BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun"

Transkripsi

1 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Pemilihan lahan tersebut karena sangat cocok dari segi faktor lingkungan dan faktor iklim untuk pembudidayaan tanaman Kailan. B. Waktu Pelaksanaan Tugas akhir Adapun pelaksanaan Tugas Akhir ini direncanakan kurang lebih 3 bulan. Dimulai pada tanggal 10 Maret 2016 sampai dengan 9 Juni 2016 C. Metode Pelaksanaan Tugas akhir Metode pelaksanaan Tugas Akhir yang dilakukan di Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Jawa Tengah antara lain: 1. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan Tugas Akhir budidaya kailan kali ini dilakukan secara mandiri yang bertempat di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Pelaksanaan budidaya dengan menyewa lahan seluas kurang lebih 200 meter persegi dalam satu kali masa tanam. Tahap-tahap dalam pelaksanaan budidaya kailan tersebut adalah sebagai berikut: b. Pemilihan Lokasi Pelaksanaan Tugas Akhir di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Dipilihnya lokasi ini sebagai lahan untuk pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir dengan pertimbangan di daerah ini termasuk dataran rendah dengan ketinggian 250 mdpl yang sangat dianjurkan untuk budidaya kailan. Tanah seluas 200 m² ini merupakan tanah milik Bapak Sabar. 16

2 17 c. Penyiapan Alat Dan Bahan Budidaya Mentimun Alat yang digunakan meliputi : meteran, cangkul, sabit, plastic kecil, kotak pembibitan (sterofoam), gembor, mulsa, pengunci mulsa (berupa bambu dengan ukuran panjang ±30 cm berdiameter ±1 cm), tangki penyemprotan, gunting, pelubang mulsa, dan ember. Sedangkan bahan yang dibutuhkan antara lain : benih kailan, tanah, pupuk kompos, air, pupuk urea, pupuk Gandasil-D, arang dan insektisida dursban. d. Pengadaan Benih Pengadaan benih kailan tidak dibudidayakan sendiri, melainkan menggunakan benih dalam kemasan pasaran. Harga benih kailan per pak nya Rp ,00. Dalam budidaya ini membutuhkan 1 pack atau 20 gram benih kailan. 1 pack kailan berisi benih. Informasi dari kemasan benih kailan adalah sebagai berikut : Rekomendasi : Dataran rendah Menengah Umur Panen (HST) : 40 Bobot per tanaman (g) : Gambar 1. Kemasan Benih Kailan e. Persemaian Gambar 2. Benih Kailan Cara penyemaian itu bermacam-macam ada yang dipakai kotak persemaian, persemaian lapangan, kantung plastik (polibag) dan sebagainya. Tanah yang dipakai untuk persemaian, pakailah tanah yang subur dan bebas dan hama dan penyakit. Tanah yang subur yaitu tanah yang faktor Fisik, Kimia dan biologisnya baik. Apabila cara

3 18 persemaian itu dengan kantong plastik (polibag), maka lebih baik mencampur tanah dengan pupuk kandang atau kompos yang telah jadi tanah tidak panas, kalau perlu bisa dicampur dengan pasir sedikit supaya tanah menjadi gembur dan setiap polibag diisi dengan 1 atau 2 biji (Sunarjono 2004). Persemaian benih dilakukan untuk menghasilkan bibit yang siap tanam. Sebelum benih ditanam, sebaiknya media persemaian dipersiapkan terlebih dahulu. Bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan penyemaian benih kailan adalah media persemaian yang berupa campuran tanah, pasir, dan kompos dengan perbandingan 2:1:1. Mencampur semua bahan menjadi satu, kemudian mengaduknya hingga homogen. Media yang telah siap dimasukkan ke polybag dengan ukuran 3x4 cm. Plastik kecil yang sudah dimasukkan disusun kedalam kotak persemaian. Menaruh kotak persemaian pada tempat yang ternaungi atau terhindar dari sinar matahari secara langsung. Setiap plastic kecil yang sudah terisi media di lubangi menggunakan jari kurang lebih 2 cm, di usahakan agar dalam membuat lubang tidak terlalu dalam ataupun dangkal. Lubang yang terlalu dalam akan mengakibatkan kecambah akan susah tumbuh ke permukaan media tumbuh yang akhirnya mati, begitu juga sebaliknya, apabila terlalu dangkal kecambah akan cepat kering karena pengaruh kondisi lingkungan (sinar matahari, kelembaban dan suhu). Langkah selanjutnya yaitu memasukkan benih ke lubang dengan jumlah masing-masing 1 biji. Total benih yang disemaikan yaitu 1400 benih. Langkah selanjutnya yaitu menutup kembali lubang yang sudah terisi benih kailan menggunakan media yang sama. Menyiram menggunakan air secukupnya dan diusahakan dapat meresap sampai bawah. Setelah kurang lebih 3 hari benih kailan akan berkecambah, dan kurang lebih 5 hari benih akan muncul daun. Setelah Persemaian berumur 3 minggu benih siap untuk dipindah tanamkan.

4 19 Gambar 3. Memasukkan Media Persemaian f. Pengolahan Lahan Gambar 4. Hasil Persemaian berumur 2 Minggu Pengolahan lahan adalah upaya mempersiapkan lahan sehingga mampu menopang pertumbuhan dan produksi tanaman yang baik. Tujuan pengolahan lahan adalah terciptanya struktur tanah yang gembur dengan aerasi dan drainase yang baik sehingga siap ditanami (Zulkarnain 2013). Pengolahan lahan atau pengolahan tanah dalam budidaya kailan, dilakukan seperti pada budidaya tanaman sayur pada umumnya. Pengolahan lahan meliputi membersihkan lahan dari sisa tanaman sebelumnya, membajak dan penggaruan lahan, pembuatan barisan, pembuatan bedengan serta pemasangan mulsa. Pengolahan lahan pada budidaya tanaman kailan ini menggunakan 2 tenaga kerja selama 2 hari. Lahan yang gembur dan terbebas dari gulma akan menunjang pertumbuhan tanaman tersebut. Gulma yang terlalu banyak akan menyebabkan persaingan perebutan unsur hara atau makanan antara tanaman utama dan gulma tersebut. Tujuan dari pengolahan lahan antara lain adalah membersihkan gulma dari permukaan tanah, pengukuran lahan, menggemburkan tanah yang akan digunakan, mensirkulasikan unsur hara agar tetap seimbang. Langkah pertama dalam pengolahan lahan yaitu dengan cara membersihkan gulma yang ada pada permukaan tanah yang digunakan untuk budidaya. Pengukuran lahan untuk menentukan panjang dan lebar lahan budidaya kailan, dalam kegiatan ini menggunakan meteran sebagai alat pengukur. Lahan yang akan ditanami kailan memiliki luas 200 m 2

5 20 dengan ukuran 14 m x 15 m. Dari pengukuran lahan yang telah dilakukan didapat 10 bedeng utama dengan panjang 13 m dan lebar 1 m. Pembuatan bedengan pada lahan kailan ini dilakukan tanpa adanya pengolahan lahan menggunakan traktor terlebih dahulu, hal ini dilakukan karena kondisi tanah yang sangat basah, akan mengalami kesusahan pengeringan apabila dilakukan pentraktoran dulu. Disekitar bedengan dibuat got selebar 40 cm untuk mengitari bedengan dan sebagai arus pengairan. Jarak antar bedengan yaitu 40 cm. Gambar 5. Pengolahan Lahan Kegiatan selanjutnya yaitu tanah yang telah dibuat bedengan dikeringkan terlebih dahulu dengan cahaya matahari secara langsung. Proses penggemburan dengan tujuan utama penggemburan adalah untuk membalik tanah supaya lebih gembur dan membunuh OPT serta gulma yang masih ada dalam tanah. Dalam kegiatan ini alat yang digunakan adalah cangkul untuk melakukan pembalikan tanah bedengan yang telah jadi. Bedengan yang sudah siap dapat diberikan pupuk dasar berupa pupuk kompos di atas permukaan bedengan dengan cara ditabur. Pupuk kompos yang diberikan setiap bedengan yaitu sebanyak 13 kg. Sehingga kebutuhan untuk budidaya kailan sebanyak 130 kg/200 m 2. Gambar 6. Bedengan yang telah diolah Gambar 7. Pemberian Pupuk Dasar

6 21 Semua bedengan yang telah di berikan pupuk, selanjutnya diratakan dengan cangkul dan siap untuk ditutup menggunakan mulsa hitam perak. Pengolahan lahan sangat penting karena di dalam tanah dapat terjadi pertukaran udara. Sehingga oksigen dapat masuk ke dalam tanah dan udara atau gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, asam-asam dapat keluar dari tanah sehingga tanah dapat bisa lebih remah, gembur dan dari yang padat menjadi longgar. Tanah yang longgar memudahkan akar tanaman untuk bergerak bebas untuk menyerap zat-zat makanan di dalamnya. g. Pemulsaan Bedengan yang sudah terbuat tadi kemudian diatasnya dilapisi dengan mulsa dengan lebar dan panjang sesuai dengan ukuran bedengan. Mulsa yang digunakan adalah mulsa plastik hitam perak dengan berat ± 0,5 kg/bedengan, jadi total kebutuhan mulsa ±5 kg untuk 10 bedengan. Mulsa kemudian diikat dengan menggunakan bambu kecil ukurannya 30 cm. Pengikatan dilakukan pada setiap tepi tepi mulsa dan pada setiap ujung ujung mulsa. Pemberian bambu kecil bertujuan untuk memperkuat mulsa agar tidak lepas dari bedengan ketika terkena angin maupun air hujan. Pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan pada siang hari ketika sinar matahari masih panas sehingga mulsa tersebut mudah memuai sehingga mudah ditarik ketika pemasangan. Mulsa yang digunakan pada budidaya kailan ini pada bagian atasnya berwarna perak sedangkan bagian bawah mulsanya berwarna hitam. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, dan mengusir seranggaserangga penggangu tanaman. Warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menjadi hangat. Akibatnya, perkembangan akar akan optimalitu warna hitam juga

7 22 mencegah sinar matahari menembus ke dalam tanah sehingga benihbenih gulma tidak akan tumbuh. Gambar 8. Pemasangan Mulsa Gambar 9. Pengikatan Pinggir Mulsa Mulsa yang sudah terpasang kemudian dapat dilubangi untuk penanaman kailan. Jarak antar lubang untuk penanaman kailan adalah 30cm x 30cm. Pelubangan mulsa dilakukan dengan menggunakan alat pelubang yang terbuat dari besi yang terisi arang yang dibakar terlebuih dahulu. Lubang yang ada pada bedeng dengan panjang 13 m yang sudah diberi mulsa adalah sebanyak 120 lubang. Dalam satu bedeng terdapat 3 baris. Gambar 10. Pelubangan Mulsa h. Penanaman Persiapan lahan sebelum penanaman berupa pengairan lahan, yang menggunakan cara di leb. Penanaman bibit kailan dilakukan pada sore hari, agar bibit tidak terhambat pertumbuhannya akibat panas sinar matahari secara langsung dan dapat memiliki waktu yang lebih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Lahan yang telah siap maka dapat ditanami dengan memilih bibit yang terlihat bagus, sehat dan yang siap untuk dipindah tanamkan. Bibit diambil dari plastik persemaian dengan cara menyobek plastik secara perlahan. Bibit diambil beserta tanahnya agar bibit tidak

8 23 mengalami stress, dan apabila ada 2 bibit dalam satu tanah maka harus dipisahkan agar waktu ditanam tidak terjadi persaingan. Satu lubang tanam di beri satu bibit kailan. Pertama membuat lubang tanam yang disesuaikan dengan ukuran bibit, jangan terlalu dangkal dan jangan terlalu dalam, setelah itu bibit ditutup kembali dengan tanah dan diusahakan posisi bibit dalam keadaan tegak, kemudian melakukan penyiraman pada bibit yang telah di tanam. Selesai melakukan penanaman menutup kembali aliran air sungai yang sebelumnya di gunakan untuk pengairan. Gambar 11. Penanaman Kailan Bedengan yang dihasilkan pada lahan 200m 2 adalah 10 bedeng. 5 bedeng untuk perlakuan urea dan 5 bedeng untuk perlakuan urea ditambah gandasil-d dengan panjang masing-masing bedeng yaitu 13 m. Setiap bedeng terdapat 120 lubang pada mulsa sehingga jumlah tanaman yang ditanam yaitu 120 per bedeng. Total bibit yang digunakan yaitu bibit. i. Pemeliharaan Tanaman Tanaman yang sudah ditanam memerlukan pemeliharaan karena selama pertumbuhan kadang kala mengalami hal-hal yang kurang menguntungkan seperti: gangguan hama, gulma, iklim yang buruk, kekurangan air dan sebagainya. Gangguan tersebut dapat menurunkan mutu hasil.oleh karena itu, perlu adanya tindakan untuk menekan serendah mungkin faktor-faktor penghambat tersebut. Pemeliharaan pada tanaman kailan tersebut antara lain:

9 24 1) Penyulaman Penanaman kailan dengan metode persemaian seperti diatas, tidak lepas dari tanaman yang mati atau rusak. Penyulaman dilakukan seawal mungkin, yakni sejak tanam hingga umur 7 HST. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau tumbuhnya abnormal diganti dengan benih yang baru. Hal tersebut dapat disebabkan karena kegagalan adaptasi tanaman pasca pemindahan ke lahan maupun serangan hama (terutama ulat tanah Agrotis sp). Hama ulat tanah seringkali menyerang batang tanaman muda, baik di persemaian maupun setelah pindah tanam. Ulat tanah (Agrotis sp.) bersembunyi di dalam tanah, pada bongkahan tanah, dan terkadang juga dijumpai di balik mulsa PHP (plastik hitam perak) pada budidaya tanaman secara intensif, sehingga ulat tanah dengan mudah merusak akar dan pangkal batang tanaman. Disamping menyulam, juga dilakukan seleksi tanaman. Caranya, tanaman yang tumbuhnya lemah dicabut. Dalam budidaya kailan ini dilakukan 2 kali penyulaman. Penyulaman pertama dilakukan 3 HST dengan total tanaman 120 bibit tanaman. Penyulaman kedua dilakukan 6 HST dengan total 80 bibit tanaman. Penyulaman kedua dilakukan karena masih ada tanaman yang tumbuh abnormal sehingga perlu diganti dengan tanaman yang baru. Gambar 12. Penyulaman 2) Pemupukan Pemupukan sangat penting dilakukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman kailan. Pemupukan

10 25 sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari yaitu pada saat pukul WIB sampai pukul WIB dimana stomata masih terbuka sehingga penyerapan unsur haranya dapat maksimal. Pemupukan pada budidaya ini menggunakan pupuk urea yang diaplikasikan ditanah dan pupuk gandasil-d yang diaplikasikan ke daun. Kegiatan pemupukan yaitu menggunakan pupuk urea yang di sebar disekitar tanaman kailan. Pemupukan urea dilakukan setelah tanaman kailan berumur 14 HST. Urea yang digunakan yaitu 150kg/ha. Urea yang digunakan untuk setiap bedengan yang panjangnya sekitar 13 m yaitu 210g. Pemupukan urea dilakukan pada 14 HST, 21 HST dan 28 HST. Cara pengaplikasian pupuk urea dengan memberikan lubang dengan jarak 10 cm dari tanaman untuk pemberian pupuk urea. Pemupukan yang terlalu dekat apalagi sampai terkena daunnya dapat merusak tanaman bahkan dapat menyebabkan tanaman mati. Konsentrasi tersebut merupakan unsur hara yang diberikan tersedia dalam jumlah yang optimal dan seimbang untuk tanaman kailan. Pemupukan urea terlalu banyak akan menjadikan tanaman sukulen sehingga tanaman akan menjadi mudah terserang hama maupun penyakit. Pemupukan urea yang terlalu banyak akan merusak tanah, dengan pemberian bahan kimia yang berlebih akan sangat merusak kesuburan tanah kita. Jika urea diberikan ke tanah akan mengakibatkan tanah menjadi masam. Tanah yang masam mengakibatkan penyerapan unsur hara tertentu menjadi terhambat. Kekurangan urea akan mengakibatkan daun tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan, dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas dan pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil. Pengaplikasian pupuk Gandasil-D yaitu dengan cara menyemprotkannya ke tanaman kailan, sehingga perlu untuk

11 26 melarutkannya dalam air. konsentrasi untuk pemupukan Gandasil- D yaitu 1g dilarutkan dalam 1 liter air. Penyemprotan dilakukan pagi atau siang hari saat stomata daun terbuka agar pupuk diserap dengan baik. Penyemprotan gandasil-d dilakukan pada 14 HST, 21 HST dan 28 HST. Penggunaan Gandasil-D dengan dosis yaitu dosis ringan untuk satu bedengan sekitar 1g/liter. Konsentrasi yang dibutuhkan pada 5 bedeng yaitu 5g/5liter. Konsentrasi tersebut merupakan unsur hara yang diberikan tersedia dalam jumlah yang optimal dan seimbang untuk tanaman kailan. Tanaman kailan yang kelebihan Gandasil-D penyerapan haranya berjalan lebih cepat, akibatnya tanaman akan cepat menumbuhkan tunas dan tanaman dapat mengalami kejenuhan pupuk sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat. Kekurangan pupuk gandasil-d mengakibatkan kurang tersedianya unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk proses metabolisme tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartasapoetra (1988) bahwa kekurangan unsur hara baik makro maupun mikro dapat menghambat pertumbuhan dan hasil tanaman. Gambar 13. Pupuk Urea 3) Penyiangan Gambar 14. Pupuk Gandasil-D Penyiangan bertujuan untuk mengendalikan gulma yang tumbuh disekitar perakaran tanaman serta mengurangi kompetisi unsur hara, mempermudah dalam pemeliharaan tanaman. Penyiangan yang dilakukan secara fisik yaitu dengan mencabut

12 27 gulma langsung menggunakan tangan, sedangkan pada sekitar bedengan penyiangan dilakukan dengan cangkul. Gulma yang terlalu lebat akan banyak digunakan hama sebagai tempat berlindung sehingga perlu dilakukan penyiangan agar pertumbuhan tanaman kailan tersebut tetap maksimal. Gambar 15. Penyiangan gulma 4) Penyiraman Air berfungsi sebagai sarana transportasi unsur hara yang digunakan untuk proses fotosintesis. Selain itu air juga berperan untuk mengatur suhu tubuh tanaman yaitu dalam proses transpirasi. Pengairan pada pemeliharaan kailan dilakukan pada saat mulai tanam, pembungaan, sampai panen dilakukan dengan jumlah, waktu, dan cara yang tepat. Penyiraman disesuaikan dengan kondisi lahan supaya tidak menyebabkan kebusukan pada akar tanaman. Gambar 16. Penyiraman Kailan 5) Pengendalian OPT Setiap kegiatan budidaya tanaman pemeliharaan menjadi salah satu hal yang penting dilakukan karena dapat menentukan suatu keberhasilan dalam kegiatan budidaya tanaman. Pemeliharaan pada budidaya tanaman kailan salah satunya

13 28 pengendalian OPT. Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dilakukan dengan penyemprotan insektisida Dalam setiap budidaya tanaman kailan tidak lepas dengan adanya serangan hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang tanaman kailan antara lain, ulat tanah, ulat hijau dan ulat trip. Hama ulat tanah seringkali menyerang batang tanaman muda. Ulat hijau menyerang dengan memakan daun tanaman kailan sampai habis. Sedangkan ulat trip memakan daun kailan pada bagian bawahnya, sehingga hanya menyisakan epidermis bagian atas dan berbentuk alur. Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida dursban dengan dosis 20ml/14 liter. Insektisida dursban sangat efektif dipakai untuk penyemprotan pada sayuran daun karena kailan yang memiliki umur masa tanam yang pendek sekitar hari ini sangat rentan terhadap hama, contohnya ulat. Dursban ini sistem kerjanya kontak sehingga mudah larut kena air hujan atau air ketika pencucian sehingga kailan tetap aman dikonsumsi. Gambar 17. Penyemprotan Insektisida Gambar 18. Ulat Hijau Gambar 19. Ulat trip

14 29 j. Panen Panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan budidaya. Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanaman menandai berakhirnya kegiatan di lahan. Panen pada tanaman kailan hampir sama dengan tanaman sayuran lainnya. Pemanenan dilakukan setelah tanaman kailan mencapai umur 40 HST. Pemanen tanaman kailan dilakukan 3 kali. Panen kailan dilakukan sebanyak 3 kali. Jarak antar setiap masa panen pada tanaman kailan antara 3-4 hari. Panen pertama menghasilkan sebanyak 112 kg, panen kedua menghasilkan sebanyak 95 kg dan panen ketiga menghasilkan sebanyak 73 kg. Setiap kali panen sendiri hasil yang dipanen tidak sama banyak. Total panen yang dihasilkan dalam 3 kali masa panen yaitu 280 kg. Ketidaksamaan hasil tiap kali panen dikarenakan pertumbuhan tanaman yang kurang serempak karena adanya penyulaman tanaman. Panen kailan rata-rata umur HST sudah siap dilakukan pemanenan. Kailan yang siap panen mempunyai ciri-ciri antara lain tinggi tanaman 48 cm, warna daun hijau tua dan permukaan mengkilat. Cara panen dipotong pangkal batangnya dan diambil keseluruhan atau dengan cara mencabut sampai akarnya. Biasanya panen dilakukan pada pagi dan sore hari, tetapi untuk kailan pemanenan dilakukan pada siang hari ketika matahari sedang terik, hal ini bertujuan agar kailan cepat layu sehingga tidak getas atau mudah patah. Gambar 19. Panen Tanaman Kailan Gambar 20. Pemanenan

15 30 k. Pasca panen kailan Pasca panen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah proses pemanenan. Pasca panen bertujuan untuk menjaga kualitas hasil pertanian tetap sama seperti saat pertama kali dipanen sehingga tidak terjadi penurunan mutu yang berakibat kepada menurunnya harga jual dari hasil pertanian tersebut. Penanganan pasca panen sangatlah berperan penting bagi sebuah produk, karena terkadang terdapat kerusakan sebuah produk baik itu karena alat, cara panen, cuaca ataupun penyakit yang menyebabkan kualitas produk tersebut menurun. 1) Sortasi Sortasi yang dilakukan pada sayuran kailan meliputi, membuang daun yang kuning atau busuk dan berlubang, jika masih terdapat akar maka pada bagian pangkal dipotong. Setelah dilakukan sortasi selanjutnya adalah pencucian. Pencucian harus menggunakan air bersih yang mengalir untuk menghindari penularan penyakit. 2) Pengemasan Proses pengemasan yang pertama yaitu menimbang kailan sesuai dengan permintaan pesanan sekitar 250 g. Selanjutnya untuk pemasaran di pasar tidak menghendaki pengemasan,hanya pengikatan dengan karet, asalkan kondisi kailan masih segar dan tidak rusak. Pengemasan untuk pasar lokal dilakukan dengan menggunakan keranjang box karena bisa memperkecil kerusakan dan kerugian. 3) Penyimpanan Kailan sebelum dipasarkan langsung ke konsumen disimpan didalam ruang penyimpanan. Hal yang harus diperhatikan saat penyimpanan adalah kondisi kelembaban harus sesuai yaitu sekitar

16 % dan terpenting adalah suhu ruang untuk penyimpanan berkisar o C. l. Pengamatan Pengamatan pada budidaya kailan ini mencakup beberapa variabel, sebagai berikut : - Jumlah Daun (Helai) Pengamatan terhadap jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung semua daun yang membuka sempurna pada tanaman sampel. - Berat Segar Tanaman (Gram) Pengamatan berat segar tanaman dilakukan dengan cara menimbang berat segar tanaman sampel. m. Pemasaran Hasil Pemasaran adalah usaha untuk menjual hasil produksi kepada konsumen. Kailan yang telah dipanen dilakukan sortasi terlebih dahulu kemudian dijual ke pasar di desa setempat yaitu pasar pengging dengan nama penjual dipasar tersebut yaitu ibu daliyem. Hasil produksi budidaya kailan juga dipasarkan di Asosiasi Aspakusa Makmur Boyolali. Asosiasi Aspakusa Makmur Boyolali adalah supliyer sayuran di supermarket daerah Solo, Semarang dan Yogyakarta. Kailan yang telah dipanen dijual langsung ke pasar dan aspakusa makmur dengan harga Rp /kg. Tabel 3.1 Pemasaran Hasil Panen Tanaman Kailan Tanggal Tempat Penjualan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 24 Mei 2016 Aspakusa Makmur 80 Kg Mei Mei 2016 Pasar Pengging Pasar Pengging 30 Kg 27 Kg Mei Juni 2016 Aspakusa Makmur Aspakusa Makmur 54 Kg 50 Kg Juni 2016 Pasar Pengging 23 Kg Total Penerimaan 264 Kg Sumber : Data Primer

17 32 2. Analisis Usaha Tani Analisis usaha tani digunakan untuk menghitung tingkat kepantasan atau kelayakan suatu usaha tani dengan melihat beberapa parameter atau kriteria kelayakan tertentu. Ada beberapa hal yang perlu dianalisis dalam melakukan analisis usaha tani diantaranya biaya tetap, biaya variabel, penerimaan, pendapatan, R/C Ratio (Revenue cost Ratio). Analisis usaha tani dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari budidaya kailan yang dilakukan secara mandiri di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Pilangrejo, Rt 02 / Rw 08, Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B. III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan milik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di laboratorium. Pengamatan pertumbuhan

Lebih terperinci

3. METODE DAN PELAKSANAAN

3. METODE DAN PELAKSANAAN 3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan perkembangan sel-sel baru sehingga terjadi penambahan ukuran dan diferensiasi jaringan. Tanaman dikatakan mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai Juni 2015-September 2015. Yang dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

Tata Cara penelitian

Tata Cara penelitian III. Tata Cara penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Percobaan, Labaratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lingkungan Penanaman Topografi lokasi penanaman mempunyai ketinggian 1232 mdpl, sedangkan untuk suhu udara pada waktu siang (24 30 C) dan malam (16-22 C) dan jenis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di III. TATA CARA PENELITIAN A. Rencana Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di Laboratorium Penelitian, Lahan Percobaan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- 22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Penelitian ini dimulai pada Bulan April 2012 sampai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung mulai bulan Juli September 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium I I I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 17 BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Kuliah Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Karangtaji Rt 02 Rw 04 Kecamatan Karangpandan Kabupaten

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa tengah, dengan ketinggian tempat

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Greenhouse dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. Penelitian ini

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung pada bulan Juni November 2014. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni 2016-15 Juli 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 dilaksanakan di Kebun Kelompok Wanita Tani Ilomata Desa Huntu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April hingga

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas III. TATA CARA PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 November

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bulan Maret

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017. 3.2 Bahan dan Peralatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro pada bulan Maret Mei 2014. Jenis tanah

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan pertanian yang beralamat di Jl. Sukajadi, Desa Tarai Mangun, Kecamatan Tambang, Kampar. Penelitian ini dilakukan bulan

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci