PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SDTUMPAKKEPUH 02 BAKUNG BLITAR DENGAN TEKNIK PARTNER INTERVIEW

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SDTUMPAKKEPUH 02 BAKUNG BLITAR DENGAN TEKNIK PARTNER INTERVIEW"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SDTUMPAKKEPUH 02 BAKUNG BLITAR DENGAN TEKNIK PARTNER INTERVIEW Sunanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Hasil observasi awal menunjukkan, keterampilan menulis siswa kelas V SD Tumpakkepuh 02 Bakung Blitar masih rendah. Berdasarkan analis masalah tersebut, maka penulis mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi di SD Tumpakkepuh 02 Bakung Blitar tahun ajaran di kelas V dengan subjek penelitian sebanyak 20 siswa dan objek penelitian yaitu penggunaan teknik Partner Interview untuk meningkatkan keterampilan menulis wacana narasi.penelitian ini menggunakan rancangan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Pelaksanaan penelitian dilakukan dalan dua siklus dengan masing-masing siklus dilakukan dalam empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrumen penilaian berupa tes dipakai untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa, sedangkan teknik non tes yang berupa angket dan kuisioner dipakai untuk mengukur tingkat kesiapan dan partisipasi selama proses pembelajaran.pada siklus satu prosentase ketuntasan hanya mencapai 70%, tetapi pada suklus dua sudah meningkat menjadi 85%. Nilai rerata kelas meningkat dari pada siklus satu menjadi pada siklus dua. Data dari pengamatan juga menunjukkan bahwa siswa berpartisipasi aktif dan memberi respon yang positif selama proses pembelajaran. Kesimpulan dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa penggunaan teknik Partner Interview terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis.disarankan guru Sekolah Dasar mengadopsi teknik Partner Interview dalam meningkatkan keterampilan menulis. Peneliti masa mendatang disarankan mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul yang sama tetapi dengan rancangan yang berbeda misalnya penelitian ekperimental. Kata kunci : keterampilan menulis, partner interview, peningkatan Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia sehingga siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa diajarkan di SD kelas V berdasarkan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP ) 2006 adalah menulis, dimana pada hakikatnya NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 229

2 menulis kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, dan informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal, menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan ( Ahadiah, dkk., 2001: 1.16). Di antara keempat unsur dalam menulis, penulis merupakan unsur utama. Sebagai unsur utama, seorang penulis hendaknya menyiapkan diri untuk terampil dalam menulis. Untuk menjadi terampil menulis, seorang penulis hendaknya mempelajari dengan sungguh-sungguh bagaimana cara menulis. Menurut Syafi ie (1998:42 ), keterampilan menulis merupakan keterampilan yang dapat dipelajari. Keterampilan menulis merupakan salah satu bentuk keterampilan berbahasa yang diajarkan di SD, selain keterampilan menyimak, membaca, dan berbicara. Menurut Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) 2006, pada tingkat kelas V SD tujuan pembelajaran menulis adalah siswa mampu menulis kreatif, menyunting karangan sendiri atau karangan orang lain dengan memperhatikan penggunaan ejaan, tanda baca, pilihan kata, struktur kalimat, dan kepaduan isi karangan (Depdikbud, 1993:11). Ada dua program pembelajaran menulis wacana narasi yang harus dikuasai siswa yaitu (1) mencatat pengalaman-pengalaman menarik di dalam buku harian, dan (2) menuliskan pengalaman pribadi yang menarik. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada kenyataannya keterampilan menulis sulit dikuasai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Musaba (1989:1) bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai, setelah seseorang terampil mendengarkan (menyimak), berbicara dan membaca. Sepertinya siswa mengalami berbagai kesulitan dalam menulis. Kesulitan-kesulitan itu diantaranya dalam mengorganisasikan isi wacana narasi, kebahasaan, dan mekanik penulisan. Untuk mengorganisasikan isi, siswa mengalami kesulitan dalam hal memulai menulis. Mereka bingung harus memulai dari mana dan hal ini memerlukan waktu yang tidak sebentar. Kesulitan lain yang sering terjadi adalah pada pemaparan bagian tengah (isi) wacana narasi. Kebanyakan di bagian tengah wacana narasi siswa tidak ada kejadian khusus atau kalaupun ada, tidak diceritakan secara detail sehingga cerita tidak menarik. Selain itu, tulisan (wacana nasari) siswa banyak yang belum koheren (padu). Kesulitan yang dihadapi siswa dalam hal kebahasaan adalah kesulitan siswa dalam penyusunan kalimat dan penggunaan penanda transisi. Kalimat yang disusun siswa terlalu panjang. Kalimat yang seharusnya diakhiri dengan tanda baca titik, ternyata oleh siswa diberi tanda baca koma sehingga kalimatnya menjadi panjang. Dalam hal penggunaan penanda transisi, siswa menggunakan pananda transisi yang tidak tepat, misalnya kata lalu, kemudian, sebelum, sesudah, selesai, sehabis, dan sebagainya karena tidak menunjukkan waktu khusus. Sementara itu, untuk mekanik penulisan, siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan ejaan, tanda baca, kapitalisasi dan tatatulis ( pemenggalan dan penulisan kata NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 230

3 depan) yang tepat dalam menulis wacana narasi. Dari berbagai data yang diperoleh disebutkan bahwa berbagai kesulitan dalam menulis tersebut juga dialami oleh siswa kelas V SD Negeri Tumpakkepuh 02 Bakung Blitar. Apabila dilihat dari aspek guru disebabkan guru lebih mementingkan hasil (produk) daripada proses menulis dalam pembelajaran menulis wacana narasi. Guru tidak ikut aktif dalam proses pembelajaran menulis wacana narasi. Guru hanya sekedar memberikan penjelasan tentang wacana narasi dan memberikan perintah kepada siswa untuk menulis wacana narasi dan siswa mengerjakannya. Hal ini menyebabkan siswa bersikap individualistik dan lebih mementingkan kompetisi kemampuan akademiknya dengan siswa lain. Siswa juga tidak mengenal adanya kerjasama dalam belajar. Pembelajaran menulis wacana narasi yang dilakukan guru selama ini menyebabkan siswa pasif dan hanya menjalankan perintah gurunya. Pembelajaran menulis wacana narasi yang demikian itu menyebabkan posisi guru lebih dominan daripada siswanya. Dominasi guru dalam pembelajaran menulis wacana narasi berlanjut pada penilaian tulisan siswa. Penilaian yang dilakukan guru tidak melibatkan siswa. Penilaian yang dilakukan oleh guru memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan itu, penilaian yang dilakukan guru cenderung terlalu menekankan urusan mekanik (ejaan, aturan huruf besar, dan tanda baca) dan tatabahasa daripada isi dan makna pada tulisan terkait. Pembelajaran menulis narasi dan penilaian yang dilakukan guru seperti itu sebaiknya diubah dengan lebih mengaktifkan siswa dalam menulis wacana narasi. Pembelajaran menulis wacana narasi yang lebih mengaktifkan siswa menyebabkan belajar menjadi lebih efektif. Menurut Nurhadi & Senduk (2003:4), belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari guru akting di depan kelas, siswa menonton ke siswa akting, bekerja, dan berkarya, guru mengarahkan. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis wacana narasi, dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran penulis tertantang untuk menerapkan teknik yang berbeda yaitu teknik Partner interview. Teknik ini merupakan salah satu teknik pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran membaca, menulis, mendengarkan (menyimak ), ataupun berbicara. Secara global, gambaran langkahlangkah dalam menerapkan Teknik Partner interview adalah sebagai berikut. 1) Siswa diatur dalam kelompok berpasangan terdiri dari 2 siswa (A dan B) 2) Masing-masing siswa dibekali serangkaian pertanyaan untuk ditanyakan kepada partner atau pasangannya secara bergantian, dimana semua pertanyaan berkisar tentang peristiwa yang telah terjadi. 3) Siswa mengadakan interview kepada siswa B dan menulis jawaban dari B secara urut. Setelah itu ganti siswa B menanyakan sejumlah pertanyaan tersebut kepada siswa A dan juga menulis jawaban dari siswa A secara urut. NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 231

4 4) Siswa menyalin semua jawaban dari pasangannya dalam bentuk paragraf. 5) Siswa mengadakan publikasi kepada partnernya ( peer editing )untuk saling membetulkan sebelum dibetulkan oleh guru. 6) Siswa menyerahkan hasil tulisan kepada guru untuk dilakukan penyuntingan hasil tulisan siswa. Pembelajaran menulis wacana narasi dengan teknik Partner interview dalam penelitian ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan proses menulis. Tahap menulis wacana narasi dengan pendekatan proses ini menulis meliputi (1) tahap pramenulis, (2) tahap menulis, dan (3) tahap pascamenulis. Langkah 1 sampai 3 dilakukan pada tahap pra menulis dimana siswa masih mencari data sebagai bahan menulis. Di tahap ini siswa bersama guru merancang dan mengidentifikasi jenis pertanyaan yang relevan dengan tema yang dalam hal ini adalah peristiwa atau kejadian khusus yang sudah lewat. Sebagai hasilnya maka terbentuklah sejumlah pertanyaan yang sama untuk seluruh siswa. Selanjutnya siswa saling menanyakan dan menjawab seluruh pertanyaan kepada pasangannya dan kemudian menulis jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan no urut pertanyaan. Jawabanjawaban itulah yang dimaksud sebagai sumber data untuk membuat draf. Langkah 4 dilakukan pada tahap utama yaitu menulis. Disini siswa menyusun jawaban-jawaban tersebut secara urut dalam bentuk paragraf. Tentu saja tulisan itu minimal terdiri dari 3 paragraf yaitu paragraf pembukaan, paragraf inti dan paragraf penutup. Selama siswa menyusun paragraf guru berkeliling untuk memeriksa apakah siswa bisa menyusun data sesuai dengan kaidah penulisan yang benar. Langkah 5 sampai 6 dilakukan pada tahap pasca menulis. Pada tahap ini, siswa melakukan publikasi dan penyuntingan isi dengan pasangannya dengan cara saling memperlihatkan hasil tulisannya kepada partner dimana dia mendapatkan sumber data. Dalam fase ini pasangan diharap memberi komentar dan pembetulan sekiranya ada informasi yang salah tulis ataupun sekiranya ada mekanisme penulisan yang salah sesuai yang telah diajarkan. Setelah proses peer editing selesai, maka siswa menulis kembali hasil pembetulan sebagai tulisan akhir yang akan diserahkan kepada guru. Dengan menerapkan teknik Patner interview dalam pembelajaran menulis wacana narasi, selain terjadi interaksi antara guru dan siswa, juga terjadi interaksi siswa dengan siswa. Dalam teknik ini siswa harus bekerja sama dengan sesama siswa untuk mendapat informasi atau data yang akan menjadi bahan tulisan. Saling ketergantungan ( interdependence) antar siswa tampak sekali dalam aktivitas siswa di kelas selama kegiatan pembelajaran. Tanpa membedakan yang pintar dan yang tidak, semua siswa mendapat tugas yang sama yaitu melakukan interview dengan pasangannya. Pembelajaran menulis wacana narasi dengan teknik patner interview merupakan pembelajaran menulis secara berpasangan. Antaranggota dalam pasangan saling menginterview untuk mendapatkan data sebagai bahan menulis. Setiap siswa membawa dan mengajukan pertanyaan yang sama NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 232

5 kepada pasangannya tetapi mereka akan mendapatkan jawaban yang berbeda sesuai dengan pengalaman masingmasing yang di interview. Pembelajaran ini dirancang untuk meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain (Ratumanan, 2002:120). Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari mendapatkan informasi dan data sebagai bahan yang akan ditulis. Dengan melakukan penelitian tentang penerapan teknik Partner interview di kelas V di SD Tumpakkepuh 02, penulis bertujuan untuk membantu siswa menemukan teknik yang paling efektif dalam menulis wacana narasi sehingga prestasi atau pencapaian kompetensi menulis mereka juga meningkat. METODE Penelitian yang dilakukan penulis adalah mengikuti desain Penelitian Tindakan Kelas di mana ( Harsiati : 1999:2) penelitian jenis dapat digunakan untuk memecahkan masalah khusus, praktis atau individual yang didapatkan di dalam masyarakat, agen sosial, sekolah, kelas atau bahkan masalah peneliti sendiri. Penelitian ini juga merupakan pendekatan professional dimana guru melakukan usaha usaha dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dengan cara guru mengumpulkan data secara sistematis dan merefleksi pengajarannya untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas, ( Adnan, 2003 ). Prosedur Penelitian Tindakan Kelasyang dilakukan seperti yang direkomendasikan dalam teori Kemmis and Mc Taggart seperti yang dikutip oleh Mulyono (2008), bahwa Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan melalui tahap perencanaan ( Planning ), pelaksanaan ( i mplementing ), observasi ( observation ), dan refleksi ( reflection ). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dimana masingmasing siklus dilakukan dalam empat tahap mulai dari tahap perencanaan sampai tahap refleksi. Setiap siklus dilakukan dalam dua kali dimana setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran di kelas V tersebut. Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah (1) Menentukan teknik pembelajaran yang akan diterapkan kepada siswa, (2) Membuat rencana pembelajaran ( RPP ) yang meliputi beberapa unsur esensial sesuai dengan ketentuan penyusunan RPP, (3) Menetapkan kriteria keberhasilan atas penerapan teknik Partner interview, (4) Menyiapkan instrumen pengumpulan data, (5) Menentukan teknik pengumpulan data, dan (6) Menentukan k riteria keberhasilan siswa terhadap penerapan teknik Partner Interview. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik pengamatan (observasi) dan wawancara. Pengumpulan data dengan teknik pengamatan menggunakan lembar pengamatan berupa lembar observasi. Isi pedoman pengamatan dibuat untuk menjaring data proses dan produk pembelajaran menulis wacana narasi dengan teknik Partner interview pada tahap pramenulis, menulis, dan pascamenulis. Format pengamatan digunakan untuk mendeskripsikan proses dan produk pembelajaran menulis NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 233

6 wacana narasi dengan teknik Partner interview. Format pengamatan juga digunakan untuk mencatat refleksi peneliti dan kolaborator terhadap proses dan produk pembelajaran menulis wacana narasi dengan teknik Partner interview. Pengumpulan data dengan teknik wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui pemahaman dan pendapat siswa terhadap kegiatan dalam proses dan produk pembelajaran menulis wacana narasi dengan teknik Partner interview. Wawancara dilakukan secara acak terhadap siswa di kelas V SD Negeri Tumpakkepuh 02 Bakung Blitar. Bentuk wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. HASIL DAN PEMBAHASAN Data tentang hasil belajar yang berupa nilai siswa dalam menulis wacana narasi pada siklus dua menunjukkan peningkatan prosentase ketuntasan dari siklus satu ke siklus dua. Pada siklus satu prosentase ketuntasan mencapai 70% sedangkan pada siklus dua mencapai 85% sehingga kenaikannya mencapai 15%. Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM ada 6 pada siklus satu dan tinggal 3 pada siklus dua. Jumlah rata-rata nilai secara klasikal juga meningkat dari pada siklus satu menjadi pada siklus dua sehingga kenaikannya mencapai Data tentang keterlibatan siswa selama proses pembelajaran juga menunjukkan peningkatan yang positif. Pada siklus satu sebanyak 15 (75%) dari siswa menyatakan bahwa mereka senang selama proses pembelajaran berlangsung, 2 (10%) menyatakan bahwa mereka merasa biasa saja dan 3 (15%) mengatakan mereka merasa bingung. Pada siklus dua sudah terjadi peningkatan yakni sebanyak 16 (80%) siswa menyatakan tertarik, 4 (20%) menyatakan biasa dan 1 (5%) mengatakan bahwa mereka bingung. Data tentang ketertarikan pada teknik Partner interview pada siklus satu menunjukka bahwa 4 (80%) menyatakan bahwa mereka sangat tertarik dengan pembelajaran menulis dengan teknik Partner interview, 1 (5%) menyatakan bahwa mereka merasa biasa saja, tetapi 3 (15%) siswa menyebutkan bahwa mereka bingung. Pada siklus dua terjadi perubahan sebaran yaitu dari 1 (5%) yang menyatakan bahwa perasaan dia biasa saja berbubah menjadi 2 (10%) tetapi yang merasa bingung turun dari 3 (15%) menjadi 2 (10%). Dalam kaitannya dengan keterlibatan siswa pada siklus satu menunjukkan bahwa 14 (70%) siswa merasa bisa mengikuti pelajaran dengan baik, 4 (20%) siswa menyebutkan bahwa mereka merasa biasa saja, dan 2 (10%) siswa menyatakan tidak bisa. Pada siklus dua terdapat perubahan yaitu 16 (80%) siswa merasa bisa mengikuti proses pembelajaran, 2 (10%) merasa biasa saja dan 2 (10%) merasa bingung Kekuatan penggunaan teknik Partner Interview dalam menulis diantaranya adalah,pertama, meningkatkan antusiasme dan motivasi anak dalam berpartisipasi di kelas, kedua, adanya aktifitas sosial yang absolut sehingga tercipta nuansa saling ketergantungan (interdenpence) antar siswa karena metode Partner interview menciptakan gap informasi dimana seorang siswa tidak bisa mengerjakan tugasnya tanpa harus bertanya dulu NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 234

7 kepada pasangannya. Ketiga, siswa yang bertipikal pasif dan sifat belajarnya audio learner akan meningkat keberaniannya karena setiap siswa tanpa terkecuali harus mau dan mampu melakukan wawancara dengan pasangannya untuk mendapatkan data yang akan ditulis dalam bentuk paragraf. Terakhir, teknik Partner interview menekankan karakter bertanggung jawab dimana dalam metode ini, di akhir evaluasi, harus mampu menyelesaikan tugasnya sendiri-sendiri karena setiap siswa punya tugas yang sama yang harus diselesaikan dalam durasi waktu yang sama. Kelemahan penggunaan teknik partner interview dalam berasal dari faktor siswa dimana setiap siswa punya tingkat kecepatan bekerja yang berbeda sehingga dalam durasi waktu yang sama tidak semua siswa mampu menyelesaikan tugasnya mulai dari proses interview kepada pasangan sampai menyelesaikan tugas menulis hasil interview dalam bentuk paragraf. Penerapan teknik Partner interview juga mendatangkan konsekuensi logis yang harus diterima oleh peneliti yang sekaligus juga sebagai guru pengajar. Konsekuensi itu adalah berkaitan dengan proses persiapan. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan guru harus membuat persiapan yang matang mulai dari pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang menampakkan langkah-langkah pembelajaran, menyusun alat evaluasi hingga pedoman evaluasi. Selanjutnya, sebagai dampak dari teknik itu guru harus sabar dan telaten memberi pendampingan secara individu dalam proses menulis dan ini memerlukan waktu lebih lama. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pada hasil temuan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis memberanikan diri untuk mengatakan bahwa penggunaan teknik Partner interview di SDN Tumpakkepuh 02 Bakung Blitar terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis wacana narasi. Efektifitas ini bisa dilihat dari indikator utama yaitu adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan dari siklus satu ke siklus dua. Pada siklus satu prosentase ketuntasan hanya mencapai 70% tetapi di siklus dua meningkat hingga 85%. Nilai rata-rata kelas meningkat dari pada siklus satu menjadi pada siklus dua atau meningkat Implikasi terhadap pembelajaran adalah bahwa siswa menjadi lebih antusiasme dan termotivasi dalam berpartisipasi di kelas karena adanya cara belajar yang baru yang belum mereka jumpai pada harihari sebelumnya. Hubungan sosial antar siswa meningkat dengan tercapainya nuansa saling ketergantungan (interdenpence) dan kesenjangan informasi yang ada pada teknik Partner interview. Implikasi konsekuensinya adalah berkaitan dengan proses persiapan. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan guru harus membuat persiapan yang matang mulai dari pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang menampakkan langkah-langkah pembelajaran, menyusun alat evaluasi hingga pedoman evaluasi. Selanjutnya, sebagai dampak dari teknik itu guru harus sabar dan telaten memberi pendampingan secara NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 235

8 induvidu dalam proses menulis dan ini memerlukan waktu lebih lama. Melihat dan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan atas penerapan teknik Partner interview dalam menigkatkan keterampilan menulis wacana narasi maka peneliti merekomendasikan beberapa saran. Pertama, guru sekolah dasar terutama guru kelas V disarankan untuk mengadopsi pendekatan ini untuk meningkatkan keterampilan menulis dengan mempertimbangkan kekuatan dan konsekuensi logisnya. Kedua, guru harus membuat persiapan yang matang dalam hal materi pengajaran, skenario pembelajaran, media pembelajaran, intrumen penilaian serta pelaksanaan penilaian yang otentik. Ketiga, guru sebaiknya sesekali menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi untuk mengurangi kejenuhan siswa. Keempat, rekomendasi ini juga tertuju pada para peneliti masa mendatang yang tertarik untuk mengadakan penelitian tentang efektifitas teknik Partner interview dalam meningkatkan keterampilan menulis wacana narasi dengan judul yang sama tetapi dalam desain yang berbeda misalnya desain ekperimental. Harsiati, Titik Penelitian Tindakan Kelas dalam Pengajaran Bahasa. Tidak Diterbitkan. IKIP Malang Latief, M. Adnan Assesment dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Gentengkali, 1 (2): 2-4 Mulyono Improving Grade IX Students Reading Comprehension by using Direct Reading-Thinking Activity (DR-TA) Strategy at SMPN 2 Kedungwaru Tulung Agung. Unpublished Thesis. Malang. Islamic University of Malang. Syafi ie, Imam Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud, P2LPTK DAFTAR RUJUKAN Akhadiah, Sabarti dkk Menulis I. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Ter-buka Depdikbud Lampiran II Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 060/V/1993 Tanggal 25 Februari 1993: Garis-Garis Besar Program Pengajaran. Jakarta: Depdikbud NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 236

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI KUSNI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan observasi awal di

Lebih terperinci

Didit Yulian Kasdriyanto. Staf Pengajar, Universitas Panca Marga, Probolinggo (diterima: , direvisi

Didit Yulian Kasdriyanto. Staf Pengajar, Universitas Panca Marga, Probolinggo (diterima: , direvisi ISSN 2354-6948 Penerapan Metode Pengamatan Langsung Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN Malasan Wetan 02 Kecamatan Tegal Siwalan Kabupaten Probolinggo Didit Yulian Kasdriyanto

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Hasni Karawasa, Sahrudin Barasandji dan Budi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO Basori Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN MOJOMANIS 2 NGAWI MELALUI TEKNIK GROUP FIELD TOUR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN MOJOMANIS 2 NGAWI MELALUI TEKNIK GROUP FIELD TOUR PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN MOJOMANIS 2 NGAWI MELALUI TEKNIK GROUP FIELD TOUR Iswandi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Group field tour sebagai teknik

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Nurmila Moidady Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU Resnani Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016. Hal.248-254 PGSD FKIP Universitas Bengkulu PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Semakin terampil seseorang berpikir, semakin jelas dan cerah jalan pikirannya. Kemampuan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

Rahman et al., Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif...

Rahman et al., Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif... Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif melalui Penerapan PAKEM dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas IV SDN 2 Blimbing Situbondo Tahun Pelajaran 2012/2013 Improving

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN 2.886 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi Juni Tahun 2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN THE IMPROVEMENT OF READING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran. Oleh karena itu, metode yang tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran Aqidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG. PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG Nanik Sudaryati 9 Abstrak: Pada tahun pelajaran sebelumnya, sebagian besar peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan berbahasa yang

Lebih terperinci

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN

Lebih terperinci

Hasnah PGSD UPP Parepare Fakultas Ilmu Pendidikan UNM

Hasnah PGSD UPP Parepare Fakultas Ilmu Pendidikan UNM Jurnal Publikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend Volume V Nomor 3 September 2015 ISSN 2088-2092 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION)

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP Sofrowati Inayatun 148620600123/Semester 6/A2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo Hawia, Sahrudin Barasandji dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Kemmis (1988) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013 Ali Manshur Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia ABSTRAK: Peningkatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Helmi Susanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:Prestasi

Lebih terperinci

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 S K R I P S I Untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI 1 KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI andisusisuriana@yaho.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya peneliti

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GRAFIK... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141). 26 III. METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc. Taggart yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk saling berinteraksi dalam kehidupan manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF Dhamaranthy Herdiani Marethania 1, Dede

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Bahasa menjadi sarana dalam berkomunikasi dan penunjang dalam pembelajaran. Melalui bahasa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2). 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Proses Tindakan Pada dasarnya ada beragam penelitian yang dapat dilakukan oleh guru, misalnya penelitian deskritif, penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan. Diantara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kemampuan menulis surat undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Kemampuan menulis surat undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu 83 III. METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Konseptual dan Operasional Kemampuan menulis surat undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu kemampuan menulis surat undangan secara konseptual dan kemampuan menulis

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Jumiyanti, Saharudin Barasandji dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA MELALUI METODE COPY THE MASTER KELAS IV SD NEGERI CEPOKO 1 NGRAMBE NGAWI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA MELALUI METODE COPY THE MASTER KELAS IV SD NEGERI CEPOKO 1 NGRAMBE NGAWI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA MELALUI METODE COPY THE MASTER KELAS IV SD NEGERI CEPOKO 1 NGRAMBE NGAWI Budiyanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Pembelajaran menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Azis Amrulloh Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA CERITA TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Aan Kusdiana

PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA CERITA TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Aan Kusdiana PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA CERITA TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Aan Kusdiana ABSTRAK Permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau juga disebut dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan di dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ditempuh siswa di Sekolah Dasar. Tujuan dari pembelajaran Bahasa Indonesia yakni 1. Berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian di uraikan dalam tahapan yang berupa siklus siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian di uraikan dalam tahapan yang berupa siklus siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian di uraikan dalam tahapan yang berupa siklus siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dikelas. Dalam penelitian ini pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

Meningkatkan Apresiasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Labuan Dalam Menyimak Puisi Melalui Strategi Modeling dengan Menggunakan Media Video Rekaman Puisi

Meningkatkan Apresiasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Labuan Dalam Menyimak Puisi Melalui Strategi Modeling dengan Menggunakan Media Video Rekaman Puisi Meningkatkan Apresiasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Labuan Dalam Menyimak Puisi Melalui Strategi Modeling dengan Menggunakan Media Video Rekaman Puisi Asri Kepala SMP Negeri 3 Labuan Kab. Donggala Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa dibagi menjadi dua bagian yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat

I. PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi untuk melakukan sosialisasi satu sama lain. Melalui bahasalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IVA SDN SUKUN I KOTA MALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

MODEL PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IVA SDN SUKUN I KOTA MALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MODEL PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IVA SDN SUKUN I KOTA MALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Sri Mursinah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan aspek yang sangat penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada hakikatnya merupakan belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL. ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL. ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL SISWA KELAS V SDN HARGOMULYO 2 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan. dengan menggunakan Teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun

Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan. dengan menggunakan Teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WARU PAMEKASAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a)berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahasa tersebut yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan

BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan 213 BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan dan dampak implementasi model pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian serta peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di semua jenis jenjang pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD Peningkatan Keterampilan Menulis... (Nur Endah Pratiwi) 2.519 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD IMPROVING THE WRITING ESSAY SKILLS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai dalam mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan aspek yang sangat penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa. Belajar bahasa pada hakikatnya merupakan belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEPAT 2 SRAGEN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu proses untuk memberikan pengaruh, bantuan, atau tuntunan yang diberikan kepada setiap orang ketika sejak lahir pada umumnya. Dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1 PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN Cerianing Putri Pratiwi 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan di SD Negeri Dawuan Timur I, yang beralamatkan di Jl. Sumur Bandung desa Dawuan

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara dan kepercayaan diri peserta didik kelas IV SDN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu kegiatan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK Tia Sri Lestari 1, Ani Nur Aeni 2, Prana Dwija Iswara 3 123 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES Ika Kurnia Putri 1), Sutijan 2), Samidi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta 57616 e-mail:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X-I SMAN 5 MADIUN KOTA MADIUN MELALUI TEKNIK TERATAI ( TERJUN AMATI RANGKAI)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X-I SMAN 5 MADIUN KOTA MADIUN MELALUI TEKNIK TERATAI ( TERJUN AMATI RANGKAI) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X-I SMAN 5 MADIUN KOTA MADIUN MELALUI TEKNIK TERATAI ( TERJUN AMATI RANGKAI) SRI MEILANY Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi antara satu individu dengan individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang

Lebih terperinci

RAHAYU DANIK SUMIYATI A54B111025

RAHAYU DANIK SUMIYATI A54B111025 NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA ASPEK MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SDN 2 KARANGNONGKO TAHUN AJARAN 2013/2014 Diajukan oleh: RAHAYU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL Imam Sopingi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Menulis puisi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis

Lebih terperinci