Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., ,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., ,"

Transkripsi

1

2

3

4

5 Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., , bintorob@yahoo.com Penelaah : Ch. Wawan Darmawan, S.Pd, M.Pd., , chabdrakusuma@yahoo.com Copyright 2016 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengkopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

6

7 KATA SAMBUTAN Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran (blended) tatap muka dengan online. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Guru Pembelajar (GP) tatap muka dan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru. Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya. Jakarta, Februari 2016 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Sumarna Surapranata, Ph.D NIP i

8

9 DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... I DAFTAR ISI... II DAFTAR GAMBAR... IV DAFTAR TABEL... IX PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN... 2 C. PETA KOMPETENSI... 3 D. RUANG LINGKUP... 6 E. SARAN CARA PENGGUNAAN MODUL... 7 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: PERAWATAN BERKALA KOPLING, TRANSMISI MANUAL DAN TRANSMISI OTOMATIS... 8 A. TUJUAN... 8 B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI... 8 C. URAIAN MATERI... 8 D. AKTIFITAS PEMBELAJARAN E. LATIHAN/KASUS/TUGAS F. RANGKUMAN G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: PERAWATAN BERKALA POROS PROPELLER, GARDAN, AKSEL RODA, SISTEM KEMUDI DAN SUSPENSI. 26 A. TUJUAN B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI C. URAIAN MATERI D. AKTIFITAS PEMBELAJARAN E. LATIHAN/KASUS/TUGAS F. RANGKUMAN G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: PERAWATAN BERKALA SISTEM REM, PELEG DAN BAN ii

10 A. TUJUAN B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI C. URAIAN MATERI D. AKTIFITAS PEMBELAJARAN E. LATIHAN/KASUS/TUGAS F. RANGKUMAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: PERAWATAN BERKALA SISTEM PENERANGAN, TANDA, PENGAMAN, PENGHAPUS/ PEMBERSIH KACA, SISTEM STARTER DAN SISTEM PENGISIAN A. TUJUAN B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI C. URAIAN MATERI D. AKTIFITAS PEMBELAJARAN E. LATIHAN/KASUS/TUGAS F. RANGKUMAN PENUTUP EVALUASI DAFTAR PUSTAKA GLOSARIUM iii

11 DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1. 1 SISTEM PEMINDAH TENAGA... 9 GAMBAR 1. 2 KOPLING KERING PLAT TUNGGAL PEGAS DIAFRAGMA GAMBAR 1. 3 POSISI KOPLING TERHUBUNG DAN TERLEPAS GAMBAR 1. 4 GERAK BEBAS KOPLING GAMBAR 1. 5 MUR PENYETEL GERAK BEBAS KOPLING GAMBAR 1. 6 MEKANISME KOPLING KONVENSIONAL GAMBAR 1. 7 PENYETEL PADA MASTER KOPLING GAMBAR 1. 8 PRINSIP PENGUNGKIT (LENGAN) PADA TRANSMISI GAMBAR 1. 9 PRINSIP PENGUNGKIT PADA RODA GIGI TRANSMISI GAMBAR TRANSMISI DENGAN GIGI GESER (SLIDING GEAR) GAMBAR TRANSMISI DENGAN GIGI TETAP (CONSTANT MESH) GAMBAR TRANSMISI DENGAN RODA GIGI GESER GAMBAR TRANSMISI DUA POROS DIAGRAM POSISI GIGI GAMBAR ALIRAN TENAGA TRANSMISI DUA POROS PENGGERAK DEPAN GAMBAR ALIRAN TENAGA TRANSMISI DUA POROS PENGGERAK BELAKANG GAMBAR POSISI OLI TRANSMISI DAN GARDAN GAMBAR PENGISIAN OLI TRANSMISI AUTOMATIS DAN GARDAN GAMBAR PENGECEKAN OLI TRANSMISI GAMBAR 2. 1 POROS PENGGERAK (PROPELLER SHAFT) PADA KENDARAAN GAMBAR 2. 2 POROS PENGGERAK (PROPELLER SHAFT) GAMBAR 2. 3 POROS AKSEL (POROS RODA) PADA AKSEL RIGID GAMBAR 2. 4 POROS PENGGERAK PADA SUSPENSI INDEPENDEN GAMBAR 2. 5 PENGHUBUNG SALIB (UNIVERSAL JOINT) GAMBAR 2. 6 PENGHUBUNG BOLA PELURU (POT JOINT) GAMBAR 2. 7 PENGHUBUNG FLEKSIBEL (FLEXIBLE JOINT) GAMBAR 2. 8 SAMBUNGAN SALIB (UNIVERSAL JOINT) GAMBAR 2. 9 SAMBUNGAN PELURU (CV JOINT) iv

12 GAMBAR PEMERIKSAAN KEBEBASAN PADA SAMBUNGAN SALIB GAMBAR NIPEL PELUMAS PADA POROS PROPELER GAMBAR KEBOCORAN PADA KARET PENUTUP GAMBAR SISTEM KEMUDI RAK DAN PINION (POWER STEERING) GAMBAR BATAS PERMUKAAN OLI GAMBAR MUR-BAUT PENYETEL KEBEBASAN GIGI GAMBAR PEMERIKSAAN KONDISI SAMBUNGAN KEMUDI GAMBAR PEMERIKSAAN KONDISI KARET PENUTUP GAMBAR PEMERIKSAAN DAN PELUMASAN SAMBUNGAN KEMUDI.. 38 GAMBAR SUSPENSI AKSEL RIGID GAMBAR SUSPENSI INDEPENDEN GAMBAR AKSEL RIGID DENGAN PEGAS DAUN GAMBAR PEMERIKSAAN AKSEL RIGID DENGAN PEGAS DAUN GAMBAR PEMERIKSAAN DAN PELUMASAN SUSPENSI GAMBAR PEMERIKSAAN AKSEL RIGID DENGAN PEGAS DAUN GAMBAR PEMERIKSAAN KELONGGARAN BALL-JOINT GAMBAR PEMERIKSAAN SUSPENSI IDEPENDEN JENIS MC. PHERSON GAMBAR PEMERIKSAAN SUSPENSI IDEPENDEN JENIS WISHBONE 43 GAMBAR PEMERIKSAAN STABILISER GAMBAR PEMERIKSAAN PEREDAM GETARAN (SOKBREKER) GAMBAR PEMERIKSAAN PEREDAM GETARAN (SOKBREKER) GAMBAR PELUMASAN BAGIAN-BAGIAN YANG DIPERLENGKAPI NIPEL GAMBAR PEMERIKSAAN KEAUSAN BAN GAMBAR KONTROL SAMBUNGAN KEMUDI GAMBAR PERIKSA KELONGGARAN GAMBAR KELONGGARAN PADA BANTALAN DAN JOINT / BANTALAN SUSPENSI GAMBAR PEMERIKSAAN PERSYARATAN PENGUKURAN TOE-IN GAMBAR PERSIAPAN PENGUKURAN TOE-IN GAMBAR PENYETELAN TOE-IN GAMBAR TIDAK BOLEH DIPANASKAN v

13 GAMBAR BERBAGAI MACAM PENYETELAN TOE-IN GAMBAR 3. 1 REM TROMOL GAMBAR 3. 2 REM CAKRAM GAMBAR 3. 3 CARA KERJA REM TROMOL GAMBAR 3. 4 CARA KERJA REM CAKRAM GAMBAR 3. 5 PENGEREMAN PADA RODA GAMBAR 3. 6 PENGEREMAN PADA POROS PROPELLER GAMBAR 3. 7 PEMERIKSAAN GERAK BEBAS PEDAL REM GAMBAR 3. 8 PEMERIKSAAN KEBOCORAN PADA SILINDER MASTER GAMBAR 3. 9 PEMERIKSAAN SALURAN DAN SLANG REM GAMBAR KONTROL FUNGSI PENGUAT TENAGA REM (BOOSTER) GAMBAR SEKRUP PEMBUANG UDARA GAMBAR PENGGUNAAN KUNCI PEMBUANGAN UDARA GAMBAR CARA PEMBUANGAN UDARA GAMBAR PENGECEKAN TAHANAN PEDAL REM GAMBAR TROMOL DIIKAT PADA FLENS RODA GAMBAR SISTEM PENGIKAT PADA BANTALAN RODA GAMBAR PEMBERIAN TANDA PADA TROMOL GAMBAR PELEPASAN TROMOL REM GAMBAR PELEPASAN TROMOL SISTEM PENGIKAT PADA FLENS RODA GAMBAR PELEPASAN TROMOL SISTEM PENGIKAT PADA BANTALAN RODA GAMBAR PEMERIKSAAN FUNGSI REM TROMOL GAMBAR PEMERIKSAAN/PEMBERSIHAN REM TROMOL GAMBAR PENYETELAN SEPATU REM GAMBAR PELEPASAN REM TANGAN GAMBAR PENYETELAN SEPATU REM GAMBAR PENYETEL OTOMATIS (REM TROMOL) GAMBAR TANDA POSISI KEDUDUKAN TROMOL TERHADAP FLENS 76 GAMBAR MACAM-MACAM PENYETEL REM TANGAN GAMBAR PENYETELAN REM TANGAN GAMBAR PEMERIKSAAN RODA GAMBAR PENYETELAN BANTALAN RODA vi

14 GAMBAR SUSUNAN NAF RODA DENGAN BANTALAN ROL KERUCUT GAMBAR LANGKAH PENYETELAN GAMBAR PEPASAN PEN PENGUNCI GAMBAR KONTROL KETEGANGAN BANTALAN GAMBAR PEMASANGAN DAN PEMBENGKOKAN PEN PENGUNCI GAMBAR PEMASANGAN TUTUP NAF DAN KONTROL KEMBALI KELONGGARAN GAMBAR PELEPASAN TUTUP NAF, PEN PENGUNCI DAN MUR PENYETEL GAMBAR PELUMASAN BANTALAN RODA GAMBAR TANDA KEAUSAN BAN GAMBAR PROFI BAN SUDAH AUS GAMBAR PUNDAK BAN RETAK GAMBAR KEOLENGAN RADIAL GAMBAR KEOLENGAN AKSIAL GAMBAR PELEK RETAK GAMBAR PENUKARAN/ROTASI POSISI RODA GAMBAR PEMBERSIHAN PADA KATUP BAN GAMBAR TEKANAN BAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEAUSAN PROFIL BAN GAMBAR AQUAPLANING GAMBAR 4. 1 SISTEM PENERANGAN GAMBAR 4. 2 SISTEM TANDA BLOK DAN RELAI GAMBAR 4. 3 RANGKAIAN 2 KLAKSON GAMBAR 4. 4 MELEPAS TUTUP LAMPU GAMBAR 4. 5 LAMPU PIJAR BAYONET SATU FILAMEN GAMBAR 4. 6 LAMPU PIJAR BAYONET DUA FILAMEN GAMBAR 4.7 LAMPU TUSUK GAMBAR 4. 6 LAMPU SOFITE GAMBAR 4. 8 LAMPU HALOGEN GAMBAR 4. 9 PENGHAPUS KACA GAMBAR NOSEL PEMBASUH GAMBAR PERSYARATAN PENYETELAN PADA MOBIL vii

15 GAMBAR GARIS-GARIS PADA KACA BIAS GAMBAR 4.14 HASIL PROYEKSI LAMPU EUROPA GAMBAR 4.15 PENYETELAN LAMPU viii

16 ix

17 DAFTAR TABEL TABEL 0. 1 PETA KOMPETENSI GURU TKR... 3 TABEL 1. 1 UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT TABEL 2. 1 UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT TABEL 3. 1 MACAM-MACAM BANTALAN RODA TABEL 3. 2 UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT TABEL 4. 1 UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ix

18

19 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Kelompok Kompetensi B ini berisikan materi tentang Perawatan Berkala Casis, Pemindah Tenaga dan Kelistrikan Kendaraan Ringan. Materi yang ada dirangcang untuk dapat memenuhi tuntutan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam Standar Kompetensi Guru Profesional (SKG) bagi guru paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Dalam mempelajari materi Pengetahuan, pembelajar diharapkan membaca uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas, mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai umpan balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil belajar belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas, maka tidak diperkenankan mempelajari materi berikutnya. Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan pembelajar memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan, misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli yang terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja, melainkan juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan siap untuk membuat power point sendiri untuk siap diajarkan. Aktifitas pembelajaran keterampilan terkait dengan materi kendaraan ringan, khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran Keterampilan dengan baik dan aman. Ketuntasan pembelajaran Keterampilan adalah jika pembelajar dapat melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat 1

20 waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut. B. Tujuan Melalui proses pembelajaran mandiri dengan sumber belajar utama modul ini, diharapkan guru pembelajar memiliki kompetensi, dengan indikator sebagai berikut: 1. Menelaah prinsip kerja kopling 2. Merawat berkala kopling 3. Menelaah prinsip kerja transmisi manual 4. Merawat berkala transmisi manual 5. Menelaah prinsip kerja transmisi otomatis 6. Merawat berkala transmisi otomatis 7. Menelaah prinsip kerja poros propeller, gardan dan aksel roda 8. Merawat berkala poros propeller, gardan dan aksel roda 9. Menelaah prinsip kerja sistem kemudi 10. Merawat berkala sistem kemudi 11. Menelaah prinsip kerja sistem rem 12. Merawat berkala sistem rem 13. Menelaah kodefikasi peleg dan ban 14. Merawat berkala peleg dan ban 15. Menelaah prinsip kerja sistem suspensi 16. Merawat berkala sistem suspensi 17. Menelaah prinsip kerja sistem penerangan, tanda dan pengaman 18. Merawat berkala sistem penerangan, tanda dan pengaman 19. Menelaah prinsip kerja penghapus /pembersih kaca 20. Merawat berkala sistem penghapus/ pembersih kaca 21. Menelaah prinsip kerja sistem starter dan pengisian 22. Merawat berkala sistem starter dan pengisian 2

21 C. Peta Kompetensi Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa Jenjang : Guru SMK Program Keahlian : Teknik Otomotif Paket Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Tabel 0. 1 Peta Kompetensi Guru TKR Kelompok Kompetensi A B Kompetensi Guru Paket Keahlian Merawat berkala mekanisme katup Merawat berkala sistem pelumasan dan pendinginan Merawat berkala sistem pemasukan dan pembuangan Merawat berkala sistem pengapian Merawat berkala sistem bahan bakar bensin Merawat berkala sistem bahan bakar Diesel Merawat berkala sistem kopling Merawat berkala Indikator Pencapaian Kompetensi Menelaah prinsip kerja sistem mekanisme katup Merawat berkala mekanisme katup Menelaah prinsip kerja sistem pelumasan dan pendinginan Menelaah minyak pelumas Merawat berkala sistem pelumasan dan pendinginan Menelaah prinsip kerja sistem pemasukan dan pembuangan Merawat berkala sistem pemasukan dan pembuangan Menelaah prinsip kerja sistem pengapian konvensional dan elektronis Merawat berkala sistem pengapian konvensional dan elektronis Menelaah prinsip kerja sistem bahan bakar bensin Merawat berkala sistem bahan bakar bensin Menelaah prinsip kerja sistem bahan bakar Diesel Merawat berkala sistem bahan bakar Diesel Menelaah prinsip kerja sistem kopling Merawat berkala sistem kopling Menelaah prinsip kerja transmisi manual 3

22 transmisi manual Merawat berkala transmisi otomatis Merawat berkala poros propeller, gardan dan aksel roda Merawat berkala sistem kemudi Merawat berkala sistem rem Merawat berkala roda Merawat berkala sistem supensi Merawat berkala sistem penerangan, tanda dan pengaman M erawat berkala transmisi manual Menelaah prinsip kerja transmisi otomatis Merawat berkala transmisi otomatis Menelaah prinsip kerja poros propeller, gardan dan aksel roda Merawat berkala poros propeller, gardan dan aksel roda Menelaah prinsip kerja sistem kemudi Merawat berkala sistem kemudi Menelaah prinsip kerja sistem rem Merawat berkala sistem rem Menelaah kodefikasi peleg dan ban Merawat berkala peleg dan ban Menelaah prinsip kerja sistem suspensi Merawat berkala sistem suspensi Menelaah prinsip kerja sistem penerangan, tanda dan pengaman Merawat berkala sistem penerangan, tanda dan pengaman Merawat berkala Menelaah prinsip kerja penghapus/pembersih sistem penghapus/ kaca pembersih kaca Merawat berkala sistem penghapus/ pembersih kaca Merawat berkala Menelaah prinsip kerja sistem starter dan sistem starter dan pengisian pengisian Merawat berkala sistem starter dan pengisian Menelaah blok motor dan mekanisme engkol Memperbaiki blok Mendiagnosis kerusakan blok motor dan motor dan mekanisme engkol mekanisme engkol Memperbaiki blok motor dan mekanisme engkol Menelaah kepala silinder dan mekanisme katup Memperbaiki kepala Mendiagnosis kerusakan kepala silinder dan silinder dan mekanisme katup mekanisme katup Memperbaiki kepala silinder dan mekanisme katup Menelaah sistem pemasukan dan pembuangan Memperbaiki sistem Mendiagnosis kerusakan sistem pemasukan dan pemasukan dan pembuangan pembuangan Memperbaiki sistem pemasukan dan C pembuangan Menelaah sistem pelumasan dan pendinginan Memperbaiki sistem Mendiagnosis kerusakan sistem pelumasan dan pelumasan dan pendinginan pendinginan Memperbaiki sistem pelumasan dan pendinginan Memperbaiki sistem Menelaah sistem rem D rem Mendiagnosis kerusakan sistem rem Memperbaiki sistem rem E Memperbaiki sistem Menelaah sistem penerangan, tanda dan 4

23 F G H I penerangan, tanda dan pengaman Memperbaiki sistem penghapus/ pembersih kaca Memperbaiki sistem pengapian Memperbaiki sistem starter dan pengisian Memperbaiki sistem kopling Memperbaiki transmisi Memperbaiki poros propeller,gardan dan aksel roda Memperbaiki sistem bahan bakar bensin Memperbaiki sistem bahan bakar Diesel Memperbaiki sistem kemudi Memperbaiki roda Memperbaiki sistem suspensi Melaksanakan Wheel Alignment pengaman Mendiagnosis kerusakan sistem penerangan, tanda dan pengaman Memperbaiki sistem penerangan, tanda dan pengaman Menelaah sistem penghapus/ pembersih kaca Mendiagnosis kerusakan sistem penghapus/ pembersih kaca Memperbaiki sistem penghapus/ pembersih kaca Menelaah sistem pengapian konvensional dan elektronis Mendiagnosis kerusakan sistem pengapian konvensional dan elektronis Memperbaiki sistem pengapian konvensional dan elektronis Menelaah sistem starter dan pengisian Mendiagnosis kerusakan sistem starter dan pengisian Memperbaiki sistem starter dan pengisian Menelaah sistem kopling Mendiagnosis kerusakan sistem kopling Memperbaiki sistem kopling Menelaah transmisi Mendiagnosis kerusakan transmisi Memperbaiki transmisi Menelaah poros propeller,gardan dan aksel roda Mendiagnosis kerusakan poros propeller,gardan dan aksel roda Memperbaiki poros propeller,gardan dan aksel roda Menelaah sistem bahan bakar bensin Mendiagnosis kerusakan sistem bahan bakar bensin Memperbaiki sistem bahan bakar bensin Menelaah sistem bahan bakar Diesel Mendiagnosis kerusakan sistem bahan bakar Diesel Memperbaiki sistem bahan bakar Diesel Menelaah sistem kemudi Mendiagnosis kerusakan sistem kemudi Memperbaiki sistem kemudi Menelaah peleg dan ban Mendiagnosis kerusakan peleg dan ban. Memperbaiki peleg dan ban Menelaah sistem suspensi Mendiagnosis kerusakan sistem suspensi. Memperbaiki sistem suspensi Menelaah wheel aligment Mendiagnosis kesalahan wheel aligment Melaksanakan wheel aligment 5

24 J Memperbaiki sistem Air Conditioning (AC) Memperbaiki assesoris Menelaah sistem Air Conditioning (AC) Mendiagnosis kerusakan sistem Air Conditioning (AC) Memperbaiki sistem Air Conditioning (AC) Menelaah sistem audio video dan sistem tambahan (GPS, dsb) Mendiagnosis kerusakan pada sistem audio video dan sistem tambahan (GPS, dsb) Memperbaiki sistem audio video dan sistem tambahan (GPS, dsb) D. Ruang Lingkup Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini adalah Perawatan Berkala Casis, Pemindah Tenaga dan Kelistrikan Kendaraan Ringan, yang meliputi: 1. Menelaah prinsip kerja kopling 2. Merawat berkala kopling 3. Menelaah prinsip kerja transmisi manual 4. Merawat berkala transmisi manual 5. Menelaah prinsip kerja transmisi otomatis 6. Merawat berkala transmisi otomatis 7. Menelaah prinsip kerja poros propeller, gardan dan aksel roda 8. Merawat berkala poros propeller, gardan dan aksel roda 9. Menelaah prinsip kerja sistem kemudi 10. Merawat berkala sistem kemudi 11. Menelaah prinsip kerja sistem rem 12. Merawat berkala sistem rem 13. Menelaah kodefikasi peleg dan ban 14. Merawat berkala peleg dan ban 15. Menelaah prinsip kerja sistem suspensi 16. Merawat berkala sistem suspensi 17. Menelaah prinsip kerja sistem penerangan, tanda dan pengaman 18. Merawat berkala sistem penerangan, tanda dan pengaman 19. Menelaah prinsip kerja penghapus /pembersih kaca 20. Merawat berkala sistem penghapus/ pembersih kaca 21. Menelaah prinsip kerja sistem starter dan pengisian 22. Merawat berkala sistem starter dan pengisian 6

25 E. Saran Cara Penggunaan Modul Guru pembelajar diharapkan memiliki sikap mandiri dalam belajar, dapat berperan aktif dan berinteraksi secara optimal dengan sumber belajar. Oleh karena itu langkah kerja berikut perlu diperhatikan secara baik : 1. Bacalah modul ini secara berurutan dari halaman paling depan sampai halaman paling belakang. Pahami dengan benar isi dari setiap kegiatan belajar yang ada. 2. Untuk memudahkan anda dalam mempelajari modul ini, maka pelajari terlebih dahulu Tujuan Akhir Pembelajaran dan Ruang Lingkup yang akan dicapai dalam modul ini. 3. Laksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam modul ini agar kompetensi anda berkembang sesuai standar. 4. Lakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan kompetensi sesuai rencana yang telah anda susun. 5. Sebelum anda dapat menjawab dengan baik latihan dan tugas atau tes yang ada pada setiap akhir materi, berarti anda belum memperoleh ketuntasan dalam belajar. Ulangi lagi pembelajarannya sampai tuntas, setelah itu diperbolehkan untuk mempelajari materi berikutnya. 7

26 8

27 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: PERAWATAN BERKALA KOPLING, TRANSMISI MANUAL DAN TRANSMISI OTOMATIS A. Tujuan Melalui pembelajaran secara mandiri, diharapkan guru mampu: 1. Menelaah prinsip kerja kopling 2. Merawat berkala kopling 3. Menelaah prinsip kerja transmisi manual 4. Merawat berkala transmisi manual 5. Menelaah prinsip kerja transmisi otomatis 6. Merawat berkala transmisi otomatis B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menelaah prinsip kerja kopling 2. Merawat berkala kopling 3. Menelaah prinsip kerja transmisi manual 4. Merawat berkala transmisi manual 5. Menelaah prinsip kerja transmisi otomatis 6. Merawat berkala transmisi otomatis C. Uraian Materi 1. Sistem Pemindah Tenaga Sistem pemindah tenaga adalah sistem yang berfungsi untuk memindahkan torsi dan tenaga mesin ke roda penggerak kendaraan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan mulai dari kendaraan mulai bergerak jalan, kendaraan berjalan lambat-cepat dan sampai kendaraan menjadi berhenti kembali. Sistem pemindah tenaga harus dapat menghasilkan berbagai kebutuhan torsi dan tenaga roda kendaraan, sehingga kendaraan dengan kapasitas muatannya dapat berjalan dengan baik pada berbagai kondisi jalan. 8

28 Gambar 1. 1 Sistem Pemindah Tenaga 1. Kopling : Menghubung dan memutus putaran / tenaga motor ke transmisi 2. Transmisi : Mengatur perbandingan putaran motor dengan poros penggerak aksel sehingga menghasilkan momen puntir yang diinginkan 3. Poros Penggerak (Propeller Shaft ) : Meneruskan putaran/tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi. 4. Penggerak Aksel (Gardan/ Differensial) : Penggerak sudut, untuk memindahkan arah putaran poros penggerak kearah poros aksel. Differensial, untuk menyeimbangkan putaran kedua roda pada saat belok 5. Poros Aksel : Meneruskan putaran dari penggerak aksel ke roda. 2. Kopling Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran tenaga, torsi dan putaran motor ke komponen pemindah tenaga. a. Cara Kerja Kopling Contoh : pada kopling plat tunggal dengan diafragma 9

29 Gambar 1. 2 Kopling Kering Plat Tunggal Pegas Diafragma Bagian utama kopling: 1. Tuas Pembebas 2. Roda gaya 3. Bantalan tekan 4. Poros kopling 5. Poros engkol 6. Bantalan pilot 7. Plat kopling 8. Pegas diafragma 9. Plat penekan 10. Unit penekan 1) Posisi Kopling Terhubung Pada saat kaki pengemudi tidak menekan pedal kopling, maka tuas pembebas pada unit kopling tidak tertarik, akibatnya pegas penekan diafragma menekan plat penekan sehingga plat penekan terhubung / tertekan dan kanvas kopling terjepit diantara roda gaya dan plat penekan, sehingga putaran motor pada roda gaya dimana terdapat dudukan pelat kopling, akan diteruskan atau dipindahkan ke poros kopling. 10

30 Gambar 1. 3 Posisi Kopling Terhubung dan Terlepas 2) Posisi Kopling Terlepas Selanjutnya pada saat kaki pengemudi menekan pedal kopling, maka tuas pembebas pada unit kopling akan tertarik, akibatnya pegas penekan diafragma mengungkit plat penekan sehingga plat kopling bebas dari penekanan. Akibatnya kanvas kopling bebas dari penekan/jepitan, maka tenaga, torsi dan putaran motor tidak dapat diteruskan/dipindahkan ke poros kopling. b. Penyetelan Gerak Bebas Kopling 1). Peralatan yang digunakan untuk praktik: Kotak alat Lampu kerja Alat pengangkat mobil Penyangga mobil 2) Bahan yang digunakan untuk praktik: Mobil Catatan Ada bermacam-macam sistem penggerak kopling, pada dasarnya dapat dibedakan : 11

31 Sistem penggerak dengan gerak bebas (kebanyakan mobil) Sistem penggerak dengn penyetelan automatis (mis. Corolla GL) Sistem penggerak kopling ada yang mekanis (kabel) dan ada yang hidraulis. 3) Penyetelan Sisitem Penggerak Opling Dengan Gerak Bebas Periksa kebebasan pada pedal, biasanya 20mm Gambar 1. 4 Gerak Bebas Kopling Pada sistem penggerak hidraulis, letak sekrup penyetel biasanya pada batang penekan silinder kopling. Mur kontra Mur penyetel Batang penekan Gambar 1. 5 Mur Penyetel Gerak Bebas Kopling Pada sistem penggerak mekanik biasanya dipakai kabel. Bagian penyetel dapat terletak pada ujung kabel di atas atau di bawah. 12

32 Beri pelumas dan stel disini Gambar 1. 6 Mekanisme Kopling Konvensional Mengapa gerak bebas kopling dapat berubah dan perlu distel? Keausan pada kanvas kopling menyebabkan pengurangan gerak bebas. Jika tidak ada gerak bebas, kopling berada dalam keadaan seperti ditekan sedikit, akibatnya kopling mulai slip. Informasi Tambahan : Penyetelan Gerak Bebas Kopling Mengapa pada kopling sistem penggerak hidraulis yang baru distel, gerak bebasnya dapat hilang setelah pedal kopling ditekan beberapa kali? Gerak bebas hilang karena batang penekan pada silinder master tidak ada celahnya. Akibatnya : Pada saat pedal dilepas, torak master tidak dapat kembali sampai pada pembatasnya. Lubang kompensasi antara silinder reservoir tertutup oleh sil primer. Cairan rem dari silinder kopling tidak dapat mengalir kembali ke resevoir, maka tekanan dalam sistem hidraulis akan hilang dengan sempurna. Kopling masih sedikit tertekan, walaupun pedalnya dilepas. Penyetelan dasar pada batang penekan silinder master : Batang penekan lubang kompresi Sil primer Celah 0,2-1mm Stel disini! Gambar 1. 7 Penyetel Pada Master Kopling 13

33 3. Transmisi Manual Didalam kotak transmisi terdapat beberapa pasangan roda gigi. Dengan berbagai pasangan roda gigi tersebut, transmisi dapat menaikkan dan menurunkan torsi, tenaga dan putaran motor serta membalik arah putaran motor untuk keperluan memundurkan kendaraan a.prinsip Dasar Kerja Transmisi 1) Lengan Gambar 1. 8 Prinsip Pengungkit (Lengan) Pada Transmisi Dari gambar tersebut diatas, maka: M terhadap titik ungkit = 0 F 1 x l 1 = F 2 x l 2 Jika diketahui : F 1 = 16 kg, l 1 = 2 cm, l 2 = 8 cm Maka : F 2 = 16 x 2 / 8 = 4 kg Kesimpulan : Dengan lengan pengungkit yang lebih panjang (l 2) memungkinkan dapat memindahkan beban berat (F 1 = 16 kg) dengan tenaga kecil (F 2 = 4 kg) 2) Pasangan Roda Gigi Pasangan roda gigi seperti gambar memiliki kesamaan dengan prinsip dasar kerja lengan. Roda gigi penggerak akan mengungkit roda gigi yang digerakkan. Gaya atau momen pada roda gigi dengan diameter yang lebih kecil bisa berubah menjadi gaya atau momen yang semakin besar pada roda gigi dengan diameter yang lebih besar dengan putaran yang lebih lambat. 14

34 Gambar 1. 9 Prinsip Pengungkit Pada Roda Gigi Transmisi b. Macam Macam Transmisi 1) Dengan Gigi Geser (Sliding Gear) Gambar Transmisi Dengan Gigi Geser (Sliding Gear) Posisi Gigi 1 : Roda gigi A dihubungkan dengan roda gigi D, maka roda gigi C lepas dengan roda gigi B, hasilnya putaran output lebih rendah / lambat daripada putaran input. Posisi Gigi 2 : Roda gigi B dihubungkan dengan roda gigi C, maka roda gigi D lepas dengan roda gigi A, hasilnya putaran output lebih tinggi / cepat daripada putaran input. 2) Dengan Gigi Tetap (Constant Mesh) Posisi Gigi 1 : 15

35 Kopling geser dihubungkan ke roda gigi D, maka aliran putaran dari putaran input - roda gigi A (diameter kecil) - roda gigi D (diameter besar), hasilnya putaran output rendah/lambat. Gambar Transmisi Dengan Gigi Tetap (Constant Mesh) Posisi Gigi 2 : Kopling geser dihubungkan ke roda gigi C, maka aliran putaran dari putaran input - roda gigi B (diameter besar) - roda gigi C (diameter kecil), hasilnya putaran output tinggi/cepat. a) Cara Kerja Transmisi Biasa Dengan Roda Gigi Geser (Gambar 1.12) Gambar Transmisi Dengan Roda Gigi Geser 16

36 Nama komponen : 1 = Poros kopling / Poros input. 4 = Garpu pemindah 2 = Poros utama / Poros output. 5 = Roda gigi balik (mundur) 3 = Poros bantu / Counter Gear = Reserve Gear Posisi Gigi 1 : Roda gigi geser C dihubungkan dengan roda gigi F, maka roda gigi A D dan roda gigi F - C berhubungan, akibatnya aliran putaran dari putaran input - roda gigi A (diameter kecil) - roda gigi D (diameter besar) poros (3) - roda gigi F (diameter kecil) - roda gigi C (diameter besar), hasilnya putaran output rendah/lambat. Posisi Gigi 2 : Roda gigi geser B dihubungkan dengan roda gigi E, C F di lepas, maka roda gigi A D dan roda gigi E - B berhubungan, akibatnya aliran putaran dari putaran input - roda gigi A (diameter kecil) - roda gigi D (diameter besar) poros (3) - roda gigi F (diameter kecil) - roda gigi C (diameter besar), hasilnya putaran output tinggi/cepat. Posisi Gigi 3 : Roda gigi geser B dihubungkan dengan roda gigi A, C F di lepas, maka poros output dan input seporos, sehingga putaran output dan input sama. Posisi Gigi R : Roda gigi geser C dihubungkan dengan roda gigi H (B dilepas), maka berhubungan roda gigi A D poros (3) - dan roda gigi G - H - C, akibatnya aliran putaran dari putaran input - roda gigi A (diameter kecil) - roda gigi D (diameter besar) poros (3) - roda gigi G (diameter kecil) - roda gigi H (diameter lebih kecil) roda gigi C (diameter besar), hasilnya putaran output lebih lambat dengan arah putaran terbalik (mundur). 17

37 c. Transmisi Dua Poros Disebut transmisi dua poros, karena untuk menghasilkan sejumlah posisi gigi maju (pada gambar 1.19 menghasilkan 3 posisi maju) diperlukan 2 poros. Untuk posisi gigi mundur diperlukan satu poros lagi. 1. Kedudukan Gigi pada Poros Pada poros input terdapat roda roda gigi tetap (permanen) dan pada poros output terdapat roda roda gigi terhubung dan dapat digeser sepanjang alur pada poros tersebut. Gambar Transmisi Dua Poros (2) Prinsip Kerja Putaran poros input akan menghasilkan putaran poros output, jika salah satu roda gigi poros output digeser dan berhubungan dengan roda gigi poros input. Demikian juga untuk posisi gigi mundur, dengan menggeser gigi mundur pada porosnya, maka akan diperoleh posisi gigi mundur. Transmisi dua poros umumnya digunakan pada kendaraan ringan dan kendaraan dengan penggerak roda depan. 18

38 (1) Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Depan Bagian bagian (gambar 1.20) 1. Poros input 4. Bantalan rol 2. Poros output 5. Bantalan naf 3. Unit sinkromesh 6. Roda gigi pinion Diagram Posisi Gigi Posisi Gigi 1 Posisi Gigi 2 Posisi Gigi 3 Posisi Gigi 4 Posisi Gigi R Gambar Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Depan 19

39 Aliran tenaga, torsi dan putaran mulai dari poros input - pasangan roda gigi dan poros output tergambar dalam diagram diatas. (2) Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Belakang Nama komponen : 1. Poros intput 5. Bantalan bola pada poros 2. Poros bantu 6. Bantalan pilot 3. Poros output 7. Gigi spedometer 4. Unit sinkromes 8. Gigi balik Diagram Posisi Gigi Posisi 1 Posisi 2 Posisi 3 Posisi 4 Posisi 5 Gambar Aliran Tenaga Transmisi Dua Poros Penggerak Belakang Aliran tenaga, torsi dan putaran mulai dari poros input - pasangan roda gigi poros bantu - pasangan roda gigi dan poros output. 20

40 d. Pemeriksaan Oli Transmisi Pemeriksaan oli transmisi dan oli aksel dilakukan melalui baut pengontrol. Letak baut tersebut selalu di bawah garis sumbu poros (t). Volume/isi oli dikatakan cukup bila permukaannya masih dapat dicapai dengan jari. Gambar Posisi Oli Transmisi dan Gardan Oli transmisi dan oli aksel tidak perlu diganti baru. Permukaan oli yang terlalu rendah disebabkan karena ada kebocoran, misalnya pada sil-sil. e. Pengisian Oli Transmisi Persyaratan : kendaraan harus berada pada posisi datar (tidak miring). Oli dapat diisikan dengan menggunakan pompa tangan. Untuk aksel diperlukan oli roda gigi dengan spesifikasi GL 5 atau 6. Pada transmisi bisa juga menggunakan oli mesin. Pada transmisi otomatis, tinggi permukaan oli diukur melalui batang pengontrol oli. Pengukuran harus dilakukan ketika motor hidup, pada temperatur kerja, dan tuas transmisi di posisi P. Gambar Pengisian Oli Transmisi Automatis dan Gardan 21

41 Kontrol : F = maksimum L = minimum Gambar Pengecekan Oli Transmisi Tinggi permukaan berubah sesuai temperatur oli transmisi. Dalam keadaan dingin, kadang-kadang permukaan oli tidak mencapai batang pengukur. Penambahan oli dilakukan melalui pipa batang pengontrol. Gunakan corong untuk mengisi oli. Hati-hati kotoran tidak boleh masuk (misal : benang-benang lap) karena bisa mengganggu kerja transmisi. Gunakan hanya oli khusus ATF. Oli dan saringan pada transmisi otomatis diganti 50' 000 km. Cara mengganti lihat buku manual. D. Aktifitas Pembelajaran Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar dalam aktifitas pembelajaran adalah: 1. Dalam mempelajari materi Pengetahuan, pembelajar diharapkan membaca uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas, mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai umpan balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil belajar belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas, maka tidak diperkenankan mempelajari materi berikutnya. 2. Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan pembelajar memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan, 22

42 misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli yang terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja, melainkan juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan siap untuk membuat power point sendiri untuk siap diajarkan. 3. Aktifitas pembelajaran keterampilan terkait dengan materi kendaraan ringan, khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran Keterampilan dengan baik dan aman. 4. Ketuntasan pembelajaran Keterampilan adalah jika pembelajar dapat melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut. E. Latihan/Kasus/Tugas Carilah buku pedoman pemilik mobil untuk minimal 2 jenis kendaraan dengan merk yang berbeda. Kemudian kerjakan tugas berikut : 1. Rangkumlah hal pokok apa saja yang dibahas dari masing-masing buku pedoman pemilik mobil tersebut terkait dengan kopling dan transmisi. 2. Tulislah pekerjaan apa saja yang dilakukan dan kapan/waktu perawatan berkala/ servis kopling dan transmisi dari masing-masing buku manual tersebut. F. Rangkuman 1. Sistem pemindah tenaga adalah sistem yang berfungsi untuk memindahkan torsi dan tenaga mesin ke roda penggerak kendaraan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan mulai dari kendaraan mulai bergerak jalan, kendaraan berjalan lambat-cepat dan sampai kendaraan menjadi berhenti kembali. Sistem pemindah tenaga harus dapat menghasilkan berbagai kebutuhan torsi 23

43 dan tenaga roda kendaraan, sehingga kendaraan dengan kapasitas muatannya dapat berjalan dengan baik pada berbagai kondisi jalan. 2. Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran / tenaga motor ke transmisi 3. Transmisi berfungsi untuk mengatur perbandingan putaran motor dengan poros penggerak aksel sehingga menghasilkan momen puntir yang diinginkan 4. Poros penggerak (propeller shaft) berfungsi untuk meneruskan putaran/tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi. 5. Penggerak aksel (gardan/differensial) berfungsi untuk penggerak sudut, untuk memindahkan arah putaran poros penggerak kearah poros aksel. Differensial, untuk menyeimbangkan putaran kedua roda pada saat belok 6. Poros aksel berfungsi untuk meneruskan putaran dari penggerak aksel ke roda. 7. Roda berfungsi untuk meneruskan tenaga dan torsi ke permukaan jalan sehingga menjadi traksi yang menggerakkan kendaraan. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Tabel 1. 1 Umpan Balik dan Tindak Lanjut No Pertanyaan Ya Tidak 1 Apakah anda mampu menjelaskan pengertian sistem pemindah tenaga? 2 Apakah anda mampu menyebutkan komponen pemindah tenaga? 3 Apakah anda mampu menjelaskan fungsi komponen sistem pemindah tenaga? 4 Apakah anda mampu menyebutkan sistem penggerak roda kendaraan? 5 Apakah anda mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian sistem penggerak roda depan kendaraan? 6 Apakah anda mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian sistem penggerak roda belakang kendaraan? 24

44 7 Apakah anda mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian sistem penggerak empat roda kendaraan? 8 Apakah anda mampu menjelaskan bagian utama kopling jenis kering? 9 Apakah anda mampu menjelaskan cara kerja kopling jenis kering? 10 Apakah anda mampu menjelaskan bagian utama kopling jenis basah? 11 Apakah anda mampu menjelaskan cara kerja kopling jenis basah? 12 Apakah anda mampu menyetel gerak bebas kopling? 13 Apakah anda mampu menjelaskan prinsip kerja transmisi? 14 Apakah anda mampu menyebutkan macam-macam transmisi? 15 Apakah anda mampu memeriksa dan mengganti oli transmisi? Kesimpulan : Jika pembelajar dapat menjawab sendiri YA minimal 13 dari 15 pertanyaan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajar telah tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Namun diharapkan pembelajar tetap mengulangi lagi pembelajaran pada tema materi yang kurang. jika jawaban YA kurang dari 13, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajar belum tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Diharapkan pembelajar mengulangi lagi pembelajaran pada tema materi yang kurang. 25

45 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: PERAWATAN BERKALA POROS PROPELLER, GARDAN, AKSEL RODA, SISTEM KEMUDI DAN SUSPENSI A. Tujuan Melalui pembelajaran secara mandiri, diharapkan guru mampu: 1. Menelaah prinsip kerja poros propeller, gardan dan aksel roda 2. Merawat berkala poros propeller, gardan dan aksel roda 3. Menelaah prinsip kerja sistem kemudi 4. Merawat berkala sistem kemudi 5. Menelaah prinsip kerja sistem suspensi 6. Merawat berkala sistem suspensi B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menelaah prinsip kerja poros propeller, gardan dan aksel roda 2. Merawat berkala poros propeller, gardan dan aksel roda 3. Menelaah prinsip kerja sistem kemudi 4. Merawat berkala sistem kemudi 5. Menelaah prinsip kerja sistem suspensi 6. Merawat berkala sistem suspensi C. Uraian Materi 1. Poros Penggerak (Propeller Shaft) Poros penggerak berfungsi untuk meneruskan putaran / tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi. Untuk menjalankan fungsinya, poros penggerak harus mampu : Tahan terhadap momen puntir Dapat meneruskan putaran roda sudut yang bervariasi Dapat mengatasi perpanjangan / perpendekan jarak antara transmisi dan penggerak aksel (diferensial) 26

46 Dibuat seringan mungkin. Gambar 2. 1 Poros Penggerak (Propeller Shaft) Pada Kendaraan Nama komponen : 1. Poros penggerak (Poros propeler) 2. Penghubung sudut (joint) 3. Poros aksel (Poros roda) a. Poros Penggerak (Propeller Shaft) Kegunaan sambungan salip ( joint ) Meneruskan putaran dengan sudut yang bervariasi karena gerakan naik-turun komponen kendaraan. Kegunaan sambungan geser ( luncur ) Menyesuaikan perubahan panjang-pendek poros penggerak (jarak aksel dan transmisi berubah panjang-pendek), karena gerakan naik-turun komponen kendaraan. C B A Gambar 2. 2 Poros Penggerak (Propeller Shaft) 27

47 Gambar 2. 3 Poros Aksel (Poros Roda) Pada Aksel Rigid Nama komponen (Gambar 2.3) : 1. Flens Roda 2. Penahan bantalan 3. Poros aksel 4. Aksel 5. Roda gigi matahari pada diferensial Sifat sifat yang harus dipenuhi : Poros cukup kuat meneruskan momen pusat dan diferensial ke roda (baja khusus) dan tahan terhadap getaran dan puntiran b. Poros Penggerak Pada Suspensi Independen Gambar 2. 4 Poros Penggerak Pada Suspensi Independen Nama komponen (Gambar 2.4) : 1. Flens roda 2. Bantalan naf 3. Penghubung bola ( pot joint ) 4. Poros aksel 28

48 c. Penghubung Sudut (Joint) 1) Penghubung salib (universal joint) Gambar 2. 5 Penghubung Salib (Universal Joint) Hal penting pada penghubung salib (universal joint) : Penghubung dapat meneruskan tenaga/putaran maksimum pada sudut 15 0 Putaran poros tidak merata, jika sambungan memben tuk sudut besar Digunakan pada kendaraan kendaraan dengan peng gerak roda belakang motor di depan ( memanjang ) 2) Penghubung Bola Peluru (Pot Joint) Gambar 2. 6 Penghubung Bola Peluru (Pot Joint) 29

49 Penghubung bola peluru (pot joint) memiliki kemampuan sudut dapat meneruskan tenaga / putaran pada sudut maximum 50 0 ( rata rata 30 0 ) Memiliki sifat sifat kerja putarannya lebih stabil ( konstan ) Penggunaan pada suspensi independen, pada aksel rigrid depan dengan penggerak roda ( wheel drive ) 3) Penghubung Fleksibel ( Flexible Joint ) Gambar 2. 7 Penghubung Fleksibel (Flexible Joint) Kemampuan sudut : dapat meneruskan tenaga / putaran roda sudut maximal 15 0 Penggunaan : pada perpanjangan poros penggerak ( propeller ) dari transmisi Sifat sifat : dapat sedikit terpuntir guna meredam hantaran / kejutan poros d. Pemeriksaan dan Pelumasan Poros Penggerak 1) Peralatan yang diperlukan: Alat pengankat mobil Penyangga Lampu Pompa vet 30

50 2) Bahan yang diperlukan: Mobil Vet casis Keterangan : Aksel rigid biasanya digerakkan dengan poros propeler yang dilengkapi dengan sambungan salib dan dengan nipel pelumas. Gambar 2. 8 Sambungan Salib (Universal Joint) Pada roda suspensi indenpenden biasanya digerakkan dengan poros penggerak yang diperlengkapi dengan sambungan peluru. Gambar 2. 9 Sambungan Peluru (CV Joint) Langkah kerja : sambungan salib Periksa kebebasan pada sambungan salib. Jika ada kebebasan yang dapat terasa dengan jelas, sambungan salib harus diganti. Gambar Pemeriksaan Kebebasan Pada Sambungan Salib Jika poros propeler dilengkapi dengan nipel, lumasi dengan pompa vet. 31

51 . Letak nipel pelumas Gambar Nipel Pelumas Pada Poros Propeler Langkah kerja : sambungan peluru Periksa kebebasan pada sambungan peluru. Jika ada kebebasan yang dapat terasa dengan jelas, poros penggerak harus dioverhaul atau diganti baru. Memeriksa kebocoran pada karet penutup. Karet penutup yang rusak harus diganti. Gambar Kebocoran Pada Karet Penutup Sambungan peluru tidak diperlengkapi nipel pelumas, tetapi sudah diberikan pelumas berupa vet khusus yang tidak perlu diganti. 2. Sistem Kemudi Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi. 32

52 b. Sistem Kemudi Rak dan Pinion Pelindung poros kemudi Batang kemudi Penghubung selib ( cross joint ) Poros pemindah Karet penutup debu Gigi ( rak ) Gigi pinion Bolt joint Tire Rod Lengan kemudi ( knuckle arm ) Gambar Sistem Kemudi Rak dan Pinion Penggunaan : digunakan pada mobil mobil ringan Keuntungan : konstruksi sederhana Kerugian : ratio gigi kemudi terbatas 33

53 c. Sistem Kemudi Dengan Penguat Tenaga Kemudi (Power Steering) Gambar Sistem Kemudi Dengan Penguat Tenaga Kemudi (Power Steering) Nama komponen : 1. Reservoir 2. Unit pompa 3. Pipa pendingin 4. Unit pengatur sirkit aliran minyak 5. Rumah gigi kemudi 6. Saluran pembagi 34

54 d. Pemeriksaan dan Penyetelan Gigi Kemudi Cacing 1) Peralatan yang digunakan untuk praktik : Alat pengankat mobil Penyangga Kotak alat Batang pengukur (kawat las) Pipet Kan oli 2) Bahan yang digunakan untuk praktik : mobil 3) Keselamatan kerja Dilarang bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyangga yang baik. 4) Langkah kerja Pemeriksaan batas permukaan oli Buka baut pada lubang pengisi oli. Periksa batas permukaannya dengan batang pengukur, (dapat dengan kawat las). Jika terlalu rendah, tambahkan loli. gunakan oli mesin atau oli transmisi. Jika permukaan oli terlalu tinggi, kurangi oli dengan menggunakan karet pengisap (pipet). Gambar Batas Permukaan Oli Pemeriksaan dan penyetelan gigi kemudi Angkat kendaran, sehingga roda depan bebas dari lantai, dan luruskan posisi roda depan. 35

55 Periksa kebebasan gigi kemudi, dengan cara menggerak-gerakkan roda kemudi ke kiri dan ke kanan sambil memperhatikan lengan pitmen mulai bergerak. Jika ada kebebasan, stel pada baut penyetelnya. Gambar Mur-Baut Penyetel Kebebasan Gigi Catatan : Jika penyetelan dilaksanakan pada posisi roda yang tidak lurus (belok ke kiriatau ke kanan), maka hasil penyetelannya tidak akurat. Karena pada saat roda tidak lurus, kebebasan gigi kemudinya adalah yang paling besar. Kalau penyetelan dilakukan pada posisi tersebut, maka pada pada posisi roda lurus, kebebasan kemudinya hilang, gigi kemudi menjadi rapat dan gerakan kemudi menjadi berat. Informasi Tambahan : Sambungan Kemudi Pemeriksaan Jika terdapat gerak bebas pada roda kemudi, kondisi sambungan kemudi perlu dikontrol. Sebelum mobil terangkat, suruh seseorang untuk menggerakkan roda kemudi dan perhatikan kelonggaran pada joint-joint sambungan kemudi. Joint yang longgar harus diganti. 36

56 Gambar Pemeriksaan Kondisi Sambungan Kemudi Angkat mobil dan periksa pemasangan pen pengunci pada joint-joint, pengerasan klem tie-rod dan batang lain pada sambungan kemudi. Pada gigi kemudi jenis rak, karet penutupnya harus diperiksa. Jika robek, harus diganti dengan segera, supaya air dan kotoran tidak masuk dan merusakkan gigi. Gambar Pemeriksaan Kondisi Karet Penutup Pelumasan Sambungan Kemudi Sambungan kemudi dilumasi setiap km, kalau diperlengkapi dengan nipel-nipel pada tumpuan lengan idler (A). Lihat gambar! Penambahan vet melalui nipel dinilai cukup, jika karet penutup joint mulai mengembang. Nipel yang tersumbat harus diganti dan vet yang jatuh kelantai harap dibersihkan dengan segera! 37

57 Gambar Pemeriksaan dan Pelumasan Sambungan Kemudi 3. Suspensi Aksel Rigid Suspensi merupakan bagian kendaraan yang menghubungkan bodi kendaraan dengan roda. Konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat berjalan dengan nyaman dan aman Untuk itu maka suspensi harus dapat : Mengantar gerakan roda Memungkinkan roda tetap menapak pada jalan Mengabsorsi dan meredam getaran bodi akibat kondisi jalan Meneruskan gaya pengemudian dan pengereman Gambar Suspensi Aksel Rigid Sifat sifat yang dimiliki : Gerakan salah satu roda mempengaruhi roda yang lain Konstruksi sederhana, perawatan mudah Gerakan pemegasan sedikilt mempengaruhi geometri roda Memerlukan ruang pemegasan yang besar 38

58 Titik berat kendaraan tidak dapat rendah, maka kenyamanan kurang Massa tak berpegas (aksel, roda) berat, maka kenyamanan kurang Bodi sedikit miring pada saat belok. Penggunaan : Pada aksel belakang tanpa/dengan penggerak roda (kendaraan ringan dan berat), dan pada aksel depan (kendaraan berat) tanpa / dengan penggerak. 4. Suspensi Independen Sifat sifat yang dimiliki secara umum : Gerakan salah satu roda tidak mempengaruhi roda lain Konstruksi agak rumit Membutuhkan sedikit tempat Jarak roda dan geometri roda berubah saat pemegasan Titik berat kendaraan dapat rendah ( nyaman dan aman ) Pegas dapat dikonstruksi lembut ( pegas tidak membantu mengantar gerakan roda Perawatan lebih sulit Gambar Suspensi Independen Penggunaan : Aksel depan dan belakang ( kendaraan penumpang / sedan ) Aksel depan saja ( kendaraan menengah dan berat ) 39

59 5. Pemeriksaan dan Pelumasan Suspensi Peralatan yang digunakan untuk praktik : Alat pengangkat Penyangga Pompa vet Pengungkit Lampu kerja Kereta tidur Bahan yang digunakan untuk praktik : Mobil-mobil dengan: aksel rigid suspensi indep Vet Kain lap Keselamatan kerja Jangan bekerja di bawah mobil, jika tanpa penyangga yang baik. Perhatikan: Suspensi merupakan bagian pengaman pada mobil. Pengontrolannya harus dengan cermat, kerusakan-kerusakan harus diperbaiki dengan segera. Langkah kerja Angkat mobil, pasang penyangga pada rangkanya Kontrol suspensi, pegas-pegas dan peredam getaran (sokbreker) sesuai dengan petunjuk pada halaman-halaman berikut. 40

60 Aksel rigid dengan pegas daun Gambar Aksel Rigid Dengan Pegas Daun Suspensi independen jenis wishbone, Suspensi idependen kaki Mc. Pherson. Gambar Pemeriksaan dan Pelumasan Suspensi Stabiliser. Peredam getaran. Pelumasan suspensi. Pemeriksaan aksel rigid dengan pegas daun Gambar Pemeriksaan aksel rigid dengan pegas daun 41 Periksa kondisi bantalan karet gantungan pegas daun secara visual, dan dengan pengungkit.

61 Gambar Pemeriksaan aksel rigid dengan pegas daun Periksa kondisi pengikat pegas Keraskan mur-mur pada klem U Periksa kondisi karet pembatas gerak Periksa perubahan bentuk,/patahnya pada pegas daun Pemeriksaan suspensi idependen jenis Wishbone Periksa kelonggaran ball-joint pada waktu seseorang menginjak pedal rem Gambar Pemeriksaan Kelonggaran Ball-Joint Periksa kelonggaran bantalan lengan suspensi dengan pengungkit 42

62 Gambar Pemeriksaan Suspensi Idependen Jenis Wishbone Pemeriksaan suspensi independen jenis Mc. Pherson Periksa kelonggaran ball-joint dan batang pengantar pada waktu seseorang menginjak rem Gambar Pemeriksaan Suspensi Idependen Jenis Mc. Pherson Periksa kelonggaran bantalan lengan suspensi dengan pengungkit, lihat halaman sebelumnya Kontrol/tambah pengisian vet pada bantalan atas kaki Mc. Pherson. Jangan lupa memasang kembali tutup plastiknya. Pemeriksaan stabiliser Stabiliser dapat dipasang pada aksel depan dan belakang. Periksa bantalan karet dan klem-klemnya 43

63 Gambar Pemeriksaan Stabiliser Pemeriksaan Peredam Getaran (Sokbreker) Periksa kebocoran oli Kalau bocor tidak bisa diperbaiki, harus diganti. Periksa kelonggaran pada bantalan-bantalan karet Gambar Pemeriksaan Peredam Getaran (Sokbreker) Turunkan mobil dan periksa bekerjanya peredam getaran. Gambar Pemeriksaan peredam getaran (sokbreker) Tekan mobil, kemudian lepas dan perhatikan geraknya naik/turun. bila geraknya segera berhenti... baik! bila geraknya lebih dari dua kali... jelek! 44

64 Pelumasan bagian-bagian yang diperlengkapi nipel Bagian tsb. harusn dilumasi setiap servis! Bersihkan nipel dan periksa katup bolanya. Nipel yang rusak harus diganti. Gambar Pelumasan bagian-bagian yang diperlengkapi nipel Lumasi nipel dengan pompa vet. Pengisian vet pada ball-joint cukup kalau karet penutupnya mulai mengembang. Bagian-bagian lain diisi sampai vet keluar pada celah-celah. Vet yang jatuh ke lantai harus segera dibersihkan. 6. Pengukuran & Penyetelan Toe-In Peralatan Yang Digunakan Untuk Praktik : Alat pengangkat Penyangga Rangka pengukur Toe-in Kotak alat tang pipa Lampu kerja Bahan Yang Digunakan Untuk Praktik : Monil dengan suspensi depan independen Oli penetran Lap Kapur Keselamatan kerja Jangan bekerja di bawah mobil yang terangkat tanpa penyangga. 45

65 Persyaratan kerja Kelonggaran pada joint-joint suspensi depan dan sambungan kemudi harus diperbaiki sebelum toe-in distel. Pemeriksaan Awal Perksa keausan ban depan secara visyal. Jika keausa ban tidak merata seperti pada gambar, berarti toe-in salah. Gambar Pemeriksaan Keausan Ban Kontrol kelurusan roda kemudi, jika salah lihat petunjuk pada halaman 8. Kontrol sambungan kemudi pada saat mobil belum terangkat. Untuk ini, suruh seseorang menggerakkan roda kemudi dan perhatikan kelonggaran pada joint-joint. Bila terdapat berarti joint sudah aus, dan harus diganti. Gambar Kontrol Sambungan Kemudi Angkat mobil dan periksa kelonggaran dengan menggerakkan roda dengan tangan. Jika terdapat kelonggaran, pastikan di mana kelonggaran tersebut terjadi. Ikutlah tahap-tahap di bawah ini : 46

66 Gambar Periksa Kelonggaran Minta tolong seseorang untuk menginjak rem dan perhatikan pengaruhnya terhadap kelonggaran tersebut. Tidak longgar Masih longgar Kelonggaran terjadi pada bantalan roda Kelonggaran terjadi pada joint / bantalan suspensi Gambar Kelonggaran Pada Bantalan Dan Joint / Bantalan Suspensi Persyaratan Pengukuran Toe-In Pilihlah tempat yang rata 47

67 Kontrol tekanan ban Tambah atau kurangi bila perlu Beban kendaraan yang diperbolehkan lihat buku petunjuk. Biasanya kendaraan tidak berbeban (kosong) Gambar Pemeriksaan Persyaratan Pengukuran Toe-In Pengukuran Toe-In Turunkan mobil, berjalan beberapa meter untuk mendapat posisi suspensi yang normal dan luruskan roda depan. Ukur jarak roda pada pinggir pelek roda depan (A) Beri tanda pada tempat pengukuran Majukan kendaraan sampai roda berjalan 1/2 putaran Ulangi pengukuran jarak roda pada tempat pelek yang telah diberi tanda (B) 48

68 TOE-IN = A - B Jika toe-in tidak sesuai dengan spesifikasi, ikutlah tahap-tahap berikut. Penyetelan Toe-In Stel toe-in Gambar Penyetelan Toe-In dengan menyesuaikan panjang tie-rod kanan dan kiri.(satu putaran pada bagian penyetel mengakibatkan perubahan toe-in 4 mm) Gambar Persiapan Pengukuran Toe-In Cek toe-in lagi dan ulangi penyetelan sampai hasilnya sesuai Keraskan baut-baut pada bagian penyetel Petunjuk Besarnya toe-in umumnya 1-5 mm, pada mobil dengan penggerak depan 0 mm. Jika bagian penyetel toe-in macet, tie-rod harus diganti baru. Jangan memnaskannya dengan brander las. Bahan ujung tie-rod sering diperlukan panas. Jika dipanaskan lagi, bahan menjadi lemah dan dapat patah. 49

69 Gambar Tidak Boleh Dipanaskan Jika toe-in terlalu besar (misal 20 mm), kontrol suspensi dan rangkanya secara baik. Perubahan yang besar dapat berasal dari kebengkokan akibat kecelakaan / benturan dengan pinggir jalan. Penyetelan Toe-In Pada Macam-Macam Konsturksi Sambungan Kemudi a. Sambungan kemudi, dengan kemudi rak pinion b. Sambungan kemudi pada aksel rigid Kelurusan roda kemudi distel setelah toe-in Gambar Berbagai Macam Penyetelan Toe-In 50

70 Kelurusan Roda Kemudi Perhatikan kelurusan roda kemudi akan menyimpang, jika hanya satu tie-rod yang distel. Keadaan yang benar adalah : Bila mobil berjalan lurus, roda kemudi harus berposisi lurus, juga gigi kemudi harus posisi tengah. Jika gigi kemudi pada posisi pinggir, akibatnya kemampuan belok kanan / kiri tidak sama. Jika kemiringan roda kemudi hanya sedikit, kita dapat menyesuaikan dengan merubah panjang tie-rod kanan dan kiri (misal : kanan diperpanjang 1 putaran, kiri diperpendek 1 putaran, sehingga toe-in tetap sama). D. Aktifitas Pembelajaran Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar dalam aktifitas pembelajaran adalah: 1. Dalam mempelajari materi Pengetahuan, pembelajar diharapkan membaca uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas, mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai umpan balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil belajar belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas, maka tidak diperkenankan mempelajari materi berikutnya. 2. Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan pembelajar memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan, misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli yang terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja, melainkan juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan siap untuk membuat power point sendiri untuk siap diajarkan. 3. Aktifitas pembelajaran keterampilan terkait dengan materi kendaraan ringan, khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar 51

71 akan dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran Keterampilan dengan baik dan aman. 4. Ketuntasan pembelajaran Keterampilan adalah jika pembelajar dapat melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut. E. Latihan/Kasus/Tugas Carilah buku pedoman pemilik mobil untuk minimal 2 jenis kendaraan dengan merk yang berbeda. Kemudian kerjakan tugas berikut : 1. Rangkumlah hal pokok apa saja yang dibahas dari masing-masing buku pedoman pemilik mobil tersebut yang terkait dengan poros propeller, gardan dan aksel roda, serta sistem kemudi dan suspensi. 2. Tulislah pekerjaan apa saja yang dilakukan dan kapan/waktu perawatan berkala/ servis poros propeller, gardan dan aksel roda, serta sistem kemudi dan suspensi dari masing-masing buku manual tersebut. F. Rangkuman 1. Poros penggerak berfungsi untuk meneruskan putaran / tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi 2. Kegunaan sambungan salip ( joint ) pada poros propeler adalah untuk meneruskan putaran dengan sudut yang bervariasi pada batas batas tertentu 3. Kegunaan sambungan geser ( luncur ) pada poros propeler adalah untuk mengatasi akibat gerakan aksel yang berpegang terjadi perubahan jarak aksel dan transmisi. 4. Kemampuan sudut penghubung bola peluru ( pot joint ) dapat meneruskan tenaga / putaran pada sudut maximum 50 0 ( rata rata 30 0 ) 5. Kemampuan sudut penghubung fleksibel ( flexible joint ) dapat meneruskan tenaga / putaran roda sudut maximal Aksel rigid biasanya digerakkan dengan poros propeler yang dilengkapi dengan sambungan salib diperlengkapi dengan nipel pelumas. 52

72 7. Pada roda suspensi indenpenden biasanya digerakkan dengan poros penggerak yang diperlengkapi dengan sambungan peluru. 8. Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi. 9. Penyetelan roda gigi kemudi yang dilaksanakan pada posisi roda yang tidak lurus (belok kiri/kanan), maka hasil penyetelannya tidak akurat. Karena pada saat roda tidak lurus, kebebasan gigi kemudinya adalah yang paling besar. Kalau penyetelan dilakukan pada posisi tersebut, maka pada pada posisi roda lurus, kebebasan kemudinya hilang, gigi kemudi menjadi rapat dan gerakan kemudi menjadi berat. 10. Suspensi merupakan bagian kendaraan yang menghubungkan bodi kendaraan dengan roda. Konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat berjalan dengan nyaman dan aman. Untuk itu maka suspensi harus dapat : a. Mengantar gerakan roda b. Memungkinkan roda tetap menapak pada jalan c. Mengabsorsi dan meredam getaran bodi akibat kondisi jalan d. Meneruskan gaya pengemudian dan pengereman 11. Suspensi independen memiliki sifat sifat secara umum : a. Gerakan salah satu roda tidak mempengaruhi roda lain b. Konstruksi agak rumit c. Membutuhkan sedikit tempat d. Jarak roda dan geometri roda berubah saat pemegasan e. Titik berat kendaraan dapat rendah (nyaman dan aman) f. Pegas dapat dikonstruksi lembut (pegas tidak membantu mengantar gerakan roda) g. Perawatan lebih sulit 12. Pada suspensi Wishbone, lengan atas dibuat lebih pendek daripada lengan bawah, supaya saat pemegasan : a. Jarak roda tidak berubah ( keausan ban berkurang ) b. Tumpuan roda saat pemegasan ( belok ) baik 53

73 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Tabel 2. 1 Umpan Balik dan Tindak Lanjut No Pertanyaan Ya Tidak 1 Apakah anda mampu menjelaskan pengertian poros penggerak? 2 Apakah anda mampu menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi poros penggerak? 3 Apakah anda mampu menjelaskan fungsi poros penggerak? 4 Apakah anda mampu menyebutkan bagian-bagian poros aksel (poros roda) pada aksel rigrid? 5 Apakah anda mampu membedakan sifat-sifat poros aksel (poros roda) pada aksel rigrid dengan poros penggerak pada suspensi independen? 6 Apakah anda mampu menjelaskan fungsi penghubung sudut ( joint )? 7 Apakah anda mampu membedakan sifat penghubung sudut ( joint ) dengan penghubung fleksibel? 8 Apakah anda mampu memeriksa dan memberi pelumas poros penggerak? 9 Apakah anda mampu menjelaskan cara kerja sistem kemudi rak & pinion? 10 Apakah anda mampu menjelaskan prinsip kerja sistem kemudi dengan power steering? 11 Apakah anda mampu membedakan sifat-sifat suspensi aksel rigid dengan suspensi independen? 12 Apakah anda mampu menjelaskan keistimewaan suspensi Mac Pherson? 13 Apakah anda mampu menjelaskan prinsip kerja suspensi Whisbon? 14 Apakah anda mampu memeriksa dan melumasi sistem suspensi? 54

74 Kesimpulan : Jika pembelajar dapat menjawab sendiri YA minimal 12 dari 14 pertanyaan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajar telah tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Namun diharapkan pembelajar tetap mengulangi lagi pembelajaran pada tema materi yang kurang. jika jawaban YA kurang dari 12, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajar belum tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Diharapkan pembelajar mengulangi lagi pembelajaran pada tema materi yang kurang. 55

75 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: PERAWATAN BERKALA SISTEM REM, PELEG DAN BAN A. Tujuan Melalui pembelajaran secara mandiri, diharapkan guru mampu: 1. Menelaah prinsip kerja sistem rem 2. Merawat berkala sistem rem 3. Menelaah kodefikasi peleg dan ban 4. Merawat berkala peleg dan ban B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menelaah prinsip kerja sistem rem 2. Merawat berkala sistem rem 3. Menelaah kodefikasi peleg dan ban 4. Merawat berkala peleg dan ban C. Uraian Materi 1. Rem Kendaraan Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus : Dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir a. Fungsi Rem : Rem kaki : Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan jalannya kendaraan Rem kaki harus berfungsi untuk semua roda Rem tangan Untuk memacetkan putaran roda (misal pada saat parkir) Berfungsi juga sebagai rem cadangan (misal dalam perjalanan rem kaki tidak berfungsi) 56

76 b. Macam Macam Rem 1) Rem Tromol Gambar 3. 1 Rem Tromol Rem Cakram Gambar 3. 2 Rem Cakram 57

77 Cara Kerja Rem Tromol Pengereman terjadi saat pengemudi menginjak pedal rem. Pada saat pedal rem diinjak, terbangunlah tekanan pada cairan rem dalam seluruh saluran hidraulis, mulai dari silinder master, saluran sampai ke silinder roda. Gambar 3. 3 Cara Kerja Rem Tromol Rem tidak bekerja Tidak ada tekanan pada cairan rem, akibatnya torak silinder roda tidak tertekan, sehingga tromol tidak tertekan kanvas sepatu rem, maka tidak terjadi pengereman. Rem bekerja Terjadi tekanan pada cairan rem akibatnya torak silinder roda tertekan cairan rem, sehingga tromol tertekan kanvas sepatu rem, maka terjadi pengereman. Cara Kerja Rem cakram Rem tidak bekerja Tidak ada tekanan pada cairan rem, akibatnya torak tidak tertekan, sehingga balok rem (pad) tidak menekan piringan, maka tidak terjadi pengereman. 58

78 Rem bekerja Terjadi tekanan pada cairan rem, akibatnya tekanan hidraulis menekan torak, sehingga balok rem (pad) menekan piringan, maka terjadi pengereman Gambar 3. 4 Cara Kerja Rem Cakram Rem Tangan Pengereman Pada Roda Gambar 3. 5 Pengereman Pada Roda 1. Tongkat 2. Batang tarik 3. Penyetel 4. Pengimbang 5. Kabel Cara kerja Dengan ditariknya tongkat rem tangan, maka gaya tarik diteruskan ke tuas penghubung ke penyeimbang ke kawat rem ke sepatu rem, maka roda blokir/ macet (terjadi pengereman). 59

79 Pengereman Pada Poros Propeller Transmisi Poros propeller Unit rem tangan Dipasang di antara transmisi dengan poros propeller Unit rem tangan dipasang antara transmisi dan poros propeller Tongkat rem tangan 2. Kanvas rem 3. Anchor 4. Tromol 5. Mur Penyetel 4 5 Gambar 3. 6 Pengereman Pada Poros Propeller Cara kerja Tongkat rem tangan ditarik tangan, sehingga tuas rem tertarik yang mengakibatkan kanvas rem mengembang, akibatnya tromol tertekan kanvas/terjepit. Oleh karena tromol rem berhubugan rigid dengan poros propeller, maka putaran roda belakang akan tertahan propeller atau terjadi pengereman. 60

80 Pemeriksaan Sistem Hidraulis dan Pembuangan Udara 1) Peralatan yang digunakan : Kotak alat Alat pengangkat mobil Penyangga Lampu Kaleng Slang plastic Kunci ring terbuka 2) Bahan yang digunakan : Kain lap Cairan rem 3) Keselamatan kerja Jangan bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyagga yang baik. Hindarkan tumpahnya cairan rem. Jika ada tumpahan, bersihkan langsung dengan air. Perhatikan : Cairan rem merusak cat. Rem merupakan bagian pengaman pada mobil. Oleh karena itu, kontrol hidrauliknya dengan cermat. Kerusakan-kerusakan harus diperbaiki dengan segera. 4) Pemeriksaan awal Periksa gerak bebas pedal rem. Gerak bebas yang besar disertai tahanan pedal yang ringan menunjukkan bahwa udara ada dalam sistem hidraulis. 61

81 Baik Salah Periksa apakah sil primer silinder master bocor. Untuk ini, tekan pedal rem dengan gaya kecil dan pelan. Jika pedal rem dapat ditekan sampai pembatasnya, sil primer bocor. Gambar 3. 7 Pemeriksaan Gerak Bebas Pedal Rem Periksa batas permukaan cairan rem pada reservoir silinder master. Ada dua penyebab batas permukaan yang terlalu rendah : 1. Keausan pada kanvasrem. Makin aus kanvas rem, makin keluar posisi torak silinder roda, sehingga cairan rem pada silinder roda bertambah. Akibatnya, tinggi batas permukaan pada reservoir berkurang. 2. Kebocoran pada sistem hidraulis, yang langsung diperbaiki. 62

82 Jangan menambahcairan rem, jika belum diketahui penyebab batas permukaan yang terlalu rendah!? MAX MIN Pemeriksaan kebocoran pada silinder master Periksa kebocoran pada sambungan pipa rem dan reservoir. Periksa kebocoran pada sil sekunder. Jika ujung silinder dan kelilingnya basah oleh cairan rem, silinder harus dioverhaul atau diganti. Gambar 3. 8 Pemeriksaan Kebocoran Pada Silinder Master Jika mobil dilengkapi dengan penguat tenaga rem (booster), ujung silinder tidak dapat diperiksa tanpa melepas silinder. Untuk itu, lepas slang vakum penguat tenaga rem dan cium slang tersebut. Jika berbau cairan rem, lepas silinder pada flensnya untuk pemeriksaan pada sil sekundernya. Periksa juga di sekeliling flens silinder master pada penguat vakum. Jika basah oleh cairan rem, sil sekunder bocor. Jika ada cairan rem di dalam penguat tenaga rem, alat tersebut harus dibersihkan/dioverhaul. 63

83 Pemeriksaan saluran dan slang rem Gambar 3. 9 Pemeriksaan Saluran Dan Slang Rem Periksa pipa-pipa rem. Apabila bocor atau berkarat keras, pipa rem harus diganti. Periksa slang-slang rem. Jika permukaannya retak atau tergores, slang harus diganti. Perhatikan pada pemasangan slang rem, jangan bersinggungan dengan roda. Periksa hal tersebut juga sewaktu roda depan dalam posisi terbelok. Kontrol Fungsi Penguat Tenaga Rem (Booster) Kontrol ini harus dilaksanakan, kalau pedal rem harus ditekan keras sekali untuk mencapai perlambatan/pengereman mobil yang cukup. Tekan pedal rem beberapa kali, pada saat motor mati. Hidupkan motor sewaktu pedal rem ditekan. Kalau penguat tenaga berfungsi, pedal akan menurun sedikit, selama tahap tersebut. Matikan motor sewaktu pedal rem ditekan. Pada tahap ini, pada pedal tidak boleh ada reaksi. Jika pedal akan terdorong kembali, katup antibalik pada penguat tenaga harus dibersihkan/diganti. 64

84 Gambar Kontrol Fungsi Penguat Tenaga Rem (Booster) Pembuangan Udara Pada Sistem Hidraulis Pekerjaan ini harus dilaksanakan, jika tahanan pedal ringan karena kemasukan udara pada sistem hidraulis. Udara masuk waktu sistem hidraulis terbuka, atau melalui sil sekunder silinder master yang bocor. Setiap silinder rem biasanya dilengkapi dengan sekrup pembuang. Pada kaliper rem cakram kadang-kadang ada lebih dari satu sekrup pembuang (Mercedes, Volvo, BMW). Gambar Sekrup Pembuang Udara 65

85 sekrup pembuang mempunyai lubang. Pada saat sekrup kendor, lubang tersebut berhubungan dengan silinder rem, maka cairan rem dan udara mengalir keluar jika pedal rem ditekan. Kepala sekrup pembuang tertutup dengan karet, untuk mencegah lubang pembuang tersumbat kotoran/karatan. Jangan lupa memasang karet penutup setelah pembuangan udara! Sekrup pembuang yang tersumbat dapat dibersihkan dengan angin. Gunakan selalu kunci ring untuk membuka/menutup sekrup pembuang. Pada silinder rem dari aluminium, sekrup pembuangnya sering macet. Untuk mencegah sekrup patah saat melepas, panaskan dahulu dengan brander. Gambar Penggunaan Kunci Pembuangan Udara Cara Pembuangan Udaraq,/Penggantian Cairan Rem Isi reservoir dengan cairan rem. Mulai pada aksel belakang. Pasang kunci ring dan slang plastik yang berhubungan denga kaleng pada sekrup pembuang. Minta tolong seseorang untuk memompa pada pedal rem. Selama pemompaan, buka sekrup pembuang dan perhatikan cairan rem yang keluar melalui slang. Jika tidak ada lagi gelembung udara dalam cairan rem yang keluar, tutuplah sekrup Isi lagi cairan rem, kemudian buang udara pada silinder rem berikut, dst. 66

86 Gambar Cara Pembuangan Udara Setelah pembuangaan, kontrol apakah tahanan pedal rem teratur/keras. (Tidak boleh lembut). Gambar Pengecekan Tahanan Pedal Rem Jika tahanan pedal keras, tetapi langkahnya terlalu panjang, sepatusepatu rem harus distel. Tambah cairan rem sampai tanda maksimum. Bagaimana, kalau hasil pembuangan udara tidak teratur? Ulangi pembuangan dan buang juga udara pada sambungan-sambungan silinder master. Pembuangan akan lebih lancar, kalau aksel yang dikerjakan terangkat sampai silinder roda mencapai tinggi yang sama dengan tinggi reservoir. 67

87 Jika jumlah cairan rem yang keluar pada sekrup pembuang sedikit, bersihkan lubang pembuang pada sekrup tersebut dengan udara tekan. Jika sil sekunder pada silinder master bocor, selama pemompaan, pada setiap langkah pelepasan pedal, udara dapat diisap melalui sil tersebut. Informasi Tambahan : Cairan Rem Ada 3 macam cairan rem: DOT 3 & 4 : Cairan rem berdasar etilglikol yang masih umum digunakan. Sifat : beracun, korosif, mengabsorbsi air, merusak cat. DOT 5 : Cairan rem berdasar oli silikon yang baru dipasarkan di Amerika dan Europa. Pengganti DOT 3 & 4 bersifat anti karat. LHM & LHS : Cairan rem berdasar oli hidraulik. Digunakan hanya pada mobil Citroen. Pemeriksaan / Pembersihan / Penyetelan Rem Tromol Peralatan yang diperlukan : 1. Alat penyangga 2. Penyangga 3. Kotak alat 4. ( kunci penyetel khusus ) 5. Kunci roda 6. Palu baja 7. Alat cuci ( air ) 8. Sikat baja 9. Pistol udara 10. Kunci momen Bahan yang diperlukan : 1. Mobil atau aksel stand 2. Kertas gosok 3. Kan oli 4. Vet 5. Lap 6. Thiner A 68

88 Keselamatan Kerja Dilarang bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyangga yang baik. Dilarang membersihkan rem dengan angin. Debu asbes dari kanvas beracun! Rem merupakan bagian pengaman pada mobil. Kerjakan dengan cermat dan kontrol hasil pekerjaan dengan teliti. Perhatikan pada kebersihan : Kanvas dan tromol yang kotor kena pelumas mengakibatkan rem membanting. Macam Macam Sistem Pengikat Tromol Rem a) Tromol Diikat Pada Flens Roda Sistem ini dipakai pada semua aksel dengan penggerak roda. Memiliki nama bagian: 1.Tromol; 2. Flens roda; 3. Baut pengikat roda; 4. Sekrup pengikat; 5. romol ( kadang kadang tidak ada ); 6. Ulir penarik; 7. Pemusat tromol. Gambar Tromol Diikat Pada Flens Roda b) Sistem Pengikat Pada Bantalan Roda Sistem ini dipakai pada aksel tanpa penggerak roda Gambar Sistem Pengikat Pada Bantalan Roda Nama bagian: 1.Pen pengunci; 2. Mur penyetel; 3. Ring penahan; 4. Bantalan luar; 5. Tromol dengan baut roda; 6. Bantalan dalam; 7. Sil oli 69

89 Cara Melepas Tromol ( Sistem Pengikat Pada Flens Roda ) Beri tanda pada tromol dan bagian pemusat pada flens roda, agar dapat dipasang kembali seperti posisi semula. Posisi pemasangan yang berlainan dapat menimbulkan tromol oleng, akibatnya mobil bergetar pada saat direm. Lepas tuas rem tangan sehingga tromol dapat dilepas. Jika berkarat, bersihkan bagian pemusat pada flens roda dengan kertas gosok dan beri oli untuk memudahkan pelepasan tromol. Kalau tromol tidak dapat dilepas dengan tangan, tarik tromol dengan memakai sekrup pada lubang lubang ulir yang tersedia untuk pelepasan. Putar sekrup ( biasanya M8 ) bergantian setiap satu putaran kedalam sampai tromol terlepas tanda Gambar Pemberian Tanda Pada Tromol Jika tidak ada lubang ulir untuk menarik tromol, pukul dengan palu baja pada sisi tromol, sampai tromol dapat dilepas. Gambar Pelepasan Tromol Rem Kemungkinan lain, bila tromol macet keras : panaskan tromol dengan brander. Dengan demikian, tromol mengembang dan kendor dengan sendirinya. Kalau tromol sudah kendor tetapi tidak dapat dilepas, sepatu rem harus distel lebih longgar. Pada tromol yang tua, kadang-kadang ada sisi karatan yang menghalangi pelepasannya. 70

90 Gambar Pelepasan Tromol Sistem Pengikat Pada Flens Roda Cara Melepas Tromol ( Sistem Pengikat Pada Bantalan Roda ) Pada roda tanpa penggerak, tromol biasanya satu unit dengan naf roda. Untuk melepas tromol, bantalan roda harus dilepas dan distel lagi pada waktu pemasangan. Bantalan roda luar dilepas, kemudian tromol dapat dilepas. Jagalah agar bantalan roda terhindar kotoran Gambar Pelepasan Tromol Sistem Pengikat Pada Bantalan Roda Pemeriksaan Fungsi Rem Tromol Periksa apakah silinder rem macet. Lepas tromol hanya pada rem yang sedang diperiksa. Tromol roda-roda lain harus terpasang, agar torak toraknya tidak tertekan keluar. Minta tolong seseorang untuk menekan pedal rem. 71

91 Torak torak pada silinder rem yang diperiksa harus bergerak keluar pada waktu bersamaan dan dapat kembali dengan sendirinya ke posisi semula. Jika tidak, semua silinder rem pada aksel yang diperiksa harus diganti baru atau dioverhaul. Periksa permukaan gesek pada tromol rem. Bila berwarna abu abu sampai hitam, atau berkarat, nilai gesekannya kurang. Maka permukaan harus dibersihkan dengan kertas gosok, atau lebih baik dengan dibubut / digerinda. Sisi luar permukaan gesek harus dibersihkan dari karat sebaik mungkin. Gambar Pemeriksaan Fungsi Rem Tromol Pemeriksaan / Pembersihan Bagian Bagian Rem Tromol Bersihkan bagian bagian rem dengan kuas atau sikat. Dilarang menggunakan angin! Pakai air sabun, jika kotor keras. Periksa kondisi dan pemasangan bagian bagian sepatu pengikat rem : 1. Kedudukan ujung sepatu 2. Kedudukan pegas 3. Pemasangan batang penghubung 4. Pengunci sepatu 5. Kedudukan pegas Periksa permukaan kanvas. Kalau permukaannya keras dan berkilat, nilai geseknya kurang. Kanvas harus digosok atau diganti baru agar tercapai efektifitas rem yang normal. 72

92 Permukaan kanvas yang kotor karena oli aksel atau cairan rem biasanya diganti baru. Permukaan yang buram atau berkilat lemah menunjukkan kondisi kanvas yang normal. Tidak perlu digosok! Gambar Pemeriksaan/Pembersihan Rem Tromol Periksa kebocoran pada sil poros aksel ( hanya pada aksel rigit dengan penggerak roda ). Kebocoran dapat dilihat pada piringan rem dan pada poros aksel yang basah karena oli. Sil yang bocor harus diganti baru. Periksa kebocoran pada silinder rem. Jika ada, semua silinder rem pada aksel yang diperiksa harus dioverhaul atau diganti baru. Untuk memeriksa kebocoran, lihat juga bagian dalam karet pelindung debu silinder rem. Kontrol, apakah penyetel sepatu rem dapat diputar dengan ringan. Jika tidak, bersihkan dan beri pelumas. Penyetelan Sepatu Rem Penyetelan rem biasanya dapat dilakukan melalui lubang pada piringan rem. Lubang lubang tersebut biasanya tertutup dengan karet. Juga ada mobil dengan lubang penyetel pada tromol ( mis. VW, Suzuki ). Pada sistem ini, roda harus terpasang dengan posisi lubang pelg pada lubang tromol. 73

93 Gambar Penyetelan Sepatu Rem Penyetelan dapat dilakukan dengan obeng, tapi sering lebih sederhana dengan alat khusus atau obeng yang dibengkokkan sesuai dengan keperluan. Gambar Pelepasan Rem Tangan Sebelum penyetelan, rem tangan harus dilepas. Penyetelan sepatu rem dilakukan seperti berikut : Rapatkan sepatu rem sampai rem mencekam. Kemudian, kendorkan rem sampai roda dapat berputar bebas. Untuk itu, mur penyetel harus diputar kembali 3 6 gigi. Gambar Penyetelan Sepatu Rem 74

94 Penyetel Automatis ( Rem Tromol ) Rem tromol kadang kadang dilengkapi dengan penyetel automatis. Konstruksi yang paling umum terlihat pada gambar di bawah. Setiap kali rem tangan ditarik ( 1 ), tuas penyetel akan terangkat ( 2 ). Bila penyetel sepatu kurang rapat, tuas penyetel diangkat ke gigi berikut dari mur penyetel. Kemudian, pada saat rem tangan dilepas, tuas penyetel bergerak ke bawah dan memutar mur penyetel satu gigi, sehingga penyetelan sepatu rem menjadi lebih rapat. Gambar Penyetel Otomatis (Rem Tromol) Bila tromol rem harus dilepas, kadang kadang sepatu rem harus dikendorkan dahulu ( ingat : sisi yang berkarat pada tromol menghalangi lepasnya tromol ). Hal itu dilakukan melalui lubang dalam piringan rem. Tetapi, karena tuas penyetel masih berada pada gigi murpenyetel, maka mur tersebut tidak dapat dikendorkan. Untuk mengendorkan mur penyetel, tuas penyetel harus didorong keluar dari gigi dengan obeng. Dalam keadaan ini, mur dapat dikendorkan. Cara mengendorkan penyetel sepatu rem : 1. Dorong dengan obeng melalui lubang pada piringan rem, sehingga tuas penyetel keluar dari gigi mur penyetel. 2. Dalam waktu bersamaan, kendorkan mur penyetel dengan alat khusus ( atau suatu obeng ) 75

95 Pemeriksaan & Penyetelan Rem Tangan Peralatan yang diperlukan : Alat pangangkat Penyangga Kotak alat Kunci roda Palu baja (berat) Kunci momen Bahan yang diperlukan : Mobil Vet Kan oli Lap Keselamatan kerja Dilarang bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyangga yang baik. Sebelum menyetel rem tangan, rem kaki harus disetel. Jangan menyetel rem yang panas, agar tidak terjadi kesalahan pada penyetelan. Dalam praktek, pemeriksaan rem tangan merupakan bagian pemeriksaan rem kaki. Pemeriksaan Fungsi Rem Tangan Beri tanda posisi kedudukan tromol rem terhadap flensnya. Gambar Tanda Posisi Kedudukan Tromol Terhadap Flens Lepas tromol rem tangan. (Biasanya pada aksel belakang). Minta tolong kepada seseorang untuk menggerakkan tuas rem tangan 76

96 Periksa apakah sepatu rem dapat ditekan dan kembali pada posisi semula. Jika tidak, poros rem tangan (pada sepatu rem) atau kabel macet karena karatan. Pasang kembali tromol (tanda!) dan roda. Momen pengerasan baut roda adalah Nm untuk mobil sedan, colt dan sejenisnya.untuk momen yang tepat, lihat buku manual Perhatikan: Pada rem tromol dengan penyetel automatis, penyetelan suatu rem menjadi rapat selama rem tangan digerakkan. Akibatnya, tromol tidak dapat dipasang kembalii. Macam-Macam Penyetel Rem Tangan Mur penyetel pada tuas rem tangan. Batang penyetel pada bagian penyeimbang. Gambar Macam-Macam Penyetel Rem Tangan Mur penyetel pada setiap kabel. 77

97 Penyetelan Rem Tangan Stel pada bagian penyetel sampai tercapai keadaan sesuai dengan gambargambar di bawah. Gambar Penyetelan Rem Tangan Tarik penuh, gerak batang harus gigi. Kontrol : Tarik 3 gigi, roda masih harus dapat berputar bebas. Tarik penuh, gerak tuas harus 3-7 gigi. Kontrol : Tarik 1 gigi, roda masih harus dapat berputar bebas. Gambar Pemeriksaan Roda 78

98 Kontrol kesamaan kerja rem kanan dan kiri Tarik tuas rem tangan, gigi per gigi, sampai rem tangan mulai berfungsi. Kalau kondisi rem tangan baik, hambatan gesek sama pada kedua roda Tarik tuas rem tangan lagi gigi per gigi, sampai roda tak dapat diputar. Kalau rem tangan berfungsi dengan baik, hal itu terjadi dalam waktu bersamaan pada kedua roda Ketidaksamaan kerja rem dapat berasal dari : Nilai gesekan yang berbeda (tromol, kanvas) Kelancaran jalan kabel rem tangan yang berbeda Pemeriksaan Dan Pembersihan Rem Cakram Jenis Kaliper Luncur (Slide Caliper) Peralatan yang dipergunakan : 1. Pengangkat mobil 2. Penyangga 3. Kunci roda 4. Kotak alat 5. Sikat baja 6. Mistar sorong 7. Lampu kerja 8. Kunci momen 79

99 Bahan yang dipergunakan : 1. Mobil dengan rem cakram 2. Cairan rem 3. Kertas gosok 4. Vet temperatur tinggi Keselamatan kerja Pemasangan penyangga mobil harus baik! Hindarkan cat mobil dari cairan rem, jika terjadi tumpuhan/tetesan cairan rem pada cat, langsung bersihkan dengan air. Jangan lupa mengontrol fungsi rem setelah pekerjaan selesai. Pengontrolan tersebut harus dilaksanakan sebelum mobil dijalankan. Sering terjadi kecelakaan akibat kelalaian! Langkah Kerja Pemeriksaan awal Angkat mobil Minta tolong pada seseorang untuk menekan pedal rem. Periksa, apakah rem cakram pada kedua roda bekerja. Lepaskan pedal rem. Periksa, apakah roda dapat berputar bebas. Jika terdapat sedikit suara gesekan, tidak menjadi masalah. 80

100 Lepas roda Kontrol tebal balok rem, dengan cara melihat melalui lubang untuk memeriksa balok rem. Kanvas tidak boleh terlepas dari plat dudukannya dan tebal minimal kanvas harus 2 mm. Kalau pada pemeriksaan awal tersebut diketahui bahwa kondisi rem cakram tidak baik, maka rem cakram harus diperbaiki. Susunan Rem Cakram Jenis Kaliper Luncur 1. Kaliper luncur 2. Rangka tetap 3. Balok rem ( pad ) 4. Batang pengantar 5. Busing pengantar 6. Tabung pengantar 7. Baut pengantar 8. Karet pelindung kotoran 9. Klip 81

101 Pembongkaran Lepas baut pengunci kaliper Angkat kaliper dan keluarkan balok balok rem. Periksa kondisi balok rem. Jika kanvas mulai lepas dari plat dudukannya atau jika tebal kanvas kurang dari 2 mm, balok rem harus diganti baru. Periksa kondisi cakram. Cakram yang berkarat atau hitam pada permukaan gesek, harus digerinda atau diganti baru. Permukaan gesek cakram yang beralur tidak mempengaruhi fungsi rem. Cakram dengan tebal yang kurang harus diganti baru. Tebal baru : 7 12 mm, tebal minimal biasanya tebal baru dikurangi 1 mm Periksa fungsi torak. Minta tolong seseorang untuk menekan pedal rem. Pada waktu pedal ditekan, torak harus bergerak keluar. 82

102 Jika torak macet, kaliper rem harus dioverhaul. Untuk mengembalikan posisi torak, pakai alat penekan khusus atau tang pompa air. Pada waktu itu, cairan rem yang penuh pada reservoir harus dikurangi, untuk menghindarkan tumpahan cairan rem. Jika menggunakan tang pompa air, perhatikan karet pelindung debu! karet pelindung yang robek harus diganti baru. Jangan menekan pedal beberapa kali, torak dapat keluar / lepas. Kaliper kedua harus terpasang atau dipres dengan sebuah klem C. Periksa busing, batang dan tabung pengantar. Pasang kaliper pada kerangka, keraskan baut pengikatnya. Kaliper harus dapat bergerak ke kanan dan ke kiri dengan baik. Jika gerakannya berat atau macet, maka busing, batang dan tabung pengantar harus diperbaiki. Pembersihan Bersihkan bagian sisi dan permukaan gesek cakram dengan skrap / kertas gosok. Jika berkarat keras, harus digerinda. Bersihkan busing, batang dan tabung pengantar, jika pada pemeriksaan gerakkan kaliper berat. Kemudian beri vet temperatur tinggi. 83

103 Pemasangan Pasang balok balok rem pada dudukannya dalam kerangka. Perhatikan dudukan klip klipnya! Jika busing, batang dan tabung pengantar pada busing dalam kaliper. Perhatikan vet dan karet pelindung kotoran! Pasang kaliper pada kerangka dengan cara memasukkan busing kaliper pada batang pengantar tetap. Perhatikan vet dan karet pelindung kotoran! Turunkan kaliper, pasang dan keraskan baut pengikatnya pada kerangka. Kontrol Akhir Pengotrolan terakhir sangat penting, karena kesalahan pada perbaikan rem dapat mengakibatkan kecelakaan yang serius. Kaliper harus dapat digeser dengan tangan pada pengantarnya 84

104 Tekan pedal rem beberapa kali, sampai terjadi gerak bebas pedal yang normal Tambah cairan rem sampai bertanda MAX Pasang roda dan keraskan baut pengikatnya dengan kunci momen ( Momen pengerasan adalah Nm, lihat spesifikasi ) Periksa kembali fungsi rem sesusi dengan yang tertulis pada hal. 2 Periksa fungsi rem pada saat kendaraan berjalan. 85

105 Penyetelan & Pelumasan Bantalan Roda Peralatan yang digunakan : 1. Alat pengangkat 2. Penyangga 3. Kotak alat 4. Bak cuci 5. Pistol udara Bahan yang digunakan : 1. Naf roda (mobil) 2. Vet 3. Pen pengunci 4. Bensin cuci 5. Kain lap 6. (Sil naf) Keselamatan kerja Jangan bermain-main bantalan dengan angin! Akibatnya, bantalan dapat menjadi rusak. Kalau bantalan macet, tangan akan terlukai. Roda merupakan komponen yang menentukan keamanan kendaraan. Kontrol pekerjaan perawatan dengan cermat. 86

106 Penyetelan Bantalan Roda Pemeriksaan Awal Angkat mobil Periksa kelonggaran roda dengan tangan Gambar Penyetelan Bantalan Roda Kalau kurang jelas apakah kelonggaran pada bantalan atau dalam suspensi, maka ulangi tes sewaktu rem kaki ditekan. Dengan begitu, kelonggaran bantalan tidak dapat dirasakan. Kalau masih ada kelonggaran, berarti keausan pada elemen-elemen suspensi. Susunan Naf Roda Dengan Bantalan Rol Kerucut Gambar Susunan Naf Roda Dengan Bantalan Rol Kerucut Nama komponen : 1. Tutup naf; 2. Penutup pengunci; 3. Pen pengunci; 4. Mur penyetel; 5. Ring tekan; 6. Bantalan rol kerucut luar; 7. Bantalan rol kerucut dalam; 8. Sil. 87

107 Langkah Penyetelan Lepas tutup naf dengan memakai pengungkit, obeng besar, kunci pas besar atau pahat dingin, seperti pada gambar. Gambar Langkah Penyetelan Perhatikan : Juga ada tutup naf yang berulir. Itu dapat diketahui dari bentuk tutup, yang berbentuk persegi enam untuk kunci. Lepas pen pengunci dengan memakai tang potong Gambar Pepasan Pen Pengunci Keluarkan penutup pengunci Keraskan sedikit mur penyetel, lebih disukai dengan kunci sok tanpa pemegang seperti pada gambar. Kalau tidak ada, pakailah kunci biasa dan keraskan sedikit sampai terasa tidak ada kelonggaran. 88

108 Penyetelan baik, jika bantalan ditegangkan sedikit saja. Kontrol dengan menggerakkan ring tekan di belakang mur penyetel dengan obeng (tanpa tenaga besar!). Penyetelan baik, jika ring tekan dapat sedikit bergeser. Gambar Kontrol Ketegangan Bantalan Pasang penutup pengunci dan letakkan posisinya yang cocok untuk pemasangan pen pengunci. Pada aksel kadang-kadang terpasang dua lubang pen. Pasang pen pengunci yang baru. Jangan lupa membengkokkan kedua ujungnya. Gambar Pemasangan dan Pembengkokan Pen Pengunci Pasang kembali tutup naf, dengan memukul pada sisinya. Gunakan sebuah pipa yang cocok, atau pakai obeng dan palu. Pasang roda dan kontrol kembali kelonggaran. 89

109 Gambar Pemasangan Tutup Naf dan Kontrol Kembali Kelonggaran Pelumasan Bantalan Roda Langkah kerja Lepas tutup naf, pen pengunci dan mur penyetel Keluarkan naf. Untuk ini, lepas baut-baut pengikat kerangka kaliper. Slang rem tidak perlu dilepas. Gambar Pelepasan Tutup Naf, Pen Pengunci Dan Mur Penyetel Keluarkan bantalan luar dan ring tekannya (pada naf) Lepas sil bantalan dalam dengan obeng, kemudian bantalan dapat dikeluarkan Cuci bantalan dan naf Periksa kausan pada bantalan dan ringnya yang masih terpasang pada naf. Bantalan yang bernoda-noda harus diganti baru Periksa kausan pada aksel naf, khususnya dudukan sil naf. Beri vet pada bantalan. Tekan vetdengan tangan dari satu ujung ke dalam bantalan, sampai vet keluar pada ujung yang lain. Yang penting : bantalan harus diisi penuh. Beri vet pada ring bantalan luar yang dipasang dalam naf Pasang naf kembali, dengan memakai sil yang baru. 90

110 Beri vet pada bibir sil Pasang naf pada aksel naf, kemudian stel ketegangan bantalan seperti telah dijelaskan Petunjuk Gambar Pelumasan Bantalan Roda Kapan bantalan roda harus diberi pelumas baru? Pada kebutuhan normal, pelumasan dengan vet baru harus dilaksanakan setiap 60' '000 km. Kalau mobil kadang-kadang berjalan dalam air dengan kedalaman lebih tinggi dari naf roda, maka air dapat masuk naf melalui sil. Kalau hal itu terjadi, bantalan roda harus diberi pelumas baru setiap 20'000 km. Jenis vet yang mana dipakai untuk bantalan roda? Ada vet bantalan roda khusus, juga ada vet universal, misal Pertamina SG. Jangan memakai vet casis yang murah. Kapan bantalan roda harus hanya distel? Periksalah kelonggaran bantalan pada setiap servis 10'000 km. Kalau ada kelongggaran yang dapat dirasakan dengan baik, bantalan harus distel baru. 91

111 Bantalan roda yang mana dapat dilumasi dan diset? Tabel 3. 1 Macam-macam Bantalan Roda Macam-macam Keterangan 1. Bantalan peluru Biasanya dipakai pada sisitem penggerak roda depan. Tdak dapat distel Harus diganti, jika kelonggarannya besar. Tidak dapat dilumasi baru (pada bantalan sudah terisi vet khusus, yang tertutup sil) 2. Bantalan rol silinder Kadang=kadang dipakai pada aksel rigid yang menggerakkan roda. Tidak dapat distel Tidak perlu dilumasi baru (pelumasannya dari dalam rumah aksel/diferensial) 3. Bantalan rol kerucut Biasanya dipakai pada naf yang tidak menggerakkan roda. Dapat distel Dapat dilumasi Pemeriksaan Pelek Dan Ban Peralatan yang diperlukan : Alat pengangkat Penyangga Pengukur tekanan ban Kunci roda Pompa / kompresor udara Kunci momen Peralatan yang diperlukan : Mobil Vet 92

112 Keselamatan kerja Jangan bekerja di bawah mobil tanpa penyangga yang baik. Langkah kerja Angkat mobil Periksa kedalaman profil ban. Untuk mempermudah pengukuran, pada profil sering terdapat indikator keausan (lihat gambar). Bila kedalaman profil ban kurang dari 1,6 mm, permukaan atas baris indikator menjadi rata dengan permukaan profil, maka baris indikator dapat dilihat dengan jelas. Gambar Tanda Keausan Ban Kedalaman profil yang kurang dari 1,6 mm sangat mempengaruhi keamanan mobil, khususnya pada jalan yang basah atau tergenang air. Periksa keteraturan keausan ban. Keausan yang tidak merata seperti pada gambar diakibatkan oleh penyetelan geometri roda yang tidak sesuai. Gambar Profi Ban Sudah Aus Keausan seperti pada gambar di bawah ini terjadi karena peredam getaran (sokbreker) yang aus. Jika terdapat retak pada pundaknya, ban harus diganti baru. Hal itu sering terjadi pada ban yang divulkanisir. 93

113 Gambar Pundak Ban Retak Periksa keolengan roda, aksial dan radial. Putar roda dengan tangan. Keolengan keras diakibatkan oleh pelek yang bengkok atau ban berkualitas rendah. Keolengan radial Gambar Keolengan radial Keolengan aksial Gambar Keolengan aksial 94

114 Lepas roda dan periksa kondisi pelek. Jika retak atau lubang-lubang baut ada yang rusak, maka pelek harus diganti. (Tidak usah mengelas, karena penyebab retak adalah bahan yang lemah). Gambar Pelek Retak Tukar tempat roda, supaya keausan ban menjadi teratur. Jangan menukar ban radial secara silang, arah putarannya tidak boleh bergantian. Gambar Penukaran/Rotasi Posisi Roda Perhatikan pada pemasangan roda. Beri vet pada baut-baut, keraskan mur secara silang. Momen pengerasannya adalah Nm untuk mobil Colt, sedan dan sejenisnya. Untuk lebih tepat, lihat buku manual. Periksa tekanan ban, tambah / kurangi sampai tekanannya kpa. Tekanan yang tepat lihat buku manual. Pada roda cadangan beri tekanan 250 kpa, karena kita sering lupa kontrol. Periksa kebocoran pada katup ban, dengan memberi cairan pada ujung katup. Jika terjadi gelembung, bersihkan / ganti bagian katupnya. 95

115 Gambar Pembersihan pada katup ban Tekanan ban dan pengaruhnya terhadap keausan profil ban Gambar Tekanan Ban Dan Pengaruhnya Terhadap Keausan Profil Ban Getaran pada karoseri dan roda kemudi pada kecepatan 80 km/h Getaran tsb. diakibatkan oleh keolengan roda atau oleh balans roda yang kurang. Balans roda dapat diseimbang dengan bobot timah. Getaran akibat keolengan hanya dapat diperbaiki dengan mengganti pelek atau ban yang oleng. Menghemat uang pada ban? Profil ban yang habis sering mengakibatkan kecelakaan.oleh karena itu, pemilik mobil harus mengganti ban bila kedalaman profil kurang dari 1,6 km. Aquaplaning Kalau mobil dengan ban yang aus berjalan pada jalan yang tergenang air, pada kecepatan lebih dari 60 km/h ban mobil dapat mengapung di atas lapisan air, akibatnya mobil slip, tidak daoat dikendalikan. 96

116 Gambar Aquaplaning D. Aktifitas Pembelajaran Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar dalam aktifitas pembelajaran Dalam mempelajari materi Pengetahuan, pembelajar diharapkan membaca uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas, mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai umpan balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil belajar belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas, maka tidak diperkenankan mempelajari materi berikutnya. 1. Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan pembelajar memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan, misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli yang terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja, melainkan juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan siap untuk membuat power point sendiri untuk siap diajarkan. 2. Aktifitas pembelajaran keterampilan terkait dengan materi kendaraan ringan, khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran Keterampilan dengan baik dan aman. 97

117 3. Ketuntasan pembelajaran Keterampilan adalah jika pembelajar dapat melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut. E. Latihan/Kasus/Tugas Carilah buku pedoman pemilik mobil untuk minimal 2 jenis kendaraan dengan merk yang berbeda. Kemudian kerjakan tugas berikut : 1. Rangkumlah hal pokok apa saja yang dibahas dari masing-masing buku pedoman pemilik mobil tersebut yang terkait dengan sistem rem, pelek dan ban. 2. Tulislah pekerjaan apa saja yang dilakukan dan kapan/waktu perawatan berkala/ servis sistem rem, pelek dan ban dari masing-masing buku manual tersebut. F. Rangkuman 1. Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus : Dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir 2. Rem kaki berfungsi : Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan jalannya kendaraan Rem kaki harus berfungsi untuk semua roda 3. Rem tangan berfungsi : Untuk memacetkan putaran roda (misal pada saat parkir) Berfungsi juga sebagai rem cadangan (misal dalam perjalanan rem kaki tidak berfungsi) 4. Sistem rem terdiri atas rem tromol dan rem cakram 5. Rem cakram memiliki kelebihan dibandingkan rem tromol, yaitu pendinginan udara lebih baik dan tidak peka kotoran yang menyebabkan koefisien gesek berubah banyak. 6. Kendaraan dengan 2 sistem rem, menempatkan rem cakram pada roda depan dan rem tromol pada roda belakang kendaraan. 98

118 7. Rem tangan ditempatkan pada roda atau pada poros propeler. 8. Cara mengontrol fungsi penguat tenaga rem (booster) adalah : Tekan pedal rem beberapa kali, pada saat motor mati. Hidupkan motor sewaktu pedal rem ditekan. Kalau penguat tenaga berfungsi, pedal akan menurun sedikit, selama tahap tersebut. Matikan motor sewaktu pedal rem ditekan. Pada tahap ini, pada pedal tidak boleh ada reaksi. Jika pedal akan terdorong kembali, katup antibalik pada penguat tenaga harus dibersihkan/diganti. 9. Ada 3 macam cairan rem: DOT 3 & 4 : Cairan rem berdasar etilglikol yang masih umum digunakan. Sifat : beracun, korosif, mengabsorbsi air, merusak cat. DOT 5 : Cairan rem berdasar oli silikon yang baru dipasarkan di Amerika dan Europa. Pengganti DOT 3 & 4 bersifat anti karat. LHM & LHS : Cairan rem berdasar oli hidraulik. Digunakan hanya pada mobil Citroen. 10. Pengertian aquaplaning Kalau mobil dengan ban yang aus berjalan pada jalan yang tergenang air, pada kecepatan lebih dari 60 km/h ban mobil dapat mengapung di atas lapisan air, akibatnya mobil tidak daoat dikendalikan, maka akan terjadi slip. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Tabel 3. 2 Umpan Balik dan Tindak Lanjut No Pertanyaan Ya Tidak 1 Apakah anda mampu menjelaskan pengertian sistem rem kendaraan? 2 Apakah anda mampu menyebutkan macam-macam sistem rem kendaraan? 3 Apakah anda mampu menjelaskan fungsi rem kaki? 4 Apakah anda mampu menjelaskan fungsi rem tangan? 5 Apakah anda mampu menyebutkan nama komponen rem tromol? 6 Apakah anda mampu menyebutkan nama komponen rem 99

119 cakram? 7 Apakah anda mampu menjelaskan sifat-sifat rem tromol? 8 Apakah anda mampu menjelaskan sifat-sifat rem cakram? 9 Apakah anda mampu menjelaskan cara kerja rem tromol? 10 Apakah anda mampu menjelaskan cara kerja rem cakram? 11 Apakah anda mampu memeriksa dan merawat berkala rem tromol? 12 Apakah anda mampu memeriksa dan merawat berkala rem cakram? 13 Apakah anda mampu memeriksa dan merawat berkala rem tangan? 14 Apakah anda mampu menjelaskan tanda-tanda pada peleg dan ban? 15 Apakah anda mampu memeriksa dan merawat berkala peleg dan ban? Kesimpulan : Jika pembelajar dapat menjawab sendiri YA minimal 13 dari 15 pertanyaan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajar telah tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Namun diharapkan pembelajar tetap mengulangi lagi pembelajaran pada tema materi yang kurang. jika jawaban YA kurang dari 13, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajar belum tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Diharapkan pembelajar mengulangi lagi pembelajaran pada tema materi yang kurang. 100

120 101

121 KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: PERAWATAN BERKALA SISTEM PENERANGAN, TANDA, PENGAMAN, PENGHAPUS/ PEMBERSIH KACA, SISTEM STARTER DAN SISTEM PENGISIAN A. Tujuan Melalui pembelajaran secara mandiri, diharapkan guru mampu: 1. Menelaah prinsip kerja sistem penerangan, tanda dan pengaman 2. Merawat berkala sistem penerangan, tanda dan pengaman 3. Menelaah prinsip kerja penghapus /pembersih kaca 4. Merawat berkala sistem penghapus/ pembersih kaca 5. Menelaah prinsip kerja sistem starter dan pengisian 6. Merawat berkala sistem starter dan pengisian B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menelaah prinsip kerja sistem penerangan, tanda dan pengaman 2. Merawat berkala sistem penerangan, tanda dan pengaman 3. Menelaah prinsip kerja penghapus /pembersih kaca 4. Merawat berkala sistem penghapus/ pembersih kaca 5. Menelaah prinsip kerja sistem starter dan pengisian 6. Merawat berkala sistem starter dan pengisian 101

122 C. Uraian Materi 1. Sistem Penerangan Termi nal 15 Arti Kunci kontak Gambar 4. 1 Sistem Penerangan Diagram terminal 30/B+ Baterai + 31/B- Baterai (massa) 31 b Massa dengan sakelar 54 Lampu rem 55 Lampu kabut 56 Sakelar lampu kepala 56a Lampu jauh 56b 58 Lampu dekat L ampu kota 102

123 Gambar 4. 2 Sistem Tanda Blok Dan Relai No. Simbol Diagram terminal a. Masuk flesher Keluar flesher C. Lampu kontrol L. 85. Kiri Keluar relai (arus pengendali) 86. Masuk relai (arus utama) 87a. Keluar relai pemutus (arus utama) 88. Masuk relai penghubung (arus utama) 88a. Keluar relai penghubung (arus utama) 103

124 Sistem Tanda (Klakson) 1. Rangkaian 2 klakson : Kedua klakson melalui relai. Klakson 1 bisa bunyi bersama/tidak bersama klakson 2. Pada waktu di kota hanya menggunakan klakson 1, tetapi kalau di luar kota membutuhkan 2 klakson supaya keras suaranya. Gambar 4. 3 Rangkaian 2 klakson Pengontrolan Perlengkapan Listrik Peralatan yang dipergunakan : Kotak alat Sikat pembersih Peralatan yang dipergunakan : Mobil Bola lampu 104

125 Keselamatan Kerja Bola lampu yang terbakar kacanya mudah pecah : Untuk mengganti, lindungi jari dengan lap. Langkah Kerja Pengontrolan bagian depan dan belakang mobil harus dengan satu orang yang membantu memeriksa : Lampu menyala atau tidak Terang cahaya lampu Kondisi kaca bias dan reflektor Frekuensi tanda belok Kontrol sistem listrik menurut daftar kontrol dan lembar-lembar petunjuk! Daftar Kontrol Sistem Listrik Perlengkapan standar Baik Rusak Keterangan Lampu kota Lampu dekat Lampu jauh, blit Lampu tanda belok Lampu rem Lampu mundur Lampu nomor Lampu ruang penumpang Penerangan papan instrumen Lampu kontrol tekanan oli Lampu kontrol pengisian Lampu kontrol rem tangan Lampu kontrol jauh 105

126 Lampu kontrol tanda belok Instrumen temperatur motor Instumen pengontrol bahan bakar Penghapus kaca (semua kecepatan) Pompa air pembasuh Klakson Pada kendaraan bermotor Diesel Lampu kontrol pemanas mula Perlengkapan khusus/kenyamanan Lampu jauh tambahan Lampu kabut Hazard (lampu darurat) Lampu ruang bagasi Lampu ruang motor Lampu kontrol pintu Penyala rokok Ventilator (semua kecepatan) A.C Pemanas kaca jendela belakang Penggerak listrik jendela pintu Jam 106

127 Perbaikan lampu Bila lampu tidak hidup, kontrol pertama sekeringnya. Melepas tutup lampu Melepas dari luar Melepas unit lampu (kaca dan reflektor idak bisa dipisah) Gambar 4. 4 Melepas tutup lampu Mengganti bola lampu Jika lampu tidak hidup walaupun filamennya tidak putus, kontrol rangkaian listrik dengan cara menghubungkan lampu kontrol antara terminal plus dan tabung soket. Perhatikan : Jangan sampai terjadi hubungan singkat! Bersihkan soket yang berkarat dengan sikat. Supaya tidak terjadi hubungan singkat, sakelarnya harus Off terlebih dahulu! 107

128 Melepas dan memasang macam-macam bola lampu Lampu pijar bayonet satu filamen Dorong Masuk Putar Tarik Keluar Gambar 4. 5 Lampu pijar bayonet satu filamen Lampu pijar bayonet dua filamen Perhatikan perbedaan posisi nok-nok! Gambar 4. 6 Lampu pijar bayonet dua filamen 108

129 Lampu tusuk Gambar 4.7 Lampu tusuk Lampu sofite Gambar 4. 6 Lampu sofite Lampu halogen Gambar 4. 8 Lampu halogen 109

130 Penghapus Kaca Kontrol kondisi karet dan kelonggaran pada engsel dan bantalan lengan penghapus! Gambar 4. 9 Penghapus Kaca Nosel Pembasuh Kontrol / stel arah semprotan nosel pembasuh! Gambar Nosel Pembasuh dengan tang dengan jarum (kawat yang digerinda pada ujungnya) 110

131 Petunjuk Operasi sakelar-sakelar Sakelar kombinasi (kanan & kiri roda kemudi) Lampu kota tingkat I Lampu jauh/dekat, tingkat 2 Lampu blit Ganti posisi jauh/dekat Lampu tanda belok - Motor penghapus kaca - Pembasuh Lampu mundur Lampu ruangan penumpang Kunci kotak ON Macam-Macam Simbol Lampu Kontrol Pengisian Tekanan oli 111

132 Rem tangan & kerusakan Rem kaki Pemanas mula (Diesel) Lampu jauh Tanda belok Gambar 4.11 Macam-Macam Simbol Lampu Kontrol Penyetelan Lampu Kepala Peralatan yang diperlukan : Kotak alat Papan penyetel Lampu Meteran Manometer ban Tutup fender 112

133 Bahan yang diperlukan : Mobil dengan : Lampu kepala sistem Europa Lampu kepala sistem Amerika Oli / penetran Langkah Kerja Persyaratan Penyetelan Pada Mobil Pemasangan lampu tidak boleh longgar atau terputar. Reflektor dan kaca bias harus bersih, tanpa kotoran, korosi dan air. Jika baut penyetel lampu macet karena berkarat, bersihkan dan beri pelumas. Ban tidak boleh kempis! Periksa tekanan ban dan tambah atau kurangi angin bila perlu. Mobil harus tanpa beban, supaya sinar lampu tidak menuju ke atas! 113

134 Pilihlah lantai yang rata! Kalau roda dengan berbelok, bagian depan mobil akan sedikit terangkat, akibatnya sinar lampu menuju ke atas. Posisikan kemudi lurus! Gambar Persyaratan Penyetelan Pada Mobil Tempatkan mobil tegak lurus terhadap papan penyetel. Jarak penyetel tergantung pada jenis lampu kepala, yang dapat ditentukan dengan memperhatikan garis-garis pada kaca bias. Lihat gambar! Sistem Europa Jarak penyetel P = 5 m Sistem Amerika "Sealed beam" Jarak penyetel P = 7,5 m 114

135 Ukurlah tinggi pusat lampu pada kendaraan (T), kemudian stel tali horosontal pada papan 10 % kurang tinggi (t). Contoh : Tinggi lampu (T) = 70 cm Tinggi tali (t) = T - 10 % = 70-7 = 63 cm Tempatkan tanda-tanda vertikal pada papan penyetel segaris dengan sumbu lampu-lampu kendaraan. Gambar garis-garis pada kaca bias Kontrol, apakah papan penyetel disiapkan sesai dengan gambar di bawah. 115

136 A = Jarak antara pusat lampu-lampu, tanda-tanda harus pada sumbu lampu kendaraan. T = tinggi tali horisontal (sama dengan tinggi pusat lampu pada kendaraan, yang dikurangi 10%) Tutup salah satu lampu kepala dengan tutup fender, nyalakan lampu dekat dan perhatikan proyeksi sinar lampu pada papan. Hasil Proyeksi Lampu Europa Pusat sudut proyeksi harus pada perpotongan tanda! Hasil proyeksi lampu Amerika "Saeled beam" Lapangan paling terang harus di bawah kiri perpotongan tanda! 116

137 Gambar 4.14 Hasil Proyeksi Lampu Europa Penyetelan Lampu Baut-baut penyetel dapat dipasang pada bagian depan rumah lampu, atau di belakang (ruangan motor). bila penyetel terpasang di depan, penyetelan dapat lebih mudah setelah ring hias dilepas. Dengan baut penyetel yang terletak di atas, kita stel lampu ke atas / bawah 117

138 Dengan baut penyetel yang terletak di samping, kita stel lampu ke kanan / kiri. Sebagai kontrol, kita nyalakan lampu jauh. Jika penyetelan sesuai, pusat sinar proyeksi harus pada tanda vertikal, sedikit di atas tanda horisontal. Gambar 4.15 Penyetelan Lampu Batas terang-gelap yang kurang tajam, karena: 1. Reflektor buram/kotor Ganti dengan yang baru! 2. Filamen lampu pijar tak Kontrol kedudukan lampu pijar. terletak pada pusat Jika benar, lampu pijar harus diganti parabola reflektor Sudut batas terang-gelap kurang teratur, karena: Sendok pada filamen lampu pijar kurang presis kualitas yang lebih baik ganti lampu pijar dengan Bagaimana, jika sinar lampu kurang terang? - Pertama tama periksa kondisi reflector. Pada lampu eropa, reflector yang lama sering buram / berkarat. Pada lampu Amerika Sealad beam yang sudah lama, bagian atas reflector dapat menjadi hitam karena penguapan bahan filamen. 118

139 - Terang sinar lampu berkurang, jika terjadi kerugiantegangan pada pengabelannya. Ukurlah tegangan pada saat lampu hidup, antara kaki massa dan kaki filamen! D. Aktifitas Pembelajaran Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar dalam aktifitas pembelajaran adalah: 1. Dalam mempelajari materi Pengetahuan, pembelajar diharapkan membaca uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas, mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai umpan balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil belajar belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas, maka tidak diperkenankan mempelajari materi berikutnya. 2. Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan pembelajar memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan, misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli yang terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja, melainkan juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan siap untuk membuat power point sendiri untuk siap diajarkan. 3. Aktifitas pembelajaran keterampilan terkait dengan materi kendaraan ringan, khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran Keterampilan dengan baik dan aman. 4. Ketuntasan pembelajaran Keterampilan adalah jika pembelajar dapat melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut. 119

140 E. Latihan/Kasus/Tugas Carilah buku pedoman pemilik mobil untuk minimal 2 jenis kendaraan dengan merk yang berbeda. Kemudian kerjakan tugas berikut : 1. Rangkumlah hal pokok apa saja yang dibahas dari masing-masing buku pedoman pemilik mobil tersebut yang terkait dengan sistem penerangan dan tanda. 2. Tulislah pekerjaan apa saja yang dilakukan dan kapan/waktu perawatan berkala/ servis sistem penerangan dan tanda dari masing-masing buku manual tersebut. F. Rangkuman 1. Untuk dapat memahami sistem penerangan, maka pengetahuan tentang simbol-simbol listrik yang berlaku sangat penting 2. Kendaraan yang ada di Indonesia berasal dari berbagai merk luar negeri Jepang, Korea, China, Eropa, Amerika. Oleh karena itu untuk dapat memahami sistem penerangan tersebut perlu mempelajari buku pabrikan kendaraan tersebut, maka modul ini jelas tidak bisa menjangkau kebutuhan tersebut, tetapi sebagai dasar sudah memadai. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Tabel 4. 1 Umpan Balik dan Tindak Lanjut No Pertanyaan Ya Tidak 1 Apakah anda mampu menjelaskan pengertian sistem listrik penerangan kendaraan? 2 Apakah anda mampu menyebutkan simbol-simbol sistem listrik penerangan kendaraan? 3 Apakah anda mampu mengganti bohlam lampu? 4 Apakah anda mampu menyambung kabel? 5 Apakah anda mampu menggunakan AVO-meter? 6 Apakah anda mampu menyetel lampu kepala? 120

141 Kesimpulan : Jika pembelajar dapat menjawab sendiri YA minimal 5 dari 6 pertanyaan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajar telah tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Namun diharapkan pembelajar tetap mengulangi lagi pembelajaran pada tema materi yang kurang. jika jawaban YA kurang dari 5, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajar belum tuntas dalam melaksanakan pembelajaran. Diharapkan pembelajar mengulangi lagi pembelajaran pada tema materi yang kurang. 121

142 122

143 PENUTUP Dengan selesainya pembelajaran dari awal sampai akhir tema sesuai dengan petunjuk penggunaan modul ini, seharusnya para guru sudah dapat memiliki kompetensi perawatan berkala mesin/motor kendaraan ringan. Kompetensi pengetahuan yang didapat akan semakin kuat yaitu minimal sampai kemampuan menelaah, apabila guru selalu mendapatkan penguatan melalui belajar atau latihan mandiri dalam menyelesaikan kasus-kasus yang ada secara kontinyu. Sebaliknya apabila setelah mempelajari modul ini, tidak melakukan latihan atau menyelesaikan kasus, maka dipastikan kompetensi pengetahuan yang diperoleh akan menurun bahkan hilang. Untuk kompetensi keterampilan yang telah didapat, akan sampai minimal tingkat mahir apabila guru setelah mempelajari modul ini melakukan latihan praktik secara terus menerus. Semakin banyak latihan apalagi pada kondisi yang nyata di masyarakat akan semakin menguatkan kompetensi keterampilan yang ada. Jika tidak banyak latihan secara kontinyu, dipastikan kompetensi keterampilannya akan menurun. Pembelajaran melalui modul ini tentunya tidak dapat menjawab semua permasalahan Perawatan Berkala Mesin Kendaraan Ringan pada semua kendaraan yang ada di masyarakat. Artinya, untuk memperkaya kemampuan perawatan berkala mesin kendaraan ringan harus mempelajari sumber belajar lainnya yang mendukung. 121

144

145 EVALUASI Soal 1. Jelaskan fungsi dari sistem pemindah tenaga kendaraan 2. Sebutkan komponen dan fungsi dari dari sistem pemindah tenaga kendaraan 3. Jelaskan fungsi dari poros penggerak pada kendaraan 4. Jelaskan kegunaan sambungan salip (joint) dan sambungan geser (luncur) pada poros propeler 5. Jelaskan kemampuan sudut penghubung bola peluru (pot joint) dan kemampuan sudut penghubung fleksibel (flexible joint) 6. Jelaskan fungsi sistem kemudi pada kendaraan. 7. Jelaskan fungsi sistem suspensi pada kendaraan. 8. Jelaskan sifat-sifat suspensi independen. 9. Jelaskan fungsi dari rem kendaraan. 10. Jelaskan fungsi rem kaki. 11. Jelaskan fungsi rem tangan. 12. Jelaskan cara kerja rem cakram kendaraan. 13. Cara mengontrol fungsi penguat tenaga rem (booster) 14. Jelaskan 3 macam cairan rem yang Anda ketahui 15. Apa yang dimaksud dengan aquaplaning? Kunci Jawaban 1. Sistem pemindah tenaga adalah sistem yang berfungsi untuk memindahkan torsi dan tenaga mesin ke roda penggerak kendaraan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan mulai dari kendaraan mulai bergerak jalan, kendaraan berjalan lambat-cepat dan sampai kendaraan menjadi berhenti kembali. Sistem pemindah tenaga harus dapat menghasilkan berbagai kebutuhan torsi dan tenaga roda kendaraan, sehingga kendaraan dengan kapasitas muatannya dapat berjalan dengan baik pada berbagai kondisi jalan. 2. a. Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran / tenaga motor ke transmisi 122

146 b. Transmisi berfungsi untuk mengatur perbandingan putaran motor dengan poros penggerak aksel sehingga menghasilkan momen puntir yang diinginkan c. Poros penggerak (propeller shaft) berfungsi untuk meneruskan putaran/tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi. d. Penggerak aksel (gardan/differensial) berfungsi untuk penggerak sudut, untuk memindahkan arah putaran poros penggerak kearah poros aksel. Differensial, untuk menyeimbangkan putaran kedua roda pada saat belok e. Poros aksel berfungsi untuk meneruskan putaran dari penggerak aksel ke roda. f. Roda berfungsi untuk meneruskan tenaga dan torsi ke permukaan jalan sehingga menjadi traksi yang menggerakkan kendaraan. 4. Poros penggerak berfungsi untuk meneruskan putaran / tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi. 5. Kegunaan sambungan salip ( joint ) pada poros propeler adalah untuk meneruskan putaran dengan sudut yang bervariasi pada batas batas tertentu dan kegunaan sambungan geser ( luncur ) pada poros propeler adalah untuk mengatasi akibat gerakan aksel yang berpegang terjadi perubahan jarak aksel dan transmisi. 6. Kemampuan sudut penghubung bola peluru ( pot joint ) dapat meneruskan tenaga / putaran pada sudut maximum 50 0 ( rata rata 30 0 ), dan kemampuan sudut penghubung fleksibel ( flexible joint ) dapat meneruskan tenaga / putaran roda sudut maximal Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi. 8. Suspensi merupakan bagian kendaraan yang menghubungkan bodi kendaraan dengan roda. 9. Suspensi independen memiliki sifat sifat secara umum : a. Gerakan salah satu roda tidak mempengaruhi roda lain b. Konstruksi agak rumit c. Membutuhkan sedikit tempat 123

147 d. Jarak roda dan geometri roda berubah saat pemegasan e. Titik berat kendaraan dapat rendah, nyaman dan aman f. Pegas dapat dikonstruksi lembut, pegas tidak membantu mengantar gerakan roda g. Perawatan lebih sulit 10. Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus : Dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir 11. Rem kaki berfungsi : Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan jalannya kendaraan Rem kaki harus berfungsi untuk semua roda 12. Rem tangan berfungsi : Untuk memacetkan putaran roda (misal pada saat parkir) Berfungsi juga sebagai rem cadangan (misal dalam perjalanan rem kaki tidak berfungsi) 13. Cara Kerja Rem cakram Tidak Bekerja Tekanan hidraulis tidak ada torak tidak tertekan balok rem ( pad ) tidak menekan piringan tidak terjadi pengereman 124

148 Bekerja Tekanan hidraulis menekan torak, balok rem piringan terjadi pengereman 14. Cara mengontrol fungsi penguat tenaga rem (booster) adalah : Tekan pedal rem beberapa kali, pada saat motor mati. Hidupkan motor sewaktu pedal rem ditekan. Kalau penguat tenaga berfungsi, pedal akan menurun sedikit, selama tahap tersebut. Matikan motor sewaktu pedal rem ditekan. Pada tahap ini, pada pedal tidak boleh ada reaksi. Jika pedal akan terdorong kembali, katup anti-balik pada penguat tenaga harus dibersihkan/diganti. 15. Ada 3 macam cairan rem: DOT 3 & 4 : Cairan rem berdasar etilglikol yang masih umum digunakan. Sifat : beracun, korosif, mengabsorbsi air, merusak cat. DOT 5 : Cairan rem berdasar oli silikon yang baru dipasarkan di Amerika dan Europa. Pengganti DOT 3 & 4 bersifat anti karat. LHM & LHS : Cairan rem berdasar oli hidraulik. Digunakan hanya pada mobil Citroen. 16. Pengertian aquaplaning Kalau mobil dengan ban yang aus berjalan pada jalan yang tergenang air, pada kecepatan lebih dari 60 km/h ban mobil dapat mengapung di atas lapisan air, akibatnya mobil tidak daoat dikendalikan, maka akan terjadi slip. 125

149 DAFTAR PUSTAKA 1. BPM Arends, H.Berenschot, Motor Bensin, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1980, 2. PPPPTK BOE/VEDC Malang, 2012, Modul Teknik Kendaraan ringan, PPPPTK BOE/VEDC Malang , Teknik-Teknik Servis Dasar 1,2,3,4, Toyota, pub. No Bohner, Max, Fachkunde Kraftfahrzeugtechnik, 27 Auflage 2001, Verlag Europa Lehrmittel, Nourney, Vollmer GmbH & Co., Hanan-Gruiten. 5. Bohner, Max, 1985, Tabellenbuch Kraftfahrzeugtechnik, Wuppertal: Verlag Europa-Lehrmittel 6. TAM.Materi Pelajaran Engine Group Step 2.Jakarta: PT. Toyota Astra Motor , Bosch Technical Instruction, Batery, Robert Bosch GMBH, Stuttgart, , Bahan Ajar Diklat Otomotif, PPPPTK BOE/VEDC Malang, , Pedoman Reparasi Mesin 5 K, 7 K, PT. TOYOTA- ASTRA MOTOR, , Pedoman Pemilik Toyota Avanza, , Pedoman Pemilik Daihatsu Luxio,

150 127

151 GLOSARIUM 1. Servis berkala adalah istilah yang sama pengertiannya dengan Perawatan Berkala atau Pemeliharaan Berkala. Setiap pembelian kendaraan baru, pemilik kendaraan mendapatkan Buku Servis atau Buku Pemeliharaan Kendaraan atau Buku Perawatan Kendaraan bagi pemilik, sehingga pemilik mengetahui kapan harus membawa kendaraannya ke bengkel untuk dilakukan perawatan berkala. 2. Penyangga tripot adalah penyangga tetap berkaki tiga yang digunakan untuk mengangkat kendaraan. 3. SOP ( Standard Operation Procedure ) adalah standar dari langkahlangkah atau prosedur pelaksanaan pekerjaan. 4. Sistem pemindah tenaga adalah sistem yang berfungsi untuk memindahkan torsi dan tenaga mesin ke roda penggerak kendaraan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan mulai dari kendaraan mulai bergerak jalan, kendaraan berjalan lambat-cepat dan sampai kendaraan menjadi berhenti kembali. Sistem pemindah tenaga harus dapat menghasilkan berbagai kebutuhan torsi dan tenaga roda kendaraan, sehingga kendaraan dengan kapasitas muatannya dapat berjalan dengan baik pada berbagai kondisi jalan. 5. Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran / tenaga motor ke transmisi 6. Transmisi berfungsi untuk mengatur perbandingan putaran motor dengan poros penggerak aksel sehingga menghasilkan momen puntir yang diinginkan 7. Poros penggerak (propeller shaft) berfungsi untuk meneruskan putaran/tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi. 8. Penggerak aksel (gardan/differensial) berfungsi untuk penggerak sudut, untuk memindahkan arah putaran poros penggerak kearah poros aksel. Differensial, untuk menyeimbangkan putaran kedua roda pada saat belok 9. Poros aksel berfungsi untuk meneruskan putaran dari penggerak aksel ke roda. 127

152 10. Roda berfungsi untuk meneruskan tenaga dan torsi ke permukaan jalan sehingga menjadi traksi yang menggerakkan kendaraan. 11. Kegunaan sambungan salip ( joint ) pada poros propeler adalah untuk meneruskan putaran dengan sudut yang bervariasi pada batas batas tertentu 12. Kegunaan sambungan geser ( luncur ) pada poros propeler adalah untuk mengatasi akibat gerakan aksel yang berpegang terjadi perubahan jarak aksel dan transmisi. 13. Suspensi merupakan bagian kendaraan yang menghubungkan bodi kendaraan dengan roda. Konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat berjalan dengan nyaman dan aman. 14. Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung aspek keamanan berkendaraan. 15. Rem kaki berfungsi untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan jalannya kendaraan 16. Rem tangan berfungsi untuk memacetkan putaran roda (misal pada saat parkir) dan berfungsi juga sebagai rem cadangan (misal dalam perjalanan rem kaki tidak berfungsi) 128

153

154

155 Penulis : Astu Widodo, MPd., ; astuwidodo@yahoo.com Penelaah : Dr. Sihkabudin, M.Pd Copyright 2016 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

156

157 KATA SAMBUTAN Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran (blended) tatap muka dengan online. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Guru Pembelajar (GP) tatap muka dan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru. Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya. Jakarta, Februari 2016 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP i

158 ii

159 DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 1 C. Peta Kompetensi... 2 D. Ruang Lingkup... 2 E. Saran Cara Penggunaan Modul... 3 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN... 5 A. Tujuan... 5 B. Indikator Pencapaian Kompetensi... 5 C. Uraian Materi... 6 D. Aktifitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: PENDEKATAN, STRATEGI, METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut PENUTUP A. Kesimpulan B. Tindak Lanjut C. Evaluasi KUNCI JAWABAN DAFTAR PUSTAKA iii

160 iv

161 DAFTAR TABEL Tabel 1. Deskripsi Langkah Pembelajaran v

162

163 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kegiatan atau aktifitas kompleks manusia untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki sikap dan perilaku serta memperkuat kepribadian untuk mengembangkan pribadi seutuhnya. Tugas pokok guru adalah mengajar, karena itu diwajibkan untuk menguasai empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Kompetensi yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran adalah kompetensi pedagogik. Agar proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru berjalan dengan baik dan lancar serta tujuan dapat tercapai secara optimal, maka diperlukan dasar-dasar teori yang dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran. Salah satu teori yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengimplementasikan kegiatan pembelajaran adalah teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik serta berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. Oleh karena itu teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik serta berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif merupakan salah satu mata diklat yang diberikan dalam diklat kompetensi pedagogik. B. Tujuan Secara umum tujuan pembelajaran ini memberikan pemahaman kepada peserta pendidikan dan latihan tentang teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 1

164 C. Peta Kompetensi POSISI MODUL KODE UNIT KOMPETENSI NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU PED0A Pengembangan Peserta Didik 4 JP PED0B Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran 8 JP yang mendidik PED0C Pengembangan Kurikulum 8 JP PED0D Pembelajaran Yang Mendidik 10 JP PED0E Pemanfaatan Teknologi Informasi dan 2 JP Komunikasi dalam Pembelajaran PED0F Pengembangan potensi peserta didik 4 JP PED0G Komunikasi efektif 2 JP PED0H Penilaian dan evaluasi pembelajaran 5 JP PED0I PED0J Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 4 JP 8 JP D. Ruang Lingkup Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini meliputi: 1. Teori Belajar Dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Yang Mendidik a. Teori belajar : Behavioristik, Cognitivisme, Contructivisme, Humanistik b. Prinsip Pembelajaran Yang Mendidik dan Implikasinya 2. Pendekatan, Strategi, Metode, Dan Teknik Pembelajaran Yang Mendidik a. Pendekatan Pembelajaran b. Strategi Pembelajaran c. Metode dan Teknik Pembelajaran 2

165 E. Saran Cara Penggunaan Modul 1. Untuk Guru Pembelajar Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam menggunakan modul ini adalah : a. Bacalah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masingmasing materi pokok. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta Diklat dapat bertanya pada instruktur/fasilitator pengampu materi. b. Kerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi yang dibahas. c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik,harus perhatikan: 1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. 2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik. 3) Sebelum melaksanakan praktikum, lakukan identifikasi peralatan dan bahan yang diperlukan. 4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar. 5) Bila kegiatan praktikum belum jelas, silahkan bertanya pada instruktur pengampu materi. 6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula 7) Jika belum menguasai materi yang diharapkan, lakukan pengulangan pada materi pokok sebelumnya atau bertanya kepada instruktur yang mengampu materi. 2. Untuk Widyaiswara Dalam penggunaan modul, guru pembelajar disarankan untuk : a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. 3

166 4

167 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN A. Tujuan Kegiatan pembelajaran 1 ini secara umum bertujuan agar guru pembelajar memahami tentang: teori pembelajaran khususnya teori belajar Behaviorisme, teori belajar Kognitifisme, teori belajar Konstruktifisme, dan teori belajar Humanisme; serta prinsip-prinsip belajar yang mendidik menurut Rothwal. B. Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi yang harus dicapai oleh guru pembelajar melalui modul ini, adalah dengan indikator sebagai berikut: 1. Berbagai teori belajar (behaviorisme, kognitifisme, konstruktifisme, dan Humanisme) dijelaskan dengan benar 2. Berbagai teori belajar (behaviorisme, kognitifisme, konstruktifisme, dan Humanisme) dipilih sesuai dengan tujuan belajar. 3. Prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik menurut Rothwal dijelaskan dengan tepat. 4. Pendekatan pembelajaran teacher center dan student center dijelaskan dengan tepat. 5. Pendekatan pembelajaran saintifik diterapkan sesuai dengan karakteristik materi yang akan diajarkan 6. Berbagai strategi/model pembalajaran (Problem based learning, Project based learning, Discovery learning dan inquiry learning) dibedakan dengan tepat. 7. Berbagai strategi/model pembalajaran (Problem based learning, Project based learning, Discovery learning dan inquiry learning) diterapkan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran. 8. Berbagai metoda dan teknik pembalajaran dijelaskan dengan benar 9. Berbagai metoda dan teknik pembelajaran diterapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 5

168 C. Uraian Materi 1. Teori Belajar Belajar adalah kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya (Suprijono, 2011). Kemudian Dimyati dan Mudjiono (2009, 7), mendefinisikan belajar sebagai tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Dan masih ada banyak lagi tentang pengertian belajar, namun secara umum memiliki kesamaan. Ada beberapa perspektif dalam teori belajar, emat diantaranya adalah Behaviorisme, Kognitivisme, Konstruktivisme dan Humanistik. a. Teori Belajar Behavioristik Teori Belajar Classical Conditioning dari Pavlov, Connectionisin dari Thorndike, dan Behaviorism dari Watson merupakan teori-teori dasar dari aliran perilaku yang menjadi tonggak sejarah aliran perilaku dalam teori belajar. Teori-teori ini kemudian dikembangkan dan atau dimodifikasi oleh berbagai ahli menjadi beragam teori-teori baru dalam aliran perilaku, yang kemudian disebut aliran perilaku baru (neo-behaviorism). Tercatat ahli-ahli yang tergabung dalam aliran perilaku baru antara lain, Clark Hull dengan teori Sistem Perilaku, Edwin Guthrie dergan teori "Contiguity", dan B.F. Skinner dengan teori "Operant Conditioning", dan lain-lain. Pada dasarnya, sebagaimana teori-teori belajar dalam aliran perilaku, teori-teori dari Hull, Guthrie, dan Skinner memiliki premis dasar yang sama dengan teori-teori pendahulunya, yaitu sama-sama berlandaskan pada interaksi antara stimulus dan respons. b. Teori Belajar Kognitif Istilah Cognitive berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian. Pengertian yang lebih luas, cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan 6

169 dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa. Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. c. Teori Belajar Konstruktivisme Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksi pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan kita tentang dunia tempat kita hidup (Suyono dan Hariyanto, 2011). Sedangkan menurut Cahyo (2013) konstruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekan bahwa pengetahuan adalah buatan kita sendiri sebagai hasil konstruksi kognitif melalui kegiatan individu dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membangun pengetahuan tersebut. Trianto (2007) juga berpendapat bahwa teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran cognitive baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisi apabila aturanaturan itu tidak sesuai lagi. Masih ada banyak lagi definisi tentang teori belajar konstruktivisme, namun secara umum memiliki kesamaan. d. Teori Belajar Humanistik Humanistic theory telah dilukiskan sebagai angkatan ketiga dalam psikologi modern. Teori ini menolak determinisme Freud dari instink dan determinisme lingkungan dari teori pembelajaran. Pendukung humanis memiliki pandangan yang sangat positif dan optimis tentang kodrat manusia. 7

170 Pandangan humanistik menyatakan bahwa manusia adalah agen yang bebas dengan kemampuan superior untuk menggunakan simbol-simbol dan berpikir secara abstrak. Jadi, orang mampu membuat pilihan yang cerdas, untuk ber-tanggungjawab atas perbuatannya, dan menyadari potensi penuhnya sebagai orang yang mengaktualisasikan diri. Humanist memiliki pandangan holistik mengenai perkembangan manusia, yang melihat setiap orang sebagai makhluk keseluruhan yang unik dengan nilai independen. Dalam pandangan holistik, seseorang lebih dari sekedar kumpulan dorongan, instink, dan pengalaman yang dipelajari. Tiga tokoh terkemuka Psikologi humanistik adalah Charlotte Buhler ( ), Abraham Maslow ( ), dan Carl Rogers ( ). Mencermati empat macam teori belajar tersebut, akan memandu guru pembelajar untuk menentukan pilihan. Teori belajar mana yang paling efektif untuk dapat digunakan sebagai acuan pengembangan pembelajaran yang diampu. Tentu semua itu tergantung dari tujuan yang telah ditetapkan. Tidak ada yang terbaik, yang terpenting adalah teori belajar mana yang paling sesuai. 2. Prinsip Pembelajaran a. Prinsip-Prinsip Belajar (menurut Rothwal) Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses belajar mengajar. Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli, namun secara umum memiliki persamaan. Prinsip-prinsip belajar yang disampaikan oleh Rothwal adalah beriku d bawah ini. 8

171 1) Prinsip Kesiapan (Readiness) Proses belajar dipengaruhi kesiapan peserta didik. Yang dimaksud dengan kesiapan atau readiness adalah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Peserta didik yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar. 2) Prinsip Motivasi (Motivation) Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami peserta didik selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajagan dalam lingkungannya. Rasa ingin tahu ini seyogyanya didorong dan bukan dihambat dengan memberikan aturan yang sama untuk semua anak. 3) Prinsip Persepsi Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi. Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu. Seseorang guru akan dapat memahami murid-muridnya lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara seseorang melihat suatu 4) Prinsip Tujuan Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh peserta didik pada saat proses belajar terjadi. Karena tujuan merupakan sasaran khusus yang hendak dicapai oleh seseorang. Sehingga keberadaannya sangat penting untuk suatu kegiatan pembelajaran. 5) Prinsip Perbedaan Individual Proses belajar bercorak ragam bagi setiap orang. Proses pengajaran seyogyanya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas sehingga 9

172 dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggitingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkatan sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh peserta didik. Karena itu seorang guru perlu memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan individu dan menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada aspek-aspek tersebut. 6) Prinsip Transfer dan Retensi Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru. Apa pun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi yang lain. Proses tersebut dikenal dengan proses transfer, kemampuan seseorang untuk menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Bahan-bahan yang dipelajari dan diserap dapat digunakan oleh peserta didik dalam situasi baru. 7) Prinsip Belajar Kognitif Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan. Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi merupakan aktivitas mental yang berkaitan dengan proses belajar kognitif. Proses belajar itu dapat terjadi pada berbagai tingkat kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas mental. 8) Prinsip Belajar Afektif Proses belajar afektif seseorang menentukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar mungkin tidak menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan, minat dan sikap individu. 10

173 9) Prinsip Belajar Psikomotor Prinsip belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik. 10) Prinsip Evaluasi Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya. Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Penilaian individu terhadap proses belajarnya dipengaruhi oleh kebebasan untuk menilai. Evaluasi mencakup kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar dan kesiapan untuk belajar. Individu yang berinteraksi dengan yang lain pada dasarnya ia mengkaji pengalaman belajarnya dan hal ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan kemampuannya untuk menilai pengalamannya. D. Aktifitas Pembelajaran Kegiatan yang harus dilakukan oleh guru pembelajar meliputi: membaca dengan cermat sub materi 1: Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran. Kemudian membahas dan berdiskusi dengan teman sejawat, setelah itu mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri. E. Latihan/Kasus/Tugas Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas. 1. Dalam proses pembelajaran, pada saat kapankah kita dapat memanfaatkan teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktif, dan humanistik? 2. Dalam proses pembelajaran, pada saat kapankah kita menggunakan prinsip belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik? F. Rangkuman Teori belajar merupakan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen. Menurut teori belajar 11

174 behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar, jika dapat menunjukkan perubahan perilaku. Faktor lain yg dianggap penting oleh aliran ini adalah faktor penguatan. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement), maka respon akan semakin kuat, sebaliknya jika penguatan dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka responpun akan melemah. Pada aliran kognitif, tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Teori belajar kontruktivisme merupakan teori belajar yang menuntut peserta didik mengkonstruksi kegiatan belajar dan mentransformasikan informasi kompleks untuk membangun pengetahuan secara mandiri. Teori belajar humanistik berpendapat bahwa motivasi dasar manusia adalah mencapai aktualisasi diri. Proses belajar harus terjadi dalam suasana bebas, diprakarsai sendiri dan percaya pada diri sendiri (self initiated and self reliant learning). Dalam teori belajar ini, belajar dianggap berhasil jika peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelaku, bukan dari sudut pandang pengamat. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, selain memperhatikan berbagai teori belajar juga memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yg mendidik. Prinsip pembelajaran menurut Rothwal meliputi: kesiapan, motivasi, persepsi, tujuan, perbedaan individual, transfer & retensi, prinsip kognitif, afektif dan psikomotor serta prinsip evaluasi. Beberapa teori belajar tersebut diatas perlu 12

175 diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Disamping itu proses pembelajarannya harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 1. Umpan Balik a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik? b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik? c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses pembahasan materi pokok teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil? 2. Tindak lanjut Guru pembelajar dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat memperoleh nilai minimal

176 14

177 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: PENDEKATAN, STRATEGI, METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN A. Tujuan Kegiatan pembelajaran 2 ini secara umum bertujuan agar guru pembelajar memahami tentang: pendekatan pembelajaran khususnya berkaitan dengan saintifik, strategi dan model-model pembelajaran, serta berbagai metode dan teknik pembelajaran. B. Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi yang harus dicapai oleh guru pembelajar melalui modul ini, adalah dengan indikator sebagai berikut: 1. Pendekatan pembelajaran teacher center dan student center dijelaskan dengan tepat 2. Pendekatan pembelajaran saintifik diterapkan sesuai dengan karakteristik materi yang akan diajarkan 3. Berbagai strategi dan model pembalajaran (Problem based learning, Project based learning, Discovery learning dan inquiry learning) dibedakan dengan tepat 4. Berbagai strategi/model pembalajaran (Problem based learning, Project based learning, Discovery learning dan inquiry learning) diterapkan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran 5. Berbagai metode dan teknik pembalajaran dijelaskan dengan benar 6. Berbagai metode dan teknik pembelajaran diterapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran C. Uraian Materi 1. Pendekatan Pembelajaran Menurut pendapat Wahjoedi, pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku peserta didik agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Sedangkan 15

178 menurut Sanjaya pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah atau obyek kajian. Pendekatan ini akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau obyek kajian yang akan ditangani. Sedangkan menurut Sanjaya (Sanjaya dan Wina, 2008) pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Roy Killen (1998) mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student-centred approaches). Namun masih ada jenis pendekatan yang lain, misalnya pendekatan saintifik. a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered approach) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru memiliki ciri bahwa manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan oleh guru. Peran peserta didik pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru. Selanjutnya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung melakukan aktivitas sesuai dengan minat dan keinginannya. (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pada strategi ini peran guru sangat menentukan baik dalam pilihan isi atau materi pelajaran maupun penentuan proses pembelajaran. b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student centered approach). Pendekatan pembelajaran berorientasi pada peserta didik adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek 16

179 belajar. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik, menejemen, dan pengelolaannya ditentukan oleh peserta didik. Pada pendekatan ini peserta didik memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya. Pendekatan ini selanjutnya menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiry serta strategi pembelajaran induktif. Pada strategi ini peran guru sebagai fasilitator, dan pembimbing sehingga kegiatan belajar peserta didik menjadi lebih terarah. Pendekatan pembelajaran sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-iangkah metode pengajaran yang akan digunakan. c. Pendekatan Saintifik 1) Esensi Pendekatan Saintifik/Pendekatan Ilmiah Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik, kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas 17

180 pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya peserta didik atau semakin tingginya kelas peserta didik. 2) Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada Permendikbud No 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Langkah Pembelajaran Mengamati (observing) Tabel 1. Deskripsi Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat Bentuk Hasil Belajar perhatian pada waktu mengamati suatu objek/ membaca suatu tulisan/ mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati. Menanya (questioning) Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan 18

181 Mengumpulkan informasi/ mencoba (experimenting) Menalar/ Mengasosiasi (associating) dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi. Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/mengembangkan Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan. faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik). Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/ konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/ konsep/ teori, menyintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis fakta/ konsep/ teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep/ teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi 19

182 Mengomunikasi kan(communicat ing) menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan. dan kesimpulan dari konsep/ teori/ pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber. Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lainlain. 2. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran sangat perlu mendapat perhatian. Karena pemilihan strategi pembelajaran yang tepat akan menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menggairahkan sehingga mampu meningkatkan peran aktif peserta didik. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan (Martinis Yamin, 2009). a. Jenis Strategi Pembelajaran Menurut Rowntree (Sanjaya, 2008), strategi pembelajaran dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu: strategi penyampaian penemuan (exposition-discovery learning), strategi pembelajaran kelompok, dan strategi pembelajaran individual (groups-individual learning). 1) Strategi Penyampaian (exposition-discovery)) Strategi pembelajaran eksposition merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara intensif dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. 20

183 Berbeda dengan strategi discovery, yang mana bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas pendidik lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing. Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering disebut juga sebagai strategi pembelajaran tidak langsung. 2) Strategi Pembelajaran Kelompok Belajar kelompok dilakukan secara beregu. Bentuk belajar kelompok ini bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau klasikal; atau bisa juga dalam kelompok-kelompok kecil. Strategi ini tidak memperhatikan kecepatan belajar individual, semua dianggap sama. Oleh karena itu, dalam belajar kelompok dapat terjadi peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh peserta didik yang kemampuannya biasa-biasa saja. Begitu pula sebaliknya, peserta didik yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh peserta didik yang kemampuannya tinggi. 3) Strategi Pembelajaran Individual Strategi pembelajaran individual dilakukan peserta didik secara mandiri. Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan peserta didik sangat ditentukan oleh kemampuan individu peserta didik yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul atau melalui kaset audio. b. Pertimbangan Penentuan Strategi Pembelajaran Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi pembelajaran tertulis di bawah ini. 1) Tujuan Pembelajaran Tujuan merupakan faktor yang paling pokok, sebab semua faktor yang ada di dalam situasi pembelajaran, termasuk strategi pembelajaran, diarahkan dan diupayakan semata-mata untuk mencapai tujuan. Tujuan pengajaran menggambarkan tingkah laku yang harus dimiliki mahapeserta didik setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Tingkah laku tersebut dalam 21

184 dikeleompokkan ke dalam kelompok pengetahuan (aspek kognitif), keterampilan (aspek psikomotorik), dan sikap (aspek afektif) 2) Materi Pembelajaran Dilihat dari hakikatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa implikasi terhadap penggunaan cara dan teknik dalam pembelajaran. Secara teoritis di dalam ilmu atau materi terdapat beberapa sifat materi, yaitu fakta, konsep, prinsip, masalah, prosedur (keterampilan), dan sikap (nilai). 3) Peserta didik Peserta didik sebagai pihak yang berkepentingan di dalam proses pembelajaran, sebab tujuan yang harus dicapai semata-mata untuk mengubah perilaku peserta didik itu sendiri. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ialah jumlah peserta didik yang terlibat di dalam proses pembelajaran. 4) Waktu Faktor waktu dapat dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu dan kondisi waktu. Hal yang menyangkut jumlah waktu adalah berapa jumlah jam pelajaran yang tersedia untuk proses pembelajaran. Sedangkan yang menyangkut kondisi waktu ialah kapan pembelajaran itu dilaksanakan. Pagi, siang, sore atau malam, kondisinya akan berbeda. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang terjadi. 5) Guru Faktor guru, Teknik penyajian yang paralel adalah teknik penemuan, teknik penyajian kasus, dan teknik nondirektif. Faktor guru adalah salah satu faktor penentu, pertimbangan semua faktor di atas akan sangat bergantung kepada kreativitas guru. Dedikasi dan kemampuan gurulah yang pada akhirnya mempengaruhi proses pembelajaran. 3. Metode dan Teknik Pembelajaran Metode berasal dari kata method (Inggris), yang artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu. Oleh Sanjaya (2008). metode didefinisikan 22

185 sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar mengajar yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pemblajaran pada diri pembelajar. Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Ginting, 2008). Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikan digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan a plan of operation achieving something sedangkan metode adalah a way in achieving something (Sanjaya, 2008). Jadi, metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut L. James Havery teknik adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan ( blogspot. com). Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, sehingga pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik dengan memperhatikan unsur-unsur yang saling terikat dan berkaitan untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien. a. Macam Metode Pembelajaran Metode pembelajaran sebagai cara mengajar guru di kelas ragamnya sangat banyak. Sehingga pilihan metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sangat bergantung pada beberapa pertimbangan. Beberapa metode yang sering digunakan dan populer bagi para pengajar antara lain: ceramah, 23

186 diskusi, tanya jawab, demonstrasi, dan sebagainya. Berikut ini diuraikan secara singkat beberapa metode pembelajaran dan langkahnya. 1) Metode Ceramah Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah peserta didik yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham peserta didik. Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato. Dalam pelaksanaannya, metode ceramah terdiri atas dua tahap, yaitu: persiapan dan pelaksanaan. a) Tahap Persiapan, pada tahap ini yang harus dilakukan adalah: (1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. (2) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan (3) Mempersiapkan alat bantu. b) Tahap Pelaksanaan, Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan: (1) Langkah Pembukaan Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini. (2) Langkah Penyajian Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian peserta didik agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedan g disampaikan. (3) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi, agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai peserta didik 24

187 tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan peserta didik tetap mengingat materi pembelajaran. Perlu diperhatikan, bahwa ceramah akan berhasil baik, bila didukung oleh metode-metode lainnya, misalnya tanya jawab, tugas, latihan dan lain-lain. 2) Metode Diskusi Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode Diskusi dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penutup. a) Tahap Persiapan: (1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus. (2) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. (3) Menetapkan masalah yang akan dibahas. (4) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan. b) Tahap Pelaksanaan: (1) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi; (2) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturanaturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan; (3) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, 25

188 misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya; (4) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya; (5) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas; (6) Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus. c) Tahap Penutup: (1) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi; (2) Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya. 3) Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh peserta didik. Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh peserta didik. Metode demonstrasi dikatakan juga metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Langkah-langkah metode Demonstrasi a) Perencanaan, hal yang dilakukan adalah: (1) Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat ditempuh setelah metode demonstrasi berakhir; 26

189 (2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan; (3) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan; (4) Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri apakah: (a) Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh peserta didik; (b) Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap peserta didik dapat melihat; (c) Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu. (d) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik. b) Pelaksanaan, hal dilakukan adalah: (1) Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya (terutama memeriksa alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran); (2) Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan; (3) Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik (Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik) (4) Mengingatkan pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran; (5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan (memberi peluang kepada peserta didik untuk mencoba sebelum latihan); (6) Memberi penguatan (melalui diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil demonstrasi; 27

190 (7) Menyimpulkan inti sari dari hal yang telah didiskusikan dengan cara mengaktifkan peserta didik; (8) Sebagai catatan selama pelaksanaan demonstrasi menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis, dan selalu memperhatikan keamanan dan keselamatan. c) Evaluasi, Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan peserta didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah sudah berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan. 4) Metode Penugasan Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan peserta didik untuk melakukan suatu pekerjaan dengan maksud agar peserta didik melakukan kegiatan belajjar. Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap peserta didik atau kelompok dapat sama dan dapat pula berbeda. Agar pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran, maka: 1) tugas harus bisa dikerjakan oleh peserta didik atau kelompok peserta didik, 2) hasil dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan presentasi oleh peserta didik dari satu kelompok dan ditanggapi oleh peserta didik dari kelompok yang lain atau oleh guru yang bersangkutan, serta 3) di akhir kegiatan ada kesimpulan yang didapat. Pada metode penugasan ini guru memberikan seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik, dapat pula tugas menyuruh peserta didik untuk mempelajari lebih dulu topik yang akan dibahas. Metode ini diberikan karena materi pelajaran banyak, sedang waktu yang tersedia sedikit. Agar materi pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya digunakan oleh guru. Tugas ini biasanya bisa 28

191 dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas atau resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik individu maupun kelompok, tugas yang diberikan sangat banyak macamnya tergantung dari tujuan yang hendak dicapai. Metode Penugasan mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya pertanggungjawaban dari murid. Tugas ini dapat berbentuk suruhan-suruhan guru seperti contoh-contoh di atas. Tetapi dapat pula timbul atas insiatif murid setelah disetujui oleh guru. Cara menilai hasil tugas tertulis kadangkadang menimbulkan kesukaran. Langkah-langkah metode penugasan, guru perlu memperhatikan langkahlangkah sebagai berikut : a) Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya. Sebaliknya tujuan penugasan dikomuni kasikan kepada peserta didik (peserta didik) agar tahu arah tugas yang dikerjakan. b) Tugas yang diberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan lain-lain. Hal-hal tersebut akan sangat menentukan efektivitas penggunaan metode penugasan dalam pembelajaran. c) Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas. d) Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas tersebut diselesaikan di kelas guru berkeliling mengontrol pekerjaan peserta didik, sambil memberikan motivasi dan bimbingan terutama bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian tugas tersebut. Jika tugas tersebut diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari pada peserta didik. e) Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak 29

192 hanya menitikberatkan pada produk, tetapi perlu dipertimbangkan pula bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa. 5) Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Karena itu guru dituntut untuk mampu menyediakan bahan-bahan pelajaran yang secara manipulasi mampu melibatkan anak bekerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok. Penerapan metode kerja kelompok menuntut guru untuk dapat mengelompokan peserta didik secara arif dan proporsional. Pengelompokkan peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada: (a) fasilitas yang tersedia; (b) perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan belajar; (c) jenis pekerjaan yang diberikan; (d) wilayah tempat tinggal peserta didik; (e) jenis kelamin; (f) memperbesar partisipasi peserta didik dalam kelompok; dan (g) berdasarkan pada lotere/random. Pada umumnya materi pelajaran yang harus dikerjakan secara bersamasama dalam kelompok itu diberikan atau disiapkan oleh guru. Materi itu harus cukup kompleks isinya dan cukup luas ruang lingkupnya sehingga dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang cukup memadai bagi setiap kelompok. Materi hendaknya membutuhkan bahan dan informasi dari berbagai sumber untuk pemecahannya. Masalah yang bisa diselesaikan hanya dengan membaca satu sumber saja tentu tidak cocok untuk ditangani melalui kerja kelompok. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perbedaan individual dalam kemampuan belajar, perbedaan bakat dan minat belajar, jenis kegiatan, materi pelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan tugas yang harus diselesaikan, peserta didik dapat dibagi atas kelompok paralel yaitu setiap kelompok menyelesaikan tugas yang sama, dan 30

193 kelompok komplementer dimana setiap kelompok berbeda-beda tugas yang harus diselesaikan. Langkah-langkah dalam metode kerja kelompok adalah sebagai berikut: a) Kegiatan Persiapan (1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai (2) Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut ke dalam tugas-tugas kelompok. (3) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan kerja kelompok. (4) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya. b) Kegiatan Pelaksanaan (1) Kegiatan Membuka Pelajaran. (2) Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya. (3) Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. (4) Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu. (5) Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari. (6) Membentuk kelompok. (7) Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung kepada semua peserta didik. (8) Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok. (9) Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama peserta didik melakukan kerja kelompok. (10) Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru. c) Kegiatan Penutup (1) Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja kelompok. (2) Melakukan evaluasi hasil dan proses. 31

194 (3) Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum dikuasai peserta didik maupun memberi tugas pengayaan bagi peserta didik yang telah menguasai materi metode kerja kelompok tersebut. 6) Metode Karyawisata Karyawisata adalah kunjungan ke suatu tempat atau objek dalam rangka memperluas pengetahuan dalam hubungan dengan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang. Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dilakukan dengan cara berkunjung ke suatu tempat atau objek yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan peserta didik membuat laporan dan diskusi bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian hasilnya dituliskan. Metode karyawisata hampir sama dengan pembelajaran outdoor yaitu aktivitas pembelajaran sama-sama dilaksanakan di luar kelas. Perbedaannya adalah karayawisata biasanya bukan sebatas mengajak peserta didik keluar kelas, tetapi lebih jauh dari kelas atau sekolah dalam rangka mengunjungi tempat-tempat yang ada hubungannya dengan materi pelajaran. Sedangkan pembelajaran outdoor sifatnya lebih sederhana dan biasanya lokasi kunjungan masih di sekitar sekolah. Dalam pelaksanaannya, metode karyawisata lebih disukai peserta didik. Namun yang sering terjadi di lapangan, peserta didik belum memiliki panduan belajar yang cukup sehingga hasil dari kegiatan tersebut kurang dirasakan manfaatnya. Disinilah perlunya peran guru untuk mempersiapkan perencanaan yang baik agar hasil yang dicapai benarbenar menjadi pengalaman peserta didik yang dapat meningkatkan hasil belajarnya. Langkah-langkah metode karya wisata sebagai berikut: a) Menetapkan kompetensi yang akan dicapai peserta didik b) Merencanakan tujuan c) Merumuskan kegiatan yang akan dilakukan d) Melaksanakan kegiatan e) Menilai kegiatan 32

195 f) Melaporkan hasil kegiatan Beberapa hal yang harus dimiliki guru dan peserta didik untuk mengoptimalkan metode karyawisata, Guru harus: a) Menentukan tempat atau objek wisata yang sesuai dengan tujuan pembelajaran; b) Merencanakan dan mempersiapkan panduan peserta didik dalam melaksanakan karyawisata; c) Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan; d) Membimbing dan mengontrol aktivitas peserta didik saat berkaryawisata; e) Menilai hasil kegiatan. Peserta didik harus: a) Memahami dan melaksanakan panduan peserta didik yang diberikan guru; b) Belajar secara mandiri atau berkelompok; c) Menggunakan peralatan dan bahan yang diperlukan; d) Menyusun laporan hasil karyawisata. 7) Metode Tanya jawab Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada peserta didik, yang mengarahkan peserta didik memahami materi tersebut. Sementara itu metode tanya jawab ada yang mengartikan suatu cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama oleh dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta didik kepada guru (Djamarah, 2006). Metode ini bertujuan untuk merangsang perhatian peserta didik dan mengukur kemampuan peserta didik terhadap materi yang dibahas. Metode ini tepat digunakan untuk mengarahkan pengamatan dan proses berfikir dan digunakan sebagai selingan dalam metode cerita atau ceramah. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang 33

196 dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik. Langkah-langkah pelaksanaan metode tanya jawab adalah sebagai berikut: a) Persiapan (1) Menentukan topik (2) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) (3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu (4) Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan peserta didik b) Pelaksanaan (1) menjelaskan kepada peserta didik tujuan pembelajaran khusus (TPK). (2) mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (peserta didik tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun peserta didik yang lain). (3) guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi. (4) guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas. (5) guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis. (6) guru memperhatikan dengan seksama saat peserta didik menjawab atas pertanyaannya. (7) guru menyampaikan status jawaban peserta didik dan memberi penguatan atau penghapusan atas respon peserta didik (bila jawaban peserta didik belum tepat dapat dilempar lagi pertanyaan kepada peserta didik yang lain untuk menjawab). (8) Memberi peluang kepada peserta didik untuk bertanya dalam rangka menggali kejelasan pemahaman. 34

197 8) Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana peserta didik melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau kelompok. Hal ini tergantung dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah alat yang tersedia. Percobaan ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila alat yang tersedia hanya satu atau dua perangkat saja. Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Hal ini selaras dengan yang diungkapkan oleh satu penulis buku tentang strategi belajar nengajar (Djamarah, 2006) bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Langkah-langkah metode eksperimen Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001) sebagai berikut: a) Perlu dijelaskan kepada peserta didik tentang tujuan eksprimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen; b) memberi penjelasan kepada peserta didik tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat; 35

198 c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan peserta didik. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen; d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian peserta didik, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab. 9) Metode Role Playing Model Pebelajaran Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahanbahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta didik dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Model pembelajaran Role Playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran Bermain Peran. Pengorganisasian kelas secara berkelompok, masing-masing kelompok memperagakan/menampilkan skenario yang telah disiapkan guru. Peserta didik diberi kebebasan berimprovisasi namun masih dalam batas-batas skenario dari guru. Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Lebih lanjut prinsip pembelajaran memahami kebebasan berorganisasi, dan menghargai keputusan bersama, murid akan lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan pemungutan suara terbanyak dan bersikap mau menerima kekalahan sehingga dengan melakukan berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari. Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif, karena tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi. 36

199 Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut : a) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan; b) Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar; c) Guru membentuk kelompok peserta didik dan menetapkan dengan jelas masalah dan peranannya; d) Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai; e) Guru memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan; f) Masing-masing peserta didik berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan; g) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing peserta didik diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian dan mendiskusikan atas penampilan masing-masing kelompok; h) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya; i) Guru memberikan kesimpulan secara umum. 10) Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) Metode pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong peserta didik untuk mencari dan memecahkan suatu masalah/persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Metode ini diciptakan seorang ahli didik berkebangsaan Amerika yang bernama John Dewey. Metode ini dinamakan Problem Method. Sedangkan Crow&Crow dalam bukunya Human Development and Learning, mengemukakan nama metode ini dengan Problem Solving Method ( Sebagai prinsip dasar dalam metode ini adalah perlunya aktifitas dalam mempelajari sesuatu. Timbulnya aktivitas peserta didik kalau sekiranya guru menjelaskan manfaat bahan pelajaran bagi peserta didik dan masyarakat. John Dewey mengemukakan bahwa keaktifan peserta didik di sekolah harus bermakna artinya keaktifan yang disesuaikan dengan pekerjaan 37

200 yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Alasan penggunaan metode problem solving bagi peneliti adalah dengan penggunaan metode problem solving peserta didik dapat bekerja dan berpikir sendiri dengan demikian peserta didik akan dapat mengingat pelajarannya dari pada hanya mendengarkan saja. Untuk memecahkan suatu masalah John Dewey. Langkah-langkah metode problem solving (Depdiknas, 2008) sebagai berikut: a) Identifikasi keberadaan masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari peserta didik sesuai dengan taraf kemampuannya. b) Mencari dan mengumpulkan data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lainlain. c) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas. d) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini peserta didik harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode - metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain. e) Menarik kesimpulan. Artinya peserta didik harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. 11) Metode Proyek Metode proyek berangkat dari pemikiran John Dewey tentang metode pemecahan masalah yang selanjutnyan dikembangkan oleh Kilpatrick dalam bentuk metode proyek. Istilah proyek telah dipakai dalam latihan kerja tangan pada awal 1920, dan menunjuk pada setiap masalah praksis 38

201 yang melibatkan penggunaan fisik untuk menghasilkan suatu produk. Pada waktu metode proyek digunakan dalam bidang pertanian dan kerajinan keluarga, metode proyek tidak hanya sekedar sebuah teknik canggih, tetapi merupakan sebuah filsafat pendidikan yang diterjemahkan dalam sebuah metode. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi peserta didik akan meningkat. Metode ini dapat dipandang sebagai bentuk open-ended contextual activity-bases learning, dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif, yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada periode tertentu (Made Wena, 2010). Yang pokok dalam metode proyek ialah the active purpose of the learner. Peserta didik itu sendiri harus menerima proyek itu dan melaksanakannya. Kalau peserta didik sedang membuat jembatan atas perintah guru, itu bukan suatu proyek. Sebaliknya jika peserta didik membaca buku didorong oleh keinginan mencari atau memahami sesuatu, itu termasuk proyek. Sehingga dalam pembelajaran metode proyek dapat diartikan sebagai salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan peserta didik pada persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok. Langkah-langkah metode proyek dalam pembelajaran sebagai berikut: a) Tahap perencanaan (1) Mempelajari pokok bahasan dalam GBPP dari mata pelajaran yang menjadi tema dari proyek tersebut. (2) Membuat diagram kaitan antara tema dengan pokok bahasan dari mata pelajaran lain (untuk itu perlu dipelajari GBPP mata pelajaran lain). (3) Merumuskan tujuan pelajaran dengan menggunakan metode proyek tersebut. 39

202 (4) Menentukan materi pelajaran dari pokok bahasan masingmasing mata pelajaran yang dikaitkan dengan tema proyek. (5) Menentukan langkah-langkah dalam kegiatan belajarmengajar, termasuk metode dan pendekatannya. (6) Merencanakan organisasi kelas sesuai dengan kegiatan belajar-mengajar (misalnya bekerja dalam kelompok). (7) Bila dalam langkah kegiatan itu ada kunjungan kesitus sejarah atau museum, maka diadakan perencanaan untuk hal tersebut (misalnya mengadakan peninjauan lebih dulu kesitus sejarah atau museum). (8) Menyiapkan format- format pengamatan untuk peserta didik. (9) Merencanakan kegiatan-kegiatan tidak lanjut. (10) Menyiapkan penilaian kegiatan belajar-mengajar. b) Tahap pelaksanaan (1) Guru mengemukakan tema pokok. (2) Guru mengajak peserta didik menelaah kemungkinan untuk mengkaitkan tema dengan berbagai bidang studi. (3) Guru berperan sebagai pembimbing dan pengatur jalannya diskusi. (4) Sesudah pengkaitan tema dengan bidang studi yang lain terbentuk, guru membagi kelas dalam beberapa kelompok sebanyak bidang studi yang ada (terkait). (5) Setiap kelompok merencanakan bagaimana melakukan kegiatan yang berhubungan dengan materi yang telah dikaitkan dengan tema. (6) Guru memberi tahukan hal-hal yang penting apa yang perlu diamati oleh peserta didik. (7) Data informasi yang terkumpul didiskusikan, diolah dan ditulis serta siap untuk dilaporkan. (8) Sesudah siap untuk melaporkan, maka guru atau peserta didik memimpin pelaporan. Peserta didik yang lain memberi komentar atau saran dan dicatat oleh anggota kelompok yang 40

203 sedang melaporkan. Guru kadang-kadang memberi saran apabila diskusi kurang lancar. (9) Berdasarkan komentar atau saran maka kelompok mendiskusikan dan bersikap sepakat untuk menambah atau mengurangi dan menyempurnakan laporan. (10) Suatu hal yang penting, bahwa guru harus membantu para peserta didik dalam memahami hubungan tema dengan bidang studi yang lain. c) Tahap tindak lanjut Untuk memantapkan hasil kegiatan belajar yang baik untuk diterapkan adalah pameran. Pameran dapat berkisar antara pameran sederhana sampai pameran yang lebih luas. Materi pameran dapat menjadi sumber bagi pelajaran lainnya. d) Tahap penilaian Tahap penilaian ini sebenarnya merupakan refleksi dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama proyek berlangsung. Tujuan penilaian adalah dalam rangka untuk memperbaiki proses belajarmengajar, mengetahui apa yang telah dipelajari peserta didik, apakah sikap- sikap dan keterampilan tertentu telah dimiliki oleh peserta didik. Cara penilaian dapat dilakukan: (1) Secara verbal, misalnya tanya jawab dan diskusi; (2) Secara tertulis, misalnya berupa laporan, karangan, puisi, dan tes; (3) Penilaian hasil karya, seperti gambar, bagan, model, alat sederhana, diorama, dan market. Penilaian hasil karya wisata dapat ditujukan kepada individu atau kelompok, misalnya pada waktu hasil karya tiap peserta didik dipajang di kelas atau pada waktu pameran tiap stand dinilai (nilai kelompok). b. Teknik Pembelajaran Teknik Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang 41

204 relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta didiknya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dengan kelas yang peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Hal ini selaras dengan yang diungkapkan oleh L. James Havery tentang teknik pembelajaran merupakan prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan ( Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, tidak salah bila teknik pembelajaran menjadi suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien. Sehingga teknik pembelajaran merupakan cara yang ditempuh guru yang sedang menggunakan metode tertentu namun karena situasi dan kondisi yang dihadapi saat proses berlangsung dan menginginkan lebih efisien dalam pencapaian tujuan pembelajaran dilakukanlah penyesuaian tindakan. Seperti halnya prinsip, pendekatan, dan metode, teknik pembelajaran dapat dibagi atas dua bagian, yaitu teknik umum dan teknik khusus. 1) Teknik Umum, teknik umum merupakan cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi dan biasanya dikenal dengan metode pembelajaran seperti yang telah diuraikan di atas, namun wujudnya berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai metode, ceramah mencakup pemilihan, penyusunan, dan penyajian bahan. Bahkan, metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan bahan, dan biasanya teknik ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu pertemuan atau kegiatan belajar mengajar. 2) Teknik khusus, adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan pelajaran bidang studi tertentu. Teknik khusus pengajaran bahasa mempunyai ragam dan jumlah yang 42

205 sangat banyak. Hal ini karena teknik mengacu kepada penyajian materi dalam lingkup yang kecil. Sebagai contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas teknik pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran berbicara, teknik pembelajaran menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan teknik pembelajaran kosa kata. Pembelajaran membaca terbagi pula atas teknik pembelajaran membaca permulaan dan teknik pembelajaran membaca lanjut. Masing-masing terdiri pula atas banyak macam. Begitulah, teknik khusus itu banyak sekali macamnya karena teknik khusus itu berhubungan dengan rincian bahan pembelajaran. 3) Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran bahasa (yang ditunjang sejumlah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum maupun khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan untuk mendapatkan ketepatan dan keefisiensian. D. Aktivitas Pembelajaran Kegiatan yang harus dilakukan oleh guru pembelajar meliputi: membaca dengan cermat sub materi 2: Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran. Kemudian membahas dan berdiskusi dengan teman sejawat, setelah itu mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan merefleksi diri. E. Latihan/Tugas Diskusikan dalam kelompok dan hasilnya silahkan dipresentasikan! 1. Baca secara seksama secara individu kegiatan pembelajaran Berbagi informasi dan diskusikan dengan teman sejawat untuk menjawab pertanyaan di bawah. 3. Presentasikan hasil pembahasan dalam kelompok. 43

206 Pertanyaan-pertanyaan: 1. Jelaskan konsepsi pendekatan pembelajaran menurut Roykillen 2. Bagaimana pendekatan belajar berlangsung dalam pembelajaran, simulasikan. 3. Konsepsi strategi pembelajaran menurut Rowntree. 4. Bagaimana strategi pembelajaran tersebut dilakukan oleh seorang pengajar, simulasikan. 5. Jelaskan 6 metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. 6. Teknik pembelajaran seperti apa yang sesuai untuk 6 metode pembelajaran yang anda tentukan tersebut, jelaskan dan simulasikan. 7. Simulasikan metode dan teknik pembelajaran tersebut (pilih salah satu metode untuk disimulasikan! F. Rangkuman 1. Pendekatan pembelajaran menurut Roy Killen (dalam Sanjaya, 2008) ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student-centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif. 2. Rowntree mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian penemuan (exposition-discovery learning), strategi pembelajaran kelompok, dan strategi pembelajaran individual (groups-individual learning). Selanjutnya Rowntree (Sanjaya, 2008) ditinjau dari proses berpikir dan cara pengolahannya strategi pembelajaran dapat di kelompokan menjadi dua yaitu strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif. 3. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk merealisasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya, 2008). 44

207 Sedangkan meurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pemblajaran pada diri pembelajar. Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Ginting, 2008). 4. Metode pembelajaran sebagai cara mengajar guru di kelas ragamnya sangat banyak. Sehingga pilihan metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sangat bergantung pada beberapa pertimbangan. Beberapa metode yang sering digunakan dan populer bagi para pengajar antara lain: ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, dan sebagainya. 5. Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, sehingga pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik dengan memperhatikan unsur-unsur yang saling terikat dan berkaitan untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 1. Umpan Balik a. Pengalaman apa yang sudah anda lakukan dan anda rasakan berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang telah anda lalui?. b. Pengalaman baru apa yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran tersebut?. c. Materi apa yang belum ditulis dalam materi kegiatan pembelajaran yang telah anda diskusikan?. d. Apa manfaat yang anda temukan dalam pembahasan materi kegiatan pembelajaran ini?. e. Apa saran anda untuk lebih memperbaiki materi kegiatan pembelajaran yang telah dibahas? 45

208 2. Tindak Lanjut Peserta pelatihan dinyatakan tuntas pada sub materi 2 dalam modul ini bila dapat menjawab soal dengan benar 80 %. Bila ternyata belum kompeten maka harus dilakukan remedial terlebih dahulu baru dapat mengulang untuk dilakukan uji ketuntasan dan selanjutnya dapat mengikuti modul yang lain untuk menempuh kompetensi selanjutnya. 46

209 PENUTUP A. Kesimpulan Teori belajar dapat diartikan sebagai konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperiment. Jenisjenis teori belajar antara lain teori belajar behavioristik, Cognitivisme, Contructivisme, dan Teori Humanistik. Beberapa teori belajar tersebut diatas perlu diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Disamping itu proses pembelajarannya harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal dan peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar. Jika dalam pembelajaran tersebut terdapat peserta didik yang belum dapat menuntaskan kompetensi yang diharapkan, maka diberikan pengajaran remidial yaitu pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Tetapi bagi peserta didik yang sudah menuntaskan kompetensinya sambil menunggu peserta yang lain, maka dapat diberikan pembelajaran pengayaan. Selain itu setiap proses pembelajaran memerlukan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran. Banyak sekali pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran, namun setiap pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran tidak ada yang paling baik. Setiap guru harus mempertimbangkan beberapa aspek untuk memilih metode mana yang digunakan dalam proses pembelajarannya. Cara tepat untuk memilih pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan keberadaan peserta didik, karakteristik substansi, kondisi guru, lingkungan, sarana dan prasarana yang ada, serta waktu yang memungkinkan. B. Tindak Lanjut Peserta pelatihan dapat dinyatakan tuntas pada modul ini sebagai cerminan kompeten pada kompetensi guru mata pelajaran 2.2. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu dengan cara menjawab soal dengan 47

210 benar 80 % dan menyelesaikan tugas (menyimulasikan praktik sesuai dengan perintah tugas). Bila ternyata belum kompeten maka harus dilakukan remedial terlebih dahulu baru dapat mengulang untuk dilakukan uji ketuntasan dan selanjutnya dapat mengikuti modul yang lain untuk menempuh kompetensi selanjutnya. C. Evaluasi Soal l 1. Guru menunjukkan: a. Hasil pengikiran yang baik dan buruk b. Posisi berdiri saat mengikir c. Cara memegang gagang kikir d. Cara mengayunkan permukaan kikir e. Cara mengontrol permukaan hasil pengikiran 2. Peserta didik mempraktikkan cara menggunakan kikir sesuai dengan petunjuk guru. 3. Peserta didik membuat kesimpulan tentang bagaimana cara menggunakan kikir dengan benar. Pertanyaan: 1. Agar pembelajaran efektif, sebutkan 3 teori belajar yang sesuai untuk digunakan sebagai acuan? Dan kapan teori belajar tersebut digunakan? 2. Agar pembelajaran efektif, sebutkan 3 prinsip belajar yang harus digunakan? Dan kapan prinsip belajar tersebut digunakan? 48

211 Soal Sub Materi 2 Petunjuk pengerjaan soal a. Bacalah secara cermat terlebih dahulu soal-soal berikut dalam mengerjakan b. Silanglah pada pilihan jawaban yang anda anggap paling tepat dari 4 item pilihan jawaban (A, B, C, D) dari soal di bawah. c. Bila hendak mengganti pilihan jawaban yang anda sudah tersilang meragukan, maka lingkarilah jawaban tersebut dan silanglah dengan pilihan jawaban yang baru, contoh sebagai berikut: A, B, C, D. d. Waktu 20 menit 1. Dua pendekatan dalam pembelajaran menurut Roykillen adalah... A. expository dan exposition B. discovery dan inquiri C. student-centred approaches dan teacher-centred approaches D. Problem based learning dan project based learning 2. Pendekatan dalam pembelajaran berpusat pada peserta didik menurunkan strategi pembelajaran... A. Expository B. strategi pembelajaran deduktif C. Direct instruction strategy D. Strategi pembelajaran induktif 3. Pernyataan yang bukan menjadi karateristik student centered approach adalah... A. Guru hanya sebagai pembimbing, peserta didik yang aktif B. Guru yang berperan aktif, peserta didik menjadi pendengar yang baik. C. Peserta didik memecahkan masalah sendiri, guru hanya akan memberikan feed back dan memjelaskan persoalan persoalan yang melenceng D. Kelas bising. 49

212 4. Dalam pendekatan pembelajaran saintifik seperti yang tertuang dalam Permendikbud no 103 tahun 2014 dikenal dengan lima M. Hal yang dimaksud tersebut adalah... A. Mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, mengomunikasikan B. Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mencoba, mengomunikasikan C. Mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, mengomunikasikan D. Mengamati, menanya, mengasosiasi, mencoba, mengomunikasikan 5. Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara... A. Peserta didik mengajukan mengajukan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang tidak dipahami B. Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah disampaikan C. peserta didik mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati D. guru mengajukan pertanyaan tentang kepada peserta didik tentang materi yang disampaikan guru 6. Strategi pembelajaran menurut Rowntree dikelompokkan sebagai berikut... A. Strategi penyampaian, strategi pembelajaran kelompok, dan strategi pembelajaran individual B. Strategi penyampaian, strategi pembelajaran, dan strategi pembelajaran diskusi C. Strategi penyampaian, strategi penilaian, dan strategi pembelajaran kolaboratif D. Strategi penyampaian, strategi penilaian, dan strategi pengadministrasian 50

213 7. Pembelajaran oleh seorang pendidik dengan sekelompok besar (satu kelas) peserta didik; Pembelajaran oleh seorang pendidik dengan sekelompok kecil (5-7 orang) peserta didik, Pembelajaran oleh seorang pendidik terhadap seorang peserta didik, Pembelajaran oleh satu tim pendidik terhadap sekelompok besar (satu kelas) peserta didik, Pembelajaran oleh satu tim pendidik terhadap sekelompok kecil (5-7 orang) peserta didik merupakan karakteristik strategi pembelajaran berdasarkan... A. peranan pendidik dan peserta didik dalam mengolah pesan atau materi B. peranan pendidik dan peserta didik dalam pengelolaan pembelajaran C. rasio pendidik dan peserta didik yang terlibat D. pola hubungan pendidik dan peserta didik 8. Strategi yang mengarah pada pengaktifan peserta didik dalam mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan, disebut... A. Heuristik B. Deduktif C. Ekspositorik D. Deduktif-induktif 9. Strategi pembelajaran berdasarkan pola hubungan pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran, terdapat tiga jenis strategi pembelajaran, yaitu... A. Pembelajaran tatap muka, pembelajaran melalui buku, pembelajaran melalui media elektronik. B. Pembelajaran tatap muka, pembelajaran melalui tekstual, pembelajaran tatap muka dan melalui tekstual. C. Pembelajaran tatap muka, pembelajaran melalui bahan cetak, pembelajaran melalui media elektronik. D. Pembelajaran tatap muka, Pembelajaran melalui media, pembelajaran tatap muka dan melalui media. 51

214 10. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi pembelajaran adalah sebagai berikut: A. Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, peserta didik, guru, media. B. Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, peserta didik, waktu, guru. C. Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, peserta didik, guru, tempat belajar. D. Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, jumlah rombel, waktu, guru, biaya Pengertian metode pembelajaran adalah... A. Cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal B. Cara yang digunakan untuk mengimplementasikan tatap muka agar seluruh kompetensi yang ada tidak ada yang mencapai kurang dari KKM C. Cara yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan materi yang disusun agar hasil belajar sesuai dengan tuntutan D. Cara yang digunakan untuk merealisasikan pembelajaran tepat waktu, sehingga seluruh substansi tersampaikan sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Menurut L. James Havery teknik adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, sehingga pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai... 52

215 A. suatu cara yang dilakukan seseorang dalam pembelajaran yang lebih spesifik. B. suatu cara yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran yang lebih secara spesifik C. suatu cara yang dilakukan seseorang dalam menyampaikan materi pembelajaran di dalam kelas D. suatu cara yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik dalam pembelajaran 13. Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada peserta didik. Tahap pelaksanaan metode ceramah ada tiga langkah yang harus dilakukan... A. Langkah persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penutup pembelajaran B. Langkah pembukaan, penyampaian materi pembelajaran, evaluasi pembelajaran C. Langkah persiapan, pelaksanaan pembelajaran, refleksi, penutup D. Langkah pembukaan, penyampaian materi pembelajaran, mengakhiri atau menutup 14. Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Langkah dalam metode diskusi adalah... A. Langkah persiapan, pelaksanaan diskusi, penutup diskusi B. Memeriksa persiapan, memberi pengarahan, melaksanakan diskusi, dan mengendalikan pembicaraan C. Merumuskan tujuan, menentukan masalah yang akan dibahas, pelaksanaan diskusi, melaporkan hasil diskusi. D. Pengaturan teknik diskusi, pemanduan diskusi, pelaporan hasil diskusi, refleksi dan penutup. 15 Langkah metode demonstrasi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tidakan di bawah berikut ini yang bukan termasuk dalam langkah pelaksanaan metode demonstrasi adalah... 53

216 A. Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik (sambil memperhatikan atensi peserta didik) B. Memberi tugas sebagi bentuk tindak lanjut dan mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang telah dilakukan. C. Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik D. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan. 16. Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu group sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok. Langkah-langkah metode kerja kelompok sebagai berikut:... A. Kegiatan Persiapan, Kegiatan Pelaksanaan, Kegiatan Mengakhiri Pelajaran B. Kegiatan Persiapan, kegiatan Pelaksanaan, Kegiatan Inti Pelajaran, Kegiatan Mengakhiri Pelajaran C. Kegiatan pembukaan, kegiatan Pelaksanaan, Kegiatan evaluasi, Kegiatan penutup D. Kegiatan pembukaan, kegiatan Pelaksanaan, Kegiatan penutup, Kegiatan evaluasi 17. Beberapa pernyataan di bawah merupakan langkah-langkah dari metode karya wisata, antara lain: 1. Menetapkan kompetensi yang akan dicapai peserta didik, 2. Merencanakan tujuan, 3. Merumuskan kegiatan yang akan dilakukan, 4. Melaksanakan kegiatan, 5. Menilai kegiatan, 6. Melaporkan hasil kegiatan Urutan yang tepat langkah-langkah metode karya wisata adalah... 54

217 A. 1, 3, 2, 4,5, 6. B. 1, 2, 3, 4,5, 6. C. 1, 3, 2, 4, 6, 5. D. 1, 2, 3, 4, 6, Langkah-langkah metode problem solving (Depdiknas, 2008) sebagai berikut:... A. Mencari dan mengumpulkan data, mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan,, menetapkan jawaban sementara, menguji kebenaran jawaban sementara, menarik kesimpulan. B. Mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan, mencari dan mengumpulkan data, menyeleksi data, menetapkan jawaban, menarik kesimpulan. C. Mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan, mencari dan mengumpulkan data, menetapkan jawaban sementara, menguji kebenaran jawaban sementara, menarik kesimpulan. D. Mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan, mencari dan mengumpulkan data, menyeleksi data, menetapkan jawaban sementara, menguji kebenaran jawaban sementara, menarik kesimpulan, mengevaluasi. 19. Metode proyek dalam pembelajaran yang sebenarnya berawal dari pemikiran John Dewey tentang metode pemecahan masalah merupakan bentuk pengembangan yang dilakukan oleh Kilpatrick. Langkah-langkahnya metode proyek sebagai berikut:... A. Tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap tindak lanjut, tahap penilaian, tahap refleksi. B. Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap tindak lanjut, pameran, tahap penilaian. C. Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap tindak lanjut, tahap penilaian. D. Tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap tindak lanjut, tahap penilaian. 55

218 20. Langkah-langkah pelaksanaan metode tanya jawab secara umum meliputi persiapan dan pelaksanaan. Berikut ini urutkan prosedur bertanya yang dilakukan oleh guru! 1. guru mengajukan pertanyaan 2. guru memberi peluang kepada peserta didik untuk bertanya 3. guru memberikan waktu untuk berpikir 4. peserta didik menjawab 5. guru menyampaikan status jawaban peserta didik 6. guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi Urutan prosedur bertanya guru yang tepat adalah... A. 6, 1, 3, 4, 5, 2. B. 1, 6, 2, 3, 4, 5. C. 6, 1, 2, 3, 4, 5. D. 2, 6, 1, 3, 4, Tahap tindak lanjut dalam metode proyek dimaksudkan adalah... A. Untuk memantapkan hasil kegiatan belajar dilakukan pameran, dan dapat menjadi sumber belajar bagi pelajaran lainnya. B. Untuk menilai hasil kegiatan belajar (hasil proyek) yang dilakukan oleh guru dan peserta didik. C. Untuk merencanakan kegiatan belajar berikutnya sehubungan dengan pencapaian kompetensi berikutnya. D. Untuk menetapkan tingkat keberhasilan pengerjaan proyek yang dilakukan peserta didik oleh guru. Metode brainstorming dikenal juga dengan metode sumbang saran atau curah gagasan bertujuan untuk menghimpun ide, pendapat, informasi, pengalaman semua peserta didik yang sama atau berbeda. Langkah-langkah metode brain storming sebagai berikut: A. Pemberian informasi dan motivasi, identifikasi, klasifikasi, verifikasi, konklusi. B. Pemberian informasi dan motivasi, identifikasi, klasifikasi, verifikasi, validasi, dan konklusi. 56

219 C. Pemberian informasi, motivasi, identifikasi, verifikasi, konklusi. D. Pemberian informasi dan motivasi, identifikasi, klasifikasi, verifikasi, konklusi, evaliasi, dan refleksi. 23. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang memberi pengaruhi dalam pemilihan metode pembelajaran, antara lain: A. Peserta didik, dinamika kelas, fasilitas pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi, waktu, guru. B. Peserta didik, dinamika kelas, fasilitas pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi, waktu, guru. C. Peserta didik, dinamika kelas, fasilitas pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi, waktu, guru. D. Peserta didik, dinamika kelas, fasilitas pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi, waktu, guru. 24. Teknik pembelajaran merupakan prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Konsep pengertian tersebut dinyatakan oleh... A. John Dewey B. Kilpatrick C. Rowntree D. L. James Havery 25. Yang termasuk teknik khusus dalam pembelajaran adalah... A. Teknik ceramah B. Teknik tanya jawab C. Teknik menulis D. Teteknik diskusi 57

220 KUNCI JAWABAN Soal 1 Pertanyaan Jawaban, Alasan Skor Maks Skor (S) 1 Behavioristik, 2 Ketika pendidik memberi contoh, kemudian peserta didik menirukan 2 Kognitif, 2 Ketika peserta didik mempraktikkan apa yang telah dicontohkan oleh pendidik. 2 Konstruktivistik, 2 Ketika peserta didik membuat kesimpulan, bagaimana cara mengikir rata dengan baik 2 2 Prinsip tujuan 2 Ketika pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran 2 Prinsip kesiapan, 2 Ketika pendidik menunjukkan hasil pengikiran yang baik dan buruk, untuk memberikan bekal pengetahuan awal 2 Prinsip belajar psikomotorik 2 Ketika peserta didik mempraktikkan apa yang telah dicontohkan oleh pendidik Nilai S/24 x 100 = 58

221 Soal 2 1. Kriteria Penilaian Kriteria penilaian yang digunakan dalam materi pokok 1 ini adalah : Satu soal jika betul mendapatkan skor : 4, sehingga total skor : 20 x 4 = 100, maka rumus nilai akhir adalah : Nilai Akhir Materi Pokok 1 = Jumlah jawaban betul x 4 2. Kunci jawaban Kunci jawaban evaluasi materi pokok 2 yaitu Pendekatan, Strategi, Metode Dan Teknik Pembelajaran NO JAWABAN NO JAWABAN 1. C 14. A 2. D 15. B 3. B 16. B 4. C 17. B 5. C 18. C 6. A 19. C 7. C 20. A 8. A 21. A 9. D 22. A 10. A 23. D 11. A 24. D 12. D 25. C 13. D 26 59

222 60

223 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Ginting Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora. Adityatriastuti pengertian dari Strategi, Pembelajaran, Metode, Teknik, dan Model, Menurut Beberapa Ahli. Bell-Gredler, M.E. (1986). Learning and Instruction: Theory into Practice. New York: Macmil'.an Publishing Cahyo, Agus N Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta: Diva Press Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Depdiknas Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Dirjen Mandikdasmen, Depdiknas. Dick and Carey Systemic Design Instruction. Glenview: Illois harper Collins Pubhliser. Dimjati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Direktorat Pembinaan SMA Juknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan di SMA. Jakarta : Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Tenaga Kependidikan Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta : Dipdiknas,. Hamzah B.Uno Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Handoko, Hani T, dan Reksohadiprodjo Sukanto Organisasi Perusahaan. Edisi kedua Yogyakarta: BPFE Harsono Aplikasi SCL dalam Proses Pembelajaran dalam Hendyat Soetopo Pendidikan Dan Pembelajaran. Malang: UMM Press. 61

224 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Made Wena Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara. Martinis Yamin dan Maisah Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: GP Press Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, Roestiyah, N.K Didaktik Metodik, Jakarta: PT. Bina Aksara. Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta : Kencana prenada Media Group. Solso, Robert L., Cognitive Psychology, New York: Pearson Educational, Suparman Atwi Desain Instruksional. Jakarta: PAU Universitas Terbuka. Suprijono, Agus Cooperative Learning Teori dan Aplkasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sudjana, Nana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suyono dan Hariyanto Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Rosda Syaiful Bahri Djamarah, dkk Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Trianto Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Winarno Surakhmad Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsito,

225 Pengertian_Pendekatan,_strategi,_metode,_teknik,_taktik.pdf

226 64

227

228

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan Rangka CASIS GEOMETRI RODA 1. Komponen kendaraan Motor : Blok motor dan kepala silinder serta perlengkapannya sistem bahan bakar bensin atau diesel Casis : 1. Sistem kemudi 2. Pegas dan peredam getaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN No Inti Guru (KI) Standar Guru (SKG) Guru Mata 1. Pedagogik Menguasai karakteristik peserta 2. Menguasai karakteristik peserta 3. Menguasai

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL Fungsi sistem kemudi Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda. Sistem kemudi harus dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION PRAKTEK GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION 1. Tujuan Khusus Pembelajaran P e s e r t a b e l a j a r d a p a t Membongkar gigi kemudi type rak dan pinion Memeriksa bagian-bagian gigi kemudi type rak dan pinion

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., ,

Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., , Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., 08123305762, email: bintorob@yahoo.com Penelaah : Suwarto Jati Kusuma, S.Pd., M.Eng., 081615778001, email: suwartojatikusuma@yahoo.com Copyright 2016 Pusat Pengembangan

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN GENERAL SISTEM UTAMA KENDARAAN RINGAN DAN FUNGSINYA 10 001 1 BUKU INFORMASI Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih,

Lebih terperinci

SISTEM POROS PROPELLER

SISTEM POROS PROPELLER SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM POROS PROPELLER 22 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM POROS PROPELLER) URAIAN Propeller Shaft Propeller Shaft berfungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Suspensi Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan yang bergelombang sehingga menambah kenyamanan berkendara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SMK KRTNEGR WTES K. KEDIRI SISTEM PEMINDH TENG (SPT) TRNSMISI MNUL . TRNSMISI MNUL PEMELIHRN / SERVICE TRNSMISI MNUL URIN. Saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak dibutuhkan momen yang besar.untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Pada gambar 4.1 menggambarkan sebuah langkah dari proses pelayanan perawatan kendaraan yang dilakukan oleh menejemen Astrido Daihatsu Kebon Jeruk agar

Lebih terperinci

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual 20 BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PENGERJAAN TRANSMISI 4.1.1 Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual Catatan : Transmisi manual yang ditinjau dalam servis ini adalah transmisi manual

Lebih terperinci

SISTEM POROS PROPELLER

SISTEM POROS PROPELLER SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM POROS PROPELLER 22 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM POROS PROPELLER) URAIAN Propeller Shaft Propeller Shaft berfungsi

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Transmisi Fungsi transmisi adalah untuk meneruskan putaran dari mesin ke arah putaran roda penggerak, dan untuk mengatur kecepatan putaran dan momen yang dihasilkan sesuai

Lebih terperinci

Indikator Esensial/ Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Indikator Esensial/ Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) KISI KISI PROFESIONAL UKG 2015 TEKNIK KENDARAAN RINGAN No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLI AN/BK Indikator Esensial/ Indikator Pencapaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin. BAB II DASAR TEORI 2.1 REM 2.1.1 Fungsi Rem Pada saat kendaraan mulai meluncur di jalanan, maka kelajuan akan tetap ada pada kendaraan itu walaupun mesin sudah dimatikan atau permindahan tenaga yang menggerakan

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

1.2.3 Merawat berkala sistem pelumasan dan pendinginan Menelaah prinsip kerja sistem pemasukan dan pembuangan

1.2.3 Merawat berkala sistem pelumasan dan pendinginan Menelaah prinsip kerja sistem pemasukan dan pembuangan KISI KISI PROFESIONAL UKG 2015 TEKNIK KENDARAAN RINGAN No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU a b c d e KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/K Indikator Esensial/ EAHLIAN/BK Indikator

Lebih terperinci

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL 27 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL) URAIAN. FUNGSI DIFFERENTIAL. 1. Menyesuaikan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS Mata Pelajaran : Keterampilan Vokasional Paket Keterampilan :Teknologi Industri Jenis Keterampilan : Otomotip SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA TUNA GRAHITA

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Kusnadi D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal ABSTRAK Kendaraan bermotor berjalan dengan normal jika salah satu syaratnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471 PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Kurnia Dwi Artika 1, Rusuminto Syahyuniar 2, Nanda Priono 3 1),2) Staf Pengajar Jurusan Mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gokart Gokart merupakan salah satu produk yang sarat dengan teknologi dan perkembangan. Ditnjau dari segi komponen, Gokart mempunyai beragam komponen didalamnya, namun secara

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTEK MEMELIHARA SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

JOBSHEET PRAKTEK MEMELIHARA SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN JOBSHEET PRAKTEK NAMA SEKOLAH KOMPETENSI KEAHLIAN MATA PELAJARAN KELAS NAMA PRAKTEK SMK TEKNIK KENDARAAN RINGAN MEMELIHARA SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN XI OVERHOUL KARBORATOR / KIJANG TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1 Alur Proses Perawatan 31 1. Customer mengambil nomor antrian pada mesin antrian. 2. Customer memberikan data mobil beserta keluhannya kepada

Lebih terperinci

GIGI KEMUDI TYPE BOLA BERSIRKULASI

GIGI KEMUDI TYPE BOLA BERSIRKULASI PRAKTEK GIGI KEMUDI TYPE BOLA BERSIRKULASI 1. Tujuan Khusus Pembelajaran 2. Alat P e s e r t a b e l a j a r d a p a t Membongkar gigi kemudi type bola bersirkulasi Memeriksa bagian-bagian gigi kemudi

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL 48 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL 1. Gambar Komponen Transmisi Manual. 2.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( ) MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT Rian Alif Prabu (12504244022) Septian Dwi Saputra (12504244032) Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2016 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL

APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL Silinder Master 1. Konstruksi Dan Nama Nama Bagian Bagian Silinder Master : 1 2 13 3 14 4 12 11 10 9 8 7 6 5 Bagian bagian 1. Silinder 2. Cairan rem 3. Lubang penambhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 68 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 1. Gambar komponen-komponen differential. 17 12 15 4 1 2 3 7 18 13

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1, Alur proses perawatan (Sumber: Astrido group. 2016) 25 1 Customer mengambil nomor antrian pada mesin antrian. 2 Customer memberikan data

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB V PERSIAPAN MENGHIDUPKAN, MENGHIDUPKAN, MEMATIKAN DAN MENJALANKAN TRAKTOR Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kemudi Di dalam sebuah sistem kemudi ada dua faktor yang menjadi tujuan dari setiap pengembangan teknologi otomotif yaitu mempermudah pengendalian kendaraan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-sehari. Maka dari itu banyak masyarakat atau konsumen yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. Pendahuluan Operasi sepeda motor yang tanpa kerusakan dan aman, dan juga umur yang panjang adalah idaman dari setiap pemilik sepeda

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG Gambar 4.1, Alur proses perawatan 31 Mulai Masukkan Mobil ke stall Diteksi sistem yang mengalami kerusakan Pembongkaran

Lebih terperinci

SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA

SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 87 A. KEPALA SILINDER 1. Kontruksi. Kepala silinder (cylinder Head) berfungsi

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL SMK KRTNEGR TES K. KEDIRI SISTEM PEMINDH TENG (SPT) SISTEM GRDN / DIFFERENTIL 27 PEMELIHRN / SERVICE UNIT FINL DRIVE ( SISTEM GRDN / DIFFERENTIL) URIN. FUNGSI DIFFERENTIL. 1. Menyesuaikan putaran roda

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati JOB SHEET TEKNOLOGI SEPEDA I. Standar Kompetensi: Memeriksa sistem kopling otomatis sepeda motor (Ganda) II. III. IV. Kompetensi Dasar 1. Melakukan bongkar pasang kopling otomatis tipe tunggal dengan cara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM Diskripsi Unit Kompetensi: Kompetensi ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap pada pekerjaan melepas, memeriksa dan menyetel komponen rem piringan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/0& Revisi : 0 Tgl : 6 Februari 0 Hal dari I. Kompetensi : Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :. Melepas dan memasang semua komponen mesin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan BAB II DASAR TEORI Powertrain adalah sistem penyaluran daya dari mesin ke roda penggerak kendaraan (ban). Powertrain pada kendaraan dengan roda penggerak depan memiliki komponen penyusun utama yaitu clutch,

Lebih terperinci

Rem Kantilever. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman

Rem Kantilever. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman (Bahasa Indonesia) DM-RCBR001-00 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Rem Kantilever BR-CX70 BR-CX50 BL-4700 BL-4600 BL-R780 BL-R3000 ST-7900 ST-6700 ST-5700

Lebih terperinci

Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda

Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda Pegas Dan Stabilisator Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda Selain itu juga menjamin roda tetap menapak pada jalan Pemegasan pada kendaraan

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ 3.1 MetodePahldanBeitz Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SMK KRTNEGR WTES K. KEDIRI SISTEM PEMINDH TENG (SPT) TRNSMISI MNUL . TRNSMISI MNUL PEMELIHRN / SERVICE TRNSMISI MNUL URIN. Saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak dibutuhkan momen yang besar.untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC 26 A. Daftar Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max Pick-Up 1500cc Tabel 3.1 Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max (Sumber : http://counterdaihatsu.files.wordpress.com/2011/12/spek-gmpu.jpg)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN SMK... Mata Pelajaran : Motor otomotif Kelas/Semester : XI/2 Pertemuan Ke- : 1,2,3,4,5,6,7,8. Alokasi Waktu : 32 x 45 menit Standar Kompetensi : Perbaikan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER Petunjuk Lembar Kerja Siswa Ikuti prosedur Tune Up seperti pada video yang anda saksikan Tayangan dan petunjuk di video adalah terbatas, tetapi prosedur

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR REKONDISI DAN MODIFIKASI SISTEM PENGGERAK, SISTEM REM DAN SISTEM KEMUDI MOBIL LISTRIK Disusun guna memenuhi sebagian syarat Untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB 7 ULIR DAN PEGAS A. ULIR Hal umum tentang ulir Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder,

BAB 7 ULIR DAN PEGAS A. ULIR Hal umum tentang ulir Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder, BAB 7 ULIR DAN PEGAS A. ULIR Hal umum tentang ulir Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder, ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

Bisnis Jual Beli Mobil Bekas. Karya Ilmiah Tentang Bisnis. Oleh ; Ardhi Fadli Adi NIM : Kelas ; SI TI 1K

Bisnis Jual Beli Mobil Bekas. Karya Ilmiah Tentang Bisnis. Oleh ; Ardhi Fadli Adi NIM : Kelas ; SI TI 1K Bisnis Jual Beli Mobil Bekas Karya Ilmiah Tentang Bisnis Oleh ; Ardhi Fadli Adi NIM : 10.11.4331 Kelas ; SI TI 1K STIMIK AMIKOM JOGYAKARTA 2011 Kata pengantar Dan Tujuan karya ilmiah ini dengan penuh kemudahan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/9&0 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat:. Melepas dan memasang semua komponen mesin dengan

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang (Indonesian) DM-RD0004-08 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE XTR RD-M9000 DEORE XT RD-M8000 Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING...

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI

DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI SMK MUHAMMADIYAH BULAKAMBA - BREBES DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI FINAL DRIVE ( GARDAN ) Fungsi Final drive pada kendaraan adalah untuk merubah arah putaran poros propeller kearah

Lebih terperinci

MAKALAH. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Service Kendaraan semester genap tahun 2014/2015 yang diampu oleh Ir. Bambang Sulistiyono, M.T.

MAKALAH. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Service Kendaraan semester genap tahun 2014/2015 yang diampu oleh Ir. Bambang Sulistiyono, M.T. FUNGSI, PRINSIP KERJA, KOMPONEN, MACAM-MACAM, SISTEM PENGOPERASIAN, PERAWATAN DAN PEMBONGKARAN, PEMERIKSAAN BESERTA PEMASANGAN TRANSMISI MANUAL HONDA JAZZ MAKALAH Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB IV USULAN UJI KELAYAKAN BUS AKAP (ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI) UNTUK INDONESIA

BAB IV USULAN UJI KELAYAKAN BUS AKAP (ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI) UNTUK INDONESIA BAB IV USULAN UJI KELAYAKAN BUS AKAP (ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI) UNTUK INDONESIA 4.1 Prosedur Uji Kelayakan Bus AKAP Prosedur uji kelayakan bus AKAP ataupun kendaraan bermotor lain akan mengikutsertakan

Lebih terperinci

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakkan degan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol

BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI Perawatan rem yang dilakukan Memeriksa Drum Tromol Memeriksa Ketebalan Kanvas Memeriksa Pegas Pengembali Memeriksa Penahan

Lebih terperinci

Tuas pemindah. Panduan Dealer JALANAN MTB. RAPIDFIRE Plus ST-M4000 ST-M4050 ST-T4000 ST-T3000 ST-M370. Tiagra ST-4600 ST-4603 SORA ST-3500 ST-3503

Tuas pemindah. Panduan Dealer JALANAN MTB. RAPIDFIRE Plus ST-M4000 ST-M4050 ST-T4000 ST-T3000 ST-M370. Tiagra ST-4600 ST-4603 SORA ST-3500 ST-3503 (Bahasa Indonesia) DM-ST0001-05 Panduan Dealer Tuas pemindah MTB RAPIDFIRE Plus ST-M4000 ST-M4050 ST-T4000 ST-T3000 ST-M370 EZ-FIRE Plus ST-EF65 ST-EF51 ST-EF51-A ST-TX800 ST-EF41 ST-EF40 JALANAN Tiagra

Lebih terperinci

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Tahap Pengujian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul Tune Up Roller CVT Diameter 15mm Roller CVT Diameter 16mm Roller CVT Diameter 17mm Variasi Putaran Mesin Pengukuran Daya

Lebih terperinci

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 74 TUNE UP MESIN BENSIN 4 LANGKAH PENGERTIAN TUNE UP Jumlah kendaraan mobil sampai

Lebih terperinci

Lampiran 6. Jobsheet Kopling

Lampiran 6. Jobsheet Kopling Lampiran 6. Jobsheet Kopling TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOB SHEET KOPLING Semester Gasal PENYETELAN KOPLING 225 Menit No. JST/XI/TKR/PCPT/01 Tgl : 30 Agustus 2016 Jumlah Halaman : 6

Lebih terperinci

KOPLING. Gb. 1 komponen utama kopling

KOPLING. Gb. 1 komponen utama kopling KOPLING Kopling adalah suatu mekanisme yang dirancang mampu menghubungkan dan melepas/memutuskan perpindahan tenaga dari suatu benda yang berputar kebenda lainnya. Pada bidang otomotif,kopling digunakan

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K

MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Lebih terperinci