modernisasai kebudayaan Barat di Magelang awal abad XX, kemudian
|
|
- Adi Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KESIMPULAN Pada bagian kesimpulan ini ada beberapa catatan penting yang harus dipertegas kembali, yakni kehidupan sosial, ekonomi, dan kebudayaan yaitu modernisasai kebudayaan Barat di Magelang awal abad XX, kemudian perkembangan fashion (mode) dengan berbagai jenis pakaian yang dipengaruhi oleh budaya Barat serta pengaruh gaya hidup Barat terhadap minat para kaum Elite di Magelang dalam berbusana. Pakaian merupakan salah satu tanda penampilan luar yang paling jelas dan memiliki nilai untuk para pemakaianya. Sebelum pengaruh Barat masuk pakaian masyarakat di Magelang hanya terdiri dari kain jarik, kebaya, stagen, selendang dan rambut hanya disanggul biasa. Sedangkan laki-laki hanya memakai baju dodot dan kain sarung. Bagi para Priyayi mereka telah mengadopsi pakaian gaya Barat dengan celana panjang, jas, dan telah memakai sepatu. Gaya Barat yang pertama kali ditiru di Hindia Belanda ini berupa pantalon, jas, topi eropa dan aksesoris lainnya. Setelah masuknya budaya Barat di Hindia Belanda dan dengan munculnya pendidikan Barat yang diakibatkan oleh Politik Etis, pengaruh Eropa dalam berbagai bentuk sangat terlihat jelas, tak terkecuali dalam bentuk mode berbusana. Priyayi sebagai kaum yang intensitas berhubungan langsung dengan orang barat lebih besar daripada penduduk pribumi lainnya, mereka menjadi yang pertama terpengaruh oleh pakaian model Barat. Hal tersebut tercermin dalam pakaian harian, pakaian sekolah, dan pakaian resmi yang mereka kenakan. Bentuk yang
2 paling jelas adalah dipakainya rok dan blouse bagi para perempuan, dan celana panjang dan jas yang disertai dasi bagi laki-laki. Kuatnya arus modernisasi membuat pengaruh yang kuat terhadap gaya hidup masyarakatnya. Upaya gaya berpakaian Eropa juga sejalan dengan gaya hidup Eropa. Dengan banyaknya orang Eropa yang ada di Magelang membuat menjamurnya tempat-tempat yang sengaja dibangun untuk mereka. Tempattempat tersebut antara lain berupa Societeit, kamar bola, bioskop, dan tempat berdansa bagi tuan dan nyonya Belanda, minum-minuman keras, berjudi dan aktivitas gaya hidup Barat lainnya. Hal tersebut mengakibatkan pandangan pribumi untuk ikut melakukannya dan menjadi trendsetter bagi mereka. Akhirnya berbagai macam gaya hidup orang Barat hedonisme memunculkan pengaruh luas dalam berbagai hal kehidupan termasuk dalam hal berbusana kaum Elite di Magelang awal abad XX.
3 DAFTAR PUSTAKA Dokumen Besluit 20 Januari 1905 No. 22 Besluit 3 Januari 1927 No. 25 Daftar Orang-orang Terkenal di Jawa. Koleksi Arsip Nasional RI. Foto-foto Koleksi Staatsblad van Nederlandsch Indie 1919 nomor 150 pasal 2. Staatsblad 1906 nomor 125 Buku Bedjo Riyanto Iklan Surat Kabar dan Perubahan Masyarakat di Jawa Masa Kolonial ( ). Yogyakarta: Tarawang. Burger, D.H Perubahan Perubahan Struktur dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Bharata. Dijks, Kees Van Sarung Jubah dan Celana, Penampilan ssebagai Sarana Pembedaan dan Diskriminasi, dalam Henk Schulte Nordholt (ed), Outward Appearances Dressing State and Society in Indonesia. Leiden: KITLV Press, Djoko Soekiman Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Pedukungnya di Jawa (Abad XVII-Medio Abad XX). Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Darsiti Soeratman Kehidupan Dunia Keraton Surakarta Yogyakarta: Taman Siswa. Franz Magnis Soseno Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafah Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Geertz, Clifford Abangan, Santri, dan Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: PT Midas Surya Grafindo. Hellwig, Tineke Citra Kaum Perempuan di Hindia Belanda. Jakarta: Obor. Henk Schulte Nordholt (ed.) Outward Appearances: Trend, Identitas, Kepentingan. Yogyakarta: LKiS. Koentjaraningrat Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
4 Kuntowijoyo Raja, Priyayi, dan Kawula. Jogyakarta: Ombak. Marco Krtodikromo Student Hijo. Yogyakarta: Bentang Budaya. Marie S. Condronegoro Busana Adat Kraton Yogyakarta , Makna dan Fungsinya dalam berbagai Upacara. Jakarta: PT. Gramedia. M.Nursam & Sri Margana Kota-kota di Jawa (Identitas, Gaya Hidup, dan Permasalahan Sosial). Yogyakarta: Ombak. Djoko Soekiman Kebudayaan Indis. Jakarta: Bentang Reid, Anthony Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga Jilid 1: Tanah di Bawah Angin. Jakarta: YOI. Sartono Kartodirdjo Perkembangan Peradaban Priyayi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sartono Kartodirdjo. dkk Sejarah Nasional Indonesia 1. Jakarta: Balai Pustaka. Sartono Kartodirdjo Struktur Sosial Dari Masyarakat Tradisional dan Kolonial dalam Lembaran Sejarah No. IV. Yogyakarta: Seksi Penelitian Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM. Soekimin Adiwiratmoko, Magelang Kota Harapan, Magelang, tanpa penerbit, tanpa tahun Magelang Indah Dulu dan Sekarang, Magelang, tanpa penerbit, tanpa tahun. Suhartono Apanage dan Bekel : Perubahan Sosial di Pedesaan Surakarta Yogyakarta: Tiara Wacana. Sukarto K Atmodjo, MM. Menelusuri Sejarah Kota Magelang Berdasarkan Data Prasasti Kuno. Makalah disampaikan dalam seminar dalam rangka menelusuri Nama dan Hari Jadi Kodya Magelang. Universitas Tidar Magelang. 17 Juni Sumartono Sekilas Menelusuri Sejarah Magelang. Magelang: Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Van Niel, Robert Munculnya Elit Modern Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya. Weldhuisen, Harmen C Batik Belanda , Pengaruh Belanda pada Batik dari Jawa, Sejarah dan Kisah disekitarnya. Jakarta: aa Favorit Press. W.F. Wertheim Masyarakat Indonesia dalam Transisi: Studi Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
5 Skripsi dan Tesis Arik Andriyani Pengaruh Budaya Eropa Terhadap Perkembangan Fashion (Mode) di Surakarta Tahun Skripsi. Surakarta: Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS. Dwi ratna Nurhajirini Perkembangan Gaya Pakaian Perempuan Jawa Di Kota Yogyakarta Pada Awal Sampai Pertengahan Abad XX. Tesis S-2. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM. Endah Wahyu Wibawati Sejarah Tata Ruang Kota Magelang (Magelang Sebagai Kota Militer Belanda). Skripsi. Surakarta: Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS. Soedarmono Munculnya Kelompok Pengusaha Batik Di Laweyan Pada Awal Abad XX. Tesis S-2. Yogyakarta: Fakultas Pasca Sarjana UGM. Majalah dan Surat Kabar Darma Konda, 29 Maret Koleksi Perpustakaan Nasional RI. Kedaulatan Rakyat 13 Oktober Nostalgia Museum Sepur Ambarawa, Java Review, 13 Januari Koleksi Arsip Monumen Pers. Java Review, 11 Juni 1930
6 LAMPIRAN
7 Lampiran 1 Foto 1 dan 2 Masyarakat Magelang menyaksikan upacara peringatan 30 tahun Ratu Wilhelmina pada tahun 1928 (sumber:
8 Foto 3 Personel upacara peringatan 30 tahun kekuasaan Ratu Wilhelmina tahun 1928 (sumber:
9 Foto 4 Raden Toemenggoeng Danoeningrat, Bupati Magelang 1870 (sumber:
10 Foto 5 Raden Ajoe Toemenggoeng Danoeningrat bersama putranya tahun 1871 (sumber: Foto 6 Raden Mas Alwoe, Putra dari Bupati Magelang, tahun 1871 (sumber:
11 Foto 7 Bupati Magelang, Raden Toemenggoeng Danoekoesoemo 1860 (sumber:
12 Lampiran 2 Iklan bedak dingin tahun 1933 Sumber: Java Review 13 Januari 1933
13
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebudayaan dan gaya hidup Indis. Pada awal abad XX dalam kehidupan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjajahan Belanda pada kurun abad XVIII hingga abad XX tak hanya melahirkan kekerasan, tapi juga memicu proses pembentukan kebudayaan khas, yakni kebudayaan dan gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. A. Arsip, Laporan dan Terbitan Resmi Pemerintah Kotamadya Yogyakarta Dalam Angka Kantor Statistik Kotamadya Yogyakarta, 1981.
117 DAFTAR PUSTAKA A. Arsip, Laporan dan Terbitan Resmi Pemerintah Kotamadya Yogyakarta Dalam Angka 1980. Kantor Statistik Kotamadya Yogyakarta, 1981. Kotamadya Yogyakarta Dalam Angka 1981. Kantor Statistik
Lebih terperinciMODE BERBUSANA (FASHION) KALANGAN ELITE JAWA DI MAGELANG AWAL ABAD XX
MODE BERBUSANA (FASHION) KALANGAN ELITE JAWA DI MAGELANG AWAL ABAD XX SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. begitu juga dengan rakyatnya. Pengaruh dari pemerintah kolonial Belanda masih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesultanan Serdang didirikan pada abad ke-18 sebagai pecahan dari kesultanan Deli. Keberadaan Kesultanan ini tentunya juga mempengaruhi keberadaan keluarga maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan
Lebih terperinciRESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)
RESUME BUKU Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) Penulis : Sartono Kartodirdjo Judul : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan yang diuraikan dalam Bab
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan yang diuraikan dalam Bab II, Bab III dan Bab IV sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan tiga jawaban atas persoalan utama yang menjadi fokus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Salah satu keanekaragaman yang dimiliki adalah pakaian adat. Pakaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh beberapa peneliti dalam berbagai aspek. Darsiti Soeratman, seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa kajian mengenai sejarah Solo pada abad XX pernah dilakukan oleh beberapa peneliti dalam berbagai aspek. Darsiti Soeratman, seorang akademisi Universitas Gadjah
Lebih terperinciSemua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini
SEJARAH WANITA; Perspektif Androgynous, oleh Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum.; Dr. Tuty Maryati, M.Pd. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057;
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. muncul adalah orang yang beragama Hindu. Dan identitasnya seringkali terhubung
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Jika seseorang mendengar kata pura maka asosiasinya adalah pulau Bali dan agama Hindu. Jika seseorang mengaku berasal dari Bali maka asosiasi yang muncul adalah orang
Lebih terperinciBAB IV DAMPAK KEBERADAAN KOTABARU TERHADAP SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA
BAB IV DAMPAK KEBERADAAN KOTABARU TERHADAP SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA A. Dampak Terhadap Gaya Hidup Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang berubah sesuai dengan perkembangan
Lebih terperinciSeiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebaya merupakan busana tradisional wanita masyarakat Indonesia dan sudah dikenal di mata Internasional, sehingga kebaya menjadi bagian utama bagi kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad XX merupakan sebuah zaman baru dalam politik kolonial yang dengan diberlakukannya politik etis. Politik etis merupakan politis balas budi Kolonial dengan
Lebih terperinciKONTRAK KULIAH Tanggal Terbit 1 September 2012 KONTRAK PERKULIAHAN
KONTRAK PERKULIAHAN Mata Kuliah Nomor Kode MK/SKS Dosen Jurusan / Program Studi Semester : Pengantar Ilmu Budaya : B0004001 /2 SKS : Drs. Agus Yuwana, M.Si., M.Pd. : Bahasa dan Sastra Jawa/ Pend. Bhs dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...Baruklinting mencabut lidi tersebut, dan dari lubang bekas lidi itu memancar air. Air mengalir terus-menerus, bahkan mulai membanjiri pemukiman penduduk. Mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada banyak hal salah satunya pada dunia Fashion. Aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dari perkembangan tersebut, berkembang pula peradaban manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang mengatakan bahwa pakaian yang dipakai dapat mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja namun pakaian tradisional juga dapat
Lebih terperinciSILABUS. Lampiran 2 : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : SEJARAH INDONESIA MODERN. : Desvian Bandarsyah, M.Pd
Lampiran 2 SILABUS Tgl Efektif : No. Dokumen :FM-AKM-03-002 No.Revisi : 00 FAKULTAS PROGRAM STUDI MATA KULIAH KELAS/SKS WAKTU DOSEN : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : PENDIDIKAN SEJARAH : SEJARAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat. Komponen-komponen pendukung kota dapat dibuktikan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Surakarta atau lebih dikenal dengan Kota Solo merupakan sebuah kota yang memiliki fasilitas publik untuk mendukung berjalannya proses pemerintahan dan aktivitas masyarakat.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Hasil Pertemuan Kekeluargaan Alawiyyin, 11 September Surakarta : YPID, 1980
DAFTAR PUSTAKA Arsip dan Dokumen Hasil Pertemuan Kekeluargaan Alawiyyin, 11 September 1980. Surakarta : YPID, 1980 Hasil Kesepakatan Deklarasi YPID Surakarta, 26 Maret 2005. Surakarta : YPID, 2006 pelajaran
Lebih terperinciI. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Mangkubumi, yang terdiri dari Pangeran Mangkubumi, Pangeran Wijil, Pangeran
BAB V KESIMPULAN Pakualaman terbentuk dari adanya perjanjian Giyanti antara pihak Mataram yang diwakili oleh Sunan Pakubuwana III dengan kelompok Pangeran Mangkubumi, yang terdiri dari Pangeran Mangkubumi,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ali, Muhamad Teologi Pluralis Multikultural: Menghargai Kemajemukan,
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhamad. 2003. Teologi Pluralis Multikultural: Menghargai Kemajemukan, Menjalin Kebersamaan. Jakarta: Kompas. Awuy, Tommy F. 2004. Sisi Indah Kehidupan: Pemikiran Seni dan Kritik Teater.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Mesir Kuno merupakan salah satu kebudayaan tertua dan paling maju di dunia. Peradaban ini terpusat di sepanjang hilir sungai Nil yang merupakan urat nadi
Lebih terperinciUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. Satuan Acara Perkuliahan
: 2 Pertemuan : 1 1. Mengidentifikasi silabus perkuliahan 2. Mengidentifikasi peranan pelaut Nusantara dalam menjalin hubungan dengan Asia dan Afrika pada zaman kuno. 1. Silabus Perkuliahan 2. peranan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. yang digelar pada 6 Juni sampai 6 Juli Tahun ini acara tersebut untuk
1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Sementara itu, Ketua Panitia PRJ Kemayoran Murdaya Poo menjelaskan, PRJ Kemayoran adalah ajang promosi industri kreatif yang dilakukan oleh pelaku usaha kecil menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demikian kutipan majalah Minggu Pagi pada tahun 1951 yang. menggambarkan tentang penampilan pemudi Yogyakarta. Pembahasan tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Betul Tuan, rambut pendek sedang menjadi mode sekarang seperti dulu new-look menjadi mode. 1 Demikian kutipan majalah Minggu Pagi pada tahun 1951 yang menggambarkan
Lebih terperinciRITUS PER FUMUS DALAM PERFORMA VISUAL GAYA HIDUP KOMUNITAS KOLONIAL DI JAWA PADA ABAD XX
RITUS PER FUMUS DALAM PERFORMA VISUAL GAYA HIDUP KOMUNITAS KOLONIAL DI JAWA PADA ABAD XX Oleh Yusana Sasanti Dadtun 1 Parfum: Satu Di Antara Pilihan Gaya Hidup Komunitas Elit Eropa Parfum adalah sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan di mana segala sistem kemasyarakatan yang bersifat tradisional dilepaskan menjadi tatanan yang mengimplikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia fashion terus mengalami kemajuan sehingga menghasilkan berbagai trend mode dan gaya. Hal ini tidak luput dari kemajuan teknologi dan media sehingga
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Kutipan di atas menunjukkan bahwa pelayan atau pembantu. rumah tangga merupakan kelompok sosial pribumi yang
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Hanya satu macam pribumi, saran Catenius, sejak sekarang boleh merupakan pribumi sejati dan hanya pribumi ini-pelayan-diperbolehkan masuk ke dalam atau dekat rumah modern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri pada 1849 di Weltevreden, Batavia. Sekolah ini selanjutnya mengalami berbagai perubahan kurikulum.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gaya hidup baru. Terlebih lagi dengan pencintraan terhadap kebaya semikin
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Seiring dengan perkembangaan teknologi dan media masa membuat kebaya memiliki sebuah arti baru dalam masyarakat yang mengakibatkan sebuah gaya hidup baru. Terlebih
Lebih terperinciKEBAYA SEBAGAI TREND BUSANA WANITA INDONESIA DARI MASA KE MASA. Oleh: Triyanto, S.Sn., M.A.
KEBAYA SEBAGAI TREND BUSANA WANITA INDONESIA DARI MASA KE MASA Oleh: Triyanto, S.Sn., M.A. KATA PENGANTAR Keberadaan kebaya sebagai trend pembalut penampilan wanita Indonesia adalah sesuatu yang tidak
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Taufik & A. C. Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi. Moralitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986).
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Taufik & A. C. Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986). Ahmad, Muhammad Al-Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem,
Lebih terperinciBATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE. Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI
BATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI Nama Djawa Hokokai mengikuti nama organisasi propaganda Jepang yaitu organisasi Putera menjadi Organisasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. kolonial. Sumber daya manusia tersebut di didatangkan dari Eropa, maka
BAB V KESIMPULAN Kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa merupakan satu masa yang tidak dapat dihilangkan dari sejarah bangsa Indonesia, bahkan sejumlah bangsa di beberapa belahan dunia. Nusantara adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketika berbicara soal makanan, bisa dipastikan hampir semua menyukai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika berbicara soal makanan, bisa dipastikan hampir semua menyukai topik tersebut. Makanan sebagai salah satu kebutuhan pokok hidup manusia, juga merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di. Hindia Belanda sejak tahun Pada masa ini diterapkan suatu
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di Hindia Belanda sejak tahun 1900. Pada masa ini diterapkan suatu politik yang bertujuan untuk melunasi hutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu jenis kain yang memiliki corak tertentu. Corak
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Batik merupakan salah satu jenis kain yang memiliki corak tertentu. Corak pada batik dibuat menggunakan lilin dan digambarkan diatas kain mori. Pembuatan batik dilakukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Konsep Paguron Ki Hadjar Dewantara dalam Taman Siswa mengandalkan nasionalisme dan kultur khas Indonesia.
BAB V KESIMPULAN Konsep Paguron Ki Hadjar Dewantara dalam Taman Siswa 1922 1945, telah memberikan gambaran mengenai konsep pendidikan yang mengandalkan nasionalisme dan kultur khas Indonesia. Adapun hasil
Lebih terperinciBAJU LURIK, KEMBEN DAN KEMEJA Perubahan Fashion Masyarakat Jelata di Surakarta Abad Ke-20
BAJU LURIK, KEMBEN DAN KEMEJA Perubahan Fashion Masyarakat Jelata di Surakarta Abad Ke-20 Muhammad Misbahuddin Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo Abstract: In the development of human civilization,
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM PAKAIAN TRADISIONAL DAERAH BANDUNG 2.1 Pengertian Pakaian Tradisional Pakaian tradisional adalah busana yang dipakai untuk menutup tubuh manusia dan dikenakan secara turun-temurun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh unit usaha mempunyai tujuan untuk tetap hidup dan berkembang, baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan tersebut dapat dicapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu alat media massa yang paling digemari oleh masyarakat. Karena televisi telah ada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Televisi
Lebih terperinciDaftar Pustaka. Atmosudiro, Sumijati Jawa Tengah: Sebuah Potret Warisan Budaya. Jawa Tengah.
70 Daftar Pustaka Atmosudiro, Sumijati. 2001. Jawa Tengah: Sebuah Potret Warisan Budaya. Jawa Tengah. Ayatrohaedi. 1978. Kamus Istilah Arkeologi. Jakarta. Bakker S.J.,J.W.M. 1972. Ilmu Prasasti Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya yang paling umum, pakaian dapat diartikan sebagai penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh terhadap hal-hal
Lebih terperinciSILABUS. I. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini membahas mengenai perkembangan kebudayaan di nusantara pada periode Hindu-Budha.
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI FRM/FISE/46-01 12 Januari 2009 SILABUS Fakultas : Ilmu Sosial Ekonomi Jurusan/Program Studi : Pendidikan Sejarah/Ilmu Sejarah Mata Kuliah
Lebih terperinciKEPUTUSAN PEMBELIAN BAJU BATIK DITINJAU DARI GAYA HIDUP DAN KELAS SOSIAL MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 2015
KEPUTUSAN PEMBELIAN BAJU BATIK DITINJAU DARI GAYA HIDUP DAN KELAS SOSIAL MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 2015 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ahmad Dahlan, seorang Ketib Amin di lingkungan Masjid Besar Kraton Yogyakarta.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tahun 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan, seorang Ketib Amin di lingkungan Masjid Besar Kraton Yogyakarta. Sebagai abdi dalem Kraton,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti rok, dress, atau pun celana saja, tetapi sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan yang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012.
79 DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. Data UPTD Pasar Bandar Buat. Padang : UPTD, 2014. Dinas Pasar
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN VII.1. Penelitian perubahan tata ruang ini menemukan 3 macam fenomena, yaitu (1) perubahan ruang, (2) perubahan ruang-ruang, dan (3) ruang yang tetap. Temuan pertama (1) perubahan
Lebih terperinciKajian pustaka dari penelitian yang berjudul Peranan Nyai dalam Transformasi Modernisasi di Jawa ( ) berangkat dari rumusan
PENDAHULUAN Sebutan nyai adalah bagi mereka perempuan-perempuan pribumi yang dijadikan gundik para orang Eropa di Hindia Belanda. Kata Nyai sendiri didapat dari bahasa Bali, bahasa Sunda, dan bahasa Jawa
Lebih terperinciSILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1
SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABUS Fakultas
Lebih terperinciREPRESENTASI IDENTITAS KULTURAL DALAM SIMBOL-SIMBOL PADA BATIK TRADISIONAL DAN KONTEMPORER
REPRESENTASI IDENTITAS KULTURAL DALAM SIMBOL-SIMBOL PADA BATIK TRADISIONAL DAN KONTEMPORER Oleh : Gabriela Lordy Darmaputri (071015081) B gabrieladarmaputri@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini fokus pada
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 25 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1970-an, Yogyakarta mendapat predikat sebagai kota. sepeda. Predikat ini mempunyai sejarah jauh ke belakang, yakni
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 1970-an, Yogyakarta mendapat predikat sebagai kota sepeda. Predikat ini mempunyai sejarah jauh ke belakang, yakni sejak awal abad XX. Ini artinya keberadaan sepeda
Lebih terperinciKAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO
KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO Oleh Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI I. PRINSIP DASAR BUSANA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki beranekaragam kebudayaan. Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun tidak lepas dari intrik-intrik politik dan memiliki tujuan didalamnya, hal yang pada awalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kain ikat merupakan salah satu kain dengan teknik tenun. Kata ikat sendiri berarti dengan mengikat atau menyatukan. Teknik tenun ikat ini sendiri sudah ada sejak zaman
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra berfungsi sebagai penuangan ide penulis berdasarkan realita kehidupan atau imajinasi. Selain itu, karya sastra juga dapat diposisikan sebagai dokumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil, mudah dijumpai penawaran produk film-film kartun Jepang. Umumnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah komik, kini film-film kartun Jepang membanjir dan digemari anak-anak muda di Indonesia. Di berbagai toko buku, baik toko besar maupun kecil, mudah dijumpai
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anwar, R. (2004). Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jiild 1. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
DAFTAR PUSTAKA Anwar, R. (2004). Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jiild 1. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. Azmi. (1982). Abdul Muis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita hidup di zaman modern yang menuntut setiap individu untuk meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang dianggap kuno dan memperbaharui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengertian Busana Manusia adalah makhluk yang berbudaya, dengan kebudayaan itu manusia mampu menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi
Lebih terperinciManfaat Mempelajari Sejarah
Manfaat Mempelajari Sejarah MODUL 2 MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER 1 Penyusun : Yayan Syalviana, S.Pd. Wiwi Wiarsih, SS. SMA Negeri 26 Bandung Jalan Sukaluyu No. 26 Cibiru Bandung 40614 SMAN 26
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan yang masih dapat terlihat sampai sekarang yang kemudian menjadi warisan budaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota badan serta penutup untuk tangan, kaki, dan kepala. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Umat manusia universal memakai pakaian pada tubuh untuk melindunginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana manusia dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Belanda memilih kawasan Kotabaru sebagai kawasan hunian Elite
BAB V KESIMPULAN Belanda memilih kawasan Kotabaru sebagai kawasan hunian Elite Belanda didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertimbangan pertama terkait dengan letak geografis Kotabaru yang cukup tinggi
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arsip Nasional Republik Indonesia, Deskripsi KIT Jawa Tengah-Yogyakarta, 1920, No.225/26.
DAFTAR PUSTAKA ARSIP Arsip Nasional Republik Indonesia, Deskripsi KIT Jawa Tengah-Yogyakarta, 1920, No.225/26., Deskripsi KIT Jawa Tengah-Yogyakarta, No.319/60, Deskripsi KIT Jawa Tengah-Yogyakarta, 1920,
Lebih terperinciDaftar Pustaka (1992). Sastra Perang: Sebuah Pembicaraan mengenai Hikayat Perang Sabil. Jakarta: Balai Pustaka.
Daftar Pustaka Naskah Syair Bintara Mahmud Setia Raja Blang Pidier Jajahan, NB 108. Perpustakaan Nasioanal Republik Indonesia. Buku Abdullah, Taufik. (1990). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajah
Lebih terperinciMODERNITAS DAN PERKEMBANGAN SURAT KABAR POETRI HINDIA
MODERNITAS DAN PERKEMBANGAN SURAT KABAR POETRI HINDIA (1909-1911) Penulis 1 Penulis 2 : Anggraini Lufi Hakim : Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M.Pd. Universitas Negeri Yogyakarta anggrainilufih@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Cafe dan Co-working Space Blendoek merupakan tempat hangout sekaligus wadah kreatifitas pertama yang mengangkat local culture pada konsep interiornya. Sebagai daya saing di
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode historis. Menurut Kuntowijoyo, (1994: xii), metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi
BAB 3 ANALISIS DATA Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi pada mode busana Gothic Lolita yang didasarkan pada jenis-jenis busana Gothic Lolita modern. 3.1 Westernisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari pulau- pulau yang membentang luas memiliki ragam suku bangsa beserta adat istiadat yang terbentuk akibat percampuran ras dan kebudayaan
Lebih terperinci: Sejarah Kebudayaan Indonesia (History of Indonesian Cultural) Prasyarat : - Deskripsi MK :
Nama MK : Sejarah Kebudayaan Indonesia (History of Indonesian Cultural) Kode MK/SKS : BDU 1101 / 2 SKS Prasyarat : - Status MK : Wajib Deskripsi MK : Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, D Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos. Alian Masalah Historiografi Sejarah Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, D. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Alian. 2004. Masalah Historiografi Sejarah Indonesia. Pidato Ilmiah Pada Pelantikan Sarjana Baru FKIP Unsri 24 September 2004.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan sebuah ciri dari masyarakat di suatu daerah. Contoh nyata dari kebudayaan di masyarakat adalah adanya berbagai macam pakaian adat, tradisi,
Lebih terperinciGambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika
BAHAN AJAR BAGIAN III SEJARAH MODE PERKEMBANGAN BENTUK DASAR BUSANA DI NEGARA TIMUR A. Thailand Thailand adalah salah satu negara tetangga Indonesia sehingga busan antara kedua negara tersebut terdapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Perkembangan pendidikan rendah di Yogyakarta pada kurun. waktu dipengaruhi oleh berbagai kebijakan, terutama
BAB V KESIMPULAN Perkembangan pendidikan rendah di Yogyakarta pada kurun waktu 1907-1939 dipengaruhi oleh berbagai kebijakan, terutama kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial. Kebijakan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia terbesar bagi keluarga, agama, bangsa, dan negara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penerus citacita bagi kemajuan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. kerajaan-kerajaan sampai masuk penjajahan bangsa-bangsa Eropa. Perjalanan
74 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kota Gorontalo sebagai Ibu Kota Provinsi Gorontalo memiliki akar sejarah yang cukup panjang, sejarah Gorontalo ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan sampai masuk
Lebih terperinciBAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Profil Desainer
BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Profil Desainer 1. Rory Wardana a. Sejarah Rory Wardana memiliki nama asli yaitu Glorius Oktora Wardana, sempat melanjutkan studi di Perguruan tinggi Universitas Sebelas maret
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. De Katholieke Missie in Nederlandsch oost-indie : Jaarboek 1931. Batavia : Centraal Missie Bureau, 1931.
DAFTAR PUSTAKA Arsip dan Terbitan Pemerintah De Katholieke Missie in Nederlandsch oost-indie : Jaarboek 1931. Batavia : Centraal Missie Bureau, 1931. De Katholieke Missie in Nederlandsch oost-indie : Jaarboek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Semakin banyaknya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendudukan Jepang di Indonesia Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah meletuskan suatu perang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941
Lebih terperinciBlangkon gaya Yogyakarta ditinjau dari bentuk motif dan makna simbolisnya
Blangkon gaya Yogyakarta ditinjau dari bentuk motif dan makna simbolisnya Oleh Sarimo NIM: K3201008 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan peradaban bangsa Indonesia telah berlangsung dalam kurun
Lebih terperinciUsaha Sampingan Jasa Rias Pengantin
Usaha Sampingan Jasa Rias Pengantin Hari pernikahan adalah hari yang sangat istimewa bagi pasangan laki laki dan perempuan. Maka dandanan pada hari itu tentulah spesial dan berbeda dengan hari hari biasanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penulisan sejarah Indonesia, gerakan-gerakan sosial cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan bahwa sejarawan konvensial lebih
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABI MATA KULIAH Fakultas : Ilmu Sosial Program Studi : Pendidikan Sejarah Nama Mata Kuliah : Historiografi Kode Mata Kuliah : PSE205 Jumlah SKS : 2
Lebih terperinci