Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia ABSTRAK. Berdasarkan hasil tes menunjukkan bahwa 94,7% siswa mendapat nilai kurang dari 67 dan salah satu solusi tindakan yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama paragraf adalah dengan metode STAD ( Student Team Achievement Division). Rancangan penelitian ini adalah menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas ( classroom action research). Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan dalam proses pembelajaran paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran dan terdapat peningkatan dalam hasil pembelajaran paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran menggunakan metode STAD. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENDAHALUAN Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP selalu mengacu kepada kurikulum bahasa Indonesia. Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia di SMP yaitu dari aspek keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak, mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya[1]. Berdasarkan hasil tes awal kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf pada tanggal 01 April 2015 menunjukkan bahwa 94,7% siswa mendapat nilai kurang dari 67. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang kurang mampu memahami bacaan, khususnya menemukan kalimat utama dalam paragraf. Salah satu faktor utamanya adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran mengunakan metode ceramah. Padahal metode ceramah menuntut konsentrasi yang terus menerus, membatasi partisipasi siswa, sehingga siswa akan merasa jenuh dan bosan. Di samping itu, kurangnya fasilitas buku di perpustakaan sekolah, dan metode mengajar yang dipakai guru kurang variatif juga turut mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca. NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 413

2 Sebagai salah satu solusi tindakan yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama paragraf adalah dengan metode STAD ( Student Team Achievement Division). Karena metode STAD dapat membangkitkan siswa yang aktif belajar. Dalam pembelajaran kooperatif ini penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas, tetapi juga pada terciptanya hubungan antar pribadi yang saling menghargai dan bekerja sama serta mengembangkan kegembiraan belajar yang sejati. Melalui pembelajaran koorperatif ini pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh siswa akan bahan ajar tidak hanya bersumber dari guru atau buku. Mereka pun bisa mendapatkannya melalui temanteman mereka. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring menggunakan metode STAD Tahun Pelajaran 2014/2015. Secara khusus, penelitian ini berujuan untuk (a) mendeskripsikan peningkatan proses pembelajaran menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran menggunakan metode STAD, dan (2) mendeskripsikan peningkatan hasil pembelajaran menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran menggunakan metode STAD. Penelitian ini mempunyai manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan terkait diterapkannya metode baru untuk meningkatkan kemampuan paragraf melalui metode STAD. Adapun manfaat praktis penelitian ini sebagai berikut. Bagi sekolah, penelitian ini sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan dalam usahanya meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam meningkatkan PBM (Proses Belajar Mengajar) yang aktif. Bagi guru, dengan metode STAD (Student Team Achievement Divisions) dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif sehingga dapat memberdayakan siswa. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah model penelitian Kemmis dan MC Taggart. Model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B semester genap SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran yang berjumlah 19 siswa. Penelitian tentang penerapan metode STAD NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 414

3 untuk meningkatkan kemampuan paragraf yang dilaksanakan di SMP 17 Agustus 1945 Jalan Karangrejo No.17 Cluring, Banyuwangi. Prosedur penelitian ini meliputi studi pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Kriteria kesuksesan pada penelitian ini adalah dengan mengukur ketuntasan belajar klasikal siswa dengan indikator ketuntasan belajar 85% dan KKM 67. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah [2]. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen observasi berupa lembar observasi untuk siswa dan guru serta instrumen tes berupa tes tulis siswa. Peneliti juga melakukan pendokumentasian proses penelitian berupa foto gambaran suasana proses pembelajaran. Dokumentasi ini digunakan sebagai bukti adanya proses pembelajaran yang benarbenar dilakukan oleh peneliti. HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN Kondisi Pratindakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pencarian informasi tentang kemampuan siswa melalui guru bahasa Indonesia SMP 17 Agustus 1945 Cluring. Dalam pencarian informasi ditemukan permasalahan masih banyak siswa yang kurang mampu memahami bacaan, khususnya menemukan kalimat utama dalam paragraf di kelas VII B. Peneliti juga melakukan pengamatan pada proses pembelajaran menemukan kalimat utama dalam paragraf yang menggunakan metode konvensional (ceramah). Dalam pembelajaran menggunakan metode konvensional, guru lebih menekankan pada pemberian materi, bukan pada pemberian pelatihan menemukan kalimat utama dalam paragraf. Hal tersebut berdampak pada jalannya pembelajaran yang tidak kondusif. Siswa cenderung kurang serius dan kurang memperhatikann pelajaran. Selain itu, siswa juga kurang aktif selama proses pembelajaran. Hasil belajar prasiklus dengan menggunakan metode ceramah menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan pada prasiklus, membuat siswa merasa bosan, jenuh, dan lelah sehingga mengganggu konsentrasi mereka dan membuat mereka kurang senang mengikuti pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hasil belajar mereka kurang memuaskan. Berikut ini adalah hasil belajar siswa pada prasiklus. Tabel 1 Hasil Belajar Siswa Sebelum Ada Tindakan (Prasiklus) Nilai Jumlah Siswa Persentase Ket. < siswa 94,7% Belum Tutas 67 1 Siswa 5,3% Tuntas Jumlah 19 siswa 100% NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 415

4 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal dari kemampuan paragraf yaitu 5,3% saja atau dapat dikatakan hanya 1 siswa dari 19 siswa. Sedangkan yang standar ketuntasan belajar klasikal 85% masih sangat jauh sekali selisihnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka harus ada proses pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam paragraf tersebut adalah metode STAD yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Hasil Tindakan Siklus I Pembelajaran pada siklus I akan dilakukan pada hari Senin dengan alokasi waktu 2 x 40 menit yaitu pukul pada materi paragraf. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan ini sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya bersama guru pengajar. Pada tahap ini beberapa persiapan mengajar akan dilakukan, antara lain: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menentukan alat, bahan dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran, materi disajikan beberapa paragraf yang berjudul Danau Toba siswa disuruh masing-masing paragraf, pedoman pengumpulan data dan analisis data. Pelaksanaan pembelajaran disajikan dalam waktu 2x40 menit. Standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa adalah memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai. Kompetensi dasar teks yang dibaca. Materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah menjelaskan pengertian kalimat utama dan menemukan kalimat utama dalam paragraf yang dibaca. Indikator yang ingin dicapai adalah mengenal pengertian kalimat utama, mengetahui cara menemukan kalimat utama, dan menemukan kalimat utama dalam teks yang dibaca. Metode pembelajaran yang digunakan adalah Student Team Archievement Divisions. Untuk mencapai indikator dan tujuan pembelajaran tersebut, skenario pembelajaran di bagi menjadi tiga tahapan yaitu pendahuluan, kegiatan inti (pelaksanaan tindakan), dan penutup. Pada pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan rencana pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelum mengajar. guru mengucapkan salam, guru memimpin doa lalu mengabsen siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi tujuannya agar siswa siap mengikuti materi. Kemudian guru menyampaikan standart kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembeljaran. Tahapan selanjutnya adalah kegiatan inti atau pelaksanaan tindakan. Guru menerapkan metode STAD yaitu sebagai berikut. Guru menjelaskan pengertian kalimat utama, kemudian guru memberi contoh bagaimana caranya NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 416

5 paragraf. Setelah siswa paham dan tidak ada yang bertanya, kemudian guru membentuk kelompok, salah satu cara membentuk kelompok heterogen adalah berdasarkan kesamaan nomor. Jumlah siswa dalam satu kelas terdiri atas 19 siswa dan guru ingin membentuk 4 kelompok belajar yang masingmasing beranggotakan 5 orang, guru dapat menghitung siswa dari nomor 1 hingga nomor 4, begitu seterusnya sampai selesai. Selanjutnya, para siswa yang bernomor sama dikelompokkan sehingga terbentuklah 4 kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan 5 orang siswa yang memiliki karakteristik heterogen. Setelah kelompok terbentuk, guru membagikan naskah soal yang berjudul Danau Toba. Siswa membaca dan memahami bacaan kemudian bersama teman kelompoknya mengerjakan tugas menemukan kalimat utama sesuai petunjuk guru. Ketika siswa bekerja kelompok, guru melakukan pemantauan dan memberikan motivasi. Selanjutnya tiap kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusinya dan kelompok lain memberikan tanggapan. Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi kelompok dan bagi kelompok yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik, diberikan penghargaan berupa tepuk tangan. Berdasarkan kegiatan pembelajaran menulis pada siklus I, hasil belajar siswa dan aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2 Hasil Belajar Siswa Siklus I Nilai Jumlah Persentase Ket. Siswa < 67 7 siswa 37% Belum Tutas Siswa 63% Tuntas Jumlah 19 siswa 100% Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal dari kemampuan paragraf yaitu 63% saja atau dapat dikatakan hanya 12 siswa dari 19 siswa. Sedangkan yang standar ketuntasan belajar klasikal 85% masih jauh selisihnya. Berdasarkan Tabel 3 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I pengamatan hasil belajar di atas, maka dilakukan upaya perbaikan melalui cara menemukan kalimat utama dalam paragraf dengan metode STAD pada siklus II dengan soal dan cara penerapan yang berbeda dari siklus I. Aktivitas yang diamati Ratarata Jumlah (hasil dalam bentuk %) Hasil 57,89 36,84 47,36 52,63 36,84 36,84 268,42% 44,74% Kategori Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak aktif aktif aktif aktif aktif aktif aktif NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 417

6 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas yang dianalisis pada kegiatan siswa di dalam kelas tidak ada yang aktif, rata-rata keaktifan siswa yang dicapai 44,74 atau aktivitas siswa dinyatakan tidak aktif. Berdasarkan observasi siklus I di lapangan dalam penelitian mengenai Tabel 4 Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I pengingkatan kemampuan paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 menggunakan metode STAD diperoleh hasil sebagai berikut. Dilakukan No Karakteristik Y Tidak a 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 2. Menyajikan/menyampaikan materi kalimat utama 3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar 4. Membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas 5. Mengevaluasi hasil belajar Tabel di atas menunjukkan ada 2 tindakan yang belum dilakukan oleh peneliti yaitu: (1) membimbing kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas (2) mengevaluasi hasil belajar. Beberapa hal yang belum dilakukan pada siklus I perlu dilakukan pada siklus berikutnya. Tabel 5 Hasil Pengamatan Siswa Pada Siklus I No Karakteristik Dilakukan Ya Tidak 1. Apakah siswa memperhatikan pelajaran? 2. Apakah siswa aktif dalam kelompok? 3. Apakah siswa aktif bertanya? 4. Apakah siswa aktif dalam berinteraksi dan berdiskusi? 5. Apakah siswa mencatat hal-hal penting yang diberikan oleh guru? Berdasarkan tabel di atas, terdapat 4 tindakan yang tidak muncul dalam aktivitas siswa yang berarti siswa tidak aktif mengikuti kegiatan belajar. Empat tindakan yang tidak muncul dalam aktivitas siswa yaitu: (1) siswa tidak aktif dalam kelompok, (2) siswa tidak aktif bertanya, (3) siswa tidak aktif dalam berinteraksi dan berdiskusi, (4) siswa tidak mencatat hal-hal penting yang diberikan guru. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa masih pasif dalam pembelajaran. Dengan demikian, masih banyak yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran berikutnya. Hasil siklus I pada aktivitas siswa yaitu tidak aktif dengan nilai rata-rata 44,74. Hal itu ada yang disebabkan oleh karakteristik pada siswa, diantaranya sebagai berikut. (a) Siswa belum sepenuhnya menguasai materi yang diajarkan. Untuk menanggapi hal ini guru memberikan NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 418

7 motivasi pemecahan masalah terhadap kelompok supaya lebih memahami materi agar dapat memahami materi tersebut. (b) Siswa kurang aktif bertanya. Dalam hal ini, guru dituntut agar mampu memunculkan masalah, karena jika guru masih belum mampu memunculkan masalah akibatnya banyak siswa yang pasif untuk bertanya. Oleh sebab itu, agar tidak terjadi hal demikian pada siklus II, maka guru perlu untuk memunculkan masalah pada waktu menerangkan materi. (c) Perhatian terhadap pembelajaran yang dilakukan masih kurang optimal. Untuk mengembalikan perhatian siswa dalam pembelajaran sangat sulit, yang diakibatkan banyak siswa yang membawa HP di kelas, berbicara sendiri. Hal yang harus dilakukan pada siklus II selanjutnya, guru harus lebih perhatian terhadap siswa yang masih belum memperhatikan proses pembelajaran. (d) Siswa kurang menyimak pelajaran. Karena guru masih belum dapat mengumpulkan informasi yang sesuai dan mengakibatkan pada siswa yang kurang menyimak dalam proses pembelajaran. Untuk menanggapi hal ini, yang harus dilakukan guru adalah mengumpulkan informasi yang sesuai agar siswa lebih tertarik pada materi yang disampaikan oleh guru yang akan mengembalikan siswa menyimak pelajaran. Dilihat dari hasil belajar siswa hanya 63% yang tuntas atau dapat dikatakan separuh lebih siswa dalam kelas itu dinyatakan tuntas, akan tetapi jika dilihat dari standar ketuntasan belajar klasikalnya masih jauh dari target. Jadi, standar ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh dalam siklus I masih belum tuntas. Hal itu disebabkan dari setengah siswa yang ada dalam kelas tersebut kesulitan untuk menemukan kalimat utama dalam paragraf, guru harus lebih detail untuk menjelaskan tentang mater tersebut. Agar nanti pada waktu pelaksanaan siklus II bisa berhasil. Hasil yang diperoleh dari observasi untuk guru, menunjukkan 2 karakteristik yang masih belum dilakukan guru yang dapat mempengaruhi ketuntasan siswa dalam proses pembelajaran diantaranya: guru tidak membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas, dan guru tidak mengevaluasi hasil belajar. Hal itu berakibat pada aktivitas siswa di dalam kelas. Untuk menanggapi hal tersebut guru harus membimbing dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar pada siklus II. Obesrvasi juga dilihat dari siswa yang masih kurang aktif bertanya, kurang aktif dalam kelompok, berinteraksi dan mencatat hal-hal penting. Hal itu disebabkan materi yang kurang matang dan motivasi guru yang kurang menegaskan kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Agar pada proses pelaksanaan siklus II berhasil nantinya, diperlukan perhatian yang lebih dan harus NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 419

8 dipertegas lagi motivasi guru terhadap siswa. Hasil Tindakan Siklus II Setelah menganalisis hasil hasl kegiatan pada siklus I, maka perlu dilakukan beberapa perbaikan agar hasil yang diinginkan jadi lebih baik. Pada tahap ini semua persiapan yang dilakukan adalah berdasarkan kekurangan yang terjadi pada siklus I. Pembelajaran pada siklus II akan dilakukan pada hari Rabu dengan alokasi waktu 2 x 40 menit yaitu pukul WIB. Pada materi paragraf. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan ini sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya bersama guru pengajar. Sama seperti pada siklus I, pada tahap ini beberapa persiapan mengajar akan dilakukan, antara lain: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menentukan alat, bahan dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran, materi disajikan beberapa paragraf yang berjudul Danau Toba siswa disuruh masing-masing paragraf, pedoman pengumpulan data dan analisis data. Pelaksanaan pembelajaran disajikan dalam waktu 2x40 menit. Standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa adalah memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai. Kompetensi dasar teks yang dibaca. Materi pembelajaran yang akan di ajarkan adalah menjelaskan pengertian kalimat utama dan menemukan kalimat utama dalam paragraf yang di baca. Indikator yang ingin dicapai adalah mengenal pengertian kalimat utama, mengetahui cara menemukan kalimat utama, dan menemukan kalimat utama dalam teks yang dibaca. Metode pembelajaran yang digunakan adalah student team archievement divisions. Untuk mencapai indikator dan tujuan pembelajaran tersebut, skenario pembelajaran di bagi menjadi tiga tahapan yaitu pendahuluan, kegiatan inti (pelaksanaan tindakan), dan penutup. Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru kembali menerapkan metode STAD. Tetapi guru akan lebih detail menjelaskan materi dan memperbanyak contoh soal, supaya adanya peningkatan hasil belajar siswa yang lebih baik dari siklus I. Pada pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan rencana pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelum mengajar. guru mengucapkan salam, guru memimpin doa lalu mengabsen siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi tujuannya agar siswa siap mengikuti materi. Kemudian guru menyampaikan standart kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembeljaran. Tahapan selanjutnya adalah kegiatan inti atau pelaksanaan tindakan. Guru menerapkan metode STAD yaitu sebagai berikut. guru menjelaskan pengertian kalimat utama, kemudian guru memberi contoh bagaimana caranya paragraf. Setelah siswa paham dan tidak ada yang bertanya, kemudian guru membentuk kelompok, salah satu NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 420

9 cara membentuk kelompok heterogen adalah berdasarkan kesamaan nomor. Jumlah siswa dalam satu kelas terdiri atas 19 siswa dan guru ingin membentuk 4 kelompok belajar yang masingmasing beranggotakan 5 orang, guru dapat menghitung siswa dari nomor 1 hingga nomor 4, begitu seterusnya sampai selesai. Selanjutnya, para siswa yang bernomor sama dikelompokkan sehingga terbentuklah 4 kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan 5 orang siswa yang memiliki karakteristik heterogen. Setelah kelompok terbentuk, guru membagikan naskah soal yang berjudul Danau toba. Siswa membaca dan memahami bacaan kemudian bersama teman kelompoknya mengerjakan tugas menemukan kalimat utama sesuai petunjuk guru. Ketika siswa bekerja kelompok, guru melakukan pemantauan dan memberikan motivasi. Selanjutnya tiap kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusinya dan kelompok lain memberikan tanggapan. Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi kelompok, bagi kelompok yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik, diberikan penghargaan berupa tepuk tangan. Berdasarkan kegiatan pembelajaran menulis pada siklus II, hasil belajar siswa dan aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6 Hasil Belajar Siswa Siklus II Nilai Jumlah Siswa Persentase Ket. < 67 7 siswa 37% Belum Tutas Siswa 63% Tuntas Jumlah 19 siswa 100% Tabel di atas menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal dari kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf yaitu 95% atau dapat dikatakan 18 siswa dari 19 siswa. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang dilakukan pada siklus II yaitu sebesar 32% dari siklus I. Dengan peningkatan tersebut sudah memenuhi standar ketuntasan belajar, karena ketuntasan belajar klasikal 85%. Dari hasil itulah kemampuan siswa dalam paragraf dapat meningkat dengan menggunakan metode STAD. Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I Aktivitas yang diamati (hasil dalam bentuk %) Jumlah Rata-rata Hasil 84,21 73,68 73,68 78,95 78,95 73,68 463,16% 77,19% Kategori Sangat aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 421

10 Tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas yang dianalisis pada kegiatan siswa di dalam kelas dinyatakan aktif, dengan rata-rata 77,19%. Berdasarkan observasi siklus II di lapangan dalam penelitian mengenai pengingkatan kemampuan paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 menggunakan metode STAD diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 8 Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II No Karakteristik 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 2. Menyajikan/menyampaikan materi kalimat utama 3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar 4. Membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas 5. Mengevaluasi hasil belajar Dilakukan Ya Tabel di atas menunjukkan bahwa guru sudah melaksanakan semua karakteristik yang ada. Tabel 5 Hasil Pengamatan Siswa Pada Siklus I No Karakteristik 1. Apakah siswa memperhatikan pelajaran? 2. Apakah siswa aktif dalam kelompok? 3. Apakah siswa aktif bertanya? 4. Apakah siswa aktif dalam berinteraksi dan berdiskusi? 5. Apakah siswa mencatat hal-hal penting yang diberikan oleh guru? Tid ak Dilakukan Ya Tidak Tabel di atas menunjukkan bahwa semua karakteristik sudah muncul. Hal ini ditafsirkan bahwa pada siklus II siswa sudah memahami tentang materi pembelajaran dan metode pembelajaran yang diterapkan. Hasil aktivitas pada siklus II yaitu aktif dengan nilai rata-rata 77,19% yang mengalami kenaikan 32,45% yang sebelumnya pada siklus I tidak aktif dengan nilai rata-rata 44,74%. Hal itu ada yang disebabkan oleh karakteristik pada siswa, diantaranya sebagai berikut. (a) Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah guru memberikan motivasi supaya siswa menjawab pertanyaan jika guru memberikan pertanyaan meskipun itu salah, yang penting berani berbicara, akhirnya siswa aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. (b) Perhatian terhadap pembelajaran yang dilakukan. Pada tahap ini guru memberikan perhatian yang lebih, sehingga siswa memperhatikan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. (c) Kurang menyimak pelajaran. Guru dapat mengumpulkan informasi yang sesuai dan mengakibatkan pada siswa NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 422

11 kembali menyimak proses pembelajaran. Dilihat dari hasil belajar siswa meningkat 32% dari 63% yang akhirnya menjadi 95% atau dapat dikatakan hampir seluruh siswa dalam kelas itu dinyatakan tuntas. Jadi standar ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh dalam siklus II sudah tuntas karena 95% 85%. Hal itu disebabkan siswa yang sudah bisa menemukan kalimat utama dalam paragraf yang secara langsung dipengaruhi oleh lingkungan mereka. Pada hasil observasi pada guru, guru telah melakukan semua yang belum dilakukan pda siklus sebelumnya, yang menyebabkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Materi yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan motivasi yang tegas oleh guru, dapat memotivasi siswa dalam bertanya dan berinteraksi. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan kemampuan paragraf pada siswa kelas VIIB SMP 17 Agustus 1945 Cluring menggunakan metode STAD didapatkan perbandingan nilai tes pada prasiklus, siklus I, dan siklus II sebagai berikut. Sebelum adanya tindakan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 1 siswa (5%) dan 18 siswa (95%) masih belum tuntas. Pada siklus I setelah diterapkan tindakan meningkat sebanyak 12 siswa (63%) yang mendapat nilai tuntas dan 7 siswa (37%) yang belum tuntas. Setelah tindakan II, jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 18 siswa (95%) dan yang memperoleh nilai belum tuntas sebanyak 1 siswa (5%). Pada proses belajar-mengajar dengan penerapan metode STAD untuk meningkakan kemampuan paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan diterapkannya proses pembelajaran menggunakan metode STAD sudah diterapkan dengan cukup baik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa dari mulai prasiklus hingga siklus II. Aktivitas selama proses pembelajaran mulai dari siklus I sampai pelaksanaan siklus II selesai aktivitas siswa semakain naik. Terbukti dari siklus I aktivitas siswa rata-rata 44,74% dan di siklus II mengalami kenaikan 32,45% menjadi 77,19 atau dapat dikatakan aktif. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan kemampuan paragraf pada siswa kelas VIIB SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran menggunkan metode STAD maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. (a) Terdapat peningkatan dalam proses pembelajaran menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran menggunakan metode STAD. NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 423

12 (b) Terdapat peningkatan dalam hasil pembelajaran menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran menggunakan metode STAD. Saran Guru Bahasa Indonesia SMP, hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf. Siswa, agar siswa lebih paham dengan materi yang diajarkan, siswa harus memperhatikan guru dan siswa harus aktif bertanya supaya lebih paham tentang materi yang diajarkan. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini sebagai tolak ukur dalam penelitian selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan paragraf dan supaya peneliti yang lain dapat membandingkan metode atau strategi yang lebih tepat lagi untuk meningkatkan kemampuan paragraf. DAFTAR RUJUKAN Dewi, Ni Nengah Santika Meningkatkan Kemampuan Menemukan gagasan Utama Paragraf. Skripsi tidak diterbitkan. Karang Asem: Program Sarjana. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Yogyakarta: PT Rineka Cipta. NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 424

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah

Lebih terperinci

BAB III PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS IV MIS WRINGINAGUNG KECAMATAN DORO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS IV MIS WRINGINAGUNG KECAMATAN DORO KABUPATEN PEKALONGAN 48 BAB III PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS IV MIS WRINGINAGUNG KECAMATAN DORO KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian.

Lebih terperinci

Jumlah 21

Jumlah 21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1. Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam ruangan kelas IV SD Negeri Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN Deskripsi mengenai hasil penelitian merupakan jawaban atas rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Sebelum hasil penelitian

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Pra siklus dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal classroom

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau juga disebut dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan (action research) merupakan upaya pemecahan masalah atau suatu perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason & 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo Kudus kurang efektif. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menyampaikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO MELALUI TEKNIK STAD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO MELALUI TEKNIK STAD PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO MELALUI TEKNIK STAD Andriyanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa 26 dapat dilihat dari hasil observasi yang penulis laksanakan terhadap aktivitas belajar siswa seperti yang disajikan dalam tabel 4.1 di halaman berikut. Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II penulis terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan mengetahui tingkat hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam Memahami Isi Cerita Pendek Pada Siswa Kelas V SDN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas untuk mendeskripsikan tentang upaya guru meningkatkan hasil belajar dan keaktifan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang meliputi temuan-temuan dari seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Kemmis (1988) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research. Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 3) penelitian tindakan kelas merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 GROBOGAN semester II tahun ajaran 2013-2014 pada kompetensi dasar mengenal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak III. METODE TINDAKAN KELAS 3.1 Rancangan Tindakan Kelas Rancangan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian ini termasuk kedalam kelompok Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan gabungan antara data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 35 Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1. Deskripsi Pra Siklus Kegiatan belajar mengajar sebelum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Guru dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah. Karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB III METODOLOGI PENELITIAN c) Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK/classroom action research). Suharsimi Arikunto mendefinisikan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan

Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan PENINGKATAN BERWAWANCARA SEDERHANA DENGAN NARASUMBER MELALUI STRATEGI PEMODELAN SISWA KELAS V SDN II BESOLE KECAMATAN BESUKI KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP 2 SUSUKAN kelas VII F semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa, terdiri dari siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 49 4.1. Deskripsi Kondisi Awal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 02 Katong semester II Tahun Pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc. Taggart yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dalam Bahasa Inggris diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kelas yang di gunakan untuk penelitian adalah kelas IV yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, dengan guru kelas yang bernama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistemastis yang dilakukan oleh orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini disetting sebagai penelitian tindakan kelas di SMAN 3 Gorontalo Kecamatan Kota Tengah Kabupaten Gorontalo. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prambon kabupaten Sidoarjo pada semester genap tahun pelajaran 2014 / 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Prambon kabupaten Sidoarjo pada semester genap tahun pelajaran 2014 / 2015 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MI Ar Rosyad Simogirang kecamatan Prambon kabupaten Sidoarjo pada semester genap tahun pelajaran 2014 / 2015 dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO Hibati Wafiroh Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru,

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan proses globalisasi telah terjadi juga proses transformasi sosial, ekonomi, dan demografis yang mengharuskan sekolah dan perguruan tinggi untuk lebih menyiapkan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIIA SMP NEGERI 10 PALU Norma Deysi Mawarni 1 Dahlia Syuaib 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi pembelajaran di kelas II MI Raudlatussibyan Sampang Karangtengah Demak pada hari Senin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembehasan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklus mendeskripsikan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan teori-teori pendidikan pada masa ini adalah hal yang marak dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No. Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No. 2 Pangalasiang Mersilia Busoso, Haeruddin, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Pujien Barus Guru IPA SMP Negeri Bangun Purba Surel : Rizkiandriani21@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek 114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS VI SD NEGERI 03 POJOK KARANGANYAR

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS VI SD NEGERI 03 POJOK KARANGANYAR PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS VI SD NEGERI 03 POJOK KARANGANYAR Wakhidah (Kepala SD Negeri 03 Pojok, Kabupaten Karanganyar,

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian. Observasi bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada tanggal 11 Maret Observasi awal ini digunakan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada tanggal 11 Maret Observasi awal ini digunakan untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal Observasi pembelajaran menyimak cerita di SD Negeri 2 Jonggrangan dilakukan pada tanggal 11 Maret 2013. Observasi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil penelitian ini menggambarkan tentang pengamatan dan tindakan pembelajaran pra siklus, tindakan pada siklus I yang dilaksanakan pada hari

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Susilawati SD Negeri 054931 Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This classroom action

Lebih terperinci

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

Arie Suci Margasari Universitas Muhammadiyah Purworejo

Arie Suci Margasari Universitas Muhammadiyah Purworejo PENGGUNAAN METODE STAD (STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SESORAH PADA SISWA KELAS XI TKR-C SMK NAWA BHAKTI KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Arie Suci Margasari arie.suci46@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar merupakan prioritas utama di kalangan pendidikan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia. Sekolah dasar merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan tematik tentang materi pengalaman melalui model Pembelajaran SQ3R pada siswa kelas III SD 2 Ngemplak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL 1. Pemahaman siswa adalah Penguasaan konsep yang diperoleh siswa setelah penerapan pertanyaan produktif pada pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas II SDN Sumur 03 Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati pada semester ganjil bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research. 24 1.1. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut classroom action research. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Observasi awal yang dilakukan di kelas IIIA SD Negeri Tlahap, peneliti berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di dalam proses

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V SDN 2 SIDOHARJO POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V SDN 2 SIDOHARJO POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 1 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V SDN 2 SIDOHARJO POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI WIWIK SETYANINGSIH A54B090124

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 PANARUKAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN TEKNIK SQ3R TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 PANARUKAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN TEKNIK SQ3R TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 PANARUKAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN TEKNIK SQ3R TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ijik Efendi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kemampuan menulis surat undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Kemampuan menulis surat undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu 83 III. METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Konseptual dan Operasional Kemampuan menulis surat undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu kemampuan menulis surat undangan secara konseptual dan kemampuan menulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/

Lebih terperinci