Analisis Karakteristik Sedimen dan Konsentrasi Logam Berat Pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Karakteristik Sedimen dan Konsentrasi Logam Berat Pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan"

Transkripsi

1 1 Analisis Karakteristik Sedimen dan Konsentrasi Logam Berat Pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan Heri Gustian Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, Risandi Dwirama Putra S.T., M.Eng. Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP, UMRAH, Tri Apriadi, S.Pi., M.Si. Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP, UMRAH, ABSTRAK Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik sedimen dan konsentrasi logam berat pada substart bekas penambangan bauksit di Pulau Bintan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni Pengambilan sampel sedimen bauksit dilakukan pada kawasan Senggarang, Dompak, dan Kijang Pulau Bintan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan teknik Purposive sampling untuk 3 stasiun yang berjumlah 2 titik tiap stasiun yang merupakan daerah pertambangan (sumber) dan pesisir (akibat) dari pertambangan bauksit untuk setiap level kedalaman tanah pertambangan (30 cm, 60 cm, dan 100 cm). Hasil tekstur soil (tanah) pertambangan menunjukan bahwa ada perbedaan kondisi di setiap stasiun untuk daerah Senggarang rata-rata tekstur sedimen berkisar antara 0,07-1,08, Dompak berkisar antara 0,08-1,12, sedangkan Kijang berkisar antara -0, Untuk konsentrasi logam berat Cadmium (Cd) diketahui bahwa tiap stasiun Senggarang, Kijang, dan Dompak sama yaitu dengan kisaran rata-rata sebesar < 0,007 mg/l, logam Chrom (Cr) untuk nilai tertinggi adalah di kawasan Senggarang 1 dengan rata-rata mg/l, dan yang paling rendah dikawasan Dompak 1 dengan rata-rata 16,34 mg/l, untuk logam berat Timbal (Pb) nilai tertinggi dari setiap stasiun yaitu di kawasan Kijang 1 dengan rata-rata 0.69 mg/l, dan yang paling rendah dikawasan Dompak 2 dengan rata-rata 0.13 mg/l. Dari hasil analisis karakteristik sedimen dan konsentrasi logam berat yang terdapat di kawasan Senggarang, Dompak, dan Kijang memberikan gambaran karakteristik sedimen dan konsentrasi logam berat dari 3 stasiun 2 titik sampling lebih banyak didominasi oleh pasir berkerikil dan untuk kandungan logam berat Cadmium (Cd), dan Timbal (Pb) masih dibawah ambang batas, sedangkan kandungan logam berat Chrom (Cr) sudah di atas ambang batas. Kata kunci : Karakteristik Sedimen, Konsentrasi Logam Berat

2 2 Analysis of Sediment Characteristics and Heavy Metal Concentration Substrates Used In Bauxite Mining in Bintan Island ABSTRACT This study was conducted to determine the characteristics of sediment and concentration from heavy metals in substrate former bauxite mining on Bintan Island. This study was conducted from April to June Sampling was conducted on a regional sedimentary bauxite Senggarang, Dompak, and Kijang Bintan Island. Location research selected using purposive sampling technique with 3 stations which 2 points sampling samples each station that were mining areas (as source) and coastal (as result) from bauxite mining to any level depth of sediments (30 cm, 60 cm, and 100 cm). Results of soil texture mining, shows that there was different conditions in each station, the area Senggarang station has average texture (Mz) sediments ranged from 0.07 to 1.08, Dompak station has average texture (Mz) ranged from 0.08 to 1.12, and Kijang station has average texture (Mz) ranged from the concentration of heavy metals Cadmium (Cd) each station Senggarang, Kijang, and Dompak have similar value of concentration that average range of <0,007 mg / L. The metal chromium (Cr) for the highest value was in the region Senggarang on mining areas with an average of mg / L, and the lowest area of Dompak station on mining areas with an average of mg / L, for the heavy metals lead (Pb) highest value of each station is in the area of Kijang station on mining area with an average of 0.69 mg / L, and the Dompak lowest on coastal areas with an average of 0.13 mg / L From the analysis of the characteristics of the sediment, and the concentration of heavy metals, which are found in the Senggarang, Dompak, and Kijang, delineation characteristics of the sediment, and the concentration of heavy metals, from 3 stations 2 sampling points, more dominated by sand gravelly, and for metal content weight Cadmium (Cd) and lead (Pb), still below the threshold, whereas the heavy metal content of chromium (Cr) is already above the threshold. Keywords: Characteristics of Sediment, Heavy Metal Concentration

3 3 I. PENDAHULUAN Pulau Bintan merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kegiatan penambangan bauksitnya cukup tinggi. Bauksit di daerah Bintan ditemukan pada tahun 1924 dan pihak pertama yang memanfaatkannya adalah perusahaan Belanda. Saat ini penambangan bauksit Pulau Bintan dimanfaatkan oleh PN. Aneka Tambang (Persero) yang kemudian menjadi PT. Aneka Tambang. Terdapat beberapa wilayah bekas tambang bauksit di Pulau Bintan di antaranya Pulau Koyang, daerah Wacopek, Dompak, serta daerah Tanjungpinang dan sekitarnya (Lahar et al., 2003). Kajian LIPI-COREMAP (2010) dalam Zulfikar (2011) menyatakan bahwa kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan bauksit di Pulau Bintan, pada umumnya belum menerapkan konsep pengelolaan pertambangan yang baik dan benar (good mining practice). Hal tersebut diduga dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan masyarakat di sekitar pertambangan tersebut, yaitu dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi logam berat dan degradasi kualitas air permukaan. Salah satu tahap dalam penambangan bauksit adalah proses pencucian yang menghasilkan limbah tailing berupa lumpur merah (red mud) yang dialirkan ke kolam pengendapan. Rosenthal et al., (1973) dalam Effendi (2003) menyatakan bahwa red mud limbah bauksit mempunyai efek fisiologi terhadap organisme laut dimana ikan lebih cepat terpengaruh dibandingkan alga. Efek tidak langsung dari red mud tersebut adalah potensi terjadinya akumulasi logamlogam berat tertentu pada ikan yang walaupun tidak berpengaruh terhadap fisiologi ikan, tetapi dapat membahayakan bila ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia. Jenis logam yang terdeteksi pada pertambangan bauksit dari yang terbesar hingga terkecil yaitu Fe, Ni, Mn, Zn, Pb, Cu, Cd, dan Cr (Zulfikar, 2011). Kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan bauksit di Pulau Bintan, pada umumnya belum menerapkan konsep pengelolaan pertambangan yang baik dan benar (good mining practice) sehingga berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan di sekitar pertambangan tersebut. Dampak negatif dari penambangan bauksit adalah dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi logam berat pada perairan sekitar pertambangan bauksit dan degradasi kualitas air permukaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian terhadap kandungan pada logam (Cd, Cr, Pb) pada sedimen di sekitar area pertambangan bauksit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sedimen yang berada di bekas penambangan bauksit dan mengetahui kandungan logam berat pada substrat bekas penambangan bauksit di Pulau Bintan. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dasar kepada LSM, kepada masyarakat, permerintah, dan pihak terkait untuk pengelolaan pertambangan bauksit di Pulau Bintan.

4 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Bauksit merupakan bahan tambang yang mengandung mineralmineral aluminium oksida yang mengandung pengotor seperti silika, besi oksida, dan titan. Warna bauksit sangat bervariasi, mulai dari putih sampai cokelat tua. Hal ini tergantung pada kandungan aluminium dan besi yang terdapat dalam bauksit tersebut. Pada umumnya, bauksit mengandung kadar aluminium sebesar 48 60%, besi 10 15%, silika kurang dari 2%, titan 5%, dan air sekitar 20%. Oleh karena kandungan aluminium yang besar itulah, bauksit merupakan sumber utama untuk memproduksi aluminium dalam berbagai bentuk (Husaini, 2008 dalam Pratama et al., 2012). Logam berat ialah unsur logam dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar rendah logam berat pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan, hewan, dan manusia. Termasuk logam berat yang sering mencemari habitat ialah Hg, Cr, Cd, As, dan Pb (Am.geol.Inst.,1976). Cadmium (Cd) adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadium oksida bila dipanaskan. Cd umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd klorida) atau belerang (Cd sulfit). Kadmium biasa membentuk ion Cd +2 yang bersifat tidak stabil (Wahyu et al., 2008). Khromium berasal dari bahasa Yunani yaitu Chroma, yang berarti warna. Sebagai salah satu unsur logam berat, chromium mempunyai nomor atom (NA) 24 dan mempunyai berat atom (BA) 51, 996. Kadar kromium maksimum yang diperkenankan bagi kepentingan air minum adalah 0,05 mg/liter Sawyer dan McCarty, (1978) dalam Effendi (2003). Kadar kromium pada perairan tawar biasanya kurang dari 0,001 mg/liter dan pada perairan laut sekitar 0,00005 mg/liter (McNeely et al., 1979 dalam Effendi 2003). Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam, dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum, dan logam ini disimbol dengan Pb. Logam ini termasuk dalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada Tabel Periodik unsur kimia, mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat atom (BA) 207,2 (Palar, 2008). III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan Bulan April sampai Juni Lokasi penelitian dilaksanakan pada bekas penambangan bauksit di Pulau Bintan tepatnya di daerah Senggarang, Dompak, dan Kijang, Provinsi Kepulauan Riau. Analisis sampel sedimen permukaan dasar dilakukan di Laboratorium FIKP UMRAH Tanjungpinang. Analisis logam dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Batam. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 3.

5 5 Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian B. Metode Penelitian Penentuan lokasi menggunakan metode Purposive sampling. Jumlah stasiun yang dipilih sebanyak 3 stasiun, yaitu Senggarang, Dompak, dan Kijang. Setiap stasiun diambil 2 titik sampel yaitu pada lokasi penggalian bauksit (1) dan pesisir pantai (2) dekat pertambangan bauksit. C. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Bahan atau materi yang digunakan selama penelitian N Bahan Kegunaan o 1 Sampel sedimen 2 Aquades Kalibrasi Untuk mengetahui logam berat yang terkandung dalam tanah bekas tambang bauksit D. Alat Penelitian Alat yang digunakan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Alat yang digunakan selama penelitian No Alat Kegunaan 1 GPS ( Garmin) 2 Core Sampler 3 Kantong sampel Penentuan titik stasiun Untuk mengambil sampel tanah bekas tambang bauksit Tempat sampel bekas tambang bauksit 4 Centrifuge Untuk mengukur logam dalam sedimen 5 Alat tulis Untuk mencatat hasil penelitian 6 Kamera Untuk dokumentasi E. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengumpulkan data primer dan skunder yang diperoleh melalui pengamatan di lapangan, pengukuran, penyelidikan, dan pengujian sampel di laboratorium. F. Prosedur penelitian 1. Pengambilan Sampel Limbah Bauksit Limbah bauksit diambil dari lokasi penambangan bauksit di Daerah Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Sampel diambil langsung pada 3 stasiun, setiap stasiun 2 titik menggunakan alat Core Sampler di lokasi penggalian (1) dan pesisir (2). Sampel kemudian dibawa ke Laboratorium FIKP UMRAH untuk dianalisis.

6 6 Langkah-langkah dalam pengambilan sampel penelitian di lapangan sebagai berikut: 1. Siapkan alat pipa stainless dan alat pendorong sedimen terlebih dahulu 2. Sebelum pipa stainless di tarik, tekan terlebih dahulu,, kerok sedimen yang ada di pinggir tabung modifikasi 3. Setelah sedimen di angkat keatas dan masukan alat pendorong dari atas, dan dorong sedimen agar keluar 4. Ukurlah sedimen tersebut sampai panjang 100 cm, sampai 3 potongan. Sepanjang 1 m. Masukan tiap tiap sampel sedimen yang terambil kedalam kantong sampel dan di beri lebel tanda 5. Setelah semua sampel diperoleh dan telah dipotong / di ukur, simpanlah sampel sedimen yang telah di beri tanda ke dalam icebox agar aman dari kerusakan 6. Proses pengambilan sampel selesai dan siap dibawah ke laboraterium untuk dianalisis sesuai dari tujuan penelitian. 2. Klasifikasi Butiran Sedimen a. Analisis Tekstur Kerikil Grave (kerikil) dianalisis dengan metoda pengayakan sebagai berikut : 1. Siapkan ayakan dengan ukuran 2 mm (Ø- 1), dimana ayakan dengan mesh size terbesar pada tingkat teratas dan seterusnya. 2. Masukan sampel tersebut dengan ayakan ukuran 2 mm (Ø- 1), kemudian ayakan digoyang sampai semua partikel dalam ayakan terayak secar sempurna. 3. Timbang sampel pada masingmasing ayakan. a. Analisis Tekstur Pasir Tekstur pasir di analisis dengan metoda pengayakan sebagai berikut: 1. Bersihkan screen ayakan dengan menggunakan sikat baju. 2. Susunlah ayakan berdasarkan mesh size yang ada dalam populasi pasir, dimana ayakan dengan mesh size terbesar berada pada tingkat teratas dan seterusnya. Urutan mesh size dari atas kebawah sebagai berikut : 1mm (0Ø), 0,5 mm (1Ø; 500 um), 0,25mm (2Ø: 250 um), 1/8 mm (3Ø:125 um), 1/16 mm (4Ø; 63um). 3. Masukan sampel yang diperoleh diayakan paling atas, kemudian ayakan digoyang sampai semua partikel dalam populasi ini terayak secara sempurna. 4. Timbang sedimen yang tertahan pada masing-masing ayakan dan catat beratnya. b. Analisis Tekstur Lumpur Prosedur pelaksanaan dengan metoda analisis tekstur lumpur adalah sebagai berikut : 1. Sedimen yang lolos dari ayakan 1/16 mm (4Ø; 63 um) ditampung dalam sebuah cawan, kemudian dimasukan dalam tabung silinder atau tabung ukur yang mempunyai volume ml. 2. Tambahkan air sehingga volume persis ml.

7 7 3. Aduk larutan tersebut dengan menggunakan sebatang stik dan biarkan selama 4 menit supaya partikel-partikel lengket satu sama lain. 4. Setelah selesai diaduk selama 4 menit, letakan silinder pada meja datar dan langsung hidupkan stopwatch. 5. Ambil larutan dari tabung silinder dengan menggunakan pipet yang bervolume 20 ml. Pada pipet harus diberi tanda sesuai kedalaman pengambilan pada tabung silinder (10 dan 20 cm). 6. Ambil larutan dari tabung silinder setelah 4 menit sebanyak 20 ml pada kedalaman 10 cm untuk partikel lumpur Ø5. 7. Setelah 15 menit ambil larutan dari tabung silinder dengan kedalaman 10 cm sebanyak 20 ml untuk Ø6. 8. Ambil sebanyak 20 ml pada kedalaman 20 cm setelah 30 menit untuk ukuran Ø7. 9. Tunggu selama 1 jam, ambil sebanyak 20 ml pada kedalaman 20 cm untuk partikel lumpur Ø > Setelah itu hasil yang diperoleh dihitung dan masukkan pada Tabel 7. c. Analisis Data Sampel 1. Parameter Statistika Sedimen Gambaran lingkungan pengendapan dapat diperoleh dengan cara menghitung parameter statistika sedimen. Ukuran butir (tekstur) sedimen dianalisis dan ditentukan kelas masing-masing sub-populasi sedimen berdasarkan skala Wenworth (Rifardi, 2008). Hasil dari metode pengayakan dan metode pipet digabungkan, sehingga dapat dihitung dengan cara menentukan persentase masing-masing kelas ukuran (fraksi) sedimen. Persentase ukuran sedimen tersebut diplotkan dalam kertas grafik probabilitas, dengan menggunakan metode grafik didapatkan parameter statistika sedimen sebagai berikut : a. Diameter rata-rata ( Mz ) Mean Size Klasifikasi : Ø1 = coarse sand ( pasir kasar ) Ø2 = medium sand ( pasir menengah ) Ø3 =fine sand ( pasir halus ) Ø4 = very fine sand ( pasir sangat halus ) Ø5 = coarse silt ( lumpur kasar ) Ø6 = medium silt ( lumpur menengah ) Ø7 = fine silt ( lumpur halus ) Ø8 = very fine silt ( lumpur sangat halus ) >Ø8 = clay ( liat ) b. Skweness ( SK 1 ) Sk 1 = + Klasifikasi : + 1,0 s.d +0,3 = very fine skewed + 0,3 s.d + 0,1 = fine skewed + 0,1 s.d 0,1 = near symmitrical + 0,1s.d - 0,3 = coarse skewed > - 0,3 = very coarse skewed c. Sorting Koefisien δ 1 + Klasifikasi : <0,25Ø = Very well sorted (terpilah sangat baik)

8 8 0,35 0,50Ø = well sorted (terpilah baik) 0,50 0,71Ø = moderately well sorted (terpilah sangat sedang) 0,71 1,0Ø = moderately sorted (terpilah sedang) 1,0 2,0Ø = poorly sorted (terpilah buruk) >2,0Ø = very poorly sorted (terpilah sangat buruk) d. Kurtosis ( KG ) K G e. Prosedur Analisis Logam dalam Sedimen Analisis logam berat dalam sedimen menggunakan prosedur Bendell-Young et al.(1992) dalam Thomas dan Bendell-Young (1998). Konsentrasi hasil destruksi menggunakan aqua regia sebagai nilai yang mendekati konsentrasi logam berat dalam sedimen. Ekstraksi sampel untuk analisis logam berat menggunakan metode destruksi basah yaitu sebagai berikut gr sedimen dimasukan ke dalam Erlenmeyer. 2. Selanjutnya ditambahkan 20 ml aqua regia (3:1 campuran HCl pekat : HNO 3 pekat). 3. Sampel dipanaskan di water bath 85 o C selama 8 jam. 4. Sampel didinginkan, lalu dipindahkan kebotol corning, dan ditambah aquades hingga volumenya 25 ml. 5. Sampel dikocok, lalu dibiarkan 24 jam. 6. Sampel dicentrifuge pada 250 RPM lalu diambil supernatannya. Pengukuran logam berat menggunakan metode spektrofotometrik dengan Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS). Ringkasan metode uji disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Metode uji parameter kimia dan baku mutu yang digunakan dalam penelitian No Parameter Kimia 1 Cadmium (Cd) 2 Chrom ( Cr) 3 Timbal (Pb) Satuan Baku Mutu* Metode Uji mg/l 0.1 SNI :2009 mg/l 0.1 SNI :2009 mg/l 1 SNI :2009 *Permen LH No.34 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan Bijih Bauksit. G. Analisis data Data akan dianalisis secara deskriptif menggunakan R analisis. Hubungan perbandingan kedalaman substrat terhadap kondisi fisik, komposisi jenis substar, serta konsentrasi logam berat yang terkandung didalam substrat. Sampel lapisan sedimen yang dianalisis bertujuan untuk mendapatkan data ukuran butiran sedimen. Hasil analisis ukuran sedimen dan logam berat yang telah diuji di laboratorium ini digunakan untuk mengetahui

9 9 konsentrasi logam berat pada substrat, menentukan kelas ukuran dan jenis masing-masing sedimen pada substrat bekas penambangan bauksit berdasarkan skala Wenworth dan Sheppard (Rifardi, 2008). Selanjutnya hasil dari data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Wilayah Penelitian Pulau Bintan adalah pulau yang berada di Provinsi Kepulauan Riau, beribukota di Tanjungpinang. Posisi Pulau Bintan berada di Semenanjung Selatan Malaysia, Kepulauan Riau. Wilayah Pulau Bintan berbatasan dengan: B. Sebelah utara : Kabupaten Natuna C. Sebelah selatan : Kabupaten Lingga D. Sebelah barat : Kabupaten Karimun dan Kota Batam E. Sebelah timur : Provinsi Kalimantan Barat F. Tekstur Sedimen Tekstur substrat terdiri atas campuran pasir, lumpur, dan liat. Tidak ada substrat yang terdiri atas satu fraksi saja, sehingga semua tipe substrat terdiri atas ketiga fraksi tersebut. Tekstur atau tipe sedimen dapat ditentukan dengan mengukur komposisi dari fraksi-fraksi pembentuknya, yaitu kandungan lumpur (debu), pasir, dan liat. Sebaran nilai fraksi sedimen pada setiap stasiun penelitian di Senggarang, Dompak, dan Kijang pada Tabel 9. Koordinat Lokasi Kedal Jenis aman N E Sengga rang Pasir Pasir 60 - Pasir N E N E N E N E N E Sengga rang 2 Dompa k 1 Dompa k 2 Kijang 1 Kijang Kerikil berpasir Pasir 60 - Pasir Pasir Pasir SedikitPai sir 0-30 Pasir Pasir 60 - Kerikil 100 Berpasir 0-30 Kerikil Berpasir Pasir 60 - Kerikil 100 Berpasir 0-30 Kerikil Berpasir Kerikil Berpasir Kerikil Berpasir G. Parameter Statistika Sedimen Bauksit Hasil analisis di laboratorium digunakan untuk menentukan nilai persen kumulatif, kemudian hasil tersebut diplotkan ke dalam grafik probabilitas dengan mencari nilai Ø5, Ø16, Ø25, Ø50, Ø75, Ø84, Ø95. Setelah itu masing-masing nilai dimasukkan ke dalam rumus Mz, So, SKW, dan Kg.

10 Sorting Mean Size Skweness Diameter rata rata (MZ) Berdasarkan hasil analisis diameter rata-rata mean size untuk menggambarkan perbedaan jenis sedimen, ketahanannya terhadap erosi, abrasi dan weathering serta proses transportasi dan pengendapannya. Nilai ini juga digunakan untuk mengkalsifikasikan kelas ukuran butir yang mengacu pada Skala Wenworth (Rifardi, 2008). Secara keseluruhan hasil analisis diameter rata-rata bisa dilihat pada Gambar Stasiun Kedalaman 1-30 Cm kedalaman Cm Kedalaman Cm Gambar 4. Grafik karakteristik sedimen nilai mean Size 2. Skweness (SK) Skweness mencirikan ke arah mana dominan ukuran butir dari suatu populasi tersebut, mungkin simetri, condong ke arah sedimen berbutir kasar atau condong ke arah berbutir halus. Sehingga skewness dapat digunakan untuk mengetahui dinamika sedimentasi, secara keseluruhan hasil analisis nilai skewness bisa dilihat pada Gambar Stasiun Gambar 5. Grafik karakteristik sedimen nilai Skweness Kedalaman 1-30 Cm Kedalaman Cm Kedalaman Cm 3. Sorting (δ1) Dari hasil yang dianalisis tekstur sedimen pada lokasi pertambangan bauksit di Senggarang, Dompak, dan Kijang diketahui karakteristik partikel sedimen pada seluruh titik sampling berdasarkan kedalaman didominasi oleh klasifikasi sebaran butiran partikel oleh nilai sorting terpilah buruk. Secara keseluruhan hasil analisis nilai sorting koefisien bisa dilihat pada Gambar Stasiun Kedalaman 1-30 Cm Kedalaman Cm Gambar 6. Grafik karakteristik sedimen nilai sorting 4. Kurtosis (KG) Dari hasil yang didapat dari 6 titik sampling nilai kurtosis menggambarkan klasifikasi sedimen yang mendominasi yaitu puncak

11 Kurtosis 11 tumpul dan puncak sangat tumpul. Artinya distribusi ukuran sedimen pada daerah tersebut sama. Secara keseluruhan hasil analisis nilai kurtosis bisa dilihat pada Gambar Titik merah : Stasiun 1 (Penggalian Bauksit) 5. Titik Hitam : Stasiun 2 ( Pesisir) Stasiun Kedalama n 1-30 Cm Kedalama n Cm Gambar 8. Grafik karakteristik sedimen nilai Kurtosis H. Grafik Bivariat Hubungan Antara Titik Stasiun. Bivariat plot mean, skewness dan sorting pada daerah Senggrang, Dompak, dan Kijang titik 1 dan 2 disajikan pada Gambar 9, 10, dan 11. Gambar 10. Grafik Bivariat plot Dompak Keterangan : 1. Plot A pasir sangat kasar 2. Plot B Pasir kasar 3. Plot C Pasir sedang 4. Nilai 1 katagori terpilah buruk 5. Titik merah : Stasiun 1 (Penggalian Bauksit) 6. Titik Hitam : Stasiun 2 ( Pesisir) Gambar 9. Grafik Bivariat plot Senggarang Keterangan : 1. Plot A Pasir kasar 2. Plot B Pasir sedang 3. Nilai 1 katagori buruk Gambar 11. Grafik Bivariat plot Kijang Keterangan: 1. Plot A Pasir sangat kasar 2. Plot B Pasir kasar

12 Konsentrasi (mg/l) Konsentrasi (mg/l) Konsentrasi (mg/l) Nilai 1 katagori buruk 4. Titik merah : Stasiun 1 (Penggalian Bauksit) 5. Titik Hitam : Stasiun 2 (Pesisir) I. Konsentrasi Logam Cd, Cr, dan Pb pada Sedimen 1. Logam Cadmium (Cd) Nilai rata-rata logam berat Cadmium (Cd) pada sedimen bauksit di Senggarang, Dompak, dan Kijang masih di bawah kisaran baku mutu maksimal yang berdasarkan Standar Nasional Indonesia yaitu untuk logam berat Cadmium (Cd) sebesar 0,1 mg/l. Rata-rata konsentrasi logam Cadmium (Cd) pada sedimen dapat dilihat pada Gambar STASIUN Gambar 13. Nilai konsentrasi logam Cadmium (Cd) 2. Logam Chrom (Cr) Nilai rata-rata logam berat Chrom (Cr) pada sedimen bauksit di Senggarang, Dompak, dan Kijang berada diatas kisaran baku mutu maksimal yang berdasarkan Standar Nasional Indonesia yaitu untuk logam berat Chrom (Cr) sebesar 0,1 mg/l. Rata-rata konsentrasi logam Chrom (Cr) pada sedimen dapat dilihat pada Gambar 14. STASIUN Gambar 14. Nilai konsentrasi logam Chrom (Cr) 3. Logam Timbal (Pb) Nilai rata-rata logam Timbal (Pb) pada sedimen bauksit di senggarang, dompak, dan kijang masih dibawah kisaran baku mutu maksimal yang berdasarkan Standar Nasional Indonesia yaitu untuk logam berat Timbal (Pb) sebesar 1 mg/l. Rata-rata konsentrasi logam Timbal(Pb) pada sedimen dapat dilihat pada Gambar STASIUN Gambar 15. Nilai konsentrasi logam Timbal (Pb) V. PENUTUP A. Kesimpulan Sedimen pada bekas penambangan bauksit di Senggarang,

13 13 Dompak, dan Kijang didominasi oleh pasir berkerikil. Pola sebaran sedimen yaitu dengan bertambahnya kedalaman maka butiran semakin kasar. Kandungan logam berat Cadmium (Cd), dan Timbal (Pb) masih dibawah ambang batas, sedangkan kandungan logam berat Chrom (Cr) sudah di atas ambang batas. B. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan analisis parameter perairan lengkap yaitu fisika, kimia dan biologi yang berpengaruh terhadap jenis sedimen dan logam berat di Pulau Bintan. DAFTAR PUSTAKA Agustinus Eko Tri Sumarnadi, Eko Soebowo Ade Suriadharma, Ade Tatang dan Dady Sukmayadi Kajian Dampak Penambangan Bauksit Di Daerah Kijang Dan Sekitar Pulau Mamot Korelasinya Dengan Kemungkinan Perubahan Ekosistem Perairan Pesisir Timur Pulau Bintan Dan Perairan Pesisir Pulau Mamot (Kepulauan Lingga). Laporan Penelitian COREMAP II LIPI. American Geological Institute Dictionary of Geological Terms. Revised Edition.Anchor Books. New York. viii h. Bendell-Young, L. H., M. Dutton, & F. R. Pick Contrasting Two Methods for Determining Trace Metal Partitioning in Oxidized Lake Sediments. J.Biogeochem. 17: Effendi, Hefni. 2003, Telah Kualitas Air Bagi pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Cetkan keempat. Kanisius, Yogyakarta. Lahar, H., Harahap, I.A., dan Bagja, M Pemantauan dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya Mineral di Daerah Kijang, Kabupaten Kijang, Provinsi Riau, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung LIPI Kajian Dampak Penambangan Bauksit Di Daerah Kijang dan Sekitar Pulau Mamot Korelasinya dengan Kemungkinan Perubahan Ekosistem Pesisir Timur Pulau Bintan dan Perairan Pesisir Pulau Mamot. COREMAP-LIPI.Jakarta. Palar, Heryando., Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Cetakan Keempat, Rineka Cipta, Jakarta. Pemerintah Kabupaten bintan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Kabupaten Bintan. Pratama,Y,E., Abdulloh,A.S., dan Azizah,N.Y., Menggagas Teknologi

14 14 Alternatif Pengolahan Bauksit Yang Efisien dan Ramah Lingkungan Dengan Menggunakan 1- etil-3-metilimidazolium klorida ([emim]cl). id.scribd.com/doc/ /PKMGT-Bauksit. 20 Maret 2016 Rifardi Tekstur Sedimen Sampling dan Analisis. Universitas Riau Press Widowati,W., Sastiono,A., dan Rumampuk.R.J., Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran, Ed.1, ANDI, Yogyakarta. Zulfikar, Andi. 2011, Analisis Kandungan Logam Pad Limbah Tailing (Red Mud) Tambang Bauksit. Tanjungpinang.

Analisis Karakteristik Sedimen dan Konsentrasi Logam Berat Pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan

Analisis Karakteristik Sedimen dan Konsentrasi Logam Berat Pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan Analisis Karakteristik Sedimen dan Konsentrasi Logam Berat Pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan Harun Hidayah Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, hidayah.harun07@gmail.com Risandi Dwirama

Lebih terperinci

Analisis Karakteristik Sedimen dan Mineral Mikro Konsentrat pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan. M Febriansyah Ramadhana

Analisis Karakteristik Sedimen dan Mineral Mikro Konsentrat pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan. M Febriansyah Ramadhana Analisis Karakteristik Sedimen dan Mineral Mikro Konsentrat pada Substrat Bekas Penambangan Bauksit di Pulau Bintan M Febriansyah Ramadhana Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, mpramadhana94@gmail.com Risandi

Lebih terperinci

PROSES SEDMENTASI DI PERAIRAN DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROSES SEDMENTASI DI PERAIRAN DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI PROVINSI KEPULAUAN RIAU PROSES SEDMENTASI DI PERAIRAN DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEDIMENTATION PROCESS IN THE COAST OF DOMPAK BUKIT BESTARI SUB-REGENCY KEPULAUAN RIAU PROVINCE Oleh Amirul Mukminin

Lebih terperinci

Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau

Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau Hade Mulyadi 1, Mubarak 2, Dessy Yoswaty 2 1 Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Lebih terperinci

SEDIMENT STRATIGRAPHY IN DUMAI WATERS RIAU PROVINCE. Ramot S Hutasoit 1), Rifardi 2) and Musrifin Ghalib 2)

SEDIMENT STRATIGRAPHY IN DUMAI WATERS RIAU PROVINCE. Ramot S Hutasoit 1), Rifardi 2) and Musrifin Ghalib 2) SEDIMENT STRATIGRAPHY IN DUMAI WATERS RIAU PROVINCE By Ramot S Hutasoit 1), Rifardi 2) and Musrifin Ghalib 2) hutasoitramot@ymail.com Abstract This study was conducted in February 2016 in Dumai Waters,

Lebih terperinci

Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau

Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau Dinamika Lingkungan Indonesia, Januari 2015, p 26-31 ISSN 2356-2226 Dinamika Lingkungan Indonesia 26 Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau Hade Mulyadi, Mubarak,

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM PADA LIMBAH TAILING (RED MUD) TAMBANG BAUKSIT. Andi Zulfikar

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM PADA LIMBAH TAILING (RED MUD) TAMBANG BAUKSIT. Andi Zulfikar ANALISIS KANDUNGAN LOGAM PADA LIMBAH TAILING (RED MUD) TAMBANG BAUKSIT Andi Zulfikar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 29125 ABSTRAK

Lebih terperinci

3,15 Very Fine Sand 1,24 Poorlysorted -0,21 Coarse-Skewed. 4,97 Coarse Silt 1,66 Poorlysorted -1,89 Very Coarse-Skewed

3,15 Very Fine Sand 1,24 Poorlysorted -0,21 Coarse-Skewed. 4,97 Coarse Silt 1,66 Poorlysorted -1,89 Very Coarse-Skewed BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sedimen dasar permukaan Hasil analisis sedimen permukaan dari 30 stasiun diringkas dalam parameter statistika sedimen yaitu Mean Size (Mz Ø), Skewness (Sk

Lebih terperinci

STRATIGRAFI SEDIMEN PERAIRAN SELAT RUPAT BAGIAN TIMUR. Oleh Visius Uracha Sisochi Wau 1 dan Rifardi 2

STRATIGRAFI SEDIMEN PERAIRAN SELAT RUPAT BAGIAN TIMUR. Oleh Visius Uracha Sisochi Wau 1 dan Rifardi 2 JURNAL PERIKANANAN DAN KELAUTAN ISSN 0853-7607 STRATIGRAFI SEDIMEN PERAIRAN SELAT RUPAT BAGIAN TIMUR (Stratigraphy of sediment in eastern of Rupat Strait ) Oleh Visius Uracha Sisochi Wau 1 dan Rifardi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SEDIMEN DASAR PERAIRAN KAMPUNG BUGIS KELURAHAN KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG

KARAKTERISTIK SEDIMEN DASAR PERAIRAN KAMPUNG BUGIS KELURAHAN KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG KARAKTERISTIK SEDIMEN DASAR PERAIRAN KAMPUNG BUGIS KELURAHAN KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG Atrisia Amanda Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP-UMRAH Risandi Dwirama Putra, ST, M.Eng. Dosen Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU. oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) Abstrak

ANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU. oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) Abstrak ANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) 1) Alumni Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru 2) Dosen Fakultas

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN NI PUTU DIANTARIANI DAN K.G. DHARMA PUTRA Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. ABSTRAK Telah diteliti

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK SEDIMEN DI MUARA SUNGAI INDRAGIRI

ANALISIS KARAKTERISTIK SEDIMEN DI MUARA SUNGAI INDRAGIRI ANALISIS KARAKTERISTIK SEDIMEN DI MUARA SUNGAI INDRAGIRI Dendy Ariandi 1 dan Mubarak 2 Rifardi 2 Abstract This research was conducted on August 2008 with purpose has to know the characteristics of sediment

Lebih terperinci

ANALISIS LAPISAN SEDIMEN BERDASARKAN KEDALAMAN TANAH DI PERAIRAN TANJUNG UNGGAT KOTA TANJUNGPINANG

ANALISIS LAPISAN SEDIMEN BERDASARKAN KEDALAMAN TANAH DI PERAIRAN TANJUNG UNGGAT KOTA TANJUNGPINANG ANALISIS LAPISAN SEDIMEN BERDASARKAN KEDALAMAN TANAH DI PERAIRAN TANJUNG UNGGAT KOTA TANJUNGPINANG Sediment Layer Analysis Based on Depth Soil in the waters of Tanjung Unggat Tanjungpinang. Riswandi Marzuki

Lebih terperinci

Terbentuknya Batuan Sedimen

Terbentuknya Batuan Sedimen Partikel Sedimen Terbentuknya Batuan Sedimen Proses terbentuknya batuan sedimen dari batuan yang telah ada sebelumnya. Material yang berasal dari proses pelapukan kimiawi dan mekanis, ditransportasikan

Lebih terperinci

Analisis Kandungan Minyak Pada Air dan Sedimen di Perairan Sekitar Bungus Teluk Kabung Kota Padang Sumatera Barat. Abstract

Analisis Kandungan Minyak Pada Air dan Sedimen di Perairan Sekitar Bungus Teluk Kabung Kota Padang Sumatera Barat. Abstract Analisis Kandungan Minyak Pada Air dan Sedimen di Perairan Sekitar Bungus Teluk Kabung Kota Padang Sumatera Barat By Fitri Ariani 1, Syahril Nedi 2, Yusni Ikhwan Siregar 2 1 Mahasiswi Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Proses pengambilan sampel dilakukan di Perairan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada tiga

Lebih terperinci

STUDI TRANSPOR SEDIMEN LITHOGENEUS DI PERAIRAN MUARA SUNGAI DUMAI PROVINSI RIAU. Oleh

STUDI TRANSPOR SEDIMEN LITHOGENEUS DI PERAIRAN MUARA SUNGAI DUMAI PROVINSI RIAU. Oleh STUDI TRANSPOR SEDIMEN LITHOGENEUS DI PERAIRAN MUARA SUNGAI DUMAI PROVINSI RIAU Oleh Asrori 1), Rifardi 2) dan Musrifin Ghalib 2) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Email:asrorinasution26@gmail.com

Lebih terperinci

SEDIMENT CHARATERISTICS IN TELUK KABUNG WATERS PADANG CITY WEST SUMATERA KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERAIRAN TELUK KABUNG KOTA PADANG SUMATERA BARAT

SEDIMENT CHARATERISTICS IN TELUK KABUNG WATERS PADANG CITY WEST SUMATERA KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERAIRAN TELUK KABUNG KOTA PADANG SUMATERA BARAT SEDIMENT CHARATERISTICS IN TELUK KABUNG WATERS PADANG CITY WEST SUMATERA KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERAIRAN TELUK KABUNG KOTA PADANG SUMATERA BARAT By: Reza Hayuda Putra 1), Rifardi 2), dan Elizal 2) Fisheries

Lebih terperinci

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992) L A M P I R A N Lampiran 1. Data Kualitas Perairan St. Lokasi Koordinat Kedalaman Temperatur Bujur Lintang (m) (0C) Salinitas 1 Muara Angke 106.7675-6.1035 3.1 27.6 2 2 Laut 106.744-6.0939 3.2 29.7 10

Lebih terperinci

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang beratnya lebih dari 5g, untuk setiap cm 3 -nya. Delapan puluh jenis dari 109 unsur kimia yang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN PERAIRAN DESA BUSUNG KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN RIAU

KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN PERAIRAN DESA BUSUNG KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN RIAU 1 KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN PERAIRAN DESA BUSUNG KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN RIAU Debie Fernandes Situmorang, Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim

Lebih terperinci

SEDIMENT CHARACTERISTIC AND DISTRIBUTION PATTERN OF WESTERN COAST OF RUPAT STRAIT. By:

SEDIMENT CHARACTERISTIC AND DISTRIBUTION PATTERN OF WESTERN COAST OF RUPAT STRAIT. By: SEDIMENT CHARACTERISTIC AND DISTRIBUTION PATTERN OF WESTERN COAST OF RUPAT STRAIT By: Afrizam 1), Rifardi 2), and Irvina Nurrachmi 2) Afrizam.tok@gmail.com Abstract This research was conducted in May 2014

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di perairan Pulau Bintan Timur, Kepulauan Riau dengan tiga titik stasiun pengamatan pada bulan Januari-Mei 2013. Pengolahan data dilakukan

Lebih terperinci

CHARACTERISTIC OF SEDIMENT AND SEDIMENT ACCUMULATED RATE IN COASTAL WATERS OF BUKIT BESTARI SUBDISTRICT TANJUNGPINANG CITY RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE

CHARACTERISTIC OF SEDIMENT AND SEDIMENT ACCUMULATED RATE IN COASTAL WATERS OF BUKIT BESTARI SUBDISTRICT TANJUNGPINANG CITY RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE CHARACTERISTIC OF SEDIMENT AND SEDIMENT ACCUMULATED RATE IN COASTAL WATERS OF BUKIT BESTARI SUBDISTRICT TANJUNGPINANG CITY RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE Supriadi College Student of Marine Science, FIKP UMRAH,

Lebih terperinci

STUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK

STUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 608-613 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose STUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai provinsi baru sesuai Undang - Undang No. 27 tahun 2000 tanggal 4 Desember 2000. Wilayah provinsi ini meliputi Pulau Bangka,

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan program penelitian tentang logam berat di Teluk Jakarta yang dilakukan oleh bagian Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISASI LAPISAN SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU PENYENGAT KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU

STUDI KARAKTERISASI LAPISAN SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU PENYENGAT KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU STUDI KARAKTERISASI LAPISAN SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU PENYENGAT KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU Dedy Pamungkas Wibisono Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan FIKP-UMRAH Chandra Joei Koenawan, S.Pi,

Lebih terperinci

SEDIMENTASI DI PERAIRAN TEPI LAUT KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU

SEDIMENTASI DI PERAIRAN TEPI LAUT KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEDIMENTASI DI PERAIRAN TEPI LAUT KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU Sedimentation in Tepi Laut Coastal Waters at Tanjungpinang City, Riau ArchipelagoProvince A. Robby Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

STUDI DAN EVALUASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADNIUM (Cd) DI AIR DAN SEDIMEN PADA PERAIRAN SUNGAI KOTA TARAKAN

STUDI DAN EVALUASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADNIUM (Cd) DI AIR DAN SEDIMEN PADA PERAIRAN SUNGAI KOTA TARAKAN STUDI DAN EVALUASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADNIUM (Cd) DI AIR DAN SEDIMEN PADA PERAIRAN SUNGAI KOTA TARAKAN 1) Darmiah dan 2) Ratno Achyani 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,

Lebih terperinci

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI ARYALAN GINTING 090302081 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Lebih terperinci

DISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA

DISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA DISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA SKRIPSI Oleh : I Putu Bagus Mahendra NIM. 1108105011 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2017), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2017), Hal ISSN : Identifikasi Jenis Material Sedimen Dasar Kelokan Sungai di Desa Sungai Duri Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang Suci Handayani a, M. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b aprogram Studi Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

Karakteristik Sedimen Permukaan Muara Sungai Kawal Kabupaten Bintan

Karakteristik Sedimen Permukaan Muara Sungai Kawal Kabupaten Bintan Karakteristik Sedimen Permukaan Muara Sungai Kawal Kabupaten Bintan Agusta Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, agusta310889@gmail.com Chandra Joe Koenawan Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, joei ck@yahoo.com

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SEDIMEN DASAR PERAIRAN PESISIR TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG

KARAKTERISASI SEDIMEN DASAR PERAIRAN PESISIR TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG KARAKTERISASI SEDIMEN DASAR PERAIRAN PESISIR TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG Andhika Sakti Anggari Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH... email Muzahar Dosen Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KONSENTRASI LOGAM KROM (Cr) DAN NIKEL (Ni) DI PERAIRAN PANTAI BARAT KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Oleh:

ANALISIS KONSENTRASI LOGAM KROM (Cr) DAN NIKEL (Ni) DI PERAIRAN PANTAI BARAT KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Oleh: ANALISIS KONSENTRASI LOGAM KROM (Cr) DAN NIKEL (Ni) DI PERAIRAN PANTAI BARAT KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Oleh: Brilliant Esye Lousiana 1), Bintal Amin 2), Syahril Nedi 2) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN, AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN, AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ANALSS ON LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDMEN, AKAR, KULT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM Fitriani, Syarifudding Liong dan Maming Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di:

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di: Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 73-79 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr Studi Kandungan Logam Berat Tembaga (Cu) pada Air, Sedimen, dan Kerang Darah

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

Keywords: Vertical Distribution, Sediment, Bengkalis Strait, characteristics 1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau 2)

Keywords: Vertical Distribution, Sediment, Bengkalis Strait, characteristics 1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau 2) Vertical Distribution of Sediment in the Waters of Bengkalis Strait Bengkalis Regency, Riau Province By Dedek Susanto 1) Rifardi 2) Elizal 2) Email: Dedeksusanto60@yahoo.co.id ABSTRACT This research was

Lebih terperinci

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 2017. p-issn.1412-2960.; e-2579-521x

Lebih terperinci

KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA SIPUT MERAH (Cerithidea sp) DI PERAIRAN LAUT DUMAI PROVINSI RIAU

KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA SIPUT MERAH (Cerithidea sp) DI PERAIRAN LAUT DUMAI PROVINSI RIAU KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA SIPUT MERAH (Cerithidea sp) DI PERAIRAN LAUT DUMAI PROVINSI RIAU Elya Febrita, Darmadi dan Thesa Trisnani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) DAN TIMBAL (Pb) PADA SEDIMEN DI PULAU PAYUNG KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) DAN TIMBAL (Pb) PADA SEDIMEN DI PULAU PAYUNG KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN MASPARI JOURNAL Januari 2017, 9(1):17-24 ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) DAN TIMBAL (Pb) PADA SEDIMEN DI PULAU PAYUNG KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN ANALYSIS CONTENT LEVELS OF COPPER

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 167-172 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung,

Lebih terperinci

Muhammad Ramli Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP-Universitas Maritim Raja Ali Haji

Muhammad Ramli Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP-Universitas Maritim Raja Ali Haji Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di Pelabuhan Internasional Ferry Dompak Tanjungpinang 1 Muhammad Ramli Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP-Universitas Maritim Raja Ali Haji

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari pengamatan terhadap penambangan bijih bauksit yang terdapat di Propinsi Kalimantan Barat, ditemukan bahwa endapan bauksit di daerah ini termasuk ke dalam jenis

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN LAJU ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN KELURAHAN TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KARAKTERISTIK DAN LAJU ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN KELURAHAN TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU KARAKTERISTIK DAN LAJU ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN KELURAHAN TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU Desarmilizar Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan FIKP-UMRAH Risandi

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 2. No. 4, Desember 2011: ISSN :

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 2. No. 4, Desember 2011: ISSN : Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 2. No. 4, Desember 2011: 97-105 ISSN : 2088-3137 Distribusi Logam Berat Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) dalam Air dan Sedimen di Perairan Pulau Bunguran, Kabupaten Natuna,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR DI PERAIRAN KELURAHAN TAREMPA BARAT KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR DI PERAIRAN KELURAHAN TAREMPA BARAT KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR DI PERAIRAN KELURAHAN TAREMPA BARAT KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS CHARACTERISTICS OF THE SEDIMENT IN THE VILLAGE DISTRICT OF WEST TAREMPA SIANTAN ANAMBAS

Lebih terperinci

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA J.Tek.Ling Vol. 7 No. 3 Hal. 266-270 Jakarta, Sept. 2006 ISSN 1441 318X BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA Titin Handayani Peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Estuari dan Debit Sungai. Tipe estuari biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Pada saat pasang, salinitas perairan akan didominasi oleh salinitas air laut karena

Lebih terperinci

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Volume 3, Nomor 12, Mei 2015 KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI Henu Sumekar 1, Iryanti E. Suprihatin

Lebih terperinci

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN :

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN : Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN : 1907-9931 KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN SOCAH DAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN Wahyu Andy Nugraha Dosen Jurusan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO Hendra Wahyu Prasojo, Istamar Syamsuri, Sueb Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang no. 5 Malang

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30

2. TINJAUAN PUSTAKA. Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Geografis Teluk Jakarta Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30 LS dan 106º43 00 BT-106º59 30 BT dan terletak di sebelah utara ibukota

Lebih terperinci

TOTAL LOGAM Pb DAN Cr DALAM TANAH PERTANIAN DAN AIR DANAU BERATAN SERTA BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH PERTANIAN DI DAERAH BEDUGU

TOTAL LOGAM Pb DAN Cr DALAM TANAH PERTANIAN DAN AIR DANAU BERATAN SERTA BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH PERTANIAN DI DAERAH BEDUGU TOTAL LOGAM Pb DAN Cr DALAM TANAH PERTANIAN DAN AIR DANAU BERATAN SERTA BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH PERTANIAN DI DAERAH BEDUGU I. G. Eka Saputra Jaya, I. M. Siaka, dan N. P. Diantariani Jurusan Kimia

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU 1 Wirdati Mardhatillah, 2 Riad Syech, 3 Walfred Tambunan Mahasiswa Program Studi S1 Fisika

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY Oleh Supiyati 1, Suwarsono 2, dan Mica Asteriqa 3 (1,2,3) Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI. Oleh:

STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI. Oleh: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh: HIRAS SUCIPTO TAMPUBOLON 090302074 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MANTANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MANTANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MANTANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU ANALYSIS CONCENTRATION OF HEAVY METAL Pb AND Cu IN SEAWATER AND SEDIMENT OF MANTANG

Lebih terperinci

PERUBAHAN WARNA SUBSTRAT PADA DAERAH HUTAN MANGROVE DESA PASSO. (Change of Substrate Colour at Mangrove Forest in Passo Village)

PERUBAHAN WARNA SUBSTRAT PADA DAERAH HUTAN MANGROVE DESA PASSO. (Change of Substrate Colour at Mangrove Forest in Passo Village) Jurnal TRITON Volume 10, Nomor 2, Oktober 2014, hal. 85 90 85 PERUBAHAN WARNA SUBSTRAT PADA DAERAH HUTAN MANGROVE DESA PASSO (Change of Substrate Colour at Mangrove Forest in Passo Village) L. Siahainenia,

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) DALAM UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) YANG DIPEROLEH DARI MUARA SUNGAI BANJIR KANAL BARAT DAN PERAIRAN PANTAI KOTA SEMARANG Aqnes Budiarti,

Lebih terperinci

KOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU

KOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU KOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU 1) oleh: Devy Yolanda Putri 1), Rifardi 2) Alumni Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru 2) Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi terutama bidang industri di Indonesia memiliki dampak yang beragam. Dampak positifnya adalah pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, di sisi

Lebih terperinci

KAJIAN KUALITAS LIMBAH CAIR KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL PT. ANEKA TAMBANG TBK, HALMAHERA TIMUR, MALUKU UTARA

KAJIAN KUALITAS LIMBAH CAIR KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL PT. ANEKA TAMBANG TBK, HALMAHERA TIMUR, MALUKU UTARA KAJIAN KUALITAS LIMBAH CAIR KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL PT. ANEKA TAMBANG TBK, HALMAHERA TIMUR, MALUKU UTARA Kery Rahmawati keryrahmawati@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract

Lebih terperinci

KONSENTRASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI SINGINGI DI DAERAH DESA KOTO BARU KECAMATAN SINGINGI HILIR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

KONSENTRASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI SINGINGI DI DAERAH DESA KOTO BARU KECAMATAN SINGINGI HILIR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI KONSENTRASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI SINGINGI DI DAERAH DESA KOTO BARU KECAMATAN SINGINGI HILIR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Sry Mulyani, Riad Syech, Walfred Tambunan Mahasiswa

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat Peminjaman 1. GPS Garmin Nuvi Menentukan letak Lab. Ekologi 205 posisi geogafis titik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia Merupakan negara kepulauan dan dua pertiga bagian wilayah indonesia berupa perairan. Namun demikian, Indonesia juga tidak lepas dari masalah yang

Lebih terperinci

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERIRAN DESA TANJUNG MOMONG KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERIRAN DESA TANJUNG MOMONG KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERIRAN DESA TANJUNG MOMONG KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS CHARACTERISTICS OF MARINE SEDIMENTS IN THE VILLAGE OF TANJUNG MOMONG SIANTAN ANAMBAS ISLAND SUBDISTRICT

Lebih terperinci

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling

Lebih terperinci

ANALISIS PENCEMARAN LOGAM TIMBAL, KADMIUM, DAN MERKURI DALAM CUMI-CUMI

ANALISIS PENCEMARAN LOGAM TIMBAL, KADMIUM, DAN MERKURI DALAM CUMI-CUMI BAHAN SKRIPSI ANALISIS PENCEMARAN LOGAM TIMBAL, KADMIUM, DAN MERKURI DALAM CUMI-CUMI ( Loligo sp. ) DI LAUT BELAWAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DIAJUKAN OLEH MARIADI CHAN. NIM: 030804033 FAKULTAS

Lebih terperinci

OPTIMASI METODE VOLTAMMETRI STRIPPING ADSORPTIF UNTUK ANALISIS LOGAM RUNUT Cd, Cu, PbDAN Zn SECARA SIMULTAN MENGGUNAKAN ALIZARIN SEBAGAI PENGOMPLEKS

OPTIMASI METODE VOLTAMMETRI STRIPPING ADSORPTIF UNTUK ANALISIS LOGAM RUNUT Cd, Cu, PbDAN Zn SECARA SIMULTAN MENGGUNAKAN ALIZARIN SEBAGAI PENGOMPLEKS OPTIMASI METODE VOLTAMMETRI STRIPPING ADSORPTIF UNTUK ANALISIS LOGAM RUNUT Cd, Cu, PbDAN Zn SECARA SIMULTAN MENGGUNAKAN ALIZARIN SEBAGAI PENGOMPLEKS TESIS Oleh : HILFI PARDI 1520412008 PASCA SARJANA JURUSAN

Lebih terperinci

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan lokal maupun Internasional.

Lebih terperinci

DISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Cd DALAM AIR, SEDIMEN DAN IKAN MERAH (Lutjanus erythropterus) DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN PAREPARE

DISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Cd DALAM AIR, SEDIMEN DAN IKAN MERAH (Lutjanus erythropterus) DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN PAREPARE DISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Cd DALAM AIR, SEDIMEN DAN IKAN MERAH (Lutjanus erythropterus) DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN PAREPARE Ayu Andriana L, L Musa Ramang dan Nursiah La Nafie Jurusan Kimia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode expost facto. Ini berarti analisis dilakukan berdasarkan fakta dan data yang sudah terjadi. Dengan demikian penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 7. Tongkat berskala Mengukur kedalaman cm 8. Van Dorn Water Mengambil sampel air -

METODE PENELITIAN. 7. Tongkat berskala Mengukur kedalaman cm 8. Van Dorn Water Mengambil sampel air - METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan Bulan September Oktober 2005, yang dibagi dalam 2 tahap yaitu : tahap pengambilan sampel di lapangan dan analisis sampel di laboratorium.

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN MASPARI JOURNAL Januari 2017, 9(1):69-76 ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN ANALYSIS OF HEAVY METAL CADMIUM (Cd) AND MERCURY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini bersifat eksperimental. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif melalui RAL (Rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium. Penelitian ini didukung oleh penelitian deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

SEBARAN MENEGAK KONSENTRASI Pb, Cu, Zn, Cd, DAN Ni DI SEDIMEN PULAU PARI BAGIAN UTARA KEPULAUAN SERIBU. Oleh : ACHMAD AULIA RACHMAN C

SEBARAN MENEGAK KONSENTRASI Pb, Cu, Zn, Cd, DAN Ni DI SEDIMEN PULAU PARI BAGIAN UTARA KEPULAUAN SERIBU. Oleh : ACHMAD AULIA RACHMAN C SEBARAN MENEGAK KONSENTRASI Pb, Cu, Zn, Cd, DAN Ni DI SEDIMEN PULAU PARI BAGIAN UTARA KEPULAUAN SERIBU Oleh : ACHMAD AULIA RACHMAN C64102057 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Muara Kamal pada bulan Agustus Oktober 2011. Analisis preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Produktivitas

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT (Cu, Fe, Zn) KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN DENSITAS AIR SUNGAI GAUNG DI DESA SEMAMBU KUNING KECAMATAN GAUNG KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Dahlia Segeryanti *, Riad Syech, Usman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim Flotasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara

Lebih terperinci

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA Umroh 1, Aries Dwi Siswanto 2, Ary Giri Dwi Kartika 2 1 Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,Perikanan

Lebih terperinci

KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR

KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR (Heavy Metals Content in Seawater Sediment and Anadara granosa, in Mentok and

Lebih terperinci

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipakai adalah laboratorium BKT FTSP UII, laboratorium Teknik Lingkungan dan laboratorium terpadu Universitas Islam Indonesia. Adapun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (II) KADMIUM (II) DAN KROMIUM (VI) PADA KERANG BULU (Anadara Antiquata sp) DI PERAIRAN DUMAI

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (II) KADMIUM (II) DAN KROMIUM (VI) PADA KERANG BULU (Anadara Antiquata sp) DI PERAIRAN DUMAI ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (II) KADMIUM (II) DAN KROMIUM (VI) PADA KERANG BULU (Anadara Antiquata sp) DI PERAIRAN DUMAI Rina Hardianti 1, Sofia Anita 2, T. Abu Hanifah 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh

Lebih terperinci