BAB 3 METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis Pada bab ini akan memaparkan variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini beserta dengan definisi operasionalnya, hipotesa penelitian, karakteristik subjek penelitian, teknik sampling, desain penelitian yang digunakan, alat ukur yang akan digunakan, serta prosedur penelitian. Menurut Kumar (1999), definisi ooperasional variabel adalah bagaimana semua orang memiliki pengertian yang sama dengan apa yang dimaksud, sehingga tidak ada pengertian yang berbeda-beda dan ada pengukuran dari variabel tersebut. Sedangkan hipotesis adalah asumsi sementara peneliti terhadap hasil penelitian yang akan diuji Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Terdapat tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu independent variabel atau variabel prediktor (lima dimensi kebudayaan Hofstede dan psikopati) dan dependent variabel atau variabel terikat (tendensi korupsi). Menurut Chadha (2009), independent variabel adalah variabel yang berubah-ubah, yang mempengaruhi dependent variabel. Dependent variabel adalah efek suatu variabel Definisi Lima Dimensi Kebudayaan Hofstede Definisi operasional yang peneliti berikan untuk lima dimensi kebudayaan Hofstede berdasarkan pengertian dari (Hofstede, 1994) dalam Tamas (2007), yaitu: Individualism, adalah dimensi budaya yang berkaitan dengan kondisi di mana setiap orang diharapkan untuk mengurus dirinya sendiri dan keluarga terdekat mereka. Sedangkan collectivism, yaitu kondisi di mana orang-orang diintegrasikan ke dalam kelompok yang kuat/ingroup kohesive, yang memiliki loyalitas tinggi terhadap kelompoknya. Sedangkan definisi operasional untuk individualism yaitu kecenderungan seseorang untuk berpikir, merasa, dan bertindak dengan mengutamakan kepentingan dirinya sendiri, serta kebutuhan pribadinya harus dipenuhi terlebih dahulu daripada kebutuhan kelompoknya (keluarga, teman-teman, masyarakat sekitar) sedangkan collectivism sebaliknya yaitu kebutuhan kelompoknya akan selalu diutamakan dan coba dipenuhi, dan 28

2 29 keputusan kelompok akan selalu hiikuti meskipun bertolak belakang dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Power distance, adalah salah satu dimensi budaya yang didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang yang kurang kuat mengharapkan dan menerima bahwa kekuasaan didistribusikan tidak merata. Budaya yang memiliki high power distance menunjukkan bahwa ketidaksetaraan kekuasaan dan kekayaan ada dalam masyarakat, seorang pemimpin yang memiliki power distance yang tinggu akan menjaga jarak dengan bawahannya, dan perbedaan status sangat terlihat pada lingkungan yang memiliki budaya power distance yang tinggi. Peneliti memberikan definisi operasional untuk dimensi kebudayaan power distance yaitu kecenderungan seseorang untuk berpikir dan merasa bahwa antara orang orang yang memiliki kuasa dan wewenang penting untuk menjaga jarak (minim komunikasi personal, minim diskusi, minim bersosialisasi) dengan bawahannya atau orang yang memiliki kuasa lebih rendah. Uncertainty avoidance adalah salah satu dimensi budaya yang berfokus untuk melihat tingkat toleransi seseorang terhadap ketidakpastian di lingkungannya, dan juga melihat sejauh mana para anggota suatu budaya merasa terancam oleh situasi yang tidak pasti atau tidak diketahui dan mencoba untuk menghindari situasi seperti itu. Definisi operasional yang peneliti berikan untuk dimensi kebudayaan uncertainty avoidance yaitu kecenderungan seseorang untuk berpikir, merasa dan berperilaku untuk selalu berusaha memenuhi hal-hal yang ia rasa akan membuatnya cemas karena ketidakpastian (tidak pasti memiliki uang hari esok, tidak pasti memiliki tempat tinggal di masa depan, dan sebagainya) dengan menhalalkan segala cara. Masculinity, adalah salah satu dimensi budaya yang menunjukkan sejauh mana nilai-nilai dominan di dalam masyarakat, apakah cenderung lebih memiliki sifat maskulin, seperti tegas dan kompetitif. Maskulinitas berkaitan dengan masyarakat di mana peran gender sosial jelas berbeda, yaitu laki-laki seharusnya tegas, tangguh, dan terfokus pada kesuksesan materi sedangkan wanita seharusnya lebih sederhana, lembut, dan peduli dengan kualitas hidup. Peneliti memberikan definisi operasional untuk dimensi kebudayaan masculinity yaitu kecenderungan seseorang untuk berpikir, merasa dan bertindak bahwa berkompetisi adalah penting dan memangkan sebuah kompetisi adalah keharusan meskipun harus melalui berbagai risiko yang ada.

3 30 Dimensi budaya yang kelima yaitu long term orientation, adalah dimensi kebudayaan yang ditandai dengan orientasi pada rencana jangka panjang serta kesuksesan di masa depan. Long term orientation memiliki karakteristik seperti: adaptasi dari tradisi dengan konteks modern, menghormati tradisi, hemat, seperti hemat sumber daya, menabung dalam jumlah yang besar, melakukan investasi, tekun dan gigih, bersedia bekerja keras untuk mencapai tujuan dan peduli dengan permasalahan sosial. Sedangkan definisi operasional untuk dimensi kebudayaan long term orientation yaitu kecenderungan seseorang untuk berpikir, merasa dan bertindak dengan penuh kehati-hatian, membuat perencanaan masa depan dengan matang, tidak mau melanggar moral dan norma yang ia piker akan merusak masa depannya, mau berjuang saat ini demi mencapai cita-citanya Definisi Psikopati Psikopati adalah aspek kepribadian yang dicirikan dengan perilaku antisosial, tidak adanya kapasitas untuk berempati, tidak adanya rasa takut, yang terdiri atas tiga dimensi yakni egosentris, tidak berperasaan, dan antisosial (Levenson, Keihl, & Fitzpatrick, 1995). Namun peneliti memberikan definisi operasional untuk variabel psikopati yaitu seseorang yang berpikir, merasa dan berperilaku yang tidak etis, melanggar moral, norma, aturan dan etika yang berlaku di masyarakat adalah hal wajar, serta menurutnya bersikap kasar, menyakiti, merampas kebahagiaan orang lain diperbolehkan Definisi Tendensi Korupsi Tangney (2003) dalam Cohen et al. (2011) memaparkan bahwa emosi moral memberikan dorongan dan motivasi pada individu untuk melakukan hal yang baik serta menghindari perilaku yang buruk. Peneliti memberikan definisi operasional pada variabel tendensi korupsi sebagai kecenderungan munculnya rasa malu dan bersalah seseorang yang berhubungan dengan emosi moral untuk melakukan perilaku melanggar moral (tidak etis) karena budaya yang dianutnya, nilai-nilai yang diyakininya serta kecenderungan gangguan kepribadian yang dimiliki, berdasarkan kecenderungan. Adapun dimensi dari variabel ini mencakup rasa malu dengan

4 31 indikator perilaku memperbaiki kesalahan dan evaluasi perilaku negatif dan dimensi rasa bersalah dengan indikator menarik diri dan evaluasi diri negatif Hipotesis Hipotesis penelitian merupakan asumsi peneliti terhadap hasil dari penelitian yang akan dilakukan. Rumusan hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: PD UA LTO H1 H7 MAS COL PSI H1 H2 H3 H7 H4 H5 H6 Evaluasi perilaku negatif PD H8 H8-H14 UA LTO MAS COL PSI H9 H10 H11 H12 H13 H14 Perilaku memperbaiki diri PD UA H15 H16 H15-H21 LTO MAS COL PSI H17 H18 H19 H20 H21 Evaluasi diri negatif Keterangan: PD : Power Distance H22-H28 PD UA LTO MAS COL PSI H22 H23 H24 H25 H26 H27 H28 Perilaku menarik UA : Uncertainty Avoidance LTO : Long Term Orientation MAS : Masculinity COL : COllectivism PSI : Psikopati

5 32 1. Hipotesa alternatif (Ha 1 ): Dimensi kebudayaan power distance mampu memprediksi evaluasi perilaku negatif dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 01 ): Dimensi kebudayaan power distance tidak mampu memprediksi evaluasi perilaku negatif. 2. Hipotesa alternatif (Ha 2 ): Dimensi kebudayaan uncertainty avoidance mampu memprediksi evaluasi perilaku negatif dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 02 ): Dimensi kebudayaan uncertainty avoidance tidak mampu memprediksi evaluasi perilaku negatif. 3. Hipotesa alternatif (Ha 3 ): Dimensi kebudayaan long term orientation mampu memprediksi evaluasi perilaku negatif dalam arah positif. Hipotesa nol (H 03 ): Dimensi kebudayaan long term orientation tidak mampu memprediksi evaluasi perilaku negatif. 4. Hipotesa alternatif (Ha 4 ): Dimensi kebudayaan masculinity mampu memprediksi evaluasi perilaku negatif dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 04 ): Dimensi kebudayaan masculinity tidak mampu memprediksi evaluasi perilaku negatif. 5. Hipotesa alternatif (Ha 5 ): Dimensi kebudayaan collectivism mampu memprediksi evaluasi perilaku negatif dalam arah positif. Hipotesa nol (H 05 ): Dimensi kebudayaan collectivism tidak mampu memprediksi evaluasi perilaku negatif. 6. Hipotesa alternatif (Ha 6 ): Psikopati mampu memprediksi evaluasi perilaku negatif dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 06 ): Psikopati tidak mampu memprediksi evaluasi perilaku negative. 7. Hipotesa alternatif (Ha 7 ): Dimensi kebudayaan power distance, uncertainty avoidance, long term orientation, masculinity, collectivism, dan psikopati secara bersama-sama mampu memprediksi evaluasi perilaku negatif dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 07 ): Dimensi kebudayaan power distance, uncertainty avoidance, long term orientation, masculinity, collectivism, dan psikopati secara bersama-sama tidak mampu memprediksi evaluasi perilaku negatif. 8. Hipotesa alternatif (Ha 8 ): Dimensi kebudayaan power distance mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri dalam arah negatif.

6 33 Hipotesa nol (H 08 ): Dimensi kebudayaan power distance tidak mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri. 9. Hipotesa alternatif (Ha 9 ): Dimensi kebudayaan uncertainty avoidance mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 09 ): Dimensi kebudayaan uncertainty avoidance tidak mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri. 10. Hipotesa alternatif (Ha 10 ): Dimensi kebudayaan long term orientation mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri dalam arah positif. Hipotesa nol (H 010 ): Dimensi kebudayaan long term orientation tidak mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri. 11. Hipotesa alternatif (Ha 11 ): Dimensi kebudayaan masculinity mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 011 ): Dimensi kebudayaan masculinity tidak mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri. 12. Hipotesa alternatif (Ha 12 ): Dimensi kebudayaan collectivism mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri dalam arah positif. Hipotesa nol (H 012 ): Dimensi kebudayaan collectivism tidak mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri. 13. Hipotesa alternatif (Ha 13 ): Psikopati mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 013 ): Psikopati tidak mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri. 14. Hipotesa alternatif (Ha 14 ): Dimensi kebudayaan power distance, uncertainty avoidance, long term orientation, masculinity, collectivism, dan psikopati secara bersama-sama mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 014 ): Dimensi kebudayaan power distance, uncertainty avoidance, long term orientation, masculinity, collectivism, dan psikopati secara bersama-sama tidak mampu memprediksi perilaku memperbaiki diri. 15. Hipotesa alternatif (Ha 15 ): Dimensi kebudayaan power distance mampu memprediksi evaluasi diri negatif dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 015 ): Dimensi kebudayaan power distance tidak mampu memprediksi evaluasi diri negatif.

7 Hipotesa alternatif (Ha 16 ): Dimensi kebudayaan uncertainty avoidance mampu memprediksi evaluasi diri negatif dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 016 ): Dimensi kebudayaan uncertainty avoidance tidak mampu memprediksi evaluasi diri negatif. 17. Hipotesa alternatif (Ha 17 ): Dimensi kebudayaan long term orientation mampu memprediksi evaluasi diri negatif dalam arah positif. Hipotesa nol (H 017 ): Dimensi kebudayaan long term orientation tidak mampu memprediksi evaluasi diri negatif. 18. Hipotesa alternatif (Ha 18 ): Dimensi kebudayaan masculinity mampu memprediksi evaluasi diri negatif dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 018 ): Dimensi kebudayaan masculinity tidak mampu memprediksi evaluasi diri negatif. 19. Hipotesa alternatif (Ha 19 ): Dimensi kebudayaan collectivism mampu memprediksi evaluasi diri negatif dalam arah positif. Hipotesa nol (H 019 ): Dimensi kebudayaan collectivism tidak mampu memprediksi evaluasi diri negatif. 20. Hipotesa alternatif (Ha 20 ): Psikopati mampu memprediksi evaluasi diri negatif dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 020 ): Psikopati tidak mampu memprediksi evaluasi diri negatif. 21. Hipotesa alternatif (Ha 21 ): Dimensi kebudayaan power distance, uncertainty avoidance, long term orientation, masculinity, collectivism, dan psikopati secara bersama-sama mampu memprediksi evaluasi diri negatif dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 021 ): Dimensi kebudayaan power distance, uncertainty avoidance, long term orientation, masculinity, collectivism, dan psikopati secara bersama-sama tidak mampu memprediksi evaluasi diri negatif negatif. 22. Hipotesa alternatif (Ha 22 ): Dimensi kebudayaan power distance mampu memprediksi perilaku menarik diri dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 022 ): Dimensi kebudayaan power distance tidak mampu memprediksi perilaku menarik diri. 23. Hipotesa alternatif (Ha 23 ): Dimensi kebudayaan uncertainty avoidance mampu memprediksi perilaku menarik diri dalam arah negatif.

8 35 Hipotesa nol (H 023 ): Dimensi kebudayaan uncertainty avoidance tidak mampu memprediksi perilaku menarik diri. 24. Hipotesa alternatif (Ha 24 ): Dimensi kebudayaan long term orientation mampu memprediksi perilaku menarik diri dalam arah positif. Hipotesa nol (H 024 ): Dimensi kebudayaan long term orientation tidak mampu memprediksi perilaku menarik diri. 25. Hipotesa alternatif (Ha 25 ): Dimensi kebudayaan masculinity mampu memprediksi perilaku menarik diri dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 025 ): Dimensi kebudayaan masculinity tidak mampu memprediksi perilaku menarik diri. 26. Hipotesa alternatif (Ha 26 ): Dimensi kebudayaan collectivism mampu memprediksi perilaku menarik diri dalam arah positif. Hipotesa nol (H 026 ): Dimensi kebudayaan collectivism tidak mampu memprediksi perilaku menarik diri. 27. Hipotesa alternatif (Ha 27 ): Psikopati mampu perilaku menarik diri dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 027 ): Psikopati tidak mampu memprediksi perilaku menarik diri. 28. Hipotesa alternatif (Ha 28 ): Dimensi kebudayaan power distance, uncertainty avoidance, long term orientation, masculinity, collectivism, dan psikopati secara bersama-sama mampu memprediksi perilaku menarik diri dalam arah negatif. Hipotesa nol (H 028 ): Dimensi kebudayaan power distance, uncertainty avoidance, long term orientation, masculinity, collectivism, dan psikopati secara bersama-sama tidak mampu memprediksi perilaku menarik diri Subjek Penelitian dan Teknik Sampling Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan strata-1 baik pria ataupun wanita, dari berbagai jurusan dan universitas negeri, maupun swasta Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik subyek penelitian ini yaitu mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan strata-1 baik pria ataupun wanita, dari berbagai jurusan dan universitas

9 36 negeri maupun swasta dengan rentang usia tahun, yang berada di seluruh wilayah di Indonesia. Rentang usia tahun dipilih karena merupakan usia dewasa yang sudah mulai memikirkan untuk memasuki kerja. Dengan demikian, peneliti ingin melihat apakah ketika memasuki dunia kerja, para mahasiswa lebih berorientasi pada uang atau memang memiliki minat yang besar pada pekerjaannya, bukan hanya untuk mencari uang semata. Peneliti memilih mahasiswa sebagai subjek penelitian karena dengan asumsi bahwa subjek sudah menamatkan jenjang pendidikan SMA, dimana seseorang yang telah menamatkan pendidikan SMA adalah seseorang yang telah masuk usia dewasa dan mampu berpikir dengan logika, sehingga memiliki kemampuan untuk memahami dan mengikuti peraturan-peraturan yang ada di lingkungan pendidikannya dan peraturan-peraturan hukum, diantaranya adalah menghindari perilaku korupsi (menyontek, memalsukan laporan, tugas, tanda tangan, mengambil hak orang lain baik moril maupun materiil) Teknik Sampling Pendekatan yang digunakan dalam memilih sampel adalah non-probability sampling. Pendekatan ini berarti memilih subjek yang dapat masuk dalam penelitian tanpa membagi populasinya sehingga sampel tidak dapat diketahui dan dihitung dengan jelas. Proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilihan random. Proses random berarti dalam memilih sampel melakukan pengacakan sampel dan memberikan kesempatan yang sama pada keseluruhan populasi untuk dipilih (Myers & Hansen, 2012). Teknik non-probability sampling yang dipilih adalah convenience sampling atau accidental sampling, yaitu dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut (Mustofa, 2000). Sehingga, penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan untuk mengetahui peranan lima dimensi kebudayaan Hofstede dan kecenderungan psikopati dalam memprediksi tendensi korupsi pada mahasiswa Desain Penelitian Berdasarkan data yang digunakan, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif spesifiknya adalah korelasional prediktif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dimana data yang diperoleh peneliti berupa angka yang kemudian

10 37 diujikan secara statistik (Bordens dan Abbott, 2008). Dalam penelitian ini, hasil pengukuran lima dimensi kebudayaan Hofstede dan kecenderungan psikopati pada subjek akan dihitung dan dianalisa secara statistik untuk menentukan apakah masingmasing variabel tersebut memiliki hubungan yang kemudian mampu memprediksi tendensi korupsi pada mahasiswa. Berdasarkan tipe penelitian, penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental. Penelitian ini tidak melakukan manipulasi dan kontrol terhadap variabel penelitian. Dalam penelitian, masing-masing variabel diukur apa adanya dalam kondisi yang sebenarnya Alat Ukur Penelitian Alat Ukur Lima Dimensi Kebudayaan Hofstede Instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur lima dimensi kebudayaan Hofstede adalah CVSCALE-Individual Cultural Values Scale yang dikembangkan oleh Yoo, Donthu, dan Lenartowicz (2011), yang digunakan untuk mengukur empat dimensi kebudayaan Hofstede yaitu power distance, uncertainty avoidance, masculine, dan long term orientation. Kemudian untuk tambahan item dimensi kebudayaan power distance diambil dari jurnal A Critical Discussion of Hofstede's Concept of Power Distance, oleh Ly (2013) dan The Power Distance Scale, oleh Feldman (2013). Untuk tambahan item dimensi kebudayaan long term orientation diambil dari jurnal Long-term Orientation, Perceived Consumer Effectiveness, and Environmentally Conscious Consumer Behavior: The Case of Turkey, oleh Gul (2013). Untuk tambahan item dimensi kebudayaan uncertainty avoidance diambil dari jurnal Preliminary Study for The Development of Uncertainty Avoidance Instrumen In Turkey, oleh Altuncu, Aktepe dan Islamoglu (2012). Untuk tambahan item dimensi kebudayaan collectivism diambil dari jurnal Recipient S Mood, Relationship Type, And Helping, oleh Clark, Ouellette, Powell dan Milberg (1987), dan untuk tambahan item dimensi kebudayaan masculinity diambil dari jurnal Development of The Conformity to Masculine Norms Inventory, oleh Mahalik et al. (2003). Bentuk dari instrumen ini adalah kuesioner, kuesioner ini terdiri dari 26 item yang berasal dari 5 dimensi kebudayaan Hofstede, dimana partisipan diminta untuk menilai setiap pertanyaan kedalam 5 skala dalam skala Likert yang terbagi dalam 5

11 38 skala, sebagai berikut: (1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju (3) netral (4) setuju (5) sangat setuju. Tabel 3.1 Contoh Alat Ukur Lima Dimensi Kebudayaan Hofstede Variabel Dimensi Contoh Item Power distance Orang dalam posisi yang lebih tinggi tidak harus meminta pendapat dari orang-orang dalam posisi yang lebih rendah terlalu sering. Orang dalam posisi yang lebih tinggi harus menghindari interaksi sosial dengan orangyang ada pada posisi yang lebih rendah. Orang dalam posisi yang lebih tinggi tidak harus mendelegasikan tugas penting kepada orang yang ada pada posisi yang lebih rendah. Uncertainty avoidance Penting untuk mengikuti dengan cermat instruksi dan prosedur Prosedur kerja yang sudah terstandarisasi sangat membantu. Instruksi untuk pengoperasian sangat penting. Lebih penting bagi pria untuk memiliki karir profesional dibandingkan wanita. Pria pada umumnya menyelesaikan Masculine and masalah dengan menggunakan feminine analisa logis, sedangkan wanita biasanya menyelesaikan masalah dengan menggunakan intuisi. Ada beberapa pekerjaan yang bisa selalu di kerjakan dengan lebih baik

12 39 oleh pria dibandingan oleh wanita. Saya selalu mengelola uang dengan cermat Long term orientation and short term orientation Saya selalu memiliki perencanaan jangka panjang dalam hidup Saya adalah seseorang yang tegas dalam membuat keputusan meskipun berlawanan dengan penilaian orang lain Bagi saya seorang individu harus mengorbankan kepentingan pribadi demi kelompoknya Collectivism and individualism Menurut saya loyalitas kelompok harus dijunjung tinggi meskipun mengabaikan tujuan individu Menurut saya kesuksesan kelompok lebih penting dibandingkan kesuksesan individu Alat Ukur Psikopati Instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur kecenderungan psikopati adalah Levenson Self-Report Psychopathy Scale/LSRP yang dikembangkan oleh Levenson, Keihl, & Fitzpatrick (1995) dan telah divalidasi oleh Brinkley, Diamond, Magaletta, & Heigel (2008) dan Sellbom (2011). Bentuk dari alat ukur ini adalah kuisioner dengan mengkategorikan pilihan dalam 5 skala dengan komponen sebagai berikut: (1) Sangat tidak setuju (2) Tidak setuju (3) Netral (4) Setuju (5) Sangat setuju. Tabel 3.2 Contoh Alat Ukur Psikopati Variabel Dimensi Contoh Item Egosentris Dalam dunia dewasa ini, saya merasa dibenarkan untuk melakukan apapun yang dapat menghindarkan saya dari konsekuensi atau hukuman demi

13 40 Psikopati Tidak berperasaan Antisosial meraih keberhasilan saya Bagi saya, hal yang benar adalah hal apapun yang dapat saya lakukan yang luput dari konsekuensi atau hukuman Kesuksesan adalah berdasar atas yang kuat lah yang menang/bertahan (survival of the fittest); saya tidak peduli kepada para pecundang atau yang kalah Saya sungguh-sungguh berupaya untuk tidak menyakiti orang lain dalam mengejar tujuan-tujuan saya Saya merasa diri saya buruk jika kata-kata atau tindakan saya menyebabkan orang lain merasakan penderitaan emosional Sekalipun saya tengah berupaya sangat keras untuk menjual suatu barang, saya tidak akan berbohong mengenai barang tersebut Saya mengalami jenis-jenis masalah yang sama dari waktu ke waktu Saya sering merasa bosan Saya cepat kehilangan minat terhadap tugas-tugas yang saya mulai kerjakan Alat Ukur Tendensi Korupsi Pengukuran kecenderungan rasa malu dan rasa bersalah sebagai pengukuran tendensi korupsi dilakukan dengan instrument GASP (Guilty and Shame Proneness) yang dikembangkan oleh Cohen, Insko, Panter & Wolf (2011). Instrumen ini menerapkan metode survei dengan menggunakan 7 skala yang tersusun sebagai berikut: (1) Sangat tidak mungkin (2) Tidak mungkin (3) Sedikit tidak mungkin (4) 50% mungkin (5) Ada kemungkinan (6) Mungkin (7) Sangat mungkin. Berikut

14 41 instruksi yang harus disampaikan kepada partisipan sebelum mengisi kuisioner ini: Dalam kuisioner ini, Anda akan membaca situasi sehari-hari yang sering dihadapi, dan diikuti oleh reaksi umum terhadap situasi tersebut. Saat Anda membaca setiap skenario, berusahalah untuk membayangkan diri Anda dalam situasi tersebut. Setelah itu, indikasikan kemungkinan Anda akan bereaksi sesuai dengan yang telah dipaparkan:. Skoring dari alat ukur ini dengan cara menjumlahkan jawaban yang mewakili masing-masing indikator. Semakin tinggi skor seseorang pada GASP, hal ini menunjukkan semakin rendah kecenderungan korupsi orang tersebut. Tabel 3.3 Contoh Alat Ukur Tendensi Korupsi Variabel Dimensi Indikator Contoh Item Mengevaluasi diri Anda berhasil membesar- secara negatif besarkan kerugian yang Anda alami dalam sebuah gugatan di pengadilan. Beberapa bulan kemudian, kebohongan Anda ditemukan dan Anda didakwa bersumpah palsu. Berapa besar kemungkinan Anda akan berpikir bahwa Anda adalah orang yang tercela? Kecenderungan Korupsi (Rasa Malu dan Rasa Bersalah) Rasa Malu Menarik diri Rumah Anda sangat berantakan. Kemudian datanglah tamu-tamu yang tak diduga berkunjung dan masuk ke dalam rumah tanpa diminta. Berapa besar kemungkinan Anda akan menghindar dari tamu-tamu tersebut sampai mereka pergi?

15 42 Rasa Bersalah Evaluasi perilaku negatif Di acara syukuran rumah baru seorang rekan kerja, Anda menumpahkan sirop ke atas karpet mereka yang baru dan berwarna krem. Anda menutupi noda itu dengan kursi sehingga tidak ada orang yang mengetahui keberadaan noda itu. Berapa besar kemungkinan Anda merasa bahwa tindakan Anda itu menyedihkan? Perbaikan Anda mengungkapkan rahasia seorang teman, meskipun teman tersebut tidak pernah mengetahuinya. Berapa besar kemungkinan kegagalan Anda menyimpan rahasia ini akan membuat Anda berupaya keras untuk menyimpan rahasiarahasia di masa mendatang? Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Validitas sebuah alat tes digunakan untuk mengetahui keakurasian dengan melihat sejauh mana alat ukur mengukur apa yang ingin diukur (Chadha, 2009). Pengukuran validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity). Uji validitas untuk alat ukur mengenai intensitas komunikasi, dilakukan dengan validasi isi (content validity) melalui expert judgement dengan Bapak Juneman, S.Psi, M.Si. Expert judgment adalah proses pertimbangan atau tinjuan spesifikasi domain dan penilaian atas kevaliditasan pertanyaan-pertanyaan dari alat tes yang dilakukan oleh peneliti dengan meminta bantuan atau feedback kepada

16 43 orang yang ahli dalam bidang yang sesuai dengan penelitian dan alat ukur yang akan digunakan (Gregory, 2007). Alat ukur tentang intensitas komunikasi juga menggunakan validitas konstruk (construct validity) dalam pengujiannya. Validitas konstruk adalah kesesuaian antara konstruk teoritik psikologis yang akan diukur yaitu indikatorindikatornya dengan item atau validitas yang menunjukkan sejauh mana suatu tes mengungkap suatu konstruk psikologis yang hendak diukur (Anastasi dan Urbina, 2007). Validitas ini merupakan yang paling baik dari pada tipe validitas lainnya. Validitas konstruk ditegakkan pada langkah pembuatan kuisioner berdasarkan domain dan indikator-indikator yang akan diukur dalam penelitian. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini: corrected item total correlation lebih dari sama dengan ( ) 0,25. Pengujian yang dapat dilakukan untuk uji validitas adalah dengan cara: 1. Bivariate Pearson, analisis ini dilakukan dengan mengkorelasikan masingmasing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap dan apa yang ingin diungkap. 2. Correlated item-total correlation, analisis dengan cara mengkorelasikan masingmasing skor item dengan skor total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi koefisien item total yang overestimasi (estimasi nilai lebih tinggi dari yang sebenarnya). Atau dengan kata lain, analisis ini menghitung korelasi tiap item dengan skor total (teknik Bivariate Pearson), tetapi skor total disini tidak termasuk skor item yang akan dihitung. Selain validitas, reliabilitas juga sangat diperlukan dalam pengujian alat ukur. Reliabilitas adalah nilai minimum kekonsistensian pengukuran untuk melihat kesempurnaannya disaat harus dilakukan pengukuran ulang (Gregory, 2007). Reliabilitas yang akan digunakan adalah reliabilitas internal consistency. Reliabilitas jenis ini didapat tanpa harus mengembangkan atau memiliki bentuk alat tes yang lainnya dan mengadministrasikannya dua kali pada individu yang sama, karena evaluasinya hanya diperoleh dari item-item yang terkait di dalam tes itu sendiri (Cohen & Swerdlik, 2005). Metode pengujian reliabilitas internal consistency yang digunakan adalah koefisien Alpha Cronbach. Metode ini dipilih karena

17 44 penggunaannya sesuai dengan alat ukur penelitian yaitu disediakannya pilihan jawaban lebih dari satu (Chadha, 2009) dan tidak ada jawaban benar ataupun salah (Kaplan & Saccuzzo, 2009). Kriteria reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah lebih dari sama dengan ( ) 0,6. Jika nilai Cronbach s Alpha Coefficient sama dengan atau lebih besar dari 0.6, maka instrumen tersebut dapat dikatakan dapat diandalkan (Santoso, 2001). Koefisien keandalan alat ukur menunjukkan tingkat konsistensi jawaban responden, nilai koefisien α berkisar antara 0 sampai 1. Semakin tinggi nilai koefisiennya maka semakin tinggi pula keandalaan alat ukur tersebut (Gregory, 2007). Adapun cara yang digunakan untuk mengetahui koifisien reliabilitas yaitu dengan mengunakan bantuan software SPSS. Tabel 3.4 Rangkuman Alat Ukur Lima Dimensi Kebudayaan Hofstede Setelah Uji Coba No Dimensi Indik ator 1 Power Distance 2 Uncertainty Avoidance 3 Long Term Orientation 4 Collectivis m 5 Masculinit y Keterangan tabel: No item Favourable Pra Tryout Post Tryout Pra Tryout 1, 7, 13, 18, 24, 28, 33, 58, 63 2, 8, 14, 19, 25, 34, 41, 46, 54, 59, 64, 68 5, 10, 16, 22, 27, 30, 37, 43, 49, 51, 56, 61, 66 3, 4, 9, 12, 15, 20, 26, 35, 42, 52, 65 6, 11, 17, 32, 50, 57 No item Unfavourable Post Tryout CIT Min CIT Max Alpha Pra Tryout Alpha Post Tryout 1,33 40,45,53 0,432 0, , 14, 19, 25, 34, 41, 46, 54, 64, 68 5, 10, 16, 22, 27, 30, 37, 43, 49, 56, 61, 66 3,4,9,15,52, 65 21, 29, 32, 36, 39, 47, 48, 55, , 38, 44, 62, 67 CIT: Corrected Item Total Correlations (indeks validitas konstruk) Alpha: Cronbach s Alpha (indeks reliabilitas alat ukur variabel) 0,307 0,759 0,826 0,867 0,316 0,692 0,824 0,853 29,36 0,342 0,711 0,694 0, ,02 0,02 - -

18 45 Tabel 3.5 Rangkuman Alat Ukur Psikopati Setelah Uji Coba N o Dimens i 1 Psikopat i Indikat or Keterangan tabel: No item Favourable Pra Tryout 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 17, 21, 23, 2, 4, 10, 16, 18 Post Tryou t 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 17, 21, 23, 2, 4, 10, 16, 18 No item Unfavourable Pra Tryout Pos t Try out CIT Min CI T Ma x 22, 24, 25, 26 0,286 0,69 5 Alpha Pra Tryou t Alpha Post Tryout 0,810 0,839 CIT: Corrected Item Total Correlations (indeks validitas konstruk) Alpha: Cronbach s Alpha (indeks reliabilitas alat ukur variabel) Tabel 3.6 Rangkuman Alat Ukur Tendensi Korupsi Setelah Uji Coba N o Dimensi Indikato r No item Favourable Pra Tryout Post Tryout No item Unfavourable Pra Tryout Post Tryout CIT Min CIT Max Alph a Pra Tryo ut Alph a Post Tryo ut 1 Guilt Negative Behavior Evaluation 2 Guilt Repair 3 4 Shame Negative Self Evaluation Shame Withdraw Keterangan tabel: 1, 9, 14, 16, 23, 24, 26, 37, 38 2, 5, 11, 15, 18, 25, 27, 29, 32, 35 3, 6, 10, 13, 19, 21, 30, 34 4, 7, 8, 12, 17, 20, 22, 28, 31, 33, 36, 39 1,9,14,16,23,24,26,37,38 2,11,15,18,2 5,27,29,32,3 5 3,6,10,13,19,21,30,34 4,7,8,12,17, 20,28,31,33, 36 0,286 0,495 0,574 0,318 0,73 7 0,72 7 0,73 5 0,48 7 0,790 0,860 0,867 0,712 0,82 5 0,87 9 0,88 3 0,73 7 CIT: Corrected Item Total Correlations (indeks validitas konstruk) Alpha: Cronbach s Alpha (indeks reliabilitas alat ukur variabel)

19 Prosedur Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan membuat alat ukur lima dimensi kebudayaan Hofstede yang diadaptasi dari CVSCALE-Individual Cultural Values Scale, dan juga alat ukur psikopati yang diadaptasi dari Levenson Self-Report Psychopathy Scale serta alat ukur tendensi korupsi yang diadaptasi dari GASP Scale (Guilt and shame Proneness) dan item tambahan yang dikonstruk sendiri oleh peneliti dengan acuan dari jurnal GASP Scale (Cohen, et. Al., 2011). Setelah alat ukur jadi, peneliti membuat surat izin yang ditujukan kepada pihak jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta dimana tempat tersebut akan dilaksanakan proses pengambilan data penelitian. Kemudian penelitian dimulai dengan penyebaran kuesioner secara langsung dan dengan google docs yang disebar melalui media sosial seperti facebook, twitter, line, dan whatsapp kepada mahasiswamahasiswa di seleluruh Indonesia. Tahapan ini kemudian dilanjutkan dengan melakukan studi awal (pilot study) pada bulan November. Peneliti berencana untuk melakukan studi awal pada 100 orang mahasiswa. Dengan dilakukannya uji awal, maka peneliti dapat menguji validitas dan reliabilitas alat ukur. Uji reliabilitas dan validitas akan membantu peneliti untuk memperbaiki butir pertanyaan dalam kuisioner. Kuisioner dibagikan secara menyeluruh kepada responden setelah kuisioner memiliki reliabilitas di atas 0.6 dan setiap butir pertanyaan memiliki nilai validitas di atas Setelah peneliti memperbaiki butir pertanyaan dalam kuisioner, maka kuisioner dapat dibagikan kepada responden dan penelitian dapat dijalankan Pelaksanaan Penelitian Pada bulan pertengahan bulan Oktober November 2013 peneliti melakukan uji validitas konten dengan menggunakan expert judgement bersama dosen sebanyak 3 kali. Uji validitas ini dilakukan pada tanggal 11 Oktober, 28 Oktober, dan 2 November. Setelah menuntaskan uji validitas dengan menerapkan expert judgement, peneliti mengambil 100 partisipan, yaitu mahasiswa dari berbagai jurusan, fakultas, dan universitas sebagai uji coba awal. Pengambilan sampel pertama berlangsung dalam durasi 3 hari, yaitu pada tanggal 5-8 November.

20 47 Tahapan berikutnya adalah melakukan input data, menguji reliabilitas dan validitas dari alat ukur. Setelah pengujian reliabilitas dan validitas dituntaskan, peneliti mengeliminasi beberapa butir item dan memperbaiki kuisioner. Tahapan ini berlangsung selama 3 hari, yaitu pada tanggal November Setelah alat ukur telah siap untuk digunakan dan memiliki validitas serta reliabilitas yang mumpuni melalui uji validitas dan reliabilitas yang telah dilakukan, maka peneliti mendistribusikan alat ukur berupa kuesioner kepada sampel penelitian dalam bentuk hardcopy yaitu booklet dan secara online melalui google docs yang disebar kepada para subjek penelitian pada tanggal 25 Januari hingga 15 Januari Peneliti mendistribusikan kuesioner kepada 225 orang mahasiswa secara acak, baik pria maupun wanita yang sedang menempuh jenjang pendidikan strata 1 (satu) dari berbagai jurusan, fakultas, dan universitas baik negeri maupun swasta. Peneliti berharap agar seluruh pertanyaan dan pernyataan terjawab secara lengkap dan sesuai petunjuk Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data merupakan teknik yang digunakan dalam pengujian variabel-variabel dalam penelitian ini. Pengolahan data yang diperoleh dalam kuesioner dilakukan dengan menggunakan alat berbantuan komputer dengan program SPSS 22. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear berganda (multiple regression) untuk menguji hubungan prediktor yang lebih dari satu dengan satu dependent variabel. Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio (Duwi, 2011). Analisis regresi dilakukan sebanyak lima kali terhadap empat dimensi dari GASP (negative self evaluation, withdrawal, negative behavior evaluation, repair) juga terhadap total GASP. Peneliti juga menggunakan uji asumsi, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat masalah regresi dalam penelitian ini. Pengujian ini terdiri dari

21 48 beberapa macam pengujian: (1) Normalitas, (2) Multikolinearitas, (3) Heteroskedastisitas. Uji normalitas digunakan untuk melihat persebaran data responden, bila mendekati garis lurus maka data dikatakan tersebar secara baik dan normal. Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Adanya hubungan diantara variabelvariabel independen menyebabkan informasi yang dihasilkan menjadi sangat mirip dan sulit memisahkan pengaruh dari variabel independen secara individual. Oleh karena itu, prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya: 1. Dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) dan tolerance pada model regresi 2. Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r 2 ) dengan nilai determinasi secara serentak (R 2 ), dan 3. Dengan melihat nilai Eigenvalue dan Condition Index. Uji multikolinearitas yang paling sering digunakan adalah dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) pada model regresi karena cara tersebut dirasa paling mudah dan praktis. Multikolinearitas terjadi apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual (kesalahan pengganggu) untuk semua pengamatan pada model regresi. Hasil pengujian heteroskedastisitas berupa grafik scatterplot. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

BAB 3. Metode Penelitian

BAB 3. Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis Menurut Kumar (1999), definisi operasional variabel adalah bagaimana semua orang memiliki pengertian yang sama dengan apa yang dimaksud oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Definisi operasional merupakan batasan pengertian yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan suatu aktivitas, seperti penelitian. Dapat

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2009), variabel dapat didefinisikan sebagai atribut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pemilihan Tanah Abang sebagai lokasi penelitian karena sekitar 80% pedagang yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengguna software akuntansi yang bekerja pada suatu perusahaan yang menerapkan software akuntansi berbasis ERP.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian, BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian, hipotesis, serta metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Kampus Terpadu, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai desain penelitian, variabel penelitian dan subyek penelitian. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memaparkan mengenai variabel-variabel penelitian (definisi operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memaparkan mengenai variabel-variabel penelitian (definisi operasional BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan mengenai variabel-variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), subjek penelitian (populasi, sampel, dan metodologi pengambilan sampel), desain penelitian,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) The big four (PricewaterhouseCoopers,

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) The big four (PricewaterhouseCoopers, BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) The big four (PricewaterhouseCoopers,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah para masyarakat yang bekerja atau bertempat tinggal di daerah KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah dukungan sosial orang tua, harga diri (self-esteem) sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah auditor-auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) Big Four (PricewaterhouseCoopers,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk mengetahui pengaruh self-efficacy dan openness terhadap readiness

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset/DPPKA karena dinas inilah yang bertugas merumuskan kebijakan teknis,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasikan permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Populasi dan Karakteristik Sampel. populasi mahasiswa Universitas Indonesia.

BAB 3 METODE PENELITIAN Populasi dan Karakteristik Sampel. populasi mahasiswa Universitas Indonesia. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.1.1 Populasi dan Karakteristik Sampel Populasi menurut Pujiati dan Rusliah (2007) adalah seluruh anggota kumpulan objek yang jelas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk berwirausaha.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis data dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Secara umum, data juga dapat diartikan sebagai suatu fakta yang digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada empat Perguruan Tinggi Swasta di wilayah Jakarta Barat. Penelitian ini diperoleh untuk memperoleh data yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta pada bulan Oktober 2016. Sasaran dari penelitian ini yaitu wajib pajak bumi dan bangunan di Kelurahan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 29 3. METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai desain penelitian, masalah yang diteliti secara konseptual dan operasional, penjabaran variabel-variabel yang terkait, dan beberapa hal berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar satu bulan dari tanggal 13 Oktober sampai 14 November 2014. Dengan obyek

Lebih terperinci

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau hubungan kuantitatif dengan statistik karena bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek atau Subyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kayu Jati yang berada di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. Kayu Jati yang berada di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek penelitian ini dilakukan di Sentra Kerajinan Kayu Jati berfokus pada Pengusaha Kerajinan Kayu Jati yang ada di Kabupaten Ngawi. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Adapun lokasi perusahaan tempat penulis dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dan dalam proses penelitian yaitu: Nama Perusahaan Alamat Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada PT. BNI Life Insurance Jakarta yang beralamat di BNI Life Tower, 21 st -23 rd Floor, The Landmark Center Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Populasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di kota Bandung dengan populasi penelitian yaitu mahasiswa di kota Bandung yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan membahas beberapa metode dalam penelitian, seperti objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, identifikasi variabel,

Lebih terperinci

BAB 4. Analisa Penelitian

BAB 4. Analisa Penelitian BAB 4 Analisa Penelitian 4.1. Data Penelitian Pada penelitian ini, peneliti melakukan penyebaran kuesioner baik secara online maupun secara langsung kepada dewasa muda di wilayah DKI Jakarta. Penyebaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah format metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi atas dua bagian yaitu: metode penelitian, yang

Lebih terperinci

Bab III METODELOGI PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN Bab III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada hotel di Tangerang. Responden dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Di Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 73 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah istri-istri expatriate yang berada di walayah Jakarta. Sebagai kriteria untuk subjek penelitian adalah istri yang tergabung

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2011:62), desain asosiatif kausal berguna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di institusi Kepolisian yang berjumlah 100 orang. Populasi adalah kumpulan individu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Rambah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2013. 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Data Primer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam penelitian, hipotesis, subyek penelitian, teknik sampling, alat ukur penelitian dan prosedur penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penyusunan skripsi adalah pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Surya Toto Indonesia yang beralamat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi dikawasan Ringroad Selatan Yogyakarta, sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada dasarnya jenis penelitian ini dapat dikelompokkan menurut tujuan, metode, tingkat eksplentasi, analisis dan jenis data. Menurut metodenya, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Perguruan Tinggi swasta yang ada di Yogyakarta. Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Perguruan Tinggi swasta yang ada di Yogyakarta. Pengambilan sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Perguruan Tinggi swasta yang ada di Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta dalam waktu 6 bulan yaitu dimulai pada bulan Maret 2016 sampai bulan Agustus 2016. Sasaran dari

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden. Responden memberikan respon verbal dan atau tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek atau Subjek Penelitian Subjek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Magelang. Sampel penelitian ini adalah Wajib Pajak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang memiliki kejelasan

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian. 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional

Bab 3 Metode Penelitian. 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa 3.1.1 Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel 1 (V1) dalam penelitian ini adalah motivasi kerja.definisi operasional dari motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian bulan Maret - Juli 2015, Tempat yang diteliti adalah Kantor Kepegawaian Kota Administrasi Jakarta Barat, yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Responden Pada sub bab ini penulis akan menguraikan hasil survey yang telah diperoleh. Data yang diperoleh harus diolah terlebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014. 2. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT Sinar Sosro adalah perusahaan pelopor untuk minuman teh dalam kemasan. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri minuman di Indonesia, PT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Dengan menggunakan 116 responden yaitu guru tetap di SMK Negeri 3 Ambon. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian, akan dibahas mengenai variabel penelitian, masalah penelitian, subjek penelitian, metode pengambilan data, alat ukur yang digunakan, prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kampus Universitas Islam Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yaitu mengubah konsep-konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memuat variabel penelitian, hipotesis, subjek penelitian, teknik

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memuat variabel penelitian, hipotesis, subjek penelitian, teknik BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini memuat variabel penelitian, hipotesis, subjek penelitian, teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Responden dalam dalam penelitian

Lebih terperinci

PERANAN LIMA DIMENSI KEBUDAYAAN HOFSTEDE DAN KECENDERUNGAN PSIKOPATI DALAM MEMPREDIKSI TENDENSI KORUPSI PADA MAHASISWA

PERANAN LIMA DIMENSI KEBUDAYAAN HOFSTEDE DAN KECENDERUNGAN PSIKOPATI DALAM MEMPREDIKSI TENDENSI KORUPSI PADA MAHASISWA PERANAN LIMA DIMENSI KEBUDAYAAN HOFSTEDE DAN KECENDERUNGAN PSIKOPATI DALAM MEMPREDIKSI TENDENSI KORUPSI PADA MAHASISWA 1 Vania Antonia Psikologi, Jl. Fajar Baru Utara No. 6 RT. 001/09, Cengkareng Timur,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di Kabupaten Kampar tepatnya di Daerah Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kausalitas yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Dinamika Berkah Solusindo yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI

PENGARUH MINAT BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PENGARUH MINAT BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI Nama NPM Program Studi Dosen Pembimbing : Herawati Palentina L Siahaan : 2B214231

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti. Hal yang dibahas diantaranya subjek penelitian, desain penelitian, variabel dan definisi operasional,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini melibatkan lima variabel yang terdiri atas tiga variabel independen (bebas), satu variabel intervening dan satu

Lebih terperinci

3. PELAKSANAAN KEGIATAN

3. PELAKSANAAN KEGIATAN 3. PELAKSANAAN KEGIATAN 3.1 Waktu Penelitian Subjek kajian penelitian ini adalah keputusan konsumen membeli tanaman hias (Sansevieria) secara online. Penelitian ini ingin melihat faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Unit analisis pada penelitian ini adalah nasabah bank umum yang

Lebih terperinci

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas dengan audit judgment. B. Definisi Operasional dan Pegukuran Variabel

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas dengan audit judgment. B. Definisi Operasional dan Pegukuran Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Dimana peneliti ingin membuktikan secara empiris pengaruh atau hubungan antara pengalaman auditor, tekanan ketaatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak, sanksi pajak dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. menemukan ukuran variabel-variabel OCB dan bertujuan untuk menguji

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. menemukan ukuran variabel-variabel OCB dan bertujuan untuk menguji BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 1.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2007:3) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan karateristik masalah yang diteliti, jenis penelitian yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan karateristik masalah yang diteliti, jenis penelitian yang akan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Indra Karya Kantor Cabang 1 Malang yang bergerak di bagian konsultan. 3.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan karateristik

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Masalah Penelitian 3.1.1. Masalah Konseptual Yang menjadi masalah konseptual dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara sibling rivalry yang terjadi pada anak-anak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) The big four (PricewaterhouseCoopers, Deloitte

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai dengan bulan Mei 2017, untuk menyebarkan kuisioner kepada responden, dan tempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Karakteristik Responden Analisis karakteristik dalam penelitian ini digunakan untuk melihat gambaran secara umum karakteristik data responden yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci