PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK OTOMOTIF PLASTIK INJEKSI DI PT TAKAGI SARI MULTI UTAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK OTOMOTIF PLASTIK INJEKSI DI PT TAKAGI SARI MULTI UTAMA"

Transkripsi

1 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK OTOMOTIF PLASTIK INJEKSI DI PT TAKAGI SARI MULTI UTAMA Muhammad Kholil dan Fadli Mauladi Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakarta ABSTRAK PT Takagi Sari Multi Utama merupakan perusahaan Jepang yang terletak di tiga tempat (Tangerang, Cimanggis, dan Cikarang). Perusahaan tersebut bergerak di bidang Otomotif Plastik Injeksi. Penelitian yang dilakukan adalah mengembangkan produk baru plastik injeksi otomotif. Dimana inti proses adalah injection, painting dan assembling. Plastic Injection tersebut merupakan sebuah proses pembuatan barang yang terbuat dari material biji plastic dan dicetak menjadi part otomotif seperti bumper. Penelitian dilakukan dengan observasi yaitu pengamatan langsung dilapangan, bagaimana proses perencanaan dan pengembangan berjalan dari awal, pengambilan data-data dan referensi yang didapat dari customer sebagai bahan acuan pengambilan data.pada akhir peneliatian ini telah berhasil merancang & mengembangkan project D80N yang dilengkapi dengan dokumentasi sampai mass production. Kata kunci: New Product Development, Perancangan dan pengembangan Produk, Plastik Injeksi Otomotif, Otomotif Komponen. ABSTRACT Takagi Sari Multi utama is Japan company which at three places (Tangerang, Cimanggis, and Cikarang). That company is moving at automotive Part plastic Injection. Resident writer at New Product Development Departement, the research is develop automotive Part plastic Injection and takagi have process core is injection, painting and assembling. This plastic Injection made from plastic and molding becomes part otomotif, example is Bumper. The research of observation which is direct watch at field, how is planning process and walking development from the beginning, downloading and reference that is gotten from customer as material as downloading basis. At the early the research was successful being designed & developed of project D80N who is proveded with documents until mass production. Keywords: New Product Development, Design and product development, Automotive Part Injection, Automotive Component. 1. PENDAHULUAN Perancangan dan pengembangan produk meliputi semua proses yang berhubungan dengan keberadaan produk dengan segala aktivitas mulai dari identifikasi keinginan konsumen, penjualan dan pengiriman dari produk itu sendiri. Cara untuk memahami aktivitas perancangan modern adalah dengan memulai dari bagian akhir, bekerja mundur dari titik dimana perancangan sudah selesai dan proses pembuatan bisa dimulai. Bila pembuatan tidak bisa dimulai sebelum perancangan selesai, maka setidaknya jelas apa yang harus dicapai dalam proses perancangan. Latar Belakang Masalah Perkembangan produk industri otomotif yang semakin pesat di Indonesia secara tidak langsung menuntut sumber daya manusia yang mampu mengimbangi pertumbuhan tersebut. Produk merupakan titik awal dan titik akhir kesuksesan dalam industri manufaktur. Oleh karena itu, kesuksesan dalam persaingan industri tersebut akan ditentukan oleh keberhasilan 14 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

2 mengembangkan produk sesuai dengan keinginan dan harapan dari para konsumen. Tujuan a. Mengetahui alur proses development (perancangan & pengembangan ) suatu part plastik dari awal hingga part tersebut mampu dicetak dalam jumlah yang banyak (Mass Production) b. Untuk mengetahui proses pembuatan atau perancangan produk plastik injeksi terutama untuk pembuatan produk demi mendapatkan hasil yang maksimal. c. Mengetahui sejauh mana penggunaan teknologi yang dapat digunakan untuk perancangan sebuah produk plastik otomotif. 2. TINJAUAN PUSTAKA a. Perancangan dan Pengembangan Produk Baru Perancangan produk baru (New Product Design) sebagian besar adalah berkenaan dalam hal operasional yang antara lain membuat spesifikasi produk-produk yang akan dibuat dimana hal tersebut adalah sebuah persyaratan untuk melakukan produksi. Pengembangan produk baru (New Product Development) adalah suatu bagian yang penting dalam dunia bisnis. Produkproduk baru dapat memberikan dan menyediakan kesempatan bertumbuh dan keuntungan kompetitif kepada perusahaan. Dengan bertambahnya produk-produk baru, maka timbul sebuah tantangan untuk dapat memperkenalkan produk baru secara lebih cepat tanpa mengurangi sisi kualitas. Sebagai contoh para penghasil automobile dunia sekarang dapat memperkenalkan sebuah rancangan mobil baru dalam dua tahun, dimana dahulu akan membutuhkan waktu sekitar empat tahun lamanya. b. Definisi & Teori Produk Pengertian produk itu sendiri, ditinjau dari sudut pandang pemasaran, yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (1997;274) yang disadur oleh Sindoro sebagai berikut: Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk merupakan suatu perwujudan dari hasil designer dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. c. Proses Perancangan dan Pengembangan Produk Proses pengembangan produk adalah urutan langkah-langkah atau kegiatankegiatan dimana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan mengkomersialkan suatu produk. Menurut Ulrich (2000), proses pengembangan produk umumnya terdiri dari enam tahap, yang antara lain adalah: Perencanaan Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai zerofase karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. Pengembangan konsep Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target didentifikasi, alternative konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Perancangan tingkat system Fase ini mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponenkomponen. Gambaran rakitan akhir untuk system produksi biasanya didefinisikan selama fase ini. Perancangan Detail Fase ini mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Pengujian dan perbaikan Fase ini melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototype awal biasanya dibuat dalam fase ini. Produksi awal Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sebenarnya. Tujuan dari produksi Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

3 awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya. Dalam tahap pengembangan konsep, pada tahap tersebut harus melalui prosesproses seperti identifikasi kebutuhan pelanggan, Spesifikasi produk, Penyusunan konsep dan sebagainya. Untuk dapat lebih jelas dan menyeluruh dapat diperhatikan dalam diagram proses pengembangan produk pada gambar [1] berikut ini. Gambar 1 Proses pengembangan dan perancangan produk. Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan adalah produk berbasis teknologi (technology push) yaitu keberadaan teknologi mendorong untuk dapat melakukan pengembangan produk, sehingga tahapan yang digunakan tidaklah berangkat dari tahapan penyusunan konsep, tetapi dimulai dari proses perancangan produk yaitu arsitektur produk, desain industri, desain untuk proses manufaktur dan prototype. d. Karakteristik Pengembangan Produk yang Sukses Dari sudut investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba. Namun, laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung. Lima dimensi spesifik yang lain, yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu: Kualitas Produk Biaya Produk Biaya produk yaitu biaya untuk modal peralatan dan alat Waktu Pengembangan Produk Biaya Pengembangan Kapabilitas pengembangan e. Teori Keuntungan dan Kekurangan dalam NPD Perusahaan harus selalu berusaha untuk mengembangkan produknya sesuai dengan selera dan keinginan konsumen sehingga dapat terus bersaing dengan perusahaan lain. Pengembangan produk tersebut dimaksudkan agar perusahaan dapat selalu memenuhi selera pasar sehingga konsumen dapat terus tertarik pada produk tersebut. Menurut Kotler (1999;274), mengemukakan beberapa sebab yang bisa mengakibatkan makin sulitnya keberhasilan pengembangan produk dimasa yang akan datang yaitu: Kurangnya gagasan pada jenis barang tertentu. Pasar yang terpecah-pecah. Kendala sosial dan pemerintah Mahalnya proses pengembangan produk. Kurangnya modal. Pendeknya rentang waktu menyelesaikan produk. Pendeknya masa manfaat bagi produk yang berhasil. f. Isu-Isu Yang Berkaitan Dengan Desain Produk Untuk mengembangkan sistem dan struktur organisasi yang efektif, maka ada beberapa isu penting yang harus dipahami yaitu antara lain: 1. Desain yang tangguh(robus Design) merupakan sebuah desain yang dapat diproduksi sesuai dengan permintaan walaupun pad kondisi yang tidak memadai pada proses produksi. 2. Desain Modular (Modular Design) merupakan bagian atau komponen sebuah produk dibagi menjadi 16 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

4 komponen yang dengan mudah dapat ditukar atau digantikan. 3. Computer Aided Design (CAD) merupakan penggunaan sebuah computer secara interaktif untuk mengembangkan dan mendokumentasikan sebuah produk. 4. Computer Aided Manufacturing (CAM) merupakan penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan mesin. 5. Teknologi Virtual Realitas (Reality Virtual Technology) merupakan bentuk komunikasi secara tampilan dimana gambar menggantikan kenyataan dan biasanya pengguna dapt menanggapi secara interaktif. 6. Analisis Nilai (Value Analysis) merupakan kajian dari produk sukses yang dilakukan selama proses produksi. 7. Desain yang ramah lingkungan (Environtmentally Friendly Design) merupakan perancanagn produk yang telah memasukkan unsure kepekaan terhadap permasalan lingkungan yang sangat luas pada proses produksi. Cara yang bisa dilakukan antara lain dengan: a) Membuat produk yang dapat didaur ulang b) Menggunakan bahan baku yang dapat didaur ulang. c) Menggunakan komponen yang tidak membahayakan. d) Menggunakan komponen yang lebih ringan. e) Menggunakan energi yang lebih sedikit. f) Menggunakan bahan baku yang lebih sedikit. g. Persaingan Berdasar Waktu (Time- Based Competition) Manajer operasi yang menguasai seni pengembangan produk secara bertahap akan memenangkan persaingan dari para pesaingnya yang lebih lambat berarti bisa disebut manajer yang menguasai konsep persaingan berdasarkan waktu. h. Mengorganisir Inovasi Produk Agar program-program produk baru dapat berhasil, manajemen puncak harus mendukung secara terus menerus dan mau bertanggungjawab atas program-program. Rasa terikat kepada program harus tetap ada meskipun dihantui oleh kemungkinan gagal, hal yang wajar terjadi dalam usaha produk baru. Agar keterkaitan ini bisa berjalan efektif, program produk baru harus terorganisir secara efektif. i. Dokumentasi Produksi Aktifitas dalam perusahaan diusahakan agar dapat terjadi kesinambungan maka perlu dokumentasi yang memadai, oleh karena itu dokumentasi produksi perlu sekali dilakukan dalam program pengembangan produk. Adapun dokumentasi yang lazim dilakukan antara lain: 1. Gambar Perakitan (Assembly Drawing) yaitu pandangan produk yang dilepas masing-masing komponennya biasanya melalui gambar tiga dimensi atau isometris. 2. Diagram Perakitan (Assembly Chart) yaitu sebuah grafik sebagai jalan untuk menerangkan bagaimana komponen mengalir menjadi subperakitan dan akhirnya menjadi produk jadi. 3. Lembar Rute (Route Sheet) yaitu merupakan daftar operasi yang dibutuhkan untuk memproduksi komponen dengan bahan yang dirinci dalam bill of material. 4. Perintah Kerja (Work Order) yaitu sebuah instruksi untuk membuat sejumlah kuantitas produk tertentu biasanya untuk jadwal tertentu. 5. Engineering Change Notices (ECN) yaitu sebuah perbaikan atau perubahan dari gambar teknik atau bill of material. 6. Manajemen Konfigurasi (Configuration Management) yaitu suatu sistem dimana sebuah produk direncanakan dan perubahan konfigurasi diidentifikasi secara akurat sementara pengendalian dan pertanggung jawaban suatu perubahan tetap terjaga. j. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengembangan Produk Baru Beberapa faktor diluar perusahaan akan mempercepat pengembangan dan usaha Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

5 memperkenalkan produk baru, faktor-faktor pendukung ini antara lain: Kemajuan dalam teknologi Semakin mudahnya perusahaan mengelola sistemnya dengan menggunakan peralatan yang berteknologi modern maka perusahaan lebih banyak mendapatkan keuntungan dalam kecepatan memproduksi, akurasi yang menunjang dari segi kualitas produk yang dihasilkan. (orang digantikan dengan mesin-mesin berat). Perubahan dalam kebutuhan konsumen. Konsumen semakin dihadapkan dengan segala hal yang mudah atau instant, maka semakin dituntut pula sebuah perusahaan untuk segera menunjukkan segala macam strategi pada produk mereka agar mampu mengambil alih perhatian pasar. ( kemasan makanan yang instant). Hidup Produk yang sangat pendek. Dikarenakan faktor kemajuan teknologi dan permintaan konsumen yang semakin variatif jelas disini akan menyebabkan umur produk akan cepat bermetamorfosis. Jika tidak maka produk tersebut dengan sendirinya akan segera hilang dari pasaran yang tentunya berakibat buruk pada branding atau imej perusahaan itu sendiri. (TV, Phone Cell dan lain-lain). Meningkatnya persaingan pasar international. Persaingan semakin banyak maka penjual akan semakin kesulitan untuk mendapatkan pelanggan. Prinsip itu tentunya telah berlaku jika telah menurunkan faktor-faktor tersebut diatas. Satu- satunya jalan adalah mereka harus segera menciptakan model atau trend pasar yang sangat berbeda dari yang sudah ada. (persaingan perusahaan mobil). Pada waktu yang sama, faktor di luar dan didalam perusahaan juga dapat menghambat pengembangan produk di masa yang akan datang. Dari luar faktorfaktornya antara lain; Semakin tingginya biaya modal Bahan baku yang semakin sulit didapatkan, bahan baku yang berkualitas akan menentukan hasil produk sebuah perusahaan akan berdampak kepada kepusan pelanggan dan loyalitas terhadap produk. Namun hal ini semakin sulit karena ketatnya kompetisi dalam memperebutkan lahan dan modal. Peraturan-peraturan Pemerintah, Pajak yang tinggi, Undang-undang Hak cipta, Izin pengembangan Produk yang sangat bertele-tele akan menyebabkan sebuah perusahaan untuk mengurungkan niat melanjutkan proses produk yang sudah berupa model. Biaya tenaga kerja yang mahal Tekhnologi dan SDM yang berkembang seiring kemajuan zaman tentunya akan semakin dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendapatkan ide dan kualitas barang yang prestisius. SDM tersebut akan didapatkan oleh perusahaan setelah melalui berbagai macam seleksi dan akan terekrut dengan biaya gaji yang mahal. Dari dalam perusahaan sendiri adalah kurangnya perhatian pada orientasi produk baru, ini tercermin dari riset pemasaran yang tidak memadai, keterlambatan dalam memutuskan produk baru, dan kekurangan dalam strategi produk baru. 3. METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan ada 2 (dua) teknik pengumpulan, yaitu: a. Penelitian Lapangan Teknik Observasi, yaitu pengamatan langsung dilapangan, bagaimana proses perencanaan dan pengembangan berjalan dari awal, pengambilan data-data dan referensi yang didapat dari customer sebagai bahan acuan pengambilan data. b. Penelitian kepustakaan Penelitian kepustakaan adalah proses penelitian yang dilakukan penulis untuk mempelajari berbagai bentuk bahanbahan tertulis yang ada kaitannya terhadap pokok masalah yang akan dibahas. 4. PEMBAHASAN a. Permintaan Customer Kegiatan pengembangan produk dijembatani oleh bagian marketing dari customer. Customer memberikan project keputusan kepada marketing kemudian dilanjutkan ke 18 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

6 bagian perancangan dan pengembangan produk/new product development. Keputusan tersebut berupa document official atau surat permohonan untuk dibuatkan penawaran (RFQ/Request for Quotation). Dari surat customer tersebut diteruskan ke dept new product development berupa document NPP (New Project Proposal) NPP merupakan dokumen yang menyatakan project tersebut belum fix diproduksi tetapi dijadikan guide kepada dept new product development part/project apa saja yang akan dianalisa sebagai bahan pembuatan penawaran marketing. Adapun dokumen NPWO (New Project Work Order) adalah dokumen yang dikeluarkan marketing ke bagian lain sebagai informasi bahwa project benar-benar fix akan diproduksi masal (mass production), NPWO. Kemudian Schedule tersebut diajukan ke customer untuk approval. Dan aktivitas development mulai dijalankan mulai dari pembutan tooling sampai dengan home line trial dan massproduction. Setelah dokumen beserta part tersebut sudah sempurna secara kualitas dan proses maka siap untuk di PPAP (Production Part Approval Process). Gambaran proses perancangan dan pengembangan produk baru adalah seperti Gambar [2] sebagai berikut: b. Proses Perancangan dan Pengembangan Produk Proses perancangan dan pengembangan mulai dilakukan setelah dapat informasi dari marketing berupa dokumen NPP. Dept NPD akan melakukan review project dengan mengundang meeting semua departemen terkait seperti Quality, Enginering, Purchasing, Marketing & Produksi. Semua departemen dikumpulkan dalam satu ruangan untuk menganalisa dan membahas perancangan yang akan didesain. Mulai dari desain, manufaktur sampai pengiriman dan mass production. Dalam pembahasan desain review mengumpulkan semua argumen dari berbagai departemen terkait untuk mendiskusikan mengenai kesanggupan perusahaan. Adapun media penyampaian desain review menggunakan Drawing 2D atau 3D Modeling atau Sample part jika ada. Setelah meeting desain review selesai, jika OK semua dept melakukan meeting Feasibility Study guna mempelajari lebih lanjut. Setelah itu dokumen NPWO dari Marketing dikeluarkan yang berfungsi sebagai informasi bahwa project benar-benar fix untuk didevelopt lebih lanjut sampai produksi. NPD mengundang meeting kickoff guna membahas persiapan yang akan dilakukan sebelum home line trial. Setelah diketahui apa saja yang disiapkan kemudian dibuatkan Schedule berdasarkan kesepakatan bersama antar departemen terkait. Gambar 2. Proses perancangan dan pengembangan produk baru c. Perancangan Produk Plastik Injection Pembuatan Section Planning Section planing adalah proses pembuatan konsep yang akan diterapkan pada suatu part, seperti konsep pemasangan part ke unit mobil, konsep part-part kecil pembantu pemasangan, sampai konstruksi part sehingga dapat memperkirakan kemungkinan Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

7 yang terjadi pada proses pembuatan moldpart tersebut dan lain-lain, semua di lakukan di proses section planing ini. Proses pembuatan section planing dilakukan setelah kita mendapatkan surface styling dan surface related part dari customer. Pada proyek perancangan ornament wheel hub ini, data yang di kirim customer adalah berupa surface styling dan drawing untuk referensi. Disini pembuatan section planning dilakukan dengan menggunkana software CATIA V5R20 dengan modul wireframe and surfacedesign dan modul drawing. Prosesnya adalah dengan memotong bagian surface styling ornament wheel hub tersebut yang posisinya diperhitungkan sesuai dengan posisi terpasangnya ornament wheel hub, dengan begitu kita dapat merancang bentuk part tersebut sehingga mampu dengan maksimal terpasang pada velg yang dimensinya mengacu pada perhitungan design plastic part dimana dimensi bagian-bagian part tersebut, seperti rib atau ketebalan part harus sesuai dengan memperhitungkan proses injeksinya nanti, sehingga ketika part tersebut sudah mampu cetak, akan menghasilkan part dengan mutu yang baik. Berikut adalah Gambar [3] surface styling ornament wheel hub. seperti Gambar [4] berikut. Gambar 3 Surface styling ornament wheel hub. Dalam pembuatan section planing mengacu pada beberapa landasan teori mengenai design part plastik, seperti standar ketebalan part, standar ketebalan rib, standar pemberian radius, dan sebagainya, Gambar 4. Design dan standar ukuran part plastik Selain data data pendukung yang dimiliki diatas, biasanya dalam permintaannya customer mencantumkan drawing yang dapat dijadikan referensi atau acuan pembuatan part, dalam kasus ornament wheel hub ini, customer memberikan drawing sebagai dimensi acuan pembuatan 3D Data. Dimensi tersebut hanya dimensi kasar yang diperbolehkan seperti panjang, lebar & tinggi. 20 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

8 Proses Desain Review Adalah tahap lanjut dari hasil proses section planing, dimana design review dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali, design review dilakukan secara bersama-sama oleh stylingdesigner, design engineer dan management. Pada design review dibahas semua hal mengenai proses pemasangan part ke unit, kemungkinan yang terjadi ketika pembuatan mold(cetakan), apabila ditemukan hal yang tidak bisa dibuat pada proses pembuatan mold dikarenakan styling surfacenya, design enggineer akan mengajukan permintaan perubahan kepada styling engineer, sampai mereka mencapai titik temu untuk proses pembuatan part tersebut. Design review biasanya dilakukan dengan menggunakan drawing draft yang telah dibuat untuk dibahas bersama-sama pada satu waktu, dengan memberikan catatan catatan secara langsung didrawing draft tersebut, catatan berupa usulan usulan dalam perancangan part yang nantinya realisasi dari usulan tersebut akan dituangkan dalam 3D Data. Proses design review akan menyaring berbagai macam ide dan masukan untuk perancangan part, oleh karena itu kerjasama dalam team dan komunikasi yang baik antar anggota sangat dibutuhkan. Pembuatan 3D Data Dengan mengacu pada hasil dari pembuatan konsep dan masukan masukan yang sudah dibahas pada design review dan section planning, designengineer dapat memulai membuat 3D Data. Pembuatan 3D Data dilakukan dengan menggunakan software CATIA V5R20 dan modul yang digunakan adalah Part Design dan Wireframe Surface Design. Dalam pembuatan 3D DataOrnament Wheel Hub ini dibutuhkan waktu 7 hari kerja mulai dari awal pembuatan hingga 3D Data ornament wheel hub siap untuk di review kembali seprti Gambar [5]. Gambar 5. Hasil pembuatan 3D Data. 3D Data yang sudah dibuat selanjutnya akan direview kembali, selain itu akan dianalisa flow material plastik menggunakan software Moldflow Plastic Analisys dengan begitu kita bisa memperkirakan atau mengestimasi masalah masalah yang mungkin akan timbul pada saat proses injeksi plastik berlangsung, diantara berbagai masalah yang bisa terjadi pada proses injeksi plastik, ada beberapa masalah yang bisa dianalisa menggunakan software ini, diantaranya: a. Sink Mark Adalah kondisi cacat pada hasil injeksi plastik, dimana tampilan pada cavity part terlihat mencekung, hal ini dapat terjadi dikarenakan tegangan permukaan pada saat material mengisi mold, karena ketebalan pada beberapa bagian part tidak sesuai. Sehingga ketika hasil part injeksi dingin, terjadi beberapa penyusutan di area yang ketebalannya tidak sesuai tersebut. b. Flow Mark Istilah flow marks digunakan untuk menjelaskan fenomena palstik yaitu terdapat belang di area gate bila plastik dialirkan kedalam mold. dalam hal ini plastik sudah dingin dari sprue dan runner akan lebih dingin lagi saat masuk kedalam cavity dan menyebabkan viskositas menjadi lebih tinggi. Akibatnya, saat plastik menyentuh permukaan mold yang diberi tekanan dalam kondisi relatif mengeras mengarah ke aliran material yang dibentuk ke permukaan produk. c. Weld Line Pertemuan material dengan temperatur yang tidak sama pada saat proses injeksi ini yang menyebabkan weld line, yang jika dilihat pada produk plastik hasil injeksi akan terlihat seperti garis garis halus seukuran rambut manusia. Fenomena ini selalu terjadi ketika konstruksi produk plastik menggunakan insert, kisi-kisi, atau multi point gate dan juga lubang. Weld line tidak dapat di- Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

9 hindari, namun kita dapat mengurangi fenomena weld line yang terjadi atau memposisikan weld line tersebut dengan mengatur area gate dan parameter injeksi pada mesin. d. Air Trap Fenomena ini dapat terjadi dikarenakan adanya udara yang terjerembab pada saat proses injeksi berlangsung, udara yang terjerembab ini akan menyebabkan bintik membulat putih pada hasil injeksi plastik, kecepatan aliran material yang masuk ke dalam mold yang tidak stabil menjadi salah satu penyebabnya. Material untuk ornament wheel hub ini adalah PC + ABS, ada berbagai macam material dan jenis material yang sesuai untuk komposisi PC + ABS ini, yang dipilih untuk material ornament wheel hub ini adalah material dari Taralon. Pembuatan 2D Data Setelah 3D Data selesai dapat langsung dibuat 2D Data atau sering kita sebut sebagai drawing, pembuatan drawing dilakukan sebagai acuan pembuatan dokumendokumen yang dibutuhkan seperti untuk referensi data ukur, pembuatan packingstandart, pembuatan checking fixture dan sebagainya. Sama dengan pembuatan 3D Data dan section planing, pembuatan drawing ini pun menggunakan software CATIA V5R20 dengan modul drawing. Approval Design Hasil review 3D Data dan 2D Data, customer akan memutuskan atau menyetujui 3D Data dan 2D Data tersebut sebagai acuan pembuatan mold. Dengan menggunakan form Approval 3D Data Sheet, 3D Data yangsudah dibuat dapat diajukan persetujuannya kepada pihak customer. Fungsinya adalah sebagai pertanggung jawaban bahwa data yang akan dijadikan acuan pembuatan mold sudah benar benar diketahui dan disetujui oleh kedua belah pihak. Tooling Manufacturing 3D Data dan 2D Data yang sudah approval tersebut dapat dikirim ke mold maker sebagai data acuan pembuatan mold. Pembuatan mold berjalan kurang lebih 3 bulan, disini proses design belum selesai, akan ada masukan dari mold maker sebagai bahan pertimbangan, apabila masukan tersebut harus merubah bentuk 3D Data atau bagian pada produk, kita akan mempelajari, dan bila memungkinkan akan ada pengajuan perubahan ke customer. Hasil dari pembuatan 3D Data dan spesifikasi untuk produk ornamentwheel hub ini dapat kita lihat setelah mold selesai dibuat, akan ada trial untuk proses injeksi, dan berikut sampel produk ornament wheel hub yang sudah dibuat dapat dilihat pada Gambar [6] dan Gambar [7] Gambar 6. Hasil percobaan proses injeksi setelah mold selesai dibuat. Gambar 7. Sampel hasil painting dan assembling proses spring penguat. 5. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari proses perancangan dan pengembangan yang sudah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Proses untuk menciptakan sebuah produk baru membutuhkan waktu yang tidak sebentar, harus ada rencana yang matang agar dapat menghasilkan produk yang memenuhi standar kualitas dengan mutu yang baik, kuncinya adalah perencanaan dengan memperhitungkan segala aspek yang mempengaruhi dan dengan parameter yang jelas sebagai acuan. b. Pembuatan 3D Data untuk suatu produk harus mempertimbangkan proses produksi dari produk itu sendiri, kita harus menganalisa kemungkinankemungkinan yang akan terjadi dengan produk tersebut saat produksi da- 22 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

10 lam jumlah massal selain faktor kualitasnya. c. Kualitas dari suatu produk, terutama produk plastik ini dapat dikontrol dari awal perancangan, dengan pengetahuan, pengalaman dan teknologi software seperti CATIA dan Mold Flow Analisys yang sudah ada sekarang ini, kita dapat menganalisa sejauh mana kualitas dari suatu produk plastik sebelum kita mulai membuat sebuah mold (cetakan) atau memulai produksi. d. Pengembangan dasar produk baru tidak jauh dari Desain, Market dan Manufaktur. Saran Saran yang dapat disampaikan untuk PT Takagi Sari Multi Utama: a. Sistem manajemen yang belum terintegrasi dengan baik, terlihat dari kooordinasi project dengan action tidak sesuai dead line atau schedule. b. Dalam pembuatan 3D Data sebuah produk plastik, PT Takagi Sari Multi Utama belum menggunakan sistem data base untuk 3D Data, sehingga saat mengerjakan pembuatan 3D Data, operator CAD yang mengerjakan akan kesulitan bila ingin bergantian, akan lebih efektif apabila setiap operator CAD yang tidak hadir bisa digantikan dengan operator CAD lain, karena dengan sistem data base yang terkoordinir dengan baik, operator CAD lain bisa dengan mudah melacak sejauh mana pekerjaan 3D Data yang sudah dikerjakan oleh operator CAD yang sebelumnya. c. Pengadaan training, terutama training mengenai pembuatan 3D Data dan analisa plastik sangat bermanfaat untuk meningkatkan skill individu staff operator CAD yang ada di PT Takagi Sari Multi Utama, dengan training training tersebut diharapkan mampu mempengaruhi kualitas produk yang diproduksi ke arah yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Kroemer, 2001, Ergonomics: How to Design for Easy and Efficiency, Second Edition, Prentice-Hall,Inc.,New Jersey, USA. Pulat, Mustafa B.,1992, Fundamentals ofindustrial Ergonomics, Prentice-Hall, Inc, New Jersey,USA. Sindoro (1999;274), Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Sutalaksana, 2006, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Edisi Kedua, Penerbit ITB, Bandung. Tahid, Suwarno dan Dwie Nurcahyanie, Yunia. 2007, Konsep Teknologi dalam Pengembangan Produk Industri, Edisi Pertama, Jakarta. Ulrich K.T, Eppinger S.D, 2000, Product Design and Development, McGraw- Hill, Second Edition. Y, Popy, 2012, Perancangan & Pengembangan Produk, Modul Kuliah Universitas Mercu Buana, Jakarta. Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 ISSN

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Pembuatan Section Planing Section planing adalah proses pembuatan konsep yang akan diterapkan pada suatu part, seperti konsep pemasangan part ke unit mobil, konsep part-part

Lebih terperinci

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Deskripsi Mata Kuliah 2 Mata kuliah Perencanaan dan Perancangan Produk memuat tentang tahapan dalam perancangan produk dengan aplikasinya pada dunia

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk BAB I PENDAHULUAN Semua organisasi mempunyai maksud dan tujuan. Mereka membuat dan menjual berbagai produk atau menawarkan jasa-jasa tertentu. Organisasiorganisasi perusahaan harus selalu menyesuaikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 2 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 22/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian Penelitian yang baik didukung metodologi yang baik selain latar belakang dan penjelasan mengenai pentingnya masalah yang diteliti. Penelitian dilakukan secara benar dan cermat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan bahan dasar produksi. Logam yang dahulu banyak digunakan dalam proses industri kini mulai ditinggalkan.

Lebih terperinci

APLIKASI KONSEP ERGONOMI DALAM PENGEMBANGAN DESIGN PRODUK AKAN MEMBERIKAN NILAI JUAL PRODUK YANG TINGGI & KEUNGGULAN BERSAING

APLIKASI KONSEP ERGONOMI DALAM PENGEMBANGAN DESIGN PRODUK AKAN MEMBERIKAN NILAI JUAL PRODUK YANG TINGGI & KEUNGGULAN BERSAING APLIKASI KONSEP ERGONOMI DALAM PENGEMBANGAN DESIGN PRODUK AKAN MEMBERIKAN NILAI JUAL PRODUK YANG TINGGI & KEUNGGULAN BERSAING Oleh : Dr.H.M. Yani Syafei,Ir.,MT Dosen Teknik Industri FT Unpas, KBK Ergonomi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan sebuah penelitian yang baik harus didukung tidak hanya dari latar belakang dan penjelasan peneitian masalah saja, melainkan juga metodolgi yang terstruktur

Lebih terperinci

BAB III. Untuk memecahkan masalah yang diangkat dalam skripsi ini terdapat. lebih jelasnya berikut adalah alur pemecahan masalah tersebut:

BAB III. Untuk memecahkan masalah yang diangkat dalam skripsi ini terdapat. lebih jelasnya berikut adalah alur pemecahan masalah tersebut: BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah yang diangkat dalam skripsi ini terdapat beberapa tahapan dan memerlukan berbagai data untuk proses perhitungan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri plastik saat ini mengakibatkan munculnya perusahaan-perusahaan yang memproduksi mold untuk pesanan perusahaan lain. Salah satunya adalah PT.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA Mada Jimmy Fonda Arifianto 1 ; Edi Santoso 2 ABSTRACT Article presents manufacture information system

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL DESAIN PRODUK DAN JASA

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL DESAIN PRODUK DAN JASA MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL DESAIN PRODUK DAN JASA Disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Operasional OLEH: Dita Dwi Lestari 109082000133 Yunila Nurdiani 109082000141 Muhamad Ardillah 109082000143 Okky

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS)

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS) KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS) Amelia Sugondo Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X

PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X Silvia Rostianingsih 1, Arlinah Imam Raharjo 2, & Basuki Setiawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra, Siwalankerto

Lebih terperinci

RESENSI BERMULA DARI MIMPI MEWUJUDKAN INOVASI

RESENSI BERMULA DARI MIMPI MEWUJUDKAN INOVASI VOLUME 1 No. 2, 22 Juni 2012 Halaman 71-143 RESENSI BERMULA DARI MIMPI MEWUJUDKAN INOVASI Muhammad Kusumawan Herliansyah Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah

Lebih terperinci

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA Enterprise Resource Planning Visual Manufacturing ERP Infor Visual Alur Part Maintenance Modul Dengan menggunakan Visual Manufacturing Unit Of Measure, Vendor, Shop Resource, maintenance Engineering Master

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Desi Harsanti Pinuji

Desi Harsanti Pinuji Desi Harsanti Pinuji RS Shouldice di Kanada mempunyai spesialisasi pelayanan penyakit hernia 8 hari sembuh i/o 2 minggu Toyota mengembangkan produknya di bawah 2 tahun di saat produsen lain masih pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. molding) dan pembuatan checking fixture. Injection molding/plastic molding

BAB I PENDAHULUAN. molding) dan pembuatan checking fixture. Injection molding/plastic molding BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri komponen otomotif di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan industri otomotif. Industri penunjang komponen otomotif juga ikut berkembang salah

Lebih terperinci

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID Latar Belakang Kebutuhan Produk Plastik Meningkatnya kebutuhan terhadap produk yang terbuat dari plastik Perencanaan Injection Molding yang baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan dan Perancangan Produk Baru Pengembangan produk baru (New Product Development) adalah suatu bagian yang penting dalam dunia bisnis. Produk-produk baru dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Bahan Perancangan Bahan perancangan adalah produk glove box dengan mengambil sampel pada produk yang sudah ada, tetapi hanya sebagai acuan tidak menyerupai dimensi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan komponen kendaraan bermotor, peralatan listrik,

Lebih terperinci

STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN

STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN TUGAS AKHIR STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

Metode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN

Metode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN Metode Training ISO/TS 16949 Sentral Sistem TIDAK SEKEDAR MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO/TS 16949 TAPI MENJELASKAN KONSEP/MAKSUD DARI TIAP PERSYARATAN ISO/TS 16949, HUBUNGAN ANTARA PERSYARATAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan di dalam dunia industri semakin ketat. Hal ini ditandai dengan terciptanya globalisasi pasar yang mengakibatkan munculnya pertumbuhan industri

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, terjadi pertumbuhan yang sangat pesat pada penggunaan produk plastik di industri manufaktur karena sangat berguna dan memiliki nilai ekonomis yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mold Review Mold lama yang digunakan dalam memproduksi Bobbin A K25G adalah jenis injection molding. Mold lama ini menggunakan system hot runner. Mold ini sendiri

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD

BAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD BAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD 3.1 Deskripsi Molding Injection Pada proses pencetakan product plastik, dalam hal ini thermoplastic, disamping mesin molding, bahan baku plastic dll,

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROSES 81

PERANCANGAN PROSES 81 PERANCANGAN PROSES 81 Keterkaitan Perancangan Produk, Perancangan Proses, Perancangan Jadwal,dan Perancangan Fasilitas Perancangan Produk Perancangan Fasilitas Perancangan Proses Perancangan Jadwal 82

Lebih terperinci

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION Agus Dwi Anggono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosura, 57102 E-mail : agusda@indosat-m3.net

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5 TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5 Disusun : DWI KARDONO NIM : D 200 040 060 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Sebelum melakukan perancangan mould untuk Tutup Botol ini, penulis menetapkan beberapa tahapan kerja sesuai dengan literatur yang ada dan berdasarkan pengalaman para pembuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah material plastik dengan suhu tinggi dimasukkan kedalam mold, kemudian material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri semakin maju sejalan dengan laju

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri semakin maju sejalan dengan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan dunia industri semakin maju sejalan dengan laju pembangunan di Indonesia. Tetapi apabila dibandingkan dengan perkembangan Negara negara maju,

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI Nama : Haga Ardila NPM : 23410094 Jurusan : Teknik mesin LATAR BELAKANG Perkembangan teknologinya dilakukan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING 3.1 Proses Design Molding Plastik 3.1.1 Flow Chart Proses Design Molding Plastik Untuk mempermudah pembahasan dan

Lebih terperinci

Cindy Puspita Sari / 4ID01

Cindy Puspita Sari / 4ID01 Mempelajari Manajemen Perawatan Mesin Injeksi Plastik pada Produksi Kaca Spion Tipe KZRA di PT Astra Komponen Indonesia Cindy Puspita Sari 31413929 / 4ID01 Latar Belakang Permasalahan Solusi Penyelesaian

Lebih terperinci

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK TUGAS AKHIR LABORATORIUM PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK AJUN HAKIKI 2105 100 147 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Systematic Layout Planning

Systematic Layout Planning Materi #3 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Systematic Layout Planning 2 (2) Aliran material (1) Data masukan dan aktivitas (3) Hubungan aktivitas (5a) Kebutuhan ruang (7a) Modifikasi (4) Diagram

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Magister Akuntansi UNS BANDI 7/21/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 Siklus Produksi Materi 10 7/21/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 2 PENDAHULUAN Produksi merupakan proses bisnis

Lebih terperinci

PRODUCT DATA MANAGEMENT DALAM KAITAN DENGAN CAD/CAM

PRODUCT DATA MANAGEMENT DALAM KAITAN DENGAN CAD/CAM PRODUCT DATA MANAGEMENT DALAM KAITAN DENGAN CAD/CAM Teknik by dian Berlandaskan efisiensi dan efektivitas produksi yang diterapkan pada suatu perusahaan yang berkompetensi di kancah perindustrian global.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Perkembangan dunia otomotif kendaraan bermotor roda empat semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek. Diantaranya, yang pertama dapat dilihat

Lebih terperinci

Addr : : Contact No :

Addr : : Contact No : email Addr : heriyanto.lucky@gmail.com : dewa_emas@yahoo.com Contact No : 081318170013 SISTEM INDUSTRI MANUFAKTUR Industri manufaktur didefinisikan sebagai industri yang membuat produk dari bahan mentah

Lebih terperinci

APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL

APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi di Indonesia terutama kendaraan pribadi terus mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah kendaraan

Lebih terperinci

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang kompetitif bagi industri-industri didalamnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang kompetitif bagi industri-industri didalamnya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri secara dinamis telah berkembang pesat menimbulkan persaingan yang kompetitif bagi industri-industri didalamnya. Kemampuan untuk terus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Bahan Perancangan Produk yang dirancang adalah preform stick T15 dengan mengambil sampel yang sudah ada. Dimensi dan bentuk berbeda, produk hanya sebagai acuan. Pada

Lebih terperinci

ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK

ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK 8 ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK Dadi Cahyadi, ST, MT. Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya, Jl. Raya Serang Cilegon Km.5, Serang

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang menjadi latar belakang desain konstruksi press dies, masalah yang ditemui, tujuan desain konstruksi press dies, dan metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Penjelasan Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang mampu mendominasi

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 05 ERP: Produksi ERP: PRODUKSI Ditujukan untuk mendukung proses produksi atau manufakturing Sistem produksi adalah Sistem yang menyediakan aplikasi manufaktur dalam berbagai

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi Yogyakarta, 6 September 2007 Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi Amelia Sugondo 1, Willyanto Anggono 2, Ian Hardianto

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir

Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir Amelia Sugondo 1, Ian H. Siahaan 2 Dosen Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra 1,2 E-mail: amelia@petra.ac.id, ian@petra.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini memuat sejarah singkat PT. Surya Plastindo Utama, pengumpulan data dan pengolahan data dengan menggunakan QFD (Quality Function Deployment) dan DFMEA (Design

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN

SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN Level Sistem Informasi pada Perusahaan Sistem dalam suatu perusahaan terbagi menjadi empat level, yaitu: Operasional ( Operational-level Systems ) Pengetahuan ( Knowledge-level

Lebih terperinci

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan PT.Sinar Harapan Plastik Adalah salah satu perusahaan produsen mainan anak. Jenis produk mainan yang dimaksud adalah mobil dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan dan Pengembangan Konsep Produk 2.1.1 Desain Adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, dan menyusun suatu sistem (fisik/ nonfisik) yang optimum

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Proyek pada PT. Taruna Jaya Cipta Palembang

Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Proyek pada PT. Taruna Jaya Cipta Palembang Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 479 Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Proyek pada PT. Taruna Jaya Cipta Palembang Ayunda Syafitri* 1, Ervi Cofriyanti 2 1,2 STMIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi di Indonesia terjadi dengan sangat pesat. Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan badan usaha, perusahaan, organisasi dan

Lebih terperinci

BAB 6 Sistem Informasi Organisasi

BAB 6 Sistem Informasi Organisasi BAB 6 Organisasi Klasifikasi SI Menurut Level Organisasi informasi departemen informasi yang hanya digunakan dalam sebuah departemen informasi perusahaan terpadu yang dapat dipakai oleh sejumlah departemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET Ronaldus Soegiarto dan Mahendrawathi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: ronaldus04@yahoo.com

Lebih terperinci

Objek Pembelajaran. Objek Pembelajaran. Pertemuan 2 Klasifikasi Sistem Informasi

Objek Pembelajaran. Objek Pembelajaran. Pertemuan 2 Klasifikasi Sistem Informasi Objek Pembelajaran Klasifikasi Sistem Informasi (SI) SI Berdasarkan Level Organisasi Pertemuan 2 Klasifikasi Sistem Informasi Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara Klasifikasi Menurut Arsitektur

Lebih terperinci

Desain dan Pengembangan Produk Sepeda Motor Roda Tiga dengan Basis Produksi IKM

Desain dan Pengembangan Produk Sepeda Motor Roda Tiga dengan Basis Produksi IKM Desain dan Pengembangan Produk Sepeda Motor Roda Tiga dengan Basis Produksi IKM Farid Rizayana Teknik Mesin FT-Universitas Pasundan Jl. Setiabudhi 193, Bandung 40153 Email: farid.rizayana@gmail.com Abstract.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari konsumen pun semakin besar seiring jalannya persaiangan yang ketat

BAB I PENDAHULUAN. dari konsumen pun semakin besar seiring jalannya persaiangan yang ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri di Indonesia kian menunjukkan angka kemajuan, salah satunya adalah industri otomotif. Ini terbukti dari jumlah kendaraan yang kian bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DEFINISI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi:perancangan produk, pemilihan

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80-86 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Bernardo Nugroho Yahya Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Injection Molding Injection molding dapat membuat part yang memiliki bentuk yang kompleks dengan permukaan yang cukup baik. Variasi bentuk yang sangat banyak yang dapat

Lebih terperinci

Ragam Sistem Informasi 1

Ragam Sistem Informasi 1 Ragam 1 N Tri Suswanto Saptadi 1 Simple thing must be simple, complex thing must be possible 2 1 Klasifikasi SI Level organisasi Area fungsional Dukungan yang diberikan Arsitektur sistem informasi dll

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Inovasi di dalam sistem informasi saat ini berkembang dengan cepat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Inovasi di dalam sistem informasi saat ini berkembang dengan cepat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Inovasi di dalam sistem informasi saat ini berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin dibutuhkannya produk plastik di pasaran konsumen dimasa era ini, material plastik banyak macam type sesuai dengan pemakaiannya. Salah satu pemakai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong terciptanya suatu produk baru dengan kualitas yang baik. Dalam dunia industri manufaktur, terdapat banyak kendala

Lebih terperinci

Tujuan Perkuliahan. PENGANTAR RPL (Pert. 2 chapter 1 Pressman) Agenda. Definisi Software (Perangkat Lunak) Lunak) 23/09/2010

Tujuan Perkuliahan. PENGANTAR RPL (Pert. 2 chapter 1 Pressman) Agenda. Definisi Software (Perangkat Lunak) Lunak) 23/09/2010 Tujuan Perkuliahan PENGANTAR RPL (Pert. 2 chapter 1 Pressman) Oleh : Sarwosri, S.Kom, M.T. Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc. Memberikan gambaran tentang perangkat lunak, rekayasa perangkat lunak. Memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, perusahaan mana pun tidak bisa mengabaikan brand. Sukses atau tidaknya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perdagangan global menyebabkan setiap perusahaan dituntut untuk menekan biaya produksi dengan melakukan proses produktivitas dan efisiensi pada proses

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang pesat kebutuhan manusia semakin lama semakin meningkat terutama di bidang teknologi informasi dan komunikasi, sehingga mendorong

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini dapat dilihat dari mulai banyaknya merek dunia yang masuk ke pasar Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan spesifikasi mold dan mesin injection mold yang dimiliki perusahaan, didapatkan target output produksi produk cap aqua galon. Namun Jumlah output yang ditargetkan

Lebih terperinci

Bab 3. Metodologi Penelitian

Bab 3. Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik TUGAS AKHIR Semester GANJIL 2011/2012

Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik TUGAS AKHIR Semester GANJIL 2011/2012 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik TUGAS AKHIR Semester GANJIL 2011/2012 ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK DESAIN PART OTOMOTIF YANG DILAKUKAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT.

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konsultasi dan pelatihan sistem manajemen dan teknologi. Perusahaan ini beroperasi dengan

Lebih terperinci

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek Dalam Proyek

FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek Dalam Proyek FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK Manajemen Proyek Dalam Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan berbagai macam komponen yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Alur Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Alur Pemecahan Masalah 87 Studi kepustakaan dilakukan yakni dengan mempelajari pengetahuan teoritis dan non teoritis yang berkaitan

Lebih terperinci