KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI"

Transkripsi

1 1 KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI andisusisuriana@yaho.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya peneliti yang melakukan penelitian secara khusus tentang menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan. Masalah dalam penelitian ini ialah bagaimanakah kemampuan menulis paragraph eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa siswa SMA Negeri 12 Konawe Selatan berkategori mampu secara individual mencapai 89 responden (83,17%), sedangkan yang tidak mampu secara individual mencapai 18 responden (16,02%), sehingga kemampuan menulis paragraf eksposisi kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan tidak mampu. Dikatakan demikian karena secara klasikal hanya mencapai 83,17%. Kelima aspek yang diteliti, secara klasikal siswa mampu pada aspek. Penyusunan paragraf eksposisi pada aspek pembahasan bersifat informasi 107 responden atau 100%, tidak mempengaruhi pembaca 101 responden atau 94,39%, dan pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa dikategorikan tidak mampu karena 89 responden atau 83,18% tidak mencapai 85%, pembahasan dinyatakan dengan buktibukti yang kongkret 100 responden atau 93,45, pembahasan bersifat logis 107 responden atau 100%. Kata kunci: Kemampuan Menulis Paragraf Eksposis Pendahuluan Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan bangsa dan Negara Indonesia. Kedudukan bahasa dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang, agama, suku, budaya, dan ras yang berbeda, (4) alat penghubung antar daerah. Tujuan pembelajaran disajikan dalam komponen kebahasaan, komponen pemahaman, dan komponen penggunaan secara terpadu. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), terdapat empat keterampilan berbahasa di antaranya: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Di antara keempat keterampilan tersebut, keterampilan menyimak terdapat di awal karena seseorang belajar bahasa tidak akan langsung dapat berbicara, membaca, dan menulis tanpa terlebih dahulu menyimak atau mendengarkan. Keterampilan yang tertuang dalam standar kompetensi dasar pada pembelajaran di sekolah adalah keterampilan menulis. Menurut Iskandarwassid (2011: 248) aktifitas menulis merupakan suatu bentuk menifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajaran bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Tarigan (dalam Dalman, 2012: 4) mengatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami grafis itu. Kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan

2 2 dalam proses belajar. Sehubungan dengan kegiatan menulis, perlu diingat bahwa banyak keuntungan yang dapat dipetik dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Eksposisi bisa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk paragraf yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis satu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Masalah secara terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi teramat dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Oleh karena itu, keterampilan menulis eksposisi harus menjadi perhatian lebih dikalangan para pengajar siswa sekolah menengah Atas (SMA) Negeri 12 Konawe Selatan. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran menulis teks eksposisi menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa SMA/MA secara maksimal. Pembelajaran menulis teks eksposisi terdapat pada kompetensi dasar 4.3 menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraph eksposisi yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan menulis teks eksposisi diajarkan kepada siswa dengan tujuan agar siswa mampu menulis teks eksposisi dengan bahasa yang baik dan benar, koheren sesuai dengan karakteristik teks. Pembelajaran keterampilan menulis paragraf eksposisi pada siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan yang telah diajarkan di SMA Negeri 12 Konawe Selatan memberi pengaruh terhadap pembelajaran bahasa secara umum karena kemampuan menulis paragraf merupakan salah satu persyaratan tercapainya target kurikulum. Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negri 12 Konawe Selatan? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan. Kajian Pustaka Pengertian Menulis Dalman (2012: 4) menulis adalah proses penyampaian pikiran, angan-angan, prasaan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan yang bermakna. Dalam kegiatan menulis terdapat suatu kegiatan merangkai, menyusun, melukiskan suatu lambang/tanda tulisan berupa kumpulan huruf yang membentuk kata. Kumpulan kata membentuk kelompok kata atau kalimat, kumpulan kalimat membentuk paragraf, kumpulan paragraf membentuk wacana atau paragraf yang utuh dan bermakna. Menulis pada hakikatnya adalah kegiatan menuangkan gagasan tanggapan, pendapat, perasaan, kegiatan dan kemauan serta informasi ke dalam kebahasa tulis kemudian mengirimkannya kepada orang lain (Syafi ie, 1988: 45). Suparno (2002: 13) mengemukakan bahwa menulis dapat didefinisikan sebagai satu kegiatan penyampaian pesan atau komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya. Dengan menulis manusia dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Proses Menulis Menurut Pujiono Setyawan (2013: 5), Selama proses menulis, seseorang perlu serangkaian aktivitas yang melibatkan beberapa fase. Fase-fase tersebut yaitu: tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan.

3 3 Pengertian Paragraf Paragraf menurut Gani (2013: 21) merupakan bagian-bagian paragraf yang terdiri dari kalimat-kalimat yang berhubung-hubungan secara utuh dan padu serta merupakan kesatuan pikiran. Di bidang bentuk pada umumnya paragraf terdiri dari sejumlah kalimat, atau dengan kata lain merupakan kumpulan dari sejumlah kaliamat meskipun ada juga yang hanya terdiri dari satu kalimat atau satu kata, misalnya kalimat penutup pada surat yang sering hanya berupa kata terima kasih. Sejumlah kalimat itu kait-mengait sehingga membentuk suatu kesatuan. Di bidang makna, paragraf itu merupakan suatu informasi yang memiliki ide pokok sebagai pengendalinya (Ramlan, 2013: 22). Jenis Paragraf Menurut Dalman (2012: 93) ada lima jenis paragraf yaitu sebagai berikut: 1. Paragraf Bahasan (Argumentasi) 2. Paragraf Pelukisan (Deskripsi) 3. Paragraf Kisahan (Narasi) 4. Paragraf Bujukan (Persuasi) Paragraf Paparan (Eksposisi) Menurut Gani A. Ramlan (2014: 104) eksposisi artinya paparan, dengan paparan penulis menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Setelah membaca, seseorang akan mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh penulis dalam paparan tersebut. Oleh karena itu, paragraf eksposisi adalah paragraf yang bersifat menginformasikan, menerangkan, menjelaskan, atau memaparkan sebuah benda, gagasan, atau ide. Ciri-ciri Paragraf Eksposisi Menurut E. Kosasih, (2008: 106) dalam paragraf eksposisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Penjelasannya bersifat informasi 2) Pembahasan masalahnya bersifat objektif 3) Tidak mempengaruhi pembaca 4) Penjelasannya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ada) 5) Pembahasannya bersifat logis dan sistematis. Pembelajaran Menulis Paragraf Eksposisi di SMA Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMA Negeri 12 Konawe Selatan ditemukan bahwa ternyata pembelajaran menulis paragraf eksposisi telah dipelajari di Kelas X pada semester I. Pembelajaran menulis paragraf eksposisi tersebut umumnya mengacu pada KTSP yang diterbitkan oleh Depdiknas. Pembelajaran menulis paragraf eksposisi diajarkan secara khusus yang bergabung dengan pokok bahasan menulis paragraf deskriptif dan naratif. Dalam penelitian ini hanya terfokus pada menulis paragraf eksposisi sebagai objek penelitian. Salah satu bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang perlu dicermati dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran menulis khususnya paragraf eksposisi. Pembelajaran menulis paragraf eksposisi dalam KTSP di kelas X dipelajari pada semester I dengan standar kompetensi mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, dan eksposisi). Dari standar itu kemudian dijabaran dalam kompetensi dasar yakni menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam paragraf eksposisi. Keterampilan

4 4 menulis teks eksposisi diajarkan kepada siswa dengan tujuan agar siswa mampu menulis teks eksposisi dengan bahasa yang baik dan benar, koheren sesuai dengan karakteristik teks. Adapun indikator sebagai berikut: (1) mendaftar topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf eksposisi, (2) mengembangkan paragraf eksposisi, (3) menggunakan kata penghubung antarklausa (dan, kalau, karena,tetapi, seperti, dengan, dll.) dalam paragraf eksposisi, (4) menyunting paragraf eksposisi yang ditulis teman. Pembelajaran paragraf eksposisi dilaksanakan sebanyak dua kali atau sebanyak 180 menit (4 x 45 menit). Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam paragraph eksposisi yaitu (1) Aspek penjelasannya bersisafat informasi (2) tidak mempengaruhi pembaca (3) menggunakan kata penghubung antar klausa (4) penjelasannya dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret (5) pembahasannya bersifat logis. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu mendeskripsikan data penelitian secara objektif tentang kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan, sedangkan kuantitatif maksudnya data yang terkumpul diolah berdasarkan prinsip-prinsip statistik. Ditinjau dari jenisnya, penelitian ini dikategorikan peneltian sekolah. Dikatakan demikian, karena data penelitian ini diperoleh di sekolah dengan keterlibatan langsung peneliti ke sekolah tempat penelitian. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (filed research). Yaitu peneliti terlibat langsung ke lapangan atau sekolah tempat sampel guna memperoleh data penelitian. Populasi Populasi menurut Arikunto (2013: 65) adalah keseluruhan subjek penelitian, maka populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015. Tabel Sebaran Populasi Kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 NO. Kelas Jumlah 1 X-A 27 2 X-B 27 3 X-C 27 4 X-D 26 Jumlah Empat Kelas 107 Sumber: Kepala Tata Usaha SMA Negeri 12 Konawe Selatan Sampel Penelitian Arikunto (2001: 23 mengatakan bahwa jika jumlah populasi lebih dari 100 orang maka yang menjadi sampel 10 atau 15% dari total populasi, akan tetapi jika jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka seluruh populasi akan menjadi sampel dalam penelitian. Berdasarkan pendapat di atas, maka teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah total sampling. Maksudnya seluruh populasi akan menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu 107 siswa.

5 5 Untuk lebih jelasnya keadaan sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Sebaran Sampel Kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 NO. Kelas Jumlah 1 X-A 27 2 X-B 27 3 X-C 27 4 X-D 26 Jumlah Empat Kelas 107 Sumber: Kepala Tata Usaha SMA Negeri 12 Konawe Selatan Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan menulis paragraf. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa, selanjutnya siswa diberikan tugas menulis paragraf sebelum menulis paragraf terlebih dahulu siswa menulis kerangka paragraf yang berkaitan dengan topik. Tes ini dilakukan dalam satu kali pertemuan selama 90 menit atau 2 x 45 menit (2 jam pelajaran). Panjang paragraf minimal 4 paragraf atau minimal 100 kata. Topik paragraf yang telah disediakan yaitu: 1. Pengolahan sampah di lingkungan tempat tinggal anda 2. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari hasil tulisan siswa setelah terkumpul, diolah untuk menentukan tulisan yang bercorak, setelah itu diamati sesuai dengan aspek yang diteliti. Adapun langkah-langkah yang dilakukan meliputi: 1. Peneliti mengumpulkan siswa dalam ruangan kelas. 2. Peneliti menyiapkan tema paragraf yang akan disusun menjadi sebuah paragraf eksposisi. 3. Siswa menyiapkan alat-alat tulis yang mendukung kegiatan menulis paragraf. 4. Peneliti membagikan instrument kepada siswa 5. Peneliti memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang petunjuk instrument. 6. Siswa diberi kesempatan untuk menulis paragraf eksposisi berdasarkan tema yang disiapkan. 7. Setelah waktu yang diberikan selesai, lembar kerja siswa dikumpul. 8. Guru dan peneliti memeriksa lembar krja siswa. Teknik Penilaian Tulisan siswa, dalam penelitian ini dinilai dengan menggunakan skor. Selanjutnya, model penilaian tersebut disajikan dalam table berikut. Tabel 3.5 Skor Penilaian No Aspek penilaian Hal yang dinilai Nilai Skor maksi mal

6 6 1 Aspek penjelasannya bersifat informasi Semua kalimat bersifat informasi 3 3 Terdapat 1-2 kalimat bersifat informasi 2 Terdapat 3 atau lebih kalimat tidak bersifat informasi 1 2 Aspek tidak mempengaruhi pembaca 3 Aspek menggunakan kata penghubung antar klausa Semua kalimat tidak mempengaruhi pembaca Terdapat 1-2 kalimat tidak mempengaruhi pembaca Terdapat 3 atau lebih kaliamat tidak mempengaruhi pembaca Paragraph yang ditulis menggunakan kata penghubung secara tepat Terdapat 1-2 yang tidak tepat penggunaan kata penghubung antarklausanya Aspek penjelasannya dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret 5 Aspek pembahasannya bersifat logis Terdapat 3 atau lebih yang tidak tepat penggunan kata penghubung antarklausanya Semua penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret Terdapat 1-2 penjelasanya tidak 2 dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret Teradapat 3 atau lebih penjelasannya 1 tidak dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret Semua pembahasannya bersifat logis 3 Terdapat 1-2 pembahasannya ditulis tidak logis Teradap 3 atau lebih pembahasannya tidak logis Jumlah Skor Maksimal Sumber: SMA Negeri 12 Konawe Selatan

7 7 Teknik Analisis Data Data-data yang terkumpul dari hasil penelitian, selanjutnya diolah dan ditabulasi berdasarkan klasifikasi skor masing-masing siswa. Selanjutnya, data-data yang ditemukan diuraikan secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase sesuai dengan prinsip statistik. Tingkat kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa mengacu pada kemampuan, yaitu suatu anggapan bahwa secara individual siswa dianggap mampu apabila memiliki penguasaan minimal 75% dari setiap aspek yang dinilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk mengetahui kategori kemampuan menyusun paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negri 12 Konawe Selatan digunakan rumus dengan membagi perolehan skor yang diperoleh siswa dengan jumlah keseluruhan skor (maksimum) dikali 100%. Rumus yang digunakan untuk menentukan persentase ketuntasan siswa secara individual adalah: KI= jumlah skor yang diperoleh x 100% Jumlah skor maksimal (Sumber: SMA Negeri 12 Konawe Selatan) Rumus yang dipakai untuk menentukan ketuntasan pembelajaran siswa secara klasikal adalah: KK= jumlah siswa yang secara individual memperoleh persentase 75 x 100 Jumlah keseluruhan siswa (Sumber: SMA Negeri 12 Konawe Selatan) Dari persentase yang diperoleh, baik untuk kemampuan siswa secara individual maupun secara klasikal selanjutnya diacukan pada penilaian yang telah ditetapkan untuk menentukan kemampuan siswa. Untuk lebih jelasnya berikut adalah table penilaian kemampuan. Kategori Kemampuan Tabel 3.6 Kriteria Kategori Kemampuan Rentangan Skor Persentase kemampuan Keseluruhan Responden Mampu % - 100% Tidak mampu , 66% - 73,33% Sumber: X SMA Negeri 12 Konawe Selatan Berdasarkan table tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Siswa dikatakan mampu apabila responden mencapai skor 12-15, atau persentase kemampuan responden 80% - 100% 2. Siswa dikatakan tidak mampu apabila responden mencapai skor 1-11, atau persentase kemampuan responden 6,66% - 73,33% Hasil Penelitian Dalam bab ini dipaparkan hasil penelitian. Hasil analisis tersebut berkaitan dengan tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraph eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif yang disajikan dalam tiga tahap, Tahap pertama, penyajian deskripsi hasil penelitian skor secara keseluruhan yang dicapai oleh siswa dalam menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan rumus kemampuan. Tahap kedua, penyajian pada setiap aspek.

8 8 Aspek yang dimaksud sesuai dengan aspek penilaian dalam penelitian ini yakni:(1) penjelasannya bersifat informasi, (2) tidak mempengaruhi pembaca, (3),pembahasan bersifat logis (4), penjelasannya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan (5) pembahasanya berifat logis. Tahap ketiga penyejian deskripsi hasil penelitian pada nilai yang diperoleh seluruh aspek untuk memperoleh rata-rata hasil yang dicapai pada penulisan paragraf eksposisi. Dalam penelitian menulis paragraph eksposisi kelas X di SMA Negeri 12 Konawe Selatan yang menjadi subjek penelitian ini dilakukan dengan perencanaan dan pelaksanaan yang matang. Peneliti dan guru pengejar bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 12 Konawe Selatan di kelas X saling bekerja sama dengan baik untuk menyukseskan penelitian ini. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan perolehan skor berdasarkan kemampuan menulis paragraph eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan dapat dilihat pada tabel perolehan skor secara menyeluruh berikut ini. Tabel 4.1 Hasil Perolehan Skor Total Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan No Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Total Presentase Kategori PBI TMP MKPA PDBK PBL Skor (%) Mampu Tidak Mampu ,66 Mampu ,33 Mampu Mampu ,66 Tidak Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Tidak Mampu Tidak Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Tidak Mampu

9 ,33 Mampu ,66 Tidak Mampu ,66 Tidak Mampu ,66 Mampu Tidak Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu ,66 Mampu ,33 Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu ,66 Mampu ,33 Mampu ,33 Tidak Mampu Tidak Mampu ,66 Mampu Tidak Mampu ,66 Mampu ,33 Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu ,33 Mampu Mampu Mampu ,66 Mampu Tidak Mampu ,66 Mampu ,33 Mampu Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu ,66 Mampu ,33 Mampu ,66 Mampu

10 Mampu Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu ,66 Mampu ,33 Mampu ,66 Mampu Mampu Tidak Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu ,33 Tidak Mampu ,66 Tidak Mampu ,66 Mampu Tidak Mampu ,66 Mampu ,33 Mampu Tidak Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu ,66 Mampu ,33 Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu

11 ,66 Mampu ,33 Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu ,33 Mampu Tidak Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu ,66 Mampu Mampu ,66 Mampu TM M : Tidak Mampu : Mampu PBI : Pembahasan Bersifat Informasi TMP : Tidak Mempengaruhi Pembaca MKPA : Pembahasan bersifat logis. PDBK : Penjelasan Dinyatakan dengan Bukti-bukti yang Kongkret PBL : Pembahasan Bersifat Logis. Berdasarka hasil penelitian yang terlihat pada tabel 4.1 tersebut, diperoleh informasi bahwa: 1. Sebanyak 89 responden atau 83,17% tergolong kategori mampu dalam menulis paragraf eksposisi dengan memperhatikan penjelasanya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, pembahasan bersifat logis, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis dengan rincian, 13 responden memperoleh skor 14 atau mencapai kemampuan 93,33%, 49 responden memperoleh skor 13 atau mencapai kemampuan 86,66%, 27 responden memperoleh skor 12 atau mencapai kemampuan 80%, 6 responden memperoleh skor 11 atau mencapai kemampuan 73,33%, 5 responden memperoleh skor 10 atau mencapai kemampuan 66,66%, dan 7 responden memperoleh skor 9 atau mencapai 60%. 2. Sebanyak 18 responden atau 16,82% berkategori tidak mampu dalam menulis paragraph eksposisi dengan memperhatikan penjelasanya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, pembahasan bersifat logis, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis, dengan rincian, 6 responden memperoleh skor 11 atau mencapai kemampuan 73,33%, 5 responden memperoleh skor 10 atau mencapai kemampuan 66,66%, 7 responden memperoleh skor 9 atau mencapai kemampuan 60%.

12 12 Untuk mendapatkan gambar yang jelas tentang perolehan skor kemampuan menulis paragraph eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan Kategori Frekuensi Presentase (%) Mampu 89 83,17% Tidak Mampu 18 16,82% Jumlah % Berdasarkan tabel 4.2 dapat diperoleh data bahwa dari 107 responden yang dijadikan sumber data penelitian terdapat 89 responden (83,17%) mampu menulis paragraf eksposisi dan 18 responden (16,82%) tidak mampu. Adapun setelah diketahui jumlah responden yang mampu dalam menulis paragraf eksposisi dengan memperhatikan penjelasanya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, pembahasan bersifat logis, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis, maka selanjutnya data tersebut dimasukkan ke dalam rumus kemampuan menulis paragraf ekposisi secara klasikal sehingga diperoleh hasil sebagai berikut. KK= Jumlah Siswa yang secara individual memperoleh presentase 75 x100% Jumlah keseluruhan siswa = 89 x100% 107 =83,18% Berdasarkan perhitungan tersebut, maka kemampuan menulis paragraph eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan secara klasikal dikategorikan dalam kategori tidak mampu. Hal tersebut disebabkan oleh presentase kemampuan siswa yang memiliki kemampuan minimal 75% tidak mencapai 85%, dalam hal ini presentase kemampuan klasikal hanya mencapai 83,17%. Deskripsi Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Pembahasan Bersifat Informasi Berdasarkan hasil pengolahan data tentang kemampuan menulis paragraf ekposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek penjelasannya bersifat informasi yang terdapat pada tabel 4 tersebut, menunjukkan skor yang diperoleh berkisar antara 1-3. Data kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek penjelasannya bersifat informasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

13 13 Tabel Distribusi Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Pembahasan Bersifat Informasi NO Skor Nilai Frekuensi Responden Presentase (%) Kategori ,27% Mampu ,72% Mampu Jumlah % Pada tabel menunjukkan bahwa diantara 107 siswa yang dijadikan sampel, terdapat 107 siswa (100%) yang termasuk kategori mampu dalam menulis paragraph eksposisi pada aspek pembahasan bersifat informasi. Seratus tujuh siswa tersebut masingmasing memperoleh skor 3 (100%) sebanyak 57 siswa dan yang memperoleh skor 2 (80%) sebanyak 50 siswa dan tidak ada siswa yang memperoleh skor 1(70%). Sebaran responden sebanyak 107 siswa dengan jumlah siswa yang memperoleh presentase 75% pada aspek pembahasan bersifat informasi 107 siswa dengan rincian 57 siswa memperoleh skor 3 dan 50 siswa memperoleh skor 2 dalam kategori mampu. Pada sisi yang lain tidak ada siswa yang memperoleh skor 1 dalam kategori tidak mampu. Rata-rata kemampuan menulis paragraph eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek pembahasan bersifat informasi yakni: P= 107 x 100% 107 P = 100% Berdasarkan presentase tersebut, dapat dikatakan siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan mampu dalam menulis paragraph eksposisi pada aspek pembahasan bersifat informasi. Dikatakan mampu karena secara klasikal kemampuan siswa mencapai nilai rata-rata 100% atau berada pada standar yang ditentukan yakni antara 75%-100%. Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Tidak Mempengaruhi Pembaca Data kemampuan menulis paragraph eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek tidak mempengaruhi pembaca dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Distribusi Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Tidak Mempengaruhi Pembaca NO Skor Nilai Frekuensi Responden Presentase (%) Kategori ,74% Mampu ,64% Mampu ,60 Tidak Mampu Jumlah %

14 14 Berdasarkan data pada tabel dapat dijelaskan bahwa dari 107 responden yang dijadikan sumber data penelitian terdapat 101 responden atau 94,39% yang mencapai nilai kemampuan minimal 75% dengan rincian yaitu 65 responden atau 60,74% yang memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan100%, 36 responden atau 33,64% yang memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 80%. Sisa responden yaitu 6 responden atau 5,60% yang memperoleh skor 1 atau mencapai kemampuan 70% merupakan responden yang memperoleh nilai tidak mencapai kemampuan minimal 75%. Berdasarkan deskripsi perolehan skor dan nilai pada aspek tidak mempengaruhi pembaca, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek tidak mempengaruhi pembaca sebagian mampu yaitu 101 responden (94,39%) dan sebagian kecil tidak mampu yaitu 6 responden (5,60%). Namun, berdasarkan kemampuan menulis paragraf eksposisi secara klasikal pada aspek tidak mempengaruhi pembaca dikategorikan mampu. Dikatakan demikian, kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek tidak mempengaruhi pembaca mencapai 94,39%. Kemampuan Menulis Paragraph Eksposisi pada Aspek Menggunakan Kata Penghubung Antarklauasa Data kemampuan menulis paragraph eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek pembahasan bersifat logis dapat dilihat pada tabel brikut ini. Tabel Distribusi Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Menggunakan Kata Penghubung Antarklausa NO Skor Nilai Frekuensi Responden Presentase (%) Kategori ,01% Mampu ,49% Mampu ,82% Tidak Mampu Jumlah % Berdasarkan data pada tabel dapat dijelaskan bahwa dari 107 responden yang dijadikan sumber data penelitian terdapat 89 responden atau 83,18% yang mencapai nilai kemampuan minimal 75% dengan rincian yaitu 61 responden atau 57,01% yang memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 100%, 23 responden atau 21,49% yang memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 80%. Sisa responden yaitu 18 responden atau 16,82% yang memperoleh skor 1 atau mencapai kemampuan 70% merupakan responden yang memperoleh nilai tidak mencapai kemampuan minimal 75%. Berdasarkan deskripsi perolehan skor dan nilai pada aspek menggunakan kata penghubung antarklauasa, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa sebagian mampu yaitu 89 responden (83,18%) dan sebagian kecil tidak mampu yaitu 18 responden (16,82%). Namun kemampuan menulis paragraph eksposisi secara klasikal pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa dikategorikan tidak mampu. Dikatakan demikian, kemampuan siswa kelas X

15 15 SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa mencapai 83,18%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan secara klasikal dalam menggunakan kata penghubung antarklausa tidak mampu karena siswa yang memiliki kemampuan minimal 75% tidak mencapai 85%. Kemampuan Menulis Paragraph Eksposisi pada Aspek Pembahasan Dinyatakan dengan Bukti-bukti yang Kongret Data kemampuan menulis paragraph eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek pembahasan bersifat logis dapat dilihat pada tabel brikut ini. Tabel Distribusi Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Pembahasan Dinyatakan dengan Bukti-bukti yang Kongkret NO Skor Nilai Frekuensi Responden Presentase (%) Kategori ,71% Mampu ,81% Mampu ,47% Tidak Mampu Jumlah % Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa dari 107 responden yang dijadikan sumber data penelitian terdapat 100 responden atau 93,45% yang mencapai nilai kemampuan minimal 75% dengan rincian yaitu 35 responden atau 32,71% yang memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 100%, 64 responden atau 59,81% yang memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 80%. Sisa responden yaitu 8 responden atau 7,47% yang memperoleh skor 1 atau mencapai kemampuan 70% merupakan responden yang memperoleh nilai tidak mencapai kemampuan minimal 75%. Berdasarkan deskripsi perolehan skor dan nilai pada aspek menggunakan kata penghubung antarklauasa, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek pembahasan bersifat logis sebagian mampu yaitu 102 responden (92,52%) dan sebagian kecil tidak mampu yaitu 8 responden (7,47%). Namun, berdasarkan kemampuan menulis paragraf eksposisi secara klasikal pada aspek pembahasan bersifat logis dikategorikan mampu. Dikatakan demikian, kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek tidak mempengaruhi pembaca mencapai 92,52% Kemampuan Menulis Paragraph Eksposisi pada Aspek Pembahasan Bersifat Logis Data kemampuan menulis paragraph eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek pembahasan bersifat logis dapat dilihat pada tabel brikut ini.

16 16 Tabel Distribusi Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi pada Aspek Pembahasan bersifat logis NO Skor Nilai Frekuensi Responden Presentase (%) Kategori ,44% Mampu ,55% Mampu Tidak Mampu Jumlah % Berdasarkan data pada tabel dapat dijelaskan bahwa dari 107 responden yang dijadikan sumber data penelitian terdapat 107 responden atau 100% yang mencapai nilai kemampuan minimal 75% dengan rincian yaitu 39 responden atau 36,44% yang memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan100%, 68 responden atau 63,55% yang memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 80% dan tidak ada siswa yang memproleh skor 1 atau 70%. Berdasarkan presentase tersebut, dapat dikatakan siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan mampu dalam menulis paragraph eksposisi pada aspek pembahasan bersifat logis. Dikatakan mampu karena secara klasikal kemampuan siswa mencapai nilai rata-rata 100% atau berada pada standar yang ditentukan yakni antara 75%-100%. Analisis Keseluruhan Aspek Penilaian Berdasarkan analisis hasil laporan skor dan nilai yang diperoleh siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan dalam menulis paragraf eksposisi dengan memperhatikan aspek penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, menggunakan kata penghubung antarklausa, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis memperlihatkan kemampuan yang bervariasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikutini. Tabel 4.3 Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada Keseluruhan Aspek NO % Aspek Kemampuan Kategori Klasikal 1 Pembahasan bersifat informasi 100% Mampu 2 Tidak mempengaruhi pembaca 94,39% Mampu 3 Menggunakan kata penghubung 83,18% Tidak Mampu antarklausa 4 Penjelasan dibuktikan dengan 93,45% Mampu bukti-bukti yang kongkret 5 Pembahasa bersifat logis 100% Mampu Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan yang didasarkan pada tabel tersebut, dilihat dari keseluruhan aspek yang telah ditentukan dapat dideskripsikan sebagai berikut:

17 17 1. Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek penjelasannya bersifat informasi secara klasikal dikategorikan mampu karena memperoleh presentase nilai 100%% yakni telah mencapai kriteria kemampuan secara klasikal minimal 85% dengan kemampuan minimal 75%. 2. Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek tidak mempengaruhi pembaca secara klasikal dikategorikan mampu karena memperoleh presentase nilai 94,39% yakni telah mencapai kriteria kemampuan secara klasikal minimal 85% dengan kemampuanminimal 75%. 3. Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek menggunakan kata penghubung antarklausa secara klasikal dikategorikan tidak mampu karena memperoleh presentase nilai 83,18% yakni mencapai kriteria kemampuan secara klasikal minimal 85% dengankemampuan minimal 75% 4. Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret secara klasikal dikategorikan mampu karena memperoleh presentase nilai 92,52% yakni mencapai kriteria kemampuan secara klasikal minimal85% dengan kemampuan minimal 75%. 5. Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan pada aspek pembahasanya berifat logis secara klasikal dikategorikan mampu karena memperoleh presentase nilai 100% yakni mencapai kriteria kemampuan secara klasikal minimal 85% dengan kemampuanminimal 75%. Interpretasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian data yang diperoleh dari 107 lembar hasil tulisan siswa, dapat dilihat persentase yang berbeda-beda (bervariasi). Adapun hasil rincian tentang nilai presentase kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa Kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan per aspek adalah sebagai berikut. 1. Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan dilihat pada aspek penjelasannya bersifat informasi, persentase kemampuan sebesar 100% (107 responden). 2. Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan dilihat pada aspek tidak mempengaruhi pembaca, persentase kemampuan sebesar 94,39% (101 responden). 3. Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan dilihat pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa, persentase kemampuan sebesar 83,18% (89 responden). 4. Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan dilihat pada aspek penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, persentase kemampuan sebesar 93,45% (100 responden). 5. Kemampuan menulis paragraph eksposisi pembahasanya berifat logis siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan dilihat pada aspek menulis gagasan secara logis, persentase kemampuan sebesar 100% (107 responden). Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan dengan memperhatikan penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, menggunakan kata penghubung antarklausa, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti

18 18 yang konkret, dan pembahasanya berifat logis masuk dalam kategori tidak mampu secara klasikal (keseluruhan) karena siswa yang memiliki kemampuan minimal 75% mencapai 89 responden atau 83,17% dari 107 responden. Hal ini membuktikan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan yang mampu dalam menulis paragraf eksposisi belum mencapai 85%. Berdasarkan hasil analisis dari setiap aspek yang diteliti menunjukkan bahwa kelima aspek yang diteliti masih ada sebagian siswa yang belum memahami kelima aspek tersebut, terutama pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa. Hal ini terlihat dari presentase yang dicapai siswa pada masing-masing aspek penilaian. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran bidang studi Bahasa Indonesia di SMA Negeri 12 Konawe Selatan tentang menulis paragraf eksposisi dengan berpedoman pada penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, menggunakan kata penghubung antarklausa, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis siswa yang belum memahami kelima aspek tersebut perlu mendapat bimbingan dan latihan-latihan yang lebih baik lagi terutama pada aspek menggunakan kata penghubung antarklausa. Guru harus memberikan contoh, penjelasan, serta arahan kepada siswa tentang penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, pembahasanya berifat logis, khususnya pada aspek menggunakan kata penghubung antarklausa. Secara individu siswa yang tidak mampu mencapai kriteria kemampuan akan diberi pengulangan dan bagi siswa yang telah mampu mencapai ketuntasan akan diberikan pengayaan terhadap materi yang kurang dipahami sehingga siswa lebih memahami materi tersebut. Pada aspek menggunakan kata penghubung antarklausa dalam paragraf eksposisi, mencapai kriteria kemampuan yaitu 83,18%. Ini berarti siwa dikatakan tidak mampu, hal tersebut aspek penggunaan kata penghubung antarklausa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara klasikal. Kesalahan-kesalahan penulisan karangan penggunaan kata seperti selalu dipakai pada awal kalimat selain digunakan pada awal kalimat kata seperti sering dipakai untuk mengurutkan atau merincikan sesuatu. Pemakaian kata seperti yang digunakan untuk menghubungkan klausa satu dengan yang lain adalah digunakan untuk membandingkan sesuatu. Kata penghubung antarklausa yang sering digunakan secara tidak tepat adalah kata penghubung antarklausa dan. Kata dan ini sering ditulis siswa untuk menulis paragraph eksposisi diletakkan pada awal kalimat. Aspek penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret mencapai kategori 93,45% berkategori mampu, siswa memahami topik yang dipilih untuk diuraikan menjadi paragraf eksposisi, kemudian siswa memahami salah satu ciri paragraf ekposisi yaitu penjelasanya dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret. Dalam hal ini, guru memberi pengarahan serta contoh penjelasan yang dinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret dalam paragraf ekposisi. Aspek pembahasanya berifat logis 100% berkategori mampu karena mencapai kriteria kemampuan minimal 85%. Siswa menulis memperhatikan kelogisan kalimat akan memberikan makna yang tidak sesuai dengan apa yang ada dalam pemikiran yang akan dibaca oleh khalayak ramai. Jadi, meskipun sudah mampu menulis paragraph eksposisi pada aspek pembahasannya bersifat logis guru perlu memberikan penjelasan tambahan mengenai kalimat yang logis. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa berkategori mampu secara individual mencapai 89 responden (83,17%), sedangkan yang tidak

19 19 mampu secara individual mencapai 18 responden (16,02%), sehingga kemampuan menulis paragraph eksposisi kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan tiadak mampu. Dikatakan demikian karena secara klasikal hanya mencapai 83,17%. Kelima aspek yang diteliti, secara klasikal siswa mampu pada aspek penyusunan paragraph eksposisi pembahasan bersifat informasi 107 responden atau 100%, tidak mempengaruhi pembaca 101 responden atau 94,39%, dan pada aspek penggunaan kata penghubung antarklausa tidak mampu karena 89 responden atau 83,18%, tidak mencapai 85% pembahasan dinyatakan dengan bukti-bukti yang kongkret 100 responden atau 93,45, pembahasan bersifat logis 107 responden atau 100%. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Siswa kelas X SMA Negeri 12 Konawe Selatan yang belum mampu atau pun yang sudah mampu hendaknya sering berlatih dengan lebih giat lagi dalam menulis paragraf khususnya paragraf eksposisi denganmemperhatikan aspek penjelasannya bersifat informasi, tidak mempengaruhi pembaca, menggunakan kata penghubung antarklausa, penjelasanyadinyatakan dengan bukti-bukti yang konkret, dan pembahasanya berifat logis. 2. Kepada guru SMA Negeri 12 Konawe Selatan, khususnya guru bahasa Indonesia pembahasan meteri diharapkan disesuaikan dengan konteks siswa utamanyaaspek pengetahuan dan tingkat pendidikan. Disamping itu, guru perlu melakukan berbagai tindakan praktis berupa pemberian latihan yang dapat memotivasi siswa agar siswa semakin tertarik dan senang menulis, khususnya menulis paragraf eksposisi. 3. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya mengadakan penelitian lebih mendalam tentang menulis paragraf eksposisi. Daftar Pustaka Arikunto, Suyono Cara Dahsyat Membuat Skripsi. Gus Im: Jaya Star Nine. Dalman, H Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Gani, A Ramlan Suka Berbahasa Indonesia. Jakarta: Gaung Prasada Press Group. Iskandarwassid, dkk Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, dengan PT Remaja Rosdakarya. Kosasih, E Cerdas Berbahasa Indonesia. PT Glora Aksara Pratama:Erlangga Pujiono, Setyawan Cara Mudah dan Praktis dalam Menulis. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suparno Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universita Terbuka Syafi ie, Iman Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen penting yang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Herman dan Nur Indah FKIP Universitas Jambi ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Silvia Anggraini 1, Yetty Morelent 2, Rona Taula Sari 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014 ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014 Oleh: Febriyeni A1B110019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI YENI NPM

ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI YENI NPM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai dalam mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK 0 KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF BERBAGAI JENIS WACANA DALAM NASKAH SOAL UJIAN NASIONAL OLEH SISWA KELAS IX SMP SWASTA BANDUNG SUMATERA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN2017/2018 Bunga Lestari (bungalestariyy@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menjadi tempat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu meningkatkan kecerdasan berbangsa guna mencapai sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan di Indonesia, dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Berdasarkan Kurikulum

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Eksposisi Menggunakan Media Berita dalam Koran Siswa Kelas X Nautika B SMK Pelayaran Samudera Nusantara Utama Palopo Darmawati (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE Seriati, Cristanto Syam, Martono Pascasarjana Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak e-mail: Seriati.afhun@gmail.com

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK 251 KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Tulisan ini bertujuan mengkaji kemampuan menulis paragraf deskripsi mahasiswa semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi pembelajaran

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh NEULIS ATIN 10210562 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat Jurnal Pesona, Volume 3 No. 2, (2017), 156-162 ISSN Cetak : 2356-2080 ISSN Online : 2356-2072 DOI: https://doi.org/ 10.26638/jp.444.2080 Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pengajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pengajaran bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan menulis, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menyimak. Keempat

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KONJUNGSI DALAM WACANA DESKRIPSI SISWA KELAS V SD NEGERI 51 BANDA ACEH. RahmiArianti, Adnan, M.Yamin.

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KONJUNGSI DALAM WACANA DESKRIPSI SISWA KELAS V SD NEGERI 51 BANDA ACEH. RahmiArianti, Adnan, M.Yamin. KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KONJUNGSI DALAM WACANA DESKRIPSI SISWA KELAS V SD NEGERI 51 BANDA ACEH RahmiArianti, Adnan, M.Yamin Rahmiarianti24@gmail.com ABSTRAK Pengajaran konjungsi diperlukan oleh siswa guna

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental Design). Pada dasarnya desain quasi eksperimen terbagi menjadi dua, yaitu

Lebih terperinci

JIME Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN

JIME Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS KALIMAT EFEKTIF DALAM PARAGRAF ARGUMENTASI MELALUI KEGIATAN PEER CORRECTION PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 AMBALAWI KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SUPRIADIN Dosen

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENGUASAAN IDE UTAMA DAN IDE TAMBAHAN DALAM PARAGRAF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 HALBAR DI IBU TENGAH MALUKU UTARA

KOMPETENSI PENGUASAAN IDE UTAMA DAN IDE TAMBAHAN DALAM PARAGRAF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 HALBAR DI IBU TENGAH MALUKU UTARA KOMPETENSI PENGUASAAN IDE UTAMA DAN IDE TAMBAHAN DALAM PARAGRAF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 HALBAR DI IBU TENGAH MALUKU UTARA H. Udin Saubas 1), Sulami Sibua 2), Rizmada Azzahra 3) 1,2,3) Universitas Khairun,

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Hasni Karawasa, Sahrudin Barasandji dan Budi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X SMA PRAYATNA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH Vera Puspita Liangsari NIM 209311084 ABSTRAK

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Membaca adalah satu dari empat aspek kemampuan bahasa pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan (Tapubolon, 1990:5).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan menulis, siswa

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan, dengan tulis menulis juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan mengungkapkan pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) April 2016 KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI PADA SISWA

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) April 2016 KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI PADA SISWA KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI PADA SISWA Oleh Ervina Meria Sari Pohan A. Effendi Sanusi Email: endarmuda.pohan@yahoo.com ABSTRACT The problem in this study

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak akan lepas dari dunia pembelajaran. Kita semua sebagai elemen di dalamnya memerlukan bahasa yang baik dan benar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbahasa merupakan salah satu perilaku dari kemampuan manusia, sama dengan kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun bersiul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru yang berhasil akan selalu memerhatikan tujuan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kokom (2014, hlm. 3) pembelajaran didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M PADA SISWA KELAS VIIA SMP ISLAM DIPONEGORO WAGIR KABUPATEN MALANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M PADA SISWA KELAS VIIA SMP ISLAM DIPONEGORO WAGIR KABUPATEN MALANG PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M PADA SISWA KELAS VIIA SMP ISLAM DIPONEGORO WAGIR KABUPATEN MALANG Wilhelmus Werun Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kolaborasi yang dilaksanakan dua siklus dengan empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran keterampilan menulis menjadi aspek pembelajaran Bahasa Indonesia yang mendapat porsi lebih besar dari pada keterampilan berbahasa yang lainnya. Hal ini

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Albertus dan Rima Wulandari Sianturi FKIP Universitas Jambi ABSTRACK

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju serta peradaban manusia yang semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas belajar siswa sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014 Oleh Nur Aisah Kahfie Nazaruddin Eka Sofia Agustina Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, ide, dan keinginan kepada orang lain. Bahasa juga merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses yang cukup panjang. Menulis memerlukan adanya pengetahuan, waktu dan pengalaman. Selain

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Nurmila Moidady Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang

Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang Elsa Lestari 1), Wahyuni Oktavia 2) 1) STKIP Singkawang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbiter digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Hal

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA Oleh Novita Tabelessy Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Abstrak:

Lebih terperinci

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X MAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) Suci Lawati 09.21.0081 suciwijay@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi bahasa Indonesia dibagi menjadi 4 aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek ini saling berkaitan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Menulis

Keterampilan Dasar Menulis Keterampilan Dasar Menulis Oleh La Ode Syukur Pengertian Menulis Menulis : kegiatan menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Pesan : Isi yang terkandung dalam suatu tulisan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ige Janet L. W. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara dan kepercayaan diri peserta didik kelas IV SDN

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan antara penguasaan kosakata (X 1), kemampuan menyusun kalimat efektif (X 2

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KAMELITA RINI WIRASTY. B,S.S., M.Pd. ZULFIKARNI, M.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran bahasa Indonesia haruslah berisi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG Oleh 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi mempunyai peranan yang sangat penting.agar dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang harus terampil berbahasa.bahasa itu sendiri memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Dengan bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan.

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA N 9 PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA N 9 PADANG ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA N 9 PADANG ARTIKEL ILMIAH VIVI ANGRIANI NIM. 11080040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran Bahasa disampaikan kepada para siswa mulai dari jenjang pendidikan tingkat dasar, menengah sampai pendidikan tinggi bertujuan untuk meningkatkan nasionalisme,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Aas Asiah   Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi kemampuan menulis teks pidato siswa berdasarkan

Lebih terperinci

MARLINA BAKRI (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP)

MARLINA BAKRI (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP) Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Palopo MARLINA BAKRI (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, komunikasi antara penutur dan pendengarnya dapat berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peranan penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting dimiliki seseorang. Menulis sendiri bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Artikel, esai, laporan,

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA Ema, Siti Halidjah, Syamsiati Program Studi PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup panjang. Selain fasilitator dan motivator guru dituntut profesional dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa sebagai suatu proses yang sistematik selalu mengarah kepada kegiatan perencanaan, dan penilaian (evaluasi). Kemampuan guru bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan Kurikulum 2013 2.1.1 Kompetensi Inti Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter harus melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dengan melibatkan siswa secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki, mengubah sikap,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini semua kelas VIII C SMP Negeri 7 Purwokerto yang berjumlah 35. Terdiri dari 17 putra dan 18

Lebih terperinci

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci