Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Provinsi Papua

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Provinsi Papua"

Transkripsi

1 Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Provinsi Papua Moch. El Bahar Conoras 1, Aprian Dwi Kurniawan 2 1,2,1,2 Magister Teknik Informatika, PJJ APTIKOM AMIKOM YOGYAKARTA 1 elconoras@gmail.com, 2 apriandk@gmail.com, Abstrak Pengembangan pembangunan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi memerlukan koordinasi dan sinergi yang terpadu dan terarah dari segenap pemangku kepentingan dalam upaya pengembangan tata kelola pemerintahan Povinsi Papua berbasis digital menuju e-governance. Berdasarkan hal tersebut maka Gubernur Provinsi Papua mengeluarkan Keputusan Gubernur Papua nomor 188.4/237/TAHUN 2015 tentang pembentukan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Provinsi Papua.Dalam pembentukanya Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Provinsi Papua memliki tugas pokok sebagai berikut: a). Merumuskan Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi, sebagai implementasi pelaksanaan e- governance di Pemerintahan Provinsi Papua. b). Menyusun jadwal Rencana Induk Berkelanjutan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Provinsi Papua. c). Menganalisa, mendesain Pengembangan dan Implementasi e- governance menuju good and clean governance. d). Sosialisasi Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi. e). Membentuk Kelompok Kerja dan Sekretariat Dewan TIK di tingkat Kabupaten dan Kota. f). Mempersiapkan materi survei dan jadwal survei kepada seluruh SKPD di Pemerintahan Provinsi Papua dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua. g). Menyampaikan Laporan dan Dokumen Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi kepada Gubernur Papua. h). Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan dalam rangka pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di Provinsi Papua dan kebijakan-kebijakan pemerintah daerah yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan pada hasil pembahasan, maka menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Perencanaan strategis sistem informasi ini dibuat untuk membantu Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi merencanakan hal-hal strategis yang akan membantu Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam mencapai tujuan yang dimiliki. 2) Perencanaan strategis sistem informasi menyajikan perencanaan-perencanaan yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi organisasi agar tercapai tujuannya. 3)Menghasilkan sebuah perencanaan strategis sistem informasi pada Dewan Teknologi. Kata kunci : Sistem Informasi Strategis, 1. Pendahuluan Pengembangan pembangunan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi memerlukan koordinasi dan sinergi yang terpadu dan terarah dari segenap pemangku kepentingan dalam upaya pengembangan tata kelola pemerintahan Povinsi Papua berbasis digital menuju e-governance. Berdasarkan hal tersebut maka Gubernur Provinsi Papua mengeluarkan Keputusan Gubernur Papua nomor 188.4/237/TAHUN 2015 tentang pembentukan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Provinsi Papua. Dalam pembentukanya Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Provinsi Papua memliki tugas pokok sebagai berikut: a). Merumuskan Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi, sebagai implementasi pelaksanaan e- governance di Pemerintahan Provinsi Papua. b). 396 Menyusun jadwal Rencana Induk Berkelanjutan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Provinsi Papua. c). Menganalisa, mendesain Pengembangan dan Implementasi e-governance menuju good and clean governance. d). Sosialisasi Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi. e). Membentuk Kelompok Kerja dan Sekretariat Dewan TIK di tingkat Kabupaten dan Kota. f). Mempersiapkan materi survei dan jadwal survei kepada seluruh SKPD di Pemerintahan Provinsi Papua dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua. g). Menyampaikan Laporan dan Dokumen Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi kepada Gubernur Papua. h). Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan dalam rangka pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di Provinsi Papua dan kebijakan-kebijakan pemerintah daerah

2 yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Namun dalam perjalananya belum mencapai hasil yang maksimal dimana terdapat berbagai masalah baik di internal organiasi maupun di lingkungan eksternal antara lain; timbul kecurigaan antara anggota dan pimpinan, masih terlihat one man show di lingkungan organisasi, pengelolaan keuangan yang belum transparan, transfer ilmu yang tidak merata dan penerapan sistem informasi dan teknologi informasi yang belum maksimal. Ada dua pertanyaan mendasar yang harus diajukan manajemen: apakah kita melakukan hal yang benar, dan apakah kita melakukan hal yang benar? Manajemen operasional berfokus pada melakukan sesuatu dengan benar, dan banyak alat telah dikembangkan untuk memperbaiki hal ini (misalnya TQM, Six Sigma, rekayasa ulang proses bisnis dll.), Termasuk banyak model kedewasaan. Dalam mengembangkan Evolution of strategic management maturity, Institut ini telah memperluas konsep "kinerja" untuk menambahkan masalah manajemen strategis, yang menjawab pertanyaan kedua, apakah kita melakukan hal yang benar. Dalam organisasi apapun, itu adalah strategi, didorong dari visi kepemimpinan, yang mendefinisikan hal-hal yang benar. Perbaikan proses saja tidak bisa menjamin bahwa sebuah perusahaan akan sukses, atau bahwa sebuah agensi akan mencapai misinya. Kedua aspek manajemen - strategis dan operasional - saling melengkapi, sehingga keduanya harus dinilai untuk mengetahui total kemampuan manajemen organisasi. 2. Landasan Teori Semua organisasi memiliki beberapa bentuk strategi, baik tersirat maupun eksplisit, dan esensi dari strategi bisnis terletak pada menciptakan keunggulan kompetitif masa depan lebih cepat dari pada pesaing. Padahal, perencanaan strategis utama, seperti yang kita kenal sekarang, adalah fenomena yang relatif baru dan muncul sebagai hasil perkembangan dalam perencanaan dan penganggaran program yang dikembangkan selama Perang Dunia II. Selama tahun 1950an, yang dipelopori di Harvard Business School, menyoroti pentingnya memiliki strategi perusahaan secara keseluruhan untuk mengintegrasikan berbagai bidang fungsional. Perubahan strategi dan perencanaan strategi dalam organisasi, mengembangkan sebuah model untuk menggambarkan kematangannya yang meningkat. Meskipun telah terjadi banyak perubahan dalam dunia bisnis, terutama sejak tahun 1980, model tersebut menggambarkan bagaimana isu-isu ini telah berkembang seiring dengan kebutuhan akan pendekatan baru untuk mengembangkan dan menerapkan strategi. Model dasar digambarkan pada Gambar Gambar 2. Evolution of strategic management maturity Pada Tahap 1, fokusnya adalah pada arus kas dan perencanaan keuangan tahunan, dan melibatkan teknik yang relatif sederhana untuk mengembangkan anggaran jangka menengah. Latihan ini biasanya dilakukan secara internal, departemen oleh departemen, dan konsolidasi. Fokus perencanaan adalah mengurangi segala sesuatu ke satu masalah finansial - memenuhi anggaran. Pada Tahap 2, fokusnya adalah pada mencoba memprediksi, atau memperkirakan, apa yang mungkin terjadi di dalam, katakanlah, tiga sampai lima tahun perencanaan, biasanya dengan mengacu pada kinerja historis, dianalisis dan diproyeksikan ke masa depan dengan menggunakan tren internal dan Parameter eksternal seperti data riset ekonomi dan pasar tersedia. Dalam Tahap 3, organisasi tersebut, untuk pertama kalinya, mempertimbangkan lingkungan eksternal untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang sifat persaingan di industrinya, untuk menilai dan mempertimbangkan potensi ancaman dan memposisikannya untuk mendapatkan keuntungan. Pada Tahap 4, organisasi didorong oleh inovasi dan mampu menciptakan lingkungan bisnis sendiri, setidaknya sampai batas tertentu. Nilai, budaya, dan struktur organisasi akan memperkuat proses dan kompetensi yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan mempertahankan peran utama dalam industri sehingga memungkinkannya memiliki kontrol yang signifikan atas takdirnya sendiri. Tentunya, mempertahankan kepemimpinan ini akan membutuhkan inovasi yang berkelanjutan. Sementara beberapa organisasi mampu menjadi strategi yang benar-benar kreatif, setidaknya untuk bagian bisnis yang signifikan, mereka juga harus memantau lingkungan persaingan, memperkirakan secara efektif dan memberikan keuntungan tahunan. Maju ke Tahapan 3 dan 4 menyiratkan bahwa 1 dan 2 ditangani secara efektif, sehingga pemikiran strategis dapat dikonversi ke hasil keuangan yang dipersyaratkan. Perubahan langkah utama yang digambarkan dalam perpindahan dari Tahap 2 ke 3 merefleksikan reorientasi untuk mengadopsi perspektif eksternal dan mendapatkan pengetahuan baru yang dibutuhkan oleh organisasi, untuk menilai

3 secara realistis apa yang dilakukannya dan seberapa baik kinerjanya dalam konteks lingkungan persaingannya.. Modelnya tidak tergantung waktu; Sayangnya, beberapa organisasi masih berada di Tahap 1 3. Metode Analisis Dalam melakukan perencanaan strategi sistem informasi, Ward & Peppard mengenalkan sebuah model yang dijabarkan pada Gambar 3.1 dibawah ini. Input meliputi: (1) internal business environment strategi bisnis saat ini, tujuan, sumber daya, proses, dan nilai budaya kerja; (2) external business environment ekonomi, industri dan iklim persaingan dalam suatu organisasi; (3) the internal IS/IT environment sudut pandang IS/IT dalam bisnis, tahap puncak, cakupan bisnis dan kontribusi, kemampuan, sumber daya dan infrastruktur teknologi; (4) the external IS/IT environment trend teknologi dan peluang serta penggunaan IS/IT terutama bagi customers, competitors, dan suppliers. diperlukan suatu pemahaman yang mendalam mengenai strategi bisnis organisasi. Adapun pemahaman yang diperlukan, di antaranya: mengapa suatu bisnis dijalankan, kemana arah tujuan bisnis perusahaan, kapan target pencapain tujuan, bagaimana cara mencapai tujuan dan adakah perubahan yang perlu dilakukan. Oleh karena itu, perlu adanya penyelarasan seluruh aspek tersebut dengan strategi bisnis organisasi. Gambar 3.2. Model Hubungan bisnis dengan strategi IS/IT. (Sumber: Ward & Peppard, 2002, p.154) Gambar 3. Model penyusunan strategi IS/IT. (Sumber: Ward & Peppard, 2002, p.154) Output meliputi: (1) IS/IT strategi manajemen aspek umum dari suatu strategi yang diterapkan organisasi, memastikan kebijakan yang konsisten jika diperlukan; (2) business IS strategies bagaimana setiap unit akan menerapkan IS/IT untuk mencapai tujuan bisnis; (3) strategi IT kebijakan dan strategi untuk mengatur teknologi dan sumber daya ahli. Model penyusunan perencanaan sistem informasi harus disesuaikan dengan strategi bisnis dan perencanaan strategi sistem informasinya. Adapun hubungan antara strategi bisnis dengan strategi sistem informasi dan teknologi informasi dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini: Selanjutnya, mengidentifikasi efek potensial pertama, kemudian mengevaluasi informasi dan sistem yang diperlukan untuk dihubungkan dengan strategi dan menentukan bagaimana cara memperoleh sistem informasi melalui teknologi. Dalam menentukan strategi IS/IT yang diharapkan dapat mendukung visi dan misi suatu organisasi, Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats ) Analisis SWOT adalah analisis berdasarkan pada anggapan bahwa suatu berasal dari sumber daya internal suatu perusahaan (strengths and weaknesses) dan sumber daya eksternal suatu perusahaan (opportunities and threats). a. Kekuatan (strengths) Suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pusat yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan kekuasaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaing. b. Kelemahan (weaknesses) Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja perusahaan. Keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, keterampilan pemasaran merupakan sumber dari kelemahan. c. Peluang (opportunities) Peluang adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak konsumen dibanding dengan kompetitor lain. d. Ancaman (threats) Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari kompetitor lain dalam merebut konsumen. Analisis SWOT akan didapat dari hasil analisis lingkungan. Kekuatan diidentifikasikan dengan tujuan untuk mengetahui apa saja kekuatan perusahaan atau organisasi untuk dapat melanjutkan dan mempertahankan kelangsungan bisnisnya.

4 Dengan mengetahui kekuatan yang dimiliki, perusahaan atau organisasi dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kekuatan sebagai modal untuk dapat terus bersaing dengan kompetitor lainnya. Mengidentifikasi kelemahan bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih ada, dan dengan mengetahui kelemahan tersebut, maka perusahaan atau organisasi dapat berusaha untuk memperbaiki kelemahan yang ada agar menjadi lebih baik lagi. Kelemahan yang tidak atau terlambat teridentifikasi akan merugikan perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu, semakin cepat mengetahui kelemahan, maka perusahaan juga dapat sesegera mungkin mencari solusi untuk dapat memperbaiki kelemahan tersebut. Dengan mengetahui peluang baik peluang saat ini maupun peluang di masa yang akan datang, maka perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk dapat mencapai peluang tersebut. Berbagai strategi dapat disiapkan lebih dini dan terencana dengan lebih baik sehingga peluang yang telah diidentifikasi dapat terwujud. Banyak cara untuk dapat mewujudkan peluang dan mempertahankan kelangsungan bisnis perusahaan tentunya akan mengalami banyak ancaman. Ancaman yang dapat teridentifikasi dapat dicari solusinya sehingga perusahaan dapat meminimalkan ancaman tersebut. Analisis SWOT dapat digambarkan menjadi suatu matriks. Matriks ini dikenal dengan matriks SWOT. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi. Analisi SWOT menghasilkan analisis startegi. Analisis strategi tidak jauh berbeda dengan analisis SWOT. Hanya saja, analisis strategi ini digunakan sebagai dasar untuk merumuskan strategi pencapaian visi, misi dan tujuan perusahaan. Dengan pemikiran yang tepat serta strategi yang jitu, diharapkan diperoleh rumusan strategi pencapaian tujuan yang tepat dan realistis untuk dilaksanakan. Empat kemungkinan alternatif strategis dihasilkan dari matriks SWOT. Tabel 2.1 Matriks SWOT yang menghasilkan analisis strategi (Sumber: Ward and Peppard, 2002) 1. Strategi S-O Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi S-T Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi W-O Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4. Strategi W-T Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Peranan Strategi Sistem Informasi Kesadaran perusahaan terhadap penerapan strategi sistem informasi perlu dikembangkan secara luas dalam konteks suatu perusahaan dan perumusan strategi bisnis, serta proses pengimplementasiannya. Hal tersebut menjadi sangat penting dalam dekade terakhir, karena penerapan investasi yang dilakukan dalam sistem informasi dan teknologi selaras dengan pencapaian tujuan bisnis dan perencanaan. Peranan IS/IT tidak hanya sebagai alat pengimplementasi dari strategi yang dipilih, melainkan IS/IT juga dapat sebagai alat dalam perumusan suatu strategi bisnis yang baru. Sukses dalam pengaturan IS/IT, berarti memaksimalkan kembalinya hasil dari investasi yang dikeluarkan untuk menerapkan IS/IT dan memungkinkan strategi yang digunakan untuk memperoleh keuntungan kompetitif atau mengurangi rintangan kompetitif. Pada dasarnya suatu strategi IS/IT terbagi menjadi dua bagian, yaitu komponen sistem informasi dan komponen teknologi informasi. Strategi sistem informasi mendefinisikan kebutuhan organisasi atau permintaan akan informasi dan sistem untuk mendukung keseluruhan strategi bisnis dalam perusahaan. Dalam menghadapi persaingan bisnis perlu disadari kebutuhan IS/IT yang dapat memberikan pengaruh secara kompetitif. Dengan begitu perlu dilakukan pengukuran prioritas invetasi yang dibutuhkan untuk mencapai suatu portofolio aplikasi yang ideal, keuntungan yang diharapkan, serta perubahan yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan hal tersebut, termasuk batasan sumber daya dan kebebasan suatu sistem. Sedangkan IT strategi lebih berfokus pada bagaimana permintaan suatu organisasi/perusahaan terhadap informasi dan sistem dapat didukung oleh bantuan teknologi. Lebih cenderung pada IT Supply yang melibatkan kemampuan IT dan sumber daya yang ada (seperti hardware, software, dan telekomunikasi) dan layanan jasa. IS strategi dan IT 399

5 strategi memiliki peranan yang sangat penting, jika tidak didukung oleh dua hal tersebut akan berakibat fatal terhadap beberapa aspek, di antaranya: (1) Investasi sistem yang telah dibuat tidak dapat mendukung tujuan bisnis; (2) Hilangnya kontrol terhadap IS/IT, sehingga masing-masing individu menjalankan kemauannya sendiri-sendiri yang mengakibatkan IS/IT menjadi tidak kompatibel dengan tujuan awalnya; (3) Tidak terintegrasinya sistem yang bisa mengakibatkan duplikasi pengerjaan dan informasi yang dihasilkan menjadi tidak akurat lagi; (4) Tidak adanya pengaturan prioritas terhadap sistem informasi projek maupun sumber daya, yang bisa berdampak pada penurunan produktivitas, dll.; (5) Tidak ada mekanisme untuk menentukan level sumber daya yang optimal atau pengoperasian sistem yang maksimal; (6) Pengaturan informasi yang kurang mendukung, seperti tidak tersedia, tidak konsisten, tidak akurat, atau terlalu lama; (7) Kesalahpahaman antara pengguna dan IT specialist yang mengakibatkan konflik dan ketidakpuasan dari masing-masing pihak; (8) Tidak sesuainya strategi teknologi dengan batasan yang ada; (9) Kurangnya investasi infrastruktur yang terbentuk; (10) Seluruh proyek dievaluasi dari sisi keuangan saja; (11) Masalah yang timbul dalam investasi IS/IT dapat menjadi sumber permasalahan di antara bagian dalam perusahaan Penerapan Konsep Sistem Informasi Strategis Evolution of strategic management maturity berisi penilaian kinerja di sepanjang delapan dimensi manajemen strategis yang berbeda: a. Kepemimpinan Manajemen strategis yang efektif dimulai dengan kepemimpinan. Para pemimpin mempertanyakan asumsi, melihat masalah dengan cara baru, dan menciptakan dan mengartikulasikan visi untuk masa depan. Dalam konteks manajemen strategis, kepemimpinan mencakup sifat-sifat berikut: 1) para pemimpin menetapkan visi yang jelas dan konsisten atau "gambaran masa depan" organisasi; 2) pemimpin proaktif dalam mempersiapkan organisasi untuk masa depan; 3) pemimpin terlihat dan terlibat untuk memastikan bahwa staf memahami visi bersama dan dapat menerjemahkannya ke dalam istilah yang relevan dengan peran mereka; 4) pemimpin "walk the talk" dalam mencontohkan nilai, etika dan kebijakan organisasi; 5) pemimpin tidak melakukan micromanage, tapi percaya dan mendorong karyawan untuk menyumbangkan gagasan mereka dan tumbuh dalam karir mereka; 6) pemimpin berjalan dan bekerja bersama staf untuk mendorong kerja sama tim. b. Budaya dan nilai Yang membedakan kedewasaan adalah sejauh mana nilai tersebut dikomunikasikan, dipahami dan dipraktekkan oleh pemimpin dan juga oleh semua karyawan. Bukti budaya kerja matang dan nilai-nilai meliputi: 1) penerapan prinsipprinsip dan praktik manajemen perubahan yang responsif oleh pimpinan; 2) tingkat kepemilikan yang dirasakan karyawan terhadap visi dan nilai organisasi; 3) tingkat partisipasi mereka dalam membentuk budaya organisasi dan cara kerja; 4) tingkat kepercayaan, transparansi dan kebebasan untuk berkomunikasi dengan keterbukaan, berlawanan dengan budaya ketakutan dan penolakan; 5) tingkat fleksibilitas dan kemauan untuk berubah untuk menyesuaikan dengan prioritas strategis baru; 6) tingkat kesadaran dan konsistensi kepatuhan terhadap nilai dan kebijakan yang berlaku. c. Pemikiran dan perencanaan strategis Pemikiran strategis melibatkan beberapa sifat: 1) kemampuan untuk menggunakan definisi perencanaan yang konsisten dan untuk memahami perbedaannya; 2) kesadaran akan perbedaan antara perencanaan proyek dan perencanaan strategis; 3) kemampuan untuk mendiskusikan dan menggambarkan item dalam rencana di "ketinggian strategis" yang sesuai; 4) kesadaran akan efek sistem dinamis dalam organisasi, seperti penundaan dan umpan balik; 5) keterbukaan terhadap gagasan baru dan dorongan kreativitas dan inovasi; 6) keterbukaan proses perencanaan ke tim karyawan dari berbagai tingkatan dan fungsi; 7) sejauh mana strategi dan skenario alternatif dipertimbangkan; 8) keterkaitan perencanaan strategis dengan udgeting; 9) kemampuan menulis dan berbicara dengan kejelasan dan kesederhanaan. Bukti untuk tingkat pemikiran strategis dapat ditemukan dalam dokumen perencanaan strategis organisasi d. Alignment Penyelarasan mengacu pada keselarasan strategis, yaitu, sejauh mana orang-orang dan sumber daya organisasi difokuskan pada strategi. Kebalikan dari keselarasan adalah "kekacauan", di mana para manajer, program dan proyek mengarah pada tujuan yang berbeda dan tidak ada visi yang sama, yang menyebabkan terbuangnya energi, penundaan, konflik dan kebingungan. Fitur organisasi yang dapat diselaraskan meliputi: nilai, visi, misi, rencana strategi, anggaran, kebijakan, prosedur, fungsi, tema, tujuan, standar informasi dan struktur organisasi. e. Pengukuran kinerja Kebanyakan organisasi sekarang telah belajar mengukur beberapa hal, baik untuk kinerja operasional atau untuk memenuhi persyaratan 400

6 pemangku kepentingan di luar. Namun, ukuran kinerja strategis atau metrik disesuaikan dengan rencana strategis - bukan hanya operasi dan keluaran sehari-hari, namun hasil strategis yang sesuai dengan visi organisasi.fitur yang dicari dalam metrik kinerja strategis adalah 1) metrik yang berasal dari dan selaras dengan strategi, tidak hanya untuk operasi;; 2) metrik yang berfokus pada hasil dan hasil, tidak hanya menghabiskan uang, tugas selesai, atau keluaran disampaikan; 3) metrik yang menggunakan rasio, ukuran sampel dan fitur lainnya yang sesuai agar lebih bermakna; 4) metrik yang diukur dan dilaporkan cukup sering untuk mendorong pengambilan keputusan; 5) kinerja "tim" dan "organisasi", tidak hanya kinerja individu yang dilacak; 6) seperangkat metrik yang seimbang yang mencakup berbagai dimensi yang berbeda termasuk tidak hanya data keuangan tetapi juga kepuasan pelanggan, kinerja proses internal dan kapasitas organisasi. f. Manajemen kinerja Manajemen kinerja berkaitan dengan sejauh mana metrik kinerja digunakan dalam pengambilan keputusan. Fitur yang harus dicari adalah 1) pengakuan organisasi sebagai sistem dinamis; 2) penggunaan loop umpan balik - sehingga manajer bisa melihat hasil keputusan mereka; 3) manajer dapat mengubah keadaan berdasarkan pelaporan yang tepat waktu; 4) ukuran kinerja strategis tersedia untuk menguji strategi; 5) para pemimpin telah menempatkan keseluruhan organisasi ke dalam "loop pembelajaran" sehingga mereka dapat memvalidasi penglihatan mereka; 6) akhirnya organisasi belajar apa yang bekerja untuk memuaskan pelanggan dan memperbaiki organisasi. Tingkat di mana para pemimpin dan manajer merasa memiliki informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan menentukan tingkat manajemen kinerja. g. Perbaikan proses Peran manajemen strategis adalah mengidentifikasi proses mana yang keluar dari keseluruhan portofolio kita yang paling membutuhkan perbaikan (melakukan hal yang benar). Ini memerlukan masukan dari strategi, yang menginformasikan alokasi sumber daya untuk merencanakan perbaikan proses yang paling strategis dan penting dalam waktu dekat dan jangka panjang. Perbaikan proses mencakup penilaian terhadap 1) pengetahuan organisasi tentang proses kerja yang penting secara strategis; 2) seberapa baik proses ini diperbaiki diperbarui dan didokumentasikan; 3) seberapa efisien kinerja proses ini dibandingkan tolok ukur industri; 4) keterampilan, praktik dan teknologi yang digunakan untuk memperbaiki kualitas dan efisiensi proses; 5) pengetahuan tentang kompetensi inti dan kapasitas organisasi dan seberapa baik mereka bekerja dalam menjalankan proses; 6) tingkat kesadaran karyawan terhadap pelanggan dan harapan mereka; 7) adanya rencana kontinjensi untuk risiko masa depan, seperti bencana, kekurangan dana, dan suksesi kepemimpinan. h. Keberlanjutan manajemen strategis Keberlanjutan manajemen strategis organisasi didefinisikan oleh: 1) seberapa baik organisasi mempertahankan fokusnya pada visi, rencana dan inisiatif strategisnya; 2) orang, sistem, dan aktivitas komunikasi ada untuk mempertahankan momentum perubahan yang diinginkan; 3) rasa urgensi pada staf dan tenaga kerja; 4) sistem penghargaan dan pengakuan yang mendukung usaha memotivasi karyawan untuk melakukan hal yang benar; 5) Kehadiran "juara" untuk menjaga agar tenaga kerja mengetahui prioritas dan tingkat kinerja strategis yang diinginkan; 6) kehadiran "Kantor Manajemen Strategis" untuk menerapkan strategi dan kinerja lintasan; 7) sejauh mana manajemen strategis telah dilembagakan, sehingga "strategi adalah pekerjaan setiap orang". Bila tingkat kematangan yang tinggi tercapai, organisasi tersebut dalam perjalanan belajar dan perbaikan terus-menerus Analisis SWOT Analisis SWOT akan didapat dari hasil analisis lingkungan. Kekuatan diidentifikasikan dengan tujuan untuk mengetahui apa saja kekuatan perusahaan atau organisasi untuk dapat melanjutkan dan mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Dengan mengetahui kekuatan (strengh) yang dimiliki, perusahaan atau organisasi dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kekuatan sebagai modal untuk dapat terus bersaing dengan kompetitor lainnya. Mengidentifikasi kelemahan (weakness) bertujuan untuk mengetahui kelemahankelemahan yang masih ada, dan dengan mengetahui kelemahan tersebut, maka perusahaan atau organisasi dapat berusaha untuk memperbaiki kelemahan yang ada agar menjadi lebih baik lagi. Kelemahan yang tidak atau terlambat teridentifikasi akan merugikan perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu, semakin cepat mengetahui kelemahan, maka perusahaan juga dapat sesegera mungkin mencari solusi untuk dapat memperbaiki kelemahan tersebut. Dengan mengetahui peluang (opportunity), baik peluang saat ini maupun peluang di masa yang akan datang, maka perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk dapat mencapai peluang tersebut. Berbagai strategi dapat disiapkan lebih dini dan terencana dengan lebih baik sehingga peluang yang telah diidentifikasi dapat terwujud. Banyak cara untuk dapat mewujudkan peluang dan 401

7 mempertahankan kelangsungan bisnis perusahaan tentunya akan mengalami banyak ancaman. Ancaman (threat) yang dapat teridentifikasi dapat dicari solusinya sehingga perusahaan dapat meminimalkan ancaman tersebut. Di bawah ini adalah hasil analisis SWOT Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi A. Kekuatan (Strength) Dewan TIK menyampaikan laporan langsung kepada Gubernur Papua dan memberikan saran, pendapat dan pertimbangan dalam rangka pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di Provinsi Papua dan kebijakankebijakan pemerintah daerah yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi. B. Kelemahan (Weakness) Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi belum membentuk Kelompok Kerja dan Sekretariat Dewan TIK di tingkat Kabupaten dan Kota C. Peluang (Opportunity) 1. Perkembangan ekonomi yang tinggi. 2. Kesejahteraan masyarakat yang meningkat. 3. Tingginya tingkat permintaan dan perkembangan teknologi dan informasi. 4. Tersedianya sumber daya untuk dikembangkan. D. Ancaman (Threat) 1. Dituntut untuk terus mencari inovasi dengan memanfaatkan hasil-hasil teknologi. 2. Pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ketat. Dari analisis SWOT di atas, didapat analisis strategi. Analisis strategi tidak jauh berbeda dengan analisis SWOT. Hanya saja, analisis strategi ini digunakan sebagai dasar untuk merumuskan strategi pencapaian visi, misi dan tujuan perusahaan. Dengan pemikiran yang tepat serta strategi yang jitu, diharapkan diperoleh rumusan strategi pencapaian tujuan yang tepat dan realistis untuk dilaksanakan. Empat kemungkinan alternatif strategis dihasilkan dari matriks SWOT. Analisis strategi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Strength (S) Weakness (W) Opportunity (O) Strategi SO 1. Membentuk Kelompok Kerja dan Sekretariat Dewan TIK di tingkat Kabupaten dan Kota 2. Membentuk tim kerja yang dapat bekerja secara tetap dan mencapai tujuan StrategiWO 1. Meningkatkan fungsi strategis sebagai sarana analisis untuk meraih keunggulan kompetitif 2. Menyempurnakan sistem informasi manajemen yang belum berjalan sesuai dengan prosedurnya utama organisasi Threat (T) Strategi ST Strategi WT Meningkatkan kualitas pelayanan 2. Menerapkan biaya yang lebih kompetitif 3. Memanfaatkan Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI) 1. Meningkatkan hubungan baik dengan Dinas, Instansi maupun Stackholder 2. Meningkatkan hubungan baik dengan pihak Perguruan Tinggi ilmu Komputer dan Komunikasi 4.4. Hasil Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berdasarkan hasil analisis kebutuhan bisnis dan infromasi, maka dapat ditentukan SI ke depan. Strategi SI ini menentukan portofolio aplikasi SI Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang harus dibangun. Sedangkan strategi TI menentukan infrastruktur TI yang diperlukan untuk mendukung strategi SI. Penentuan strategi tersebut diawali dengan perumusan visi dan misi SI/TI yang selaras dengan visi, misi, serta tujuan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Berdasarkan dokumen dan hasil penelitian pada Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi, visi dan misi SI/TI dapat dirumuskan sebagai berikut: Visi: Menjadi media yang dapat mendukung visi, misi, serta tujuan perusahaan dengan pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi Misi: 1. Mengembangkan produk IT yang kompetitif dan berkualitas bagi perusahaan 2. Menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan baik yang bersifat operasional maupun strategis Strategi SI Strategi SI harus dapat mendukung Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi agar tujuannya dapat tercapai. Strategi SI dalam hal ini disusun untuk memberikan arah bagi pengembangan aplikasi sistem informasi ke depan. Aplikasi sistem informasi yang disampaikan haruslah dapat menyajikan dan mengelola informasi yang benar-benar dibutuhkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, salah satu hasil analisis lingkungan SI/TI internal yang berupa kebutuhan informasi Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi, menjadi basis utama menentukan solusi aplikasi SI yang akan diusulkan. Untuk menentukan solusi aplikasi SI, maka dibuat pemetaan tujuan kebutuhan informasi kepada IS demand dan potential technology. Tabel 4.2 Pemetaan IS Demand terhadap kebutuhan informasi divisi pemasaran

8 Tujuan Mengkoordinasik an setiap staff dan anggotayang ada Meningkatkan ketersediaan dana Kebutuhan Informasi Data tentang tugas pokok dan fungsi Informasi keuangan IS Demand SI Pengontrolan dan Pengendalian Kinerja SI Keuangan Potential Technology Control System General Ledger Implementasi dilakukan berdasarkan skala prioritas dari strategi dan sistem informasi, baik itu dari segi fungsinya, dampak pada organisasi dan bisnis proses maupun efektifitas biaya yang akan dicapai, yaitu mencakup: 1. Pengembangan, implementasi, dan migrasi sistem aplikasi dengan prioritas tinggi terlebih dahulu untuk dapat memnuhi kebutuhan bisnis akan sistem informasi secara cepat. 2. Melakukan implementasi peluang bisnis baru. 3. Menghemat sumber daya manusia dengan restrukturisasi organisasi. 4. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dan pedoman dalam memberikan layanan SI/TI. 5. Pengembangan sistem informasi organisasi diharapkan dapat menunjang pengembangan bisnis organisasi dan sejalan dengan sistem informasi yang telah ada. Proses migrasi dilakukan dengan mekanisme berikut sehingga tidak mengganggu proses organisasi yang sedang berjalan. 1. Penggantian sistem aplikasi dilakukan secara paralel dengan sistem yang ada sampai dengan tingkat kestabilan sistem baru tercapai. 2. Pengembangan sistem informasi dilaksanakan secara rutin dan bertahap. 3. Penyusunan dan pelaksanaan pedoman pengembangan sistem seperti standarisasi dapat mulai dilaksanakan untuk sistem baru sambil sacara bertahap mengubah sistem yang ada saat proses pengembangan. Berdasarkan hasil analisis strategi bisnis dan kebutuhan sistem informasi bisnis serta kondisi SI/TI saat ini, yaitu terlihat dalam sistem informasi yang secara umum dibutuhkan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi, maka dapat diputuskan perlunya pengembangan strategi SI Future IS Portofolio Proses pemetaan aplikasi sistem informasi berdasarkan model portofolio McFarlan, di mana penempatan posisi aplikasi sistem informasi didasarkan pada kriteria sebagai berikut: A. Application high potential Merupakan aplikasi yang diperkirakan akan mempunyai potensi tinggi bagi perusahaan di masa mendatang namun masih dalam tahap penjajakan dan belum digunakan. Maka, aplikasi intelligent system, serta knowledge management system termasuk dalam high 403 potential bagi Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi. B. Application strategic Aplikasi yang bersifat kritis bagi organisasi dan digunakan sebagi alat untuk mencapai tujuan utama agar perusahaan tersebut bertahan selama mungkin. Aplikasi yang termasuk dalam kelompok strategic dalam Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu website. C. Application key operational Aplikasi yang dapat dikategorikan penting agar perusahaan dapat terus beroperasi dan terus berjalan. Yang termasuk dalam aplikasi key operational Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu Sistem Informasi Terpadu (SIT), sistem administrasi keuangan, Control System, General Ledger. D. Application support Aplikasi yang bernilai cukup penting tetapi tidak terlalu mendukung suksesnya perusahaan secara langsung. Di bawah ini adalah gambar Future IS portofolio untuk Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi. STRATEGIC Website Sistem Informasi Terpadu (SIT) Sistem Administrasi Keuangan Control System General Ledger KEY OPERATIONAL HIGH POTENTIAL Intelligent System Knowledge Management System Webmail Ms. Office Absensi karyawan SUPPORT Gambar 4. Future IS Portofolio Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Strategi TI Strategi TI pada Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diturunkan dan dihasilkan dari perencanaan strategis berupa arahan pengembangan teknologi, yaitu: A. Menilai ulang SI/TI yang ada. Menilai ulang SI/TI yang ada saat ini dilakukan untuk meninjau kembali fungsi teknologi pada Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara berkala sehingga benarbenar sesuai dan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan penelitian langsung ke lingkungan kerja, tanggapan dari pengguna, serta monitoring penerimaan implementasi teknologi. B. Standarisasi SI/TI. Standarisasi ini baik dari sistem perangkat keras maupun perangkat lunak dari sistem aplikasi untuk memudahkan maintenance. C. Membuat teknologi mudah digunakan. Membuat teknologi mudah digunakan adalah salah satu strategi bisnis TI agar pengguna tidak merasa kesulitan dan jenuh jika menggunakan teknologi, seperti pembuatan

9 antar muka pemakai (interface) yang sederhana dan menarik. Strategi TI di atas dapat dijadikan strategi oleh Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi agar dapat memanfaatkan teknolgi untuk mencapai visi misi organisasi Strategi Manajemen SI/TI Strategi manajemen SI/TI pada Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi diperoleh dari hasil analisis perencanaan strategis sistem informasi berupa kebijakan organisasi dalam menerapkan strategi SI/TI sesuai kondisi manajemen pada Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Strategi manajemen SI/TI diantaranya melakukan strategi pengembangan sistem informasi pada beberapa bidang, seperti: a. Infrastruktur TI b. Perangkat keras (hardware) c. Struktur organisasi d. Sistem aplikasi e. Layanan SI/TI Organisasi Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat direalisasikan dalam gambar struktur organisasi di bawah ini. Dikepalai oleh seorang Ketua dan dibantu oleh Sekertaris dan Bendahara. Ketua Komisi I dan Komisi II bertanggungjawab secara langsung kepada Ketua. Komisi I memiliki tugas pokok dan fungsi memanfaatkan perkembangan teknologi serta mengembangkan sistem informasi yang ada. Komisi II memiliki tugas dan fungsi mengorganisasikan serta mengkoordinasikan kegiatan pengembangan regulasi dalam pemeanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Di bawah ini adalah usulan struktur organisasi SI yang disempurnakan untuk Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi 5. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perencanaan strategis sistem informasi ini dibuat untuk membantu Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi merencanakan halhal strategis yang akan membantu Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam mencapai tujuan yang dimiliki. 2. Perencanaan strategis sistem informasi menyajikan perencanaan-perencanaan yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi organisasi agar tercapai tujuannya. 3. Menghasilkan sebuah perencanaan strategis sistem informasi pada Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi sesuai dengan proses dan visi misi organisasi. 4. Penggunaan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan diharapkan dapat meningkatkan koordinasi antara unit yang terdapat di Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan dapat mencegah terjadinya kesimpangsiuran implementasi suatu sistem pada unit yang ada di Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi. DaftarPustaka: [1] Laudon, K. C. & Laudon, J. (2006). Management Information Systems (9th ed.). New Jersey: Pearson Prentice Hall. [2] Ward, J. & Peppard, J. (2003). Strategic Planning for Information Systems (3rd ed.). Chicester: John Wiley & Sons.. Gambar 4. Usulan struktur organisasi SI yang disempurnakan 404

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan kajian. Berikut ini adalah pemaparan secara singkat yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

PERAN SERTA STRATEGI SISTEM INFORMASI TERHADAP KEBERHASILAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PERUSAHAAN

PERAN SERTA STRATEGI SISTEM INFORMASI TERHADAP KEBERHASILAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PERUSAHAAN PERAN SERTA STRATEGI SISTEM INFORMASI TERHADAP KEBERHASILAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PERUSAHAAN Tanty Oktavia Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara Jl. KH. Syahdan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) 1 Pokok Bahasan dalam Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR)

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR) PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR) Erwin Sutomo 1, *), Teguh Bharata Adji 2) dan Sujoko Sumaryono

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR

PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR Natalis Sariman Simbolon 1), Febriliyan Samopa ) 1) Magister

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi STI Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi STI yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan. Hal ini sangat diperlukan agar investasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis STI Cassidy (2006:41) mendefinisikan perencanaan adalah suatu proses penetapan tujuan organisasi/perusahaan, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas pengerjaan tugas akhir ini dalam melakukan analisis perencanaan strategis sistem informasi kami menggunakan metode Ward

Lebih terperinci

PEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ

PEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ PEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ Khakim Ghozali, Achmad Holil Noor Ali Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember khakim@its-sby.edu, holil@its-sby.edu ABSTRAK

Lebih terperinci

PENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG

PENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG PENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG 1 Hanif fakhrurroja, S,Si.,M.T. 2 Irvan Akbar Maulana 1 Program Studi Manajemen Informatika STMIK LKPIA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL Kurniawan Wahyu Haryanto 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Strategi IS/IT Strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategos yang memiliki arti komandan militer pada zaman demokrasi Athena. Kata ini pada mulanya digunakan untuk kepentingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sistem dan teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka dimungkinkan penerapan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis Pendahuluan Metode Pengerjaan Hasil Analisis Unit Otonom ABC merupakan unit otonom yang khusus mengelola gedung perkantoran dari perusahaan induk PT. Krakatau Steel Dalam membantu kegiatan proses bisnisnya,

Lebih terperinci

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM)

PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI STIKOM) Sholiq, Perencanaan Master Plan Pengembangan TI/SI V - 75 PERENCANAAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN TI/SI MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.0 (STUDI KASUS DI ) Erwin Sutomo 1), Sholiq 2) 1) Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI (STUDI KASUS DI KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA)

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI (STUDI KASUS DI KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA) PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI (STUDI KASUS DI KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA) Vencias Markus Kawangung, Irya Wisnubhadra, Kusworo Anindito Program Studi Magister Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI: STUDI KASUS STIE CANDA BHIRAWA PARE

PERENCANAAN SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI: STUDI KASUS STIE CANDA BHIRAWA PARE PERENCANAAN SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI: STUDI KASUS STIE CANDA BHIRAWA PARE Andi Reza Perdanakusuma 1) dan Erma Suryani 2) 1) Jurusan Magister Manajemen Teknologi Informasi, Program Studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan

Lebih terperinci

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Manajemen Strategi Bisnis Saat ini sebagian besar organisasi menyadari bahwa strategi sistem informasi harus dikembangkan dalam konteks

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dengan yang di sampaikan Cassidy (2005) bahwa perencanaan strategis SI dan TI

PENDAHULUAN. dengan yang di sampaikan Cassidy (2005) bahwa perencanaan strategis SI dan TI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kunci kesuksesan dari integrasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI dan TI) sangat ditentukan jika ada keselarasan antara Perencanaan Strategis Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga

BAB II LANDASAN TEORI. mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis Sistem Informasi Perencanaan strategi sistem informasi adalah suatu proses penetapan tujuan organisasi/perusahaan, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Nyoman Ayu Nila Dewi STMIK STIKOM BALI

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, Itu dibuktikan dengan dibukanya 2 cabang lagi selain kantor pusat yang

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, Itu dibuktikan dengan dibukanya 2 cabang lagi selain kantor pusat yang 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Cahaya Berkah Abadi adalah sebuah perusahaan jasa ekspedisi yang sedang berkembang, memiliki beberapa rekanan seperti PT Wijaya karya hingga PT Meratus Steel membuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berdasarkan John Ward dan Joe Peppard (2002, hal 44), strategi sistem informasi adalah suatu kebutuhan organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi atau Information Technology (IT) dalam bisnis telah mengalami perubahan dan perkembangan yang lumayan cepat sejak TI pertama kali di perkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia industri saat ini, penggunaan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia industri saat ini, penggunaan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia industri saat ini, penggunaan teknologi sistem informasi merupakan salah satu kebutuhan penting untuk memenangkan persaingan usaha.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Strategis Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERGURUAN TINGGI XYZ MENGGUNAKAN METODE SWOT. Nurul Huda AMIK Bina Sriwijaya Palembang

RENCANA STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERGURUAN TINGGI XYZ MENGGUNAKAN METODE SWOT. Nurul Huda AMIK Bina Sriwijaya Palembang RENCANA STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERGURUAN TINGGI XYZ MENGGUNAKAN METODE SWOT Nurul Huda AMIK Bina Sriwijaya Palembang ABSTRACT In this study, the authors formulate strategic planning for information

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD Ari Wedhasmara Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya E-mail: a_wedhasmara@ilkom.unsri.ac.id,

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN 4.1. VISI DAN MISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh

Lebih terperinci

THE DIRECTION PHASE. Titien S. Sukamto

THE DIRECTION PHASE. Titien S. Sukamto THE DIRECTION PHASE Titien S. Sukamto THE DIRECTION PHASE Fase ini merupakan waktu untuk mengembangkan arah dari SI organisasi, identifikasi dimana SI berada di masa depan untuk memenuhi kebutuhan bisnis.

Lebih terperinci

ANALISIS STATEGIS SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENDEKATAN ANALISIS SWOT (Studi Kasus: Divisi IT Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung)

ANALISIS STATEGIS SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENDEKATAN ANALISIS SWOT (Studi Kasus: Divisi IT Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung) ANALISIS STATEGIS SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENDEKATAN ANALISIS SWOT (Studi Kasus: Divisi IT Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung) Sri Nurhayati Jurusan Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan IT Balance Ssorecard di Kampus AMIK AKMI Baturaja

Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan IT Balance Ssorecard di Kampus AMIK AKMI Baturaja Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi ke-8 (SEMNASTIK2016) Palembang, 20 Agustus 2016 Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan IT Balance Ssorecard di Kampus AMIK AKMI Baturaja

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

PERENCANAAN SKENARIO DAN PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2

PERENCANAAN SKENARIO DAN PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2 PERENCANAAN SKENARIO DAN PERENCANAAN STRATEGIS Proses Perencanaan Semester 2 PERENCANAAN SKENARIO Konteks Perencanaan Skenario kemasadepanan dan ketidakpastian ramalan dan visi Pemahaman Dasar Perencanaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI (STUDI KASUS BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR)

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI (STUDI KASUS BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR) PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI (STUDI KASUS BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR) ¹Diqy Fakhrun Shiddieq, S.T.,M.Kom, ²Bayu Purnomo ¹Program Studi Teknik Informatika STMIK LPKIA ²Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali Ratna Kartika Wiyati STIKOM Bali Jalan Raya Puputan No. 86 Renon Denpasar, (0361)244445

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sedemikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi proses akses, pengelolaan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian dalam setiap perilaku bisnis. Seiring dengan dinamika zaman, perspektif bisnis pun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang dapat diterjemahkan sebagai komandan militer. Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja, tetapi

Lebih terperinci

Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) Studi Kasus Politeknik Sekayu

Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) Studi Kasus Politeknik Sekayu Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi ke-8 (SEMNASTIK2016) Palembang, 20 Agustus 2016 Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) Studi Kasus Politeknik Sekayu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah : 19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan sistem informasi telah melewati 3 era evolusi model yang membawa perubahan bagi keselarasan antara strategi bisnis dengan strategi SI/TI, untuk setiap organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penyusunan thesis ini adalah berdasar kepada metodologi yang buat oleh john ward yang sudah disesuaikan dengan tools

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Faktor yang penting dalam proses ITSP adalah penggunaan metodologi. Metodologi merupakan kumpulan dari metode, teknik dan alat yang digunakan dalam penelitian.

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Peran dari sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) dalam menjalankan kegiatan bisnis suatu organisasi di era informasi saat ini sangat dibutuhkan.

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap awal, tahap visioning, tahap analysis, tahap direction, dan tahap recommendation. Tahap perencanaan STI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Beberapa metode analisa yang digunakan dalam merumuskan strategi bisnis, ada dua metode dalam penelitian ini yaitu metode analisa SWOT dan Balance Scorecard.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di PT Goldfindo Intikayu Pratama merupakan penelitian yang menggunakan metode pengumpulan data untuk menganalisis permasalahan di suatu perusahaan dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI (SI/TI) PADA PT. COME INDONUSA

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI (SI/TI) PADA PT. COME INDONUSA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2013, pp. 445~449 PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI (SI/TI) PADA PT. COME INDONUSA 445 Ibnu Dwi Lesmono 1, Fahlepi

Lebih terperinci

MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto

MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto Menetapkan Strategi SI Sistem dan informasi sudah ada dan dijalankan secara normal Strategi harus mengidentifikasi apa yang sebenarnya diperlukan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEGIATAN ADMINISTRASI SERTIFIKASI PADA PT. PLN (PERSERO) PUSDIKLAT UNIT SERTIFIKASI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEGIATAN ADMINISTRASI SERTIFIKASI PADA PT. PLN (PERSERO) PUSDIKLAT UNIT SERTIFIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEGIATAN ADMINISTRASI SERTIFIKASI PADA PT. PLN (PERSERO) PUSDIKLAT UNIT SERTIFIKASI Nugroho Sihraharja Handoko Jurusan Sistem Informasi dan Manajemen, Binus University, Jl. K.

Lebih terperinci

Jurusan Sistem Informasi, Universitas Bina Nusantara; 2) Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Nusantara; 3)

Jurusan Sistem Informasi, Universitas Bina Nusantara; 2) Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Nusantara; 3) ANALISIS INVESTASI SISTEM APLIKASI YANG BERJALAN DAN PROYEK SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS PADA ADANDU (PT NUANSA ASPIRASI BENING, JAKARTA) Hudiarto 1) ; E.A. Kuncoro 2)

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang yang mendasari penyusunan penelitian yaitu dasar pertimbangan pentingnya melakukan perencanaan strategis sistem informasi di institusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk. perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah.

IV. PEMBAHASAN. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk. perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah. 27 IV. PEMBAHASAN 4.1 gambaran Umum perusahaan 4.1.1 Sejarah singkat Perusahaan Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum) dimana keseluruhan sahamnya dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelah mata, peran perkembangan teknologi informasi telah memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. sebelah mata, peran perkembangan teknologi informasi telah memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi telah menunjukkan jati dirinya dalam peradaban manusia dewasa ini. Sudah tentu tidak dapat dipungkiri dan dipandang sebelah mata, peran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini ada 3 tahap yang dilewati yaitu: (1) tahap awal, (2) tahap pengembangan, dan (3) tahap akhir. Pada tahap awal dilakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN METODE ANALISA SWOT DAN BSC UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DI PT. XYZ UNTUK TAHUN

PEMBUATAN PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN METODE ANALISA SWOT DAN BSC UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DI PT. XYZ UNTUK TAHUN PEMBUATAN PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN METODE ANALISA SWOT DAN BSC UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING DI PT. XYZ UNTUK TAHUN 2010-2015 Regina A. Koilam 9108.205.304 Latar Belakang Peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BB III METODOLOGI PENILITIN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan untuk memperoleh berbagai data yang akan diproses menjadi informasi yang selanjutnya akan digunakan dalam penelitian. dapun

Lebih terperinci

Kontrak Perkuliahan. UAS : 30% UTS : 30% Tugas : 25% Kuis : 15% Tambahan : Keaktifan

Kontrak Perkuliahan. UAS : 30% UTS : 30% Tugas : 25% Kuis : 15% Tambahan : Keaktifan Kontrak Perkuliahan UAS : 30% UTS : 30% Tugas : 25% Kuis : 15% Tambahan : Keaktifan PENGENALAN PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI Titien S. Sukamto Pengantar Sebagian besar organisasi yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini semakin meningkat serta dampak era globalisasi telah mengubah perilaku konsumen dan pelaku usaha. Perusahaan tidak saja

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Isu Strategis Dalam penyusunan renstra Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor tentunya tidak terlepas dari adanya isu strategis pembangunan Kota Bogor, yaitu : a. Pengembangan

Lebih terperinci

THE VISIONING PHASE PART 2

THE VISIONING PHASE PART 2 THE VISIONING PHASE PART 2 3. DOKUMENTASI DAN KONFIRMASI ANALISA BISNIS Aktivitas dokumentasi dan konfirmasi Analisa Bisnis 1. Dokumentasi Deskripsi Bisnis, Visi, Value, Tujuan, Strategi, Arah, Visi Operasi,

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN MATRIK EFAS DAN IFAS

ANALISIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN MATRIK EFAS DAN IFAS ISSN-P 207-2192 ANALISIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN MATRIK EFAS DAN IFAS Nurul Huda Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 111 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan pembahasan dari analisa dan interprestasi perencanaan strategis SI/TI di DJMBP dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagi berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

Framework Penyusunan Tata Kelola TI Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi, BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dalam industri yang berbasis teknologi, inovasi sangat diperlukan untuk meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi, pengelolaan

Lebih terperinci

PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG

PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG Koko Wahyu Prasetyo Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) Malang Email: kwprasetyo@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun 47 BAB III METODOLOGI 3.1 Pendahuluan Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun perencanaan Strategic Planning tahap demi tahap. Metodologi yang digunakan pada tesis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum Teori teori berikut adalah teori yang digunakan untuk mendukung konsep New Information Economics (NIE). 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi menurut

Lebih terperinci

PERENCANAAN PORTOFOLIO SISTEM INFORMASI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BOGOR

PERENCANAAN PORTOFOLIO SISTEM INFORMASI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BOGOR PERENCANAAN PORTOFOLIO SISTEM INFORMASI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BOGOR Hardiyono Nusawan dan Achmad Holil Noor Ali Manajemen Teknologi Informasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA SMK MEDIKACOM

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA SMK MEDIKACOM JURNAL LPKIA, VOL.1 NO.1, September 2017 PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA SMK MEDIKACOM 1 Sonty Lena, 2 Arie Riyadi Prasojo 1 Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih Project Integration Management Binsar Parulian Nababan 201381156 Sutrisno 201381129 Diphda Antaresada 201581294 Adrian Kosasih 201581301 Kunci Sukses Proyek Keseluruhan: Manajemen Integrasi Proyek yang

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT: KONSEP & APLIKASI BAGI KOPERASI TERNAK. Bimbingan Teknis Koperasi Ternak Jombang November 2014

ANALISIS SWOT: KONSEP & APLIKASI BAGI KOPERASI TERNAK. Bimbingan Teknis Koperasi Ternak Jombang November 2014 ANALISIS SWOT: KONSEP & APLIKASI BAGI KOPERASI TERNAK Bimbingan Teknis Koperasi Ternak Jombang 10-11 November 2014 Tujuan Pembelajaran Peserta memahami dan mampu menjelaskan ragam masalah bisnis Peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan adanya persaingan yang semakin ketat. Banyak perusahaan baru yang terus bermunculan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHAPTER 5

DAFTAR ISI CHAPTER 5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2

PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2 PERENCANAAN STRATEGIS Proses Perencanaan Semester 2 PERENCANAAN STRATEGIS VIDEO PERENCANAAN STRATEGIS Latar belakang/konteks Rencana statutori vs rencana berbasis kinerja Manajemen strategis Perencanaan

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci