BAB IV KONDISI UMUM KOTA BOGOR
|
|
- Fanny Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 24 BAB IV KONDISI UMUM KOTA BOGOR 4.1 Profil Wilayah Kota Bogor Kota Bogor secara geografis terletak pada 106 o 48 Bujur Timur dan 6 o 36 Lintang Selatan dengan jarak ± 56 km dari ibukota Jakarta. Wilayah administrasi Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan dan 68 kelurahan, dengan luas wilayah keseluruhan Ha. Secara administratif, wilayah Kota Bogor berbatasan langsung dengan Utara Barat Selatan : Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Bojong Gede, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. : Kecamatan Ciomas dan Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. : Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Timur : Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Tabel 4.1 Luas wilayah administratif Kota Bogor menurut kecamatan No Kecamatan Luas (Ha) % 1 Bogor Utara 1,772 14,95 2 Bogor Barat 3,285 27,72 3 Bogor Timur 1,015 8,57 4 Bogor Selatan 3,081 26,00 5 Bogor Tengah 812 6,86 6 Tanah Sereal 1,884 15,90 Jumlah 11,85 100,00 Sumber : Bappeda Kota Bogor, Tahun Kondisi Fisik Lingkungan Topografi dan Kelerengan Aspek topografi wilayah Kota Bogor pada dasarnya bervariasi antara datar dan berbukit (antara 100 mdpl sampai dengan >300 mdpl). Kemiringan lereng di Kota Bogor sebagian besar berada pada klasifikasi datar dan landai (15 persen)
2 25 seluas 9.855,21 Ha atau 83,17 persen dan seluas 1.109,89 Ha atau sekitar 9,35 persen berada pada klasifikasi lahan agak curam (15-25 persen). Lahan yang berada pada klasifikasi curam dan sangat curam (25 persen) hanya seluas 884,9 Ha atau sekitar 7,45 persen. Kondisi topografi dan kemiringan lereng tersebut menjadikan Kota Bogor memiliki variasi pola/tema pengembangan dalam pemanfaatan ruangnya, pada beberapa lokasi memiliki pemandangan (view) yang indah (ke arah Gunung Salak dan Gunung Pangrango) dan udara yang sejuk. Kondisi topografi dan kemiringan lereng ini menjadi potensi dalam pengembangan Kota Bogor Iklim Pada tahun 2011, suhu rata-rata Kota Bogor dalam satu tahun adalah 25,7 ⁰ C. Sedangkan untuk rata-rata kelembaban udara Kota Bogor dalam satu tahun adalah 80 persen. Berikut grafik data suhu dan kelembaban udara dalam tahun Suhu Udara (⁰C) 26,5 26,0 25,5 25,0 24,5 J F M A M J J A S O N D Bulan Suhu Rata Rata Gambar 4.1 Suhu udara Kota Bogor pada tahun 2011 (Sumber: BMKG Darmaga, Bogor) RH (%) Kelembaba n Rata Rata 65 J F M A M J J A S O N D Bulan Gambar 4.2 Kelembaban udara Kota Bogor pada tahun 2011 (Sumber: BMKG Darmaga Bogor)
3 Geologi Struktur geologi Kota Bogor terdiri dari aliran andesit, kipas aluvial, endapan, tufa, dan lanau breksi tufan dan capili. Secara umum, Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi, yaitu Gunung Salak dan Gunung Pangrango (berupa batuan breksi tupaan/kpal). Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan jauh dari aliran sungai. Endapan permukaan umumnya berupa aluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil pelapukan endapan, yang tentunya baik untuk vegetasi Penduduk Jumlah penduduk Kota Bogor tahun 2007 adalah jiwa dengan luas wilayah 118,50 km 2 atau Ha kepadatan penduduk Kota Bogor tahun 2007 adalah jiwa/ km 2 atau 76,38 jiwa/ha. Kepadatan ini merupakan kepadatan bruto dimana luas wilayah yang dihitung adalah seluruh wilayah Kota Bogor baik kawasan terbangun maupun yang non terbangun. Tabel 4.2 Jumlah dan persebaran penduduk Kota Bogor menurut kecamatan No Kecamatan Bogor Selatan 154, , ,3 166,75 170,91 176,094 2 Bogor Timur 80,747 83,924 83,978 86,978 89,237 91,609 3 Bogor Utara 138,37 144,59 148,11 149,58 153,84 161,562 4 Bogor Tengah 95,69 99,79 101,16 103,18 106,08 109,039 5 Bogor Barat 175, , ,15 193,42 195,81 198,296 6 Tanah Sereal 144, , ,69 155,19 163,27 168,532 KOTA BOGOR 789,42 820,71 836,3 855,1 879,1 905,13 Sumber : Kota Bogor Dalam Angka , tahun Penggunaan Lahan Dari segi penggunaan lahan, luas wilayah Kota Bogor sebesar Ha, secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 (dua ) bagian, yaitu: Kawasan Terbangun dengan luas total sebesar 4.411,86 Ha atau sekitar 37,23 persen dari luas total Kota Bogor, yang berupa lahan perdagangan, permukiman, perumahan terencana, komplek militer, istana, industri, terminal, dan gardu. Kawasan terbangun di wilayah Kota Bogor didominasi oleh kawasan permukiman 3.135,79 Ha (26,46 persen) yang di
4 27 dalamnya terdapat fasilitas kesehatan, pendidikan peribadatan, serta perkantoran. Kawasan Belum Terbangun dengan luas total sebesar 7.438,14 Ha atau sekitar 62,77 persen dari luas total kota Bogor, yaitu berupa situ, sungai, kolam, RTH, tanah kosong non RTH, dan lain-lain yang tidak teridentifikasi. Kawasan belum terbangun di Kota Bogor didominasi oleh RTH seluas 6.088,58 Ha atau 51,38 persen yang didalamnya terdapat hutan kota, jalur hijau jalan, jalur hijau SUTET, kawsan hijau, kebun raya, lahan pertanian kota, lapangan olahraga, sempadan sungai, TPU, taman kota, taman lingkungan, taman perkotaan, dan taman rekreasi. Tabel 4.3 Jenis dan intensitas penggunaan lahan di Kota Bogor tahun 2007 No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) % 1 Perdagangan 81,02 0,68 2 Permukiman : 3.135,79 26,46 a. Kesehatan b. Pendidikan c. Perkantoran d. Ibadah 3 Perumahan 1.020,08 8,61 4 Komplek Militer 73,96 0,62 5 Istana 1,17 0,01 6 Industri 92,59 0,78 7 Situ 14,4 0,12 8 Sungai 124,59 1,05 9 Kolam 81,84 0,69 10 Terminal 5,41 0,05 11 Gardu 1,84 0,02 12 RTH 6.088,58 51,38 a. Hutan Kota 57,62 0,49 b. Jalur Hijau Jalan 138,02 1,16 c. Jalur Hijau SUTET 14,36 0,12 d. Kawasan Hijau 1.963,92 16,57 e. Kebun Raya 72,12 0,61 f. Lahan Pertanian Kota 3.117,27 26,31 g. Lapangan Olahraga 151,51 1,28 h. Sempadan Sungai 181,79 1,53 i. TPU 134,64 1,14 j. Taman Kota 3,19 0,03 k. Taman Lingkungan 90,49 0,76 l. Taman Perkotaan 123,57 1,04 m. Taman Rekreasi 40,08 0,34 13 Tanah Kosong Non-RTH 984,38 8,31 14 Lain-Lain (Tidak Teridentifikasi) 144,35 1,22 Jumlah ,00 100
5 Perekonomian Potensi sektor-sektor ekonomi dapat dilihat dari kontribusi sektor-sektor ekonomi dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor. Dari data tersebut terlihat kecenderungan meningkatnya kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor industri. Sektor pengangkutan dan komunikasi memperlihatkan kontribusi stabil, sedangkan sektor lainnya cenderung menurun. Kontribusi sektor industri meningkat dari 20,74 persen pada tahun 1992 menjadi 24,13 persen pada tahun Sedangkan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah sebesar 28,75 pada tahun 1993 kemudian menjadi 41,08 persen. Data PDRB dari tahun memperlihatkan bahwa komponen penyumbang PDRB Kota Bogor terbesar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan presentase per tahunnya mencapai kisaran 28,75-41,08 persen terhadap PDRB. Sektor industri pengolahan menempati posisi kedua kontribusinya terhadap PDRB Kota Bogor dengan rata-rata kontribusi per tahun 20,74-24,13 persen. Dari data tersebut, maka jelas bahwa Kota Bogor memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran Pola Sebaran Kegiatan Sebaran kegiatan di Kota Bogor berpusat di pusat kota. Hal ini terlihat dari dominasinya keberadaan pusat Kota Bogor (berada di wilayah Kecamatan Bogor Tengah) untuk kegiatan utama kota seperti perdagangan dan jasa, perkantoran, pemerintahan, dan fasilitas transportasi, semua berada pada kawasan ini. Deliniasi pusat Kota Bogor saat ini adalah sekitar Kebun Raya yang dikelilingi oleh Jalan Pajajaran, Jalan Jalak Harupat, Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Oto Iskandardinata, melebar ke jalan Surya Kencana, Jalan Kapten Muslihat, Jalan Sudirman, Jalan RE Martadinata. Pusat kota ini berperan sebagai pusat pemerintahan kota dengan adanya Balai Kota dan beberapa kantor pemerintah lainnya, Istana Bogor dan beberapa kantor pelayanan masayrakat dan kantor swasta. Kegiatan perdagangan dan jasa tidak kalah dominasinya pada kawasan ini yaitu keberadaan pasar, pusat perbelanjaan dan Factory Outlet (FO) sebagai salah satu tujuan wisata Kota Bogor dan jasa akomodasi seperti hotel dan restauran. Pusat kota ini dilengkapi
6 29 pula dengan fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan skala kota yang masih menjadi tujuan pelayanan masyarakat pada umumnya serta fasilitas rekreasi seperti Kebun Raya, Museum, Taman Topi, dan FO. Untuk keperluan penduduk skala kota, masyarakat Kota Bogor dan wilayah sekitarnya masih bergantung pada kawasan ini. 4.3 Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Bogor Tujuan penataan ruang merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kota yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan disusun berdasarkan visi dan misi kota, karakteristik wilayah (potensi, masalah, isu strategis), dan peran dan fungsi kota. Kota Bogor, dalam RPJPD (Rencana Pembangunan jangka Panjang Daerah) Kota Bogor , memiliki visi sebagai Kota Jasa yang Nyaman dengan Masyarakat Madani dan Pemerintahan yang Amanah. Visi ini berdasarkan pada kondisi Kota Bogor saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20 tahun mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh Kota Bogor, serta hasil kesepakatan bersama dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) di Kota Bogor Peran dan Fungsi Kota Bogor berada dalam wilayah administratif Provinsi Jawa Barat dan secara regional mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan Provinsi DKI Jakarta khususnya dalam lingkup Kawasan Jabodetabekpunjur. Keterkaitan ini terlihat pada pola aktivitas pergerakan penduduk antara Kota Bogor dan kota-kota lainnya dalam lingkup Jabodetabekpunjur. Hal ini membentuk sistem dan struktur pelayanan kegiatan yang memerlukan penanganan dalam hal pembagian peran dan fungsi masing-masing kota di wilayah tersebut. Peran dan fungsi Kota Bogor dipengaruhi oleh potensi dan kemampuan tumbuh dan berkembangnya Jakarta sebagai ruang tempat kehidupan dan penghidupan warga kota dan sekitarnya serta arahan kebijakan penataan ruang regional seperti RTRWN, RTRW Jawa Barat, Perpes Jabodetabekpunjur dan RTRW Kabupaten Bogor sebagai wilayah tetangga.
7 Gambar 4.3 Peta RTRW Kota Bogor tahun (Sumber: Bappeda Kota Bogor) 30
8 Lokasi dan Titik Pengambilan Data Pemilihan lokasi pengambilan data iklim mikro dilakukan pada empat land use yang berbeda yang merupakan land use yang dominan pada kawasan kota yaitu industri, CBD, perumahan, dan RTH kota. Pemilihan lokasi berdasarkan land use yang merupakan tiga kawasan terbesar di Kota Bogor dan luasan RTH-nya. Untuk pemilihan titik pengambilan data dipilih berdasarkan ketersediaan tiga struktur vegetasi yang berbeda yaitu pohon, semak, dan rumput yang memiliki kesamaan karakteristik umum pada semua land use. Berikut hasil pemilihan lokasi dan titik pengambilan data pada empat land use yang berbeda Pemilihan Lokasi Pengambilan Data pada Kawasan Industri Berdasarkan peta RTRW Kota Bogor tahun terdapat tiga kawasan industri terbesar yang terletak di kelurahan Cibuluh, Kebon Pedes, dan Sindang Rasa. Dapat dilihat pada Tabel 4.4, nilai dari rata-rata luas RTH dari ketiga kawasan industri tersebut sebesar 4,05 Ha. Kawasan industri pada kelurahan Sindang Rasa memiliki luas RTH sebesar 3,52 Ha merupakan luas yang paling mendekati rata-rata. Kawasan industri pada Kelurahan Sindang Rasa yaitu PT Unitex. Tabel 4.4 Pemilihan lokasi industri No Nama Kelurahan Luas Ruang Terbuka Luas Lahan Terbangun Hijau (Ha) (Ha) 1 Cibuluh 2,43 17,19 2 Kebon Pedes 6,21 15,12 3 Sindang Rasa 3,52 9,54 Rata-rata 4, Pemilihan Lokasi Pengambilan Data pada Kawasan Central Bussines District (CBD) Menurut peta RTRW Kota Bogor tahun , kawasan CBD terbesar berada pada kelurahan Babakan Pasar, Bantarjati, dan Baranangsiang. Dapat dilihat pada tabel 4.5, rata-rata luas RTH pada ketiga kawasan CBD adalah 6,54 Ha. Kawasan yang memiliki luas RTH-nya mendekati rata-rata tersebut adalah kawasan CBD pada Kelurahan Bantarjati yaitu sebesar 8,91 Ha sehingga pengambilan data iklim mikro diambil pada kawasan CBD Bantarjati.
9 32 Tabel 4.5 Pemilihan lokasi CBD No Nama Kelurahan Luas Ruang Terbuka Luas Lahan Terbangun Hijau (Ha) (Ha) 1 Babakan Pasar 0,63 13,05 2 Bantarjati 8,91 30,51 3 Baranangsiang 10,08 36,63 Rata-rata 6, Pemilihan Lokasi Pengambilan Data pada Kawasan Perumahan Berdasarkan peta RTRW Kota Bogor tahun , tiga kawasan perumahan terbesar terdapat di kelurahan Baranangsiang, Cibadak, dan Curug Mekar. Rata-rata luas RTH dari tiga perumahan tersebut adalah sebesar 13,71 Ha, sehingga kawasan yang dipilih adalah kawasan perumahan pada kelurahan Cibadak dengan luas RTH sebesar 12,87 Ha. Setelah dilakukan ground check, kawasan perumahan terbesar yang terdapat di Kelurahan Cibadak adalah Bukit Cimanggu City, sehingga pengambilan data iklim mikro diambil pada kawasan perumahan Bukit Cimanggu City. Tabel 4.6 Pemilihan lokasi perumahan No Nama Kelurahan Luas Ruang Terbuka Luas Lahan Hijau (Ha) Terbangun (Ha) 1 Baranangsiang 18,45 78,21 2 Cibadak 12,87 38,52 3 Curug Mekar 9,81 39,42 Rata-rata 13, Pemilihan Lokasi Pengambilan Data pada Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Kota Bogor memiliki dua RTH terbesar yaitu Hutan Cifor yang terletak di Kelurahan Situ Gede dan Kebun Raya Bogor yang terletak di Kelurahan Paledang. Untuk pemilihan lokasi pengambilan data RTH berbeda dengan land use lainnya karena Kota Bogor hanya memiliki dua RTH kota terbesar, untuk itu dipilih RTH kota yang memiliki luas paling besar. Sehingga pengambilan data untuk RTH kota diambil di Kebun Raya Bogor dengan luas 72,72 Ha. Tabel 4.7 Pemilihan lokasi RTH kota No Nama Kelurahan Luas Ruang Terbuka Luas Lahan Terbangun Hijau (Ha) (Ha) 1 Situ Gede 55,17 1,80 2 Paledang 72,72 6,66
10 Gambar 4.4 Peta pemilihan lokasi pengambilan data 33
11 Pemilihan Titik Pengambilan Data pada Struktur Vegetasi Struktur vegetasi yang dipilih untuk diukur pengaruhnya terhadap iklim mikro (suhu dan kelembaban udara) adalah pohon, semak, dan rumput. Ketiga struktur vegetasi tersebut memiliki karakteristik struktural yang berbeda sehingga diduga memiliki perbedaan dalam mempengaruhi iklim mikro di sekitarnya. Penentuan titik pengambilan dipilih saat turun lapang dengan menggunakan teknik purposive atau dengan adanya tujuan khusus dimana titik yang diambil merupakan tempat yang terdapat ketiga struktur vegetasi tersebut. Penentuan pemilihan setiap struktur vegetasi setiap kawasan untuk diukur iklim mikronya berdasarkan pada karakter umum karena tidak adanya jenis pohon dan semak yang sama yang berada pada tempat yang berdekatan di setiap land use. Untuk pohon dipilih yang mempunyai tinggi sedang (6-15 meter), mempunyai karakteristik daun lebar, dan mempunyai fungsi sebagai penaung. Semak dipilih yang mempunyai tinggi sedang (1-2 meter) dan mempunyai karakteristik daun lebar. Rumput yang diambil pada semua land use adalah rumput gajah (Axonopus compressus) karena jenis rumput ini sangat mudah ditemukan di semua land use. Titik pengambilan data yang dipilih adalah RTH berbentuk areal yang ada di depan pabrik (Lampiran 1). Pengukuran iklim mikro diambil pada pohon meranti kuning (Shorea macrobalanos) dengan tinggi ±6 meter, semak pangkas kuning (Duranta sp.) dengan tinggi ±1,5 meter, dan rumput gajah (Axonopus compressus). Gambar 4.5 Vegetasi pengambilan data industri (dari kiri Shorea macrobalanos, Duranta sp., Axonopus compressus)
12 35 Pengukuran iklim mikro pada kawasan CBD diambil pada pohon angsana (Pterocarpus indicus) dengan tinggi ±10 meter, semak bugenvil (Bougainvillea sp.) dengan tinggi ±1,5 meter, dan rumput gajah (Axonopus compressus). Titik pengambilan data yang dipilih adalah RTH dengan bentuk linear karena pada CBD tidak ditemukan RTH dengan bentuk areal. Peta titik pengambilan data pada kawasan CBD dapat dilihat pada Lampiran 2. Gambar 4.6 Vegetasi pengambilan data CBD (dari kiri Pterocarpus indicus, Bougainvillea sp., Axonopus compressus) Pengukuran iklim mikro pada kawasan perumahan diambil pada pohon kerai payung (Felicium decipiens) dengan tinggi ±6 meter, semak firebush (Hamelia patens) dengan tinggi ±1,5 meter, dan rumput gajah (Axonopus compressus). Titik pengambilan data dipilih pada taman lingkungan di tengahtengah kawasan perumahan dengan tipe RTH berbentuk areal. Peta titik pengambilan data pada kawasan perumahan dapat dilihat pada Lampiran 3. Gambar 4.7 Vegetasi pengambilan data perumahan (dari kiri Felicium decipiens, Hamelia patens, Axonopus compressus)
13 36 Peta titik pengambilan data pada kawasan RTH kota dapat dilihat pada Lampiran 4. Titik pengambilan data diambil ditengah-tengah kawasan RTH kota dimana tempat tersebut terdapat tiga struktur vegetasi berupa pohon, semak, dan rumput. Pengukuran iklim mikro dilakukan pada pohon anggerit (Nauclea lanceolata) dengan tinggi ±8 meter, semak soka (Ixora sp.) dengan tinggi ±1,5 meter, dan rumput gajah (Axonopus compressus). Gambar 4.8 Vegetasi pengambilan data RTH kota (dari kiri Nauclea lanceolata, Ixora sp., Axonopus compressus)
KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).
28 IV. KONDISI UMUM 4.1 Wilayah Kota Kota merupakan salah satu wilayah yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Kota memiliki luas wilayah sebesar 11.850 Ha yang terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan.
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
37 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan Lahan Kota Bogor Tahun 2011 Penutupan lahan menggambarkan konstruksi vegetasi dan buatan yang menutup permukaan lahan (Burley 1961 dalam LO 1996). Peta penutupan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI STUDI
IV. KEADAAN UMUM LOKASI STUDI 4.1. Batas Administrasi Kota Bogor terletak pada 106º43 30-106º51 00 Bujur Timur dan 6º30 30-6º41 00 Lintang Selatan. Kota Bogor berjarak sekitar 60 km dari Ibu Kota Negara
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH STUDI
16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas
42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.
Lebih terperinciKONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok
IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.
Lebih terperinciGambar 9. Peta Batas Administrasi
IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR
20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografi Secara geografis Kota Bekasi berada pada posisi 106 o 48 28 107 o 27 29 Bujur Timur dan 6 o 10 6 6 o 30 6 Lintang Selatan. Letak Kota Bekasi yang
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN WILAYAH
P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciARAHAN POLA PENYEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU IBUKOTA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA, NAD. Oleh : Linda Dwi Rohmadiani
ARAHAN POLA PENYEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU IBUKOTA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA, NAD Oleh : Linda Dwi Rohmadiani Abstrak Proporsi Ruang Terbuka Hijau sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Dan Kesampaian Daerah Lokasi daerah yang diduga memiliki potensi bahan galian bijih besi secara administratif terletak di Desa Aie Sunsang, Kecamatan Alahan Panjang, Kabupaten
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI
BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA CIREBON
110 BAB IV ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA CIREBON Pada Bab ini dilakukan analisis data-data yang telah diperoleh. Untuk mempermudah proses analisis secara keseluruhan, dapat
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Wilayah Bodetabek Sumber Daya Lahan Sumber Daya Manusia Jenis tanah Slope Curah Hujan Ketinggian Penggunaan lahan yang telah ada (Land Use Existing) Identifikasi Fisik Identifikasi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI
BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Gambaran Umum Kota Surakarta 3.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah Kota Surakarta secara geografis terletak antara 110 o 45 15 dan 110 o 45 35 Bujur Timur dan antara
Lebih terperinciIV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN
92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA
31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan yang terjadi di wilayah perkotaan sedang mengalami perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan yang terjadi lebih banyak
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang
BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar
BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Lebih terperinciTPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 10 SUMBERDAYA LAHAN Sumberdaya Lahan Lahan dapat didefinisikan sebagai suatu ruang di permukaan bumi yang secara alamiah dibatasi oleh sifat-sifat fisik serta bentuk
Lebih terperinciPETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciBAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA
BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah merupakan dinamika daerah menuju kemajuan yang diinginkan masyarakat. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dalam memajukan kondisi sosial,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI
39 BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang Kabupaten Subang berada dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah
Lebih terperinciLUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN
KONDISI GEOGRAFI KOTA TASIKMALAYA A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Kota Tasikmalaya termasuk kedalam Wilayah Pengembangan (WP) Priangan Timur dengan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di
IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. administratif Provinsi Jawa Barat dan hanya berjarak lebih kurang 60 Km dari ibu
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Kondisi Geografis Kota Bogor adalah salah satu kota yang berada dibawah wilayah administratif Provinsi Jawa Barat dan hanya berjarak lebih kurang
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA 3.1. Kondisi Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Administratif dan Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN
BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,
Lebih terperinciKONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kecamatan Bogor Tengah merupakan kecamatan yang posisinya berada di
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kecamatan Bogor Tengah merupakan kecamatan yang posisinya berada di pusat Kota Bogor dan sekaligus menjadi pusat pemerintahan Kota Bogor. Selain pusat pemerintahan, wilayah
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum Kota Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan dan kondisi eksiting Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Bekasi, Kota Bekasi. 3.1 Gambaran
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Kondisi Umum Pegunungan Menoreh Kulonprogo 3.1.1. Tinjauan Kondisi Geografis dan Geologi Pegunungan Menoreh Pegunungan Menoreh yang terdapat pada Kabupaten
Lebih terperinciBAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro
BAB III DATA LOKASI 3.1 Data Makro 3.1.1 Data Kawasan wilayah Kabupaten Sleman yaitu : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN
27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi
Lebih terperinciAPLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2
APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2 Prosedur analisis citra untuk penggunaan tanah 1. Pra-pengolahan data atau pengolahan awal yang merupakan restorasi citra 2. Pemotongan
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas
Lebih terperinciIPB International Convention Center, Bogor, September 2011
IPB International Convention Center, Bogor, 12 13 September 2011 Kerangka Latar Belakang Masalah PERTUMBUHAN EKONOMI PERKEMBANGAN KOTA PENINGKATAN KEBUTUHAN LAHAN KOTA LUAS LAHAN KOTA TERBATAS PERTUMBUHAN
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom baru yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Tangerang Provinsi Banten berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008
Lebih terperinciIV KONDISI UMUM TAPAK
IV KONDISI UMUM TAPAK 4.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Secara geografis kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea terletak pada 16 32 BT 16 35 46 BT dan 6 36 LS 6 55 46 LS. Secara administratif terletak di
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai
49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH
29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI
IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Geografi dan Lingkungan Jakarta Timur terletak pada wilayah bagian Timur ibukota Republik Indonesia, dengan letak geografis berada pada 106 0 49 ' 35 '' Bujur Timur
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH STUDI
KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Administratif Berdasarkan data BAPPEDA Kota Bogor (2009), secara geografis Kota Bogor terletak pada 106º 48 Bujur Timur dan 6º 36 Lintang Selatan. Wilayah penelitian
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciBAB II KONDISI WILAYAH STUDI
II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa
Lebih terperinciANALISIS LAHAN KRITIS KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Helmi Setia Ritma Pamungkas, dan Muhammad Agus Karmadi.
ANALISIS LAHAN KRITIS KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : Helmi Setia Ritma Pamungkas, dan Muhammad Agus Karmadi Abstrak Untuk menuju kota berkelanjutan, maka perlu upaya rehabilitasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Dari asal katanya, geografi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan graphein yang berarti lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30).
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2011-2031 I. UMUM Proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain
56 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan,
Lebih terperinci2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Lebih terperinciBADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR
BAB I PENDAHULUAN Kota Bogor merupakan Kota yang pesat pembangunan serta terdekat dengan Ibu Kota Negara. Disisi lain merupakan kota dengan tujuan wisata dari berbagai sudut daerah dimana semua daerah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara
Lebih terperinciPengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang Studi Kasus: Kota Manado Ingerid L. Moniaga (1), Esli D. Takumansang (2) (1) Laboratorium Bentang Alam, Arsitektur
Lebih terperinciBab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini akan memberikan gambaran wilayah studi yang diambil yaitu meliputi batas wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu, kondisi fisik DAS, keadaan sosial dan ekonomi penduduk, serta
Lebih terperinciTabel 4.1 Wilayah Perencanaan RTRW Kota Bandung
IV. KONDISI UMUM 4.1. Kondisi Fisik dan Lingkungan 4.1.1. Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Secara Geografi Kota Bandung terletak diantara 107 Bujur Timur dan 6 55'
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon
KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi
KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI PROGRAM PENATAAN TAMAN DAN PENGHIJAUAN KOTA DALAM RENCANA STRATEGIS KOTA BOGOR TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI PROGRAM PENATAAN TAMAN DAN PENGHIJAUAN KOTA DALAM RENCANA STRATEGIS KOTA BOGOR 2005 2009 TESIS PUDJIASTUTI 0906586700 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Kawasan Taman Hutan Raya Pancoran Mas secara administratif terletak di Kota Depok, Jawa Barat. Luas Tahura Pancoran Mas berdasarkan hasil pengukuran
Lebih terperinciBAB III KAJIAN TAPAK KAWASAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL
BAB III KAJIAN TAPAK KAWASAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL Kabupaten Bantul adalah kabupaten yang terletak di bagian Selatan Barat daya Provinsi D.I. Yogyakarta. Kawasan ini terletak antara 07 44 04 08 00
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH
40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0
Lebih terperinciBAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI
BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara
Lebih terperinciIV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar
Lebih terperinci2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis
2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM WILAYAH
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1. Sejarah Kabupaten Bekasi Kabupaten Bekasi dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Dasar-Dasar Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kecamatan Bogor Barat Wilayah administrasi Kecamatan Bogor Barat hingga akhir Desember 2008 yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Inventarisasi Tahap inventarisasi merupakan tahap yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dan dibutuhkan pada perencanaan jalur hijau jalan ini. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS
Lebih terperinci