LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO)"

Transkripsi

1 LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) NGESTI TUSING MAHAYATI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017

2 Scanned by CamScanner

3 Scanned by CamScanner

4 Scanned by CamScanner

5 KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan karunia-nya Kerja Praktek yang penulis jalani selama 30 (tiga puluh) hari di PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) di bagian Instalasi dapat terlaksana dengan baik dan penyusunan laporan Kerja Praktek dapat terselesaikan. Tujuan dari Penyusunan Laporan Kerja Praktek adalah sebagai salah satu syarat akademis yang wajib untuk dipenuhi dalam perkuliahan di Program Studi Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Selain itu, tujuan dari melakukan Kerja Praktek adalah untuk memperkenalkan dunia kerja kepada mahasiswa/i sebelum lulus dari Program Studi Teknik Industri. Terselesaikannya penyususnan Laporan Kerja Praktek ini tidak luput dari bantuan dan motivasi, serta partisipasi dari semua pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada : 1. Tuhan yang Maha Esa, atas segala berkat dan karunia yang diberikan-nya kepada penulis. 2. Bapak Dr. Drs. A. Teguh Siswantoro, M. Sc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 3. Bapak V. Ariyono, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri. 4. Ibu Deny Ratna Yuniartha, S.T., M.T. selaku Koordinator Kerja Praktek. 5. Bapak A. Gatot Bintoro, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek yang telah membimbing selama pelaksanaan dan penyusunan Laporan Kerja Praktek. 6. Orang tua penulis yang mendukung lewat doa dan juga dukungan materi. 7. Bapak Haris Subiyantoro selaku pembimbing kegiatan kerja praktek di PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) yang telah banyak membantu dan memberi masukan selama pelaksanaan Kerja Praktek. 8. Bapak Sutris, mandor pabrik tengah 9. Bapak Ferry Setyawan, Staf Pemurnian, bagian Pabrikasi. 10. Bapak Harno, karyawan bagian Pemurnian. 11. Bapak Eko Wahyudi, Staf SPI. 12. Bapak Bayu, karyawan bagian Pabrik Spiritus. 13. Bapak Jarmadi, karyawan Stasiun ketel dan Gilingan. iii

6 14. Para karyawan dan staff PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) yang telah membantu selama pelaksanaan Kerja Praktek. 15. Yosevin Hermin, Mikhael Suryo, Vita Utari, dan Elizabeth Tysia selaku rekan sekerja penulis yang telah bekerjasama dengan baik dari awal perencanaan kerja praktek hingga penulisan akhir Laporan Kerja Praktek. 16. Teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan motivasi dan semangat selama perencanaan, pelaksanaan hingga penyusunan laporan akhir. Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bukan saja bagi penulis, tetapi juga bermanfaat bagi pihak perusahaan dan memperluas pengetahuan dan wawasan pembaca, khususnya rekan-rekan mahasiswa. Yogyakarta, Agustus 2017 Penulis iv

7 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan, beserta tempat dan waktu pelaksanaan Kerja Praktek termasuk area penempatan di PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) Yogyakarta Latar Belakang Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri. Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah: 1. Mengenali ruang lingkup perusahaan 2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu 3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor atau pembimbing lapangan 4. Mengamati perilaku sistem 5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis Kerja praktek ini harus dilaksanakan selama minimal 1 (satu) bulan di perusahaan yang bisa dipilih sendiri oleh para mahasiswa sepanjang perusahaan itu memenuhi persyaratan sebagai tempat kerja praktek yang ditetapkan oleh PSTI Tujuan Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah: 1. Melatih kedisiplinan. 2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan dalam perusahaan. 1

8 3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja. 4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan menjalankan bisnisnya. 5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di perusahaan. 6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan 5 Agustus 2017 di PT. Madubaru dengan alamat di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Selama pelaksanaan kerja praktek, Penulis ditempatkan pada Pabrik Gula Madukismo untuk proses pembuatan gula kristal dengan pembimbing lapangan bapak Haris Subiyantoro. Untuk jam masuk, penulis mengikuti jam kantor perusahaan, yaitu hari Senin sampai dengan hari Kamis jam WIB dan hari Jumat sampai dengan Sabtu WIB. 2

9 BAB 2 TINJAUAN UMUM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan manajemen perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan Berikut merupakan sejarah singkat perusahaan yang terdiri dari profil perusahaan, sertifikasi perusahaan, dan lain sebagainya Sejarah Berdirinya PT. Madubaru Gambar 2.1. Logo PT. Madubaru PT. Madubaru merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Agro Industi yang memiliki satu Pabrik Gula dan satu Pabrik Spiritus yang dikenal dengan nama PG/PS Madukismo yang juga merupakan satu-satunya pabrik spiritus dan pabrik gula yang berkedudukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Perusahaan ini menampung tenaga kerja yang berasal dari Provinsi DIY, serta melaksanakan program untuk pengadaan pangan Nasional khususnya pada gula pasir. Pabrik gula Madukismo dibangun dengan tujuan untuk : 1. Menampung para buruh bekas pabrik gula yang kehilangan pekerjaannya. 2. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. 3. Menambah pendapatan pemerintah, baik pusat maupun daerah. 3

10 PG. Madukismo dibangun sekitar tahun 1955 yang diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. PG. Madukismo berdiri di atas lokasi bekas PG. Padokan yang merupakan salah satu dari antara 17 pabrik gula yang ada pada zaman pendudukan Hindia Belanda di Daerah Istimewa Yogyakarta. PG. Madukismo ini terletak di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kontraktor utama pada pembangunan pabrik gula Madukismo Machine Fabrick Sangerhausen dari Jerman Timur. Status dari PT. Madubaru yaitu Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan pada 14 Juli 1955 dan pada saat itu memiliki nama Pabrik-Pabrik Gula Madu Baru PT (P2G Madu Baru PT). Pada awal berdiri, kepemilikan saham pada perusahaan ini sebagian besar adalah kepemilikan Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebesar 75% dan 25% merupakan milik pemerintah Republik Indonesia (Departemen Pertanian RI). Namun, sekarang kepemilikan dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjadi 65% dan 35%-nya merupakan kepemilikan dari Pemerintah yang dikuasakan kepada PT. Rajawali Nusantara Indonesia. Pabrik gula Madukismo ini, dibangun pada tanggal 31 Maret 1958 yang diawali dengan peletakan batu terakhir oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan akhirnya diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 29 Mei Kemudian, pada tahun 1962 pabrik gula Madukismo mengalami perubahan status menjadi Perusahaan Negara dibawah BPU-PPN (Badan Pimpinan Umum- Perusahaan Negara). Hal ini disebabkan karena adanya pengambila alih semua perusahaan oleh policy Pemerintah Republik Indonesia. Tetapi, pada tahun 1966 terjadi pembubaran BPU-PPN yang disebabkan oleh situasi Indonesia yang sedang memburuk. Hal ini menyebabkan seluruh PG-PG yang ada di Indonesia boleh untuk memilih statusnya sebagai perusahaan swasta (PT) atau sebagai perusahaan milik Negara. Dan PG Madukismo berubah statusnya menjadi perusahaan swasta dengan susunan direksi dibawah kepemimpinan presien direktur, yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Kemudian pada tanggal 4 Mare 1984 hingga 24 Februari 2004 dilakukan kontrak managemen. Kontrak managemen ini dilakukan dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). RNI merupakan salah satu BUMN milik departemen keuangan RI. Sejak 24 Februari 2004 hingga saat ini PT. Madubaru menjadi perusahaan mandiri, yag dikelola secara profesional dan independen. 4

11 2.2. Struktur Organisasi Struktur organisasi pada PT. Madubaru, terdapat pimpinan yang diberikan wewenang untuk melimpahkan kepada bagian organisasi dibawahnya untuk melakukan suatu tugas yang masih dalam bidang kerjanya. Pada PT. Madubaru pimpinan tertinggi dipegang oleh direksi yang mempunyai bawahan langsung 4 kepala bagian, yaitu : Kabag. Taman, Kabag. Pabrikasi, Kabag. Instalasi, dan Kabag. Spiritus dan Alkohol. Fungsi dan tugas dari masing-masing jabatan berbeda-beda. Berikut ini merupakan fungsi dan tugas masing-masing dari setiap jabatan : a. Dewan Komisaris Tugas dari dewan komisaris yaitu : i. Mengawasi jalannya perusahaan dan kebijaksanaan yang diambil dalam operasional perusahaan. ii. Komisaris berhak memeriksa pembukuan, surat-surat dan bukti lainnya. iii. Memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain. b. Direktur Tugas dari direktur yaitu : i. Melakukan manajemen yang meliputi keseluruhan kegiatan keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh dewan direksi. ii. Bertanggung jawab kepada direksi dan semua faktor produksi. iii. Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahunnya. c. Satuan Pengawas Intern (SPI) Tugas dari SPI yaitu : i. Melakukan pengawasan melalui kegiatan audit, konsultasi, dan pembinaan terhadap semua kegiatan maupun fungsi organisasi. ii. Melakukan pengawasan atas pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan atas persetujuan direksi. iii. Melakukan audit investigasi terhadap aspek-aspek yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. iv. Dalam rangka penugasan, memiliki aspek penuh dan bebas ke seluruh fungsi, catatan, dokumen, aset, dan karyawan. v. Mengalokasikan sumber daya dan menentukan lingkup kerja, serta menetapkan teknik-tekni audit. 5

12 vi. Memperoleh satuan kerjasama dari personel di unit-unit perusahaan pada saat melakukan pengawasan, termasuk jasa-jasa khusus lainnya dari dalam maupun luar perusahaan. vii. Menjadi counterpart bagi auditor eksternal dalam pelaksanaan tugasnya. d. Kepala Bagian Pemasaran Kepala bagian pemasaran berfungsi untuk melaksanakan kebijakan direksi dalam ketentuan administratur di bidang pemasaran, serta memimpin divisi pemasaran untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Kepala bagian pemasaran bertugas untuk : i. Menyusun strategi pemasaran. ii. Mengusahakan pengembangan pasar untuk produk perusahaan. iii. Merencanakan dan mengawasi pengiriman barang dan proses penagihan. iv. Mengawasi penjualan barang dan pemberian kredit kepada pembeli. v. Mengadakan perbaikan sistem pemasaran. vi. Menilai prestasi kerja staf pemasaran. e. Kepala Bagian Instalasi Kepala bagian instalasi berfungsi untuk membantu kepala bagian pabrik gula dan pabrik spiritus dalam melaksanakan kebijakan direksi dan ketentuan administrasi dalam pengoperasian, pemeliharaan, treparasi mesin dan peralatan pabrik lainnya termasuk angkutan pabrik serta pemimpin seksi-seksi yang berada dalam bagiannya unuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kepala bagian instalasi bertugas untuk : i. Melaksanakan rencana pengunaan instalasi untuk melayani pabrik. ii. Mempertahankan operasi instalasi untuk menjaga kontinuitas penyediaan jasa dalam memenuhi kebutuhan pabrik. iii. Bekerjasama dengan kepala bagian tanaman untuk melakukan pengelolaan, pemeliharaan, reparasi remis (lori dan toko), pompa air dan traktor. iv. Memberikan pertimbangan-pertimbangan teknis kepada semua bagian dalam pengadaan barang teknis keperluan perusahaan. f. Kepala Bagian Pabrikasi Kepala bagian pabrikasi berfungsi untuk membantu kepala bagian pabrik gula dan pabrik spiritus untuk melaksanakan kebijakan direksi dan ketentuan administrator dalam pengelolaan gula dan memimpin seksi-seksi yang berada 6

13 dibawah wewenangnya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Kepala bagian pabrikasi bertugas untuk : i. Melaksanakan rencana produksi gula. ii. Mengawasi mutu penimbangan dan pembungkusan gula. iii. Mengendalikan proses produksi untuk memenuhi target produksi gula. g. Kepala Pabrik Spiritus Kepala pabrik spiritus berfungsi untuk mengolah alkohol dan spiritus serta memimpin seksinya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kepala pabrik spiritus bertugas untuk : i. Melaksanakan rencana produksi alkohol dan spiritus. ii. Mengawasi mutu alkohol dan spiritus. iii. Mengendalikan produksi alkohol dan spiritus untuk memenuhi target produksi. h. Kepala Bagian Tanaman Kepala bagian tanaman berfungsi untuk membantu administrator dalam melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang penanaman dan penyediaan bibit tebu, rencana tebang angkut tebu, dan kegiatan lain yang menyangkut penyediaan tebu sebagai bahan baku pabrik gula serta memimpin seksi-seksi yang berada dalam bagiannya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kepala bagian tanaman bertugas untuk : i. Bertanggung jawab kepada administrator dibidang tanaman. ii. Mengkoordinir penyususnan rencana areal tanam untuk tanam yang akan datang. iii. Menyusun komposisi tanam mengenai luasm letak masa tanam dan jenis sehingga penyediaan bahan baku selama masa giling yang telah ditentukan dapat terjamin. iv. Mengawasi dan mengadakan evaluasi pembiayaan pada bidang tanaman, tebang dan angkut. i. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan Kepala bagian akuntansi dan keuanngan berfungsi melaksanakan kebijakan direksi dalam ketentuan administrator dibidang keuangan, anggaran, sertaa memimpin divisi akuntansi dan keuangan untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Kepala bagian akuntansi dan keuangan bertugas untuk : 7

14 Melaksanakan kebijakan dalam bidang keuangan, pengolahan data dan akuntansi perusahaan. j. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Kepala bagian sumber daya manusia berfungsi melaksanakan kebijakan direksi melaksanakan kebijakan direksi dalam ketentuan administrator dibidang personalia, bertanggung jawab terhadap urusan administrasi perusahaan dan mengkoordinir setiap kegiatan pengelolaan tenaga kerja serta kesejahteraan karyawan dan mempersiapkan SDM perusahaan sesuai kebutuhan. Kepala bagian sumber daya manusia bertugas untuk : i. Mengkoordinasi penyediaan tenaga kerja bagian produksi dan bagian lainnya. ii. Bertannggung jawab kepada administrator bidang tata usaha dan keuangan perusahaan. iii. Memberi pelatihan kepada para pegawai. iv. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan dibidang penggunaan kendaraan. v. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan dibidang keamanan. 8

15 Gambar Struktur Organisasi Perusahaan 9

16 Lanjutan Struktur Organisasi Perusahaan 10

17 2.3. Manajemen Perusahaan Visi Misi a. Visi PT. Madubaru Menjadi perusahaan agroindustri gula yang unggul di Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati. b. Misi PT. Madubaru i. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas tinggi untuk memenuhi permintaan masyarakat dari industri di Indonesia. ii. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju dan ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif, memberikan pelayanan yang prima kepaa pelanggan serta mengutamakan kemitraan petani. iii. Mengembangkan produk/bisnis yang mendukung bisnis inti. iv. Menempatkan karyawan dan stake holder lainnya sebagai bagian terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian stake holder value Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan salah saru unsur penting dalam proses pelaksanaan proses produksi dalam suatu pabrik. Dalam proses pelaksanaan produksi, diperlukan juga adanya pengendalian tenaga kerja. Pengendalian tenaga kerja ini diperlukan dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas kerja para karyawannya, sehingga produktivitas pabrik dapat dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi. Berdasarkan peraturan perusahaan yaitu SK Kanwil Departemen Tenaga Kerja, maka pada PT. Madubaru terdapat dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja kontrak (tidak tetap). a. Tenaga Kerja Tetap Tenaga kerja tetap merupakan pekerja yang bekerja dengan waktu yang tidak ditentukan (sepanjang waktu) dan ketika hubungan kerja dimulai, pekerja wajib mengikuti masa percobaan dan pelatihan selama 3 bulan sebelum ditetapkan menjadi tenaga kerja tetap. Kemudian untuk pekerja 11

18 yang berumur 55 tahun akan dianggap telah purna tugas (pensiun). Untuk tenaga kerja tetap dibedakan lagi menjadi dua, yaitu : i. Karyawan pimpinan (staf) Karyawan pimpinan bertugas untuk membuat kebijakan mengenai pelaksanaan produksi. Karyawan pimpinan tidak berhubungan langsung dengan proses produksi pembuatan produk. ii. Karyawan pelaksanaan (non-staf) Karyawan pelaksanaan pada umumnya mendapat posisi berada dibawah karyawan pimpinan dan bertugas untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pemimpin. b. Tenaga Kerja Tidak Tetap Tenaga kerja tidak tetap merupakan pekerja yang bekerja dalam waktu tertentu, biasanya saat musim panen tebu dan musim giling tiba. Tenaga kerja ini terikat dengan sistem kontrak kerja dengan perusahaan. Untuk tenaga kerja tidak tetap dibedakan menjadi tiga, yaitu : i. Tenaga kerja kampanye Tenaga kerja ini hanya bekerja pada saat masa produksi saja ata pada bagian yang berhubungan dengan produksi, seperti dari proses penggilingan hingga produk gula masuk ke dalam gudang. ii. Tenaga kerja musiman Tenaga kerja ini bekerja hanya pada saat masa giling berlangsung atau bekerja pada bagian yang tidak berhubungan dengan proses produksi secara langsung, seperti pada bagian penimbangan, pengangkutan tebu dan pekerja lintasan rel. iii. Tenaga kerja harian Tenaga kerja ini bekerja harian dengan sistem honor yang digunakan adalah sistem penggajian harian atau per hari. Kegiatan yang dikerjakan oleh tenaga kerja harian ini, seperti perbaikan gedung, kantor, dan lainlainnya. Tenaga kerja ini bersifat insidentil atau sesuai dengan kebutuhan dan urgensi dari perusahaan. 12

19 Peraturan-Peraturan Kerja Pengaturan jam kerja karyawan pada perusahaan mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu untuk karyawan yang menduduki bagian manajerial bekerja selama 6 hari kerja dalam satu minggu. Jam kerja pada bagian pabrik gula Madukismo terbagi atas dua jam kerja, yaitu jam kerja diluar masa giling dan jam kerja pada masa giling. Pada masa giling jam kerja karyawan berbeda-beda pada masing-masing bagian, yaitu: a. Bagian administrasi (bagian yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi) i. Senin Kamis : jam WIB ii. Jam istirahat : jam WIB iii. Jumat Sabtu : jam WIB b. Bagian pabrik (bagian yang berhubungan langsung dengan produksi) Karyawan yang terkait dalam proses produksi berlaku ketentuan jam kerja dengan sistem 3 shift, dengan masing-masing shift bekerja selama 8 jam sehari. Oleh karena proses produksi yang dilakukan terus menerus selama 24 jam, maka waktu istirahat karyawan dilakukan dengan cara bergantian. i. Shift pagi : jam WIB ii. Shift siang : jam WIB iii. Shift malam : jam WIB Tata Tertib Karyawan Tata tertib karyawan terdapat pada pasal 64 yang berisi tentang disiplin kerja. Jenis disiplin kerja tersebut, yaitu : a. Kewajiban Pekerja Terbagi menjadi 2 macam kewajiban yang harus dilakukan oleh karyawan di PG. Madukismo, yaitu kewajiban umum dan kewajiban khusus. i. Kewajiban umum 1. Setiap karyawan wajib menaati peraturan-peraturan dan ketentuan yang ada; 2. Setiap karyawan wajib menjaga dan menyimpan rahasia perusahaan; 13

20 3. Pada waktu karyawan meletakkan jabatan wajib menyerahkan kembali surat-suruat dan barang-barang milik perusahaan. ii. Kewajiban khusus 1. Karyawan wajib bersikap sopan santun terhadap siapapun, baik di dalam maupun di luar jam kerja dan bersedia memberi bantuan kepada sesama karyawan dalam membina rasa setia kawan; 2. Setiap karyawan wajib melaksanaan pekerjaan dengan sungguhsungguh dan penuh rasa tanggung jawab; 3. Setiap karyawan wajib menaati ketentuan-ketentuan jasa dan hari kerja yang berlaku di pabrik; 4. Setiap karyawan wajib menjaga keselamatan diri sendiri dan sesama karyawan yang berada di sekitarnya. iii. Larangan pekerja Berdasarkan pada kewajiban pekerja yang ada, maka pekerja dilarang untuk : 1. Menyalahgunakan wewenang jabatannya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya yang dasarnya hal tersebut ada hubungannya dengan pekerjaannya, jabatan dan tanggung jawab, yang ada pada hakekatnya merugikan perusahaan. 2. Menyediakan tenaga dalam waktu dinas secara perseorangan/jabatan lain, kecuali dengan izin tertulis dari pimpinan perusahaan yang berwenang. 3. Memberikan rahasia jabatan dan rahasia perusahaan kepada orang-orang yang tidak berhak. 4. Karena kelalaian dan kecerobohan melakukan pekerjaan sehingga mengakibatkan timbulnya kerugiann bagi perusahaan 5. Menyebarkann berita-berita yang tidak benar di lingkungan perusahaan sehingga menimbulkan keresahan diantara sesama pekerja. 6. Melakukan usaha rentenir di dalam lingkungan perusahaan. iv. Sanksi 14

21 1. Sebagai alat atau saran untuk menegakkan disiplin kerja yang mengandung maksud pokok untuk membina dan mendidik, maka pekerja yang melakukan pelanggaran atau kesalahan akan dijatuhi hukuman jabatan berupa : a) Teguran b) Surat peringatan I, II, III c) Pemberhentian untuk sementara waktu d) Pemutusan hubungan kerja e) Diajukan ke pengadilan 2. Direksi atau pimpinan dalam melaksanakan tata tertib ini selalu akan berpegang pada pasal 1602 KUH Perdata yang berisi : Si majikan pada umumnya diwajibkan melakukan ataupun tidak berbuat apa yang didalam keadaan yang sama sepatutnya harus dilakukan atau diperbuat oleh seorang majikan yang baik. 3. Dalam hal pekerja melakukan mogok kerja dengan alasan diluar ketentuan normatif yang sudah diatur dalam ketentuan perundangundangan maupun PKB akan dikenakan sanksi sesuai dengan bobot kesalahannya. v. Pelaksanaan sanksi 1. Teguran Teguran dilakukan oleh atasan dengan cara memanggil, memberi penjelasan dan mencatat dalam buku catatan khusus serta diparaf oleh kedua belah pihak. Teguran diberikan kepada pekerja yang melakukan tindakan atau perbuatan sebagai berikut : a) Tidak masuk kerja 1 (satu) hari sebulan tanpa ijin. b) Datang terlambat 2 (dua) hari dalam seminggu atau 4 (empat) hari dalam satu bulan tanpa alasan yang wajar. c) Mecacah kartu (absensi) orang lain atau memberikan tanda kehadiran orang lain. d) Meninggalkan tempat kerja pada jam kerja tanpa ijin atasan atau mengurangi efisiensi waktu kerja. 15

22 e) Tidak mematuhi dan atau tidak memperhatikan pengarahan atasannya tanpa alasan yang wajar. f) Merokok di tempat yang dilarang. g) Tidak mengindahkan kebersihan lingkungan. h) Tidak menjaga dan memelihara peralatan atau perlengkapan milik perusahaan. i) Mengabaikan petunjuk atau instruksi atasan dalam pelaksanaan kerjanya. j) Menolak tugas lembur atau absen tanpa adanya alasan yang sah. k) Berada di tempat atau lokasi kerja di luar jam kerja tanpa ijin atasann atau pimpinan. l) Menolak untuk bekerjasama menyelesaikan pekerjaan dengan pekerja sekerja ataupun atasannya. m) Tidak mengindahkan nilai sopan santun baik dengan pimpinan, sesama, keluarga maupun tamu perusahaan. 2. Surat Peringatan I Surat peringatan I diberikan kepada pekerja apabila pekerja yang mendapat teguran belum juga memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Serta ketika pekerja melakukan lagi perbuatan yang serupa. a) Surat peringatan I diberikan kepada pekerja yang telah mendapat teguran dan dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan melakukan lagi perbuatan yang dapat dikenai teguran. b) Surat peringatan I diberikan kepada pekerja apabila pekerja terbukti telah melakukan perbuatan yang melanggar susila (perbuatan asusila). c) Surat peringatan I dikeluarkan oleh pemimpin atas usul dan atasan langsung pekerja tersebut dengan memperhatikan pertimbangan divisi atau departemen atau bagian SDM. 16

23 d) Pekerja yang mendapat surat peringatan I akan mendapatkan sanksi tidak mendapat kenaikan berkala 1 (satu) tahun dan nilai point prestasinya 0 (nol). e) Surat peringatan I menggugurkan prestasi yang dicapainya dalam SMK. 3. Surat Peringatan II Surat peringatan II dikeluarkan oleh pimpinan atas usul dari atasan pekerja yang bersangkutan dengan memperhatikan pertimbangan divisi atau bagian SDM. Pekerja yang mendapat surat peringatan II akan mendapatkan sanksi tidak mendapat kenaikan berkala selama 2 (dua) tahun dan nilai prestasinya 0 (nol). Surat peringatan II menggugurkan nilai prestasi yang dicapai dalam SMK. Surat peringatan II diberikan kepada pekerja yag melakukan tindakan atau perbuatan sebagai berikut : a) Tidak masuk kerja 3 (tiga) hari dalam 1 (satu) bulan tanpa ijin resmi. b) Mengabaikan tugas yang harusnya dikerjakannya. c) Menggunakan barnga-barang milik perusahaan secara tidak sah. d) Meminjam atau meminjamkan barang-barang atau perlengkapan milik perusahaan tanpa ijin. e) Dengan sengaja atau karena kelalaiannya mengakibatkan dirinya atau pekerja lain tidak dapat melakukan pekerjaan yang diberikan. f) Dengan sengaja atau kelalaianny mengakibatkan kerusakan barang atau aset perusahaan sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. g) Telaah diberikan surat peringatan I dan dalam masa berlakunya surat peringatan I tersebut pekerja melakukan pelanggaran lagi. 4. Surat Peringatan III Surat peringatan III dikeluarkan oleh pimpinan berdasarkan usulan dari pekerja yang bersangkutan dengan mempertimbangkan dari divisi atau bagian SDM. Pekerja yang menerima surat peringatan III dapat sekaligus diskorsing. 17

24 Sanksi yang akan didapatkan oleh pekerja jika pekerja tersebut mendapatkan surat peringatan II, yaitu : Tidak mendapat kenaikan skala gaji pokok selama 2 (dua) tahun dan atau dapat diturunkan golongannya 1 (satu) tingkat dengan segala konsekuesinya dan nilai prestasinya 0 (nol). Surat peringatan III juga mengakibatkan nilai prestasi yang dicapai selama SMK menjadi gugur. Pekerja akan diberikan surat peringatan III apabila pekerja tersebut melakukann perbuatan-perbuatan sebagai berikut : a) Tidak masuk kerja selama 4 (empat) hari dalam 1 (satu) bulan tanpa ijin resmi. b) Menyebarkan berita-berita yang tidak benar di dalam lingkungan perusahaan sehingga menimbulkan keresahan diantara sesama pekerja. c) Menentang penugasan yang disampaikan secara wajar tanpa alasan yang sah, meskipun telah diberikan secara lisan oleh atasan. d) Melalaikan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnnya sehingga menimbulkan kecelakaan bagi dirinya ataupun orang lain serta berdampak merugikan bagi perusahaan. e) Meminum minuman keras dalam lingkungan perusahaan. f) Merokok di tempat yang dilarang karena berbahaya. g) Membawa gambar teknik atau dokumen yang menjadi rahasia perusahaan keluar dari lingkungan perusahaan tanpa ijin dari atasan. h) Memindahkan atau menyimpan milik perusahaan di suatu tempat yang tidak semestinya tanpa alasan yang jelas atau tanpa seijin atasan sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan. i) Melakukan usaha rentenir di dalam lingkungan perusahaan. j) Telah diberikan surat peringatan I ataupun surat peringatan II dan dalam masa berlakunya surat tersebut melakukan pelanggaran lagi. 18

25 k) Menolak untuk menaati perintah atau penugasan yang layak dari pimpinan sesuai peraturan perusahaan. l) Apabila secara hukum terbukti terlibat memperdagangkan atau mengkonsumsi narkotika atau obat terlarang (narkoba) dan sejenisnya. 5. Pemberhentian untuk Sementara Waktu (skorsing) a) Pemberhentian untuk sementara waktu (skorsing) diberikan terhadap pekerja yang terlibat dalam suatu pelanggaran berat secara yuridis formal belum dapat dibuktikan atau yang mendapat surat peringatan III. b) Dalam masa skorsing kepada pekerja diberikan gaji atau upah sebesar 75%. c) Pemberian skorsing harus diberikan secara tertulis dan disampaikan kepada pekerja yang bersangkutan. d) Pemberian upah secara skorsing dilakukan maksimum selama 6 (enam) bulan. e) Selama masa skorsing berjalan selama 6 (enam) bulan tetapi belum ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetapi mengenai pelanggaran tersebut perusahaan tidak diwajibkan membayar upah. f) Penempatan kembali pekerja tidak selalu dalam pangkat. g) Apabila pengadilan menyatakan bahwa pekerja yang bersangkutan bersalah maka hak-hak yang tertunda selama skorsing akan dibayarkan kembali. 6. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) a) Hukuman jabatan terberat adalah pemutusan hubungan kerja, karena tindak kejahatan, melanggar hukum dan atau merugikan perusahaan dengan atau tanpa peringatan dan dilaksanakan sesuai prosedur atau peraturan yang berlaku. b) Melakukan tindakan kejahatan, misalnya : mencuri, mengggelapkan, menipu, memperdagangkan barang terlarang 19

26 baik di lingkungan perusahaan maupun di luar lingkungan perusahaan Sistem Penggajian Pada PG. Madukismo, besarnya upah yang diberikan kepada karyawan diberikan sesuai dengan jabatan atau golongan. Sistem pengupahan ini disesuaikan dengan keputusan bersama Menteri Pertanian dan Menteri Tenaga Kerja. Nomor : 13/Kpts/Kp.603/4/1992 Nomor : Kep. 149/Men/1992 Sebagai berikut : Karyawan tetap atau dinas : Berdasarkan golongan dan gaji pokok golongan I-VII. a. Upah Pokok : 100% Tunjangan emolumen : 50% Tunjangan variabel : 92,73% 247,73% b. Harian Upah Pokok : 100% Tunjangan emolumen : 50% Tunjangan variabel : 92,73% 247,73% c. PHL/Borongan Rumus 1. Bulanan : 1/173 (UP x emolumen) 2. Kampanye/musiman = bulanan 3. PHL/harian : 3/20 x (upah lembur + tunjangan emolumen) Hak Hak Karyawan Pada PG. Madukismo, pekerja juga memiliki hak yang akan diterimanya jika setiap kewajiban telah dilakukan dengan baik. Hak-hak yang dapat diterima oleh pekerja adalah sebagai berikut : a. Hak pokok : meliputi pengupahan, tunjangan, istirahat termasuk libur mingguan dan istirahat tahunan. 20

27 b. Hak pelengkap : meliputi upah lembur, premi bagi para pekerja berat, tunjangan hari raya, pakaian dinas, jaminan kesehatan, pemberian gula, dan jaminan hari tua (dana pensiun). c. Hakk tambahan : meliputi tambahan kesempatan belajar atau mengembangkan karir, perjalanan dinas dan bantuan kematian. d. Hak-hak lain : meliputi ijin memperoleh alat keselamatan kerja, perumahan karyawan, dan lain-lain. 21

28 BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan sistem pada perusahaan seperti proses bisnis untuk tiap departemen yang ada di PT. Madubaru, produk-poduk yang dihasilkan, proses produksi, dan fasilitas produksi Proses Bisnis Perusahaan Yang dimaksud dengan proses bisnis merupakan sebuah proses suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Pada proses ini dapat dilihat bagaimana perusahaan tersebut memulai proses produksi dari awal hingga selesai. Adapun proses bisnis yang ada pada PG. Madukismo adalah sebagai berikut : a. Direktur akan menerima laporan keuangan dari bagian akuntansi dan keuangan mengenai anggaran produksi dan kemudian akan mengecek laporan tersebut. b. Jika laporan anggaran yang diterima disetujui oleh Direktur maka bagian akuntansi dan bagian keuangan memberikan anggaran untuk proses produksi. Jika tidak disetujui, maka bagian keuangan dan akuntansi akan melakukan revisi laporan anggaran tersebut. c. Setelah anggaran diberikan, kemudian bagian Bina Sarana Tani (BST), menyiapkan tebu yang akan diproduksi. d. Setelah tebu telah tersedia dan siap, maka bagian fabrikasi menerima tebu dan melakukan proses pembuatan gula. Proses dimulai dari tahap penggilingan hingga pemasakan. e. Gula yang telah jadi, diperiksa apakah gula tersebut telah sesuai dengan standar yang telah ditentukan atau belum. f. Jika gula tidak sesuai dengan standae yang telah ditentukan, maka dilakukan proses pembuatan gula hingga sesuai dengan standar yang ada. g. Jika gula telah sesuai dengan standar, maka gula dialirkaan ke bagian gudang untuk dikemas dan disimpan. 22

29 h. Kemudian, untuk bagian pemasaran melakukan pelelangan gula bulk yang ada di dalam gudang. Gula dilelang kepada customer hingga mendapatkan harga tertinggi. i. Jika harga telah sesuai, maka gula tersebut akan dijual. Jika tidak sesuai, maka dilakukan pelelangan lagi. 23

30 Gambar 3.1. Peta Proses Bisnis 24

31 Berikut ini merupakan penjelasan mengenai proses bisnis di PG. Madukismo : a. Mengajukan Rencana Produksi Pengajuan rencana produksi didasarkan atas permintaan order serta kapasitas produksi yang dimiliki oleh PG. Madukismo yang dibuat oleh bagian pemasaran. Pengajuan order yang dilakukan oleh pelanggan harus memenuhi syarat, yaitu jumlah order yang tidak melebihi kapasitas dan transaksi pembayaran secara tunai ataupun kredit dengan jangka waktu yang ditentukan. Kapasitas produksi yang dimiliki diatur dalam regulasi Pemerintah Daerah dan diawasi oleh Tim Pengawas Inflasi Daerah (TPID). Hal tersebut agar PG. Madukismo tidak memproduksi gula secara berlebih agar menjaga harga gula di pasaran tetap stabil. b. Merapatkan Kapasitas Produksi Hasil dari rencana produksi, akan dilakukan evaluasi oleh departemendepartemen terkait untuk melihat kemampuan setiap departemen dalam melakukan produksi. c. Membuat Laporan Anggaran Produksi Setelah evaluasi rencana produksi selesai, kemudian bagian akuntansi dan keuangan akan menghitung biaya-biaya yang dibutuhkan selama proses produksi dan membuat laporan anggaran produksi. d. Mengecheck Laporan dan Memberikan Keputusan Direktur mengecheck laporan keuangan mengenai anggaran produksi yang diterima dari bagian akuntansi dan keuangan. Bila laporan anggaran diterima dan disetujui oleh direktur, maka bagian akuntansi dan bagian keuangan akan memberikan informasi ke bagian pabrikasi dan instalasi. Namun, apabila anggaran tidak disetujui, maka bagian akuntansi dan keuangan akan melakukan revisi laporan anggaran. e. Melakukan Penjadwalan Produksi Proses pembuatan jadwal produksi dilakukan oleh bagian pabrikasi. Jadwal produksi yang ditetapkan pada masa giling yaitu bulan Mei sampai November setiap tahunnya. f. Melakukan Maintenance pada Mesin Produksi 25

32 Setelah mendapat jadwal produksi, bagian instalasi akan melakukan maintenance mesin sebelum dipakai produksi. Sehingga, waktu yang dibutuhkan untuk memaintenance keseluruhan mesin dilakukan saat bulan Desember-April setiap tahunnya. g. Menentukan Jadwal Tebang Tebu Setelah membuat jadwal produksi, bagian pabrikasi juga membuat jadwal tebang tebu yang akan diberikan kepada bagian tanaman. Jadwal tersebut menunjukkan waktu tebang serta kapasitas tebu yang dibutuhkan selama proses produksi. h. Melakukan Penebangan Tebu Setelah jadwal tebang diberikan dari bagian pabrikasi, maka bagian tanaman akan melaksanakan penebangan tebu sesuai jadwal. Tebu yang ditebang berasal dari lahan PG. Madukismo yang disewa dari lahan milik petani. i. Melakukan Proses Produksi Setelah tebu telah tersedia dan siap, maka akan dilakukan proses pembuatan gula setiap hari senin sampai sabtu selama 24 jam. Proses dimulai dari tahap penggilingan hingga tahap penyelesaian. j. Melakukan Pengawasan Mutu Gula Pengawasan mutu gula yang dihasilkan dari proses produksi untuk mencapai nilai kemurnian yang terkandung dalam gula lebih dari 70. Pengawasan tersebut dilakukan oleh bagian pabrikasi. k. Melakukan Pengemasan Setelah proses produksi gula sampai tahap akhir, maka gula akan siap dikemas dengan menggunakan kemasan 50kg dan 1 kg. l. Penyimpanan Gula yang telah dikemas akan disimpan di dalam gudang sementara waktu sampai menunggu waktu pengiriman. Karyawan gudang akan melakukan pengiriman permintaan gula kepada pelanggan. m. Melakukan Kroscek Data yang Dimiliki Proses melakukan kroscek data dilakukan oleh bagian pemasaran, administrasi dan akuntansi dengan melakukan koordinasi data yang dimiliki. Apabila data sama, maka proses pendistribusian gula dapat 26

33 dilakukan. Namun apabila terdapat perbedaan data maka akan dilakukan merapatkan kapasitas hingga memenuhi kebutuhan pelanggan Produk yang Dihasilkan Produk Utama Di PG. Madukismo, produk utama yang dihasilkan merupakan gula pasir berupa gula kristal putih (Superior High Sugar / SHS). Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), gula kristal putih diklasifikasikan menjadi dua kelas mutu, yaitu Gula Kristal Putih (GKP) 1 dan GKP 2. Gula kristal putih yang diproduksi oleh PG. Madukismo termasuk dalam mutu gula kristal putih 1 (GKP 1) SNI. Kualitas gula dibedakan menjadi 4 tipe menurut penetapan yang dikeluarkan BULOG tahun 1982, yaitu : a. SHS 1A, nrd diatas 70 b. SHS 1B, nrd 67 69,9 c. SHS 1C, nrd 62 69,9 d. SHS 11, nrd 56 59,9 PG. Madukismo memproduksi gula kristal putih yang termasuk ke dalam kualitas SHS 1A. Dalam pemasarannya, gula kristal putih dikemas dalam 2 bentuk yang berbeda, yaitu kemasan curah yang berisi 50 kg dan kemasan eceran yang berisi 1 kg dan 500 gram. Gambar 3.2. Kemasan Curah 50 kg 27

34 Gambar 3.3. Kemasan Eceran 1 kg Gambar 3.4. Kemasan Eceran 500 gram 28

35 Produk Sampingan Produk samping dari PT. Madubaru adalah alkohol yang dikelola oleh PS. Madukismo dengan memanfaatkan tetes tebu dari PG. Madukismo. Produk spiritus bakar dengan kadar murni 94% dan alkohol murni dengan kadar mencapai 95%, dengan pemantauan oleh Balai Penelitian Kimia Departemen Perindustrian dan PT. Sucofindo Indonesia. a. Alkohol Prima Alkohol prima merupakan alkohol yang memiliki kadar minimal 95%. Jumlahnya mencakup lebih dari 70% total produksi alkohol rata-rata. Alkohol jenis ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman keras serta sebagai bahan pelengkap dalam industri kosmetik, farmasi, dan sebagainya. b. Alkohol Teknis Alkohol teknis memiliki kadar 94% yang akan diolah lebih kanjut menjadi spiritus dengan menambahkan denaturan dan zat pewarna. Spiritus biasanya digunakan sebagai bahan bakar untuk pemanasan dan penerangan Proses Produksi Proses produksi pembuatan gula di PG. Madukismo terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap penggilingan, tahap pemurnian, tahap penguapan, tahap pemasakan, tahap putaran dan tahap penyelesaian. Gambar 3.5. Diagram Proses Pabrik Gula 29

36 a. Tahap Persiapan Proses pembuatan gula dimulai dari tahap persiapan. Tahap ini merupakan tahapan dari bahan baku datang berupa tebu yang diangkut dengan menggunakan truk, kemudian tebu yang diangkut ini ditimbang. Di stasiun timbangan terdapat dua buah timbangan yang terdiri dari satu buah timbangan bruto yang berkapasitas sampai kg dan satu buah timbangan tarra yang berkapasitas kg. Data yang diperoleh dari penimbangan ini digunakan untuk menentukan rendemen tebu dan perkiraan karung yang digunakan untuk mengemas gula pasir nantinya. Dari penimbangan ini juga, Pabrik Gula Madukismo dapat menetapkan bagi hasil dengan petani, ongkos tebu, perhitungan untuk proses penggilingan dan pemberian bahan tambahan dalam produksi. Pada saat bahan baku datang, truk yang mengangkut tebu terlebih dahulu ditimbang dengan timbangan bruto. Tebu yang diangkut kemudian harus melewati pemeriksaan fisik tebu. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil sampel 10 (sepuluh) batang tebu. 10 (sepuluh) batang tebu ini kemudian dianalisa bagian tengah batangnya dengan mengambil cairan yang terkandung dibatangnya. Tebu yang telah selesai dianalisa kemudian ditimbang dengan timbangan tarra. Lori pengangkut kemudian memindahkan tebu dari truk menuju derek/crane. Tebu ini ditimbang lagi dengan timbangan lori. Lalu tebu-tebu akan diletakkan dalam cane yard selama antrian. Namun, penyimpanan tebu dalam cane yard tidak boleh lebih dari 24 jam. Penyimpanan lebih dari 24 jam dapat menyebabkan rusaknya batang tebu akibat bakteri pemakan gula. Bakteri ini dapat menurunkan kadar gula dan kadar air dalam tebu. Penurunan ini dapat mempengaruhi rendemen perolehan gula dan kualitas gula yang diperoleh. 30

37 Gambar 3.6. Timbangan Bruto Gambar 3.7. Timbangan dan Lori Gambar 3.8. Timbangan Tarra 31

38 b. Tahap Penggilingan Setelah proses persiapan, tebu akan dipindahkan ke meja tebu dengan menggunakan cane crane. Cane crane di pabrik gula madukismo ini terdapat 2 (dua) jenis, yaitu : dengan kapasitas 5 (lima) ton dan 10 (sepuluh) ton. Rantai yang terdapat dalam cane crane kemudian diturunkan dan rantai pengikat dipasang dengan manual. Jumlah tebu yang masuk ke dalam cane crane ini kemudian diatur dengan meja tebu. Meja tebu ini dilengkapi dengan sebuah leveler dan rantai bergerigi yang dapat berjalan. Leveler ini dapat menyeragamkan posisi batang tebu agar lebih mudah diangkut. Pada meja tebu dilakukan proses pencacah da penghancur oleh scrider. Kemudian dengan menggunakan cane crane ini tebu kemudian dijatuhkan ke conveyor untuk diangkut ke unit unigrator. Untuk mengatur banyaknya tebu yang jatuh ke conveyor, maka dipasang kicker bergerigi yang berputar pada meja tebu sehingga tebu yang dimasak dapat merata. Setelah dari unit unigrator, tebu akan menghasilkan output berupa serpihan tebu yang kecil. Air nira yang keluar akibat pengecilan ukuran ini akan tetap terserap kembali oleh serabut tebu selama proses berjalannya cane carrier 2 (dua) menuju gilingan 1 (satu). Pengecilan ukuran tebu ini bertujuan sebagai berikut : i. Membuka sel-sel pada tanaman tebu; ii. Memberikan tekanan yang merata pada rol gilingan; iii. Memperluas bidang permukaan ebu yang berkontak dengan permukaan rol gilingan sehingga nira yang diperoleh semakin banyak; serta iv. Tenaga yang dibutuhkan oleh rol gilingan akan lebih kecil. Serpihan tebu ini kemudian diangkut oleh konveyor ke stasiun gilingan. Proses penggilingan tebu ini menggunakan prinsip First In First out (FIFO) yang berarti tebu yang pertama kali masuk akan digiling terlebih dahulu. Proses penggilingan di pabrik gula maduksimo ini terdapat 5 (lima) buah mesin giling, yaitu : gilingan I, gilingan II, gilingan III, gilingan IV, dan gilingan V. Setiap gilingan ini disusun secara seri. Setiap gilingan ini memiliki 3 (tiga) buah rol. Dan untuk tiap unitnya dilakukan 2 (dua) kali 32

39 pemerahan. Serpihan nira yang masuk ke gilingan I akan menghasilkan nira mentah yang kemudian masuk ke bak nira mentah dan ampas yang kadar gulanya rendah. Kadar gula yang diharapkan yaitu sekitar 1,5% - 2%. Ampas yang keluar dari gilingan I kemudian diangkut oleh appron conveyor ke unit gilingan II. Sebelum masuk ke roll pada gilingan II, diberi hasil perahan unit gilingan III. Nira hasil perahan I dan II dicampur dan disebut dengan nira mentah, kemudian ampas akan dibawa ke unit gilingan III. Sebelum masuk gilingan III diberi hasil dari perahan gilingan IV. Kemudian ampas hasil perahan gilingan III masuk ke unit gilingan IV an diberi nira perahan dari gilingan V dan air imbisi. Air imbibisi berfungsi untuk melarutkan nira yang terkandung dalam ampas tebu. Gula yang hilang dalam ampas akibat pemerahan dan unit gilingan dapat dikurangi dengan air imbibisi. Ampas yang diperoleh yang ada pada gilingan V kemudian diangkut dengan bagasse carrier menuju departemen ketel sebagai bahan bakar. Air imbibisi yang disemprotkan pada gilingan IV dan V hanya sebesar 25% - 30% dari masa tebu yang masuk ke stasiun gilingan dan ampas tebu. Perahan hasil dari gilingan V, dibawa ke timbangan boulogne yang memiliki kapasitas sampai 5 (lima) ton. Setelah dari timbangan, kemudian dipompa ke proses pemurnian. 33

40 Gambar 3.9. Diagram Alir Proses Stasiun Gilingan 34

41 Gambar Mesin Pengiling Gambar Proses Penggilingan 35

42 Gambar Pengangkatan Ampas Tebu c. Tahap Pemurnian Tahap pemurnian dilakukan untuk menentukan kualitas gula karena akan memisahkan gula dan non gula. Pada tahap ini akan dilakukan penghilangan kotoran-kotoran yang terdapat dalam nira. Tahap ini akan menentukan kualitas produksi akhir dari pembuatan gula. Pada tahap ini terdapat beberapa faktor penting yang harus diperhatikan yaitu : i. Ph Pemisahan zat bukan gula dilakukan pada Ph diatas 7,4. Ph terlalu tinggi dapat merusak gula reduksi sehingga warna nira menjadi gelap. Pada saat pemurnian Ph diatur sehingga berkisar antara 7,5 7,8. ii. Temperatur Temperatur merupakan faktor penting yang berpengaruh pada proses produksi gula karena jika temperatur terlalu tinggi maka akan menyebabkan kerusakan pada molekul sakarosa yang akan mengakibatkan zat warna menjadi gelap. iii. Waktu Tinggal Waktu tinggal adalah salah satu faktor penentu dalam menentukan kualitas gula. Waktu tinggal ini merupakan lamanya waktu untuk melakukan reaksi di dalam evaporator. 36

43 Dalam tahap pemurnian ketiga faktor tersebut sangat penting karena sakarosa beraksi secara searah, sehingga jika sudah beraksi tidak dapat lagi berubah ke bentuk semula. Jadi jika terjadi suatu kesalahan maka akan membuat kerusakan atau penurunan kualitas gula. Gambar Diagram Alir Proses Pemurnian d. Tahap Penguapan Nira yang jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan sistem multiple effect yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Nira encer yang dipadatkan terlarut sebesar 16% dan dapat dapat dinaikkan menjadi 64% dan disebut dengan nira kental yang siap untukk dikristalkan di stasiun kristalisasi atau stasiun masakan. Total luas dari bidang pemanas sebesar 5,999 m VO. Nira kental yang berwarna 37

44 gelap ini diberi gas SO 2 sebagai bleaching / pemucat dan siap untuk dikristalkan. e. Kristalisasi Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam pan kristalisasi sampai lewat jenuh sehingga timbul kristal gula. Sistem yang digunakan adalah ACD, dimana gula A digunakan sebagai produk gula C dan gula D sebagai gula bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak kembali. Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan dibawah armosfer dengan vaccum sebesar 65 cm Hg, hingga suhu didihnya hanya 63 C. Jadi sakarosa tidak rusak karena panas tinggi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan (stroop). Sebelum dipisahkan di stasiun puteran, gula terlebih dahulu didinginkan di dalam palung pendingin (kultrog). f. Puteran gula ( centriugal ) g. Penyelesaian dan gudang gula Proses pembuatan alkohol/spiritus dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu alkohol teknis dan alkohol murni. Alkhol teknis adalah alkohol yang mengandung aldechide dengan kadar kurang lebih 94% yang dapat digunakan untuk membuat spiritus. Alkohol murni bebas aldechida dengan kadarr kurang lebih 95% dan bisa digunakan pada industri minuman, farmasi, kosmetik, dll. Ada 3 (tiga) tahapan dalam proses produksi alkohol yaitu masakan, peragian, dan penyulingan. Adapun dari proses tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : a. Masakan Tetes tebu diencerkan dengan air sampai kadar tertentu dan ditambah dengan nutrisi untuk pertumbuhan ragi. Sebagai nitrogen dipakai pupuk urea atau pupuk ZA, dan sebagai sumber phospor dipakai pupuk NPK dengan ph diatur sekitar 4,8 dengan H 2 SO 4 agar todak terjadi kontaminasi dari bakteri lain. b. Peragian 38

45 Terdapat beberapa tahap pada proses peragian, mulai dari 3.010, liter, dan liter. Waktu peragian utama berkisar antara jam, sedangkan kadar alkohol yang dapat dicapai antara 9-10%. c. Penyulingan Adonan yang telah selesai diragikan dipisahkan alkoholnya di dalam pesawat penyulingan yang terdiri dari 4 (empat) kolom, yaitu : i. Kolom Kasar Hasil atas : alkohol kasar dengan kadar 45% masuk ke kolom Vorloop Hasil bawah : vinase dibuang ii. Kolom vorloop Hasil atas : alkohol teknis kadar 94% masih mengandung aldechida. Ditampung sebagai hasil Hasil bawah : alkohol muda kadar 25% masuk kolom rektofiser. iii. Kolom rektofiser Hasil atas : alkohol murni kadar 95 bebas aldechida. Ditampung sebagai hasil Hasil tengah : alkohol muda yang mengandung minyak fusel, masuk kolom nachloop Hasil bawah : lutter waser, air yang bebas alkohol,dapat digunakan untuk menambah kolom vorloop sebagai bahan penyerap alkohol dan sebagian dibuang. iv. Kolom nachloop Hasil atas : alkohol teknis kadar 94% ditampung sebagai hasil Hasil bawah : air yang bebas alkohol dibuang Penyulingan menggunakan tenaga uap dengan kadar 0.8 kg/cm 2 dan suhu 120 C. Minyak fusel yang mengandung alkohol merupakan hasil sampingan pabrik spiritus, dan dapat digunakan sebagai bahan baku essence ( amylacetat ) Fasilitas Produksi 39

46 Tata Letak Pabrik Pabrik Gula Maduksimo terletak di Desa Padoka, kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, 5 (lima) km ke arah selatan dari kota Yogyakarta. Luas area lahan keseluruhan Pabrik Gula Madukismo berukuran m 2 dan luas bangunan pabrik m 2. Pemilihan lokasi ini dipilih karena beberapa pertimbangan, yaitu : a. Lokasi Pabrik Gula Madukismo berdekatan dengan sumber air yaitu sungai Winongo yang dibutuhkan untuk proses produksi. b. Lokasi Pabrik Gula Madukismo berdekatan dengan kota Yogyakarta, sehingga memudahkan pihak pabrik untuk mencari peralatan pabrik dan tenaga ahli yang dibutuhkan. c. Tanah disekitar areal pabrik cocok untuk menanamkan tanaman tebu sehingga akomodasi pengangkutan batang tebu yang telah dipanen ke pabrik lebih mudah. d. Penduduk sekitar areal pabrik telah handal dalam penanaman tebu. e. Lokasi pabrik berdekatan dengan perkebunan-perkebunan tebu lain seperti daerah kabupaten Kulon Progo, Purworejo, Selma dan Magelang. 40

47 Gambar Tata Letak Pabrik 41

48 BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan sistem pada perusahaan seperti lingkup pekerjaan untuk tiap departemen yang ada di PT. Madubaru, tanggung jawab dan wewenang dalam pekerjaan, metodelogi pelaksanaan pekerjaan, dan hasil pekerjaan Lingkup Pekerjaan Selama melaksanakan kerja praktek di PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) Yogyakarta, penulis di tempatkan pada bagian Instalasi Pabrik bagian Gilingan. Departemen ini bertanggung jawab atas bagaimana proses dari tebu masuk untuk di timbang sampai ke bagian tebu digiling untuk dilanjutkan ke proses pengolahan selanjutnya. Di sini penulis diberi tugas untuk mengamati proses berlangsungnya kegiatan yang ada di bagian gilingan tentang kesehatan dan keselamatan para pekerja dalam melakukan aktivitas kerja serta keamanan lingkungan tempat aktivitas tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selama kegiatan kerja praktek berlangsung di, penulis ditugaskan untuk mengikuti seluruh rangkaian aktivitas yang berlangsung di PT. Madubaru sekaligus melakukan pengamatan terhadap aktivitasaktivitas yang berlangsung di perusahaan tersebut. Keseluruhan rangkaian kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan selama satu bulan atau 30 (tiga puluh) hari, terhitung mulai tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan 5 Agustus Kesehatan dan keselamatan kerja atau yang sering disebut dengan K3 sangat dibutuhkan untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kecelakaan saat bekerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, ledakan, maupun pencemaran lingkungan di sekitar tempat kerja yang diakibatkan oleh aktivitas produksi di perusahaan PT. Madubaru (PG/PS Madukismo). Pengertian dari kesehatan kerja adalah sebagai upaya yang digunakan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan baik secar fisik, mental,maupun sosial bagi pekerja untuk semua jenis pekerjaan yang telah dilakukan. Dengan tercapainya kesehatan kerja, maka dapat menciptakan 42

49 lingkungan kerja yang nyaman dan aman, sehingga pekerja dapat menjalankan aktivitas dengan nyaman dan aman. Selama melaksanakan kerja praktek di PT. Madubaru di bagian Pabrik Gula Madukismo, penulis dibimbing dan dibantu oleh beberapa pihak, antara lain sebagai berikut: a. Bapak Haris Subiyantoro, Kepala sie Instalasi Ketel, selaku pempimbing lapangan. b. Bapak Sutris, mandor Pabrik Tengah c. Bapak Ferry Setyawan, Staf Pemurnian bagian Pabrikasi 4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan Penulis melaksanakan kerja praktek di bagian Instalasi Pabrik bagian Gilingan di PG. Maduksimo, mahasiswa juga diberi izin untuk mengamati keseluruhan pabrik, dari proses awal hingga proses akhir maupun sampai packagingnya hingga penyimpanannya dengan dibantu oleh mandor maupun beberapa karyawan yang berbeda-beda. Di PG.Madukismo juga memperbolehkan mahasiswa untuk mendokumentasikan hal-hal yang diperlukan beserta data-data yang dibutuhkan. Selama melaksanakan kerja praktek, mahasiswa diberikan tanggung jawab selama berada di PG. Madukismo yaitu: a. Mempelajari tahapan proses dalam pengolahan gula b. Mengelilingi lantai produksi untuk mengetahui lebih jelas dalam pengolahan gula Selama pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa diberikan wewenang oleh pembimbing antara lain: a. Diperbolehkan untuk mengamati langsung sistem produksi pada semua bagian PG. Madukismo b. Diperbolehkan mengambil dokumentasi berupa foto pada saat proses produksi berlangsung c. Diperbolehkan untuk mengambil data dan mewawancari karyawan untuk kepentingan kerja praktek. 43

50 4.3. Metodelogi Pelaksanaan Pekerjaan Penulis melakukan pengamatan berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama proses kerja praktek di PT. Madubaru bagian Pabrik Gula Madukismo sesuai dengan arahan yang diberikan. Adapun metode yang digunakan selama melaksanakan kerja praktek yaitu menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengelilingi pabrik dan pengenalan setiap mesin yang digunakan b. Mengamati karyawan yang bekerja pada setiap mesin di pabrik tengah c. Melakukan diskusi dengan mandor mengenai mesin yang dapat membahayakan bagi pekerja d. Melakukan wawancara dengan karyawan mengenai keselamatan kerja di bagian penggilingan e. Mengumpulkan data kecelakaan kerja yang terjadi di bagian instalasi f. Menganalisa data kecelakaan yang terjadi g. Membuat laporan observasi 4.4. Hasil Pekerjaan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai hasil dari pengamatan yang telah dilakukan penulis selama melaksanakan kerja praktek di PT. Madubaru (PG/PS Madukismo), Yogyakarta. Selama melaksanakan kerja praktek di PT. Madubaru bagian gilingan PG. Madukismo tidak diberikan tugas khusus oleh pembimbing lapangan maupun dari dosen pembimbing kerja praktek, sehingga mahasiswa mengamati setiap kegiatan yang ada di bagian gilingan. Dari pengamatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa makan mahasiswa memutuskan untuk menganalisis resiko yang pernah terjadi di bagian ketel penggilingan. Analisis resiko sangat erat kaitannya dengan kecelakaan kerja, sehingga dengan menganalisis resiko ini diharapkan dapat mengendalikan resiko dan menurunkan angka kecelakaan kerja yang terjadi. Berikut ini merupakan data jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di bagian Instalasi bagian Penggilingan PG. Madukismo selama 3 tahun : 44

51 Tabel 4.1. Jumlah Kecelakaan Kerja Tahun di Instalasi Gilingan Sumber : Data Kecelakaan Kerja Bagian Instalasi PG. Madukismo Berdasarkan jumlah kecelakaan kerja yang ada, kecelakaan yang terjadi di stasiun penggilingan termasuk tinggi apabila dibandingkan dengan yang terjadi di pabrik tengah. Ini dapat terjadi karena mengingat banyaknya pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung saat bekerja. a. Identifikasi Resiko Identifikasi resiko yang pernah terjadi menggunakan data selama 3 tahun yaitu tahun Sedangkan resiko yang belum pernah terjadi diidentifikasi berdasar pengamatan dan wawancara pekerja. Berikut ini merupakan identifikasi resiko yang terjadi di bagian penggilingan : No Tabel 4.2. Identifikasi Resiko di bagian Gilingan Impact / Context / Cause / Sebab Dampak Keterangan 1 Iritasi mata Terkena potongan serbuk tebu 2 Iritasi mata Terkena serbuk besi 3 Luka di telapak Menginjak potongan besi kaki hingga tembus dari sepatu 4 Luka pada jari Tersengat kalajengking Saat menyelep (meratakan besi) Saat menimbang tebu di lapangan 5 Telapak tangan robek Terjepit lori Saat menimbang tebu di lapangan 6 Punggung robek Terjepit lori Saat menimbang tebu di lapangan 7 Jari kelingking retak Tangan tersangkut di kopling Saat mengontrol turbin 45

52 8 Lutut terluka Karena digigit kelabang Saat bekerja di turbin giling 9 Pergelangan tangan robek Terkena pipa air yang sudah lapuk Saat memberi minyak plumas di foldingroll 10 Telingan kanan luka Tersumbat kotoran dari ampas lalu dikorek hanya menggunakan jari tangan Saat membersihkan ampas b. Analisis Resiko Analisis resiko yang dilakukan untuk menganalisa dan menilai resiko yang terjadi yang dilakukan dengan menentukan kemungkinan (likelihood) dan dampak (consequence). Berikut ini merupakan matriks dari penilaian resiko dengan menggunakan acuan dari The Standart Australia / New Zealand (AS/NZS 4360) (2004) : Tabel 4.3. Penilaian Likelihood Level/ Nilai Kriteria 5 Almost Certain 4 Likely 3 Moderate 2 Unlikely 1 Rare Tabel 4.3. merupakan penilaian likelihood yang dikelompokkan menjadi lima kategori. Semakin tinggi nilai tingkatannya, maka semakin tinggi pula kemungkinan atau probabilitas risiko itu terjadi. Nilai 1 menunjukkan bahwa risiko jarang sekali terjadi, nilai 2 menunjukkan risiko yang kadang-kadang terjadi, nilai 3 menunjukkan risiko yang beberapakali terjadi, nilai 4 menunjukkan risiko yang sering terjadi, dan nilai 5 menunjukkan risiko yang sangat sering terjadi. 46

53 Tabel 4.4. Penilaian Consequence Level/ Nilai Kriteria 1 Insignificant 2 Minor 3 Moderate 4 Major 5 Catastrophe Tabel 4.4. merupakan penilaian consequences yang dikelompokkan menjadi lima kategori. Semakin tinggi nilai tingkatannya, maka semakin besar dampak yang ditimbulkan oleh risiko. Nilai 1 berarti tidak ada cidera, nilai 2 berarti memerlukan perawatan P3K, nilai 3 berarti memerlukan perawatan medis dan mengakibatkan hilangnya hari kerja/hilangnya fungsi anggota tubuh untuk sementara waktu, nilai 4 berarti cidera yang mengakibatkan cacat, nilai 5 berarti menyebabkan kematian. Berikut ini merupakan nilai frekuensi likelihood dan consequences untuk risiko di bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo: Tabel 4.5. Penilaian Likelihood untuk Risiko di Gilingan PG. Madukismo No Resiko Likelihood Iritasi mata akibar terkena potongan serbuk tebu Iritasi mata akibat terkena serbuk besi saat menyelep 47

54 Lanjutan Tabel 4.5. Penilaian Likelihood untuk Risiko di Gilingan PG. Madukismo Luka di telapak kaki karena menginjak potongan besi hingga tembus dari sepatu Luka pada jari kaki karena tersengat kalajengking saat menimbang tebu di lapangan Telapak tangan robek akibat terjepit lori saat menimbang tebu di lapangan Punggung robek akibat terjepit lori saat menimbang tebu di lapangan 48

55 Lanjutan Tabel 4.5. Penilaian Likelihood untuk Risiko di Gilingan PG. Madukismo Jari kelingking retak akibat tangan tersangkut di kopling saat mengontrol turbin Lutut terluka karena digigit kelabang saat bekerja di turbin giling Pergelangan tangan robek terkena pipa air yang sudah lapuk saat memberi minyak plumas di foldingroll 10 Telingan kanan luka akibat tersumbat kotoran dari ampas lalu dikorek hanya menggunakan tagan saat membersihkan ampas 49

56 Tabel 4.6. Penilaian Consequences untuk Risiko di Gilingan PG. Madukismo No 1 Resiko Iritasi mata akibar terkena potongan serbuk tebu Consequences Iritasi mata akibat terkena serbuk besi saat menyelep Luka di telapak kaki karena menginjak potongan besi hingga tembus dari sepatu Luka pada jari kaki karena tersengat kalajengking saat menimbang tebu di lapangan Telapak tangan robek akibat terjepit lori saat menimbang tebu di lapangan 50

57 Lanjutan Tabel 4.6. Penilaian Consequences untuk Risiko di Gilingan PG. Madukismo Punggung robek akibat terjepit lori saat menimbang tebu di lapangan Jari kelingking retak akibat tangan tersangkut di kopling saat mengontrol turbin Lutut terluka karena digigit kelabang saat bekerja di turbin giling Pergelangan tangan robek terkena pipa air yang sudah lapuk saat memberi minyak plumas di foldingroll 51

58 Lanjutan Tabel 4.6. Penilaian Consequences untuk Risiko di Gilingan PG. Madukismo 10 Telingan kanan luka akibat tersumbat kotoran dari ampas lalu dikorek hanya menggunakan tagan saat membersihkan ampas Setelah mengetahui likelihood dan consequences, maka dilakukan penghitungan nilai resiko. Angka hasil dari nilai resiko tersebut kemudian menunjukkan resiko pada status apa dan dapat diketahui tingkat kebahayaan dari resiko tersebut. Nilai resiko didapat dari nilai ikelihood dikalikan dengan nilai consequences. Adapub hasil nilai resiko di bagian penggilingan PG. Madukismo adalah sebagai berikut : Tabel 4.7. Nilai Resiko di bagian Penggilingan PG. Madukismo No Uraian Resiko Likelihood Consequences Nilai Resiko Iritasi mata akibar terkena potongan serbuk tebu Iritasi mata akibat terkena serbuk besi saat menyelep Luka di telapak kaki karena menginjak potongan besi hingga tembus dari sepatu Luka pada jari kaki karena tersengat kalajengking saat menimbang tebu di lapangan

59 Lanjutan Tabel 4.7. Nilai Resiko di bagian Penggilingan PG. Madukismo Telapak tangan robek akibat terjepit lori saat menimbang tebu di lapangan Punggung robek akibat terjepit lori saat menimbang tebu di lapangan Jari kelingking retak akibat tangan tersangkut di kopling saat mengontrol turbin Lutut terluka karena digigit kelabang saat bekerja di turbin giling Pergelangan tangan robek terkena pipa air yang sudah lapuk saat memberi minyak plumas di foldingroll Telingan kanan luka akibat tersumbat kotoran dari ampas lalu dikorek hanya menggunakan tagan saat membersihkan ampas Dari tabel 4.7. dapat dilihat bahwa nilai resiko yang paling tinggi menunjukkan angka sampai dengan 15 untuk resiko nomor 7 dan 9. Sedangkan nilai resiko paling rendah menunjukkan angka 3 yaitu untuk resiko nomor 5 dan 6. c. Evaluasi Setelah memberikan nilai untuk setiap resiko yang ada, maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah membuat matriks dan satus resiko. Matriks resiko ini akan menunjukkan status resiko yang terdapat di PG. Madukismo yang dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu resiko rendah, resiko sedang, resiko tinggi, dan resiko ekstrim. Berikut ini merupakan matriks dan status resiko untuk bagian penggilinggan di PT. Madubaru : 53

60 Tabel 4.8. Matriks Resiko di Penggilingan PT. Madubaru Consequences Likelihood Insignficant Minor Moderate Major Catastrophic (1) (2) (3) (4) (5) Almost Certain (5) R9 R7 Likely (4) R1 R8 Moderate (3) R10 Unlikely (2) R4 R2 R3 Rare R5 (1) R6 Keterangan : R : Resiko : Resiko Rendah : Resko Sedang : Resiko Tinggi : Resiko Ekstrim Berdasar matriks risiko di atas, masing-masing warna menggambarkan tingkat atau status risiko yang berbeda-beda. Warna hijau menunjukkan risiko rendah dan risiko dapat dikelola dengan prosedur rutin. Warna krem menunjukkan risiko sedang yang dibutuhkan tanggung jawab manajemen yang spesifik atau khusus. Warna kuning menunjukkan risiko tinggi yang membutuhkan perhatian manajemen senior. Warna merah menunjukkan risiko ekstrim yang memerlukan tindakan segera. Dasar dari tingkat atau status risiko adalah sebagai berikut: 54

61 i. Kategori risiko rendah dengan nilai risiko 4 Kategori ini dapat diterima dengan persetujuan oleh pihak manajemen dan dapat diatasi dengan prosedur rutin. Tidak diperlukan tindakan. ii. Kategori sedang dengan nilai risiko 4 < x 8 Kategori ini diterima dengan persetujuan dan memerlukan tanggung jawab yang jelas dari manajemen. Disarankan diambil tindakan jika tersedia sumberdaya. iii. Kategori risiko tinggi dengan nilai risiko 8 < x 12 Kategori ini tidak diinginkan dan hanya dapat diterima ketika pengurangan risiko tidak dapat dilaksanakan, perlu perhatian khusus dari pihak manajemen. Diperlukan tindakan untuk mengelola risiko. iv. Kategori risiko ekstrim dengan nilai risiko 12 < x 25 Kategori ini tidak dapat ditoleransi perlu penanganan dengan segera. Dengan menggunakan kriteria di atas, maka resiko-resiko yang terdapat pada bagian penggilingan PT. Madubaru dapat digolongkan sebagai berikut : Tabel 4.9. Status dan Kategori Resiko di Bagian Penggilingan PT. Madubaru Status atau Rentang Nilai No Kategeori Jenis Resiko Nilai Resiko Resiko a. Iritasi mata akibar terkena 4 potongan serbuk tebu b. Iritasi mata akibat terkena serbuk besi saat menyelep 4 1 Rendah 4 c. Luka pada jari kaki karena tersengat kalajengking saat 4 menimbang tebu di lapangan d. Telapak tangan robek akibat terjepit lori saat menimbang 3 tebu di lapangan e. Punggung robek akibat 3 55

62 terjepit lori saat menimbang tebu di lapangan a. Luka di telapak kaki karena menginjak potongan besi 6 2 Sedang 4 < x 8 hingga tembus dari sepatu b. Lutut terluka karena digigit kelabang saat bekerja di 8 turbin giling a. Telingan kanan luka akibat tersumbat kotoran dari 3 Tinggi 8 < x 12 ampas lalu dikorek hanya menggunakan tagan saat 9 membersihkan ampas a. Jari kelingking retak akibat tangan tersangkut di kopling saat mengontrol 15 4 Ekstrim 12 < x 25 turbin b. Pergelangan tangan robek terkena pipa air yang sudah lapuk saat memberi 15 minyak plumas di foldingroll Dari hasil kategori risiko di atas, golongan risiko yang terdapat di bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo ke dalam 2 status yaitu rendah dan sedang. Dari dua tingkat risiko tersebut, risiko rendah akan diabaikan karena risiko tersebut masih diterima oleh perusahaan. Sedangkan risiko yang harus ditangani adalah risiko dengan kategori sedang, berikut ini merupakan strategi yang dapat dilakukan di bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo: i. Pembuatan kebijakan K3 dan sanksi pelanggaran Pembuatan kebijakan ini dimaksudkan agar karywan dapat mengikuti aturan yang telah dibuat, serta dalam bekerja mengikuti SOP (Standard Operating Procedure) agar pekerjaan lebih efektif dan terhindar dari hal-hal 56

63 yang tidak diinginkan. Kebijakan ini harus dijalankan dengan pantauan rutin oleh pihak manajemen perusahaan. ii. Penyuluhan keselamatan kerja Strategi ini merupakan strategi preventif yang digunakan untuk pencegahan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Penyuluhan dan kampanye keselamatan kerja dapat disampaikan berdasar kebijakan K3 yang telah dibuat kepada karyawan saat masa giling agar karyawan sadar akan keselamatan dirinya dalam bekerja. Serta memberikan pengetahuan mengenai bahaya-bahaya yang ditimbulkan dalam bekerja agar karyawan bersedia menggunakan alat pelindung diri untuk menghindari kecelakaan kerja. iii. Fasilitas APD (Alat Perlindungan Diri) Fasilitas APD sangat menunjang keselamatan karyawan dalam bekerja, sehingga sebaiknya fasilitas ini disediakan pada setiap departemen produksi agar karyawan terhindar dari hal-hal yang membahayakan. Berikut ini merupakan beberapa fasilitas APD yang sebaiknya terdapat pada bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo: 1. Alat pelindung kepala Alat safety helmet digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur atau benda tajam yang sifatnya jatuh, melayang. 2. Alat pelindung mata Alat yang digunakan untuk melindungi mata adalah kacamata goggles yang sifatnya tertutup semua dan terdapat lubang-lubang kecil sebagai ventilasi yang dimaksudkan untuk melindungi karyawan dari debudebu serbuk hasil dari gilingan. 3. Alat pelindung mata Alat yang digunakan untuk melindungi mata adalah kacamata goggles yang sifatnya tertutup semua dan terdapat lubang-lubang kecil sebagai ventilasi yang dimaksudkan untuk melindungi karyawan dari debudebu serbuk hasil dari gilingan. 4. Alat pelindung telinga Alat yang digunakan adalah earplugs untuk melindungi telinga dari suara bising yang ditimbulkan dari mesin. 5. Alat pelindung tangan 57

64 Alat yang digunakan adalah sarung tangan karena kecelakaan yang sering terjadi di instalasi pabrik tengah melukai tangan. 6. Alat pelindung kaki Alat yang digunakan adalah sepatu boots yang berfungsi untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam, percikan cairan kimia, cairan panas. Komitmen dan Kebijakan K3 Dari hasil data wawancara secara langsung yang diperoleh di lapangan adalah sebagai berikut : a. Mencegah terjadinya cidera dan sakit akibat kerja Pencegahan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan : i. Substitusi Substitusi merupakan pergantian baik itu pekerja satu dengan yang lain untuk melakukan tugasnya maupun pergantian bahan-bahan yang berbahaya dengan yang tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan maupun mutunya; ii. Isolasi Isolasi yaitu menjauhkan atau memisahkan suatu proses pekerjaan yang mengganggu atau membahayakan; iii. Ventilasi Ventilasi yaitu pengaliran udara bersih ke dalam ruang kerja ataupun dengan menghisap udara dari dalam ruangan ke luar; iv. Alat Pelindung Diri (APD) Alat ini dapat berupa pakaian, topi pelindung kepala (helm), sarung tangan, sepatu tertentu, masker khusu untuk melindungi sistem pernafasan terhadap debu maupun gas yang berbahaya, kacamata khusus (hitam/putih), dan sebagainya; v. Pemeriksaan kesehatan Pemeriksaan kesehatan ini baik dilakukan sebelum bekerja dan dilakukan secara berkalla untuk mencari faktor penyebab yang dapat menimbulkan gangguan maupun kelainan terhadap tenaga kerja; vi. Latihan dan informasi sebelum bekerja 58

65 Latihan ini berguna supaya pekerja mengetahui dan lebih berhati-hati terhadap kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi saat adanya bahaya; vii. Pendidikan tentang K3 Pendidikan ini sangat penting dilakukan secara teratur, dan diberi suatu punishment apabila tidak menjalankannya. Hal-hal yang dijelaskan di atas masih banyak perusahaan yang masih belum menerapkan atau melaksanakan komitmen tersebut, hanya beberapa perusahaan saja yang menerapkannya. b. Melakukan Perbaikan yang Berkesinambungan dengan K3 dan Pengelolaan Lingkungan Perbaikan yang berkesinambungan dengan K3 dan pengelolaan lingkungan yang dimaksudkan adalah untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencapai standar mutu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta aspek lingkungan yang telah ditetapkan dan atau menjadikan syarat berdasarkan peraturan yang berlaku. Dengan pelaksanaan yang efektif termasuk peningkatan yang berkesinambungan dengan pencegahan atas ketidaksesuaian, insiden dan kecelakaan, dan pengendalian terhadap lingkungan. c. Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Resiko Sesuai dengan sampel objek yang di teliti oleh penulis, rata-rata menerapkan IBPR standar sebagai berikut: i. Pemadaman api dengan APAR; ii. Membuat jalur evakuasi; iii. Mengoprasikan genset; iv. Menanggulangi huru-hara; v. Pemakaian AC dan kendaraan. d. Penerapan syarat-syarat K3 Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja diatur dalam Undang- Undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, yaitu : i. Mencegah dan mengurangi kecelakaan; 59

66 ii. iii. iv. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan api; Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan; Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya; v. Memberi pertolongan pada kecelakaan; vi. vii. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja; Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran; viii. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan; ix. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai; x. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik; xi. xii. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup; Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban; xiii. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya; xiv. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang; xv. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan; xvi. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang; xvii. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. Berdasarkan syarat-syarat K3 di atas, hanya beberapa syarat-syarat saja yang telah dilaksanakan oleh perusahaan tempat dimana penulis melakukan kerja praktek. Syarat-syarat tersebut sekitar 70% dilaksanakan oleh PT. Madubaru (PG Madukismo) bagian instalasi di proses gilingan. 60

67 BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkann penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT. Madubaru (PG/PS Madukismo), seluruh karyawan baiknya mengetahui pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivias kerja karyawan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Persepsi karyawan terhadap program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara keseluruhan masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan. Mayoritas karyawan memberikan tanggapan bahwa mereka merasa tidak nyaman dengan harus memakai APD (Alat Pelindung Diri), karyawan masih belum menyadari bahwa APD dapat lebih melindungi, walaupun setiap tahunnya diberikan pengarahan tentang K3 beserta peralatannya Saran Berdasarkan hasil penelitian dan dari kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: a. Saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan program keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: i. Perusahaan harus memberikan frekuensi dalam pelatihan dan petunjuk menggunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja secara berkala atau terus-menerus tiap periodenya. Karena jika karyawan melakukan pelatihan program keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan dapat mengerti bagaimana seharusnya mengantisipasi kecelakaan kerja pada diri sendiri maupun rekan kerja agar dapat mengurangi kecelakaan maupun sakit akibat kerja. Dan juga perusahaan harus memberikan petunjuk bagaimana menggunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja kepada karyawannya karena dengan didapatkannya ilmu bagaimana menggunakan alat K3 diharapkan karyawan dapat melindungi dirinya apabila suatu waktu terjadi hal yang tidak diinginkan yaitu kecelakaan kerja. 61

68 ii. Perushaan juga sebaiknya memberikan penegasan terhadap kecelakaan yang terjadi apabila kecelakaan tersebut terjadi karena dirinya sendiri tidak mengenakan APD (Alat Pelindung Diri) yang telah disediakan oleh perusahaan maka tidak ada biaya jaminan atau biaya jaminan akan dikurangi dari pada kecelakaan yang terjadi namun pekerja tersebut mengenakan APD yang telah disediakan akan mendapatkan jaminan kesehatan secara utuh. iii. Perusahaan seharusnya memberikan penghargaan/reward seperti piagam atau hadiah kepada karyawan yang melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja karena dengan begitu dapat memotivasi seluruh karyawan untuk melaksanakan program K3 dengan baik, sekaligus karyawan dapat mematuhi peraturan perusahaan dalam menjalankan program keselamatan dan kesehatan kerja. b. Saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan adalah sebagai berikut: i. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, perusahaan seharusnya dapat meningkatkan kreatifitas yang dimiliki tiap karyawan. Seperti mendengarkan dan menampung saran jika karyawan menciptakan dan menyampaikan gagasan baru kepada pimpinan, sehingga karyawan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik ii. Selanjutnya tindakan yang mungkin dilakukan perusahaan yaitu meningkatkan semangat karyawan dalam mengerjakan tugas/pekerjaannya, dengan cara diberikannya motivasi seperti pemberian reward atau insentif atau pemberian program kesejahteraan karyawan lainnya. 62

69 DAFTAR PUSTAKA Anonimous Risk Assessment. Sari, N. Ratna. Alat Perlindungan Diri dan Peralatan Keselamatan Kerja (diakses pada tanggal 18 Agustus 2017 pukul 22.00) 63

70 LAMPIRAN Gambar 1. Susunan Panitia P2K3 di PT. Madubaru Gambar 2. Peraturan Karyawan 64

71 Gambar 3. Spanduk APD 65

72 Scanned by CamScanner

73 Scanned by CamScanner

74 Scanned by CamScanner

75 Scanned by CamScanner

76 Scanned by CamScanner

77 Scanned by CamScanner

78 Scanned by CamScanner

79 Scanned by CamScanner

80 Scanned by CamScanner

81 Scanned by CamScanner

82 Scanned by CamScanner

83 Scanned by CamScanner

84 Scanned by CamScanner

85 Scanned by CamScanner

86 Scanned by CamScanner

87 Scanned by CamScanner

88 Scanned by CamScanner

89 Scanned by CamScanner

90 Scanned by CamScanner

91 Scanned by CamScanner

92 Scanned by CamScanner

93 Scanned by CamScanner

94 Scanned by CamScanner

95 Scanned by CamScanner

96 Scanned by CamScanner

97 Scanned by CamScanner

98 Scanned by CamScanner

99 Scanned by CamScanner

100 Scanned by CamScanner

101 Scanned by CamScanner

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1964 perusahaan NV My Handle Kian Gwan diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang bernama PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN)

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 9 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Perusahaan Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda di sekitar DIY terdapat 17 pabrik gula antara lain PG Padokan, PG Ganjuran, PG Gesikan, PG Kedaton, PG Cebongan,

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) VITA UTARI DEWI

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) VITA UTARI DEWI LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) VITA UTARI DEWI 14 06 07843 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017 i HALAMAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Pada zaman pemerintah hindia belanda, kurang lebih ada 17 pabrik gula di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda,

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP:

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP: LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: 5203013008 Lovitna Novia Puspitasari NRP: 5203013045 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Pe elitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Pe elitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. ABC terletak di desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdiri berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gula (PG) dan Pabrik Spirtus (PS) Madukismo. PG dan PS Madukismo

BAB I PENDAHULUAN. Gula (PG) dan Pabrik Spirtus (PS) Madukismo. PG dan PS Madukismo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Madubaru merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan tebu, yang mana memiliki dua buah pabrik, yaitu Pabrik Gula (PG) dan Pabrik Spirtus

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 112 MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1 Bentuk Perusahaan Pabrik nitrobenzen yang akan didirikan, direncanakan mempunyai: Bentuk Lapangan Usaha Kapasitas produksi Status perusahaan : Perseroan Terbatas (PT) : Industri

Lebih terperinci

9 Aspek manajerial kedua yang dilaksanakan mahasiswa adalah bekerja sebagai pendampin Sinder Kebun Wilayah (SKW) selama enam minggu. Kegiatan yang dil

9 Aspek manajerial kedua yang dilaksanakan mahasiswa adalah bekerja sebagai pendampin Sinder Kebun Wilayah (SKW) selama enam minggu. Kegiatan yang dil 8 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Pabrik Gula Madukismo, PT. Madubaru, Yogyakarta pada 13 Februari 2012 hingga 14 Mei 2012. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik BAB I PENDAHULUAN PT. PG Candi Baru adalah salah satu pabrik gula di Indonesia yang menghasilkan gula kristal putih (GKP) jenis Superior Hooft Suiker IA (SHS IA) sebagai produk utamanya. Hasil samping

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Wawancara

Lampiran 1 Daftar Wawancara LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Wawancara 1. Bagaimana proses produksi di Pabrik Gula Pagotan? 2. Dalam proses produksi tersebut menghasilkan limbah apa saja? 3. Tolong jelaskan proses pengolahan limbah tersebut?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang/ Sejarah Perusahaan Pabrik Gula Kwala Madu terletak di desa Kwala Madu Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran kerja dalam suatu perusahaan adalah sistem manajemen organisasi dalam perusahaan tersebut. Sistem manajemen organisasi yang kompak,

Lebih terperinci

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN 128 BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Umum PG. Subang PT. PG. Rajawali II Unit PG. Subang terletak di blok Cidangdeur, Desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dengan posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan pada periode berikutnya. Jika tidak dilakukan penentuan. solusi terbaik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan pada periode berikutnya. Jika tidak dilakukan penentuan. solusi terbaik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada perindustrian, penentuan jumlah tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk jadi. Penentuan ini sangat diperlukan karena dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman ini memerlukan udara panas yaitu 24-30 ºC dengan perbedaan suhu musiman tidak lebih dari 6 ºC, perbedaan

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN 144 VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang diorganisasikan dan dioperasikan untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran penting di sektor pertanian, khususnya sub sektor perkebunan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang diorganisasikan dan dioperasikan untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pembuatan Gula Pabrik gula adalah suatu pabrik yang berperan mengubah bahan baku tebu menjadi kristal produk yang memenuhi syarat. Di dalam proses kristalisasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas untuk

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR

01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA PABRIK 01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR OLE H : ERN I SWANDAYANI SANDY SUYANTO FRANSISCA IRHANNY (6103001009) (6103001051) (6103001055) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia) 1.1 Latar Belakang Ketel uap sebagai sumber utama penghasil energi untuk pembangkit listrik yang menyuplai seluruh kebutuhan energi dalam pabrik. Dalam melakukan kerjanya, ketel uap membutuhkan adanya

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJA

SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA No. 168/SPK-01/AMARYAI/I/2017 Pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dibuat dan disepakati perjanjian kerja antara : Nama : PT.... Alamat : Jln.... Kemudian dalam hal ini

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI POLITEKNIK KOTA MALANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI POLITEKNIK KOTA MALANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI POLITEKNIK KOTA MALANG I. RUANG LINGKUP KEGIATAN A. TUJUAN Program Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Politeknik Kota Malang bertujuan untuk membina mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Penyaringan Nira Kental Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk memisahkan kotoran yang masih ada pada nira kental hasil dari pemurnian

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman perkebunan merupakan salah satu tanaman yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Letak geografis dengan iklim tropis dan memiliki luas wilayah yang

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI IbM USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI Nining Purnamaningsih1) Djunaidi2) 1Fakultas Ekonomi Universitas Kadiri Niningpurnamingsih@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO. 21 A dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON

Lebih terperinci

Lampiran 1. Formasi Karyawan PG. Kebon Agung Malang

Lampiran 1. Formasi Karyawan PG. Kebon Agung Malang Lampiran 1. Formasi Karyawan PG. Kebon Agung Malang Lampiran 2. Rekap Absensi dan Lembur PG. Kebon Agung Malang Lampiran 3. Perintah Lembur PG. Kebon Agung Malang Lampiran 4. Daftar Uang Muka Karyawan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 08 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PROBOLINGGO NOMOR 10 TAHUN 1986 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.700, 2014 BAWASLU. Tata Tertib. Pegawai. Kinerja. Disiplin Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BERSUJUD KABUPATEN TANAH BUMBU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BERSUJUD KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BERSUJUD KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI TANAH

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Lebih terperinci

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat;

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat; UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan

Lebih terperinci

NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA

NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II URAIAN UMUM PERUSAHAAN BAB II URAIAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Agenda 1. Sejarah perkembangan perusahaan Fase awal pendirian perusahaan Fase pengembangan I Fase pengembangan II Fase pengembangan III 2. Visi dan Misi Perusahaan 3.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung Tahun 2017 2 BUPATI

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM PT. PERTANI CABANG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PT. PERTANI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB II DESKRIPSI UMUM PT. PERTANI CABANG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PT. PERTANI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang BAB II DESKRIPSI UMUM PT. PERTANI CABANG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) A. Sejarah Umum PT. PERTANI Cabang DIY PT. PERTANI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang modalnya berupa saham-saham dan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO . PETIKAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sumatra Industri Cat merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi cat. PT Sumatra Industri Cat didirikan pada bulan Juni tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK 2012, No.778 10 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENEGAKAN KODE ETIK DAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DAN PELANGGARAN KODE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada awalnya PT. Perkebunan Nusantara II pabrik gula Sei Semayang merupakan perusahaan Belanda dengan nama N.V. Veroning Dedeli Maatsenappij, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alkohol atau spirtus. Pabrik ini menjadi satu-satunya pabrik. Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan program

BAB I PENDAHULUAN. alkohol atau spirtus. Pabrik ini menjadi satu-satunya pabrik. Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Madu Baru merupakan sebuah perseroan terbatas yang umumnya lebih banyak dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai Madukismo. Madukismo ini sendiri terdiri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

Perjanjian Kerja PK 000/SDP DIR/III/2008

Perjanjian Kerja PK 000/SDP DIR/III/2008 Perjanjian Kerja PK 000/SDP DIR/III/2008 Yang bertanda tangan dibawah ini, masing-masing : I. PT. SURVINDO DWI PUTRA diwakili oleh : Nama : Ricky Wibowo Tjahjadi Jabatan : Direktur Utama Alamat : Wima

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GIANYAR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GIANYAR, BUPATI GIANYAR PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI GIANYAR NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN, PENEMPATAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI GIANYAR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Mitra Manis Sentosa merupakan produsen makanan ringan yang didirikan pada tahun 1986. Bentuk badan hukum dari perusahaan ini adalah perseroan terbatas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR KEPEGAWAIAN BADAN USAHA KREDIT PEDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

P T G l o b a l T i k e t N e t w o r k Jl. Kawi No. 45, Setiabudi Jakarta Selatan 12980, Indonesia

P T G l o b a l T i k e t N e t w o r k Jl. Kawi No. 45, Setiabudi Jakarta Selatan 12980, Indonesia P T G l o b a l T i k e t N e t w o r k Jl. Kawi No. 45, Setiabudi Jakarta Selatan 12980, Indonesia +622183782121 info@tiket.com http://www.tiket.com SURAT PERJANJIAN KERJA NO. 069/GTN/SPK-III/2013 Surat

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perorangan Speed Power Racing adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan spare parts (perlengkapan) kendaraan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN NOTULENSI Pengelompokan Kegiatan Value Added dan Non Value Added No Kegiatan 1. Tebu dibawa ke pabrik menggunakan truk 2. Truk menunggu untuk ditimbang 3. Truk yang berisikan tebu ditimbang 4.

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri gula di Indonesia sudah ada sejak tahun 30-an, kebanyakan pabrik

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri gula di Indonesia sudah ada sejak tahun 30-an, kebanyakan pabrik BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Industri gula di Indonesia sudah ada sejak tahun 30-an, kebanyakan pabrik gula tersebar di wilayah Pulau Jawa. Jika menelaah perjalanan panjang industri pergulaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan agroindustri yaitu merupakan kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan untuk

Lebih terperinci

Penerapan Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Kusumahadi Santosa Alfinia Palupi Hidayah D

Penerapan Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Kusumahadi Santosa Alfinia Palupi Hidayah D Bab IV Pembahasan Hasil Pengamatan 65 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN A. Disiplin Kerja Karyawan PT. Kusumahadi Santosa merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang industri khususnya dibidang

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, DRAFT PERBAIKAN RAPAT KEMKUMHAM TANGGAL 24 SEPT 2010 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menghasilkan suatu barang. Pentingnya masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menghasilkan suatu barang. Pentingnya masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas merupakan salah satu faktor penting yang digunakan dalam pengukuran kinerja suatu perusahaan. Produktivitas memberikan gambaran pada perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan menjalani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan menjalani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan menjalani kehidupan sebagai seorang penyandang disabilitas, apakah itu karena kecelakaan, penyakit, atau

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2012

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2012 WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN PELAKSANAAN 5 (LIMA) HARI KERJA DAN PENGGUNAAN PAKAIAN DINAS SERTA PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 9 TAHUN 2006 SERI : D NOMOR : 7 Menimbang : Mengingat PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TENAGA HONORER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Kegiatan industri gula terdiri dari kegiatan proses produksi dan kegiatan unit-unit operasi. Kegiatan proses produksi berlangsung pada proses penggilingan,

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI 6.1. Aspek Legalitas Suatu industri yang didirikan perlu mendapatkan legalitas dari pihak yang terkait, dalam hal ini adalah pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Air Minum dalam Kemasan Ketika perkembangan zaman semakin menuntut segalanya harus lebih praktis, maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-nya penyusun dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktik (KKN-P) ini dengan baik. Laporan KKN-P

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 Menimbang TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, : a.

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Pupuk Sriwidjaya (PT.Pusri) merupakan perusahaan pupuk pertama di Indonesia resmi didirikan berdasarkan Akte Notaris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI NOMOR 04/YSR/2004 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI YAYASAN SLAMET RIJADI. Pengurus Yayasan Slamet Rijadi

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI NOMOR 04/YSR/2004 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI YAYASAN SLAMET RIJADI. Pengurus Yayasan Slamet Rijadi KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI NOMOR 04/YSR/2004 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI YAYASAN SLAMET RIJADI Pengurus Yayasan Slamet Rijadi Menimbang : bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Pengurus Yayasan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010 1 SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010 Latar Belakang : Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 disusun dalam rangka menyempurnakan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Lebih terperinci