,27, sumbu y sebesar,78 dan sumbu z sebesar.89. Pengujian tegangan offset sumbu z dilakukan tanpa adanya pengaruh grafitasi. Tegangan offset rata-rata sumbu x dan sumbu z tidak sesuai dengan tegangan offset ideal yaitu sebesar 1,61 volt, pada sumbu x ada selisih sekitar.34 dan pada sumbu y sekitar.83 sedangkan pada sumbu z terdapat selisih tegangan dengan tegangan offset ideal yaitu sebesar,72 V Respon Sensor Accelerometer Pada Saat Posisi Quadrotor Maju Mundur. Pada saat posisi quadrotor maju mundur, di dapatkan data yang dapat dilihat pada lampiran dan respon yang dihasilkan sebagai berikut, 9 Gambar 4.1 Respon sensor Accelerometer dari ketiga sumbu saat posisi maju mundur, (a) sumbu X, (b) sumbu Y,(c) sumbu Z, dan gabungan ketiga sumbu Respon Sensor Accelerometer Pada Saat Posisi Quadrotor Miring ke kiri. Pada saat posisi quadrotor miring ke kiri, di dapatkan data yang dapat dilihat pada lampiran dan respon yang dihasilkan sebagai berikut,

10 Gambar 4.3 Respon sensor Accelerometer dari ketiga sumbu saat posisi miring kanan, (a) sumbu X, (b) sumbu Y,(c) sumbu Z, dan gabungan ketiga sumbu. Gambar 4.2 Respon sensor Accelerometer dari ketiga sumbu saat posisi miring kiri, (a) sumbu X, (b) sumbu Y,(c) sumbu Z, dan gabungan ketiga sumbu Respon Sensor Accelerometer Pada Saat Posisi Quadrotor Miring ke kanan. Pada saat posisi quadrotor miring ke kanan, di dapatkan data yang dapat dilihat pada lampiran dan respon yang dihasilkan sebagai berikut, Respon Sensor Accelerometer Pada Saat Posisi Quadrotor Manggguk ke depan ke belakang Pada saat posisi quadrotor mangguk ke depan ke belakang ke kiri, di dapatkan data yang dapat dilihat pada lampiran dan respon yang dihasilkan sebagai berikut,

11 ρ = density udara A= jari-jari propeller Ph= daya angkat Sehingga daya angkat, 3 Ph = Th ρA Pada saat quadrotor miring ke kiri dengan set point yang diperoleh dari fuzzy dengan sudut kemiringan 3 derajat, density udara yang digunakan yaitu pada suhu 3 derajat, density standart dari udara adalah kg/m3 Motor 1= 25 rpm Motor 2= 25 rpm Motor 3= rpm Motor 4 = rpm Tabel 4.1 Perhitungan Thrust Miring kiri 3 derajat Motor Kec. Rpm Kec. m/s Thrust (watt) Motor 1 25 rpm 7.85 m/s Motor 2 25 rpm 7.85 m/s Motor 3 rpm m/s Motor 4 rpm m/s Pada saat quadrotor miring ke kanan dengan set point yang diperoleh dari fuzzy dengan sudut kemiringan 3 derajat, density udara yang digunakan yaitu pada suhu 3 derajat, density standart dari udara adalah kg/m3 Motor 1= rpm Motor 2= rpm Motor 3= 31 rpm Motor 4 = 31 rpm Tabel 4.2 Perhitungan Thrust Miring kanan 3 derajat Motor Kec. Rpm Kec. m/s Thrust (watt) Motor 1 rpm 12.2 m/s Motor 2 rpm 12.2 m/s Motor 3 31 rpm 9.7 m/s Motor 4 31 rpm 9.7 m/s Gambar 4.4 Respon sensor Accelerometer dari ketiga sumbu saat posisi mangguk kedepan belakang, (a) sumbu X, (b) sumbu Y,(c) sumbu Z, dan gabungan ketiga sumbu Perhitungan Thrust (Daya Angkat) Untuk perhitungan daya angkat, maka diambil sikap (attitude) dari quadrotor pada saat gerakan dia miring kanan, kiri dan mangguk depan belakang. Tujuan dilakukan perhitungan daya angkat ini yaitu untuk mengetahui berapa besar daya yang dibutuhkan oleh motor yang posisinya miring untuk dapat kembali lagi seimbang. Vh = Th pers ρA Dimana : Vh = kecepatan rotor Th = thrust 11 Pada saat quadrotor mengangguk depan dan belakang dengan set point dan sudut 1 derajat. Motor 1= rpm Motor 2= 22 rpm Motor 3= 22 rpm Motor 4 = rpm Tabel 4.3 Perhitungan Thrust Mengangguk depan1 derajat Motor Kec. Rpm Kec. m/s Thrust (watt) Motor 1 rpm m/s 14.3 Motor 2 22 rpm 6.9 m/s 23.6 Motor 3 22 rpm 6.9 m/s 23.6 Motor 4 rpm m/s 14.3

12 4.1.7 Integrasi Mengangguk ke depan Respon vs motor Motor 1 Maju Mundur Mengangguk ke belakang Miring Kanan Motor maju mundur kec. Motor (rpm) Miring Kiri Miring Kanan 12

13 Miring kiri miring kanan Mengangguk ke depan miring kiri 42 Mengangguk ke belakang mengangguk ke depan Motor maju mundur mengangguk ke belakang 13

14 Motor 4 maju mundur mengangguk ke belakang miring kanan Motor 5 maju mundur miring kiri miring kanan 2 mengangguk ke depan 6 2 miring kiri 14

15 mengangguk ke depan mengangguk ke belakang 5.1 Kesimpulan 1 Attitude (sikap) quadrotor dapat dikendalikan dengan metode fuzzy logic. 2 Didapatkan 7 rules base untuk mengontrol attitude quadrotor. 3 Rules base yang pertama yaitu menghasilkan untuk gerakan quadrotor maju mundur, dengan motor yang dihasilkan adalah untuk m1= rpm, m2= rpm, m3= rpm, m4= rpm, dan m5= 45 rpm. Rules base yang kedua untuk gerakan quadrotor ke arah kiri yaitu m1= rpm, m2= rpm, m3= 34 rpm, m4= 34 rpm dan m5= 45 rpm. Rules base yang ketiga untuk gerakan quadrotor ke kanan menghasilkan untuk m1= 31 rpm, m2=31 rpm, m3= rpm, m4= rpm, dan m5= rpm. Dan rules base yang keempat untuk gerakan mengangguk ke depan menghasilkan m1= rpm, m2=25 rpm, m3= rpm, m4= 25 rpm dan m5=49 rpm. Dan rules base yang ke lima untuk gerakan quadrotor mengangguk ke belakang m1= 32rpm, m2= rpm, m3= 32 rpm, m4= rpm dan m5= 42 rpm. DAFTAR PUSTAKA [1] Seifert, K. dan Camacho, O., Implementing Positioning Algorithms Using Accelerometers, Freescale Semiconductor, 27. [2] Netika Purwaningrum.27, APLIKASI FUZZY LOGIC UNTUK PENGENDALI PENERANGAN RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535, JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. [3] Ruslan Gani, Wahyudi, S.T, M.T, Iwan Setiawan, S.T, M.T. 28. Perancangan Sensor Gyroscope 15 dan Accelerometer Untuk Menentukan Sudut dan Jarak Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. [4] F. Martin McNeill and Ellen Thro Fuzzy Logic A Practical Approach. Academic Press Limited. London. [5] Hartadi, Dwi. 26. Perancangan Sistem Pengendalian Temperatur Menggunakan Metode Fuzzy Gain Schedulling PID Controller Pada Continous Tank Reaktor (CSTR). Surabaya. Institute Teknologi Sepuluh Nopember. Tugas Akhir. [6] Hendawan Soebhakti, ST. 27. Basic AVR Microcontroller Tutorial. Batam. Politeknik Batam. [7] Henry Nasutin. Development of Fuzzy Logic Control For Vehicle Air Conditioning System. Mechanical Engineering, Bung Hatta University. [8] Satya Widodo, Nuryono. Penerapan Multi- Mikrokontroller pada model robot mobil berbasis logika fuzi. Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan. [9] ATmega 8535 Data Sheet, Maret 24. [1] ADXRS15 Data Sheet, Maret 24. [11] KIA78R33API Data Sheet, Maret 24. [12] MMA726Q Data Sheet, April 28 BIODATA PENULIS Nama : Eko Tri Wasisto TTL : Surabaya, 24 Maret 1989 Alamat : JL. Menanggal 3 no. 9b Surabaya phoenix13_kal_el@yahoo.co.id Pendidikan : SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya ( ) SLTPN 22 Surabaya (21-24) SMAN 15 Surabaya (24-27) S-1 Teknik Fisika FTI ITS (27-sekarang)

EKO TRI WASISTO Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

EKO TRI WASISTO Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2 RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL ATTITUDE PADA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) QUADROTOR DF- UAV01 DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER 3-AXIS DENGAN METODE FUZZY LOGIC EKO TRI WASISTO 2407.100.065 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB 1. 1.1 Latar Belakang Gerak terbang pada pesawat tanpa awak atau yang sering disebut Unmanned Aerial Vehicle (UAV) ada berbagais macam, seperti melayang (hovering), gerak terbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesawat tanpa awak atau pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat UAV), adalah sebuah mesin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesawat tanpa awak atau pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat UAV), adalah sebuah mesin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesawat tanpa awak atau pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat UAV), adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang meliputi sistem kontrol logika fuzzy, perancangan perangkat keras robot, dan perancangan perangkat lunak dalam pengimplementasian

Lebih terperinci

metode pengontrolan konvensional yaitu suatu metode yang dapat melakukan penalaan secara mandiri (Pogram, 2014). 1.2 Rumusan Masalah Dari latar

metode pengontrolan konvensional yaitu suatu metode yang dapat melakukan penalaan secara mandiri (Pogram, 2014). 1.2 Rumusan Masalah Dari latar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Quadrotor adalah sebuah pesawat tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yang memiliki kemampuan lepas landas secara vertikal atau VTOL (Vertical Take off Landing).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesawat udara tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) adalah sebuah pesawat terbang yang dapat dikendalikan secara jarak jauh oleh pilot atau dengan mengendalikan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah

Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-50 Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah Bardo Wenang, Rudy Dikairono, ST., MT.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Internasional Batam

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Internasional Batam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesawat terbang model UAV (Unmanned Aerial Vehicle) telah berkembang dengan sangat pesat dan menjadi salah satu area penelitian yang diprioritaskan. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan pengambilan gambar di udara, banyak media yang bisa digunakan dan dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini terutama dalam ilmu pengetahuan, membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di abad ke- 21 ini, khususnya dalam bidang penerbangan. Pada dekade terakhir dunia penerbangan mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unmanned aerial vehicles (UAVs) atau wahana tanpa awak merupakan wahana terbang tanpa ada yang mengendalikan penerbangan wahana tersebut. Sebuah UAV dapat berupa pesawat

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Navigasi Behavior Based Robotic dan Kontroler Fuzzy pada Manuver Robot Cerdas Pemadam Api

Implementasi Sistem Navigasi Behavior Based Robotic dan Kontroler Fuzzy pada Manuver Robot Cerdas Pemadam Api Implementasi Sistem Navigasi Behavior Based Robotic dan Kontroler Fuzzy pada Manuver Robot Cerdas Pemadam Api Rully Muhammad Iqbal NRP 2210105011 Dosen Pembimbing: Rudy Dikairono, ST., MT Dr. Tri Arief

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan tugas akhir ini. Secara garis besar teori penjelasan akan dimulai dari definisi logika fuzzy,

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini 1 Helmi Wiratran 2209105020 2 Latarbelakang (1) Segway PT: Transportasi alternatif dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Merancang dan merealisasikan pesawat terbang mandiri tanpa awak dengan empat. baling-baling penggerak.

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Merancang dan merealisasikan pesawat terbang mandiri tanpa awak dengan empat. baling-baling penggerak. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang dan merealisasikan pesawat terbang mandiri tanpa awak dengan empat baling-baling penggerak. 1.2. Latar Belakang Pesawat terbang tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial

Lebih terperinci

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 I Nyoman Benny Rismawan 1, Cok Gede Indra Partha 2, Yoga Divayana 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) kini menjadi suatu kebutuhan di dalam kehidupan untuk berbagai tujuan dan fungsi. Desain dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. MOTO DAN PERSEMBAHAN... v. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. MOTO DAN PERSEMBAHAN... v. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x ABSTRAK... xi ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau biasa disebut pesawat tanpa awak saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat di dunia. Penggunaan UAV dikategorikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara

I. PENDAHULUAN. UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara jenis fixed-wing, rotary-wing, ataupun pesawat yang mampu mengudara pada jalur yang ditentukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK MENGENDALIKAN PH DAN LEVEL AIR KOLAM RENANG

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK MENGENDALIKAN PH DAN LEVEL AIR KOLAM RENANG IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK MENGENDALIKAN PH DAN LEVEL AIR KOLAM RENANG Nazrul Effendy, M. Heikal Hasan dan Febry Wikatmono Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jln. Grafika

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3. 1. Spesifikasi Sistem Pada tugas akhir ini, penulis membuat sebuah prototype dari kendaraan skuter seimbang. Skuter seimbang tersebut memiliki spesifikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi di bidang penerbangan sudah sangat maju. Pesawat terbang sudah dapat dikendalikan secara jarak jauh sehingga memungkinkan adanya suatu pesawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UAV (Unmanned Aireal Vehicle) adalah pesawat tanpa awak yang dapat berotasi secara mandiri atau dikendalikan dari jarak jauh oleh seorang pilot (Bone, 2003). Pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas perancangan serta penerapan pengendalian berbasis logika fuzzy pada sistem Fuzzy Logic Sebagai Kendali Pendingin Ruangan Menggunakan MATLAB. Dan simulasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONTROL LOGIKA FUZZY PADA SISTEM KESETIMBANGAN ROBOT BERODA DUA

IMPLEMENTASI KONTROL LOGIKA FUZZY PADA SISTEM KESETIMBANGAN ROBOT BERODA DUA IMPLEMENTASI KONTROL LOGIKA FUZZY PADA SISTEM KESETIMBANGAN ROBOT BERODA DUA Shanty Puspitasari¹, Gugus Dwi Nusantoro, ST., MT 2., M. Aziz Muslim, ST., MT., Ph.D 3, ¹Mahasiswa Teknik Elektro. 2 Dosen Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER FUZZY PREDIKTIF UNTUK TRACKING KETINGGIAN AKTUAL PADA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER FUZZY PREDIKTIF UNTUK TRACKING KETINGGIAN AKTUAL PADA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER FUZZY PREDIKTIF UNTUK TRACKING KETINGGIAN AKTUAL PADA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) THORIKUL HUDA 2209106030 Dosen Pembimbing Ir. Rusdhianto Effendie A.K, M.T. 1

Lebih terperinci

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT.

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT. Implementasi Sensor Gas pada Kontrol Lengan Robot untuk Mencari Sumber Gas (The Implementation of Gas Sensors on the Robotic Arm Control to Locate Gas Source ) Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1.

Lebih terperinci

Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a)

Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a) Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a) Abstrak: Pada penelitian ini metode Fuzzy Logic diterapkan untuk

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN Dimas Silvani F.H 1*, Abd. Rabi 1, Jeki Saputra 2 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Kontrol Keseimbangan Robot Mobil Beroda Dua Dengan. Metode Logika Fuzzy

Kontrol Keseimbangan Robot Mobil Beroda Dua Dengan. Metode Logika Fuzzy SKRIPSI Kontrol Keseimbangan Robot Mobil Beroda Dua Dengan Metode Logika Fuzzy Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program S-1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau UAS (Unmanned Aircraft System) merupakan salah satu teknologi kedirgantaraan yang saat ini sedang berkembang dengan pesat.

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DAN MUATAN QUADCOPTER SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG EVAKUASI BENCANA

SISTEM KENDALI DAN MUATAN QUADCOPTER SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG EVAKUASI BENCANA 1022: Ahmad Ashari dkk. TI-59 SISTEM KENDALI DAN MUATAN QUADCOPTER SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG EVAKUASI BENCANA Ahmad Ashari, Danang Lelono, Ilona Usuman, Andi Dharmawan, dan Tri Wahyu Supardi Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0

Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0 JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 3, NO. 2, SEPTEMBER 2012: 89-95 89 Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0 Muhammad Rozali

Lebih terperinci

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien dapat bekerja tetapi tidak sempurna. Oleh karena itu, agar USART bekerja dengan baik dan sempurna, maka error harus diperkecil sekaligus dihilangkan. Cara menghilangkan error tersebut digunakan frekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi telekomunikasi dan dirgantara dapat menghasilkan suatu teknologi yang menggabungkan antara informasi suatu keadaan lokal tertentu dengan

Lebih terperinci

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA Muhammad Ilham 10211078 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia Email: muhammad_ilham@students.itb.ac.id Asisten:

Lebih terperinci

APLIKASI FIS MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN VALVE UNTUK MANGATUR TINGGI LEVEL AIR. Wahyudi, Iwan Setiawan, dan Martina Nainggolan *)

APLIKASI FIS MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN VALVE UNTUK MANGATUR TINGGI LEVEL AIR. Wahyudi, Iwan Setiawan, dan Martina Nainggolan *) APLIKASI FIS MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN VALVE UNTUK MANGATUR TINGGI LEVEL AIR Wahyudi, Iwan Setiawan, dan Martina Nainggolan *) Abstract Fuzzy control is one of the controller alternative using expert

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika Fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasipikiran manusia

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia APLIKASI PENGENDALI SUHU RUANGAN DENGAN KONTROLER LOGIKA FUZZY BERBASIS MIKROKONTROLER AVR-ATMEGA 328 Diyan Agung W. 1, Ir. Purwanto MT. 2, Ir.Bambang Siswojo MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya,

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN ROTASI KOMPRESOR MESIN PESAWAT BOEING MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

PREDIKSI KECEPATAN ROTASI KOMPRESOR MESIN PESAWAT BOEING MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Seminar Tugas Akhir PREDIKSI KECEPATAN ROTASI KOMPRESOR MESIN PESAWAT BOEING 737-300 MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY O L E H : N U R R O H MAN A N D I K A R D I A N P E M BIMBING : D R. I R. A U L I A S I T I

Lebih terperinci

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Fuzzy Systems Fuzzy Logic Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Masalah: Pemberian beasiswa Misalkan

Lebih terperinci

MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA SOLAR CELL/PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER

MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA SOLAR CELL/PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA SOLAR CELL/PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER TUGAS AKHIR Oleh : Ade Rinovy Dwi Rusdi 05.50.0019 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Luh Kesuma Wardhani, Elin Haerani Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau

Lebih terperinci

Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua

Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua Volume 1 Nomor 2, April 217 e-issn : 2541-219 p-issn : 2541-44X Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua Abdullah Sekolah Tinggi Teknik

Lebih terperinci

Lima metode defuzzifikasi ini dibandingkan dengan mengimplementasikan pada pengaturan kecepatan motor DC.

Lima metode defuzzifikasi ini dibandingkan dengan mengimplementasikan pada pengaturan kecepatan motor DC. Sutikno, Indra Waspada PERBANDINGAN METODE DEFUZZIFIKASI SISTEM KENDALI LOGIKA FUZZY MODEL MAMDANI PADA MOTOR DC Sutikno, Indra Waspada Program Studi Teknik Informatika Universitas Diponegoro tik@undip.ac.id,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR - TE

TUGAS AKHIR - TE TUGAS AKHIR - TE 091399 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER PID UNTUK PENGATURAN ARAH DAN PENGATURAN HEADING PADA FIXED-WING UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) Hery Setyo Widodo NRP. 2208100176 Laboratorium

Lebih terperinci

KONTROL LEVEL AIR DENGAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

KONTROL LEVEL AIR DENGAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 KONTROL LEVEL AIR DENGAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Boby Wisely Ziliwu/ 0622031 E-mail : boby_ziliwu@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN Dalam melakukan studi Tugas Akhir diperlukan metodologi yang akan digunakan agar studi ini dapat berjalan sesuai dengan koridor yang telah direncanakan di awal. Dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTROLER LOGIKA FUZZY UNTUK TRACKING CONTROL PADA ROBOT SUMO

PERANCANGAN KONTROLER LOGIKA FUZZY UNTUK TRACKING CONTROL PADA ROBOT SUMO PERANCANGAN KONTROLER LOGIKA FUZZY UNTUK TRACKING CONTROL PADA ROBOT SUMO STANDAR OPERASI PROSEDUR (S.O.P) Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL LAMPU LALU LINTAS OTOMATIS BERBASIS LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA

PERANCANGAN SISTEM KONTROL LAMPU LALU LINTAS OTOMATIS BERBASIS LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA Seminar Tugas Akhir PERANCANGAN SISTEM KONTROL LAMPU LALU LINTAS OTOMATIS BERBASIS LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA Oleh : Andri Kuncoro NRP. 2406100042 Dosen Pembimbing : Ir. Moch. Ilyas Hs. NIP.194909191979031002

Lebih terperinci

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI III.1 Teori Logika fuzzi III.1.1 Logika fuzzi Secara Umum Logika fuzzi adalah teori yang memetakan ruangan input ke ruang output dengan menggunakan aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN DAYA REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL (PTNBR BATAN) BANDUNG Herry gunawan wibisono 2406

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI FUZZY RULES UNTUK PERENCANAAN DAN PENENTUAN PRIORITAS DI PDAM KOTA SURABAYA. oleh: WINDA ZULVINA

SIDANG TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI FUZZY RULES UNTUK PERENCANAAN DAN PENENTUAN PRIORITAS DI PDAM KOTA SURABAYA. oleh: WINDA ZULVINA SIDANG TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI FUZZY RULES UNTUK PERENCANAAN DAN PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN PERALATAN PRODUKSI DI PDAM KOTA SURABAYA oleh: WINDA ZULVINA 5206100040 Dosen Pembimbing : Mahendrawathi

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENDALIAN TINGGI MUKA CAIRAN PADA PLANT NONLINEAR MENGGUNAKAN METODE KONTROL FUZZY

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENDALIAN TINGGI MUKA CAIRAN PADA PLANT NONLINEAR MENGGUNAKAN METODE KONTROL FUZZY MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENDALIAN TINGGI MUKA CAIRAN PADA PLANT NONLINEAR MENGGUNAKAN METODE KONTROL FUZZY Doni Salami 1, Iwan Setiawan 2, Wahyudi 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah Unmanned Aerial Vehicle (UAV) merupakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh atau diterbangkan secara mandiri yang dilakukan pemrograman terlebih

Lebih terperinci

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2 Fuzzifikasi S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 PRAKTIKUM SISTEM CERDAS - REASONING JOBSHEET 2 - FUZZIFIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi di bidang transportasi terus berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan bermunculannya kendaraan yang modern dan praktis

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari sensor

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTROLER KASKADE FUZZY UNTUK PENGATURAN TEKANAN PADA PRESSURE CONTROL TRAINER

PERANCANGAN KONTROLER KASKADE FUZZY UNTUK PENGATURAN TEKANAN PADA PRESSURE CONTROL TRAINER TUGAS AKHIR TE 091399 PERANCANGAN KONTROLER KASKADE FUZZY UNTUK PENGATURAN TEKANAN PADA PRESSURE CONTROL TRAINER 38-714 Nur Muhlis NRP 2208 100 662 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

Pengaturan Kecepatan Motor DC dengan Menggunakan Mikrokontroler Berbasis Fuzzy-PID

Pengaturan Kecepatan Motor DC dengan Menggunakan Mikrokontroler Berbasis Fuzzy-PID Pengaturan Kecepatan Motor DC dengan Menggunakan Mikrokontroler Berbasis Fuzzy-PID Qory Hidayati 1 ), Mikail Eko Prasetyo 2) 1, 2) Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Negeri Balikpapan, Jl. Soekarno

Lebih terperinci

GPENELITIAN MANDIRI RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI MOTOR DC MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER

GPENELITIAN MANDIRI RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI MOTOR DC MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER GPENELITIAN MANDIRI RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI MOTOR DC MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER Hendra Kusdarwanto Jurusan Fisika Unibraw Universitas Brawijaya Malang nra_kus@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban

Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban Lingga Dwi Putra 1, Joke Pratilastiarso 2, Endro Wahjono 3 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Secara Umum Sistem pada penelitian ini akan menyeimbangkan posisi penampang robot dengan mengenal perubahan posisi dan kemudian mengatur kecepatan. Setiap

Lebih terperinci

MODEL SISTEM CRANE DUA AXIS DENGAN PENGONTROL FUZZY. Disusun Oleh : Nama : Irwing Antonio T Candra Nrp :

MODEL SISTEM CRANE DUA AXIS DENGAN PENGONTROL FUZZY. Disusun Oleh : Nama : Irwing Antonio T Candra Nrp : MODEL SISTEM CRANE DUA AXIS DENGAN PENGONTROL FUZZY Disusun Oleh : Nama : Irwing Antonio T Candra Nrp : 0622027 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung,

Lebih terperinci

Implementasi Metode Fuzzy Logic Controller Pada Kontrol Posisi Lengan Robot 1 DOF

Implementasi Metode Fuzzy Logic Controller Pada Kontrol Posisi Lengan Robot 1 DOF Implementasi Metode Fuzzy Logic Controller Pada Kontrol Posisi Lengan Robot 1 DOF ndik Yulianto 1), gus Salim 2), Erwin Sukma Bukardi 3) Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Internasional

Lebih terperinci

Penerapan Fuzzy Logic untuk Pembatasan Jumlah Partikel Pada Aplikasi yang Menggunakan Sistem Partikel

Penerapan Fuzzy Logic untuk Pembatasan Jumlah Partikel Pada Aplikasi yang Menggunakan Sistem Partikel Penerapan Fuzzy Logic untuk Pembatasan Jumlah Partikel Pada Aplikasi yang Menggunakan Sistem Partikel Biolardi Yoshogi (13509035) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada skripsi ini dilakukan beberapa pengujian dan percobaan untuk mendapatkan hasil rancang bangun Quadcopter yang stabil dan mampu bergerak mandiri (autonomous). Pengujian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUZZY INFERENCE SYSTEM MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN SUHU RUANGAN

PENGGUNAAN FUZZY INFERENCE SYSTEM MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN SUHU RUANGAN P P P P PENGGUNAAN FUZZY INFERENCE SYSTEM MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN SUHU RUANGAN Wahyu Herman Susila 1, Wahyudi 2, Iwan Setiawan 2 Abstrak - Teknik kendali dengan menggunakan Fuzzy telah banyak diaplikasikan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... v. ABSTRAKSI...vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... v. ABSTRAKSI...vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... v ABSTRAKSI...vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB VI PENGUJIAN SISTEM. Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan

BAB VI PENGUJIAN SISTEM. Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan BAB VI PENGUJIAN SISTEM 6.1 Tahap Persiapan Pengujian Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan performansi sistem kontrol yang dirancang. Namun perlu dipersiapkan terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

Stabilisasi Robot Pendulum Terbalik Beroda Dua Menggunakan Kontrol Fuzzy Hybrid

Stabilisasi Robot Pendulum Terbalik Beroda Dua Menggunakan Kontrol Fuzzy Hybrid Stabilisasi Robot Pendulum Terbalik Beroda Dua Menggunakan Kontrol Fuzzy Hybrid Made Rahmawaty, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Pengujian minimum system bertujuan untuk mengetahui apakah minimum

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Pengujian minimum system bertujuan untuk mengetahui apakah minimum BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan penulis merupakan pengujian terhadap perangkat keras dan.perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan yang telah selesai dibuat untuk mengetahui

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE)

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE) Makalah Seminar Tugas Akhir RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE) Heru Triwibowo [1], Iwan Setiawan [2], Budi Setiyono

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Akhmad (2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat zat asing

I. PENDAHULUAN. Akhmad (2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat zat asing I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara atau sering disebut dengan istilah polusi udara menurut Akhmad (2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat zat asing didalam udara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan raya adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI LOGIKA FUZZY PADA KESETIMBANGAN PENDULUM TERBALIK BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM KENDALI LOGIKA FUZZY PADA KESETIMBANGAN PENDULUM TERBALIK BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM KENDALI LOGIKA FUZZY PADA KESETIMBANGAN PENDULUM TERBALIK BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh Ranjit Hendriyanto NIM : 612006066 Skripsi Untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh Ijazah Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY SEBAGAI PERINTAH GERAKAN TARI PADA ROBOT HUMANOID KRSI MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA CMUCAM4

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY SEBAGAI PERINTAH GERAKAN TARI PADA ROBOT HUMANOID KRSI MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA CMUCAM4 1 IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY SEBAGAI PERINTAH GERAKAN TARI PADA ROBOT HUMANOID KRSI MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA CMUCAM4 Gladi Buana, Pembimbing 1:Purwanto, Pembimbing 2: M. Aziz Muslim. Abstrak-Pada Kontes

Lebih terperinci

Hasil Uji Kalibrasi Sensor Accelerometer ADXL335

Hasil Uji Kalibrasi Sensor Accelerometer ADXL335 Hasil Uji Kalibrasi Sensor Accelerometer ADXL335 Iwan SETIAWAN #1, Budi SETIYONO #2, Tri Bagus SUSILO #3 # Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang,

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN Agung Saputra 1), Wisnu Broto 2), Ainil Syafitri 3) Prodi Elektro Fakultas Teknik Univ. Pancasila, Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta, 12640 Email: 1) agungsap2002@yahoo.com

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV)

2 TINJAUAN PUSTAKA. Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV) 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unmanned Surface Vehicle (USV) Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV) merupakan sebuah wahana tanpa awak yang dapat dioperasikan pada permukaan air.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang robotika pada saat ini berkembang dengan sangat cepat. Teknologi robotika pada dasarnya dikembangkan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy ABSTRAK Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy Felix Pasila, Thiang, Oscar Finaldi Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya - Indonesia

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Nesi Syafitri. N Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 3,

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Rancang Bangun Kontrol Logika Fuzzy-PID Pada Plant Pengendalian ph (Studi Kasus : Asam Lemah dan Basa Kuat) Oleh : Fista Rachma Danianta 24 08 100 068 Dosen Pembimbing Hendra Cordova ST, MT. JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM NAVIGASI ROBOT WALL FOLLOWING DENGAN METODE FUZZY LOGIC UNTUK ROBOT PEMADAM API ABIMANYU PADA KRPAI TAHUN 2016

IMPLEMENTASI SISTEM NAVIGASI ROBOT WALL FOLLOWING DENGAN METODE FUZZY LOGIC UNTUK ROBOT PEMADAM API ABIMANYU PADA KRPAI TAHUN 2016 IMPLEMENTASI SISTEM NAVIGASI ROBOT WALL FOLLOWING DENGAN METODE FUZZY LOGIC UNTUK ROBOT PEMADAM API ABIMANYU PADA KRPAI TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan videografi saat ini sangat dituntut untuk dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan videografi saat ini sangat dituntut untuk dapat menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan videografi saat ini sangat dituntut untuk dapat menghasilkan gambar atau rekaman video yang rapi dan stabil. Namun untuk menghasilkan rekaman video yang stabil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah UAV (Unmanned Aerial Vehicle) adalah sebuah sistem pesawat udara yang tidak memiliki awak yang berada di dalam pesawat (onboard). Keberadaan awak pesawat digantikan

Lebih terperinci

Sist Sis em t Fuzzy Fuzz Sistem Pakar

Sist Sis em t Fuzzy Fuzz Sistem Pakar Sistem Fuzzy Sistem Pakar Pendahuluan Manusia cenderung menggunakan bahasa dalam bentuk sesuatu yang dapat dipahami secara umum, bukan dalam bentuk bahasa matematika yang mementingkan akurasi. Misalkan,

Lebih terperinci