P U T U S A N Nomor:03/ Pdt.G / 2008 /PTA.Pdg

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor:03/ Pdt.G / 2008 /PTA.Pdg BISMILLAHIRRAMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Padang, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkara antara: PEMBANDING, umur 48 tahun, pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal. di JAKARTA TIMUR, semula Pemohon sekarang PEMBANDING; MELAWAN TERBANDING, umur 42 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di KOTA PADANG, semula Termohon sekarang TERBANDING; MAJELIS HAKIM PENGADILAN TINGGI AGAMA TERSEBUT: Telah membaca berkas perkara dan surat- surat yang berhubungan dengan perkara ini; TENTANG DUDUK PERKARA Mengutip segala uraian yang termuat dalam Putusan Sela Pengadilan Tinggi Agama Padang Nomor 03/Pdt.G/2008/PTA.Pdg, tanggal 24 Januari 2008 M, bertepatan dengan tanggal 15 Muharram 1429 M, yang amarnya berbunyi sebagai berikut: M E N G A D I L I - Menyatakan bahwa permohonan banding Pembanding dapat diterima; Sebelum menjatuhkan putusan akhir: 1. Memerintahkan kepada Hakim pertama dalam hal ini Pengadilan Agama Padang supaya melakukan pemeriksaan tambahan dalam perkara mengenai hal-hal sebagaimana tersebut dalam pertimbangan hukum putusan sela ini; 2. Memerintahkan supaya untuk keperluan itu, berkas perkara serta turunan putusan sela ini disampaikan kepada Ketua Pengadilan Agama Padang; 3. Memerintahkan agar berkas perkara tersebut setelah pemeriksaan tambahan selesai disertai dengan Berita Acara Pemeriksaan tersebut dikirimkan kembali ke Pengadilan Tinggi Agama Padang; 4. Menyatakan bahwa biaya yang timbul dari perkara ini akan dipertimbangkan bersama dengan putusan akhir;

2 Menimbang, bahwa untuk melaksanakan maksud putusan sela Pengadilan Tinggi Agama Padang tersebut, Pengadilan Agama Padang telah membuka persidangan dan melakukan pemeriksaan tambahan terhadap perkara ini pada tanggal 27 Maret 2008 dan tanggal 29 Mei 2008; Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan, Pemohon/Pembanding hadir dipersidangan, didampingi oleh Kuasanya Nino Sukarna, SH Advokat dari Kantor Advokat H.M &Partners, berkantor di Jalan Kayu Putih Utara B No.2, Lantai 2, Jakarta Timur, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 7 Mei 2008, sedangkan Termohon/Terbanding tidak hadir dipersidangan dan tidak pula mengutus orang lain sebagai wakilnya sedangkan ia menurut Relaas Panggilan tanggal 12 Maret 2008 dan tanggal 19 Mei 2008 menyatakan bahwa Termohon/Terbanding tidak tinggal di alamat tersebut lagi sejak lebih kurang dua tahun yang lalu sampai sekarang; Menimbang, bahwa Pengadilan Agama Padang telah mengirimkan kembali berkas perkara tersebut bersama dengan Berita Acara Pemeriksaan Tambahan ke Pengadilan Tinggi Agama Padang; TENTANG HUKUM Menimbang, bahwa dengan memperhatikan segala uraian dalam pertimbangan sebagaimana ternyata dalam putusan Pengadilan Agama Padang dan hasil pemeriksaan tambahan sebagaimana tersebut dalam Berita Acara Pemeriksaan Tambahan, maka Pengadilan Tinggi Agama akan memberikan pertimbangan secara keseluruhan sebagai berikut; Menimbang, bahwa sepanjang yang menyangkut tentang ketidak hadiran Termohon dipersidangan, putusan Hakim Pertama sudah tepat dan benar sehingga Pengadilan Tinggi Agama dapat menyetujui seluruh pertimbangan tersebut, oleh karena itu pertimbangan hukum Pengadilan Agama Padang itu diambil alih menjadi pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi Agama; Menimbang, bahwa keberatan Pembanding terhadap putusan Pengadilan Agama Padang yang dituangkan dalam Memori Bandingnya, pada pokoknya bermaksud bahwa Pemohon/Pembanding mengajukan perkara permohonan itsbat nikah yang dikomulasikan dengan permohonan Cerai Talak ini bukanlah permohonan itsbat nikah murni tetapi permohonan itsbat nikah dalam rangka penyelesaian perceraian sebagaimana yang diatur dalam pasal 7 ayat (2 dan 3 huruf a) Kompilasi Hukum Islam yang sama sekali alasan Pemohon/Pembanding itu tidak dipertimbangkandalam putusan Pengadilan Agama Padang; Menimbang, bahwa terhadap keberatan Pembanding tersebut, Pengadilan Tinggi Agama setelah memperhatikan dengan seksama permohonan Pemohon/Pembanding, berita acara persidamgan, putusan, berita acara sidang pemeriksaan tambahan dan bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon/Pembanding, baik bukti surat maupun bukti saksi-saksi, maka Pengadilan Tinggi Agama tidak dapat menerima landasan hukum yang dipakai dan dijadikan dasar oleh Hakim 2

3 Pertama dalam memutus perkara ini karena pertimbangan hukum Yudex Factie kurang tepat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, oleh karena itu Pengadilan Tinggi Agama akan memberikan pertimbangan hukum sendiri, sebagai berikut; Menimbang, bahwa Pemohon dalam perjalanan ibadah haji bulan Maret 2004 telah berkenalan dengan Termohon, perkenalan mana berlanjut terus setelah kembali ke tanah air, bahkan pertemuan antara Pemohon dengan Termohon semakin sering terjadi, yang akhirnya timbul rasa saling menyukai dan saling mencintai, oleh karena seringnya terjadi pertemuan antara Pemohon dengan Termohon, Pemohon khawatir kalau-kalau terjadi pergaulan di luar batas dan terjerumus kepada perzinaan, maka Pemohon dengan Termohon sepakat untuk melanjutkannya kejenjang pernikahan; Menimbang, bahwa pada tanggal 31 Mei 2004, Pemohon/Pembanding dengan Termohon/Terbanding pergi ke Surabaya untuk melaksanakan pernikahan, bertempat di Masjid Rahmat, jalan Khairil Anwar No.60, Kecamatan Kembang Kuning, Surabaya dilangsungkanlah pernikahan Pemohon/Pembanding dengan Termohon/Terbanding secara Syari at Islam dengan Wali Nikah ayah kandung Termohon/Pembanding yang diwakilkan kepada WAKIL WALI NIKAH AYAH KANDUNG, disaksikan oleh SAKSI I dan SAKSI II dengan mahar Rp dan gelang berlian; Menimbang, bahwa pernikahan tersebut tidak terdaftar/tercatat pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Kembang Kuning Surabaya, karena Pemohon/Pembanding dan Termohon/Terbanding untuk melangsungkan pernikahan ini tidak mengurus persyaratan administrasi yang diperlukan menurut ketentuan yang berlaku dan juga Pemohon/Pembanding tidak mendapatkan izin dari Pengadilan Agama untuk kawin lagi, karena Pemohon/Pembanding sudah yakin bahwa isteri Pemohon/Pembanding tidak akan memberi izin Pemohon/Pembanding untuk nikah dengan Termohon; Menimbang, bahwa setelah menikah Pemohon/Pembanding dengan Termohon/Terbanding telah bergaul sebagai suami isteri dan bertempat tinggal di Kelurahan Indarung Padang, dari perkawinan Pemohon/Pembanding dengan Termohon/terbanding tersebut sampai sekarang belum dikarunia anak; Menimbang, bahwa rumah tangga Pemohon/Pembanding dengan Termohon/terbanding pada awalnya berjalan dengan baik, rukun dan damai, akan tetapi kebahagian itu hanya Pemohon/Pembanding rasakan selama lebih kurang tiga bulan, selanjutnya antara Pemohon/Pembanding dengan Termohon/Terbanding sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan Termohon/Terbanding telalu jauh melibatkan diri dalam bisnis yang Pemohon/Pembanding usahakan, bahkan Termohon/Terbanding sampai-sampai ingin merobah rekening perusahaan atas nama Termohon/Terbanding dan dalam perselisihan tersebut Termohon/Terbanding sering marah-marah, berkata kasar kepada Pemohon/Pembanding, juga pernah Termohon/Terbanding membanting HP Pemohon/Pembanding sampai pecah, bahkan Termohon/Terbanding pernah mengancam Pemohon/Pembanding dengan mengatakan bahwa 3

4 kalau Pemohon/Pembanding sayang kepada Termohon/Terbanding tinggalkan anak-anak dan isteri Pemohon; Menimbang, bahwa karena tidak tahan lagi dengan kondisi rumah tangga seperti itu, akhirnya pada pertengahan tahun 2005 Pemohon/Pembanding dengan Termohon/Terbanding telah berpisah tempat tinggal/tidak serumah lagi sampai sekarang, oleh karena alasan-alasan itulah Pemohon/Pembanding bermaksud ingin bercerai dengan Termohon/Terbanding, dengan mengajukan permohonan cerai talak ke Pengadilan Agama Padang; Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan hukun di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi pokok permasalahan adalah Pemohon/Pembanding memohon kepada Pengadilan Agama untuk mengitsbatkan nikahnya dengan Termohon/Terbanding yang telah dilaksanakan menurut Syari at Islam dan pernikahan tersebut tidak tercatat pada Kantor Urusan Agama, permohonan itsbat nikah itu Pemohon/Pembanding perlukan dalam rangka penyelesaian perceraian antara Pemohon dengan Termohon/Terbanding; Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi Agama perlu mempertimbangkan terlebih dahulu apakah terhadap suatu perkawinan yang telah dilaksanakan menurut hukum islam tetapi tidak dicatatkan/didaftarkan pada Kantor Urusan Agama dapatkah diitsbatkan atau tidak; Menimbang, bahwa dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No.1 tahun 1974 jo Pasal 4 Kompilasi Hukum Islam dinyatakan bahwa perkawinan adalah sah apabila dilaksanakan menurut hukum masing-masing agamanya (hukum islam), dan untuk melakukan pernikahan menurut hukum islam harus dipenuhi rukun dan syarat pernikahan yaitu calon suami, calon isteri, wali nikah, dua orang saksi serta ijab dan qabul (Pasal 14 KHI); Menimbang, bahwa berdasarkan surat bukti P.4 dan P.7 serta keterangan saksi 3, dan saksi 5 dibawah sumpahnya masing-masing, diperoleh fakta bahwa Pemohon/Pembanding telah melangsungkan pernikahan dengan Temohon/Terbanding pada tanggal 31 Mei 2004 bertempat di Masjid Rahmat, jalan Khairil Anwar No.60, Kecamatan Kembang Kuning, Suarabaya dengan Wali nikah ayah kandung Termohon yang diwakilkan kepada WAKIL WALI NIKAH AYAH KANDUNG, disaksikan oleh SAKSI Idan SAKSI II, dengan mahar Rp dan gelang berlian; Menimbang, bahwa tentang keharusan adanya pencatatan perkawinan pada Kantor Urusan Agama bagi perkawinan umat Islam seperti yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) Undang- Undang No.1 tahun 1974 jo Pasal 5 ayat (1 dan 2) KHI adalah bertujuan untuk terjaminnya ketertiban administrasi perkawinan, yang sama sekali tidaklah menyinggung tentang tidak sahnya pernikahan yang telah terjadi dan pernikahan itu hanya dilakukan berdasarkan hukum islam, karena dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No.1 tahun 1974 jo pasal 4 KHI dinyatakan bahwa perkawinan adalah sah apabila dilaksanakan menurut hukum masing-masing agamanya (hukum Islam); Menimbang, bahwa apabila Pasal 2 ayat (1) Undang Undang No.1 tahun 1974, Pasal 4, Pasal 6 ayat (2) dan Pasal 56 ayat (3) KHI dihubungkan dengan Pasal 2 ayat (2) Undang Undang 4

5 Nomor 1 tahun 1974 dan Pasal 5 ayat (1 dan 2) KHI telah terjadi betentangan/kontradisi, yang dari satu sisi dinyatakan bahwa perkawinan adalah sah apabilah telah dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya (hukum islam) dan di sisi lain dinyatakan pula bahwa perkawinan tersubut harus dicatat dan perkawinan yang tidak dilakukan dihadapan PPN (Pegawai Pencatat Nikah) serta perkawinan poligami yang tidak mendapat izin dari Pengadilan tidak mempunyai kekuatan hukum; Menimbang, bahwa terhadap adanya kontradiksi tersebut, Pengadilan Tinggi Agama berpendapat bahwa hal ini sebenarnya tidak boleh terjadi karena mengakibatkan tidak adanya kepastian hukum di tengah-tengah masyarakat, dan telah terjadi kekosongan hukum, lagi pula bertentangan dengan azas peradilan itu sendiri yaitu pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya (Pasal 16 Undang-Undang No.4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman); Menimbang, bahwa dalam ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang perkawinan umat islam di Indonesia, disamping adanya ketentuan yang mengharuskan adanya pencatatan nikah oleh Pegawai Pencatat Nikah di Kantor Urusan Agama, sehingga dengan itu suatu perkawinan akan memperoleh Kutipan Akta Nikah secara resmi, disamping itu pula ada ketentuan peraturan perundang-undangan yang menyatakan tentang sahnya suatu perkawinan apabila perkawinan itu telah dilakukan menurut hukum islam, dan juga adanya ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kebolehan mengajukan itsbat nikah bagi yang tidak mempunyai akta nikah seperti yang termuat dalam Pasal 7 ayat (2 dan 3) KHI yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut: Ayat (2): Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah, dapat diajukan itsbatnya ke Pengadilan Agama. Ayat (3): Itsbat nikah yang dapat diajukan ke Pengadilan Agama terbatas mengenai halhal yang berkenaan dengan: a. Adanya perkawinan dalam rangka perceraian b. Hilangnya akta nikah c. Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat perkawinan d. Perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan perkawinan menurut Undang Undang No.1 tahun Menimbang, bahwa dengan adanya ketentuan Pasal 2 ayat (1) Undang Undang No.1 tahun 1974,Pasal 4 dan Pasal 5 ayat (1 dan 2) serta Pasal 7 ayat (2) KHI tersebut mengisyaratkan sebuah prinsip bahwa secara substansial peraturan yang berlaku di Indonesia mengakui keabsahan sebuah perkawinan yang telah dilakukan berdasarkan hukum islam akan tetapi belum/tidak tercatat, yang kemudian dengan alasan-alasan yang dicantumkan secara rinci dalam Pasal 7 ayat (3) KHI, perkawinan seperti itu dapat dicatatkan/diitsbatkan untuk diakui keabsahannya secara administratif melalui putusan Pengadilan Agama; 5

6 Menimbang, bahwa Wahbah al Zuhaily dalam kitabnya al Fiqh al Islamy wa Adillatuhu membagi persyaratan nikah itu menjadi dua yaitu 1. Syarat Syar i : yaitu suatu syarat dimana keabsahan akad tergantung kepadanya seperti adanya calon kedua mempelai, wali nikah, dua orang saksi serta adanya ijab dan qabul, 2. Syarat tautsiqy yaitu suatu syarat yang dirumuskan sebagai alat bukti kebenaran telah terjadinya suatu perbuatan/tindakan sebagai antisipasi ketidak jelasan dikemudian hari; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka permohonan Pemohon untuk dapat diitsbatkan nikahnya dengan Termohon yang kemudian akan dijadikan fakta hukum A quo menjadi dasar/alasan untuk penyelesaian perceraiannya dengan Termohon dapat dikabulkan dan putusan Pengadilan Agama Padang dalam perkara ini tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan; Menimbang, bahwa karena permohonan itsbat nikah yang diajukan oleh Pemohon akan dikabulkan, maka selanjutnya Pengadilan Tinggi Agama akan mepertimbangkan apakah alasanalasan Pemohon untuk melakukan perceraian dengan Termohon seperti yang temuat dalam surat permohonannya berdasarkan hukum atau tidak; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi 1, saksi 2, saksi 4 dan saksi 6 dibawah sumpahnya masing-masing diperoleh fakta bahwa antara Pemohon dengan Termohon telah terjadi perpisahan tempat tinggal/berpisah rumah sejak pertengahan tahun 2005 yang lalu sampai sekarang karena sebelumnya antara Pemohon dengan Termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang berkepanjangan yang menurut saksi 4 dan saksi 5 disebabkan masalah harta dimana Termohon ikut campur dalam bisnis Pemohon dan dalam setiap pertengkaran Termohon sering marah-marah dan berkata kasar bahkan sampai membanting HP Pemohon sampai pecah; Menimbang, Bahwa ketidaktahuan para saksi secara detail tentang penyebab perselisihan dan pertengkaran yang terjadi antara Pemohon dengan Termohon termasuk saksi 1 dan saksi 2 sebagai orang tua kandung Pemohon adalah sesuatu yang lumrah dan wajar karena pada umumnya setiap pasangan suami isteri sedapat-dapatnya akan berusaha agar permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga mereka tidak diketahui oleh orang lain termasuk keluarga sendiri dan apabila terjadi pertengakaran mereka akan berusaha untuk tidak terjadi di depan orang banyak/umum karena itu merupakan aib keluarga yang tidak seharusnya diketahaui dan dilihat orang; Menimbang, bahwa adalah sebuah fakta bahwa salah satu indikasi dari akibat adanya perselisihan dan pertengkaran yang terjadi antara Pemohon dengan Termohon tersebut adalah telah terjadinya perpisahan tempat tinggal sejak pertengahan tahun 2005 yang lalu sampai sekarang, sehingga hak dan kewajiban sebagai suami isteri sudah tidak terlaksana lagi sebagaimana mestinya; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas alasan-alasan Pemohon untuk melakukan perceraian dengan Termohon telah terbukti sesuai dengan ketentuan Pasal 19 6

7 hurf F Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 jo Pasal 116 huruf F Kompilasi Hukum Islam maka permohonan Pemohon untuk mengikrarjkan talaknya kepada Termohon dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, sesuai dengan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006, maka biaya perkara dalam tingkat pertama di bebankan kepada.pemohon dan pada tingkat banding di bebankan kepada Pembanding; Mengingat, akan pasal-pasal dari Undang Undang yang bersangkuatan dan hukum syarak yang berkenaan; MENGADILI Membatalkan Putusan Pengadilan Agama Padang Nomor.323/Pdt.G/2007/PA.Pdg, tanggal 1 Nopember 2007 M bertepatan dengan tanggal 20 Syawal 1428 H; Dan dengan Mengadili Sendiri 1. Menyatakan bahwa Termohon/Terbanding yang telah dipanggil secara sah dan patut untuk datang menghadap kepersidangan tidak hadir; 2. Mengabulkan permohonan Pemohon/Pembanding dengan verstek; 3. Menetapkan sah nikah Pemohon/Pembanding (PEMBANDING) dengan Termohon (TERBANDING) yang dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2004 di Surabaya; 4. Menetapkan, memberi izin Pemohon/Pembanding untuk mengikrarkan talak terhadap Termohon/Terbanding di depan sidang Pengadilan Agama Padang setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap; 5. Membebankan kepada Pemohon/Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat pertama sebesar Rp (tiga ratus dua puluh dua ribu rupiah) dan untuk tingkat banding sebesar Rp (enam ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Padang pada hari Kamis tanggal 26 Juni 2008.M bertepatan dengan tanggal 21 Jumadil Akhir 1429.H, oleh kami Drs.H.M. SYAFE I NARIM sebagai Hakim Ketua Majelis Drs.H. ABU BAKAR SYARIF,SH. M.HI dan Drs. PELMIZAR.M.HI masing-masing sebagai Hakim Anggota, diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 3 Juli 2008 bertepatan dengan tanggal 29 Jumadil Akhir 1429 H oleh Hakim Ketua tersebut dengan dihadiri 7

8 oleh Hakim- hakim anggota serta Drs. SAMWIL,SH sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh pihak- pihak yang berperkara; HAKIM- HAKIM ANGGOTA ttd HAKIM KETUA MAJELIS ttd 1. Drs. H. ABU BAKAR SYARIF, SH, M.HI Drs. H. M. SYAFE I NARIM ttd 2. Drs. PELMIZAR. M.HI PANITERA PENGGANTI ttd Drs. SAMWIL. SH Biaya perkara:.materai Rp (enam ribu rupiah) 8