BAB III METODE PENELITIAN. penelitian lapangan (field research), artinya data-data yang digunakan dalam
|
|
- Vera Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah penelitian lapangan (field research), artinya data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan yang disusun dengan cara mengamati, mencatat serta mengumpulkan berbagai data dan informasi yang diperoleh di lapangan mengenai strategi bauran promosi (promotion mix) pada produk piutang murabahah di KJKS BTM Wuled Tirto, serta dibantu data-data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 1 B. Sumber Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data sebagai berikut: a. Sumber Data Primer Yaitu sumber data utama yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan 1998), hlm Lexy, J Moleong, Metode Penelitian KualitatifI, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2 48 data langsung pada sumbyek dengan sumber informasi yang dicari. 2 Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan data perkembangan volume pembiayaan, data perkembangan volume pembiayaan pada produk piutang murabahah dan juga data mengenai biaya promosi selama empat tahun terakhir di KJKS BTM Wuled Tirto. b. Sumber Data Sekunder Yaitu sumber data yang diperoleh dari buku-buku yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan, atau sumber lain yang menunjang dan dapat memberikan informasi. 3 Dalam hal ini yaitu: 1) Laporan Keuangan BTM Wuled Tirto 4 tahun terakhir 2) Buku-buku tentang promosi 3) Buku-buku manajemen pemasaran, perbankan syariah, ekonomi syariah 4) Sumber-sumber lainya yang berkaitan dengan materi. C. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut: a. Observasi Metode observasi merupakan sebuah metode dalam penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung di lapangan. 4 Dalam kaitannya dengan pengumpulan data, metode ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang 2 Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian... hlm Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hlm.212.
3 49 terjadi pada obyek penelitian seperti dengan cara mengamati keadaan sekitar KJKS BTM Wuled Tirto, proses pelayanan pada nasabah, serta fasilitas yang ada di KJKS BTM Wuled Tirto tersebut. b. Wawancara Merupakan dialog tanya jawab sepihak yang sistematis dan berlandasan dengan tujuan penelitian. 5 Teknik ini dilakukan dengan hlm. 66. wawancara struktural yaitu menyusun daftar pertanyaan wawancara terlebih dahulu. Teknik ini juga digunakan untuk memperoleh data tentang strategi bauran promosi (promotion mix) pada produk piutang murabahah serta gambaran umum berdirinya KJKS BTM Wuled Tirto dan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dalam wawancara ini peneliti langsung melakukan tanya jawab dengan narasumber, antara lain dengan, Adi Purnomo selaku AO KJKS BTM Wuled Tirto dan Nur Diana selaku Customer Service (CS) KJKS BTM Wuled Tirto c. Dokementasi Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Dokumen sebagai metode pengumpulan data adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. 6 Hal ini dilakukan untuk memperoleh data dengan mempelajari dokumen-dokumen dan catatan yang ada di KJKS BTM 5 Sutrisno Hadi, Metodologi Penelatian, (Yogyakarta: Andi Offet, 1989), hln Burham Bungin (ed), Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011),
4 50 Wuled Tirto, yang berkaitan dengan promosi dalam produk piutang murabahah. D. Metode Analisis Data Metode analis data yang metode dimana dimana data yang dikumpulkan hanya sebagai gambaran atau pandangan yang kemudian dari gambaran tersebut dibuat narasi atau kalimat sendiri yang hanya untuk menjawab rumusan masalah. 7 Dalam penulisan TA ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti strutur kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 8 Dengan metode ini penulis meneliti apa yang menjadi kelebihan dalam pemasaran produk piutang murabahah dan penulis akan menyusun penelitian dengan data-data sebenarnya yang diperoleh dari KJKS BTM Wuled Tirto. E. Profil KJKS BTM Wuled Tirto 1. Latar Belakang KJKS BTM Wuled Tirto Koperasi jasa keuangan syariah BTM Wuled Tirto yang berkedudukan di Jl. Raya Wuled. No 40 Wuled Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan didirikan pada bulan Apil Dan tepat pada 7 Sutrisno Hadi, Metodologi Penelatian... hlm Muhammad Nazir, Metode Penelitian... hlm. 63.
5 51 bulan april kemarin genap 18 tahun didirikan dengan mendapat ijin pendirian dari Yayasan Baitul Maal Muhammadiyah sebagai lembaga yang dibentuk oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menggerakan ekonomi kerakyatan. Dengan dimotori Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah waktu itu dan dorongan dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah lembaga ini semula bernama BMT (Baitulmaal Wattamwil), seiring perkembangan jaman Yayasan Baitul Maal Muhammadiyah ijin operasionalnya dihentikan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas keuangan di negara ini. Maka lewat Muktamar Jakarta BMT dan lembaga keuangan dibawah naungan YBMM diharuskan melebur menjadi Koperasi. Untuk BTM Wuled dengan dukungan penuh dari Dinas Koperasi waktu itu mendapatkan Badan Hukum tahun 2005 yang diperbaharui tahun Dalam usianya yang kedelapan belas belum banyak konstribusi yang diberikan BTM Wuled berikan kepada anggota, masyarakat dan khususnya kepada Muhammadiyah. Tetapi dengan kerja keras selama delapan belas tahun ini dapat membuktikan kepada nasabah dan masyarakat dengan perolehan SHU yang sesuai dengan target dan bahkan melebihi target. 2. Visi Misi KJKS BTM Wuled Tirto a) Visi Menjadi amal usaha yang mampu mendukung dakwah muhammadiyah. b) Misi
6 52 - Mewujudkan dakwah bil halal dibidang ekonomi - Membangun perekonomian warga Muhammadiyah khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya sesuai ajaran Islam. - Menciptakan amal usaha yang dapat mendukung misi Muhammdayiyah. c) Tujuan - Meningkatkan Kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta menyediakan pelayanan jasa keuangan bagi anggota dan masyarakat yang sesuai dengan ajaran Islam. - Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan perekonomian umat. 3. Struktur Organisasi KJKS BTM Wuled Tirto Kemajuan suatu perusahaan ditentukan oleh organisasi yang kuat dan terstruktur dengan baik sehingga dapat mendukung kinerja perusahaan. Begitu pula BTM Wuled Tirto yang sudah memilki struktur organisasi yang baik sehingga perusahaan dapat menjalankan kegiatan sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditentukan dan tugas masing-masing bagian dapat berjalan dengan baik. 9 9 Dokumen KJKS BTM Wuled Tirto
7 53 RAT Pengurus Manager Personalia Manajemen Pembiayaan Dana dan Jasa Satpam Teller OB Ao Lending Ao Funding Gambar 3.1 Struktur KJKS BTM Wuled Tirto 4. Job Discription KJKS BTM Wuled Tirto Pengelola 1. Manager Fungsi : Memimpin BTM, Merealisasi Visi dan Misi BTM, dan Mewakili BTM kepada pihak luar dalam pertema, negosiasi, penandatanganan kerjasama atau undangan Tugas-tugas : a. Menyusun rencana strategis yang mencakup : 1) Pandangan pihak eksekutif (ringkasan kualitatif) 2) Prediksi tentang kondisi lingkungan
8 54 3) Perkiraan posisi perusahaan dalam persaingan 4) Rencana-rencana perusahaan Visi dan misi perusahaan Tujuan dan sasaran Strategi yang dipilih 5) Ringkasan keuangan (ringkasan kuantitatif) b. Mengusulkan rencana strategis kepada pengurus untuk disahkan dalam RAT ataupun diluar RAT. c. Mengusulkan rencana anggaran dan rencana kerja, pembiayaan dan jas manajemen kepada pengurus yang nantnya disahkan pada rapat anggota tahunan (RAT). d. Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi bulanan dengan pengelola yang diadakan pada pekan pertama dengan agenda : 1) Laporan tertulis dari manager pembiayaan dan jasa manajemen 2) Laporan perkembangan bisnis secara umum (target dan realisasi, analisis rasio, permasalahan) 3) Peluang bisnis yang ada 4) Pengambilan keputusan untuk perencanaan perbaikan /mengatasi masalah yang ada. e. Mengajukan perubahan daftar skala gaji pokok, insentif dan bonus kepada pengelola minimal 1 tahun sekali (bila ada perubahan dari peninjauan ulang).
9 55 f. Menandatangani perjanjian kerjasama antara BTM denan pihak lain dengan persetujuan pengurus. g. Setiap bulan melakukan laporan kinerja pengelola pada pengurus. 2. Kepala Bagian Pemasaran Fungsi: Bertanggung jawab atas operasional pendanaan dan pembiayaan BTM. Tugas-tugas : a. Menyusun rencana Operasional yang mencakup : 1) Rencana anggaran pendanaan dan pembiayaan 2) Rencana pendanaan dan pembiayaan berupa : Target lending dan konfirmasi. Pengembangan wilayah potensial. Rencana pengmebangan produk, promosi dan distribusi (berdasarkan pemetaan sgmen dan potensi pasar). 3) Rencana organisasi saleforce (gugus marketer) b. Mengusulkan rencana operasional : 1) Target pembiayaan 2) Target pendanaan 3) Target pendapatan 4) Target asset 5) Target cash flow
10 56 c. Memimpin rapat koordinasi dengan manager. Account officer, dan kepala bagian operasional, kepala cabang. d. Mengembangkan strategi pemasaran 3. Account Officer Fungsi : Menangani dan mengelola proses pemasaran dan pembiayaan, sejak proses solisitasi nasabah, proses permohonan, analisis, pengikatan, pencairan, sampai dengan pembinaan dan pengawasan serta penyelesaian / pelunasannya. Tugas-tugas : a. Memberikan dan meningkatkan pelayanan secara efektif dan efisien. b. Melakukan analisis pembiayaan atas proposal yang masuk. c. Melakukan survey on the spot ke calon nasabah untuk analisa kelayakan usaha. d. Melakukan transaksi jaminan. e. Melakukan pembinaan nasabah, antara lain penagihan pembiayaan yang berada pada batas wewenangnya yang tergolong lancar, kurang lancar, diragukan maupun yang macet. f. Melakukan penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan kepala pemasaran. 4. Kepala Bagian Operasional Fungsi : Bertanggung jawab atas operasional keuangan BTM Tugas-tugas :
11 57 a. Menyusun rencana biaya operasional dan keuangan yang mencakup rencana anggaran operasional dan keuangan meliputi : 1) Anggaran pendapatan dan biaya operasional BTM. 2) Anggaran biaya pembukuan cabang. 3) Anggaran biaya pengembangan produk, promosi dan distribusi. b. Mengusulkan rencana operasional dan keuangan. c. Menyusun laporan keuangan konsolidasi harian, mingguan, triwulan, semesteran, dan tahunan kepada manajemen akuntansi dan keuangan. d. Mengimplementasikan kebijakan akuntansi pada laporan keuangan. e. Meminta dan memeriksa kelengkapan laporan transkasi harian beserta berkas pendukung transaksi. f. Mensosialisasikan kebijakan akuntansi atas kemauan manajer. g. Melakukan pengambilan uang dari bank sesuai dengan kebutuhan biaya operasional dan kas harian. h. Memimpin rapat koordinasi bersama kepala pendanaan dan pembiayaan. 5. Accounting Fungsi : Bertanggung jawab atas kegiatan pmbukuan keuangan BTM. Tugas Tugas :
12 58 a. Membuat rekapitulasi berdasarkan rekening sti menerima Slip dari teller, bagian dana dan jasa, manajemen pembiayaan dan personalia. b. Memposting seluruh bukti pembukuan setelah diperiksa ulang kelengkapan dan keabasahan slip tersebut. c. Membuat neraca dan laporann laba/rugi. d. Membuat laporan keuangan bulanan. e. Melakukan validasi pengeluaran uang sampai dengan jumlah tertentu. 6. Manajemen Pembiayaan Fungsi : Bertanggung jawab atas tertib administrasi pembioayaan BTM. Tugas-tugas : a. Menerima berkas permohonan pembiayaan dari calon nasabah serta mencatatnya dalam buku registrasi permohonan pembiayaan. b. Menyiapkan kelengkapan pencairan pembiayaan yang meliputi slip pencairan, slip biaya-biaya, berkas akad, pengikatan jaminan, surat kuasa, surat pernyataan, dls. c. Melaksanakan pencairan pembiayaan. d. Membukukan pembiayaan dan mengarsipkan berkas akad pembiayaan sesuai dengan jenisnya. e. Menyimpan barang jaminan dan mengarsipkannya.
13 59 f. Melayani hal-hal yang terkait dengan kegiatan administrasi pembiayaan. g. Membuat laporan pembiayaan. 7. Bagian Dana dan Jasa Fungsi : Bertanggung jawab atas stabilitasi dana untuk operasional BTM. Tugas-tugas : a. Mempersiapkan semua perlengkapan tabungan dan simpanan berjangka. b. Melayani nasabah dengan baik. c. Memberikan informasi tentang produk-produk pelayanan BTM. d. Memasukkan data nasabah baru dalam buku register. e. Memposting slip setoran, pengambilan, pencairan simpanan dan pemindah bukuan. f. Membuat laporan tabungan dan simpanan berjangka. 8. Personalia Fungsi : Bertanggung jawab atas kegiatan rumah tangga BTM. Tugas-tugas : a. Membuat dan mengarsipkan surat keputusan kepegawaian, peraturan perusahaan, leglitas perusahaan, surat masuk dan surat keluar. b. Menghitung dan membuat biaya-biaya karyawan. c. Melakukan penggajian karyawan.
14 60 d. Membuat daftar aktiva tetap dan inventaris serta penyusutannya. e. Menyusun dan menyimpan arsip dan dokumen transaksi. 9. Teller Fungsi : Mengendalikan penerimaan dan pengeluaran keuangan Tugas-tugas : a. Menerima uang setoran dinasabah dan mengecek kesesuaian dengan bukti setoran tabungan/simpanan. b. Mengeluarkan uang sesuai dengan bukti penarikan nasabah yang telah di chek persyaratan penarikannya sesuai keputuhan manajer mengenai batasan penarikan. c. Membuat laporan posisi kas ditangani dan posisi saldo akhir pada bank. d. Melakukan pengeluaran uang yang telh disetujui oleh manajer dan kepala akt. e. Menghitung setoran uang dari AO dari penagihan pembiayaan. f. Menyimpam uang dalam vaulf Brangkas dan atau menyetor ke bank. g. Mengelola kas kecil (Petty cash). 10 F. Produk-Produk KJKS BTM Wuled Tirto 1. Simpanan Macam-macam simpanan pada KJKS BTM Wuled Tirto saat ini adalah: Ibid
15 61 a. Tabungan Tabungan merupakan simpanan atau titipan dana masyarakat yang dapat disetor dan ditarik sewaktu-waktu. Macam macam tabungan KJKS BTM Wuled Tirto : 1) Tabungan Mudharabah Adalah simpanan anggota dan calon anggota berbentuk tabungan dengan prinsip syariah, dapat disetor dan diambil sewaktu-waktu selama buka kas. 2) Tabungan Pendidikan Sebagai bentuk komitmen BTM terhadap dunia pendidikan BTM menyediakan tenaga langsung ke lembaga-lembaga pendidikan agar dapat secara kolektif mengabil simpanan adikadik pelajar. Denngan ini pihak BTM berharap dapat turut mendidik mereka dalam merencanakan keuangan dalam rangka meraih pendidikan yang lebih tinggi. 3) Tabungan Qurban Adalah simpanan anggota berbentuk tabungan, dengan tujuan untuk qurban dan hanya dapat diambil menjelang qurban. 4) Tabungan Wisata Adalah simpanan untuk anggota dan calon anggota berbentuk tabungan dengan tujuan untuk kegiatan wisata yang diadakan oleh BTM. 11 Brosur KJKS BTM Wuled Tirto
16 62 5) Tabungan Haji Adalah simpanan anggota dan calon anggota berebntuk tabungan dengan prinsip syariah berguna bagi yang berniat merencanakan ibadah haji, penarikannya hanya dapat dilakukan sekali menjelang keberangkatan haji. 6) Deposito Mudharabah Adalah investasi dana melalui simpanan anggota yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Saat jatuh tempo dengan mendapatkan imbalan bagi hasil yang kompetitif. b. Simpanan Berjangka Simpanan berjangka merupakan simpanan dana masyarakat yang memiliki ketentuan jumlah minimal tertentu dan jangka waktu tertentu. Macam-macam simpanan berjangka KJKS BTM Wuled Tirto : 1) 1 bulan dengan Nisbah 35 : 65 2) 3 bulan dengan Nisbah 40 : 60 3) 6 bulan dengan Nisbah 45 : 55 4) 12 bulan dengan nisbah 50 : Pembiayaan Macam macam pembiayaan pada KJKS BTM Bligo saat ini adalah : a. Pembiayaan Musyarakah
17 63 Pembiayaan Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih (BTM dengan nasabah /mitra) untuk satu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi modal, dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. b. Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bitmalik (IMBT) Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bitmalik (IMBT) adalah akad sewa menyewa antara pemilik ma jur (obyek sewa) dan musta jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyk sewa yang di sewakannya dengan opsi perpindahan hak milik obyek sewa pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa. c. Pembiayaan Griya BTM Fasilitas pembiayaan konsumtif syariah untuk membeli, membangun, merenovasi rumah ataupun pembelian tanah berlandaskan akad mudharabah atau IMBT dimana pembayaran dilakukan secara angsuran yang telah disepakati bersama dan dibayar setiap bulan. d. Pembiayaan Haji BTM Fasilitas pembiayaan konsumtif syariah berlandaskan akad Ijarah berupa talangan untuk membantu anda mendapatkan porsi kebernagkatan haji lebih awal (BPIH) dengan syarat uang muka minimal 50% dari tarif BPIH yang ditentukan oleh Departemen Agama.
18 64 e. Pinjaman Qordhul Hasan Pinjaman Qordhul Hasan adalah fasilitas pinjaman dana nasabah tanpa imbalan dengan hanya mengembalikan pokok pinjamannya saja secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. f. Piutang Murabahah Piutang Murabahah atau yang secara umum sering disebut dengan pembiayaan murabahah adalah pembelian barang dengan pembayaran ditangguhkan. Pembiayaan murahabah adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi (inventory).pembiayaan murahabah ini mirip dengan kredit modal kerja yang biasanya diberikan oleh bank konvensional, karenanya pembiayaan murahabah berjangka waktu dibawah 1 tahun. Negosiasi dan persyaratan Akad Jual Beli BTM Bayar Nasabah Supler Penjual Gambar 3.2 Skema Pembiayaan pada produk Piutang Murabah di KJKS BTM Tirto
19 65 Piutang murabahah atau yang sering dikenal sebagai pembiayaan murabahah merupakan fasilitas penyaluran dana dengan sistem jual beli. KJKS BTM Wuled Tirto akan membelikan barangbarang halal apa saja yang nasabah butuhkan kemudian menjualnya kepada nasabah untuk diangsur sesuai dengan kemampuan nasabah. Produk ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha (modal kerja dan investasi: pengadaan barang modal seperti mesin, peralatan, dll) maupun pribadi (misalnya pembelian kendaranaan bermotor, rumah, dll). Sebagai contoh misalkan anggota yang akan mengajukan piutang murabahah untuk membiayai kendaraan bermotor untuk memperlancar usaha. Anggota datang langsung ke KJKS KJKS BTM Wuled Tirto dengan mengajukan surat permohonan pembiayaan muarabah yang sekaligus di dalamnya tertera berapa harga kendaraan bermotor yang akan dibelinya. Kemudian KJKS KJKS BTM Wuled Tirto memberikan syarat-syarat yang harus dibpenuhi oleh anggota untuk mendapatkan pembiayaan mrabahah. Selanjutnya dari pihak KJKS KJKS BTM Wuled Tirto melakukan analisa pembiayaan yang dilakukan oleh bagian marketing yang kemudian direkomendasikan ke komite pembiayaan untuk disetujui. Apabila kemudian piutang murabahah tersebut disetujui,
20 66 maka anggota dan pihak KJKS KJKS BTM Wuled Tirto melakukan persiapan untuk melakukan akad. Dalam akad inilah ditentukan jangka waktu atau lamanya pembayaran pembiayaan, harga pokok, dan margin atau keuntungan yang diinginkan oleh pihak BMT berdasarkan kesepakatan dengan anggota, serta penarikan jaminan Nur Diana, Customer Service (CS) KJKS KJKS BTM Wuled Tirto, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 februari 2016.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Gambaran Umum 3.1.1. Sejarah singkat KJKS BTM Bligo Koperasi jasa keuangan syariah BTM Bligo yang berkedudukan di Jl. Raya Bligo No.7 Buaran Kab. Pekalongan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA. A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa. Muhammadiyah Wiradesa untuk memiliki sumber-sumber pendanaan
BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa Berdirinya BTM Wiradesa yang beralamat Jl. Mayjend. S. Parman No.183 Wiradesa Pekalongan, berawal dari keinginan Pimpinan Cabang
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL
42 BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL A. BMT Citra Keuangan Syariah Comal 1. Sejarah Berdirinya Dengan tujuan untuk membangun ekonomi masyarakat
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS BAITUT TAMWIL MUHAMMADIYAH KEDUNGWUNI
34 BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BAITUT TAMWIL MUHAMMADIYAH KEDUNGWUNI A. Profil Baitul Tamwil Muhammadiyah 1. Sejarah Singkat Latar belakang berdirinya KJKS BTM kedungwuni bermula dan adanya keinginan Pimpinan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya BMT Lestari Muamalat Suradadi. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya BMT Lestari Muamalat Suradadi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BTM KEDUNGWUNI. A. Profil Umum KJK Syariah BTM Kedungwuni
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BTM KEDUNGWUNI A. Profil Umum KJK Syariah BTM Kedungwuni 1. Sejarah Singkat KJK Syariah BTM Kedungwuni Koperasi Jasa Keuangan Syari ah (KJKS) Baitut
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba
BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba Awal berdirinya Bank Syariah di Indonesia adalah pada tanggal 1 November 1991,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank
BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pelaksanaan Deposito ib Mudharabah Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank Nagari Cabang Syariah Padang. 1. Prosedur Pembukaan Rekening a. Permohonan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN. 1. Latar Belakang KJKS BMT Bahtera Pekalongan
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN A. Profil KJKS BMT Bahtera Pekalongan 1. Latar Belakang KJKS BMT Bahtera Pekalongan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bahtera Pekalongan adalah KSU BINA SEJAHTERA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a) Implementasi Akad Murabahah Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM BTM COMAL. Kemudian berdasarkan keputusan MUKTAMAR MAMADIYAH periode ke-44
46 BAB III GAMBARAN UMUM BTM COMAL A. Sejarah Pendirian dan Perkembangan KSP Syari ah BTM Comal berdiri pertama kali pada tanggal 22 juli 2000. Semula semua lembaga ini berkedudukan sebagai lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan
BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Ringkas Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan Syari ah. Bank ini didirikan karena masih banyak terdapat umat islam yang belum
Lebih terperinciBAB III APLIKASI PEMBIAYAAN MURA<BAH}AH BI AL-WAKA<LAH TANPA PENYERAHAN KWITANSI PADA UJKS (UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH) AL HAMBRA KETINTANG SURABAYA
BAB III APLIKASI PEMBIAYAAN MURA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya bank Islam di Negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi rekomendasi agar didirikan lembaga perbankan syariah pada tahun 1990. Salah satu uji coba yang cukup berhasil dan kemudian tumbuh
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG. Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat dari keberadaan
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG A. Sejarah KJKS Cemerlang Weleri Kendal Kecamatan Weleri adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Koperasi 3.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Koperasi Buana Indonesia adalah Koperasi yang berikrar pada tanggal 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AN-NAJAH WIRADESAPEKALONGAN. 1. Sejarah berdirinya KJKS BMT An-Najah Wiradesa 34
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT AN-NAJAH WIRADESAPEKALONGAN A. Profil KJKS BMT An-Najah Wiradesa 1. Sejarah berdirinya KJKS BMT An-Najah Wiradesa 34 BMT atau Bitul Maal Wattamwil merupakan lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN Deposito ib Hasanah Dollar adalah simpanan dari pihak ketiga kepada pihak bank yang penarikannya hanya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan
Lebih terperinciUsulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPANAN SYARI AH ANGGOTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TAHUN 2015 (STUDI KASUS DI KJKS BMT SURYA MADANI BOYOLALI) Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh
Lebih terperinciBAB III PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA
BAB III PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA A. Gambaran Umum Tentang KJKS Daarul Qur an Wisatahati Surabaya 1. Sejarah Singkat Koperasi Jasa
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN. 2.1 Sejarah Berdirinya PT. BPRS Artha Amanah Ummat
BAB II GAMBARAN UMUM PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN 2.1 Sejarah Berdirinya PT. BPRS Artha Amanah Ummat Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah adalah bank syari ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN. 2.1 Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran
BAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN 2.1 Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah adalah bank syari ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN 4.1 Pengakunan Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah Muntahiya Bittamlik di Bank Muamalat Indonesia Cabang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah.
Lebih terperinciBAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN. A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan
BAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan Suatu kemajuan yang cukup menggembirakan menjelang abad XX terjadi kebangkitan umat Islam dalam segala aspek terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BMT-BMT di seluruh Indonesia. BMT-BMT ini ternyata memberikan manfaat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi Syariah mulai dibicarakan ketika banyak orang menyikapi pesatnya pertumbuhan Baitul Maal Wattamwil (BMT) Di Indonesia. BMT Bina Insan Kamil Jakarta
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra Pekalongan Di BMT Matra Pekalongan dalam melakukan penyaluran dana salah satunya produk pembiayaan bai u bithaman
Lebih terperinciBAB II STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH. Wattamwil yaitu simpanan (funding) dan pembiayaan (financing).
BAB II STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH A. Produk-produk Jasa Baitul Mal 1. Simpanan Ada dua macam produk yang biasanya ditawarkan oleh Baitul Mal Wattamwil yaitu simpanan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit pula hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam hal. Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perbankan Indonesia di era modern saat ini mulai menunjukkan kemajuannya. Dengan kehadiran sistem perbankan syariah di dalamnya yang menjadikan sistem
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM BMT BISMILLAH SUKOREJO. A. Sejarah Berdirinya BMT Bismillah Sukorejo
12 BAB II GAMBARAN UMUM BMT BISMILLAH SUKOREJO A. Sejarah Berdirinya BMT Bismillah Sukorejo Pesatnya pertumbuhan ekonomi di wilayah kabupaten kendal yang merupakan daerah pertanian dan industri kecil membuat
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO LAMPIRAN 2 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PT. Bank Negara Indonesia
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Bank Perkreditan Rakyat didirikan berdasarkan pada pandangan bahwa
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bank Perkreditan Rakyat didirikan berdasarkan pada pandangan bahwa masih banyak umat islam yang belum mau berhubungan dengan bank yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Koperasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari berdiri pada tahun 2003, saat itu berkantor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Selain sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, perumahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS SURIYAH Kc Kudus Sebagai lembaga keuangan syariah aktivitas yang tidak kalah penting adalah melakkukan penyaluran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan lembaga kuangan syariah di Indonesia
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN. A. Sejarah Pendirian KJKS BMT Istiqlal Pekalongan
44 BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN A. Sejarah Pendirian KJKS BMT Istiqlal Pekalongan Disaat badai kritis global melanda bangsa Indonesia khususnya di sektor ekonomi, banyak pihak yang
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DATA. A. Gambaran Umum BMT Amanah Ummah
24 BAB IV DESKRIPSI DATA A. Gambaran Umum BMT Amanah Ummah 1. Sejarah BMT BMT Amanah Ummah pertama kali digagas oleh Drs. Waston, M.Hum selaku Dekan Fakultas Agama Islam UMS didukung oleh dosen-dosen dan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI LEMBAGA
digilib.uns.ac.id BAB III DESKRIPSI LEMBAGA A. Sejarah PD. Bank Perkreditan Rakyat BKK Boyolali Perusahaan Daerah BPR BKK Boyolali Kota Kabupaten Boyolali merupakan hasil dari merger 18 PD.BPR BKK se Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar Koperasi Serba Usaha KOTA SANTRI Cabang Karanganyar dalam memberikan kredit
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO -2- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MENJALANKAN KEGIATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuangan. Bank merupakan lembaga keuangan yang aman
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Perbankan melayani kebutuhan pembiayaan dan memperlancar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Jawa Timur menjadikan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA Layanan Syariah dengan jaringan yang tersebar di berbagai wilayah Jawa Tengah, Banten, Yogyakarta, dan Jawa Timur menjadikan Koperasi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59
KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 by KarimSyah Law Firm Level 11, Sudirman Square Office Tower B Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha Bank Perkreditan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah dalam bentuk lembaga keuangan syari ah, yang sudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BTM (Baitut Tamwil Muhammadiyah) merupakan amal usaha Muhammadiyah dalam bentuk lembaga keuangan syari ah, yang sudah berdiri selama 14 tahun, dan melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT NURUSSA ADAH PEKALONGAN. kebutuhan rakyat banyak dan dilakukan oleh rakyat banyak atau lebih dikenal
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT NURUSSA ADAH PEKALONGAN A. Latar Belakang Lembaga Berdasarkan pada UUD 1945 dan Pancasila, sistem perekonomian yang berlaku di Indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
64 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi
32 BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA A. Sejarah BMT NU SEJAHTERA Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal
BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayan BSM Oto di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Batusangkar Perbankan syariah menjalankan fungsi yang sama dengan perbankan konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi
Lebih terperinciBAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.
BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A. Mekanisme Pembiayaan Murabahah 1. Prosedur Pembiayaan Murabahah Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga keuangan mikro syariah,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN TENTANG KONDISI BPRS PNM BINAMA SEMARANG. A. Sejarah Berdirinya PT. BPRS PNM Binama Semarang 12
BAB II GAMBARAN TENTANG KONDISI BPRS PNM BINAMA SEMARANG A. Sejarah Berdirinya PT. BPRS PNM Binama Semarang 12 Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah PNM Binama Semarang didirikan atas prakarsa para tokoh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pemasaran tidak terlepas dari unsur persaingan. Biasanya tidak ada salah satu bisnis pun, yang dengan leluasa bisa santai menikmati penjualan dan keuntungan. Sering
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN. A. Sejarah Berdirinya KJKS BMT Bahtera Pekalongan 2
BAB II GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN A. Sejarah Berdirinya KJKS BMT Bahtera Pekalongan 2 KJKS BMT BAHTERA kota Pekalongan berdiri tepatnya pada tanggal 01 Oktober 1995, yang diprakarsai oleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga Jumlah perbedaan proporsi pembiayaan murabahah dengan pembiayaan modal kerja usaha yang menggunakan prinsip mudharabah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua organisasi, baik yang berbentuk badan usaha, badan yang bersifat publik ataupun lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan tentu mempunyai suatu tujuan sendiri-sendiri
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin
BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA A. Sejarah BMT BMT NU Sejahtera Mangkang Semarang didirikanpada tahun 2007 dengan akta notaries badan hukum sebagai koperasi NO.180.08 / 315 Yang di tetapkan pada
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MASALAH
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH A. Prosedur Produk Simpanan El Amanah di KSPPS BMT El Amanah Kendal Prosedur adalah suatu urutan tindakan atau kegiatan tata usaha yang biasanya menyangkut beberapa petugas dalam
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan usaha
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Pembiayaan Mudharabah berdasarkan PSAK No. 105 dan PAPSI 2003. 1. Kebijakan umum pembiayaan mudharabah PT Bank Syariah Mandiri menetapkan sektor-sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam perusahaan dan bergerak dalam berbagai bidang usaha perdagangan, industri, pertanian, manufaktur,
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM BMT SM NU PEKALONGAN
BAB III GAMBARAN UMUM BMT SM NU PEKALONGAN A. PROFIL BMT SM NU Pekalongan BMT Syirkah Muawanah Nahdlatul Ulama (BMT SM NU) Pekalongan didirikan pada tanggal 29 Agustus 2004 dengan modal sebesar Rp 50.000.000,-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai makhluk sosial, kebutuhan akan kerjasama antara satu pihak dengan pihak lain guna meningkatkan taraf perekonomian dan kebutuhan hidup, atau keperluan-keperluan
Lebih terperinciBAB II KONDISI UMUM BMT AL HIKMAH UNGARAN. A. Sejarah Berdirinya BMT Al Hikmah. swadaya masyarakat yang tumbuh dan berkembang di wilayah kecamatan
BAB II KONDISI UMUM BMT AL HIKMAH UNGARAN A. Sejarah Berdirinya BMT Al Hikmah Koperasi BMT Al Hikmah adalah sebuah lembaga ekonomi swadaya masyarakat yang tumbuh dan berkembang di wilayah kecamatan Ungaran.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.
1 BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen. Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik mulai
Lebih terperinciBAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA
BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA A. Sejarah Berdirinya Kospin Jasa Syariah Kospin jasa adalah sebuah koperasi simpan pinjam yang terbesar di Indonesia
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah Usaha Gabungan Terpadu
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Koperasi Usaha Gabungan Terpadu disingkat koperasi UGT Sidogiri mulai beroperasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Masyarakat muslim Indonesia yang memegang teguh prinsip syari ah tentunya mengharapkan akan hadirnya
Lebih terperinciPRODUK SYARIAH DI INDONESIA
PRODUK SYARIAH DI INDONESIA Semarang,21 Maret 2017 OLEH : Dr.Oyong Lisa,SE.,MM,CMA,Ak,CA,CIBA,CBV STIE WIDYA GAMA LUMAJANG BANK SYARIAH Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Bank Syariah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penulis menjadikan BNI Syariah, yang berkantor di Fatmawati Blok A1-2 dan A1-3 Jl. RS Fatmawati, Cipete Utara, Jakarta Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No 21 tahun 2008. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Praktik Pembiyaan Mudharabah dengan Strategi Tempo di KSPPS TAMZIS Bina Utama Cabang Pasar Induk Wonosobo Sebagai lembaga keuangan, kegiatan KSPPS TAMZIS Bina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi islam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MEKANISME DAN UPAYA PENINGKATAN SISUKA (SIMPANAN SUKARELA BERJANGKA) DI BMT BUS
BAB IV ANALISIS MEKANISME DAN UPAYA PENINGKATAN SISUKA (SIMPANAN SUKARELA BERJANGKA) DI BMT BUS A. Mekanisme SISUKA (Simpanan Sukarela Berjangka) di BMT BUS Terdapat 3 mekanisme dalam SISUKA (Simpanan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)
BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Simpanan Berjangka (SIJANGKA) Di KJKS BMT Walisongo Semarang 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) a. Syarat syarat pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA), antara lain
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA KEUANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Murabahah bil Wakalah pada Produk ib Investasi Line Facility di Bank Jateng Cabang Syariah Semarang Produk Pembiayaan ib Investasi adalah salah
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito
BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. Pembiayaan Mudharabah (Studi Kasus pada Koperasi Jasa Keuangan. Syariah Muamalah Berkah Sejahtera Surabaya), maka penulis dapat menarik
BAB 5 PENUTUP Berdasarkan pada hasil pembahasan dan analisis yang dikemukakan oleh penulis tentang Penerapan Sistem Bagi Hasil dan Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah (Studi Kasus pada Koperasi Jasa
Lebih terperinciBAB III LAPORAN ARUS KAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR. dan mendapat pengesahan dari Bupati Lamongan. Ruang lingkup kegiatan
BAB III LAPORAN ARUS KAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR A. Gambaran Umum Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) MAWAR 1. Sejarah KJKS MAWAR Karanggeneng Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) MAWAR
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian BMT (Baitul maal wat Tamwil) Prosumen amanah Mandiri (BMT PAM) adalah lembaga keuangan mikro syariah yang didirikan oleh para pegiat ekonomi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah
BAB IV PEMBAHASAN A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah Saat memberikan pembiayaan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Kantor Cabang Pembantu Payakumbuh menggunakan prinsip
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG
BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah Pada BMT At- Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan marketing mix (bauran pemasaran) di BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Ginggang Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa BMT BUS Cabang Ginggang memliki
Lebih terperinciAKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh
AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciAKUNTANSI BANK SYARIAH
AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran sebuah usaha yang disebut bank sangat erat kaitannya dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya usaha yang kemudian menjadi bank
Lebih terperinciPenyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.
Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah lain sebagai salah satu instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua dekade terakhir ini,
Lebih terperinci