BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI Karakteristik lokasi dan wilayah 1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi Luas wilayah Kota Tanjungbalai sebesar Ha atau 60,52 km 2 dan menjadi wilayah terkecil di Sumatera Utara selain Kota Sibolga dan Kota Tebing Tinggi. Wilayah admisnistrasi Kota Tanjungbalai terbagi ke dalam 6 kecamatan dan 31 kelurahan. Kecamatan Datuk Bandar menjadi wilayah terluas dengan luas wilayah mencapai Ha atau sekitar 37,16 persen dari seluruh luas Kota Tanjungbalai, sedangkan Kecamatan Tanjungbalai Utara menjadi wilayah terkecil dengan luas 84 ha atau hanya sekitar 1,39 persen dari seluruh luas Kota Tanjungbalai. Gambar 2.1. Luas Kota Tanjungbalai Berdasarkan Kecamatan (ha) Secara administratif, semua bagian wilayah Kota Tanjungbalai berbatasan langsung dengan Kabupaten Asahan. Batas wilayah Kota Tanjungbalai secara rinci adalah sebagai berikut: Sebelah utara : Kecamatan Tanjungbalai Kabupaten Asahan Sebelah selatan : Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan Sebelah barat : Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan Sebelah timur : Kecamatan Sei Kepayang Kabupaten Asahan II-1

2 Gambar 2.2. Peta Administrasi Wilayah Kota Tanjungbalai Sumber: RTRW Kota Tanjungbalai Tahun II-2

3 2) Letak dan Kondisi Geografis a. Posisi Astronomis Kota Tanjungbalai terletak di antara Lintang Utara dan Bujur Timur dan berada pada pertemuan 2 (dua) sungai besar yaitu Sungai Asahan dan Sungai Silau yang bermuara ke Selat Malaka, memiliki akses yang sangat mudah menuju tempat wisata internasional yakni kawasan Danau Toba. Oleh karenanya kini Kota Tanjungbalai memiliki sebutan baru yakni Mutiara Selat Malaka di Hilir Danau Toba. b. Posisi Geostrategis Kota Tanjungbalai berada sekitar 184 km dari Medan sebagai ibukota Sumatera Utara. Meskipun relatif tidak terlalu dekat dengan ibukota provinsi, Kota Tanjungbalai diuntungkan karena terletak pada pertemuan dua sungai besar yaitu Sungai Asahan dan Sungai Silau yang bermuara ke Selat Malaka. Kondisi tersebut menjadikan Kota Tanjungbalai sebagai jalur perdagangan internasional dan menjadi tempat lalu lintas barang dan jasa yang relatif ramai di pesisir Timur Pulau Sumatera. c. Kondisi/Kawasan Kota Tanjungbalai berada di wilayah pesisir pantai Timur Sumatera Utara tepatnya berada di tepi Sungai Asahan yang merupakan sungai terpanjang di Sumatera Utara. 3) Topografi a. Ketinggian Lahan Secara umum, wilayah Kota Tanjungbalai terletak pada 0-3 m dari atas permukaan laut atau berupa dataran rendah dengan dominasi jenis tanah alluvial, latosol, dan pasir. Kecamatan Datuk Bandar menjadi daerah tertinggi dengan tinggi wilayah sekitar 3 meter di atas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Teluk Nibung menjadi daerah terendah dengan tinggi wilayah hanya sekitar 0-1 meter di atas permukaan laut. Posisi Kota Tanjungbalai yang dilalui dua sungai besar menyebabkan tingkat kesuburan tanahnya dipengaruhi oleh pasang surut air, sehingga tidak jarang wilayah Kota Tanjungbalai digenangi oleh air dan menjadi kawasan rawa-rawa. Tabel 2.1. Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kota Tanjungbalai, 2015 No Kecamatan Tinggi (m) 1 Datuk Bandar 3 2 Datuk Bandar Timur 2 3 Tanjungbalai Selatan 2 4 Tanjungbalai Utara 2 5 Sei Tualang Raso 1,5 6 Teluk Nibung 0-1 II-3

4 b. Kemiringan Lahan Data kemiringan suatu wilayah berkaitan dengan bentuk bentang alam dan kemiringannya, antara lain: data morfologi dan kemiringan lereng. Ditinjau dari kondisinya, Kota Tanjungbalai memiliki kemiringan lahan 0-2% menjadikan permukaan tanah di seluruh wilayah merupakan dataran yang hampir rata. 4) Geologi a. Struktur dan Karakteristik Berdasarkan data Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, jenis batuan yang terdapat di Kota Tanjungbalai, meliputi alluvium muda yang terdapat di seluruh kecamatan yang terdapat di Kota Tanjungbalai, alluvium tua (kerikil, pasir, lempung) yang tersebar di Kecamatan Datuk Bandar, dan aneka terobosan yang menyebar di sebagian Kecamatan Datuk Bandar dan Kecamatan Sei Tualang Raso. b. Potensi Potensi sumber daya alam bila ditinjau dari sisi geologi adalah Galian golongan C berupa pasir yang tersebar di sepanjang Sungai Silau dan sebagian Sungai Asahan. II-4

5 Gambar 2.3. Peta Wilayah Kota Tanjungbalai berdasarkan Geologi Sumber: RTRW Kota Tanjungbalai Tahun ) Hidrologi a. Sungai Selain Sungai Asahan dan Sungai Silau yang bermuara ke Selat Malaka, Kota Tanjungbalai juga dialiri beberapa sungai kecil. Sungai-sungai kecil tersebut di antaranya adalah Sungai Pematang, Sungai Merbau, Sungai Kapias, dan Sungai Raja yang bermuara ke Sungai Asahan dan Sungai Silau. Kondisi air sungai saat ini telah mengalami pencemaran. Hal tersebut disebabkan oleh limbah perkotaan dan pembuangan sampah ke sungai. Selain itu, penurunan kualitas air sungai juga disebabkan oleh pencucian pasir-pasir maupun akibat dari lahan yang telah menjadi terbuka karena tidak ada vegetasi penutup, sehingga air dapat mengalir II-5

6 bebas ke badan-badan air. Diketahui bahwa jika vegetasi tidak ada, maka air hujan langsung jadi overland flow dan biasanya membawa material-material yang dapat mengurangi kualitas air sungai. Tabel 2.2. Panjang dan Lebar Sungai di Kota Tanjungbalai, 2015 Nama Sungai Panjang (Km) Lebar (m) Sungai Bandar Jaksa 8,2 10 Sungai Bandar Jepang 5,1 6,1 s/d 5,6 Sungai Bandar Sipoyong 6 6 Sungai Kanal Sultan 4 10,15 Sungai Giam I 6,5 6 Sungai Aek Noto 1,75 20 Sungai Parit Kangkung 1,5 20 Sungai Sei Giam II 2,35 6 Sungai Pantai Burung 4,25 25 Sungai Kapias 4,2 35 Sungai Tanjung Medan 6 30 Sungai Sarap 2,1 25 Sungai Daun Besar 1,5 25 Sungai Merbau 4,5 25 Sungai Rintis 2 25 Sungai Mata Halasan 1,2 3 Sungai Silau Sungai Asahan 7,5 700 b. Debit Debit sungai sangat fluktuatif tergantung curah hujan. Perbedaan antara debit tertinggi dengan debit yang terendah dalam satu tahun kadang cukup signifikan. Debit air yang cukup besar di Kota Tanjungbalai adalah Sungai Silau dan Sungai Asahan. Rata debit air pada Sungai Silau adalah ± 95,47 m 3 /dt. II-6

7 Gambar 2.4. Debit Rata- Rata Bulanan Sungai Asahan Sumber: Dinas PSDA Provsu Gambar 2.5. Debit Rata- Rata Bulanan Sungai Silau Sumber: Dinas PSDA Provsu 6) Klimatologi a. Suhu dan Kelembaban Suhu udara rata-rata Kota Tanjungbalai sekitar 25 0 C-32 0 C. Kota Tanjungbalai beriklim tropis serta mengalami musim hujan dan musim kemarau, relatif sama dengan wilayah lainnya yang berada di Sumatera Utara. Iklim Kota Tanjungbalai diklasifikasikan sebagai Af (iklim hutan hujan tropis) berdasarkan sistem Koppen-Geiger dengan kelembaban suhu udara rata-rata Kota Tanjungbalai sekitar 27,9 0 C dan memiliki Presipitasi rata-rata 18,63 mm dengan kelembaban udara rata-rata 77% -98%. Lokasi yang berada dekat dengan laut membuat Kota Tanjungbalai tergolong daerah yang panas. Selama Tahun 2015 tercatat bahwa temperatur Kota Tanjungbalai mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Suhu maksimum mencapai 37 0 C yang terjadi pada bulan Juni, sedangkan suhu minimum II-7

8 mencapai 19 0 C yang terjadi pada bulan Februari. Peningkatan suhu di Kota Tanjungbalai, salah satunya disebabkan peningkatan polusi udara akibat peningkatan debu dari kendaraan truk yang mengangkut pasir serta tiupan angin di lokasi tambang yang tidak memiliki vegetasi yang cukup. Tabel 2.3. Temperatur Rata-rata di Kota Tanjungbalai, Tahun Rata-rata Temperatur ( 0 C) Minimum Maksimum ,93 23,54 32, ,10 23,63 32, ,91 23,95 31, ,61 28,21 Sumber: b. Curah hujan 23,56 23,75 31,66 32,68 Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim. Pada periode 2015, musim hujan terjadi di Kota Tanjungbalai pada Bulan Juli-Agustus dan Bulan Nopember. Sementara musim kemarau terjadi pada Bulan Juni dan Bulan September-Oktober. Sesuai data yang dimuat di Kota Tanjungbalai dalam angka 2015, berdasarkan data Balai Informasi Penyuluhan Pertanian (BIPP) pada periode 2015 di wilayah Kota Tanjungbalai terdapat 109 hari hujan dengan volume curah hujan sebanyak mm. Curah hujan terbesar terjadi pada Bulan Juli-Agustus yaitu 258 mm dengan hari hujan sebanyak 14 hari. Sedangkan curah hujan terkecil terjadi selama Oktober dengan curah hujan sebesar 53 mm dengan hari hujan 5 hari. Jika dilihat dari banyaknya curah hujan yang turun, puncaknya terjadi pada Bulan Nopember, sedangkan musim kemarau puncaknya terjadi pada bulan Oktober. Gambar 2.6. Rata-rata Jumlah Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan di Kota Tanjungbalai, 2015 Sumber: Balai Informasi Penyuluhan Pertanian(BIPP) Kota Tanjungbalai, 2016 II-8

9 7) Penggunaan lahan a. Kawasan Budidaya Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam. Jenis kawasan budidaya yang terdapat di Kota Tanjungbalai meliputi: 1. Kawasan perumahan; 2. Kawasan perdagangan dan jasa; 3. Kawasan perkantoran; 4. Kawasan peruntukan industri 5. Kawasan peruntukan pariwisata 6. Kawasan ruang terbuka non hijau kota 7. Kawasan pelabuhan 8. Kawasan perikanan b. Kawasan Lindung Penetapan kawasan ini didasarkan pada kondisi fisik dasarnya yang rentan/rawan bencana genangan/banjir serta kekhasan daerah Kota Tanjungbalai yang dikelilingi aliran sungai besar seperti Sungai Silau dan Sungai Asahan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tanjungbalai Tahun , meliputi: 1. Kawasan perlindungan setempat 2. Kawasan suaka alam dan cagar budaya 3. Kawasan rawan bencana alam 4. Kawasan ruang terbuka hijau Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung dengan menggunakan konsep perhitungan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009, Kota Tanjungbalai mempunyai status daya dukung lahan yang defisit terhadap penduduk yang tinggal di Kota Tanjungbalai. Artinya, kebutuhan akan lahan lebih besar dari ketersediaan lahan. Penurunan daya dukung lahan dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang terus meningkat, luas lahan yang semakin berkurang, persentase jumlah petani dan luas lahan yang diperlukan untuk hidup layak, dan jenis komoditas yang ada di wilayah setempat. Berdasarkan hasil survei lapangan penggunaan lahan (terakhir dilakukan pada Tahun 2008) yang terdata di Kota Tanjungbalai terdiri dari penggunaan lahan terbangun sebesar 57,31 persen dan lahan yang belum terbangun sebanyak 42,69 persen. Jenis lahan terbangun yang terdapat di Kota Tanjungbalai terdiri dari bangunan perumahan, perkantoran, fasilitas umum dan sosial, industri dan lain-lain. Sedangkan jenis lahan non terbangunnya, antara lain persawahan, perkebunan rakyat, kebun campuran dan lain-lain. Survei lapangan terhadap penggunaan lahan di Kota Tanjungbalai. Jumlah penggunaan lahan tertinggi di Kota Tanjungbalai adalah untuk lahan perkebunan (pertanian) yaitu seluas 2.507,429 Ha atau sekitar 73,38 persen dari keseluruhan lahan yang tersedia. II-9

10 Gambar 2.7. Penggunaan Lahan di Kota Tanjungbalai, 2008 Sumber: RTRW Kota Tanjungbalai Tahun Potensi Pengembangan Wilayah Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya. No Tabel 2.4. Rencana Pola Ruang kawasan Budidaya Kota Tanjungbalai Rencana Pola Ruang Kawasan 1. Kawasan Peruntukan Perumahan 2. Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa Uraian Permukiman Kepadatan Tinggi (>150 bangunan/ha) - Direncanakan 91 ha - Kecamatan Tanjungbalai Utara dan Tanjungbalai Selatan (Pusat Pelayanan Kota) - Kecamatan Teluk Nibung (SPPK 4) - Kecamatan Sei Tualang Raso (SPPK 3) - Kecamatan Datuk Bandar Timur (SPPK 2) Permukiman Kepadatan Sedang ( bangunan/ha) - Direncanakan 163 ha - tersebar di Kecamatan Datuk Bandar, Datuk Bandar Timur, Sei Tualang Raso, dan Teluk Nibung Pemukiman Kepadatan Rendah (0-50 bangunan/ha) - tersebar pada hampir seluruh kelurahan pada tiap kecamatan. Kawasan pasar tradisional - seluas ± 3,5 ha - dikembangkan pada Kelurahan Sirantau, Indra Sakti, Karya, Perjuangan dan Sei Raja II-10

11 Kawasan pusat perbelanjaan - seluas ± 5 ha - dikembangkan pada Kelurahan Mata Halasan, Tanjungbalai Kota II dan Tanjungbalai Kota III Kawasan Toko Modern - seluas ± 3 ha - dikembangkan pada Kelurahan Indra Sakti, Karya dan Perwira 3. Kawasan Perkantoran - seluas 69 ha - Kawasan perkantoran pemerintahan dipertahankan pada kondisi existing - Kawasan perkantoran swasta di Kelurahan Bunga Tanjung 4. Kawasan Peruntukan Industri Kawasan industri kecil dan mikro - seluas ± 6,15 ha - dikembangkan untuk mendukung sektor industri, terdapat di Kelurahan Sijambi dan Keramat Kubah Kawasan industri menengah - seluas ± 342,08 ha - diperuntukkan industri menengah bidang pengolahan hasil perikanan dan perkebunan di Kecamatan Sei Tualang Raso dan Kecamatan Teluk Nibung 5. Kawasan Pariwisata seluas ± 157 ha - Wisata budaya diarahkan di kawasan bangunan bersejarah - Wisata buatan diarahkan pada pengembangan Kawasan Perdagangan Terpadu dan dermaga penyebrangan/water Front City di Kelurahan Indra Sakti (Kecamatan Tanjungbalai Selatan) dan Pulau Simardan - Wisata alam diarahkan pada pengembangan pulau-pulau di Sungai Asahan. 6. Ruang Terbuka Non Hijau - seluas ± 7,25 ha - pelataran parkir, perkantoran, perdagangan dan jasa di Kel. Sijambi, Indra Sakti dan Tanjungbalai Kota IV - lapangan upacara dan olah raga mempertahankan kondisi existing - pembatas/median jalan dan koridor antar bangunan di Kelurahan Sijambi 7. Ruang Evakuasi Bencana - merupakan ruang evakuasi darurat untuk tempat berlindung dan penyaluran bantuan sosial di Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah, gedung serbaguna dan lapangan bola di Teluk Nibung 8. Kawasan Pertanian - seluas ± ha - diarahkan pada tanaman pangan di Kecamatan Datuk Bandar - kawasan hortikultura dengan komoditas II-11

12 kelapa, kelapa sawit dan palawija 9. Kawasan Sektor Informal - seluas ± 0,23 ha - Kegiatan pedagang kaki lima menempati lokasi Tanjungbalai Food Court, kegiatan perdagangan dan jasa di Water Front City, pasar tradisional dan jalan-jalan utama 10. Kawasan Peruntukan Perikanan Sumber: RTRW Kota Tanjungbalai Tahun seluas ± 3 ha - Pengelolaan perikanan darat diarahkan di Kelurahan Selat Tanjung Medan, Sijambi, Pantai Johor, Pahang dan Pasar Baru - Pembibitan benih ikan (lele, nila, gurame, mas dan udang galah) di Kelurahan Sijambi dan Kapias Pulau Buaya Kota Tanjungbalai memiliki kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis. Penetapannya karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkungan kota terhadap ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup dan pertahanan keamanan. Tabel 2.5. Rencana Pola Ruang kawasan Strategis Kota Tanjungbalai No Rencana Pola Ruang Kawasan 1. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Ekonomi 2. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya 3. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertahanan dan Keamanan Uraian Meliputi: - Kawasan pelabuhan Teluk Nibung di Kel. Perjuangan Kecamatan Teluk Nibung - Kawasan industri di Kel. Sei Raja Kec. Sei Tualang Raso - Kawasan pergudangan di Kel. Perjuangan, Beting Kuala Kapias, Kapias Pulau Buaya, Pematang Pasir dan Sungai Merbau Kec Teluk Nibung - Kawasan pusat perdagangan dan jasa di Kel. Indra Sakti Kec. Tanjungbalai Selatan - Kawasan perdagangan campuran serta hasil perikanan di kawasan di Kel. Indra Sakti Kec. Tanjungbalai Selatan - Kawasan pariwisata di Kel. Selat Tanjung Medan Kec. Datuk Bandar Timur Meliputi: - Diarahkan berupa kawasan cagar budaya di sepanjang Jalan Mesjid, Jalan Asahan, Jalan Gereja dan Jalan Veteran ± 2,72 Ha di Kel. Indra Sakti dan Karya Kec. Tanjungbalai Selatan - Kawasan Pertokoan Lama (Pecinan) dan Vihara di Kecamatan Tanjungbalai Utara dan Tanjungbalai Selatan Meliputi: - Kawasan TNI-AL seluas ± 0,49 ha di Kel. Indra Sakti dan Karya Kec. Tanjungbalai Selatan II-12

13 Wilayah Rawan Bencana Identifikasi wilayah rawan bencana di Kota Tanjungbalai dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai bencana yang berpotensi terjadi. Area Kota Tanjungbalai yang relatif berada di dataran rendah dengan kemiringan wilayah hanya sekitar 0-3 meter di atas permukaan laut, membuat Kota Tanjungbalai cenderung rawan terhadap genangan-genangan air baik yang disebabkan oleh air hujan maupun dari pengaruh pasang surut air sungai. Potensi banjir kiriman juga bisa saja terjadi karena posisi Kota Tanjungbalai yang berada di antara pertemuan 2 (dua) sungai besar yakni Sungai Asahan dan Sungai Silau. Wilayah yang relatif rawan terdampak banjir pada umumnya adalah wilayah yang berada di sekitar aliran sungai yaitu di Kelurahan Pahang dan Kelurahan Gading (Kecamatan Datuk Bandar), Kelurahan Bunga Tanjung, Selat Lancang, Selat Tanjung Medan, Semula Jadi dan Kelurahan Pulau Simardan (Kecamatan Datuk Bandar Timur). Tabel 2.6. Daerah Rawan Bencana Banjir di Kota Tanjungbalai, 2015 No Kecamatan Kelurahan 1. Datuk Bandar Kelurahan Pahang Kelurahan Gading 2. Datuk Bandar Timur Kelurahan Bunga Tanjung Selat Lancang Selat Tanjung Medan Semula Jadi Pulau Simardan II-13

14 Gambar 2.8. Peta Wilayah Kota Tanjungbalai berdasarkan Rawan Banjir Sumber: RTRW Kota Tanjungbalai Tahun Selanjutnya beberapa kejadian bencana yang terjadi di Kota Tanjungbalai dalam kurun waktu diuraikan pada Tabel berikut: II-14

15 Tabel 2.7. Kejadian Bencana di Kota Tanjungbalai, Tahun Kejadian Bencana Lokasi Kejadian Keterangan 2011 N/A N/A N/A 2012 Kebakaran Keramat Kubah, Tanjungbalai Kota IV, 31 kasus Tanjungbalai Kota III, Kuala Silau Bestari, Sejahtera,Tanjungbalai Kota I,Perwira, Karya, Indra Sakti, Pantai Burung, Kapias Pulau Buaya, Perjuangan, Pematang Pasir, Seluruh Kelurahan terrdapat pada Kecamatan Datuk Bandar, Selat Tanjung Medan, Semula Jadi, Pulau Simardan 2013 Banjir Sijambi, Gading, Pantai Johor, Sirantau, Banjir tersebut Pahang, Selat Lancang, Selat Tanjung Medan, Bunga Tanjung merugikan penduduk sebanyak kk dan korban meninggal 1 orang Kebakaran Tanjungbalai Kota III, Sejahtera, 5 kasus Indrasakti, Sijambi, Pahang 2014 Kebakaran Tanjungbalai Kota I, Kapias Pulau 7 kasus Buaya, Perjuangan, Beting Kuala Kapias, Keramat Kubah Angin Kencang Tanjungbalai Kota II, Perwira, Sijambi, Pantai Johor 6 kasus 2015 Kebakaran Tanjungbalai Kota IV, Kuala Silau 28 kasus Bestari, Kapias Pulau Buaya, Sei Merbau, Beting Kuala Kapias, Sijambi, Gading, Sirantau, Pahang, Keramat Kubah Angin Kencang Sejahtera 1 kasus Sumber: BPBD, Demografi Dalam pelaksanaan pembangunan di suatu daerah, pengintegrasian penduduk menjadi suatu hal yang teramat penting mengingat penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai obyek pembangunan, namun juga sebagai subyek pembangunan. Ketika peran sebagai subyek pembangunan maka diperlukan upaya pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan kapasitas penduduk dalam pembangunan. Hal ini menyangkut pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Selanjutnya Konsep people centered development merupakan konsep yang mewadahi prinsip pembangunan yang berwawasan kependudukan yang meliputi beberapa komponen yakni: pengendalian kuantitas penduduk; Peningkatan kualitas penduduk; Penataan persebaran dan mobilitas penduduk; Pembangunan Keluarga Sejahtera serta Manajemen database & informasi kependudukan. Untuk itu sasaran serta program prioritas pembangunan jangka menengah ke depan untuk urusan pengendalian penduduk harus mengacu pada prinsip dan konsep tersebut. II-15

16 Kondisi penduduk Kota Tanjungbalai mengalami berbagai dinamika yang relatif menantang untuk diatasi. Sebelum berpisah dari Kabupaten Asahan melalui Undang- Undang Darurat No.9 tahun 1956, dengan luas hanya 199 ha Tanjungbalai pernah menjadi kota terpadat di Asia Tenggara dengan kepadatan sekitar jiwa/km2. Hingga periode 2014, Kota Tanjungbalai dihuni oleh beragam suku di antaranya; Suku Batak (Simalungun, Toba, Mandailing, Pakpak, dan Karo) 42,56 persen, Jawa 17,06 persen, Melayu 15,41 persen, Minang 3,58 persen, Aceh 1,11 persen, dan suku lainnya sebanyak 20,28 persen. Sedangkan dari sisi agama yang dianut, sebagian besar penduduk Kota Tanjungbalai beragama Islam dengan persentase 81,99 dari seluruh populasi. Gambar 2.9. Persentase Penduduk Berdasarkan Suku dan Agama di Kota Tanjungbalai, 2015 Sumber: Kota Tanjungbalai dalam angka 2015 Penduduk yang dijadikan sebagai modal utama pembangunan daerah di Kota Tanjungbalai mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Sampai dengan 2015, jumlah penduduk Kota Tanjungbalai telah mencapai jiwa, meningkat dibanding periode 2013 yang sebesar jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 1,41 persen. II-16

17 Gambar Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tanjungbalai, Sampai dengan periode 2015, jumlah penduduk laki-laki masih mendominasi populasi Kota Tanjungbalai dengan jumlah jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan berjumlah jiwa. Secara usia, penduduk usia 0-4 tahun merupakan penduduk dengan jumlah terbanyak dibanding usia penduduk Kota Tanjungbalai lainnya. Sampai dengan periode 2015, jumlah penduduk usia 0-4 tahun (balita) mencapai jiwa dengan jumlah balita laki-laki sebanyak jiwa dan balita perempuan sebanyak jiwa. Gambar Piramida Penduduk Kota Tanjungbalai, 2015 Sementara itu jika dilihat dari persebaran penduduk menurut kecamatan, setiap tahunnya selama Kecamatan Teluk Nibung menjadi daerah dengan jumlah penduduk terbanyak. Pada 2015, jumlah penduduk Kecamatan Teluk Nibung telah II-17

18 mencapai jiwa, atau mengalami penambahan sebanyak jiwa dibandingkan periode Kecamatan Tanjungbalai Utara menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil. Sampai dengan 2015, jumlah penduduk Kecamatan Tanjungbalai Utara sebanyak jiwa. Meskipun demikian, Kecamatan Tanjungbalai Utara menjadi daerah terpadat dibanding kecamatan lainnya di Kota Tanjungbalai. Sampai dengan 2015, Kecamatan Tanjungbalai Utara memiliki kepadatan jiwa/ha, sedangkan Kecamatan Datuk Bandar menjadi daerah dengan kepadatan terkecil dengan kepadatan jiwa/ha. Gambar Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Tanjungbalai menurut Kecamatan, Gambar Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Tanjungbalai Menurut Kecamatan, 2015 II-18

19 Bila dilihat berdasarkan laju pertumbuhan penduduk menurut Kecamatan selama Tahun , laju pertumbuhan setiap kecamatan tidak jauh berbeda. Kecamatan Datuk Bandar Timur memiliki laju pertumbuhan terbesar dengan angka rata-rata sebesar 1,1552 persen per tahun, sedangkan Tanjungbalai Utara dengan jumlah penduduk terkecil juga memiliki laju pertumbuhan penduduk terkecil dibandingkan kecamatan lainnya, yakni rata-rata sebesar 1,1535 setiap tahunnya. Tabel 2.8. Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun Menurut Kecamatan Kecamatan Laju Pertumbuhan Penduduk (%) Datuk Bandar ,1542 Datuk Bandar Timur ,1552 Tanjungbalai Selatan ,1546 Tanjungbalai Utara ,1535 Sei Tualang Raso ,1546 Teluk Nibung ,1537 Tanjungbalai , ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1. Pertumbuhan PDRB Salah satu indikator utama untuk mengukur kinerja pembangunan ekonomi daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Manfaat yang dapat diperoleh dari data PDRB adalah: (1) Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi; (2) Untuk mengetahui struktur perekonomian; (3) Untuk mengetahui besarnya PDRB per kapita penduduk dan (4) Untuk mengetahui tingkat inflasi. a. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya pendapatan per kapita riil bersumber dari dalam suatu daerah yang berlangsung terus-menerus. Untuk kepentingan analisis ekonomi, dapat digunakan pertumbuhan PDRB riil sebagai indikator pertumbuhan ekonomi dan dilihat melalui laju pertumbuhan ekonomi dengan data series dari tahun ke tahun. Selama lima tahun terakhir, PDRB Kota Tanjungbalai mengalami tren meningkat setiap tahunnya. Nilai PDRB Kota Tanjungbalai atas dasar harga konstan pada periode 2015 telah menembus sekitar Rp 4,637 triliun, atau mengalami peningkatan signifikan sebesar 18,3 persen dibanding periode 2012 yang hanya sebesar Rp 3,919 triliun. Dilihat dari sisi pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan, Kota Tanjungbalai relatif mengalami fluktuasi selama lima tahun terakhir. Pada 2011, pertumbuhan PDRB Kota Tanjungbalai sebesar 6,02 persen. Angka pertumbuhan PDRB mencapai puncak tertinggi pada periode 2012 dengan nilai pertumbuhan sebesar 6,22 persen. Namun II-19

20 pada periode 2015 pertumbuhan PDRB Kota Tanjungbalai kembali turun dengan pertumbuhan hanya sebesar 5,58 persen. Gambar Perkembangan Nilai PDRB dan pertumbuhan PDRB Kota Tanjungbalai, *)Angka Sementara Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, pertumbuhan ekonomi Kota Tanjungbalai mengalami perubahan pola pertumbuhan yang hampir sama dengan Sumatera Utara yaitu mengalami perlambatan pertumbuhan sejak tahun 2013 sampai dengan tahun Meskipun mengalami perlambatan pertumbuhan, posisi pertumbuhan ekonomi Kota Tanjungbalai pada tahun 2014 berada diatas pertumbuhan Sumatera Utara yaitu sebesar 5,78 persen, sedangkan Sumatera Utara tumbuh sebesar 5,24 persen pada tahun Gambar Pertumbuhan PDRB KotaTanjungbalai dan Perbandingannya dengan Provinsi dan Nasional, Laju pertumbuhan PDRB Tahun 2015 sebesar 4,6 persen, angka tersebut mengami penurunan bila dibandingkan Tahun 2014 yang mencapai 5,78 persen. Bila dilihat berdasarkan lapangan usaha selama tahun , maka yang mengalami pertumbuhan adalah kategori pertanian, kehutanan dan perikanan; kategori industri pengolahan; kategori pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; kategori konstruksi; kategori penyediaan akomodasi dan makan minum; kategori Jasa II-20

21 keuangan dan asuransi; dan kategori jasa pendidikan sedangkan lapangan usaha lainnya mengalami penurunan laju PDRB. Tabel 2.9. Laju Pertumbuhan PDRB Seri 2010 Atas Dasar Harga Konstan Menurut lapangan Usaha di Kota Tanjungbalai, No Lapangan Usaha A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,26 3,29 3,30 5,14 5,42 B Pertambangan dan Penggalian 7,66 7,65 7,68 7,42 5,81 C Industri Pengolahan 4,76 6,71 5,13 5,53 6,01 D Pengadaan Listrik dan Gas 10,87 3,15-0,89 4,11 2,73 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,27 5,63 3,02 3,21 3,42 F Konstruksi 8,06 6,35 7,29 6,46 6,96 G Perdagangan Besar dan Eceran; 6,71 7,77 7,07 6,97 5,24 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan 7,88 6,22 6,88 2,88 2,62 I Penyediaan Akomodasi dan Makan 7,97 6,51 7,72 6,47 6,95 Minum J Informasi dan Komunikasi 8,08 7,13 6,57 6,11 6,01 K Jasa Keuangan dan Asuransi 7,52 10,32 9,10 2,65 2,92 L Real Estat 5,27 4,97 4,96 4,71 4,65 M, N Jasa Perusahaan 5,90 4,79 3,29 3,34 2,89 O Administrasi Pemerintahan 7,32 7,64 6,72 6,74 6,63 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P Jasa Pendidikan 3,80 2,99 6,27 5,20 5,31 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,74 6,80 7,40 7,40 7,32 R,S Jasa lainnya 8,00 7,83 7,45 7,04 6,69,T, U JUMLAH 6,02 6,22 5,94 5,78 5,58 b. Struktur Ekonomi Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam persentase, menunjukkan besarnya peran masing-masing sektor ekonomi dalam kemampuan menciptakan nilai tambah. Hal tersebut menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan produksi dari masing-masing sektor ekonominya. Untuk membaca PDRB berdasarkan struktur ekonomi maka digunakan PDRB atas dasar harga berlaku. Selama lima tahun terakhir ( ), secara struktural perekonomian Tanjungbalai cenderung tidak mengalami perubahan. Jika ditelaah kontribusi tiap kategori terhadap PDRB tahun atas dasar harga berlaku maka diketahui bahwa sektor penyumbang terbesar pertama terhadap PDRB adalah kategori perdagangan besar II-21

22 dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, kemudian diikuti oleh kategori industri pengolahan dan penyumbang ketiga terbesar adalah kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan, dengan sumbangan masing-masing di atas 15 persen. Tabel Nilai (Miliar) dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Kota Tanjungbalai No A Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan *) (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % , , ,5 17, ,3 18, ,6 17,09 B Pertambangan dan Penggalian ,7 1, ,1 2, ,1 2, ,9 1, ,6 2,05 C Industri Pengolahan ,1 18, ,0 18, ,7 18, ,9 18, ,6 18,31 D Pengadaan Listrik dan Gas ,9 0, ,4 0, ,8 0, ,8 0, ,4 0,70 E Pengadaan Air, 7.649,80 0, ,70 0, ,3 0, ,9 0, ,9 0,17 Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi ,7 14, ,6 14, ,1 15, ,6 15, ,1 15,42 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan ,5 21, ,1 20, ,2 21, ,4 21, ,0 21, ,2 6, ,6 6, ,7 17, ,5 6, ,8 6,28 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J Informasi dan Komunikasi K Jasa Keuangan dan Asuransi ,0 2, ,0 2, ,3 2, ,7 2, ,7 2, ,0 1, ,4 1, ,5 18, ,4 0, ,8 0, ,8 1, ,3 2, ,6 0, ,9 2, ,8 1,95 L Real Estat ,2 3, ,5 3, ,8 0, ,7 3,42 200,871,5 3,33 M, N O Jasa Perusahaan ,6 0, ,7 0, ,5 15, ,4 0, ,2 0,30 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib ,9 5, ,4 6, ,6 21, ,3 6, ,6 6,44 P Jasa Pendidikan ,70 1, ,60 1, ,1 1, ,4 1, ,2 1,44 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ,30 0, ,40 0, ,0 0, ,3 0, ,1 0,79 R, S, T, U Jasa lainnya ,00 0, ,30 0, ,7 1, ,8 1, ,2 1,08 JUMLAH , 2 Sumber: BPS KotaTanjungbalai, 2016 *) Angka Sementara , , ,2 Bila dilihat berdasarkan pertumbuhan kontribusi setiap kategori berdasarkan harga berlaku maka terdapat 8 (delapan) sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan atau pertumbuhan positif, yaitu Pertambangan dan penggalian, Konstruksi, Perdagangan besar dan eceran, reperasi mobil dan sepeda motor, Penyediaan akomodasi dan makan minum, Jasa keuangan dan asuransi, Administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib, Jasa kesehatan dan kegiatan II-22

23 sosial dan Jasa lainnya. Kategori yang mengalami pertumbuhan kontribusi terbesar adalah sektor Jasa laninya yaitu sebesar 2,09 persen. Untuk sektor yang tidak disebutkan di atas mengalami penurunan. Kategori yang mengalami penurunan terbesar dalam memberikan kontribusi terhadap PDRB adalah Pengadaan listrik dan gas. Tabel Pertumbuhan Kontribusi Kategori Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 Kota Tanjungbalai Pertumbuhan No Lapangan Usaha Hb Hk % % A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -1,02-1,21 B Pertambangan dan Penggalian 0,74 0,95 C Industri Pengolahan -0,54-0,03 D Pengadaan Listrik dan Gas -4,41-2,75 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur -2,82-1,56 Ulang F Konstruksi 1,51 0,67 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,35 0,66 H Transportasi dan Pergudangan -0,75-0,94 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,68 0,78 J Informasi dan Komunikasi -3,57 0,43 K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,11 0,23 L Real Estat -0,46-0,80 M,N Jasa Perusahaan -2,78-1,75 O Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,60 0,79 P Jasa Pendidikan -1,99 0,31 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,33 1,02 R,S,T,U Jasa lainnya 2,09 1,04 2. Laju Inflasi Sesuai dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungbalai, pendataan terhadap inflasi tidak dilakukan di Kota Tanjungbalai. Ukuran inflasi Kota Tanjungbalai mengacu pada perkembangan inflasi Kota Pematangsiantar. Sehingga gambaran inflasi Kota Pematangsiantar dianggap dapat mewakili inflasi di Kota Tanjungbalai. Selama lima tahun terakhir, perkembangan inflasi Kota Pematangsiantar mengalami perubahan yang dinamis. Pada periode 2013, inflasi Kota Pematangsiantar mencapai nilai tertinggi sebesar 12,02 persen. Angka inflasi tersebut bahkan lebih tinggi dari inflasi Provinsi Sumatera Utara dan inflasi nasional. Namun pada 2015, nilai inflasi mengalami penurunan menjadi sebesar 3,36 persen. II-23

24 Gambar Perkembangan Inflasi Beberapa Daerah Di Sumatera Utara Dan Nasional, Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, PDRB Per kapita PDRB per kapita Kota Tanjungbalai mengalami kenaikan setiap tahunnya, baik atas dasar harga konstan maupun atas harga berlaku. Pada 2012, PDRB perkapita atas dasar harga konstan 2010 hanya sebesar Rp 24,497 juta. Angka tersebut tumbuh sebesar 13,3 persen pada periode 2015, sehingga PDRB perkapita atas dasar harga konstan 2010 Kota Tanjungbalai telah mencapai Rp 27,767 juta. Sementara itu jika dilihat berdasarkan harga berlaku, PDRB per kapita Kota Tanjungbalai pada 2012 sebesar Rp 27,045 juta. Tiga tahun kemudian angka tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 33,4 persen. Sehingga pada periode 2015 PDRB per kapita Kota Tanjungbalai atas harga berlaku mencapai Rp 36,089 juta. Gambar Perkembangan PDRB Per Kapita Kota Tanjungbalai, Sumber: BPS Kota Tanjungbalai 2016, (diolah) *) Angka Sementara 4. Tingkat Kemiskinan Kemiskinan menjadi salah satu permasalahan utama yang dihadapi Kota Tanjungbalai. Jumlah penduduk miskin di Kota Tanjungbalai mengalami tren penurunan selama Tahun Pada periode 2015, jumlah penduduk miskin di Kota Tanjungbalai meningkat menjadi sebanyak jiwa dengan persentase II-24

25 15,08 persen dibanding jumlah seluruh penduduk atau meningkat sebesar 7,56 persen. Berdasarkan hal tersebut, tugas pemerintah kota dalam menanggulangi kemiskinan semakin berat. Untuk itu kemiskinan perlu dijadikan sebagai isu strategis yang membutuhkan arah kebijakan yang tepat. Gambar Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kota Tanjungbalai, Sumber: BPS KotaTanjungbalai, 2016 Menurut BPS, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah ukuran kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap batas kemiskinan. Pada Tahun terjadi peningkatan pada indeks kedalaman kemiskinan, hal tersebut menunjukkan kehidupan ekonomi penduduk miskin di Kota Tanjungbalai semakin terpuruk. Indeks Keparahan Kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Berdasarkan kondisi Tahun 2014, indeks keparahan kemiskinan mengalami penurunan, hal ini mengindikasikan berkurangnya ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Tabel Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Kota Tanjungbalai, Tahun Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 2,65 2,21 1,85 2,63 2,62 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 0,72 0,48 0,39 0,64 0,63 Sumber: BPS KotaTanjungbalai, Gini Rasio Gini rasio adalah angka yang digunakan untuk menunjukkan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Besar gini rasio dimulai dari 0 sampai dengan 1. Jika gini rasio sama dengan 0, berarti distribusi pendapatan sudah merata dengan sempurna (dengan kata lain tidak terjadi ketimpangan distribusi pendapatan). Sebaliknya, jika II-25

26 gini rasio sama dengan 1, berarti distribusi pendapatan tidak merata secara sempurna. Untuk lebih jelasnya, standar penilaian gini rasio dapat ditentukan dengan menggunakan kriteria (Heri Susanti dkk, Indikator-Indikator Makro Ekonomi, LPEM- FEUI, 1995) sebagai berikut: - GR < 4 : ketimpangan rendah - 0,4 < GR < 0,5 : ketimpangan sedang - GR > 0,5 : ketimpangan tinggi Perkembangan gini rasio Kota Tanjungbalai selama Tahun mengalami fluktuasi. Pada Tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, tetapi kembali meningkat tajam pada Tahun 2015 dari 0,2900 menjadi 0,3647. Berdasarkan penilaian kriteria gini rasio dapat disimpulkan bahwa Kota Tanjungbalai memiliki tingkat ketimpangan pendapatan yang rendah. Gambar Perkembangan Gini rasio Kota Tanjungbalai, Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, Indeks Williamson Model lain yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan antardaerah adalah Indeks Williamson yang dikemukakan oleh Williamson (1965). Indeks Williamson yang diperoleh terletak antara 0 sampai dengan 1. Jika Indeks Williamson mendekati 0, maka ketimpangan distribusi pendapatan antardaerah rendah, sebaliknya jika Indeks Williamson mendekati 1, maka ketimpangan distribusi pendapatan antardaerah tinggi. Dengan kriteria hasil uji indeks 0 s/d 1 (Mudrajad Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan Daerah, Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang, Penerbit Erlangga, 2004) sebagai berikut : - 0 s/d 0,5 indeks disparitasnya rendah - 0,5 s/d 1 indeks disparitasnya tinggi Pada Tahun 2014 Kota Tanjungbalai memiliki Indeks Williamson sebesar 0,29, maka berdasarkan kriteria hasil uji dapat disimpulkan bahwa terjadi ketimpangan distribusi yang rendah antarkecamatan di Kota Tanjungbalai. II-26

27 Gambar Perkembangan Indeks Williamson Kota Tanjungbalai, Sumber: Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, ICOR (Incremental Capital Output Ratio) Menurut BPS, ICOR merupakan suatu besaran yang menunjukkan besarnya tambahan kapital (investasi) baru yang dibutuhkan untuk menaikkan/menambah satu unit output. Besaran ICOR diperoleh dengan membandingkan besarnya tambahan kapital dengan tambahan output. Selama Tahun nilai ICOR mengalami peningkatan. Nilai ICOR yang tinggi pada sektor tersebut disebabkan oleh modal besar yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap output yang diinginkan. Semakin tinggi nilai ICOR mengindikasikan bahwa produksi di daerah tersebut semakin tidak efisien, karena dibutuhkan semakin banyak investasi untuk bisa menghasilkan satu unit tambahan output Tabel Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Kota Tanjungbalai, ICOR 0,35 0,24 2,61 12,97-0,97 Sumber: BPS Kota Tanjungbalai Fokus Kesejahteraan Masyarakat A. Aspek Pendidikan Pendidikan menjadi salah satu isu strategis dalam fokus peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Tanjungbalai. Berikut ini diuraikan mengenai gambaran umum tentang pendidikan di Kota Tanjungbalai dalam kurun waktu lima tahun. 1. Angka Melek Huruf Angka Melek Huruf merupakan proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya, tanpa harus mengerti apa yang di baca/ditulisnya. Angka melek huruf untuk Kota Tanjungbalai selama lima tahun menunjukkan peningkatan, bahkan jenis kelamin lakilaki sudah mencapai 100 persen. II-27

28 Tabel Tingkat Melek Huruf 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Tahun Laki-laki 99,28 99,60 99,82 98, Perempuan 96,84 98,76 97,60 97,69 99,50 Laki-laki + Perempuan 98,05 99,18 98,71 99,32 99,75 Sumber: Susenas, Angka rata-rata lama sekolah Selama beberapa tahun terakhir, angka rata-rata lama sekolah Kota Tanjungbalai mengalami fluktuasi meskipun tidak terlalu besar. Pada 2011, angka rata-rata lama sekolah sebesar 8,66 tahun. Pada periode 2015, angka rata-rata lama sekolah meningkat sebesar 0,41 menjadi 9,07 tahun. Artinya bahwa penduduk Kota Tanjungbalai rata-rata telah berpendidikan SLTP. Gambar Angka Rata-rata Lama Sekolah Kota Tanjungbalai, Angka Partisipasi Kasar APK merupakan proporsi anak sekolah pada suatu jenjang tertentu terhadap penduduk pada kelompok usia tertentu. Berikut ini diuraikan perkembangan APK Kota Tanjungbalai selama tahun Tabel Perkembangan APK Kota Tanjungbalai (%), No Jenjang Pendidikan PAUD 8,04 8,84 12,75 8,48 7,44 2. SD/MI 98,81 104,59 105,05 106,75 108,15 3. SMP/MTs 88,50 85,47 81,43 81,21 85,73 4. SMA/MA 89,57 93,53 70,06 79,17 83,31 5. PT N/A N/A N/A N/A 20,24 II-28

29 4. Angka Partisipasi Murni Keikutsertaan penduduk Kota Tanjungbalai dalam program pendidikan sesuai dengan usia sekolah menunjukan perkembangan yang menggembirakan. Menurut data BPS Kota Tanjungbalai, pada tahun 2015 Angka Partisipasi Murni (APM) pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI) dan jenjang pendidikan menengah (SMA/MA) relatif tinggi. Seperti terlihat pada tabel 2.16, APM untuk jenjang SD/MI sebesar 95,27 persen dan APM untuk jenjang SMA/MA sebesar 71,09 persen. Sedangkan APM untuk jenjang SMP/MTs sebesar 69,43 persen. Tabel Perkembangan APM Kota Tanjungbalai, No Jenjang Pendidikan SD/MI 89,46 92,86 94,05 95,05 95,27 2 SMP/MTs 65,85 65,18 65,33 67,30 69,43 3 SMA/MA 59,92 72,53 56,82 59,51 71,09 5. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan Persentase penduduk Kota Tanjungbalai yang memiliki ijazah/sttb menurut seluruh tingkat pendidikan masih sangat rendah. Selama Tahun belum menunjukkan peningkatan secara signifikan, hal tersebut menandakan tingginya angka putus sekolah, bahkan pada tingkan pendidikan dasar. Tabel Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki TINGKAT TAHUN SD/MI N/A N/A 27,56 27,64 23,55 SMP/MTs N/A N/A 23,03 21,14 21,82 SMA/MA N/A N/A 25,29 26,43 25,18 Perguruan Tertinggi (D IV/S1) N/A N/A 3,96 3,16 4,92 6. Sarana dan Prasarana Sekolah Sampai dengan periode 2015, jumlah sekolah sebagai prasarana pendidikan di Kota Tanjungbalai sebanyak 158 sekolah. Angka tersebut terbagi sesuai dengan tingkat pendidikan dengan rincian Taman Kanak-kanak (TK) 18 sekolah, Raudatul Atfal (RA) 3 sekolah, Sekolah Dasar (SD) 76 sekolah, Madrasah Ibtidaiyah (MI) 25 sekolah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 19 sekolah, Madrasah Tsanawiyah (MTs) 12 sekolah, Sekolah Menengah Atas (SMA) 11 sekolah, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 8 sekolah, dan Madrasah Aliyah (MA) 7 sekolah. II-29

30 Gambar Banyaknya Sekolah negeri dan swasta menurut jenisnya Kota Tanjungbalai, Harapan lama sekolah Sesuai dengan publikasi terbaru BPS Kota Tanjungbalai, angka melek huruf (AMH) yang biasanya digunakan sebagai salah satu komponen dalam menghitung Koefisien Pembangunan Manusia (IPM) dianggap sudah tidak relevan. Sehingga indikator untuk menghitung dimensi pendidikan penduduk salah satunya menggunakan angka harapan lama Sekolah (HLS). HLS merupakan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang, dengan asumsi kemungkinan anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan rasio penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. Tujuan penghitungan HLS adalah untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. Angka HLS Kota Tanjungbalai selama periode menunjukan tren meningkat. Pada 2011, angka HLS Kota Tanjungbalai hanya sebesar 12,75 tahun meningkat menjadi 13,76 tahun pada Angka tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2014 menjadi 12,25 tahun tetapi meningkat kembali menjadi 12,40 tahun pada tahun Gambar 2.23.Perkembangan Angka Harapan Lama Sekolah Kota Tanjungbalai, Sumber: Koefisien Pembangunan Manusia Kota Tanjungbalai, II-30

31 B. Aspek Kesehatan Aspek kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat. Pemenuhan pelayanan dasar kesehatan kepada masyarakat harus dikedepankan seiring pembangunan aspek lainnya. Berikut ini diuraikan gambaran umum pembangunan kesehatan selama lima tahun terakhir. 1. Jumlah Kematian Bayi dan Balita Jumlah kematian bayi pada tahun 2015 mengalami penurunan signifikan sebesar 114 orang menjadi 38 orang, sedangkan jumlah kematian balita mengalami peningkatan sebesar 31 orang menjadi 83 orang. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan balita menjadi fokus perhatian yang harus lebih ditingkatkan ke depan. Tabel Jumlah Kematian Bayi dan Balita Kota Tanjungbalai, No Tahun Jumlah Kematian Bayi Jumlah Kematian Balita Jumlah Kematian Ibu Angka jumlah kematian ibu yang tertinggi diperoleh pada tahun 2011 yaitu sebanyak 13 orang. Selanjutnya jumlah kematian ibu pada tahun 2015 relatif sama dengan tahun sebelumnya yakni sebanyak 4 orang. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui semakin membaik. Gambar Jumlah Kematian Ibu Kota Tanjungbalai, Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai, Persentase Penolong Kelahiran Salah satu indikator yang bisa digunakan untuk melihat tingkat kelangsungan hidup bayi adalah persentase penolong kelahiran. Di Kota Tanjungbalai, persentase penolong kelahiran mengalami fluktuasi pada berbagai jenis penolong. Dari kedua jenis penolong yang diklasifikasikan, tenaga kesehatan menjadi penolong kelahiran dengan nilai persentase yang lebih tinggi dari penolong kelahiran lainnya. II-31

32 Pada tahun 2011, persentase kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan sudah mencapai angka 100 persen tetapi angka tersebut menurun menjadi 88,27 persen pada periode Tabel Persentase Penolong Kelahiran di Kota Tanjungbalai, Tahun No Penolong Kelahiran Tenaga Kesehatan ,89 92,45 88,08 88,27 2 Non Tenaga Kesehatan 0 24,11 7,55 11,92 11,73 4. Angka Harapan Hidup Perkembangan angka harapan hidup penduduk Kota Tanjungbalai mengalami berfluktiasi setiap tahunnya. Pada tahun angka harapan hidup mengalami penurunan signifikan dari 64,42 tahun menjadi 61,40 tahun. Pada periode 2015 angka harapan hidup Kota Tanjungbalai sedikit meningkat menjadi 61,90 tahun. Dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara, Kota Tanjungbalai peringkat kedua terendah menurut Angka Harapan Hidup. Hal ini tentunya menjadi evaluasi bagi pemerintah daerah untuk melakukan peningkatan dalam pemeliharaan kesehatan rakyatnya dengan penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai, menjaga kecukupan gizi dan kesehatan lingkungan. Gambar Perkembangan Angka Usia Harapan Hidup Kota Tanjungbalai, Bayi Gizi Buruk Selama beberapa tahun terakhir, angka kelahiran bayi di Kota Tanjungbalai mengalami kenaikan. Sampai dengan 2015, jumlah bayi yang lahir di Kota Tanjungbalai tercatat sebanyak jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 22 bayi mengalami berat badan yang rendah saat dilahirkan. Di sisi lain, bayi dengan gizi buruk di Kota Tanjungbalai mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, ada 3 (tiga) faktor penyebabnya, yaitu: kemiskinan, kurangnya pengetahuan orang tua tentang pemberian gizi yang baik II-32

33 serta faktor penyakit bawaan pada anak seperti jantung, TBC, HIV,AIDS dan diare. Pada tahun 2011, terdapat 17 bayi gizi buruk. Setahun berikutnya, jumlah bayi gizi buruk menurun menjadi 8 jiwa. Namun pada 2015 angka bayi gizi buruk meningkat tajam menjadi 31 jiwa. Tabel Jumlah Bayi Lahir, Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), BBLR Dirujuk, dan Bergizi Buruk di Kota Tanjungbalai, Tahun No Kategori Bayi lahir Jumlah BBLR BBLR yang dirujuk Gizi Buruk Selanjutnya beberapa indikator utama yang menunjukkan keberhasilan pembangunan kesehatan di Kota Tanjungbalai selama Tahun diuraikan pada tabel berikut. Tabel Perkembangan Indikator Kesehatan di Kota Tanjungbalai, Capaian Kinerja Outcome No Indikator Satuan Cakupan kelurahan Siaga Aktif % Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 3 Persentase Balita ditimbang berat badannya (D/S) 4 Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan 5 Persentase Bayi 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif 6 Persentase Bayi mendapat kapsul vitamin A % % 39,44 38,23 70, ,07 % % 65,07 35,27 8,56 8,6 11,5 % 0 80,48 34,82 80,14 73,18 7 Cakupan rumah sehat % 70 64,2 27,84 38,2 45,99 8 Persentase Hotel yang memenuhi syarat kesehatan 9 Persentase Restoran yang memenuhi syarat kesehatan 10 Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),(%) 11 Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI) % 100 n.a % 79,63 58,33 n.a n.a 74,8 % 56,45 12,18 32,45 n.a 27 % II-33

34 12 Tingkat kematian karena tuberkulosis (per 100,000 penduduk) /100,00 0 Pddk 2,06 2,54 2,5 1,21 4,79 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai, 2016 C. Pertanahan Secara umum, kepemilikan tanah di Kota Tanjungbalai berstatus hak milik. Tanah dengan status hak milik terbanyak berada di Kecamatan Datuk Bandar dengan jumlah 180, sedangkan kepemilikan tanah dengan status hak milik terkecil berada di Kecamatan Tanjungbalai Utara dengan jumlah 28. Tabel Status Kepemilikan Tanah Menurut Jenis Hak dan Kecamatan Kota Tanjungbalai, 2015 Kecamatan Hak Hak Guna Hak Hak Hak Guna Milik Bangunan Pakai Pengelolaan Usaha Datuk Bandar Datuk Bandar Timur Tanjungbalai Selatan Tanjungbalai Utara Sei Tualang Raso Teluk Nibung Tanjungbalai D. Ketenagakerjaan 1. Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk yang Bekerja) Kesempatan kerja merupakan perbandingan jumlah penduduk yang bekerja terhadap jumlah angkatan kerja. Pada tahun 2011 dan 2015 rasio kesempatan kerja Kota Tanjungbalai berada pada angka yang tidak jauh berbeda yaitu 0,891 dan 0,899. Dengan kata lain, pada tahun 2011 dan tahun 2015 jumlah angkatan kerja yang telah mendapatkan pekerjaan sebanyak 89 persen, sedangkan sisanya sebesar 11 persen masih mencari pekerjaan atau menganggur. Gambar Rasio Kesempatan Kerja Kota Tanjungbalai, Sumber: BPS Kota Tanjungbalai 2016, (diolah) II-34

35 2. Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja di Kota Tanjungbalai dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang relatif besar. Pada Tahun 2011, jumlah tenaga kerja di Kota Tanjungbalai hanya sebanyak orang. Angka tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 2,5 persen pada 2015 sehingga jumlah tenaga kerja di Kota Tanjungbalai menjadi orang. Menariknya, Penambahan jumlah tenaga kerja di Kota Tanjungbalai pada periode 2015 didapatkan dari pertumbuhan jumlah penduduk bukan berasal dari angkatan kerja sebesar 25 persen dibanding pada Tabel Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama Kota Tanjungbalai, Tahun No Jenis Kegiatan A Angkatan Kerja Bekerja Mencari Pekerjaan B Bukan Angkatan Kerja Tanaga Kerja (A+B) Jumlah angkatan kerja menurut jenis pendidikan yang ditamatkan pada Tahun 2015 masih didominasi tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) yakni mencapai angka orang. Hal ini menandakan masih rendahnya kualitas/mutu yang dimiliki tenaga kerja di Kota Tanjungbalai. Tabel Penduduk 15 Tahun ke Atas Termasuk Angkatan Kerja Menurut Jenis Pendidikan yang Ditamatkan Kota Tanjungbalai, Tahun Angkatan Kerja SD SLTP SLTA PT Total N/A N/A N/A N/A Fokus Seni Budaya Dan Olahraga A. Seni Budaya Kota Tanjungbalai merupakan sebuah kota yang sudah berusia lama dan memiliki kekayaan alam dan kekayaan budaya yang cukup besar dengan potensi budaya dan nilai-nilai tradisi yang telah mengakar. Kebijakan pembangunan seni dan kebudayaan selama ini diarahkan dalam rangka memperkuat, mengembangkan dan melestarikan II-35

36 potensi budaya lokal dalam rangka membentuk karakteristik masyarakat daerah, mencegah masuknya budaya lain yang negatif atau tidak sesuai dengan budaya lokal. Beberapa kebijakan pengembangan nilai seni dan budaya yang selama ini telah dilaksanakan di Kota Tanjungbalai antara lain pembangunan gedung sejarah yang bertujuan untuk penyediaan informasi tentang sejarah dan kebudayaan Kota Tanjungbalai dan sebuah balai di tepi sungai Asahan yang diberi nama Balai di Ujung Tanjung. Wisata budaya juga dilakukan dengan mengadakan Pesta Kerang setiap tahun yang sekaligus untuk memperingati hari jadi Kota Tanjungbalai yang diisi dengan berbagai kegiatan seperti pagelaran dan festival budaya, pemilihan parano dan daro, wisata kuliner dan memperkenalkan makanan dan kerajinan khas Kota Tanjungbalai. Berikut ini merupakan tabel yang dapat menunjukkan potensi budaya Kota Tanjungbalai. Tabel Rekapitulasi Potensi Seni Budaya di Kota Tanjungbalai, 2015 No Gedung Seni dan Budaya Jumlah 1 Jumlah Grup Kesenian 33 2 Gedung Pertunjukan 2 3 Gedung Bersejarah 2 4 Bangunan Lama 5 Sumber: Dispora Budpar Kota Tanjungbalai, 2016 Tabel Jenis Sanggar Seni di Kota Tanjungbalai, 2015 No 1 Teater Gedung Seni dan Budaya 2 Pencat Silat 3 Gondang Sembilan 4 Tari Melayu Sumber: Dispora Budpar Kota Tanjungbalai, 2016 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa potensi seni budaya di Kota Tanjungbalai masih sangat minim, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah sarana dan prasarana seni budaya yang ada, maupun apresiasi penduduk Kota Tanjungbalai terhadap seni budaya tersebut. B. Olahraga Kebijakan pembangunan pada urusan pemuda dan olahraga diarahkan pada upaya mewujudkan peningkatan sarana dan prasarana olahraga di lingkungan masyarakat, melakukan pembinaan atlet-atlet prestasi di tingkat daerah, pembinaan organisasi kepemudaan serta peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepemudaan dan fasilitasi aksi bhakti sosial kepemudaan melalui pelaksanaan jambore pemuda antar daerah, dengan harapan terwujudnya pemuda yang sehat, agamis dan berbudaya. Dalam mendukung kegiatan pemuda dan olahraga di Kota Tanjungbalai saat ini telah tersedia Jumlah sarana dan prasarana olah raga yang cukup memadai. Terdapat 1 buah gedung olahraga yang merupakan gedung olahraga serba guna atau multi fungsi dan 1 buah stadion. Kemudian, penyelenggaraan kegiatan olahraga dan kepemudaan II-36

37 selain difasilitasi oleh Pemerintah Kota juga bekerjasama dengan KONI dan organisasi pemuda lainnya. Berdasarkan data tahun 2016, terdapat 33 cabang olahraga dengan 70 atlet, selain itu terdapat 16 pelatih olahraga yang berada di Kota Tanjungbalai. Jumlah organisasi kepemudaan yang ada menyebar di beberapa kecamatan diantaranya merupakan organisasi pemuda yang sudah cukup terkenal di masyarakat seperti: AMPI, KNPI, Karang Taruna, OKP dan Kelompok Pemuda Produktif yang telah terdaftar dan dibina oleh Pemerintah Kota. Pada tahun 2011 jumlah organisasi pemuda yang terdaftar sebanyak 85 buah dengan jumlah organiasi pemuda yang aktif lebih kurang sebanyak 44 buah dan organisasi karang taruna sebanyak 7 buah. Tabel Prasarana Olahraga Kota Tanjungbalai, 2015 No Bangunan Jumlah 1 Gelanggang/Balai Remaja 3 2 Lapangan Olahraga 15 Sumber: Dispora Budpar Kota Tanjungbalai, 2016 Penyelenggaraan kegiatan olah raga, yang dilaksanakan/diprogramkan oleh Pemerintah Daerah meliputi: Pekan Olahraga Daerah (PORDA), Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), kompetisi, festival, Kejurda, Kejurnas dan turnamen turnamen lainnya dan kegiatan-kegiatan olahraga yang dilaksanakan oleh masyarakat/swasta/sponsor/pihak ketiga. Kegiatan olah raga yang rutin dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Tanjungbalai adalah PORDA dan POPDA dan beberapa kegiatan atau even-even dalam rangka menyambut hari-hari besar seperti hari kemerdekaan, maupun event-event oleh masyarakat/swasta/ sponsor/pihak ketiga ASPEK PELAYANAN UMUM Fokus Layanan Urusan Wajib Aspek pelayanan umum fokus pada layanan bidang wajib terdiri dari urusan: pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan, kependudukan dan pencatatan sipil, pemberdayaan perempuan & perlindungan anak, sosial, ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daereh, kepegawaian, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik, kearsipan, komunikasi dan informatika serta perpustakaan. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan capaian indikator yang mencakup fokus layanan bidang wajib. II-37

38 Tabel Aspek, Fokus dan Indikator Kinerja Layanan Urusan Wajib Pemerintahan Daerah Kota Tanjungbalai, No Bidang Urusan /Indikator I PENDIDIKAN 1 Rasio ketersediaan sekolah terhadap murid PAUD 1:35 1:36 1:36 1:33 1:35 2 Rasio ketersediaan sekolah terhadap murid SD/MI 1:241 1:231 1:238 1:242 1:208 3 Rasio ketersediaan sekolah terhadap 1:356 1:235 1:372 1:379 1:348 murid SMP/MTs 4 Rasio ketersediaan sekolah terhadap 1:360 1:320 1:385 1:388 1:376 murid SMA/MA 5 Rasio guru terhadap murid PAUD 1:11 1:11 1:11 1:9 1:10 6 Rasio guru terhadap murid SD/MI 1:21 1:16 1:21 1:21 1:18 7 Rasio guru terhadap murid SMP/MTs 1:13 1:8 1:14 1:14 1:15 8 Rasio guru terhadap murid SMA/MA/MK 1:14 1:12 1:15 1:15 1:15 9 Penduduk yang berusia >15 tahun 98,05 99,18 98,71 99,32 99,75 melek huruf tidak buta aksara 10 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik 11 Sekolah pendidikan SMP/MTS dan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 12 Angka kelulusan (AL) SD/MI 100% 100% 99,97% N/A 100% 13 Angka kelulusan (AL) SMP/MTs 99,27% 100% 99,26% N/A 100% 14 Angka kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 99,46% 100% 99,82% N/A 99,74% 15 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 63,63% 66,70% 78,27% 79,79% 81,60% II KESEHATAN 1 Jumlah posyandu Rasio puskesmas per satuan penduduk 0,051 0,05 0,049 0,049 0,048 3 Rasio rumah sakit per satuan penduduk 0,0127 0,0125 0,0123 0,0121 0, Rasio dokter per satuan penduduk 0,399 0,375 0,351 0,395 0,299 Rasio tenaga medis per satuan 0,020 0,019 0,017 0,019 0,014 5 penduduk Cakupan komplikasi kebidanan yang 94% 91,81% 99,40% 91% 84,83% 6 ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh 100% 75,89% 92,05% 88,08% 88,27% 7 tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan Desa/kelurahan Universal 100% 100% 100% 100% 100% 8 Child Immunization (UCI) Cakupan balita gizi buruk mendapat 100% 100% 100% 100% 100% 9 perawatan Cakupan penemuan dan penananganan 25,97% 76,83% 77,14% 92,65% 91,79% 10 penderita penyakit TBC BTA Cakupan penemuan dan penanganan 100% 100% 100% 100% 100% 11 penderita DBD Cakupan pelayanan kesehatan rujukan 26,03 26,32 N/A 27,01 22,17 12 pasien masyarakat miskin 13 Cakupan kunjungan bayi 81,43% N/A 82,41% 71,74% 91,09% 14 Cakupan puskesmas 133,33% 133,33% 133,33% 133,33% 133,33% 15 Cakupan pembantu puskesmas 216,67% 216,67% 216,67% 216,67% 216,67% III PEKERJAAN UMUM 1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam 61,61 64,1 64,26 66,44 69,49 kondisi baik 2 Rasio jaringan irigasi N/A N/A 14,43 14,42 14,42 8 Panjang jalan dilalui roda 4 N/A N/A N/A N/A 346,12 II-38

39 Panjang jalan kabupaten dalam kondisi N/A N/A N/A N/A 264 km 9 baik (>40 KM/jam) 10 Drainase dalam kondisi N/A N/A N/A 50% 60% baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat Luas irigasi kabupaten dalam kondisi N/A N/A N/A N/A 166 ha 11 baik 12 Lingkungan permukiman 28,62% N/A N/A N/A N/A IV PERUMAHAN 1 Rumah tangga pengguna air bersih 67,67% 50,82% 60,91% 51,58% 50,31% 2 Rumah tangga pengguna listrik 98,54% 96,73% 99,66% 98,22% 98,46% 3 Rumah tangga bersanitasi layak 78,18% 77,03% 77,81% 79,03% 83,06% 4 Lingkungan permukiman kumuh N/A N/A N/A N/A 428,01 ha 5 Rumah layak huni N/A N/A N/A N/A 87,21% V PENATAAN RUANG 1 Luas ruang terbuka hijau N/A N/A N/A N/A 63,857 ha 2 Ruang publik yang berubah peruntukannya VI PERENCANAAN PEMBANGUNAN 1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA 2 Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA/PERKADA 3 Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan PERKADA 4 Penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA 90% 90% 90% 90% 90% VII PERHUBUNGAN Jumlah arus penumpang angkutan umum 2 Rasio ijin Trayek 100% 100% 100% 100% 100% 3 Jumlah ijin trayek 7 trayek 7 trayek 7 trayek 7 trayek 7 trayek 4 Jumlah uji KIR angkutan umum 890 unit 823 unit 812 unit 798 unit 790 unit 5 Jumlah pelabuhan laut 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 7 Kepemilikan KIR angkutan umum 30% 36% 36% 33% 32% Lama pengujian kelayakan angkutan 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 8 umum Biaya pengujian kelayakan angkutan 40 rb/6 bln 40 rb/6 bln 40 rb/6 bln 40 rb/6 bln 40 rb/6 bln 9 umum 10 Pemasangan rambu-rambu 60% 60% 62% 65,00% 70,00% VIII Lingkungan Hidup 1 Persentase penanganan sampah 50% 53% 54% 58% 61% 2 Pencemaran status mutu air indeks- indeks-5,55 indeks - indeks - indeks - 5,55 5,611 5,68 5,68 3 Pencemaran status mutu udara Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Rasio petugas kebersihan terhadap jlh pduduk 6 Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor 7 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal 8 Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk N/A N/A N/A N/A 0,0009 4% 4% 4% 5% 5% 100% 100% 100% 100% 100% 1,5 L 1,5 L 1,7 L 1,8 L 2 L 9 Penegakan hukum lingkungan 100% 100% 100% 100% 100% IX PERTANAHAN 1 Persentase luas lahan bersertifikasi m² m² m² m² m² II-39

40 2 Penyelesaian kasus tanah negara 25% N/A 50% N/A 0% X KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Rasio penduduk ber KTP per satuan 63,40% 63,91% 64,36% 83,86% 83,77% 1 penduduk 2 Rasio bayi berakte kelahiran 31,54% 32,08% 35,54% 38,91% 43,37% 3 Rasio pasangan berakte nikah 4 Kepemilikan KK 33,08% 41,54% 50,67% 88,33% 89,01% Ketersediaan database kependudukan Ada Ada Ada Ada Ada 5 skal propinsi 6 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah XI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK 1 Persentase partisipasi perempuan di N/A N/A N/A N/A 0,46% lembaga pemerintah 2 Partisipasi perempuan di lembaga N/A N/A N/A N/A 0,86% swasta 3 Rasio KDRT 0,11% 0,16% 0,08% 0,12% 0,16% 4 Partisipasi angkatan kerja perempuan 3,08% 3,03% 3,03% 2,94% 1,32% 5 Penyelesaian pengaduan perlindungan 100% 100% 100% 100% 100% perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 6 Rata-rata jumlah per keluarga 4,2 4,15 4,14 4,14 3,02 7 Rasio akseptor KB 63,67 65,33 65,79 65,84 65,62 8 Cakupan peserta KB aktif 62,67% 65,33% 65,33% 65,84% 65,63% 9 Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 38,31% 38,46% 38,46% 41,15% 41,15% XII SOSIAL 1 Sarana sosial seperti panti asuhan,panti jompo dan panti rehabilitasi 2 PMKS yang memperoleh bantuan sosial org org org org org XIII Ketenagakerjaan 1 Angka partisipasi angkatan kerja Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun 3 Tingkat partisipasi angkatan kerja 68,17% 66,70% 59,88% 62,76% 65% 4 Pencari kerja yang ditempatkan 14% 16,50% 23% 5 Tingkat pengangguran terbuka 10,88% 14,75% 8,98% 8,05% 10,06% 6 Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah XIV Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 1 Persentase koperasi aktif 36,32% 43,44% 43,67% 43,67% 43,67% 2 Jumlah UKM non BPR/LKM UKM N/A N/A N/A Jumlah BPR/LKM Usaha mikro dan kecil N/A N/A N/A XV PENANAMAN MODAL 1 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 2 Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) XVI 1 2 KEBUDAYAAN Penyelenggaraan festival seni dan budaya sarana dan penyelenggaraan seni dan budaya 3 Benda,situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan keg 5 keg 6 keg 9 keg 9 keg 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah XVII Kepemudaan dan Olah Raga 1 Jumlah organisasi pemuda Jumlah organisasi olahraga N/A N/A II-40

41 3 Jumlah kegiatan kepemudaan 3 keg 3keg 3 keg 5 keg 3 keg 4 Jumlah kegiatan olahraga 9 keg 10 keg 9 keg 14 keg 17 keg Gelanggang/balai remaja (selain milik 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah 5 swasta) 6 Lapangan olah raga 10 buah 12 buah 14 buah 15 buah 15 buah XVIII Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 1 Kegiatan pembinaan terhadap 3 keg 3 keg 3 keg 3 keg 3 keg LSM,Ormas dan OKP 2 Kegiatan pembinaan politik daerah 3 keg 3 keg 3 keg 3 keg 3 keg XIX Otonomi Daerah,Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian 1 Rasio jumlah polisi pamong praja per 5,20 5,25 7,20 6,74 7, penduduk 2 Pertumbuhan Ekonomi 6,02% 6,22% 5,94% 5,78% 5,58% 3 Kemiskinan 15,52% 14,86% 14,85% 14,02% 13,48% 4 Sistem informasi pelayanan perizinan Ada Ada Ada Ada Ada dan administrasi pemerintah 5 Penegakan PERDA N/A N/A N/A N/A 66,67% 6 Cakupan patroli petugas satpol PP 42,68% 41,67% 29,91% 31,53% 30,53% 7 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 100% 100% 100% 100% 88,89% (ketertiban,ketentraman,keindahan) di kabupaten 8 Cakupan pelayanan bencana kebakaran 0,4439% 0,4375% 0,4309% 0,4251% 0,4191% kabupaten 9 Tingkat waktu tanggap (response time 100% 100% 100% 100% 100% rate) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran (WMK) 10 Cakupan sarana prasarana perkantoran 100% 100% 100% 100% 100% pemerintahan desa yang baik 11 Sistem informasi manajemen pemda N/A N/A Ada Ada Ada 12 Indeks kepuasaan layanan masyarakat Ada Ada Ada Ada Ada XX KETAHANAN PANGAN 1 Regulasi ketahanan pangan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada XI Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1 Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) 2 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Jumlah LSM LPM berprestasi PKK aktif Posyandu aktif Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat 5% 5% 5% 5% 20% XXII STATISTIK 1 Buku Kabupaten dalam angka Ada Ada Ada Ada Ada 2 Buku PDRB kabupaten Ada Ada Ada Ada Ada XXIII KEARSIPAN 1 Pengelolaan arsip secara baku N/A N/A N/A Arsip Arsip 2 Ketersediaan aparatur bidang kearsipan 3 org 3 org 3 org 3 org 3 org XXIV Komunikasi dan informatika 1 Jumlah jaringan komunikasi 49 unit 49 unit 49 unit 49 unit 49 unit 2 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk 1 unit/180 org 1 unit/180 org 1 unit/180 org 1 unit/180 org 1 unit/180 org 3 Jumlah surat kabar nasional/lokal 70 harian 70 harian 70 harian 70 harian 70 harian 4 Jumlah penyiaran radio/tv lokal 3 unit radio 3 unit radio 3 unit radio 3 unit radio 3 unit radio 5 Web site milik pemerintah daerah II-41

42 6 Pameran/expo XXV Perpustakaan 1 Jumlah perpustakaan 139 unit 157 unit 187 unit 187 unit 187 unit 2 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 3 koleksi buku yang tersedia di perpustakaan org org org judul/ judul/ eks judul/ eks eks org judul/ eks org judul/ eks Pendidikan A. Angka partisipasi sekolah Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Tanjungbalai selama beberapa tahun terakhir masih didominasi oleh usia 7-12 tahun. Pada periode 2011, sebanyak 98,09 persen penduduk usia tersebut telah berpartisipasi dalam berbagai sekolah yang tersedia di Kota Tanjungbalai. Sementara itu usia tahun menjadi usia dengan angka partisipasi terkecil selama beberapa tahun terakhir. Pada 2011, APS usia tahun sebesar 66,82 persen. Angka tersebut mengalami peningkatan pada 2015 menjadi 69,60 persen. Gambar Angka Partisipasi Sekolah di Kota Tanjungbalai, Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, B. Angka Putus Sekolah Perkembangan Angka Putus Sekolah SD/MI selama rentang waktu lima tahun yaitu mengalami penurunan. Jika pada tahun 2010 sebanyak 1 persen, maka pada tahun 2014 menjadi 0,21 persen. Angka putus sekolah paling rendah terdapat pada tingkat SD/MI dibandingkan tingkat pendidikan lain. Angka Putus Sekolah SMP/MTS selama tiga tahun terakhir juga mengalami penurunan dari angka 13,33 persen menjadi 12,72 persen, walaupun pada tahun 2010 sempat mencapai angka 10,20 persen. Pada tingkat SMA/MA, Angka Putus Sekolah selama periode mengalami tren naik turun. Pada tahun 2014 mencapai angka 31,55 persen. Angka tersebut merupakan tertinggi dibandingkan jenjang pendidikan yang lain. Faktor penyebab tingginya angka putus sekolah di Kota Tanjungbalai, diantaranya disebabkan oleh kemiskinan serta rendahnya tingkat pendidikan orang tua II-42

43 mengakibatkan keterlantaran pemenuhan hak anak untuk mendapatkan pendidikan formal. Selain itu disebabkan oeh anak itu sendiri, karena merasa malas untuk belajar dan lebih memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Gambar Perkembangan Angka Putus Sekolah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Kota Tanjungbalai, Ket: Data Tahun 2015 belum tersedia Sumber: TNP2K, 2015 C. Angka Kelulusan Tingkat kelulusan siswa pada jenjang SD-SMA di Kota Tanjungbalai relatif tinggi. Pada 2015, dari siswa yang terdaftar pada jenjang SD, semua siswa dinyatakan lulus. Pada jenjang SMP, dari siswa yang terdaftar, semua siswa juga dinyatakan lulus. Sementara pada jenjang SMA, dari siswa yang terdaftar terdapat siswa yang lulus, dengan kata lain terdapat 5 siswa yang tidak lulus. Tabel Hasil Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional SD-SMA Kota Tanjungbalai, 2015 No Kecamatan SD SMP SMA Terdaftar Lulus Terdaftar Lulus Terdaftar Lulus 1 Datuk Bandar Datuk Bandar Timur Tanjungbalai Selatan Tanjungbalai Utara Sei Tualang Raso Teluk Nibung Tanjungbalai D. Kualifikasi Guru Kualifikasi guru cenderung dilihat berdasarkan pendidikan yang ditamatkannya. Kualifikasi guru SD/MI dan SMP/MTs yang memiliki pendidikan D-IV/S1 selama periode cenderung mengalami peningkatan. Pada tingkat SMA/SMK/MA II-43

44 justru mengalami penurunan, dari angka 96,8 persen pada tahun 2011 menjadi 91,9 persen pada tahun Penurunan tersebut disebabkan sejumlah guru yang memiliki pendidikan D-IV/S1 telah pensiun, pindah ke daerah lain bahkan mutasi dari fungsional guru ke struktural untuk mengambil jabatan. Gambar Guru yang Memenuhi Kualifikasi D-IV/S1 Kota Tanjungbalai, Kesehatan A. Fasilitas kesehatan Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan jumlah fasilitas kesehatan di Kota Tanjungbalai relatif tidak banyak mengalami perubahan. Sampai dengan 2015 Kota Tanjungbalai tidak memiliki rumah bersalin. Sedangkan Posyandu menjadi fasilitas kesehatan terbanyak di Kota Tanjungbalai dengan jumlah 118 posyandu. Tujuan mengadakan posyandu untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan balita, serta diharapkan dapat meningkatkan angka harapan hidup rata-rata. Jumlah posyandu di Kota Tanjungbalai mencapai 118 unit menurun dari tahun sebelumnya. Posyandu yang ideal adalah jika 1 (satu) posyandu dapat melayani 100 balita/700 kepala keluarga, maka dilihat dari kondisi tersebut Kota Tanjungbalai sudah memenuhi syarat Tabel Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kota Tanjungbalai, No Jenis Fasilitas Kesehatan Rumah sakit Rumah bersalin Puskesmas Posyandu Balai Pengobatan Polindes Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai, 2016 B. Tenaga Kesehatan Menurut UU Nomor 36 Tahun 2014 yang dimaksud tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan II-44

45 Dokter Perawat Bidan Farmasi Ahli Gizi Sanitasi Kesmas dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Ketersediaan tenaga kesehatan di Kota Tanjungbalai masuk kategori cukup. Sampai dengan 2015, perawat menjadi tenaga kesehatan terbanyak di Kota Tanjungbalai dengan jumlah 223 orang. Berikutnya bidan dan dokter dengan jumlah 72 orang dan 43 orang. Tenaga kesehatan masyarakat menjadi tenaga kesehatan non medis yang paling sedikit di Kota Tanjungbalai dengan jumlah 5 orang. Tabel Banyaknya Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja dan Sarana Pelayanan Kota Tanjungbalai, 2015 Tenaga Medis Tenaga Non Medis No Unit Kerja 1 Datuk Bandar Semula Jadi MU Damanik Kp. Baru Kp Persatuan 6 ST Raso Teluk Nibung Sipori-pori Sub jumlah Instalasi Farmasi 11 Dinkes Rumah Sakit Jumlah Jumlah tenaga dokter pada setiap kecamatan di Kota Tanjungbalai tidak merata. Masih terdapat kecamatan yang tidak memiliki dokter umum, antara lain Kecamatan Datuk Bandar dan Kecamatan Tanjungbalai Selatan. Dilihat dari keberadaan dokter ahli juga sangat tidak merata karena hanya terdapat pada Kecamatan Tanjungbalai Selatan. Meski demikian, hal tersebut tidak menghambat masyarakat memperoleh layanan kesehatan karena jarak antarkecamatan yang relatif dekat. Sementara kebutuhan tenaga dokter di RSUD Tengku Mansyur sebanyak 36 orang sudah tercukupi. II-45

46 Tabel Banyaknya Tenaga Dokter Menurut Kecamatan Kota Tanjungbalai, 2015 No Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Ahli 1 Datuk Bandar Datuk Bandar Timur Tanjungbalai Selatan Tanjungbalai Utara Sei Tualang Raso Teluk Nibung Tanjungbalai C. Temuan penyakit Penyakit infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas menjadi penyakit terbanyak yang diderita oleh penduduk Kota Tanjungbalai. Kebakaran lahan yang banyak terjadi di wilayah Sumatera diduga menjadi penyebab utama banyaknya penderita penyakit tersebut. Sampai dengan 2015, sebanyak penduduk terkena penyakit Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas. Sementara itu infeksi penyakit usus yang lain, hipertensi dan penyakit pada sistem otot dan penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat menjadi penyakit terbanyak berikutnya. Masing-masing jumlah kasus yang penyakit tersebut adalah 4.093, 3.999, dan Berikut ini jumlah temuan penyakit terbanyak di Kota Tanjungbalai: Tabel Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak Di Kota Tanjungbalai, 2015 No Jenis Penyakit Banyaknya 1 Penyakit lain pada ISPA Infeksi Penyakit Usus yang lain Hipertensi Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat Penyakit lainnya Diare Infeksi akut lain pada saluran pernapasan bagian atas 8 Penyakit kulit infeksi Gangguan gigi dan gangguan lainnya Penyakit kulit alergi II-46

47 Jumlah kasus HIV/AIDS pada tahun 2015 meningkat tajam menjadi 9 kasus dibandingkan tahun 2014 yang hanya terdapat 2 kasus. Setiap tahunnya jumlah kasus terbanyak terdapat pada jenis penyakit diare. Angka tersebut juga mengalami peningkatan yang tajam pada tahun 2015 menjadi dibandingkan tahun 2014 terdapat kasus. Tabel Jumlah Kasus HIV/AIDS, IMS, DBD, Diare, TB dan Malaria Kota Tanjungbalai, Tahun No Jenis Penyakit HIV/AIDS IMS DBD DIARE TB MALARIA Pekerjaan Umum A. Kondisi jalan Keadaan jalan dalam kondisi baik di Kota Tanjungbalai selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada 2011 sebanyak 61,61 persen jalan dalam kondisi baik, sedangkan pada 2015 persentase jalan dalam kondisi baik meningkat signifikan menjadi 69,49 persen. Sementara itu, kondisi jalan yang rusak berat pada 2015 sebanyak 5,18 persen meningkat dari Tahun 2011 yang hanya sebesar 1,91 persen. Tabel Persentase Kondisi Jalan di Kota Tanjungbalai, No Kondisi Jalan Baik 61,61 64,10 64,26 66,44 69,49 2 Sedang 23,73 27,81 24,69 21,10 19,18 3 Rusak 12,76 6,28 7,02 7,95 6,13 4 Rusak Berat 1,91 1,81 4,02 4,51 5,18 Sumber: Dinas PU Kota Tanjungbalai, 2016 Dalam rangka penggunaan dan pemenuhan kebutuhan angkutan, jalan dibagi dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan transportasi, perkembangan teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan, oleh karenanya jalan dikelompokkan ke dalam kelas jalan. Kelas jalan terpanjang di Kota Tanjungbalai tergolong dalam Kelas III C mencapai 94,16 km pada Tahun Kelas III C bermakna jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi milimeter, ukuran panjang tidak melebihi milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton. II-47

48 Tabel Panjang Jalan Menurut Kelas di Kota Tanjungbalai (km), No Kondisi Jalan Kelas I Kelas II Kelas III 20,48 15,24 15,24 15,23 15,24 4 Kelas III A 68,26 63,05 67,17 67,17 68,23 5 Kelas III B 46,08 52,97 54,77 58,84 58,87 6 Kelas III C 69,16 86,74 88,40 93,32 94,16 7 Kelas tidak 104,84 108,27 109,93 111,54 112,08 dirinci Dalam rangka mewujudkan kepastian hukum penyelenggaraan jalan sesuai dengan kewenangan Pemerintah dan pemerintah daerah maka jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. Dari tabel dilihat bahwa status jalan kota mendominasi keseluruhan panjang jalan yang ada di Kota Tanjungbalai. Tabel Panjang Jalan Menurut Administrasi Pemerintahan Kota Tanjungbalai (km), 2015 No Kondisi Jalan Panjang (km) 1 Jalan Nasional 6,54 2 Jalan Provinsi 8,7 3 Jalan Kota 330,880 Sumber: Dinas PU Kota Tanjungbalai, 2016 B. Tempat ibadah Sebagai daerah dengan mayoritas penduduk beragama islam, tempat ibadah bagi penduduk muslim menjadi yang terbanyak di Kota Tanjungbalai. Pada Tahun 2015, jumlah masjid sebanyak 54 buah dan mushola sebanyak 98 buah. Tabel Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Kecamatan di Kota Tanjungbalai, 2015 No Kecamatan Masjid Mushola Gereja Kuil/Wihara Jumlah 1 Datuk Bandar Datuk Bandar Timur 3 Tanjungbalai Selatan 4 Tanjungbalai Utara Sei Tualang Raso Teluk Nibung Kota Tanjungbalai Sumber: BPS Kota.Tanjungbalai, 2016 II-48

49 C. Irigasi Kota Tanjungbalai hanya memiliki irigasi jenis setengah teknis sebagai media pengairan irigasi pada sawahnya. Sampai dengan Tahun 2014, jumlah irigasi setengah teknis di Kota Tanjungbalai telah mengairi 164 ha lahan sawah yang semuanya berada di Kecamatan Datuk Bandar. Tabel Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan dan Kecamatan Kota Tanjungbalai, 2015 (ha) No Kecamatan Irigasi Teknis Setengah Teknis Sederhana 1 Datuk Bandar Datuk Bandar Timur Tanjungbalai Selatan Tanjungbalai Utara Sei Tualang Raso Teluk Nibung Tanjungbalai Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tanjungbalai, Perumahan A. Pengguna Listrik Pemakai listrik pada jenis rumah tangga menjadi jumlah terbesar di Kota Tanjungbalai pada Tahun 2015 dengan jumlah pelanggan. Daya yang tersambung pada jenis pemakai rumah tangga sebanyak VA dan jumlah KWH terjual KWH. Tabel Banyaknya Pelanggan, Daya Tersambung, KWH Terjual dan Nilai Listrik yang disalurkan menurut Jenis Pemakai di Kota Tanjungbalai, 2015 No Jenis Pemakai Pelanggan Daya Tersambung (VA) KWH Terjual (KWH) Nilai (Juta Rp) 1 Rumah Tangga Bisnis Industri Sosial Instansi Pemerintah Sumber: BPS Kota Tanjungbalai,2016 II-49

50 Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik PLN sebagai sumber penerangan mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh kenaikan jumlah pelanggan setiap tahunnya, sedangkan daya listrik yang tersambung masih terbatas tergantung pada gardu induk yang terdapat di Kota Rantau Parapat. Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Utama, Tahun Listrik PLN Listrik Non PLN Bukan Listrik ,54 0,31 1, ,73 0,93 2, ,66 0,12 0, ,22 0,69 1, ,46 0,44 1,11 Sumber: BPS Kota Tanjungbalai,2016 B. Pengguna Air Minum Terhitung sampai 2015, jumlah pelanggan air minum di Kota Tanjungbalai didominasi oleh rumah tempat tinggal dengan jumlah pelanggan sebanyak 5,8 juta pelanggan dan nilai Rp Nilai tersebut berada di bawah pemakai Hotel/Objek Wisata/Pertokoan dan Industri dengan nilai Rp , dengan jumlah pelanggan sebanyak 848 ribu pelanggan. Tabel Banyaknya Pelanggan, Air Minum yang Disalurkan, dan Nilai Air Minum Menurut Jenis Pemakai di Kota Tanjungbalai, 2015 No Jenis Pemakai Pelanggan Banyaknya (m3) Nilai(Rp) 1 Rumah Tempat Tinggal Hotel/Objek Wisata/Pertokoan Industri dan Sosial Umum Instansi Pemerintah Jumlah Sumber: PDAM Kota Tanjungbalai, 2016 Selama lima tahun terakhir, rumah tangga pengguna air minum layak mengalami penurunan. Pada Tahun 2015 terdapat sekitar 50,31 persen rumah tangga yang mendapatkan air minum layak. Angka tersebut tersebut masih tergolong rendah karena hanya setengah dari seluruh RT yang ada di Kota Tanjungbalai yang menikmati air bersih, hal tersebut disebabkan peralatan Water Treatment Plant (WTP) atau instalasi pengolahan air yang masih kurang memadai, saat ini masih berjumlah 4 buah, sedangkan kebutuhan seharusnya 5 buah, selain itu daya yang dibutuhan untuk menggerakan WTP tersebut belum maksimal karena daya listrik yang terbatas. II-50

51 Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Kondisi Air Minum, Tahun Layak Tidak Layak ,67 32, ,82 49, ,91 39, ,58 48, ,31 49, Penataan Ruang Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Jika dilihat berdasarkan perbandingan antara luas wilayah dengan luas RTH maka Tanjungbalai Selatan memiliki RTH terluas dibandingkan kecamatan lain. Berdasarkan data pada tabel dapat disimpulkan bahwa luas RTH Kota Tanjungbalai sampai dengan 2015 baru mencapai 0,15 persen. Berdasarkan angka tersebut maka disimpulkan bahwa Kota Tanjungbalai belum memenuhi ketentuan yang mensyaratkan setiap daerah menyediakan 30 % lahan dari seluruh luas wilayah. Tabel Luas Ruang Terbuka Hijau Kota Tanjungbalai, 2015 Kecamatan Luas Wilayah Luas RTH Jumlah Penduduk Perbandingan RTH terhadap Luas Wilayah (%) Datuk Bandar , ,237 Datuk Bandar Timur , ,057 Tanjungbalai Selatan 198 0, ,460 Tanjungbalai Utara Sei Tualang Raso 810 0, ,100 Teluk Nibung , ,108 Tanjungbalai , ,153 Sumber: RTRW Kota Tanjungbalai BPS Kota Tanjungbalai (2016) Perencanaan Pembangunan Perencanan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang tersedia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu. Selanjutnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk menyusun sejumlah dokumen perencanaan pembangunan daerah. Dokumen perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang II-51

52 Daerah (RPJP Daerah) yang merupakan rencana pembangunan dengan jangka waktu 20 tahun; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) untuk jangka waktu 5 tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 tahun. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Tanjungbalai ditetapkan sebagai Peraturan Daerah Kota Tanjungbalai Nomor 05 Tahun 2009 tentang Rencana pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tanjungbalai Tahun Dokumen tersebut merupakan acuan bagi pemerintah Kota Tanjungbalai dalam melaksanakan pembangunan selama 20 (dua puluh) tahun ke depan,dimulai tahun 2005 hingga tahun Pelaksanaan RPJP Kota Tanjungbalai Tahun terbagi dalam tahap-tahap perencanaan pembangunan jangka menengah (RPJM) Kota Tanjungbalai. Pelaksanaan yang terakhir adalah RPJM Kota Tanjungbalai II Tahun yang ditetapkan sebagai Peraturan daerah Kota Tanjungbalai Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Tanjungbalai Tahun Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan RPJM Kota Tanjungbalai III Tahun Pelaksanaan setiap tahunnya akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kota Tanjungbalai yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. Selama Tahun RKPD telah memuat RPJMD secara optimal Perhubungan Kota Tanjungbalai memiliki 6 (enam) buah terminal bis, tetapi tidak satupun yang banyak dimasuki angkutan umum. Selain itu, terdapat satu stasiun kereta api yang terletak di Kecamatan Tanjungbalai Utara yang menyediakan rute perjalanan Tanjungbalai-Medan. Kota Tanjungbalai terletak di pinggir Sungai Silau dan Sungai Asahan yang menyebabkan banyak usaha masyarakat terkait trasportasi di kedua sungai ini. Hal ini didukung oleh ketersediaan tangkahan boat yakni sebanyak sehingga terdapat 10 (sepuluh) buah baik yang dimiliki pemerintah maupun milik masyarakat. Tabel Banyaknya Sarana Transportasi Menurut Jenisnya dan Kecamatan di Kota Tanjungbalai, 2015 Kecamatan Terminal Bis Stasiun Kereta Api Tangkahan Boat Datuk Bandar Datuk Bandar Timur Tanjungbalai Selatan Tanjungbalai Utara Sei Tualang Raso Teluk Nibung Tanjungbalai II-52

53 Secara geografis Kota Tanjungbalai memiliki posisi strategis yag dekat dengan negara tetangga Malaysia, Singapura dan Thailand. Posisi ini memudahkan akses orang baik dalam maupun luar negeri yang ingin berkunjung ke negara-negara tersebut dengan didukung adanya pelabuhan Teluk Nibung. Dalam sehari terdapat 6 unit ferry yang melayani transportasi rute Tanjungbalai-Port Klang Malaysia yang bisa ditempuh hanya dengan waktu lebih kurang selama 4 (empat) jam. Selama kurun waktu Tahun terjadi peningkatan jumlah penumpang ke luar negeri sebesar 14 persen setiap tahunnya. Selain itu terdapat pula kapal ferry yang melayani jurusan antardaerah, yakni melayani jurusan Tanjungbalai-Ledong, Tanjungbalai-Sei Berombang, Tanjungbalai-Panipahan dan dan Tanjungbalai-Bagan Siapi-api. Tabel Banyaknya Penumpang dan Barang yang Berangkat tiap Bulan di Pelabuhan Tanjungbalai-Asahan, Tahun Penumpang Muatan Ke LN DN Ekspor Antar Pulau Lingkungan Hidup Penanganan Sampah Pemerintah daerah melakukan pengelolaan sampah melalui pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang berjumlah 2 lokasi. Pada tahun 2015 Kota Tanjungbalai memiliki 422 unit tempat pembuangan sampah dengan kapasitas daya tampung (TPS) sebanyak ton. Volume sampah yang dapat ditangani adalah sebanyak ton dari volume produksi sampah sebanyak atau sebesar 16,61 persen Pertanahan Perbedaan antara Hak Guna Bangunan (HGB) dengan Hak Milik (HM) adalah jika hak guna bangunan memiliki hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan di atas tanah bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu 30 tahun,dan jangka waktunya dapat diperpanjang sampai 20 tahun. Sedangkan jika hak milik hanya bisa dipunyai oleh WNI yaitu hak yang sifatnya turun temurun, terkuat, dan terpenuhi oleh WNI. Pada Tahun 2015 luas lahan yang bersertifikat hak guna bangunan sebesar m 2, sedangkan lahan bersertifikat hak milik seluas m 2. II-53

54 Kecamatan Tabel Luas Lahan (m 2 ) Bersertifikat Menurut Kecamatan, HGB HM HGB HM HGB HM HGB HM HGB HM Datuk Bandar Tanjungbalai Selatan Tanjungbalai Utara Sei Tualang Raso Teluk Nibung Datuk Bandar Timur Tanjungbalai Sumber: BPN Kota Tanjungbalai, 2016 Kecamatan Tabel Persentase Penduduk Memiliki Tanah, Luas Tanah Jumlah Penduduk Memiliki Tanah Datuk Bandar Tanjungbalai Selatan Tanjungbalai Utara Sei Tualang Raso Teluk Nibung Datuk Bandar Timur Tanjungbalai Sumber: BPN Kota Tanjungbalai, Kependudukan dan Catatan Sipil Aktivitas penduduk Kota Tanjungbalai yang berkaitan dengan urusan kependudukan dan catatan sipil, salah satunya didominasi dengan mengurus dokumen kelahiran. Pada Tahun 2015, kegiatan pengurusan dokumen kelahiran sebanyak kegiatan, menurun dari tahun sebelumnya yang sebanyak kegiatan. Sementara kegiatan pengurusan perceraian pada Tahun 2015 sebanyak 8 kegiatan yang juga menurun dari tahun sebelumnya yang berjumlah 10 kegiatan. NO Tabel Banyaknya Kegiatan Pengurusan di Kantor Catatan Sipil Kota Tanjungbalai, Pengurusan Kegiatan Kelahiran Kematian Perkawinan II-54

55 4 Perceraian Pengesahan Anak Jika dilihat lebih detail, dokumen akta kelahiran yang dikeluarkan di Kota Tanjungbalai paling banyak dikeluarkan di Kecamatan Datuk Bandar. Sampai dengan Tahun 2015 total dokumen dikeluarkan di Kecamatan Datuk Bandar sebanyak dokumen. Sementara kecamatan dengan jumlah dokumen akta kelahiran terkecil adalah Kecamatan Sei Tualang Raso yakni hanya sebanyak dokumen. Tabel Banyaknya Akta Kelahiran yang Dikeluarkan di Kota Tanjungbalai, Jumlah Akta kelahiran No Kecamatan Total 1 Datuk Bandar Datuk Bandar Timur Sei Tualang Raso Tanjungbalai Selatan Tanjungbalai Utara Teluk Nibung Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender tanpa membedakan laki-laki dan perempuan dengan membangun sumber daya manusia terutama dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan agar setara dengan kaum laki-laki dalam pembangungan di berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan pada tahun 2015, rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan terhadap laki-laki pada tingkat SD sebesar 96,01 persen, SMP sebesar 92,04 persen dan SMA sebesar 150,68 persen. Angka ini menunjukkan bahwa pada tahun 2015 target MDGs sudah hampir tercapai (on track) terkait kesetaraan gender dalam bidang pendidikan. Rasio Angka Partisipasi Murni untuk jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel Rasio APM perempuan terhadap laki-laki di Kota Tanjungbalai, 2015 No Jenjang Pendidikan APM Perempuan APM Laki-laki Rasio APM 1 SD 95,27 99,23 96,01 2 SMP 69,43 75,43 92,04 3 SMA 71,09 47,18 150,68 Sumber : Susenas 2015 II-55

56 Di bidang ketenagakerjaan, menurut data BPS dari tahun 2011 sampai 2015 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan lebih rendah dibandingkan TPAK lakilaki. Perkembangan TPAK laki-laki dan perempuan dalam kurun lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut jenis kelamin Kota Tanjungbalai, Jenis Kelamin Laki-laki 79,51 89,49 78,88 81,95 85,41 Perempuan 56,92 43,99 40,92 43,54 44,53 Jumlah 68,17 66,70 59,88 62,76 65,00 Sumber : Sakernas 2015 Kemajuan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam bidang politik diukur berdasarkan proporsi perempuan di lembaga-lembaga publik. Anggota DPRD Kota Tanjungbalai hasil pemilu 2009 berjumlah 25 orang, yang terdiri dari 19 orang (76 persen) laki-laki dan 6 (enam) orang (24 persen) perempuan. Selanjutnya hasil pemilu tahun 2014 partisipasi perempuan yang duduk di DPRD menurun menjadi 3 orang (12 persen) dan laki-laki sebanyak 22 orang (88 persen). Namun seiring ketentuan dan mekanisme partai, telah terjadi pergantian antar waktu pada partai Golkar yang menempatkan 1 (satu) orang perempuan di Lembaga DPRD. Sehingga jumlah perempuan di DPRD sebanyak 4 orang (16%), seperti digambarkan pada grafik berikut Pemilu 2009 Pemilu 2014 Laki-laki Perempuan Gambar Proporsi kursi yang diduduki di DPRD Kota Tanjungbalai Berdasarkan hasil Pemilu Sumber : KPU Kota Tanjungbalai II-56

57 Masalah perlindungan anak dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) telah menjadi isu nasional yang memerlukan penanganan serius dari semua pihak. Hal ini dikarenakan masih tingginya bentuk-bentuk pelanggaran terhadap perempuan dan anak. Sebanyak 19 kementerian dan lembaga telah meluncurkan empat dokumen terkait perlindungan perempuan dan anak. Dokumen tersebut adalah Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak, Rencana Aksi Nasional (RAN) Perlindungan Anak, RAN Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), serta Peta Jalan Pemulangan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKIB). Keberadaan empat dokumen tersebut diharapkan dapat memperkuat perlindungan dan pemberdayaan perempuan serta anak dengan metode konkret yang bisa langsung diterapkan di lapangan. Menurut data yang diperoleh dari Polresta Tanjungbalai, jumlah perkara perlindungan perempuan dan anak pada tahun mengalami penurunan. Perkembangan perkara perlindungan perempuan dan anak di Kota Tanjungbalai dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel Jumlah Perkara Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Tanjungbalai, No Perkara Perlindungan Perempuan dan Anak Perkara Terselesaikan Perkara Tidak Terselesaikan Jumlah Perkara Sumber : Polres Tanjungbalai, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera A. Akseptor KB Sampai dengan 2015, realisasi jumlah akseptor aktif maupun akseptor baru di Kota Tanjungbalai kurang dari sasaran yang ditargetkan. Untuk jenis akseptor aktif, Kecamatan Tanjungbalai Selatan dan Kecamatan Teluk Nibung menjadi daerah dengan realisasi yang lebih besar daripada sasaran yang ditargetkan. Realisasi akseptor aktif di Kecamatan Tanjungbalai Selatan sebanyak atau sebesar 92,89 persen dari target sasaran sebanyak akseptor, sedangkan Kecamatan Teluk Nibung sebanyak atau sebesar 98,15 persen dari dari yang ditargetkan sebanyak akseptor. Sementara itu untuk jenis akseptor baru, semua kecamatan di Kota Tanjungbalai mencapai angka sasaran yang ditargetkan. Secara keseluruhan, pada tahun 2015 realisasi jumlah akseptor baru sebanyak orang dari yang ditargetkan sebanyak orang. II-57

58 Tabel Sasaran dan Realisasi Akseptor Aktif, PUS, dan Akseptor Baru Menurut Kecamatan di Kota Tanjungbalai, 2015 Akseptor Aktif PUS Akseptor Baru No Kecamatan Sasaran Realisasi Sasaran Realisasi Sasaran Realisasi 1 Datuk Bandar Datuk Bandar Timur 3 Tanjungbalai Selatan 4 Tanjungbalai Utara 5 Sei Tualang Raso Teluk Nibung Kota Tanjungbalai B. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera Kecamatan Teluk Nibung menjadi daerah dengan jumlah keluarga pra sejahtera terbanyak di Kota Tanjungbalai. Sampai dengan 2015, jumlah keluarga pra sejahtera di Kecamatan Teluk Nibung sebanyak keluarga. Sedangkan Kecamatan Datuk Bandar menjadi daerah dengan jumlah keluarga pra sejahtera terkecil dengan jumlah 452 keluarga. Di sisi lain, Kecamatan Datuk Bandar menjadi daerah dengan jumlah keluarga sejahtera terbanyak di Kota Tanjungbalai. Sampai dengan 2015, terdapat keluarga sejahtera di Kecamatan Datuk Bandar. Gambar Banyaknya Keluarga Prasejahtera dan Sejahtera di Kota Tanjungbalai, Sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang atau keluarga yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan II-58

59 fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar. Menurut Kementerian Sosial RI, saat ini tercatat ada 26 jenis PMKS. Berikut ini hanya disajikan 25 jenis PMKS, karena data Komunitas Adat Terpencil (KAT) tidak tersedia disebabkan Kota Tanjungbalai tidak memiliki daerah pedalaman. Pada Tahun 2015, jumlah jenis PMKS yang terbanyak adalah fakir miskin sebanyak keluarga. Tabel Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kota Tanjungbalai, No Jenis PMKS Anak Balita Terlantar Anak Terlantar Anak Berhadapan dengan Hukum n.a n.a Anak Jalanan Anak dengan Kedisbilitasan Anak Korban Tindak Kekerasan Anak Memerlukan Perlindungan Khusus n.a n,a Lanjut Usia Terlantar Penyandang Disabilitas Tuna Susila Gelandangan Pengemis Pemulung Kelompok Minoritas n.a n,a Bekas Warga Binaan Lembaga n.a n.a Pemasyarakatan 16 Orang dengan HIV AIDS (ODH) n.a n.a Korban Penyalahgunaan n.a n.a Korban Trafficking n.a n.a Korban Tindak Kekerasan Pekerja Migran bermasalah sosial n.a n.a Korban Bencana Alam n.a n.a Korban Bencana Sosial n.a n.a Perempuan Rawan Sosial Ekonomi Fakir Miskin n.a n.a Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis Sumber: Dinas Sosial Kota Tanjungbalai, Ketenagakerjaan Jumlah tenaga kerja laki-laki di Kota Tanjungbalai pada 2015 sebanyak orang yang terdiri dari angkatan kerja laki-laki sebanyak orang dan bukan angkatan kerja sebanyak orang. II-59

60 Dilihat dari jenis lapangan pekerjaan utama, penduduk Kota Tanjungbalai dominan bekerja pada sektor jasa yang terdiri dari sektor perdagangan, transportasi, keuangan jasa kemasyarakatan. Jumlah tenaga kerja terbanyak terdapat pada sektor jasa yakni sebanyak orang atau sekitar 70 persen, kemudian diikuti oleh sektor pertanian sebanyak orang atau sebesar 20 persen dan selanjutnya manufaktur sebanyak orang sebesar 10 persen. Tabel Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kota Tanjungbalai, 2015 No Lapangan Pekerjaan Utama Laki-Laki Persentase Perempuan Persentase 1. Pertanian , ,03 2. Manufaktur , ,05 3. Jasa , ,92 Jumlah Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan sangat mempengaruhi banyaknya tenaga kerja yang diserap. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar kemungkinan orang tersebut memperoleh pekerjaan. Pada tahun 2015 tingkat pendidikan pekerja Kota Tanjungbalai yang dominan adalah lulusan SD yaitu sebanyak orang atau sebesar 39,24 persen. Selanjutnya adalah penduduk yang bekerja dengan pendidikan SMA sebanyak atau sebesar 28,26 persen dan yang berpendiidkan SLTP sebanyak orang atau sebesar 23,12 persen. A. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota Tanjungbalai selama beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 sebanyak 68,17 persen dan pada tahun 2015 sebanyak 65 persen, setelah mengalami peningkatan dari tahun 2014 yang memiliki persentase 62,76 persen. Gambar Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota Tanjungbalai, Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2015 II-60

61 B. Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat pengangguran Kota Tanjungbalai untuk kurun waktu cukup fluktuatif. Pada Tahun 2011 sebesar 10,88 persen, meningkat tajam pada Tahun 2012 yakni sebesar 14,75 persen dan kembali menurun di Tahun 2013 dan 2014 masingmasing sebesar 8,98 persen dan 8,05 persen. Selanjutnya untuk Tahun 2015 kembali meningkat menjadi sebesar 10,06 persen. Gambar Tingkat Pengangguran di Kota Tanjungbalai, Sumber: Kota Tanjungbalai dalam angka Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Koperasi memiliki kontribusi terhadap peningkatan perekonomian suatu daerah karena dapat menyerap tenaga kerja. Cakupan koperasi aktif selama periode meningkat. Pada tahun 2011 terdapat 36 persen koperasi aktif, selanjutnya meningkat menjadi 44 persen pada tahun 2015 dari total jumlah koperasi yang ada. Pada tahun 2015 terdapat orang yang menjadi anggota koperasi dengan jumlah koperasi sebanyak 245. Jenis koperasi yang paling banyak di Kota Tanjungbalai adalah jasa-jasa. Usaha Tabel Kondisi Koperasi di Kota Tanjungbalai, Tahun Koperasi Aktif Koperasi Tidak Aktif Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kota Tanjungbalai, 2016 Tabel Banyaknya Koperasi dan Anggota Koperasi Kota Tanjungbalai, Jenis Koperasi Banyak Koperasi Banyak Anggota KUD Fungsional Jasa-jasa Lainnya Jumlah II-61

62 Penanaman Modal Jumlah investasi (non PMDN/PMA) selama Tahun mengalami fluktuasi, investasi tersebut berasal dari industri kecil dan jasa. Pada Tahun 2013 investasi mencapai 704 miliar, tetapi mengalami penurunan secara signifikan menjadi 18 miliar pada Tahun Gambar Nilai Investasi di Kota Tanjungbalai, Kebudayaan Setiap tahun diadakan pagelaran seni dan kebudayaan serta pameran yang dilaksanakan dalam rangka menyemarakkan Hari Jadi Kota Tanjungbalai yang jatuh pada Tanggal 27 Desember, serta menyongsong penyambutan Tahun Baru. Kegiatan tersebut dipusatkan di lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah. Kegiatan seni yang dilaksanakan adalah parade budaya berupa parade keliling Kota Kerang yang diikuti oleh berbagai etnis, antara lain: Melayu, Karo, Aceh, Simalungun, Tionghoa. Kemudian acara prosesi Kesultanan Asahan yang merupakan gambaran kilas balik tentang perjalanan sejarah berdirinya Kota Tanjungbalai, acara tersebut juga diisi dengan pemilihan perano dan daro. Kegiatan pameran diisi dengan penyampaian informasi tentang pembangunan daerah dan ajang mempromosikan hasil industri kerajinan Kepemudaan dan Olahraga Berbagai upaya pembinaan bidang kepemudaan & olahraga kerap dilakukan oleh Pemerintah Kota Tanjungbalai baik pembinaan terhadap atlet, pemuda dan anak-anak sekolah, yang salah satu diantaranya adalah membina pemuda dengan kegiatan olahraga. Selanjutnya pmbinaan kepada anak sekolah selain pembinaan pendidikan formal dalam kelas, masih terdapat kegiatan ekstrakurikuler sebagai bentuk pembinaan yang dapat melatih keterampilan siswa/pemuda di bidang tertentu. misalnya pramuka, olah raga, kegiatan keagamaan dan musik. Sementara itu melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata telah dilakukan pembinaan terhadap atlit yang masih bersekolah untuk berbagai cabang olahraga sebagaimana tercantum pada tabel berikut: II-62

63 Tabel Pembinaan Atlet di Kota Tanjungbalai, 2015 No Nama Cabang Olahraga Keterangan 1. Cabang olahraga Gulat Cabang Olahraga Pencaksilat Cabang Olahraga Bola Vooley Cabang Olahraga Atletik Cabang Olahraga Tenis Meja Cabang Olahraga Badminton Cabang Olahraga Renang Cabang Olahraga Sepakbola Sumber: Dispora & Budpar Kota Tanjungbalai, 2016 Klub olahraga Gulat Datuk bandar. Jl. Anwar Idris Kel. Gading Kec. Datuk Bandar Pencak Silat Bapopsi Olahraga Bola volley Bapopsi Olahraga unggulan seperti pencak silat, gulat, atletik dan futsal Kota Tanjungbalai pernah diunggulkan. Tetapi sayang fasilitas berupa sarana dan prasarana olahraga belum mendukung peningkatan di cabang olah raga tersebut. Semenjak berdirinya Dinas pemuda olahraga kebudayaan dan pariwisata kota Tanjungbalai pada tahun 2009, pengembangan keolahragaan akan terus dilaksanakan. Tabel Banyaknya Sarana dan Prasarana Olah Raga di Kota Tanjungbalai, 2015 No Jenis Olah Raga Keterangan 1 Sepak Bola - Lapangan Sepak Bola Stadion Asahan Sakti - Lapangan Sepak Bola Teluk Nibung - Lapangan Sepak Bola Sei Tualang Raso 2 Bola Volley - Lapangan Bola Volley Gedung Serbaguna - Lapangan Bola Volley lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah - Lapangan Bola Volley Taman Stadion Asahan Sakti 3 Badminton Sebanyak 4 (empat) gelanggang di gedung serbaguna 4 Sepaktakraw Sebanyak 2 (dua) lapangan di gedung serbaguna 5 Olah Raga Tembak Lapangan tembak perbakin di Gedung serbaguna 6 Bola Basket Lapangan Bola Basket di Gedungserbaguna 7 Tennis Sarana Tenis Lapangan di Jl. Pengadilan Kota Tanjungbalai Sumber: Dispora & Budpar Kota Tanjungbalai, Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Dalam rangka pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP maka dilakukan 3 (tiga) kegiatan setiap tahunnya. Secara umum tujuan kegiatan tersebut adalah untuk menjaga keamanan di Kota Tanjungbalai agar tetap kondusif. Selanjutnya untuk tujuan penguatan kelembagaan serta peningkatan peran partai politik, Badan Kesbangpol & Linmas juga melakukan kegiatan pembinaan politik daerah sebanyak 3 (tiga) kegiatan setiap tahunnya. Kota Tanjungbalai tidak memiliki petugas linmas tetap atau yang mempunyai SK pengangkatan dari kepala daerah. Petugas linmas dipilih hanya pada saat pelaksanaan pilkada atau pemilu. Pada saat tersebut, akan dipilih 270 personil linmas untuk ditempatkan disetiap lingkungan dalam kelurahan. II-63

64 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum Jumlah petugas satpol PP selaku penegak perda selama tahun mengalami peningkatan, walaupun hal tersebut tidak berbanding lurus dengan tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) karena pada Tahun 2015 cakupan penyelesainya justru menurun dari tahun sebelumnya 100 persen menjadi 88,89 persen. Untuk menangani kejadian kebakaran yang terjadi di Kota Tanjungbalai, Pemerintah Pusat menyediakan 7(tujuh) mobil pemadam kebakaran. Pada Tahun 2015 terjadi 28 kejadian kebakaran dan pada setiap kejadian tingkat waktu tanggap (response time rate) sekitar 15 menit Ketahanan Pangan Ketahanan pangan merupakan pemenuhan kebutuhan pangan, artinya diupayakan agar pangan selalu tersedia setiap saat dan harganya terjangkau oleh masyarakat. Kebutuhan beras Kota Tanjungbalai setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada Tahun 2015 kebutuhan akan beras sebesar ton, padahal masyarakat hanya mampu memproduksi sebesar 762 ton. Artinya produksi beras lokal hanya mampu memenuhi 3,29% dari seluruh kebutuhan beras di Kota Tanjungbalai. Tabel Perkembangan Produksi dan Kebutuhan Beras Kota Tanjungbalai, Uraian Kebutuhan beras (ton) 18341, , Produksi beras (ton) ,7 736, Perimbangan beras (ton) (16586,25) (19894,1) (20265,6) (23008) (22368) Swasembada 9,57% 3,26% 3,51% 1,78% 3,29% Konsumsi (kg/kpt/tahun) 108,8 108,8 108,8 128,3 126,32 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tanjungbalai, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) merupakan wahana partisipasi dan aspirasi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan di tingkat kelurahan. Jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat setiap tahunnya tidak mengalami peningkatan yakni sebanyak 63, dan sampai Tahun 2015 belum ada LPM yang memperoleh prestasi. Selain LPM, lembaga yang diharapkan memiliki peran aktif dalam di dalam pemberdayaan masyarakat adalah Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Jumlah PKK selama Tahun juga tidak mengalami peningkatan yaitu berjumlah 37. PKK Kota Tanjungbalai beranggotakan PNS dan masyarakat dengan ketua TP PKK adalah istri kepala daerah Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungbalai setiap tahunnya selalu menerbitkan buku Tanjungbalai Dalam Angka. Dalam buku tersebut dimuat data-data mengenai Kota Tanjungbalai yang berhubungan dengan keadaaan geografi, pemerintahan, II-64

65 penduduk dan ketenagakerjaan, sosial, pertanian, perindustrian, perdagangan, transportasi, keuangan, pengeluaran penduduk, pendapatan regional dan kemiskinan. Untuk buku PDRB Kota Tanjungbalai, selama Tahun selalu diterbitkan oleh BPS Kota Tanjungbalai. Data-data yang diterbitkan oleh BPS menjadi rujukan bagi penyusun kebijakan di masa yang akan datang Kearsipan Pengelolaan arsip secara baku sangat penting agar file-file, arsip dan dokumen tidak hilang ataupun rusak karena alasan tertentu. Kota Tanjungbalai telah melakukan pengelolaan yang baku terhadap 1340 arsip yang tersedia. Hal yang dilakukan antara lain penataan, penilaian dan penyusutan untuk menentukan apakah arsip tersebut dimusnahkan atau diserahkan ke Kantor Perpustakaan dan Arsip. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, disediakan 3 (tiga) aparatur bidang kearsipan Komunikasi dan Informatika Pada saat ini informasi komunikasi berbasis teknologi sangat diperlukan. Dalam rangka pemenuhan hal tersebut, pemerintah Kota Tanjungbalai telah membuat sebuah website resmi yang dapat diakses oleh semua pengguna internet, yaitu: Pemerintah Kota Tanjungbalai juga berlangganan koran harian. Ada 70 jenis surat kabar yang diterima setiap harinya, 26 jenis untuk koran nasional dan 44 jenis untuk koran harian. Pada tahun 2015 persentase penduduk yang mengakses internet ada sebanyak 25,17 persen. Lokasi mengakses internet terbanyak adalah di rumah sendiri yaitu sebesar 63,86 persen, dengan pengakses terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 25,99 persen, sedangkan perempuan yang mengakses internet ada sebanyak 24,34 persen Perpustakaan Jumlah perpustakaan yang ada di Kota Tanjungbalai mencakup 187 unit yang terdapat di setiap kantor kecamatan dan kelurahan, sekolah, serta milik pemerintah daerah. Jumlah pengunjung perpustakaan setiap tahunnya mengalami peningkatan signifikan. Pada Tahun 2015 sudah mencapai orang dibandingkan Tahun 2011 yang hanya mencapai orang atau mengalami peningkatan rata-rata sebesar 39,22 persen setiap tahunnya. Jumlah buku yang tersedia juga mengalami peningkatan, pada Tahun 2015 terdapat judul dengan jumlah sebanyak eksemplar Fokus Layanan Urusan Pilihan Analisis kinerja atas layanan bidang pilihan dilakukan terhadap indikator-indikator kinerja penyelenggaraan bidang pilihan pemerintahan Kota Tanjungbalai yang meliputi: bidang pertanian, perikanan dan kelautan dan bidang perdagangan. II-65

66 Pertanian Sektor pertanian masih merupakan sektor penting dalam perekonomian Kota Tanjungbalai karena sebagian besar penduduk Kota Tanjungbalai masih menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian setelah sektor perdagangan dan sektor jasa kemasyarakatan. Berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, kontribusi sektor pertanian selama tahun mengalami penurunan. Pada Tahun 2011 kontribusi sektor pertanian sebesar 17,98 persen, kemudian menurun menjadi 17,09 persen pada Tahun 2015 atau menurun rata-rata sebesar 1,27 persen setiap tahunnya. Gambar Peranan Kategori Pertanian dan Perikanan terhadap PDRB Kota Tanjungbalai Atas Dasar Harga Berlaku, a. Pertanian Tanaman Pangan Tanaman pangan yang di tanam yaitu padi sawah dengan irigasi setengah teknis. Lahan sawah yang ada di Kota Tanjungbalai terdapat pada Kecamatan Datuk Bandar, Datuk Bandar Timur, dan Sei Tualang Raso. Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013) ditemukan bahwa jumlah usaha pertanian di Kota Tanjungbalai didominasi oleh kegiatan usaha pertanian rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian, jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungbalai tercatat sebanyak rumah tangga, menurun sebesar 14,95 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tidak ada dan usaha pertanian lainnya sebanyak 3 unit. Kecamatan Datuk Bandar tercatat sebagai Kecamatan dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di masing-masing kecamatan tidak ada dan Kecamatan Datuk Bandar tercatat sebagai kecamatan dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak. Usaha subsektor tanaman pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Kota Tanjungbalai didominasi oleh rumah tangga yang mengelola Ubi Kayu. Dari II-66

67 keseluruhan rumah tangga yang mengelola tanaman pangan sebanyak 515 rumah tangga, 46,60 persen (240) diantaranya mengelola tanaman ubi kayu, sedangkan rumah tangga yang mengelola tanaman padi adalah sebanyak 46,40 persen (239) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan. Selain itu, terdapat 9,12 persen (47) dari seluruh rumah tangga tanaman pangan di Kota Tanjungbalai yang mengelola komoditas padi dan palawija sekaligus. Luas tanam padi mengalami penurunan selama periode , yaitu sebelumnya seluas 268 ha menjadi 256 ha. Hal tersebut berdampak pada penurunan hasil produksi beras, pada Tahun 2011 menghasilkan sebanyak ton menjadi ton pada Tahun Panen padi di Kota Tanjungbalai terjadi pada bulan Januari sampai Maret dan Agustus sampai Oktober. Hal yang sama dialami pada tanaman jagung dan ubi kayu. Tanaman jagung terjadi penurunan luas tanam sebesar 32,25 persen. Pada tahun 2011 mencapai 31 ha kemudian menurun menjadi 21 ha pada Tahun 2015, mengakibatkan penurunan pada produksi jagung sebesar 12,72 persen. Untuk tanaman ubi mengalami penurunan luas tanam sebesar 28,57 persen sehingga penurunan produksi ubi kayu menjadi sebesar 35,86 persen. No. Tabel Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan di Kota Tanjungbalai, URAIAN Tahun Padi Luas Tanam (ha) Luas Panen (ha) Produktivitas (kw/ha) 46, , , Produksi (ton) ,6 1269, Jagung Luas Tanam (ha) Luas Panen (ha) Produktivitas (kw/ha) 44,33 89, ,71 60 Produksi (ton) 110 n.a 89, Kedelai Luas Tanam (ha) n.a Luas Panen (ha) Produktivitas (kw/ha) Produksi (ton) Ubi Kayu Luas Tanam (ha) Luas Panen (ha) Produktivitas (kw/ha) 260,28 604, , Produksi (ton) 806 n.a II-67

68 4 Hortikultura Luas Panen (ha) 188 n.a Produktivitas (kw/ha) 71,3 n.a 93,17 102,36 85,1 Produksi (ton) 1718 n.a 2049, Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tanjungbalai, 2016 Luas lahan yang ditanami padi setiap tahun mengalami penurunan rata-rata sebesar 13,2 persen setiap tahunnya. Luas lahan pada Tahun 2011 seluas 601 ha menjadi 294 ha pada Tahun Penurunan ini disebabkan karena terjadinya alih fungsi lahan, dari lahan pertanian menjadi pemukiman penduduk. Tabel Luas Lahan Pertanian (ha) yang Diusahakan di Kota Tanjungbalai, No Lahan Pertanian (Ha) Tahun Lahan Sawah Lahan Pertanian bukan Sawah Jumlah Sumber: Indikator Pertanian Sumatera Utara, 2014 Berdasarkan jenis penggunaannya maka lahan bukan pertanian merupakan lahan terbesar dengan luas ha atau sekitar 0,604 persen dari luas Kota Tanjungbalai. Penggunaan lahan terluas selanjutnya adalah untuk perkebunan yaitu sekitar 0,276 persen dari luas Kota Tanjungbalai. Jenis tanaman yang banyak ditanami untuk perkebunan adalah pohon kelapa. Gambar Luas Lahan (ha) Menurut Jenis Penggunaannya di Kota Tanjungbalai (ha), 2015 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tanjungbalai, 2016 Luas lahan sawah biasanya ditanami satu, dua, tiga kali tanam dalam setahun tergantung dengan kondisi lahan, pola tanam dan jenis benih padi yang ditanam. Kota Tanjungbalai berada pada lingkungan dengan kurang ketersediaan air maka kegiatan tanam dan panen tidak pernah mencapai tiga kali dalam setahun. II-68

69 Tabel Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Sawah di Kota Tanjungbalai, 2014 Jenis Irigasi Tadah Hujan Pasang Surut Jumlah Satu Kali Penanaman Dua Kali Penanaman Sumber: Indikator Pertanian Sumatera Utara, 2014 b. Pertanian Tanaman Holtikultura Menurut BPS, tanaman hortikultura adalah hasil menurut bentuk produk dari setiap tanaman sayuran, biofarmaka dan tanaman hias yang diambil berdasarkan luas dipanen/tanaman yang menghasilkan pada bulan/triwulan laporan. Selanjutnya untuk sub sektor tanaman sayur-sayuran di kota Tanjungbalai mencakup komoditas kacang panjang, terong, bayam, cabai, sawi, kangkung, dan ketimun. Luas panen pada Tahun 2015 untuk seluruh tanaman sayur mengalami penurunan. Dibandingkan Tahun 2011, tanaman kangkung merupakan jenis sayur yang mengalami penurunan paling besar pada tahun 2015 yaitu sebesar 65 persen, kemudian disusul tanaman bayam sebesar 58 persen. Berdasarkan produkstivitas maka terlihat peningkatan pada semua jenis tanaman. Dibandingkan Tahun 2011, tanaman yang mengalami peningkatan produktivitas terbesar adalah cabai sebesar 201,5 persen pada Tahun 2015, kemudian diikuti oleh tanaman terong sebesar 74,44 persen. No. Tabel Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Sayur di Kota Tanjungbalai, URAIAN Tahun Kacang Panjang Luas Panen (ha) Produksi (ton) ,8 426, Produktivitas (kw/ha) ,4 72,92 2 Terong Luas Panen (ha) Produksi (ton) 78,5 346,4 200, Produktivitas (kw/ha) ,71 3 Bayam Luas Panen (ha) Produksi (ton) 117,6 675,9 236, Produktivitas (kw/ha) , Cabai Luas Panen (ha) Produksi (ton) ,5 195, II-69

70 Produktivitas (kw/ha) ,33 165,83 5 Sawi Luas Panen (ha) Produksi (ton) 261,8 166,6 209, Produktivitas (kw/ha) ,38 165,83 6 Kangkung Luas Panen (ha) Produksi (ton) ,9 396, Produktivitas (kw/ha) ,29 7 Ketimun Luas Panen (ha) Produksi (ton) 187,5 558,1 384, Produktivitas (kw/ha) ,75 112,99 Sub sektor tanaman buah-buahan di Kota Tanjungbalai mencakup komoditi mangga, pisang, pepaya, sawo, jambu biji, jambu air, semangka, nenas, dan nangka. Pada tahun 2015, produksi tanaman buah-buahan yang merupakan tiga terbesar di Kota Tanjungbalai masing-masing adalah pisang sebesar 307 ton, mangga sebesar 168 ton, dan nangka sebesar 74 ton, sedangkan pada tahun yang sama produksi tanaman buah-buahan yang merupakan tiga terendah adalah semangka sebesar 1 ton, jambu air sebesar 6 ton, dan nanas sebesar 8 ton. Untuk tanaman jeruk, rambutan, dan salak sudah tidak berproduksi lagi selama 5 tahun terakhir. Tabel Produksi Buah-Buahan Menurut Jenis Tanaman di Kota Tanjungbalai, Produksi (Ton) Jenis Buah Mangga 22,8 27,5 29,1 187,1 168 Pisang 258,3 81,9 101,2 179,3 307 Pepaya 34,2 11,3 24,6 40,3 22 Sawo 73 12,7 10,1 28,2 41 Jambu Biji 5,4 6,3 7,4 47,1 15 Jambu Air 1,6 5, ,5 6 Semangka 25,1 0 4,9 64,7 1 Nenas 1,3 1,8 1,4 14,8 8 Nangka 28,3 20, ,8 74 c. Peternakan Pada tahun 2015 populasi jenis ternak besar di Kota Tanjungbalai lebih kecil jika dibandingkan tahun 2014 yakni dari sebanyak 646 ekor menjadi 633 ekor, sedangkan jumlah ternak kecil Tahun 2015 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari ekor menjadi ekor atau meningkat sebesar 7,23 persen. Pada tabel, populasi jenis ternak unggas tahun 2015 menurun dibandingkan Tahun II-70

71 Tabel Banyaknya Ternak/Unggas Menurut Jenis Ternak Di Kota Tanjungbalai, No Ternak/Unggas Ternak Besar Sapi Kerbau Kuda Ternak Kecil 3. Kambing Domba Babi Ayam Kampung Ayam Ras n.a n.a 5. Itik Manila Burung Puyuh Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tanjungbalai, 2016 Produksi daging terbesar berasal dari Kecamatan Datuk Bandar. Kecamatan tersebut menghasilkan daging berasal dari ternak sebanyak kg. Menurut jenis ternak, maka sapi merupakan penyumpang terbesar terhadap produksi daging yakni sebesar kg, kemudian produksi daging kambing sebesar kg. No Tabel Produksi Daging Menurut Jenis Ternak dan Kecamatan di Kota Tanjungbalai (kg), 2015 Kecamatan Jenis Ternak (Kg) Sapi Kerbau Kambing Domba Babi 1 Datuk Bandar Datuk Bandar Timur Tanjungbalai Selatan 4 Tanjungbalai Utara Sei Tualang Raso Teluk Nibung Jumlah Bila dilihat berdasarkan produksi daging menurut jenis unggas maka penghasil terbesar adalah Kecamatan Datuk Bandar Timur. Jenis unggas penghasil daging terbesar adalah ayam kampung dengan produksi sebanyak kg. II-71

72 Tabel Produksi Daging Menurut Jenis Unggas (kg) dan Kecamatan di Kota Tanjungbalai, 2015 Ayam Ayam Ayam No Kecamatan Itik Manila Kampung Petelur Pedaging 1 Datuk Bandar 9.384, ,44 2 Datuk Bandar Timur , ,08 3 Tanjungbalai Selatan 511, ,88 4 Tanjungbalai Utara 351, ,16 5 Sei Tualang Raso 1.855, ,28 6 Teluk Nibung 8.503, ,48 Jumlah , , Perikanan dan Kelautan Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Tahun 2015, kontribusi sub sektor pertanian dan perikanan sebesar 17,09 persen, merupakan penyumbang ketiga setelah sektor perdagangan dan industri pengolahan dalam perekonomian Kota Tanjungbalai. Perkembangan produksi ikan menurut asal tangkapan di Kota Tanjungbalai sepanjang tahun 2011 s/d 2015 secara keseluruhan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Meningkatnya produksi perikanan tangkap dan budidaya tak lepas dari bantuan pembinaan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Tanjugbalai, baik dalam bentuk pembinaan kelompok masyarakat pesisir, pemberian bantuan sarana dan prasarana perikanan serta bantuan alat tangkap kepada nelayan. Selain penanganan aspek produktivitas perikanan, kebijakan lain yang juga menjadi prioritas adalah pengawasan sumberdaya laut terdiri dari penanganan dan penindakan terhadap kasus-kasus pelanggaran, seperti kasus penangkapan ikan tanpa menggunakan izin penangkapan, penangkapan ikan di luar areal penangkapan ikan dan kasus penangkapan ikan dengan menggunakan bahan beracun dan aliran listrik (strum). Tabel Banyaknya Produksi Ikan menurut Asal Tangkapan (Ton) di Kota Tanjungbalai, No Tahun Laut Perairan Umum Budidaya Produksi ,00 34,86 54, , ,00 35,38 43, , ,00 33,28 34, , ,14 17,57 31, , ,99 21,25 243,56 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Tanjungbalai, ,80 II-72

73 Konsumsi ikan darat dan laut di Kota Tanjungbalai selama Tahun mengalami peningkatan. Pada Tahun 2011 konsumsi ikan sebesar 2,50 persen, menjadi 4,50 persen pada Tahun 2015 atau meningkat rata-rata sebesar 12,47 persen setiap tahunnya. Konsumsi ikan laut pada Tahun 2011 sebesar 22,50 persen menjadi 37,20 persen atau meningkat rata-rata sebesar 10,58 persen setiap tahunnya. Tabel Konsumsi Ikan Perkapita (kg/kapita/thn), Tahun Darat Konsumsi Ikan Laut ,50 22, ,75 24, ,90 25, ,12 27, ,50 37,20 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Tanjungbalai, 2016 Gambar Jumlah Bina Kelompok Nelayan Kota Tanjungbalai, Sumber: Dinas Perkanan dan Kelautan Kota Tanjungbalai, Perdagangan 1. Peranan Kategori Perdagangan Besar dan Eceran terhadap PDRB Perdagangan besar dan eceran mempunyai kontribusi cukup signifikan terhadap perolehan nilai PDRB Kota Tanjungbalai, yang mencapai kisaran 20 persen pertahun dan kategori tersebut merupakan kontributor utama pembentukan PDRB agregat Kota Tanjungbalai. Kontribusi kategori tersebut pada Tahun 2015 sebesar 20,47 persen, menurun dibandingkan Tahun 2014 sebesar 20,56 persen II-73

74 Gambar Peranan Kategori Perdagangan Besar dan Eceran Terhadap PDRB Kota Tanjungbalai, Nilai Ekspor Impor Kota Tanjungbalai Kegiatan perdagangan ekspor impor di Kota Tanjungbalai terjadi melalui pelabuhan Teluk Nibung, tempat perantaraan barang dari luar negeri terutama Malaysia. Berikut secara lengkap disajikan data mengenai ekspor bersih perdagangan di Kota Tanjungbalai selama kurun waktu tahun No Tabel Bobot dan Nilai Ekspor/ Impor dari Pelabuhan Tanjungbalai Asahan, Tahun Volume Nilai (US$ ) Ekspor Impor Ekspor Impor , ,26 24,75 33, , ,71 12,13 21, , ,36 13,99 17, , ,3 13,26 11, , ,2 11,44 7,68 3. Sarana dan Prasarana Perdagangan Demikian juga dengan ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan di Kota Tanjungbalai, pada Tahun 2015 terdapat 20 pasar umum, 59 toko, dan kios dengan total sarana perdagangan sebesar Selama Tahun jumlah sarana perdangan tersebut tidak mengalami perubahan yang signifikan. II-74

75 Tabel Banyaknya Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di Kota Tanjungbalai, Jenis Sarana Perdagangan Pasar Umum Toko Kios Warung Rumah Makan Total Pasar tradisional memegang peranan penting dalam kegiatan perdagangan di Kota Tanjungbalai. Pasar tradisional biasanya dikelola oleh pedagang menengah dan pedagang kecil. Adapun pasar tradisional yang banyak melakukan aktivitas ekonomi di Kota Tanjungbalai adalah Pasar Bahagia dan Pasar Bengawan di Kecamatan Tanjungbalai Selatan dan Pasar Suprapto di Kecamatan Tanjungbalai Utara. Selain itu terdapat juga beberapa pasar modern yaitu Hypermart, Indomaret, Alfamidi. Menurut jenisnya maka jumlah pedagang terbesar di Kota Tanjungbalai adalah pedagang kecil sebanyak 1983 pedagang. Tabel Banyaknya Pedagang di Kota Tanjungbalai, 2015 Kecamatan Pedagang Besar Pedagang Menengah Pedagang Kecil Datuk Bandar Datuk Bandar Timur Tanjungbalai Selatan Tanjungbalai Utara Sei Tualang Raso Teluk Nibung Tanjungbalai Tanda Daftar Perusahaan (TDP) merupakan suatu bukti bahwa badan usaha atau yang berbentuk perusahaan telah terdaftar berdasarkan Undang-undang No. 3 Th Pada prinsipnya TDP bertujuan untuk mencatat keterangan dari suatu perusahaan, dan merupakan sumber informasi resmi untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Keterangan itu dapat meliputi identitas dan keterangan lainnya tentang perusahaan. Setiap tahun badan hukum yang terbanyak memiliki TDP di Kota Tanjungbalai adalah untuk perorangan. Meskipun suatu kewajiban, masih banyak usaha perorangan yang tidak memilik TDP karena umumnya usaha tersebut mengurus TDP pada saat akan meminjam dari perbankan, disebabkan TDP merupakan salah satu syarat bagi setiap usaha untuk mendapatkan pinjaman. II-75

76 Tabel Jumlah Usaha Terdaftar yang Memiliki TDP Menurut Bentuk Usaha, Badan Hukum PT. Incorporated Company CV/Firma Koperasi Perorangan Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanjungbalai, Perindustrian Perindustrian di Kota Tanjungbalai menjadi sektor ekonomi yang menopang kehidupan masyarakat. Pada Tahun 2015 kategori industri pengolahan memberi kontribusi sebesar 18,31 persen terhadap pembentukan PDRB Kota Tanjungbalai. Kategori ini merupakan kontributor kedua terbesar setelah sektor perdagangan. Pada kategori industri pengolahan, lapangan usaha yang menyumbang peranan terbesar adalah industri makanan dan minuman sebesar 17,34 persen pada Tahun Gambar Peranan Kategori Industri Pengolahan Terhadap PDRB Kota Tanjungbalai, Kategori Industri pengolahan adalah perubahan bahan menjadi produk baru dengan menggunakan tangan atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat sama dimana produk tersebut dijual. Pada kategori Industri pengolahan, lapangan usaha yang menyumbang peranan terbesar adalah Industri Makanan dan Minuman yaitu sebesar 94,92 persen pada Tahun Industri makanan mencakup pengolahan produk pertanian, perkebunan dan perikanan menjadi makanan. Industri minuman mencakup pembuatan minuman baik minuman beralkohol maupun tidak beralkohol. II-76

77 Tabel Peranan Kategori Industri Pengolahan Menurut Sub Kategori Terhadap Kategori Industri Pengolahan, No Sub Kategori Industri Makanan dan Minuman 94,20 94,28 94,51 94,70 94,92 2 Pengolahan Tembakau 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 4 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 5 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 6 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 7 Industri Barang Galian bukan Logam 8 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 0,39 0,38 0,37 0,35 0,32 2,38 2,35 2,21 2,12 2,05 0,16 0,15 0,15 0,14 0,13 0,07 0,06 0,06 0,06 0,05 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01 0,90 0,85 0,80 0,76 0,71 9 Industri Mesin dan 1,11 1,10 1,08 1,05 1,01 Perlengkapan YTDL 10 Industri Alat Angkutan 0,48 0,49 0,50 0,50 0,48 11 Industri Furnitur 0,24 0,24 0,25 0,24 0,23 12 Industri Pengolahan lainnya, Jasa Reperasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Selama periode tahun jumlah perusahaan yang beroperasi di Kota Tanjungbalai mengalami penurunan yang cukup signifikan, Pada Tahun 2013 terdapat 531 perusahaan menjadi hanya 151 perusahaan pada Tahun 2014, tetapi tidak sama dengan yang dialami jumlah tenaga kerja, karena terjadi peningkatan pada Tahun 2015 menjadi sebesar 1285 dari tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 962 tenaga kerja. No Tabel Perkembangan Industri Kecil dan Jasa di Kota Tanjungbalai, Tahun Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja Nilai Investasi Nilai Produksi * II-77

78 Selama Tahun Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanjungbalai selalu bermitra dengan Dewan Kerajianan Nasional Daerah (Dekranasda) melaksanaan pembinaan dan pemberian peralatan kepada kelompok pengrajin batok kelapa, pengrajin kulit kerang, pengrajin eceng gondok dan pengrajin lidi. Gambar Cakupan Bina Kelompok Pengrajin Kota Tanjungbalai, Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanjungbalai, Parawisata Pemerintah Kota Tanjungbalai kini terus bekerja keras membenahi kawasan pelabuhan Teluk Nibung setelah ditetapkan sebagai pintu gerbang potensi pariwisata Danau Toba dengan berupaya mengundang para investor, tetapi kendala klasik masih belum teratasi yaitu kondisi infrastruktur yang belum memadai. Menurut data Kantor Imigrasi Tanjungbalai Tahun 2015, terdapat WNI yang datang dari luar negeri ke Kota Tanjungbalai. Adapun potensi pariwisata yang dimiliki dan sedang dikembangkan di Kota Tanjungbalai adalah Pusat Pasar Ikan yang merupakan tempat penjualan ikan segar termasuk ikan asin yang jarang ditemukan di pasar lain, Sungai Asahan, Water Boom Tanjungbalai, Vihara Tri Ratna yang memiliki keindahan arsitektur, Jembatan Tabayang yang merupakan jembatan terpanjang di Sumatera Utara, menghubungkan Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan, Teluk Nibung yang merupakan lokasi transit dan perdagangan komoditas pertanian dan perikanan, Pulau Besusen yang menurut penduduk setempat terdapat patung sigale-gale. Selain itu pengembangan wisata kuliner menjadi salah satu alternatif untuk menjadi bagian dari pengembangan pariwisata ke depan ASPEK DAYA SAING DAERAH Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. II-78

REVISI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH ( R K P D ) TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA TANJUNGBALAI 2016

REVISI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH ( R K P D ) TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA TANJUNGBALAI 2016 REVISI. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH ( R K P D ) TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA TANJUNGBALAI 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan kekuatan-nya, Revisi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KOTA TANJUNGBALAI

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KOTA TANJUNGBALAI PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KOTA Kota Tanjungbalai berada di kawasan pesisir Pantai Timur Sumatera Utara. Terletak pada 2 58 15 3 01 32 Lintang Utara dan 99 48 00 99 50 16 Bujur

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kondisi Fisik Nusa Tenggara Barat a. Peta wilayah Sumber : Pemda NTB Gambar 4. 1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat b. Konsisi geografis wilayah Letak dan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aktivitas di kawasan ini menjadi semakin tinggi. Hal ini akan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aktivitas di kawasan ini menjadi semakin tinggi. Hal ini akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kepadatan serta pertumbuhan penduduk yang terpusat di perkotaan menyebabkan aktivitas di kawasan ini menjadi semakin tinggi. Hal ini akan menyebabkan peluang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1. Batas admistrasi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagian tengah, di bagian selatan dibatasi lautan Indonesia, sedangkan di bagian

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memuat capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk dalam suatu daerah karena hal tersebut merupakan kejadian

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pringsewu bisa dimulai dengan mengenal lebih dekat karakteristik kedua kabupaten. Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang 2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015 DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN Edisi 07 Agustus 2015 Buku saku ini dalam upaya untuk memberikan data dan informasi sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005 2025 merupakan kelanjutan perencanaan dari tahap pembangunan sebelumnya untuk mempercepat capaian tujuan pembangunan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH A. Kondisi Umum Daerah 1. Pertumbuhan PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak, Batas Wilayah, dan Keadaan Alam Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015 BPS KABUPATEN DAIRI No. 01/10/1210/Th. IX, 3 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi tahun 2015, diukur berdasarkan laju pertumbuhan Produk

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 TUMBUH 5,98 PERSEN Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. VI, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2015 tumbuh 5,61 persen. Pada tahun 2015, besaran Produk

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016 No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan salam kita sampaikan atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2014 tumbuh 6,24 persen. Pada tahun 2014, besaran Produk

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/08/31/75/Th.VII, 10 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2016 tumbuh 4,65 persen. Pada tahun 2016, besaran Produk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung Kabupaten Badung merupakan satu dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali yang mempunyai wilayah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 BPS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI No. 01/10/1218/Th.VII, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Serdang Bedagai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Jawa Tengah antara lain : 1. Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur. 2. Sebelah Barat : Provinsi Jawa Barat

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Jawa Tengah antara lain : 1. Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur. 2. Sebelah Barat : Provinsi Jawa Barat 1 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Jawa Tengah terletak antara 5º 4 dan 8º 3 Lintang Selatan dan antara 108º 30 dan 111º 30

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2010-2016 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 848 847.7 5 422 596.4 6 137 535.9 6 879 709.2 7 610 994.1 8 399 150.1

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan, 31 IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2015 BPS KOTA TANJUNGBALAI No. 01/10/1272/Th.XVI, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kota Tanjungbalai Tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki luas 1.371,78 Km2, penggunaan wilayah Ponorogo sebagaian besar untuk area ke hutanan yaitu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA 4.1 Sejarah Kota Sibolga Kota Sibolga dahulunya merupakan bandar kecil di teluk Tapian Nauli dan terletak di pulau Poncan Ketek. Pulau kecil ini letaknya tidak jauh dari

Lebih terperinci