V KERAGAAN USAHATANI KEMBANG KOL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V KERAGAAN USAHATANI KEMBANG KOL"

Transkripsi

1 V KERAGAAN USAHATANI KEMBANG KOL 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok Suka Tani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua Kabupatan Bogor. Jarak dari desa ke ibukota adalah sejauh 3,5 km dan jarak ke ibu kota kabupaten Bogor adalah sejauh 30 km yang dapat ditempuh selama 45 menit sampai satu jam. Sarana transportasi untuk mencapai Desa Tugu Utara sudah sangat mudah, karena tersedia fasilitas jalan maupun kendaraan yang dapat digunakan untuk sampai di desa tersebut. Desa Tugu Utara berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Cianjur di sebelah utara dan timur, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Desa Batu layang, Kecamatan Cisarua dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua. Berdasarkan tingkat perkembangannya, Desa Tugu Utara termasuk dalam kategori perkotaan dengan luas administrasi desa 1,728 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 10,160 jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 5,361 jiwa (52.76 persen) dan jumlah perempuan sebanyak 4,799 jiwa (47.24 persen). Karakteristik geografis Desa Tugu Utara yaitu berada pada ketinggian 1,200 meter diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata per hari berkisar 26 0 C dengan banyaknya curah hujan 200 mm/bulan. Kondisi tersebut menunjukkan Desa Tugu Utara merupakan lokasi yang cocok untuk mengembangkan tanaman sayuran khususnya tanaman kembang kol. Kembang kol merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah sub tropis. Di tempat kisaran temperatur untuk pertumbuhan kembang kol yaitu minimum o C dan maksimum 24 o C. Kelembaban optimum bagi tanaman kembang kol antara persen. Adanya kultivar baru yang lebih tahan terhadap temperatur tinggi, sehingga budidaya tanaman kembang kol juga dapat dilakukan di dataran rendah (0-200 m dpl) dan menengah ( m dpl).

2 Desa Tugu Utara memiliki luas wilayah kurang lebih 1,728 Ha (Tabel 10). Pemanfaatan lahan desa sebagian besar digunakan untuk areal perkebunan persen, areal kehutanan persen, jalur hijau persen dan lahan pertanian persen. Sebagian lainnya digunakan untuk pemukiman dan fasilitas umum lainnya. Tabel 10 menunjukkan pemanfaatan lahan di Desa Tugu Utara secara keseluruhan. Tabel 10. Pemanfaatan Lahan Desa Tugu Utara Tahun 2006 Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha) Persentase (%) Lahan Pertanian Lahan Perkebunan Lahan Kehutanan Lahan Keperluan Fasilitas Umum: Lapangan Olah Raga Taman Rekreasi Jalur Hijau Pemakaman Umum Bangunan Total 1, Sumber: Kecamatan Cisarua, (2006) Tabel 10 menunjukkan bahwa penggunaan lahan di Desa Tugu Utara sebagian besar digunakan untuk penggunan arel perkebunan, karena di Desa Tugu Utara ini terdapat satu perkebunan teh yaitu perkebunan Ciliwung. Desa Tugu Utara memiliki banyak areal kehutanan dan jalur hijau, karena desa ini termasuk salah satu wilayah resapan air di Bogor, dengan demikian banyak lahan yang dimanfaatkan sebagai jalur hijau dan dilindungi oleh pemerintah, sehingga tidak ada pemberian izin untuk mendirikan bangunan dalam bentuk apapun. Sebagian kecil lahan lainnya digunakan untuk fasilitas umum dan bangunan, seperti pemukiman penduduk dan bangunan sekolah. Pemanfaatan lahan sebagai lahan pertanian masih banyak karena sebagian besar penduduk di Desa Tugu Utara memiliki mata pencaharian utama sebagai petani. Kelompok Suka Tani merupakan kelompok tani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kaliwung Kalimuncar yang diketuai oleh Bapak Badri Ismaya yang merupakan seorang aktivis lingkungan, pelopor 50

3 penghijauan di lereng- lereng bukit di kawasan Puncak yang rusak. Gapoktan ini terdiri dari enam sub kelompok salah satunya adalah kelompok tani Suka Tani. Tiap-tiap sub kelompok memiliki fungsi dan menggusahakan komoditas yang berbeda, seperti sub kelompok Tunas Kaliwung merupakan kelompok tani yang bergerak dalam bidang peternakan, kelompok tani Puncak Lestari kelompok yang bergerak dalam kegiatan bididaya kopi Perhutani, kelompok Wanita Tani merupakan kelompok yang seluruh anggotanya adalah wanita dan bergerak dalam usaha budidaya bunga, kelompok Cibulaog, memiliki fungsi memberikan perlindungan terhadap satwa hutan, kelompok Wijaya Tani bekerja sama dengan Perhutani dan Kelompok Suka Tani yang bergerak dalam bidang pertanian sayuran. Kelompok Suka Tani terbentuk pada tahun 2009 yang diketuai oleh Bapak Ujang Yahya. Kelompok tani ini beranggotakan petani-petani sayuran di Desa Tugu Utara. Pendirian kelompok Suka Tani bertujuan untuk mempermudah petani khususnya petani kelompok Suka Tani dalam menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga tertentu yang memberikan keuntungan bagi kegiatan usahatani kelompok tani dan juga mempermudah petani untuk memperoleh bantuan dana berupa uang tunai ataupun dalam bentuk sarana pertanian baik yang datang dari lembaga pemerintahan atau lembaga diluar pemerintah. Kelompok tani ini juga berfungsi untuk mempermudah petani untuk memperoleh informasi bila diadakan penyuluhan pertanian dari Dinas Pertanian setempat. Stuktur organisasi yang dimiliki oleh kelompok tani Suka Tani masih sangat sederhana, dimana ketua kelompok langsung membawahi anggota kelompok tani. Sehingga dalam pengambilan keputusan mengenai kepentingan kelompok, ketua kelompok bekerja sendiri tanpa dibantu oleh staf-stafnya. Ketua kelompok berhubungan langsung dengan anggota kelompok tani dalam menyampaikan suatu kebijakan dan kemudian dimusyawarahkan kembali untuk memutuskan suatu keputusan terbaik untuk kepentingan bersama. Kelompok Tani Suka Tani Desa Tugu Utara ini belum berfungsi dengan baik, sehingga peranan kelompok tani ini belum dirasakan oleh anggota kelompoknya. Selama berdiri kelompok tani Suka Tani pernah mendapat 51

4 tawaran kerjasama oleh perusahaan Indofood dan Hero untuk memasok kebutuhan produk pertanian perusahaan tersebut. Perusahaan Indofood meminta kelompok tani untuk memproduksi dan menjual kentang dan tomat untuk memenuhi kebutuhan perusahan tersebut. Perusahaan Hero menjalin kerjasama untuk memenuhi kebutuhan perusahaan akan komoditi kembang kol dan brokoli, namun karena kendala kemampuan kelompok tani masih minim terutama dalam pembuatan proposal penggajuan kerjasama dan perhitungan biaya produksi yang tidak dapat diterima oleh kedua perusahaan besar tersebut sehingga kerja sama tersebut tidak pernah terjadi. 5.2 Karakteristik Petani Kembang Kol Pada penelitian ini jumlah responden petani adalah 30 orang. Petani responden merupakan anggota kelompok tani Suka Tani di desa Tugu Utara yang informasinya di peroleh dari ketua kelompok tani desa tersebut. Petani yang menjadi responden merupakan petani yang melakukan usahatani kembang kol pada desa tersebut, baik sebagai usaha sampingan maupun sebagai usaha pokok. Karakteristik petani yang akan diuraikan meliputi: usia dan pengalaman petani, tingkat pendidikan, dan status kepemilikan lahan yang digarap. Karakteristik petani responden selengkapnya diuraikan sebagai berikut Usia Secara umum rata-rata usia petani responden yang mengusahakan kembang kol adalah mulai dari umur tahun. Sebaran umur petani ini dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu petani responden yang berumur muda dengan umur kurang dari 30 tahun, petani berusia sedang umur 30 sampai 50 tahun, dan petani responden berusia tua dengan umur lebih dari 50 tahun. Jika dilihat dari sebaran umur petani responden, sebagian besar responden adalah petani yang usia tahun (64%). Fakta ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden bekerja pada umur produktif/muda dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kembang kol. Menurut Soeharjo (1973), umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik bekerja dan cara berfikir. Pada umumnya petani yang berumur muda dan sehat mempunyai 52

5 kemampuan fisik yang lebih besar dari petani yang lebih tua. Petani yang termasuk golongan usia kerja adalah pada usia 15 sampai 50 tahun. Petani muda juga lebih cepat menerima hal-hal yang baru karena petani muda lebih berani menanggung resiko. Sebaran usia petani responden dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Usia Pada Kelompok Tani Suka Tani No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Petani (Orang) Persentase (%) 1 < > Jumlah Pengalaman Petani Keberhasilan suatu usahatani didukung oleh banyak faktor diantaranya pengalaman berusahatani. Rata-rata pengalaman petani dalam berusahatani kembang kol adalah tiga tahun. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap petani responden, menunjukkan bahwa pertanian kembang kol baru dikenalkan kepada penduduk Desa Tugu Utara lebih kurang lima tahun lalu oleh pendatang dari Bandung yang saat ini tergabung dalam kelompok tani Suka Tani. Untuk lebih jelasnya, sebaran pengalaman petani responden dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Petani Pada Kelompok Tani Suka Tani No Pengalaman Berusahatani (Tahun) Jumlah Petani (orang) Persentase (%) Total

6 Tabel 12 menunjukkan pengalaman bertani kembang kol petani responden selama dua tahun adalah sebanyak 40 persen dan petani responden yang telah memiliki pengalaman lebih dari lima tahun hanya berjumlah tiga orang atau tujuh persen dari jumlah responden. Petani yang memiliki pengalaman lebih dari lima tahun, merupakan petani yang berasal dari daerah Lembang dan yang juga telah memperkenalkan usahatani kembang kol kepada para petani lainnya khususnya kelompok tani Suka Tani, yang sudah memiliki banyak pengalaman mengenai usahatani kembang kol, karena Lembang merupakan pusat produksi kembang kol di Jawa Barat. Jadi dari pengalaman petani responden tersebut, budidaya kembang kol merupakan hal yang baru bagi petani kelompok tani Suka Tani Pendidikan Petani Kembang Kol Pada umumnya tingkat pendidikan petani kembang kol pada kelompok tani Suka Tani tergolong rendah. Terlihat pada Tabel 13 yang menyajikan sebaran tingkat pendidikan petani responden. Berdasarkan Tabel 13 sebagian besar patani berpendidikan tamat SD yaitu sebanyak 74 persen dari total seluruh petani responden. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian petani responden memiliki pendidikan formal yang rendah. Banyaknya petani responden yang berpendidikan rendah dikarenakan sulitnya keadaan ekonomi para petani. Petani responden yang lulus SLTP sebanyak 23 persen dan tiga persen petani responden lulus SMA. Akan tetapi kondisi ini dapat diimbangi dengan pengalaman yang telah dimiliki para petani dan keingin petani untuk mencoba dan mempelajari proses kegiatan budidaya dan pemasaran kembang kol. Karakteristik petani berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Kelompok Tani Suka Tani No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (Orang) Persentase (%) 1 SD SMP SMA 1 3 Total

7 5.2.4 Status Kepemilikan dan Luas Lahan Petani responden yang mengusahakan kembang kol pada kelompok tani Suka Tani sebagian besar berstatus sebagai petani penggarap, karena lahan yang mereka garap bukan milik sendiri, tetapi milik orang lain. Petani tersebut diberi izin untuk mengelola lahannya untuk dimanfaatkan, tanpa harus membayar uang sewa kepada pemiliknya. Jumlah petani responden yang status lahannya sebagai penggarap sebanyak 90 persen dan sisanya merupakan lahan sewa. Petani responden mengungkapkan alasan mereka diijinkan untuk menggarap lahan tersebut adalah supaya lahan pemilik lahan kosong dan tidak berguna, karena hal ini akan mengakibatkan klaim lahan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Namun, dalam diri petani responden tercipta suatu ketakutan karena sewaktu-waktu pemilik lahan dapat mengambil haknya atas lahan. Berdasarkan hal tersebutlah petani responden memilih memproduksi tanaman yang berumur pendek seperti kembang kol. Status kepemilikan lahan petani kelompok Suka Tani dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Karakteristik Peatni Responden Berdasarkan Kepemilikan Lahan Pada Kelompok Tani Suka Tani Status Lahan Petani (Orang) Persentase (%) Penggarap Sewa 3 10 Total Luasan lahan yang biasa dikelola untuk lahan pertanian responden sangat beragam, namun sebagian besar mengelola kembang kol pada lahan yang antara 0.3 hektar sampai 0.5 hektar. Pada Tabel 15 diketahui bahwa hampir sebagian besar petani kembang kol menanam kembang kol pada luasan hektar, sedangkan sisanya menanam kembang kol pada luasan kurang dari 0.3 hektar adalah sebesar 40 persen dan yang menanam pada lahan satu hektar adalah sebesar 10 persen. Sebaran luas lahan yang digunakan untuk usahatani kembang kol dapat dilihat pada Tabel

8 Tabel 15. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan Pada Kelompok Tani Suka Tani Luas Lahan (Ha) Petani (Orang) Persentase (%) <0, ,3-0, , Total Selain usia, umur, pengalaman dan pendidikan, karakteristik responden juga dapat dilihar dari alasan petani memilih berusahatani kembang kol, pola bercocok tanam serta sumber modal yang digunakan untuk berusahatani. Ratarata modal yang digunakan petani responden adalah menggunakan modal sendiri dan alasan petani memilih berusaha tani kembang kol adalah, karena kembang kol mudah untuk membudidayakannya. Sedangkan pola bercocok tanam sebanyak 17 orang petani bercocok tanam dengan tumpang sari dan sisanya 13 orang petani bercocok tanam dengan melakukan pola usahatani monokultur. Sebaran petani berdasarkan karakteristiknya dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran Karakteristik Lembaga-Lembaga Pemasaran Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat pada daerah penelitian antara lain adalah tengkulak, pedagang besar dan pedagang pengecer. Masing-masing individu dari setiap lembaga pemasaran tersebut memiliki berbagai karakter yang dapat mempengaruhi kegiatan yang dilakukan. Jumlah lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran kembang kol terdiri dari dua orang tengkulak, dua orang pedagang besar dan empat orang pengecer. Pedagang pengumpul/tengkulak bertempat tinggal di lokasi penelitian, sehingga dekat dengan keberadaan petani responden. Lokasi pedagang besar dan pedagang pengecer berada di luar daerah penelitian yang melakukan penjualan kembang kol di pasar-pasar tradisional yaitu Pasar Cisarua, Pasar TU dan Pasar Induk Kramatjati. Umur pedagang responden berkisar antara 35 tahun sampai 55 tahun. Karakteristik pedagang dapat dilihat pada Lampiran 5. 56

9 5.4 5 Keragaa an Usahatan ni Kembangg Kol Pengoolahan Lahaan Peng golahan lahaan petani padda kelompok k Suka Tanni di Desa Tugu T utara menggunaka m an cangkul. Lahan yang akan ditannami terlebiih dahulu dibersihkan d dari d tanamaan liar dan sisa-sisa s akaar, kemudiann tanah dicaangkul hinggga gembur dengan d kedaalaman cang gkul antara centim meter agar aakar tanamann kembang kol k dapat dengan leluuasa memperroleh zat haara yang adda didalam tanah, t lalu dibuat d bedengan selebaar ceentimeter, tiinggi 35 cenntimeter denngan jarak antar a bedenggan 40 centiimeter denggan tujuan ag gar bisa dilaalui oleh pettani. Pada lahan l miringg perlu dibu uat parit di antara a bedenngan agar aiir tidak terg genang dan mengganggu m u tanaman pada saat muusim hujan. Gambar 4. Pengolahan Lahan Petanii Kelompok Tani T Suka Taani di Desa Tugu T Utara Masih Mengggunakan Canngkul Tahun 2009 a persiappan lahan ppetani yang memiliki Dalaam pengolahhan lahan atau luasan l rata-rrata 0,4 hekktar pada um mumnya mellakukan penngolahan lah han sendiri dan d dibantu oleh satu orang o tenagaa kerja dalam m keluarga dan tiga oraang tenaga kerja k luar keluarga. k Seedangkan peetani yang memiliki m lahhan satu ha mengolah lahannya l dibbantu oleh enam e orang tenaga kerja. Terdiri dari d satu oraang tenaga kerja k dalam m keluarga dan d lima orang tenaga kerja luar keluarga, k denngan upah 57

10 sebesar Rp ,- per orang per hari. Pengolahan lahan untuk lahan 1 hektar menghabiskan waktu dua minggu atau 14 hari dan pada lahan 0,4 hektar dikerjakan selama delapan hari Pembibitan Penyiapan benih dilakukan pada bendengan yang dibuat khusus untuk pembenihan. Pada umumnya petani menyemai benih dalam bendengan dengan ukuran yang variasi berdasarkan banyaknya benih yang akan disemai. Penyemaiaan benih di bendengan cukup dengan menebarkan benih di atas tanah persemaian. Setelah benih ditebarkan di bendengan, di atas benih tersebut ditabur pupuk kandang dan kompos. Benih yang ditaburkan harus dilindungi dari terpaan sinar matahari langsung ataupun air hujan. Pada umur 4-5 hari atau setelah berdaun 3-4 helai, dipindahkan ke dalam bumbung. Bumbung bisa terbuat dari paralon yang dipotong atau dengan menggunakan polybag kecil. Kemudian satu per satu benih dimasukkan ke dalam bumbung yang telah dibuat. Media penyemaian adalah campuran tanah halus dengan pupuk kandang kemudian disiram air sampai basah dan ditutup dengan lembaran plastik (lima hari), lalu plastik dibuka, dan lahan diangin-anginkan (10-15 hari). Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari tergantung cuaca. Pengatur naungan persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul dan sore mulai pukul Diluar waktu tersebut, cahaya matahari terlalu panas dan kurang menguntungkan bagi bibit. Penyiangan dilakukan terhadap tanaman lain yang dianggap mengganggu pertumbuhan bibit kembang kol, kegiatan ini dilakukan dengan mencabuti rumput-rumput/gulma lainnya yang tumbuh disela-sela tanaman pokok Penanaman Berdasarkan pengalaman petani responden jarak tanam yang lebar akan lebih baik untuk pertumbuhan tanaman. Jarak tanam kembang kol bunga adalah 50 x 50 centimeter. Dengan jarak tanam yang lebar, akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan tanaman, agar antar tanaman tidak saling berebut 58

11 unsur hara, seperti makanan, air serta memperoleh sinar matahari yang cukup karena tidak saling menaungi antar tanaman. Bibit yang siap tanam adalah bibit yang sudah berumur 1-1,5 bulan setelah penyemaian benih. Sebelum penanaman, polybag atau paralon tempat pembibitan harus dibuang terlebih dahulu. Bibit dikeluarkan dengan cara membalikka an bumbung dan mengeluarkan bibit dari bumbung paralon atau polybag dengan hati-hati tanpa merusak akar. Satu bibit di tanam di dalam lubang tanam yang sudah disiapkan sebelumnya dan segera disiram sampai tanah menjadi basah. Setelah penanaman, penyiraman dapat langsung dilakukan. Pada proses penanaman tenaga kerja yang lebih banyak digunakan adalah tenaga kerja wanita. Tenaga kerja wanita yang digunakan pada lahan 1 hektar sebanyak empat orang yang diambil dari tiga orang tenaga kerja luar keluarga dan satu orang dari dalam keluarga. Sedangkan tenaga kerja pria yang digunakan sebanyak dua orang, yaitu satu orang dari dalam keluarga dan satu orang lagi dari luar keluarga. Tenaga kerja yang digunakan pada lahan 0,4 hektar yaitu dua orang wanitaa dari luar keluarga dan dari dalam keluarga masing-masing hanya satu orang. Kegiatan penanaman ini menghabiskan waktu masing-masing untuk lahan 1 hektar dan 0,4 hektar yaitu selama tiga hari dan dua hari. Gambar 5. Penanaman Kembang Kol Petani Kelompok Tani Suka Tani di Desa Tugu Utara Tahun

12 5.4.4 Pemupukan Tanaman dan Penyiangan Selama masa pertumbuhan tanaman diberi pupuk susulan sebanyak dua kali. Kegiatan pemupukan dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan yaitu membersihkan tanaman dari tumbuhan pengganggu. Pupuk pertama diberikan 20 hari setelah tanam yang terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 150 kg/ha, TSP 150 kg/ha dan KCl 150 kg/ha. Pemberian pupuk dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penyiangan dan membuat lubang diantara jarak tanaman sejauh 20 centimeter dari batangnya, setelah itu pupuk yang telah tercampur dimasukkan kedalam lubang lalu ditimbun tanah. Pupuk kedua diberikan hari setelah tanam terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 100 kg/ha, dan KCl 150 kg/ha. Pemupupukan dilakukan sama seperti pemupukan sebelumnya yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan. Kegiatan pemupukan pada satu hektar, dilakukan oleh lima orang tenaga kerja yang terdiri dari dua orang tenaga kerja dalam keluarga dan sisanya tiga orang merupakan tenaga kerja luar keluarga, sedangkan untuk lahan rata-rata tenaga kerja terdiri dari tiga orang tenaga kerja perempuan dan dua orang tenaga kerja laki-laki. Kegiatan pemupukan berlangsung selama dua minggu untuk lahan satu hektar, dan satu minggu untuk lahan 0,4 hektar Perawatan Kegiatan perawatan pada tanaman kembang kol terdiri dari kegiatan penyulaman dan penyemprotan. Penyulaman tanaman pada kembang kol diperlukan untuk menggantikan tanaman utama yang mengalami pelayuan tanaman atau mati. Proses penyulaman ini dilakukan sejak satu minggu hingga dua minggu setelah tanam. Caranya adalah dengan mengganti tanaman yang mati dengan tanaman yang baru. Bibit yang digunakan untuk penyulaman adalah sisa bibit yang masih ada di polybag. Proses penyulaman pada lahan satu hektar dan 0,4 hektar menggunakan tenaga kerja wanita sebanyak tiga orang dan masingmasing lahan yang dikerjakan dalam waktu tiga hari dan dua hari. 60

13 Gambar 6. Proses Penyemprotan Pestisida Pada Tanaman Kembang Kol Petani Kelompok Tani Suka Tani di Desa Tugu Utara Tahun 2009 Pengendalian hama dilakukan dengan cara menggunakan pestisida. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, penyemprotan pestisida telah dilakukan walaupun belum ada gejala serangan. Penyemprotan dilakukan setiap dua minggu, sehingga penyemprotan dilakukan delapan kali sampai kembang kol panen. Jenis pestisida yang disemprotkan terdiri dari insektisida (Curacron, proklem ), Fungsida (polarem), penyubur (supergro) dan perekat (dustic). Penyemprotan untuk lahan satu hektar dilakukan oleh tiga orang tenaga kerja selama dua hari yang terdiri dari satu orang tenaga kerja dalam keluarga dan dua orang tenaga kerja luar keluarga dan untuk lahan 0,4 hektar hanya dilakukan oleh satu orang tenaga kerja keluarga selama dua hari Pemanenan Pemanenan dilakukan saat massa bunga mencapai ukuran maksimal. Umur panen antara hari. Panen kembang kol dilakukan pada pagi hari dengan cara memotong tangkai bunga bersama sebagian daun. Kegiatan pemanenan pada lahan satu hektar dilakukan oleh lima orang tenaga kerja dan pada lahan rata-rata menggunakan tiga orang tenaga kerja, yang melakukan 61

14 kegiatan pemotongan, pengangkatan dan penyortiran bagi kembang kol yang tidak layak dijual atau busuk. Hasil panen per hektar antara 12 ton tergantung dari populasi tanaman dan pemeliharaan. Gambar 7. Kembang Kol yang Siap untuk Dipanen Petani Kelompok Tani Suka Tani di Desa Tugu Utara Tahun

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL 6.1 Sarana Usahatani Kembang Kol Sarana produksi merupakan faktor pengantar produksi usahatani. Saran produksi pada usahatani kembang kol terdiri dari bibit,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Desa Cipelang Desa Cipelang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor, desa ini memiliki luas daerah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah dan Keadaan Alam Penelitian ini dilaksanakan di Desa Paya Besar Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Daerah ini

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Keadaan Geografis Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu dari tujuh anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani yang sebagian besar

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Gambaran Umum Desa Ciaruten Ilir Desa Ciaruten Ilir merupakan bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Kawasan Agropolitan Cianjur Agropolitan (agro = pertanian; politan = kota) adalah suatu konsep kota pertanian yang diharapkan mampu memacu berkembangnya sistem dan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.. Wilayah dan Topografi Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada 4 0 Lintang Selatan (LS) dan 03.5 0 Bujur Timur (BT). Kota Pagar Alam terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara 30 sampai lebih dari 60 tahun. Umur petani berpengaruh langsung terhadap

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S. PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KRISAN POTONG DENGAN PEMANFAATAN SISTEM TUNAS DAN SISTEM TANAM AWAL DI P4S ASTUTI LESTARI PARONGPONG BANDUNG BARAT Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- 22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa Var Ascalonicum (L)) merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang sangat mudah dijumpai di berbaga tempat. Bumbu yang

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Empirik Komoditas Tomat

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Empirik Komoditas Tomat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Empirik Komoditas Tomat Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas yang potensial untuk di kembangkan. Tomat merupakan tanaman yang bisa dijumpai diseluruh dunia. Daerah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Pertanian di Kabupaten Garut Kabupaten Garut terletak di Propinsi Jawa Barat bagian selatan dan memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha (3.065,19

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi wilayah penelitian a. Letak dan batas wilayah Kabupaten Klaten adalah kabupaten yang berada di antara kota jogja dan kota solo. Kabupaten

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Wilayah Penelitian dilakukan di Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur yaitu di Desa Pakusari Kecamatan Pakusari. Desa Pakusari memiliki lima Dusun yaitu Dusun

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kedelai Menggunakan Inokulan di Desa Gedangan, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah meliputi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. 5.1 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Wonosobo Secara geografis Kabupaten Wonosobo terletak di provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah sebesar 984,68 km2 pada koordinat 7o21 LS (Lintang Selatan)

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L. PROPOSAL PENELITIAN PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) Oleh Diah Azhari 0910480211 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Karakteristik Wilayah Kecamatan Pacet merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kecamatan ini berada di bagian utara kota Cianjur. Wilayah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. melon cabai dan pendapatan usahatani per musim. Petani yang menjadi objek

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. melon cabai dan pendapatan usahatani per musim. Petani yang menjadi objek V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Profil petani merupakan identitas petani yang meliputi usia, pendidikan, jumlah keluarga, luas lahan yang digarap, pengalaman usahatani pada semangka melon cabai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Luas Wilayah Kecamatan Taluditi Kecamatan Taluditi merupakan salah satu dari 13 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin (Brassica rapa cv. caisin) Caisin (Brassica rapa cv. caisin) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam suku kubis-kubisan atau sawi-sawian (Brassicaceae/Cruciferae).

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali penyulaman tanaman

Lebih terperinci

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN Penilaian risiko produksi pada caisin dianalisis melalui penggunaan input atau faktor-faktor produksi terhadap produktivitas caisin. Analisis risiko produksi menggunakan

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni 2016-15 Juli 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN PERBANDINGAN HASIL BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG SECARA HIDROPONIK DAN KONVENSIONAL (Kevin Marta Wijaya 10712020) PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM.

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa. Bagian utara

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa. Bagian utara IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 110 12 34 sampai 110 31 08 Bujur Timur dan antara 7 44 04 sampai 8 00 27 Lintang Selatan. Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Situ Udik Desa Situ Udik terletak dalam wilayah administratif Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Situ Udik terletak

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Deskripsi Umum Wilayah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Secara Geografis Wilayah Kecamatan Dungaliyo, merupakan salah satu Wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Pilangrejo, Rt 02 / Rw 08, Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Gambaran Umum Usahatani Tomat di Desa Lebak Muncang

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Gambaran Umum Usahatani Tomat di Desa Lebak Muncang VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Gambaran Umum Usahatani Tomat di Desa Lebak Muncang Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, pada umumnya di Desa Lebak Muncang sebagian besar penduduknya adalah petani. Sebanyak

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Negeri Baru yang merupakan salah satu desa berpotensial dalam bidang perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

Lebih terperinci

VI. KERAGAAN USAHATANI CABAI RAWIT MERAH

VI. KERAGAAN USAHATANI CABAI RAWIT MERAH VI. KERAGAAN USAHATANI CABAI RAWIT MERAH 6.1. Kondisi Usahatani Cabai Rawit Merah Desa Cigedug Kegiatan usahatani cabai rawit merah mulai berkembang di Desa Cigedug pada 5 tahun yang lalu yaitu pada tahun

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci