HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 HASIL DAN PEMBAHASAN Respon Anatomi terhadap Aplikasi Kalsium Secara Eksternal Struktur sekretori getah kuning (sayatan longitudinal) merupakan sebuah saluran yang panjang dan bercabang dengan tipe seperti kanal (Fann 1990), sedangkan berdasarkan hasil sayatan melintang merupakan sebuah lumen besar yang dikelilingi sel epitel yang bersifat spesifik (Dorly et al. 2008). Saluran getah kuning yang terdapat pada perikap buah manggis berumur 10 dan MSA tersebar pada bagian eksokarp, mesokarp dan endokarp (Gambar 4). B C A D Gambar 4 Struktur sekretori getah kuning umur MSA. A. Bagian Eksokarp, B. Bagian Mesokarp, C. Endokarp, dan D. Aril (Skala: 500 µm, Sumber Dorly et al. 2008). Saluran getah kuning (lumen besar) berbentuk lingkaran dengan ukuran diameter yang semakin meningkat berturut-turut dari bagian eksokarp, mesokarp ke endokarp pada umur 10 dan MSA. Aplikasi kalsium secara eksternal tidak mempengaruhi ukuran diameter saluran getah kuning pada umur 10 MSA (eksokarp, mesokarp dan endokarp). Pada umur MSA ukuran diameter getah bagian mesokarp dan endokarp juga tidak dipengaruhi oleh aplikasi kalsium secara eksternal pada permukaan buah muda (2, 4, 6 dan 8 MSA), tetapi pada bagian eksokarp ukuran diameter getah menurun sebesar 26% pada aplikasi Ca(OH) 2 konsentrasi 1 M dibanding kontrol (Tabel 1 dan Gambar 5).

2 Tabel 1 Pengaruh aplikasi Ca secara eksternal terhadap diameter saluran getah kuning pada umur 10 MSA dan MSA Perlakuan Diameter saluran getah kuning (µm) umur 10 MSA Eksokarp Mesokarp Endokarp Kontrol 50.50± ± ±28.10 CaCl M 46.92± ± ±26.38 CaCl 2 0.5M 40.08± ± ±20.68 CaCl 2 1M 40.42± ± ±17.15 Ca(OH) M 40.92± ± ±29.90 Ca(OH) 2 0.5M 48.83± ± ±16.46 Ca(OH) 2 1M 51.83± ± ± 4.25 Diameter saluran getah kuning (µm) umur MSA Eksokarp Mesokarp Endokarp Kontrol 49.75±1.25 bc 77.58± ±26.13 CaCl M 54.03±4.91 c 74.50± ±29.61 CaCl 2 0.5M 42.54±8.60 ab 61.50± ±11.54 CaCl 2 1M 50.58±5.51 bc 70.92± ±11.73 Ca(OH) M 47.42±4.47 bc 74.25± ±11.11 Ca(OH) 2 0.5M 43.92±1.13 ab 73.75± ±7.96 Ca(OH) 2 1M 36.75±5.56 a 93.42± ±40.71 Keterangan : Nilai (Rata-rata±Standar Deviasi) angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menujukkan beda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%. A B Gambar 5 Efek penyemprotan kalsium terhadap diameter getah (lumen) saluran getah kuning bagian endokarp. A. Kontrol MSA, B. Ca(OH) 2 1M umur MSA (tanda panah menunjukkan struktur sekretori : epithelium cell, : yellow latex duct, skala: 30 µm). Penurunan diameter saluran getah (53%) pada eksokarp selaras dengan penurunan skor getah kuning pada aril tertinggi pada perlakuan Ca(OH) 2 1 M sebesar 26%. Skor getah pada kulit memiliki korelasi (r=0.74, p<0.05) dengan ukuran diameter getah bagian eksokarp. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa ukuran diameter saluran getah yang semakin kecil akan cenderung menurunkan skor getah kuning. Lumen saluran getah merupakan tempat penimbunan eksudat

3 getah kuning, semakin kecil diameter sebuah lumen diduga akan mengurangi jumlah eksudat getah. Diameter saluran getah (lumen) umumnya meningkat dari umur 10 ke MSA. Diameter saluran getah kuning bagian mesokarp cenderung menunjukkan peningkatan selama umur 10 ke MSA (Gambar 6). A B C D E F Gambar 6 Efek penyemprotan kalsium terhadap diameter getah, panjang dan lebar sel epitel saluran getah kuning bagian mesokarp. A. Kontrol 10 MSA, B. Kontrol MSA, C. CaCl 2 0.5M 10 MSA, D. CaCl 2 0.5M MSA, E. Ca(OH) 2 1M 10 MSA, F. Ca(OH) 2 1M umur MSA (tanda panah menunjukkan struktur sekretori : epithelium cell, : yellow latex duct, skala: 30 µm).

4 Diameter getah (lumen) bagian mesokarp menunjukkan peningkatan yang konsisten untuk seluruh perlakuan dari umur 10 ke MSA. Hal ini berbeda dengan bagian eksokarp peningkatan ukuran diameter getah sebesar 2-10 µm setelah aplikasi CaCl M, 0.5 M, 1 M, dan Ca(OH) M, sedangkan perlakuan kontrol, Ca(OH) 2 0.5M dan 1M cenderung menurun µm. Diameter saluran getah bagian endokarp meningkat 7-47 µm selama umur 10 hingga MSA pada perlakuan kontrol, CaCl 2 1 M dan Ca(OH) 2 1 M, sedangkan untuk perlakuan CaCl M, 0.5M, Ca(OH) M dan 0.5M cenderung menurun sebesar 4-20 µm. Lumen saluran getah dikelilingi oleh sel epitel yang bersifat spesifik. Sel epitel tersebut merupakan sel hidup yang mengandung sitoplasma dengan organel seperti plastid, mitokondria, dan aparatus golgi (Dorly et al. 2008). Aplikasi kalsium secara eksternal tidak meningkatkan panjang dan lebar sel epitel saluran getah pada bagian eksokarp, mesokarp dan endokarp buah manggis umur 10 MSA. Aplikasi kalsium secara eksternal juga tidak meningkatkan panjang sel epitel saluran getah baik di bagian eksokarp, mesokarp maupun endokarp pada buah manggis umur MSA. Hal ini berbeda dengan ukuran lebar sel epitel saluran getah bagian eksokarp buah manggis umur MSA yang cenderung menurun sampai µm atau sekitar 26% dibandingkan kontrol setelah aplikasi CaCl 2 konsentrasi 0.5M. Pada bagian mesokarp umur MSA aplikasi kalsium tidak mempengaruhi peningkatan ataupun penurunan ukuran lebar sel epitel saluran getah. Pada bagian endokarp umur MSA, lebar sel epitel saluran getah cenderung meningkat sampai µm (sekitar 95%) dibandingkan kontrol (12.87µm) setelah aplikasi Ca(OH) 2 konsentrasi 0.25M. Peningkatan lebar sel epitel saluran getah pada bagian endokarp dan penurunan lebar sel epitel saluran getah tidak selaras dengan penurunan skor getah kuning pada kulit maupun aril buah. Aplikasi kalsium secara eksternal cenderung menurunkan skor getah kuning pada kulit dan aril, sedangkan panjang sel epitel saluran getah tidak menurun secara nyata dibandingkan kontrol dan lebar sel epitel saluran getah hanya menurun di bagian eksokarp dan meningkat hanya di bagian endokarp. Peningkatan panjang dan lebar saluran getah diduga tidak

5 mempengaruhi penurunan skor getah kuning baik pada kulit maupun aril buah (Tabel 2). Tabel 2 Pengaruh aplikasi Ca secara eksternal terhadap panjang dan lebar sel epitel saluran getah kuning umur 10 dan MSA Perlakuan Eksokarp Panjang sel epitel (µm) Lebar sel epitel (µm) 10 MSA MSA 10 MSA MSA Kontrol 26.53± ± ± ±0.95 ab CaCl M 31.47± ± ± ±1.10 bc CaCl 2 0.5M 29.67± ± ± ±0.50 a CaCl 2 1M 30.27± ± ± ±0.72 bc Ca(OH) M 34.87± ± ± ±0.23 c Ca(OH) 2 0.5M 31.20± ± ± ±1.80abc Ca(OH) 2 1M 33.93± ± ± ±1.71 bc Mesokarp Panjang sel epitel (µm) Lebar sel epitel (µm) 10 MSA MSA 10 MSA MSA Kontrol 43.40± ± ± ±3.03 CaCl M 50.07± ± ± ±1.36 CaCl 2 0.5M 44.20± ± ± ±2.42 CaCl 2 1M 46.27± ± ± ±1.11 Ca(OH) M 47.20± ± ± ±3.33 Ca(OH) 2 0.5M 50.20± ± ± ±1.27 Ca(OH) 2 1M 45.93± ± ± ±4.68 Endokarp Panjang sel epitel (µm) Lebar sel epitel (µm) 10 MSA MSA 10 MSA MSA Kontrol 47.73± ± ± ±3.10 a CaCl M 56.60± ± ± ±4.52 b CaCl 2 0.5M 51.60± ± ± ±2.88ab CaCl 2 1M 51.40± ± ± ±0.70ab Ca(OH) M 60.87± ± ± ±0.70 c Ca(OH) 2 0.5M 58.80± ± ± ±3.30ab Ca(OH) 2 1M 54.80± ± ± ±2.55 b Keterangan : Nilai (Rata-rata±Standar Deviasi) angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menujukkan beda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%. Aplikasi kalsium secara eksternal telah mampu menurunkan skor getah kuning baik pada aril maupun pada kulit buah manggis, akan tetapi ketebalan dinding sel epitel saluran getah berdasarkan pengamatan TEM tidak menunjukkan perbedaan yang berarti (Gambar 7).

6 A B CW 1 M M CW CW 2 C Gambar 7 D Struktur sekretori getah kuning A. Sayatan transversal dengan mikroskop cahaya perbesaran 1000X, B. Sayatan TEM perbesaran 6000X (sumber Dorly et al. 2008), C. Sayatan TEM transversal dinding sel epitel saluran getah (30000X) perlakuan kontrol, D. Aplikasi CaCl 2 (mt: mitochondria, CW: cell wall, V: vacuole, TW: thickened cell wall, : epithelium cell, : yellow latex duct, P: plastid, G: golgi apparatus, NC: neighbour cell, LP: yellow latex particles, M: middle lamella, skala: 200 nm). Ketebalan dinding sel epitel saluran getah bagian mesokarp aplikasi CaCl 2 konsentrasi 0.5M sebesar nm, sedangkan kontrol sebesar nm. Aplikasi kalsium klorida secara eksternal telah mampu menurunkan skor getah kuning pada aril tertinggi (28%), walaupun ketebalan dinding sel epitel saluran getah tidak bertambah. Kalsium memiliki peran unik dan penting untuk menstabilkan membran sel, karena kebocoran membran sel sangat dipengaruhi oleh konsentrasi Ca di sekeliling sel (Bangerth 1979). Kalsium menurunkan permeabilitas hidrolik air dari membran sel dan menurunkan tingkat penyerapan air pada buah ceri (Glenn & Poovaiah 1989). Ion kalsium menghambat kerusakan polisakarida yang berikatan dengan pektin (Konno et al. 1984). Kalsium juga

7 menjaga kekuatan struktur dinding sel dan harus dalam bentuk bebas (Ca 2+ ) yang aktif untuk menurunkan pecah buah pada ceri (Glenn & Poovaiah 1989). Aplikasi kalsium telah mampu menyediakan unsur kalsium dalam sel yang diperlukan untuk menstabilkan membran dan mencegah kerusakan dinding sel. Hal ini penting agar saluran getah tidak mudah mengalami kerusakan akibat perubahan tekanan turgor yang mendadak. Respon Morfologi Buah Manggis terhadap Aplikasi Kalsium A. Skor Getah Kuning Pada Kulit dan Aril Manggis Aplikasi kalsium hidroksida (Ca(OH) 2 dan kalsium klorida (CaCl 2 ) secara eksternal umumnya mampu menurunkan skor getah kuning pada kulit maupun aril dibandingkan kontrol. Penurunan skor getah kuning pada kulit tertinggi pada perlakuan Ca(OH) 2 1 M sebesar 26% dibandingkan kontrol (walaupun tidak secara nyata). Penurunan skor getah kuning pada aril tertinggi pada perlakuan CaCl M sebesar 28% dibandingkan kontrol. Skor getah kuning pada aril juga menurun berturut-turut 21%, 20%, dan 19% setelah aplikasi Ca(OH) M, 0.5M dan 1 M selama 4 kali tahap perkembangan buah umur 2, 4, 6 dan 8 MSA (Tabel 3). Tabel 3 Pengaruh aplikasi kalsium secara eksternal terhadap skor getah kuning pada buah Manggis umur MSA Perlakuan Skor getah kuning Kulit buah Aril buah Kontrol 2.24± ±0.18 a CaCl M 2.05± ±0.24 ab CaCl M 1.96± ±0.13 b CaCl 2 1 M 1.99± ±0.14 ab Ca(OH) M 1.89± ±0.06 b Ca(OH) M 1.98± ±0.31 b Ca(OH) 2 1 M 1.66± ±0.07 b Keterangan : Nilai (Rata-rata±Standar Deviasi) angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menujukkan beda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5% Penurunan skor getah kuning pada aril lebih diutamakan dari pada skor getah kuning pada kulit buah manggis. Hal ini disebabkan skor getah kuning pada kulit dapat dihilangkan dengan membersihkan getah permukaan buah dengan kain lap atau mencongkelnya. Berbeda dengan getah kuning pada aril buah yang sulit

8 A untuk dihilangkan dan dapat menyebabkan rasa pahit, tidak enak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Aplikasi Ca(OH) 2 dan CaCl 2 memberikan respon yang berbeda dalam menurunkan skor getah kuning pada kulit dan pada aril. Kalsium hidroksida lebih efektif menurunkan skor getah kuning secara nyata dibandingkan kontrol, tetapi tidak efektif menurunkan skor getah kuning pada aril (Tabel 6 pada Lampiran 3). Berdasarkan hasil uji lanjut kontras ortogonal menunjukkan adanya tren linier (Tabel 7 pada lampiran 3) antara aplikasi Ca(OH) 2 dengan penurunan skor getah kuning pada kulit buah manggis. Hal ini berarti peningkatan konsentrasi Ca(OH) 2 dari 0 sampai 1 M yang diaplikasikan pada permukaan buah muda cenderung menurunkan skor getah kuning pada kulit buah manggis. Tren linier tersebut didukung dengan hubungan korelasi linier negatif (R 2 =0.56, r=-0.74, p<0.05) antara konsentrasi Ca(OH) 2 dengan skor getah kuning pada kulit (Gambar 8). Skor getah kuning y = x R² = y = x R² = Konsentrasi Ca(OH) 2 yang diaplikasikan [M] y = 0.600x x R² = y = 1.252x x R² = Gambar 8 Hubungan antara skor getah kuning pada kulit ( ) dan skor getah kuning pada aril (0) pada buah manggis umur MSA dengan konsentrasi kalsium yang diaplikasikan 4 kali pada permukaan buah muda manggis (2, 4, 6 dan 8 MSA). A. Ca(OH) 2, B. CaCl 2. Skor getah kuning B CaCl 2 [M] Aplikasi CaCl 2 lebih efektif menurunkan skor getah kuning pada aril buah dibandingkan kontrol, tetapi tidak efektif menurunkan skor getah kuning pada kulit buah (Tabel 8 pada Lampiran 3). Penurunan skor getah kuning pada aril dengan konsentrasi CaCl 2 menunjukkan tren kuadratik (Gambar 8). Hal ini berarti bahwa penurunan skor getah kuning pada aril tertinggi hanya pada konsentrasi 0.5 M, tetapi jika konsentrasi CaCl 2 yang diaplikasikan pada permukaan buah

9 muda dengan konsentrasi yang kurang dari 0.5 M atau lebih dari 0.5 M kurang efektif dalam menurunkan skor getah pada aril (Gambar 8). Perbedaan respon (penurunan skor getah kuning) terhadap aplikasi Ca(OH) 2 dan CaCl 2 secara eksternal pada permukaan buah muda menimbulkan dugaan bahwa jenis kalsium yang diaplikasikan dan konsentrasinya mempengaruhi penetrasi masuknya kalsium ke dalam buah. Kalsium klorida sangat higroskopis, penetrasi ke dalam buah lebih baik walaupun tingkat penetrasi dipengaruhi oleh kelembaban dan konsentrasi (Schonherr 2000). Kalsium hidroksida sulit larut pada air pada konsentrasi tinggi, sehingga sulit masuk ke dalam kulit buah. Residu adalah masalah potensial pada penyemprotan Ca(OH) 2 yang tertinggal pada permukaan perikarp (Callan 1986). Hal ini didukung oleh hasil pengamatan distribusi kalsium perikap leci dengan sinar X menunjukkan kalsium tertinggal di eksokarp (Huang et al. 2008). Penetrasi dan penyerapan kalsium ke dalam kulit buah sangat sulit. Penyerapan kalsium serta kandungannya pada setiap bagian buah menunjukkan adanya ketidak seragaman. Pada buah matang konsentrasi kalsium tertinggi pada kulit buah dan terendah pada daging buah (Saure 2005) Pengaruh aplikasi kalsium secara eksternal terhadap skor getah kuning umur MSA menunjukkan adanya perbedaan skor getah pada kulit dan pada aril (Tabel 1). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada korelasi antara skor getah yang terdapat pada kulit bagian luar dengan skor getah pada aril (korelasi Pearson diperoleh nilai korelasi R 2 =0.08, r=0.29, p>0.05). Hal ini disebabkan perbedaan faktor penyebab getah antara getah pada bagian aril buah dengan pada kulit buah. Penyebab getah pada bagian aril lebih disebabkan faktor endogen (fisiologi), sedangkan getah pada kulit disebabkan faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen (aktivitas fisiologi) disebabkan perubahan tekanan turgor akibat perubahan kandungan air tanah yang ekstrim pada fase manggis berbuah sehingga terjadi kerusakan dinding sel epitel saluran getah kuning (Syah et al. 2007). Perkembangan manggis juga mempengaruhi kemunculan getah pada aril, diduga ada tekanan dari dalam terhadap jaringan diantara kulit dan aril menyebabkan pecahnya dinding sel epitel saluran getah (Dorly et al. 2008). Pecah buah pada ceri manis juga disebabkan faktor tekanan internal seperti perubahan

10 tekanan osmotik, turgor dan potensial air, yang secara tidak langsung mempengaruhi permeabilitas kutikula, ketegaran dan struktural dinding sel (Callan 1986). Faktor eksogen disebabkan gangguan mekanis seperti tusukan/gigitan serangga, benturan dan cara panen yang menyebabkan kerusakan dinding sel epitel saluran getah bagian eksokarp (Verheij 1997). Faktor eksogen (lingkungan) seperti curah hujan yang berlebihan, kekeringan (Huang et al. 2005), temperatur tinggi dan kelembaban relatif yang rendah juga turut memicu pecah buah pada leci (Kanwar el al. 1972). B. Sifat Fisik dan Kimia Buah Manggis Buah manggis yang disukai konsumen memiliki kulit yang tipis dan tidak keras, sehingga mudah dibuka. Aplikasi Ca pada umumnya tidak menurunkan sifat fisik buah manggis seperti ukuran diameter dan edible portion buah manggis, serta tidak meningkatkan ketebalan kulit dan kekerasan buah manggis (Tabel 4). Tabel 4 Pengaruh aplikasi kalsium secara eksternal terhadap sifat fisik buah manggis umur MSA Perlakuan Diameter buah Edible portion (%) Ketebalan kulit buah (cm) Kekerasan kulit buah (kg) (cm) Transversal Longitudinal Kontrol 5.21± ± ± ± ±0.06 CaCl M 5.07± ± ± ± ±0.03 CaCl M 5.25± ± ± ± ±0.03 CaCl 2 1 M 5.13± ± ± ± ±0.03 Ca(OH) M 5.29± ± ± ± ±0.03 Ca(OH) M 5.30± ± ± ± ±0.03 Ca(OH) 2 1 M 5.25± ± ± ± ±0.06 Keterangan : Nilai (Rata-rata±Standar Deviasi) Aplikasi Ca secara eksternal tidak mempengaruhi kekerasan kulit dan ukuran buah manggis. Hal ini berbeda dengan penelitian aplikasi Ca pada buah mangga yang meningkatkan kekerasan buah (Le-Van et al. 2006), sedangkan pada buah tomat justru menurunkan kekerasan buah (Hao & Papadopoulos 2000). Aplikasi Ca secara eksternal pada buah ceri manis juga tidak mempengaruhi ukuran buah (Callan 1986), berbeda pada buah pear yang mampu meningkatkan ukuran buah (Raese & Drake 1995). Rasio PTT/TAT merupakan salah satu parameter yang dipakai sebagai indikator kualitas buah manggis. Semakin tinggi nilai rasio PTT/TAT maka mutu

11 buah untuk dikonsumsi akan semakin baik. Aplikasi Ca secara eksternal tidak menurunkan PTT dan tidak meningkatkan total asam tertitrasi TAT (Tabel 5). Tabel 5 Pengaruh aplikasi kalsium secara eksternal terhadap sifat kimia (PTT, TAT dan rasio PTT/TAT) buah manggis umur MSA Perlakuan PTT ( 0 brix) TAT (%) Rasio PTT/TAT Kontrol 19.15± ± CaCl M 19.33± ± CaCl M 18.88± ± CaCl 2 1 M 18.81± ± Ca(OH) M 19.44± ± Ca(OH) M 19.37± ± Ca(OH) 2 1 M 18.94± ± Keterangan : Nilai (Rata-rata±Standar Deviasi). PTT : Total Padatan Terlarut, TAT : Total Asam Tertitrasi Aplikasi Ca secara eksternal tidak mengurangi rasa manis (PTT) dan tidak meningkatkan rasa asam (TAT) buah manggis. Hal ini berbeda dengan penelitian Callan (1986) yang melaporkan bahwa aplikasi Ca(OH) 2 pada buah ceri manis meningkatkan PTT dibanding kontrol. Aplikasi Ca secara eksternal justru menurunkan PTT pada buah apel (Moor et al. 2006), dan pada buah tomat (Hao & Papadopoulos 1990). Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh karakteristik kimia buah yang berbeda antara buah manggis, ceri manis, apel dan tomat. Respon Fisiologi Aplikasi Kalsium Secara Eksternal Efek aplikasi kalsium secara eksternal mampu menurunkan skor getah kuning pada aril dan pada kulit manggis, tetapi tidak meningkatkan akumulasi kalsium pada perikap. Penyemprotan kalsium secara eksternal pada buah manggis juga tidak meningkatkan kalsium struktural (Ca pektat dan Ca fosfat) pada perikap secara nyata dibandingkan kontrol (Gambar 9 dan 10). Penyemprotan kalsium juga tidak meningkatkan konsentrasi kalsium total pada buah leci (Huang et al. 2008). Hal ini berbeda pada buah apel, penyemprotan kalsium nitrat justru efektif meningkatkan konsentrasi kalsium buah (Lotze & Theron 2007). Faktor yang menyebabkan tidak meningkatnya konsentrasi kalsium total perikarp buah manggis adalah kegagalan aplikasi kalsium menjadi bagian struktural dinding sel. Faktor utama yaitu sulitnya penyerapan kalsium pada permukaan buah. Kohl (1961) menghitung penyerapan Ca yang disemprotkan ke permukaan buah sangat

12 kecil <1µg/cm 2, akibatnya efek penyemprotan kalsium ke buah sangat terbatas, dan peningkatan Ca total buah tidak lebih dari mg/100gr bobot buah basah. Hal inilah yang menyebabkan kalsium total tidak meningkat secara signifikan (Gambar 9). Konsentrasi Ca total (%) Gambar Perlakuan Efek 4 kali penyemprotan kalsium klorida (CaCl 2 ) dan kalsium hidroksida (Ca(OH) 2 pada tahap perkembangan buah manggis yang berbeda terhadap konsentrasi kalsium total pada perikarp manggis umur MSA (Rata-rata±standar eror). Keterangan perlakuan (1: kontrol, 2: CaCl 2 konsentrasi 0.25M, 3: CaCl 2 konsentrasi 0.5M, 4: CaCl 2 konsentrasi 1M, 5: Ca(OH) 2 konsentrasi 0.25M, 6: Ca(OH) 2 konsentrasi 0.5M, 7: Ca(OH) 2 konsentrasi 1M). Faktor lain yang menyebabkan tidak terjadi peningkatan kalsium total pada perikarp buah manggis umur MSA yaitu mekanisme aktif yang mengerakkan kalsium dari permukaan buah ke dalam jaringan buah sangat kurang. Hal ini disebabkan kalsium merupakan unsur yang sedikit mobil dan mekanisme translokasinya masih belum jelas. Penyerapan kalsium adalah proses pasif yang tergantung pada pembukaan stomata. Stomata pada buah umumnya densitasnya lebih rendah dari pada daun dan seringkali tidak fungsional (Huang et al. 2008), meskipun demikian aplikasi kalsium tersebut telah dapat menekan munculnya getah kuning pada manggis. Kandungan kalsium total pada buah dapat dipisahkan ke dalam beberapa fraksi kelarutan dan akibat aktivitas fisiologi yang berbeda. Kalsium yang terlarut air (Ca terlarut), berasosiasi dengan komponen asam organik, klorida (CaCl 2 ), nitrat (Ca(NO 3 ) 2 ) dan dapat bertukar dan diserap oleh pektin (Ca pektat). Ca

13 tersebut dipertimbangkan sebagai aktifitas fisiologi pada tanaman dan terikat lemah. Sebaliknya Ca dalam bentuk ikatan kuat, seperti Ca fosfat, karbonat dan oksalat (Saure 2005). Pengukuran berbagai bentuk kalsium seperti Ca terlarut, Ca pektat, Ca fosfat, Ca oksalat dilakukan pada umur 10 MSA dan MSA (Gambar 10). Konsentrasi Ca (%) Konsentrasi Ca (%) C A Ca terlarut 10 MSA Ca terlarut MSA Ca fosfat 10 MSA Ca fosfat MSA Perlakuan Gambar 10 Efek 4 kali penyemprotan CaCl 2 dan Ca(OH) 2 konsentrasi 0.25M, 0.5M dan 1 M pada perikarp buah manggis yang umur 10MSA dan 15-16MSA terhadap konsentrasi beberapa bentuk kalsium di perikap buah manggis. A. Konsentrasi Ca terlarut, B. Ca pektat, C. Ca fosfat dan D. Ca oksalat (Nilai Rata-rata±Standar Error). Keterangan perlakuan (1: kontrol, 2: CaCl 2 konsentrasi 0.25M, 3: CaCl 2 konsentrasi 0.5M, 4: CaCl 2 konsentrasi 1M, 5: Ca(OH) 2 konsentrasi 0.25M, 6: Ca(OH) 2 konsentrasi 0.5M, 7: Ca(OH) 2 konsentrasi 1M). Aplikasi kalsium secara ekternal tidak meningkatkan akumulasi Ca terlarut, Ca pektat, Ca fosfat dan Ca oksalat secara nyata pada umur 10 MSA. Pada umur MSA akumulasi Ca terlarut, Ca pektat, Ca fosfat dan Ca oksalat cenderung meningkat setelah aplikasi kalsium secara eksternal, walaupun tidak secara nyata bila dibandingkan dengan kontrol (Gambar 10). Kalsium terlarut, Ca pektat dan fosfat mengalami peningkatan dari 10 MSA ke MSA, sebaliknya Ca oksalat menunjukkan kecenderungan D Konsentrasi Ca (%) Konsentrasi Ca (%) B Ca pektat 10 MSA Ca pektat MSA Ca oksalat 10 MSA Ca oksalat MSA Perlakuan

14 penurunan (Gambar 10). Kecenderungan yang sama juga ditunjukkan oleh peneliti lain, pada aplikasi kalsium klorida secara eksternal pada buah leci menunjukkan konsentrasi Ca terlarut dan Ca struktural (Ca pektat dan fosfat) meningkat dari umur 5 ke umur 8 MSA, sedangkan Ca oksalat menurun (Huang et al. 2008). Kalsium terlarut merupakan kalsium yang terlarut dalam air. Ca pektat merupakan asosiasi yang terbentuk antara Ca yang terikat pektat, yang membentuk ikatan silang komponen penyusun lamela tengah dari dinding sel. Kalsium fosfat merupakan asosiasi kalsium yang terikat dengan fosfat. Fosfat merupakan salah satu komponen unsur yang menyusun membran sel, asam nukleat dan ATP. Ketiga jenis kalsium tersebut memiliki peran penting dalam proses fisiologi, terutama Ca pektat dan Ca fosfat yang berperan dalam menyusun dinding sel dan membran sel. Kalsium terlarut di dalam sel diperlukan untuk menyampaikan pesan di dalam sitoplasma sel. Kalsium terlarut, Ca pektat dan fosfat merupakan kalsium yang lebih mudah larut sehingga menjadi bentuk yang mudah tersedia bagi tanaman untuk aktivitas fisiologi. Pada umur 10 MSA merupakan fase pertumbuhan cepat pada manggis, sedangkan umur MSA merupakan fase pematangan. Kebutuhan Ca saat fase pertumbuhan cepat untuk aktifitas fisiologis dan komponen pembentuk struktur sel (dinding sel, membran sel, asam nukleat) lebih banyak dibandingkan saat fase pematangan. Kalsium dalam bentuk tersedia digunakan untuk proses tersebut, sehingga konsentrasi Ca pada umur 10 MSA lebih rendah dari pada umur MSA. Hasil penelitian menunjukkan akumulasi Ca oksalat cenderung lebih tinggi pada buah yang muda (10 MSA) dibanding saat buah matang (15-16 MSA). Kalsium oksalat disimpan dalam jumlah besar pada seluruh parenkim buah muda dan mungkin akan diuraikan lagi, kecuali jika kelarutannya rendah dan remobil (Saure 2005). Kalsium merupakan unsur immobil yang transportasinya melalui xilem, tetapi dapat melintasi floem secara simplas. Transportasi melalui floem dapat terjadi jika terdapat sinyal ketersediaan konsentrasi Ca 2+ bebas dalam sitoplasma yang rendah, sehingga akan menjadi faktor pembatas yang menyebabkan Ca sedikit mobil (Raven 1977).

15 Kalsium oksalat menunjukkan akumulasi yang paling banyak (sekitar 50-60%) dalam jaringan buah manggis, dibandingkan Ca terlarut, pektat dan fosfat (Gambar 10). Kalsium oksalat adalah mineral paling melimpah pada jaringan tanaman. Kalsium oksalat bersinergi dengan komponen terpenoid, yang berfungsi sebagai pertahanan dari herbivora dan insektisida (Korth et al. 2006). Kalsium oksalat membentuk ikatan yang paling kuat dan paling sulit terlarut dibandingkan dengan Ca terlarut, pektat dan fosfat (Saure 2005), hal inilah yang menyebabkan akumulasi Ca oksalat lebih banyak. Korelasi Antara Skor Getah dan Konsentrasi Kalsium Pektat pada Perikarp Peningkatan konsentrasi Ca pektat cenderung meningkat dengan penurunan skor getah kuning pada kulit setelah aplikasi Ca(OH) 2. Hubungan antara skor getah kuning pada kulit dengan konsentrasi Ca pektat menunjukkan kecenderungan korelasi negatif (R 2 =0.37, r=-0.61, p<0.05). Konsentrasi Ca pektat tidak berkorelasi dengan skor getah kuning pada aril setelah aplikasi CaCl 2 (R 2 =0.25, r=-0.50, p>0.05), tetapi menunjukkan korelasi pada taraf kepercayaan 10%. Konsentrasi Ca pektat pada perikarp yang semakin meningkat, cenderung mengurangi munculnya getah kuning. Hal ini membuktikan bahwa Ca pektat merupakan struktur dinding sel (lamela tengah) yang melindungi keluarnya getah dari saluran sekretori. Saluran getah kuning sudah dijumpai pada umur -1 MSA (Rai et al. 2006) dan masih ada sampai buah manggis matang (umur MSA). Tipe saluran getah kuning adalah saluran (kanal) bercabang dan ruang sekretorinya terbentuk secara skizogen (Fahn 1990). Saluran getah kuning merupakan sebuah lumen besar yang dikelilingi sel epithelium yang spesifik (Dorly et al. 2008). Sel epithelium dengan struktur dinding sel yang kuat, mampu mencegah keluarnya getah dari lumen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 38 Pencemaran Getah Kuning Pencemaran getah kuning pada buah manggis dapat dilihat dari pengamatan skoring dan persentase buah bergetah kuning pada aril dan kulit buah, serta persentase

Lebih terperinci

Ca(OH) 2-3(3) CaCl 2-1(3) CaCl 2-3(2) JALAN

Ca(OH) 2-3(3) CaCl 2-1(3) CaCl 2-3(2) JALAN LAMPIRAN 36 U Lampiran 1. Denah Lokasi Penelitian T B Lereng Atas Blok 3 Kontrol-(3) Ca(OH) 2-2(3) Ca(OH) 2-3(3) Ca(OH) 2-1(3) S CaCl 2-3(3) CaCl 2-1(3) CaCl 2-2(3) Ca(OH) 2-3(2) Ca(OH) 2-1(2) Kontrol-(2)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Fisik Buah Kualitas fisik buah merupakan salah satu kriteria kelayakan ekspor buah manggis. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kualitas fisik buah meliputi

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Cemaran Getah Kuning pada Aril dan Kulit Buah Manggis Tanaman yang diberi kalsium menghasilkan skor getah kuning aril dan kulit buah yang lebih rendah daripada tanaman yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 5 TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Manggis Tanaman manggis dapat tumbuh optimal pada tanah lempung berpasir dan gembur dengan kandungan bahan organik yang tinggi serta drainase yang baik. Derajat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Manggis TINJAUAN PUSTAKA Manggis Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan buah eksotik, memiliki warna menarik dan kandungan gizi tinggi, yang populer di Asia tenggara dan Australia utara (Ramage et al.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi Tanaman Manggis

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi Tanaman Manggis TINJAUAN PUSTAKA 18 Morfologi Tanaman Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) berasal dari Semenanjung Malaysia, merupakan sumber protein, vitamin dan mineral, juga mengandung bahan antioksidan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manggis ( Garcinia mangostana L)

TINJAUAN PUSTAKA Manggis ( Garcinia mangostana L) TINJAUAN PUSTAKA Manggis (Garcinia mangostana L) Manggis merupakan tumbuhan dioceus dengan tinggi tanaman mencapai 6-25 m, berdaun rapat (rimbun), duduk daun berlawanan, tangkai daun pendek, daunnya tebal

Lebih terperinci

RESPON ANATOMI STRUKTUR SEKRETORI GETAH KUNING, MORFOLOGI, DAN FISIOLOGI BUAH MANGGIS

RESPON ANATOMI STRUKTUR SEKRETORI GETAH KUNING, MORFOLOGI, DAN FISIOLOGI BUAH MANGGIS RESPON ANATOMI STRUKTUR SEKRETORI GETAH KUNING, MORFOLOGI, DAN FISIOLOGI BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP APLIKASI KALSIUM SECARA EKSTERNAL YAHMI IRA SETYANINGRUM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Kimia Tanah Hasil analisis sampel tanah sebelum perlakuan menunjukkan sifat-sifat kimia tanah sebagai berikut: ph= 5.4 (sangat rendah), C-Org= 1.54% (rendah), N-Total= 0.16%

Lebih terperinci

METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Rancangan Penelitian

METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Rancangan Penelitian METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penyemprotan kalsium pada buah manggis dilakukan di sentra produksi manggis yaitu di kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Pengamatan sifat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Simpan Penggunaan pembungkus bahan oksidator etilen dapat memperpanjang umur simpan buah pisang dibandingkan kontrol (Lampiran 1). Terdapat perbedaan pengaruh antara P2-P7 dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis berasal dari kawasan Asia Tenggara (hutan tropis Malaysia-Indonesia), namun budi dayanya sudah berkembang semakin meluas selain di Asia Tenggara juga ke

Lebih terperinci

Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) The Effect of Calcium Application on Gamboge in Mangosteen Fruit (Garcinia mangostana L.) Indah Wulandari 1 dan

Lebih terperinci

Jurnal AgroPet Vol. 11 Nomor 1 Desember 2014 ISSN: PENGENDALIAN GETAH KUNING MANGGIS MELALUI PENGATURAN DOSIS SUMBER KALSIUM

Jurnal AgroPet Vol. 11 Nomor 1 Desember 2014 ISSN: PENGENDALIAN GETAH KUNING MANGGIS MELALUI PENGATURAN DOSIS SUMBER KALSIUM Jurnal AgroPet Vol. 11 Nomor 1 Desember 2014 ISSN: 1693-9158 PENGENDALIAN GETAH KUNING MANGGIS MELALUI PENGATURAN DOSIS SUMBER KALSIUM Oleh: Yulinda Tanari 1), Dolfie DD. Tinggogoy 2) ABSTRAK Getah kuning

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pertanaman Tanaman melon selama penelitian berlangsung tumbuh baik, tidak ada tanaman yang mengalami kematian sampai saat panen. Suhu rata-rata harian di dalam rumah kaca

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Curah hujan harian di wilayah Kebun Percobaan PKBT IPB Tajur 1 dan 2 pada Februari sampai Juni 2009 berkisar 76-151 mm. Kelembaban udara harian rata-rata kebun tersebut

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada semua parameter menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut ini merupakan rata-rata

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis

Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24... (Bar) Suhu 15 0 C 1.64 0.29 0.16 0.32 0.24b 0.32b 0.27b 0.29b 0.39b 0.76b

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran

Lebih terperinci

STUDI STRUKTUR SEKRETORI GETAH KUNING DAN PENGARUH KALSIUM TERHADAP CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.

STUDI STRUKTUR SEKRETORI GETAH KUNING DAN PENGARUH KALSIUM TERHADAP CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L. STUDI STRUKTUR SEKRETORI GETAH KUNING DAN PENGARUH KALSIUM TERHADAP CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DORLY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Hama 1. Mortalitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai fase dan konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap mortalitas hama

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada November 2011 sampai April 2012 dan bertempat di Kebun Manggis Cicantayan-Sukabumi dengan ketinggian tempat sekitar 500-700 m dpl (di atas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola

Lebih terperinci

PENGENDALIAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS DENGAN PUPUK KALSIUM DI KABUPATEN BOGOR DAN PURWOREJO FAHROYATI NORA HANDAYANI

PENGENDALIAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS DENGAN PUPUK KALSIUM DI KABUPATEN BOGOR DAN PURWOREJO FAHROYATI NORA HANDAYANI PENGENDALIAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS DENGAN PUPUK KALSIUM DI KABUPATEN BOGOR DAN PURWOREJO FAHROYATI NORA HANDAYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di sentra produksi manggis di Desa Mulang Maya, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Penelitian berlangsung pada akhir Bulan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku

PEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku PEMBAHASAN UMUM Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membangun model pemupukan tanaman duku berdasarkan analisis daun dan mempelajari kategori tingkat kecukupan hara pada bibit duku. Cara membangun

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kadar Air Kulit Manggis Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan mutu dari suatu produk hortikultura. Buah manggis merupakan salah satu buah yang mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu sarana produksi utama dalam kegiatan. budidaya tanaman. Kebutuhan benih padi di Indonesia pada tahun 2013

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu sarana produksi utama dalam kegiatan. budidaya tanaman. Kebutuhan benih padi di Indonesia pada tahun 2013 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Benih merupakan salah satu sarana produksi utama dalam kegiatan budidaya tanaman. Kebutuhan benih padi di Indonesia pada tahun 2013 cukup tinggi yaitu sebesar

Lebih terperinci

STUDI WAKTU APLIKASI KALSIUM TERHADAP PENGENDALIAN GETAH KUNING DAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

STUDI WAKTU APLIKASI KALSIUM TERHADAP PENGENDALIAN GETAH KUNING DAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) STUDI WAKTU APLIKASI KALSIUM TERHADAP PENGENDALIAN GETAH KUNING DAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) 1 SUSI OCTAVIANI SEMBIRING DEPARI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan

Lebih terperinci

APLIKASI KALSIUM UNTUK MENGENDALIKAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) DI BOGOR DAN PURWOREJO SITI NURJANNAH

APLIKASI KALSIUM UNTUK MENGENDALIKAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) DI BOGOR DAN PURWOREJO SITI NURJANNAH APLIKASI KALSIUM UNTUK MENGENDALIKAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) DI BOGOR DAN PURWOREJO SITI NURJANNAH DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Studi Pemberian Kalsium untuk Mengatasi Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

Studi Pemberian Kalsium untuk Mengatasi Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Studi Pemberian Kalsium untuk Mengatasi Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Study of Calcium Application to Reduce Gamboge on Mangosteen Fruits (Garcinia mangostana L.) Dorly 1, Indah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia, I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek 5. PEMBAHASAN Pembahasan mengenai pengaruh waktu pemberian Giberelin (GA 3 ) terhadap induksi pembungaan dan pertumbuhan tanaman leek (Allium ampeloprasum L.) meliputi umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah 4.1.1. ph Tanah dan Basa-Basa dapat Dipertukarkan Berdasarkan Tabel 3 dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman Nilam 1 sampai 11 MST Hasil pengamatan tentang tinggi tanaman nilam pada umur 1 sampai dengan 11 MST dan sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 2. Sidik ragam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS

PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) The Effect of Dolomite Aplication on Gamboge in Mangosteen

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005 PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Awal Tanah Gambut Hasil analisis tanah gambut sebelum percobaan disajikan pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis didapatkan bahwa tanah gambut dalam dari Kumpeh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Spektra Buah Belimbing Buah belimbing yang dikenai radiasi NIR dengan panjang gelombang 1000-2500 nm menghasilkan spektra pantulan (reflektan). Secara umum, spektra pantulan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Pemanenan buah jeruk dilakukan dengan menggunakan gunting. Jeruk yang dipanen berasal dari tanaman sehat yang berumur 7-9 tahun. Pada penelitian ini buah jeruk yang diambil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tanah Hasil analisis contoh tanah pada lokasi percobaan dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil analisis tanah pada lokasi percobaan, tingkat kemasaman tanah termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produktivitas padi pada tahun 2015 hanya mencapai 5,28 t/ha (Badan Pusat

I. PENDAHULUAN. Produktivitas padi pada tahun 2015 hanya mencapai 5,28 t/ha (Badan Pusat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Produktivitas padi pada tahun 2015 hanya mencapai 5,28 t/ha (Badan Pusat Statistik, 2015). Padahal potensi produksi padi misalnya Varietas Mekongga berdasarkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 23 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Lokasi Penelitian Penelitian Pengaruh Penggunaan Stimulansia Organik dan ZPT terhadap Produktivitas Penyadapan Getah Pinus di Hutan Pendidikan Gunung Walat dilaksanakan

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK KALSIUM DAN BORON UNTUK MENGURANGI CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DHIKA PRITA HAPSARI

APLIKASI PUPUK KALSIUM DAN BORON UNTUK MENGURANGI CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DHIKA PRITA HAPSARI APLIKASI PUPUK KALSIUM DAN BORON UNTUK MENGURANGI CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DHIKA PRITA HAPSARI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber utama

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lahan Kebun salak dalam penelitian ini terletak di Desa Tapansari, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Umur pohon salak yang digunakan sekitar 2 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 15 Keadaan Umum Penelitian ini dilaksanakan di kebun buah naga di Desa Bojongkoneng, Bukit Sentul. udara rata-rata bulanan kawasan permukiman Bukit Sentul berdasarkan hasil pengukuran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Secara umumm planlet anggrek Dendrobium lasianthera tumbuh dengan baik dalam green house, walaupun terdapat planlet yang terserang hama kutu putih Pseudococcus spp pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia-sia, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia-sia, salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah SWT menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia-sia, salah satunya yakni diciptakannya tumbuhan berbuah dengan berbagai jenisnya, yang kesemuanya itu telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya dengan berbagai spesies flora. Kekayaan tersebut merupakan suatu anugerah besar yang diberikan Allah SWT yang seharusnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas Benih 2.1.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Padi sawah dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu : padi sawah (lahan yang cukup memperoleh air, digenangi waktu-waktu tertentu terutama musim tanam sampai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family Caricaceae dan merupakan tanaman herba (Barus dan Syukri, 2008). Sampai saat ini, Caricaceae itu diperkirakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum

Lebih terperinci

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan. Pertemuan : Minggu ke 13 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Perkembangan buah dan biji Sub pokok bahasan : 1. Terbentuknya biji 2. Perkembangan buah 3. Perkecambahan biji 4. Penuaan dan kematian

Lebih terperinci

STUDI STRUKTUR SEKRETORI GETAH KUNING DAN PENGARUH KALSIUM TERHADAP CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.

STUDI STRUKTUR SEKRETORI GETAH KUNING DAN PENGARUH KALSIUM TERHADAP CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L. STUDI STRUKTUR SEKRETORI GETAH KUNING DAN PENGARUH KALSIUM TERHADAP CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DORLY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 115 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Penanaman bayam dilakukan sebanyak tiga kali penanaman. Pertumbuhan tanaman bayam baik pada ketiga perlakuan interval pemberian hara.tanaman dibudidayakan dalam

Lebih terperinci

Distribusi Hara dalam Tanaman: Transport Jarak Jauh dalam Xylem dan Phloem AGH 322

Distribusi Hara dalam Tanaman: Transport Jarak Jauh dalam Xylem dan Phloem AGH 322 Distribusi Hara dalam Tanaman: Transport Jarak Jauh dalam Xylem dan Phloem AGH 322 Aliran Hara dari Akar ke Jaringan Pembuluh ANGKUTAN DALAM XYLEM DAN PHLOEM Aliran dalam xylem satu arah (acropetal, ke

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia Latosol Darmaga Latosol (Inceptisol) merupakan salah satu macam tanah pada lahan kering yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertambahan Tinggi Bibit Tanaman (cm) Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi bibit kelapa sawit setelah dilakukan sidik ragam (lampiran 9) menunjukkan bahwa faktor petak

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. ph Tanah Data hasil pengamatan ph tanah gambut sebelum inkubasi, setelah inkubasi, dan setelah panen (Lampiran 4) menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan ph tanah.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dengan kondisi lahan sebelum pertanaman adalah tidak ditanami tanaman selama beberapa bulan dengan gulma yang dominan sebelum

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Penelitian Pada penelitian ini semua jenis tanaman legum yang akan diamati (Desmodium sp, Indigofera sp, L. leucocephala dan S. scabra) ditanam dengan menggunakan anakan/pols

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim yang disertai peningkatan temperatur dunia yang mengakibatkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito, 2008). Tindakan mempertahankan dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian dan Terhadap Sifat sifat Kimia Tanah Penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian amelioran bahan humat dan abu terbang terhadap kandungan hara tanah

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MAGNESIUM (Mg) bisa mengandung sejumlah besar Mg sebagai MgSO4. dibagi menjadi tiga, yaitu: nonexchangeable, exchangeable, dan bentuk terlarut

MAGNESIUM (Mg) bisa mengandung sejumlah besar Mg sebagai MgSO4. dibagi menjadi tiga, yaitu: nonexchangeable, exchangeable, dan bentuk terlarut MAGNESIUM (Mg) Kandungan Mg dalam kebanyakan tanah umumnya antara 0,05% pada tanah pasir, dan 0,5% pada tanah liat. Kandungan Mg dalam tanah liat tinggi karena Mg yang ada dalam mineral ferromagnesian

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 39 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan dengan Mikroskop Elektron Transmisi (TEM). Pengukuran Parameter Fotosintesis . Pengamatan Anatomi Daun HASIL

Sediaan Mikroskopis untuk Pengamatan dengan Mikroskop Elektron Transmisi (TEM). Pengukuran Parameter Fotosintesis . Pengamatan Anatomi Daun HASIL dan dihitung status air medianya (Lampiran 1). Pengukuran kadar air relatif dilakukan dengan mengambil 1 potongan melingkar dari daun yang telah berkembang penuh (daun ke-3 dari atas) dengan diameter 1

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput gajah berasal dari afrika tropis, memiliki ciri-ciri umum berumur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput gajah berasal dari afrika tropis, memiliki ciri-ciri umum berumur BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Rumput gajah berasal dari afrika tropis, memiliki ciri-ciri umum berumur tahunan (Perennial), tingginya dapat mencapai 7m dan akar sedalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Karakterisitik Benih Kedelai Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji berkisar 18 g/ 100 biji. Warna kulit biji kuning muda dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, bulky/voluminous/menghabiskan banyak tempat, sangat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling

Lebih terperinci

Waktu dan Dosis Aplikasi Kalsium dan Boron untuk Pengendalian Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) di Tiga Sentra Produksi

Waktu dan Dosis Aplikasi Kalsium dan Boron untuk Pengendalian Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) di Tiga Sentra Produksi Waktu dan Dosis Aplikasi Kalsium dan Boron untuk Pengendalian Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) di Tiga Sentra Produksi Time and Application Dosage of Calcium and Boron for Yellow

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,

Lebih terperinci

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah anakan menunjukkan tidak ada beda nyata antar

Lebih terperinci