BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh beberapa peneliti dalam berbagai aspek. Darsiti Soeratman, seorang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh beberapa peneliti dalam berbagai aspek. Darsiti Soeratman, seorang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa kajian mengenai sejarah Solo pada abad XX pernah dilakukan oleh beberapa peneliti dalam berbagai aspek. Darsiti Soeratman, seorang akademisi Universitas Gadjah Mada menulis tentang Kehidupan Dunia Kraton Surakarta (1989). 1 Perkembangan aspek kebudayaan-sosial-politik ditelaah dengan fokus kraton Kasunanan Surakarta. Tulisan soal politik, Solo secara umum dan kraton Kasunanan Surakarta secara khusus, dikaji oleh peneliti bernama George D. Larsson berjudul Masa Menjelang Revolusi : Kraton dan Kehidupan Politik di Surakarta (1990). 2 Kajian Islam (Sarekat Islam) di Solo berikut dengan intrik politik, direkam secara baik oleh peneliti Jepang, Takashi Shiraishi dalam Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa (1997). 3 Bidang arsitektur kota, bangunan-bangunan bersejarah di Solo 1 Darsiti Soeratman, Kehidupan Dunia Kraton Surakarta , (Yogyakarta: Tamansiswa, 1989). RM Sayid, Babad Sala, (Surakarta: Reksopustoko, 2001); Tiknopranoto dan Mardisuwignya, Sejarah Kutha Sala : Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu, (Solo: Toko Buku Pelajar, tt) 2 George D. Larsson, Masa Menjelang Revolusi :Kraton dan Kehidupan Politik di Surakarta , (Yogyakarta: UGM Press, 1990). Untuk kajian politik abad XVI hingga XIX lihat Soemarsaid Moertono, Negara dan Usaha Bina Negara di Jawa Masa Lampau: Studi Tentang Masa Mataram I, Abad XVI Sampai XIX, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985). 3 Takashi Shiraishi, Zaman Bergerak : Radikalisme Rakyat di Jawa , (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1997). 1

2 2 menjadi tema kajian oleh Sidharta dan Eko Budhihardjo, berjudul Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Surakarta (1989). 4 Pada kajian ekonomi di Solo, dilakukan oleh beberapa peneliti dan akademisi, seperti Soedarmono, Kuntowijoyo, dan Wasino. 5 Soedarmono menelusuri peran juragan sebagai penggerak roda ekonomi perbatikan, sedangkan Kuntowijoyo meneliti dari segi perubahan kosmologi ke ekologi perkotaan yang berpengaruh terhadap ekonomi dengan periode Berbeda dengan dua peneliti tersebut, Wasino menggali kekuatan ekonomi Praja Mangkunegaran lewat berbagai usahanya. Hasil kajian tentang Solo dari berbagai segi seperti, politik, budaya, sosial telah banyak dikaji secara komprehensif. Namun, untuk kajian ekonomi kota Surakarta rupanya masih terbilang minim. Dinamika ekonomi akhir abad XIX dan awal abad XX menarik untuk dikaji, karena menunjukkan fenomena perubahan-perubahan penting di kota Surakarta. Pada awal abad XX, terjadi beberapa fenomena menarik yang tentu mempengaruhi ekonomi perkotaan karena mengalami fluktuasi ataupun konjungtur perubahan dalam masyarakat. Fenomena menarik tersebut adalah 4 Sidharta dan Eko Budhihardjo, Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Surakarta, (Yogyakarta: UGM, 1989) 5 Soedarmono, Mbok Mase: Pengusaha Batik di Laweyan Solo Awal Abad 20, (Jakarta: Yayasan Warna Warni Indonesia, 2006). Kuntowijoyo, The Making of a Modern Urban Urban Ecology: Social and Economic History of Solo Dalam LEMBARAN SEJARAH Vol. 3 No. 1 Tahun 2000, Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Lihat Wasino, Kapitalisme Bumiputra, Perubahan Masyarakat Mangkunegaran (Yogyakarta: LKiS, 2007).

3 3 wabah penyakit pes yang terjadi pada 1915; pecahnya Perang Dunia I ( ); terjadinya krisis depresi ekonomi1930-an. Gambaran penting awal terjadinya perubahan ekonomi disebabkan oleh masuknya modal asing (swasta) di kota Surakarta. Semenjak dibukanya Terusan Suez 1869, jalur transportasi laut semakin ramai karena jarak dan waktu yang ditempuh menuju Hindia Belanda menjadi lebih singkat. Para pendatang dari Eropa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengunjungi Hindia Belanda bahkan untuk tinggal dan berdagang. 6 Berdasarkan catatan historis, keberadaan warga Eropa sudah sejak 1820, ketika politik sewa tanah dilakukan sebelum diterapkannya Agrarische Wet. Keberadaan warga Eropa di Hindia Belanda menjadi mapan dan diuntungkan, ketika kebijakan ekonomi liberal diterapkan pada periode Pengelolaan lahan mulai dibuka untuk para pemodal asing, dengan aturan agraria. Hasilnya tanah-tanah di Hindia dimanfaatkan oleh para penyewa yang sebagian besar warga Eropa untuk dijadikan perkebunan. Daerah Vorstenlanden, seperti Surakarta termasuk juga Yogyakarta, terkena dampaknya yakni dengan banyaknya perkebunan yang dikelola Eropa di tanah milik kerajaan. Periode akhir abad XIX di Surakarta, dengan pembukaan lahan yang secara serentak, ekonomi didominasi oleh pengusaha Eropa dengan modal besar. Perekonomian di Surakarta mengalami perubahan ketika memasuki abad XX, pelaku ekonomi mulai beragam tidak hanya dilakukan oleh para pengusaha 6 Dibukanya Terusan Suez turut berpengaruh terhadap meningkatnya populasi orang Eropa di Hindia Belanda. Perubahan sosial-budaya akhirnya tidak bisa dihindarkan, antara pribumi dengan orang Eropa. Lihat Djoko Soekiman, Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa (Abad XVIII-Medio Abad XX), (Yogyakarta: Bentang, 2000), hlm. 7-8.

4 4 Eropa. Kegiatan perekonomian tidak ada lagi ketergantungan, hampir semua warga secara lintas etnis melakukan aktivitas ekonomi. Baik berdagang, jual-beli, pelayanan jasa dan usaha-usaha lainnya. Warga asli (pribumi), etnis Cina dan warga Eropa melakukan kewajiban ekonomi masing-masing sesuai kebutuhannya. Perang Dunia yang terjadi turut mempengaruhi keadaan ekonomi di Surakarta secara tidak langsung. Ekonomi lokal yang bergantung pada industri batik mengalami keguncangan. Harga bahan baku untuk produksi batik melonjak. Pada awal pecahnya perang dunia, bahan pewarna kain sulit untuk diperoleh, bantuan pemerintah untuk membeli dan mendistribusikan belum mampu memperbaiki keadaan yang tidak normal di perusahaan batik. Keadaan yang demikian memaksa para pelaku usaha batik mengurangi produksinya bahkan mengalami kebangkrutan dan memberhentikan para pekerjanya Masa depresi ekonomi global, tahun 1930-an menjadi faktor penyebab pelemahan dominasi ekonomi Eropa dan kolonial di Surakarta. Kekuatan ekonomi kolonial di Hindia Belanda mengalami kemunduran. Sektor ekspor-impor tidak lagi menguntungkan, karena nilai ekspor menurun. Dampaknya, sektor perkebunan dalam keadaan stagnan dan mengurangi beberapa pekerjanya. Kebijakan penghematan juga diberlakukan untuk menghadapi depresi ekonomi. Dari fakta yang dijelaskan di muka, sesungguhnya menarik untuk dilakukan kajian lebih lanjut untuk mengungkapkan perubahan ekonomi Surakarta akhir abad XIX hingga beberapa dekade awal abad XX. Dalam rangka memperoleh jawaban tentang masalah tersebut, tulisan ini mencoba meneliti perubahan ekonomi Surakarta dari periode

5 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pokok dari perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah keadaan ekonomi di Surakarta akhir abad XIX? 2. Bagaimana aktivitas ekonomi masyarakat di Surakarta pada awal abad XX? 3. Bagaimanakah kondisi ekonomi Surakarta ketika masa depresi ekonomi? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keadaan ekonomi di Surakarta akhir abad XIX. 2. Untuk mengetahui aktivitas ekonomi masyarakat Surakarta pada awal abad XX. 3. Untuk mengetahui ekonomi masyarakat di Surakarta ketika masa depresi ekonomi. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan menjadi acuan dan tinjauan untuk mengkaji ekonomi perkotaan, terutama Surakarta pada awal abad XX. Aktivitas ekonomi masyarakat lintas etnis yang belum mendapat perhatian dari kalangan peneliti. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah pengetahuan tentang Surakarta, terutama bidang kesejarahan. Terakhir, penelitian ini dimaksudkan memberikan penjelasan kehidupan kota Surakarta yang dinamis

6 6 pada awal abad XX, serta menambah wawasan kajian sejarah perkotaan agar dilakukan penelitian lebih lanjut. E. Kajian Pustaka Penulisan sejarah ini menggunakan beberapa literatur dan referensi yang berhubungan dengan tema tulisan. Literatur yang digunakan akan dijadikan acuan untuk mengkaji, menelusuri, meneliti pokok permasalahan. Literatur tersebut adalah: Karya yang merupakan hasil penelitian Kuntowijoyo berjudul The Making of a Modern Urban Urban Ecology: Social and Economic History of Solo Dalam Lembaran Sejarah Vol. 3 No. 1 Tahun 2000, Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra,Universitas Gadjah Mada Yogyakarta merupakan salah satu karya yang mengungkapkan kehidupan sosial-ekonomi di Solo awal abad XX. Kehidupan sosial-ekonomi masyarakat kota Solo waktu itu dipengaruhi oleh beberapa fasilitas kota yang lengkap, seperti transportasi, jaringan komunikasi bahkan kenyamanan ekologi tempat tinggal. Namun, kajian sosial-ekonomi Kuntowijoyo hanya sampai periode 1915, belum sampai 1930 dimana periode tersebut menarik untuk ditulis mengungkap cara bertahan terhadap kondisi krisis. Karya selanjutnya yang berjudul Djokja en Solo: Beeld van de Vorstenden karya M.P. van Bruggen, R.S. Wasing (1998), meskipun membahas dua kota antara Yogyakarta dan Solo, buku ini menjadi acuan penting, pada salah satu babnya menjelaskan tentang keadaan Solo pada masa Pada awal abad XX, kota Solo merupakan kota yang modern dengan dua raja yang progresif,

7 7 Praja Mangkunegaran, yang dipimpin oleh Mangkunegoro dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat dipimpin oleh Paku Buwana. Pada masa dipimpin Mangkunegoro VII dan Paku Buwana X, Solo menjadi kota yang kompleks, berkembang dalam berbagai segi, sosial; ekonomi; pendidikan. Hal ini yang menjadi daya tarik Kota Solo disinggahi oleh masyarakat di luar Solo. Buku ini menjadi penting, karena menjelaskan berbagai keadaan Solo dalam lingkup kota. Namun, kekurangan dari literatur ini belum mengungkapkan keadaan ekonomi kota Surakarta. Buku karya Olivier Johannes Raap (2013) berjudul Pekerdja Di Djawa Tempo Doeloe menjadi pustaka penting untuk mengkaji jenis-jenis pekerjaan yang ada di Jawa masa silam. Olivier dengan metodenya, menjelaskan sejarah pekerja melalui kartu pos sebagai sumber primernya kemudian pemberian deskripsi yang cukup membantu. Dalam karyanya, terdapat beberapa jenis pekerjaan yang ada di Solo pada awal abad XX yang termasuk pekerjaan informal. Uraian dalam karya tersebut berkaitan dengan tema penelitian, yakni memberikan gambaran jenisjenis pekerjaan yang ada pada masa awal abad XX di Surakarta. Soedarmono (2006) dalam karyanya menjelaskan tentang ekonomi batik di Surakarta awal abad XX. Karya yang berjudul Pengusaha Batik di Laweyan Solo Awal Abad 20 memberikan gambaran bahwa pekerjaan selain mengabdi pada pemerintahan tradisional, masyarakat Laweyan secara mandiri memenuhi kebutuhan ekonominya dengan berdagang. Para pengusaha batik yang dikepalai oleh seorang perempuan mendapat sebutan Mbo Mase, menjadikan Laweyan suatu daerah di Surakarta yang terkenal akan produksi batiknya. Usaha dagang

8 8 batik, menjadi pekerjaan yang mampu mengimbangi dan memberikan warna lain dalam perkembangan pekerjaan di Surakarta. Ekonomi perusahaan secara makro dan fokus menjadi acuan penting untuk mengetahui perubahan ekonomi perkotaan. Wasino dalam karyanya yang berjudul Kapitalisme Bumiputra, Perubahan Masyarakat Mangkunegaran (2007), mencob mengungkap peran Mangkunegaran dalam perkembangan ekonomi industri usaha di wilayah Surakarta. Ekonomi modal bumiputera yang cukup cemerlang dilakukan oleh Praja Mangkunegaran yang tentu berdampak pada roda ekonomi Surakarta. F. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah metode sejarah. Pengertian metode sejarah menurut Gilbert J. Garraghan, adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis. 7 Senada dengan pengertian ini, Louis Gottschalk menjelaskan metode sejarah sebagai proses menguji dan menganalisis kesaksian sejarah guna menemukan data yang otentik dan dapat dipercaya, serta usaha sintesis atas data semacam itu menjadi kisah sejarah yang dapat dipercaya. 8 7 Gilbert J, Garraghan, A Guide to Historical Method, (New York: Fordham University Press, 1957), hlm Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, (Jakarta: UI Press, 1985), hlm, 32. Mengenai metode sejarah periksa pula Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm, Homer Carey, The Critical Method in Historial Research and Writing, (New York: MacMillan Company, 1931), hlm,

9 9 Tahap-tahap dalam metode penelitian sejarah, yaitu: 1. Heuristik Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein, yang berarti memperoleh. Menurut G.J. Reiner, heuristik adalah suatu teknik, suatu seni, dan bukan suatu ilmu. Oleh karenanya, heuristik tidak mempunyai peraturan umum. Heuristik seringkali merupakan suatu keterampilan dalam menemukan, menangani dan memperinci bibliografi, atau mengklasifikasi dan merawat catatan-catatan. 9 Pengertian singkatnya heuristik adalah teknik pengumpulan data. Data yang berkaitan dengan kajian penelitian yang diperoleh dari studi dokumen, wawancara dan studi pustaka. Dokumen yang digunakan antara lain adalah arsiparsip sejaman (kolonial), laporan-laporan residen dan surat kabar sejaman. Arsip-arsip seperti laporan serah terima jabatan (Memorie van Overgrave) , Jawa Timur dan Tanah Kerajaan, MvO Residen Harloff, Algemene Secretarie, Algemene Verslag, Arsip Departement Der Burgerlijke Openbare Werken, Algemene Waterstaatsdienst Residentie Soerakarta, Surat Kabar Darmo Kondo, Surat Kabar Bintang Solo, Habramarkata dan lain-lain yang dapat diperoleh dari Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, Perpustakaan Rekso Pustoko Mangkunegaran, Perpustakaan Sono Pustoko Kasunanan merupakan sumber penting dalam penelitian ini. 9 Dudung Abdurrahman., op.cit., hlm. 55. Lihat pula G.J. Reiner, Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah, terj, Muin Umar, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1987), hlm, 113.

10 10 Pengumpulan data dengan wawancara dari beberapa sumber yang berkompeten dan mengerti terhadap kajian penelitian. Selain menggunakan studi dokumen dan wawancara, penelitian ini juga menggunakan studi pustaka untuk memperoleh data. Studi pustaka dilakukan untuk melengkapi sumber primer. Studi pustaka dilakukan di berbagai tempat, seperti Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, Perpustakaan Jurusan Ilmu Sejarah UNS, Perpustakaan Pusat UGM, Perpustakaan FIB UGM, Perpustakaan Kota Yogyakarta, Perpustakaan Sono Pustoko Kasunanan, Perpustakaan Rekso Pustoko, Perpustakaan Monumen Pers Nasional. 2. Kritik Sumber Tahap ini bertujuan untuk menganalisis keaslian atau keotentikan sumber yang digunakan melalui kritik intern dan ekstern. 10 Kritik intern digunakan untuk mengkritisi keaslian dari isi sumber data maupun isi dari wawancara. Dengan melihat dan membaca arsip-arsip yang digunakan menyimpulkan bahwa semua kalimat yang di dalamnya sudah membuktikan keaslian sumber. Kritik ekstern digunakan untuk mengkritisi keaslian bentuk sumber atau keabsahan arsip serta kesahihan narasumber wawancara. Dalam tahap ini tujuannya adalah memetakan data yang berhubungan dengan perekonomian di Surakarta awal abad XX. 3. Interpretasi Tahap ini merupakan usaha penafsiran terhadap fakta-fakta yang diperoleh dari data-data yang telah diseleksi dandilakukan kritik sumber. Proses memegang peranan penting bagi terjalinnya fakta-fakta menjadi kisah sejarah yang utuh. 10 Dudung Abdurrahman., op.cit., hlm,

11 11 Metode analisis dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Deskriptis analitis menggambarkan sebuah fenomena dengan ciri-cirinya yang terdapat di dalam fenomena tersebut berdasarkan fakta-fakta yang ada. Setelah itu dari bahan dokumen dan studi pustaka, tahap selanjutnya adalah diadakan analisis, diinterpretasikan dan ditafsirkan isinya apa adanya. Data-data yang telah diseleksi dari uji kebenarannya itu adalah kisah sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya 4. Historiografi Tahap dalam penulisan sejarah yang bertujuan untuk mensintesakan data menjadi kisah sejarah. 11 Historiografi dalam penelitian ini adalah penulisan sejarah yang berupa skripsi. G. Sistematika Skripsi Penulisan skripsi ini akan menjelaskan uraian pokok permasalahan dalam setiap bab. Dalam hasil penelitian ini, diuraikan dalam beberapa bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, sistematika skripsi. Bab II membahas tentang kondisi ekonomi Surakarta akhir abad XIX, beserta faktor pendukung perubahan ekonomi. Bab III membahas tentang aktivitas ekonomi berbagai lapis masyarakat di Surakarta awal abad XX. Bab IV membahas tentang pengaruh depresi ekonomi terhadap kondisi dan aktivitas ekonomi kota Surakarta; munculnya ide ide mengatasi depresi ekonomi. Bab V merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan. 11 Louis Gottschalk., op.cit., hlm, 33.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian yang berjudul peran liga demokrasi dalam demokrasi terpimpin, menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini adalah deskriptif naratif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan negara-negara lain di dunia, tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis, dari mulai tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga penulisan laporan penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah adalah peristiwa yang ada hubungannya dengan kegiatan manusia sehingga terjadi berbagai dimensi perubahan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu jenis kain yang memiliki corak tertentu. Corak

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu jenis kain yang memiliki corak tertentu. Corak 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Batik merupakan salah satu jenis kain yang memiliki corak tertentu. Corak pada batik dibuat menggunakan lilin dan digambarkan diatas kain mori. Pembuatan batik dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda antara tahun 1830 hingga akhir abad ke-19 dinamakan Culturstelsel (Tanam Paksa).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema BAB III METODOLOGI A. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Louis Gottschalk, 1986: 32). Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di Indonesia. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Gula Kwala Madu atau sering disebut orang dengan istilah PGKM merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari

Lebih terperinci

Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun 1942-1945 Nama : Iwan Haryanto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat Jepang menguasai Indonesia yang bermula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak pertambangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang prospeknya cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar untuk dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di. Hindia Belanda sejak tahun Pada masa ini diterapkan suatu

BAB I PENGANTAR. Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di. Hindia Belanda sejak tahun Pada masa ini diterapkan suatu BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di Hindia Belanda sejak tahun 1900. Pada masa ini diterapkan suatu politik yang bertujuan untuk melunasi hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV 37 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul (Kajian Terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia, Budi Utomo mendapat tempat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia, Budi Utomo mendapat tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia, Budi Utomo mendapat tempat yang penting. Hari lahirnya ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional yang diperingati

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Bencana alam yang terjadi di Indonesia terbagi menjadi dua. yaitu bencana yang berasal dari alam dan bencana alam dengan

BAB I PENGANTAR. Bencana alam yang terjadi di Indonesia terbagi menjadi dua. yaitu bencana yang berasal dari alam dan bencana alam dengan BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Bencana alam yang terjadi di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu bencana yang berasal dari alam dan bencana alam dengan adanya campur tangan manusia. Contoh bencana alam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pembahasan mengenai metodologi penelitian yang digunakan penulis mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga penulisan laporan penelitian. Dalam penulisan skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebudayaan dan gaya hidup Indis. Pada awal abad XX dalam kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebudayaan dan gaya hidup Indis. Pada awal abad XX dalam kehidupan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjajahan Belanda pada kurun abad XVIII hingga abad XX tak hanya melahirkan kekerasan, tapi juga memicu proses pembentukan kebudayaan khas, yakni kebudayaan dan gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh United States Bureau of Mines (USBM)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan dalamskripsi yang berjudul Kehidupan Nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada di pusat pemerintahan Afdeling Asahan. Letaknya sangat diuntungkan karena

BAB I PENDAHULUAN. berada di pusat pemerintahan Afdeling Asahan. Letaknya sangat diuntungkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelabuhan Tanjung Balai Asahan yang terletak di Pantai Timur Sumatera berada di pusat pemerintahan Afdeling Asahan. Letaknya sangat diuntungkan karena berhadapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan sebuah kota, merupakan topik yang selalu menarik untuk dikaji, karena memiliki berbagai permasalahan kompleks yang menjadi ciri khas dan membedakan antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD Grabag pada era reformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia senantiasa menyesuaikan diri dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka. Kondisi inilah yang menyebabkan mengapa sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Munculnya berbagai perkumpulan atau organisasi berlandaskan pendidikan dan politik bertugas untuk mensejahterakan bangsa Indonesia terutama di bidang pendidikan agar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian 14 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Metode

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Transportasi Kereta Api Transportasi merupakan dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Skripsi yang berjudul (Suatu Kajian Sosio- Historis Gerakan Sosial Petani Di Korea Pada Tahun 1894-1895) ini menggunakan metode historis sebagai metode penelitiannya, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbentuknya sebuah desa tidak dapat dipisahkan dari manusia. Faktor utama terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan karakteristik objek penelitian berupa berbagai peristiwa di masa lampau, maka metode penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menyusun karya ilmiah ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan masih sangat buruk. Proses pergantian pemerintahan dari kolonial ke republik menimbulkan gejolak

Lebih terperinci

modernisasai kebudayaan Barat di Magelang awal abad XX, kemudian

modernisasai kebudayaan Barat di Magelang awal abad XX, kemudian BAB V KESIMPULAN Pada bagian kesimpulan ini ada beberapa catatan penting yang harus dipertegas kembali, yakni kehidupan sosial, ekonomi, dan kebudayaan yaitu modernisasai kebudayaan Barat di Magelang awal

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Ambarawa-Bawen dengan pertimbangan pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah: 1. Sekolah Pendidikan Guru Mendut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sutisna, 2015 TENGKULAK DAN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Sutisna, 2015 TENGKULAK DAN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jawa Barat dikenal sebagai daerah yang mempunyai iklim sejuk dan wilayahnya yang mempunyai banyak pegunungan sangat cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang besar, yang memiliki keberagaman kehidupan dengan berbagai macam peristiwa sejarah. Salah satunya adalah sejarah perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan Soeharto adalah pemerintahan yang berlangsung selama kurang lebih 32 tahun. Dalam memerintah, Soeharto terkenal dengan ketegasannya. Di bawah pemerintahannya

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada 20 Agustus tahun 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W.Baron Van Imhoff mendirikan Kantor Pos dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor yang menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia melakukan kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Di tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia melakukan kebijaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Di tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia melakukan kebijaksanaan ekonomi yaitu dengan melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan Belanda yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan menggunakan sumber primer dan sekunder sebagai objek penelitian. Metode Historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku ekonomi, pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menetapkan bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjudul Peranan Kardinal di Kerajaan Prancis pada Masa Pemerintahan Louis XV

BAB III METODE PENELITIAN. berjudul Peranan Kardinal di Kerajaan Prancis pada Masa Pemerintahan Louis XV 31 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Peranan Kardinal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri merupakan unsur pokok dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri merupakan unsur pokok dalam melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan sektor industri merupakan unsur pokok dalam melaksanakan pembangunan jangka panjang, yaitu struktur ekonomi yang seimbang di dalamnya terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni media rekam atau film merupakan cabang kesenian yang bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni media rekam atau film merupakan cabang kesenian yang bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni media rekam atau film merupakan cabang kesenian yang bentuk akhirnya dicapai setelah lebih dahulu mengalami proses perekaman. Adapun perekaman gambar mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

DINAMIKA TIONGHOA ISLAM PASCA REFORMASI DI YOGYAKARTA ( ) SKRIPSI

DINAMIKA TIONGHOA ISLAM PASCA REFORMASI DI YOGYAKARTA ( ) SKRIPSI DINAMIKA TIONGHOA ISLAM PASCA REFORMASI DI YOGYAKARTA (1998-2010) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

MENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin

MENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin MENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin Awal sekali yang perlu ditekemukakan bahwa sesunguhnya dalam lingkup akademis anggapan bahwa semua manusia adalah sejarawan bagi dirinya sendiri adalah kurang

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. pada masa Orde Baru , (Yogyakarta: FIB UGM, 2013), hlm. 1.

BAB I Pendahuluan. pada masa Orde Baru , (Yogyakarta: FIB UGM, 2013), hlm. 1. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Rojolele merupakan salah satu varietas lokal yang terkenal di wilayah Jawa Tengah. Varietas tersebut diakui masyarakat berasal dari Delanggu. Pemberian nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya mempunyai kegiatan utama yang bergerak dibidang pertanian, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa Tengah mempunyai potensi yang tidak kalah pentingnya dengan daerah-daerah lain di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir prestasi sepakbola di Sumatera Utara semakin menurun. Terakhir kali klub sepakbola Sumatera Utara menjuarai Liga Perserikatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang peneliti gunakan untuk mengkaji skripsi yang berjudul Pemikiran Imam Khomeini Tentang Wilayatul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Jean Jacques Rousseau dalam Bidang Politik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Jean Jacques Rousseau dalam Bidang Politik. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penguraian mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pemikiran Jean

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketika berbicara soal makanan, bisa dipastikan hampir semua menyukai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketika berbicara soal makanan, bisa dipastikan hampir semua menyukai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika berbicara soal makanan, bisa dipastikan hampir semua menyukai topik tersebut. Makanan sebagai salah satu kebutuhan pokok hidup manusia, juga merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20, kota-kota kolonial mulai memiliki makna penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20, kota-kota kolonial mulai memiliki makna penting bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak akhir abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20, kota-kota kolonial mulai memiliki makna penting bagi perkembangan kota-kota di Indonesia. Menurut Roosmalen setidaknya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121). III. METODE PENELITIAN Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut winarno Surahkmad, metode adalah cara utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha melestarikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang mendiami daerah tertentu mempunyai suku dan adat istiadat

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang mendiami daerah tertentu mempunyai suku dan adat istiadat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan keanekaragaman kebudayaan yang akan menjadi modal dasar sebagai landasan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi. Pembangunan industri ini

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari berbagai sudut kepentingan. Sebagaimana satu generasi menggantikan generasi yang lain. Sejarah

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN 22 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian hendaknya sebagai peneliti menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU SEJARAH

PENGANTAR ILMU SEJARAH Resume Buku PENGANTAR ILMU SEJARAH Karya: Prof. Dr. Kuntowijoyo Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. Dalam interaksinya tersebut, manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan mengusahakan

Lebih terperinci