Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda"

Transkripsi

1 Pegas Dan Stabilisator Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda Selain itu juga menjamin roda tetap menapak pada jalan Pemegasan pada kendaraan dihasilkan oleh : ban, pegas suspensi dan pegas tempat duduk Massa tak terpegas ( A ), meliputi : Roda, rem, aksel dan ½ pegas bagian bawah B Massa terpegas ( B ),meliputi : Bodi dan semua komponen yang melekat pada bodi, penumpang barang dan ½ pegas bagian atas Kendaraan semakin nyaman jika massa tak terpegas semakin ringan 1. Macam Macam Pegas 1.1. Pegas Daun Sifat Sifat : Konstruksi sederhana Dapat meredam getaran sendiri ( gesekan antara daun pegas ) Berfungsi sebagai lengan penyangga ( tidak memerlukan lengan memanjang dan melintang ) Penggunaan : Aksel depan / belakang, tanpa / dengan penggerak roda 1.2. Pegas Koil Sifat Sifat : Langkah pemegasan panjang Tidak dapat meredam getaran sendiri 12

2 Tidak dapat menerima gaya horisontal ( perlu lengan lengan ) Energi beban yang diabsorsi lebih besar daripada pegas daun Dapat dibuat pegas lembut Penggunaan : Pada suspensi independen dan aksel rigrid 1.3. Pegas Batang Torsi ( Puntir ) Memerlukan sedikit tempat Energi yang diabsorsi lebih besar daripada pegas lain Tidak mempunyai sifat meredam getaran sendiri Dapat menyetel tinggi bebas mobil Langkah pemegasan panjang Mahal Penggunaan : Suspensi Independen 1.4. Pegas Hidropneumatis Sifat sifat : Elastisitas tinggi Saat pemegasan tidak timbul gelembung udara pada oli Dapat untuk mengatur tinggi bebas kendaraan Penggunaan : Kendaraan penumpang / sedan 2. Stabilisator : Stabilisator berfungsi untuk mengurangi efek rolling bodi kendaraan dan memperbaiki sifat jalan belok kendaraan 3. Peredam Getaran ( Shoc Absorber ) 3.1. Fungsi Peredam Getaran : Adalah untuk meredam getaran karoseri dan aksel, sehingga jalannya kendaraan dapat memberikan kenyamanan pada penumpang. Energi gerak dari bagian yang bergetar dirubah melalui gerakan menjadi panas 13

3 3.2. Prinsip Kerja Peredam Getaran Pada saat terjadi pemegasan, peredam getaran menerima beban tekan dan tarik Katup tekan Batang torak Gas Membran Torak Oli Pipa besar Katup tarik Tabung pipa Langkah tekan : Oli berpindah melalui lubang besar tahanan oli yang berpindah kecil Langkah tarik : Oli berpindah melalui lubang kecil tahanan oli yang berpindah besar Kesimpulan : Peredam getaran pada langkah tarik lebih kuat daripada langkah tekan 3.3. Peredam Getaran Jenis Dua Pipa ( Twin Tube Type Shock Absorber ) Pemegang Batang torak Katup Tabung Silinder Katup dasar Perapat Ruang kerja Ruang persediaan oli Katup anti balik Katup daun Katup anti balik Katup daun Sifat Sifat : Pemindahan panas kurang baik Dapat timbul gelombang udara ( kavirasi ) Murah 14

4 Penggunaan : Pada kebanyakan mobil sedan dan truk 3.4. Peredam Getaran Jenis Satu Pipa / Tekanan Gas ( Mono Tube Type Shock Absorber ) Gas Perapat Membran Oli Batang torak Batang Perapat Katup Torak Gas Platnya Karet/perapat Sifat sifat : Pemindahan panas baik Tidak timbul kavitasi ( gelembung udara ) Volume oli besar pada ruang kerja Tekanan gas merapat = 120 bar Penggunaan : Mobil mobil penumpang ( taxi ) 15

5 Camber 1. Difinisi Camber Kemiringan roda bagian atas ke dalam atau keluar terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan 1.1 Camber Positif ( + ) α Bagian atas miring keluar jika dilihat dari depan kendaraan, sehingga garis vertikal dengan garis tengah roda membentuk sudut α ( sudut camber + ) 1.2 Camber negatif ( - ) Bagian roda miring ke dalam jika dilihat dari depan kendaraan, sehingga garis vertikal dengan garis tengah roda membentuk sudut α ( sudut - ) 1.3 Camber Nol ( 0 ) Garis tengah roda sejajar dengan garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan disebut camber 0 16

6 2. Fungsi Camber 2.1 Camber positif ( + ) Perpanjangan garis tengah roda akan bertemu pada permukaan jalan 0 sehingga roda akan cenderung menggelinding mengelilingi titik 0 ( rolling camber ) Dengan adanya rolling camber, gaya untuk memutar kemudi menjadi lebih ringan. Camber positif menyebabkan pengemudian menjadi ringan Penggunaan : Hampir semua jenis kendaraan 2.2 Camber negatif ( - ) Pada camber negatif jarak titik kontak terhadap 2 jalan ( 1 1 ) dengan titik putar kemudi terhadap jalan ( 2 ) makin jauh Rolling camber mengarah ke dalam ( 0 ) Arah rolling camber dan jarak titik ( 1 ) dan ( 2 ) menyebabkan gaya ke samping besar. Camber negatif menyebabkan pengemudian berat. Penggunaan : Pada mobil dengan kecepatan tinggi / mobil balap 17

7 2.3 Camber nol ( 0 ) Pada camber nol, rolling camber tidak ada Jarak titik 1 dan 2 masih cukup besar Tidak ada rolling camber dan jarak 1 dan 2 cukup besar menyebabkan stabilitas pengemudian berkurang. Camber nol menyebabkan stabilitas pengemudian berkurang. Contoh penggunaan : Mercy type 2000, 200, 2400, 240 TD, 300 D, 300 TD, 230, Honda Civic 1300, 1500 dan mobil FORD Kesimpulan fungsi camber : Fungsi camber memperingan pengemudian 3. Besar Sudut dan Perbedaan Sudut Camber Besar Sudut Camber : Besar sudut camber umumnya : Besar sudut camber yang sering dipakai : Perbedaan Sudut Camber : Yang dimaksud perbedaan sudut camber adalah perbedaan sudut camber kiri dan kanan Perbedaan sudut camber yang diijinkan biasanya ± ½ 0 (30 menit ) Apa yang terjadi jika perbedaan sumbu camber terlalu besar? Rolling camber roda kiri menarik lebih kuat sehingga kendaraan berjalan cenderung ke arah kiri 18

8 Caster 1. Difinisi Kemiringan sumbu putar kemudi ( king pin ) terhadap garis tengah roda vertikal jika dilihat dari samping kendaraan Caster Nol Tidak ada kemiringan pada sumbu king-pin terhadap garis tengah roda vertikal Caster Negatif ( - ) Bagian atas sumbu kilng-pin berada di depan garis tengah roda vertikal 0 dan bagian bawah sumbu king pin berada di belakang 1.2 Positif ( + ) Bagian atas sumbu king-pin berada di belakang garis tengah roda vertikal 0 dan bagian bawah sumbu king-pin berada di depan 2. Fungsi Caster 2.1 Saat Jalan Lurus Depan Garis Vertikal F A B Fr F = Gaya penggerak Fr = Gaya reaksi ( yang digerakkan ) 19

9 Gaya penggerak F bekerja pada titik A dan menarik roda ( yang digerakkan ) di titik B. Tahanan gelinding roda memberikan perlawanan (reaksi) yang arahnya berlawanan (Fr). Dengan demikian reaksi gaya gelinding roda yang ditarik akan selalu segaris dan arahnya berlawanan dengan arah gaya, penggerak. Saat jalan lurus, caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus walau roda kemudi dilepas 2.2 Saat belok Spindel bergerak naik Badan mobil kanan bergerak turun dan camber berubah ke arah negatif Spindel bergerak turun Badan mobil kiri bergkerak naik camber berubah ke arah positif Dengan berubahnya camber roda luar ke arah negatif permukaan jalan dengan baik. ( Tidak mudah slip keluar radius jalan ). ban menopang pada 3. Besar sudut caster dan perbedaan yang diijinkan Sudut caster umumnya : ( ) Perbedaan yang diijinkan antara roda kiri dan kanan : 30 ( 30 menit ) 20

10 Toe Dan Sudut Belok 1. Difinisi Toe Selisih jarak antara roda bagian depan dengan roda bagian belakang jika dilihat dari atas kendaraan 1.1 Toe Nol ( 0 ) A B Toe nol, roda kiri dan kanan pada posisi pararel Jarak A = B 1.2. Toe in ( Toe positif ) A B 1.3. Toe out ( Toe negative ) Roda bagian depan berada pada posisi saling mendekat Toe-in : A < B Disebut juga toe positif A Roda bagian depan berada pada posaisi saling menjauh Toe-out : A > B B 21

11 2. Sudut Belok Sudut belok adalah sudut roda untuk membelokkan kendaraan, dalam hal ini dilayani oleh sistem sambungan kemudi Ada berapa permasalahan pada konstruksi sistem sambungan kemudi : 2.1 Kemudi klng-pin Lengan kemudi menggerakkan aksel berputar pada titik pusatnya Sudut elok roda kiri sama dengan sudut belok roda kanan Tidak digunakan pada mobil penumpang karena konstruksi, kendaraan menjadi tinggi Biasa digunakan pada kereta gandeng ( truk gandeng ) 2.1. Kemudi Lengan Trapesium β α β = Sudut roda dalam α = Sudut roda luar δ = Selisih sudut roda dalam dan sudut roda luar Dengan prinsip Acherman Janteau didapatkan titik pusat lingkaran belok semua roda yang terpusat sehingga kendaraan dapat membelok dengan baik tanpa menimbulkan gesekan antara ban dengan permukaan jalan Konstruksi ini digunakan pada setiap kendaraan 22

12 Sudut King Pin Dan Offset 1. Difinisi Sudut king-pin adalah : Kemiringan sumbu king pin terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan 2. Fungsi Sudut King Pin TL Tb KB Tb KL KB Posisi belok kanan Posisi lurus Posisi belok kiri TL = Tinggi saat posisi lurus KL = Panjang pegas saat lurus Tb = Tinggi saat belok KB = Panjang pegas saat belok Perhatikan pada gambar pada saat belok kanan king pin terangkat ke atas dan saat belok kiri juga naik Goresan ke atas king pin diteruskan ke pegas dan body kendaraan ( melepas gaya berat kendaraan FW ) Perubahan tinggi king pin menyebabkan gaya balik kemudi ke posisi lurus Sudut king ping berfungsi untuk mengembalikan sikap roda ke posisi lurus setelah membelok 3. Difinisi Offset : Jarak antara titik temu, garis tengah roda terhadap permukaan jalan dengan titik temu perpanjangan garis sumbu king pin terhadap permukaan jalan disebut Off Set 4. Kesimpulan 4.1. Besarnya sudut king pin dan camber menentukan besarnya offset ( lihat halaman 1 ) 4.2. Jika jarak offset terlalu besar, lengan lengan kemudi bekerja terlalu berat, efek pengemudian terasa berat efek pengereman menjadi jelek 4.3. Sudut king pin pada umumnya :

13 CASIS DAN PEMINDAH TENAGA SISTEM KEMUDI Pendahuluan Fungsi Sistem Kemudi Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk : Merubah arah gerak kendaraan melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi. 1. Bagian bagian sistem kemudi Poros utama Sambungan bola ( ball joint suspensi ) Sambungan bola ( ball jont ) Roda kemudi Batang kemudi Roda gigi kemudi Tig - Rod Lengan pitman Lengan idler Lengan kemudi Batang penghubung Penggunaan : Kijang, Hiace, Panther, dll 24

14 2. Gigi Kemudi Jenis Rak Dan Pinion Sambungan bola Tie Rod Pinion Rak Penyetel Karet penutup Sambungan bola Cara kerja : Pinion diputar ( dengan memutar roda kemudi ) rak bergerak ( ke kiri dan ke kanan ) Gigi Kemudi Jenis Cacing Dan Rol Gigi Kemudi Jenis Bola Sirkulasi Roda gigi cacing Mur kemudi Sektor Baut kemudi Bantalan bola Rol Batang kemudi Mur kemudi Lengan pitman Bola Batang kemudi Cara kerja : Gerak putar roda kemudi dirubah menjadi gerak ayun pada lengan pitman dan, melalui roda gigi cacing rol Cara kerja : Perubahan gesek -- Gerak putar baut kemudi ( Roda kemudi ) gerak lurus ( memanjang ) mur kemudi gerak ayunan lengan pitman ( melalui sektor ) 25

15 Pengaman Pada Sistem Kemudi Sistem kemudi jenis biasa Sistem kemudi ini tidak mempunyai elemen pengaman sehingga bila terjadi kecelakaan, tidak aman bagi penumpang Roda kemudi Bentuk aman Bentuk tidak aman Permukaan besar Permukaan kecil Untuk badan sopir Macam Macam Pengaman Batang Kemudi Jenis baut lepas dan kotak seng Gaya yang timbul akibat tabrakan melepas baut pada sambungan kemudi Gaya akibat tabrakan juga diredam oleh kotak seng 1. Baut lepas 2. Karet peredam 3. Kotak seng 26

16 Batang Luncur Jenis Bola Keadaan normal 1. Poros utama bawah 2. Tabung batang atas Batang utama atas 4. Tabung batang kemudi bawah 5. Pen plastik 6. Bola bola baja Setelah terjadi tabrakan Gaya akibat tabrakan memutuskan pen plastik Poros utama terdorong maju Tabung atas dan tabung bawah dihubungkan oleh bola baja Tahanan luncur bola-bola baja menyerap gaya akibat tabrakan 27

17 Penguat Tenaga Kemudi ( Power Steering ) Fungsi : Penguat tenaga kemudi adalah peralatan tambahan pada sistem kemudi yang berfungsi untuk meringankan kerja pengemudian Hal hal yang mempengaruhi beratnya kemudi adalah : Kecepatan rendah ( Contoh : parkir ) Kesalahan penyetelan geometri roda Tekanan ban rendah Profil ban ( lebar ban ) Perbandingan gigi kemudi yang tinggi Kerusakan pada sistem pompa Prinsip Kerja Penguat tenaga kemudi bekerja atas dasar tekanan fluida ( fluida yang digunakan biasanya ATF ), Automatic Transmission Fluida Tekanan fluida didapatkan dari pompa yang digerakkan oleh motor Tekanan fluida diatur oleh katup untuk diarahkan ke silinder sebelah kiri atau kanan ( pada saat belok ) atau dikembalikan ke reservoar ( pada saat jalan lurus ) Katup pada posisi netral Tekanan fluida langsung kembali ke reservoar Tekanan didalam silinder kanan dan kiri sama Torak diam ( tidak ada tekanan fluida yang mendorongnya ) 28

18 Komponen Komponen Sistem Penguat Tenaga Kemudi 1. Reservoar 2. Unit Pompa 3. Pipa pendingin 4. Unit pengatur sirkit aliran minyak 5. Rumah gigi kemudi 6. Saluran pembagi 29

19 Pelek 1. Fungsi Dan Tuntutan Pelek Pelek adalah bagian dari roda yang berfungsi untuk menerima berat dan semua beban (gaya) yang ditimbulkan oleh kondisi jalan. Oleh karena itu pelek dituntut harus : Kuat dan ringan Dapat memindahkan panas dengan baik (rem, gesekan ban) Perawatan mudah 2. Fungsi Dan Tuntutan Pelek Dudukan tutup roda Pelek Piringan Lubang baut Lubang pusat Lubang pendingin Lubang pentil Piringan Pelek Dudukan ban Dudukan pelek Bukit pengaman Tanduk pelek Diameter pelek 30

20 3. Ukuran Pelek Pelek Utuh Digunakan pada kendaraan ringan : sedan, jeep Bukit pengaman (Hump) jumlah 2 buah Diameter pelek. inchi Bentuk dasar pelek Tinggi tanduk pelek Lebar mulut pelek.. inchi Bukit pengaman ( 2 buah ) Diameter pelek.. inchi Bentuk dasar pelek Lebar mulut pelek inchi 5194 A : Nomor seri pelek 8/81 : Bolin dan tahun pembuatan (Bulan Agustus, tahun 1981) KPZ : Kode pabrik pembuat pelek (Fa, Kronprinz) 31

21 Pelek Terbagi Digunakan pada kendaraan berat, truk dan bus Tanduk pelek Ring sisi Ring penutup Dasar pelek rata Pada pelek terbagi penggantian ban dapat dilaksanakan dengan mudah Ukuran Lebar mulut pelek ( ). inchi Deameter pelek rata Diameter pelek ( D ). inchi 4. Jenis Jenis Pelek Menurut Bahannya a. Pelek Baja (besi) 32

22 Pelek ini dibuat dari baja yang dipres (dari lembaran baja yang digulung dan dipres) Sifat-Sifatnya : 1) Daya tahan pemakaian tinggi 2) Tingkat kualitas pelek dapat dibuat seragam 3) Murah b. Pelek Alumunium Paduan Kebanyakan pelek jenis ini dibuat dari paduan aluminium dan magnesium Sifat-Sifatnya : 1) Ringan dapat memberikan kenyamanan pada kendaraan 2) Memerlukan mur khusus untuk pengikatan roda 3) Kekencangan mur / baut roda perlu diperiksa berkala (1500 km pertama harus diperiksa) 5. Mur dan Pemasangan Roda (Pelek) Ada dua jenis mur yang digunakan pada pengikatan pelek : bentuk rata dan kerucut. Untuk pelek aluminium paduan Untuk pelek baja Saat melakukan pengencangan mur / baut roda perlu diperhatikan jumlah baut / mur yang digunakan. Perhatikan gambar dibawah ini. Mengapa demikian? Untuk mencegah ke tidak lurusan posisi roda dan penyimpangan penyimpangan sudut-sudut roda. 33

23 Ban 1. Fungsi dan tuntutan ban Ban merupakan bagian dari kendaraan yang langsung berhubungan dengan jalan. Dan berfungsi untuk menjamin kendaraan berjalan nyaman dan aman dengan mengurangi hambatan hambatan gelinding roda. Oleh karena itu banyak sekali tuntutan tuntutan yang harus dipenuhi oleh ban : 1). Tuntutan dasar ( utama ) a. Mampu menahan berat kendaraan dan muatan (arah atas dan bawah ) b. Mampu menahan gaya ( dorongan ) dari samping kiri dan kanan Contoh : Saat belok, zig zag c. Mampu menahan gaya memanjang Contoh : Saat pengereman 2). Tuntutan lain : Kemampuan traksi ( cengkram ) besar Tahanan gelinding kecil Dapat meredam getaran 2. Nama nama bagian

24 1 = Kaki ban ( bemo ) 2 = Dinding samping 3 = Bahu 4 = Telapak ban ( Tread ) 5 = Karkas 6 = Garis pelek 7 = Lilitan kawat / inti 8 = Brad Toe 9 = Karet bagian dalam 10 = Sabuk penguat 11 = Sabuk pengaman 12 = Lapisan karet dalam 13 = Karet penguat 3. Jenis jenis 3.1. Dengan ban dalam dan tanpa ban dalam Ban dengan ban dalam Mempunyai kode tube type Pentil melekat pada ban dalam Ban tanpa ban dalam Mempunyai kode tube less Pentil melekat pada pelek 3.2. Menurut konstruksi ( struktur ) karkasnya Ban bias ( diagonal ) Ban bias atau ban diagonal disebut juga ban konvensional Terdiri dari beberapa lapisan lilitan karkas yang ditenun terhadap garis tengah ban Ban radial Konstruksi terdiri dari dua bagian pokok yaitu : Lililtan karkas ( 1 ) yang ditenun 90 0 terhadap garis tengah ban Sabuk ban ( belt ) yang terdiri beberapa lapis, ditenun terhadap garis tengah ban 35

25 4. Ukuran ban dan aspek ratio 4.1. Ukuran ban = Lebar ban ( W ) 2 = Leba telapak ban = Tinggi ban ( H ) 4 = Tinggi tanduk pelek 5 = Lebar pelek = Pelek 7 = Jari jari roda 4.2. Aspek ratio ( Profil ban ) Aspek ratio adalah perbandingan tinggi ( H ) dan lebar ban ( W ) Aspek ratio ( % ) = H ( tinggi ban ) W ( lebar ban ) x 100 Besar aspek ratio sandart adalah 80 Saat ini aspek ratio telah dibuat sampai 45, tetapi pabrik ban di Indonesia baru memproduksi ratio ban sampai 60 Ketentuan aspek ratio : Aspek ratio rendah Pengendalian kemudi lebih baik Kontak ban lebih besar Kontrol kemudi lebih baik Kurang nyaman Aspek ratio tinggi Pengendalian kemudi kurang baik Kontak ban lebih kecil Kontrol kemudi kurang baik Lebih nyaman 36

26 5. Kode ban ( Tire marking ) 5.1. Ban radial 185 R 14 dalam ban. inchi Ban radial Lebar ban mm R 14 dalam ban.inchi Ban Radial Aspek ratio ban = 70% Lebar ban.mm 195 / 70 Tinggi 70% = 70 x 185 = 125 mm 100 H R Indeks kecepatan Kekuatan pikul ban dalam ban.inchi Ban Radial Aspek ratio ban = 70% Lebar ban.mm 37

27 Goodyear 185 SR 14 G 800 GP Polyster TUBELESS Goddyear = Nama pabrik yang membuat ban 185 = Lebar ban ( mm ) S = Induk kecepatan R = Ban radial 14 = Diameter dalam ( diameter ring ).( inchi ) G 800 GP = Jenis telapak ban Polyster = Jenis bahan yang dipalkai untuk lilitan karkasnya Tubeless = Ban tanpa ban dalam 6. TWI ( TREAD WEAR INDICATORS ) TWI adalah tanda atau indikator yang dipakai untuk menentukan tingkat keausan telapak ban. Tinggi TWI umumnya 1,5 s/d 2 mm diukur dari dasar telapak ban ( lihat gambar ) Baru Aus Keausan telapak ban yang dijalankan, kira kira 1 1,6 mm dari permukaan TWI ke permukaan telapak ban Saat melakukan pengukuran keausan telapak ban, ban harus diisi tekanan angin yang normal 38

28 INDEK KECEPATAN : Index F G J K L M N P Q R S T U H V Z Km/h

29 REM MOBIL 1. Pendahuluan Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus : Dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir Fungsi Rem : Rem kaki : Rem tangan : Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan jalannya kendaraan Rem kaki harus berfungsi untuk semua roda Untuk memacetkan putaran roda ( misal pada saat parkir ) Berfungsi juga sebagai rem cadangan ( misal dalam perjalanan rem kaki tidak berfungsi ) 2. Macam Macam Rem 2.1. Rem Tromol Rem cakram Nama komponen rem tromol Pegas pengembali Kanvas rem Sepatu rem 40

30 Gaya gesek didapatkan dari gesekan antara cakram ( piringan ) dengan pad ( balok rem ) Piringan cakram Kaliper dan pad berputar bersama sama roda terpasang pada aksel 1. Macam Macam Cakram ( Piringan ) 1.1. Cakram penuh Digunakan untuk mobil Ukuran sedang Kecepatan menengah Pendinginan cukup Harga Murah 1.2. Cakram dengan rusuk pendingin Digunakan untuk mobil Ukuran berat Kecepatan tinggi Pendinginan lebih baik 2. Macam Macam Kaliper Harganya Mahal 2.1. Kaliper tetap Kaliper terpasang mati pada aksel Masing masing sisi kaliper terdapat torak Pad dipasang pada kaliper dengan dua buah pin 41

31 3. Penguat Tenaga Rem ( Boster ) Boster adalah perlengkapan tambahan pada sistem rem yang berfungsi untuk memperbesar gaya pengereman Komponen komponen boster Karet diafragma 2. Katup udara 3. Katup vakum 4. Tuas pendorong 5. Katup pengontrol vakum 6. Tuas rekasi 7. Torak boster 8. Tuas pendorong 9. Saluran vakum 10. Katup satu arah 4. Air Brake System ( ABS ) Tujuan Sistem ABS ABS atau ALS (Anti Lock Break) adalah suatu sistem pengatur tekanan rem yang mencegah supaya roda-roda tidak memblokir, walaupun direm dengan gaya penuh Sistem ini meningkatkan pengamanan saat pengereman karena : Roda yang tidak memblokir (saat belok) bisa memindahkan gaya ke samping Jadi tujuan ABS adalah : Menstabilkan mobil saat di rem penuh, wal;aupun konsisi jalan ( ) jelek Mobil masih bisa dikemudikan, walaupun tekanan rem penuh Keausan ban kecil 42

32 Bahaya kecelakaan kecil Sistem ABS pada suatu rem hidraulis adalah sistem yang mulai bekerja, bila salah satu roda mulai memblokir. Selama roda masih berputar tekanan rem mengalir langsung dari master ke silinder roda. Komponen-komponen ABS 1. Silinder master 2. Unit kontrol tekanan rem 3. Komputer 4. Sensor putaran roda 5. Silinder roda 6. Lampu kontrol 7. Sensor putaran aksel belakang Fungsi komponen 1. Silinder master : Membangun tekanan hidraulis sesuai dengan gaya tekan sopir Tekanan hidraulis ini mengalir ke unit tekanan 2. Unit kontrol tekanan rem : Mengatur tekanan hidraulis rem untuk setiap roda sesuai dengan perintah computer 3. Komputer : -Mendapat informasi daris ensor putaran roda Menghitung tekanan ideal untuk setiap roda Mengirimkan perintah pengatur ke unit kontrol tekanan rem Komputer selalu memeriksa fungsi diri secara automatis Bila fungsinya salah, komputer memberi aliran dengan lampu kontrol kepada sopir 4. Sensor putaran roda : Menghitung putaran roda secara induktif dan mengirim signal 43

33 Macam sistem ABS ke komputer Sistem ABS dapat dibedakan berdasarkan jumlah sensor dan aliran pengatur pada tiap silinder roda 2 aliran 2 sensor 2 aliran 3 sensor 4 aliran 4 sensor ( S C S lucas girling Ford ) ( A L B Honda ) ( A B S - Bosh ) Sensor Aliran Pengatur (katup pengatur) Sirkit I Sirkit II Silinder master 44

34 Sistem 2 aliran 2 sensor ( S C S girling ) Sistem ini paling murah dan sederhana Cara kerja : Tiap silinder roda depan dipasang katup pengatur sendiri Tekanan hidraulis silinder roda depan diatur oleh katup pengatur sesuai dengan nilai gesek roda tersebut Roda belakang mendapat tekanan sama besarnya dengan roda depan (untuk sistem diagonal) Tekanan hidraulissilinder roda belakang diturunkan oleh katup pengatur proposional bisa Akibatnya : Roda belakang tidak bisa memblokir bila jalan lurus dan nilai gesek roda dan kiri sama Keuntungan : Harga murah Roda depan tidak bisa memblokir tapi masih bisa mengemudi Kerugian : Bila nilai gesek tidak sama mobil direm penuh dalam kurve rodabelakang akan memblokir, jadi roda menjadi stabil Sistem ini hanya bisa dipakai untuk sirkit diagonal supaya momen putar mobil tidak terjadi terlalu besar 45

35 Sistem 2 aliran 3 sensor ( A L B Honda ) Sistem ini memakai komponen-komponen elktronis untie mengatur pengereman Tekanan hidraulis silinder depan dan belakang akan diatur tersendiri Cara kerja : Saluran hidraulis aksel depan dan belakang terpisah (aksial) Roda depa diatur berdasarkan prinsip select high (pilihan tinggi) Artinya : Roda dengan nilai gesek tinggi memutuskan tekanan rem unutk kedua roda Akibatnya : Roda dengan nilai gesek rendah menjadi slip, yang kedua tidak slip Roda belakang akan diatur berdasarkan prinsipselect low (pilihan rendah) Artinya Roda dengan nilai gesek rendah memutuskan tekan rem unutk kedua roda Akibatnya : Kedua roda tidak slip, tapi rem menjadi tidak sebaik mungkin Keuntungan : * Hanya 2 katup pengatur * Momen putar mobil kecil * Harga sedang Kerugian : * Salah satu dari roda depan bisa memblokir dan hanya 50 % dari gaya mengemudi * Keausan ban besar 46

36 Sistem 4 aliran 4 sensor ( A B S Bosch ) * Sistem ini memakai komponen-komponen elektronika unutk mengatur pengereman * Setiap roda akan diatur tersenditri tetapi kedua roda belakang mendapat tekan sama Cara kerja : Masing-masing roda terdapat sensordan akatup pengatur Roda depan : Tiap roda mendapat tekanan rem sesuai dengan besarnya nilai gesek Roda belakang : Prinsip select row, kedua tekan rem sama Setiap roda diatur sendiri kalau ada sistem s diagonal Keuntungan : Tidaka ada roda yang memblokir Gaya mengemudi masih penuh Mobil selalu dalam keadaan stabil Keausan ban kecil Perhitungan Rem I 1) Pengertian pengereman Pengereman adalah perubahan tenaga Kinteris ( Gerak ) menjadi tenagan panas Contoh percobaan Kita menarik sebuah mobil yang direm diatas permukaan jalan yang rata ( Tenaga kinetis ) 47

37 Saat mobil direm timbul Gesekan pada tromol dengan kanvas dan roda dengan jalan ( Tenaga panas ) Hal yang sama terjadi, jika kita menarik suatu balok dengan berat beban sebesar ( G ) di atas jalan yang rata Besarnya kekuatan seseorang F untuk menarik beban G itu tergantung dari besarnya dari besarnya harga G dan nilai gesek Jadi : F : G. µ F = Gaya pengerasan maks (N) G = Beban (N) µ = Nilai gesek µ Koefisien Gesek adalah : µ = tg α Percobaan Sebuah balok diletakkan pada bidang rata, kemudian bidang tersebut 48

38 dimiringkan. Berapa derajat bidang tersebut harus dimiringkan. sehingga balok dapat mulai meluncur Tabel harga koefisien gesek Jalan beton kering yang kasar : 0,8 Jalan aspal kering : 0,6 Jalan beton basah yang kasar : 0,5 Jalan aspal basah : 0,3 Proses Pengereman Proses pengereman adalah dari saat keterkejutan pengemudi waktu menginjak pedal rem, hingga terjadi perlambatan kendaraan sampai pedal rem dilepas lagi. Waktu melihat Reaksi Gerak bebas Waktu reaksi Waktu ( terkejut ) pengemudi torak pengereman 0-2 0,5-1 0,2-0,3 0,2-0,7 Tergantung Tergantung Tergantung dari Terjadinya Sampai sopir dari reflek dari Jenis dan pengereman melepas Kondisi sopir keadaan yang dimulai pedal Kecelakaan instalasi rem dari 1/2 dari Umur reaksinya P ( bar ) Kerugian waktu : 0,8-4 Waktu pengereman 49

39 Waktu pemberhentian = kerugian waktu + waktu pengereman (S) Perlambatan Selama proses pengereman terjadi, maka kecepatan kendaraan turun untuk menghitungnya, kita memakai perlamabatan ( a ) Yaitu : a = σ V... perubahan kecepatan t waktu yang ditempuh Jika : σv = konstan a = Konstan Pada kenyataannya perlamabatan itu tidak konstan, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini yang didapat dari pesawat diagram perlambatan Untuk perhitungan diagram seperti di atas tidak mempunyai pengaruh, kita dapat menggunakan a rata rata tr = waktu reaksi tb = waktu pada gerak bebas torak tm = waktu membangun pengereman tp = waktu pengereman t tot = Jumlah waktu pengereman teknis 50

40 A = Saat akan menekan pedal rem L = Saat melepas pedal rem Perlambatan Maksimum Dan Perlambatan Rata Rata Perlambatan maksimum tergantung dari nilai µ atau kekerasan permukaan jalan, oleh karena itu a adalah : a maks. = Gaya pengereman. grafitasi Berat kendaraan Dimana : Gaya pengeraman = berat kendaraan G µ Jadi : a maks. = 9,81 G a maks. = µ 9,81 Untuk perhitungan kita hanya memerluka a rata-rata a rata < maks Karena : waktu yang diperlukan untuk membangun gaya pengereman Dalam perhitungan, kita masih memperhitungkan Faktor waktu ( e ), ( e ) adalah kecepatan untuk membangun tekanan di dalam sistem rem, makin besara harga ( e ), makin baik sistem rem tersebut e untuk rem hidraulis 0,8 Jadi : a rata-rata = a maks. E a rata-rata =. 9,81. 0,8 Untuk sistem rem hidraulis yang baik 51

41 52

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin. BAB II DASAR TEORI 2.1 REM 2.1.1 Fungsi Rem Pada saat kendaraan mulai meluncur di jalanan, maka kelajuan akan tetap ada pada kendaraan itu walaupun mesin sudah dimatikan atau permindahan tenaga yang menggerakan

Lebih terperinci

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan Rangka CASIS GEOMETRI RODA 1. Komponen kendaraan Motor : Blok motor dan kepala silinder serta perlengkapannya sistem bahan bakar bensin atau diesel Casis : 1. Sistem kemudi 2. Pegas dan peredam getaran

Lebih terperinci

Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat mengetahui fungsi wheel alignment.

Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat mengetahui fungsi wheel alignment. CHASIS WHEEL ALIGNMENT Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat mengetahui fungsi wheel alignment. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Peserta dapat menyebutkan definisi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Suspensi Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan yang bergelombang sehingga menambah kenyamanan berkendara

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL

APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL Silinder Master 1. Konstruksi Dan Nama Nama Bagian Bagian Silinder Master : 1 2 13 3 14 4 12 11 10 9 8 7 6 5 Bagian bagian 1. Silinder 2. Cairan rem 3. Lubang penambhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar

BAB II LANDASAN TEORI. seperti mesin, suspensi transmisi serta digunakan untuk menjaga mobil agar 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Chassis Chassis merupakan komponen utama pada kendaraan yang terbuat dari material kuat seperti besi dan baja, yang di buat dengan struktur dan perhitungan yang presisi

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suspensi

BAB II DASAR TEORI Suspensi digilib.uns.ac.id BAB II DASAR TEORI 2. 1. Suspensi Suspensi adalah suatu sistem yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.

Lebih terperinci

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL SMK KRTNEGR TES K. KEDIRI SISTEM PEMINDH TENG (SPT) SISTEM GRDN / DIFFERENTIL 27 PEMELIHRN / SERVICE UNIT FINL DRIVE ( SISTEM GRDN / DIFFERENTIL) URIN. FUNGSI DIFFERENTIL. 1. Menyesuaikan putaran roda

Lebih terperinci

SISTEM SUSPENSI & BAN

SISTEM SUSPENSI & BAN SISTEM SUSPENSI & BAN SISTEM SUSPENSI URAIAN Sistem suspensi terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda, dan dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenyamanan. Komponen

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL Fungsi sistem kemudi Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda. Sistem kemudi harus dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body.

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SISTEM SUSPENSI Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SPRUNG WEIGHT DAN UNSPRUNG WEIGHT Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gokart Gokart merupakan salah satu produk yang sarat dengan teknologi dan perkembangan. Ditnjau dari segi komponen, Gokart mempunyai beragam komponen didalamnya, namun secara

Lebih terperinci

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL

SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL 27 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL) URAIAN. FUNGSI DIFFERENTIAL. 1. Menyesuaikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471 PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Kurnia Dwi Artika 1, Rusuminto Syahyuniar 2, Nanda Priono 3 1),2) Staf Pengajar Jurusan Mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kemudi Di dalam sebuah sistem kemudi ada dua faktor yang menjadi tujuan dari setiap pengembangan teknologi otomotif yaitu mempermudah pengendalian kendaraan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III BALANS RODA/BAN

BAB III BALANS RODA/BAN BAB III BALANS RODA/BAN 3.1 TUJUAN Peserta didik dapat : 1. Dapat mengidentifikasi gangguan pada roda / ban 2. Dapat memahami dan menjelaskan balans static dan balans dinamik 3. Dapat membalans roda pada

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Nama : HERDI HARYADI NIM :

Disusun Oleh : Nama : HERDI HARYADI NIM : Disusun Oleh : Nama : HERDI HARYADI NIM : 5353103082 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makalah Sistem Rem ABS membahas tentang system pengereman pada motor ataupun mobil. Tujuan dari makalah ini adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN 3.1 Metode Perancangan Metode yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode sistematis. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : 1. Penjabaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. start. Persiapan alat. Dongkrak roda depan. Setting laser. Setting lavel. Sentering as. Sentering titk roda. setting.

BAB III LANDASAN TEORI. start. Persiapan alat. Dongkrak roda depan. Setting laser. Setting lavel. Sentering as. Sentering titk roda. setting. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Flow chart start Persiapan alat Dongkrak roda depan Setting laser Setting lavel Sentering as Sentering titk roda setting selesai Gambar 3.1 Flow chart proses front wheel aligment(doc

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUN PUSTAKA

BAB III TINJAUN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUN PUSTAKA 3.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang rusak dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com Gesekan Hoga Saragih Gaya Gesekan Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang bergesekan dan arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Beberapa cara memperkecil gaya gesekan dalam kehidupan

Lebih terperinci

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION PRAKTEK GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION 1. Tujuan Khusus Pembelajaran P e s e r t a b e l a j a r d a p a t Membongkar gigi kemudi type rak dan pinion Memeriksa bagian-bagian gigi kemudi type rak dan pinion

Lebih terperinci

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 4.1. Pemeriksaan dan Uji Performa Komponen Setiap kendaraan yang akan dilakukan perbaikan tentunya memiliki beberapa masalah pada komponen yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN GENERAL SISTEM UTAMA KENDARAAN RINGAN DAN FUNGSINYA 10 001 1 BUKU INFORMASI Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berkendara, ketika kendaraan telah mencapai sebuah tikungan dan akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer dan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode & Nama Mata Kuliah : OT 443. CHASSIS OTOMOTIF Topik Bahasan : Kumpulan bahan kajian dan perkuliahan yang menjamin kendaraan berjalan dengan aman dan nyaman Tujuan / Kompetensi

Lebih terperinci

SUSPENSI (suspension)

SUSPENSI (suspension) SUSPENSI (suspension) Suspensi adalah mekanisme yang dipasang di antara body dan roda yang berfungsi untuk menciptakan kestabilan kendaraan (nyaman dan aman) Unsur kestabilan kendaraan : 1. Stabil pengendaraannya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0

Lebih terperinci

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini

Lebih terperinci

PR I PERGERAKAN RODA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT GESEKAN

PR I PERGERAKAN RODA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT GESEKAN Nama : Fatimah NIM : 20214039 Mata Kuliah :Metodelogi Penelitian PR I PERGERAKAN RODA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT GESEKAN Secara prinsip mobil terdiri dari tiga bagian utama. Yang pertama adalah mesin sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Garis Besar Chasis Dan Suspensi Pada sebuah kendaraan terbagi ke dalam beberapa sistem yang merupakan point utama dari adanya sebuah kendaraan, salah satunya sistem chasis meliputi

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN SISTEM HANDBRAKE SEMI OTOMATIS SEBAGAI PERANGKAT SAFETY PADA KENDARAAN

MODIFIKASI DAN PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN SISTEM HANDBRAKE SEMI OTOMATIS SEBAGAI PERANGKAT SAFETY PADA KENDARAAN MODIFIKASI DAN PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN SISTEM HANDBRAKE SEMI OTOMATIS SEBAGAI PERANGKAT SAFETY PADA KENDARAAN Ian Hardianto Siahaan, A Ian Wiyono Prodi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Jalan. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal 34 BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal Sebelum melakukan perbaikan diharuskan melakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gokart saat ini sangat berkembang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam bidang otomotif.

Lebih terperinci

Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., ,

Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., , Penulis : Drs. Bintoro, S.T, M.T., 08123305762, email: bintorob@yahoo.com Penelaah : Ch. Wawan Darmawan, S.Pd, M.Pd., 081233072105, email: chabdrakusuma@yahoo.com Copyright 2016 Pusat Pengembangan dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN SMK... Mata Pelajaran : Motor otomotif Kelas/Semester : XI/2 Pertemuan Ke- : 1,2,3,4,5,6,7,8. Alokasi Waktu : 32 x 45 menit Standar Kompetensi : Perbaikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN 3.1 METODE PERANCANGAN sistematis. Metode perancangan yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode 34 Gambar 3.1 Tahap tahap perancangan

Lebih terperinci

ELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015

ELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015 ELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani 13320001 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015 Defenisi Rem REM merupakan salah satu elemen paling dalam kendaraan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K

MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K MODIFIKASI SISTEM KEMUDI MANUAL MENJADI SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG 5K PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Industri mobil di Indonesia ini sangatlah maju, dalam penggunaannya mobil digunakan sebagai sarana yang dapat membantu kebanyakan orang untuk memindahkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA PRESS RELEASE TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA 10 August 2011 Image not found or type unknown JAKARTA - Hari Raya Lebaran kian dekat dan para pemudik pun siap-siap mudik untuk merayakannya bersama keluarga

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Transmisi Fungsi transmisi adalah untuk meneruskan putaran dari mesin ke arah putaran roda penggerak, dan untuk mengatur kecepatan putaran dan momen yang dihasilkan sesuai

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Pada gambar 4.1 menggambarkan sebuah langkah dari proses pelayanan perawatan kendaraan yang dilakukan oleh menejemen Astrido Daihatsu Kebon Jeruk agar

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP

BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP BAB III ANALISIS FRONT WHEEL ALIGNMENT PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK UP A. Spesifikasi Kendaraan Daihatsu Gran Max SPESIFIKASI PICK UP 1.3 1.5 STD 3W STD 3W BOX 1.3 1.5 DIMENSI Panjang keseluruhan Lebar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

MEKANISME KERJA MESIN TOE TESTER DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT TAMBUN II

MEKANISME KERJA MESIN TOE TESTER DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT TAMBUN II MEKANISME KERJA MESIN TOE TESTER DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT TAMBUN II PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mesin Toe Tester misalnya, penyetelan seperti ini banyak sekali digunakan umumya pada pabrik

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING

MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING MODIFIKASI SISTEM STEERING CHEVROLET LUV MENJADI POWER STEERING PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli

Lebih terperinci

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien BERKENDARA YANG BAIK Sustainability Engineering Design Biogas Power Compressed Renewable Methane Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien 1. Pengecekan Bagian Luar Mobil Sebelum menggunakan mobil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bagian-bagian Utama Pada Truck Crane a) Kabin Operator Seperti yang telah kita ketahui pada crane jenis ini memiliki dua buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah

Lebih terperinci

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM Diskripsi Unit Kompetensi: Kompetensi ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap pada pekerjaan melepas, memeriksa dan menyetel komponen rem piringan

Lebih terperinci

BAB 7 ULIR DAN PEGAS A. ULIR Hal umum tentang ulir Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder,

BAB 7 ULIR DAN PEGAS A. ULIR Hal umum tentang ulir Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder, BAB 7 ULIR DAN PEGAS A. ULIR Hal umum tentang ulir Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder, ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB V PERSIAPAN MENGHIDUPKAN, MENGHIDUPKAN, MEMATIKAN DAN MENJALANKAN TRAKTOR Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL 16 BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL 3.1 Definisi Rem Rem adalah elemen mesin untuk memperlambat atau menghentikan putaran poros, dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki. Efek pengereman

Lebih terperinci

Sistem Suspensi pada Truck

Sistem Suspensi pada Truck Sistem Suspensi pada Truck Halaman 1 dari 4 Fungsi utama sistem suspensi pada kendaraan adalah mendukung berat kendaraan untuk diteruskan ke tanah (ground). Fungsi lain adalah melindungi badan kendaraan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan BAB II DASAR TEORI Powertrain adalah sistem penyaluran daya dari mesin ke roda penggerak kendaraan (ban). Powertrain pada kendaraan dengan roda penggerak depan memiliki komponen penyusun utama yaitu clutch,

Lebih terperinci

Oleh : Bimo Arindra Hapsara Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Proposal Tugas Akhir. Tugas Akhir

Oleh : Bimo Arindra Hapsara Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Proposal Tugas Akhir. Tugas Akhir Proposal Tugas Akhir Tugas Akhir Oleh : Bimo Arindra Hapsara 2106 100 047 Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kecelakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Dongkrak Dongkrak merupakan salah satu pesawat pengangkat yang digunakan untuk mengangkat beban ke posisi yang dikehendaki dengan gaya yang kecil. 2.1.1 Dongkrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Power Steering Dalam mengemudikan kendaraan roda empat, terkadang kita menemukan kendaraan yang mudah untuk dikendarai dan ada juga yang sulit. Salah satu faktornya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SMK KRTNEGR WTES K. KEDIRI SISTEM PEMINDH TENG (SPT) TRNSMISI MNUL . TRNSMISI MNUL PEMELIHRN / SERVICE TRNSMISI MNUL URIN. Saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak dibutuhkan momen yang besar.untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI

DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI SMK MUHAMMADIYAH BULAKAMBA - BREBES DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI FINAL DRIVE ( GARDAN ) Fungsi Final drive pada kendaraan adalah untuk merubah arah putaran poros propeller kearah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-sehari. Maka dari itu banyak masyarakat atau konsumen yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG Cahya Sutowo Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dari dongkrak ulir ini adalah ketahanan atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI Suatu sistem penggerak yang terdapat dalam sebuah mobil tidak lepas dari peranan motor penggerak dan transmisi sebagai penghantar putaran dari motor penggerak sehingga mobil

Lebih terperinci

SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM

SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM Brake System (REM) SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM SISTEM REM ( BRAKE SYSTEM) Fungsi Utama: 1. Mengurangi kecepatan dan menghentikan kendaraan 2. Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun 3. Sebagai alat

Lebih terperinci

Set Roda. Panduan Dealer JALANAN MTB SM-RIMTAPE WH-6700 WH-RS80-C50 WH-RS80-A-C24 WH-RS30-A WH-RS10-A WH-R WH-R501

Set Roda. Panduan Dealer JALANAN MTB SM-RIMTAPE WH-6700 WH-RS80-C50 WH-RS80-A-C24 WH-RS30-A WH-RS10-A WH-R WH-R501 (Bahasa Indonesia) DM-WH0004-01 Set Roda Panduan Dealer JALANAN WH-6700 WH-RS80-C50 WH-RS80-A-C24 WH-RS30-A WH-RS10-A WH-R501-30 WH-R501 MTB WH-M785-F WH-M785-R WH-M788-R WH-M785-F15 WH-M788-F15 SM-RIMTAPE

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Konstruksi Prototipe Manipulator Manipulator telah berhasil dimodifikasi sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Dimensi tinggi manipulator 1153 mm dengan lebar maksimum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. RODA 1. Pengertian Roda Roda pada umumnya yang digunakan pada mobil dapat dibagi menjadi pelek roda dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia diumpamakan sebagai kaki dan sepatu.

Lebih terperinci

DM-RCWH (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Set Roda. WH-RX31 SM-AX x12 SM-AX x12

DM-RCWH (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Set Roda. WH-RX31 SM-AX x12 SM-AX x12 (Indonesian) DM-RCWH001-00 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Set Roda WH-RX31 SM-AX720-100x12 SM-AX720-142x12 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3 UNTUK

Lebih terperinci

BAB III KONSEP RANCANGAN A. Konsep Perancangan Modifikasi Modifikasi sistem rem tromol belakang GL PRO 1995 menjadi rem cakram dengan teknologi Combi Brake berfungsi untuk memberikan keamanan pengendara

Lebih terperinci