ANALISIS LAPISAN SEDIMEN BERDASARKAN KEDALAMAN TANAH DI PERAIRAN TANJUNG UNGGAT KOTA TANJUNGPINANG

Transkripsi

1 ANALISIS LAPISAN SEDIMEN BERDASARKAN KEDALAMAN TANAH DI PERAIRAN TANJUNG UNGGAT KOTA TANJUNGPINANG Sediment Layer Analysis Based on Depth Soil in the waters of Tanjung Unggat Tanjungpinang. Riswandi Marzuki Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, Risandi Dwirama Putra, ST,M.Eng Dosen Jurusan Ilmu Keluatan, FIKP UMRAH, Chandra Joei Koenawan S.Pi M.Si Dosen Jurusan Ilmu Keluatan, FIKP UMRAH, ABSTRAK Riswandi. M. ( ) Analisis Lapisan Sedimen Berdasarkan Kedalaman Tanah di Perairan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Risandi Dwirama Putra, ST,M.Eng, Pembimbing II: Chandra Joei Koenawan S.Pi M.Si. Penelitian ini dilaksanakan pada 21 April - 28 Juli 216 yang berlokasi di perairan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis setiap lapisan sedimen berdasarkan kedalaman tanah di Perairan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang serta parameter perairan yang berkaitan dengan sedimen di Perairan tanjung Unggat Kota Tanjungpinang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Pengambilan sampel sedimen di ambil 12 titik dan parameter perairan dilakukan 3 stasiun. Analisis sampel sedimen dilakukan di laboratorium. Dari hasil analisis sedimen dasar perairan yang terdapat di perairan tepi laut Kota Tanjungpinang dapat memberi gambaran krakteristik sedimen dari 12titik. Dari 12 titik lebih banyak pasir berkerikil. dan memiliki tekstur lebih Kasar serta memiliki kecepatan Arus yang relatif cepatsedimen yang terjadi di perairan tepi laut Kota Tanjungpinang dapat diduga berasal dari aktivitas antrophogenik dan aktivitas osenografi. Kata kunci : Analisis Lapisan Sedimen Berdasarkan Kedalaman Tanah di Perairan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang

2 ABSTRACT Riswandi. M. ( ) Sediment Layer Analysis Based on Depth Soil in the waters of Tanjung Unggat Tanjungpinang. Thesis. Tanjungpinang: Department of Marine Sciences, Faculty of Marine Sciences and Fisheries, Maritime University of Raja Ali Haji. Supervisor I: Risandi Dwirama Putra, ST, M. Eng, Supervisor II: Chandra Joei Koenawan S.Pi M.Si. Research was conducted on 21 April to 28 July 216 is located in the waters of Tanjung Unggat Tanjungpinang. This study aims to determine the type of each layer of sediments based on soil depth in the waters of Tanjung Unggat Tanjungpinang waters as well as the parameters associated with the sediment in the waters of the promontory Unggat Tanjungpinang. The method used in this research is survey. Sampling sediment taken 12 points and made 3 station parameter waters. Analysis of sediment samples done in the laboratory. From the analysis of seabed sediments found in the coastal waters of Tanjungpinang can illustrate The characteristics of sediments of 12 points. Of the 12 points more pebbly sand. and has a rough texture and has a relatively fast speed of stream sediments occurring in the coastal waters of Tanjungpinang be expected from the activities and activity antrophogenik osenografi. Keywords: Sediment Layer Analysis Based on Depth Soil in the waters of Tanjung Unggat Tanjungpinang

3 1. PENDAHULUAN Kelurahan Tanjung Unggat merupakan salah satukawasan pesisir yang berada di Kota Tanjungpinang. Perairan Tanjung Unggat merupakan perairan yang padat pendudukdan banyak aktivitas pesisir yang ada di perairan tersebut, di antaranya adanya areal pemukiman, areal pelabuhan, serta terdapat kegiatan reklamasi yang di lakukan di daerah Tanjung Unggat, kegiatan reklamasi telah dilaksanakan dari tahun 214 yang bertujuan untuk membuat penyebarangan menuju Rimba Jaya. Adanya aktifitas aktifitas tersebut menyebabkan partikel partikel masuk ke dalam perairan sehingga menyebabkan perubahan jenis sedimen, Kegiatan reklamasi ini menyebabkan tanah penimbunan dibawa oleh aliran hujan dan masuk ke perairan, menyebabkan terjadi penambahan akumulasi sedimen sehingga terjadi perubahan komposisi dan struktur sedimen di perairan tersebut hal ini di tambah lagi dengan adanya pasang surut. Di beberapa lokasi di Tanjung Unggat terjadi erosi pantai yang semakin hari volume tanahnya berkurang akibat pengkikisan yang di sebabkan oleh gelombang laut, hal ini disebabkan akibat energi gelombang yang menghempas pantai terdistribusi dan terjadi nya penyimpangan energy diakibatkan aktivitas masyarakat yang dapat mengubah struktur marfologi pantai menjadi tidak seimbang dan mengakibatkan terjadinya erosi pantai di beberapa lokasi di daerah Tanjung Unggat, dari aktifitas yang terjadi menyebabkan partikel partikel masuk keperairan dan memyebabkan perbedaan jenis dan komposisi berdasarkan kedalaman di perairan kelurahan Tanjung Unggat. Berdasarakan pada penyumbang sedimen terhadap proses perubahan lapisan sedimen berdasarkan kedalaman di duga karena faktor dari aktivitas manusia dan faktor alam, maka dari itu perlu di lakukan penelitian terhadap sedimen yang terdapat di perairan Tanjung Unggat guna memperoleh informasi jenis lapisan sedimen berdasarkan kedalaman dan parameter perairan yang berkaitan dengan sedimen. II. METODE Penelitian dilaksanakan di perairan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang pada Bulan April juli 216. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

4 No Jenis Alat Keterangan 1 GPS Menentukan Ttitik Kordinat Stasiun 2 Graeb Sample Mengambil Sedimen Untuk Penelitian 3 Tongkat Pendorong Modifikasi Untuk Mendorong Sedimen 4 Tabung Ukur ML Menganalisis Lumpur 5 Oven Pengering Untuk Mengeringkan Sampel Penelitian 6 Timbangan Analitik Menimbang Berat Sampel Sedimen 7 Stop Watch Menentukan Kecepatan Arus 8 Kamera Dokumentasi 9 Pisau Pemotong Cangkul / Skop Untuk Mengerok 11 Tokat Kayu Bersekala Mengukur Kedalaman 12 Turbidimeter Mengukur Kekeruhan 13 Kertas Label Untuk Penanda 14 Kantong Plastik Menyimpan Sampel 15 Meteran Untuk Mengukur 16 Saringan 7 tingkat Untuk mengayak Sedimentasi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah No Nama Bahan Keterangan 1 Alumunium Foil Untuk Tempat Sedimen Sebelum dan Sesudah Diayak 2 Sampel sedimen Untuk Penelitian 3 Aquades Kalibrasi dan Mencuci Alat Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai, data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder.data primer di peroleh di lapangan, kemudian dianalisis di laboratorium ilmu kelautan dan perikanan UMRAH.Data sekunder di peroleh dari instansi terkait dengan lokasi wilayah penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan teknik Purposive sampling, berdasarkan pertimbangan peneliti.parameter lingkungan perairan yang diukur meliputi kedalaman, kecepatan arus, Kekeruhan, dan pasang surut. Pengukuran ini dilakukan dua kali yaitu pada saat pasang dan pada saat surut. Pengambilan sampel sedimen diambil pada lokasi penelitian menurut kedalamannya yang berbeda pada saat surut terendah, Pengambilan sampel sedimen diambil menggunakan Graeb sample adapun langkah langkah sebagai berikut : 1. siapakan alat pipa stainless dan alat pendorong sedimen terlebih dahulu 2. tentukan lokasi atau titik sampling pada peta dasar 3. sebelum pipa stainless di tarik, tekan terlebih dahulu,, kerok sedimen yang ada di pinggir tabung modifikasi 4. setelah sedimen di angkat keatas dan masukan alat pendorong dari atas, dan dorong sedimen agar keluar 5. Ukurlah sedimen tersebut sampai panjang 25 Cm, sampai 4 potongan. Sepanjang 1 M. Masukan tiap tiap sampel sedimen yang terambil kedalam kantong sampel dan di beri lebel tanda 6. Setelah semua sampel diperoleh dan telah dipotong / di ukur, simpanlah sampel sedimen yang telah di beri tanda ke dalam icebox agar aman dari kerusakan 7. Proses pengambilan sampel selesai dan siap dibawah ke laboraterium untuk dianalisis sesuai dari tujuan penelitian. A. Pengolahan Data Gambaran lingkungan pengendapan dapat diperoleh dengan cara menghitung parameter statistika sedimen. Ukuran butir (tekstur) sedimen dianalisis dan ditentukan kelas masing-masing subpopulasi sedimen berdasarkan skala Wenworth ( Rifardi, 28 ). Hasil dari metode pengayakan dan metode pipet digabungkan, sehingga dapat dihitung dengan cara menentukan persentase masing-masing kelas ukuran (fraksi) sedimen. Persentase ukuran sedimen tersebut diplotkan dalam kertas grafik probabilitas, dengan menggunakan metode grafik didapatkan parameter statistika sedimen.

5 1. Diameter rata rata (MZ) Mean Size = Ø16 + Ø5 + Ø84 3 Keterangan: Ø1 : coarse sand (pasir kasar) Ø2 : medium sand (pasir menengah) Ø3 : fine sand (pasir halus) Ø4 : very fine sand (pasir sangat halus) Ø5 : coarse sili (lumpur kasar) Ø6 : medium sili (lumpur menengah) Ø7 : fine sili (lumpur halus) Ø8 : very fine sili (lumpur sangat halus) >Ø8 : clay (liat) 2. Skewness (SK 1) sk 1 = Ø16 + Ø84 + 2Ø5 Ø5 + Ø95 + 2Ø5 + 2 Ø84 Ø16 2 Ø95 Ø5 klasifikasi: + 1, s.d +,3 : very fine skewed +,3 s.d +,1 : fine skewed +,1 s.d,1 : near symmetrical -,1 s.d,3 : coarse skewed >-,3 : very coarse skewed 3. Sorting koefisien (Ϩ 1 ) Ϩ1 = Ø84 + Ø16 4 Ø95 + Ø5 + 6,6 Klasifikasi : <,25Ø : very well sorted (terpilih sangat baik),35,5 Ø : well sorted (terpilih baik),5,71 Ø ; moderately well sorted (terpilih),71 1, Ø : moderately sorted(terpilih sedang) 1,1 2, Ø : poorly sorted (terpilih buruk) >2, Ø : very poorly sorted (terpilih sangat buruk) 4. Kurtosis (KG) KG = Ø95 + Ø5 2,44 Ø75 + Ø25 Klasifikasi : <,67 : sangat platikurtik,67,9 : platikurtik,9 1,11 : mesokurtik 1,11 1,5 : leptokurtik 1,5 3, : sangat leptokurtik >3, : leptokurtik ekstrim B. Analisis Data Sampel lapisan sedimen yang dianalisis bertujuan untuk mendapatkan data ukuran butir sedimen.hasil analisis ukuran sedimen yang dilakukan di Laboraturium ini digunakan untuk menentukan kelas ukuran masing-masing berdasarkan ( skala Wenworth dalam Rifardi, 28 ). Selain itu ukuran butir sedimen yang dihasilkan juga digunakan untuk menentukan jenis sedimen di daerah penelitian berdasarkan Segitiga Sheppard (Sheppard dalam Rifardi, 28). Data primer dan sekunder yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Kemudian data-data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif sehingga data dapat memberikan gambaran tentang karakteristik lapisan sedimen di lokasi penelitian, fraksi sedimen diketahui dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana melalui (Ms Excel dan Software) III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Jenis Lapisan Sedimen Berdasarkan Kedalaman di Perairan Tanjung Unggat Kota Tanjung Pinang. Tekstur sedimen menunjukkan persentase fraksi sedimen dasar yang dikelompokan menjadi tiga tekstur sedimen (tekstur kerikil, tekstur pasir, tekstur lumpur). Hasil analisis tekstur sedimen dasar perairan untuk setiap titik

6 pengamatan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut: Titik Koordinat Kedalaman Tekstur Sedimen LU dan BT LU dan BT LU dan BT LU dan BT LU dan BT LU dan BT LU dan BT LU dan BT LU dan BT LU dan BT - 25 cm Pasir Berkerikil 25-5 cm Pasir Berkerikil 5-75 cm Pasir Berkerikil 75 - cm Pasir Berkerikil - 25 cm Pasir Berkerikil 25-5 cm Pasir Berkerikil 5-75 cm Pasir Berkerikil 75 - cm Pasir Berkerikil - 25 cm Kerikil Berpasir 25-5 cm Pasir Berkerikil 5-75 cm Pasir Berkerikil 75 - cm Pasir Berkerikil - 25 cm Kerikil Berpasir 25-5 cm Pasir Berkerikil 5-75 cm Pasir Berkerikil 75 - cm Pasir Berkerikil - 25 cm Pasir Berkerikil 25-5 cm Kerikil Berpasir 5-75 cm Kerikil Berpasir 75 - cm Pasir Berkerikil - 25 cm Pasir Berkerikil 25-5 cm Pasir Berkerikil 5-75 cm Pasir Berkerikil 75 - cm Pasir Berkerikil - 25 cm Pasir Berkerikil 25-5 cm Pasir Berkerikil 5-75 cm Pasir Berkerikil 75 - cm Pasir Berkerikil - 25 cm Pasir Berkerikil 25-5 cm Pasir Berkerikil 5-75 cm Pasir Berkerikil 75 - cm Pasir Berkerikil - 25 cm Pasir Berkerikil 25-5 cm Pasir Berkerikil 5-75 cm Pasir Berkerikil 75 - cm Pasir Berkerikil - 25 cm Kerikil Berpasir 25-5 cm Kerikil Berpasir sehingga meneybebakan butiran sedimenya yang lebih kasar. Menurut Idham (214) bahwa kuat arus perairan sangat mempengaruhi komposisi fraksi sedimen dasarnya, semaikin kuat arus biasanya dicirikan oleh perairan yang didominasi dengan butiran yang lebih besar karena partikel - partikel yang leih halus akan terbawa dan menyebar ke tempat lain. 2. Parameter Statistika Sedimen a. Diameter rata rata (MZ) Titik Kedalaman phi kategori 1-25 cm 1.5 medium sand 25-5 cm 1.7 medium sand 5-75 cm.93 coarse sand 75 - cm.93 coarse sand Rata - rata 1.11 Medium sand 2-25 cm 1.7 medium sand 25-5 cm 1. medium sand 5-75 cm 1. medium sand 75 - cm 1.8 medium sand Rata - rata 1.39 Medium sand 3-25 cm. coarse sand 25-5 cm 1. medium sand 5-75 cm 1. medium sand 75 - cm 1. medium sand Rata - rata.88 Coarse sand 4-25 cm.27 coarse sand 25-5 cm 1.27 medium sand 5-75 cm 1.5 medium sand LU dan BT LU dan BT Sumber : Data Primer 5-75 cm Kerikil Berpasir 75 - cm Kerikil Berpasir - 25 cm Pasir Berkerikil 25-5 cm Kerikil Berpasir 5-75 cm Pasir Berkerikil 75 - cm Pasir Berkerikil - 25 cm Pasir Berkerikil 25-5 cm Pasir Berkerikil 5-75 cm Pasir Berkerikil 75 - cm Pasir Berkerikil 75 - cm 1.73 medium sand Rata - rata 1.19 Medium sand - 25 cm.3 coarse sand 25-5 cm.3 coarse sand cm.73 coarse sand 75 - cm 1.13 medium sand Rata - rata.48 Coarse sand - 25 cm.83 coarse sand Dari hasil analisis berdasarkan segitiga sheppard pada 12 titik sampling di Tanjung Unggat merupakan sedimen kasar yang didominasi oleh pasir berkerikil. Secara keselurhun, kondisi fraksi di daerah tanjung unggat memiliki ukuran buitran yang kasar, hal ini di karenakan adanya kegiatan reklamasi, akibat adanya kegiatan (reklamasi) menyebabkan lahan atas yang membawa partikel yang lebih kasar melalui aliran hujan menuju ke perairan, ukuran butiran yang kasar ini juga dicirikan dengan kondisi arus perairan yang cendrung kuat, 25-5 cm.6 coarse sand cm.5 coarse sand 75 - cm.47 coarse sand Rata - rata.6 Coarse sand - 25 cm 1.13 medium sand 25-5 cm.83 coarse sand cm.47 coarse sand 75 - cm.47 coarse sand Rata - rata.73 Coarse sand - 25 cm 1.17 medium sand 25-5 cm.53 coarse sand cm.53 coarse sand 75 - cm.3 coarse sand Rata - rata.57 Coarse sand - 25 cm 1.3 medium sand cm.87 coarse sand 5-75 cm.77 coarse sand

7 75 - cm.43 coarse sand Rata - rata.78 Coarse sand - 25 cm.37 coarse sand 25-5 cm.23 coarse sand 5-75 cm.2 coarse sand 75 - cm.3 coarse sand Rata - rata.21 coarse sand cm 1. medium sand 25-5 cm.97 coarse sand 5-75 cm.57 coarse sand 75 - cm.13 coarse sand Rata - rata.67 Coarse sand cm.77 coarse sand 25-5 cm.33 coarse sand 5-75 cm.17 coarse sand 75 - cm.3 coarse sand Rata - rata.33 coarse sand Sumber : Data Primer katagori ukuran butiran sedimen berdasarkan mean size ditentukan menurut skala wentworthterdapat 2 klasifikasi yaitu medium sand dan coarse sand. Pada titik 1-4 memiliki jenis fraksi sedimen adalah pasir menengah (medium sand) Hal demikian dikarenakan pengaruh dari aktifitas oseanografi dan lokasi titik sampling penelitian berada jauh dari aktifitas reklamasi dan kondisi di daerah tersebut memiliki kedalaman yang relatif dalam di banndingkan dengan titik Pada titik 5-12 memiliki jenis fraksi sedimen yaitu pasir kasar (coarse sand) dikarenakan di daerah tersebut adanya kegiatan reklamasi yang menyebabkan proses abrasi yang terjadi di lokasi tersebut yang di sebabkan oleh arus dan juga terjadinya pasang surut serta curah hujan yang menyebabkan partikel yang berasal dari daratan masuk ke perairan sehingga menyebabkan penumpukan partikel partikel kasar di dasar perairan dan menyebabkan pendangkalan. Kecepatan pengendapan sedimen di pengruhi oleh kedalaman perairan, semakin dalam perairan maka pengendapan juga akan semakin lama menuju dasar, sedangkan semakin dangkal perairan memungkinkan sedimen lebih cepat mengendap ke dasar perairan. Sedimen ukuran kasar akan mengendap tidak jauh dari sumbernya pada daerah sekitar mulut sungai, sebaliknya semakin jauh dari mulut sungai maka porsi pasir yang diendapkan semakin sedikit dan pada daerah ini menuju laut pengendapan didominasi oleh sedimen berukuran halus (Rifardi, 28). b. Skewness (SK) Titik Kedalaman SKW Klasifikasi - 25 cm.47 very fine skewed cm.23 fine skewed 5-75 cm -.64 very corse skewed 75 - cm -.3 Corse skewed Rata - rata.1 Near symmitical - 25 cm -.49 very corse skewed cm -.14 coarse skewed 5-75 cm.5 fine skewed 75 - cm -.29 coarse skewed Rata - rata -.22 coarse skewed - 25 cm very corse skewed cm.8 near skewed 5-75 cm -.45 very corse skewed 75 - cm -.37 very corse skewed Rata - rata -.68 very corse skewed - 25 cm -1. very corse skewed cm -.22 coarse skewed 5-75 cm.18 fine skewed 75 - cm.43 fine skewed Rata - rata -.25 coarse skewed - 25 cm very corse skewed cm very corse skewed 5-75 cm -1. very corse skewed 75 - cm.5 Near symmitical Rata - rata very corse skewed - 25 cm -.43 very corse skewed cm -.8 very corse skewed 5-75 cm -.44 very corse skewed 75 - cm -.76 very corse skewed Rata - rata -.61 very corse skewed - 25 cm.16 fine skewed cm -.43 very corse skewed 5-75 cm -.76 very corse skewed 75 - cm -.75 very corse skewed Rata - rata -.45 very corse skewed - 25 cm -.3 coarse skewed cm -.76 very corse skewed 5-75 cm -.63 very corse skewed 75 - cm very corse skewed Rata - rata -.92 very corse skewed - 25 cm -.34 very corse skewed cm -.24 coarse skewed 5-75 cm -.52 very corse skewed 75 - cm very corse skewed Rata - rata -.58 very corse skewed - 25 cm very corse skewed 25-5 cm very corse skewed 5-75 cm -1.7 very corse skewed 75 - cm very corse skewed Rata - rata very corse skewed - 25 cm -.42 very corse skewed cm -.52 very corse skewed 5-75 cm -.66 very corse skewed 75 - cm -2.1 very corse skewed Rata - rata -.9 very corse skewed - 25 cm very corse skewed cm very corse skewed 5-75 cm very corse skewed 75 - cm -2.5 very corse skewed Rata - rata very corse skewed Sumber : Data Primer Pada perhitungan nilai Skewness (SK) di 12 titik sampling tersebutdidapati 3 klasifikasi yaitufine Skewed, Near skewed, Very corse skewed. Skewness mencirikan ke arah mana dominan ukuran butir dari suatu populasi tersebut,

8 mungkin simetri, condong ke arah sedimen berbutir kasar atau condong ke arah berbutir halus. Sehingga skewness dapat digunakan untuk mengetahui dinamika sedimentasi.nilai Skewness positif menggambarkan kecendrungan kurva sebelah kanan dan kelebihan partikel - partikel halus, nilai Skewness negative menggambarkan kecendrungan kurva sebelah kiri dan kelebihan partikelpartikel kasar.dengan demikian pada titik sampling pada titik 2.dan 4 bersifat corse skewed menunjukan partikel - partikel sedimen cenderung berbentuk kasar, sedangkan titik selebihnya partikel - partikel sedimen cenderung berbentuk butiran sangat kasar. c. Sorting (δ1) Titik Kedalaman so klasifikasi 1-25 cm 1.91 poorly sorted 25-5 cm 1.67 poorly sorted 5-75 cm 1.86 poorly sorted 75 - cm 1.65 poorly sorted Rata - rata 1.77 Poorly sorted 2-25 cm 1.83 poorly sorted 25-5 cm 1.95 poorly sorted 5-75 cm 1.96 poorly sorted 75 - cm 2.61 very poorly sorted Rata - rata 2.9 very poorly sorted 3-25 cm 1.86 poorly sorted 25-5 cm 1.75 poorly sorted 5-75 cm 1.91 poorly sorted 75 - cm 1.99 poorly sorted Rata - rata 1.88 Poorly sorted Rata - rata 1.52 Poorly sorted 8-25 cm 1.74 poorly sorted 25-5 cm 1.41 poorly sorted 5-75 cm 1.41 poorly sorted 75 - cm 1.33 poorly sorted Rata - rata 1.47 Poorly sorted 9-25 cm 1.67 poorly sorted 25-5 cm 1.58 poorly sorted 5-75 cm 1.58 poorly sorted 75 - cm 1.46 poorly sorted Rata - rata 1.57 Poorly sorted - 25 cm 1.54 poorly sorted 25-5 cm 1.41 poorly sorted 5-75 cm 1.44 poorly sorted 75 - cm 1.35 poorly sorted Rata - rata 1.43 Poorly sorted cm 1.72 poorly sorted 25-5 cm 1.75 poorly sorted 5-75 cm 1.47 poorly sorted 75 - cm 1.51 poorly sorted Rata - rata 1.61 Poorly sorted cm 1.83 poorly sorted 25-5 cm 1.41 poorly sorted 5-75 cm 1.28 poorly sorted 75 - cm 1.23 poorly sorted Rata - rata 1.44 Poorly sorted Sumber : Data Primer Dari perhitungan nilai sorting koefisien (δ1) yang di rata rata kan setiap titik nya didapatkan klasifikasi yaitu poorly sorted (terpilih buruk). Hal ini dapat dilihat dari ukuran butiran sedimen yang lebih didominansi oleh pasir berkerikil serta diduga karena kuat arus dan gelombang di lokasi penelitian yang kurang stabil akan mengubah material sedimen yang terjadi cm 1.46 poorly sorted 25-5 cm 1.98 poorly sorted 5-75 cm 2.7 very poorly sorted 75 - cm 2.2 very poorly sorted d. Kurtosis (KG) Rata - rata 1.88 Poorly sorted - 25 cm 1.19 poorly sorted cm 1.11 poorly sorted 5-75 cm 1.7 poorly sorted 75 - cm 1.67 poorly sorted Rata - rata 1.42 Poorly sorted - 25 cm 1.54 poorly sorted cm 1.53 poorly sorted 5-75 cm 1.44 poorly sorted 75 - cm 1.49 poorly sorted Rata - rata 1.5 Poorly sorted - 25 cm 1.64 poorly sorted cm 1.54 poorly sorted 5-75 cm 1.49 poorly sorted 75 - cm 1. poorly sorted

9 Titik Kedalaman KG Klasifikasi - 25 cm.76 Platycartic cm.9 Platycartic 5-75 cm.7 Platycartic 75 - cm.6 Platycartic Rata - rata.74 Platycartic - 25 cm.57 Very Platycartic cm.66 Very Platycartic 5-75 cm.63 Very Platycartic 75 - cm.86 Platycartic Rata - rata.68 Very Platycartic - 25 cm.78 Platycartic cm.6 Platycartic 5-75 cm.61 Platycartic 75 - cm.67 Platycartic Rata - rata.66 Platycartic - 25 cm 1.32 leptokuartik cm.66 Very Platycartic 5-75 cm.56 Very Platycartic 75 - cm.66 Very Platycartic Rata - rata.8 Platycartic - 25 cm 2.41 very leptokuartik cm 1.38 leptokuartik 5-75 cm.61 Very Platycartic 75 - cm.53 Very Platycartic Rata - rata 1.23 leptokuartik - 25 cm.75 Platycartic cm.71 Platycartic 5-75 cm 1.13 leptokuartik 75 - cm.87 Platycartic Rata - rata.87 Platycartic - 25 cm.55 Very Platycartic cm.75 Platycartic 5-75 cm 1.34 leptokuartik 75 - cm.53 Very Platycartic Rata - rata.79 Platycartic - 25 cm.51 Very Platycartic cm.63 Very Platycartic 5-75 cm.69 Very Platycartic 75 - cm.8 Platycartic Rata - rata.66 Very Platycartic - 25 cm.63 Very Platycartic cm.59 Very Platycartic 5-75 cm.59 Very Platycartic 75 - cm.66 Very Platycartic Rata - rata.62 Very Platycartic - 25 cm.92 Mesokurtik 25-5 cm.47 Very Platycartic 5-75 cm.82 Platycartic 75 - cm 2.2 very leptokuartik Rata - rata 1. Mesokurtik - 25 cm.57 Very Platycartic cm.58 Very Platycartic 5-75 cm.72 Platycartic 75 - cm.92 Mesokurtik Rata - rata.7 Platycartic - 25 cm 1.15 leptokuartik cm.66 Very Platycartic 5-75 cm 1.37 leptokuartik 75 - cm 1.9 Mesokurtik Rata - rata 1.7 Mesokurtik Sumber : Data primer Hasil analisis kurtosis pada lokasi penelitian nilai Platycartic pada titik 1, 3, 4, 6, 7, dan 11.nilaivery platycartic, mesokurtik dan leptokuartik pada tiitk 2, 5, 9,, dan 12. Dengan demikian, ada jenis partikel sedimen yang mendominasi perairan tanjung unggat.rifardi (212) mengatakan bahwa Kurtosis mengukur puncak dari kurva dan berhubungan dengan penyebaran distribusi normal.bila kurva distribusi normal tidak terlalu runcing atau tidak terlalu datar disebut mesokurtic.kurva yang runcing disebut leptokurtic, menandakan adanya ukuran sedimen tertentu yang mendominansi pada distribusi sedimen di daerah tersebut. Sedangkan untuk kurva yang datar disebut platikurtic, artinya distribusi ukuran sedimen pada daerah tersebut sama. 3. Gambaran Karakteristik Lapisan Sedimen Berdasarkan Kedalaman di Perairan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang cm 25-5 cm 5-75 cm 75 - cm Kerikil Pasir Lumpur Gambar 8. Karakteristik Sedimen Titik Kedalaman kedalaman kedalaman kedalaman - 25 cm 25-5 cm 5-75 cm 75 - cm Kerikil Pasir Lumpur Gambar 9. Karakteristik Sedimen Titik 2 pada titik 1 dan titik 2 memiliki nilai fraksi yang sama, dan dapat di jelaskan setiap lapisan kedalaman tanah persentasi fraksi pasir lebih banyak dari persentasi lumpur dan kerikil, dan memiliki jenis tekstur yang sama yaitu pasir berkerikil, dengan kategori medium sand (pasir menengah), kondisi pada titik ini meceritakan bahawa kekuatan arus yang relatif cepat menyebabkan partikel partekel kasar akan tertinggal di dasar perairan dan partikel partikel yang lebih halus akan menyebar ketempat lain. Menurut Idham (214) bahwa kuat arus perairan sangat mempengaruhi komposisi fraksi sedimen dasarnya, semaikin kuat arus biasanya dicirikan oleh perairan yang didominasi dengan butiran (fraksi) yang lebih besar karena partikel - partikel yang lebih halus akan terbawa dan menyebar ke tempat lain.

10 Axis Title cm 25-5 cm 5-75 cm 75 - cm Kerikil Pasir Lumpur Gambar. Karakteristik Sedimen Titik cm 25-5 cm 5-75 cm 75 - cm Kerikil Pasir Lumpur Gambar 11. Karakteristik Sedimen Titik cm 25-5 cm 5-75 cm 75 - cm Series Series Series Gamabar 12. Karakteristik Sedimen Titik 5 titik 3,4 dan 5 gambar di atas memiliki beberapa perbedaan frkasi stiap lapisan berdasarkan kedalaman tanah, di mana pada titik 3 dan 4 kedalaman 25 cm, dan pada titik 5 kedalaman 25 5 cm memiliki fraksi paling banyak yaitu kerikil di bandingkan dengan frkasi pasir dan lumpur. Untuk kedalaman lain nya jenis fraksi pasir lebih banyak dari frkasi kerikil dan lumpur. dan juga memiliki 2 kategori yaitu medium sand (pasir menengah) dan coarse sand (pasir kasar) hal ini di karenakan titik lokasi berada di daerah mangrove dan tidak jauh dari reklamasi, pada prinsip nya fungsi akar mangrove adalah untuk menahan partikel partikel sedimen masuk kedalam perairan, akan tetapi partikel partikel kasar yang berasal dari daratan masuk melalui aliran hujan telalu banyak yang di tampung oleh akar mangrove lolos dan masuk ke dalam perairan, Hal ini di duga pada titik ini mengalami erosi di perairan tersebut. Sehingga terjadinya perbedaan jenis setiap lapisan fraksi di titik lokasi penelitian.sedimen ukuran kasar akan mengendap tidak jauh dari sumbernya yaitu pada daerah sekitar mulut sungai, sebaliknya semakin jauh dari mulut sungai maka proporsi pasir yang diendapkan semakin sedikit dan pada daerah ini menuju laut pengendapan didominasi oleh sedimen berukuran halus (Rifardi, 28) Kedalaman kedalaman kedalaman kedalaman -25 cm 25-5 cm 5-75 cm 75 - cm Kerikil Pasir Lumpur Gambar 13. Karakteristik Sedimen Titik cm 25-5 cm 5-75 cm 75 - cm Kerikil Pasir Lumpur Gambar 14. Karakteristik Sedimen Titik 7 kedalaman -25 cm kedalaman 25-5 cm kedalaman 5-75 cm Gambar 15. Karakteristik Sedimen Titik 8 kedalaman 75 - cm Kerikil Pasir Lumpur kedalama kedalama kedalama kedalama n - 25 n 25-5 n 5-75 n 75 - cm cm cm cm Kerikil Pasir Lumpur Gambar 16. Karakteristik Sedimen Titik cm 25-5 cm 5-75 cm 75 - cm kerikil Pasir Lumpur Gambar 17. Karakteristik Sedimen Titik cm 25-5 cm 5-75 cm 75 - cm Kerikil Pasir Lumpur Gambar 18. Karakteristik Sedimen Titik 11

11 cm 25-5 cm 5-75 cm 75 - cm Kerikil Pasir Lumpur Gambar 19. Karakteristik Sedimen Titik 12 Pada titik 6 12 nilai fraksi kerikil dan pasir tidak jauh berbeda setiap lapisan nya, hal ini lokasi sampling berada di daerah reklamasi.akibat adanya aktifitas tersebut menyebabkan terjadinya erosi pantai yang di sebabbkan oleh arus dan masuk nya partikel partikel besar yang berasal dari daratan masuk ke perairan yang di sebabkan oleh curah hujan. Selain itu tekstur sedimen di titik 6-12 umum nya tekstur corsed sand ( pasair kasar) hal ini di karenakan akibat terjadinya erosi di lokasi tersebut menyebabkan pendangkalan di perairan tersebut, akibat pendangkalan tersebut menyebabkan sedimen ukuran besar lebih cepat terendap di dasar perairan. Kecepatan pengendapan sedimen di pengruhi oleh kedalaman perairan, semakin dalam perairan maka pengendapan juga akan semakin lama menuju dasar, sedangkan semakin dangkal perairan memungkinkan sedimen lebih cepat mengendap ke dasar perairan. Secara umum partikel berukuran kasar akan diendapkan pada lokasi yang tidak jauh dari sumbernya, sebaliknya jika halus akan lebih jauh dari sumbernya Rifardi (28). IV. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di perairan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang berasal dari aktivitas antropogenik di sekitar perairan ini, dimana aktivitas pelayaran, reklamasi, pemukiman yang mempengaruhi perubahan jenis sedimen berdasarkan kedalaman di perairan. Perairan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang memiliki jenis sedimen setiap lapisan berdasarkan kedalaman lebih banyak pasir berkerikil dengan kategori penyusun ( medium sand dan coarse sand). Hal ini di karenakan Kecepatan arus daerah Penelitian Memiliki kecepatan Relatif cepat.selain itu pada daerah Pemukiman dan mangrove yang lebat tipe sedimen berbeda dengan daerah Reklamasi. Pada daerah pemukiman dan mangrove tipe sedimen yaitu coarse skewed, dan pada daaerah Reklamasi tipe sedimen yaitu Very coarse skewed hal ini di karenakan pada daerah Pemukiman dan Mangrove memiliki kedalaman perairan lebih dalam dari daerah Reklamasi, Selain itu daerah reklamasi ini juga memiliki kekeruhan tertinggi dari pada daerah Pemukiman dan Mangrove, akibat adanya aktivitas Reklamasi Menyebabkan Erosi di daerah tersebut Sehingga Menyebabkan Pengadukan air yang tinggi dan menyebabkan kekeruhan tinggi. 2. Saran Penelitian mengenai analisis lapisan sedimen berdasarkan kedalaman di perairan Tanjung Unggat kota Tanjungpinang dapat menggambarkan karakteristik sedimen berdasarkan kedalaman di titik sampling perairan penelitian. Faktor kimia dan biologi yang belum diteliti, faktor fisika hanya sebagian yang diteliti, untuk itu disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai sedimentasi di perairan ditinjau dari faktor oseanografi fisika, kimia dan biologi dalam upaya memberikan informasi kepada berbagai pihak terkait mengenai kondisi perairan Tanjung Unggat.Agar nantinya didapatkan data yang lebih lengkap dan akurat, sehingga diharapkan bisa memberikan informasi kepada berbagai pihak terkait mengenai sedimen yang terjadi di perairan Tanjung Unggat Tanjungpinang.

12 DAFTAR PUSTAKA Agus, Hartono.22. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta Effendi, H,23, Telah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, penerbit Kanisus. Jakarta Hutabarat, S.dan S. M. Evans Pengantar Oseonografi. Penerbit UI Press, Jakarta. Idham.214. Studi Sedimentasi di Perairan Pulau Dompak Kecamtan Bukit Bestari Kota Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau.Skripsi, Univeristas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Lonawarta Mengenal Sedimen Laut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Puslitbang Oseanologi. Balitbang Sumberdaya Laut Ambon. Jakarta Mukminin, A, 29. Proses Sedimentasi di Perairan Pantai Dompak Kecamatan Bukit Bestari Provinsi Kepulauan Riau. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. 6 halaman. (Tidak diterbitkan) Nontji, A. 25.Laut Nusantara. Edisi revisi. Penerbit Djambatan, Jakarta Pipkin.211. Tipe Sedimen Permukaan Dasar Laut Selatan dan Utara Kepulauan Tambelan Perairan Natuna Selatan. Universitas Padjadjaran, Bandung Pepttijohn.Alimuddin, Aisyah L. 23. Pendugaan Sedimentasi Pada Das Mamasa di Kab.Mamasa Propinsi Sulawesi Barat. UNHAS, Makasar Reinnamah, Yohanes. 29. Pengaruh Sedimentasi Terhadap Tingkat Kelulushidupan Vegetasi Yang Terdapat Di Sekitar Daerah Aliran Sungai(DAS) Oesapa Kecil. Fakultas Perikanan UKAW, Kupang Rifardi. 28. Tekstur Sedimen Sampling dan Analisis. Universitas Riau Press. Rifardi. 2. Ekologi Sedimen Laut Modern. Edisi.Pekanbaru.UNRI PRESS. Rifardi.212.Ekologi Sedimen Laut Modern. Edisi Revisi.Pekanbaru.UNRI Press. Sutikno, Karakteristik Bentuk dan Geologi Pantai di Indonesia. DIKLAT PU WIL III. Dirjen Pengairan Pepartemen PU. Bentuk dan Geologi