PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

Transkripsi

1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL Imam Sopingi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Menulis puisi merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa SDI Qurrota A yun, namun demikian terdapat keengganan siswa meningkatkan kompetensi menulis utamanya Puisi. Penggunaan media audio visual diyakini dapat mengatasi permasalahan tersebut. Untuk membuktikan keyakinan itu, dilakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VI SDI Qurota A yun, Ngunut. Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penerapan media audio visual pada pembelajaran menulis puisi dapat berpengaruh positif terhadap proses pembelajaran dan meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VI SDI Qurota A yun, Ngunut. Kata Kunci : media pembelajaran, audio visual, menulis, puisi Dalam keseharian, fungsi utama bahasa adalah sebagai sarana komunikasi antarpenutur untuk berbagai keperluan dan situasi pemakaian. Sehingga orang akan berperilaku dan berpikir bagaimana menggunakan bahasa secara tepat sesuai konteks dan situasi. Pandangan ini membawa konsekuensi bahwa pembelajaran bahasa haruslah lebih menekankan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi daripada pembelajaran tentang sistem bahasa. Karya sastra, salah satu diantaranya puisi, merupakan salah satu wujud karya seni yang menggunakan media bahasa. Karya sastra ada untuk dibaca, dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan, diantaranya adalah untuk mengembangkan wawasan mengenai kehidupan. Berdasarkan kenyataan bahwa sastra merupakan salah satu bentuk karya seni yang dapat diapresiasi, maka pembelajaran sastra bersifat apresiatif. Sehingga, sebagai konsekuensinya, pengembangan materi, teknik, tujuan, dan arah pembelajaran sastra haruslah lebih menekankan kegiatan pembelajaran yang bersifat apresiatif pula. Bahasan pembelajaran matapelajaran bahasa Indonesia meliputi kemampuan berbahasa dan bersastra, yang terdiri dari empat aspek: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Seperti yang dikemukakan Tarigan dalam Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa (1985:1) menyebutkan bahwa kemampuan berbahasa memiliki empat komponen, yaitu keterampilan menyimak ( listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca ( reading skills) dan NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 634

2 keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan ini bersifat integral, saling berhubungan, tetapi banyak yang mengakui bahwa keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling sulit dikuasai. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, menulis memerlukan kesabaran, keuletan, ketelitian, keakuratan, dan kejelian tersendiri. Disamping itu, menulis bukanlah kemampuan yang dapat dikuasai dengan tiba-tiba dan mendadak, melainkan harus melalui proses pembelajaran sehingga diperlukan waktu yang lama untuk menumbuhkan tradisi menulis. Melalui kemampuan menulis, peserta didik dituntut harus memiliki ide untuk dituangkan dalam bentuk karya sastra. Salah satu jenis karya sastra yaitu puisi. Puisi merupakan salah satu yang dipelajari dalam pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia, sampai saat ini, puisi dirasakan kurang mendapat perhatian dari peserta didik. Minat mereka seakan kurang, bahkan terlihat rasa keengganan untuk mendengar, membaca, apalagi menulis puisi. Hal demikian ini, dimungkinkan karena peserta didik kurang terbiasa untuk berapreasiasi yang melibatkan aspek cipta, karsa, akal, rasa, dan keterampilan, sehingga menimbulkan kendala kemacetan ide untuk dituangkan dalam bentuk puisi. Di samping itu, juga dapat pula karena teknik pembelajaran menulis puisi yang mungkin kurang tepat. Menulis puisi adalah suatu keterampilan berbahasa dalam menuangkan ide, gagasan, dan pikirannya dalam bentuk bahasa tulis dengan memperhatikan keterikatan pada unsur-unsur puisi. Saat menulis puisi, berarti seseorang menghasilkan suatu karya tulis berupa puisi untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya sehingga dapat membangkitkan imajinasi pembacanya. Menulis puisi merupakan kegiatan aktif dan produktif. Dikatakan aktif karena dengan menulis puisi seseorang telah melakukan proses berpikir, sedangkan dikatakan produktif karena seseorang dalam menulis puisi akan menghasilkan sebuah tulisan yang dapat dinikmati oleh orang lain. Dengan menulis puisi seseorang dapat mengungkapkan ide, mengekspresikan gagasan, pengetahuan, perasaan, dan pengalaman-pengalaman hidupnya ke dalam bahasa tulis. Menulis puisi berkaitan dengan pencarian ide, pemilihan tema, pemilihan diksi, pemilihan permainan bunyi (rima), pemanfaatan gaya bahasa, dan sebagainya. Endraswara (2003: 174) mengatakan bahwa dalam menulis puisi dapat diawali dengan tiga proses. Pertama adalah proses penginderaan. Pada proses ini dilakukan kegiatan pengamatan terhadap objek. Objek harus dapat sebuah peristiwa, benda, atau diri sendiri. Kedua adalah proses perenungan dan pengendapan. Dalam proses ini dilakukan kegiatan pemerkayaan dengan melakukan asosiasi dan imajinasi. Proses yang ketiga adalah memainkan kata. Proses ini merupakan kegiatan memilih kata-kata yang digunakan sebagai bahan puisi. Kenyataan yang dialami peneliti sabagai guru Sekolah Dasar dalam pembelajaran menulis puisi adalah munculnya berbagai permasalahan di antaranya yaitu rendahnya bakat dan NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 635

3 minat siswa menguasai keterampilan menulis, utamanya puisi, keengganan memulai menulis, pemilihan katakata puitis yang tidak tepat dan kemandekan penyampaian ide. Penyebab utama munculnya masalah-masalah tersebut adalah siswa tidak memiliki gambaran langsung tentang objek yang menjadi tema dari puisi yang akan ditulis. Ketidaktertarikan siswa terhadap puisi juga menjadi penyebab timbulnya permasalahan dalam pembelajaran menulis puisi. Bila kondisi demikian dibiarkan, maka pembelajaran menulis puisi tidak akan mencapai tujuan. Sehingga diperlukan cara-cara kreatif dan variatif untuk dapat menggugah gairah peserta didik dalam kegiatan menulis puisi ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru agar peserta didik mudah menulis puisi adalah dengan menggunakan media Audio Visual. Selain itu, untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu sekali adanya dukungan dari komponenkomponen dalam proses pembelajaran. Sudirman, dkk (1991:43) mengemukakan bahwa komponen di dalam proses pembelajaran di antaranya meliputi: tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar, metode, media, sumber dan evaluasi. Salah satu komponen yang penting adalah media pembelajaran. Media pembelajaran memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar semaksimal mungkin, karena media pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai, Sudjana, (1992:2). Masih menurut Sudjana, (1992:70) manfaat media pembelajaran, salah satu diantaranya media gambar (visual), adalah dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, kegiatan seni dan kreatifitas dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, menulis, melukis dan menggambar, serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi dari sebuah buku teks. Pemanfaatan media pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, karena menurut Setyosari, (2007:3) dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran menyebutkan bahwa tidak ada media pembelajaran yang paling baik untuk mata pelajaran apapun. Bertitik tolak dari persoalan seperti yang telah diuraikan diatas, permasalahan yang seringkali terjadi dalam pembelajaran menulis puisi, di antaranya berupa keengganan peserta didik dengan berbagai alasan, kemacetan ide dan inspirasi, tidak tahu bagaimana harus memulai, tidak berminat, kurang perhatian, kurang terampil, serta alasan-alasan lain yang muncul, mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis puisi dengan penggunaan media audio visualsiswa kelas VI SD Islam Qurrota Ayun Ngunut tahun pelajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas bahwa penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas (Arikunto, dkk., 2008:58).Prosedur penelitian yang digunakan adalah prosedur penelitian tindakan kelas model NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 636

4 Kemmis dan Taggart, yaitu dengan melakukan beberapa langkah penelitian yang meliputi: (1) refleksi awal, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) refleksi penelitian tindakan, (5) perbaikan perencanaan, dan (6) pelaksanaan tindakan siklus II. Sesuai dengan jenisnya, penelitian ini dilaksanakan dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDI Qurrota Ayun Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Berkenaan dengan hal tersebut, penelitian ini bermaksud mendeskripsikan proses peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media audio visual dan hasil peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media audio visual. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan lembar penilaian hasil kegiatan pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan memperoleh data tentang peningkatan aktivitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi dan lembar penilaian hasil kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh data tentang peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media audio visual. Dengan demikian, data penelitian ini terdiri atas dua kategori, yaitu data tentang peningkatan aktivitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi dan data tentang peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media audio visual. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana yang dipaparkan, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran menulis puisi dan peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media audio visual. Hasil penelitian yang menggambarakan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi dapat disampaikan dalam paparan berikut. Pratindakan Hasil penelitian pada kondisi awal menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi kurang efektif dan efisien, karena ada indikasi kemungkinan metode pembelajaran yang diterapkan kurang sesuai. Pembelajaran menulis puisi selama ini masih sebatas menggunakan metode penugasan dan ceramah berupa penjelasan teknikteknik menulis puisi yang baik tanpa praktik dengan berlatih menulis puisi melalui metode yang inovatif. Hal ini tentu saja berdampak pada siswa, sehingga keterampilan menulis puisi mereka tergolong rendah yakni masih di bawah standar ketuntasan minimal (KKM) 75. Informasi ini me-nunjukkan bahwa mayoritas siswa belum berhasil meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran menulis puisi baik dari segi proses maupun dari hasil kegiatan pembelajarannya. Siklus I Hasil penelitian siklus I menginformasikan, bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media pembelajaran audio visual dalam bentuk tayangan gambar sederhana, hasilnya masih belum maksimal, ditunjukkan bahwa ratarata hasil belajar siswa sebesar 70,5. NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 637

5 Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar adalah 12 orang atau 60%, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar adalah 8 orang atau 40%. hal ini disebabkan karena siswa masih kesulitan menemukan ide yang sesuai dengan jenis puisi yang diajarkan. Permasalahan dan kendala yang ditemukan pada siklus I menjadi bahan pertimbangan peneliti untuk menentukan langkah-langkah pada siklus II. Siklus II Hasil penelitian siklus II, menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,75. Pada siklus II, siswa yang tuntas belajar adalah 17 orang atau 85%, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar adalah 3 orang atau 15%. Apabila dilihat dari kondisi awal sebelum digunakannya media pembelajaran audio visual rata-rata hasil balajar siswa mengalami peningkatan semula 70,5 pada siklus I menjadi 77,75 pada siklus II atau terjadi peningkatan sebesar 7,25, sedangkan ketuntasan belajar siswa sudah ada peningkatan yaitu dari 60% menjadi 85%. Mencermati hasil penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa pencapaian peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi pada pelaksanaan pembelajaran pratindakan relatif sangat rendah atau kurang memuaskan, baik dilihat dari segi proses maupun dari hasil kegiatan pembelajarannya. Oleh karena itu, diperlukan solusi berupa tindakan yang tepat agar kemampuan siswa dapat dikembangkan dan ditingkatkan secara maksimal. Data hasil penelitian siklus I dapat memberikan informasi yang akurat bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual telah berhasil mewujudkan harapan ideal sebagaimana yang diharapkan. Hal itu telah membuktikan bahwa penggunaan media audio visual telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Akan tetapi, peningkatan kemampuan siswa tersebut dipandang masih perlu untuk dimaksimalkan mengingat dalam hasil pembelajaran siklus I tersebut, masih terdapat sebanyak 8 orang atau 40% siswa yang belum berhasil meningkatkan kemampuannya, baik dilihat dari segi proses maupun dilihat dari segi hasil kegiatan pembelajarannya. Data hasil penelitian siklus II memperlihatkan hasil yang lebih memuaskan, hanya tinggal 3 siswa atau 15% saja siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Proses pembelajaran pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual telah berhasil mengantarkan mayoritas siswa meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual, baik dilihat dari segi proses maupun dari hasil kegiatan pembelajarannya. Dengan demikian, hasil penelitian siklus I dan II, telah memberikan informasi yang akurat bahwa penggunaan media audio visual dapat mengoptimalkan peningkatan aktivitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan pencapaian hasil kegiatan pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat mengoptimalkan peningkatan aktivitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 638

6 dan pencapaian hasil kegiatan pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VI SDI Qurrota A yun, Ngunut. Berkenaan dengan hal itu, disarankan agar hasil penelitian ini dapat ditindaklanjuti, dijadikan sebagai landasan pertimbangan atau dijadikan sebagai rujukan, oleh sekolah dan para guru yang mengampu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan penggunaan media pembelajaran di sekolah yang berorientasi pengembangan potensi peserta didik. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Endraswara, Suwardi Membaca, Menulis, Mengerjakan Sastra.Yogyakarta: Kota Kembang. Tarigan, HG Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa NOSI Volume 1, Nomor 6, Agustus 2013 Halaman 639