KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN KEDALAMAN TANAH PERAIRAN PANTAI IMPIAN KOTA TANJUNGPINANG SANTRI
|
|
- Liani Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KARAKTERISTIK SEDIMEN BERDASARKAN KEDALAMAN TANAH PERAIRAN PANTAI IMPIAN KOTA TANJUNGPINANG SANTRI Jurusan Ilu Kelautan, FIKP UMRAH, RISANDI DWIRAMA PUTRA S.T, M.Eng Jurusan Ilu Kelautan, FIKP, UMRAH CHANDRA J. K. S.Pi, M.Si Jurusan Ilu Kelautan, FIKP, UMRAH ABSTRAK Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk engetahui karakteristik sedien tiap lapisan berdasarkan tanah di perairan pantai Ipian kota Tanjungpinang. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sapai dengan Juli Pengabilan sapel dan pengukuran paraeter perairan dilakukan pada perairan pantai Ipian kota Tanjungpinang. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan teknik Purposive sapling, berdasarkan pertibangan peneliti. Lokasi penelitian dibagi atas 3 stasiun yang berjulah 4 titik tiap stasiun. Pengabilan sapel sedien dilakukan pada 12 titik sapling sedangkan paraeter perairan diabil pada 3 stasiun. Analisis sapel sedien dilakukan di laboratoriu. Dari hasil analisis sedien berdasarkan tanah yang terdapat di perairan pantai Ipian eberikan gabaran karakteristik sedien dari 12 titik sapling lebih banyak didoinasi oleh pasir. Perairan pantai Ipian kota Tanjungpinang eiliki tipe sedien setiap lapisan berdasarkan ean size didoinasi oleh fraksi pasir dengan tiga kategori penyusun yaitu fine sand, coarse sand dan ediu sand dengan nilai fraksi sedien berkisar antara (-0,24Ø) 2,43Ø. Lapisan sedien di perairan pantai Ipian rata-rata terpilah buruk dan condong kearah butiran kasar dan butiran sangat kasar. Kata kunci : Karakteristik Sedien, Perairan Pantai Ipian
2 ABSTRACT The research was conducted in order to deterine the sedient characteristics of each layer based on soil depth in coastal waters Ipian Tanjungpinang city. This research was conducted in March and July The sapling and easureent of paraeters perfored on inshore waters Ipian Tanjungpinang city. Location research with purposive sapling technique, based on the consideration of researchers. Location of the research is divided into three stations, aounting to 4 points each station. Sedient sapling carried out at 12 sapling points while the water paraeters taken at three stations. Analysis of sedient saples done in the laboratory. Fro the analysis of sedients based on soil depth contained in coastal waters, sedient characteristics Ipian provides an overview of the 12 sapling points ore doinated by sand. Ipian s coastal waters Tanjungpinang have the type of sedient each layer based on the ean size is doinated by the sand fraction with three constituent categories, naely fine sand, coarse sand and ediu sand with sedient fraction values ranging between (-0,24Ø) - 2,43Ø. Layers of sedient in coastal waters Ipian average disaggregated bad and inclined towards the coarse and very coarse grain. Keywords: Characteristics of Sedients, Coastal Waters Ipian
3 I PENDAHULUAN Sedien pantai adalah partikel-partikel yang berasal dari hasil pebongkaran batuan-batuan dari daratan dan potongan-potongan kulit (shell) serta sisa-sisa rangka-rangka organise laut. Suber sedien yang asuk ke perairan akan enentukan jenis sedien yang terbentuk. Perairan pantai Ipian erupakan kawasan aktivitas anthropogenik yang cukup koplek. Daerah tersebut dianfaatkan sebagai lokasi untuk kegiatan perikanan tangkap (kelong), aktivitas pelayaran, peukian, perhotelan, restoran dan pebangunan jebatan Dopak yang berada tidak jauh dari perairan pantai Ipian. Adanya pebangunan jebatan pulau Dopak adalah salah satu faktor peasokan partikel sedien di perairan. Kegiatan pebangunan ini enyisakan tupukan tanah di daratan, tanah yang tertupuk suatu saat akan engalai perpindahan yang dibawa dari darat enuju laut yang diangkut oleh air pada saat hujan aupun air sungai. Pola dan karakteristik sedien dipengaruhi oleh aktivitas anusia dan ala. Aktivitas anusia baik itu di darat aupun di laut dapat enjadi penyebab bertabahnya sedien di perairan. Suber sedien dapat enentukan jenis sedien yang terbentuk pada suatu perairan. Pebangunan jebatan Dopak dan abrasi pantai dapat berpengaruh terhadap tipe sedien, karena kegiatan ini dapat enyubang sedien ke perairan. Partikel sedien dari berbagai suber yang asuk ke perairan akan engendap dan dapat ebentuk suatu lapisan pada perukaan bui. Naun lapisan yang terbentuk belu diketahui jenis sediennya. Seperti apa karakter lapisan sedien di perairan ini sangat penting untuk dideskripsikan dan di analisis aka itu perlu dilakukan penelitian terhadap karakter sedien yang terdapat di perairan pantai Ipian kota Tanjungpinang. Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk engetahui jenis sedien berdasarkan tanah di perairan pantai Ipian kota Tanjungpinang. Untuk engetahui kondisi paraeter perairan yang epengaruhi sedien di perairan pantai Ipian kota Tanjungpinang. Agar dapat eberikan inforasi secara tertulis engenai karakteristik sedien setiap lapisan dengan aktivitas anthropogenik disekitar perairan pantai Ipian kota Tanjungpinang. II TINJAUAN PUSTAKA Sedien didefenisikan sebagai aterialaterial yang berasal dari perobakan batuan yang lebih tua atau aterial yang berasal dari proses weathering batuan dan ditransportasikan oleh air, udara dan es, atau aterial yang diendapkan oleh proses-proses yang terjadi secara alai seperti prectipasi secara kiia atau sekresi oleh organise, keudian ebentuk suatu lapisan pada perukaan bui (Rifardi, 2008). Sedien pantai berasal dari erosi sungai, erosi pantai dan erosi dasar laut. Faktanya sungai eberikan suplay relatif besar ( sekitar 90%) terhadap transport sedien pantai (Pethick, 1984). III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tepat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sapai dengan Juli Pengabilan sapel dan pengukuran paraeter perairan dilakukan pada perairan pantai Ipan kota Tanjungpinang. Gabar 1 : Peta Penelitian B. Bahan dan Alat Tabel 1 : Bahan dan Alat Yang Digunakan Dala Penelitian
4 Bahan Hidro gen peroks ida (H 2 O 2 ) denga n konse ntrasi 3% Lapangan - Core Sapler - GPS - Kantong plastik - Turbidity eter - Stop watch - Kaera - Current drouge - Meteran Alat Laboratoriu - Tibangan analitik - Oven pengering - Cawan - Kertas whattan - Gelas ukur - Aluiniu foil - Pipit tetes 20 l - Stick - Tabung ukur Masukan tiap tiap sapel sedien yang terabil a kantong sapel dan di beri lebel tanda Setelah seua sapel diperoleh dan telah dipotong / di ukur, sipanlah sapel sedien yang telah di beri tanda ke dala icebox agar dari kerusakan Sapel yang telah disipan akan di analisis dengan saringan bertingkat enggunakan etode pengayakan basah (Rifardi, 2008). Gabar 2 : Core Sapler C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dala penelitian ini adalah etode survei. Jenis data yang diabil pada penelitian ini eliputi data prier dan data sekunder. D. Prosedur Penelitian Penentuan Lokasi Sapling Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan teknik Purposive sapling, berdasarkan pertibangan peneliti. Lokasi penelitian dibagi atas 3 stasiun yang berjulah 4 titik tiap stasiun. Sapling Lapisan Sedien Pengabilan sapel lapisan sedien dilakukan dengan enggunakan Core Sapler pada batas surut terendah di lokasi penelitian. Pengabilan sapel dilakukan dengan enggunakan pipa stainless panjang 1 M dengan ukuran 1½ inchi sebagai alat sapling. Prosedur pengoperasian Core sapler adalah sebagai berikut : Siapakan alat pipa stainless dan alat pendorong sedien terlebih dahulu Tentukan lokasi atau titik sapling pada peta dasar Masukkan pipa stainless a tanah, sebelu pipa stainless di tarik tekan terlebih dahulu, kerok sedien yang ada di pinggir tabung odifikasi Setelah sedien di angkat keatas dan asukan alat pendorong dari atas, dan dorong sedien agar keluar Ukurlah sedien tersebut sapai panjang 25 C, sapai 4 potongan. Sepanjang 1 M. Pengukuran Kualitas Perairan a. Kecepatan Arus Pengukuran kecepatan arus perairan dilakukan saat pasang dan surut diukur dengan Current drouge enggunakan tali sepanjang 2 eter dan stopwatch. Keudian Current drouge diletakkan pada perukaan perairan pada titik yang telah ditentukan dan dibiarkan tali enegang keudian diukur jarak tepuh Current drouge tersebut dala satuan waktu yaitu eter per detik (/det) dari jarak awal diletakan. Nilai kecepatan arus diperoleh dengan ruus : b. Kedal Pengukuran perairan dilakukan saat pasang dan surut diukur dengan bandul loga yang telah diikat tali (diberi tanda seperti eteran) disalah satu ujungnya. Bandul dicelupkan ke perairan hingga ke dasar, tali ditegangkan lalu ukur tinggi perukaan air pada tali. c. Pasang Surut Pada penelitian ini data pasang surut tidak dihitung langsung pada saat penelitian, data pasang surut diperoleh dari instansi terkait yaitu jawatan hydro-oseanografi TNI-AL. Data pasut tersebut digunakan sebagai data penunjang hasil penelitian yang berkaitan dengan proses sedientasi.
5 d. Kekeruhan Pengukuran kekeruhan perairan dilakukan saat pasang dan surut diukur dengan enggunakan Turbidityeter dengan cara sapel air pada botol dipindahkan ke dala gelas piala dan dibandingkan dengan larutan standar. Setelah diteukan larutan standar yang cocok, larutan standar tersebut diasukkan ke dala turbidityeter keudian distabilkan hingga jaru pada turbidityeter enunjukkan angka standarnya. Lalu air standar yang sudah diketahui angkanya dikeluarkan dan keudian asukkan air sapel yang akan diuji lalu catat nilainya. Analisis Sapel 1. Analisis Tekstur Sedien Analisis ukuran butir sedien dala penelitian ini enggunakan etode pengayakan basah. Langkah-langkah untuk enganalisis fraksi kerikil dan pasir enggunakan etode Pengayakan Basah ( Rifardi, 2008 ) yaitu sebagai berikut : Siapkan ayakan bertingkat yang digunakan untuk eisahkan fraksi-fraksi sedien sesuai ukurannya. Siapkan cawan dari aluiniu foil dan beri label Ø-1,Ø0, Ø1, Ø2, Ø3, Ø4 Hitung asing-asing berat kosong cawan dengan tibangan analitik Abil sapel yang telah direnda tadi,keudian tuangkan a ayakanbertingkat sapai wadah yang berisi sapel bersih Gunakan air untuk engayak sedien dengan cara encurahkan air a ayakan bertingkat sehingga sediensedien tersebut akan tertahan sesuai dengan ukuran esh size asing-asing Tiap-tiap sedien yang bertahan pada tiap ayakan di asukkan ke dala cawan sesuai dengan esh size dan labelnya Keringkan dala oven pengering. Setelah kering, dinginkan terlebih dahulu Hitung berat cawan dan sapel tadi yang telah diasukkan dan catat hasilnya Berat sedien dihitung dengan elihat selisih antara berat cawan setelah berisi sedien kering dengan berat cawan kosong Sedien yang tertapung di wadah paling bawah (lolos dari ayakan Ø4) ayakan bertingkat dituangkan beserta air didalanya pada tabung ukur, ukuran 1 L untuk enganalisis lupur. Untuk populasi lupur dianalisis dengan enggunakan etode pipet, untuk enentukan proporsi asing-asing kelas ukuran yang ada dala populasi ini. Prosedur pelaksanaan analisis dengan etode ini dapat dilihat dibawah ini. Sedien yang lolos ayakan 1/16 (4Ø) bersaa airnya ditapung dala sebuah cawan,keudian diasukkan a silinder atau tabung ukur yang epunyai volue 1 L. Keudian kocok tabung tersebut selaa 1 enit agar larutan hoogen dan diakan selaa 4 enit Siapkan cawan aluiniu foil dengan label asing-asing Ø5, Ø6, Ø7, Ø>7 Hitung asing-asing berat cawan kosong Setelah 4 enit, abil sapel air dengan etode pipet pada 10 c sebanyak 20 l keudian asukkan pada cawan Ø5. Keudian 15 enit berikutnya abil dengan dan banyak sapel yang saa untuk Ø6. Pada 30 enit, abil sapel air pada 20 c sebanyak 20 l untuk cawan Ø7. Keudian yang paling terakhir yaitu selaa 2 ja, abil pada dan banyak sapel air yang saa untuk cawan Ø7. Keringkan dan catat hasil yang diperoleh seperti pada cawan Ø-1,Ø0, Ø1, Ø2, Ø3, Ø4. Setelah itu hasil yang diperoleh dihitung dan asukkan pada tabel. Analisis Data Sapel 1. Paraeter Statistika Sedien a. Diaeter rata-rata ( Mz ) Mean Size Klasifikasi : Ø1 = coarse sand (pasir kasar) Ø2 = ediu sand (pasir enengah) Ø3 =fine sand ( pasir halus) Ø4 =very fine sand(pasir sangat halus) Ø5 = coarse silt (lupur kasar) Ø6 = ediu silt (lupur enengah) Ø7 = fine silt (lupur halus) Ø8 =very fine silt(lupur sangat halus) >Ø8 = clay (liat)
6 14-Mey Mey Mey-16 2Mey Mey Mey Mey Mey-16 3Mey-16 1-Jun-16 3-Jun-16 5-Jun-16 7-Jun-16 9-Jun Jun Jun-16 b. Skweness ( SK 1 ) Sk 1 = + Klasifikasi : + 1,0 s.d +0,3= very fine skewed + 0,3 s.d + 0,1= fine skewed + 0,1 s.d 0,1= near syitrical + 0,1s.d - 0,3 = coarse skewed > - 0,3 = very coarse skewed c. Sorting Koefisien δ 1 + Klasifikasi : <0,25Ø = Very well sorted (terpilah sangat baik) 0,35 0,50Ø = well sorted (terpilah baik) 0,50 0,71Ø = oderately well sorted (terpilah sangat sedang) 0,71 1,0Ø = oderately sorted (terpilah sedang) 1,0 2,0Ø = poorly sorted (terpilah buruk) >2,0Ø = very poorly sorted (terpilah sangat buruk) d. Kurtosis ( KG ) K G Analisis Data Sapel lapisan sedien yang dianalisis bertujuan untuk endapatkan data ukuran butir sedien. Hasil analisis ukuran sedien yang dilakukan di Laboraturiu ini digunakan untuk enentukan kelas ukuran asing-asing berdasarkan(skala Wenworth dala Rifardi, 2008). Selain itu ukuran butir sedien yang dihasilkan juga digunakan untuk enentukan jenis sedien di daerah penelitian berdasarkan Segitiga Sheppard (Sheppard dala Rifardi, 2008). Data prier dan sekunder yang telah diperoleh disajikan dala bentuk tabel dan grafik. Keudian data-data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif sehingga data dapat eberikan gabaran tentang karakteristik lapisan sedien di lokasi penelitian. pasang surut didapatkan dari Dinas hidrooseanografi TNI-AL (Lapiran). Hasil pengukuran kualitas perairan di perairan pantai Ipian Kota Tanjungpinang dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini. Tabel 2 : Paraeter Perairan Kec.Ar us Kedala an Kekeruh an Titik /detik M NTU Peuki an 0, ,24 Mangrove 0,06 1,03 20,17 Jebatan Dopak 0,07 0,96 21,61 0,06-20,24 Kisaran 0,08 0,96-1,03 21,61 Peuki an 0,10 0,5 20,81 Mangrove 0,07 0,6 22,53 Jebatan Dopak 0,08 0,6 24,37 Kisaran 0,08-0,10 0,5-0,6 20,81-24,37 Secara lengkap gabar grafik tinggi pasang surut perairan pantai Ipian Kota Tanjungpinang, selaa penelitian (14 Mei 13 Juni 2016) dapat di lihat pada gabar 3 dibawah ini. 2,1 2 1,9 1, Grafik Pasang Surut Tinggi Pasut () pasang surut 2,1 2,2 2,3 2,4 2,4 2,4 2,4 2,3 2,1 2,1 2,1 2,2 2,2,2,2,2 1,9 2 2,1 1,9 2 2,1 2,2 2,3 2,3 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,3 2, ,1 1,9 1,6 1,7 1,7 1,5 1,6 1,7 1,5 1,4 1,5 1,6 1,4 1,1 1 1,2 1,2 1,2 0,8 0,9 0,9 1 1,1 0,9 0,6 0,6 0,6 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 0,4 0,3 0,3 0,3 0,4 0,4 0,7 0,6 0,4 0,2 0,2 0,2 0,2 1,1 0,8 0,5 0,6 0,3 IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Paraeter Lingkungan Perairan Paraeter lingkungan perairan yang diukur eliputi kecepatan arus,, pasang surut, dan kekeruhan. Sedangkan data Gabar 3 : Pasang Surut
7 B. Karakteristik Lapisan Sedien Perairan 1. Tekstur Lapisan Sedien Perairan Dari hasil analisis tekstur sedien berdasarkan enunjukkan bahwa jenis sedien setiap lapisan di wilayah pantai Ipian didoinasi oleh fraksi pasir. Pada titik 1, 2, 3 dan 4 lokasinya berada di daerah peukian tekstur sedien tiap lapisan adalah kerikil berpasir, pasir berkerikil, dan pasir hal ini diduga di titik ini adanya fenoena abrasi pantai yang disebabkan oleh gelobang sehingga terjadi pengikisan yang enyebabkan partikel-partikel yang pecah asuk ke laut dan dibawa oleh arus enuju kedasar perairan. Selain itu daerah titik sapling berada dekat dengan peukian. Daerah peukian dapat enyubang sedien dengan fraksi besar keungkinan pada daerah peukian terjadi penibunan sehingga pada saat hujan partikel yang ada didaratan terbawa oleh aliran air hujan asuk ke perairan. Adanya sedien kerikil dilokasi penelitian enunjukkan bahwa arus dan gelobang pada daerah pantai Ipian itu cukup kuat sehingga sedien kerikil uunya diteukan pada daerah terbuka, sedangkan sedien lupur terjadi akibat arus dan gelobang benar-benar tenang dijupai pada daerah diana arus dan gelobang terhalang oleh pulau ( Opi et al, dala Mukinin 2009 ). Pada titik 5 8 lokasi titik sapling berada di daerah angrove, kondisi angrove di lokasi penelitian dilihat secara visual tidak lebat. Terdapat persaaan jenis sedien tiap lapisan yaitu sedien berpasir. Lokasi titik sapling terletak berdekatan dengan daerah angrove dan berdekatan dengan ulut sungai. Keungkinan fraksi pasir berasal dari ulut sungai, diana pada saat terjadi erosi disekitar sungai partikel yang lepas akan terbawa arus sungai enuju laut, akibat kondisi hutan angrove yang tidak lebat sehingga tidak apu enghalang arus dan gelobang sehingga sedien yang tertinggal lebih didoinasi oleh pasir sedangkan lupur di angkut oleh arus dan gelobang ke lokasi lain. Sedangkan untuk titik sapling 9 12 berada di daerah jebatan yang didoinasi oleh pasir, diduga karena aktivitas geologi dari daratan ( run off ), diana diketahui bahwa disekitar lokasi ini sedang diadakan pebukaan lahan pebangunan jebatan antara Tanjungpinang enuju Dopak. 2. Paraeter Statistika Lapisan Sedien a. Diaeter rata-rata ( Mz ) Pada titik 1 dan 2 erupakan butiran sedien coarse sand atau disebut pasir kasar, hal ini dikarenakan di titik ini terjadi proses erosi sehingga partikelnya terbawa oleh arus dan ebentuk pantai berpasir kasar. Titik 3-6 tiap lapisan didoinasi butiran ediu sand atau pasir sedang, pada titik ini butiran sedien dasar perairan sapai 1 didoinasi sedien pasir sedang, hal ini diduga karena titik sapling berbatasan langsung dengan kawasan laut. Sedangkan untuk titik 7 sapai 12 butiran sedien tiap lapisan adalah fine sand atau pasir halus. Hal ini disebabkan letak titik sapling yang lebih jauh dari pantai dan dekat daerah angrove sehingga terlindung dari pengaruh gelobang laut serta banyaknya bahan organik dan detritus yang dibawa air sungai enupuk di perairan ini, terutaa pada saat arus ulai eleah. b. Skweness ( SK ) Berdasarkan hasil analisis tekstur sedien setiap lapisan pada titik 1 dan 2 nilai skweness bernilai positif dengan klasifikasi Very Fine Skewed atau enceng sangat halus. Rifardi (2008) enjelaskan bahwa nilai skewness dipengaruhi oleh karakteristik gelobang dan arus. Pada titik 3 nilai skweness adalah Coarse Skewed atau kategori kasar. Untuk titik 4 sapai 12 nilai skweness adalah Very Coarse Skewed atau sangat kasar. Adanya perbedaan nilai skweness pada titik titik sapling diduga karena gelobang dan arus di wilayah tersebut tidak stabil. Berdasarkan hasil yang diperoleh enggabarkan bahwa di wilayah titik sapling populasi sedien lebih condong berbutir kasar. c. Sorting (δ1) Dari hasil perhitungan nilai sorting koefisien didapatkan 3 kategory yaitu poorly sorted, very poorly sorted dan oderately sorted. Dari ketiga kategori yang endoinasi nilai sorting tiap lapisan adalah klasifikasi poorly sorted atau terpilah buruk. Kondisi ini enunjukkan bahwa di wilayah tersebut eiliki besar butiran sedien yang tidak seraga artinya butiran sedien dikawasan ini ada yang besar, sedang atau kecil. Poorly sorted sedient adalah sebaran populasi partikel sedien yang epunyai perbedaan ukuran yang encolok, dan engindikasikan suber energi yang entranspor partikel tersebut kekuatannya tidak stabil.
8 d. Kurtosis (KG) Dari hasil yang didapat pada 12 titik sapling nilai kurtosis enggabarkan klasifikasi sedien yang endoinasi yaitu leptokurtic dan very leptokurtic. Artinya distribusi ukuran sedien pada daerah tersebut ada yang endoinasi. Dari hasil perhitungan nilai kurtosis didapatkan hasil klasifikasi pada titik 1 dan 3 adalah platykurtic, ini enunjukkan bahwa distribusi ukuran butiran sedien tiap lapisan relatif saa. Titik 2, 6, 7, 9, dan 12 adalah leptokurtic yaitu enggabarkan bahwa di daerah ini distribusi sedien ada yang endoinasi. Dala hal ini populasi sedien yang endoinasi wilayah titik sapling tiap lapisan adalah fraksi pasir. Pada titik 4 nilai kurtosis adalah very platikurtic artinya sedien yang tersebar tiap lapisan eiliki keserag hapir saa. Untuk titik 5 dan 8 nilai kurtosisnya adalah esokurtic yang enandakan dilokasi tersebut distribusi sedien noral sedangkan untuk titik 10 dan 11 adalah very leptokurtic. C. Gabaran Karakteristik Sedien pada 12 Titik di Perairan pantai Ipian Kota Tanjungpinang Karakteristik Sedien Titik 1 a an V PENUTUP a an a an a an kerikil 47,20 39,07 44,00 57,04 pasir 51,03 59,86 51,33 35,03 lupur 1,77 1,07 4,67 7,93 Dari kedua gabar diatas enjelaskan bahwa pada tanah c karakteristik sedien terbesar adalah fraksi pasir dan kerikil dengan sedikit kandungan fraksi lupur Karakteristik Sedien Titik 3 kerikil 12,94 20,16 37,01 8,90 pasir 83,46 76,14 62,30 88,46 lupur 3,60 3,70 0,68 2,65 Dari gabar diatas enjelaskan bahwa pada tanah c lebih didoinasi oleh fraksi sedien pasir dengan persentase hapir 75% naun terdapat kandungan kerikil sekitar 20% sehingga dasar perairannya juga terbilang kasar. Karakteristik Sedien Titik kerikil 4,00 21,26 26,43 22,61 pasir 95,64 78,36 73,24 76,98 lupur 0,36 0,38 0,33 0,41 Saa halnya dengan titik 3 kondisi perairan di titik 4 lebih didoinasi oleh pasir naun juga terdapat kandungan kerikil sehingga dasar perairannya terbilang kasar. Karakteristik Sedien Titik kerikil 63,99 50,78 53,13 67,40 pasir 35,77 48,03 46,63 30,34 lupur 0,25 1,19 0,25 2,26 Karakteristik Sedien Titik kerikil 12,17 20,25 17,30 14,36 pasir 87,07 78,08 81,42 84,16 lupur 0,76 1,66 1,28 1,48
9 Karakteristik Sedien Titik kerikil 20,49 17,05 17,08 14,75 pasir 79,08 82,68 82,65 84,99 lupur 0,42 0,27 0,27 0,26 Karakteristik Sedien Titik kerikil 14,31 12,69 10,37 13,08 pasir 85,31 86,79 89,34 86,60 lupur 0,37 0,52 0,29 0,32 Karakteristik Sedien Titik kerikil 13,11 13,61 11,35 3,97 pasir 86,33 85,58 87,99 95,38 lupur 0,56 0,80 0,65 0,65 Karakteristik Sedien Titik kerikil 9,07 8,70 11,37 11,22 pasir 90,57 90,64 88,37 88,18 lupur 0,36 0,66 0,26 0, lupur 0,41 0,42 0,50 0,52 Karakteristik Sedien Titik Karakteristik Sedien Titik kerikil 15,74 13,41 13,01 10,20 pasir 83,85 86,17 86,49 89,28 kerikil 14,34 13,68 13,37 12,29 pasir 85,10 85,97 86,11 87,10 lupur 0,56 0,35 0,51 0,60 Karakteristik Sedien Titik kerikil 13,33 11,76 12,85 9,72 pasir 86,36 87,72 86,21 89,45 lupur 0,31 0,52 0,94 0,83 Secara keseluruhan pada titik 5 12 di daerah angrove dan pebangunan jebatan enggabarkan bahwa dasar perairan hingga 1 eter didoinasi oleh pasir. Jika dibandingkan dengan titik yang berada di daerah angrove kondisi sediennya hapir saa yaitu berpasir halus sedangkan pada daerah peukian terdapat perbedaan diana kondisi pantai daerah peukian enunjukkan pantai berpasir kasar.
10 V PENUTUP A. Kesipulan Dari hasil penelitian engenai karakteristik lapisan sedien diperairan pantai Ipian berdasarkan segitiga sheppard enggabarkan bahwa sedien setiap lapisan dari tanah c erupakan fraksi pasir, kecuali pada titik 1 dan 2 diana setiap lapisannya eiliki tipe sedien pasir berkerikil dan kerikil berpasir. Perairan pantai Ipian kota Tanjungpinang eiliki tipe sedien setiap lapisan berdasarkan ean size didoinasi oleh fraksi pasir dengan tiga kategori penyusun yaitu fine sand, coarse sand dan ediu sand dengan nilai fraksi sedien berkisar antara (-0,24Ø) 2,43Ø. Lapisan sedien di perairan pantai Ipian ratarata terpilah buruk dan condong ke arah butiran kasar dan butiran sangat kasar, hal ini dikarenakan adanya aktivitas pebangunan jebatan dan kecepatan arus yang tidak stabil. B. Saran Peneltitan karakteristik lapisan sedien berdasarkan tanah erupakan penelitian untuk engetahui jenis sedien di setiap lapisan perairan pantai Ipian Kota Tanjungpinang. Dala penelitian ini faktor perairan yang diteliti hanya ditinjau dari faktor fisika, sedangkan untuk faktor kiia dan biologi tidak di teliti, sehingga terdapat banyak kekurangan dala perolehan data. Untuk itu disarankan agar endapatkan data yang lebih akurat aka perlu dilakukan penelitian lanjutan yang disertai dengan paraeter perairan lengkap yaitu fisika, kiia dan biologi yang berpengaruh terhadap jenis sedien di perairan. Bestari Kota Tanjungpinang Provinsi Keepulauan Riau. Fakultas Ilu Kelautan dan Perikanan. Universitas Mariti Raja Ali Haji. 104 hal. (Tidak diterbitkan) Mukinin, A, Proses Sedientasi di Perairan Pantai Dopak Kecaatan Bukit Bestari Provinsi Kepulauan Riau. Fakultas Perikanan dan Ilu Kelautan. Universitas Riau. 60 Hal. (Tidak Diterbitkan) Nybakken, J.W Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Graedia, Jakarta. Penerjeah: Edian dkk. 459 Hal. Pethick, J An Introduction Geoorphology. Chapan And Hall. USA. 245 hal Rifardi Tekstur Sedien Sapling dan Analisis. Universitas Riau Press DAFTAR PUSTAKA Danial, M. M. (2008). Pengantar ilu kelautan. Alfabeta. Bandung. Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL, Daftar Tabel Pasang Surut. Kepulauan Riau Indonesia. Jakarta. Erikarianto Paraeter Fisika dan Kiia Perairan Folk, F.J Sedientology Of Rock. Hephill University. USA. 200 Hal Idha Studi Sedientasi di Perairan Pulau Dopak Kecaatan Bukit
KARAKTERISTIK SEDIMEN DASAR PERAIRAN KAMPUNG BUGIS KELURAHAN KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG
KARAKTERISTIK SEDIMEN DASAR PERAIRAN KAMPUNG BUGIS KELURAHAN KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG Atrisia Amanda Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP-UMRAH Risandi Dwirama Putra, ST, M.Eng. Dosen Jurusan
Lebih terperinciSebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau
Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau Hade Mulyadi 1, Mubarak 2, Dessy Yoswaty 2 1 Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciSebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau
Dinamika Lingkungan Indonesia, Januari 2015, p 26-31 ISSN 2356-2226 Dinamika Lingkungan Indonesia 26 Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau Hade Mulyadi, Mubarak,
Lebih terperinciSEDIMENT STRATIGRAPHY IN DUMAI WATERS RIAU PROVINCE. Ramot S Hutasoit 1), Rifardi 2) and Musrifin Ghalib 2)
SEDIMENT STRATIGRAPHY IN DUMAI WATERS RIAU PROVINCE By Ramot S Hutasoit 1), Rifardi 2) and Musrifin Ghalib 2) hutasoitramot@ymail.com Abstract This study was conducted in February 2016 in Dumai Waters,
Lebih terperinciANALISIS LAPISAN SEDIMEN BERDASARKAN KEDALAMAN TANAH DI PERAIRAN TANJUNG UNGGAT KOTA TANJUNGPINANG
ANALISIS LAPISAN SEDIMEN BERDASARKAN KEDALAMAN TANAH DI PERAIRAN TANJUNG UNGGAT KOTA TANJUNGPINANG Sediment Layer Analysis Based on Depth Soil in the waters of Tanjung Unggat Tanjungpinang. Riswandi Marzuki
Lebih terperinciCHARACTERISTIC OF SEDIMENT AND SEDIMENT ACCUMULATED RATE IN COASTAL WATERS OF BUKIT BESTARI SUBDISTRICT TANJUNGPINANG CITY RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE
CHARACTERISTIC OF SEDIMENT AND SEDIMENT ACCUMULATED RATE IN COASTAL WATERS OF BUKIT BESTARI SUBDISTRICT TANJUNGPINANG CITY RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE Supriadi College Student of Marine Science, FIKP UMRAH,
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN STRUKTUR
BAB V PERENCANAAN STRUKTUR 5.1. TINJAUAN UMUM Dala perencanaan suatu bangunan pantai harus ditetapkan terlebih dahulu paraeter-paraeter yang berperan dalan perhitungan struktur. Paraeterparaeter tersebut
Lebih terperinciSEDIMENT CHARATERISTICS IN TELUK KABUNG WATERS PADANG CITY WEST SUMATERA KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERAIRAN TELUK KABUNG KOTA PADANG SUMATERA BARAT
SEDIMENT CHARATERISTICS IN TELUK KABUNG WATERS PADANG CITY WEST SUMATERA KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERAIRAN TELUK KABUNG KOTA PADANG SUMATERA BARAT By: Reza Hayuda Putra 1), Rifardi 2), dan Elizal 2) Fisheries
Lebih terperinci3,15 Very Fine Sand 1,24 Poorlysorted -0,21 Coarse-Skewed. 4,97 Coarse Silt 1,66 Poorlysorted -1,89 Very Coarse-Skewed
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sedimen dasar permukaan Hasil analisis sedimen permukaan dari 30 stasiun diringkas dalam parameter statistika sedimen yaitu Mean Size (Mz Ø), Skewness (Sk
Lebih terperinciPROSES SEDMENTASI DI PERAIRAN DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PROSES SEDMENTASI DI PERAIRAN DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEDIMENTATION PROCESS IN THE COAST OF DOMPAK BUKIT BESTARI SUB-REGENCY KEPULAUAN RIAU PROVINCE Oleh Amirul Mukminin
Lebih terperinciSTRATIGRAFI SEDIMEN PERAIRAN SELAT RUPAT BAGIAN TIMUR. Oleh Visius Uracha Sisochi Wau 1 dan Rifardi 2
JURNAL PERIKANANAN DAN KELAUTAN ISSN 0853-7607 STRATIGRAFI SEDIMEN PERAIRAN SELAT RUPAT BAGIAN TIMUR (Stratigraphy of sediment in eastern of Rupat Strait ) Oleh Visius Uracha Sisochi Wau 1 dan Rifardi
Lebih terperinciTerbentuknya Batuan Sedimen
Partikel Sedimen Terbentuknya Batuan Sedimen Proses terbentuknya batuan sedimen dari batuan yang telah ada sebelumnya. Material yang berasal dari proses pelapukan kimiawi dan mekanis, ditransportasikan
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK SEDIMEN DI MUARA SUNGAI INDRAGIRI
ANALISIS KARAKTERISTIK SEDIMEN DI MUARA SUNGAI INDRAGIRI Dendy Ariandi 1 dan Mubarak 2 Rifardi 2 Abstract This research was conducted on August 2008 with purpose has to know the characteristics of sediment
Lebih terperinciSEDIMENT CHARACTERISTIC AND DISTRIBUTION PATTERN OF WESTERN COAST OF RUPAT STRAIT. By:
SEDIMENT CHARACTERISTIC AND DISTRIBUTION PATTERN OF WESTERN COAST OF RUPAT STRAIT By: Afrizam 1), Rifardi 2), and Irvina Nurrachmi 2) Afrizam.tok@gmail.com Abstract This research was conducted in May 2014
Lebih terperinciSTUDI TRANSPOR SEDIMEN LITHOGENEUS DI PERAIRAN MUARA SUNGAI DUMAI PROVINSI RIAU. Oleh
STUDI TRANSPOR SEDIMEN LITHOGENEUS DI PERAIRAN MUARA SUNGAI DUMAI PROVINSI RIAU Oleh Asrori 1), Rifardi 2) dan Musrifin Ghalib 2) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Email:asrorinasution26@gmail.com
Lebih terperinciKARAKTERISASI SEDIMEN DASAR PERAIRAN PESISIR TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG
KARAKTERISASI SEDIMEN DASAR PERAIRAN PESISIR TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG Andhika Sakti Anggari Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH... email Muzahar Dosen Jurusan Ilmu
Lebih terperinciSEDIMENTASI DI PERAIRAN TEPI LAUT KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SEDIMENTASI DI PERAIRAN TEPI LAUT KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU Sedimentation in Tepi Laut Coastal Waters at Tanjungpinang City, Riau ArchipelagoProvince A. Robby Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciMuhammad Ramli Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP-Universitas Maritim Raja Ali Haji
Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di Pelabuhan Internasional Ferry Dompak Tanjungpinang 1 Muhammad Ramli Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP-Universitas Maritim Raja Ali Haji
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN PERAIRAN DESA BUSUNG KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN RIAU
1 KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN PERAIRAN DESA BUSUNG KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN RIAU Debie Fernandes Situmorang, Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim
Lebih terperinciKarakteristik Sedimen Permukaan Muara Sungai Kawal Kabupaten Bintan
Karakteristik Sedimen Permukaan Muara Sungai Kawal Kabupaten Bintan Agusta Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, agusta310889@gmail.com Chandra Joe Koenawan Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, joei ck@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di perairan Pulau Bintan Timur, Kepulauan Riau dengan tiga titik stasiun pengamatan pada bulan Januari-Mei 2013. Pengolahan data dilakukan
Lebih terperinciPERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN Mega Gusti Heka Student, Civil Engineering Departent, University of Sriwijaya, Palebang 30227,
Lebih terperinciKOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU
KOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU 1) oleh: Devy Yolanda Putri 1), Rifardi 2) Alumni Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru 2) Dosen Fakultas
Lebih terperinciKeywords: Vertical Distribution, Sediment, Bengkalis Strait, characteristics 1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau 2)
Vertical Distribution of Sediment in the Waters of Bengkalis Strait Bengkalis Regency, Riau Province By Dedek Susanto 1) Rifardi 2) Elizal 2) Email: Dedeksusanto60@yahoo.co.id ABSTRACT This research was
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN LAJU ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN KELURAHAN TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU
KARAKTERISTIK DAN LAJU ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN KELURAHAN TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU Desarmilizar Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan FIKP-UMRAH Risandi
Lebih terperinciSTUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 608-613 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose STUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK
Lebih terperinciSTUDI ABRASI PANTAI PADANG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Ferli Fajri 1, Rifardi 1, Afrizal Tanjung 1
Studi abrasi Pantai Padang Kota Padang Provinsi Sumatera Barat 36 Jurnal perikanan dan kelautan 17,2 (2012): 36-42 STUDI ABRASI PANTAI PADANG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Ferli Fajri 1, Rifardi
Lebih terperinciAnalisis Karakteristik Sedimen dan Konsentrasi Logam Berat Pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan
1 Analisis Karakteristik Sedimen dan Konsentrasi Logam Berat Pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan Heri Gustian Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, herrygustian08@gmail.com Risandi Dwirama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISASI LAPISAN SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU PENYENGAT KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU
STUDI KARAKTERISASI LAPISAN SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU PENYENGAT KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU Dedy Pamungkas Wibisono Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan FIKP-UMRAH Chandra Joei Koenawan, S.Pi,
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2017), Hal ISSN :
Identifikasi Jenis Material Sedimen Dasar Kelokan Sungai di Desa Sungai Duri Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang Suci Handayani a, M. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b aprogram Studi Fisika, Fakultas
Lebih terperinciJurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online
Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unied.ac.id/2012/index.php/einstein Aplikasi Citra Landsat 8 Oli Untuk Menganalisa Kerapatan Vegetasi Bill Cklinton Sianjuntak dan Rita Juliani* Jurusan Fisika,
Lebih terperinciAnalisis Karakteristik Sedimen dan Konsentrasi Logam Berat Pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan
Analisis Karakteristik Sedimen dan Konsentrasi Logam Berat Pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan Harun Hidayah Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, hidayah.harun07@gmail.com Risandi Dwirama
Lebih terperinciSupriyadi 1, Priyantari, N 1, Sulistyani, D.P 2, Mayasari, W.A 2
IDENTIFIKASI JENIS TANAH PADA LAHAN PEMUKIMAN BERDASARKAN INTEGRASI PENGUKURAN GEOLISTRIK 3D DAN UJI INDEKS PROPERTIES TANAH DI PERUMAHAN ISTANA TIDAR REGENCY-JEMBER Supriyadi 1, Priyantari, N 1, Sulistyani,
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian
39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang
Lebih terperinciANALISIS LAPISAN SEDIMEN DI PERAIRAN KAMPUNG BARU KOTA TANJUNGPINANG
1 ANALISIS LAPISAN SEDIMEN DI PERAIRAN KAMPUNG BARU KOTA TANJUNGPINANG MARTIN ARISNANTO JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017 ii
Lebih terperinciPraktikum m.k Sedimentologi Hari / Tanggal : PRAKTIKUM-3 ANALISIS SAMPEL SEDIMEN. Oleh
Praktikum m.k Sedimentologi Hari / Tanggal : Nilai PRAKTIKUM-3 ANALISIS SAMPEL SEDIMEN Oleh Nama : NIM : PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR DI PERAIRAN KELURAHAN TAREMPA BARAT KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR DI PERAIRAN KELURAHAN TAREMPA BARAT KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS CHARACTERISTICS OF THE SEDIMENT IN THE VILLAGE DISTRICT OF WEST TAREMPA SIANTAN ANAMBAS
Lebih terperinciAnalisis Kandungan Minyak Pada Air dan Sedimen di Perairan Sekitar Bungus Teluk Kabung Kota Padang Sumatera Barat. Abstract
Analisis Kandungan Minyak Pada Air dan Sedimen di Perairan Sekitar Bungus Teluk Kabung Kota Padang Sumatera Barat By Fitri Ariani 1, Syahril Nedi 2, Yusni Ikhwan Siregar 2 1 Mahasiswi Ilmu Kelautan Universitas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERAIRAN SUNGAI CARANG KOTA REBAH KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU
KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERAIRAN SUNGAI CARANG KOTA REBAH KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU Arief Budiman Daulay Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, buddy_arief@yahoo.com Arief Pratomo Dosen
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU. oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) Abstrak
ANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) 1) Alumni Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru 2) Dosen Fakultas
Lebih terperinciPETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA
PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan
Lebih terperinciIII HASIL DAN PEMBAHASAN
7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.
Lebih terperincidimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3
Zat dan Wujudnya Massa Jenis Jika kau elihat kapas yang berassa 1 kg dan batu berassa 1 kg, apa ada di benaku? Massa Jenis adalah perbandingan antara assa benda dengan volue benda Massa jenis zat tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciPENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL
PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL
PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN
43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan
Lebih terperinciANALYSIS OF THE CHARACTERISTICS OF THE SURFACE SEDIMENT IN ROKAN HILIR AND BENGKALIS WATERS PROVINCE OF RIAU
ANALYSIS OF THE CHARACTERISTICS OF THE SURFACE SEDIMENT IN ROKAN HILIR AND BENGKALIS WATERS PROVINCE OF RIAU ANALISIS KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR DI PERAIRAN ROKAN HILIR DAN BENGKALIS PROVINSI
Lebih terperinciAnalisis Karakteristik Sedimen dan Mineral Mikro Konsentrat pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan. M Febriansyah Ramadhana
Analisis Karakteristik Sedimen dan Mineral Mikro Konsentrat pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan M Febriansyah Ramadhana Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, mpramadhana94@gmail.com Risandi
Lebih terperinciJURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN Volume 7, Nomor 1, April 2011 ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PENGEMBANGAN KAWASAN PERIKANAN DI KABUPATEN MALUKU TENGAH TEKNOLOGI PROSES PEGARAMAN DI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang
Lebih terperinciISSN : KARAKTERISTIK SEDIMEN PANTAI PADA PERAIRAN PANTAI DESA HUTUMURI DAN DESA WAYAME PULAU AMBON
ISSN : 1907-7556 KARAKTERISTIK SEDIMEN PANTAI PADA PERAIRAN PANTAI DESA HUTUMURI DAN DESA WAYAME PULAU AMBON Krisostomus Rupilu Politeknik Perdamaian Halmahera Tobelo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciImplementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN
6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan
Lebih terperinciDiketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK
Copyright http://serbiserbi.co/ Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, 1 2 SOAL PILIHAN GANDA 1. Tahukah kalian, salah satu keunikan dari laba-laba pelopat adalah keistiewaan penglihatannya.
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM
25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil
Lebih terperinciANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN DI DASAR PERAIRAN SENGGARANG KELURAHAN SENGGARANG KOTA TANJUNGPINANG
ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN DI DASAR PERAIRAN SENGGARANG KELURAHAN SENGGARANG KOTA TANJUNGPINANG 1 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Perikanan (S.Pi.) Oleh:
Lebih terperinciStudi sebaran sedimen berdasarkan ukuran butir di perairan Kuala Gigieng, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh
Studi sebaran sedimen berdasarkan ukuran butir di perairan Kuala Gigieng, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh Study of sediment distribution based on grains size in Kuala Gigieng Estuary, Aceh Besar District,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERIRAN DESA TANJUNG MOMONG KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERIRAN DESA TANJUNG MOMONG KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS CHARACTERISTICS OF MARINE SEDIMENTS IN THE VILLAGE OF TANJUNG MOMONG SIANTAN ANAMBAS ISLAND SUBDISTRICT
Lebih terperinciANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY
ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY Oleh Supiyati 1, Suwarsono 2, dan Mica Asteriqa 3 (1,2,3) Jurusan Fisika,
Lebih terperinciANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 54 60 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT Fajar Kurnia Pratomo,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN
35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan
Lebih terperinciSTUDI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PANTAI LARANGAN KABUPATEN TEGAL
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 277-283 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose STUDI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PANTAI LARANGAN KABUPATEN TEGAL
Lebih terperinci1. Student of Fisheries and Marine Sciences Faculty, University of Riau 2. Lecturer at the Fisheries and Marine Sciences Faculty, University of Riau
SEDIMENT AND COASTLINE CHANGE ANALYSIS OF MESKOM VILLAGE, RIAU Oleh Chairunisa Rachmani 1, Rifardi 2 and Musrifin Ghalib 2 Dept. of Marine Science, Fishery and Marine Science Faculty, Riau Univ. Postal
Lebih terperinciANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016
Analisis Kecepatan Lari..(Dian Saputri) ANALISIS KECEPATAN LARI METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN THE ANALYSIS OF METERS RUN SPEED WOMEN ATHLETES IN
Lebih terperinciPerhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude
9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan
Lebih terperinciJURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 771-776 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose STUDI SEBARAN MATERIAL PADATAN TERSUSPENSI DI PERAIRAN SEBELAH BARAT TELUK JAKARTA
Lebih terperinciDampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya
Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN
LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN NAMA PRAKTIKAN : Raadhan Bestari T. Barlian GRUP PRAKTIKAN : Grup Pagi (08.00-11.00) KELOMPOK : 2 HARI/TGL. PRAKTIKUM : Kais, 17
Lebih terperinciSimulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa
G174 Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa Muhammad Ghilman Minarrohman, dan Danar Guruh Pratomo Departemen Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL
BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah
Lebih terperinciPraktikum m.k Sedimentologi Hari / Tanggal : PRAKTIKUM-2 UKURAN BUTIR SEDIMEN. Oleh
Praktikum m.k Sedimentoloi Hari / Tanal : Nilai PRAKTIKUM-2 UKURAN BUTIR SEDIMEN Oleh Nama : NIM : PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA 201-1
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN TEKNIS RINCI
BAB V PERENCANAAN TEKNIS RINCI 5. PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN 5.. Perhitungan Diensi Saluran Tersier Saluran tersier tidak direncanakan sebagai jalur navigasi sehingga perhitungan diensi untuk salutan
Lebih terperinciBAB 4 KAJI PARAMETRIK
Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan
BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan
Lebih terperinciSEDIMENT COMPOSITION AS VERTICAL IN DUMAI COASTAL WATERS. Abstract
434 SEDIMENT COMPOSITION AS VERTICAL IN DUMAI COASTAL WATERS by NUNUNG FIDIATUR R 1, RIFARDI 2, AND EDWARD RUFLI 2 1 Student of Fisheries and Marine Science Faculty Riau University, Pekanbaru 2 Lecturer
Lebih terperinciVERTICAL CONTENT ANALYSIS CRUDE OIL AT THE CORE OF SEDIMENT IN DUMAI COASTAL WATERS. Abstract I. PENDAHULUAN
472 VERTICAL CONTENT ANALYSIS CRUDE OIL AT THE CORE OF SEDIMENT IN DUMAI COASTAL WATERS by SYAHMINAN 1, RIFARDI 2, AND EDWARD RUFLI 2 1 Student of Fisheries and Marine Science Faculty Riau University,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek
Lebih terperinciVARIASI HAMBATAN DOWNSTREAMKE SIDE ARM T- JUNCTION SUDUT 45 O PADA SALURAN MIRING TERHADAP KARAKTERISTIK PEMISAHAN KEROSENE - AIR
University Research Colloquiu 205 ISSN 2407-989 VARIASI HAMBATAN DOWNSTREAMKE SIDE ARM T- JUNCTION SUDUT 45 O PADA SALURAN MIRING TERHADAP KARAKTERISTIK PEMISAHAN KEROSENE - AIR Karinto, 2 Suhartoyo,2,
Lebih terperinciPerbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb
Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017
Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY
Lebih terperinciRANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)
RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co
Lebih terperinciKAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM
KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:
Lebih terperinciLAJU PENGENDAPAN SEDIMEN DI PULAU ANAKAN MUARA SUNGAI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN
MASPARI JOURNAL JANUARI 2016, 8(1):7-14 LAJU PENGENDAPAN SEDIMEN DI PULAU ANAKAN MUARA SUNGAI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN RATE OF SEDIMENT DEPOSITION ON ANAKAN ISLAND BANYUASIN ESTUARY IN SOUTH
Lebih terperinciPERUBAHAN WARNA SUBSTRAT PADA DAERAH HUTAN MANGROVE DESA PASSO. (Change of Substrate Colour at Mangrove Forest in Passo Village)
Jurnal TRITON Volume 10, Nomor 2, Oktober 2014, hal. 85 90 85 PERUBAHAN WARNA SUBSTRAT PADA DAERAH HUTAN MANGROVE DESA PASSO (Change of Substrate Colour at Mangrove Forest in Passo Village) L. Siahainenia,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jurnal Teknika ATW_Edisi 08 1
STUDI EKSPERIMENTAL ALIRAN KE SIDE ARM T- JUNCTION DENGAN SUDUT 45 O PADA SALURAN MIRING TERHADAP KARAKTERISTIK PEMISAHAN KEROSENE - AIR DENGAN VARIASI HAMBATAN DOWNSTREAM Oleh : ) Karinto, 2) Heri Kustanto,
Lebih terperinciAnalisis Karakteristik Fisik Sedimen Pesisir Pantai Sebala Kabupaten Natuna Hendromi 1), Muhammad Ishak Jumarang* 1), Yoga Satria Putra 1)
PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 1 (215), Hal.21-28 ISSN : 2337-824 Analisis Karakteristik Fisik Sedimen Pesisir Pantai Sebala Kabupaten Natuna Hendromi 1), Muhammad Ishak Jumarang* 1), Yoga Satria Putra 1)
Lebih terperinciANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG
Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni
Lebih terperinciSUSPENSI DAN ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN LAUT JAWA
34 SUSPENSI DAN ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN LAUT JAWA Helfinalis Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta 14430, Indonesia E-mail: helfi55@yahoo.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan 1.3 Pembatasan Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan sedimen di sungai atau saluran terbuka merupakan suatu proses alami yang terjadi secara berkelanjutan. Sungai di samping berfungsi sebagai media untuk mengalirkan
Lebih terperinciPEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT
PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co
Lebih terperinciDEPENDENCY SEDIMENT ACCUMULATED WITH CURRENT VELOCITY AT THE WATERS WEST TANJUNGPINANG RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE
DEPENDENCY SEDIMENT ACCUMULATED WITH CURRENT VELOCITY AT THE WATERS WEST TANJUNGPINANG RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE Ishardiansyah College Student of Marine Science, FIKP UMRAH, ishardiansyahbassist@ymail.com
Lebih terperinciVolume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015
Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana
Lebih terperinci